386 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Basis Data “A database is

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Basis Data
“A database is a collection of data stored in a standarized format,
designed to be shared by multiple users. (Post, 2005, p2)“, yang dapat diartikan,
“Basis data adalah sekumpulan data yang disimpan dalam bentuk tertentu yang
dirancang agar dapat digunakan oleh pengguna yang beragam”.
Pengertian basis data menurut Connoly (2002, p14), “database is a shared
collection of logically related data, and a description of this data, designed to meet
the information needs of an organization.”, yang dapat diartikan, “Basis data adalah
penggunaan bersama dari data yang terhubung secara logic dan deskripsi dari data,
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu perusahaan”.
2.1.1 Manajemen Sistem Basis Data (Database Management System)
Database Management System (DBMS) adalah sebuah piranti lunak
yang mendefinisikan sebuah basis data, menyimpan data, mendukung query
languange, menghasilkan laporan dan membuat layar memasukkan data.
(Post, 2005, p2).
DBMS adalah kumpulan data yang saling berhubungan dan
sekumpulan program untuk mengakses data-data tersebut. (Silberschatz,
2002, p1).
386
DBMS adalah sebuah piranti lunak yang memungkinkan pengguna
untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis
data. (Connolly, 2002, p16).
2.1.2 Komponen DBMS
Menurut Connolly (2002, p18) terdapat 5 komponen utama di dalam
lingkungan DBMS, yaitu :
a. Perangkat Keras
Untuk manajemen basis data hanya dibutuhkan mesin standar, namun
yang harus diperhatikan adalah kapasitas penyimpanan karena pada basis
data akan dibutuhkan kapasitas yang besar.
b. Piranti Lunak
Komponen piranti lunak terdiri dari piranti lunak DBMS itu sendiri,
pirnati lunak jaringan jika diperlukan dan program aplikasi pendukung
lainnya.
c. Data
Data dalam basis data berperan sebagai jembatan antara mesin dengan
manusia. Data pada sebuah basis data baik itu yang berupa data yang
single-user (hanya 1 pengguna yang mengoperasikan basis data) maupun
multi-user (satu atau lebih pengguna mengoperasikan basis data secara
bersamaan) harus terintegrasi dan dapat dipakai bersama. Pengertian
terintegrasi disini adalah suatu basis data dapat dipandang sebagai suatu
kumpulan file-file yang terkait satu sama lain dengan menghilangkan
redundansi yang ada. Pengertian dipakai bersama adalah setiap bagian
386
data yang terdapat dalam basis data dapat digunakan oleh lebih dari satu
pengguna dengan fungsi yang sama atau berbeda satu sama lain.
d. Prosedur
Prosedur menunjuk ke instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang
mengatur perancangan dan penggunaan basis data. Pengguna dari sistem
dan staf yang mengatur basis data membutuhkan instruksi-instruksi untuk
menggunakan atau menjalankan sistem.
e. Pengguna
Ada 3 kelas pengguna dalam basis data, yaitu :
1. Pemrogram Aplikasi, bertanggung jawab dalam penulisan program
aplikasi yang diperlukan dalam manajemen basis data dengan
menggunakan berbagai bahasa pemrograman.
2. Pengguna Akhir, menggunakan data dalam basis data untuk keperluan
tugas atau fungsinya.
3. Administrator
Basis
Data
(DBA),
bertanggung
jawab
pada
keseluruhan sistem basis data.
2.1.3 Keuntungan dan Kerugian DBMS
DBMS memungkinkan untuk menciptakan basis data dalam
penyimpanan akses langsung komputer, memelihara isinya, dan menyediakan
isi tersebut bagi pemakai tanpa pemrograman khusus yang mahal.
Ketika perusahaan atau pemakai individu memutuskan apakah akan
menggunakan
suatu
DBMS,
386
keuntungan
dan
kerugiannya
harus
dipertimbangkan. Menurut McLeod (2004, p152), keuntungan DBMS adalah
sebagai berikut :
1. Mengurangi pengulangan data
Jumlah total file dikurangi dengan menghapus file-file duplikat. Juga
hanya terdapat sedikit data yang sama di beberapa file.
