PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa

advertisement
PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa [L.]
Pers) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL
MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA
(Skripsi)
Oleh
EZANDA VOZZA DIAH PITALOKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR ( Lagerstroemia speciosa[L.]
Pers. ) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL
MENCITJANTAN ( Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA
Oleh
Ezanda Vozza Diah Pitaloka
Gaya hidup menjadi salah satu hal yang memengaruhi kesehatan, gaya hidup yang
kurang baik dapat mengakibatkan berbagai penyakit, diantaranya adalah
hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan kondisi jumlah kolesterol
darah melebihi batas normal dalam tubuh.Dalam upaya menekan kadar kolesterol
yang tinggi, dapat digunakan obat tradisional, salah satunya adalah daun pohon
Bungur. Daun pohon bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) telah banyak
digunakan sebagai metode pengobatan tradisional untuk mengobati tekanan darah
tinggi. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun
bungurdan perbandingan efektivitasnya dengan simvastatin terhadap penurunan
kadar kolesterol total mencit (Mus musculus L.) jantan hiperkolesterolemia.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap menggunakan 25
ekor mencit jantan. Subjek penelitian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan
dengan 5 kali pengulangan, yaitu kontrol negatif (K-) yang hanya diberi pakan
standar berupa pellet sampai akhir masa penelitian, kontrol positif (K+) yang
diberi pakan standar yang telah dicampur dengan suspensi otak sapi (suspensi
otak sapi 1 ml/hari) selama hari ke 0 – 14, perlakuan 1,2 dan 3 (P1,P2 dan P3)
diberi pakan yang telah dicampur dengan suspensi otak sapi (suspensi otak sapi 1
ml/hari) selama hari ke 0-14. Kemudian 14 hari selanjutnya K+ diberi pakan
standard dan dicekokkan simvastatin sebanyak 0,052 mg/ekor/hari, P1 diberi
ekstrak daun bungur sebanyak 2,25 mg/ekor/hari, P2 diberi ekstrak daun bungur
sebanyak 4,5 mg/ekor/hari dan P3 diberi ekstrak daun bungur sebanyak 9
mg/gBB/hari. Pengujian kolesterol mengggunakan alat tes strip kolesterol Easy
Touch pada hari ke 0, 14, dan 28. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji
ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD dengan selang kepercayaan 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar kolesterol pada hari ke28 terhadap pada setiap kelompok pelakuan dengan nilai penurunan tertinggi pada
kelompok K(+) dan P2 dengan nilai berturut-turut 17 mg/dl dan 13,2 mg/dl.
Penurunan berat badan terjadi pada tiap kelompok perlakuan dengan berat
terendah adalah kelompok P3 yakni 1,2 gram.
Kata Kunci: Hiperkolesterolemia, simvastatin, daun bungur (Lagerstroemia
speciosa [L]. Pers.).
PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa [L.]
Pers) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL
MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA
Oleh
EZANDA VOZZA DIAH PITALOKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, pada tanggal 9
November 1996, sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak
Agus Riyono, S.H. dan Ibu Atika Djayataruna.
Penulis memulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak
Bustanul Ulum II Lempuyang Bandar, Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung
Tengah pada tahun 2001. Pada Tahun 2002, penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bandar Sakti, Terusan Nunyai. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Terusan
Nunyai pada tahun 2008. Selama menjadi siswa di SMP Negeri 1 Terusan
Nunyai, penulis aktif dalam kegiatan OSIS dan Kepramukaan serta sempat
menorehkan beberapa prestasi di ditingkat Kabupaten. Pada Tahun 2011, penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Terbanggi
Besar dan menyelesaikan pendidikannya selama dua tahun dengan mengikuti
program kelas akselerasi. Selama menjadi siswa di SMA Negeri 1 Terbanggi
Besar, penulis aktif dalam kegiatan Pencak Silat dan menjuarai beberapa
kejuaraan yaitu, juara 3 Kelas C Putri Kejuaraan Kabupaten Lampung Tengah
IPSI Tingkat Dewasa tahun 2012, juara 1 Kelas F Putri Kejuaraan Pencak Silat
Tingkat Remaja „Kapolres Cup‟ Lampung Tengah tahun 2013, dan juara 3 Kelas
F Putri Kejuaraan Daerah Pencak Silat „Kapolda Cup‟ tahun 2013.
iv
Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama
menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, penulis memperoleh
beasiswa PPA pada tahun ke dua. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum
mata kuliah Struktur Perkembangan dan Taksonomi Tumbuhan dan Fisiologi
Hewan dari tahun 2015 hingga 2017. Selain itu, penulis aktif di Organisasi
Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) Unila sebagai anggota Bidang
Kaderisasi dan Kepemiminan tahun kepengurusan 2013 sampai 2015.
Pada tahun 2016, penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata yang
termasuk dalam mata kuliah wajib di desa Bunut, Kecamatan Way Ratai,
Pesawaran, ditahun yang sama penulis melaksanakan Kerja Praktik di Stasiun
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Hasil Perikanan Kelas I Lampung,
dengan judul “Identifikasi Penyakit Ikan oleh Virus dan Bakteri di Stasiun
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Hasil Perikanan Kelas I
Lampung”. Selain itu pada Tahun 2015 sampai 2016, penulis menjadi Muli 1
Kabupaten Pesisir Barat, Muli 1 Provinsi Lampung dan Putri Pariwisata
Lampung. Pada tahun 2017, penulis melaksanakan penelitian akhir dengan judul
“Pengaruh Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.
Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.)
Hiperkolesterolemia” di bawah bimbingan Bapak Drs. Hendri Busman,
M.Biomed., Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M.Biomed., dan Ibu Dra. Nuning
Nurcahyani, M.Sc.
MOTTO
“Allah knows best”
“Doa, kejujuran, dan usaha adalah berlian yang menjadi pondasi
awal kesuksesan.”
“Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata.”
(Pablo Picasso)
“Tak ada yang bisa membuatmu merasa rendah diri tanpa
persetujuanmu.”
(Eleanor Roosevelt)
“Jika „kesempatan‟ bisa pilih-pilih orang, dia tidak akan memilih
orag yag dapat melihatnya, tetapi orang yang dapat
menangkapnya.”
(Bong Chandra)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmaanirrahim
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya untuk setiap kenikmatan, kesehatan,
kekuatan, kesabaran, dan kemudahan yang tak terputus.
Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda bakti dan
kasihku kepada yang tercinta :
Ayahanda Agus Riyono, S.H dan Ibunda Atika Djayataruna,
yang telah dengan ikhlas selalu memberikan restu, doa, waktu,
mencurahkan kasih sayang, mendidikku, serta memberikan
suasana nyaman dan bahagia sertiap waktu.
Saudara-saudara kebanggaanku:
Kakanda Brian Wisnu Pratama, Adinda Reflin Trianjaya, dan
Adinda Oktavia Safitri Ramadhani,
terimakasih atas segala hal yang telah dikorbankan untukku
sehingga dapat menyelesaikan sekolahku.
vii
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas rahmat Allah SWT karena atas segala kelimpahan karunia-Nya
sehingga penulis mampu menyelelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan sarjana atau strata satu (S1) dengan judul
“PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa [L.]
Pers.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL
MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA”.
Proses terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Ayah (Agus Riyono, S.H.) dan Ibu (Atika Djayataruna) untuk limpahan cinta
kasih, do’a, pengorbanan, motivasi dan segala bentuk dukungan dan
pencapaian luar biasa yang selalu diberikan kepada penulis selama ini.
Terimakasih telah menjadi dan selalu menjadi orang tua luar biasa bagi
penulis.
2. Bapak Drs. Hendri Busman, M. Biomed., selaku pembimbing I yang telah
begitu sabar membimbing, memberikan kritik, saran, motivasi dan
kepercayaan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
viii
3. Bapak Prof. Dr.Sutyarso, M.Biomed., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, kritik, saran dan nasihatnya dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M,Sc, selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Unila sekaligus pembahas, terimakasih atas bimbingan, saran, kritik, nasihat,
dan motivasi yang membangun bagi penulis.
5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
6. Ibu Dra. Eti Ernawiati, M.P., sebagai pembimbing akademik yang telah
bersabar membimbing, memberikan nasihat, saran, dan motivasi yang
membangun setiap tahun selama penulis menempuh pendidikan di Universitas
Lampung.
7. Kepala Laboratorium Biologi Molekuler serta laboran (mbak Nunung dan
mbak Dwi) yang telah membantu, membimbing, memberi nasihat serta
mengizinkan penulis melakukan penelitian ini
8. Bapak dan Ibu Dosen, laboran, karyawan Jurusan Biologi FMIPA Unila,
terimakasih atas ilmu, pengalaman,dan bantuannya selama ini kepada penulis.
