PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA (Skripsi) Oleh EZANDA VOZZA DIAH PITALOKA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR ( Lagerstroemia speciosa[L.] Pers. ) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCITJANTAN ( Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA Oleh Ezanda Vozza Diah Pitaloka Gaya hidup menjadi salah satu hal yang memengaruhi kesehatan, gaya hidup yang kurang baik dapat mengakibatkan berbagai penyakit, diantaranya adalah hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan kondisi jumlah kolesterol darah melebihi batas normal dalam tubuh.Dalam upaya menekan kadar kolesterol yang tinggi, dapat digunakan obat tradisional, salah satunya adalah daun pohon Bungur. Daun pohon bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) telah banyak digunakan sebagai metode pengobatan tradisional untuk mengobati tekanan darah tinggi. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun bungurdan perbandingan efektivitasnya dengan simvastatin terhadap penurunan kadar kolesterol total mencit (Mus musculus L.) jantan hiperkolesterolemia. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap menggunakan 25 ekor mencit jantan. Subjek penelitian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan 5 kali pengulangan, yaitu kontrol negatif (K-) yang hanya diberi pakan standar berupa pellet sampai akhir masa penelitian, kontrol positif (K+) yang diberi pakan standar yang telah dicampur dengan suspensi otak sapi (suspensi otak sapi 1 ml/hari) selama hari ke 0 – 14, perlakuan 1,2 dan 3 (P1,P2 dan P3) diberi pakan yang telah dicampur dengan suspensi otak sapi (suspensi otak sapi 1 ml/hari) selama hari ke 0-14. Kemudian 14 hari selanjutnya K+ diberi pakan standard dan dicekokkan simvastatin sebanyak 0,052 mg/ekor/hari, P1 diberi ekstrak daun bungur sebanyak 2,25 mg/ekor/hari, P2 diberi ekstrak daun bungur sebanyak 4,5 mg/ekor/hari dan P3 diberi ekstrak daun bungur sebanyak 9 mg/gBB/hari. Pengujian kolesterol mengggunakan alat tes strip kolesterol Easy Touch pada hari ke 0, 14, dan 28. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD dengan selang kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar kolesterol pada hari ke28 terhadap pada setiap kelompok pelakuan dengan nilai penurunan tertinggi pada kelompok K(+) dan P2 dengan nilai berturut-turut 17 mg/dl dan 13,2 mg/dl. Penurunan berat badan terjadi pada tiap kelompok perlakuan dengan berat terendah adalah kelompok P3 yakni 1,2 gram. Kata Kunci: Hiperkolesterolemia, simvastatin, daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L]. Pers.). PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA Oleh EZANDA VOZZA DIAH PITALOKA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SAINS Pada Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 iii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, pada tanggal 9 November 1996, sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Agus Riyono, S.H. dan Ibu Atika Djayataruna. Penulis memulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak Bustanul Ulum II Lempuyang Bandar, Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2001. Pada Tahun 2002, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bandar Sakti, Terusan Nunyai. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Terusan Nunyai pada tahun 2008. Selama menjadi siswa di SMP Negeri 1 Terusan Nunyai, penulis aktif dalam kegiatan OSIS dan Kepramukaan serta sempat menorehkan beberapa prestasi di ditingkat Kabupaten. Pada Tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar dan menyelesaikan pendidikannya selama dua tahun dengan mengikuti program kelas akselerasi. Selama menjadi siswa di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, penulis aktif dalam kegiatan Pencak Silat dan menjuarai beberapa kejuaraan yaitu, juara 3 Kelas C Putri Kejuaraan Kabupaten Lampung Tengah IPSI Tingkat Dewasa tahun 2012, juara 1 Kelas F Putri Kejuaraan Pencak Silat Tingkat Remaja „Kapolres Cup‟ Lampung Tengah tahun 2013, dan juara 3 Kelas F Putri Kejuaraan Daerah Pencak Silat „Kapolda Cup‟ tahun 2013. iv Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, penulis memperoleh beasiswa PPA pada tahun ke dua. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Struktur Perkembangan dan Taksonomi Tumbuhan dan Fisiologi Hewan dari tahun 2015 hingga 2017. Selain itu, penulis aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) Unila sebagai anggota Bidang Kaderisasi dan Kepemiminan tahun kepengurusan 2013 sampai 2015. Pada tahun 2016, penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata yang termasuk dalam mata kuliah wajib di desa Bunut, Kecamatan Way Ratai, Pesawaran, ditahun yang sama penulis melaksanakan Kerja Praktik di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Hasil Perikanan Kelas I Lampung, dengan judul “Identifikasi Penyakit Ikan oleh Virus dan Bakteri di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Hasil Perikanan Kelas I Lampung”. Selain itu pada Tahun 2015 sampai 2016, penulis menjadi Muli 1 Kabupaten Pesisir Barat, Muli 1 Provinsi Lampung dan Putri Pariwisata Lampung. Pada tahun 2017, penulis melaksanakan penelitian akhir dengan judul “Pengaruh Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers. Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.) Hiperkolesterolemia” di bawah bimbingan Bapak Drs. Hendri Busman, M.Biomed., Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M.Biomed., dan Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. MOTTO “Allah knows best” “Doa, kejujuran, dan usaha adalah berlian yang menjadi pondasi awal kesuksesan.” “Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata.” (Pablo Picasso) “Tak ada yang bisa membuatmu merasa rendah diri tanpa persetujuanmu.” (Eleanor Roosevelt) “Jika „kesempatan‟ bisa pilih-pilih orang, dia tidak akan memilih orag yag dapat melihatnya, tetapi orang yang dapat menangkapnya.” (Bong Chandra) PERSEMBAHAN Bismillahirrahmaanirrahim Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya untuk setiap kenikmatan, kesehatan, kekuatan, kesabaran, dan kemudahan yang tak terputus. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda bakti dan kasihku kepada yang tercinta : Ayahanda Agus Riyono, S.H dan Ibunda Atika Djayataruna, yang telah dengan ikhlas selalu memberikan restu, doa, waktu, mencurahkan kasih sayang, mendidikku, serta memberikan suasana nyaman dan bahagia sertiap waktu. Saudara-saudara kebanggaanku: Kakanda Brian Wisnu Pratama, Adinda Reflin Trianjaya, dan Adinda Oktavia Safitri Ramadhani, terimakasih atas segala hal yang telah dikorbankan untukku sehingga dapat menyelesaikan sekolahku. vii SANWACANA Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT karena atas segala kelimpahan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana atau strata satu (S1) dengan judul “PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA”. Proses terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Ayah (Agus Riyono, S.H.) dan Ibu (Atika Djayataruna) untuk limpahan cinta kasih, do’a, pengorbanan, motivasi dan segala bentuk dukungan dan pencapaian luar biasa yang selalu diberikan kepada penulis selama ini. Terimakasih telah menjadi dan selalu menjadi orang tua luar biasa bagi penulis. 2. Bapak Drs. Hendri Busman, M. Biomed., selaku pembimbing I yang telah begitu sabar membimbing, memberikan kritik, saran, motivasi dan kepercayaan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. viii 3. Bapak Prof. Dr.Sutyarso, M.Biomed., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kritik, saran dan nasihatnya dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M,Sc, selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unila sekaligus pembahas, terimakasih atas bimbingan, saran, kritik, nasihat, dan motivasi yang membangun bagi penulis. 5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 6. Ibu Dra. Eti Ernawiati, M.P., sebagai pembimbing akademik yang telah bersabar membimbing, memberikan nasihat, saran, dan motivasi yang membangun setiap tahun selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung. 7. Kepala Laboratorium Biologi Molekuler serta laboran (mbak Nunung dan mbak Dwi) yang telah membantu, membimbing, memberi nasihat serta mengizinkan penulis melakukan penelitian ini 8. Bapak dan Ibu Dosen, laboran, karyawan Jurusan Biologi FMIPA Unila, terimakasih atas ilmu, pengalaman,dan bantuannya selama ini kepada penulis. 