BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia selama periode tahun 2007-2011, dari pendekatan ilmu ekonomi, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Tingkat kemiskinan berpengaruh positif terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia, yang artinya jika tingkat kemiskinan meningkat, maka akan meningkatkan tingkat kriminalitas di Indonesia. Dengan demikian, keberhasilan pemerintah dalam menurunkan tingkat kemiskinan akan berdampak terhadap penurunan tingkat kriminalitas di Indonesia. 2. Tingkat pengangguran tidak berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia. Dengan demikian, keberhasilan pemerintah dalam hal menurunkan tingkat pengangguran, ternyata belum berdampak terhadap penurunan tingkat kriminalitas di Indonesia. 3. Tingkat kemahalan tidak berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas. Dengan demikian, kenaikan atau penurunan harga-harga barang, tidak berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia. 4. Proporsi anggaran belanja pemerintah daerah provinsi untuk fungsi ketertiban dan ketentraman berpengaruh negatif terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia. Hal ini berarti peningkatan proporsi anggaran belanja pemerintah daerah provinsi untuk fungsi ketertiban dan ketentraman akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat kriminalitas. 101 102 5. Persentase personel polisi aktif berpengaruh negatif terhadap tingkat kriminalitas, yang berarti dengan peningkatan persentase polisi aktif akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat kriminalitas di Indonesia. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran kebijakan yang dapat diajukan untuk menurunkan tingkat kriminalitas di Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Dengan melihat hasil analisis bahwa keberhasilan pemerintah dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia dapat berpengaruh terhadap penurunan tingkat kriminalitas di Indonesia, maka pemerintah harus melanjutkan dan meningkatkan program penanggulangan kemiskinan. Beberapa provinsi yang secara rata-rata memiliki tingkat kriminalitas dan tingkat kemiskinan di atas tingkat nasional perlu mendapatkan prioritas, diantaranya: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku, Gorontalo, DI Yogyakarta, Bengkulu, Lampung, dan Jawa Timur. 2. Pemerintah perlu meningkatkan proporsi anggaran belanja pemerintah daerah provinsi untuk fungsi ketertiban dan ketentraman, apalagi selama tahun 20072011 besarnya proporsi anggaran belanja untuk fungsi ketertiban dan ketentraman relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan proporsi anggaran belanja untuk beberapa fungsi lain. Dari total anggaran belanja, besarnya anggaran pemerintah daerah provinsi untuk fungsi ketertiban dan ketentraman di Indonesia secara nasional masih di bawah satu persen. Beberapa provinsi layak mendapatkan prioritas dalam hal peningkatan proporsi anggaran belanja 103 pemerintah daerah provinsi untuk fungsi ketertiban dan ketentraman, yaitu provinsi dengan tingkat kriminalitas di atas tingkat nasional, tetapi memiliki proporsi anggaran belanja pemerintah daerah provinsi untuk fungsi ketertiban dan ketentraman di bawah tingkat nasional, diantaranya adalah: Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Maluku, Banten, serta Jawa Timur. 3. Pemerintah perlu meningkatkan persentase personel polisi aktif, apalagi jumlah persentase personel polisi aktif di Indonesia masih cukup jauh di bawah standar PBB. Menurut PBB perbandingan polisi dengan penduduk ideal adalah 1:400 atau setara dengan 0,250 persen, sementara di Indonesia sampai dengan tahun 2011 rasio jumlah personel polisi dibanding jumlah penduduk sama dengan 1:648 setara dengan 0,1543 persen. Beberapa provinsi yang harus mendapatkan prioritas dalam hal penambahan personel polisi adalah provinsi yang memiliki persentase personel polisi aktif di bawah standar PBB dan tingkat kriminalitas di atas tingkat nasional, yaitu diantaranya adalah: Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Kalimantan Selatan, serta Jawa Timur.