2. Mencapai independensi data
Spesifikasi data disimpan dalam skema daripada dalam tiap program
aplikasi. Perubahan dapat dibuat pada stuktur data tanpa mengurangi
program yang mengakses data.
3. Mengintegrasikan data dari beberapa file
Ketika file dibentuk sehingga menyediakan kaitan login, organisasi fisik
tidak lagi menjadi kendala.
4. Mengambil data dan informasi secara cepat
Hubungan-hubungan
login
dan
DML
serta
query
language
memungkinkan pemakai mengambil data dalam hitungan detik atau
menit, yang sebelumnya memungkinkan memerlukan beberapa jam atau
hari.
5. Meningkatkan keamanan
Baik DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat menyertakan
beberapa lapis keamanan seperti kata sandi (password), directory
pemakai, dan bahasa sandi (encryption). Data yang dikelola oleh DBMS
juga lebih aman daripada data lain dalam perusahaan.
386
Sedangkan, kerugian dari DBMS (McLeod, 2004, p152)adalah
sebagai berikut :
1. Mempergunakan perangkat lunak yang mahal.
DBMS mainframe masih sangat mahal. DBMS berbasis komputer mikro,
walaupun biayanya hanya beberapa ratus dolar, dapat menggambarkan
pengeluaran yang besar bagi organisasi yang kecil.
2. Memerlukan konfigurasi perangkat keras yang besar
DBMS sering memerlukan kapasitas penyimpanan primer dan sekunder
yang lebih besar daripada yang diperlukan oleh program aplikasi lain.
Juga, kemudahan yang dibuat oleh DBMS dalam mengambil informasi
mendorong lebih banyak terminal pemakai yang disertakan dalam
konfigurasi daripada jika sebaliknya.
3. Memperkerjakan dan mempertahankan staf database adminstrator (DBA)
DBMS memerlukan pengetahuan khusus agar dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Pengetahuan khusus ini disediakan paling baik oleh para
pengelola basis data (DBA).
2.1.4 Entity Relationship Modelling
2.1.4.1 Entity
Menurut Silberschatz (2002, p27) sebuah entity adalah
“sesuatu” atau “benda” dalam dunia nyata yang berbeda dari objek
lainnya.
386
Menurut Connolly (2002, p331) entity type adalah
sekumpulan objek-objek dengan properti yang sama, yang
diidentifikasikan
dengan
keberadaan
yang
independen
di
perusahaan.
Sebuah entity mempunyai kumpulan properti dan nilai dari
properti tersebut mengidentifikasikan entity secara unik.
2.1.4.2 Relationship
Relationship adalah hubungan yang terjadi secara alami
antara 1 atau lebih entity. (Whitten, 2004, p298).
Relationship type adalah sebuah kumpulan yang memiliki
arti antara entity type. (Connolly, 2002, p334)
Setiap relationship type memiliki nama yang menjelaskan
fungsinya.
2.1.4.3 Attribute
Attribute adalah sifat-sifat atau karakteristik dari sebuah
entity. (Whitten, 2004, p295)
Attribute domain adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan
untuk satu atau lebih atribut. (Connolly, 2002, p338)
Simple attribute adalah atribut yang terdiri dari satu
komponen tunggal dengan keberadaan yang bebas dan tidak dapat
dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan
nama Atomic Attribute. (Connolly, 2002, p339)
Composite attribute adalah atribut yang terdiri dari
beberapa komponen, dimana masing-masing komponen memiliki
386
keberadaan yang bebas. Contoh atribut alamat dapat terdiri dari
jalan, kota, kode pos. (Connolly, 2002, p339)
Single-value attribute adalah atribut yang mempunyai nilai
tunggal untuk setiap kejadian. Sedangkan multi-value attribute
adalah atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian.
