aplikasi teori keperawatan need for help dan unpleasant symptoms

advertisement
 UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN AKHIR RESIDENSI
KEPERAWATAN MATERNITAS
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN
NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS
PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN
TERMINASI KEHAMILAN
KARYA ILMIAH AKHIR
MULHAERIAH
NPM.1106122663
PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JUNI 2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN AKHIR RESIDENSI
KEPERAWATAN MATERNITAS
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN
NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS
PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN
TERMINASI KEHAMILAN
KARYA ILMIAH AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Ners Spesialis Keperawatan Maternitas
MULHAERIAH
NPM.1106122663
PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JUNI 2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir ini adalah karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: Mulhaeriah
NPM
: 1106122663
Tanda tangan :
Tanggal
: 26 Mei 2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah akhfu ini diajukan oleh :
Mulhaeriah
Nama
NPM
ttml22663
Program Studi
Fakultas
Ners Spesialis Keperawatan Maternitas
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Jrdul
Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help dan
Unpleasant Symptoms pada Kehamilan Postterm
dengan Terminasi Kehamilan
Telah berhasil dipertalmnkan di hadapan Dewan Penguji Karya Ilmiah Alfiir
Program Ners Spesialis Keperawatan Matenritas Itnu Keperawatan Universitas
Indonesia
DEWAI{ PENGUJI
Pembimbing
Dr. Yati Afiyanti, MN
Pembimbing
Imami Nur Rachmawati, S.Kp., M.Sc
Penguji
Dr. dr. JM. Seno Adjie, SpOG (K)
Penguji
Dr. Atik Hodikoh, M.Kep., Sp.Kep.,Mat.
Ditetapkan
di
Tanggal
: Depok
:26Mei2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
ilt
Univercitas lndonesia
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa
karya ilmiah akhir ini saya susun sendiri tanpa tindakan plagiarism sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika di kemudian hari ternyata
saya melakukan tindakan plagiarism, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya
dan bersedia menerima sanksi dari Universitas Indonesia.
Depok, 26 Mei 2014
Yang Membuat Pernyataan
(Mulhaeriah)
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan karya ilmiah akhir yang berisi laporan akhir
residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas dan aplikasi teori keperawatan
need for help Wiedenbach dan unpleasant symptoms Audrey Gift pada kasus
kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan dapat selesai tepat pada
waktunya. Karya ilmiah akhir ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Ners Spesialis Keperawatan Maternitas Program Studi Magister Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Penyusunan karya ilmiah akhir penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Ibu Dra. Junaiti Sahar, SKp., M. App. Sc., PhD. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
2. Ibu Henny Permatasari, SKp., M. Kep., Sp. Kep. Kom. selaku Ketua Program
Studi Magister dan Spesialis Fakultas Ilmu Keperawatan yang telah
menghantarkan penulis untuk menggali ilmu di Program Spesialis Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
3. Ibu Dra. Setyowati, M.App.Sc., Ph.D. selaku Supervisor utama yang telah
sabar memberikan masukan dan bimbingan selama praktek residensi spesialis
keperawatan maternitas
4. Ibu DR. Yati Afiyanti, MN. selaku Supervisor utama yang telah dengan sabar
memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.
5. Ibu Imami Nur Rachmawati. SKp., M.Sc. selaku supervisor yang telah dengan
sabar memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
6. Bapak Dr. dr. JM Seno Adjie, SpOG (K) sebagai anggota tim penguji karya
ilmiah akhir yang begitu banyak memberikan saran dan kritikan yang
membangun.
7. Ibu Dr. Atik Hodikoh, M.Kep.,Sp.Kep.,Mat. sebagai anggota tim penguji
karya ilmiah akhir yang begitu banyak memberikan saran dan kritikan yang
membangun
8. Para pembimbing Akademik dan klinik yang telah sabar memberikan
masukan dan arahan serta membimbing selama praktik.
9. Seluruh staf pengajar Program Magister dan Spesialis Fakultas Ilmu
Keperawatan yang telah memberikan ilmu sebagai bekal dalam penyusunan
karya ilmiah akhir ini.
10. Staf akademik dan non-akademik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia yang telah memberikan bantuan dan dukungan secara teknis dalam
penyusunan karya ilmiah akhir ini.
11. Keluarga kecilku, suamiku tercinta Ns. Moh. Syafar Sangkala, S.Kep., MANP
dan putriku tersayang Nurul Alimah Musafar yang telah memberikan banyak
pengorbanan, dukungan dan kerelaan hati selama proses perjuangan ini.
12. Orang tuaku tersayang atas doa dan harapan, serta seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah akhir ini.
13. Rekan-rekan seperjuangan residensi keperawatan maternitas yang selalu
bekerjasama dalam proses residensi sampai dengan selesai.
14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini.
Semoga Tuhan YME membalas amal kebajikan yang telah diberikan dengan
tulus. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah
akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik, masukan dan saran yang bersifat
membangun.
Depok, Mei 2014
Penulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
==========================================================
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
: Mulhaeriah
NPM
: 1106122663
Program Studi
: Ners Spesialis Keperawatan
Departemen
: Keperawatan Maternitas
Fakultas
: Ilmu Keperawatan
Jenis karya
: Karya Ilmiah Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Laporan Akhir Residensi Ners
Spesialis Keperawatan Maternitas, Aplikasi Teori Keperawatan Need For Help
Wiedenbach dan Unpleasant Symptoms Audrey Gift pada Kehamilan Postterm
dengan Terminasi Kehamilan, beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).
Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan karya ilmiah akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Depok
Pada tanggal
: Mei 2014
Yang menyatakan
( Mulhaeriah )
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul
: Mulhaeriah
: Magister Ilmu Keperawatan
Kekhususan Keperawatan Maternitas
: Aplikasi Teori Keperawatan Need For Help dan
Unpleasant Symptoms pada Kehamilan Postterm
dengan Terminasi Kehamilan
Kehamilan postterm adalah usia kehamilan yang memanjang sampai 42 minggu
atau lebih yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti hormonal dan
genetik. Meskipun angka kejadian kehamilan postterm sedikit, namun kehamilan
postterm dapat memberikan dampak yang besar tehadap ibu dan janin. Oleh
karena itu, penanganan kehamilan postterm dengan mengaplikasikan pendekatan
yang efektif seperti Teori Model Keperawatan Need for Help sangat diperlukan
dalam melakukan pengkajian, observasi dan tindakan yang cepat dan tepat selama
proses persalinan. Selain itu, Theory of Unpleasant Symptoms dapat juga
diaplikasikan untuk membantu mengurangi gejala-gejala ketidaknyaman dari
segala aspek baik aspek fisik, psikologis, dan situasional selama proses
persalinan. Kelima kasus kelolaan mengalami gejala-gejala ketidaknyaman yang
saling mempengaruhi setiap gejala dan membutuhkan penanganan segera. Setelah
dilakukan terminasi kehamilan melalui induksi persalinan, ditemukan hasil yang
berbeda di setiap kasus. Kasus dua sampai lima setelah diinduksi maka dapat
melalui persalinan secara pervaginam sedangkan kasus satu berakhir dengan
tindakan seksio sesaria karena terjadi gawat janin. Peran perawat khususnya
perawat spesialis maternitas sangat diperlukan pada masa terminasi kehamilan
tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah pada
ibu dengan dengan kehamilan postterm.
Kata Kunci: Kehamilan Postterm, Teori Keperawatan Need for Help, Theory of
Unpleasant Symptoms
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
ABSTRACT
Name
Study Program
:
:
Title
:
Mulhaeriah
Master of Nursing Science
Specialize in Maternity Nursing
Application of Need For Help and Unpleasant
Symptoms Nursing Theory on Post-term Pregnancy by
Termination
Post-term pregnancy is a prolonged pregnancy period till 42 weeks or more that
can be caused by varied factors such as hormonal and genetic. Although the
incident rate is considerably small, it can bring negative impacts to mother and her
baby. Thus, it is important to manage the post-term pregnancy by applying
effective approaches such as Need for Help Nursing Theory to ensure rapid and
precise assessment, observation and immediate intervention carried out during
delivery process. In addition, The Theory of Unpleasant Symptoms can also be
applied to minimize unpleasant symptoms either physically or psychologically
and situational discomfort during the labor. The five study cases revealed that the
mothers experienced unpleasant symptoms that affected each other and required
immediate treatment. After termination with labor induction were conducted,
different results were found among the cases. Case two to five after be indiuced,
they gave birth trough vaginal birth, whil case one ended with caesarean section
because`of fetal distress. Nurse role especially maternity nursing specialist is
imperative during the gravidity termination period in performing nursing care to
overcome problems experienced by mother with post-term pregnancy.
Key words: Post-term pregnancy, Need for Help Nursing Theory, Theory of
Unpleasant Symptoms
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARSIME........................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................... vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA.......................................................... viii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS............................................................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR SKEMA...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2 Tujuan ..........................................................................................
1.3 Sistematika Penulisan....................................................................
1
1
5
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................
2.1 Ringkasan Kasus...........................................................................
2.2 Kehamilan Postterm.......................................................................
2.3 Integrasi Teori Keperawatan pada Asuhan Keperawatan
Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan.....................
2.4 Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help dan Unpleasant
Symptoms pada Asuhan Kehamilan Postterm dengan Terminasi
Kehamilan..................................................................................
6
6
8
BAB 3 PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTIK RESIDENSI
KEPERAWATAN MATERNITAS............................................
3.1
Pemberi
Pelayanana
asuhan
Kepaerawatan
secara
Langsung.....................................................................................
3.2 Edukator.......................................................................................
3.3 Konselor..........................................................................................
3.4 Advokat........................................................................................
3.5 Pngelola........................................................................................
3.6 Kolaborator..................................................................................
3.7 Agen Perubah (Innovator)............................................................
3.8 Komunikator dan Edukator..........................................................
3.7 Peneliti..........................................................................................
14
19
27
27
33
34
34
34
35
35
36
36
BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................
37
4.1 Pembahasan Asuhan Keperawatan pada Kehamilan postterm
dengan Terminasi Kehamilan....................................................
37
4.2 Pembahasan Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help dan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Unpleasant Symptoms................................................................. 40
4.3 Dukungan dan hambatan selama Melaksanakan praktik residensi
Ners Spesaialis Keperawatan Maternitas.................................... 43
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 45
5.2 Kesimpulan...................................................................................... 45
5.3 Saran................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
LAMPIRAN
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
47
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Pengelolaan Kehamilan Postterm............................................ 14
Skema 2.2 Integrasi Teori Keperawatan Need for Help dan Unpleasant
Symptoms.................................................................................. 15
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Laporan lengkap asuhan keperawatan pada kasus kelolaan
Lampiran 2
: Kontrak belajar residensi keperawatan maternitas, jadwal
praktek, dan daftar hadir residensi spesialis Keperawatan
Maternitas
Lampiran 3
: Target kompetensi selama residensi keperawatan Maternitas
Lampiran 4
: Laporan proyek inovasi
Lampiran 5
: Daftar riwayat hidup
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan didefinisikan dan dipersepsikan secara umum sebagai suatu hal yang
menyenangkan dalam kehidupan, namun perkembangan masalah dapat terjadi
secara tiba-tiba. Perkembangan masalah tersebut akan mengubah situasi dalam
kondisi krisis. Komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan dan persalinan
biasanya disertai atau tanpa adanya gejala sehingga hal tersebut merupakam suatu
tantangan bagi petugas kesehatan khususnya perawat maternitas (Reeder, Martin,
& Koniak-Griffin, 1997/2011; Ricci, 2009). Salah satu masalah yang terjadi pada
masa kehamilan dan persalinan adalah kehamilan postterm.
Kehamilan postterm atau prolong pregnancy adalah usia kehamilan yang
memanjang sampai 42 minggu atau lebih, yang melewati 294 hari lengkap
dihitung dari haid pertama haid terakhir menurut rumus Neagle dengan siklus haid
rata-rata 28 hari dan belum terjadi persalinan (Gilbert & Harmon, 2003; Ricci,
2009). Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan beresiko tinggi,
yang dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.
Kejadian kehamilan postterm dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
kesalahan penanggalan yang merupakan penyebab yang paling sering terjadi,
faktor hormonal, primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan, janin jenis
kelamin laki-laki dan faktor genetik (Kistka et al., 2007; Savitz et al., 2002;
Taipale & Hiilesmaa, 2001; Torricelli et al., 2006). Penelitian yang dilakukan oleh
Laursen et al. (2004) menemukan bahwa kembar monozigot dan dizigot akan
menyebabkan kehamilan yang berkepanjangan dan juga menemukan bahwa faktor
genetik ibu mempengaruhi tingkat kehamilan postterm sebanyak 30 % dalam
kehamilan. Faktor yang lain adalah usia ibu, obesitas, paritas, hipertensi kronik,
diabetes milletus (Caughey, Stotland, Washington, & Escobar, 2009; Olesen,
Westergaard, & Olsen, 2006; Roos, Sahlin, Ekman Ordeberg, Kieler, &
Stephansson, 2010).
