BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1.Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
2.1.1. Pengertian
Pengertian
komunikasi
berkembang
sejalan
dengan
perkembangan
masyarakat, mulai dari masyarakat kecil dalam bentuk keluarga sampai
masyarakat besar seluas negara. Maka selain pemberitahuan, komunikasi berarti
pula pengumuman, penerangan, penjelasan, penyuluhan, perintah, instruksi,
komando, nasehat, ajakan, bujukan, rayuan dan sebagainya.Komunikasi adalah
salah satu faktor yang penting untuk keberhasilan program pembangunan
masyarakat, termasuk program jaminan kesehatan nasional. Tanpa komunikasi
maka para pengguna dan stakeholder lainnya tidak akan menyadari tentang
adanya program serta manfaat yang ditawarkan. Menurut Carl. I. Hovland1
mengatakan bahwa ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap. Sedangkan menurut Everett M. Rogers2 mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Selanjutnya Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi yang
menyatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana dua orang atau lebih
1
Carl. I. Hovland. 2010. Pengantar Humas dalam komunikasi. Jakarta. Alfabeta.
Everett M. Rogers.2009.Perspektif Komunikasi Efektif. Jakarta. Grafindo.
2
12
13
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang
pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
2.1.2. Fungsi Komunikasi
Menurut Effendy3, fungsi-fungsi komunikasi dan komunikasi massa dapat
disederhanakan menjadi empat fungsi, yaitu:
1.
Menyampaikan Informasi (to infrom)
Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada
masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah
laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
2.
Mendidik (to educate)
Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi
manusia dapat menyampaikan idea atau pikiranya kepada orang lain,
sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
3.
Menghibur (to entertain)
Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi,
pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan
atau menghibur orang lain.
4.
Mempengaruhi ( to influence) (Effendy, 2003:31).
Adalah fungsi mempengaruhi setiap indivindu yang berkomuniakasi
tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih
jauhnya lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai
dengan yang diharapakan
Dilihat dari fungsi komunikasi dan keberadaannya di masyarakat,
komunikasi tidak dapat dihindari oleh seorang individu karena komunikasi
merupakan suatu alat yang harus digunakan untuk dapat digunakan untuk dapat
menjalin hubungan dengan orang lain
3
Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
14
2.1.3. Bentuk Komunikasi
Menurut Effendy,4 pelaksanaan komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi
tiga bentuk, yaitu :
a.
b.
c.
Komunikasi antar pribadi ( Diadic Communication) yaitu komunikasi antar
dua orang dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.
Komunikasi ini bisa berlangsung berhadapan muka (face to face), bisa
melalui medium seperti telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi ini
sifatnya dua arah timbal balik (two way communication).
Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi antar
seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang
berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern yang
meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas seperti siaran
radio dan televisi yang ditujukan kepada umum.
Ketiga macam komunikasi tersebut dapat digunakan dalam suatu kegiatan
komunikasi yang lebih dulu telah disesuaikan dengan tujuan komunikasi yang
akan dilakukan. Dalam hal ini menyangkut materi yang akan di sampaikan, media
yang akan di gunakan dan kondisi khalayak yang dihadapi.
Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar mengatakan bahwa
secara umum ragam tingkatan komunikasi5 adalah sebagai berikut:
a.
b.
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi
yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi
melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil
komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai
unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya
bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan
bersifat pribadi.
4
Effendy, Onong Uchjana 1986. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung : Rosda karya
5
Mulyana, Deddy,. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : remaja rosda
karya
15
c.
d.
e.
f.
Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang
berlangsung di antara anggota suatu kelompok.
Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi
Komunikasi massa(mass communication). Komunikasi massa dapat
didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa
cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat.
Komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi
antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang
tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut
pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi
menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group
communication) untuk komunikasi ini.
Selanjutnya mengenai strategi komunikasi dapat dijelaskan sebagai paduan
dan perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen
komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. 6 Untuk
mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.
Menurut Jalaludin Rakhmat “Strategi adalah suatu langkah untuk mencapai
tujuan yang direncanakan dengan melakukan berbagai aktifitas termasuk
dialamnya kegiatan, pesan, dan media yang digunakan.” 7
Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Strategi komunikasi
6
Onong U. Effendy, Strategi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2000, hal.
300
7
Rakhmat, Jalaludin. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja rosda karya.
16
merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi
untuk mencapai suatu tujuan.8
Dalam strategi komunikasi segala sesuatunya harus dipertautkan
dengan komponen-komponen yang dirumuskan oleh Harold D. Lasswell
(Formula Laswell). Formula itu tampaknya sederhana, tetapi jika dikaji lebih jauh,
pertanyaan ”efek apa yang diharapkan” secara implisit mengandung pertanyaan
lain yang perlu dijawab dengan seksama, yaitu :
1. When ( Kapan dilaksanakannya)
2. How ( Bagaimana melaksanakannya)
3. Why ( Mengapa dilaksanakan demikian)
Pada hakikatnya, strategi adalah suatu perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk
mecapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.9
Suatu
strategi
juga
merupakan
keseluruhan
keputusan
kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi
dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang
jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. 10
Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980) dikutip Cangara,
membuat definisi strategi komunikasi, dengan menyatakan bahwa strategi
8
Effendy,Ibid.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 32
9
10
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: PT Amrico, 1984), hal. 59
17
komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai
dari komunikator, pesan, saluran, penerima sampai pada pengaruh (efek) yang
dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.11
Quinn (1992) dalam Ruslan12 menyatakan, agar suatu strategi dapat efektif
dilaksanakan dalam sebauh program, maka ia harus mencakup beberapa hal,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Objektif yang jelas dan menentukan semua ikhtiar diarahkan untuk
mencapai pemahaman yang jelas, menentukan dan bisa mencapai
keseluruhan tujuan. Tujuan tersebut tidak perlu dibuat secara tertulis namun
yang penting bisa dipahami dan menentukan.