(Connolly, 2002, pp339-340)
Derived attribute adalah atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus
berasal dari satu entity. (Connolly, 2002, p340)
2.1.4.4 Key
Key digunakan untuk mengidentifikasi kumpulan atribut
yang dapat membedakan entity
satu dengan yang lainnya.
(Silberschatz, 2002, p35).
Superkey adalah sebuah set satu atau lebih atribut untuk
mengidentifikasi secara unik sebuah entity
di dalam entity set.
(Silberschatz, 2002, p35)
Candidate key adalah jumlah minimal atribut-atribut yang
dapat mengidentifikasi tiap kejadian atau record secara unik.
(Connolly, 2002, p340)
Primary key adalah candidate key yang dipilih oleh
perancang basis data sebagai yang utama untuk mengidentifikasikan
entity-entity di dalam entity set. (Silberschatz, 2002, p35) Primary
key harus merupakan field-field yang benar-benar unik dan tidak
boleh ada nilai NULL.
386
Foreign Key adalah primary key dari entity yang digunakan
oleh entity lain untuk mengidentifikasikan kejadian dari suatu
relationship.
2.1.5 Normalisasi
Menurut Whitten (2004, p322) normalisasi adalah teknik analisis
data yang mengorganisasikan data ke dalam sebuah grup untuk bentuk yang
non redundant, stabil, fleksibel dan entity yang bersifat adaptif. Sebuah tabel
yang belum dinormalisasi disebut UNF (Unnormalized Form). UNF
merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup yang berulang.
Proses pembentukan tabel normal (normalisasi) bertujuan untuk :
•
Membuat sekecil mungkin terjadinya data rangkap.
•
Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila dilakukan
penghapusan atau penambahan data sebagai akibat adanya data rangkap.
Empat bentuk normal yang biasa digunakan, yaitu :
1. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1NF)
Aturan bentuk normal pertama menurut Connolly (2002, p388) adalah
sebuah relasi dimana setiap irisan antara baris dan kolom berisikan satu
dan hanya satu nilai.
2. Bentuk Normal Kedua (second normal form / 2NF)
Aturan bentuk normal kedua menurut Connolly (2002, p392) adalah 2NF
merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap atribut bukan primary key
bergantung secara fungsional kepada primary key. Bentuk 2NF adalah
berdasarkan konsep ketergantungan fungsional penuh (full functional
dependency). Full functional dependency dinyatakan dengan jika A dan B
386
merupakan atribut dari sebuah relasi, B adalah ketergantungan fungsional
penuh terhadap A jika B adalah secara fungsional bergantung pada A
tetapi bukan merupakan himpunan bagian dari A.
3. Bentuk Normal Ketiga (third normal form / 3NF)
Aturan bentuk normal ketiga menurut Connoly (2002, p394) yaitu 3NF
adalah sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF dan dimana tidak terdapat
atribut bukan primary key yang bersifat transitively dependent pada
primary key.Bentuk 3NF berdasarkan konsep peralihan ketergantungan
(transitive dependecy), yaitu suatu kondisi dimana A,B, dan C merupakan
atribut dari sebuah relasi, maka jika A→B dan B→ C, maka C transitive
dependency pada A melalui B. (Jika A tidak functionally dependent pada
B atau C)
4. Bentuk Normal Boyce-Codd (Boyce-Codd normal form / BCNF)
Menurut Connolly (2002, p398) sebuah relasi dikatakan BCNF jika dan
hanya jika setiap determinan merupakan candidate key. Setiap relasi
dalam BCNF juga merupakan 3NF, tetapi relasi dalam 3NF belum tentu
termasuk ke dalam BCNF.
2.1.6 Siklus Hidup Basis Data (Database Application Lifecycle)
2.1.6.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Perencanaan basis data adalah aktivitas manajemen yang
mengatur atau merencanakan bagaimana tahapan-tahapan dalam
siklus hidup basis data dapat diterapkan seefektif dan seefisien
mungkin. (Connolly, 2002, p273). Ada tiga masalah pokok yang
386
harus diperhatikan dalam merumuskan strategi sistem informasi.