9. Kakak (Brian Wisnu Pratama) dan adik-adikku tersayang (Reflin Trianjaya
dan Oktavia Safitri Ramadhani) yang telah memberikan cinta kasih, berbagai
motivasi, dukungan dan do’a yang tak terhingga, serta keceriaan yang telah
diberikan kepada penulis setiap saat.
10. Uncu (Nilda Nopi Yanti Djayataruna), Paksu (Erdi Ermin, S.T.), Emak
(Partinah), Makli (Solawati Djayataruna, S. Ag.), Om Icad (Ir. Ahmad
Syatibi), Makngah (Komala Dewi Djayataruna), Bapak (Firli Haddad
ix
Djayataruna), Mimi (Nora Marzuki) dan adik-adikku (Nazwa, Daffa, Jordy,
Cinta, Hafsah) yang telah memberikan kasih sayang, menemani, memberikan
nasihat, dan motivasi kepada penulis.
11. Partner penelitian Tetania Tiara Putri dan Veni Yulia yang selalu sabar
memberikan motivasi yang membangun, kasih sayang, semangat, canda tawa
serta keceriaan selama penelitian ini berlangsung.
12. Sahabat sekaligus kakak yang selalu menemani, memberikan nasihat,
semangat, motivasi, keceriaan, perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis.
Terimakasih kak Nasyiatul Himmah dan kak Andesba.
13. Seseorang terkasih, Danu Firmansyah. Terimakasih atas waktu yang
diberikan, semangat, motivasi, nasihat, keceriaan dan kasih sayang kepada
penulis.
14. Seluruh sahabat seperjuangan tersayang, Lia, Iffa, Fatmawati, Carina, Eva,
Nur Rohman, Benny, Nyoman, Damai, Bella, Indria, dan seluruh keluarga
Biologi angkatan 2013 lainnya yang belum penulis sebutkan, terimakasih atas
dukungan, bantuan, saran, kritik, canda tawa dan kebersamaannya selama ini.
15. Seluruh keluarga Wadya Ballad Himbio yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terimakasih atas kebersamaan, pengalaman dan pembelajarannya
selama ini.
16. Almamater tercinta.
Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah dan berkah kepada semua pihak
yang telah membantu penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan masih jauh dari
x
kesempurnaan, namun besar harapan penulis semoga hasil tulisan ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Juli 2017
Penulis,
Ezanda Vozza Diah Pitaloka
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
iii
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
v
MOTTO ..........................................................................................................
vi
SANWACANA ...............................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Tujuan Penelitian ..............................................................................
C. Manfaat ............................................................................................
D. Kerangka Pemikiran .........................................................................
E. Hipotesis ............................................................................................
II.
1
4
4
5
6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kolesterol………………… ..............................................................
1. Pengertian Kolesterol ....................................................................
2. Jenis Kolesterol .............................................................................
3. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kolesterol Dalam Tubuh .....
4. Pemeriksaan Laboratorium untuk Mengetahui Kadar Kolesterol .
5. Biosintesis Kolesterol ...................................................................
6. Hiperkolesterolemia ......................................................................
7
7
10
11
12
16
17
xi
B. Tanaman Bungur………………………… .......................................
1. Klasifikasi Tanaman Bungur.........................................................
2. Morfologi Tanaman Bungur ........................................................
3. Kandungan Senyawa pada Daun Bungur .....................................
4. Habitat dan Penyebaran.................................................................
C. Simvastatin........................................................................................
D. Mencit (Mus musculus L.) ................................................................
18
18
18
20
21
21
22
III. METODE KERJA
A. Tempat dan Waktu Penelitian…. ......................................................
B. Alat dan Bahan……………………………………… ......................
C. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
D. Analisis Data .....................................................................................
E. Diagram Alir .....................................................................................
25
25
26
35
36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ...................................................................................................
B. Pembahasan ........................................................................................
1. Perubahan Kadar Kolesterol Total................................................
2. Perubahan Berat Badan.................................................................
V.
37
44
44
49
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
51
52
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kadar Kolesterol Darah pada Manusia........................................
16
Tabel 2. Data Biologi Mencit (Mus musculusL.) ......................................
24
Tabel 3. Rerata kadar kolesterol total darah mencit setelah perlakuan
hiperkolesterolemia ....................................................................
38
Tabel 4. Selisih rerata peningkatan kadar kolesterol pada hari ke-0 dan
hari ke-14 masing-asing kelompok ...........................................
38
Tabel 5. Rerata kadar kolesterol darah mencit jantan (Mus musculus L.)
yang telah diberi ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa
[L.] Pers.) serta simvastatin. ......................................................
40
Tabel 6. Selisih rerata penurunan kadar kolesterol pada hari ke-14 dan
hari ke-28 masing-asing kelompok ............................................
40
Tabel 7. Rerata Berat Badan Mencit (Mus musculus L.)...........................
42
Tabel 8. Selisih rerata penurunan berat badan pada hari ke-0 dengan hari
ke-14 dan penurunan berat badan pada hati ke-14 dan hari
ke-28 masing-masing kelompok .............................................
42
Tabel 9. Hasil uji deskriptif kadar kolesterol total mencit tiap kelompok
perlakuan hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28 .........................
59
Tabel 10. Hasil uji annova kadar kolesterol total mencit tiap kelompok
perlakuan hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28 .........................
60
Tabel 11. Hasil uji deskriptif berat mencit tiap kelompok perlakuan
hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28 ..........................................
61
Tabel 12. Hasil uji annova berat badan mencit tiap kelompok perlakuan
hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28 .........................................
62
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kimia Kolesterol (C27H46O) ...............................
9
Gambar 2. A. Bunga Bungur…………………………… ..................
20
Gambar 2. B. Daun Bungur ................................................................
20
Gambar 3. Mus musculus L.. ..............................................................
24
Gambar 4. Desain Tata Letak Penelitian ............................................
28
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian…………………… ....................
36
Gambar 6. Kandang Kelompok Perlakuan .........................................
63
Gambar 7. Kandang Kelompok Kontrol ............................................
63
Gambar 8. Ekstrak Daun Bungur .......................................................
63
Gambar 9. Strip Kadar Kolesterol ......................................................
63
Gambar 10. Sonde Lambung ..............................................................
63
Gambar 11. Alat Penyuntik ................................................................
63
Gambar 12. Alat Cek Kolesterol ........................................................
64
Gambar 13. Sarung Tangan dan Alkohol ...........................................
64
Gambar 14. Mencit .............................................................................
64
Gambar 15. Proses Penyekokan .........................................................
64
Gambar 16. Pengecekan Kadar Kolesterol .........................................
64
Gambar 17. Pengambilan Sampel Darah ............................................
64
Gambar 18. Otak Sapi ........................................................................
65
Gambar 19. Suspensi Otak Sapi .........................................................
65
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang vital dan wajib untuk dijaga dari waktu ke
waktu karena kesehatan merupakan investasi untuk masa depan. Saat ini
banyaknya penyakit bermunculan diakibatkan oleh gaya hidup yang
kurang baik dan banyaknya makanan siap saji yang diperjualbelikan.
Tindakan konsumtif yang berlebihan pada makanan siap saji juga telah
menjadi trend sehingga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang
diakibatkan karena mengkomsumsi makanan yang kurang sehat tersebut.
Salah satu penyakit yang sangat dikhawatirkan saat ini adalah penyakit
yang diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol total yang berlebihan
(PERKENI, 2004 ).
Kadar kolestrol total yang tinggi disebut dengan hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia merupakan gangguan kadar lemak terlarut dalam
darah yang lebih dari 240 mg/dL (PERKENI, 2004 ). Kolesterol total
sebenarnya merupakan susunan dari banyak zat, termasuk trigliserida,
kolesterol High Density Lipoproten (HDL) dan kolesterol Low Density
Lipoprotein (LDL) (Soeharto, 2004). Hiperkolesterolemia disebut
2
diskolesterolemia atau tidak sesuainya kadar lemak terlarut dalam darah
dengan batas normal yang telah ditentukan. Kadar kolesterol total normal
pada manusia adalah 240 mg/dl (NCEP, 2013).
Saat ini prinsip back to nature telah kembali digunakan dan dipercayai
dapat menyembuhkan suatu penyakit tanpa menimbulkan efek samping.
Bahan-bahan yang digunakan untuk penyembuhan merupakan bahan
tradisional yang cara penggunaannya sederhana.
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman tumbuhan
hingga disebut negara megabiodiversitas, hal ini pula disebabkan karena
iklim di Indonesia yang termasuk dalam daerah tropis yang
memungkinkan banyaknya tumbuhan tropis mampu bertahan hidup dan
berkembang lebih pesat di kondisi iklim ini. Tumbuh-tumbuhan inilah
yang kemudian diteliti dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai ramuanramuan tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit
(Muhlisah, 2006). Penggunaan tumbuhan sebagai bahan ramuan untuk
menyembuhkan penyakit secara tradisonal dapat juga disebut sebagai
fitofarma.
