BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1. Definisi Komunikasi Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat Kita Berbagi Fikiran, Kita Mendiskusikan Makna, dan Kita Mengirimkan Pesan. 1 Pengertian komunikasi menurut beberapa para ahli seperti Tubs and Moss adalah proses penciptaan makna antara dua orang yakni komunikator dengan komunikan. Sedangkan pengertian komunikasi yang disampaikan oleh Gudykunst dan Kim, komunikasi adalah sebagai proses transaksional simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang-orang dari budaya yang berbeda. Sedangkan menurut Diana K. Ivy dan Phil Backlund, 1 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. 2010. Hal 46. 10 11 komunikasi adalah proses yang terus berlangsung dan dinamis menerima dan mengirim pesan dengan tujuan berbagi makna. 2.1.2. Fungsi Dan Tujuan Komunikasi Menurut Gordon I. Zimmerman et al. Ada dua tujuan besar komunikasi yakni2 : 1) Komunikasi bertujuan untuk menyelesaikan tugas- tugas penting dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari, menghilangkan rasa penasaran akan lingkungan dan menikmati hidup. 2) Komunikasi menciptakan, memupuk serta mempelajari berbagai pertukaran informasi dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Sedangkan tiga konsep komunikasi menurut John. R Wenburg & William. W. Wilmot, serta Kenneth K. Serreno dan Edward M. Bodaken3 : 1) Komunikasi sebagai tindakan satu arah. Tindakan komunikasi yang hanya dilakukan searah tanpa adanya feedback yang diberikan komunikan kepada komunikator. Komunikator menyampaikan pesan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan komunikator seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Ada beberapa pendapat para ahli yang menjelaskan 2 Ibid 3 Ibid. Hal 67 12 komunikasi sebagai tindakan satu arah yakni Harold Lasswell, cara baik untuk menggambarkan model komunikasi ini adalah Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect. Siapa Mengatakan apa Melalui media apa Kepada siapa dengan Pengaruh Bagaimana. 2) Komunikasi sebagai interaksi. Komunikasi berkaitan dengan proses sebab akibat yang arahnya bergantian (langsung terjadi efek/ feedback). Dan dianggap lebih dinamis dibandingkan dengan tindakan satu arah. 3) Komunikasi sebagai transaksi. Didalam fungsi ini komunikasi tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengajakannya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respon yang tidak dapat diamati. Dalam komunikasi transaksional ini, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya. Pendapat para ahli mengenai komunikasi bersifat transaksional ini adalah William I. Gorden, menurutnya komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan. 13 Komunikator mengirimkan pesannya kepada komunikan, pasti memiliki tujuan yang ia harapkan. Adapun tujuan komunikasi menurut Onong.U. Effendy4 : 1) Mengubah sikap (to change attitude) 2) Mengubah pendapat atau opini (to change opinion) 3) Mengubah perilaku (to change behaviour) 4) Mengubah masyarakat (to change society) Sedangkan adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, terbagi menjadi empat fungsi utama yaitu 5 : 1) Menyampaikan informasi (to inform) 2) Mendidik (to educate) 3) Menghibur (to entertain) 4) Memengaruhi (to influence) 2. 2. Komunikasi Publik 2.2.1. Definisi Komunikasi Publik Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap 4 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Citra Aditiya Bhakti : 2003. 5 Onong, Op.Cit. 14 muka atau melalui media. Brooks menguraikan tipe komunikasi publik ini sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya terlibat dalam mengirimkan pesan kepada publik. Komunikasi publik merupakan suatu komunikasi tatap muka, yaitu komunikasi dua orang atau komunikasi kelompok kecil. Secara garis besar, ada tiga aspek pengalaman komunikasi publik. Diantaranya adalah6 : 1) Komunikasi publik lebih cenderung dilakukan di tempat- tempat publik. 2) Pembicaraan publik merupakan kesempatan mengemukakan masalah sosial dari pada mengemukakan masalah- masalah informal atau tidak terstruktur. 3) Komunikasi publik melibatkan norma perilaku yang relatif jelas. 2.2.2. Tujuan Komunikasi Publik Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk memberi informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi7. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama lain dan sulit untuk dipisahkan. Di samping adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang 6 Tubbs, L. Stewart, Moss. Sylvia. Human Communication “Konteks- konteks Komunikasi”Pengantar Dr. Deddy Mulyana, M.A. Bandung : Remaja Rosdakarya. 1996. 7 Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2008. 