9. Kakak (Brian Wisnu Pratama) dan adik-adikku tersayang (Reflin Trianjaya dan Oktavia Safitri Ramadhani) yang telah memberikan cinta kasih, berbagai motivasi, dukungan dan do’a yang tak terhingga, serta keceriaan yang telah diberikan kepada penulis setiap saat. 10. Uncu (Nilda Nopi Yanti Djayataruna), Paksu (Erdi Ermin, S.T.), Emak (Partinah), Makli (Solawati Djayataruna, S. Ag.), Om Icad (Ir. Ahmad Syatibi), Makngah (Komala Dewi Djayataruna), Bapak (Firli Haddad ix Djayataruna), Mimi (Nora Marzuki) dan adik-adikku (Nazwa, Daffa, Jordy, Cinta, Hafsah) yang telah memberikan kasih sayang, menemani, memberikan nasihat, dan motivasi kepada penulis. 11. Partner penelitian Tetania Tiara Putri dan Veni Yulia yang selalu sabar memberikan motivasi yang membangun, kasih sayang, semangat, canda tawa serta keceriaan selama penelitian ini berlangsung. 12. Sahabat sekaligus kakak yang selalu menemani, memberikan nasihat, semangat, motivasi, keceriaan, perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis. Terimakasih kak Nasyiatul Himmah dan kak Andesba. 13. Seseorang terkasih, Danu Firmansyah. Terimakasih atas waktu yang diberikan, semangat, motivasi, nasihat, keceriaan dan kasih sayang kepada penulis. 14. Seluruh sahabat seperjuangan tersayang, Lia, Iffa, Fatmawati, Carina, Eva, Nur Rohman, Benny, Nyoman, Damai, Bella, Indria, dan seluruh keluarga Biologi angkatan 2013 lainnya yang belum penulis sebutkan, terimakasih atas dukungan, bantuan, saran, kritik, canda tawa dan kebersamaannya selama ini. 15. Seluruh keluarga Wadya Ballad Himbio yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan, pengalaman dan pembelajarannya selama ini. 16. Almamater tercinta. Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah dan berkah kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan masih jauh dari x kesempurnaan, namun besar harapan penulis semoga hasil tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Juli 2017 Penulis, Ezanda Vozza Diah Pitaloka x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii PERSEMBAHAN ........................................................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vi SANWACANA ............................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. B. Tujuan Penelitian .............................................................................. C. Manfaat ............................................................................................ D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... E. Hipotesis ............................................................................................ II. 1 4 4 5 6 TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol………………… .............................................................. 1. Pengertian Kolesterol .................................................................... 2. Jenis Kolesterol ............................................................................. 3. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kolesterol Dalam Tubuh ..... 4. Pemeriksaan Laboratorium untuk Mengetahui Kadar Kolesterol . 5. Biosintesis Kolesterol ................................................................... 6. Hiperkolesterolemia ...................................................................... 7 7 10 11 12 16 17 xi B. Tanaman Bungur………………………… ....................................... 1. Klasifikasi Tanaman Bungur......................................................... 2. Morfologi Tanaman Bungur ........................................................ 3. Kandungan Senyawa pada Daun Bungur ..................................... 4. Habitat dan Penyebaran................................................................. C. Simvastatin........................................................................................ D. Mencit (Mus musculus L.) ................................................................ 18 18 18 20 21 21 22 III. METODE KERJA A. Tempat dan Waktu Penelitian…. ...................................................... B. Alat dan Bahan……………………………………… ...................... C. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... D. Analisis Data ..................................................................................... E. Diagram Alir ..................................................................................... 25 25 26 35 36 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ................................................................................................... B. Pembahasan ........................................................................................ 1. Perubahan Kadar Kolesterol Total................................................ 2. Perubahan Berat Badan................................................................. V. 37 44 44 49 SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................... B. Saran ............................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 51 52 xii DAFTAR TABEL Tabel 1. Kadar Kolesterol Darah pada Manusia........................................ 16 Tabel 2. Data Biologi Mencit (Mus musculusL.) ...................................... 24 Tabel 3. Rerata kadar kolesterol total darah mencit setelah perlakuan hiperkolesterolemia .................................................................... 38 Tabel 4. Selisih rerata peningkatan kadar kolesterol pada hari ke-0 dan hari ke-14 masing-asing kelompok ........................................... 38 Tabel 5. Rerata kadar kolesterol darah mencit jantan (Mus musculus L.) yang telah diberi ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) serta simvastatin. ...................................................... 40 Tabel 6. Selisih rerata penurunan kadar kolesterol pada hari ke-14 dan hari ke-28 masing-asing kelompok ............................................ 40 Tabel 7. Rerata Berat Badan Mencit (Mus musculus L.)........................... 42 Tabel 8. Selisih rerata penurunan berat badan pada hari ke-0 dengan hari ke-14 dan penurunan berat badan pada hati ke-14 dan hari ke-28 masing-masing kelompok ............................................. 42 Tabel 9. Hasil uji deskriptif kadar kolesterol total mencit tiap kelompok perlakuan hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28 ......................... 59 Tabel 10. Hasil uji annova kadar kolesterol total mencit tiap kelompok perlakuan hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28 ......................... 60 Tabel 11. Hasil uji deskriptif berat mencit tiap kelompok perlakuan hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28 .......................................... 61 Tabel 12. Hasil uji annova berat badan mencit tiap kelompok perlakuan hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28 ......................................... 62 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Kimia Kolesterol (C27H46O) ............................... 9 Gambar 2. A. Bunga Bungur…………………………… .................. 20 Gambar 2. B. Daun Bungur ................................................................ 20 Gambar 3. Mus musculus L.. .............................................................. 24 Gambar 4. Desain Tata Letak Penelitian ............................................ 28 Gambar 5. Diagram Alir Penelitian…………………… .................... 36 Gambar 6. Kandang Kelompok Perlakuan ......................................... 63 Gambar 7. Kandang Kelompok Kontrol ............................................ 63 Gambar 8. Ekstrak Daun Bungur ....................................................... 63 Gambar 9. Strip Kadar Kolesterol ...................................................... 63 Gambar 10. Sonde Lambung .............................................................. 63 Gambar 11. Alat Penyuntik ................................................................ 63 Gambar 12. Alat Cek Kolesterol ........................................................ 