1 Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2 Di Amerika Serikat, sekitar 18% kehamilan tunggal berlanjut hingga 41 minggu,
sekitar 10 % (3-14%) terus berlanjut setelah 42 minggu dan 2 – 7 % berlanjut
setelah 43 minggu kehamilan (Caughey, 2013; Norwitz, Snegovskikh, &
Caughey, 2007). Sedangkan di Eropa prevalensi kehamilan postterm diperkirakan
sekitar 0.8% sampai 8.1 % (Zeitlin, Blondel, Alexander, & Bréart, 2007).
Berdasarkan Riskesdas 2010 ditemukan sekitar 6.5 % komplikasi kehamilan
termasuk kehamilan postterm (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Sedangkan
angka kejadian kehamilan postterm di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
sejak bulan September sampai dengan Desember 2013 tercatat sebanyak 12 kasus
dari 632 kehamilan, dan di RSCM Jakarta tercatat 8 kasus dari 415 kehamilan
sejak bulan Maret sampai Mei 2014. Berdasarkan data tersebut, meskipun angka
kejadian kehamilan dengan postterm sedikit tetapi kehamilan postterm akan
memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup ibu dan
bayi.
Dampak kehamilan postterm terhadap janin yaitu bisa menyebabkan kematian
perinatal. Setelah 42 minggu, insiden kesakitan neonatus dan janin adalah 25%.
Angka kematian perinatal pada kehamilan 42 minggu adalah 2 kali lipat dari 40
minggu dan meningkat 4 kali lipat pada 43 minggu dan 5 -7 kali lipat pada 44
minggu (Caughey, 2013; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011).
Kematian neonatal dapat terjadi akibat kesakitan pada masa periode antenatal
yang meliputi gawat janin, bayi kecil masa kehamilan atau bayi besar masa
kehamilan, infeksi intrauterine, insufisiensi uteroplacental dan aspirasi mekonium
(Mandruzzato et al., 2010; Norwitz et al., 2007). Insufisiensi uteroplacenta
menyebabkan penurunan perfusi sehingga kurang efisien dalam memberikan
nutrsi dan oksigen ke janin. Volume cairan ketuban juga menurun yang
menyebabkan hipoksia janin dan peningkatan resiko kompresi pada tali pusat
yang bisa menyebabkan terjadinya asfiksia (Ricci, 2009). Selain itu, Risiko
kematian neonatal terjadi akibat partus lama, distosia bahu, cephalopelvic
disproportion (CPD) sehingga terjadi injuri ortopedik atau neurologis (Norwitz et
al., 2007).
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
3 Sedangkan dampaknya pada ibu dengan kehamilan postterm dapat mengalami
komplikasi pada saat persalinan terkait dengan ukuran janin yang besar saat lahir,
trauma pada jalan lahir termasuk laserasi perineal, episiotomi perdarahan
postpartum dan infeksi. Intervensi induksi persalinan dengan prostaglandin atau
oxitosin, persalinan vacum atau forsep dan seksio sesaria sangat diperlukan. Ibu
juga akan mengalami kelelahan dan reaksi psikologis seperti depresi dan frustrasi
(Gilbert & Harmon, 2003; Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010).
Penanganan medis yang dilakukan pada ibu dengan kehamilan postterm adalah
terminasi kehamilan dengan induksi persalinan yang merupakan manajemen
medis primer. Manejemen lain adalah dengan melakukan observasi terhadap
jumlah gerakan janin perhari, monitoring jumlah cairan amnion setiap minggu,
dan non-stress testing untuk mengetahui kesejahteraan janin. Kehamilan postterm
dengan serviks yang sudah matang biasanya dilakukan induksi persalinan
sedangkan serviks yang belum matang akan diberikan agen untuk pematangan
serviks (cervical ripening agent) seperti protaglandin gel diikuti dengan induksi
oksitosin (Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, & Roy, 2010; Susan &
Shelton, 2011)
Penatalaksanaan keperawatan bagi ibu dengan kehamilan postterm adalah dengan
memberikan asuhan keperawatan baik secara fisik maupun psikologis. Persiapan
secara fisik pada masa antepartum dengan melakukan stimulasi puting susu,
mengobservasi adanya kontraksi, serta memberikan informasi yang akurat.
Sedangkan pada masa intranatal dengan memonitor denyut jantung janin, adanya
tidaknya kompresi tali pusat, cairan amnion yang kurang akan menyebabkan
terjadinya hipoksia. Persiapan psikologis untuk mengurangi kecemasan dengan
memberikan penjelasan mengenai kehamilannya terutama jika akan dilakukan
terminasi kehamilan dengan induksi persalinan. Perawat harus menjelsakan
mengenai prosedur pada saat induksi persalinan ( Ricci, 2009; Susan & Shelton,
2011). Observasi terhadap ibu dan janin serta dukungan emosional diberikan
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
4 terhadap
ibu
secara
terus
menerus
untuk
mengurangi
gejala-gejala
ketidaknyamanan.
Kehamilan postterm memerlukan tindakan yang cepat dan tepat agar dapat
mencegah komplikasi yang bisa menyebabkan kematian pada ibu dan bayi dengan
mengakhiri kehamilan (Gilbert & Harmon, 2003). Oleh karena itu, sebagai
perawat khususnya perawat maternitas harus memberikan perawatan yang
professional dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat maternitas harus
memberikan perawatan pada ibu dalam mempersiapkan persalinan atau kelahiran
anaknya sehingga ibu dan bayi sehat dan selamat dalam proses persalinan
(Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011).
Teori “Need for Help”
Wiedenbach menjelaskan bahwa peran perawat sangat diperlukan dalam
memberikan bantuan sesegera mungkin untuk meningkatkan dan memperbaiki
kemampuan dalam mengatasi masalah yang dialami pasien (Parker, 2001).
Selain penerapan teori keperawatan Wiedenbach (Need for Help) untuk
memberikan tindakan yang sesegera mungkin,
perawat juga harus mampu
memenuhi kebutuhan untuk mengurangi gejala-gejala ketidaknyaman dari segala
aspek baik aspek fisik, psikologis, sosial kultural dan spritual selama proses
persalinan. Oleh karena itu, penerapan model teori keperawatan Theory of
Unpleasant Symptoms (TOUS) oleh Audrey Gift sangat diperlukan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap gejala-gejala ketidaknyaman dari berbagai
konteks dan menyediakan informasi yang bermanfaat serta memberikan intervensi
untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi dampak negatif dari gejala-gejala
ketidaknyaman (Peterson & Bredow, 2004; Smith & Liehr, 2008).
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
5 1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Menggambarkan pelaksanaan praktik residensi keperawatan maternitas
1.2.2
Tujuan Khusus
1.2.2.1 Menuliskan lima kasus kehamilan postterm yang dikelola
1.2.2.2 Menjelaskan kerangka teoritis asuhan keperawatan pada kasus kehamilan
postterm dengan teori need for help dan unpleasant symptoms
1.2.2.3 Menggambarkan aplikasi teori need for help dan unpleasant symptoms
pada kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan
1.2.2.4 Melaporkan pencapaian target praktik residensi keperawatan maternitas
1.2.2.5 Membahas aplikasi teori need for help dan unpleasant symptoms pada
kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan dikaitkan dengan
peran perawat maternitas.
1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya ilmiah akhir ini terdiri dari bab 1 yaitu pendahuluan
yang mencakup latar belakang masalah, tujuan penulisan serta sistematika
penulisan. Bab 2 berisi tentang aplikasi teori keperawatan pada kasus kehamilan
postterm dengan terminasi kehamilan dengan menggunakan teori keperawatan
need for help dan unpleasant symptoms yang terdiri dari 5 kasus kelolaan,
tinjauan pustaka, integrasi dan penerapan teori keperawatan. Bab 3 berisi tentang
tujuan pendidikan residensi keperawatan spesialis maternitas, pelaksanaan praktek
residensi dan pencapaian kompetensi. Bab 4 terdiri dari pembahasan kasus-kasus
kelolaan berdasarkan tinjauan medis, pembahasan penerapan teori keperawatan
need for help dan unpleasant symptoms dalam asuhan keperawatan kehamilan
postterm dengan terminasi kehamilan serta kendala dan pendukung pencapaian
kompetensi. Bab 5 berisi tentang kesimpulan dan saran. Karya ilmiah ini juga
dilengkapi dengan kepustakaan dan lampiran yang terkait dengan pelaksanaan
praktik residensi spesialis keperawatan maternitas.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
BAB 2
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN
UNPLEASANT SYMPTOMPS PADA ASUHAN KEPERAWATAN
KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
Bab ini akan menguraikan penerapan teori keperawatan
Need for Help dan
Unpleasant Symptomps pada asuhan keperawatan kehamilan postterm dengan
terminasi kehamilan.
2.1 Ringkasan Kasus
Kasus 1
Ny. N, 24 tahun, G1P0A0, hamil 42-43 minggu, SMA, ibu rumah tangga,
Betawi, Islam, masuk Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong tanggal 23 Oktober
2013
pukul 09.30 WIB rujukan dari Puskesmas Cimanggis dengan keluhan
mules-mules, keluar lendir dan darah sedikit dari vagina. Ny. N juga cemas
menghadapi proses persalinan karena tidak mempunyai pengalaman serta cemas
dengan kondisi janinnya karena menurut bidan kehamilannya sudah lewat waktu.
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 03 Januari 2013 taksiran partus (TP)
10 Oktober 2013. Pemeriksaan abdomen terdapat linea nigra, tinggi fundus uteri
36 cm, pada bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kiri, kepala sudah
masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi uterus teratur 3 kali dalam 10 menit
dengan interval 20 detik bersifat ringan, denyut jantung janin 143 kali/menit ,
reguler. Vulva /vagina tidak ada kelainan, tampak keluar lendir dan darah, portio
masih tebal, pembukaan serviks 3 cm, ketuban masih utuh, penurunan kepala di
Hodge II-III, presentasi kepala.
Kasus 2
Ny. S, 28 tahun, G4 P3 A0, hamil 42-43 minggu, Sekolah Dasar, ibu rumah
tangga, Sunda, Islam, masuk rumah sakit 28 Oktober 2013 pukul 08.05 rujukan
dari bidan dengan keluhan keluar air-air sejak 2 hari yang lalu tidak ada
pengeluaran darah dan lendir. Riwayat hamil saat ini, HPHT 01 Januari 2013 TP
08 Oktober 2013. Pemeriksaan abdomen ditemukan TFU 33 cm, pada bagian
6 Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
7 fundus teraba bokong, punggung terletak di kiri, kepala sudah masuk pintu atas
panggul 4/5, kontraksi uterus 1-2 kali dalam 10 menit dengan interval 20 detik,
denyut jantung janin 140 kali /menit regular. Vulva /vagina tidak ada pengeluaran
lendir dan darah, tidak ada edema, tidak ada varises, portio tebal, pembukaan
serviks 1 cm, ada pengeluaran air ketuban, penurunan kepala pada Hodge I,
presentasi kepala. Hasil pemeriksaan USG tanggal 27 Oktober 2013 didapatkan
kehamilan postterm, tampak janin presentase kepala, tunggal hidup, cairan
amnion berkurang.
Kasus 3
Ny. I, 30 tahun, G2P1A0, hamil 42- 43 minggu, Sekolah Menengah Pertama, ibu
rumah tangga, Sunda, Islam, masuk rumah sakit tanggal 6 November 2013 pukul
17.45 WIB rujukan dari poliklinik kebidanan karena tidak ada tanda-tanda
melahirkan padahal kehamilan sudah lewat waktu. Keluhan saat ini adalah cemas
karena tidak ada tanda-tanda melahirkan dan cemas dengan kondisi janinnya.
Riwayat hamil saat ini, hari pertama haid terakhir tanggal 14 Januari 2013
taksiran partus 21 Oktober 2013. Pemeriksaan abdomen ditemukan tinggi fundus
uteri 36 cm, pada bagian fundus teraba bokong punggung terletak di kiri, kepala
sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung
janin 150 kali/menit reguler. Vulva /vagina tidak ada kelainan, tidak ada
pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam, tidak ada pembukaan
serviks. Hasil pemeriksaan USG tanggal 06 November 2013 didapatkan
kehamilan postterm, tampak janin presentase kepala, tunggal hidup, taksiran berat
janin 3100 gram, cairan amnion berkurang, letak plasenta di fundus belakang.