Memelihara inisiatif, strategi inisiatif menjaga kebebasan bertindak dan
memperkaya omitmen. Strategi mesti menentukan langkah dan menetapkan
tindakan terhadap peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu peristiwa.
Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan
tempat yang menentukan.
Fleksibilitas, strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyangga dan
dimensi untuk fleksibilitas dan maneuver.
Kepemimpinan yang memilki komitmen dan terkoordinasi. Strategi
hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen dan
tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pokok.
Kejujuran. Strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan
kerahasiaan dan kecerdasan untuk menyerang lawan pada saat yang tidak
terduga.
Keamanan. Strategi itu mesti mengamankan seluruh organisasi dan semua
operasi penting organisasi.
R Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam Techniques
for Effective Communication seperti yang dikutip oleh Effendy13 menyatakan
bahwa tujuan sentral komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
11
(Cangara, 2013:61)
12
Ruslan, Rosady. 2008. Kiat dan Strategi Kampanya Public Realitions. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, hal 67
13
Effendy, Onong Uchjana.1992. Dinamika Komunikasi.Bandung : Rosda karya
18
1.
2.
3.
To secure understanding (komunikan mengerti akan pesan yang
diterimanya)
To establish acceptance (penerimaan pesan oleh komunikan itu kemudian
dibina)
To motivate action (kegiatan dimotivasikan)
Strategi juga memiliki fungsi ganda sebagaimana dijelaskan oleh Effendy
yaitu14 :
a.
Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif,
dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil
yang optimal.
b.
Menjembatani ”cultural gap”, yaitu kondisi yang terjadi akibat
kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media
yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai yang
dibangun.
Menyusun strategi komunikasi harus memperhitungkan faktor-faktor
pendukung dan penghambat. Berikut ini sebagian komponen komunikasi dan
faktor pendukung serta penghambat pada setiap komponen tersebut 15
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengenali sasaran komunikasi
Faktor situasi dan kondisi
Pemilihan media komunikasi
Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Peranan komunikator dalam komunikasi
Daya tarik sumber
Kredibilitas sumber
Suatu strategi juga merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang
tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi
komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama
14
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja rosda karya hal 52
15
Ibid
19
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.Penetapan strategi komunikasi
tentu saja kembali kepada elemen dari komunikasi, yakni who says what, to whom
through what chabbels, and what effects. Karena itu strategi yang dijalankan
harus diawali dengan langkah-langkah mengenal khalayak, menyusun pesan,
menetapkan metode, seleksi dan penggunaan media, sebagai berikut:
a.
Mengenal Khalayak
Mengenal khalayak adalah langkah pertama bagi komunikator dalam usaha
komunikasi yang efektif. Memahami target sasaran kegiatan komunikasi
merupakan hal yang sangat penting sebab semua aktivitas komunikasi
diarahkan kepada mereka. Merekalah yang menentukan berhasil tidaknya
suatu program.
b.
Menyusun pesan
Setelah mengenal khalayak maka langkah selanjutnya dalam perumusan
strategi ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi.Syarat
utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu
menarik perhatian khalayak.
c.
Menetapkan Metode
Untuk mencapai efektivitas komunikasi maka tidak hanya bergantung padaa
kemantapan isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak namun
juga dipengaruhi oleh metode-metode dalam menyampaikan pesan kepada
sasaran. Dalam dunia komunikasi, metode penyampain pesan dapat dilihat
dari dua aspek yaitu: menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk
isinya. Aspek pertama (menurut cara pelaksaannya) dapat diwujudkan
dalam dua bentuk, yaitu mentode redundancy (repitition) dan canalizing.
Sementara aspek yang kedua (menurutbentuk isinya) dikenal metodemetode informatif, persuasi, edukatif dan kursif.
d.
Seleksi dan penggunaan Media
Sebelum suatu pesan atau kebijaksanaan lembaga disampaikan kepada
masyarakat perlu dipertimbangkan tentang penggunaan media atau saluran
yang paling efektif. Didalam ilmu komunikasi dikenal komunikasi langsung
(face to face) dan media massa. Jika sasarannya hanya terdiri dari beberapa
orang saja dan lokasinya dapat dijangkau maka digunakan komunikasi
langsung, termaksud jika sasarannya internal publik maka biasanya
digunakan pertemuan-pertemuan. Jika sasarannya banyak orang dan
tersebar dimana-mana, maka salurannya yang sesuai adalah media massa.16
16
Arifin, Anwar Ibid
20
Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam
bukunya Techniques for Effective Communication, ada empat tujuan dalam
strategi komunikasi sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
To secure understanding yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu
pengertian dalam berkomunikasi.