15 perlu ditetapkan. Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan dalam kalimat yang lengkap. 2.2.3. Penyampaian Komunikasi Publik Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi publik. Diantaranya adalah8 : 1) Kontak Mata Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu komunikator dalam menjelaskan idenya kepada komunikan. Kontak mata mempunyai kekuasaan untuk membujuk, membantu dalam menjaga perhatian pendengar, membantu pembicara mengetahui serta memonitor pendengar. 2) Vokalik Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekanan pada katakata tertentu perlu diperhatikan dalam penyampaian presentasi lisan. Presentasi lisan yang disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya presentasi yang disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi dan monoton akan membosankan para pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian pendengar. 8 (http://husadaindah.wordpress.com/2012/02/15/pengertian-komunikasi-publik/) 16 3) Ketepatan Kegiatan komunikasi harus disesuaikan dengan situasi yang sedang terjadi. Seperti situasi informal maupun nonformal. Selain mempertimbangkan kondisi dan topik pembicaraan, komunikator juga harus mempertimbangkan apa yang diharapkan pendengar untuk didengar. 4) Perencanaan Kunci strategi yang terbaik adalah perencanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian pesan, komunikator terlebih dahulu harus membuat perencanaan yang matang. Pemilihan topik pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar. Persiapkanlah materi yang diperlukan dan rencanakanlah bagaimana strategi penyampaian yang dikira cocok dengan pendengar. 2.3. Public Relation 2.3.1. Definisi Public Relation Dilihat dari sudut etimologi kata, public relations merupakan gabungan dari kata public dan relations. Publik merupakan sekumpulan individu yang terikat masalah, kemudian timbul perbedaan pendapat terhadap 17 masalah tadi dan berusaha untuk menanggulangi persoalan tadi dengan jalan diskusi sebagai jalan keluarnya9. Sedangkan istilah relations pada dasarnya mempunyai arti hubungan atau relasi yang timbal balik antar publik yang berkepentingan. Public relation atau biasa disebut PR adalah suatu fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik. Pada tahun 1973, sebuah komisi “The Foundations for Public Relations Research and Educations” melakukan analisis dari 472 definisi yang berbeda mengenai Public Relations. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa Public Relations adalah perbedaan fungsi menejemen yang secara timbal balik membantu dan memelihara komunikasi, saling pengertian, saling penerimaan, dan kerjasama antara publik dengan organisasinya, melibatkan kepada masalah menejemen dan isu, membantu para menejer agar mau mendengar dan merespon pendapat publik, menekankan akan tanggung jawab menejer untuk melayani kepentingan publik, membantu para menejer untuk mengikuti perkembangan bagi suatu perubahan yang bermanfaat, memberikan peringatan dini kepada manajer dalam mengantisipasi kecenderungan, menggunakan riset dan teknik-teknik komunikasi sebagai dasar utama.10 Tahun 1978, World Assembly of Public Relations Associations in Mexico agreed that Public Relations is the art social science of analysing trends, predicting their consequens, counselling organization leaders and implementing planned programmes of action which will serve both the organization’s and the public interest.11 9 Danandjaja. Peranan Humas Dalam Perusahaan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011. Hal 11. 10 Op,cit. Hal 15. 11 Theaker Alison. The Public Relations Handbook. London And New York: Routladge. 2001. P. 4. 18 Sedangkan menurut suatu pakar komunikasi yakni Rex F. Harlow berpendapat bahwa bukan hanya sekedar apa yang dilakukan Public Relations, namun juga mengidentifikasi elemen-elemen utama apa itu PR. Definisinya elemen konseptual dan operational. Yakni Public Relation merupakan fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual, dan kerja sama antara organisasi dan publiknya. PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu. PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik. PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik. PR membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan atau trend dan PR menggunakan riset serta komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya. Sebagai sebuah fungsi manajemen, Public Relations mencakup sebagai berikut : 1) Memperkirakan, menganalisis dan menginterpretasikan opini dan sikap publik, dan isu-isu yang mungkin mempengaruhi operasi dan rencana organisasi, baik itu pengaruh buruk maupun baik. 2) Memberi saran kepada manajemen disemua level di dalam organisasi sehubungan dengan pembuatan keputusan jalannya tindakan dan 19 komunikasi dan mempertimbangkan pendapat publik dan tanggungjawab sosial atau kewarganegaraan organisasi. 