Kasus 4
Ny. N, 25 tahun, G2P1A0, hamil 42-43 minggu, sekolah dasar, ibu rumah tangga,
Jawa, Islam, masuk rumah sakit Cibinong tanggal 4 Desember 2013 pukul 06.17
WIB rujukan dari bidan dengan keluhan mules-mules pada perut, keluar lendir
dan darah dari vagina, cemas dengan kondisi janinnya karena kehamilan pertama
juga lewat waktu dan bayinya meninggal. Riwayat hamil saat ini, hari pertama
haid terakhir tanggal 26 Januari 2013, taksiran partus 3 November 2013.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
8 Pemeriksaan abdomen ditemukan tinggi fundus uteri 31 cm, pada bagian fundus
teraba bokong punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul
2/5, kontraksi uterus teratur 2 - 3 kali dalam 10 menit dengan interval 30 detik,
denyut jantung janin 160 kali/menit, irregular. Vulva /vagina tidak ada kelainan,
tampak keluar lendir dan darah, portio lunak dan tipis, pembukaan serviks 3 cm,
ketuban masih utuh, penurunan kepala di Hodge II-III, presentasi kepala. Hasil
pemeriksaan USG tanggal 3 Desember 2013 didapatkan kehamilan postterm,
tampak janin presentase kepala tunggal hidup, taksiran berat janin 3500 gram,
cairan amnion berkurang, letak plasenta di fundus belakang.
Kasus 5
Ny. Is, 27 tahun, G2 P1 A0 hamil 42 – 43 minggu, sekolah menengah pertama,
ibu rumah tangga, Betawi, Islam, masuk IGD RSCM tanggal 7 Mei 2014 pukul
22.45 WIB pasien rujukan Puskesmas Setia Budi dengan gawat janin. Pasien
mengeluh mules-mules 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku hamil
cukup bulan dengan HPHT 18 Juli 2013, TP 25 April 2014. Pasien mengatakan
melakukan pemeriksaan yang teratur di bidan Puskesmas Setia Budi. Pemeriksaan
abdomen ditemukan tinggi fundus uteri 33 cm, pada bagian fundus teraba bokong,
punggu janin terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5
kontraksi uterus tidak ada, DJJ 140 kali/menit. Vulva /vagina tidak ada kelainan,
tidak ada pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam, tidak ada
pembukaan serviks. Hasil pemeriksaan USG tanggal 7 Mei 2014 didapatkan
kehamilan 42-43 minggu, tampak janin presentase kepala tunggal hidup, taksiran
berat janin 3310 gram, cairan amnion berkurang, tidak ada lilitan tali pusat.
2.2 Kehamilan Postterm
Kehamilan postterm adalah salah satu komplikasi kehamilan yang paling sering
terjadi, ketika persalinan gagal dimulai secara spontan pada usia kehamilan 42
minggu atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir dan disertai tanda
sindrom postmatur pada bayi (Gilbert & Harmon, 2003; Reeder, Martin, &
Koniak-Griffin, 1997/2011). Meskipun penyebab kehamilan postterm belum
diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor yang berhubungan dengan
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
9 kejadian kehamilan postterm baik dari faktor ibu maupun janin (Gilbert &
Harmon, 2003).
Faktor penyebab dari ibu diantaranya adalah faktor hormonal yaitu kurangnya
sekresi estrogen dan sekresi progesteron terus berlanjut. Kurangnya estrogen
menyebabkan kurangnya prostaglandin yang mengurangi kepekaan uterus
terhadap oksitosin (Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010) . Faktor
lain yang mempengaruhi kehamilan postterm diantaranya riwayat kehamilan
postterm, usia ibu antara 20 - 29 tahun, primigravida, perdarahan yang terjadi
pada trimester pertama, faktor genetik, obesitas, paritas dan penyakit ibu seperti
hipertensi kronik dan diabetes mellitus (Caughey, Stotland, Washington, &
Escobar, 2009;
Laursen et al., 2004; Olesen, Westergaard, & Olsen, 2006;
Torricelli et al., 2006).
Faktor penyebab dari janin adalah kadar kortisol yang rendah dalam darah janin,
cacat bawaan janin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak ada
kelenjar pituitari pada janin, defisiensi sulfat plasenta. Faktor lain yang
menyebabkan kehamilan possterm adalah kelainan letak janin, tali pusat pendek
dan bagian bawah masih tinggi sehingga tidak ada tekanan pada pleksus
frankenhauser yang akan membangkitkan kontraksi uterus (Gilbert & Harmon,
2003; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011).
Kehamilan postterm terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan
adanya his dan terjadi penundaan persalinan.
Rendahnya kadar estriol pada
perempuan hamil dapat menghalangi biosintesa estrogen plasenta sehingga
persalinan tidak terjadi pada waktu aterm dan mengganggu fungsi plasenta
(Norwitz et al., 2007). Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 36 – 38
minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar
estrogen dan kadar laktogen plasenta. Terjadi dua spasme arteri spiralis plasenta.
Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan
tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50
%. Volume air ketuban juga mulai berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Hal
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
10 ini menyebabkan terhalangnya kemampuan janin untuk memperoleh nutrisi dan
oksigen untuk proses tumbuh kembang janin intrauterine sehingga proses
kembang janin akan mengalami gangguan (Gilbert & Harmon, 2003).
Manifestasi klinis dari kehamilan postterm adalah kehamilan berusia 42 minggu
atau lebih, penurunan berat badan ibu, penurunan ukuran uterus karena jumlah
cairan amnion mulai menurun, terdapat mekonium di dalam cairan amnion,
maturasi tulang janin lebih cepat dan berkurangnya gerakan janin (Gilbert &
Harmon, 2003; Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010).
Kehamilan postterm akan memberikan dampak terhadap ibu dan janinnya atau
bayi. Dampaknya terhadap ibu diantaranya ukuran janin yang besar sehingga
intervensi dengan seksio sesaria diperlukan. Selain itu, distosia, trauma jalan lahir,
perdarahan postpartum dan infeksi. Persalinan dengan intervensi seperti vakum
atau forcep dan juga induksi persalinan kemungkinan akan dilakukan. Ibu juga
akan mengalami kelelahan. Selain dampak terhadap fisik juga memberikan
dampak terhadap psikologis seperti cemas dan frustrasi, takut serta merasa
terganggu
karena
kehamilan
belum
berakhir.
Oleh
karena
itu,
dapat
mengakibatkan respon negatif dari ibu seperti ibu berisiko memproyeksikan
kemarahannya kepada bayi yang dikandung atau ibu menjadi tidak kooperatif
terhadap tindakan yang diberikan (Gilbert & Harmon, 2003; Norwitz et al., 2007;
Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010; Ricci, 2009).
Sedangkan risiko kehamilan postterm terhadap janin antara lain makrosomia,
sindrome dismaturitas yang ditandai dengan perubahan pada kulit dengan atau
tanpa kehilangan jaringan lemak subkutaneus, hipoksia janin akibat insufisiensi
uteroplasenta atau kurangnya volume cairan ketuban yang bersiko terhadap
kompresi tali pusat yang menyebabkan terjadinya asfiksia, sindrom aspirasi
mekonium, hipoglisemia, dan polisitemia (Gilbert & Harmon, 2003; Ricci, 2009).
Selain itu, cephalopelvicdisproportion (CPD) yang menyebabkan terjadinya injuri
ortopedik atau neurologis (Norwitz et al., 2007). Kelahiran bayi kecil masa
kehamilan atau bayi besar masa kehamilan, dan infeksi intrauterine juga bisa
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
11 terjadi, bahkan kematian neonatal serta berisiko terhadap kematian pada satu
tahun pertama kelahiran (Mandruzzato et al., 2010; Norwitz et al., 2007).
Kehamilan postterm dapat didiagnosis dengan cara menentukan usia kehamilan
yaitu dengan menggunakan rumus Neagle dengan mempertimbangkan siklus
menstruasi dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus
uterus dengan menggunakan sentimeter akan memberikan informasi mengenai
usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang ditemukan adalah air ketuban yang
berkurang dan gerakan janin yang jarang. Selain riwayat haid, penentuan
diagnosis kehamilan dilihat juga pada hasil pemeriksaan antenatal termasuk hari
pertama haid terakhir (HPHT), gerakan janin pada (umur kehamilan 16 – 18
minggu, terdengar denyut jantung janin (10 – 12 minggu dengan doppler dan 19
– 20 minggu dengan fetoskop). Pemeriksaan melalui USG untuk menilai usia
kehamilan,
oligihidramnion dan
derajat
maturitas
plasenta. Selain itu,
kardiotokografi (KTG) untuk mengetahui kesejahteraan janin (Gilbert & Harmon,
2003; Norwitz et al., 2007; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011).
Kemungkinan komplikasi yang terjadi pada ibu yaitu trauma langsung persalinan
pada jalan lahir (robekan luas dan ruptur perineum tingkat lanjut), infeksi karena
terbukanya jalan lahir secara luas sehingga mudah terjadi kontaminasi bakterial
dan perdarahan (trauma langsung jalan lahir, atonia uteri, retensio plasenta)
(Gilbert & Harmon, 2003). Sedangkan komplikasi yang terjadi pada bayi yang
dikandung pada kehamilan dengan postterm diantaranya hipoksia, hipovolemia,
asidosis, sindrom gawat napas, hipoglikemia, hipofungsi adrenal. Persalinan janin
makrosomia pervaginam akan menimbulkan trauma pada bayi yaitu asfiksia
(Gilbert & Harmon, 2003).
Penanganan kehamilan postterm harus mempertimbangkan kondisi janin melalui
tes tanpa tekanan (non stress test/NST), gerakan janin dengan cara subjektif
(normal rata-rata 7 kali/20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (10 kali/20
menit), dan amnioskopi yaitu ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih
mungkin keadaan janin masih baik, sebaliknya air ketuban sedikit dan
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
12 mengandung mekonium akan mengalami risiko asfiksia (Mandruzzato et al.,
2010; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Prinsip penatalaksanaan
dari kehamilan postterm dimulai dari umur kehamilan 41 minggu adalah
tergantung dari derajat kematangan serviks dengan menilai skor bishop atau
Fungsi Dinamik Jantung Placenta (FDJP). Prosedur tetap tentang cara mengakhiri
kehamilan postterm meliputi bila serviks matang (skor bishop ≥ 6) dilakukan
induksi persalinan (bila tidak ada kontra indikasi) dan seksio sesaria hendaknya
diputuskan bila berat janin ≥ 4000 gram. Serviks belum matang(skor bishop < 6)
perlu melakukan penilaian janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak akan diakhiri
melalui pemeriksaan profil biofisik yaitu bila profil biofisik 0-2 atau ditemukan
oligohidramnion (<2 cm pada kantong terbesar atau indeks cairan amnion <5)
atau dijumpai deselerasi variabel pada (NST), maka dilakukan induksi persalinan
dengan pemantauan KTG kontinyu; Bila volume cairan amnion normal dan NST
tidak reaktif, uji dengan kontraksi (CST) harus dilakukan. Bila CST positif, janin
perlu dilahirkan, sedangkan bila CST negatif kehamilan dibiarkan berlangsung
dan penilaian janin dilakukan 3 hari kemudian; keadaan serviks (skor bishop)
harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien; semua pasien harus diakhiri
kehamilannya bila telah mencapai 308 hari (44 minggu) tanpa melihat keadaan
serviks (Goodwin, Montoro,
Muderspach, Paulson, & Roy 2010; RSUPN
Ciptomangunkusumo, 2007; Rumah Sakit Hasan Sadikin, 2005).
Pematangan serviks dapat menggunakan prostaglandin E (misoprostol 25 g
intravaginal yang diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama) atau
dilakukan pemasangan balon kateter folley ke dalam kanalis servikalis. Apabila
setelah 24 jam belum terjadi persalinan spontan, keadaan ibu dan janin masih baik
maka dilakukan pemasangan infus dengan cairan normal saline ditambah dengan
oksitosin (Mandruzzato et al., 2010; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin,
1997/2011). Oleh karena itu, peran perawat maternitas sangat diperlukan baik
dengan memberikan informasi yang jelas`mengenai risiko dan keuntungan dari
intervensi yang di berikan serta memantau kondisi janin dan ibu. Pengelolaan
kehamilan postterm dapat dilihat pada skema 2.1
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
13 Skema 2.1
Pengelolaan Kehamilan Postterm
Pengelolaan Kehamilan Postterm
 Penilaian umur Kehamilan
 Tinggi fundus
 Faktor risiko
 Riwayat obstetri yang lalu
 HPHT
Kehamilan >41 minggu
Serviks matang
(Skor Bishop ≥6)
Induksi persalinan
Serviks belum matang
(Skor Bishop <6)
Seksio sesaria
- Janin >4000gr
Oligihidramnion
Induksi
Persalinan
Pemantauan janin: NST-OCT
USG
Deselerasi
Variabel
- Volume cairan
amnion normal
- NST tidak reaktif
Induksi
persalinan
CST
(Uji dengan kontraksi)
FDJP > 6
Pervagina
FDJP < 6
Perabdomen
Positif (+)
Induksi
Persalinan
44 minggu
Serviks matang
Induksi
Persalinan
Negatif (- )
Pemamtauan
janin diulangi
(2x/minggu)
44 minggu
Serviks belum matang
Pematangan serviks dapat menggunakan
prostaglandin E atau dilakukan pemasangan
balon kateter folley. Apabila setelah 24 jam
belum terjadi persalinan spontan, maka
dilakukan pemasangan infus dengan cairan
normal saline ditambah dengan oksitosin Sumber : Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, & Roy 2010; Mandruzzato
et al., 2010; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011; RSUPN
Ciptomangunkusumo, 2007; Rumah Sakit Hasan Sadikin, 2005).