Salah satu tumbuhan yang dapat menjadi bahan bagi ramuan-ramuan
tradisional itu adalah daun dari pohon bungur (Lagerstroemia speciosa
[L.] Pers.). Daun pohon bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) telah
banyak digunakan sebagai metode pengobatan tradisional untuk mengatasi
diabetes mellitus di wilayah Asia Tenggara selama bertahun-tahun.
Ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) telah diketahui
3
bersifat antiobesitas (Suzuki et al., 1999). Bagian biji, daun dan kulit
kayunya dapat digunakan sebagai obat. Bijinya dapat digunakan untuk
mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis. Daunnya digunakan
untuk mengobati kencing batu, kencing manis, tekanan darah tinggi.
Bagian kulit kayunya dapat dimanfaatkan untuk mengobati diare, disentri,
dan kencing darah (Dalimartha, 2003).
Pengolahan tumbuhan yang memiliki khasiat dibidang kesehatan saat ini
sudah tidak melulu secara tradisional, saat ini telah banyak tumbuhan yang
diambil ekstraknya untuk dijadikan suplemen dalam bentuk cair, pasta dan
juga bubuk. Pada penelitian kali ini penulis akan menggunakan ekstrak
dari daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) untuk mengurangi
kadar kolestrol total darah pada mencit (Mus musculus L.) jantan
hiperkolesterolemia. Sehingga judul pada penelitian yang digunakan
adalah “Pengaruh Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L.]
Pers.) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol TotalMencit Jantan (Mus
musculus L.) Hiperkolesterolemia”.
4
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Penggunaan ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.)
terhadap penurunan kadar kolesterol total mencitjantan (Mus musculus
L.) hiperkolesterolemia.
2. Penggunaan simvastatin terhadap penurunan kadar kolesterol total
mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia.
3. Perbandingan antara penggunaan ekstrak daun bungur (Lagerstroemia
speciosa [L.] Pers.) dan simvastatin untuk menurunkan kadar kolesterol
total mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk :
1. Memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat dan
penulis tentang potensi ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa
[L.] Pers.) sebagai larutan yang dapat digunakan untuk menurunkan
kadar kolesterol darah total.
2. Memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat dan
penulis tentang potensi simvastatin sebagai larutan yang digunakan
untuk menurunkan kadar kolesterol darah total.
3. Memberikan informasi mengenai perbandingan aktivitas ekstrak daun
bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) dan simvastatin terhadap
kadar kolesterol total darah.
5
D. Kerangka Pemikiran
Makanan dan gaya hidup masyarakat saat ini sudah tergolong praktis dan
tidak begitu memprioritaskan kesehatan, mudah dan murah menjadialasan
untuk meneruskan budaya hidup yang kurang sehat tersebut. Seiring
dengan perkembangan waktu, dengan gaya hidup yang kurang baik,
mulailah muncul berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang menjadi
sangat ditakutkan adalah serangan jantung dan kadar kolesterol total yang
tinggi.
Untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut khususnya kadar kolesterol
total yang tinggi, masyarakat telah memilih prinsip back to nature untuk
menjadi metode penyembuhan yang minim efek samping. Salah satu
tanaman yang berpotensi menyembuhkan kadar kolesterol total yang
tinggi adalah menggunakan daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.]
Pers.).
Bungur merupakan tanaman yang memiliki bunga yang cantik dan sering
digunakan sebagai tanaman hias. Tanaman ini pula banyak ditemukan di
pinggir jalan sebagai penaung jalan agar terlihat lebih teduh, di dekat
taman pemakamam bahkan tumbuh liar. Tanaman ini telah banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman obat, baik itu diambil dari bagian kulit
kayunya, biji, hingga daunnya. Daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.]
Pers.) pula telah banyak digunakan sebagai tanaman obat tradisional di
Filiphina untuk menurunkan kadar kolesterol total pada darah.
6
Berdasarkan kajian di atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh
Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) terhadap Kadar
Kolesterol Total Darah Mencit Jantan (Mus musculus L.)”.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) dapat
menurunkan kadar kolesterol total darah pada mencit jantan (Mus
musculus L.) hiperkolesterolemia.
2. Simvastatin dapat menurunkan kadar kolesterol total darah pada
mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia.
3. Ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) lebih baik
menurunkan kadar kolesterol total darah pada mencit jantan (Mus
musculus L.) hiperkolesterolemia dibandingkan dengan simvastatin.
7
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kolesterol
1. Pengertian Kolesterol
Kolesterol merupakan bagian penting dari membran sel yang
mendukung struktur dan berfungsi sebagai antioksidan pelindung.
Kolesterol adalah substrat yang tidak larut dalam air dalam
pembentukan beberapa zat esensial, yaitu hasil sintesis asam empedu
yang penting untuk penyerapan lemak, dan hormon seperti estrogen,
testosteron, progesteron, kortisol dan dihidroepidanrosteron. Produksi
kolesterol paling banyak berasal dari hati, namun apabila produksi
kolesterol berlebih maka akan meningkatkan risiko penyumbatan
pembuluh arteri (Colpo, 2005). Kolesterol merupakan produk hasil
dari metabolisme hewan, contohnya adalah kuning telur, hati, daging
dan otak (Murray et al., 1999).
Kolesterol tidak sepenuhnya bersifat beracun bagi tubuh, karena
kolesterol adalah unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk
8
mengatur proses kimiawi dalam tubuh. Apabila kolesterol dalam
tubuh berada dalam jumlah yang tinggi, maka hal ini akan berbahaya
bagi tubuh, yakni aterosklerosis yang kemudian akan berdampak pada
penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol total darah pula memiliki
keterkaitan dengan aterosklerosis arteria koroner, terutama
mencerminkan kandungan kolesterol LDL. Ada pula hubungan
negatif lebih kuat antara penyakit aterosklerosis arteria koroner
dengan kandungan kolesterol pada fraksi HDL. Orang yang memiliki
kadar kolesterol LDL yang tinggi akan lebih mudah menderita
penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang memiliki kadar
kolesterol HDL yang lebih tinggi (McGilvery, 1996).
Menurut Dalimartha (2001), kolesterol adalah salah satu lemak tubuh
yang berada dalam bentuk bebas dan ester dengan asam lemak.
Lemak yang dikonsumsi terdiri atas kolesterol lemak tidak jenuh dan
lemak jenuh. Lemak dan karbohidrat dalam tubuh akan diproses
menjadi senyawa asetil koenzim A. Bahan ini akan membentuk zatzat penting seperti asam lemak, fosfolipid, trigliserida dan juga
kolesterol, apabila tubuh terlalu banyak menerima asupan makanan
yang berlebih dari kebutuhan maka jumlah kolesterol dan trigliserida
akan meningkat. Kolesterol merupakan prekursor semua steroid,
seperti hormon seks, asam empedu, vitamin D dan kortikosteroid.
Kolesterol dapat bersifat berbahaya bagi tubuh apabila dalam jumlah
yang terlalu banyak karena dapat membentuk endapan pada dinding
9
pembuluh darah sehingga akan mengakibatkan penyempitan pada
saluran pembuluh darah yang dinamakan arterosklerosis. Apabila
penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung dapat
mengakibatkan penyakit jantung koroner dan apabila terjadi
penyempitan pula pada pembuluh darah di otak dapat menyebabkan
penyakit serebrovaskular. Kolesterol dalam tubuh sebagian besar
disintesa di dalam hati. Bahan baku pembuatan kolesterol diperoleh
dari karbohidrat, protein atau lemak,dan jumlah yang disintesa
bergantung pada jumlah kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh
dari makanan (Almatsier, 2006).
Kolesterol merupakan sterol yang paling dikenal oleh masyarakat
umum. Kolesterol (cholest-5-en-3β-ol) terdiri dari 27 karbon steroid
alkohol yang biasanya hanya terdapat pada jaringan hewan (Larkeson
et al., 2000).
Gambar 1. Struktur kimia kolesterol (C27H46O) (Murray et al., 2003).
10
Kolesterol merupakan sterol utama dalam jaringan manusia yang
memiliki formula C27H46O, dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi5,6 kolesten karena hanya mempunyai satu gugus hidroksil pada atom
C3 dan ikatan rangkap pada C5 dan C6 serta percabangan pada C12
dan C17 (Hernawati, 2011).
2. Jenis Kolesterol
Kolesterol dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan kepadatannya
yaitu, kolesterol berkepadatan tinggi dan kolesterol berkepadatan
rendah. Kolesterol berkepadatan tinggi atau LDL (Low Density
Lipoprotein) lebih dikenal sebagai kolesterol jahat dan merugikan oleh
masyarakat umum, bertugas untuk mengangkut dan mengedarkan 6080% kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh yang kemudian akan
diserap oleh tubuh sebagai bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan sel-sel tubuh dan hormon. LDL kolesterol dapat
menumpuk dan menempel pada dinding pembuluh darah dikarenakan
tidak sepenuhnya LDL digunakan dalam tubuh namun tetap mengalir
di dalam darah, hal ini yang kemudian menjadikan pembuluh darah
tersebut menyempit sehingga mengurangi volume darah yang mengalir
membawa nutrisi maupun oksigen keseluruh jaringan tubuh. Oleh
karena itu, angka normal LDL adalah berkisar 130 mg/dl (Rubenstein
et al., 2007).