3) Meriset, melaksanakan, dan mengevaluasi secara rutin program-program aksi komunikasi untuk mendapatkan pemahaman publik yang dibutuhkan demi kesuksesan tujuan organisasi. 4) Merancanakan dan mengimplementasikan usaha organisasi untuk mempengaruhi atau mengubah kebijakan publik. 5) Menentukan tujuan, rencana, anggaran, rekrutmen dan training staf, mengembangkan fasilitas, mengelola sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan semua hal tersebut di atas. 2.3.2. Peran Public Relation Peran Public Relations di antaranya adalah 12 : 1. Teknisi Komunikasi (Technician Communication). Suatu fungsi PR yang berfungsi sebagai pelaksana hasil rapat para pemimpin manajemen. Di sini PR hanya sebagai pelaksana bukan sebagai perencana. 12 Rosady Ruslan. Manajemen Humasan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002. Hal 22-23 20 2. Penasihat Ahli (Expert Prescriber) Para pakar PR berfungsi sebagai seorang ahli PR dalam menyelesaikan masalah, ia bertanggung jawab penuh atas keberhasilan suatu organisasi mulai dari proses perencanaan dan pelaksanaan kondisi yang benar- benar sulit. 3. Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator) PR berperan sebagai orang yang menjembatani suatu proses komunikasi antara menejemen dan publik, ia harus mampu menjadi pendengar yang peka dan perantara komunikasi yang baik. 4. Fasilitator Pemecah Masalah (Problem Solver) PR berperan sebagai pemecah masalah yang terjadi di dalam maupun luar perusahaan, dan PR bekerja sama dengan tim manajemen dalam mendifinisikan dan memecahkan masalah. 2.3.3. Tahapan Kerja PR Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seorang Public Relations, memiliki tahapan proses yang harus dilaluinya. Menurut Scott M. Cutlip & Allen H. Center, proses perencanaan program kerja PR melalui empat tahapan 21 atau langkah-langkah pokok yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja public relations adalah13 : 1) Penelitian dan mendengarkan (Research – Listening) Pada tahap ini, praktisi public relations memulai untuk mendefinisikan masalah. Apa yang sedang terjadi dalam organisasi dan apa yang menjadi permasalahan dalam organisasi. Definisi permasalahan bisa diperoleh melalui opini-opini, sikap, maupun reaksi dari orang-orang yang berkepentingan dengan kebijakan-kebijakan organisasi. Dari situlah akan ditemukan fakta permasalahan. 2) Perencanaan dan pengambil keputusan (Planning – Decision) Tahap selanjutnya, setelah ditemukan masalah maka akan diperoleh jalan keluar untuk merencanakan program penyelesaian masalah berdasarkan informasi-informasi ataupun opini orang-orang tadi yang berkepentingan dengan kebijakan organisasi. Apa yang dapat dan seharusnya kita kerjakan, itu sebagai pertanyaan kunci pada tahap ini. Lalu kita dapat mengambil keputusan program apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah. 3) Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication – Action) Dalam tahapan ketiga, program penyelesaian masalah yang telah diputuskan tadi dikomunikasikan kepada publik berikut alasan pemilihan program tersebut. Seperti konsep program yang akan terlaksana. Setelah itu 13 Scott M. Cutlip, Et Al, Effecctive Public Relations. Jakarta : Kencana. 2006. Hal. 320 22 baru pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan melalui strategistrategi PR yang dianggap tepat. 4) Mengevaluasi (Evaluation) Tahap terakhir, dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan program untuk bahan evaluasi yang akan menjadi pedoman pelaksanaan program-program berikutnya. Bagaimana dengan aksi yang telah dilakukan dan seberapa baik langkah yang sudah dikerjakan, jawaban dari pertanyaan itu adalah evaluasi yang harus dilakukan terhadap program. Keempat langkah tersebut merupakan tahapan kerja PR yang saling mempengaruhi dan berkesinambungan. Sehingga, seorang PR dalam menjalankan tugasnya harus berpedoman kepada empat langkah tersebut. 2.3.4. Elemen Utama PR Pada dasarnya pemahaman komunikasi public relations menggunakan tiga elemen utama, yaitu penyampaian informasi, persuasi (membujuk), dan memperoleh dukungan publik. Apabila merujuk konsep komunikasi public relations tersebut, maka praktek public relations telah lama digunakan oleh manusia. Orang-orang melakukan berbagai kampanye kegiatan, propaganda, penyuluhan, dan lain-lain. Praktek public relations bahkan terus berkembang menjadi upaya komunikasi dalam membangun reputasi manajemen melalui usaha organisasi menjalankan tanggung jawab sosialnya kepada publik atau masyarakat. 