Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 15 Pages ISSN 2302-0199 pp. 219- 233 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN ROTASI PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI IAIN ARRANIRY BANDA ACEH Fatmawati1, Mahdani2, Sofyan Idris2 1) Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: Training for teachers, not only important for the improvement of skills in special areas, but also teachers need to be productive have increased expertise that can decide what and why, and how to carry out systematic work based on adequate knowledge. The purpose of this study was to determine the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh, to determine the effect of partial education and training on the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh and the simultaneous influence on the performance of education and training high school teachers in the city of Banda Aceh. Location of the study was conducted at the senior high school in the city of Banda Aceh. While that is the object of research related to three variables, namely the performance of teachers, while the researchers took a representative sample of the population. The number of samples for the study 32.7% or 150 senior high school teachers in the city of Banda Aceh. Based on the results showed that together for the second hypothesis suggests that education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. while the individual for the first hypothesis suggests that both the education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. In improving the performance of teachers in senior high school in Banda Aceh have to really pay attention to the pattern of education and training for teachers, so education and training program endorsed by the relevant agencies can have an impact on teacher performance improvements, especially in improving student achievement and improving the quality of learning teaching in the classroom. Keywords: Education, Training and Teacher Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan baik secara parsial maupun simultan terhadap motivasi kerja karyawan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan terhadap kinerja karyawan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh baik secara parsial maupun simultan dan yntuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Adapun lokasi penelitian adalah di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Objek penelitian adalah mengenai pengaruh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan terhadap motivasi serta dampaknya pada kinerja pegawai IAIN ArRaniry Banda Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 175 orang. Hasil penelitian menunjukkan untuk hipotesis pertama diperoleh penjelasan bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan saling berhubungan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, untuk hipotesis kedua dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan untuk hipotesis ketiga dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Kata Kunci: Budaya Organisasi, Rotasi Pekerjaan, Motivasi dan Kinerja. 219 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Semakin ketatnya tingkat persaingan sumber dipengaruhi beberapa faktor diantaranya budaya daya manusi, baik dalam bisnis maupun dalam organisasi dan rotasi pekerjaan. Masrukhin dan organisasi nirlaba mengakibatkan organisasi Waridin (2006) mengungkapkan bahwa setiap dihadapkan organisasi memiliki budaya organisasi yang pada tantangan mempertahankan untuk kelangsungan dapat hidup. berfungsi untuk membentuk aturan atau Keberhasilan suatu organisasi atau organisasi pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam ini dipengaruhi oleh kinerja pegawai (job mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini berarti performance) atau hasil kerja yang dicapai oleh budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara seorang pegawai dalam melakukan tugas sesuai dengan baik akan mampu memacu organisasi dengan diberikan ke arah perkembangan yang lebih baik. Selain kepadanya. Pegawai merupakan sumber daya itu, tekanan utama dalam perubahan dan yang penting bagi organisasi, karena memiliki pengembangan bakat, tenaga, dan kreativitas yang sangat mencoba untuk mengubah nilai-nilai, sikap dan dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai perilaku tujuannya. keseluruhan. tanggung jawab yang Dalam rangka meningkatkan kinerja dari pegawainya, organisasi dari anggota organisasi organisasi adalah secara Motivasi kerja pada pegawai juga dapat memberi dipengaruhi oleh adanya rotasi pekerjaan. perhatian pada kepentingan pegawai yang Mourdoukoutas (1994) menyatakan bahwa memiliki berbagai macam kebutuhan. Ninuk rotasi pekerjaan merupakan salah satu pilihan Muljani (2002) menyatakan bahwa keinginan bagi untuk memenuhi berbagai kebutuhan inilah menyesuaikan dengan perubahan kondisi kerja. yang atau Pulich (1989) menambahkan bahwa rotasi penggerak bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan berarti pegawai melakukan pekerjaan sesuatu, termasuk melakukan pekerjaan atau yang tidak biasanya mereka lakukan. Rotasi bekerja. Seorang pegawai yang professional pekerjaan tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan kemampuan dan perilaku dari pegawai lama bahwa mereka adalah individu yang juga serta untuk orientasi dan penempatan pegawai mempunyai kebutuhan, keinginan, dan harapan baru. dipandang perlu budaya sebagai pendorong dari tempatnya bekerja. