Usulan Penelitian

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan populasi dari tahun ke tahun semakin bertambah,
Seiring pertambahan tersebut aktivitas manusia di bumi pun ikut meningkat.
Aktivitas-aktivitas ini membutuhkan ruang tidak sedikit, yang mengakibatkan
banyak pengalihfungsian lahan dari ruang terbuka hijau menjadi lahan terbangun,
sehingga proporsi ruang terbuka hijau semakin berkurang. Padahal proporsi
pembagian ruang di Indonesia sudah diatur oleh undang-undang. Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, pada pasal 29
menyatakan bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) terdiri dari ruang terbuka publik
dan ruang terbuka privat dengan proporsi RTH pada wilayah kota minimal 30%
(tiga puluh persen) dari luas wilayah kota, yang terdiri dari 20% RTH publik dan
10% RTH privat dan sisanya merupakan ruang terbangun.
RTH memiliki fungsi ekologis dan estetis. Fungsi ekologis RTH yaitu
menciptakan iklim mikro yang nyaman, menyerap air hujan, dan memelihara
ekosistem. RTH memiliki elemen utama berupa tanaman. Tanaman memiliki
kemampuan untuk melakukan evapotranspirasi yang menyebabkan penurunan
suhu. Semakin banyak jumlah dan jenis tanaman yang terdapat di suatu RTH,
maka
semakin
meningkatkan
kemampuan
RTH
dalam
menanggulangi
permasalahan lingkungan yang terkait dengan unsur-unsur iklim mikro seperti
suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, radiasi, dan angin. RTH pada
perkotaan
perlu
dipertahankan
keberadaannya
agar
dapat
memberikan
kenyamanan bagi manusia. Fungsi estetis RTH antara lain dapat menghasilkan
keindahan dan melembutkan arsitektur bangunan (Mamiri, 2008).
Menurut Purnomohadi (2002) RTH yang ditumbuhi tanaman dapat
berfungsi memberikan kesejukan dan kenyamanan. Fungsi dari tanaman
bergantung pada karakteristik tanaman tersebut, misal pohon dengan tajuk
berbeda
maka menghasilkan suhu udara, kelembaban udara, menyerap sinar
matahari yang berbeda pula. Struktur tanaman sangat menentukan kondisi iklim
mikro sekitarnya. Salah satu bentuk RTH di wilayah perkotaan adalah kebun raya.
2
Kebun raya merupakan tempat yang memiliki berbagai macam varietas tumbuhan
yang ditanam untuk tujuan kegiatan penelitian, pendidikan, dan tujuan ornamental
(Mamiri, 2008). Kebun Raya Cibodas yang merupakan salah satu kebun raya yang
berada di Indonesia, bagian dari RTH kota Cianjur yang terletak di Kompleks
Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Cianjur.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh RTH terhadap iklim
mikro pada Kebun Raya Cibodas, selain itu, penelitian ini merupakan bagian riset
mengenai iklim mikro pada beberapa RTH dengan ketinggian di atas permukaan
laut yang berbeda.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Apakah terdapat perbedaan suhu udara pada struktur RTH yang berbeda;
2) Apakah terdapat perbedaan kelembaban udara pada struktur RTH yang
berbeda;
3) Apakah terdapat perbedaan kecepatan angin pada struktur RTH yang
berbeda;
1.3
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
1) Melakukan pengukuran iklim mikro pada struktur RTH yang berbeda di
Kebun Raya Cibodas.
2) Mengetahui pengaruh struktur RTH terhadap iklim mikro.
1.4
Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut di atas, terdapat pengaruh nyata setiap struktur
RTH (pohon, semak, dan rumput) terhadap suhu udara, kelembaban udara, dan
kecepatan angin, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut.
1) Suhu udara struktur pohon < struktur semak < struktur rumput.
2) Kelembaban udara struktur pohon > struktur semak > struktur rumput.
3) Kecepatan angin struktur pohon < struktur semak < struktur rumput.
3
1.5
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk kita mengenai
pentingnya menentukan struktur RTH yang sesuai untuk memperbaiki kualitas
iklim mikro dengan memperbaiki kualitas RTHnya. Selain itu, memberikan
rekomendasi untuk pengelola Kebun Raya Cibodas.
1.6
Kerangka Pikir
Iklim di suatu kota dipengaruhi oleh suhu udara, angin, kelembaban udara,
curah hujan, dan radiasi matahari. Ruang Terbuka Hijau kota merupakan elemen
kota yang dapat mengameliorasi iklim dan memberikan kenyamanan. Secara
kuantitatif, hubungan antara struktur RTH yang berbeda terhadap iklim mikro
belum banyak diketahui sehingga diperlukan pengukuran iklim mikro pada
berbagai struktur RTH. Data hasil pengukuran iklim mikro selanjutnya dianalisis
untuk diketahui tingkat kenyamanannya serta hubungannya dengan berbagai
struktur RTH (Gambar 1).
4
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kebun Raya Cibodas
Memperbaiki
Iklim Mikro
Memiliki Berbagai
Struktur
Pengukuran Iklim Mikro : Suhu Udara, Kelembaban Udara, dan Kecepatan Angin
Pada Pohon, Semak, dan Lawn/Rumput Menggunakan Alat Ukur Digital
(Mini Microclimate Station HeavyWeather)
Data Iklim Mikro
Analisis
Diketahui Pengaruh Struktur RTH berbeda
Rekomendasi
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
Download