23 Apabila dikaji dalam bentuk model komunikasinya, maka perkembangan praktek public relations dilihat dari sudut model komunikasi public relations terdiri dari14 : 1) One way communication, model komunikasi satu arah seperti bentuk propaganda politik, komunikasi melalui media massa yang banyak dikenal salah satunya aktivitas agen media (press agentry dan publicity). 2) Two ways communication, model komunikasi dua arah yang terbagi dalam dua tipe yaitu asimetric (ada komunikasi antara organisasi dan publik namun umpan balik publik tidak begitu diperhatikan oleh organisasi) dan simetric (komunikasi antara organisasi dan publik berjalan seimbang, publik memberikan masukan dan organisasi merealisasikan keinginan publik). 2.4. Persepsi 2.4.1. Definisi Persepsi Menurut Weaver, persepsi memilki sistem yang dapat mengarahkan realitas diluar individu ke dalam bentuk realitas yang ada didalam diri individu tersebut, baik dalam hal fikiran, perasaan maupun sikap. Sedangkan menurut Joseph A. Devito, persepsi adalah proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang akan 14 Scot M. Cutlip, Op.Cit., hal. 12 24 diserap dan apa makna yang akan kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesabaran15. Persepsi selektif mempunyai arti penting dalam komunikasi seseorang. Pengertian komunikasi selektif adalah persepsi manusia yang yang dipengaruhi oleh keinginan- keinginan, kebutuhan, sikap dan faktor psikologi lainnya.16 2.4.2. Tahapan Pembentukan Persepsi Menurut Mulyana, tahapan pembentukan persepsi terdiri dari seleksi, organisasi dan interpretasi. Seleksi mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat kepada interpretasi. Menurut Rahmat sensasi ialah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera. Secara teknisnya, Dennis Coon menjelaskan bahwa proses sensasi dimulai dengan diubahnya informasi oleh alat indera menjadi implus- implus syaraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak. Sedangkan atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespons atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih dahulu memperhatikan rangsangan atau kejadian tersebut. Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indra kita. 15 Rosmawaty. Mengenal Ilmu Komunikasi. Widya Padjajaran. 2010 Severin, Werner. J., Tankard, James. Teori Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. 2007. Hal 83. 16 25 2.4.3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Gibson, ada lima faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Diantaranya17 : 1. Stereotype ialah penilaian sendiri mengenai sesuatu hal dimana objek yang menuntutnya mirip dengan dirinya akan mendapkan perhatian. 2. Selektivitas ialah kecenderungan untuk memilih objek atau rangsangan yang menguntungkan dan mendukung pandangannya tentang sesuatu. 3. Faktor situasional. Sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi. 4. Faktor kebutuhan, setiap individu tidak bisa lepas dari kebutuhan dan keinginan baik jangka pendek maupun jangka panjang. 5. Faktor perasaan dan emosi, keadaan emosi seseorang banyak dikaitkan dengan persepsi. 2.5. Gaya Kepemimpinan 2.5.1. Definisi Kepemimpinan Menurut Sondang P. Siagian Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain yakni bawahannya, sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara 17 Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek . Jakarta: Graha Ilmu. 2009. Hal 151. Hal 66 26 pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Sehingga ada 3 hal penting menurut pengertian tersebut, yaitu : 1) Dari seseorang yang menduduki jabatan pemimpin dituntut kemampuan tertentu yang dimiliki oleh sumber daya manusia lainnya dalam organisasi. 2) Kepengikutan sebagai elemen penting dalam menjalankan kepemimpinan. 3) Kemampuan mengubah “egosentrisme” para bawahan menjadi “organisasi- sentrisme”. 2.5.2. Peranan Pemimpin Dalam Organisasi 1) Peranan yang bersifat interpersonal. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan pribadi yang baik untuk mengarahkan informasi kepada semua jajarannya serta segala pihak yang berkepentingan demi mencapai tujuan organisasi. Fungsi pemimpin diantaranya adalah pertama, seorang pemimpin sebagai simbol keberadaan organisasi. Kedua, pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada para bawahan. Ketiga, pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung dimana ia mampu menciptakan jaringan yang luas dengan memberikan perhatian khusus 27 kepada mereka yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi dan juga berbagai pihak yang memiliki informasi yang diperlukan bagi organisasi. 