t rl l.l , r"r : tl;ili'.1'i":! .-.-! .1 ..,.r1./ .. !1 ;r'': :ji,,!l! i BEYOND BLOOD PRESSURE CONTROL: RENOPRO"TECTIVE EFFECTS OF CALCIUM CHANNEL BLOCKERS Wiguno Prodiosudjadi Sub Bagian Ginial dan Hipsrtonsi, Bagian llmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Dr" Ciptomangunkusumo Jakarta Tekanan darah merupakan perkalian antara curah jantung (cardiac output) denqan resistensi petilet lpe pheral resistancel, sehingga apabila salah satu dari kedua {aktor tersebut mengalami peningkatan maka tekanan darah akan meningkat. Banyak Jaktor yang berpengaruh seperti kelebihan garam yang akan menyebabkan retensi sodium oleh ginjal sehingga menyebabkan peningkatan volume yang akhirnya meningkatkan curah jantung. Stres juga akan meningkatkan aktivitas saraf simpatetik sehingga menyebabkan penambahan kontraktilitas jantung dan meningkatkan curah iantung. Obesitas, faktor genelik, endothelium-de ved faclors dan aktivitas sistem renin-angiotensin merupakan laktor yang juga berpengaruh pada resistensi perifet. Endothelium-detived lactors seperti nitrik oksid (NOl dan endotelin (ET) dapat mempengaruhi struktur dan tonus pembuluh darah sehingga dapat mengganggu resistensi perifer. Semua faktor yang menyebabkan peningkdtan resistensi perifer akan menyebabkan peninggian tekanan darah.r Hipertensi, diabetes mellitus (DM), hiperlipidemi, dan merokok merupakan faktor risiko kardiovaskuler. Disamping itu faktor risiko kardiovaskuler tersebut juga merupakan taktor risiko terjadinya disfungsi endotel. Dis{ungsi endotel menyebabkan terjadinya perlekatan komponen sel darah yang mengalir dalam sirkulasi dengan permukaan dinding pembuluh darah oleh karena endotelium kehilangan salah satu fungsinya yaitu anti-agregasi. Fungsi endotel ini yang memungkinkan sel darah mengalir dalam keadaan bebas tidak terikat satLr sama lain dan,uga tidak menempel pada permukaan pembuluh darah. Disfungsi endotel pulalah yang mendasari kelainan vaskuler seperti aterosklerosis.'?Disfungsi endotel kapitel glomerulus akan menyebabkan dilepaskannya berbagai mediator inflamasi seperti sitokin proinflamasi, kemokin seperti monocyte chemoattractant protein / {MCP 1)dan molekul adesi. Dengan bertambahnya ekspresi molekul adesi baik pada sel in{lamasi dan sel endotel akan menyebabkan terjadinya perlekatan sel inflamasi pada dinding kapiler yang akhirnya rerjadi migrasi sel inflamasi dari intravaskular ke jaringan. Proses ini yang mendasari terjadi glomerulosklerosis pada berbagai penyakit ginjal. HLrbLrngan antara ginjal dan hipertensi sangat erat. Hipertensi sistemik dapat menyebabkan peningkatan aliran dan tekanan kapiler glomerulus sehingga akan menyebabkan kerusakan sel glomerulus yang berakibat teriadinya sklerosis. 73 Glomerulos k lerosis akan menyebabkan ginjai kehilangan lungsinya yanq dapat mengakibatkan gangguan koagulasi dan meningkatnya lipid darah yang juga akan menyebabkan kerusakan sel glumerulus sehingga terjadi glomerulosklerosjs. Penyakit ginjal dengan gangguan fungsi ginjal dapat pula menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah dan hampir pada semua penyakir ginjal yang kronik disertai hipertensi.3 Perubahan yang terjadi pada glomerulus ginjal dapat dilihat pada mikrosirkulasi glomerulus. Peninggian