BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diawali dengan

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diawali dengan penjelasan teori-teori dasar/umum dan teoriteori khusus yang digunakan dalam penyusunan laporan skripsi ini. Teori-teori
dasar/umum tersebut diantaranya mengenai definisi jaringan komputer, pengertian
sistem, topologi jaringan, dan arsitektur jaringan, seperti model refernsi OSI (Open
System Interconnection) dan model refrensi TCP/IP (Transmission Control Protocol/
Internet Protocol).
Pada subbab teori khusus akan dijelaskan tentang pengertian network
monitoring, protokol yang digunakan untuk memonitoring, yaitu SNMP (Simple
Network Management Protocol), teknologi CDMA (Code Division Multiple Access)
2000
1X
yang
merupakan
teknologi
yang
sedang
berjalan
pada
PT.
TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk DIVISI TELKOM FLEXI, beserta
kelebihan dan elemen-elemennya termasuk di dalamnya pengertian BTS (Base
Transciever Station) dan juga BTS-IP yang merupakan pembahasan utama dalam
penulisan skripsi ini. Juga pada bagian ini kami membahas secara singkat mengenai
system E1 yang pada awalnya oleh Telkom Flexi dan sekarang sudah menjadi
system Metro Ethernet.
Bab ini ditutup dengan penjelasan tentang pengertian NMS (Network
Monitoring System), aplikasi NMS yang digunakan, yaitu Cacti, beserta cara kerja
aplikasi tersebut.
7 8 2.1
Teori-teori Dasar/Umum
Pada bagian ini dijelaskan tentang teori-teori dasar jaringan komputer, sistem,
dan juga model-model referensi seperti OSI dan TCP/IP.
2.1.1 Definisi Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara 2
komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau
tanpa kabel (wireless). (Melwin Syafrizal, Pengantar Jaringan
Komputer, 2005, p2)
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang
saling dihubungkan satu dengan lainnya menggunakan protokol
komunikasi melalui media transmisi, sehingga dapat saling berbagi
menggunakan sumber daya yang ada dan berkomunikasi. (Elex Media
Komputindo, SPP Menginstalasi Perangkat Jaringan Komputer, 2006,
p1)
Jadi dapat kami simpulkan bahwa, Jaringan komputer adalah
sebuah sistem yang terdiri atas komputer, software dan perangkat
jaringan lainnya yang bekerja secara bersamaan untuk mencapai suatu
tujuan yang sama.
2.1.2 Pengertian Sistem
Di dalam setiap kegiatan selalu terdapat unsur-unsur yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur tersebut
disusun secara teratur dan membentuk suatu sistem yang saling
terintegrasi dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara
umum sistem memiliki pengertian yang tidak berbeda, sistem pada
dasarnya adalah sekelompok unsur yang mempunyai hubungan yang erat
9 satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu. (Mulyadi 1993, p2)
2.1.3 Topologi Jaringan
Arsitektur topologi merupakan bentuk koneksi fisik untuk
menghubungkan setiap node pada sebuah jaringan. Pada sistem LAN
(Local Area Network) terdapat tiga topologi utama yang paling sering
digunakan, yaitu: bus, star, dan ring. Topologi jaringan ini kemudian
berkembang menjadi topologi tree dan mesh yang merupakan kombinasi
dari star, ring, dan bus. Berikut topologi-topologi yang dimaksud:
1. Topologi Bus
Topologi bus ini sering juga disebut sebagai topologi backbone,
dimana ada sebuah kabel coaxial yang dibentang kemudian beberapa
komputer dihubungkan pada kabel tersebut. Untuk mencegah sinyal
terus menerus aktif diperlukan adanya terminator, di mana ujung dari
kabel yang menghubungkan komputer-komputer tersebut harus diterminate untuk menghentikan sinyal dari bouncing (berbalik) dan
meredam sinyal bebas sehingga komputer lain bisa mengirim data.
Topologi ini menggunakan akses broadcast untuk mentransmisikan
sinyal.
Gambar 2.1 Topologi Bus
1 10
2.
2 Topologi Ring (Cinciin)
Topoologi ring biiasa juga disebut sebagai topologi cincin karenna
bentuknyya seperti ciincing yang melingkar. Semua kom
mputer dalaam
jaringan akan di huubungkan seperti
s
sebuuah cincin. Topologi iini
menggunnakan akses token passsing untuk mentransmiisikan sinyaal.