To establish acceptance yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina
dengan baik
To motivate action yaitu penggiat untuk memotivasinya.
To goals which communicator sought to achieve yaitu bagaimana mencapai
tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi
yang berlangsung tersebut.17
Mencapai tujuan di atas maka strategi komunikasi harus dapat menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara taktis dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan bisa berbeda-beda, bergantung kepada situasi dan kondisi.
2.2. Public Relations
2.2.1. Pengertian
Dalam bahasa Indonesia Public Relations (PR) diterjemahkan menjadi
hubungan masyarakat (Humas). Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis
memberikan pengertian PR sama dengan hubungan masyarakat (Humas). Konsep
dasar Humas diperkenalkan pada tahun 1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil
menjembatani konflik buruh dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal sebagai
Declaration of Humasinciple (Deklarasi Azas-Azas Dasar) yaitu prinsip yang
terbuka dan tidak menyembunyikan data dan fakta Humas di Indonesia dikenal
17
Ruslan, Ibid
21
pada tahun 1950’an dimana humas bertugas untuk menjelaskan peran dan fungsifungsi setiap kementrian, jawatan, lembaga, badan, dan lain sebagainya18
Banyak pendapat para ahli dalam merumuskan pengertian dari Humas,
diantaranya adalah:
Cutlip, Center dan Broom dalam bukunya Effective Public
Relations yang menyatakan bahwa:
“Public Relations is the management function which evaluates public
attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an
organizational with the public interest, and plans and executes a program of
action to earn public understanding and acceptance” 19
Humas merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi
kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta
merencanakan
dan
melakukan
suatu program kegiatan untuk
memperoleh
pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya.20
Pandangan tersebut senada dengan pendapat Denny Griswold yang
menjelaskan bahwa pengertian hubungan masyarakatadalah fungsi manajemen
yang mengevaluasi sikap publik, mempelajari kebijakan dan prosedur individual
atau organisasi sesuai dengan kepentingan publik, dan menjalankan program
untuk mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.21
Berdasarkan kedua
uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa Public Relations atau humas merupakan
18
Jefkins, Frank, 1995, Public Relations, JakartaErlangga hal 28
19
Cutlip, Scott M. and Allen H. Center, 1982.Effective Public Relations.Englewood
CliffsN.J.: Prentice Hill Inc. hal 67
20
Baskin, Aronoff, dan Lettimore, 1997, Public Relations: The Profession andThe
Practice. USA: Brown and Benchmark Publishers. Hal 5
21
Glen Griswold and Denny Griswold, 1985 Your Public Relation.Fark
andWangnalisCompany. New York. Grading Teaching Notes oleh NUFFIC. Hal 32
22
alat perusahaan yang berfungsi melihat perilaku dan persepsi publik serta
merencanakan suatu kegiatan yang sesuai dengan keinginan publik.
Definisi sederhana dari Philip Lesly seperti yang dikutip oleh Leonald
Mogel bahwa Public Relations is a management function as helping an
organization (or group) and its publics adapt mutually to each other.22 Humas
tersebut bertujuan agar perusahaan atau organisasi tersebut dapat menjalin
hubungan baik dengan publicnya.Public ini yang nantinya akan menjadi salah
satu faktor penunjang keberhasilan dari perusahaan tersebut.23
Menurut Frank Jefkins; “Public Relations a system of communication to
create goodwill”, dimana Humas merupakan keseluruhan bentuk komunikasi
yang terencana, baik itu keluar maupun kedalam, yakni antara suatu organisasi
dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dasar adanya
saling pengertian.24
Pendapat
Edward L. Bernays yang dikutip oleh Ardianto, menyatakan
bahwa Humas memiliki tiga arti: (1) penerangan kepada publik, (2) persuasi
kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik, (3) upaya untuk
menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga.”25
Banyaknya definisi Public Relations membuat para pempraktek Public
Relations dari berbagai Negara diseluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi
22
Leonald Mogel, 1993, Public relations; practise and theory
23
Kasali,Rhenald, 2003, Manajemen Public Relations, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, hal
49
24
Jefkins, Frank,1995, Public Relations, Jakarta: Erlangga, hal 38
25
Ardianto, Elvinaro. Metode Penelitian untuk Public Relations: Kuantitatif dan
Kualitatif. Penerbit Simbiosa Rekatama Media Bandung. 2010, hal 55
23
yang bernama IPRA (The International PublicRelations Associations) bersepakat
untuk merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dapat
dipraktekan bersama. Definisi IPRA tersebut dapat dinilai sebagai definisi yang
lengkap, yang menunjukan ciri khas dan meliputi faktor-faktor yang memang
harus ada pada Humas seperti Peran, Tugas, wewenang dan tanggung jawab
Humas. Definisi Public Relations / Humas menurut IPRA sebagai berikut :
“Public Relations is a management functions, of a continuing and planned
character, through which public and private organizations and institutions seek
towin and retain the understanding, sympathy and support of those with whom
they are or maybe concerned – by evaluating public opinion about themselves, in
order to correlate, as fast as possible, their own policies and procedures, to
achieve by planned and widespread information more productive co-operation
and more efficient fulfillment of their common interests.” (Humas adalah fungsi
manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan
itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan
pribadinya berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka
yang ada kaitanya atau yang mungkin ada hubungan dengan jalan menilai
pendapat umum diantara mereka untuk mengkorelasikan, sedapat mungkin
kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan
tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih Humasoduktif dan pemenuhan
kepentingan bersama yang lebih efisien).26
2.2.2. Fungsi Publik Relations
Publik Relations merupakan bagian dari organisasi yang berfungsi untuk
menjaga dan membina hubungan baik antara instansi dengan masyarakat umum
atau publik beserta dengan konsumenya dan juga menjaga hubungan baik internal
perusahaan. Fungsi dasar dari Publik Relations adalah membentuk dan membina
hubungan baik, dengan terciptanya hubungan yang baik maka, akan terciptalah
kinerja dan kualitas kerja yang baik guna mencapai keuntungan bagi institusi
26
Effendi, Onong Uchyana.Human Ralations & Public Relations.Penerbit CV.Mandar
Maju Bandung. 2009, hal 69
24
tersebut. Elvinaro& Soemirat27 menyatakan bahwa Publik Relations dikatakan
berfungsi dalam suatu organisasi atau lembaga apabila Publik Relations tersebut
telah menunjukkan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dibedakan dari kegiatan
lainnya.Fungsi Humas menurut Onong Uchjana Effendy :
a.
