10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1. Definisi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
2.1.1. Definisi Komunikasi
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau
suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer
menyatakan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut,
seperti dalam kalimat Kita Berbagi Fikiran, Kita Mendiskusikan Makna, dan
Kita Mengirimkan Pesan. 1
Pengertian komunikasi menurut beberapa para ahli seperti Tubs and
Moss adalah proses penciptaan makna antara dua orang yakni komunikator
dengan komunikan. Sedangkan pengertian komunikasi yang disampaikan oleh
Gudykunst dan Kim, komunikasi adalah sebagai proses transaksional
simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang-orang dari budaya
yang berbeda. Sedangkan menurut Diana K. Ivy dan Phil Backlund,
1
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. 2010. Hal
46.
10
11
komunikasi adalah proses yang terus berlangsung dan dinamis menerima dan
mengirim pesan dengan tujuan berbagi makna.
2.1.2. Fungsi Dan Tujuan Komunikasi
Menurut Gordon I. Zimmerman et al. Ada dua tujuan besar
komunikasi yakni2 :
1)
Komunikasi bertujuan untuk menyelesaikan tugas- tugas penting dalam
memenuhi kebutuhan sehari- hari, menghilangkan rasa penasaran akan
lingkungan dan menikmati hidup.
2)
Komunikasi
menciptakan,
memupuk
serta
mempelajari
berbagai
pertukaran informasi dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain.
Sedangkan tiga konsep komunikasi menurut John. R Wenburg &
William. W. Wilmot, serta Kenneth K. Serreno dan Edward M. Bodaken3 :
1) Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Tindakan komunikasi yang hanya dilakukan searah tanpa adanya feedback
yang
diberikan
komunikan
kepada
komunikator.
Komunikator
menyampaikan pesan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan komunikator
seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk
melakukan sesuatu. Ada beberapa pendapat para ahli yang menjelaskan
2
Ibid
3
Ibid. Hal 67
12
komunikasi sebagai tindakan satu arah yakni Harold Lasswell, cara baik
untuk menggambarkan model komunikasi ini adalah Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect. Siapa Mengatakan apa
Melalui media apa Kepada siapa dengan Pengaruh Bagaimana.
2) Komunikasi sebagai interaksi.
Komunikasi berkaitan dengan proses sebab akibat yang arahnya bergantian
(langsung
terjadi
efek/
feedback).
Dan
dianggap
lebih
dinamis
dibandingkan dengan tindakan satu arah.
3) Komunikasi sebagai transaksi.
Didalam fungsi ini komunikasi tidak membatasi kita pada komunikasi yang
disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi
apakah para pelakunya menyengajakannya atau tidak, dan bahkan
meskipun menghasilkan respon yang tidak dapat diamati. Dalam
komunikasi transaksional ini, komunikasi dianggap telah berlangsung bila
seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain baik perilaku verbal
ataupun perilaku nonverbalnya. Pendapat para ahli mengenai komunikasi
bersifat transaksional ini adalah William I. Gorden, menurutnya
komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai transaksi dinamis
yang melibatkan gagasan dan perasaan.
13
Komunikator mengirimkan pesannya kepada komunikan, pasti
memiliki tujuan yang ia harapkan. Adapun tujuan komunikasi menurut
Onong.U. Effendy4 :
1) Mengubah sikap (to change attitude)
2) Mengubah pendapat atau opini (to change opinion)
3) Mengubah perilaku (to change behaviour)
4) Mengubah masyarakat (to change society)
Sedangkan adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, terbagi menjadi
empat fungsi utama yaitu 5 :
1) Menyampaikan informasi (to inform)
2) Mendidik (to educate)
3) Menghibur (to entertain)
4) Memengaruhi (to influence)
2. 2. Komunikasi Publik
2.2.1. Definisi Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang
yang berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap
4
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Citra Aditiya Bhakti :
2003.
5
Onong, Op.Cit.
14
muka atau melalui media. Brooks menguraikan tipe komunikasi publik ini
sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya terlibat dalam
mengirimkan pesan kepada publik.