Misalnyaa komputer A ingin mengirim data kke komputer C, maka daata
tersebuat akan melew
wati kompuuter B, kemuudian kompputer B mem
mpassing data
d
tersebutt ke komputeer C. Dalam
m hal ini kom
mputer B jugga
berfungsii sebagai pennguat sinyal (repeater) .
C
B A
D E Gambar 2.22 Topologi R
Ring
3.
3 Topologi Star (Bintanng)
Disebbut topologii star karena bentuknyaa seperti binntang, sebuaah
alat yangg disebut conncentrator bisa
b
berupa hub atau sw
witch menjaadi
pusat, diimana semuua komputeer dalam jaaringan dihubungkan ke
k
concentraator ini. Toppologi ini menggunaka
m
an akses brooadcast untuuk
mentransm
misikan sinyyal.
11 Gambar 2.3 Topologi Star
4. Topologi Tree (Pohon)
Topologi pohon adalah pengembangan atau generalisasi
topologi bus. Media transmisi merupakan satu kabel yang bercabang
namun loop tidak tertutup. Topologi pohon dimulai dari suatu titik
yang disebut “headend”. Dari headend beberapa kabel ditarik menjadi
cabang, dan pada setiap cabang terhubung beberapa terminal dalam
bentuk bus, atau dicabang lagi hingga menjadi rumit. Topologi ini
menggunakan akses broadcast untuk mentransmisikan sinyal.
Gambar 2.4 Topologi Tree
12 5. Topologi Mesh
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat
dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat
lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh
setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat
yang dituju. Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar
perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu
sebanyak n(n-1)/2. Topologi ini menggunakan akses broadcast untuk
mentransmisikan sinyal.
Gambar 2.5 Topologi Mesh
2.1.4 Model Referensi OSI (Open Systems Interconnection)
Di bawah ini akan dibahas setiap layer pada model OSI secara
berurutan, dimulai dari layer terbawah.
1. Physical Layer
Physical layer berfungsi dalam proses data menjadi bit dan
mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi
fisik antar sistem.
2. Data Link Layer
Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame
yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui
13 media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi
layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.
3. Network Layer
Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan
rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik
di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.
4. Transport Layer
Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session
layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila
perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua
potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain
itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien dan bertujuan
dapat melindungi layer-layer bagian atas dari perubahan teknologi
hardware yang tidak dapat dihindari.
Transport layer juga menentukan jenis layanan untuk session
layer, dan pada gilirannya jenis layanan bagi para pengguna jaringan.
Jenis transport layer yang paling popular adalah saluran error-free
point to point yang meneruskan pesan atau byte sesuai dengan urutan
pengirimannya. Akan tetapi terdapat pula jenis layanan transport
lainnya. Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi yang tidak
menjamin urutan pengiriman, dan mem-broadcast pesan-pesan ke
sejumlah tujuan.
5. Session Layer
Sebuah layanan session layer adalah untuk menjaga, memelihara
dan mengatur dialog. Session dapat memungkinkan lalu-lintas
14 bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah
saja. Jika pada satu saat lalu-lintas hanya satu arah saja, session layer
membantu untuk menentukan giliran yang berhak menggunakan
saluran pada suatu saat.
6. Presentation Layer
Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat
untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk
dokumen, .gif dan, JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode
konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.
7. Application Layer
Fungsi application layer adalah pemindahan file. Sistem file
yang satu dengan yang lainnya memiliki konvensi penamaan yang
berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang berbeda, dan
sebagainya. Perpindahan file dari sebuah system ke system lainnya
yang berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya
ketidak-kompatibelan ini. Tugas tersebut juga merupakan pekerjaan
application layer.
2.1.5 Model Referensi TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol)
Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar
jaringan (network), dimana biasa disebut internetwork, atau intenet, yang
menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk
fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan hosts pada
15 jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara geografis pada
area yang luas.
Model jaringan TCP/IP mirip model referensi OSI dan merupakan
protocol utama yang digunakan jaringan saat ini. Model jaringan TCP /
IP berisi empat lapisan, tidak seperti model OSI, yang berisi tujuh
lapisan.
1. Network Access Layer
Layer ini memetakan data link dan physical layer pada model
OSI. Layer ini mendefiniskan fungsi spesifik TCP-IP yang berhubungan dengan persiapan data untuk ditransmisikan melalui media
fisik, termasuk pengalamatan. Layer ini juga menetapkan media apa
yang dapat digunakan untuk transmisi data.