b.
c.
d.
Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya,
baik itu publik internal maupun publik eksternal.
Menciptakan komunikasi dua arah yang timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dengan menyalurkan opini publik
kepada organisasi.
Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.28
Adapun menurut Scott M.Cutip dan Center, dalam buku Efektif Publik
Relationss29, memberikan penjelasan sebagai berikut :
a.
b.
c.
Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publikpublik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan beserta operasionalisasi
organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam butuh bantuan dan
pandangan publik-publik tersebut.
Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun dan
operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima semakin maksimal.
Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat
menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan
operasionalisasi organisasi.
2.2.3. Tujuan Public Relations
Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai tujuan Public Relations
yang berguna bagi penelitian. Berikut pendapat para ahli mengenai tujuan Public
27
Soleh Elvinaro, Aldianto & Soemirat, Dasar-Dasar Public Relation, Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal.87
28
Effendi, Onong Uchyana.Human Ralations & Public Relations.Penerbit CV. Mandar Maju
Bandung. 2009, hal 56
29
Cutlip, M. Scott., Center, H. Allen., and Broom, M. Glen. Effective Public Relations. Edisi
Kesembilan. Kencana Prenada Media Group, 2009, hal.33
25
Relations. Menurut Rosady Ruslan, tujuan Public Relations adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik
eksternal atau masyarakat dan konsumen.
Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan
perusahaan.
Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations.
Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
Mendukung bauran pemasaran.30
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan Public Relations adalah
mengembangkan citra baik terhadap internal dan eksternal, sebagai penengah
diantara publik dan perusahaan, mengembangkan fungsi pemasaran dengan
Public Relations, membangun merek, dan mengembangkan bauran pemasaran.
Menurut pendapat Bertram R. Canfield dan Frazier Moore (Danandjaja,)
dalam buku “Public Relation, Principles Cases and Problem”, tujuan Public
Relations yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Mengabdi kepada kepentingan publik.
Public Relations selalu siap mendengarkan dan melayani keinginan publik.
Menjaga atau memelihara komunikasi yang baik.
Public Relations dapat melakukan komunikasi yang baik.
Menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.
Public Relations memiliki moral dan tingkah laku yang baik.31
Dari uraian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan Public
Relations adalah untuk mengabdi kepada perusahaan, menjalin komunikasi yang
baik antara perusahaan dengan publik, dan menjaga moral serta tingkah laku yang
baik untuk menghasilkan persepsi yang baik dari publik terhadap perusahaan.
30
Ruslan, Rosady, 2002, Kampanye public relations hal 246
Danandjaja, 2011Prinsip dan masalah dalam Humas hal 44
31
26
Pandangan dan pendapat Charles S Steinberg dan Lesly mengenai Tujuan
Public Relations atau Humassejalan dengan pengertian Public Relations yang
dikemukakan oleh Yosal Irintara, yaitu :
“Public Relations adalah proses komunikasi maupun sebagian kegiatan
yang dijalankan organisasi. Sebagai proses komunikasi, PR merupakan
kegiatan yang terorganisir dan bertujuan sehingga bisa dibedakan dengan
kegiatan komunikasi yang dilakukan begitu saja dan tidak memiliki yang
jelas. Sedangkan sebagai kegiatan, PR bertujuan untuk membantu Publik
memahami organisasi dan produk organisasi tersebut”.32
Tujuan public relations dibagi pula berdasarkan kegiatannya, yaitu tujuan
berdasarkan kegiatan internal public relations dan tujuan berdasarkan kegiatan
eksternal public relations. Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal
public relations dalam hal ini dapat mencangkup kepada beberapa hal yaitu :
a.
b.
c.
d.
Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik
terhadap perusahaan, terutama sekali diajukan kepada kebijakan perusahaan
yang sedang dijalankan.