Komunikasi publik merupakan suatu komunikasi tatap muka, yaitu
komunikasi dua orang atau komunikasi kelompok kecil. Secara garis besar, ada
tiga aspek pengalaman komunikasi publik. Diantaranya adalah6 :
1)
Komunikasi publik lebih cenderung dilakukan di tempat- tempat publik.
2)
Pembicaraan publik merupakan kesempatan mengemukakan masalah
sosial dari pada mengemukakan masalah- masalah informal atau tidak
terstruktur.
3)
Komunikasi publik melibatkan norma perilaku yang relatif jelas.
2.2.2. Tujuan Komunikasi Publik
Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk
memberi informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya
mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu
komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi
dengan masyarakat diluar organisasi7.
Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama lain dan sulit untuk
dipisahkan. Di samping adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang
6
Tubbs, L. Stewart, Moss. Sylvia. Human Communication “Konteks- konteks Komunikasi”Pengantar
Dr. Deddy Mulyana, M.A. Bandung : Remaja Rosdakarya. 1996.
7
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
15
perlu ditetapkan. Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan
dalam kalimat yang lengkap.
2.2.3. Penyampaian Komunikasi Publik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi publik.
Diantaranya adalah8 :
1) Kontak Mata
Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat
membantu komunikator dalam menjelaskan idenya kepada komunikan. Kontak
mata mempunyai kekuasaan untuk membujuk, membantu dalam menjaga
perhatian pendengar, membantu pembicara mengetahui serta memonitor
pendengar.
2) Vokalik
Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekanan pada katakata tertentu perlu diperhatikan dalam penyampaian presentasi lisan. Presentasi
lisan yang disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat
memukau pendengar. Tetapi sebaliknya presentasi yang disampaikan dengan
suara yang tidak bervariasi dan monoton akan membosankan para
pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian pendengar.
8
(http://husadaindah.wordpress.com/2012/02/15/pengertian-komunikasi-publik/)
16
3) Ketepatan
Kegiatan komunikasi harus disesuaikan dengan situasi yang sedang
terjadi. Seperti situasi informal maupun nonformal. Selain mempertimbangkan
kondisi dan topik pembicaraan, komunikator juga harus mempertimbangkan
apa yang diharapkan pendengar untuk didengar.
4) Perencanaan
Kunci strategi yang terbaik adalah perencanaan. Oleh karena itu
sebelum penyampaian pesan, komunikator terlebih dahulu harus membuat
perencanaan yang matang. Pemilihan topik pembicaraan yang cocok untuk
diberikan
pada
pendengar
dengan
berdasarkan
analisis
pendengar.
Persiapkanlah materi yang diperlukan dan rencanakanlah bagaimana strategi
penyampaian yang dikira cocok dengan pendengar.
2.3. Public Relation
2.3.1. Definisi Public Relation
Dilihat dari sudut etimologi kata, public relations merupakan
gabungan dari kata public dan relations. Publik merupakan sekumpulan
individu yang terikat masalah, kemudian timbul perbedaan pendapat terhadap
17
masalah tadi dan berusaha untuk menanggulangi persoalan tadi dengan jalan
diskusi sebagai jalan keluarnya9.
Sedangkan istilah relations pada dasarnya mempunyai arti hubungan
atau relasi yang timbal balik antar publik yang berkepentingan. Public relation
atau biasa disebut PR adalah suatu fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap
publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang
punya kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi
dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.
Pada tahun 1973, sebuah komisi “The Foundations for Public
Relations Research and Educations” melakukan analisis dari 472 definisi yang
berbeda mengenai Public Relations. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
Public Relations adalah perbedaan fungsi menejemen yang secara timbal balik
membantu dan memelihara komunikasi, saling pengertian, saling penerimaan,
dan kerjasama antara publik dengan organisasinya, melibatkan kepada
masalah menejemen dan isu, membantu para menejer agar mau mendengar
dan merespon pendapat publik, menekankan akan tanggung jawab menejer
untuk melayani kepentingan publik, membantu para menejer untuk mengikuti
perkembangan bagi suatu perubahan yang bermanfaat, memberikan
peringatan dini kepada manajer dalam mengantisipasi kecenderungan,
menggunakan riset dan teknik-teknik komunikasi sebagai dasar utama.10
Tahun 1978, World Assembly of Public Relations Associations in
Mexico agreed that Public Relations is the art social science of analysing
trends, predicting their consequens, counselling organization leaders and
implementing planned programmes of action which will serve both the
organization’s and the public interest.11
9
Danandjaja. Peranan Humas Dalam Perusahaan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011. Hal 11.