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
14 2.3 Integrasi Teori Keperawatan pada Asuhan Keperawatan kehamilan
Postterm dengan Terminasi Kehamilan
Keterkaitan teori keperawatan need for help dan unpleasant symptomps dalam
pemberian asuhan keperawatan pada ibu kehamilan postterm dengan terminasi
kehamilan diuraikan pada skema berikut:
Skema 2.2
Integrasi Teori Keperawatan Need for Help dan Unplesant Symptoms pada Kehamilan Postterm
dengan Terminasi Kehamilan
Kehamilan Postterm
Pengkajian Keperawatan (Identifikasi)
1. Identifikasi Fisik:
 Kondisi ibu : HPHT, umur kehamilam,
Pemeriksaan dalam dll
 Kondisi janin : DJJ, gerakan janin
 Faktor fisiologis (Unpleasant Sypmtoms) :
Nyeri, kelelahan dll
2. Identifikasi Psikologis:
 Faktor Psikologis (Unpleasant
Sypmtoms):cemas, takut, frustasi
 Faktor Situasional (Unpleasant Sypmtoms) :
dukungan keluarga, status ekonomi
Ketiga faktor akan
mempengaruhi perilaku:
 Keterampilan motorik
 Sosial
 Kognitif
Ministrasi (Perencanaan Keperawatan)
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Keperawatan
a.
b.
Intervensi
Mencegah komplikasi ibu dan janin
Mengurangi unpleasant symptoms (Faktor
fisiologis, psikologis dan situasional
Koordinasi : Terminasi kehamilan, USG, CTG
Validasi (Evaluasi)
Sumber: (Alligood & Tomey, 2006; Parker, 2001; Peterson & Bredow, 2004; Smith & Liehr, 2008).
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
15 Berdasarkan skema di atas dapat dilihat bahwa teori keperawatan need for help
dan unplesant symptomps digunakan secara terintegrasi selama masa intranatal.
Teori keperawatan Need for Help Wiedenbach sebagai suatu kegiatan dari seorang
tenaga profesional perawat maternitas yang mempunyai potensi dalam
memberikan bantuan segera kepada individu agar merasa nyaman dan mampu
sehingga mempunyai kekuatan melakukan koping dalam mengatasi masalah
kesehatannya (Alligood & Tomey, 2006; Wiedenbach, 1963).
Teori need for help juga menjelaskan bagaimana perawat mampu membuat suatu
kegiatan tertentu yang diinginkan klien yang memiliki potensi untuk
meningkatkan atau memperbaiki kemampuan dalam mengatasi suatu masalah.
Teori ini juga menjelaskan bahwa pasien adalah penerima bantuan dari tenaga
keperawatan berupa pengetahuan, perawatan dan nasehat. Konsep penting dari
teori ini adalah memberikan pengetahuan, keterampilan, sehingga pasien mampu
melakukan suatu keputusan terkait dengan masalahnya (Parker, 2001).
Ibu dengan kehamilan postterm akan memberikan dampak terhadap ibu dan
janinnya serta mengalami gejala-gejala ketidaknyamanan dalam hal ini nyeri,
cemas dan kelelahan yang akan saling mempengaruhi antara gejala-gejala yang
ada. Oleh karena itu, ibu dengan kehamilan possterm memerlukan intervensi
sesegera mungkin untuk mengakhiri atau terminasi kehamilan. Bantuan dari
perawat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan ibu
serta dapat mencegah komplikasi terhadap ibu dan janin. Penerapan teori
keperawatan Wiedenbach (Need for Help) sangat diperlukan oleh ibu dengan
kehamilan postterm untuk memfasilitasi individu dalam memberikan bantuan agar
merasa nyaman sehingga pasien mampu mengatasi masalah kesehatannya.
Wiedenbach menggambarkan praktik keperawatan dalam tiga tahapan yaitu
identifikasi, ministrasi dan koordinasi, serta validasi (Fitzpatrick & Whall, 1989;
Parker, 2005; Alligood & Tomey, 2006).
Identifikasi data yang lebih kompleks akan membantu dalam pemberian asuhan
keperawatan yang tepat dalam menangani ibu dengan kehamilan postterm yang
akan dilakukan terminasi kehamilan Oleh karena itu, selain penggunanan teori
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
16 keperawatan need for help dalam mengatasi masalah pada ibu hamil dengan
postterm, Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) Audrey Gift dapat
diaplikasikan dalam mengurangi gejala-gejala ketidaknyamanan dengan cara
meningkatkan pemahaman terhadap sekumpulan gejala ketidaknyamanan dari
berbagai konteks dan menyediakan informasi yang bermanfaat serta memberikan
intervensi keperawatan untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi dampak
negatif dari gejala-gejala ketidaknyamanan (Peterson & Bredow, 2004; Smith &
Liehr, 2008). Aplikasi teori unpleasant symptoms terintegrasi dalam penerapan
teori need for help selama proses persalinan. Penggunaan teori need for help
secara bersamaan melakukan identifikasi dan pengkajian mengenai gejala-gejala
ketidaknyamanan dengan menggunakan teori unpleasant symptoms.
Identifikasi masalah yang dihadapi ibu hamil postterm dengan terminasi
kehamilan dimulai identifikasi secara fisik dengan mendapatkan informasi
kesehatan yang terperinci seperti keluhan utama, riwayat kehamilan sekarang
termasuk HPHT, taksiran partus, usia kehamilan, pergerakan janin pertama kali
dirasakan, pergerakan janin dalam 24 jam pertama kemudian riwayat menstruasi,
riwayat obstetri dan ginekologi, riwayat KB, status nutrisi dan cairan, status
eliminasi, aktivitas dan istirahat, pengkajian nyeri, pemeriksaan fisik termasuk
faktor fisiologis dari unpleasant symptoms dan juga pemeriksaan diagnostik.
Selanjutnya melakukan pengkajian psikologis dengan mengkaji faktor psikologis
dan faktor situasional dari unpleasant symptoms seperti perasaan ibu terhadap
kehamilan dan persalinannya, harapan ibu terhadap persalinannya, status
mental/moodnya, status ekonomi keluarga, dukungan dari keluarga, ketersediaan
terhadap akses dan sumber daya terhadap pelayanan kesehatan, perilaku dan gaya
hidup seperti diet dan olahraga. Lingkungan fisik juga akan berpengaruh terhadap
gejala yang dialami seperti kebisingan, cahaya, kelembapan, kualitas udara di
kamar bersalin. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku (performance)
baik motorik, sosial dan kognitif (Lenz, Suppe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995,
1997; Pugh, Milligan, Parks, Lenz, & Kitzman, 1998; Peterson & Bredow, 2004;
Smith & Liehr, 2008)
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
17 Setelah melakukan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan pada langkah
kedua, yaitu tahap ministrasi. Tahap ini dimulai dengan penentuan diagnosis
keperawatan, tujuan keperawatan, perencanaan
intervensi keperawatan dan
tindakan keperawatan termasuk koordinasi. Ibu dengan dengan kehamilan
possterm memiliki masalah-masalah yang bisa berdampak terhadapat ibu dan
janin sehingga perawat harus memberikan penanganan segera untuk mencegah
komplikasi terhadap ibu dan janin. Selain itu, Ibu akan mengalami gejala
ketidaknyamanan seperti nyeri, keletihan dan cemas secara bersamaan. Saat
proses penegakan diagnosis keperawatan, perawat membutuhkan waktu untuk
berpikir secara sistematis sehingga masalah yang terjadi pada ibu hamil dengan
postterm dapat diatasi.
Diagnosis keperawatan pada ibu hamil dengan postterm yang akan dilakukan
terminasi kehamilan yaitu: Risiko terjadi penyulit dalam persalinan; persalinan
dengan
induksi
berhubungan
dengan
kehamilan
yang
memanjang,
oligohidramnion dan tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan; risiko cedera
maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan; risiko cedera
janin: gawat janin berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta, kondisi cairan
amnion dan efek induksi persalinan; nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus,
kemajuan persalinan dan menjelang kelahiran; cemas berhubungan dengan proses
persalinan yang lama dan memanjang, koping individu tidak efektif berhubungan
dengan keletihan dan ketakutan; kelelahan berhubungan dengan kehamilan yang
memanjang (Green & Wilkinson,2004/2012; Reeder et al., 1997/2011; Wilkinson
& Ahern, 2009/2012). Selain itu, diagnosis sejahtera (Wellness) pada ibu hamil
dengan postterm adalah persiapan progresif untuk persalinan, mempertahankan
kontrol selama persalinan dan pencapaian peran pendamping selama persalinan
(Stolte, 1996/2001).
Langkah ketiga implementasi keperawatan. Tahap ini menggambarkan tindakan
yang akan dilakukan agar masalah dapat diatasi dengan menuliskan tujuan yang
ingin dicapai. Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus ibu hamil postterm
dengan terminasi kehamilan bertujuan untuk mencegah komplikasi persalinan,
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
18 mencegah kegawatan ibu dan janin, menurunkan tingkat nyeri dan cemas,
mengurangi kelelahan, serta meningkatkan kemampuan fisik dan psikologis.
Tahap perencanaan dan implementasi menggambarkan kegiatan yang dibuat
sesuai kondisi atau permasalahan agar dapat diatasi berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai. Tindakan yang dilakukan dengan memantau kondisi ibu serta kemajuan
persalinan, memantau kesejahteraan janin. Selain itu, perawat juga melakukan
kolaborasi atau koordinasi dengan dokter terkait pemberian oksitosin atau
persalinan dengan intervensi seperti seksio sesaria. Perawat juga harus
memberikan informasi yang akurat mengenai masalah yang dialami, tindakan
yang akan dilakukan serta hasil yang diharapkan tercapai. Selain informasi,
perawat juga memberikan kenyamanan kepada klien dengan melibatkan keluarga
dalam memberikan dukungan psikologis.
Intervensi keperawatan yang diberikan pada saat ibu menjalani proses persalinan
pada ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan bertujuan untuk mengurangi
gejala ketidaknyamanan. Implementasi keperawatan yang diberikan dengan
mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi sekumpulan gejala seperti nyeri,
lelah dan cemas. Selain itu, perawat juga memberikan dukungan informasi yang
akurat mengenai proses persalinan serta memberikan dukungan emosional untuk
mengurangi gejala-gejala ketidaknyamanan dengan memberikan pujian atas
keberhasilan intervensi yang dilakukan.
Setelah tindakan keperawatan diberikan sesuai dengan kebutuhan klien, maka
tahap selanjutnya adalah tahap validasi yaitu perawat melakukan evaluasi
terhadap efektifitas pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Asuhan
keperawatan dikatakan efektif pada kasus kehamilan dengan postterm dengan
terminasi kehamilan adalah tidak terjadi komplikasi persalinan, tidak terjadi risiko
cedera terhadap ibu dan janin, pola persalinan yang baik dan dapat dipertahankan,
klien dapat mengontrol nyeri dengan baik, kelelahan dapat berkurang dan koping
klien efektif.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
19 Tahap validasi merupakan bentuk evaluasi terhadap tindakan atau bantuan yang
diberikan pada pasien. Evaluasi ini dapat dinilai dari perilaku verbal dan non
verbal pasien. Untuk menilai kefektifan tindakan keperawatan yang diberikan
harus sesuai dengan hasil akhir yang direncanakan perawat (Parker, 2001). Hasil
akhir yang dapat dinilai dari ibu dengan kehamilan possterm adalah secara
subjektif bahwa ibu akan mengungkapkan nyeri berkurang, cemas berkurang.
Secara objektif antara lain tidak menunjukkan adanya tanda- tanda resiko cedera
maternal dan janin.
2.4 Aplikasi Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms dalam Asuhan
Keperawatan Ibu hamil Postterm dengan Terminasi Kehamilan
Pengkajian menggunakan teori need for help untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang memerlukan tindakan segera dan respon ibu terhadap kehamilan
postterm. Teori unplesant symptoms merupakan teori yang digunakan untuk
mengidentifikasi
masalah
ketidaknyamanan
yang
dialami
klien
selama
mengakhiri kehamilannya. Pengkajian telah dilakukan berdasarkan format
pengkajian teori need for help dan teori unpleasant symptoms.
Kasus 1
Ny. N, 24 tahun, G1P0A0, hamil 42-43 minggu, SMA, ibu rumah tangga,
Betawi, Islam, masuk rumah sakit tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30 WIB
rujukan dari Puskesmas dengan keluhan mules-mules pada perut, keluar lendir
dan darah sedikit dari vagina. Ny N mengeluh nyeri dan kelelahan menghadapi
proses kelahiran. Ny. N juga cemas menghadapi proses persalinan dan tidak
mempunyai pengalaman serta cemas dengan kondisi janinnya karena menurut
bidan kehamilannya sudah lewat waktu.