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan pegawainya mendorong adanya dapat penambahan Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry mempengaruhi motivasi kerja yang ada pada Banda Aceh. Objek ini dipilih karena Institut setiap individu untuk melakukan segala sesuatu Agama Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh yang lebih baik dari lainnya di dalam adalah melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. konsisten melakukan mekanisme kerja kerja pada yang agar akan Motivasi inilah organisasi pegawai dapat salah satu lembaga demi yang secara perbaikan sistem mencapai kinerja Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 220 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pegawai yang optimal. Institut Agama Islam dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Negeri Ar-Raniry Banda Aceh sebagai institusi Persepsi mahasiswa atau dosen tentang perguruan tinggi negeri selalu konsisten dalam pelayanan yang diterima seringkali disandarkan memberikan pelayanan kepada mahasiswa. pada persepsi pribadi seseorang, sehingga Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry Banda apabila mendapatkan layanan kurang baik maka Aceh dihadapkan pada tantangan dimana hal tersebut disandarkan pada keadaan yang lembaga ini bertugas untuk terus memberikan seharusnya diterima dan merupakan wewenang pelayanan yang lebih baik kepada mahasiswa. dari Faktor lain yang menjadi perhatian diluar lembaga tersebut dalam melayani masyarakat serta merupakan pelajaran untuk budaya organisasi yaitu rotasi pekerjaan. Hal ini intropeksi merupakan konsekuensi dari adanya perubahan diakibatkan oleh pelayanan kepada insan struktur kampus tidak begitu nampak kepermukaan. organisasi pekerjaan dan dilakukan kebijakan Sehingga gejolak yang memenuhi Banyak hal yang dapat mempengaruhi kebutuhan akan sumber daya manusia yang motivasi kerja karyawan dalam menjalankan menjalankan sistem dari kantor-kantor yang tugas dan fungsinya, untuk itu organisasi harus telah budaya berusaha menjamin agar variabel-variabel yang organisasi dengan penerapan ketentuan internal berkaitan denagn motivasi kerja karyawan dan eksternal seperti penerapan kode etik yang dapat terpenuhi secara maksimal. Variabel- tegas, pengembangan visi, misi, dan nilai, serta variabel tersebut antara lain budaya organisasi kebijakan rotasi pegawai sebagai konsekuensi dan sistem rotasi pekerjaan sehingga karyawan dari perubahan struktur organisasi merupakan tidak merasa jenuh bekerja dalam satu bidang hal yang menarik untuk suatu obyek penelitian, dalam rentang waktu yang lama. Membahas bagaimana dampak dari kedua hal tersebut masalah budaya organisasi merupakan hal yang terhadap motivasi dan kinerja pegawai Institut esensial bagi suatu organisasi, karena akan Agama Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada yang telah dimodernisasikan. dalam organisasi itu sendiri. Budaya organisasi dimodernisasi. untuk rotasi diri. Perubahan Karyawan Institut Agama Islam Negeri Ar- merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, Raniry Banda Aceh merupakan ujung tombak anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan norma-norma yang dimiliki secara bersama baik kepada setiap mahasiswa Institut Agama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu Islam Negeri Ar-Raniry maupun pelayanan (Robbins, 2006:721). kepada setiap dosen. Untuk itu baik buruknya Secara spesifik budaya dalam organisasi pelayanan tergantung sejauh mana budaya akan organisasi dan sistem rotasi pekerjaan yang kepemimpinan, karakteristik organisasi dan berlaku di lembaga tersebut, cukup berperan proses administrasi yang berlaku. Mengapa 221 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 ditentukan oleh kerja sama tim, Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala budaya organisasi penting karena merupakan pimpinan perlu mengarahkan motivasi dengan kebiasan-kebiasaan yang terjadi dalam hirarki menciptakan kondisi (iklim) organisasi melalui organisasi pembentukan yang mewakili norma-norma budaya kerja atau budaya perilaku yang diikuti oleh anggota organisasi. organisasi sehingga para karyawan merasa Budaya yang produktif adalah budaya yang terpacu untuk bekerja lebih keras agar kinerja dapat menjadikan organisasi menjadi kuat dan yang dicapai juga tinggi. Pemberian motivasi tujuan organisasi dapat terakomodasi (Sinungan, harus diarahkan dengan baik menurut prioritas 2003:48). dan dapat diterima dengan baik oleh karyawan, Keberhasilan organisasi antara peningkatan pelaksanaan lain dapat tanggung budaya dilihat jawab, dari peningkatan kedisiplinan, kepatuhan pada norma atau aturan, karena motivasi tidak dapat diberikan untuk setiap karyawan dengan bentuk yang berbedabeda. Fenomena berkenaan dengan kinerja terjadinya komunikasi dan hubungan yang pegawai dapat dilihat dari banyak pekerjaan harmonis dengan semua tingkatan, peningkatan yang telah dibebankan kepada pegawai tidak partisipasi berkurangnya dapat diselesaikan tepat waktu, banyak pegawai tingkat kemangkiran dan keluhan. Jika semua yang kurang tekun dalam menjalankan tugas hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan tanggung jawab yang telah diberikan oleh maka kinerja karyawan akan meningkat. pimpinan, masih rendahnya tingkat disiplin dan kepedulian, Menurut pengamatan