Berbeda dengan LDL, HDL lebih dikenal dengan kolesterol baik dan
menguntungkan, hal ini disebabkan HDL mengandung lebih sedikit
11
lemak dibandingkan dengan LDL.HDL berfungsi untuk
menghancurkan LDL yang berlebih dan beredar di seluruh tubuh serta
memperbaiki berbagai kerusakan yang ditimbulkan oleh LDL berlebih
termasuk dengan merontokkan LDL yang menempel pada dinding
pembuluh darah. Fungsi HDL yang seperti yang disebutkan di atas
membuat semakin tinggi kadar kolesterol HDL menjadi lebih
menguntungkan dikarenakan semakin tinggi kadar HDL akan
mengindikasi berkurangnya resiko penyakit yang disebabkan oleh
tersumbatnya pembuluh darah seperti stroke (serangan otak/ cerebro
vascular attack), penyakit jantung koroner. Untuk meminimalisir agar
resiko penyakit penyempitan pembuluh darah tersebut, maka rasio
perbandingan yang baik, antara HDL dan LDL agar tidak kurang dari
1:3 (Rubenstein et al., 2007).
3. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kolesterol dalam Tubuh
Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah kolesterol dalam sel pada
tubuh. Umumnya faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua
macam, yakni faktor dalam sel dan faktor luar sel. Faktor dalam sel
dapat dikatakan seperti kegiatan sistem enzim yang berperan dalam
katabolisme kolesterol, jumlah persediaan terpenoida, lanosterol, dan
sekualen sebagai prekursor untuk sintesis kolesterol, jumlah hasil
metabolisme kolesterol,adanya kegiatan pengangkutan kolesterol atau
derivatnyakeluar dari sel dengan mekanisme pengangkutan aktif
melalui membran sel, dan pengaruh viskositas membran. Faktor dari
12
luar sel termasuk didalamnya adalah sepertijumlah kolesterol bebas
atau yang terikat dalam lipoprotein dari luar sel, persediaan asam
lemak bebas, dan adanya hormon tertentu. Kedua faktor tersebut
bekerja dengan saling berhubungan dalam mengatur biosintesis
kolesterol. Perubahan-perubahan yang terjadi pada kedua faktor
tersebut atau salah satu diantaranya akan saling memengaruhi satu
sama lain sehingga mempengaruhi laju biosintesis kolesterol
(kolesterogenesis) (Hernawati, 2011).
Menurut Sastroamidjojo (2000), aktivitas pola hidup meliputi pola
makan dan kebiasaan hidup seperti merokok dan stres merupakan
faktor resiko untuk terjadinya penyakit pembuluh darah.
Arterosklerosis, sebagai gangguan pada pembuluh darah koroner
merupakan akibat dari penimbunan plaque lipida dalam dinding arteri.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
aterosklerosis adalah disebabkan oleh peningkatan kadar LDLdarah,
kolesterol total dan trigliserida darah serta penurunan HDL darah.
4. Pemeriksaan Laboratorium untuk Mengetahui Kadar Kolesterol
a. LDL Kolesterol
Lipoprotein densitas rendah (LDL) merupakan lipoprotein yang
merupakan alat transportasi kolesterol yang utama, mengangkut
sekitar 70-80 persen dari kolesterol total, yang merupakan
metabolit Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Apolipoprotein
13
utama LDL adalah Apo B100. Fungsi LDL yaitu membawa
kolesterol dari hepar ke jaringan perifer termasuk ke sel otot
jantung, otak, dan jaringan lain supaya dapat berfungsi
sebagaimana mestinya misalnya sintesis membran plasma dan
hormon steroid. Rangkaian proses penyediaan kolesterol pada
jaringan ekstrahepatik 42 disebut LDL receptor pathway,
sedangkan rangkaian proses pengembalian kolesterol ke hepar dari
jaringan perifer disebut reverse cholesterol transport. Kedua jalur
tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetic (Mayes et
al., 2003).
Partikel LDL mengandung kolesterol 60 persen dan trigliserida
sebanyak 10 persen. Kadar LDL plasma tergantung dari banyak
faktor termasuk kolesterol dalam makanan, asupan lemak jenuh,
kecepatan produksi dan eliminasi VLDL dan LDL. Apabila makan
banyak lemak jenuh atau bahan makanan yang banyak
mengandung kolesterol, maka kadar LDL dalam darah kita tinggi.
Kelebihan LDL akan mudah melekat pada dinding sebelah dalam
(intima) pembuluh darah dengan risiko penumpukan atau
pengendapan kolesterol LDL pada dinding pembuluh darah arteri,
yang diikuti dengan terjadinya aterosklerosis (Rader et al., 2005).
b. HDL Kolesterol
HDL kolesterol memberikan dampak baik dan memperkecil
kemungkinan hiperkolesterolemia. Makin rendah kadar HDL
14
kolesterol maka makin besar kemungkinan resiko
hiperkolesterolemia dan semakin tinggi kadar HDL kolesterol
maka semakin kecil kemungkinan resiko hiperkolesterolemia
(Anwar, 2003).
c. Kolesterol Total
Kadar kolesterol total sebaiknya berkisar < 200 mg/dl, apabila >
200 mg/dl makan kemungkinan resiko penyakit jantung koroner
akan meningkat. Kadar kolesterol menunjukkan hasil 200-239
mg/dl namun tidak ada faktor resiko yang lain maka tidak perlu
adanya penanggulangan yang intensif (Anwar, 2003).
Pada beberapa orang yang memiliki kadar kolesterol total yang
normal dapat menderita hiperkolesterol juga, hal ini disebabkan
oleh rasio kolesterol total dibandingkan dengan HDL kolesterol
yang meninggi. Rasio kolesterol total : HDL kolesterol sebaiknya
<4,6 pada laki-laki dan < 4,0 pada perempuan. Makin tinggi kadar
kolesterol total dibandingkan dengan HDL kolesterol maka resiko
hiperkolesterol akan meningkat (Anwar, 2003).
d. Kadar Trigliserida
Trigliserida merupakan lemak di dalam tubuh yang mengandung 3
jenis lemak, diantaranya adalah lemak jenuh, lemak jenuh tunggal
dan lemak jenuh ganda. Kadar trigliserida perlu diperiksa pada
keadaan kolesterol total >200 mg/dl (Anwar, 2003).
15
Trigliserida berfungsi untuk menyediakan energi untuk berbagai
proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan
karbohidrat. Bebearapa lipid terutama fosfolipid dan sebagian
kecil trigliserida dipakai untuk membentuk semua membran sel
dan dipakai untuk melakukan fungsi-fungsi sel yang lain (Guyton
et al., 2007).
Pengukuran kadar trigliserida pada mencit yang dipuasakan selama
12 jam sebelum pemeriksaan darah karena kadar trigliserida dapat
meningkat segera setelah makan. Berbeda dengan pemeriksaan
kadar kolesterol, pengukurannya tidak diharuskan puasa karena
kadarnya tidak begitu terpengaruh setelah makan (Anwar, 2003).
16
Tabel 1.Kadar Kolesterol Darah pada Manusia
Jenis Kolesterol
Normal
(mg/dl)
< 200
Hati-hati
(mg/dl)
200-240
Bahaya
(mg/dl)
> 240
< 130
< 100
130 -160
-
> 160
-
> 45
35-45
< 35
< 200
< 150
200 – 400
-
> 400
-
Kolesterol total
Kolesterol LDL(Low
Density Lipoprotein)
-tanpa PJK
-dengan PJK
Kolesterol
HDL(High Density
Lipoprotein)
Trigliserida
-tanpa PJK
-dengan PJK
Sumber: Anwar (2003).
5. Biosintesis Kolesterol
Organ hati merupakan pusat biosintesis dan degradasi kolesterol tubuh.
Apabila asupan kolesterol dan lemak dari makanan berlebih, maka hati
sedemikian rupa akan menjaga agar konsentrasi kolesterol tubuh tetap
normal dengan cara mengurangi laju biosintesis kolesterol dan
meningkatkan sekresi kolesterol melalui cairan empedu sel hingga
jumlah kolesterol berkurang, sehingga konsentrasi kolesterol tubuh
dapat dipertahankan pada kondisi normal (Wahyudi, 2009).