64 Gambar 13. Sarung Tangan dan Alkohol ........................................... 64 Gambar 14. Mencit ............................................................................. 64 Gambar 15. Proses Penyekokan ......................................................... 64 Gambar 16. Pengecekan Kadar Kolesterol ......................................... 64 Gambar 17. Pengambilan Sampel Darah ............................................ 64 Gambar 18. Otak Sapi ........................................................................ 65 Gambar 19. Suspensi Otak Sapi ......................................................... 65 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang vital dan wajib untuk dijaga dari waktu ke waktu karena kesehatan merupakan investasi untuk masa depan. Saat ini banyaknya penyakit bermunculan diakibatkan oleh gaya hidup yang kurang baik dan banyaknya makanan siap saji yang diperjualbelikan. Tindakan konsumtif yang berlebihan pada makanan siap saji juga telah menjadi trend sehingga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang diakibatkan karena mengkomsumsi makanan yang kurang sehat tersebut. Salah satu penyakit yang sangat dikhawatirkan saat ini adalah penyakit yang diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol total yang berlebihan (PERKENI, 2004 ). Kadar kolestrol total yang tinggi disebut dengan hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan gangguan kadar lemak terlarut dalam darah yang lebih dari 240 mg/dL (PERKENI, 2004 ). Kolesterol total sebenarnya merupakan susunan dari banyak zat, termasuk trigliserida, kolesterol High Density Lipoproten (HDL) dan kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) (Soeharto, 2004). Hiperkolesterolemia disebut 2 diskolesterolemia atau tidak sesuainya kadar lemak terlarut dalam darah dengan batas normal yang telah ditentukan. Kadar kolesterol total normal pada manusia adalah 240 mg/dl (NCEP, 2013). Saat ini prinsip back to nature telah kembali digunakan dan dipercayai dapat menyembuhkan suatu penyakit tanpa menimbulkan efek samping. Bahan-bahan yang digunakan untuk penyembuhan merupakan bahan tradisional yang cara penggunaannya sederhana. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman tumbuhan hingga disebut negara megabiodiversitas, hal ini pula disebabkan karena iklim di Indonesia yang termasuk dalam daerah tropis yang memungkinkan banyaknya tumbuhan tropis mampu bertahan hidup dan berkembang lebih pesat di kondisi iklim ini. Tumbuh-tumbuhan inilah yang kemudian diteliti dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai ramuanramuan tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit (Muhlisah, 2006). Penggunaan tumbuhan sebagai bahan ramuan untuk menyembuhkan penyakit secara tradisonal dapat juga disebut sebagai fitofarma. Salah satu tumbuhan yang dapat menjadi bahan bagi ramuan-ramuan tradisional itu adalah daun dari pohon bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.). Daun pohon bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) telah banyak digunakan sebagai metode pengobatan tradisional untuk mengatasi diabetes mellitus di wilayah Asia Tenggara selama bertahun-tahun. Ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) telah diketahui 3 bersifat antiobesitas (Suzuki et al., 1999). Bagian biji, daun dan kulit kayunya dapat digunakan sebagai obat. Bijinya dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis. Daunnya digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, tekanan darah tinggi. Bagian kulit kayunya dapat dimanfaatkan untuk mengobati diare, disentri, dan kencing darah (Dalimartha, 2003). Pengolahan tumbuhan yang memiliki khasiat dibidang kesehatan saat ini sudah tidak melulu secara tradisional, saat ini telah banyak tumbuhan yang diambil ekstraknya untuk dijadikan suplemen dalam bentuk cair, pasta dan juga bubuk. Pada penelitian kali ini penulis akan menggunakan ekstrak dari daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) untuk mengurangi kadar kolestrol total darah pada mencit (Mus musculus L.) jantan hiperkolesterolemia. Sehingga judul pada penelitian yang digunakan adalah “Pengaruh Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol TotalMencit Jantan (Mus musculus L.) Hiperkolesterolemia”. 4 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Penggunaan ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) terhadap penurunan kadar kolesterol total mencitjantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. 2. Penggunaan simvastatin terhadap penurunan kadar kolesterol total mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. 3. Perbandingan antara penggunaan ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) dan simvastatin untuk menurunkan kadar kolesterol total mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk : 1. Memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat dan penulis tentang potensi ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) sebagai larutan yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol darah total. 2. Memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat dan penulis tentang potensi simvastatin sebagai larutan yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol darah total. 3. Memberikan informasi mengenai perbandingan aktivitas ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) dan simvastatin terhadap kadar kolesterol total darah. 5 D. Kerangka Pemikiran Makanan dan gaya hidup masyarakat saat ini sudah tergolong praktis dan tidak begitu memprioritaskan kesehatan, mudah dan murah menjadialasan untuk meneruskan budaya hidup yang kurang sehat tersebut. Seiring dengan perkembangan waktu, dengan gaya hidup yang kurang baik, mulailah muncul berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang menjadi sangat ditakutkan adalah serangan jantung dan kadar kolesterol total yang tinggi. Untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut khususnya kadar kolesterol total yang tinggi, masyarakat telah memilih prinsip back to nature untuk menjadi metode penyembuhan yang minim efek samping. Salah satu tanaman yang berpotensi menyembuhkan kadar kolesterol total yang tinggi adalah menggunakan daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.). Bungur merupakan tanaman yang memiliki bunga yang cantik dan sering digunakan sebagai tanaman hias. Tanaman ini pula banyak ditemukan di pinggir jalan sebagai penaung jalan agar terlihat lebih teduh, di dekat taman pemakamam bahkan tumbuh liar. Tanaman ini telah banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat, baik itu diambil dari bagian kulit kayunya, biji, hingga daunnya. Daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) pula telah banyak digunakan sebagai tanaman obat tradisional di Filiphina untuk menurunkan kadar kolesterol total pada darah. 6 Berdasarkan kajian di atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Mencit Jantan (Mus musculus L.)”. E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) dapat menurunkan kadar kolesterol total darah pada mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. 2. Simvastatin dapat menurunkan kadar kolesterol total darah pada mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. 3. Ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) lebih baik menurunkan kadar kolesterol total darah pada mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia dibandingkan dengan simvastatin. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Pengertian Kolesterol Kolesterol merupakan bagian penting dari membran sel yang mendukung struktur dan berfungsi sebagai antioksidan pelindung. Kolesterol adalah substrat yang tidak larut dalam air dalam pembentukan beberapa zat esensial, yaitu hasil sintesis asam empedu yang penting untuk penyerapan lemak, dan hormon seperti estrogen, testosteron, progesteron, kortisol dan dihidroepidanrosteron. Produksi kolesterol paling banyak berasal dari hati, namun apabila produksi kolesterol berlebih maka akan meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh arteri (Colpo, 2005). Kolesterol merupakan produk hasil dari metabolisme hewan, contohnya adalah kuning telur, hati, daging dan otak (Murray et al., 1999). Kolesterol tidak sepenuhnya bersifat beracun bagi tubuh, karena kolesterol adalah unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk 8 mengatur proses kimiawi dalam tubuh. Apabila kolesterol dalam tubuh berada dalam jumlah yang tinggi, maka hal ini akan berbahaya bagi tubuh, yakni aterosklerosis yang kemudian akan berdampak pada penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol total darah pula memiliki keterkaitan dengan aterosklerosis arteria koroner, terutama mencerminkan kandungan kolesterol LDL. Ada pula hubungan negatif lebih kuat antara penyakit aterosklerosis arteria koroner dengan kandungan kolesterol pada fraksi HDL. Orang yang memiliki kadar kolesterol LDL yang tinggi akan lebih mudah menderita penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih tinggi (McGilvery, 1996). Menurut Dalimartha (2001), kolesterol adalah salah satu lemak tubuh yang berada dalam bentuk bebas dan ester dengan asam lemak. Lemak yang dikonsumsi terdiri atas kolesterol lemak tidak jenuh dan lemak jenuh. Lemak dan karbohidrat dalam tubuh akan diproses menjadi senyawa asetil koenzim A. Bahan ini akan membentuk zatzat penting seperti asam lemak, fosfolipid, trigliserida dan juga kolesterol, apabila tubuh terlalu banyak menerima asupan makanan yang berlebih dari kebutuhan maka jumlah kolesterol dan trigliserida akan meningkat. Kolesterol merupakan prekursor semua steroid, seperti hormon seks, asam empedu, vitamin D dan kortikosteroid. Kolesterol dapat bersifat berbahaya bagi tubuh apabila dalam jumlah yang terlalu banyak karena dapat membentuk endapan pada dinding 9 pembuluh darah sehingga akan mengakibatkan penyempitan pada saluran pembuluh darah yang dinamakan arterosklerosis. Apabila penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner dan apabila terjadi penyempitan pula pada pembuluh darah di otak dapat menyebabkan penyakit serebrovaskular. Kolesterol dalam tubuh sebagian besar disintesa di dalam hati. Bahan baku pembuatan kolesterol diperoleh dari karbohidrat, protein atau lemak,dan jumlah yang disintesa bergantung pada jumlah kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh dari makanan (Almatsier, 2006). Kolesterol merupakan sterol yang paling dikenal oleh masyarakat umum. Kolesterol (cholest-5-en-3β-ol) terdiri dari 27 karbon steroid alkohol yang biasanya hanya terdapat pada jaringan hewan (Larkeson et al., 2000). Gambar 1. Struktur kimia kolesterol (C27H46O) (Murray et al., 2003). 10 Kolesterol merupakan sterol utama dalam jaringan manusia yang memiliki formula C27H46O, dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi5,6 kolesten karena hanya mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3 dan ikatan rangkap pada C5 dan C6 serta percabangan pada C12 dan C17 (Hernawati, 2011). 2. Jenis Kolesterol Kolesterol dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan kepadatannya yaitu, kolesterol berkepadatan tinggi dan kolesterol berkepadatan rendah. Kolesterol berkepadatan tinggi atau LDL (Low Density Lipoprotein) lebih dikenal sebagai kolesterol jahat dan merugikan oleh masyarakat umum, bertugas untuk mengangkut dan mengedarkan 6080% kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh yang kemudian akan diserap oleh tubuh sebagai bahan yang akan digunakan untuk pembuatan sel-sel tubuh dan hormon. LDL kolesterol dapat menumpuk dan menempel pada dinding pembuluh darah dikarenakan tidak sepenuhnya LDL digunakan dalam tubuh namun tetap mengalir di dalam darah, hal ini yang kemudian menjadikan pembuluh darah tersebut menyempit sehingga mengurangi volume darah yang mengalir membawa nutrisi maupun oksigen keseluruh jaringan tubuh. Oleh karena itu, angka normal LDL adalah berkisar 130 mg/dl (Rubenstein et al., 2007). Berbeda dengan LDL, HDL lebih dikenal dengan kolesterol baik dan menguntungkan, hal ini disebabkan HDL mengandung lebih sedikit 11 lemak dibandingkan dengan LDL.HDL berfungsi untuk menghancurkan LDL yang berlebih dan beredar di seluruh tubuh serta memperbaiki berbagai kerusakan yang ditimbulkan oleh LDL berlebih termasuk dengan merontokkan LDL yang menempel pada dinding pembuluh darah. Fungsi HDL yang seperti yang disebutkan di atas membuat semakin tinggi kadar kolesterol HDL menjadi lebih menguntungkan dikarenakan semakin tinggi kadar HDL akan mengindikasi berkurangnya resiko penyakit yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah seperti stroke (serangan otak/ cerebro vascular attack), penyakit jantung koroner. Untuk meminimalisir agar resiko penyakit penyempitan pembuluh darah tersebut, maka rasio perbandingan yang baik, antara HDL dan LDL agar tidak kurang dari 1:3 (Rubenstein et al., 2007). 3. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kolesterol dalam Tubuh Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah kolesterol dalam sel pada tubuh. Umumnya faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni faktor dalam sel dan faktor luar sel. Faktor dalam sel dapat dikatakan seperti kegiatan sistem enzim yang berperan dalam katabolisme kolesterol, jumlah persediaan terpenoida, lanosterol, dan sekualen sebagai prekursor untuk sintesis kolesterol, jumlah hasil metabolisme kolesterol,adanya kegiatan pengangkutan kolesterol atau derivatnyakeluar dari sel dengan mekanisme pengangkutan aktif melalui membran sel, dan pengaruh viskositas membran. Faktor dari 12 luar sel termasuk didalamnya adalah sepertijumlah kolesterol bebas atau yang terikat dalam lipoprotein dari luar sel, persediaan asam lemak bebas, dan adanya hormon tertentu. Kedua faktor tersebut bekerja dengan saling berhubungan dalam mengatur biosintesis kolesterol. Perubahan-perubahan yang terjadi pada kedua faktor tersebut atau salah satu diantaranya akan saling memengaruhi satu sama lain sehingga mempengaruhi laju biosintesis kolesterol (kolesterogenesis) (Hernawati, 2011). Menurut Sastroamidjojo (2000), aktivitas pola hidup meliputi pola makan dan kebiasaan hidup seperti merokok dan stres merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit pembuluh darah. Arterosklerosis, sebagai gangguan pada pembuluh darah koroner merupakan akibat dari penimbunan plaque lipida dalam dinding arteri. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis adalah disebabkan oleh peningkatan kadar LDLdarah, kolesterol total dan trigliserida darah serta penurunan HDL darah. 4. Pemeriksaan Laboratorium untuk Mengetahui Kadar Kolesterol a. LDL Kolesterol Lipoprotein densitas rendah (LDL) merupakan lipoprotein yang merupakan alat transportasi kolesterol yang utama, mengangkut sekitar 70-80 persen dari kolesterol total, yang merupakan metabolit Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Apolipoprotein 13 utama LDL adalah Apo B100. Fungsi LDL yaitu membawa kolesterol dari hepar ke jaringan perifer termasuk ke sel otot jantung, otak, dan jaringan lain supaya dapat berfungsi sebagaimana mestinya misalnya sintesis membran plasma dan hormon steroid. Rangkaian proses penyediaan kolesterol pada jaringan ekstrahepatik 42 disebut LDL receptor pathway, sedangkan rangkaian proses pengembalian kolesterol ke hepar dari jaringan perifer disebut reverse cholesterol transport. Kedua jalur tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetic (Mayes et al., 2003). Partikel LDL mengandung kolesterol 60 persen dan trigliserida sebanyak 10 persen. Kadar LDL plasma tergantung dari banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan, asupan lemak jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi VLDL dan LDL. Apabila makan banyak lemak jenuh atau bahan makanan yang banyak mengandung kolesterol, maka kadar LDL dalam darah kita tinggi. Kelebihan LDL akan mudah melekat pada dinding sebelah dalam (intima) pembuluh darah dengan risiko penumpukan atau pengendapan kolesterol LDL pada dinding pembuluh darah arteri, yang diikuti dengan terjadinya aterosklerosis (Rader et al., 2005). b. HDL Kolesterol HDL kolesterol memberikan dampak baik dan memperkecil kemungkinan hiperkolesterolemia. Makin rendah kadar HDL 14 kolesterol maka makin besar kemungkinan resiko hiperkolesterolemia dan semakin tinggi kadar HDL kolesterol maka semakin kecil kemungkinan resiko hiperkolesterolemia (Anwar, 2003). c. Kolesterol Total Kadar kolesterol total sebaiknya berkisar < 200 mg/dl, apabila > 200 mg/dl makan kemungkinan resiko penyakit jantung koroner akan meningkat. Kadar kolesterol menunjukkan hasil 200-239 mg/dl namun tidak ada faktor resiko yang lain maka tidak perlu adanya penanggulangan yang intensif (Anwar, 2003). Pada beberapa orang yang memiliki kadar kolesterol total yang normal dapat menderita hiperkolesterol juga, hal ini disebabkan oleh rasio kolesterol total dibandingkan dengan HDL kolesterol yang meninggi. Rasio kolesterol total : HDL kolesterol sebaiknya <4,6 pada laki-laki dan < 4,0 pada perempuan. Makin tinggi kadar kolesterol total dibandingkan dengan HDL kolesterol maka resiko hiperkolesterol akan meningkat (Anwar, 2003). d. Kadar Trigliserida Trigliserida merupakan lemak di dalam tubuh yang mengandung 3 jenis lemak, diantaranya adalah lemak jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak jenuh ganda. Kadar trigliserida perlu diperiksa pada keadaan kolesterol total >200 mg/dl (Anwar, 2003). 