(Connolly, 2002, p273)
•
Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan
menentukan sistem informasi yang diperlukan.
•
Mengevaluasi sistem informasi yang ada untuk melihat
kelebihan dan kekurangannya.
•
Penilaian mengenai peluang IT yang mungkin menghasilkan
keuntungan yang kompetitif.
2.1.6.2 Definisi Sistem Basis Data ( System Definition)
Aktivitas utama dalam pendefinisian sistem basis data
adalah mendeskripsikan ruang lingkup dari aplikasi basis data yang
akan dibuat termasuk pengguna dan tempat aplikasi diterapkan.
(Connolly, 2002, p274). Sebelum mencoba untuk merancang suatu
aplikasi basis data, sangatlah penting untuk mengidentifikasikan
batasan-batasan sistem yang ada dan bagaimana sistem tersebut
berinteraksi dengan bagian sistem informasi yang lain dalam suatu
perusahaan. Penting juga untuk mengikutsertakan di dalam batasanbatasan sistem yang telah dibuat tidak hanya untuk aplikasi dan
pemakai saat ini saja tetapi bisa digunakan di masa yang akan
datang.
386
2.1.6.3 Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirements Collection
and Analysis)
Analisa dan pengumpulan kebutuhan adalah proses
mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian dari
organisasi yang akan mendukung aplikasi basis data dan
menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan
pengguna pada sistem baru. (Connolly, 2002, p276). Untuk
melaksanakan proses itu digunakan teknik yang disebut dengan fact
finding techniques. Terdapat 5 fact finding techniques yang umum
digunakan (Connolly, 2002, p305) :
1. Mengevaluasi dokumen-dokumen yang ada
2. Wawancara
3. Mengobservasi jalannya kegiatan kerja pada perusahaan
4. Penelitian
5. Kuisioiner
2.1.6.4 Perancangan Basis Data (Database Design)
Perancangan basis data adalah proses membuat sebuah
perancangan untuk sebuah basis data yang mendukung kegiatan
operasional dan tujuan dari suatu perusahaan. (Connolly, 2002,
p279). Proses ini dibagi menjadi 3 tahap.yaitu:
2.1.6.4.1 Perancangan Basis Data Konseptual (Conceptual
Database Design)
Langkah awal dalam perancangan basis data konseptual
adalah membuat model data secara konseptual dari
386
perusahaan yang bersangkutan. Model data dibangun
berdasrakan informasi-informasi yang di dokumentasikan
di dalam spesifikasi kebutuhan pengguna. Perancangan
basis data konseptual tidak bergantung kepada detail-detail
implementasi seperti perangkat lunak DBMS, program
aplikasi, bahasa pemrograman, perangkat keras atau
pertimbangan fisikal lainnya.Dalam perancangan basis
data konseptual data yang ada dikembangkan dengan
representasi
secara
konseptual
yang
mencakup
mengidentifikasi entity, relationship dan atribut yang
sangat penting dalam perancangan basis data tersebut.
Model data konseptual akan digunakan sebagai informasi
untuk tahap selanjutnya yaitu perancangan basis data
logikal.
2.1.6.4.2 Perancangan Basis Data Logikal (Logical Database
Design)
Dalam perancangan basis data logikal, model data yang
telah diperoleh dalam perancangan basis data konseptual
diubah dalam bentuk model logikal yang dipengaruhi oleh
model data untuk menjadi tujuan basis data. Model data
logikal merupakan sumber informasi dalam merancang
basis data fisikal. Model data logikal memberikan sarana
yang membantu perancang dalam merancang basis data
fisikal.
386
2.1.6.4.3 Perancangan Basis Data Fisikal (Physical Database
Design)
Perancangan
basis
data
fisikal
dilakukan
untuk
memutuskan struktur logik secara fisik diimplementasikan
ke dalam tujuan Database Management System (DBMS),
para perancang juga harus membuat keputusan mengenai
bagaimana basis data tersebut dapat diimplementasikan,/
diterapkan dalam perusahaan. Oleh karena itu perancangan
basis data fisikal harus disesuaikan dengan DBMS yang
spesifik.