tekanan darah pada hipertensi esensial akan menyebabkan.mekanisme kompensasi dengan terjadinya peningkatan resistensi arterial aferen untuk mencegah elek buruk tekanan arteri periler terhadap ginjal. Akibatnya aliran darah ke ginjal mengalami penurunan sehingga akan merangsang aktifitas sistem renin 6ngiotensin dan menyebabkan peningkatan angiotensin ll. Angiotensin Il akan menyebabkan vasokonstriksi arterial eferen. Mekanisme ini sebenarnya bertujuan untuk mempertahankan laju filtrasi glomeruler. Akan tetapi apabila mekanisme kompensasi terlewati maka tekanan darah perifer akan diteruskan ke glomerulus dan vasokonstriksi arterial eferen sendiri akan menyebabkan peningkatan tekanan intraglomerulus yang akhirnya akan timbul kerusakan sel glomerulus [3j. Oleh karena itu pengobatan hipertensi ditujukan bukan sekedar untuk menurunkan tekanan darah, tetapi diharapkan dapat memprateksi kerusakan organ target seperti jantung. otak dan ginjal. Obat antihipertensi golangan aceinhibitors telah lama diketahui mempunyai etek prateksi pada ginjal. pada makalah ini akan dibahas apakah golangan antagonis kalsiLlm juga mempunyai kenrarrrpuan prateksi ginjal. Terdapat tiga kelompok antagonis kalsium yang dibedakan berdasarkan tempat ikatannya pada sub'unit alpha-1 dari L-type calcium channel. Ketiga kelompok tersebut adalah golongan phe nylalkylamine seperti verapamil dan mobelradil, golongan benzodiazepine yaitLt diltiazem, dan terakhir golongan dihydropyridjne yaitu nifedipin, {elodipin, nicardipin dan nisoldipin.4 Secara umum antagonis kalsium dibedakan atas dua golongan besar yaitu dihidropiridin dan non,dihidropiridin. Sebagai antihipertensi, golongan dihidropiridin (DHP) mempunyai efek ganda yaitu mencegah masuknya kalsium melalui L-type channel yang terdapat di otot polos pembuluh darah dan meningkatkan pelepasan NO dari endotel.5 Dengan dihambat masuknya kalsium kedalam otot polos pembuluh darah maka kontraksi olot dikurangi sehingga terjadi relaksasi pembuluh darah. Bagaimana mekanisme terbentuknya NO dari endotel akibat pengaruh DHP belum diketahui dengan pasti, akan tetapi dengan meningkatnya NO yang merupakan vasodilator maka terjadi relassasi pembuluh darah. Peran hipertensi terhadap pembentukan NO berbeda antara genetic hyperlension dan salt-related hyperlens;on. Pada genetic hypertension ternyata NO-synthase yaitu enzim yang mengkatalisasi Dembentukan NO meningkat, sehingga sebenarnya jumlah NO cukup, akan tetapi efek biologik NO ternyata menurun karena pengaruh oksigen radikal. Hal sebaliknya teriadi pada model salt related hypertension, NO yang diproduksi memang berlurang.6 Dengan menggunakan endotel yang berasal dari aorta kelinci ditun,ukkan bahwa ni{edipin merangsang pelepasan NO dan pemberian L'nitroargynin {L NNA) sualu inhibitor NOS maka pelepasan NO dapat ditekan. Pemberian L NNA bersamaan dengan L-argynin suatu prekursor NO akan meningkalkan sedikil pelepasan NO.5 Nitrik oksid mempunyai berbagai efek seperti vasodilatasi, antitrombotik dan antiproliferasi sehingga dapat berguna sebagai antiarteriosklerostik walaupun mekanismenya masih merupakan hipotesis. Antagonis kalsium golongan DHP juga mampLr menekan pengaruh endothelin terhadap vasokonstriksi. Penelilian dengan mengLrkur {orearm circulation ternyala verapamil ataLr nifedipin dapat menekan l4 5 pengaruh endotelirr 1 sehingga peningkatan resistensi periler tidak ieriadi Ffek renoproteksi dari antagollis kalsiurn ditelili juga pada pasien DM lipe 2 terutama pengaruhnya terhadaP ekskre5i alburnin dalaff urin dibandingkan dengan lisinopril dan atenolol. Pada lIl pasien D[,4 tipe 2 dengan nefropati diabetik maka antagonis kalsium golongan rron_dii:idfopridrin {NDHP) mampu menurunkan ekskresi alhrrmin / dalam urin lebih baik dibandingkan atenolol bahkan dibandingkan lisinopril Akan tetapi goiongan DHP ni{edipin gagal mengL!rangi ekskresi protein pada tikus denilan model nefrektomi 5/6 bagian ginjalnya i5/6 nepkrectatni2ed /als) Golongan enalapril dan efonidipin dapat menguran€ii ekskresi protein pada model rersebrrt t8l. Hal ini disebabkan llolongan ACE inhibitors bekerja dengan mendilatdsi tenrtarna arteriol eferen sehingga msnurunkan tekanan intlaglomsrular dan rnengLllangi prote;nuria. Sebaliknya golongan DIJP bekerja dengan mendilatasi arteriol aferen sehingga justru dapat meningkatkan terjadinya proteinuria Antagonis kalsiurn qolongan NDHP bekerja pada arteriol aleren dan eleren sehingga nlempunyai efek proteinuriaPada penelilian pasien DM tipe 2 denEan neiropati d;abetik antagonig k;ilsitrnr NDHP mempunyai eiek retinoproteksi dengan cara mempertahankan fungsi gitljal yang diukur clengan klirens kreatinin. Fenelitian selama 6 tahun menuniukkan bahwa antagonis kalsjufl NDHP mempunyai eJek yang kurang lebihesama clibanciingkan lisinopril dan jauh lebih baik dibanding denEan atenolol F{ek terlradap timbulnya glomerlrlosklerosis diteliti dengan membandingkan DHP dan NDHP Untuk mendat)atkan efek proteksi terhadap timbulnva glu me rulosk lerosis pada tikus dengan remnant kidney modei, diperlukan penurunan tekanan darah sampai 130 140 mmHg sistolik bagi golongan DHP dan ctrkup 160 mmHg untuk golongan NDllP.ro Hal ini menuniukkan bahwa untuk mendapatkan efek rcnoproleksi, antagonis kalsium harus mampu menurunkan tekanan darah seefektit mungkin. Apabila penggunaan antagonis kalsium mampu menurllnkan tekanan darah serendah munqkin maka penurunan preload Elomerular akan lebih besar dari peningkatarr preloacl akibat nlenurunnya resistensi arteriol aferen. Efek pada ginjal akibat hipertensi dihubungkan dengan peningkatarl angiotensin ll sebaqai akibat aktivasi srstem renin angiotensin. Angiotensin ll menyebabkan peningkatan tekanan intraglornerular. mempengaruhi kontraksi riesangial' proli' ferasi sel mesangial dan penambahan matriks ekstraseluler yang akhinlYa teriad' sklerosis glomcrulus. Selain itu angiotensin ll meningkatkan permeabilitas glomerLrlus sehingga menyebabkan timbulnya proteinuria.i' Antagonis kalsirrm ternyata berpengaruh pada sislem renin-angiotensin Ternyata penggunaan antagonis kalsium akan meningkatkan renin, sebagian meningkatkan dan seballian ticlak berpengarLlh pada anOiotensin 11, tidak mernpunyai efek pada ensirn konvcrsi angiotensin, clapat nlengurangi aldosteron, proliferasi sel, dan vasokonstriksi' Kelebihan lain dari antagonis kalsium ternyata tidak memberikan efek buruk apabila cligunakan pada hipertensi renovaskLllar. Perrberian anlagonis kalsium justru memperbaiki aliran darah