15 Trigliserida berfungsi untuk menyediakan energi untuk berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan karbohidrat. Bebearapa lipid terutama fosfolipid dan sebagian kecil trigliserida dipakai untuk membentuk semua membran sel dan dipakai untuk melakukan fungsi-fungsi sel yang lain (Guyton et al., 2007). Pengukuran kadar trigliserida pada mencit yang dipuasakan selama 12 jam sebelum pemeriksaan darah karena kadar trigliserida dapat meningkat segera setelah makan. Berbeda dengan pemeriksaan kadar kolesterol, pengukurannya tidak diharuskan puasa karena kadarnya tidak begitu terpengaruh setelah makan (Anwar, 2003). 16 Tabel 1.Kadar Kolesterol Darah pada Manusia Jenis Kolesterol Normal (mg/dl) < 200 Hati-hati (mg/dl) 200-240 Bahaya (mg/dl) > 240 < 130 < 100 130 -160 - > 160 - > 45 35-45 < 35 < 200 < 150 200 – 400 - > 400 - Kolesterol total Kolesterol LDL(Low Density Lipoprotein) -tanpa PJK -dengan PJK Kolesterol HDL(High Density Lipoprotein) Trigliserida -tanpa PJK -dengan PJK Sumber: Anwar (2003). 5. Biosintesis Kolesterol Organ hati merupakan pusat biosintesis dan degradasi kolesterol tubuh. Apabila asupan kolesterol dan lemak dari makanan berlebih, maka hati sedemikian rupa akan menjaga agar konsentrasi kolesterol tubuh tetap normal dengan cara mengurangi laju biosintesis kolesterol dan meningkatkan sekresi kolesterol melalui cairan empedu sel hingga jumlah kolesterol berkurang, sehingga konsentrasi kolesterol tubuh dapat dipertahankan pada kondisi normal (Wahyudi, 2009). Tubuh mensintesis kolesterol dari asetil-KoA yang dapat berasal dari perombakan karbohidrat, lemak dan asam amino. Organ utama yang memproduksi kolesterol adalah hati, disamping usus dan kelenjarkelenjar yang memproduksi hormon steroid yaitu testis, ovarium dan 17 korteks adrenal. Semua reaksi sintesis berlangsung dalam kompartemen sitoplasma sel (Montgomery et al., 1983). 6. Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi jumlah kolesterol darah melebihi batas normalnya. Hiperkolesterolemia merupakan hasil dari meningkatnya produksi atau penggunaan dari LDL. Hiperkolesterolemia dapat berupa hiperkolesterol familial atau dapat pula disebabkan dikarenakan konsumsi kolesterol yang tinggi. Hiperkolesterol terutama oleh fraksi LDL, merupakan faktor yang paling penting yang membentuk arterosklerosis. Para ahli gizi mempercayai bahwa diet tinggi lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Beberapa peneliti pula menerapkan prinsip tersebut untuk mendapatkan hewan uji hiperkolesterolemia (Ameli et al., 1997). Hiperkolestrolemia merupakan suatu kondisi ketika kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal atau batas yang diperlukan oleh tubuh. Tingginya kadar kolesterol di dalam serum darah dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah perubahan dinding pembuluh darah, peningkatan hipoksia pada jaringan pada usus besar, perubahan homoestasis sel-sel, umur, kesalahan pola makan, hereditas, konsumsi rokok dan alkohol dalam waktu yang lama, polusi lingkungan dan gaya hidup yang buruk (Heybey et al., 2005). 18 B. Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa [L]. Pers.) 1. Klasifikasi Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa [L]. Pers.) Tanaman bungur yang memiliki nama ilmiah Lagerstroemia speciosa [L]. Pers. termasuk kedalam keluarga / family Lythraceae. Tanaman bungur memiliki banyak nama daerah, di daerah Sumatera dikenal dengan bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur tekuyung (Palembang), Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban, wungu (Jawa Tengah) dan bhungor, wungur (Madura) (Heyne, 1987). Tanaman bungur diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut (Anonim, 2015a; 2015b) : Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Orde : Myrtales Family : Lythraceae Genus : Lagerstroemia Spesies : Lagerstroemia speciosa [L.] Pers. 2. Morfologi Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa [L]. Pers.) Bungur ditanam sebagai pohon pelindung ditepi jalan ada pula yang dimanfaatkan sebagai pohon hias. Di Jawa, bungur dapat tumbuh mencapai ketinggian 800 m dpl. Pohon bungur pula dapat ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m dpl. Pohon, tingginya berkisar 10-30 m. Berbatang bulat, dengan percabangan mulai dari bagian pangkalnya, berwarna cokelat muda. Berdaun tunggal dan bertangkai 19 pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal seperti kulit dengan panjang berkisar 9-28 cm dan lebar mencapai 4-12 cm, daun berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, dan tersusun dalam malai yang panjangnya 10-5- cm, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat memanjang, panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak menjadi berwarna cokelat. Bungur adalah jenis pohon Crepe Myrtle yang menghasilkan bunga berwarna merah muda dan ada pula yang berwarna putih. Tanaman ini tumbuh di daerah Filipina, Thailand, Indonesia dan Jepang. Tanaman ini pula relatif lebih mudah tumbuh di berbagai jenis tanah (Liu et al., 2001). A B Gambar 2.A. Bunga bungur; 2.B. Daun bungur (Liu et al, 2001) 20 3. Kandungan Senyawa pada Daun Tanaman Bungur (Lagerstroemia speciosa) Daun bungur memiliki kandungan asam korosolat, ellagitanin, lagerstroemin (Hayashi et al., 2002), senyawa saponin, flavonoid, alkaloid (Liu et al., 2001). Tanin merupakan suatu polifenol yang merupakan senyawa antara suatu metabolisme pada tanaman tingkat tinggi dan merupakan suatu ester dari Galloyl atau turunannya, yang terikat pada inti catechin dan triterpenoid (gallo-tannins, ellagitannins dan complex tannins), dapat juga suatu oligomer dan polimer proanthocyanidins yang memiliki substitusi flavanil yang berlainan (condensed tannins) (Rahastuti et al., 2011). Ellagitanin tersebar secara tidak merata pada dunia tumbuhan. Ellagitanin hanya terdapat pada golongan angiospermae, khususnya pada tumbuhan dikotil, terutama pada Hammamelidae, Dilleniidae, Rosidae, serta beberapa lainnya (Harbone, 1996). Menurut Gross (1992) biosintesis ellagitanin secara mendetail kesetiap senyawasenyawanya masih belum jelas, secara garis besar pembentukkan ellagitanin dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Umumnya penelitian tentang biosintesis ellagitanin dilakukan pada tumbuhan Oak (Quercus rubra), Rhus sp., dan beberapa tumbuhan tertentu lainnya. 