2) Peranan yang bersifat informasional. Informasi merupakan aset organisasi yang bersifat kritikal. Pemimpin bersifat informasional karena mempunyai 3 fungsi penting. Diantaranya ialah : a) Pemimpin adalah pemantau arus informasi yang terjadi dari luar dan di dalam organisasi. Kemajuan dan banyaknya terobosan di bidang teknologi komunikasi membuat arus informasi yang masuk dan keluar organisasi begitu sangat cepat. Seorang pemimpin harus mampu mengambil langkah- langkah agar informasi yang bermutulah yang diterima. b) Pemimpin berperan sebagai pembagi atau disseminator informasi. Peran ini menuntut pemahaman yang mendalam tentang makna informasi yang diterimanya, dan pengetahuan tentang berbagai fungsi yang harus diselenggarakan. c) Pemimpin berperan sebagai juru bicara organisasi. Peran ini memerlukan kemampuan menyalurkan informasi secara tepat kepada berbagai pihak diluar organisasi. Terutama informasi yang menyangkut tentang rencana, kebijakan, tindakan, dan hasil yang dicapai oleh organisasi. 28 3) Peran pengambil keputusan. Sebagai entrepeuneur, seorang pemimpin diharapkan mampu mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi untuk mencari dan menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan, meskipun kajian tersebut sering menuntut terjadinya suatu perubahan dalam organisasi. 4) Peredam gangguan. Pemimpin harus bersedia memikul tanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif apabila organisasi menghadapi gangguan serius yang apabila tidak ditangani akan berdampak negatif kepada organisasi. 5) Pembagi sumber dana dan daya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk menempatkan orang pada posisi tertentu, wewenang mempromosikan orang, wewenang menurunkan pangkat, wewenang mencopot seseorang dari jabatan, wewenang mengenakan sanksi, dan wewenang mengalokasikan dana termasuk waktu. 6) Perunding bagi organisasi. Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin sering ia berinteraksi dengan pihak luar organisasi dibandingkan dengan pihak dalam organisasi. Sehingga iapun pada akhirnya mempunyai fungsi sebagai perunding dengan pihak- pihak luar jika terjadi permasalahan didalam organisasi. 29 2.5.3. Gaya kepemimpinan. Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerakgerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering ditetapkan oleh seorang pemimpin.18 Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai berikut:19 1. Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam mempengaruhi para anggota/ pengikut. 2. Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan manajerial Pada tahun 1960an, berkembang teori kepemimpinan yang dinamakan " Pola Manajerial" . Kepemimpinan dipengaruhi oleh dua perhatian manajerial 18 Veithzal Rivai. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003. Hal 64. 19 Soekarso,dkk. Teori Kepemimpinan. Jakarta : Mitra Wacana Media. 2010 30 mendasar, yaitu perhatian terhadap produksi/ tugas dan perhatian terhadap manusia. Menurut teori ini ada empat gaya dasar kepemimpinan, yaitu : 1) Gaya manajemen tugas, pemimpin menunjukkan perhatian tinggi terhadap produksi tetapi perhatian rendah terhadap manusia. 2) Gaya manajemen country club, pemimpin memperlihatkan perhatian yang tinggi terhadap manusia tetapi perhatian rendah terhadap produksi. 3) Gaya manejemen miskin, pemimpin tidak terlalu menunjukkan perhatian baik terhadap produksi maupun manusia. 4) Gaya manajemen tim. Pemimpin menunjukkan perhatian tinggi terhadap produksi maupun terhadap manusia. 2.5.4. Indikator Gaya Kepemimpinan Menurut Ali bin Abi Thalib r.a, mengatakan: “Bahwa Rasulullah saw. Seorang yang paling berlapang dada, menjaga baik ucapannya, amat lembut perangainya dan bersikap sangat hormat dalam pergaulan.” Dengan demikian seorang pemimpin akan berhasil memimpin sebuah organisasi secara efektif bilamana ia memenuhi persyaratan sebagai berikut20 : a. Mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi untuk dapat memikirkan dan mencarikan cara-cara pemecahan setiap persoalan yang timbul dengan 20 Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2008 31 cara yang tepat, bijaksana serta mengandung kelengkapan dan syaratsyarat yang memungkinkan untuk dilaksanakan. b. Mempunyai emosi yang stabil, tidak mudah diombang- ambingkan oleh perbuatan suasana yang senantiasa berganti- ganti dan dapat memisahkan antara mana yang soal pribadi, rumah tangga, dan organisasi. c. Mempunyai kepandaian dalam menghadapi manusia dan mampu membuat bawahan merasa betah, senang, dan puas dengan pekerjaanya. d. Mempunyai keahlian untuk mengorganisasi dan menggerakan bawahan secara bijaksana dalam mewujudkan tujuan organisasi serta mengetahui dengan tepat kapan dan kepada siapa tanggung jawab dan wewenang akan didelegasikan.