Tubuh mensintesis kolesterol dari asetil-KoA yang dapat berasal dari
perombakan karbohidrat, lemak dan asam amino. Organ utama yang
memproduksi kolesterol adalah hati, disamping usus dan kelenjarkelenjar yang memproduksi hormon steroid yaitu testis, ovarium dan
17
korteks adrenal. Semua reaksi sintesis berlangsung dalam
kompartemen sitoplasma sel (Montgomery et al., 1983).
6. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi jumlah kolesterol darah
melebihi batas normalnya. Hiperkolesterolemia merupakan hasil dari
meningkatnya produksi atau penggunaan dari LDL.
Hiperkolesterolemia dapat berupa hiperkolesterol familial atau dapat
pula disebabkan dikarenakan konsumsi kolesterol yang tinggi.
Hiperkolesterol terutama oleh fraksi LDL, merupakan faktor yang
paling penting yang membentuk arterosklerosis. Para ahli gizi
mempercayai bahwa diet tinggi lemak dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah. Beberapa peneliti pula menerapkan prinsip tersebut
untuk mendapatkan hewan uji hiperkolesterolemia (Ameli et al.,
1997).
Hiperkolestrolemia merupakan suatu kondisi ketika kadar kolesterol
dalam darah melebihi batas normal atau batas yang diperlukan oleh
tubuh. Tingginya kadar kolesterol di dalam serum darah dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah perubahan dinding
pembuluh darah, peningkatan hipoksia pada jaringan pada usus besar,
perubahan homoestasis sel-sel, umur, kesalahan pola makan, hereditas,
konsumsi rokok dan alkohol dalam waktu yang lama, polusi
lingkungan dan gaya hidup yang buruk (Heybey et al., 2005).
18
B. Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa [L]. Pers.)
1. Klasifikasi Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa [L]. Pers.)
Tanaman bungur yang memiliki nama ilmiah Lagerstroemia speciosa
[L]. Pers. termasuk kedalam keluarga / family Lythraceae. Tanaman
bungur memiliki banyak nama daerah, di daerah Sumatera dikenal
dengan bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung),
bungur tekuyung (Palembang), Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban,
wungu (Jawa Tengah) dan bhungor, wungur (Madura) (Heyne, 1987).
Tanaman bungur diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut
(Anonim, 2015a; 2015b) :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Orde
: Myrtales
Family
: Lythraceae
Genus
: Lagerstroemia
Spesies
: Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.
2. Morfologi Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa [L]. Pers.)
Bungur ditanam sebagai pohon pelindung ditepi jalan ada pula yang
dimanfaatkan sebagai pohon hias. Di Jawa, bungur dapat tumbuh
mencapai ketinggian 800 m dpl. Pohon bungur pula dapat ditemukan
pada ketinggian di bawah 300 m dpl. Pohon, tingginya berkisar 10-30
m. Berbatang bulat, dengan percabangan mulai dari bagian
pangkalnya, berwarna cokelat muda. Berdaun tunggal dan bertangkai
19
pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal
seperti kulit dengan panjang berkisar 9-28 cm dan lebar mencapai 4-12
cm, daun berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, dan
tersusun dalam malai yang panjangnya 10-5- cm, keluar dari ketiak
daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai
bulat memanjang, panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih
muda berwarna hijau, setelah masak menjadi berwarna cokelat.
Bungur adalah jenis pohon Crepe Myrtle yang menghasilkan bunga
berwarna merah muda dan ada pula yang berwarna putih. Tanaman ini
tumbuh di daerah Filipina, Thailand, Indonesia dan Jepang. Tanaman
ini pula relatif lebih mudah tumbuh di berbagai jenis tanah (Liu et al.,
2001).
A
B
Gambar 2.A. Bunga bungur; 2.B. Daun bungur (Liu et al, 2001)
20
3. Kandungan Senyawa pada Daun Tanaman Bungur (Lagerstroemia
speciosa)
Daun bungur memiliki kandungan asam korosolat, ellagitanin,
lagerstroemin (Hayashi et al., 2002), senyawa saponin, flavonoid,
alkaloid (Liu et al., 2001). Tanin merupakan suatu polifenol yang
merupakan senyawa antara suatu metabolisme pada tanaman tingkat
tinggi dan merupakan suatu ester dari Galloyl atau turunannya, yang
terikat pada inti catechin dan triterpenoid (gallo-tannins, ellagitannins
dan complex tannins), dapat juga suatu oligomer dan polimer
proanthocyanidins yang memiliki substitusi flavanil yang berlainan
(condensed tannins) (Rahastuti et al., 2011).
Ellagitanin tersebar secara tidak merata pada dunia tumbuhan.
Ellagitanin hanya terdapat pada golongan angiospermae, khususnya
pada tumbuhan dikotil, terutama pada Hammamelidae, Dilleniidae,
Rosidae, serta beberapa lainnya (Harbone, 1996). Menurut Gross
(1992) biosintesis ellagitanin secara mendetail kesetiap senyawasenyawanya masih belum jelas, secara garis besar pembentukkan
ellagitanin dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Umumnya
penelitian tentang biosintesis ellagitanin dilakukan pada tumbuhan
Oak (Quercus rubra), Rhus sp., dan beberapa tumbuhan tertentu
lainnya.
21
4. Habitat dan Penyebaran
Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di
tanah subur hutan heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur
ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di
Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu,
bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m. Di
Sumatera Selatan bungur tumbuh di tempat yang pada musim hujan
tergenang air namun tidak sampai terjadi pembentukan gambut. Sama
seperti di Jawa, Bungur di Palembang juga tumbuh terpencar – pencar
tetapi di Lampung bungur terdapat dalam hutan–hutan murni
(Heyne,1987).
C. Simvastatin
Simvastatin merupakan obat penurun kolesterol yang umum untuk
digunakan. Obat ini berfungsi untuk menurunkan kadar LDL dan
meningkatkan kadar HDL. Namun dampak negatif dari penggunaan
simvastatin yang paling umum dapat mengakibatkan sakit kepala,
insomnia, kelelahan otot, sakit masalah pencernaan (seperti sakit perut,
diare, mual atau dyspepsia) efek samping yang serius dari simvastatin
adalah myopathy, seperti nyeri otot progresif dan kemerahan atau cokelat
pada urin (Hartanto, 2008).
Simvastatin menurunkan lipid dengan cara menghambat 3-hydroxy- 3methyl-glutary koenzim A (HMG-CoA) reduktase, HMG-CoA reduktase
22
melepaskan precursor kolesterol asam mevalonik dari koenzim A.
Kompetitif inhibisi oleh simvastatin menimbulkan respon kompensasi
selular seperti peningkatan enzim HMG-CoA reduktase dan reseptor Low
Density Lipoprotein (LDL). Dikarenakan peningkatan HMG-CoA
reduktase, sintesis kolesterol seluler hanya menurun sedikit, tetapi klirens
kolesterol melalui mekanisme melalui mekanisme reseptor LDL
meningkat secara signifikan (Page et al., 2006).
D. Mencit (Mus musculus L.)
Mencit merupakan hewan pengerat yang masuk ke dalam genus Mus,
subfamily Murinae, family Muridae dan ordo Rodentia. Mencit yang
biasa digunakan dalam penelitian biomedis adalah mencit dengan jenis
Mus musculus L. Mencit tidak memiliki kelenjar keringat seperti hewanhewan lainnnya. Mencit sudah menginjak dewasa pada umur 4 minggu
dengan berat badan mencapai 18-20 gram. Panjang tubuh mencit berkisar
75-100 mm dengan luas permukaan tubuh berkisar 36 cm2, sehingga dapat
digunakan dalam jumlah yang banyak dan juga dapat dipelihara. Apabila
menggunakan hewan ini sebagai hewan uji coba, harus dikonversi dan
dilakukan pendekatan dengan perhitungan matematik yang akurat, hal ini
disebabkan belum dapat dipastikan persis sama jika diterapkan pada
manusia atau hewan yang lain (Setijono, 1985).
23
Klasifikasi mencit menurut Lane-Petter (1976)) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Mamalia
Orde
: Rodentia
Family
: Muridae
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus L.
Tabel 2. Data Biologi Mencit (Mus musculus L.)
Data Biologi
Berat badan jantan (gram)
Keterangan
20-40
Berat badan betina (gram)
18-35
Lama hidup (tahun)
1-3
Temperatur tubuh (oC)
36,5
Kebutuhan Air
Ad libitum
Kebutuhan makanan (gram/hari)
4-5
Pubertas (hari)
28-49
Lama kebuntingan (hari)
17-21
Mata membuka (hari)
12-13
Tekanan darah:
Sistolik (mmHg)
133-160
Diastolik (mmHg)
102-110
Kolesterol (mg/dl)
26,0-82,4
Sumber: Kusumawati (2004).