21 4. Habitat dan Penyebaran Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m. Di Sumatera Selatan bungur tumbuh di tempat yang pada musim hujan tergenang air namun tidak sampai terjadi pembentukan gambut. Sama seperti di Jawa, Bungur di Palembang juga tumbuh terpencar – pencar tetapi di Lampung bungur terdapat dalam hutan–hutan murni (Heyne,1987). C. Simvastatin Simvastatin merupakan obat penurun kolesterol yang umum untuk digunakan. Obat ini berfungsi untuk menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL. Namun dampak negatif dari penggunaan simvastatin yang paling umum dapat mengakibatkan sakit kepala, insomnia, kelelahan otot, sakit masalah pencernaan (seperti sakit perut, diare, mual atau dyspepsia) efek samping yang serius dari simvastatin adalah myopathy, seperti nyeri otot progresif dan kemerahan atau cokelat pada urin (Hartanto, 2008). Simvastatin menurunkan lipid dengan cara menghambat 3-hydroxy- 3methyl-glutary koenzim A (HMG-CoA) reduktase, HMG-CoA reduktase 22 melepaskan precursor kolesterol asam mevalonik dari koenzim A. Kompetitif inhibisi oleh simvastatin menimbulkan respon kompensasi selular seperti peningkatan enzim HMG-CoA reduktase dan reseptor Low Density Lipoprotein (LDL). Dikarenakan peningkatan HMG-CoA reduktase, sintesis kolesterol seluler hanya menurun sedikit, tetapi klirens kolesterol melalui mekanisme melalui mekanisme reseptor LDL meningkat secara signifikan (Page et al., 2006). D. Mencit (Mus musculus L.) Mencit merupakan hewan pengerat yang masuk ke dalam genus Mus, subfamily Murinae, family Muridae dan ordo Rodentia. Mencit yang biasa digunakan dalam penelitian biomedis adalah mencit dengan jenis Mus musculus L. Mencit tidak memiliki kelenjar keringat seperti hewanhewan lainnnya. Mencit sudah menginjak dewasa pada umur 4 minggu dengan berat badan mencapai 18-20 gram. Panjang tubuh mencit berkisar 75-100 mm dengan luas permukaan tubuh berkisar 36 cm2, sehingga dapat digunakan dalam jumlah yang banyak dan juga dapat dipelihara. Apabila menggunakan hewan ini sebagai hewan uji coba, harus dikonversi dan dilakukan pendekatan dengan perhitungan matematik yang akurat, hal ini disebabkan belum dapat dipastikan persis sama jika diterapkan pada manusia atau hewan yang lain (Setijono, 1985). 23 Klasifikasi mencit menurut Lane-Petter (1976)) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mamalia Orde : Rodentia Family : Muridae Genus : Mus Spesies : Mus musculus L. Tabel 2. Data Biologi Mencit (Mus musculus L.) Data Biologi Berat badan jantan (gram) Keterangan 20-40 Berat badan betina (gram) 18-35 Lama hidup (tahun) 1-3 Temperatur tubuh (oC) 36,5 Kebutuhan Air Ad libitum Kebutuhan makanan (gram/hari) 4-5 Pubertas (hari) 28-49 Lama kebuntingan (hari) 17-21 Mata membuka (hari) 12-13 Tekanan darah: Sistolik (mmHg) 133-160 Diastolik (mmHg) 102-110 Kolesterol (mg/dl) 26,0-82,4 Sumber: Kusumawati (2004). 24 Gambar 3.Mus musculus L.(Prihantika, 2016) 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biomolekuler, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, pada bulan Januari sampai dengan Maret 2017. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah 5 unit kandang mencit berukuran 30 cm x 25 cm x 10 cm yang dilengkapi dengan penutup kandang yang terbuat dari dari kawat kasa, sekam padi sebagai alas mencit di dalam kandang agar kotoran mencit lebih mudah dibersihkan, botol minum dan tempat pakan. Digunakan pula neraca analitik, timbangan untuk menimbang berat badan mencit, kapas, dan jarum franke untuk mengambil sampel darah pada mencit. Kemudian digunakan mortar untuk menghaluskan simvastatin, batang pengaduk, sonde lambung, beaker glass, corong Buchner, rotary evaporator, alat cek kolesterol dan strip tes kolesterol untuk mengukur kadar kolesterol total darah mencit. 26 Bahan-bahan yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan dengan berat badan 20-40 gram, simvastatin, daun bungur (Lagerstroemia speciosa), akuadest, etanol 96%, HCl, pakan standar (pellet), dan otak sapi sebagai diet tinggi lemak. C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan 25 ekor mencit sebagai hewan uji, metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menurut Federer (1991), rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah pengulangan sampel adalah sebagai berikut: t (n-1) ≥15 Notasi t pada rumus tersebut menyatakan nilai jumlah perlakuan yang diberikan selama percobaan, jumlah perlakuan yang diberikan selama percobaan ini adalah 5 kelompok, sedangkan notasi n menyatakan nilai jumlah pengulangan atau jumlah sampel setiap kelompok perlakuan. Berdasarkan rumus tersebut, dapat dilakukan perhitungan besaran sampel sebagai berikut : t ( n-1 ) ≥ 15 5 ( n-1 ) ≥ 15 5n-5 ≥ 15 5n ≥ 20 n ≥ 20/5 n≥4 27 Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, digunakan jumlah pengulangan atau jumlah minimal sampel adalah 4. Adapun perlakuan yang diberikan akan disusun berdasarkan gambar berikut: K1U1 K1U2 K1U3 K1U4 K1U5 K2U1 K2U2 K2U3 K2U4 K2U5 P1U1 P1U2 P1U3 P1U4 P1U5 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4 P2U5 P3U1 P3U2 P3U3 P3U4 P3U5 Gambar 4. Desain Tata Letak Penelitian Keterangan: K1 = Kontrol negatif (K-) K2 = Kontrol positif (K+) P = Perlakuan yang digunakan (P1, P2, dan P3) U = Pengulangan (U1, U2, U3, U4, dan U5) Adapun tahap-tahap penelitian lebih lengkap adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Hewan Uji Dalam tahap ini, jumlah mencit dipersiapkan dengan berat berkisar 20-40 gram sebanyak 25 ekor yang diperoleh dari Balai Veteriner Lampung. Sebelum diberi perlakuan, mencit diaklimasi selama 7 hari 28 dalam kandang di Laboratorium. Selama aklimasi semua mencit hanya diberikan pakan standar (pellet) dan air. 2. Pembuatan Diet Tinggi Kolesterol Pembuatan Diet Tinggi Kolesterol dilakukan seperti metode yang telah dilakukan oleh Pratama dan Probosari (2012) dengan cara mencekokkan otak sapi yang telah diolah dan ditambahkan dengan air sebanyak 2 mL/hari yang telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol total pada mencit secara bermakna dalam 15 hari. Pengolahan otak sapi sebelum digunakan adalah dengan cara dikukus terlebih dahulu, kemudian diblender dengan ditambahkan air dengan perbandingan 1:1. Pada penelitian ini digunakan hewan uji mencit dengan range kadar kolesterol normal sehingga suspensi otak sapi yang dicekokkan cukup sebanyak 2 ml/hari untuk membuat mencit menjadi hiperkolesterolemia. Diet tinggi kolesterol mulai diinduksikan setelah tahap aklimasi pada kelompok K+ (kontrol +), P1 (Perlakuan 1), P2 (Perlakuan 2) dan P3 (Perlakuan 3) selama 14 hari atau sampai kadar kolesterol mencit menjadi ≥100 mg/dl (berdasarkan batas minimum dari kadar kolesterol yang dapat dideteksi pada alat cek kolesterol). 3. Persiapan Dosis Simvastatin Dosis simvastatin yang digunakan mengikuti penelitian yang telah dilakukan oleh Surialaga (2013) untuk hewan mencit yaitu dengan dosis 29 ⁄ = = ⁄ x 40 g = 0,052 mg/ekor/hari Sehingga dosis yang digunakan pada hewan uji adalah 0,052 mg/ ekor/ hari dengan disuspensikan dalam 1 ml larutan tragakan 2% yang telah terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol total mencit secara signifikan. 4. Pembuatan Ekstrak Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L] Pers.). Pembuatan ekstrak daun bungur dilakukan dengan cara mencuci daun bungur yang diambil pada urutan ke 2 dari pangkal tangkai dengan air hingga benar-benar bersih terlebih dahulu untuk selanjutnya dilakukan sortasi untuk memastikan tidak ada campuran bahan lain, kemudian dikeringkan anginkan selama satu malam, kemudian dimasukkan dalam oven pada suhu 37o-40o C, selama 3 hari. Setelah kering, daun dipotong-potong kecil dan dihaluskan dengan blender. Proses ekstraksi mengikuti metode yang dilakukan oleh Mochtar (2016) dengan sedikit modifikasi, dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 95% dengan perbandingan antara bahan (serbuk daun bungur) dengan pelarut yang digunakan adalah 1:5. Ekstraksi dilakukan dengan merendam serbuk daun dalam larutan pengekstrak selama 24 30 jam pada suhu ruagan. Cairan hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian disaring menggunakan Corong Buchner. Filtrat yang didapat selanjutnya diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50oC. Proses penguapan atau pemurnian dilakukan sebanyak enam kali. Tujuan pemekatan ini adalah untuk menguapkan etanol. Cairan hasil ekstraksi diberikan satu kali sehari dengan dicekokkan menggunakan sonde lambung. Dosis ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa) dibuat larutan perlakuan dengan 3 variasi dosis menggunakan hewan uji mencit menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Suherman (2015), yaitu 75 mg/kg BB, 150 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB. Berikut merupakan dosis ekstrak daun bungur yang akan digunakan: Dosis ekstrak daun bungur/gram bb digunakan 3 dosis, yakni: a. Perlakuan 1 (P1) dengan dosis 75 mg/kg BB = ⁄ = ⁄ = Maka, dosis ekstrak daun bungur untuk mencit = 0,075 mg/g x 30 g (bb mencit) = 2,25mg/ ekor/hari 31 b. Perlakuan 2(P2) dengan dosis 150 mg/kg BB = ⁄ = ⁄ = Maka, dosis ekstrak daun bungur untuk mencit = 0,15 mg/g x 30 g (bb mencit) = 4,5 mg/ ekor/hari c. Perlakuan 3 (P3) dengan dosis 300 mg/kg BB = ⁄ = ⁄ = 0,3 mg/g Maka, dosis ekstrak daun bungur untuk mencit = 0,3mg/g x 30 g (bb mencit) = 9mg/gBB/hari Pemberian ekstrak daun bungur pada mencit menurut Hernawan et al (2004), dibuat dengan menggunakan larutan CMC 1% sebagai pelarut ekstrak. Larutan CMC merupakan ester polimer selulosa yang larut dalam air dibuat dengan mereaksikan natrium karboxymethyl dan selulosa basa (Fardiaz, 1987). Larutan CMC 1% dibuat dengan melarutkan CMC 1 gram dalam akuades hingga mengembang dan 32 dihaluskan sampai homogen. Setelah itu, ditambahkan akuades hingga volume total 100 ml. Suspensi ekstrak daun bungur dibuat dengan melarutkan dosis perhari dalam 1 ml larutan CMC 1%. 