By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM Kepuasan pelanggan merupakan elemen pokok dalam pemikiran dan praktik pemasaran modern. Persaingan dapat dimenangkan apabila perusahaan mampu menciptakan dan mempertahankan pelanggan. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Tujuan Pemasar Survival, finansial, sosial, spiritual, ekologikal, filantropi, dan lain-lain Tujuan Konsumen Solusi, manfaat, altruism, kesejahteraan, dan lainlain Kepuasan Pelanggan dan Pemasar Pembelian Penjualan PEMASAR PRODUK Penawaran KONSUMEN Permintaan Transaksi dan Relasi Penentuan Prioritas Kompetensi dan kapasitas sumber daya yang dimiliki Keselarasan Skala Prioritas Skala Prioritas Minat, daya beli (purchasing power), akses, kualifkasi By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Pikiran dan Tindakan manusia Bidang Studi atau accumalated body of knowledge Merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan konsumen dalam rangka mencari solusi atas kebutuhan dan keinginannya. Rangkaian aktivitas tersebut meliputi berbagai proses psikologis, seperti pikiran, perasaan dan perilaku. Sebagai bidang studi yang dialami konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya, serta proses menggunakan dan mentransformasi barang, jasa, atau gagasan menjadi nilai (value). By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Perikaku konsumen berkenaan dengan pemahaman atas sejumlah keputusan, yakni menyangkut whether, what, why, when, where, how, how much, how often, dan how long. •Whether to buy, ialah sewaktu konsumen mendapat tambahan uang, misalnya : ia akan memustukan apakah akan membelajankan uang tersebut atau menabungnya. •What to buy, ialah apa yang dibeli bisa berupa perbandingan antara kategori produk maupun merek. •Why (Reason to buy), ialah alasan konsumen membeli produk spesifik bisa beraneka ragam, seperti pemenuhan kebutuhan, nilai, atau tujuan pribadi How to buy, use or dispose products, ialah cara konsumen mendapatkan produk dapat diklasifikasikan kedalam delapan kategori: buying (membeli), trading (menukar tambah produk lama dengan produk baru), renting atau leasing (menyewa), bartering (menukar barang atau jasa dengan barang atau jasa lainnya tanpa melibatkan uang), gifting (menerima hadiah), finding (menemukan barang), stealing (mencuri), sharing (berbagi atau meminjam dari orang lain) •When to buy, ialah timing perilaku konsumen tergantung pada sejumlah faktor, seperti persepsi tehadap waktu dan sikap atas waktu. Where to buy, ialah konsumen memiliki banyak pilihan untuk tempat berbelanja •How much, how often, how long to buy, ialah keputusan yang tegantung pada masing – masing individu dan antar budaya. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) PERILAKU KONSUMEN MENCERMINKAN : Totalitas Keputusan - Mau beli atau tidak ? Apa yang dibeli ? Mengapa perlu membeli? Bagaimana Membelinya? Kapan Membeli? Di mana membeli ? Berapa banyak ? Seberapa sering? Seberapa lama ? Tentang Konsumsi Penawaran Tertentu - Pembelian - Pemakaian - Penghentian Pemakaian - Produk Jasa Aktivitas pengalaman Orang Gagasan Informasi Produk Online Tempat Properti Oleh Unit pembuat keputusan Sepanjang Waktu - - Initiator Influencer Decider Buyer User Jam Hari Minggu Bulan Tahun Strategi dan Taktik Pemasaran Perilaku konsumen tidak hanya terbatas pada pembelian. Namun, cakupan perilaku konsumen meliputi tiga aspek utama : acquiring behavior, using behavior, serta disposing behavior. Perilaku konsumen meliputi beraneka bentuk produk, seperti barang fisik, jasa, aktivitas, pengalaman, orang, dan gagasan (organisasi sosial, seperti : Palang Merah Indonesia), informasi, (website, penerbit majalah dan buku, sekolah dan universitas, serta