24
Gambar 3.Mus musculus L.(Prihantika, 2016)
25
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biomolekuler, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung,
pada bulan Januari sampai dengan Maret 2017.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah 5 unit
kandang mencit berukuran 30 cm x 25 cm x 10 cm yang dilengkapi
dengan penutup kandang yang terbuat dari dari kawat kasa, sekam padi
sebagai alas mencit di dalam kandang agar kotoran mencit lebih mudah
dibersihkan, botol minum dan tempat pakan. Digunakan pula neraca
analitik, timbangan untuk menimbang berat badan mencit, kapas, dan
jarum franke untuk mengambil sampel darah pada mencit. Kemudian
digunakan mortar untuk menghaluskan simvastatin, batang pengaduk,
sonde lambung, beaker glass, corong Buchner, rotary evaporator, alat cek
kolesterol dan strip tes kolesterol untuk mengukur kadar kolesterol total
darah mencit.
26
Bahan-bahan yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan dengan berat
badan 20-40 gram, simvastatin, daun bungur (Lagerstroemia speciosa),
akuadest, etanol 96%, HCl, pakan standar (pellet), dan otak sapi sebagai
diet tinggi lemak.
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan 25 ekor mencit sebagai
hewan uji, metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Menurut Federer (1991), rumus yang digunakan untuk
menghitung jumlah pengulangan sampel adalah sebagai berikut:
t (n-1) ≥15
Notasi t pada rumus tersebut menyatakan nilai jumlah perlakuan yang
diberikan selama percobaan, jumlah perlakuan yang diberikan selama
percobaan ini adalah 5 kelompok, sedangkan notasi n menyatakan nilai
jumlah pengulangan atau jumlah sampel setiap kelompok perlakuan.
Berdasarkan rumus tersebut, dapat dilakukan perhitungan besaran sampel
sebagai berikut :
t ( n-1 ) ≥ 15
5 ( n-1 ) ≥ 15
5n-5 ≥ 15
5n ≥ 20
n ≥ 20/5
n≥4
27
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, digunakan jumlah
pengulangan atau jumlah minimal sampel adalah 4.
Adapun perlakuan yang diberikan akan disusun berdasarkan gambar
berikut:
K1U1
K1U2
K1U3
K1U4
K1U5
K2U1
K2U2
K2U3
K2U4
K2U5
P1U1
P1U2
P1U3
P1U4
P1U5
P2U1
P2U2
P2U3
P2U4
P2U5
P3U1
P3U2
P3U3
P3U4
P3U5
Gambar 4. Desain Tata Letak Penelitian
Keterangan:
K1
= Kontrol negatif (K-)
K2
= Kontrol positif (K+)
P
= Perlakuan yang digunakan (P1, P2, dan P3)
U
= Pengulangan (U1, U2, U3, U4, dan U5)
Adapun tahap-tahap penelitian lebih lengkap adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Hewan Uji
Dalam tahap ini, jumlah mencit dipersiapkan dengan berat berkisar
20-40 gram sebanyak 25 ekor yang diperoleh dari Balai Veteriner
Lampung. Sebelum diberi perlakuan, mencit diaklimasi selama 7 hari
28
dalam kandang di Laboratorium. Selama aklimasi semua mencit
hanya diberikan pakan standar (pellet) dan air.
2. Pembuatan Diet Tinggi Kolesterol
Pembuatan Diet Tinggi Kolesterol dilakukan seperti metode yang
telah dilakukan oleh Pratama dan Probosari (2012) dengan cara
mencekokkan otak sapi yang telah diolah dan ditambahkan dengan air
sebanyak 2 mL/hari yang telah terbukti dapat meningkatkan kadar
kolesterol total pada mencit secara bermakna dalam 15 hari.
Pengolahan otak sapi sebelum digunakan adalah dengan cara dikukus
terlebih dahulu, kemudian diblender dengan ditambahkan air dengan
perbandingan 1:1. Pada penelitian ini digunakan hewan uji mencit
dengan range kadar kolesterol normal sehingga suspensi otak sapi
yang dicekokkan cukup sebanyak 2 ml/hari untuk membuat mencit
menjadi hiperkolesterolemia.
Diet tinggi kolesterol mulai diinduksikan setelah tahap aklimasi pada
kelompok K+ (kontrol +), P1 (Perlakuan 1), P2 (Perlakuan 2) dan P3
(Perlakuan 3) selama 14 hari atau sampai kadar kolesterol mencit
menjadi ≥100 mg/dl (berdasarkan batas minimum dari kadar
kolesterol yang dapat dideteksi pada alat cek kolesterol).
3. Persiapan Dosis Simvastatin
Dosis simvastatin yang digunakan mengikuti penelitian yang telah
dilakukan oleh Surialaga (2013) untuk hewan mencit yaitu dengan
dosis
29
⁄
=
=
⁄
x 40 g
= 0,052 mg/ekor/hari
Sehingga dosis yang digunakan pada hewan uji adalah 0,052 mg/
ekor/ hari dengan disuspensikan dalam 1 ml larutan tragakan 2% yang
telah terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol total mencit secara
signifikan.
4. Pembuatan Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L]
Pers.).
Pembuatan ekstrak daun bungur dilakukan dengan cara mencuci daun
bungur yang diambil pada urutan ke 2 dari pangkal tangkai dengan air
hingga benar-benar bersih terlebih dahulu untuk selanjutnya dilakukan
sortasi untuk memastikan tidak ada campuran bahan lain, kemudian
dikeringkan anginkan selama satu malam, kemudian dimasukkan
dalam oven pada suhu 37o-40o C, selama 3 hari. Setelah kering, daun
dipotong-potong kecil dan dihaluskan dengan blender. Proses
ekstraksi mengikuti metode yang dilakukan oleh Mochtar (2016)
dengan sedikit modifikasi, dilakukan dengan menggunakan pelarut
etanol 95% dengan perbandingan antara bahan (serbuk daun bungur)
dengan pelarut yang digunakan adalah 1:5. Ekstraksi dilakukan
dengan merendam serbuk daun dalam larutan pengekstrak selama 24
30
jam pada suhu ruagan. Cairan hasil ekstraksi yang diperoleh
kemudian disaring menggunakan Corong Buchner. Filtrat yang
didapat selanjutnya diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator
pada suhu 50oC. Proses penguapan atau pemurnian dilakukan
sebanyak enam kali. Tujuan pemekatan ini adalah untuk menguapkan
etanol. Cairan hasil ekstraksi diberikan satu kali sehari dengan
dicekokkan menggunakan sonde lambung.
Dosis ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa) dibuat larutan
perlakuan dengan 3 variasi dosis menggunakan hewan uji mencit
menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Suherman (2015), yaitu
75 mg/kg BB, 150 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB.
Berikut merupakan dosis ekstrak daun bungur yang akan digunakan:
Dosis ekstrak daun bungur/gram bb digunakan 3 dosis, yakni:
a.
Perlakuan 1 (P1) dengan dosis 75 mg/kg BB
=
⁄
=
⁄
=
Maka, dosis ekstrak daun bungur untuk mencit
= 0,075 mg/g x 30 g (bb mencit)
= 2,25mg/ ekor/hari
31
b.
Perlakuan 2(P2) dengan dosis 150 mg/kg BB
=
⁄
=
⁄
=
Maka, dosis ekstrak daun bungur untuk mencit
= 0,15 mg/g x 30 g (bb mencit)
= 4,5 mg/ ekor/hari
c.
Perlakuan 3 (P3) dengan dosis 300 mg/kg BB
=
⁄
=
⁄
= 0,3 mg/g
Maka, dosis ekstrak daun bungur untuk mencit
= 0,3mg/g x 30 g (bb mencit)
= 9mg/gBB/hari
Pemberian ekstrak daun bungur pada mencit menurut Hernawan et al
(2004), dibuat dengan menggunakan larutan CMC 1% sebagai pelarut
ekstrak. Larutan CMC merupakan ester polimer selulosa yang larut
dalam air dibuat dengan mereaksikan natrium karboxymethyl dan
selulosa basa (Fardiaz, 1987). Larutan CMC 1% dibuat dengan
melarutkan CMC 1 gram dalam akuades hingga mengembang dan
32
dihaluskan sampai homogen. Setelah itu, ditambahkan akuades hingga
volume total 100 ml. Suspensi ekstrak daun bungur dibuat dengan
melarutkan dosis perhari dalam 1 ml larutan CMC 1%.
5. Pemberian Perlakuan
Mencit yang telah diaklimasi selama 7 hari telahsiap untuk diberikan
perlakuan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan masing-masing
perlakuan diberikan 4 kali pengulangan. Perlakuan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Kontrol negatif (K-) : - Pakan standar berupa pellet selama
masa penelitian (hari ke 0 – 28).
2) Kontrol positif (K+)
: -Pakan standar berupa pellet
-suspensi otak sapi 1 ml/hari (hari ke 0 –
14)
-pakan standar serta simvastatin0,052 mg/
ekor/hari (hari ke 15 – 28).