2. Internet Layer
Internet layer pada model TCP/IP mendefinisikan pengalamatan
dan seleksi jalur. Ini adalah fungsi yang sama dengan network layer
pada model OSI. Internet layer menentukan format paket yang resmi
dan protocol resmi yang disebut IP (Internet Protocol). Tugas internet
layer adalah untuk mengirimkan paket-paket IP yang berisi informasi
tujuan paket tersebut. Jelas routing paket merupakan masalah yang
terpenting di sini, misalnya perlu menghindarkan terjadinya
kemacetan.
3. Transport Layer
Transport layer memberikan fungsi pengiriman data secara endto-end ke sisi remote. Aplikasi yang beragam dapat melakukan
komunikasi secara serentak (simulaneously). Protokol pada layer
16 transport yang paling sering digunakan adalah Transmission Control
Protocol (TCP), dimana memberikan fungsi pengiriman data secara
connection-oriented, pencegahan duplikasi data, congestion control
dan flow control. Protokol lainnya adalah User Datagram Protocol
(UDP), dimana memberikan fungsi pengiriman connectionless, jalur
yang tidak reliabel. UDP banyak digunakan pada aplikasi yang
membutuhkan kecepatan tinggi dan dapat mentoleransi terhadap
kerusakan data.
4. Application Layer
Application layer digunakan pada program untuk berkomunikasi
menggunakan TCP/IP. Contoh aplikasi antara lain Telnet dan File
Transfer Protocol (FTP). Interface yang digunakan untuk saling
berkomunikasi adalah nomor port dan socket.
Gambar 2.6 Model referensi TCP/IP dan OSI
17 2.2
Teori-teori Khusus
2.2.1 Network Monitoring
Kegiatan memonitor jaringan dapat diartikan sebagai sebuah
operasi pasif pemantau dalam jaringan yang tidak melakukan perubahan
apapun terhadap seluruh paket data yang lewat (Subramanian 2000,
p322).
Terdapat 2 alasan utama untuk memonitor jaringan, yaitu untuk
meramalkan perubahan untuk perkembangan yang akan datang dan untuk
mendeteksi perubahan yang tidak berubah dalam suatu jaringan seperti
kegagalan router atau switch.
2.2.2 SNMP (Simple Network Management Protocol)
SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah standar
protokol Internet untuk mengelola perangkat pada jaringan IP. Perangkat
yang biasanya mendukung SNMP termasuk router, switch, Server,
workstation, printer, modem, dan lainnya. Ini umumnya digunakan dalam
sistem manajemen jaringan untuk memonitor dan mengatur jaringan
komputer secara sistematis dari jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol
saja.
Arsitektur SNMP secara eksplisit merupakan kumpulan dari stasiun
manajemen dan elemen-elemen jaringan komputer (host, gateway, router
dan
lainnya).
Stasiun
manajemen
menjalankan
aplikasi-aplikasi
manajemen yang memonitor dan mengontrol elemen-elemen dalam
jaringan komputer. SNMP digunakan untuk mentrasmisikan informasi
manajemen antara stasiun manajemen jaringan dengan agen-agen dalam
elemen-elemen jaringan.
18 Tujuan dari SNMP meminimalisir jumlah dan kompleksitas dari
fungsionalitas manajemen, setidaknya ada 4 hal yang didapat dari tujuan
ini:
a. Biaya pengembangan untuk perangkat lunak manajemen agen yang
diperlukan untuk mendukung protokol tersebut berkurang.
b. Terdapat peningkatan dari fungsi manajemen yang didukung secara
remote, sehingga penggunaan sumber daya internet dalam tugas
manajemen dapat diakui/digunakan.
c. Terdapat peningkatan dari fungsi manajemen yang didukung secara
remote, sehingga dapat melakukan pembatasan dan peningkatan fitur
pada tools manajemen.
d. Menyederhanakan kumpulan fungsi manajemen sehingga mudah
dimengerti dan digunakan oleh
pengembang tools manajemen
jaringan komputer. (Case, et all, 1988)
Gambar 2.7 Lapisan pada protokol SNMP
2.2.2.1 Manager dan agent
Dalam SNMP, terdapat 2 jenis entitas: manager dan agent.
Manager adalah sebuah server yang menjalankan system software
yang dapat menangani pekerjaan manajemen sebuah jaringan.
Manager bertanggung-jawab untuk melakukan poll dan menerima
traps dari agent dalam sebuah jaringan.