Tahap Identifikasi kala I (tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30)
Pengkajian Fisik
Subjektif: Kehamilan ini adalah kehamilan pertama dan merupakan kehamilan
yang direncanakan. Riwayat hamil saat ini, hari pertama haid terakhir (HPHT)
tanggal 03 Januari 2013 dan taksiran partus 10 Oktober 2013. Klien tidak pernah
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
20 dirawat di Rumah sakit. klien tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi,
diabetes mellitus (DM), asma dan sebagainya. Klien juga tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi serta tidak mempunyai riwayat
alergi. Klien mengalami menarche umur 14 tahun, lama haid 5-7 hari, siklus haid
tidak teratur 28 sampai 32 hari, keluhan semasa haid tidak ada. Klien tidak
mempunyai riwayat menggunakan kontrasepsi.
Nutrisi dan cairan: Saat ini nafsu makan klien menurun karena cemas dengan
kondisi janinnya. Jumlah cairan yang dikonsumsi tiap hari 6 – 8 gelas perhari.
Eliminasi: Klien mengatakan tidak ada masalah dengan buang air kecil dan buang
air besar. Aktifitas dan istirahat: Selama hamil klien hanya melakukan aktivitas
yang ringan. Saat ini klien dibantu dalam memenuhi kebutuhannya karena
kelelahan menghadapi proses kelahirannya. Nyeri (unpleasant symptoms): Klien
mengatakan perutnya mules, kadang-kadang rasa tegang di daerah perut. Nyeri
yang dirasakan berada pada skala 5. Klien mengerang jika nyeri dan menggosokgosok punggungnya.
Objektif: Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum sedang, tekanan darah
(TD)110/80mmHg, Nadi 84kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu 36,4oC.
Pemeriksaan fisik: Kepala: Distribusi rambut, tidak terdapat pembengkakan.
Wajah: terdapat cloasma gravidarum, muka kelihatan sembab. Mata: konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung tidak ada sekret simestris, rongga mulut
bersih mukosa bibir lembab terdapat caries pada gigi. Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan getah bening. Oksigenasi dan ventilasi: Irama pernafasan
reguler, bunyi nafas vesikuler, suara jantung terdengar bunyi jantung S1-S2.
Capilary refil time <3 detik. Puting susu menonjol, bentuk simestris, areola
hiperpigmentasi, terdapat pengeluaran Air Susu Ibu (ASI). Pemeriksaan abdomen
terdapat linea nigra, tinggi fundus uteri 36 cm, pada bagian fundus teraba bokong,
punggung terletak di kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi
uterus teratur 3 kali dalam 10 menit dengan interval 20 detik bersifat ringan,
denyut jantung janin 143kali/menit , reguler. Vulva /vagina tidak ada kelainan,
tampak keluar lendir dan darah, portio masih tebal, pembukaan serviks 3 cm,
ketuban masih utuh, penurunan kepala di Hodge II-III, presentasi kepala. Klien
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
21 diberikan induksi oksitosin 5iu 12 tetes/menit dinaikkan 4 tetes/menit setiap 30
menit sampai 40 tetes/menit.
Pengkajian Psikologis (faktor psikologis dan situasional dari unpleasant
symptoms)
Subjektif: Ibu nampak cemas dan gelisah, ibu mengatakan khawatir dengan
kondisi janinnya karena sudah lewat waktu, klien meminta untuk didampingi oleh
suaminya. Ny. N sebagai ibu rumah tangga, suami Ny, N bekerja sebai sopir,
Ny.N khawatir jika masih menbayar biaya tambahan di rumah sakit misalnya
obat-obatan meskipun menggunakan jaminan persalinan Klien merasa tidak
nyaman dengan lingkungan rumah sakit.
Objektif: Klien nampak cemas dan gelisah, klien selalu menanyakan bagaimana
perkembangan proses kelahiran dan kondisi janin. Klien selalu meminta agar
persalinannya segera ditolong karena takut dengan kondisi janinnya. Klien selalu
meminta kepada perawat agar ibunya atau suaminya dapat mendampingi di kamar
bersalin.
Tahap Ministry dan Koordinasi
Berdasarkan hasil pengkajian, diagnosis yang ditegakkan menurut prioritas sesuai
urutan pengkajian (Unpleasant Symptoms) yaitu pengkajian fisik, dan pengkajian
psikologis adalah: 1) Risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan
insufisiensi uteroplasenta, kondisi cairan amnion dan efek induksi persalinan; 2)
Risiko cedera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi pesalinan;
3) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus; 4) Kelelahan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat
nyeri selama persalinan 5) kecemasan berhubungan dengan krisis situasional
akibat proses persalinan.
Perencanaan tindakan keperawatan untuk diagnosis risiko cedera janin
berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta dan efek induksi persalinan
bertujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam agar tidak
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
22 terjadi gawat janin yang ditunjukkan dengan denyut jantung janin antara 120 –
160 kali/ menit dan gerakan janin aktif, air ketuban tidak berwarna hijau.
Tindakan keperawatan yang diberikan adalah 1) melakukan pemantauan denyut
jantung janin dan gerakan janin untuk mengetahui tanda-tanda gawat janin; 2)
mengatur posisi ibu (miring kiri) untuk memperbaiki aliran darah uterus; 3)
memberikan oksigen 2 – 4 liter permenit untuk meningkatkan oksigenasi ibu yang
tersedia ; 4) Mengobservasi pemberian cairan intravena; 5) Mengobservasi tandatanda gawat janin untuk mencegah kondisi janin lebih buruk; 6) Melakukan
pemeriksaan pervaginam untuk mengetahui kemajuan persalinan; 7) melakukan
pemerhatian pada warna dan jumlah cairan amnion bila ketuban pecah karena
cairan amnion yang mengandung mekonium berwarna kehijauan, dapat
menandakan distress janin, sedangkan oligohidramnion dihubungkan dengan
postmatur; 8) menyiapkan resusitasi bayi baru lahir agar dapat memberikan
bantuan segera terhadap bayi.
Tindakan keperawatan pada diagnosis kedua yaitu risiko cedera maternal: ruptur
uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan dengan tujuan yaitu setelah
dilakukan intervensi keperawatan 1 x 12 jam dapat mempertahankan pola
persalinan yang baik dengan kriteria hasil: tanda-tanda vital tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 60-80 kali/menit, pernafasan 16 -24 kali/menit, suhu 36 -37oC dan
kontraksi uterus dalam batas normal. Tindakan keperawatan yang dilakukan
meliputi: 1) mengkaji riwayat kehamilan, pesalinan sebelumnya, pemeriksaan
penunjang dan perkiraan persalinan untuk mengetahui riwayat ibu sehingga dapat
memberikan intervensi yang sesuai; 2) mendiskusikan risiko dan manfaat induksi
persalinan untuk memberikan informasi yang akurat kepada ibu; 3) Melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital 15 menit setelah induksi dan sebelum
meningkatkan tetesan induksi untuk mengetahui kondisi hemodinamik ibu; 4)
melakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan
durasi kontraksi; 5) perhatikan keluhan kram abdomen, pusing, mual, muntah dan
adanya letargi, hipotensi, takikardia dan disritmia jantung; 6) lakukan
pemeriksaan vagina untuk mengetahuai kemajuan persalinan; 7) Lakukan
kolaborasi untuk penghentian oksitosin apabila ditemukan tanda-tanda intoleransi
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
23 terhadap tindakan induksi persalinan untuk mencegah kondisi ibu dan janin
menjadi lebih buruk.
Tujuan rencana keperawatan untuk diagnosis ketiga yaitu nyeri berhubungan
dengan kontraksi uterus yaitu setelah diberikan intervensi keperawatan 1 x 12 jam
agar ibu mampu mentoleransi nyeri dengan kriteria hasil ibu mampu mengontrol
nyeri yang dirasakan, ibu mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang dengan
skala 1-3, ibu dapat berkoordinasi dan kerjasama saat proses persalinan terutama
saat nyeri dirasakan, dan ibu dapat mempraktikkan teknik untuk mengurangi
nyeri. Tindakan keperawatannya yaitu 1) kaji status nyeri yang dirasakan (lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas dan skala nyeri) sehingga dapat
memberikan intervensi yang sesuai; 2) observasi tingkah laku nonverbal akibat
nyeri yang dirasakan untuk memastikan tindakan yang akan diberikan untuk
mengurangi nyeri; 3) kurangi faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri untuk
mencegah nyeri yang lebih hebat; 4) mendiskusikan dengan klien metode yang
dapat digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri seperti mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam, melakukan terapi massase untuk meningkatkan
kenyamanan klien; 5) mengkaji respon klien terhadap teknik pereda nyeri; 6)
menciptakan lingkungan yang tenang untuk mengurangi stressor; 7) memberikan
pujian atas kemampuan klien untuk mentoleransikan nyeri.
Perencanaan keperawatan untuk diagnosis keempat yaitu kelelahan berhubungan
dengan proses persalinan dengan tujuan yaitu setelah 1 x 12 jam diberikan
intervensi keperawatan agar ibu mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses
persalinan dengan kriteria hasil klien mampu mengedan serta relaks/ tenang dalam
upaya proses persalinan. Tindakan keperawatannya yaitu 1) mengkaji tingkat
kelelahan, dan perhatikan aktivitas/ istirahat segera sebelum proses pesalinan
dimulai karena jumlah kelelahan adalah kumulatif yaitu seseorang yang tidak
mengalami istirahat pada awitan persalinan memiliki kelelahan yang lebih besar;
2) Anjurkan istirahat/ relaksasi di antara kontraksi untuk menghemat energi; 3)
menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat agar klien dapat
beristirahat dengan nyaman; 4) memberikan informasi kepada klien/pasangan
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
24 mengenai kemajuan persalinan membantu memberikan energi psikologis; 5)
menganjurkan ibu agar tetap melakukan teknik relaksasi karena ketegangan otot
meningkatkan rasa kelelahan; 6) memantau kemajuan persalinan karena
persalinan yang lama dapat meningkatkkan keletihan; 7) Berikan minuman yang
manis seperti teh untuk mencegah hipoglikemia.
Rencana keperawatan untuk diagnosis terakhir yaitu kecemasan berhubungan
dengan krisis situasional proses persalinan. Tujuannya yaitu setelah diberikan
intevensi keperawatan 1 x 12 jam mampu mengurangi kecemasan klien sehingga
mampu menggunakan koping yang adaptif dengan kriteria hasil: klien
mau
bekerjasama terhadap prosedur dan tindakan yang akan diberikan ditandai dengan
ibu nampak lebih tenang. Tindakan keperawatan yang dilakukan meliputi: 1)
Mengkaji tingkat kecemasan klien, memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya, memahami persepsi klien tentang kecemasan yang
yang dirasakan; 2) mengkaji perasaan dan pemahaman klien terhadap situasi yang
dialami saat ini karena adanya gangguan kemajuan normal persalinan dapat
memperberat perasaan cemas ; 3) Memberikan penjelasan mengenai prosedur atau
tindakan yang akan dilaksanakan seperti pemberian oxitosin untuk meningkatkan
kontraksi; 4) Menemani klien atau menganjurkan keluarga/ pasangan untuk
mendampingi klien; 5) menganjurkan klien untuk banyak berdoa dan
meminimalkan stimulasi lingkungan
Tahap Validasi
Tahap validasi ditekankan pada pemenuhan kebutuhan perawatan klien dengan
memvalidasi apakah bantuan yang diberikan perawat telah memenuhi kebutuhan
klien. Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan yang diberikan dituliskan dalam
data subjektif (S) dan data objektif (O). Berdasarkan data yang diperoleh
dituliskan analisa (A) dan perencanaan (P) terhadap masing-masing diagnosis
keperawatan.
.
Evaluasi keperawatan terhadap diagnosis pertama yaitu data subjektif (S) klien
menyatakan janin dirasakan bergerak dan data objektif (O) denyut jantung janin
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
25 152 kali/menit, gerakan janin aktif, air ketuban hijau, pukul 15.30 bayi lahir
spontan, perempuan, BB 2800 gram apgar skor menit pertama 6 dan
menit
kelima adalah 7. Analisa (A) bayi memerlukan resusitasi yang ditandai dengan
sianosis dan perencanaan (P) adalah memberikan oksigen kemudian bayi dibawa
ke ruang perinatalogi untuk dilakukan observasi.
Evaluasi keperawatan untuk diagnosis kedua yaitu risiko cedera maternal: ruptur
uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan diperoleh data subjektif (S)
klien setuju untuk dilakukan induksi dan data objektif (O) tekanan darah 110/70
mmHg, Nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali permenit, suhu 36,80C. Bayi lahir
spontan, terdapat robekan perineum derajat II dan telah dilakukan jahitan. Analisa
(A) ruptur uteri dapat dicegah. Perencanaan selanjutnya adalah observasi tandatanda vital dan perdarahan.