dan pengalaman kerja pegawai, sehingga kinerja yang penulis pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh diharapkan oleh pimpinan dan organisasi tidak adalah bahwa motivasi kerja karyawan belum tercapai serta masih rendahnya penghargaan menunjukkan peningkatan terhadap pencapaian atas prestasi kerja yang diberikan kepada kinerja ini pegawai yang mempunyai prestasi serta kualitas disebabkan budaya organisasi yang belum kerja yang belum sepenuhnya dapat dapat sepenuhnya dipahami oleh sebagian besar dari dipertanggungjawabkan kepada pimpinan dan pegawai, disamping faktor rotasi pekerjaan organisasi. Rendahnya kinerja pegawai ini yang cenderung mengabaikan terhadap keahlian mungkin yang pegawai, organisasi yang cenderung kurang mendukung pencapaian terhadap pencapaian kinerja pegawai disamping yang diharapkan dimiliki sehingga organisasi, masing-masing berdampak terhadap kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Ermayanti oleh faktor budaya adanya faktor rotasi kerja yang cenderung mengemukakan kurang berjalan dengan baik, dimana banyak bahwa pemahaman motivasi, baik yang ada pegawai yang merasa bosan dengan posisi yang dalam diri karyawan maupun yang berasal dari sudah geluti dalam rentang waktu yang cukup lingkungan dalam lama, sehingga menimbulkan kebosanan yang peningkatan kinerja. Dalam hal ini seorang pada akhirnya berdampak terhadap rendahnya akan (2001:3), disebabkan dapat membantu Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 222 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kinerja. Dengan adanya budaya organisasi yang sampling, dengan jumlah responden sebanyak baik diharapkan akan tercipta kinerja pegawai 175 orang. yang lebih baik, disamping faktor perencanaan Operasional Variabel rotasi pekerjaan kepada pegawai. Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis Budaya Organisasi (X1), yaitu Sistem mencoba menganalisis pengaruh budaya organisasi penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai dan rotasi kerja terhadap motivasi kerja pegawai yang berkembang dalam suatu organisasi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Penelitian ini dan diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi anggota organisasi Perguruan Tinggi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh serta kajian ilmiah dalam bidang manajemen sumber Rotasi Pekerjaan (X2), yaitu Memutar atau tertentu ke jabatan lainnya yang ditetapkan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam sebuah kebijakan yang bersifat dalam bentuk karya akhir dengan judul penelitian compulsary Rotasi Pekerjaan Terhadap Motivasi Serta Motivasi (Y), Sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi Implikasinya Pada Kinerja Pegawai IAIN Ar- kearah Raniry Banda Aceh” untuk organisasi yang Lokasi peneIitian ini dilakukan pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh budaya pekerjaan memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Lokasi dan Objek Penelitian rotasi tujuan-tujuan dikondisikan oleh kemampuan upaya itu METODE PENELITIAN dan anggota- maupun fungsional dari satu jabatan Banda Aceh pada umumnya. Berdasarkan alasan organisasi perilaku menggilir penempatan pejabat struktural daya manusia, dan di lingkungan IAIN Ar-Raniry mengenai “Pengaruh Budaya Organisasi Dan mengarahkan terhadap motivasi serta dampaknya pada kinerja pegawai Kinerja Pegawai (Z), Prestasi kerja/hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. KAJIAN PUSTAKA Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Pengertian Kinerja Karyawan seluruh pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Robbins (2007 : 212), mendefinisikan yang berjumlah 314 orang pegawai administrasi prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Sedangkan seseorang karyawan selama periode tertentu penarikan dengan dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, random misalnya standar, target/sasaran atau kriteria menggunakan 223 - sampel metode dilakukan stratified Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003: 167) disepakati bersama. Oleh karena itu prestasi mengemukakan bahwa : "Evaluasi prestasi kerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan adalah evaluasi sistematik dan formal atas atau prestasi macam mengerjakan pekerjaan manusia yang pekerjaan tersebut dan karyawan dan potensi pengembangannya di masa depan". kemampuan/ketrampilan serta lingkungan dari pada pekerjaan tersebut. kerja Selanjutnya Robbins (2007: 327) mengemukakan bahwa : Dari pengertian tersebut di atas, sangat Kinerja karyawan (Employee jelas menyatakan bahwa kinerja atau prestasi Performance) adalah tingkat terhadap mana kerja adalah hasil kerja baik secara kualitas karyawan mencapai persyaratan-persyaratan maupun pekerjaan. Penilaian kinerja kuantitas yang dihasilkan oleh (Performance seseorang karyawan dalam periode tertentu Appraisal) adalah proses yang mengukur sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. kinerja Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang karyawan. Penilaian kinerja pada umumnya mencakup aspek kualitatif maupun hendak dicapai dan aktivitasnya yang dilakukan kuantitatif akan membawa kepada suatu keadaan yang Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa lebih baik seseorang melakukan pekerjaan yang memuaskan dari pada keadaan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan dari pelaksanaan pekerjaan. ditugaskan atau