19 Poll adalah sebuah kegiatan melakukan query ke agent
(router, switch, UNIX server, dll) untuk mendapatkan informasi.
Informasi ini kemudian digunakan untuk mendeteksi masalah yang
terjadi pada jaringan. Trap adalah cara agent untuk memberitahu
manager apabila ada sesuatu yang terjadi pada komponen jaringan.
Agent adalah sebuah software yang berjalan pada network
device yang dimanage. Software tersebut dapat terpisah atau
melekat pada sistem operasinya. Sebuah agent menyediakan
informasi pada manager dengan memantau bermacam-macam
aspek opersional dari device tersebut, seperti agent dalam sebuah
router dapat mengetahui status dari interface-interface-nya, mana
yang up dan mana yang down. Ketika agent mendeteksi adanya
masalah agent dapat mengirimkan trap pada manager.
2.2.2.2 Management Information Base (MIB)
MIB adalah sebuah pohon manajemen informasi terstruktur
yang berisikan internet management objects. Sebuah management
object menyimpan sebuah posisi dan ID dalam MIB. Management
object mempunyai object identifier (OID) yang berfungsi untuk
mengidentifikasi sebuah tipe object dan juga merupakan node
dalam MIB. Object identifier berisi deretan angka yang disebut
descriptor yang mengidentifikasikan posisi OID tersebut dalam tree
MIB.
20 2.2.3 E1 (E-Carrier)
E1 atau sirkuit E-1 adalah nama format transmisi digital dengan 30
kanal suara digital berkecepatan 2,048 megabit per detik. E1 merupakan
standar yang dipakai di Eropa dan Indonesia. Standar E1 ini ekivalen
dengan standar T1 yang dipakai di Amerika, dengan perbedaan T1
menggunakan 24 kanal suara digital dengan kecepatan 1,554 megabit per
detik.
E1 berfungsi sebagai saluran telepon khusus dan digunakan pada
awalnya untuk sambungan trunk antar sentral telepon, namun sekarang
mulai
banyak
disewakan
oleh
perusahaan
telekomunikasi untuk
jalur komunikasi data. (http://id.wikipedia.org/wiki/E1)
2.2.4 CDMA 2000 1X
Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknologi berbasis
spread spectrum yang mengijinkan banyak pemakai menempati kanal
radio yang sama pada waktu yang bersamaan. Dalam sistem CDMA tiap
pengguna menggunakan kode unik yang berbeda satu sama lain, dan
Cross Corelation antar kode sangat kecil. Setiap data yang akan
dipancarkan
terlebih
dahulu
akan
disebar
(spreading)
dengan
mengunakan kode spreading, sehingga memungkinkan adanya multiple
access. CDMA berfungsi untuk membagi kanal yang diakses secara
bersamaan oleh banyak user berdasarkan kode.
Pada CDMA 2000 1X bisa memiliki kapasitas suara dua kali lipat
pada jaringan CDMAOne dan mengalirkan kecepatan data maksimal 307
kbps untuk keadaan bergerak. Sedangkan CDMA 2000 1X EV sendiri
21 meliputi CDMA 2000 1X EV-DO (data only) yang bisa mengirimkan
data sampai 2.4 Mbps dan mendukung aplikasi seperti Video Confrence.
Jaringan sistem CDMA memiliki kelebihan yang sangat penting
dibandingkan dengan jaringan sistem yang lainnya.
1. Cakupan yang luas
Dalam sistem komunikasi bergerak perbandingan antara CDMA
dan GSM secara teori radius cakupan CDMA 2 kali lebih luas
dibandingkan dengan sistem GSM. Untuk mencakup area 1000 km2,
dibutuhkan hanya 50 BTS pada sistem CDMA, tetapi pada sistem
GSM dibutuhkan 200 BTS. Jumlah BTS yang lebih sedikit untuk area
cakupan yang sama berarti pengurangan investasi peralatan yang besar
bagi operator.
2. Kapasitas yang besar
Pada penggunaan spectrum yang sama kapasitas CDMA lebih
besar 4-5 kali dari GSM atau 10 kali dari teknologi yang masih
menggunakan jaringan analog.
3. Kualitas suara yang tinggi
Sistem CDMA menjamin kualitas suara yang tinggi. Noise chip
dapat secara dinamik mengatur kecepatan transmisi data dan memilih
sebuah level yang berbeda untuk transmisi berdasarkan pada batas
tingkatan yang sesuai.