10
Op,cit. Hal 15.
11
Theaker Alison. The Public Relations Handbook. London And New York: Routladge. 2001. P. 4.
18
Sedangkan menurut suatu pakar komunikasi yakni Rex F. Harlow
berpendapat bahwa bukan hanya sekedar apa yang dilakukan Public Relations,
namun juga mengidentifikasi elemen-elemen utama apa itu PR. Definisinya
elemen konseptual dan operational. Yakni Public Relation merupakan fungsi
manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi,
pemahaman bersama, penerimaan mutual, dan kerja sama antara organisasi dan
publiknya. PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu. PR
membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini
tentang opini publik. PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab
manajemen untuk melayani kepentingan publik. PR membantu manajemen
tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR
dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah
perubahan atau trend dan PR menggunakan riset serta komunikasi yang sehat
dan etis sebagai alat utamanya.
Sebagai sebuah fungsi manajemen, Public Relations mencakup sebagai
berikut :
1)
Memperkirakan, menganalisis dan menginterpretasikan opini dan sikap
publik, dan isu-isu yang mungkin mempengaruhi operasi dan rencana
organisasi, baik itu pengaruh buruk maupun baik.
2)
Memberi saran kepada manajemen disemua level di dalam organisasi
sehubungan dengan pembuatan keputusan jalannya tindakan dan
19
komunikasi dan mempertimbangkan pendapat publik dan tanggungjawab
sosial atau kewarganegaraan organisasi.
3)
Meriset, melaksanakan, dan mengevaluasi secara rutin program-program
aksi komunikasi untuk mendapatkan pemahaman publik yang dibutuhkan
demi kesuksesan tujuan organisasi.
4)
Merancanakan dan mengimplementasikan usaha organisasi untuk
mempengaruhi atau mengubah kebijakan publik.
5)
Menentukan tujuan, rencana, anggaran, rekrutmen dan training staf,
mengembangkan fasilitas, mengelola sumber daya yang dibutuhkan untuk
melakukan semua hal tersebut di atas.
2.3.2. Peran Public Relation
Peran Public Relations di antaranya adalah 12 :
1. Teknisi Komunikasi (Technician Communication).
Suatu fungsi PR yang berfungsi sebagai pelaksana hasil rapat para
pemimpin manajemen. Di sini PR hanya sebagai pelaksana bukan sebagai
perencana.
12
Rosady Ruslan. Manajemen Humasan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002. Hal
22-23
20
2. Penasihat Ahli (Expert Prescriber)
Para pakar PR berfungsi sebagai seorang ahli PR dalam menyelesaikan
masalah, ia bertanggung jawab penuh atas keberhasilan suatu organisasi
mulai dari proses perencanaan dan pelaksanaan kondisi yang benar- benar
sulit.
3. Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator)
PR berperan sebagai orang yang menjembatani suatu proses komunikasi
antara menejemen dan publik, ia harus mampu menjadi pendengar yang
peka dan perantara komunikasi yang baik.
4. Fasilitator Pemecah Masalah (Problem Solver)
PR berperan sebagai pemecah masalah yang terjadi di dalam maupun luar
perusahaan, dan PR bekerja sama dengan tim manajemen dalam
mendifinisikan dan memecahkan masalah.
2.3.3. Tahapan Kerja PR
Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seorang Public Relations,
memiliki tahapan proses yang harus dilaluinya. Menurut Scott M. Cutlip &
Allen H. Center, proses perencanaan program kerja PR melalui empat tahapan
21
atau langkah-langkah pokok yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan
program kerja public relations adalah13 :
1) Penelitian dan mendengarkan (Research – Listening)
Pada tahap ini, praktisi public relations memulai untuk mendefinisikan
masalah. Apa yang sedang terjadi dalam organisasi dan apa yang menjadi
permasalahan dalam organisasi. Definisi permasalahan bisa diperoleh
melalui opini-opini, sikap, maupun reaksi dari orang-orang yang
berkepentingan dengan kebijakan-kebijakan organisasi. Dari situlah akan
ditemukan fakta permasalahan.
