Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN INDUKSI PERSALINAN DI RSUD dr. MURJANI SAMPIT TAHUN 2015 Ayu Puruhita*1 Nur Lathifah2 Desilestia Dwi Salmarini3 1 Mahasiswa, Prodi D IV Bidan Pendidik, STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Dosen, Program Studi DIV Bidan Pendidik, STIKES Sari Mulia Banjarmasin 3 Dosen, Program Studi DIV Bidan Pendidik, STIKES Sari Mulia Banjarmasin *Korespondensi penulis: Tel: 0812-5872-2345 E-mail: [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: Induksi persalinan merupakan tindakan yang dilakukan pada ibu hamil dengan merangsang timbulnya kontraksi rahim, sehingga proses persalinan dapat dimulai. Indikasi induksi persalinan yaitu KPD, IUFD, IUGR, posterm, oligohidramnion, korioamnionitis, preeklamsi, hipertensi dalam kehamilan. Induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit tahun 2013 sebesar 84 (4,43%), tahun 2014 sebesar 154 (7,12%), dan tahun 2015 sebesar 181 (9,15%). Faktor yang berperan dalam kegagalan induksi persalinan yaitu usia, usia kehamilan, paritas, dan KPD. Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kegagalan induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit tahun 2015. Metode: Survey analitik dengan pendekatan Case Control. Populasi seluruh ibu bersalin dengan induksi di RSUD dr. Murjani Sampit periode januari sampai desember 2015 sebanyak 181 kasus. Pengambilan sampel secara simple random sampling dengan perbandingan 1:2 sebanyak 75 sampel dengan metode dokumentasi dari rekam medik dan register persalinan. Analisis menggunakan Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil: Dari 75 sampel ada 25(33,3%) mengalami kegagalan induksi persalinan, pada usia <20 dan >35 tahun sebesar 14(51,9%), usia kehamilan 37-42 minggu sebesar 18(37,5%), primipara sebesar 13(54,2%), KPD sebesar 16(45,7%) Kesimpulan: Ada hubungan usia dengan kegagalan induksi persalinan (ρ=0,011 dan OR=3,622), tidak ada hubungan usia kehamilan dengan kegagalan induksi persalinan (ρ=0,307), ada hubungan paritas dengan kegagalan induksi persalinan (ρ=0,009 dan OR=3,841), ada hubungan KPD dengan kegagalan induksi persalinan (ρ=0,022 dan OR=3,160). Kata Kunci: Usia, usia kehamilan, paritas, KPD, kegagalan induksi persalinan. 1 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan ABSTRACT Background: Induction of labor is an action that is performed on pregnant women to induce uterin contractions, so the delivery process can begin. KPD indication that labor induction, IUFD, IUGR, posterm, oligohyramnion, chorioamnionitis, preeclamsia, hypertension in pregnancy. Induction labor in dr. Murjani Sampit in 2013 by 84 (4,43%), 2014 amounted to 154 (7,12%), and in 2015 by 181 (9,15%). Factors that play a role in the failure of labor induction, maternal age, gestational age, parity, and the incidence of premature rupture of membrane. Objective: To analys factors associated with the failure of labor induction in dr. Murjani Sampit 2015. Methods: Survey analytic with case control approach. The population of all women giving birth with induction in dr. Murjani Sampit period January to December 2015 as many as 181 cases. Sampling by simple random sampling in the ratio 1:2 with 75 samples using the method of documentation of medical records and birth registers. Analysis using Chi Square at the 95% confidence level (α=0,05). Results: From the 75 samples there were 25 (33,3%) failed induction of labor, at age <20 and >35 years by 14 (51,9%), gestational age 37-42 weeks for 18 (37,5%), primiparous by 13 (54,2%), KPD by 16 (45,7%). Conclusion: There is a correlation of age to the failure of labor induction (ρ=0,011 and OR=3,622), there is no correlation of gestational age with the failure of labor induction (ρ=0,307), there is a correlation of parity with the failure of labor induction (ρ=0,009 and OR=3,841), there is premature rupture of membrane correlation with the failure of labor induction (ρ=0,022, OR=3,160). Keywords: age, gestational, parity, premature rupture of membrane, failure of labor induction. 