5. Pemberian Perlakuan Mencit yang telah diaklimasi selama 7 hari telahsiap untuk diberikan perlakuan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan diberikan 4 kali pengulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Kontrol negatif (K-) : - Pakan standar berupa pellet selama masa penelitian (hari ke 0 – 28). 2) Kontrol positif (K+) : -Pakan standar berupa pellet -suspensi otak sapi 1 ml/hari (hari ke 0 – 14) -pakan standar serta simvastatin0,052 mg/ ekor/hari (hari ke 15 – 28). 3) Perlakuan 1 (P1) : -Pakan standar berupa pellet - suspensi otak sapi 1 ml/hari (hari ke 0 – 14) dan pakan standar berupa pellet -ekstrak daun bungur 2,25 mg/ ekor/hari (hari ke 15 – 28). 33 4) Perlakuan 2 (P2) : -Pakan standar berupa pellet -suspensi otak sapi 1 ml/hari (hari ke 0 – 14) dan pakan standar berupa pellet -ekstrak daun 4,5 mg/ ekor/hari (hari ke 15 – 28). 5) Perlakuan 3 (P3) : -Pakan standar berupa pellet -suspensi otak sapi 1 ml/hari (hari ke 0 – 14) dan pakan standar berupa pellet -ekstrak daun bungur 9 mg/ ekor/hari (hari ke 15 – 28). 6. Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah dilakukan setelah mencit dipuasakan selama 8jam, pengambilan darah dilakukan pada ekor mencit. Sebelumnya ekor mencit dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, selanjutnya darah diambil secukupnya pada vena dari bagian pangkal ekor mencit menggunakan jarum franke untuk kemudian dicek menggunakan alat cek kolesterol. Pengambilan darahdilakukan dalam 3 waktu, yakni setelah dilakukan aklimasi (hari ke-0), setelah pemberian diet tinggi kolesterol (hari ke14) dan terakhir setelah diberikan perlakuan (hari ke-28). Berdasarkan batas minimum dari kadar kolesterol yang dapat terdeteksi oleh alat cek kolesterol, mencit akan dinyatakan hiperkolesterolemia apabila kolesterolnya dinyatakan lebih dari ≥100 mg/dl. 34 7. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah Mencit Jantan Menurut Edriansyah (2013), pengukuran secara kuantitatif kadar kolesterol total dalam darah dilakukan menggunakan alat cek kolesterol dan strip tes kolesterol. Prinsip kerja alat cek kolesterol ini berdasarkan reaksi kolesterol pada strip yang dapat menyebabkan perubahan arus dari reagen pada elektroda di strip tersebut. Langkah- langkah untuk menguji kadar kolesterol total darah adalah sebagai berikut: 1. Alat cek kolesterol dan strip test kolesterol disiapkan. Chip berwarna kuning dimasukkan pada alat hingga muncul “OK” pada layar. 2. Test strip untuk kolesterol dimasukkan ke dalam slot pada alat. 3. Darah mencit diteteskan pada alat tepat di daerah uji strip target. Secara otomatis darah akan ditarik dan mengalir ke dalam zona reaksi dari strip sehingga pipa kapiler akan berwarna merah dikarenakan warna darah. 4. Hasil pengujian akan ditampilkan pada layar alat tes kolesterol yang menghitung mundur 150 detik. 35 D. Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji ANOVA pada taraf kepercayaan 5% untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata kadar kolesterol pada masing-masing 6 kelompok perlakuan. Apabila terdapat perbedaan signifikan pada hasil yang diperoleh maka akan dilanjutkan dengan uji Least Signifficant Difference (LSD) pada taraf kepercayaan 5% untuk melihat lebih jelas perbedaan antar kelompok perlakuan. 36 E. Diagram Alir Penelitian ini dilakukan dalam tahap-tahap yang ditampilkan pada diagram alir (Gambar 5. Diagram Alir) sebagai berikut : Menyiapkan 25 ekor mencit jantan Aklimasi selama 7 hari (diberi pakan standar dan air minum) Uji kadar kolesterol normal 5 ekor mencit K- 5 ekor mencit K+ Pakan standar (pellet) sampai akhir masa penelitian Pakan standar (pellet) + pakan tinggi kolesterol sampai akhir masa penelitian 5 ekor mencit P1 5 ekor mencit P2 5 ekor mencit P3 Pakan standar + diet tinggi kolesterol selama 14 hari Uji kadar kolesterol hingga mencapai ≥100 mg/dl P1 : pakan standar + bungur selama 14 hari P2 : pakan standar + bungur selama 14 hari Mencit dipuasakan selama 8 jam Uji kadar kolesterol total mencit Analisis data P3 : pakan standar + bungur selama 14 hari 51 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) dengan dosis 4,5 mg/ekor/hari mampu menurunkan kadar kolesterol total mencit jantan (Mus musculus L.) yang mengalami hiperkolesterolemia lebih baik dibandingkan dengan ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) 2,25 mg/ekor/hari dan 9 mg/ekor/hari. 2. Pemberian simvastatin dengan dosis 0,052 mg/ekor/hari menurunkan kadar kolesterol total mencit 4 kalilebih baik dibandingkan dengan rerata ketiga kelompok perlakuan (P1,P2 dan P3). 3. Simvastatin dapat menurunkan kadar kolesterol total mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia 2 kali lebih baik dibandingkan dengan ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.)dengan dosis 4,5 mg/ekor/hari. 52 B. Saran Adapun saran yang diajukan pada penelitian ini adalah: 1. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai uji dari ekstrak daun bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) dalammenurunkan kadar kolesterol total dengan dosis dan itensitas pemberian ekstrak yang lebih efektif sehingga kadar kolesterol dapat kembali normal. 2. Perlu dilakukannya uji klinis sebagai uji lanjutan untuk dapat digunakan pada manusia. 53 DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Ameli, S., A.H, Nilson, J. Nilson. 1997. Effect of Immunization with Homologous LDL and Oxidized LDL on Early Atherosclerosis in Hipercholesterolemic Rabbits. Atherosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology; 16(8): 10741079 Anonim. 2015a. Tersedia pada: http://www.ntbg.org/plants/plant_ details.php?plantid=6840. Diaksespada 14 Desember 2016 Anonim, 2015b. Tersedia pada: http: //lpi.oregonstate.edu/mic/ dietaryfactors/phytochemicals/ flavonoids.Diaksespada 14 Desember 2016 Anwar, T. B. 2003. Langkah Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat. Terdapat pada: http://pengobatankolesterol.com/2013/12/langkah-menurunkan-kadarkolesterol-jahat//.Diaksespada 14 Desember 2016. Colpo, A. 2005. LDL cholesterol: bad cholesterol or bad science. Journal of American Physicians dan Surgeons. Vol. 10(3) : 83-89 Dalimartha, N.S. 2001. 36 Resep Tumbuhan untuk Menurunkan Kolesterol. Penebar Swadaya: Jakarta. Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid II. Trubus Agriwidya : Jakarta Dhesti, A.P. dan T.D, Wisdyaningsih. 2014. Pengaruh pemberian liang teh cincau terhadap kadar kolesterol. Jurnal Pangan dan Agroindustri.2(2):103-109. Edriansyah. 2013. Uji Aktivitas Ekstrak Ethanol 70% Ganggang Merah (Gracillaria verrucosa) Terhadap Penurunan Kolesterol Total pada Tikus Putih Jantan. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Fardiaz, D. 1987. Hidrokoloid dalam Industri Pangan dalam Risalah Seminar Bahan Tambahan Kimiawi. Bogor. Federer, W. 1991. Statistics and Society: Data Collection and Interpretation. 2nd Edition. New York: Marcel Dekker 54 Ferre, P., M.D, Foretz, M. Azzout, D. Becard and P. Foufelle. 2001. Sterolregultory-element-binding protein Ic mediates insulin action of hepatic gene expresssion. Journal of Biochemical Society Transactions. 29 (4):547-552. Ganong, W. F. 2005. Review of Medical Pshycology 22nd ed. Mc Graw Hill. Singapore. Genest, J., P. Libby. 