2.1.6.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih DBMS yang
cocok atau sesuai dengan aplikasi basis data. Berikut ini adalah
langkah-langkah utama dalam memilih DBMS (Connolly, 2002,
p284) :
1. Menggambarkan
cakupan
tugas
berdasarkan
kebutuhan
perusahaan.
2. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS.
3. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.
4. Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan
hasil dari evaluasi produk DBMS tersebut.
2.1.6.6 Perancangan Aplikasi (Application Design)
Menurut Connolly (2002, p287), perancangan aplikasi
adalah merancang antar muka pemakai (user interface) dan program
386
aplikasi, yang akan memproses basis data. Dalam siklus hidup
aplikasi basis data, perancangan basis data dan perancangan aplikasi
adalah
aktivitas
sebenarnya,
yang
adalah
dilakukan
tidak
bersamaan.
mungkin
untuk
Dalam
kasus
menyelesaikan
perancangan aplikasi sebelum perancangan basis data selesai.
Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua
pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai (user
requirement specification) yang menyangkut perancangan aplikasi
program yang mengakses basis data dan merancang transaksi yaitu
cara akses ke basis data dan perubahan terhadap isi basis data
(retrieve ,update dan kegiatan ke duanya). Artinya, bagaimana
fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancang antar muka
pemakai yang tepat. Antar muka yang dirancang harus memberikan
informasi yang dibutuhkan dengan cara yang ‘user-friendly’.
Kebanyakan antar muka pemakai yang diabaikan akan niscaya
membuat masalah. Bagaimanapun antar muka harus diakui
komponen penting dari sistem. Jika antar muka mudah dipelajari dan
mudah digunakan, pemakai akan cenderung mendayagunakan
informasi yang disajikan.
2.1.6.7 Pembuatan Model Kerja (Prototyping)
Aktivitas utama pembuatan model kerja adalah membangun
suatu model kerja dari aplikasi basis data. (Connolly, 2002, p291).
Tujuan utama mengembangkan suatu prototype aplikasi basis data
adalah mengijinkan para pemakai untuk menggunakan prototype
386
guna menguji apakah fitur-fitur sistem bekerja dengan baik sesuai
dengan spesifikasi pengguna dan jika memungkinkan memberikan
perbaikan-perbaikan atau mungkin fitur-fitur baru untuk aplikasi
basis data. Dengan cara ini dapat diperjelas kebutuhan pemakai dan
pengembang sistem dalam mengevaluasi kelayakan perancangan
sistem tertentu.
Ada dua strategi membuat prototype yaitu requirements
prototyping dan evolutionary prototyping. (Connolly, 2002, p291).
Requirements prototyping digunakan untuk menentukan kebutuhan
suatu aplikasi basis data yang diusulkan dan ketika kebutuhan
dirasakan sudah lengkap, maka prototype tersebut tidak digunakan
lagi. Evolutionary prototyping digunakan untuk tujuan yang sama,
perbedaannya adalah bahwa ketika kebutuhan sudah lengkap
prototype tidak dibuang tetapi dikembangkan lebih lanjut sehingga
menjadi aplikasi basis data tersebut.
2.1.6.8 Implementasi (Implementation)
Implementasi merupakan perwujudan fisik dari basis data
dan
perancangan
aplikasi
(Connolly,
2002,
p292).
Tahap
implementasi basis data dan program aplikasi dilakukan setelah
menyelesaikan tahap perancangan (dengan atau tanpa prototipe).
Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan Data
Definition Language (DDL) dari DBMS yang telah dipilih atau
dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI), yang
menyediakan fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang
386
low level. Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur
basis data dan mengosongkan file yang terdapat di dalam basis data
tersebut.