perusahaan riset), produk digital (perangkat lunak, musik, dan film), tempat (kota, negara dan kawasan wisata), organisasi (fans club, partai politik, organisasi relawan/wati), dan property real atau financial (real estate, saham, dan obligasi). Perilaku konsumen dapat melibatkan banyak orang dengan berbagai peran yang berbeda : initiator (orang yang pertama menyarankan / memikirkan gagasan untuk membeli produk atau jasa tertentu), influencer (orang yang pandangan atau sarannya berpengaruh pada keputusan final pembelian), decider (orang yang menentukan apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana dibeli), buyer (orang yang melakukan pembelian aktual), user (orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa). Perilaku konsumen merupakan proses dinamis. Tahapan acquisition, konsumsi, dan disposition dapat berlangsung sepanjang waktu, baik itu dalam satuan jam, hari, minggu, bulan, maupun tahun. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Cara konsumen menghentikan pemakaian produk bisa bermacam – macam, diantaranya: 1). Mencari penggunaan baru sehingga tidak perlu dibuang, 2). Menyingkirkan produk untuk sementara waktu, 3). Menyingkirkan produk secara permanen seperti membuang atau menyumbangkannya pada orang lain. 4). Menyimpannya. Ada 4 tipe makna konsumsi yang dialami konsumen: Self-concept attachment Interdependence Nostalgic attachment produk yang membantu pembentukan identitas diri konsumen contoh: mobil, perhiasan, smartphone, laptop, dan produk – produk lainnya yang bermerek eksklusif. produk yang bisa menghubungkan konsumen dengan kenangan masa lalunya, contoh: reuni SMA, temu alumni, dan lain – lainnya. produk menjadi bagian dari rutinitas sehari – hari pelanggan, contoh: pembelian peralatan rumah tangga (sabun mandi, pasta gigi, dan lainnya). Love produk membangkitkan ikatan emosional tertentu, seperti kehangatan, kegairahan, dan emosi lainnya. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Peter dan Olson mengemukakan kerangka analisis konsumen yang bermanfaat untuk pengembangan strategi pemasaran. 3 elemen utama yaitu: Consumer affect dan cognition, affect (mengacu pada perasaan konsumen), cognition (mencerminkan pemikiran dan pengetahuan konsumen) Consumer environment, mengacu pada segala sesuatu yang sifatnya diluar konsumen termasuk didalamnya adalah stimulus sosial dan stimulus fisik. Consumer behavior, mengacu pada tindakan fisik konsumen yang dapat diobservasi dan diukur secara langsung oleh orang lain. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) No Aspek Isu-Isu Pokok 1 Consumer Affect & Cognition Bagaimana konsumen menginterprestasikan informasi tentang stimulus pemasaran, seperti produk, toko dan iklan ? Bagaimana konsumen memilih di antara berbagai alternatif kelas produk, produk dan merek ? Bagaimana konsumen mengevaluasi produk dan merek ? Bagaimana perilaku dan lingkungan mempengaruhi affect dan cognition? Bagaimana konsumen menginterpretasikan manfaat produk? Mengapa konsumen lebih tertarik atau terlihat pada produk atau merek tertentu dibandingkan produk atau merek lain? Bagaimana pengaruh strategi pemasaran terhadap respon afektif dan kognitif konsumen? Bagaimana pengaruh timbal balik antara respon afektif dan respon kognitif? 2 Consumer Behavior Bagaimana memanfaatkan classical conditioning untuk mempengaruhi perilaku konsumen? Bagaiamana memanfaatkan operant conditioning untuk mempengaruhi perilaku konsumen? Bagaimana memanfaatkan vicarious learning untuk mempengaruhi perilaku konsumen? Seberapa besar kendali yang dimiliki pemasar atas perilaku konsumen ? Bagaimana pengaruh affect, cognition, dan lingkungan terhadap perilaku? Bagaimana pengaruh perilaku terhadap affect, cognition, dan lingkungan ? Apakah frekuensi dan kualitas perilaku konsumen bervariasi antar individu, produk, dan situasi ? 