2 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan PENDAHULUAN Induksi persalinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada ibu hamil tersebut, indikasi paling kuat dilakukan induksi adalah KPD dan kehamilan lewat waktu. dengan cara merangsang timbulnya kontraksi RSUD dr. Murjani Sampit merupakan rahim (his), sehingga proses persalinan dapat rumah sakit Negeri tipe B yang terletak di dimulai (Khireddine et al, 2013). Beberapa daerah Kabupaten Kotawaringin Timur. Rumah data hasil penelitian menunjukkan bahwa sakit ini merupakan rumah sakit yang mampu sekitar 20-30% dari seluruh proses persalinan menampung pelayanan rujukan dari berbagai dilakukan melalui proses induksi persalinan daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur. (Chen juga Berdasarkan studi pendahuluan yang telah menujukkan bahwa angka kejadian induksi dilakukan, data rekam medis dan register di persalinan berkisar antara 9,5-33,7% dari RSUD dr. Murjani Sampit menunjukkan bahwa seluruh persalinan (Haq et al, 2012). tindakan et al, 2014). Data lain induksi persalinan mengalami Induksi persalinan dilakukan karena peningkatan dari tahun ketahun, yakni sebanyak beberapa indikasi medis. Indikasi tersebut 86 kasus (4,43%) dari 1937 persalinan pada antara lain ketuban pecah dini (KPD), tahun 2013, sebanyak 154 kasus (7,12%) dari kehamilan lewat waktu, oligohidramnion, 2160 kasus persalinan pada tahun 2014, dan korioamnionitis, preeklamsi, hipertensi dalam pada tahun 2015 sebanyak 181 kasus (9,15%) kehamilan, (IUFD), dari 1978 kasus persalinan. (IUGR), BAHAN DAN METODE kematian pertumbuhan janin janin terhambat insufiensi plasenta, perdarahan antepartum, dan umbilical abnormal arteri Jenis penelitian adalah survey analitik. doppler Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu (Ayuba et al, 2013). Hal ini didasarkan oleh bersalin dengan induksi di RSUD dr. Murjani review yang dilakukan oleh Mozurkewich et Sampit periode Januari sampai Desember al (2009) bahwa dari beberapa indikasi 2015 sebanyak 181 kasus menggunakan 3 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan metode case control dengan perbandingan 1:2. Pengambilan sampel secara simple random sampling dengan sampel case c. Usia Kehamilan Tabel 3:Distribusi frekuensi usia kehamilan ibu bersalin dengan induksi di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015. Usia kehamilan F % <37 7 9,3 37-42 48 64 >42 20 26,7 kasus dari ibu bersalin yang berhasil di Jumlah 75 100 induksi. Distribusi sebanyak 25 kasus ibu bersalin yang gagal di induksi dan sampel control sebanyak 50 frekuensi usia HASIL kehamilan 1. Analisis Univariat banyak pada usia kehamilan 37-42 a. Induksi Persalinan ibu ditemukan paling minggu sebesar 48 (64%). Tabel 1:Distribusi frekuensi induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015. Induksi persalinan Jumlah % Gagal 25 13,8 Berhasil 156 86,2 Jumlah 181 100 Distribusi frekuensi kegagalan induksi d. Paritas Tabel 4: Distribusi frekuensi paritas ibu bersalin dengan induksi di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015. Paritas F % Primipara 24 32 Multipara 51 68 Jumlah 75 100 persalinan ditemukan sebesar 25 (13,8%) Distribusi frekuensi paritas ibu dari 181 ibu bersalin yang di induksi. bersalin yang induksi ditemukan b. Usia Ibu paling banyak padaparitas multipara Tabel 2 :Distribusi frekuensi usia ibu bersalin dengan induksi di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015. Usia ibu F % <20 12 16 20-35 48 64 >35 15 20 Jumlah 75 100 Distribusi frekuensi usia ibu bersalin dengan induksi ditemukan paling banyak sebesar 51 (68%). e. Kejadian Ketuban Pecah Dini Tabel 5:Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin dengan induksi di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015. KPD F % Ya 35 46,7 Tidak 40 53,3 Jumlah 75 100 pada usia 20-35 tahun sebesar 48 (64%). 