yang diberikan. bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan- Program penilaian karyawan yang dianut kebutuhan yang pada saatnya akan membentuk oleh tujuan-tujuan kepercayaan moral yang baik dari karyawan yang hendak dicapai dan perusahaan, dapat menimbulkan dipenuhinya. Yang menjadi persoalan sekarang terhadap perusahaan. adalah bagaimana perusahaan dapat membuat dikalangan karyawan bahwa mereka akan pegawainya menjadi pekerja yang berprestasi menerima imbalan sesuai dengan prestasi yang dalam bidangnya dan bersemangat menjalankan dicapainya, akan merupakan rangsangan bagi tugasnya, bekerja keras, dan siap menghadapi karyawan tantangan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Selanjutnya Setiap pemerintahan perusahaan perlu atau melakukan organisasi penilaian prestasi kerja para karyawannya. Penilaian untuk bila Adanya kepercayaan memperbaiki prestasinya. karyawan diberitahu kelemahan-kelemahannya, maka dengan bantuan pimpinan mereka berusaha untuk memperbaiki diri masing-masing. prestasi kerja karyawan merupakan salah satu Penilaian karyawan dapat menimbulkan alternatif dasar dalam pemindahan (mutasi) atau loyalitas terhadap perusahaan bila pemimpin promosi karyawan, sehingga akan dicapai mengembangkan dan memajukan karyawannya kinerja karyawan yang tinggi, sesuai dengan melalui pemberian sarana pendidikan khusus target dan harapan dari perusahaan. bagi karyawan yang memerlukannya. Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 224 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kemudian Mathis (2002:112) berpendapat yang menjadi tanggung jawabnya. Karyawan "Penilaian karya adalah kegiatan memberikan akan memiliki sifat untuk bekerja keras umpan balik kepada karyawan mengenai unjuk dorongan kerjanya selama kurun waktu tertentu. memenuhi Hal ini berarti penilaian karya tidak boleh dirahasiakan kepada orang yang oleh faktor-faktor cita-citanya. yang dapat Motivasi kerja karyawan akan sangat berdampak terhadap dinilai. prestasi perusahaan. Karena dengan motivasi Penilaian karya harus dijadikan kritik yang kerja karyawan yang tinggi, perusahaan akan dilengkapi saran dan petunjuk untuk perbaikan. dapat Pada kenyataannya penilaian karya bukan direncanakan tepat pada waktu dengan biaya hanya berguna untuk menetapkan besarnya yang sangat efisien. Dengan demikian pimpinan imbalan yang harus diterima seorang karyawan, harus memberikan kontribusi dalam menunjang melainkan dapat juga motivasi kerja karyawan dalam berbagai aspek membantu proses pengembangan berfungsi untuk dirinya. mencapai tujuan-tujuan yang telah kebutuhan. Penilaian yang diberikan secara terbuka dan didiskusikan, mengetahui memungkinkan hal-hal yang karyawan merupakan kekurangannya dan mengetahui dengan pasti prestasi kerja Motivasi adalah kondisi yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Diperlukan setiap hari untuk menjalankan kehidupan, hal-hal yang diharapkan darinya. Penilaian Pengertian Motivasi (performance appraisal) merupakan salah satu tugas yang paling penting bagi setiap manager yang diakui pula bahwa banyak kesulitan dialami dalam menanganinya secara memadai. Tidaklah selalu mudah untuk menilai prestasi seorang karyawan membantu orang lain, memimpin sekelompok orang dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Harvey, 2006 : 5). Motivasi berasal dari kata “movere” (latin), yang berarti mendorong atau menggerakkan (Saydan, 2006: 226). secara akurat dan lagi pula serba sulit untuk Motivasi merupakan semua kekuatan yang menyampaikan hasil penelitian kepada yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, bersangkutan tanpa menimbulkan rasa kecewa arah dan memelihara tingkah laku yang baginya. Masalah yang dihadapi manajer adalah bersangkutan. bagaimana menilai kemampuan-kemampuan hari, motivasi diartikan sebagai keseluruhan tenaga kerja pada saat ini sehubungan dengan proses pemberian dorongan atau rangsangan persyaratan-persyaratan sekarang maupun pada kepada waktu-waktu mendatang. bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa Motivasi kerja karyawan sangat erat kaitannya dengan sifat dan kemauan karyawan untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya 225 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 para Dalam kehidupan kita sehari- karyawan, sehingga mereka dipaksa (Saydan, : 2006). Motivasi adalah suatu kecenderungan untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan dalam Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian kerelaan dalam diri individu untuk mengerjakan diri, berbagai penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif (Mangkunegara, 2005 : 93). tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan. Motivasi Menurut Rivai dan Sagala, (2009 : 455) timbul atas dorongan pada seorang individu “Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai- yang dapat menggerakkan dan mengarahkan nilai perilaku. Sedangkan motivasi kerja adalah yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan proses tujuan individu”. manusia yang berhubungan dengan lingkungan Selanjutnya, Robbins, (2007 : 198) mendorong, mengarahkan perilaku kerja untuk mencapai tujuan. mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu kearah tujuan, tujuan-tujuan organisasi yang maka manusia kerja dapat dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk menumbuhkan memenuhi sesuatu kebutuhan individual. tingginya bagi para karyawan dalam organisasi. Menurut Saydan, (2006 : 328) tujuan motivasi harus setinggi- Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan pemberian motivasi bagi pegawai/ karyawan dan adalah untuk : pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah 1. Mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan; karenanya perbuatan tesebut terarah tercapai maka akan tercapai kepuasan dan cenderung untuk diulang kembali, sehingga 2. Meningkatkan gairah dan semangat kerja; 3. Meningkatkan disiplin kerja; lebih kuat dan mantap. Pengaruh motivasi dalam suatu terhadap kinerja 4. Meningkatkan prestasi kerja; karyawan lembaga/organisasi 5. Mempertinggi moral kerja karyawan; adalah para pegawai/karyawan yang bekerja 6. Meningkatkan rasa tanggung jawab; harus memiliki motivasi yang tinggi. Pegawai 7. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi; dapat mengaktulisasikan diri sesuai dengan 8. Menumbuhkan loyalitas karyawan pada kemampuan yang dimilikinya untuk lebih perusahaan. berperan dalam lembaga/ instansi. Mereka Dari pengertian tentang motif, motivasi memerlukan kondisi yang mendukung baik dari dan motivasi kerja yang dikemukakan para ahli dalam diri pegawai, berupa motivasi agar dapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif adalah bekerja suatu perangsang atau daya pendorong dalam kebutuhannya, diri seseorang yang perlu dipenuhi agar orang tercukupinya tersebut kebutuhan akan rasa aman, serta pengakuan dapat lingkungannya. menyesuaikan Motivasi diri adalah dengan daya pendorong yang menimbulkan kemauan dan dengan baik untuk memenuhi baik kebutuhan sandang, pangan, akan papan, akan keberadaannya dalam bekerja. Menurut Siagian (2006 : Volume 1, No. 1, Agustus 2012 286), - 226 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menyebutkan bahwa dengan motivasi yang “suatu kecendrungan dalam diri seorang yang tepat dan benar, para karyawan akan terdorong meningkatkan daya tahan dan mengarahkan untuk berbuat semaksimal mungkin dalam tingkah lakunya. Motivasi mencakup faktor melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa kebutuhan emosional dan biologis, yang hanya dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dapat diduga dari pengamatan tingkah laku”. dan berbagai sasarannya, kepentingan- kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan terpelihara pula. Sedangkan pengertian kerja, menurut Hasibuan, (2006 : 95), adalah “sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan Menurut Wahjosumidjo dalam Saydan, suatu pekerjaan”. (2006 : 227), “motivasi merupakan suatu proses psikilogis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi dalam diri sendiri”. Menurut Robbins dan Coulter, (2007 : 530), motivasi adalah “kerelaan untuk mengarahkan segenap upaya untuk mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk Menurut Nawawi dan Hadari, (2005 : 52), motivasi merupakan proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi antar kepribadian yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan Dari proses ini dihasilkan dorongan (motif) berupa kehendak. Kemauan dan keinginan untuk bertindak/berbuat melalui pengambilan keputusan. “pemberian daya bahwa pada dasarnya motivasi kerja adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhannya, baik yang dipengaruhi oleh Budaya Organisasi Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari lingkungannya. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya, dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan Menurut Hasibuan, (2006:95) motivasi adalah pengertian kerja di atas, dapat disimpulkan faktor intern maupun ekstern organisasi. memuaskan beberapa kebutuhan individu”. sebagai manusia. Dari berbagai pengertian motivasi dan penggerak dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak. yang Pada dasarnya manusia atau seseorang yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar berada dalam kehidupan organsisasi berusaha mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan untuk menentukan dan membentuk sesuatu berintegrasi dengan segala daya upayanya yang dapat mengakomodasi kepentingan semua untuk mencapai kepuasan”. pihak, agar dalam menjalankan aktivitasnya American Encyclopedia dalam Hasibuan, (2006:96) mendefinisikan motivasi sebagai 227 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana perusahaan individu berada, mempersatukan seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan, dan sebagainya. melakukan Budaya dalam arti sempit adalah seni (art), Lebih merupakan setiap aktivitas lanjut alat untuk individu yang secara Robbins bersama-sama. (2007 : 22), sedangkan dalam arti luas budaya berarti segala mengemukakan bahwa “Budaya organisasi segala sesuatu hasil cipta, rasa, dan karsa adalah perekat sosial yang mengikat anggota manusia baik berupa nilai-nilai, gagasan atau organisasi”. ide pemikiran hingga barang-barang fisik karakteristik atas kepribadian yang berbeda- buatan untuk beda antara orang yang satu dengan orang yang memelihara dan mempertahankan kehidupanya. lain dapat disatukan dalam suatu kekuatan Dengan demikian budaya merupakan hasil organisasi maka perlu adanya perekat sosial. manusia yang tujuannya Nampaknya agar suatu kesepakatan bersama dalam berintaraksi antar Mengingat budaya organisasi merupakan anggota (manusia) dalam suatu lingkungan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam tertentu. Adapun menurut Taylor, budaya