PENDAHULUAN Latar Belakang Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Daging adalah semua jaringan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging mempunyai nilai nutrisi yang tinggi kerena mengandung sejumlah asam amino yang lengkap dan seimbang. Nilai gizi daging, selain ditunjukkan oleh tingginya kandungan protein, juga ditunjukkan oleh kelengkapan asam amino dengan perbandingan hampir sama dengan pola yang dibutuhkan untuk pertumbuhan manusia. Daging mempunyai nilai nutrisi yang tinggi, hal ini sangat memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan dan pembusukan, oleh karena itu salah satu cara agar daging terhindar dari kerusakan yaitu dengan cara pengolahan. Pengolahan daging memiliki banyak nilai tambah, antara lain: umur simpan bertambah, mudah didistribusikan, mudah dikonsumsi, rasa dan aromanya dapat disesuaikan. Salah satu bentuk dari pengolahan daging yaitu bakso. Bakso adalah produk daging olahan yang mempunyai akseptabilitas yang tinggi (Soeparno, 2005). Bakso merupakan produk emulsi yang memerlukan bahan tambahan dalam proses pembuatannya. 1 Secara umum bakso terdiri dari bahan-bahan penyusun yaitu daging, bahan pengisi (filler), bumbu-bumbu serta beberapa bahan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pengikat. Penambahan bahan pengikat pada proses pembuatan produk daging olahan seperti bakso yang berbahan dasar daging sapi diharapkan mampu memperbaiki kualitas produk jika dibandingkan dengan produk tanpa penambahan bahan pengikat. Karaginan merupakan contoh bahan pengikat nabati yang berasal dari rumput laut. Karaginan digunakan sebagai bahan pengikat karena bahan tersebut mempunyai sifat membentuk gel jika dipanaskan, sehingga dapat mengompakkan daging serta menstabilkan emulsi. Kedua sifat tersebut diharapkan berguna dalam produksi daging olahan seperti bakso, sehingga mampu menghasilkan produk bakso sapi dengan komposisi kimia dan kualitas sensoris yang lebih baik dan dapat diterima oleh konsumen. Menurut Keeton (2001), karaginan dapat menyerap air sehingga menghasilkan tekstur yang kompak. Karaginan juga meningkatkan rendemen, meningkatkan daya serap air, menambah kesan juiceness, dan meningkatkan kemampuan potong produk. Produk daging olahan berupa bakso dengan penambahan karaginan sebagai bahan pengikat diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk dilihat dari segi komposisi kimia dan sifat sensoris dari produk yang dihasilkan. 2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia dan sifat sensoris bakso sapi dengan penambahan karaginan. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dengan adanya penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi kepada masyarakat karaginan untuk meningkatkan kualitas bakso sapi. 3 tentang pemanfaatan