4 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan Distribusi frekuensi ibu bersalin yang Hasil penelitian menunjukkan induksi ditemukan paling banyak dengan nilai p value = 0,307 dan p>α, riwayat tidak KPD sebesar 40 (53,3%). sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, 2. Analisis Bivariat berarti tidak ada hubungan antara usia a. Hubungan Usia dengan Kegagalan Induksi kehamilan ibu dengan kegagalan Persalinan induksi persalinan. Tabel 6: Analisa hubungan usia dengan kegagalan induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015 Usia ibu Gagal Berhasil Jumlah F % F % F % <20 dan >35 14 51,9 13 48,1 27 100 20-35 11 22,9 37 77,1 48 100 c. p value OR 0,011 3,622 (1,1379,960) Hubungan Paritas dengan Kegagalan Induksi Persalinan Tabel 8: Analisa hubungan paritas dengan kegagalan induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015 Paritas Gagal Berhasil Jumlah F % F % F % Primipara 13 54,2 11 45,8 24 100 Multipara 12 23,5 39 76,5 51 100 p value OR 0,009 3,841 Hasil penelitian menunjukkan nilai p value=0,011 maka p<α, sehingga Ho ditolak Ha diterima, berarti ada hubungan antara usia Hasil penelitian (1,37010,771) menunjukkan ibu dengan kegagalan induksi persalinan. Di nilai p value = 0,009 dan p<α, maka Ho dapatkan nilai OR= 3,622 dan dapat dikatakan ditolak dan Ha diterima, berarti ada bahwa ibu dengan usia <20 dan >35 tahun hubungan antara paritas ibu dengan berisiko terjadi kegagalan induksi persalinan kegagalan induksi persalinan. Dari nilai 3,622 kali dibandingankan ibu dengan usia OR= 3,841 dapat dikatakan bahwa ibu antara 20-35 tahun. dengan paritas primipara berisiko terjadi b. Hubungan usia kehamilan dengan kegagalan kegagalan induksi persalinan sebesar 3,841 kali dibandingankan dengan ibu induksi persalinan Tabel 7: Analisa hubungan usia kehamilan dengan kegagalan induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015 Usia Gagal Berhasil Jumlah p value kehamilan F % F % F % <37 dan > 42 7 25,9 20 74,1 27 100 37-42 18 37,5 30 62,5 48 100 paritas multipara. 0,307 5 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan d. Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kegagalan Induksi Persalinan dipengaruhi Tabel .9: Analisa hubungan Ketuban Pecah Dini dengan kegagalan induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015 p KPD Gagal Berhasil Jumlah OR value F % F % F % Ya 16 45,7 19 54,3 35 100 Tidak 9 22,5 31 77,5 40 100 (1,1628,593) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara kejadian ketuban pecah dini dengan kegagalan induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit dan didapatkan nilai OR= 2,901 dan dapat dikatakan bahwa ibu dengan KPD berisiko terjadi kegagalan sebesar 2,901 kali dibandingankan dengan ibu tidak KPD. pasien rujukan. Hurissa et all (2015) menyatakan bergantung pada beberapa faktor selain keadaan serviks, paritas, usia kehamilan dan usia ibu hamil serta indikasi medis seperti ketuban pecah dini pada ibu hamil yang dilakukan induksi dapat menjadi prediksi berhasil atau gagal persalinan. persalinan dilakukan Kegagalan tidak dapat induksi induksi dicegah sepenuhnya, tetapi frekuensinya dapat di kurangi dengan cara deteksi dini pada ibu hamil dan penatalaksanaan PEMBAHASAN yang 1. Analisis Univariat tepat dan setiap induksi persalinan yang dilakukan sebaiknya a. Induksi Persalinan Besarnya besarnya 3,160 value= 0,033, dengan α=0,05 maka p<α, persalinan oleh keberhasilan induksi persalinan sangat 0,022 Hasil penelitian menunjukkan nilai p induksi kejadian induksi persalinan juga dapat angka kejadian induksi persalinan di RSUD dr. Murjani Sampit Tahun 2015 ini dikarenakan rumah sakit ini merupakan rumah sakit umum tipe B dan merupakan rumah sakit rujukan di kabupaten kotawaringin timur. Selain itu faktor