2007. Clinical Trials of Drugs Affecting Lipid Metabolism. Saunders Elsevier. Gross, G.G. 1992. Enzimes in the biosynthesis of hydrolysable tannins. In Hemigway, R.W. and P.E Laks (ed.). Journal of Plant polyphenols: Synthesis, Properties, and Significance. New York; Plennum Press. Guyton, A.C. dan J.E Hall. 2007. Keseimbangan Diet; Aturan Pemberian Makanan; Obesitas dan Kelaparan; Vitamin dan Mineral. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Terjemahan Hartanto, H. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Lidah Buaya terhadap Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida Harbone, J.B. 1996. Metode Fitokimia; Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan (Phytochemical Methods). Penerjemah: Padmawinata, K. dan I. Soedino. Edisi ke-2. Bandung: Penerbit ITB. Hartoyo, A. dan M. Astuti. 2002. Aktivitas Antioksidatif dan Hipokolesterolemik Ekstrak Teh Hijau dan Teh Wangi pada Tikus yang Diberi Ransum Kaya Asam Lemak Tidak Jenuh Ganda. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. XIII(1). Hayashi, T., H. Maruyama, R. Kasai, K. Hattori, S. Takasuga, O. Hazeki, K. Yamasaki, T. Tanaka. 2002. Ellagitannins from Lagerstroemia speciosa as activators of glucose transport in fat cells. Journal of Planta Med. 68(2):173-5. Hernawan, E.U., D.A, Setyawan, dan Sutarno. 2004. Aktivitas hipoglikemik dan hipolipidemik ekstrak air daun Bungur (Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) terhadap tikus diabetik. Jurnal Farmasi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Hernawati. 2011. Peranan Berbagai Sumber Serat dalam Dinamika Kolesterol pada Individu Hiperkolesterolemia dan Normokolesterolemia. [Artikel]. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung. Heybey, I.I., N.V, Ivankova, V.R, Katkoori, dan O.A, Mamaeva. 2005. Experimental Oncology. 27:166-178. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I dan II. Terj. Badan Libang Kehutanan. Cetakan I. Koperasi karyawan Departemen Kehutanan Jakarta Pusat. 55 Hicow. 2011. Mengurangi Tingkat Kolesterol Menggunakan Zocor. [Internet]. Tersedia pada: http://id.hicow.com/statin/low-densitylipoprotein/simvastatin-2791071.html. (Diakses 3 Mei 2017). Julyasih, K.S.M. 2012. Tepung Rumput Laut Menurunkan Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Plasma Tikus Wistar Hiperkolesterolemia. Jurnal Tumbuhan Rekapangan. 6:8-12. Katzung, B. G. 1998. Obat-obat Dislipidemia dalam Basic dan Clinical Pharmacology eds. ke-7 570-5. United States of America: McGraw-Hill. Kresten, S. 2001. Mechanism of Nutrional and Hormonal Regulation of Lipogenesis: review. EMBO Reports 2 (4):282-286. Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Lakerson, B., P.C, Dutta, I, Hasson. 2000. Effect of frying and storage on cholesterol oxidation in minced meat product. JOCS. Vol. 77 (6): 675-681. Lane-Petter, W. 1976.The Laboratory Mouse.In : C. W. Hume. The UFAW Handbook on the Care and Management of Laboratory Animals. Churchill Livingstone. Edinburg, New York. Liu, F., J.K. Kim, Y.K. Li, X. Liu, J. Li, dan X. Chen. 2001. An Extract of Lagerstroemia speciosa L. Has Insulin-Like Glucose Uptake–Stimulatory and Adipocyte Differentiation–Inhibitory Activities in 3T3-L1 Cells1. Journal of Nutrition. Sep;131(9):2242-7. Mayes, P.A. dan K.M Botham. 2003. Lipid Transport and Storage.Harper's illustrated Biochemistry. 26 th ed. USA. Mc Graw Hill.205-18. McGilvery, W. Robert, dan W.G. Gerald. 1996. Biokimia. Jakarta: Airlangga University Press. McKee, T. dan J.R. McKee. 1999. Biochemistry: An Introduction. 2nd ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc. Mochtar, F. 2016. Ekstrak daun Bungur (Lagerstronemia species) Memperbaiki Profil Lipid tikus Wistar Jantan Dislipidemia. [Tesis]. Denpasar: Universitas Udayana. Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway, dan A.A. Spector. 1993. Biokimia :Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Muhlisah, F. 2006. Taman Obat Keluarga. Penebar Swadaya : Jakarta Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, dan V.W. Rodwell. 1999. Biokimia Harper. Edisi ke-24. Jakarta: EGC. 56 Murray, R. K., Granner, dan Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Andry Hartono. Penerjemah. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Terjemahan dari: EGC. National Cholesterol Education Program, NCEP. 2013. Cholesterol. Diakses bulan November 2016. Nurwahyunani. 2006. Studies of the effect of dry Sundakai (Solanumtorvum) powder supplementation on lipid profile, glycated proteins and amino acid in non insulin dependent diabetic patient. Journal of Plant foods for human nutrition 42: 178-182 Page, C., Curtis,M., Walker, M., Hoffman, B. 2006. Integrated Pharmacology 3rd ed. Mosby Elsevier. Perkumpulan Endrokinologi Indonesia, PERKEN. 2004. Konsensus Dislipidemia Perkeni. Pizorno, J. E. and M.T. Murray. 2000. A Textbook of Natural Medicine: Allium sativum. Edisi ke-2. Washington: Bastyr University. Pratama S.E. dan E. Probosari. 2012. Pengaruh pemberian kefir susu sapi terhadap kadar kolesterol LDL tikus jantan Sprague dawley hiperkolesterolemia. Semarang. Journal of nutrition college. 1: 358-364. Prihantika, S. 2016. Pemberian Sargassum sp. dan Taurin Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.) Jantan Hiperkolesterolemia [Skripsi]. Fakultas MIPA Universitas Lampung. Rader, D.J., dan H.H. Hobs. 2005. Disorders of Lipoprotein Metabolism. Harrison’s Principle of Internal Medicine. New York: McGraw-Hill, 2286 - 2294. Rahastuti, S., S. Tjahjani, dan E. Hartini. 2011. Efek infusa daun salam (Syzgium polyanthum) terhadap penurunan kadar kolesterol total darah tikus model dislipidemia galur wistar. Jurnal Medika Planta. 4: 28-32 Rubenstein, D., W. David, dan B. John. 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis. Ed VI. Erlangga: Jakarta. Sastroamidjojo. 2000. Pegangan Penatalaksanaan Nutrisi Pasien. Jakarta: PDGMI. Setijono, M.M. 1985. Mencit (Mus musculus) sebagai Hewan Percobaan. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soeharto, I. 2004. Penyakit jantung dan serangan jantung. Edisi 2. Gramedia pustaka utama. Stohs, S.J., H. Miller, G.R Kaats. 2012. A review of the efficacy and safety of banaba (Lagerstroemia speciosa L.) and corosolic acid. Phytother Res. 26(3):317-24. 57 Suherman, P. 2015. Efek Hipoglikemik Ekstrak Air Daun Bungur (Lagersteoemia speciosa L. Pers) pada Mencit Swiss Webster Jantan dengan Metode Toleransi Glukosa. Jurnal Ilmiah Farmasi. Cimahi: Universitas Jendral Ahmad Yani. Surialaga, S. 2013. Efek Antihiperkolesterol Jus Buah Belimbing Wuluh (Averhoabilimbi L.) terhadapMencitGalur Swiss Webster Hiperkolesterolemia.UniversitasPadjadjaran: Bandung. Suzuki, Y., T. Unno, M. Ushitani, K. Kayashi, T. Kakuda. 1999.Anti obesity activity of extracts from Lagerstroemia speciosa L. leaves on female kkAy mice. Journal of Nutrition. Sci. Vitaminol., 45: 791-795. Takagi, S., T. Miura, E. Ishihara, T. Ishida, and Y. Chinzei. 2010. Effect of corosolic acid on dietary hypercholesterolemia and hepatic steatosis in KK-Ay diabetic mice.Journal ofBiomedical Research. 31(4): 213-218. Tsuchibe, S., S. Kataumi, M. Mori, dan H. Mori. 2006. An inhibitory effect on the increase in the postprandial glucose by banaba extract capsule enriched corosolic acid. Journal for the Integrated Study of Dietary Habits. 17: 255259. Tobin, K.A.R., S.M. Ulven, G.U. Schuster, H.H. Steineger, S.M. Anderssen, J.A. Gustafsson, dan H.I. Nebb. 2002. Liver X Receptors as Insulin-Mediating Factors in Fatty Acid and Cholestrol Biosynthesis. The Journal Biological Chemstry 277 (12):10691-10697. Wahyudi, A. 2009. “Metabolisme Kolesterol Hati: Khasit Ramuan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dalam Mengatur Konsentrasi Kolesterol Selular”[Tesis]. Bogor : Institut Pertanian Bogor Waller, D.G., A.P. Sampson, A.G. Renwick, K. Hillier. 2014. Lipid Disorders dalam Medical Pharmacology dan Therapeutics eds. ke-4 hal. 3729 dan 3808. UK: Elsevier. Wilson, T., R. Nicolosi, B. Delaney, K. Chadwell, V. Moolchandani, T. Kotyla. 2004. Reduced and High Molecular Weight Barley-Glucans Decrease Plasma Total and non-HDLcholesterol in Hypercholesterolemic Syrian Golden Hamsters. Journal of Nutrition. 134:2617-2622.