suatu organisasi atau perusahaan sehingga adalah : “Culture of Civilization, taken in its mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih wide ethnographic ense, is that complex whole luas untuk kepentingan perorangan. Keutamaan which includeds knowladge, belief, art, morals, Budaya organisasi merupakan pengendali dan low, custom, and any other capabilities and arah dalam membentuk sikap dan perilaku habitats acquired by man as a member of manusia yang melibatkan diri dalam suatu society” (dalam Ndraha, 2007 : 43) kegiatan organisasi. Secara individu maupun Menurut Robbins : kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan “Kebudayaan merupakan inti dari apa yang Budaya organisasi dan pada umumya mereka penting dalam organisasi, seperti aktivitas akan memberi sumber-sumber daya yang ada sebagai stimulus perintah, (2007 dan : 12) larangan serta menggambarkan sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan mengatur oleh keanekaragaman seseorang bertindak. perilaku Berbagai tindakan yang dilakukan oleh anggota”. Robbins (2007 : 14) : “Budaya seseorang tentunya berbeda-beda dalam bentuk merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri perilakunya. Dalam organisasi implementasi kebiasaan kelompok- budaya dirupakan dalam bentuk perilaku. kelompok orang dalam lingkungannya”. Jadi Artinya perilaku individu dalam organisasi akan budaya mengandung apa yang boleh dilakukan diwarnai atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat bersangkutan. Robbins (2007 : 24) : ”Perilaku dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai individu berkenaan dengan tindakan yang nyata untuk menjalankan aktivitas organisasi. dilakukan oleh seseorang dapat diartikan bahwa yang yang dipengaruhi mempengaruhi Pada dasarnya budaya organisasi dalam oleh Budaya organisasi yang dalam melakukan tindakan seseorang pasti akan Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 228 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tidak terlepas dari perilakunya”. Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU Nomor Menurut Robbins (2007 :271) ”Budaya 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok organisasi diartikan sebagai sistem makna yang Kepegawaian, Peraturan Pemerintah Nomor dianut oleh anggota-anggota yang membedakan 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai suatu organisasi dengan organisasi yang lain”. Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural, maupun Dalam bukunya yang lain Robbins (2007 :479) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 menyatakan ”Budaya organisasi berupa nilai- tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, nilai dominan yang didukung oleh anggota dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, tidak organisasi, menyebut istilah Rotasi atau Rolling. atau falsafah yang menuntun kebijakan organisasi terhadap pegawai dan Menurut Sumarwoto, (2011), pengertian pelanggan, atau bisa juga diartikan sebagai cara rotasi kerja adalah memutar atau menggilir pekerjaan dilakukan ditempat itu, atau asumsi penempatan dan kepercayaan dasar yang terdapat diantara fungsional dari satu jabatan tertentu ke jabatan onggota oganisasi”. Secara singkat Budaya lainnya organisasi berarti suatu sistem pengertian yang kebijakan yang bersifat Compulsary. Sementara diterima secara bersama. itu, istilah mutasi dalam arti perpindahan, lebih Jadi Budaya organisasi berhubungan memiliki pejabat yang struktural ditetapkan pengertian teknis maupun dalam yaitu sebuah tentang dengan nilai-nilai, kebiasaan cara kerja, upacara, bagaimana mengatur mekanisme pemindahan tradisi, yang diterima oleh para anggota pejabat yang terkena kebijakan perputaran organisasi sebagai suatu sistem makna bersama, jabatan. sebagai karakteristik tertentu (identity) yang Rotasi memiliki peranan penting dalam membedakan dengan ciri organisasi yang lain. sistem Sistem diamati sebuah organisasi. Paling tidak ada 3 (tiga) merupakan sperangkat karakteristik yang selalu manfaat/kepentingan yang dapat ditarik dari dijumpai dalam suatu organisasi, dan biasanya rotasi, yaitu kepentingan dinas, kepentingan dijadikan sebagai norma yang tidak tertulis pejabat yang bersangkutan, dan kepentingan tetapi dipegang dan dijalankan setiap hari. publik. makna bersama ini bila Rotasi Pekerjaan Sebagai kepegawaian, konsep Rotasi penyelenggaraan kepegawaian dari HIPOTESIS kebijakan yang menurut dalam saya memiliki arti filosofi lebih dalam dari Mutasi (yang lebih bersifat teknis) justru tidak tersurat dalam peraturan kepegawaian di Republik Indonesia, Baik Undang-Undang Nomor 43 Berdasarkan latar belakang dan studi kepustakaan penulis menduga bahwa : Ha1 = Budaya organiasi dan rotasi pekerjaan berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap motivasi kerja karyawan IAIN Ar- 229 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Raniry Banda Aceh. Ha2 = Budaya Ha3 = organiasi Hasil dan rotasi pengujian secara parsial menunjukkan bahwa budaya organisasi secara pekerjaan berpengaruh baik secara positif berpengaruh signifikan terhadap parsial maupun simultan terhadap motivasi kerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda kinerja karyawan IAIN Ar-Raniry Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan Banda Aceh. 0.000 < 0.05 (0% < 5%). Kondisi yang sama Motivasi kerja pegawai berpengaruh diperlihatkan oleh variabel rotasi pekerjaan. secara