besarnya angka disertai pertimbangan bahwa kegagalan persalinan pervaginam akan dilanjutkan dengan tindakan sectio caesar yang harus dilakukan di rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas operasi. b. Usia Ibu 6 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan Menurut manuaba (2010) salah satu faktor berperan dalam adalah kondisi Walaupun kejadian induksi persalinan servik, dimana jika kondisi servik yang banyak ditemukan pada kelompok usia kaku condong kebelakang akan sulit ibu 20-35 tahun yang merupakan berhasil dengan induksi persalinan dan kategori usia reproduksi sehat, namun servik yang lunak dan lurus atau bukan kedepan lebih berhasil dalam induksi indikasi induksi persalinan, karena persalinan. Pada ibu yang usia relatif banyak tua (diatas 30-35 tahun) dan usia anak mempengaruhi terakhir yang lebih dari lima tahun induksi kurang berpendapat persalinan yang sehingga banyak ibu hamil yang induksi berhasil dalam induksi persalinan karena cenderung ditemukan servik dengan kondisi yang kaku, melahirkan pada berarti usia tersebut. merupakan faktor faktor lain yang dilaksanakannya persalinan. adanya Peneliti riwayat dan indikasi penyakit seperti preeklamsi, c. Usia Kehamilan pembukaan Usia kehamilan yang tepat servik dan lebih banyak dikerjakan dalam melakukan induksi persalinan dengan tindakan operasi. memiliki dampak terhadap janin dan sehingga menghalangi Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil. Risiko dan bahwa distribusi usia terbanyak pada dilakukannya ibu bersalin yang mengalami induksi menjadi pertimbangan utama, yaitu persalinan di RSUD dr. Murjani mempertimbangkan keselamatan ibu Sampit tahun 2015 berada pada usia dan bayi (Hussain et al, 2011). Wanita 20-35 tahun. Tingginya proporsi ibu dengan usia kehamilan aterm memiliki melahirkan pada kelompok usia 20-35 respon yang tahun induksi persalinan. dikarenakan merupakan kelompok usia reproduksi optimal terhadap induksi manfaat lebih oksitosin persalinan baik terhadap Respon uterus mengalami 7 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan peningkatan sejak usia kehamilan 20- posterm, perbedaan antara kelahiran 30 minggu, dan semakin meningkat prematur pada usia 34 minggu hingga mencapai terhambat tergantung pada taksiran usia usia Akibat kehamilan. Sehingga diagnosis usia peningkatan reseptor oksitosin pada kehamilan yang tepat diharapkan dapat otot mengurangi intervensi induksi dalam kehamilan rahim, aterm. sehingga meningkatkan dapat pembentukan prostaglandin. dan pertumbuhan janin persalinan. d. Paritas Berdasarkan penelitian Menurut teori wanita dengan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu persalinan pertama memiliki risiko bersalin yang mengalami induksi di yang RSUD dr. Murjani Sampit tahun 2015, menurun banyak ditemukan dalam kelompok persalinan pertama, kedua, ketiga dan usia kehamilan antara 37-42 minggu keempat. dikarenakan alasan kesehatan ibu dan kembali bayi seperti adanya riwayat ketuban dengan persalinan kelima dan akan pecah dini. Penanganannya bergantung semakin meningkat pada persalinan pada usia janin. Usia janin dapat seterusnya (Manuaba, 2010). Hasil ditentukan dengan USG jika HPHT penelitian menyatakan bahwa dari tidak 55% wanita yang belum pernah dapat hasil dipercaya. Dengan relatif pada Risiko melahirkan dapat persalinannya asuhan prenatal, kelahiran dan post natal. Tanggal kelahiran yang telah diagnosis yang persalinan prematur, diperkirakan, benar mengenai aterm atau bayi di tetapi wanita kehamilan meningkat mengetahui usia janin yang akurat membantu tinggi, pada akan dengan akan wanita viable yang induksi 34,1% persalinannya melalui Sectio Caesar. Dari hasil penelitian dan teori menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin yang mengalami 8 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan induksi persalinan di ruang VK hingga 34 minggu dilakukan bersalin RSUD