Mengadakan suatu analisis dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang
sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan
dengan tidak melupakan kepentingan publik.
Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai
suatu
kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada
berbagai aktifitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai
perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya
diharapkan publik karyawan akan tetap well inform.
Merencanakan bagi penyusun suatu staf bagi penugasan kegiatan yang
bersifat internal Public Relations dalam perusahaan tersebut.33
Sedangkan tujuan dari Public Relations berdasarkan bentuk kegiatan
eksternal Public Relations , dimaksudkan untuk mendapatkan dukungan dari
publik. Pengertian dukungan publik disini dibatasi kepada pengertian :
32
Iriantara, Yosal, 2004, Dampak dan tujuan public relations hal 106.
Djanaid, Djanalis. 2005. Public Relations Teori dan Praktek. Malang : Program Up.hal
15
33
27
a.
b.
c.
d.
Memperluas langganan atau pemasaran.
Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang
berguna bagi publik dalam arti luas.
Mencari dan mengembangkan.
Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna
mendapatkan opini publik yang positif. 34
Oleh karena itu seorang pimpinan perusahaan perlu lebih memperhatikan
melalui
public
relations
untuk
memikirkan
sesuatu
langkah
dalam
mendayagunakan tujuan dari kegiatan eksternal public relations itu.Secara praktis
tujuan public relations itu harus dapat menyelenggarakan tujuan dari kegiatan
eksternal itu harus dapat menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana
mempunyai sifat informasi dan persuasif, guna memperoleh dukungan dari publik
disesuaikan dengan yang diinginkan oleh komunikator.
Adapun langkah-langkah yang perlu diperhitungkan oleh public relations
dalam menyampaikan informasi mengenai suatu gagasan, ide-ide, ataupun bersifat
memperkenalkan suatu barang, maka pesan komunikasinya mempertimbangkan
hal sebagai berikut :
1.
Pesan komunikasi harus disampaikan secara jujur, objektif dan harus
direncanakan sehingga mencangkup unsur ketelitian.
2.
Penyelenggaraan kegiatan dari eksternal itu harus melalui teknik komunikasi
yang bersifat timbal-balik (two ways communications). Maksudnya seorang
public relations itu tidak saja terbatas hanya cukup dan terlatih terhadap
penerimaan informasi yang datang dari publik sebagai efek komunikasi. Isi
dari penyampaian komunikasi harus didasarkan kepada kepentingan publik,
sehingga ketika pesan komunikasi itu disampaikan, akan menimbulkan
tingkat kepercayaan dan rasa simpati dihati publik. Dimana pada tahap
selanjutnya diharapkan publik mendukung pesan yang disampaikan kepada
mereka. 35
34
Ibid
Ibid
35
28
2.2.4. Manfaat Public Relations
Menurut Jeffkins 36 manfaat dari Public Relations atau Humas, adalah :
1.
2.
3.
4.
Menciptakan dan memelihara citra yang baik dan tepat atas organisasinya di
dalam kaitannya dengan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
Membantu pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
citra, kegiatan organisasi maupun kepentingan organisasi dan
menyampaikan suatu informasi secara langsung kepada manajemen
perusahaan.
Memberi nasihat dan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai
berbagai masalah komunikasi yang sedang terjadi, sekaligus mengenai cara
penangananya.
Menyediakan berbagai jasa informasi kepada publik mengenai kebijakan
perusahaan, produk, jasa personil selengkap mungkin untuk menciptakan
suatu pengetahuan yang maksimal dan mencapai pengertian public.
Menurut Yulianita37 ada 4 hal prinsip tujuan dari Public Relations, adalah:
1.
2.
3.
4.
Menciptakan citra yang baik.
Memelihara citra yang baik.
Meningkatkan citra yang baik.
Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun/rusak
2.2.5.Peranan Public Relations
Peranan berarti ”tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa”38. Beberapa ahli menjelaskan tentang peranan Humas dalam organisasi
antara lain adalah Dozier,D.M (1992) yang menyatakan bahwa :
“Peranan praktisi Humas (PR) dalam suatu organisasi atau perusahaan
merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi Humas dan
Komunikasi organisasi, disamping itu juga merupakan kunci untuk
pengembangan peranan praktisi Humas (PR) dan pencapaian professional
dalam Humas.” 39
36
Jefkins, Frank,1995, Public Relations, Jakarta: Erlangga. Hal 28
Yulianita, Neni. Dasar-Dasar Public Relations hal 25
37
38
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 hal 75.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.PT Rajagrafindo
Persada Jakarta. 2008. Hal 33
39
29
Dalam kutipan buku “Kiat dan strategi kampanye PR.”, Rosady Ruslan
mengatakan bahwa “PR are Power of Opinion”40, yakni:
Peranan PR tersebut sama dengan juranlisitk, yang memiliki kekuatan dan
kekuasaannya untuk membentuk opini. Perbedaannya adalah media pers dan
wartawan merupakan alat untuk kontrol sosial, sedangkan PR telah
menekankan fungsi untuk menggalang pengertian antar lembaga yang
diwakilinya dengan publik yang menjadi target sasarannya. Oleh karena itu,
kredibilitas seorang PR sangat diperlukan dalam melaksanakan peranannya,
khususnya dalam berkampanye dan berpropaganda untuk tujuan promosi,
publikasi, meningkatkan kesadaran dan pemahaman, pengertian hingga
membujuk dan mempengaruhi untuk mencari dukungan tertentu dari publik
sasarannya.