2) Perencanaan dan pengambil keputusan (Planning – Decision)
Tahap selanjutnya, setelah ditemukan masalah maka akan diperoleh jalan
keluar untuk merencanakan program penyelesaian masalah berdasarkan
informasi-informasi ataupun opini orang-orang tadi yang berkepentingan
dengan kebijakan organisasi. Apa yang dapat dan seharusnya kita kerjakan,
itu sebagai pertanyaan kunci pada tahap ini. Lalu kita dapat mengambil
keputusan program apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
3) Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication – Action)
Dalam tahapan ketiga, program penyelesaian masalah yang telah
diputuskan tadi dikomunikasikan kepada publik berikut alasan pemilihan
program tersebut. Seperti konsep program yang akan terlaksana. Setelah itu
13
Scott M. Cutlip, Et Al, Effecctive Public Relations. Jakarta : Kencana. 2006. Hal. 320
22
baru pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan melalui strategistrategi PR yang dianggap tepat.
4) Mengevaluasi (Evaluation)
Tahap terakhir, dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan program untuk
bahan evaluasi yang akan menjadi pedoman pelaksanaan program-program
berikutnya. Bagaimana dengan aksi yang telah dilakukan dan seberapa baik
langkah yang sudah dikerjakan, jawaban dari pertanyaan itu adalah
evaluasi yang harus dilakukan terhadap program.
Keempat langkah tersebut merupakan tahapan kerja PR yang saling
mempengaruhi dan
berkesinambungan. Sehingga, seorang
PR
dalam
menjalankan tugasnya harus berpedoman kepada empat langkah tersebut.
2.3.4. Elemen Utama PR
Pada dasarnya pemahaman komunikasi public relations menggunakan
tiga elemen utama, yaitu penyampaian informasi, persuasi (membujuk), dan
memperoleh dukungan publik. Apabila merujuk konsep komunikasi public
relations tersebut, maka praktek public relations telah lama digunakan oleh
manusia. Orang-orang melakukan berbagai kampanye kegiatan, propaganda,
penyuluhan, dan lain-lain. Praktek public relations bahkan terus berkembang
menjadi upaya komunikasi dalam membangun reputasi manajemen melalui
usaha organisasi menjalankan tanggung jawab sosialnya kepada publik atau
masyarakat.
23
Apabila
dikaji
dalam
bentuk
model
komunikasinya,
maka
perkembangan praktek public relations dilihat dari sudut model komunikasi
public relations terdiri dari14 :
1) One way communication, model komunikasi satu arah seperti bentuk
propaganda politik, komunikasi melalui media massa yang banyak dikenal
salah satunya aktivitas agen media (press agentry dan publicity).
2) Two ways communication, model komunikasi dua arah yang terbagi dalam
dua tipe yaitu asimetric (ada komunikasi antara organisasi dan publik
namun umpan balik publik tidak begitu diperhatikan oleh organisasi) dan
simetric (komunikasi antara organisasi dan publik berjalan seimbang,
publik memberikan masukan dan organisasi merealisasikan keinginan
publik).
2.4. Persepsi
2.4.1. Definisi Persepsi
Menurut Weaver, persepsi memilki sistem yang dapat mengarahkan
realitas diluar individu ke dalam bentuk realitas yang ada didalam diri individu
tersebut, baik dalam hal fikiran, perasaan maupun sikap.
Sedangkan menurut Joseph A. Devito, persepsi adalah proses dimana
kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.
Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang akan
14
Scot M. Cutlip, Op.Cit., hal. 12
24
diserap dan apa makna yang akan kita berikan kepada mereka ketika mereka
mencapai kesabaran15.
Persepsi selektif mempunyai arti penting dalam komunikasi seseorang.