3) Perlakuan 1 (P1)
: -Pakan standar berupa pellet
- suspensi otak sapi 1 ml/hari (hari ke 0 –
14) dan pakan standar berupa pellet
-ekstrak daun bungur 2,25 mg/ ekor/hari
(hari ke 15 – 28).
33
4) Perlakuan 2 (P2)
: -Pakan standar berupa pellet
-suspensi otak sapi 1 ml/hari (hari ke 0 –
14) dan pakan standar berupa pellet
-ekstrak daun 4,5 mg/ ekor/hari (hari ke
15 – 28).
5) Perlakuan 3 (P3)
: -Pakan standar berupa pellet
-suspensi otak sapi 1 ml/hari (hari ke 0 –
14) dan pakan standar berupa pellet
-ekstrak daun bungur 9 mg/ ekor/hari (hari
ke 15 – 28).
6.
Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan sampel darah dilakukan setelah mencit dipuasakan
selama 8jam, pengambilan darah dilakukan pada ekor mencit.
Sebelumnya ekor mencit dibersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan alkohol 70%, selanjutnya darah diambil secukupnya
pada vena dari bagian pangkal ekor mencit menggunakan jarum
franke untuk kemudian dicek menggunakan alat cek kolesterol.
Pengambilan darahdilakukan dalam 3 waktu, yakni setelah dilakukan
aklimasi (hari ke-0), setelah pemberian diet tinggi kolesterol (hari ke14) dan terakhir setelah diberikan perlakuan (hari ke-28). Berdasarkan
batas minimum dari kadar kolesterol yang dapat terdeteksi oleh alat
cek kolesterol, mencit akan dinyatakan hiperkolesterolemia apabila
kolesterolnya dinyatakan lebih dari ≥100 mg/dl.
34
7. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah Mencit Jantan
Menurut Edriansyah (2013), pengukuran secara kuantitatif kadar
kolesterol total dalam darah dilakukan menggunakan alat cek kolesterol
dan strip tes kolesterol. Prinsip kerja alat cek kolesterol ini berdasarkan
reaksi kolesterol pada strip yang dapat menyebabkan perubahan arus
dari reagen pada elektroda di strip tersebut.
Langkah- langkah untuk menguji kadar kolesterol total darah adalah
sebagai berikut:
1. Alat cek kolesterol dan strip test kolesterol disiapkan. Chip berwarna
kuning dimasukkan pada alat hingga muncul “OK” pada layar.
2. Test strip untuk kolesterol dimasukkan ke dalam slot pada alat.
3. Darah mencit diteteskan pada alat tepat di daerah uji strip target.
Secara otomatis darah akan ditarik dan mengalir ke dalam zona reaksi
dari strip sehingga pipa kapiler akan berwarna merah dikarenakan
warna darah.
4. Hasil pengujian akan ditampilkan pada layar alat tes kolesterol yang
menghitung mundur 150 detik.
35
D. Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji ANOVA pada taraf
kepercayaan 5% untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata
kadar kolesterol pada masing-masing 6 kelompok perlakuan. Apabila
terdapat perbedaan signifikan pada hasil yang diperoleh maka akan
dilanjutkan dengan uji Least Signifficant Difference (LSD) pada taraf
kepercayaan 5% untuk melihat lebih jelas perbedaan antar kelompok
perlakuan.
36
E. Diagram Alir
Penelitian ini dilakukan dalam tahap-tahap yang ditampilkan pada diagram
alir (Gambar 5. Diagram Alir) sebagai berikut :
Menyiapkan 25 ekor mencit jantan
Aklimasi selama 7 hari (diberi pakan standar dan air minum)
Uji kadar kolesterol normal
5 ekor
mencit
K-
5 ekor
mencit
K+
Pakan
standar
(pellet)
sampai
akhir masa
penelitian
Pakan
standar
(pellet) +
pakan
tinggi
kolesterol
sampai
akhir masa
penelitian
5 ekor
mencit P1
5 ekor
mencit P2
5 ekor
mencit P3
Pakan standar + diet tinggi kolesterol
selama 14 hari
Uji kadar kolesterol hingga mencapai ≥100
mg/dl
P1 : pakan
standar +
bungur
selama 14
hari
P2 : pakan
standar +
bungur
selama 14
hari
Mencit dipuasakan selama 8 jam
Uji kadar kolesterol total mencit
Analisis data
P3 : pakan
standar +
bungur
selama 14
hari
51
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.]
Pers.) dengan dosis 4,5 mg/ekor/hari mampu menurunkan kadar
kolesterol total mencit jantan (Mus musculus L.) yang mengalami
hiperkolesterolemia lebih baik dibandingkan dengan ekstrak daun
bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) 2,25 mg/ekor/hari dan
9 mg/ekor/hari.
2. Pemberian simvastatin dengan dosis 0,052 mg/ekor/hari
menurunkan kadar kolesterol total mencit 4 kalilebih baik
dibandingkan dengan rerata ketiga kelompok perlakuan (P1,P2 dan
P3).
3. Simvastatin dapat menurunkan kadar kolesterol total mencit jantan
(Mus musculus L.) hiperkolesterolemia 2 kali lebih baik
dibandingkan dengan ekstrak daun bungur (Lagerstroemia
speciosa [L.] Pers.)dengan dosis 4,5 mg/ekor/hari.
52
B. Saran
Adapun saran yang diajukan pada penelitian ini adalah:
1. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai uji dari
ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.)
dalammenurunkan kadar kolesterol total dengan dosis dan itensitas
pemberian ekstrak yang lebih efektif sehingga kadar kolesterol
dapat kembali normal.
2. Perlu dilakukannya uji klinis sebagai uji lanjutan untuk dapat
digunakan pada manusia.
53
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Ameli, S., A.H, Nilson, J. Nilson. 1997. Effect of Immunization with Homologous
LDL and Oxidized LDL on Early Atherosclerosis in Hipercholesterolemic
Rabbits. Atherosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology; 16(8): 10741079
Anonim. 2015a. Tersedia pada: http://www.ntbg.org/plants/plant_
details.php?plantid=6840. Diaksespada 14 Desember 2016
Anonim, 2015b. Tersedia pada: http: //lpi.oregonstate.edu/mic/
dietaryfactors/phytochemicals/ flavonoids.Diaksespada 14 Desember 2016
Anwar, T. B. 2003. Langkah Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat. Terdapat pada:
http://pengobatankolesterol.com/2013/12/langkah-menurunkan-kadarkolesterol-jahat//.Diaksespada 14 Desember 2016.
Colpo, A. 2005. LDL cholesterol: bad cholesterol or bad science. Journal of
American Physicians dan Surgeons. Vol. 10(3) : 83-89
Dalimartha, N.S. 2001. 36 Resep Tumbuhan untuk Menurunkan Kolesterol.
Penebar Swadaya: Jakarta.
Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid II. Trubus Agriwidya
: Jakarta
Dhesti, A.P. dan T.D, Wisdyaningsih. 2014. Pengaruh pemberian liang teh cincau
terhadap kadar kolesterol. Jurnal Pangan dan Agroindustri.2(2):103-109.
Edriansyah. 2013. Uji Aktivitas Ekstrak Ethanol 70% Ganggang Merah
(Gracillaria verrucosa) Terhadap Penurunan Kolesterol Total pada Tikus
Putih Jantan. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Fardiaz, D. 1987. Hidrokoloid dalam Industri Pangan dalam Risalah Seminar
Bahan Tambahan Kimiawi. Bogor.
Federer, W. 1991. Statistics and Society: Data Collection and Interpretation. 2nd
Edition. New York: Marcel Dekker
54
Ferre, P., M.D, Foretz, M. Azzout, D. Becard and P. Foufelle. 2001. Sterolregultory-element-binding protein Ic mediates insulin action of hepatic
gene expresssion. Journal of Biochemical Society Transactions. 29
(4):547-552.
Ganong, W. F. 2005. Review of Medical Pshycology 22nd ed. Mc Graw Hill.
Singapore.
Genest, J., P. Libby. 2007. Clinical Trials of Drugs Affecting Lipid Metabolism.
Saunders Elsevier.
Gross, G.G. 1992. Enzimes in the biosynthesis of hydrolysable tannins. In
Hemigway, R.W. and P.E Laks (ed.). Journal of Plant polyphenols:
Synthesis, Properties, and Significance. New York; Plennum Press.
Guyton, A.C. dan J.E Hall. 2007. Keseimbangan Diet; Aturan Pemberian Makanan;
Obesitas dan Kelaparan; Vitamin dan Mineral. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 11. Terjemahan
Hartanto, H. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Lidah Buaya terhadap
Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida
Harbone, J.B. 1996. Metode Fitokimia; Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan (Phytochemical Methods). Penerjemah: Padmawinata, K. dan I.
Soedino. Edisi ke-2. Bandung: Penerbit ITB.