3 Consumer Environment Dalam lingkungan fisik seperti apa perilaku konsumen berlangsung? Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap affect, cognition, dan perilaku konsumen? Bagaimana pengaruh affect¸cognition,dan perilaku terhadap lingkungan ? Bagaimana pengaruh budaya terhadap konsumen? Bagaimana pengaruh sub-budaya terhadap konsumen? Bagaimana pengaruh kelas sosial terhadap konsumen? Bagaimana pengaruh kelompok refrensi terhadap konsumen? Bagaimana pengaruh keluarga terhadap konsumen? Bagaimana pengaruh timbal balik antar konsumen dalam hal penawaran produk? Seberapa kuat pengaruh faktor interpersonal terhadap perilaku konsumen? By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Proses kebutuhan pembelian dapat dikategorikan secara garis besar kedalam 3 tahap utama: pra-pembelian, konsumsi dan evaluasi purna beli. - Kebutuhan Pelanggan - Nilai Pelanggan Pencarian Informasi - Evoked Set - Sumber Informasi - Persepsi Terhadap risiko Evaluasi Alternatif - Decision rule TAHAP EVALUASI } Identifikasi Kebutuhan TAHAP KONSUMSI } } TAHAP PRA-PEMBELIAN Pembelian dan Konsumsi Evaluasi Purnabeli - Emosi dan mood - Role of theory dan script theory - Control Theory - Customer Compability - Cognitive dissonance Kepuasan pelanggan Loyalitas pelanggan Kualitas jasa By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Perilaku Konsumen Berketerlibatan Tinggi Konsumen adalah pemroses informasi Konsumen adalah pencari informasi Konsumen merupakan audiens aktif bagi periklanan Konsumen mengevaluasi merek sebelum membeli Konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan yang diharapkan. Mereka membandingkan merek untuk menilai mana yang memberikan manfaat terbesar bagi pemenuhan kebutuhan mereka dan melakukan pembelian atas dasar perbandingan multiatribut terhadap berbagai alternatif merek. Karakteristik kepribadian dan gaya hidup berkaitan dengan perilaku konsumen karena produk atau jasa terkait erat dengan identitas diri dan keyakinan konsumen. Kelompok refrensi mempengaruhi perilaku konsumen karena produk atau jasa bersangkutan penting bagi norma dan nilai kelompok. Perilaku Konsumen Berketerlibatan Rendah Konsumen mempelajari informasi secara acak Konsumen adalah pengumpul informasi Konsumen merupakan audiens pasif bagi periklanan Konsumen membeli produk atau jasa terlebih dahulu. Kalaupun mereka mengevaluasi merek, itu dilakukan setelah pembelian Konsumen mengupayakan tingkat kepuasan yang bisa diterima (acceptable). Mereka membeli merek yang diyakini paling kecil kemungkinannya menimbulkan masalah. Pembelian dilakukan atas dasar sedikit atribut. Familiaritas merupakan kunci utama. Karakteristik kepribadian dan gaya hidup tidak berkaitan dengan perilaku konsumen karena produk atau jasa tidak terkait dengan identitas diri dan keyakinan konsumen. Kelompok refrensi tidak banyak berpengaruh terhadap perilaku konsumen karena produk atau jasa bersangkutan tidak rerlalu terkait dengan norma dan nilai kelompok. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Proses keputusan pembelian oleh konsumen akhir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam : nominal (habitual) decision making, limited decision making, dan extended deision making. Identifikasi Kebutuhan Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan stimulus (pikiran, tindakan atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu. Stimulus bisa berupa : Commercial cues, yaitu kejadian atau motivasi yang memberikan stimulus bagi konsumen untuk melakukan pembelian, sebagai hasil usaha promosi perusahaan. Physical cues, yakni stimulus yang ditimbulkan karena rasa haus, lapar, lelah dan biological cues lainnya. Social cues adalah stimulus yang didapatkan dari kelompok refrensi yang dijadikan panutan atau acuan oleh seseorang. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Tipe Keputusan Pembelian oleh Konsumen Akhir Pembeliann berketerlibatan rendah Pembeliann berketerlibatan tinggi Nominal decision making Limited decision making Extended decision making Identifikasi Masalah Selektif Identifikasi Masalah Generik Identifikasi Masalah Generik Pencarian Informasi Internal terbatas Pencarian Informasi Internal Eksternal terbatas Pencarian Informasi Internal Eksternal Evaluasi Alternatif Sedikit atribut Aturan keputusan sederhana Sedikit alternatif Evaluasi Alternatif Banyak atribut Aturan keputusan kompleks Banyak alternatif Pembelian Pembelian Pembelian Perilaku Purnabeli Tidak ada disonansi Evaluasi amat terbatas Perilaku Purnabeli Tidak ada disonansi Evaluasi amat terbatas Perilaku Purnabeli Disonansi Evaluasi Kompleks By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) PROSES IDENTIFIKASI MASALAH ATAU KEBUTUHAN Gaya Hidup yang Diidamkan Konsumen Gaya hidup yang ingin dijalani dan dirasakan konsumen Situasi Saat Ini Faktor temporer yang mempengaruhi konsumen Desired State Kondisi yang diharapkan konsumen untuk tercapai pada saat ini Actual State Kondisi yang dipersepsikan konsumen dialaminya saat ini Karakteristik Perbedaan Perbedaan antara kondisi yang diharapkan dan kondisi yang dipersepsikan dialami saat ini Tidak Ada Perbeddaan Kepuasan Tidak perlu tindakan Desired State Lebih bagus daripada Actual State Actual state lebih bagus Daripada desired state Masalah atau Kebutuhan Teridentifikasi Keputusan pencarian informasi dimulai By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) AWARENESS NET (Semua merek yang dikenal) EVOKED SET (Merek-merek yang diingat) Merek-merek yang TIDAK diingat CONSIDERANT SET (Merek-merek yang dipertimbangkan untuk dibeli) Merek-merek yang TIDAK dipertimbangkan untuk dibeli Pencarian Teratas Alternatid sedikit Produk berisiko rendah Ketersediaan informasi sedikit Biaya waktu tinggi Keterlibatan rendah Tingkat pemakaian tinggi Stored knowledge rendah Pencarian Ektensif Banyak alternatif Produk berisiko tinggi Ketersediaan informasi banyak Biaya waktu rendah Keterlibatan tinggi Tingkat pemakaian rendah Stored knowledge tinggi By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Pencarian Informasi Pelanggan biasanya mempertimbangkan hanya sebagian merek produk atau pemasok yang diorganisasikan ke dalam : Awareness set, terdiri atas merek-merek atau pemasokpemasok yang diketahui pelanggan. Evoked Set, terdiri atas merek atau pemasok dalam sebuah kategori produk atau jasa yang diingat pelanggan sewaktu membuat keputusan pembelian. Consideration set, terdiri dari merek atau pemasok di dalam evoked set yang akan dipertimbangkan pelanggan untuk dibeli setelah merek atau pemasok yang dianggap tidak memenuhi kebutuhan dieliminasi. Pencarian informasi bisa dilakukan secara pasif maupun proaktif. Pencarian pasif atau biasa disebut pencarian internal, konsumen mengakses dan mengandalkan memorinya berkenaan dengan informasi-informasi relevan menyangkut produk atau jasa yang sedang dipertimbangkan untuk dibeli. Sedangkan pencarian proaktif atau pencarian eksternal ialah konsumen mengumpulkan informasi-informasi baru melalui sumber-sumber lain selain pengalamannya sendiri. Sheth dan Mittal mengelompokkan sumber informasi ke dalam dua jenis, yakni sumber pemasar (marketer sources) dan sumber non-pemasar (nonmarketer sources). By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Mullins, Walker dan Boyd mengemukakan