Peranan Humas dalam suatu organisasi, menurut Dozier dan Broom (1995),
dibagi menjadi empat (4) kategori:41
1.
2.
3.
Export Presciber (Penasehat Ahli), Praktisi Humas dapat membantu untuk
mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya
(Public Relationship), disini pihak manajemen bersifat pasif untuk
menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau diusulkan oleh
pakar Humas (ExpertPresciber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi
persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi yang
bersangkutan.
Communications Fasilitator (Fasilitator Komunikasi), Praktisi Humas
bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak
manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh
publiknya, sekaligus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan
harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi
timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
Problem Solving Process Fasilitator (Fasilitator Proses Pemecahan
Masalah), Peranan Praktisi Humas dalam proses pemecahahn persoalan ini
merupakan bagian tim manajemen, untuk membantu pimpinan organisasi
baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan keputusan
(eksekusi) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengan dihadapi,
secara rasional dan professional. Dan biasanya dalam menghadapi suatu
krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir ahli
Humas dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam suatu
40
Ruslan, Rosady. 2005, Kampanye Public Relations. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada
41
Dozier dan Broom (1995)
30
tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah
menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.
4.
Communication Technician (Teknisi Komunikasi) berbeda dengan tiap
peranan praktisi Humas profesional sebelumnya yang terkait erat dengan
fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication
technician ini menjadikan praktisi Humas sebagai journalist in resident
yang hanya menyediakan layanan teknisi komunikasi atau dikenal dengan
method of communication inorganization. Sistem komunikasi dalam
organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level),
yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang
dipergunakan dari tingkatan pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari
bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media
komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu
departemen dengan lainnya (employee relations and communication media
model).
Peranan Humas (PR) tersebut diharapkan menjadi “mata” dan “telinga”
serta “tangan” bagi top manajemen dari organisasi, yang ruang lingkup tugasnya
mencangkup pembinaan hubungan terhadap pihak internal dan pihak eksternal.
Menurut Ruslan42, dalam “hubungan masyarakat suatu komunikologis” memberi
gambaran mengenai peran utama Humas yang pada intinya adalah sebagai
berikut:
1.
2.
42
Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi dengan lembaga
yang mewakili dengan publiknya. Bertindak sebagai Communicator, yaitu
dalam sebuah kegiatan komunikasi dalam sebuah organisasi pada perusaan,
prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two way traffic
reciprocalcommunication), dalam komunikasi ini fungsi PR adalah sebagai
penyebaran informasi, di lain pihak komunikasi berlangsung dalam bentuk
penyampaian pesan dalam menciptakan opini publik (Public Opinion).
Membina relationship, yaitu berupa membina hubungan yang positif dan
saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Membangun dan membina
hubungan (Relationship) yang positif yang baik dengan pihak publik
sebagai target sasaran, yaitu publikinternal dan publik eksternal khususnya
dalam menciptakan saling mempercayai (mutually understanding) dan
saling memperoleh manfaat bersama(muttulaysymbiosis) antara lembaga/
organisasi perushaan dan publiknya.
Ruslan, Rosady. 2005, Kampanye Public Relations. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,
hal 56
31
3.
Peranan back up management, yakni sebagi pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan. Peranan back up management dan
sebelumnya dijelaskan bahwa fungsi Public Relations melekat pada fungsi
manajemen, berarti tidakdapat di pisakan dengan manajemen. Untuk
mencapai tujuan tersebut dalam fungsi manajemen tersebut melalui tahapan
yang dikenal dengan POAC yaitu:
a.
Planning (perancangan)
b.
Organizing (pengorganisasian)
c.
Actualiting (penggiatan)
d.
Controlling (Pengawasan)
4.
Membentuk Coorporate Image, artinya fungsi peranan PR dalam lembaga
berupaya dalam membentuk dan menciptakan citra bagi organisasi atau
lembaganya. Menciptakan citra perusahaan atau lembaga (corporate image)
yang merupakan tujuan akhir dari suatu aktivitas program kerja PR untuk
keperluan publikasi maupun untuk promosi. Peranan PR mencakup bidang
yang luas menyangkut hubungan dengan berbagai pihak dan tidak hanya
sekedar berbentuk relations arti sempit, karena personal relations
mempunyai peranan yang cukup besar dalam cara kerja PR.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa peranan PR
mencakup bidang yang luas menyangkut penciptaan hubungan baik dengan
khalayak sasaran di antaranya melalui program komunikasi seperti sosialissasi.
2.3.
Sosialisasi
Sosialisasi (pemasyarakatan) adalah penyedian sumber ilmu pengetahuan
yang memungkinkan seseorang bertindak dan bersikap sebagai anggota
masyarakat yang efektif, yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya
sehingga ia dapat aktif didalam masyarakat. 43
Sosialisasi adalah menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan
bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai
anggota masyarakat secara efektif.44
43
Effendy, ibid.