Program aplikasi diterapkan dengan menggunakan bahasa
generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL). Bagian dari program
aplikasi ini adalah transaksi basis data, yang diterapkan dengan
menggunakan Data Manipulation Language (DML). Transaksi basis
data juga dapat dibuat dalam bahasa pemograman, seperti Visual
Basic, Delphi, C, C++, Java, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal.
Komponen lain dari perancangan aplikasi, seperti layar menu,
format masukan data dan laporan juga diterapkan.
Pengendalian keamanan dan integritas untuk aplikasi juga
diimplementasikan. Sebagian dari kendali ini telah diterapkan
dengan menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin perlu untuk
digambarkan di luar dari DDL, sebagai contoh, kegunaan yang
disediakan DBMS atau kendali sistem operasi.
2.1.6.9 Data Conversion and Loading
Data conversion and loading adalah pemindahan data yang
ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang
sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basis data yang baru
(Connolly, 2002, p293). Tahap ini dibutuhkan ketika sistem basis
data baru menggantikan sistem yang lama. Pada masa sekarang,
umumnya DBMS memiliki kegunaan (utility) untuk memasukan file
ke dalam basis data baru. Biasanya membutuhkan spesifikasi dari
386
sumber
file
dan
sasaran
basis
data-nya.
Kegunaan
ini
memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan
aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru. Ketika
conversion and loading dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan
untuk memastikan kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.
2.1.6.10 Pengujian (Testing)
Pengujian
adalah suatu proses melaksanakan program
aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan (Connolly, 2002,
p293). Dalam melakukan pengujian, para pemakai sistem yang baru
harus dilibatkan untuk menguji proses aplikasi dan basis data
tersebut. Situasi yang ideal untuk pengujian sistem adalah memiliki
suatu tes basis data pada suatu separate sistem perangkat keras,
tetapi ini sering tidak tersedia. Jika data riil diharapkan untuk
digunakan, maka adalah penting untuk memiliki backup. Setelah
pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi dan basis data ini telah
siap digunakan.
2.1.6.11 Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance)
Setelah melalui tahap-tahap sebelumnya maka sistem
sekarang telah berada pada tahap pemeliharaan (maintenance), yang
melibatkan aktivitas yang berikut (Connolly, 2002, p293):
a. Mengawasi kinerja dari sistem. Jika kinerja jatuh di bawah suatu
tingkatan yang bisa diterima, penyetelan atau reorganisasi basis
data mungkin diperlukan.
386
b. Memelihara dan meningkatkan mutu aplikasi basis data (ketika
dibutuhkan). Kebutuhan baru disatukan ke dalam aplikasi basis
data dengan mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang
terdapat dalam siklus hidup basis data.
Ketika aplikasi basis data sedang beroperasi, perlu
dilakukan pengawasan
secara dekat untuk memastikan bahwa
kinerja sistem dalam tingkatan yang bisa diterima.
Pengawasan proses akan terus berlanjut sepanjang seluruh
hidup suatu aplikasi basis data tersebut dan pada waktu tertentu
boleh melakukan reorganisasi basis data untuk mencukupi
kebutuhan dari sistem. Perubahan ini menyediakan informasi pada
evolusi sistem dan sumber daya yang pada masa yang akan depan
mungkin dibutuhkan. Hal ini memungkinkan DBA untuk terlibat
dalam perencanaan kapasitas dan untuk memberitahu staf senior
siaga
untuk
melakukan
penyesuaian
rencana.
Jika
DBMS
kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan
kegunaan yang diperlukan atau membeli tools tambahan, jika
tersedia.
2.1.7 Faktor- faktor Penting dalam Merancang Basis Data
Berikut ini merupakan faktor-faktor penting dalam merancang suatu
basis data, yaitu (Connolly, 2002, p420) :
•
Mengadakan pertemuan dengan pengguna sesering mungkin untuk
membicarakan rancangan basis data yang akan dibuat.
386
•
Mengikuti langkah-langkah yang terdapat dalam metodologi perancangan
basis data.
•
Melakukan pendekatan terhadap data-data yang akan digunakan.