bahwa faktor-faktor yang berpotensi meningkatkan aktivitas pencarian informasi pra-pembelian antara lain: 1. Rentang waktu antar pembelian lama (produk yang jarang digunakan atau produk tahan lama) 2. Model atau corak produk sering berubah 3. Harga sering berubah 4. Volume pembelian besar 5. Harga produk relatif mahal 6. Banyak tersedia merek alternatif 7. Banyak terdapat variasi fitur produk dan jas Faktor Produk Faktor Situasional Faktor Personal 1. Karakteristik demografis konsumen: •Berpendidikan tinggi •Berpenghasilan tinggi •Pekerja berkerah putih (white-collar occupation) •Berusia dibawah 35 tahun 2. Kepribadian : •Berpikiran terbuka (open-minded) •Low-risk perceiver •Keterlibatan produk tinggi •Orang yang menikmati aktivitas berbelanja dan mencari informasi produk atau jasa. 1. Pengalaman : •Pembelian untuk pertama kali •Tidak ada pengalaman masa lalu karena produknya masih baru •Pengalaman masa lalu yang tidak memuaskan terhadap kategori produk yang dibeli 2. Penerimaan sosial : •Produk atau jasa yang dibeli dimaksudkan sebagai hadiah untuk orang lain •Produk atau jasa yang dibeli bernilai sosial tinggi (socially visible) 3. Pertimbangan berkenaan dengan nilai produk: •Pembelian produk atau jasa tidak bersifat wajib •Semua alternatif merek/produk memiliki konsekuensi positif dan negatif •Anggota keluarga tidak sepakat mengenai kriteria produk atau evaluasi alternatif merek. •Pembelian berkaitan dengan pertimbangan ekologis •Banyak sumber informasi yang saling bertentangan By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Dengan demikian, konsep persepsi terhadap risiko yang dikemukakan pertama kali pada dekade 1960-an ini mengandung dua dimensi utama : Ketidakpastian Konsekuensi yakni tingkat kepentingan dan atau bahaya dari hasil yang didapatkan dari setiap keputusan konsumen. yaitu kemungkinan subyektif terjadinyan hasil-hasil tertentu. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Evaluasi Alternatif Proses evaluasi bisa sistematis (menggunakan serangkaian langkah formal, seperti model multi-atribut)m bisa pula non-sistematis (memilih secara acak atau semata – mata mengandalkan intuisi). Model multi-atribut sangat populer dikalangan konsumen. Adapun atribut yang biasa digunakan konsumen untuk mengevaluasi produk atau jasa : Atribut biaya Atribut kinerja Atribut sosial Atribut ketersediaan By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Pembelian dan Konsumsi Pada barang pembelian dan konsumsi biasanya terpisah. Sebagian besar jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Konsekuensinya, perusahaan jasa berpeluang besar untuk untuk secara aktif membantu pelanggan memaksimumkan nilai dari pengalaman konsumsinya. Emosi dan mood pelanggan mempengaruhi evaluasi pelanggan bersangkutan terhadap service encounter. Sejumlah riser juga mengidentifikasi bahwa mood berpengaruh terhadap semua tahap proses pembelian konsumen. Konsumen yang sedang dalam mood positif cenderung lebih efisiem dalam pemrosesan informasi dan pembuatan keputusan. Sedangkan konsumen dengan mood negatif cenderung mempertimbangkan hal-hal rinci. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Evaluasi Purnabeli Setelah pilihan dibuat dan produk dibeli serta dikonsumsi, evaluasi purnabeli akan berlangsung. Dalam tahap ini, konsumen mungkin mengalami disonansi kognitif (keraguan dalam menyangkut ketepatan keputusan pembelian). Pemasar biasanya berusaha meminimumkan disonansi kognitif dengan berbagai strategi, diantaranya : melakukan kontak purnabeli dengan pelanggan dengan pelanggan menyediakan reassuring letters dikemasan produk menyediakan garansi dan jaminan memperkuat keputusan pelanggan melalui iklan perusahaan. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN Total Produk Perusahaan Kunci utama memenangkan persaingan adalah : memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa dengan harga yang kompetitif. Proses Keputusan Konsumen Total Produk Pesaing Ekspektasi Terhadap nilai superior Penjualan Persepsi terhadap nilai yang diterima Kdepuasan Pelanggan 1. Teori Kepuasan Pelanggan Expectancy Disconfirmation Model Equity Theory Atribution Theory Assimilation-Contrast Theory Opponent Process Theory 2. Strategy Kepuasan Pelanggan Setiap perusahaan menerapkan strategi bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Teori Kepuasan Pelanggan Expectancy Disconfirmation Model Pengalaman yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan. Equity Theory Reward yg didapatkan dari pertukarannya dg org lain hrs proporsional dg investasinya. Atribution Theory Proses yg dilakukan seseorg dlm menentukan penyebab tindakan dirinya, org lain, dan obyek ttt. - Causal attribution - Control attribution - Stability attribution Assimilation-Contrast Theory Toleransi konsumen atas penyimpangan dari ekspektasinya dlm batas ttt. Opponent Process Theory Pengalaman konsumen yg pd awalnya sangat memuaskan setelah dievaluasi, selanjutnya cenderung kurang memuaskan . Strategi Kepuasan Pelanggan Setiap perusahaan menerapkan strategi bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif. Strategi Bisnis Perusahaan Strategi Bisnis Ofensif (Pelanggan Baru) Menambah Pasar Defensif (Pelanggan saat ini) Merebut Pangsa Pasar Membangun Rintangan Peralihan Menaikkan Kepuasan Pelanggan STRATEGI OFENSIF STRATEGI DEFENSIF FOKUS STRATEGI SPESIFIK FOKUS STRATEGI SPESIFIK STRATEGI STRATEGI Menambah jumlah Menarik kelompok non- Menaikkan tingkat Menaikkan tingkat pemakai (users) users sebagai pengguna pemakaian (usage) atau konsumsi baru pembelian Menaikkan tingkat Merebut pelanggan penggantian produk pesaing Menarik kembali mantan pelanggan Memperluas pasar yang dilayani (served market) Memperluas cakupan Mempertahankan atau distribusi meningjkatkan kepuasan Memperluas lini produk, pelanggan baik secara vertikal maupun horizontal Mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi Membangun rintangan beralih (switching barries) By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) A. Orientasi utama strategi ofensif adalah menambah jumlah pemakai baru (new users), memperluas pasar yang dilayani (served market), dan mencari aplikasi baru produk bersangkutan (new uses). Menambah jumlah pemakai atau pembeli baru Menariki kelompok non-pemakai sebagai pelanggan baru Merebut pelanggan pesaing Menarik kembali mantan pelanggan Memperluas pasar yang dilayani Mencari aplikasi baru produk bersangkutan B. Orientasi utama strategi difensif adalah menaikkan tingkat pembelian atau pemakaian (usage), meningkatkan kepuasan pelanggan, mencari aplikasi baru. Menaikkan frekuensi dan volume pembelian atau pemakaian Meningkatkan kepuasan pelanggan Mencari aplikasi produk yang bersangkutan By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Strategi Kepuasan Pelanggan Strategi PraPembelian Strategi manajemen ekspektasi pelanggan Beberapa strategi potensial untuk mempertahankan pelanggan : • Konsumen FMCG (fast moving consumer goods) • Konsumen jasa • Konsumen bisnis/industrial. Strategi Saat dan Pasca Pembelian Strategi Berkesinambungan A. Aftermarketing B. Strategi Retensi Pelanggan C. Sistem Penanganan Komplain secara efektif D. Strategi pemulihan layanan A. Relationship marketing & management B. Superior customer service C. Technology Infusion Strategy Aktivitas yang diperlukan dalam rangka memulihkan layanan pelanggan, meliputi : Respon, Informasi, Tindakan, Kompensasi