44
Cangara, ibid
32
Sosialisasi secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebarluasan
informasi (program, kebijakan, peraturan) dari satu pihak (pemilik program,
kebijakan, peraturan) kepada pihak-pihak lain (aparat, masyarakat yang terkena
program, dan masyarakat
umum). Sosialisasi merupakan salah satu bentuk
strategi komunikasi untuk menyebarluaskan pesan.
Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses anggota
masyarakat mempelajari norma-norma dan nilai-nilai sosial di mana ia menjadi
anggota.45Sementara itu, Ritcher Jr memberikan definisi yang lebih luas, bahwa
sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan
sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu di
masyarakatnya.46
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat ditarik 4 hal pokok yang
terdapat dalam sosialisasi, yaitu:
a.
Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
b.
Di dalam sosialisasi terdapat saling pengaruh antara individu beserta potensi
kemanusiaannya, dengan masyarakat beserta kebudayaannya.
c.
Melalui proses sosialisasi, individu menyerap pengetahuan, kepercayaan,
nilai-nilai, norma-norma, sikap dan keterampilan-keterampilan dari
kebudayaan masyarakatnya.
d.
Pada sosialisasi akan menghasilkan perkembangan kepribadian seseorang.
45
Soerjono Soekanto, 2000, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar hal 45
46
Ritcher Jr, 1987 Perilaku organisasi dan komunikasi hal 139
33
2.4.
Jabatan Fungsional Kesehatan
Dalam birokrasi Pemerintahan, dikenal jabatan karier yaitu jabatan dalam
lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Jabatan karier dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1.
Jabatan Struktural
Yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi, kedudukan
jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah yaitu Eselon
IVb hingga tertinggi dari level Eselon Ia, contoh jabatan struktural di PNS
adalah Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Biro dan Staf
Ahli, sedangkan contoh jabatan struktural di Pemda adalah Sekretaris
Daerah, Kepala Dinas Kepala Badan dan Kepala Kantor, Kepala Bagian,
Kepala Bidang, Kepala Seksi, Camat, Sekretaris Camat, Lurah dan
Sekretaris Lurah.
2.
Jabatan Fungsional
Yaitu jabatan yang tidak tercantum dalam struktur organisasi tetapi dari
sudut pandang tugas dan fungsi (tusi) pekerjaannya tidak bisa terlepas dari
struktur
organisasi
dan
sangat
diperlukan
oleh
organisasi
dan
pelaksanaannya merupakan satu kesatuan, misalnya auditor (Jabatan
fungsional Auditor JFA) guru, dosen pengajar, arsiparis, perancang
peraturan perundang-undangan dan lain-lain.
Jabatan Kesehatan Fungsional yang selanjutnya disingkat Jabfungkes
merupakan salah satu bentuk pemberian tugas, tanggung jawab dan wewenang
serta penghargaan atas kinerja personel dalam memberikan pelayanan dimana
34
personel tersebut tidak memiliki jabatan secara hirarki atau structural dalam
organisasi tersebut. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewnang dan hak seorang Pegawai dalam satu kesatuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Jabatan Fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak
tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas
pokoknya dalam organisasi Pemerintah, Jabatan Fungsional Pegawai terdiri atas
jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan, produk hukum
yang mengatur pengangkatan dalam jabatan fungsional adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 yang diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 2010 dan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 yang
diubah dengan keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 2012 tentang Rumpun
Jabatan Pegawai Negeri Sipil
Arah kebijakan organisasi pemerintah ke depan sesuai penejelasan di atas
adalahrightsizing yaitu upaya penyederhanaan birokrasi pemerintah agar lebih
proporsional, datar, transparan, hirarki yang singkat dan terdesentralisasi
kewenangannya. Penyesuaian organisasi kepemerintahan kearah hemat struktur
kaya fungsi dengan membatasi jabatan struktural dan mengembangkan jabatan
fungsional sudah sewajarnya dilakukan, mengingat terbatasnya jabatan struktural
maka jabatan fungsional menjadi solusinya.
Tujuan
dibentuknya
jabatan
fungsional
adalah
untuk
peningkatan
produktivitas kerja, peningkatan produktivitas unit kerja, peningkatan karir dan
35
peningkatan profesionalisme bagi aparatur pemerintah. Jabatan fungsional juga
dapat dijadikan sarana untuk membina pegawai dan sebagai jalur pengembangan
karir pegawai. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan karir tersebut telah
diterbitkan berbagai kebijakan dibidang kepegawaian, salah satunya adalah di
bidang jabatan fungsional. Pengangkatan ke dalam jabatan fungsional merupakan
salah satu bentuk penghargaan dari pekerjaan seorang pegawai yang disesuaikan
dengan tingkat keahlian atau profesionalismenya.
Profesionalisme adalah salah satu aspek yang diperlukan untuk mewujudkan
penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan yang lebih efektif dan
efisien. Pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan
sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja adalah salah satu
bentuk dukungan terhadap profesionalitas. Dengan adanya ketentuan jabatan
fungsional maka penilaian prestasi kerja seorang aparatur pemerintah harus
dilakukan, yaitu dengan penetapan angka kredit oleh pejabat yang berwenang
setelah melalui pertimbangan penetapan angka kredit oleh tim penilai, yang
dibentuk dari instansi pembina/pengguna jabatan fungsional dimaksud. Instansi
Pembina Pusat Jabatan Fungsional kesehatan adalah Kementerian Kesehatan,
sedangkan Pembina Instansi jabfungkes di lingkungan Mabes TNI adalah Spers
TNI, yang pelaksanaannya didelegasikan kepada Puskes TNI.