Evaluasi keperawatan untuk diagnosis ketiga yaitu nyeri berhubungan dengan
kontraksi uterus selama proses persalinan. Berdasarkan data subjektif (S) klien
mengatakan nyeri berkurang dan klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.
Data objektif (O) yaitu klien nampak bekerjasama selama proses persalinan dan
menerapkan teknik managemen nyeri yang telah diajarkan. Analisa (A) dari data
tersebut adalah nyeri teratasi dan perencanaan (P) yaitu memotivasi klien untuk
menggunakan teknik yang telah dipelajari untuk mengatasi nyeri setelah
persalinan.
Evaluasi keperawatan untuk diagnosis yang keempat didapatkan data subjektif (S)
klien mengatakan kelelahan sudah mulai berkurang dan ingin beristirahat. Data
objektif (O) yaitu klien sudah mulai nampak tenang setelah kelahiran anaknya dan
mampu melakukan upaya-upaya dalam mengatasi kelelahan. Analisa (A)
kelelahan berkurang dan perencanaan (P) memotivasi klien untuk beristirahat dan
melakukan mobilisasi dini.
Diagnosis keperawatan yang terakhir yaitu kecemasan berhubungan dengan krisis
situasional proses persalinan. Data subjektif (S) menunjukkan klien mangatakan
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
26 setuju diberikan oksitosin untuk mengakhiri kehamilan dan meningkatkan
kontraksi uterus. Data objektif (O) yaitu klien tampak bekerjasama selama proses
persalinan dan klien tampak tenang. Analisa (A) terhadap data tersebut adalah
kecemasan teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah memotivasi klien untuk tetap
bekerjasama terhadap prosedur yang akan dilaksanakan Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
BAB 3
PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTIK
RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS
Pencapaian target kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan diperoleh
selama melakukan praktik residensi, yang kemudian dibahas dalam karya ilmiah
akhir yang terdiri atas 3 SKS. Total SKS yang harus ditempuh selama praktik
residensi ners spesialis keperawatan maternitas adalah 20 SKS. Rincian mata ajar
praktik residensi terdiri atas semester pertama yaitu keperawatan maternitas (7 SKS)
dan keperawatan maternitas lanjut I (3 SKS). Sedangkan semester kedua terdiri dari
keperawatan maternitas berbasis komunitas (3 SKS), keperawatan maternitas lanjut II
(4 SKS) dan karya ilmiah akhir (3 SKS).
Pelaksanaan praktik residensi keperawatan maternitas ini dilaksanakan di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
(RSUPN) Ciptomangunkusumo Jakarta sedangkan praktik komunitas dilaksanakan di
Puskesmas Cimanggis yang membawahi wilayah kerja Kelurahan Curug, Kecamatan
Cimanggis, Depok. Praktik residensi ini, residen dapat mengembangkan kompetensi
ners spesialis maternitas berdasarkan pada perannya sebagai berikut:
3.1 Pemberi Pelayanan Asuhan Keperawatan Secara Langsung (Care Giver)
3.1.1 RSUD Cibinong
Praktik ners spesialis keperawatan maternitas di RSUD Cibinong dilaksanakan pada
tanggal 9 September sampai 20 Desember 2013. Satu minggu sebelum kegiatan
praktik, residen membuat kontrak belajar, dan jadwal dinas kemudian akan
mendapatkan persetujuan dari supervisor dan supervisor utama (kontrak belajar dan
jadwal terlampir). Tempat praktik mencakup poliklinik kebidanan, Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dan kamar bersalin, unit
rawat inap (ruang nifas) dan ruang perinatalogi.
27 Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
28 3.1.1.1 Poliklinik Kebidanan
Kegiatan praktik di poliklinik kebidanan dilakukan mulai tanggal 9 September
sampai 20 September 2013. Kompetensi yang telah dicapai selama praktik di
Poliklinik Kebidanan RSUD Cibinong yaitu memberikan asuhan keperawatan ibu
hamil normal secara mandiri dan kolaboratif, melakukan asuhan keperawatan ibu
hamil dengan resiko tinggi seperti preeklampsia, gemelli, ibu hamil postterm yang
akan dilakukan terminasi kehamilan, memberikan suhan keperawatan pada ibu
postpartum yang melakukan kontrol luka seksio sesaria maupun postpartum normal
yang melakukan konsul luka perineum. Residen juga memberikan asuhan
keperawatan pada masalah ginekologi seperti mioma uteri, kista ovarium,
melaksanakan pelayanan keluarga berencana, serta melakukan asuhan keperawatan
pada infertilitas.
Residen juga mengelola satu kasus kelolaan pada ibu hamil dengan preeklampsia.
Adapun diagnosis keperawatan yang ditemukan pada kasus kelolaan ibu hamil
preeklampsia adalah risiko cedera pada ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan,
risiko cedera pada janin berhubungan dengan vasopsame sistemik dan kecemasan
berhubungan
dengan
kurang
informasi
mengenai
penyakitnya.
Diagnosis
keperawatan yang umum ditemukan di pada kasus di poliklinik kebidanan yaitu
resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu, perubahan
pola eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus, ketidaknyamanan: nyeri
berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal, resiko tinggi cedera
maternal berhubungan dengan komplikasi kehamilan.
Residen juga melakukan beberapa keterampilan misalnya melakukan perawatan luka
seksio sesaria dan
perawatan luka perineum. Di unit rawat jalan residen telah
melaksanakan evaluasi penampilan klinik yang dinilai oleh supervisor meliputi
supervisi, ujian praktik dengan penerapan teori, konsep dan model keperawatan pada
ibu hamil normal dan berisiko.
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
29 3.1.1.2 Kamar Bersalin
Praktik di ruang bersalin mulai pada tanggal 23 September sampai 4 Oktober 2013
kemudian 21 Oktober 15 November 2013, 2 sampai 6 Desember 2013, 16 sampai 20
Desember 2013. Kompetensi yang telah dicapai di ruangan ini adalah melakukan
pertolongan persalinan normal, perawatan bayi baru lahir normal, perawatan abortus,
perawatan
dengan
kasus
dengan
komplikasi/kegawatan
persalinan
seperti
preeklampsia, eklampsia, perdarahan postpartum. Di ruang ini residen mengelola
kasus dengan kehamilan postterm dan anemia. Adapun diagnosis keperawatan yang
umum ditemukan antara lain resiko cedera janin berhubungan dengan insufisiensi
uteroplasenta dan efek induksi persalinan,
risiko cedera maternal: ruptur uteri
berhubungan dengan efek induksi persalinan, nyeri berhubungan kontraksi uterus,
kelelahan berhubungan proses persalinan dan kecemasan berhubungan dengan krisis
situasional proses persalinan, gangguan perlekatan ibu dan bayi berhubungan dengan
pemisahan tempat perawatan.
Keterampilan yang diperoleh oleh residen di ruang bersalin melakukan pemantauan
kesejahteraan janin menggunakan alat kardiotokografi (KTG) dan interpretasi hasil
KTG, pemantauan pasien dengan induksi persalinan, pendampingan pada saat
kuretasi, pemasangan laminaria, pengeluaran plasenta secara manual, penjahitan
perineum dan episiotomi. Di unit ini pula, residen melakukan evaluasi penampilan
klinik yang dilakukan oleh supervisor, ujian praktek dengan penerapan teori, konsep
dan model keperawatan pada ibu bersalin spontan.
3.1.1.3 Unit rawat inap (ruang nifas)
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7 sampai 18 Oktober 2013 dan 18 sampai 29
November 2013. Kompetensi yang telah dicapai pada unit ini meliputi memberikan
asuhan keperawatan pada ibu post partum normal dan bayinya, melakukan perawatan
pada klien post seksiosesaria, melakukan perawatan pada klien dengan post partum
dengan risiko tinggi diantaranya ibu postpartum dengan riwayat hipertensi atau
preeklampsia, ibu postpartum dengan anemia, ibu postpartum yang mengalami
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
30 kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan. Selanjutnya melakukan perawatan
pada klien dengan masalah ginekologi seperti mioma uteri, kista ovarium, kista
vagina dan melakukan perawatan pada klien dengan komplikasi postpartum seperti
retensio urine dan pembengkakan payudara.
Diagnosis keperawatan yang diperoleh saat melakukan asuhan keperawatan di unit
post partum antara lain: nyeri berhubungan dengan diskontuinitas jaringan,
keterbatasan aktivitas berhubungan dengan efek anastesi dan luka post seksio sesaria,
Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat,
persiapan merawat bayi. Di ruang post partum juga, residen telah melakukan evaluasi
penampilan klinik yang dilakukan oleh supervisor meliputi supervisi dan ronde, ujian
praktik dan penerapan teori, konsep dan model keperawatan pada ibu postpartum
normal dan ibu postpartum berisiko.
3.1.1.4 Ruang Perinatologi
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 13 Desember 2013. Kompetensi yang
telah dicapai pada unit ini adalah meliputi memberikan asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir berisiko dan memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan
seksio sesaria. Diagnosis keperawatan yang diperoleh pada saat melakukan asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir dengan berisiko anatara lain: ketidakefektifan pola
nafas berhubungan dengan penurunan energi, risiko perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan refleks mengisap pada bayi yang tidak adekuat, dan
risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan penurunan lemak
subkutan. Keterampilan yang diperoleh pada unit ini adalah melakukan resusitasi
pada bayi dengan asfiksia ringan, mengawasi bayi post resusitasi, melakukan IMD
pada bayi baru lahir dengan seksio sesaria.
3.1.2 Komunitas (Puskesmas Cimanggis Kelurahan Curug)
Praktik ners spesialis keperawatan maternitas berbasis komunitas dilaksanakan di
daerah binaan Puskesmas Cimanggis Kelurahan Curug. Kegitan ini dilaksanakan
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
31 mulai tanggal 27 Januari sampai 18 Maret 2013. Sebelum praktik residensi berbasis
komunitas dilaksanakan, residen membuat kontrak belajar dan jadwal dinas yang
kemudian mendapatkan persetujuan dari supervisor. Pencapaian target kompetensi
meliputi pemberian asuhan keperawatan pada 10 keluarga binaan meliputi kasus ibu
hamil berisiko, keputihan, infertilitas, gangguan menstruasi (dismenorea), mioma
uteri, kista ovarium, kanker payudara, perdarahan penggunaan Intrauterine Device
(IUD), masalah seksualitas dan menopause.
Diagnosis keperawatan yang telah ditemukan saat residen melakukan asuhan
keperawatan keluarga antara lain risiko masalah kesehatan perempuan berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, risiko timbulnya
masalah
kesehatan
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga
dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan. Pelaksanaan evaluasi penampilan klinik pada area
komunitas dilakukan oleh supervisor meliputi supervisi dan ronde keperawatan pada
salah satu keluarga binaan.
3.1.3 RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta
Praktek ners spesialis keperawatan maternitas di RSUPN Ciptomangunkusumo
dilakasanakan pada tanggal 24 Maret sampai 16 Mei 2014. Sebelum pelaksanaan
praktik, residen membuat kontrak belajar dan jadwal dinas yang akan mendapatkan
persetujuan dari supervisor. Tempat praktik mencakup unit rawat inap zona A dan
Zona B (Ruang Onkologi dan Obstetri), Unit rawat jalan (Poliklinik kebidanan),
Instalasi Gawat Darurat (IGD Lt.3 ).
Residen memulai praktek di unit onkologi yaitu mulai tanggal 26 Maret sampai
tanggal 11 April 2014. Pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan pada kasus
ginekologi onkologi seperti neoplasma ovari kistik (NOK), kanker servisk, kanker
ovarium, kanker endometrium dan memberikan asuhan keperawatan pada ibu dengan
palliative care dan kemoterapi. Diagnosis keperawatan yang telah ditemukan setelah
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks yaitu nyeri
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
32 berhubungan dengan kompresi saraf akibat proses penyakit, perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, risiko
gangguan perfusi jaringan, resiko infeksi, ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari berhubungan kelemahan dan kecemasan berhubungan dengan kondisi
kritis penyakit saat ini.
Unit selanjutnya adalah Poliklinik Kebidanan RSCM mulai tanggal 14 sampai 17
April 2014. Kompetensi yang dicapai pada unit ini adalah pelayanan asuhan
keperawatan pada kasus-kasus antenatal risiko tinggi diantaranya ibu hamil dengan
Human Immunodeficiency Virus (HIV), mioma uteri, kelainan kongenital pada janin
serta kasus-kasus ginekologi dan onkologi. Umumnya intervensi yang diberikan
adalah pendidikan kesehatan tentang kehamilan, dan persiapan untuk persalinan, serta
memberikan dukungan pada pasien dengan masalah ginekologi dan onkologi.
Keterampilan yang ditemukan pada unit ini adalah melakukan pengambilan spesimen
untuk pemeriksaan papsmear.