4. Sistem yang aman bagi kesehatan
Dalam sistem CDMA menggunakan teknologi kontrol daya
yang berbeda, sehingga daya rata-rata menurun dan radiasi lebih
22 rendah dibandingkan dengan sistem GSM, dimana dipastikan sistem
tersebut dapat digunakan secara aman.
5. Perencanaan frekuensi yang sederhana dan ekspansi yang mudah
Pengguna dapat diidentifikasikan berdasarkan kode sequence
yang berbeda, oleh karena itu carrier CDMA yang berbeda dapat
digunakan pada cell yang berdekatan dan jaringan dapat dirancang
secara fleksibel dan di ekspansi secara mudah.
6. Performansi yang mengagumkan dan tahan terhadap interferensi
CDMA menggunakan 3 macam kode yang digunakan yaitu,
Walsh Code (WC), Short PN Code (SPC), Long PN Code (LPC).
Walsh
Code
merupakan
pengkodean
yang
digunakan
untuk
membedakan pengguna satu dengan pengguna lainnya dalam satu
BTS. Short PN Code digunakan untuk membedakan BTS satu dengan
BTS lainnya Long PN Code digunakan sebagai identitas handset
untuk masalah keamanan, sifatnya unik, sehingga nomor kode handset
di seluruh dunia tidak ada yg sama. CDMA 2000 1X merupakan
evolusi dari IS-95B yang dapat disebarkan dalam existing kanal
CDMA dan mencakup peningkatan meliputi :
• Kecepatan paket data 144 kbps
• Menaikan kapasitas suara 2 kali
• Menaikan standby time 2 kali
Elemen-elemen jaringan CDMA 2000 1X diantaranya :
a. BTS (Base Transceiver Station)
BTS merupakan bagian penting dalam cell site, yang
berfungsi mengalokasikan frekuensi dan daya serta kode walsh
23 yang akan digunakan oleh pengguna. BTS memiliki peralatan fisik
radio yang digunakan untuk mentransmisikan dan menerima sinyal
CDMA 2000 ke pengguna dan sebaliknya. Beberapa fungsi lainnya
yang dilakukan oleh BTS yaitu mengontrol frekuensi pembawa
pada sel, mengatur alokasi daya untuk traffic overhead dan soft
handoff pada arah forward dan mengenali kode-kode walsh.
Sebuah Base Transceiver Station (BTS) adalah sebuah
peralatan yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara pengguna
peralatan (User Equipment) dan jaringan. UE adalah perangkat
seperti ponsel (handset), komputer dengan koneksi internet
nirkabel, WiFi dan WiMAX gadget ,dll jaringan tersebut dapat
bahwa dari salah satu teknologi komunikasi nirkabel seperti GSM,
CDMA, WLL, WAN, WiFi, WiMAX dll. BTS juga disebut
sebagai stasiun radio base (Radio Base Station), node B (pada
jaringan 3G) atau, cukup, base station (BS).
Meskipun
istilah
BTS
dapat
berlaku
untuk
standar
komunikasi nirkabel apa saja, namun BTS umumnya terkait
dengan teknologi komunikasi bergerak seperti GSM dan CDMA.
Biasanya sebuah BTS akan memiliki beberapa transceivers (TRXs)
yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi dan sektor
sel yang berbeda (dalam kasus BTS yang dibagi dalam sektorsektor). Sebuah BTS dikontrol dengan Parent Base Station melalui
fungsi dasar stasiun kontrol (Base Control Function). BCF
menyediakan sambungan operasi dan pemeliharaan (Operations
and Maintenance) ke sistem manajemen jaringan (Network
24 Management System), dan mengelola kondisi operasi dari setiap
transceiver, serta penanganan koleksi software dan alarm. Struktur
dasar dan fungsi BTS tetap sama terlepas dari teknologi nirkabel.
Arsitektur umum sebuah BTS pada umumnya memiliki
bagian-bagian sebagai berikut:
1. Transceiver (TRX) Cukup luas disebut sebagai Driver Receiver
(DRX). Pada dasarnya untuk transmisi dan penerimaan sinyal.
Juga melakukan pengiriman dan penerimaan sinyal ke / dari
entitas jaringan yang lebih tinggi (seperti base station controller
di telepon selular)
2. Power amplifier (PA)
Memperkuat sinyal dari DRX untuk transmisi melalui antena
dapat diintegrasikan dengan DRX.
3. Combiner
Menggabungkan beberapa feed dari DRXs sehingga mereka
dapat
dikirim
melalui
antena
tunggal.