Pengertian komunikasi selektif adalah persepsi manusia yang yang dipengaruhi
oleh keinginan- keinginan, kebutuhan, sikap dan faktor psikologi lainnya.16
2.4.2. Tahapan Pembentukan Persepsi
Menurut Mulyana, tahapan pembentukan persepsi terdiri dari seleksi,
organisasi dan interpretasi. Seleksi mencakup sensasi dan atensi, sedangkan
organisasi melekat kepada interpretasi. Menurut Rahmat sensasi ialah
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal,
simbolis atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan
alat indera. Secara teknisnya, Dennis Coon menjelaskan bahwa proses sensasi
dimulai dengan diubahnya informasi oleh alat indera menjadi implus- implus
syaraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak. Sedangkan atensi tidak
terelakkan karena sebelum kita merespons atau menafsirkan kejadian atau
rangsangan apapun, kita harus terlebih dahulu memperhatikan rangsangan atau
kejadian tersebut. Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas
informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indra kita.
15
Rosmawaty. Mengenal Ilmu Komunikasi. Widya Padjajaran. 2010
Severin, Werner. J., Tankard, James. Teori Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. 2007. Hal
83.
16
25
2.4.3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Gibson, ada lima faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang. Diantaranya17 :
1.
Stereotype ialah penilaian sendiri mengenai sesuatu hal dimana objek
yang menuntutnya mirip dengan dirinya akan mendapkan perhatian.
2.
Selektivitas ialah kecenderungan untuk memilih objek atau rangsangan
yang menguntungkan dan mendukung pandangannya tentang sesuatu.
3.
Faktor situasional. Sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi.
4.
Faktor kebutuhan, setiap individu tidak bisa lepas dari kebutuhan dan
keinginan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
5.
Faktor perasaan dan emosi, keadaan emosi seseorang banyak dikaitkan
dengan persepsi.
2.5. Gaya Kepemimpinan
2.5.1. Definisi Kepemimpinan
Menurut Sondang P. Siagian Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain yakni bawahannya, sedemikian rupa
sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara
17
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek . Jakarta: Graha Ilmu. 2009. Hal 151. Hal 66
26
pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Sehingga ada 3 hal penting
menurut pengertian tersebut, yaitu :
1)
Dari seseorang yang menduduki jabatan pemimpin dituntut kemampuan
tertentu yang dimiliki oleh sumber daya manusia lainnya dalam
organisasi.
2)
Kepengikutan
sebagai
elemen
penting
dalam
menjalankan
kepemimpinan.
3)
Kemampuan
mengubah
“egosentrisme”
para
bawahan
menjadi
“organisasi- sentrisme”.
2.5.2. Peranan Pemimpin Dalam Organisasi
1)
Peranan yang bersifat interpersonal.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan pribadi yang baik untuk
mengarahkan informasi kepada semua jajarannya serta segala pihak yang
berkepentingan demi mencapai tujuan organisasi. Fungsi pemimpin
diantaranya adalah
pertama,
seorang pemimpin sebagai simbol
keberadaan organisasi. Kedua, pemimpin bertanggung jawab untuk
memotivasi dan memberikan arahan kepada para bawahan. Ketiga,
pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung dimana ia mampu
menciptakan jaringan yang luas dengan memberikan perhatian khusus
27
kepada mereka yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi dan juga
berbagai pihak yang memiliki informasi yang diperlukan bagi organisasi.
2)
Peranan yang bersifat informasional.
Informasi merupakan aset organisasi yang bersifat kritikal. Pemimpin
bersifat informasional karena mempunyai 3 fungsi penting. Diantaranya
ialah :
a) Pemimpin adalah pemantau arus informasi yang terjadi dari luar dan
di dalam organisasi. Kemajuan dan banyaknya terobosan di bidang
teknologi komunikasi membuat arus informasi yang masuk dan keluar
organisasi begitu sangat cepat. Seorang pemimpin harus mampu
mengambil langkah- langkah agar informasi yang bermutulah yang
diterima.
b) Pemimpin berperan sebagai pembagi atau disseminator informasi.
Peran ini menuntut pemahaman yang mendalam tentang makna
informasi yang diterimanya, dan pengetahuan tentang berbagai fungsi
yang harus diselenggarakan.
c) Pemimpin berperan sebagai juru bicara organisasi. Peran ini
memerlukan kemampuan menyalurkan informasi secara tepat kepada
berbagai
pihak
diluar
organisasi.