Selanjutnya adalah Ruang Obstetrik (Gedung A Zona B) mulai tanggal 21 April
sampai 5 Mei 2014. Kompetensi yang dicapai pada unit ini adalah memberikan
asuhan keperawatan pada ibu postpartum bermasalah seperti ibu postpartum dengan
preeklampsia, postpartum dengan Intrauterine Fetal Death (IUFD), postpartum
dengan infeksi intar uterine, post partum dengan HIV/AIDS. Umumnya intervensi
keperawatan yang diberikan pada unit ini adalah untuk memandirikan klien dalam
perawatan diri dan bayi seperti memberikan edukasi tentang perawatan ibu post
partum dengan lahir spontan maupun dengan seksiosesaria, mengajarakan teknik
menyusui dan cara menyimpan air susu ibu (ASI), memotivasi untuk mengikuti
program keluarga berencana serta memberikan dukungan pada ibu-ibu yang terpisah
dengan bayinya.
Terakhir adalah Unit Instalasi Gawat Darurat (IGD lt.3) mulai tanggal 5 Mei sampai
16 Mei 2014. Kompetensi yang dicapai di unit ini adalah pelayanan asuhan
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
33 keperawatan pada ibu hamil dengan komplikasi antenatal seperti ketuban pecah dini,
kontraksi dalam kehamilan, kehamilan dengan preeklampsia, kehamilan dengan
polihidramnion dan kehamilan ektopik; pelayanan asuhan keperawatan pada ibu
melahirkan dengan pervaginam dengan induksi dengan indikasi seperti kehamilan
postterm; pelayanan pada ibu postpartum dengan preeklampsia, dan perdarahan;
asuhan keperawatan masalah ginekologi dan onkologi seperti kanker serviks dan
masalah menstruasi.
3.2 Edukator
Residen melaksanakan peran mandiri sebagai edukator melalui pemberian bimbingan
kepada mahasiswa Diploma III kebidanan tentang pemeriksaan fisik ibu post partum
(diastasis rektus abdominis), pemeriksaan leopold. Residen juga memberikan
bimbingan kepada mahasiswa praktik aplikasi keperawatan maternitas tentang
pemasangan KTG dan penerapan konsep model dan teori keperawatan pada asuhan
keperawatan post partum. Selain itu residen juga memberikan edukasi terhadap
pasien dan keluarga yang menjadi tanggung jawab residen selama praktik residensi di
RSUD Cibinong dan RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta. Materi edukasi yang
diberikan tentang kehamilan postterm, persiapan induksi persalinan, persiapan
seksiosesaria, perawatan luka perineum dan luka SC termasuk nutrisi untuk
menunjang proses penyembuhan luka, dan pemberian ASI ekslusif serta perawatan
mandiri pada pasien yang menjalani kemoterapi di ruang onkologi.
Residen juga melaksanakan peran sebagai edukator saat melakukan praktik residensi
maternitas berbasis komunitas di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis, Depok
dengan melakukan pelatihan kader kesehatan dan memberikan materi tentang
kesehatan reproduksi kesehatan perempuan, solusi mengatasi gangguan menstruasi
(dismenorea) serta memberikan edukasi terhadap keluarga binaan mengenai mioma
uteri, infertilitas, kista ovarium, masalah seksualitas, keputihan dan menopause.
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
34 3.3 Konselor
Target kompetensi sebagai konselor dilakukan saat residen melakukan praktik di
RSUD Cibinong dan RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta serta di area komunitas di
wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Kelurahan Curug. Kompetensi sebagai konselor
dicapai dengan tujuan membantu pasien dan keluarganya melihat permasalahannya
supaya lebih jelas sehingga pasien dapat mengambil keputusan atau dapat memilih
sendiri jalan keluarnya. Konseling yang dilakukan residen yaitu pasien dengan
kehamilan postterm untuk melakukan terminasi kehamilan, masalah seksualitas,
pemilihan jenis kontrasepsi, pada saat melakukan histerektomi.
3.4 Advokat
Residen berperan sebagai advokat klien dan keluarga dengan melakukan pengkajian
apakah klien memahami penjelasan yang diberikan terkait program pengobatan dan
perawatan yang direncanakan. Residen melaksanakan upaya melindungi hak-hak ibu,
janin dan bayi. Advokasi diberikan dengan memastikan pada klien dan keluarganya
apakah telah mendapat informasi yang jelas sebelum menandatangani informed
consent untuk mengambil keputusan dalam menerima dan menjalani suatu prosedur
medis atau keperawatan. Pada kasus kelolaan, residen melaksanakan peran sebagai
advokat pasien dengan memastikan pasien dan keluarga mengerti tentang terminasi
kehamilan pada kasus kehamilan dengan postterm sebelum menandatangani informed
consent
3.5 Pengelola
Residen melaksanakan peran sebagai pengelola dengan melaksanakan manajemen
keperawatan dengan metoda tim, melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan
lainnya, membantu membuat standar asuhan keperawatan, mengidentifikasi dan
mendokumentasikan program pelayanan yang diberikan . Selain itu, residen juga
mengelola lima kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan yang
dilakukan di dua rumah sakit saat melaksanakan praktik residensi.
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
35 3.6 Kolaborator
Peran sebagai kolaborator, residen melaksanakan kolaborasi dengan petugas
kesehatan lainnya seperti dokter, bidan, gizi agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang lebih baik khusunya dalam area keperawatan maternitas. Bentuk
kolaborasi lainnya adalah melakukan dan menerima rujukan dari pelayanan kesehatan
lain dalam memberikan pelayanan keperawatan maternitas.
3.7 Agen perubah (innovator)
Residen melakukan strategi perubahan sesuai kebutuhan di lahan praktek, baik di
tatanan klinik atau rumah sakit maupun di komunitas. Selama praktek residensi di
rumah sakit dan komunitas, residen melakukan peran sebagai change agent melalui
kegiatan pengembangan inovasi dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Inovasi tersebut meliputi diseminasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) kepada para bidan dan perawat di RSUD Cibinong khususnya di Poliklinik
kebidanan dan Ruang Perinatalogi (Dahlia) tanggal 20 November sampai tanggal 20
Desember 2013. Untuk mendukung keberhasilan proyek inovasi residen membuat
poster cuci tangan, alat perlindungan diri (APD) serta dekontaminasi.
Sedangkan di komunitas, residen melakukan pelatihan kader kesehatan reproduksi
perempuan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kader untuk berkonstribusi
dalam meningkatkan kesehatan perempuan di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis
Kelurahan Curug-Depok khususnya di RW 05 pada tanggal 18 Februari sampai 8
Maret
2014.
Residen
juga
melakuakn
proyek
inovasi
di
RSUPN
Ciptomangunkusumo untuk meningkatkan intervensi management care of symptoms
melalui psikoedukasi pada pasien kanker ginekologi di ruang rawat onkologi
ginekologi yang dilakukan mulai pada tanggal 23 April sampai 16 Mei 2014.
3.8 Komunikator dan Koordinator
Residen melakukan komunikasi, memberikan informasi tentang perkembangan
pengetahuan terkait keperawatan maternitas kepada perawat serta memberikan
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
36 dukungan pelaksanaan asuhan keperawatan yang berkualitas. Selain itu, residen juga
melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan lainnya pada saat mengelola asuhan
keperawatan khususnya pada ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan.
3.9 Peneliti
Residen berperan sebagai peneliti dengan melakukan evidence-based nursing
practice dan juga membuat karya ilmiah akhir terkait kasus kehamilan postterm
dengan terminasi kehamilan. Residen juga menggunakan hasil-hasil penelitian yang
berkaitan dengan pelayanan keperawatan maternitas dalam memberikan asuhan
keperawatan di lahan praktek.
Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
BAB 4
PEMBAHASAN
Bab ini akan dibahas tentang perbandingan antara setiap kasus dengan tinjauan
teoritis, kemudian aplikasi model keperawatan pada kasus kehamilan postterm
dengan terminasi kehamilan. Selanjutnya akan dibahas juga tentang dukungan dan
hambatan dalam melakukan praktik ners spesialis keperawatan maternitas.
4.1 Pembahasan Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Postterm dengan
Terminasi Kehamilan
Hasil pengkajian pada ibu dengan kehamilan postterm yang mengalami terminasi
kehamilan ditemukan ibu yang datang ke rumah sakit dirujuk oleh puskesmas dan
bidan dari 5 kasus satu merupakan persalinan yang pertama, 3 kasus dengan
persalinan kedua dan 1 kasus persalinan keempat. Ibu dengan persalinan kedua
dan keempat mempunyai riwayat kehamilan postterm. Hasil pengkajian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kistka, Palomar, Boslaugh, DeBaun,
DeFranco & Muglia (2007) menemukan bahwa ibu yang melahirkan postterm
berkaitan dengan faktor risiko kehamilan postterm sebelumnya yang berhubungan
dengan faktor genetik dari ibu, obesitas dan pendidikan yang rendah. Pengkajian
ini menemukan bahwa ada 4 ibu yang mempunyai riwayat kehamilan postterm
dan memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Hasil pengkajian berdasarkan karakteristik umur ditemukan bahwa terdapat 1
orang ibu yang berusia 30 tahun dan 4 orang yang berusia antara 20 -29 tahun.
Penelitian yang dilakukan Olesen, Westergaard, & Olsen, (2006) juga
menemukan kejadian kehamilan postterm banyak terjadi pada usia 20-29 tahun
yaitu 74.6%, usia di bawah 20 sekitar 13.9% dan usia 30 tahun ke atas 9.9 %.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Caughey, Stotland, Washington, & Escobar
(2009) menemukan bahwa usia paling banyak kejadian kehamilan postterm
adalah usia 20 – 29 tahun sekitar 55.4 %.
37 Universitas indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
38 Hasil pemeriksaan USG semua kasus ibu dengan kehamilan postterm
menunjukkan hasil cairan amnion yang berkurang. Hal ini sesuai dengan Perry,
Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson (2010) bahwa pada kehamilan postterm
terjadi penurunan jumlah cairan amnion. Goodwin, Montoro,
Muderspach,
Paulson, & Roy (2010) juga mengatakan bahwa oligohidramnion banyak terjadi
pada kehamilan postterm. Volume cairan amnion diperkirakan melalui indeks
cairan amnion (ICA) yang dapat dilihat pada pemeriksaan USG. ICA meningkat
pada pertengahan kehamilan dan puncaknya pada trimester ketiga yaitu 12 cm.
Umur kehamilan 40 dan 42 minggu akan menurun sekitar 30% dan setelah 43
minggu menurun sampai 50 %.
Semua kasus dengan kehamilan postterm yang mengalami terminasi kehamilan
menunjukkan ekspresi wajah yang cemas, tampak tegang dan ibu sering
menanyakan kondisi bayinya. Hasil pengkajian menunjukkan penyebab
kecemasan hampir sama pada semua kasus karena adanya kehamilan yang
memanjang, khawatir dengan kondisi janin dan dirinya sendiri, ketidaktahuan
tentang kondisi, prognosis, penanganan kehamilan postterm dan ketidakpastian
hasil akhir. Selain dampak terhadap fisik juga memberikan dampak terhadap
psikologis seperti cemas dan frustasi, takut serta merasa terganggu karena
kehamilan belum berakhir. Oleh karena itu, dapat mengakibatkan respon negatif
dari ibu seperti ibu berisiko memproyeksikan kemarahannya kepada bayi yang
dikandung atau ibu menjadi tidak kooperatif terhadap tindakan yang diberikan
(Gilbert & Harmon, 2003; Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010;
Ricci, 2009).
Penatalaksanaan medis di rumah sakit untuk terminasi kehamilan pada ibu dengan
kehamilan postterm tergantung dari skor bishop untuk mengetahui kematangan
serviks. Kasus 3 dan 5 dilakukan tindakan pematangan serviks terlebih dahulu
kemudian akan dilanjutkan dengan induksi persalinan karena kedua kasus tersebut
saat masuk rumah sakit belum menunjukkan adanya tanda-tanda persalinan.
Kasus 3 setelah dilakukan tindakan pematangan serviks, akhirnya dilakukan
operasi seksio sesaria karena setelah pemberian misprostol yang keempat
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
39 ditemukan adanya gawat janin. Kasus kelima untuk melakukan terminasi
kehamilan dilakukan sesuai fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).
Menurut
Pillitteri (2010) Pemberian jel prostaglandin atau misoprostol (Cytotec) digunakan
untuk pematangan serviks kemudian dilanjutkan dengan infus oksitosin untuk
memulai persalinan. Jika oksitosin tidak efektif maka akan dilakukan seksio
sesaria.
Monitoring
denyut
jantung
secara
terus
menerus
sangat
direkomendasikan selama pemberian misoprostol atau oksitosin untuk mengetahui
kondisi janin.