Memungkinkan
pengurangan jumlah antena yang digunakan.
4. Duplekser
Untuk memisahkan mengirim dan menerima sinyal ke / dari
antena. Apakah mengirim dan menerima sinyal melalui port
antena yang sama (kabel ke antena).
5. Antena
Hal ini juga dianggap sebagai bagian dari BTS.
6. Alarm ekstensi sistem
Mengumpulkan kerja alarm status berbagai unit BTS dan
25 meluas mereka pada operasi dan pemeliharaan (O & M) stasiun
pemantauan.
7. Fungsi kontrol
Kontrol dan mengelola berbagai unit BTS termasuk perangkat
lunak apapun. On-the-spot konfigurasi, perubahan status,
upgrade software, dll dilakukan melalui fungsi kontrol.
8. Baseband unit penerima (BBxx)
Frekuensi hopping, sinyal DSP, dll.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Base_transceiver_station)
b. Metro Ethernet
Metro Ethernet merupakan teknologi jaringan ethernet yang
diimplementasikan di sebuah metropolitan area. Metro Ethernet
juga merupakan layanan high capacity data network solution
berbasis IP/Ethernet yang memberikan flexibility, simplicity serta
jaminan QoS bagi pelanggan business dan operator telekomunikasi
lainnya / OLO (Other Licenced Operator).
c. BTS IP (Base Transceiver Station Internet Protocol)
BTS IP umumnya hampir sama dengan BTS lainnya, yang
membedakan hanyalah system dan interface yang digunakan. BTS
biasanya
menggunakan
system
E1,
sedangkan
BTS-IP
menggunakan system metro ethernet. Interface yang digunakan
juga berbeda yaitu interface IP.
d. BSC (Base Station Controller)
BSC menyediakan seluruh fungsi pengawasan dan hubungan
fisik antara MSC dan BTS. BSC merupakan switch berkapasitas
26 tinggi yang melakukan fungsi sebagai handover, data konfigurasi
cell, dan kontrol level daya radio frequency (RF) di base
transceiver stations. Sejumlah BSC dapat dilayani oleh MSC.
BSC berfungsi :
• Mendukung kontrol terhadap call processing; call setup atau
call release. Call processing berfungsi untuk menangani
beberapa telepon yang masuk secara bersamaan. Call setup
berfungsi untuk mengatur sambungan telpon antar user. Call
realease berfungsi untuk memputuskan sambungan telpon.
• Melakukan kontrol terhadap proses soft, softer atau hard
handoff, proses ini berfungsi untuk mengatur sambungan apabila
panggilan mengalami perpindahan sel.
• Melakukan kontrol terhadap transmit power MS (Mobile
Station), berfungsi untuk mengontrol tenaga transmisi saat
terjadi handoff.
• Melakukan Resource management untuk mengatur sumber yang
dibutuhkan, Walsh code member kode pada pengguna telpon,
dan trunk sebagai penghubung ke MLS dan MSC.
• Melakukan kontrol beban BTS.
• Statistic Management untuk mengatur pengumpulan raw data.
• Interface penghubung ke Mobile Switching Center (MSC).
• Lokasi remote atau Co-located dengan MSC, sebagai remote
dari MSC.
27 e. HLR (Home Location Register)
HLR merupakan database yang berisi manajemen dari MS
(Mobile Station) yang menyimpan seluruh data pengguna seperti
lokasi pengguna, dan Shared Secret Data (SSD) semua pengguna.
HLR merupakan pusat Autentifikasi dan pusat penyimpanan
Electronic Serial Number (ESN) setiap pengguna yang sudah
melakukan registrasi. AC digunakan untuk mengontrol informasi
yang dibutuhkan untuk proses autentikasi MS yang terhubung
dengan HLR
f. VLR (Visitor Location Register)
VLR adalah basis data yang berisi informasi sementara
tentang pelanggan, dimana diperlukan oleh MSC untuk melayani
pelanggan yang datang berkunjung. VLR selalu terintegrasi dengan
MSC. Ketika stasiun bergerak menjelajahi ke dalam area MSC
yang baru, VLR tersambung ke MSC yang akan meminta data
tentang stasiun bergerak tersebut dari HLR. Nantinya, jika stasiun
bergerak melakukan panggilan, VLR akan mempunyai informasi
yang diperlukan untuk setup panggilan tanpa harus menginterogasi
HLR setiap saat.
g. SS7 network
SS7 (Signalling System 7) adalah Signaling Protocol yang
out-of-band yang menyediakan pembangunan hubungan bagi
telekomunikasi yang rumit. Out-of-band artinya, channel signaling
dengan kanal komunikasi terpisah antara satu dengan yang lain.