Hartoyo, A. dan M. Astuti. 2002. Aktivitas Antioksidatif dan Hipokolesterolemik
Ekstrak Teh Hijau dan Teh Wangi pada Tikus yang Diberi Ransum Kaya
Asam Lemak Tidak Jenuh Ganda. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.
XIII(1).
Hayashi, T., H. Maruyama, R. Kasai, K. Hattori, S. Takasuga, O. Hazeki, K.
Yamasaki, T. Tanaka. 2002. Ellagitannins from Lagerstroemia speciosa as
activators of glucose transport in fat cells. Journal of Planta Med.
68(2):173-5.
Hernawan, E.U., D.A, Setyawan, dan Sutarno. 2004. Aktivitas hipoglikemik dan
hipolipidemik ekstrak air daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.)
terhadap tikus diabetik. Jurnal Farmasi. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Hernawati. 2011. Peranan Berbagai Sumber Serat dalam Dinamika Kolesterol
pada Individu Hiperkolesterolemia dan Normokolesterolemia. [Artikel].
Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
Heybey, I.I., N.V, Ivankova, V.R, Katkoori, dan O.A, Mamaeva. 2005.
Experimental Oncology. 27:166-178.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I dan II. Terj. Badan Libang
Kehutanan. Cetakan I. Koperasi karyawan Departemen Kehutanan Jakarta
Pusat.
55
Hicow. 2011. Mengurangi Tingkat Kolesterol Menggunakan Zocor. [Internet].
Tersedia pada: http://id.hicow.com/statin/low-densitylipoprotein/simvastatin-2791071.html. (Diakses 3 Mei 2017).
Julyasih, K.S.M. 2012. Tepung Rumput Laut Menurunkan Kadar LDL (Low
Density Lipoprotein) Plasma Tikus Wistar Hiperkolesterolemia. Jurnal
Tumbuhan Rekapangan. 6:8-12.
Katzung, B. G. 1998. Obat-obat Dislipidemia dalam Basic dan Clinical
Pharmacology eds. ke-7 570-5. United States of America: McGraw-Hill.
Kresten, S. 2001. Mechanism of Nutrional and Hormonal Regulation of
Lipogenesis: review. EMBO Reports 2 (4):282-286.
Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Lakerson, B., P.C, Dutta, I, Hasson. 2000. Effect of frying and storage on
cholesterol oxidation in minced meat product. JOCS. Vol. 77 (6): 675-681.
Lane-Petter, W. 1976.The Laboratory Mouse.In : C. W. Hume. The UFAW
Handbook on the Care and Management of Laboratory Animals. Churchill
Livingstone. Edinburg, New York.
Liu, F., J.K. Kim, Y.K. Li, X. Liu, J. Li, dan X. Chen. 2001. An Extract of
Lagerstroemia speciosa L. Has Insulin-Like Glucose Uptake–Stimulatory
and Adipocyte Differentiation–Inhibitory Activities in 3T3-L1 Cells1.
Journal of Nutrition. Sep;131(9):2242-7.
Mayes, P.A. dan K.M Botham. 2003. Lipid Transport and Storage.Harper's
illustrated Biochemistry. 26 th ed. USA. Mc Graw Hill.205-18.
McGilvery, W. Robert, dan W.G. Gerald. 1996. Biokimia. Jakarta: Airlangga
University Press.
McKee, T. dan J.R. McKee. 1999. Biochemistry: An Introduction. 2nd ed. USA:
The McGraw-Hill Companies, Inc.
Mochtar, F. 2016. Ekstrak daun Bungur (Lagerstronemia species) Memperbaiki
Profil Lipid tikus Wistar Jantan Dislipidemia. [Tesis]. Denpasar:
Universitas Udayana.
Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway, dan A.A. Spector. 1993. Biokimia
:Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Muhlisah, F. 2006. Taman Obat Keluarga. Penebar Swadaya : Jakarta
Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, dan V.W. Rodwell. 1999. Biokimia
Harper. Edisi ke-24. Jakarta: EGC.
56
Murray, R. K., Granner, dan Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Andry Hartono.
Penerjemah. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Terjemahan dari: EGC.
National Cholesterol Education Program, NCEP. 2013. Cholesterol. Diakses
bulan November 2016.
Nurwahyunani. 2006. Studies of the effect of dry Sundakai (Solanumtorvum)
powder supplementation on lipid profile, glycated proteins and amino acid
in non insulin dependent diabetic patient. Journal of Plant foods for human
nutrition 42: 178-182
Page, C., Curtis,M., Walker, M., Hoffman, B. 2006. Integrated Pharmacology 3rd
ed. Mosby Elsevier.
Perkumpulan Endrokinologi Indonesia, PERKEN. 2004. Konsensus Dislipidemia
Perkeni.
Pizorno, J. E. and M.T. Murray. 2000. A Textbook of Natural Medicine: Allium
sativum. Edisi ke-2. Washington: Bastyr University.
Pratama S.E. dan E. Probosari. 2012. Pengaruh pemberian kefir susu sapi terhadap
kadar kolesterol LDL tikus jantan Sprague dawley hiperkolesterolemia.
Semarang. Journal of nutrition college. 1: 358-364.
Prihantika, S. 2016. Pemberian Sargassum sp. dan Taurin Terhadap Penurunan
Kadar Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.) Jantan
Hiperkolesterolemia [Skripsi]. Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Rader, D.J., dan H.H. Hobs. 2005. Disorders of Lipoprotein Metabolism.
Harrison’s Principle of Internal Medicine. New York: McGraw-Hill, 2286
- 2294.
Rahastuti, S., S. Tjahjani, dan E. Hartini. 2011. Efek infusa daun salam (Syzgium
polyanthum) terhadap penurunan kadar kolesterol total darah tikus model
dislipidemia galur wistar. Jurnal Medika Planta. 4: 28-32
Rubenstein, D., W. David, dan B. John. 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis.
Ed VI. Erlangga: Jakarta.
Sastroamidjojo. 2000. Pegangan Penatalaksanaan Nutrisi Pasien. Jakarta:
PDGMI.
Setijono, M.M. 1985. Mencit (Mus musculus) sebagai Hewan Percobaan.
[Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Soeharto, I. 2004. Penyakit jantung dan serangan jantung. Edisi 2. Gramedia
pustaka utama.
Stohs, S.J., H. Miller, G.R Kaats. 2012. A review of the efficacy and safety of
banaba (Lagerstroemia speciosa L.) and corosolic acid. Phytother Res.
26(3):317-24.
57
Suherman, P. 2015. Efek Hipoglikemik Ekstrak Air Daun Bungur (Lagersteoemia
speciosa L. Pers) pada Mencit Swiss Webster Jantan dengan Metode
Toleransi Glukosa. Jurnal Ilmiah Farmasi. Cimahi: Universitas Jendral
Ahmad Yani.
Surialaga, S. 2013. Efek Antihiperkolesterol Jus Buah Belimbing Wuluh
(Averhoabilimbi L.) terhadapMencitGalur Swiss Webster
Hiperkolesterolemia.UniversitasPadjadjaran: Bandung.
Suzuki, Y., T. Unno, M. Ushitani, K. Kayashi, T. Kakuda. 1999.Anti obesity
activity of extracts from Lagerstroemia speciosa L. leaves on female kkAy mice. Journal of Nutrition. Sci. Vitaminol., 45: 791-795.
Takagi, S., T. Miura, E. Ishihara, T. Ishida, and Y. Chinzei. 2010. Effect of corosolic
acid on dietary hypercholesterolemia and hepatic steatosis in KK-Ay diabetic
mice.Journal ofBiomedical Research. 31(4): 213-218.
Tsuchibe, S., S. Kataumi, M. Mori, dan H. Mori. 2006. An inhibitory effect on the
increase in the postprandial glucose by banaba extract capsule enriched
corosolic acid. Journal for the Integrated Study of Dietary Habits. 17: 255259.
Tobin, K.A.R., S.M. Ulven, G.U. Schuster, H.H. Steineger, S.M. Anderssen, J.A.
Gustafsson, dan H.I. Nebb. 2002. Liver X Receptors as Insulin-Mediating
Factors in Fatty Acid and Cholestrol Biosynthesis. The Journal Biological
Chemstry 277 (12):10691-10697.
Wahyudi, A. 2009. “Metabolisme Kolesterol Hati: Khasit Ramuan Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk) dalam Mengatur Konsentrasi Kolesterol
Selular”[Tesis]. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Waller, D.G., A.P. Sampson, A.G. Renwick, K. Hillier. 2014. Lipid Disorders
dalam Medical Pharmacology dan Therapeutics eds. ke-4 hal. 3729 dan
3808. UK: Elsevier.
Wilson, T., R. Nicolosi, B. Delaney, K. Chadwell, V. Moolchandani, T. Kotyla.
2004. Reduced and High Molecular Weight Barley-Glucans Decrease
Plasma Total and non-HDLcholesterol in Hypercholesterolemic Syrian
Golden Hamsters. Journal of Nutrition. 134:2617-2622.
Download
Study collections