ginjal clibandingkan penggunaan ACE inhibilors icrrrtama r'z pada pasien hipcrtensi renovaskular dengan stenosis biiateral Dari Lrraian tersebul dapat disimpillkan bahwa mekanisme renoproteksi antagonis kalsium mellputi taktor hemodinamik dan non hemodinanlik Pengguna an a;tagonis kalsium akan menyebabkan berkurangnya ekskresi protein melalrri efek hemodinamik dengan lurunnya tekanan darah Penggunaan antagonis kalsitrm yang tidak menghasilkan penurunan tekanan darah mencapai target justnr akan berpen!:tarLrh burLlk pacla ginjal. Pengrrangan hipertrofi ginial, lalrr lintas rnal(rornolel(ul pada.g lomert rlus, penurunan efek mitogenik dan pembentukarr fr{re 75 radicals merupakan faktor yang berperan pada mekanisme renoproteksi antaqonis kalsium Kepustakaan 1. 2. 3. 4. Kaplan NM. Prim.ry Hypo.rension. tn: Kapian NM, ediror. Ctinicat hypertension, /th ed. Balt jmore: Willia'ns & Wllkins; 1 997;p.41,98. Hailer H. Risk factors for cardiovascutar disease and endothetiom, tn: Born GVR, Schwartz CJ, editors. Vascular Endorhetium" physiotogy and Therapeutic Oppo(unities, Sturtga.t, cermany: FK Schattauer Verlaqsgeselschaft mb H; lgg t; p.213-286. Weir MRAnt{hypertensive Therapy; progression of Renat tnjury, tn: Braunwald E, editor Aflas of He,art Diseases. SpeciatEdition, Singapore: lmago production (FElpte. Ltd.; 1997. ptO.1_ 10.18. Wenzel RR, Luscher TF Endothetin Beceptor Antagonists as New Toots To tnhibit Endorhetrn induced Vasoconstrion in Humans: Comparison with Catcium Channet Btockers. tn: LuscherTF, edilor. Berlin lleidelberlj New york: Springer Vertag, t 99S; p.129 147. Klaus W. Berkets R, Dhein S, et at. Endothelium ,dependent actions of dihydropyridine catcium antagonists_ lnj Sorn GVR Schwaftz CJ, editors, Vascutar Endothetium, physiotogy, pathotogy and Therapeutic Opportunities. 1997: p261 271 6 1. Stuttga(, Germany: FK Schatrauer Verlagsgese;chaft mbH; Wenzel B R, No'l 1 G. Lusc her TF EncJot hetiat Reg utation of Vasc ula r Tone and Growth; Rote of Calcium Antagonists. ln: Epstein M. €ditoL 2nd ed. phitadetphia: Hantey Betfus; t 99B; p' b / 59 Ma\nldkrs l. BdkIs Gl Cdl.rurl Aatdqonrsrs Are l hey Alt Credtcd Fqrjat rn eqard ro stowrng Pro-gression o{ Diabelic Nephropathy? tn: Epstein t\r, editor 2nd ed. phibdetphia-: Hantey tsefius; '1998; p.2J3 29O a. Hayashi K, Saruta T, Epstern M. Benat Haemodynamic Effects of Calcium Channet Antagonist. ln: rpslF n M p'lrro'. z d pd. phitddFtphia: Ha,rJey Bc us; t 998j p.391 4 t2 9_ Bakris GL, Copley JB, Vicknair N, et at. Catcium channet btockers versus other antihypenensrve therapies on prosression of NtDDMassosiated nephropathy. Kidney tn 1996;S:16;1 1650 to. Picken M, criffin K, Bakris cL, Bidani A. Comparative effects of four different catcium antagonists on progression of renatdisease in a remnant kidney modellabstractl. JASN 1996; 1:1586 't1. Egido J. Vasoactive hormones and renat scterosis. Kidney lnr 1996;49:578 S96 lunon J, rarin N. Egido J. Effects of Catcium Antagonists on Vasoactive Hormones. tn: Epstein M, editor. 2nd ed. PhiJadelphiai Hanley Belfusj 1998;p.413 432. 12. Tunon J, Tarin N. Egido J. Elfects of Calcium Antagonists on Vasoactive Hormones. tn: Epsrein M, edilor. 2nd ed. Phrladelphia: Hantey Betfus; I998; p.413 432. J6