Contoh yang jelas adalah fitur yang didukung oleh SS7, termasuk
28 Incoming Caller Identification (Caller ID), roaming, WINS
(Wireless Intelligent Network) service seperti layanan pra-bayar
(pre-paid) dan pasca bayar (post-paid). Sedangkan DTMF
merupakan contoh In-Band Signalling. Terminologi sederhana dari
signaling adalah proses pengiriman kendali informasi antar elemen
jaringan.
h. MLS (Multi Layer Switch)
MLS adalah perangkat jaringan komputer yang aktif pada
lapisan OSI Layer 2 seperti biasa switch jaringan dan menyediakan
fungsi tambahan yang lapisan OSI Layer 3 seperti routing.
i. PCF (Packet Control Function)
PCF
berfungsi
untuk
membentuk,
memelihara
dan
memutuskan hubungan dengan PDSN. PCF berkomunikasi dengan
RRC
untuk
meminta
dan
mengatur
kanal
radio
untuk
menyampaikan paket dari dan ke MS. PCF juga bertanggung jawab
mengumpulkan informasi akunting dan meneruskannya ke PDSN.
j. MSC (Mobile Switching Center)
MSC melakukan fungsi telepon switching dari suatu sistem.
MSC mengendalikan panggilan ke dan dari telepon lainnya dan
sistem data. Dan juga melakukan fungsi sebagai toll ticketing,
antarmuka jaringan, pensinyalan kanal umum, dan lainnya.
k. PDSN (Packet Data Serving Node)
PDSN merupakan komponen baru yang menjadi penghubung
antara jaringan bergerak (mobile) dan IP sehingga memungkinkan
akses data dapat dilakukan oleh MS. Terdapat dalam sistem seluler
29 berbasis CDMA 2000 yang bertujuan untuk mendukung layanan
paket data dan membentuk sejumlah fungsi utama dalam hal
pemaketan data antara lain :
• Membentuk, mengatur, dan menghapuskan sesi PPP dengan
pengguna.
• Mendukung layanan paket Simple Internet Protocol (SIP) dan
mobile IP (M-IP).
• Mengirimkan paket dari dan menuju jaringan paket data
eksternal.
• Melakukan
proses
Authentication,
Authorization,
and
Accounting (AAA) terhadap mobile station client menuju AAA
server.
• Mengumpulkan penggunaan data yang terhubung dengan server
AAA dan menerima parameter-parameter profil pengguna yang
berisi jenis-jenis layanan dan keamanan.
l. AAA (Authentication, Authorization and Accounting)
AAA melakukan proses authentication, authorization, dan
accounting untuk jaringan paket data dengan memanfaatkan
Remote Access Dial-in User Service (RADIUS) protocol. AAA
server berkomunikasi dengan PDSN melalui IP dan melakukan
fungsi-fungsi sebagai berikut :
• Autentikasi yang terhubung dengan koneksi Point to Point
Protocol (PPP) dan IP.
• Authorisasi untuk profil layanan, distribusi, keamanan, dan
management accounting.
30 2.2.5 NMS (Network Monitoring System)
NMS merupakan tool untuk melakukan monitoring/pengawasan
pada elemen-elemen dalam jaringan komputer. Fungsi dari NMS adalah
melakukan pemantauan terhadap kualitas SLA (Service Level Agreement)
dari Bandwidth yang digunakan. Hasil dari pantauan tersebut biasanya
dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen,
disisi lain digunakan oleh administrator jaringan (technical person) untuk
menganalisa apakah terdapat kejanggalan dalam operasional jaringan.
2.2.6 Cacti
Cacti merupakan frontend yang lengkap untuk RRDTool (Round
Robin Database Tool), Cacti menyimpan semua informasi yang
diperlukan untuk membuat grafik dan populasinya di dalam database
MySQL. Frontend Cacti dibuat sepenuhnya dengan PHP. Seiring dengan
kemampuan untuk mempertahankan konsistensi grafik, sumber-sumber
data dan arsip RRD, Cacti juga menangani pengumpulan data dan juga
mendukung SNMP untuk membuat grafik lalu lintas data dengan MRTG
(The Multi Router Traffic Grapher). (http://cacti.net/what_is_cacti.php)
Bentuk frontend Cacti bisa dilihat pada gambar berikut ini:
31 Gambar 2.8 NMS Cacti
2.2.6.1 Cara Kerja Cacti
Cacti dalam hierarki NMS berada dibagian monitoring.