By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Menyerahkan kepada departemen atau organisasi terkait Keluhan Menanggapi Menjelaskan bagaimana cara menangani keluhan tersebut Meneliti Tidak Bisa Diatasi Meninformasikan kepada pelanggan yang menyampaikan komplain Mengatasi Memutuskan usaha perbaikan Memeriksa Apakah tindakan perbaikan telah dilaksanakan? Menyelesaikan Catatan keluhan, sifat tindakan atas komplain, dll. Proses Penanganan Keluhan secara Efektif Mengkompilasi Analisis strategik terhadap keluhan Menyebarluaskan Kepada manajemen, gugus kendali mutu, dll Mengembangkan Cara – cara untuk menggabungkan data keluhan By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Manfaat lain dari penanganan keluhan secara efektif meliputi : Perusahaan mendapatkan kesempatan lagi untuk memperbaiki hubungannya dengan pelanggan yang kecewa Perusahaan bisa memahami aspek-aspek produk atau layanan yang perlu dibenahi dalam rangka memuaskan pelanggan. Perusahaan bisa terhindar dari publisitas negatif Perusahaan mampu mengidentifikasi dan Menindaklanjuti sumber masalah operasional Karyawan dapat termotivasi untuk memberikan layanan berkualitas lebih baik By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Proses penanganan komplain efektif dimulai dari pengindentifikasian dan penentuan sumber masalah yang menyebabkan pelanggan tidak puas dan mengeluh. Empat aspek penanganan keluhan yang penting, yaitu : Empati terhadap pelanggan yang marah Kecepatan dalam penanganan keluhan Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) Relationship Marketing & management Core service strategy : merancang & memasarkan core service yg mdasari bertumbuhnya relasi pelanggan. Relationship customization : Mengadaptasi layanan sesuai dg karakteristik pelanggan. Service augmentation Relationship pricing Internal marketing Superior Customer Service menawarkan layanan yg lebih baik. mis : garansi / jaminan, pelatihan, konsultasi teknis, saran produk alternatif, suku cadang, peluang menukar/mengembalikan produk yg cacat Reparasi momponen yg rusak komunitas pemakai produk, dll. Technology Infusion Strategy Strategi pemanfaatan teknologi utk meningkatkan/memuaskan service encounter pelanggan. Technology Infusion Matrix yang berfungsi sebagai kerangka pengembangan strategi pemanfaatan teknologi untuk mewujudkan kepuasan pelanggan : Customization and flexibility strategy Effective service recovery strategy Spontaneous delight strategy By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM (Strategi Pemasaran) BUKAN SEKEDAR PUAS Ada enam tantangan strategik yang perlu diatasi agar kepuasan pelanggan sungguh – sungguh dapat diwujudkan secara efektif. Ekspektasi pelanggan bersifat dinamis dan dibentuk oleh banyak faktor, diantaranya pengalaman berbelanja dimasalalu, opini teman dan kerabat, serta informasi dan promosi perusahaan maupun pesaing. Secara konseptual, kepuasan hanyalah salah satu di antara sekian banyak macam emosi yang mewarnai pengalaman kehidupan kita seharihari. Tidak semua pelanggan sama nilainya, karena itu dibutuhkan segmentasi strategik yang memfasilitasi pemilihan segmen khusus untuk keperluan relationship marketing jangka panjang. Masih tingginya tingkat keengganan pelanggan tidak puas untuk melakukan komplain. Strategi ‘membeli’ loyalitas pelanggan kadangkala justru berpotensi merugikan perusahaan, apalagi bila yang disasar adalah switchable customers. (Strategi Pemasaran) Pemanfaatan teknologi untuk menggantikan, melengkapi, dan atau menambah layanan perusahaan menghadapi kendala berupa isu privasi, confidentially, tingkat melek teknologi, tingkat akses teknologi, kesiapan mengadopsi teknologi baru, dan biaya akses teknologi. By : Dr. Hj. SK. Hildayanti, STP, MM