signifikan terhadap kinerja Hasil analisis seperti yang terlihat pada tabel karyawan IAIN Ar-Raniry Banda diatas menunjukkan bahwa variabel budaya Aceh. organisasi dan rotasi pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai HASIL PEMBAHASAN IAIN Pengaruh Budaya organisasi dan Rotasi ditunjukkan oleh nilai signifikannya yang pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Serta sebesar 0.000 < 0.05 (0 % < 5%). Implikasinya Terhadap Kinerja Pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Hasil penelitian Aceh. Hasil ini Hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa budaya organisasi, rotasi pekerjaan dan bahwa motivasi kerja kerja secara bersama-sama budaya organisasi serta rotasi pekerjaan secara berpengaruh terhadap kinerja pegawai IAIN Ar- bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi Raniry Banda Aceh. Besarnya pengaruh secara kerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat Besarnya pengaruh secara simultan dari kedua dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi determinasinya. determinasi terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0.689, pengaruh kedua variabel ini terhadap motivasi artinya sebesar 68.9% perubahan didasarkan kerja pegawai administrasi IAIN Ar-Raniry kinerja Banda Aceh adalah sebesar 0.368, artinya perubahan dari variabel budaya organisasi, sebesar 36.8% perubahan didasarkan motivasi rotasi pekerjaan dan motivasi kerja sedangkan kerja dapat dijelaskan oleh perubahan dari selebihnya sebesar 0.311 artinya sebesar 31.1% variabel rotasi dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel pekerjaan, sedangkan selebihnya sebesar 63.2% budaya organisasi serta rotasi pekerjaan dan dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel motivasi kerja. budaya menunjukkan Ar-Raniry Banda Koefisien organisasi serta pengaruh pegawai ketiga dapat variabel dijelaskan ini oleh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan. Variabel Sedangkan hasil pengujian secara parsial lain yang berpengaruh terhadap motivasi antara menunjukkan bahwa budaya organisasi secara lain, positif berpengaruh signifikan terhadap kinerja kepuasan kerja, kepemimpinan, lingkungan kerja maupun faktor kompensasi. pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Hal ini Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 230 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ditandai oleh nilai signifikan 0.000 < 0.05 meningkatkan kinerja pegawai pada IAIN (0.0% < 5%). Kondisi yang sama diperlihatkan Ar-Raniry Banda Aceh. oleh variabel rotasi pekerjaan dan motivasi 2. Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua kerja. Hasil analisis seperti yang terlihat pada dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis tabel diatas menunjukkan bahwa variabel rotasi alternatif dan menolak hipotesis nol, pekerjaan terhadap artinya bahwa variabel budaya organisasi kinerja pegawai pegawai IAIN Ar-Raniry dan rotasi pekerjaan secara bersama-sama Banda Aceh. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai berpengaruh secara signifikan terhadap signifikannya yang sebesar 0.000 < 0.05 (0.0% motivasi kerja pegawai pada IAIN Ar- < 5%). Sedangkan variabel motivasi kerja Raniry Banda Aceh. berpengaruh signifikan secara positif berpengaruh signifikan terhadap 3. Sedangkan untuk pengujian hipotesis kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. ketiga dapat dijelaskan bahwa menerima Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0.000 < hipotesis alternatif dan menolak hipotesis 0.05 (0.0% < 5%). nol, Sedangkan menunjukkan hasil hipotesis ketiga bahwa motivasi kerja artinya organisasi bahwa dan rotasi motivasi kerja variabel budaya pekerjaan dan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai IAIN Ar- berpengaruh secara signifikan terhadap Raniry kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Banda Aceh. Besarnya pengaruh variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi pengaruh ketiga variabel ini terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0.535, artinya sebesar 53.5% perubahan didasarkan kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel motivasi kerja sedangkan selebihnya sebesar 0.465 artinya sebesar 46.5% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel motivasi kerja, yaitu Aceh. Saran – Saran 1. Dalam rangka meningkatkan motivasi kerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, diharapkan kepada pimpinan untuk selalu memberikan motivasi kerja kepada pegawai terutama dengan memberikan tugas dan tanggung jawab kepada pegawai. 2. Rotasi pekerjaan bagi pegawai menjadi budaya dan rotasi pekerjaan. salah satu hal penting dalam meningkatkan SIMPULAN DAN SARAN kinerja organisasi, karena dengan rotasi Kesimpulan pekerjaan pegawai akan mendapatkan 1. Hasil penelitian untuk hipotesis pertama diperoleh penjelasan bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan saling 231 - berhubungan dalam Volume 1, No. 1, Agustus 2012 rangka suasana baru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 3. Untuk menunjang peningkatan kinerja pegawai yang lebih baik, maka prioritas Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala utama adalah meningkatkan motivasi kerja, karena dengan motivasi kerja yang tinggi akan diikuti oleh peningkatan kualitas kerja menjadi lebih baik. Harvey, (2006), Motivation and Work Behavior, Accademic Press, New York. Haryanto (2005), Manajemen Personalia : Aptikasi dalam Perusahaan, Cetakan Kedua, Penerbit : Djambatan, Jakarta Hasibuan, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (2005), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Bina Aksara. Basuki dan Susilowati (2005), Metodelogi Penelitian Bisnis Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Davis Keith dan John W. Newstrom. (2006). Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ke tujuh, Jilid kedua. Erlangga, Jakarta Dessler, G. (2007). Human Resource Management 8th edition, New Jersey : Prentice Hall, Inc. Diana Sulianti Tobing, (2009). Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) III di Sumatera Utara. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.11 No. 1 Maret. Ermayanti Dwi, Thoyib Armanu, (2001). Pengaruh Faktor Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Kantor Perum Perhutani Unit II Surabaya, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Garvin (2000), Management , Edisi Ketujuh, Jilid 1. Erlangga, Surabaya. Ghozali dan Fuad, (2005), Statistik Parametrik, Binarupa Aksara, Jakarta. Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003), Organisasi, Edisi ke Lima Penerbit Erlangga, Jakarta. Griffin (2004), Human Resources Management, Allyn & Bacon Gujarati, Damodar (2005), Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hamalik (2005), Metodelogi Penelitian Bisnis:Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Heidjrachman dan Husnan, (2005), Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Yogyakarta, LP3ES. Koesmono H. Teman, (2005). Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Ekspor di Jawa Timur, Disertasi Universitas Airlangga, Surabaya. Koswara (2000), Manajemen Kinerja, Jurnal Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Kusumawati (2006), Pengaruh kepemimpinan dan Motivasi kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Perusahaan, Blitar tesis Universitas Airlangga. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (1993), Pengukuran Kinerja Aparatur Pemerintah, Jakarta. Malhotra, N. K,(2006). Marketing Research and Applied Orientation., Upper Saddle River: Prentice- International. Mangkunegara A Prabu, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mathis Robert L, Jackson, John H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Mitchel T.R., (2002). People in Organization : in Introduction to Organization Behavior, MC Graw Hill Book Comp. Tokyo Moekijat, (2005), Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta Mowday R. & Steers., (2002). Employ Organization Linkages : The Psychology of Commitment Abstein and Turn Over, Academic, inc, London. Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 232 Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Munandar, (2002), Perilaku dan Budaya Organisasi, Penerbit Refika Aditama, Bandung Nawawi dan Hadari, (2005), Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta, Ghalia Indonesia. Naylin (2003), Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung : Penerbit Sinar Baru. Ndraha, (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesatu, Cetakan Pertama, Badan Penerbit STIE - Yogyakarta. Nitisemito, (2006), Manajemen Personalia, Ghallia Indonesia, Jakarta. Rivai dan Sagala (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktik, Muria Kencana, Jakarta Robbins dan Coulter, (2007), Manajemen, PT. Indeks Jakarta. Robbins, SP., (2007). Perilaku Keorganisasian, PT. Indeks, Jakarta. Roymond, (2008), dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Pelaksanaan Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Koesnadi Bondowoso S. Pantja Djati, (2008), Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Kepuasan, Kepercayaan, dan Kesetiaan Pelanggan, Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/ Sarwoko (2005) dengan judul Analisis Jalur Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Motivasi, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian dilakukan di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jatim Area Pelayanan dan Jaringan Malang, Saydan, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan. Schermerhorn John R. (2003) Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta Sedarmayanti (2001), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, 233 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012 Bandung. Siagian, Sondang. P. (2003). Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta. Sikula Andre. F, (2005), Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Salemba Empat, Jakarta. Steers, RM and Porter, L. W., (2002). Motivation and Work Behavior, Accademic Press, New York. Sugeng Budiono (2005), Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Dan Pengembangan Karyawan, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Sumarwoto, (2011), Budaya Organisasi Perusahaan, Jakarta: Ghalia Indonesia Teman Koesmono (2005), mengenai “Pengaruh Budaya kerja Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Indusrtri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur. Tika H. Moh. Pabundu, (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetakan Pertama, PT. Bhumi Aksara, Jakarta. Umar, Husein, (2005), Metode Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran, PT. Gramedia Utama, Jakarta. Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Wahjusumidjo (2007), Kepemimpinan dan Motivasi, Cetakan III, Jakarta: Ghalia Indonesia.