Terutama
informasi
yang
menyangkut tentang rencana, kebijakan, tindakan, dan hasil yang
dicapai oleh organisasi.
28
3)
Peran pengambil keputusan.
Sebagai entrepeuneur, seorang pemimpin diharapkan mampu mengkaji
terus menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi untuk mencari dan
menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan, meskipun kajian tersebut
sering menuntut terjadinya suatu perubahan dalam organisasi.
4)
Peredam gangguan.
Pemimpin harus bersedia memikul tanggung jawab untuk mengambil
tindakan korektif apabila organisasi menghadapi gangguan serius yang
apabila tidak ditangani akan berdampak negatif kepada organisasi.
5)
Pembagi sumber dana dan daya.
Pemimpin mempunyai wewenang untuk menempatkan orang pada posisi
tertentu, wewenang mempromosikan orang, wewenang menurunkan
pangkat, wewenang mencopot seseorang dari jabatan, wewenang
mengenakan sanksi, dan wewenang mengalokasikan dana termasuk
waktu.
6)
Perunding bagi organisasi.
Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin sering ia berinteraksi dengan
pihak luar organisasi dibandingkan dengan pihak dalam organisasi.
Sehingga iapun pada akhirnya mempunyai fungsi sebagai perunding
dengan pihak- pihak luar jika terjadi permasalahan didalam organisasi.
29
2.5.3. Gaya kepemimpinan.
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerakgerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
disukai dan sering ditetapkan oleh seorang pemimpin.18
Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang
pemimpin, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh bawahannya. Gaya
kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah,
keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.
Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai berikut:19
1. Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam
mempengaruhi para anggota/ pengikut.
2. Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pekerjaan manajerial
Pada tahun 1960an, berkembang teori kepemimpinan yang dinamakan
" Pola Manajerial" . Kepemimpinan dipengaruhi oleh dua perhatian manajerial
18
Veithzal Rivai. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003. Hal
64.
19
Soekarso,dkk. Teori Kepemimpinan. Jakarta : Mitra Wacana Media. 2010
30
mendasar, yaitu perhatian terhadap produksi/ tugas dan perhatian terhadap
manusia. Menurut teori ini ada empat gaya dasar kepemimpinan, yaitu :
1)
Gaya manajemen tugas, pemimpin menunjukkan perhatian tinggi
terhadap produksi tetapi perhatian rendah terhadap manusia.
2)
Gaya manajemen country club, pemimpin memperlihatkan perhatian yang
tinggi terhadap manusia tetapi perhatian rendah terhadap produksi.
3)
Gaya manejemen miskin, pemimpin tidak terlalu menunjukkan perhatian
baik terhadap produksi maupun manusia.
4)
Gaya manajemen tim. Pemimpin menunjukkan perhatian tinggi terhadap
produksi maupun terhadap manusia.
2.5.4. Indikator Gaya Kepemimpinan
Menurut Ali bin Abi Thalib r.a, mengatakan: “Bahwa Rasulullah
saw. Seorang yang paling berlapang dada, menjaga baik ucapannya, amat
lembut perangainya dan bersikap sangat hormat dalam pergaulan.” Dengan
demikian seorang pemimpin akan berhasil memimpin sebuah organisasi secara
efektif bilamana ia memenuhi persyaratan sebagai berikut20 :
a.
Mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi untuk dapat memikirkan dan
mencarikan cara-cara pemecahan setiap persoalan yang timbul dengan
20
Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2008
31
cara yang tepat, bijaksana serta mengandung kelengkapan dan syaratsyarat yang memungkinkan untuk dilaksanakan.
b.
Mempunyai emosi yang stabil, tidak mudah diombang- ambingkan oleh
perbuatan suasana yang senantiasa berganti- ganti dan dapat memisahkan
antara mana yang soal pribadi, rumah tangga, dan organisasi.
c.
Mempunyai kepandaian dalam menghadapi manusia dan mampu
membuat bawahan merasa betah, senang, dan puas dengan pekerjaanya.
d.
Mempunyai keahlian untuk mengorganisasi dan menggerakan bawahan
secara bijaksana dalam mewujudkan tujuan organisasi serta mengetahui
dengan tepat kapan dan kepada siapa tanggung jawab dan wewenang
akan didelegasikan.
Download