Dalam Jabatan Fungsional kita mengenal istilah Jenis jabatan, Jenjang
jabatan dan Pangkat. Jenis jabatan fungsional kesehatan saat ini telah berkembang
menjadi 27 jenis (PP Nomor 40 tahun 2010). Sedangkan jenjang jabatan
fungsional kesehatan terdiri atas 2 (dua) tingkat yaitu Ahli dan Terampil. Tingkat
36
Ahli dimulai dari jenjang pertama sampai dengan jenjang utama, dan Tingkat
Terampil dimulai dari Pelaksana Pemula sampai Penyelia (PP Nomor 40 tahun
2010). Perubahan jabatan fungsional seorang tenaga kesehatan bisa diperoleh
melalui
tahap-tahap mulai
dari:
Pengangkatan, Pembebasan Sementara,
Pengangkatan kembali, dan Pemberhentian. Semua keputusan perubahan terkait
dengan perkembangan angka kredit dan kondisi yang ada pada seorang pemangku
jabfungkes.
Pemangku jabfungkes bisa memperoleh pangkat sesuai perolehan angka
kredit dan ketentuan kepangkatan yang berlaku, akan tetapi perolehan angka
kredit bagi yang berubah jabatan mutlak disesuaikan lebih dulu jabatannya
sebelum mengajukan pangkat. Pangkat terendah pada tingkat Terampil adalah
adalah Gol.II/a (Pelaksana Pemula) dan tertinggi Gol. III/d (Penyelia) , sedangkan
pangkat terendah pada tingkat Ahli adalah Gol. III/a (Pertama) dan tertinggi
adalah Gol. IV/e (Utama). Untuk kenaikan jabatan dan pangkat fungsional dapat
disesuaikan menurut peraturan yang berlaku yaitu sebagai berikut :
1.
Kenaikan jabatan dapat dipertimbangkan setiap kali dengan ketentuan :
a.
Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir
b.
Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan
setingkat lebih tinggi
c.
Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaaan pekerjaan dalam
DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
d.
Disesuaikan dengan ketentuan masing-masing jabatan fungsional
kesehatan yang berlaku
37
2.
Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan setiap kali dengan ketentuan :
a.
Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir.
b.
Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi
c.
Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam
DP3 paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Sedangkan Pejabat Fungsional dibebaskan sementara dari jabatannya apabila:
1.
Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berdasarkan aturan
kepegawaian
2.
Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan Peraturan Kepegawaian
3.
Ditugaskan secara penuh diluar jabatan fungsional yang dijabatnya
4.
Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan atau
5.
Cuti diluar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan
seterusnya.
2.5.
6.
Perampingan dalam organisasi pemerintahan
7.
Tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani
Kerangka Konseptual
Konsep
adalah
abstraksi
atau
gambaran
yang
dibangun
dengan
menggeneralisasi suatu pengertian.Kerangka konsep penelitian pada dasarnya
adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur
melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2000).
Konsep penelitian ini meliputi :
38
1.
Peranan adalah perangkat harapan-arapan yang dikenakan pada individu
atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan
masyarakat.
2.
Public relations atau hubungan masyarakat (humas) adalah fungsi
manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang
dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum
dan pribadinya berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari
mereka yang ada kaitanya atau yang mungkin ada hubungan dengan jalan
menilai pendapat umum diantara mereka untuk mengkorelasikan, sedapat
mungkin kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang
berencana dan tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih produktif dan
pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien. (Onong Uchjana,211).
3.
Peranan humas adalah gambaran mengenai peran utama Humas yang pada
intinya adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi dengan
lembaga yang mewakili dengan publiknya
b.
Membina relationship, yaitu berupa membina hubungan yang positif
dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya
c.
Peranan back up management, yakni sebagi pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan
39
d.
Membentuk Coorporate Image, artinya fungsi peranan PR dalam
lembaga berupaya dalam membentuk dan menciptakan citra bagi
organisasi atau lembaganya.
Pada kerangka konseptual, Peneliti akan menerapkan indikator peranan
humas dalam mensosialisasikan Kepangkatan Jabatan Fungsional Kesehatan di
Satkes Denma Mabes TNI, yaitu peranan sebagai komunikator dan Corporate
image.
2.6.
Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan kerangka berpikir
guna memberi batasan dan focus terhadap peran public relations dalam
mensosialisasikan kepangkatan jabatan fungsional kesehatan dalam jajaran satuan
kesehatan Detasemen Markas Mabes TNI. Adapun kerangka berfikir sebagai
acuan dalam melakukan penelitian, sebagai berikut:
HUMAS SATUAN
KESEHATAN DENMA TNI
SOSIALISASI
JABATAN
FUNGSIONAL
KESEHATAN
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
PERANAN HUMAS
1.Communicator
2.Corporate image
Download