Secara umum cara kerja cacti dapat digambarkan sebagai berikut:
Data Retieval
Data Storage
Data Presentation
Gambar 2.9 Cara Kerja Cacti
a. Data Retriaval
Hal pertama yang dilakukan Cacti adalah memgumpulkan
data. Data yang dikumpulkan dengan poller yang dieksekusi
oleh operating system. Interval pengumpulan data atau dengan
kata lain eksekusi poller dapat kita atur melalui fasilitas
penjadwalan yang tersedia di-operating system seperti crontab.
Data yang telah tersedia di-host atau remote target dapat
kita dapatkan dengan Simple Network Management Protocol
32 (SNMP). Sehingga tiap perangkat yang dapat menjalankan fungi
SNMP
(managed
agents/nodes)
dapat
dipantau
secara
bersamaan oleh Cacti.
b. Data Storage
Data yang telah dikumpulkan oleh poller selanjutnya akan
disimpan secara teratur di bawah /rra. Untuk proses ini Cacti
menggunakan RRD dimana data akan didata dalam urutan
waktu. Data yang dapat yang berupa trafik jaringan, suhu mesin,
sever load average, mounting load dan lainnya yang berbentuk
file berekstensi .rra dan selanjutnya siap dipresentasikan dalam
bentuk grafik.
c. Data Presentation
Keutamaan penggunaan RRDtool adalah fungsi grafiknya.
Data-data yang tertata dalam /rra akan dipresentasikan dalam
grafik dan ditampilkan oleh webserver yang kita gunakan. Tapi
juga
menyediakan
halaman
pengaturan
grafik
untuk
memudahkan kita memanajemen gambar-gambar yang ingin
kita tampilkan serta cara menampilkannya.
(http://www.cacti.net/downloads/docs/text/manual.txt)
2.2.7 Peramalan
2.2.7.1 Peramalan dengan Persamaan Regresi Linear
Persamaan regresi adalah persamaan matematik yang
memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas
dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas. Variabel tak bebas
33 atau terikat dilambangkan dengan y, sedangkan variabel bebasnya
dilambangkan
dengan
x.
Variabel
terikat
atau
dependent
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Sedangkan variabel bebas atau
independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
Analisis regresi dilakukan bila hubungan 2 variabel berupa
hubungan kausal dan fungsional. Regresi dapat digunakan untuk :
- Mendeskripsikan data.
- Mendapatkan hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat
antara peubah tak bebas dengan peubah-peubah bebas
merupakan suatu model matematik.
- Mendapatkan gambaran tentang pengaruh-pengaruh yang tidak
terkontrol, sejauh mana pengaruh faktor-faktor tak terkontrol
tersebut dapat dijaring dalam regresi.
- Menentukan ramalan atau prakiraan.
- Membangun model.
Regresi linear merupakan bagian regresi yang mencakup
hubungan linear antara satu peubah tak bebas y dan satu peubah
bebas x. Hubungan linear y dan x dari satu populasi disebut garis
regresi populasi. Regresi linear dikatakan linear apabila hasilnya
berupa suatu persamaan garis lurus. Di mana rumus persamaan
regresi adalah : ŷ = a + b.x .
34 b=
n
⎛ n
⎞⎛ n
⎞
n∑ x i .y i − ⎜⎜ ∑ x i ⎟⎟.⎜⎜ ∑ y i ⎟⎟
i =1
⎝ i =1 ⎠ ⎝ i =1 ⎠
n
⎛ n
⎞
2
n∑ x i − ⎜⎜ ∑ x i ⎟⎟
i =1
⎝ i =1 ⎠
2
a = y −b⋅x
Di mana :
a = faktor intercept atau jarak titik pangkal dengan titik potong
garis regresi dengan sumbu y
b = kemiringan (slope atau gradien) garis regresi
n = banyaknya data
Hasil peramalan yang akurat adalah peramalan yang bisa
meminimalkan kesalahan meramal. Karena itu dalam menghitung
kesalahan meramal digunakan :
- Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) merupakan nilai tengah
kesalahan persentase absolute dari suatu peramalan.
Keterangan :
Xt = Nilai data periode ke-t
Ft = Nilai ramalan periode ke-t
n = banyaknya data
Download