•
Menggabungkan pertimbangan integritas dan struktural ke dalam model
data.
•
Menggabungkan konseptual, normalisasi dan validasi transaksi ke dalam
metodologi model data.
•
Menggunakan diagram untuk menjelaskan model data tersebut.
•
Menggunakan Databse Design Languange (DBDL) untuk menjelaskan
tambahan data yang tidak bisa dijelaskan dengan menggunakan diagram.
•
Membuat kamus data untuk mendukung diagram dari model data dan
DBDL.
2.1.8 SQL (Structured Query Languange)
SQL adalah sebuah contoh dari transform oriented languange atau
sebuah bahasa yang dirancang untuk menggunakan relasi untuk mengubah
input menjadi output yang dibutuhkan. (Connolly, 2002, p111). Standar SQL
memiliki 2 komponen utama,yaitu :
a. Data Definition Languange (DDL) untuk mendefinisikan struktur basis
data dan mengontrol akses ke data.Contoh :
•
Create Table
Pernyataan create table digunakan untuk membuat tabel dengan
mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom.
386
•
Alter Table
Pernyataan alter table digunakan untuk menambah atau membuang
kolom dan konstrain.
•
Drop Table
Pernyataan drop table digunakan untuk membuang atau menghapus
tabel beserta semua data yang terkait di dalamnya.
b. Data Manipulation Languange (DML) untuk menerima dan melakukan
perubahan pada data. Contoh :
•
Select
Pernyataan select digunakan untuk menampilkan sebagian atau
seluruh isi dari suatu tabel dan menampilkan kombinasi isi dari
beberapa tabel.
•
Update
Pernyataan update digunakan untuk mengubah isi dari satu atau
beberapa atribut dari suatu tabel.
•
Insert
Pernyataan insert digunakan untuk menambah satu atau beberapa
baris nilai baru ke dalam suatu tabel.
•
Delete
Pernyataan delete digunakan untuk menghapus sebagian atau seluruh
isi dari suatu tabel.
386
2.2 Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (Hasibuan, 2002, p2).
Menurut Mathis (2003, p4) manajemen sumber daya manusia adalah
sebuah perancangan dari sistem formal dalam sebuah organisasi untuk
memastikan keefektifitasan dan keefisienan
penggunaan kemampuan
manusia untuk mencapai tujuan akhir dari organisasi.
Menurut Hasibuan (2002, p10) manajemen sumber daya manusia
adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat
2.2.2 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2002, p21) terdapat 11 fungsi dari manajemen
sumber daya manusia. 4 fungsi pertama termasuk dalam fungsi manajemen
dan 7 fungsi berikutnya merupakan fungsi operasional. Fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Menurut Mathis (2003, p35) perencanaan sumber daya manusia
adalah sebuah proses menganalisa dan mengidentifikasikan kebutuhan
dan ketersediaan dari sumber daya manusia, sehingga organisasi dapat
mencapai tujuannya.
386
2. Pengorganisasian
Menurut Dessler (2003, p2) pengorganisasian adalah aktivitas
memberikan tugas yang khhusus ke setiap bagian; membuat departemendepartemen; mendelegasikan wewenang untuk membawahi bagianbagian; membuat sebuah jalur dari wewenang dan komunikasi;
mengkoordinasikan kerja dari masing-masing bagian.
3. Pengarahan
Menurut Hasibuan (2002, p22) pengarahan adalah kegiatan
mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif
serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan,
dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan
bawahannya agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Menurut Hasibuan (2002, p24) pengendalian adalah kegiatan
mengendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan
perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat
penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,
kedisplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga
situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan tenaga kerja
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan (Hasibuan, 2002, p22).
386
Menurut Mathis (2003, p212) ada 2 sumber tenaga kerja, yaitu:
a. Sumber dari luar
Sumber dari luar adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang
lowong, dilakukan penarikan dari sumber-sumber tenaga kerja di luar
perusahaan, antara lain berasal dari :
•
Hubungan keluarga.