dr. Murjani Sampit penatalaksanaan konservatif dengan tahun 2015 termasuk dalam paritas dirawat dirumah sakit dan menjalani multipara. Menurut asumsi peneliti observasi untuk mendeteksi tanda banyaknya paritas multipara yang di infeksi dan menunggu maturasi janin. induksi karena pada paritas ini ibu Dari hasil penelitian dianggap sudah memiliki pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar dalam menjalani proses melahirkan ibu bersalin yang mengalami induksi sebelumnya, sehingga dimungkinkan persalinan di ruang VK bersalin ibu tersebut lebih mempersiapkan diri RSUD dr. Murjani Sampit tahun 2015 dalam mengahadapi dan mengatasi yaitu ibu bersalin tidak dengan KPD rasa di tetapi disertai dengan indikasi dan wanita riwayat penyakit lain yang menyertai dan seperti kehamilan lewat bulan, pre nyeri induksi. persalinan Selain itu multipara motilitas kelenturan leher selama pada uterus rahim masih berfungsi dengan baik. IUFD, IUGR, sehingga memerlukan intervensi induksi dalam e. Ketuban Pecah Dini Penanganan eklamsi, persalinannya. tenaga pecah kesehatan dapat memberikan edukasi dini bergantung pada usia kehamilan dan informasi mengenai komplikasi dan risiko infeksi. Pada kehamilan kehamilan seperti ketuban pecah dini aterm dilakukan induksi persalinan karena ketuban pecah dini seringkali dalam waktu 24 jam sesudah ketuban menimbulkan konsekuensi yang dapat pecah dan jika induksi persalinan menimbulkan gagal, mortalitas pada ibu maupun bayi. kelahiran ketuban Namun, bayi dilakukan morbiditas dan melalui sectio caesar. Pada kehamilan prematur dengan usia kehamilan 28 9 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan 2. Analisis Bivariat b. Hubungan Usia Kehamilan dengan a. Hubungan usia ibu dengan kegagalan induksi persalinan Kegagalan Induksi Persalinan Menurut Berdasarkan hasil penelitian Manuaba menjelang (2010) persalinan bahwa terdapat kegagalan induksi persalinan banyak penurunan progesteron, peningkatan ditemukan pada usia >35 tahun. oksitosin tubuh, dan reseptor terhadap Peneliti berpendapat bahwa pada usia oksitosin sehingga otot rahim semakin >35 tahun dikaitkan dengan fungsi Menurut pendapat peneliti hal sistem reproduksi telah ini disebabkan oleh banyak faktor lain mengalami penurunan fungsi sehingga yang mempengaruhi seperti indikasi saat diberikan rangsangan, reseptor persalinan maupun riwayat penyakit uterus tidak memberikan respon yang yang diderita oleh ibu antara lain cepat. adanya faktor-faktor lain yang preeklamsi, menyertai seperti faktor kecemasan pertumbuhan janin terhambat, dan pada ibu bersalin yang di induksi kematian janin dalam rahim. Faktor dimana rasa cemas berlebih dapat lainnya karena tingkat kecemasan ibu meningkatkan selama dalam menghadapi nyeri persalinan, persalinan akibatnya otot-otot jalan faktor kelelahan dan stres karena lahir menjadi kaku sempit dan kurang proses persalinan induksi yang dijalani relaksasi, faktor kelelahan karena ibu sangat lama dan panjang, sehingga proses persalinan yang lama dan menyebabkan panjang, faktor janin seperti fetal dilakukan sectio caesar. rasa yang nyeri distress atau denyut jantung bayi yang tidak teratur yang menyebabkan ibu pecah memilih dini, untuk c . Hubungan Paritas dengan Kegagalan Induksi Persalinan persalinan harus segera di akhiri dengan sectio caesar. ketuban Penelitian menurut Bueno et al (2005) menyebutkan angka 10 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan keberhasilan induksi persalinan pada multipara sebesar 83,33% d. Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kegagalan Induksi Persalinan Hasil dibandingkan paritas primipara hanya penelitian ini sejalan sebesar 50,77% dengan nilai OR dengan penelitian Hurissa et al (2015) 2,829 yang berarti bahwa ibu dengan menyatakan paritas primipara kegagalan 2,829 memiliki kali risiko dari ibu bahwa kegagalan induksi persalinan berhubungan dengan kejadian lamanya KPD pada ibu dan didapatkan nilai OR 5,66 yang berarti bahwa pada ibu kpd multipara. Dari penjelasan diatas dapat berisiko gagal 5,56 kali dari ibu yang disimpulkan bahwa terdapat tidak KPD. persamaan antara teori dengan hasil Sedangkan menurut Nugroho penelitian yang menyebutkan bahwa (2012) KPD merupakan komplikasi paritas memiliki pengaruh terhadap yang berhubungan dengan kehamilan keberhasilan induksi persalinan. kurang Peneliti berpendapat hal bulan dan mempunyai ini kontribusi yang besar pada angka dikarenakan pada wanita yang sudah kematian bayi kurang bulan. Pada melahirkan memiliki kandungan NO kehamilan >35 minggu bila ada tandametabolit lebih tinggi dibandingkan tanda infeksi maka kehamilan segera wanita yang belum pernah melahirkan di dan pada primigravida terminasi dengan melakukan terjadi induksi persalinan dan bila gagal penipisan servik lebih terdahulu dilakukan sectio caesar. sebelum terjadi pembukaan, Dari penjelasan tersebut dapat sedangkan pada multipara servik telah disimpulkan bahwa terdapat persamaan lunak akibat persalinan sebelumnya, antara hasil penelitian dengan teori yang sehingga langsung terjadi proses menyebutkan bahwa kegagalan induksi penipisan dan pembukaan. persalinan berhubungan dengan KPD 11 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan yang di alami ibu bersalin. Asumsi Bidan peneliti bahwa semakin lama KPD yang Banjarmasin yang telah memberikan izin di semakin untuk mengangkat masalah yang di teliti, meningkatkan resiko infeksi pada ibu kepada Direktur RSUD dr. Murjani Sampit dan semakin bapak dr. Denny Muda Perdana,Sp.Rad yang meningkatkan resiko persalinan dengan telah memberikan izin dan tempat untuk induksi. melakukan penelitian, kepada alami ibu janin maka sehingga Dengan demikian sebagai Pendidik Stikes Sari Mulia ibu Nur petugas kesehatan agar memberikan Lathifah dan ibu Desilestia Dwi Salmarini informasi kepada ibu hamil dengan cara selaku pembimbing yang selalu memberikan menganjurkan ibu rutin memeriksakan saran dan membantu kelancaran peneliti kehamilannya, dalam melakukan penelitian. membiasakan hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan DAFTAR PUSTAKA yang Ayuba I.I., Abhulimen, O & Ekine, A.A. 2012. The safety of induction of labour in the Niger Delta Region. Grener Journal of Medical Sciences, 2 (6):173178. Bueno, B., Frutos, L.S.,Salazar, Medina, T.,Engels,V.,Archilla,B.,Izquierdo F & Bajo, J. 2005. Variable That Predict The Succes of Labor Induction. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 84: 1093-1997. Chen, W., Zhou, Y., Pu, X & Xiao C. 2014. Evaluation of propess outcomes for cervical ripening and induction of labour in full-term pregnancy. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 34: 255-258. Hurissa, B.F., Geta M & Belachew. 2015. Prevalence of failed induction of labor and associated factors among women delivered in Hawassa Public Health Facilities, Ethiopia, 2015. Journal of Women’s Health Care, 4 (5): 1-6. Hussain, AA., Yakoob, MY.,Imdad, A.,Bhut, ZA. 2011. Elective Induction for Pregnancies at or beyond 41 Weeks of Gestation and Its Impact on Stillbirth: A bergizi, olahraga teratur, mengajarkan ibu hamil pada tahap awal kehamilannya mengenai cara mengenali ketuban pecah pemahaman dini, pasien memastikan bahwa cairan amnion yang keluar pada keadaan tersebut tidak selalu menyembur (kadang-kadang cairan ini mengalir perlahan seperti merembes keluar karena penanganan yang segera dapat mencegah infeksi yang berbahaya. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada ketua program studi DIV 12 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kegagalan Induksi Persalinan Systematic Review with Meta-Analysis. BMC Public Health. April, 11. Manuaba, I.B.G., Manuaba, I.B.G.F. & Manuaba, I.A.C. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Nugroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. 13