•
Datang sendiri karena adanya pengumuman-pengumunan, iklan
atau siaran-siaran radio.
•
Lembaga-lembaga pendidikan ( sekolah, perguruan tinggi ) dan
tempat-tempat latihan tenaga kerja setelah mereka tamat dari
lembaga pendidikan yang bersangkutan.
•
Instansi
pemerintah
(
kantor
penempatan
tenaga
kerja,
Departemen Tenaga Kerja )
b. Sumber dari dalam
Sumber dari dalam adalah karyawan yang akan mengisi lowongan
kerja yang lowong, diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni
dengan cara memutasikan atau memindahkan karyawan yang
memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu. Pemindahan karyawan
bersifat vertikal (promosi ataupun demosi) maupun bersifat
horizontal. Jika masih ada karyawan yang memenuhi spesifikasi
pekerjaan sebaiknya pengisian jabatan tersbut diambil dari dalam
perusahaan, khususnya untuk jabatan manajerial. Hal ini sangat
386
penting untuk memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang
ada.
6. Pengembangan
Menurut Noe (2000, p318) pengembangan mengacu kepada
pendidikan formal, pengalaman kerja, hubungan, serta kemampuan yang
membantu karyawan dalam menghadapi masa depan.
Menurut Dessler (2003, p187) pelatihan adalah proses mengajari
karyawan baru kemampuan dasar yang mereka butuhkan untuk
mengerjakan tugas mereka.
Perbedaan pelatihan dengan pengembangan (Noe, 2000, p319):
Fokus
Penggunaan
Pelatihan
Pengembangan
Masa sekarang
Masa Depan
Pengalaman Rendah
Tinggi
Kerja
Tujuan
Mempersiapakn
Partisipasi
untuk Mempersiapakn
pekerjaan yang sekarang
perubahan
Dibutuhkan
Sukarela
untuk
7. Kompensasi
Menurut Dessler (2003, p302) kompensasi adalah semua bentuk
pembayaran atau rewards yang diberikan kepada karyawan
meningkatkan penampilan kerja mereka.
386
dan dapat
Menurut Hasibuan (2002, p118) kompensasi dibagi menjadi 2,
yaitu :
a. Kompensasi langsung, berupa gaji, upah, upah insentif. Gaji adalah
balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta
mempunyai jaminan yang pasti. Upah adalah balas jasa yang
dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian
yang disepakati membayarnya. Upah insentif adalah tambahan balas
jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas
prestasi standar.
b. Kompensasi tidak langsung ( indirect compensation, atau employee
welafare atau kesejahteraan karyawan )
Benefit dan service adalah kompensasi tambahan ( finansial atau non
finansial ) yang diberikan berdasarakan kebijaksanaan perusahaan
terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang pensiun,
pakaian dinas, kafetaria, mushola, olahraga dan darmawisata.
8. Pengintegrasian
Menurut Hasibuan (2002, p23) pengintegrasian adalah kegiatan
untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan,
agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
Perusahaan memperoleh keuntungan, karyawan dapat memenuhi
kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang
penting dan sulit dalam manajemen sumber daya manusia karena
mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
386
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan
adalah
kegiatan
untuk
memelihara
atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar mereka
tetap mau bekerja sama sampai pensiun. ( Hasibuan, 2002, p23).
Pemeliharan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang
berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman
kepada internal dan eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku
(Hasibuan, 2002, p193). Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara
sukarela menaati dan semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung
jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan
seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seorang
karyawan dengan suatu organisasi perusahaan. (Hasibuan, 2002, p209).
Menurut
Hasibuan
(2002,
p210)
berdasarkan alasan-alasan berikut :
a. Undang-undang
b. Keinginan perusahaan
c. Keinginan karyawan
d. Pensiun
386
pemberhentian
karyawan
bisa
e. Kontrak kerja berakhir
f. Meninggal dunia
g. Perusahaan dilikuidasi
386
Download