Berdasarkan hasil pengkajian baik aspek fisik maupun psikologis, maka kasus
kehamilan
postterm
dengan
terminasi
kehamilan
didapatkan
diagnosis
keperawatan yang berbeda pada kasus yang dilakukan pematangan serviks
terlebih dahulu (kasus 3 dan kasus 5) dengan yang dilakukan induksi persalinan
(kasus 1, 2 dan 4). Diagnosis keperawatan pada kasus yang dilakukan pematangan
serviks terlebih dahulu yaitu risiko terjadi penyulit dalam persalinan; persalinan
dengan
induksi
berhubungan
dengan
kehamilan
yang
memanjang,
oligohidramnion dan tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan; risiko cedera
maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan; risiko cedera
janin: gawat janin berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta, kondisi cairan
amnion dan efek induksi persalinan; nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus,
kemajuan persalinan dan menjelang kelahiran; cemas berhubungan dengan proses
persalinan yang lama dan memanjang, koping individu tidak efektif berhubungan
dengan keletihan dan ketakutan; kelelahan berhubungan dengan kehamilan yang
memanjang, persiapan progresif untuk persalinan. Sedangkan pada kasus yang
langsung dengan pemberian induksi persalinan tidak ditemukan diagnosis
keperawatan risiko terjadinya penyulit persalinan. Setelah diagnosis keperawatan
ditemukan, penyusunan tujuan perawatan dan rencana keperawatan dilakukan
berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada.
Kelima kasus kehamilan postterm yang dilakukan terminasi kehamilan
mendapatkan pendampingan selama proses persalinan. Akan tetapi, ada 2 ibu
yang mendapatkan pendampingan oleh suami, 3 ibu hanya mendapatkan
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
40 pendampingan dari perawat. Peran pendamping sangat membantu selama proses
persalinan dengan melibatkan suami atau orang penting seperti ibu, saudara
perempuannya, atau anggota keluarga yang lain. Jika orang pendukung atau
pendampingnya adalah suaminya, ini akan memberikan peluang untuk
mengeksplorasi perasaan mengenai peran orang tua dan mempersiapkan masa
menjadi orang tua secara psikologis. Pendamping persalinan memainkan peran
penting dalam persalinan. Wanita yang mendapatkan pendamping dan pendukung
akan menjalani proses persalinan yang lebih singkat dengan lebih sedikit
pelahiran dengan sesaria, lebih sedikit augmentasi oksitosin, dan lebih sedikit
masalah perinatal, serta pengobatan selama persalinan dinilai kurang penting
dibandingkan keberadaan pendamping selama proses persalinan (Klosner, &
Hatfield, 2010; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011).
Evaluasi keperawatan dilakukan setelah tindakan keperawatan dilakukan baik dari
segi fisik dan psikologis. Dua kasus selama proses persalinan tidak terjadi
komplikasi persalinan, kasus pertama dan keempat lahir bayi dengan asfiksi
sedangkan pada kasus ketiga terjadi gawat setelah dilakukan pemberian
misoprostol keempat sehingga dilakukan seksio sesaria. Selama proses persalinan
ibu dapat mengontrol nyeri, ibu dapat bekerjasama terhadap intervensi yang
diberikan, kecemasan ibu berkurang dan keluarga dapat menerima kondisi
sekarang, serta peran pencapaian pendamping persalinan juga dapat dilaksanakan.
4.2 Pembahasan Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help dan Upleasant
Symptoms pada Asuhan Keperawatan Kehamilan Postterm dengan
Terminasi Kehamilan.
Teori keperawatan need for help wiedenbach sesuai diterapkan dan mampu
menberikan keamanan dan kenyamanan pada saat melakukan asuhan keperawatan
pada lima kasus yang dikelola. Teori need for help dapat membantu pasien
dengan segera untuk menangani masalahnya dengan meningkatkan kemampuan
pasien dalam mencapai kebutuhannya. Perawat dengan menggunakan teori need
for help dapat membantu menangani masalah ibu dengan cara melakukan
kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lainnya sehingga pasien
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
41 mendapatkan tindakan yang tepat sesuai dengan prosedur penanganan pasien pada
kehamilan dengan postterm yang dilakukan terminasi kehamilan.
Tahap pengkajian bersifat data fokus untuk menentukan kebutuhan dari masingmasing pasien pada lima kasus. Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
dari kelima kasus untuk mengakhiri kehamilannya adalah monitoring ketat tandatanda kemajuan persalinan, kesejahteraan janin dan tindakan yang dilakukan agar
persalinan ibu berlangsung tanpa komplikasi. Ibu membutuhkan pertolongan
segera terutama untuk mengurangi dampak terhadap ibu dan janin akibat dari
kehamilan postterm dan dilakukan terminasi kehamilan.
Tahap validasi perwat harus mengevaluasi kondisi pasien setelah mendapatkan
intervensi. Perawat juga harus mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sesuai
dengan harapan pasien. Perencanaan ulang memungkinkan tindakan lebih lanjut
jika dalam evaluasi tindakan yang dilakukan kurang tepat. Kelima kasus, hasil
evaluasi didapatkan bahwa tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi
masalah akibat kehamilan postterm dan dilakukan terminasi kehamilan sudah
dilakukan dengan tepat, yaitu ibu mampu melewati proses persalinan dengan
aman dan nyaman.
Konsep teori need for help juga mengutamakan pengkajian yang cepat sehingga
pasien mengalami kecemasan akibat kehamilan yang memanjang mendapatkan
penanganan yang optimal dan segera. Kelima kasus mengalami kecemasan dan
mengalami koping tidak efektif. Akan tetapi, dengan memberikan intervensi
melalui memberikan informasi yang jelas dan akurat serta melakukan
pendampingan sehingga koping pasien mampu ditingkatkan dan kecemasan klien
berkurang. Menurut Potter & Perry (2004) untuk menghindari berkembangnya
kecemasan, membangun hubungan yang dilandasi kejujuran, memberikan
perhatian untuk meningkatkan kepercayaan, melakukan pendampingan terhadap
pasien, memberikan informasi yang jelas dan akurat serta dukungan emosional
dan latihan relaksasi dapat mengurangi kecemasan.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
42 Integrasi dari teori need for help & unpleasant symptoms adalah saling
memberikan pemenuhan kebutuhan ibu hamil postterm dengan terminasi
kehamilan. Hal ini disebabkan konsep need for help lebih mengutamakan aspek
fisik dan psikologis sedangkan unpleasant symptoms melihat aspek situasional
yaitu dari segi lingkungan, dukungan keluarga dan status ekonomi dari keluarga.
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil evaluasi pada kelima kasus ditemukan
semuanya tidak mengalami komplikasi selama proses persalinan dengan aman
dan nyaman. Ibu dengan kehamilan postterm akan memberikan dampak terhadap
ibu dan janinnya serta mengalami gejala-gejala ketidaknyamanan dalam hal ini
nyeri, cemas dan kelelahan yang akan saling mempengaruhi antara gejala-gejala
yang ada. Oleh karena itu, ibu dengan kehamilan possterm memerlukan intervensi
sesegera mungkin untuk mengakhiri atau terminasi kehamilan. Bantuan dari
perawat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan ibu
serta dapat mencegah komplikasi terhadap ibu dan janin. Penerapan teori
keperawatan Wiedenbach (Need for Help) sangat diperlukan oleh ibu dengan
kehamilan posttrem untuk memfasilitasi individu dalam memberikan bantuan agar
merasa nyaman sehingga mampu mengatasi masalah kesehatannya
Selain mengetahui kebutuhan ibu akan bantuan segera, perawat juga perlu
memenuhi kebutuhan untuk mengurangi gejala-gejala ketidaknyaman klien
selama proses persalinan. Teori keperawatan yang dapat diaplikasikan pada ibu
hamil postterm dengan terminasi kehamilan untuk mengurangi gejala-gejala
ketidaknyamanan adalah Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) untuk
meningkatkan pemahaman terhadap sekumpulan gejala ketidaknyamanan dari
berbagai konteks dan menyediakan informasi yang bermanfaat serta memberikan
intervensi keperawatan untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi dampak
negatif dari gejala-gejala ketidaknyamanan (Peterson & Bredow, 2004; Smith &
Liehr, 2008).
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
43 4.3 Dukungan dan Kendala selama Melaksanakan Praktik Residensi Ners
Spesialis Keperawatan Maternitas
Pelaksanaan progran residensi spesialis keperawatan maternitas dilakukan dalam
dua semester. Pelaksanaan program ini lebih ditekankan pada aplikasi teori
keperawatan serta kebijakan yang berhubungan dengan keperawatan maternitas
pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Ners spesialis keperawatan maternitas
dalam melaksanakan tugasnya berperan secara mandiri sebagai pemberi asuhan
keperawatan pada area keperawatan maternitas yang membutuhkan pelayanan
maternitas yang berkelanjutan; advokat bagi pasien dan keluarganya pada
pelayanan keperawatan maternitas,; pendidik, penyuluh, dan konsultan dalam
bidang keperawatan maternitas; Peneliti pada area keperawatan maternitas serta
menjadi pengelola asuhan keperawatan maternitas.
Adanya dukungan beserta kerjasama yang positif dari berbagai pihak selama
praktik residensi sehingga memudahkan residen dalam mencapai target
kompetensi yang telah ditetapkan selama praktek residensi baik di rumah sakit
maupun di komunitas. Bentuk dukungan yang diberikan dari tempat praktik
adalah kesempatan untuk memperdalam ilmu pengetahuan
dan keterampilan
sesuai kompetensi yang telah ditetapkan. Kasus yang didapatkan selama praktek
residensi sangat bervariasi sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan
keterampilan tentang keperawatan maternitas. Dukungan lain yang sangat penting
adalah residen diberikan kemudahan untuk menggunakan lahan praktik dari
semua pihak baik di rumah sakit maupun dipuskesmas.
Selama pelaksanaan praktek residensi di komunitas, dukungan yang diberikan dari
pihak dinas kesehatan memudahkan residen untuk dapat melaksanakan praktik
residensi keperawatan maternitas yang berbasis komunitas. Dukungan ini juga
diberikan oleh pihak puskesmas dan kelurahan di wilayah kerja puskesmas
sehingga residen mempunyai kesempatan untuk menambah ilmu dan keterampilan
maternitas yang berbasis komunitas. Bimbingan dan arahan dari supervisor baik
dari akademik maupun dari lahan praktek juga turut membantu residen untuk
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
44 memahami penerapan konsep teori keperawatan pada asuhan keperawatan
maternitas.
Dukungan tersebut sangat membantu residen dalam menyelesaikan praktek
residensi sesuai target yang ditetapkan, namun terdapat juga kendala yang ditemui
saat pelaksanaan praktek residensi. Kendala yang residen temui selama praktik
adalah terkait jumlah tenaga keperawatan yang terbatas di rumah sakit sehingga
seringkali residen terlibat dalam kegiatan pemberian pelayanan keperawatan
untuk jumlah pasien yang cukup banyak. Selama praktik residen tidak
mendapatkan bimbingan dengan metode bedside teaching dan frekuensi dan
materi bimbingan yang terbatas. Residen juga tidak mempunyai role model dalam
menerapkan model konsep dan teori keperawatan karena belum adanya ners
spesialis keperawatan maternitas di area pelayanan maternitas.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil karya ilmiah akhir ini adalah:
1. Tindakan keperawatan yang diberikan pada ibu postterm dengan terminasi
kehamilan memberi respons yang berbeda pada ke 5 kasus. Kasus 3 dan 5
menunjukkan tidak ada tanda kematangan serviks, kasus 3 setelah tindakan
pematangan serviks namun pada prosesnya ternyata terjadi gawat janin
sehingga dilakukan tindakan seksio sesaria sedangkan kasus 5 dilakukan
pematangan serviks dan induksi dapat melakukan persalinan normal. Kasus
1, 2, dan 4 setelah dilakukan tindakan induksi persalinan, pasien dapat
melakukan persalinan secara pervaginam.
2. Kelima kasus mengalami kecemasan akan tetapi setelah diberikan
intervensi keperawatan kecemasan pasien berkurang dan pasien dapat
bekerjasama selama proses persalinan.
3. Kelima kasus mendapatkan pendampingan selama proses persalinan. Dua
pasien yang mendapatkan pendampingan dari suaminnya sedangkan tiga
pasien hanya mendapatkan pendampingan dari perawat. Ibu yang
mendapatkan pendampinga dari suami lebih baik kopingnya dibandingkan
hanya yang mendapatkan pendampingan dari perawat.
4. Teori need for help dan unplesant symptoms tepat diaplikasikan pada
asuhan keperawatan ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan,
sehingga kebutuhan ibu dalam mengatasi berbagai gejala-gejala yang tidak
nyaman pada masa persalinan dapat terpenuhi dan dapat melewati proses
persalinan dengan aman dan nyaman
5. Dukungan dan fasilitas yang diperoleh dari pihak lahan praktek dan
masyarakat membantu residen mencapai target kompetensi dan dapat
melakukan penerapan teori need for help dan unpleasant symptoms.
45 Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
46 5.2 Saran
1. Bagi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas
a. Ners spesialis keperawatan maternitas dalam memberikan asuhan
keperawatan perlu menerapkan konsep dan model keperawatan
sehingga asuhan keperawatan tersebut dapat lebih komprehensif
diberikan kepada pasien
b. Ners spesialis keperawatan maternitas diharapkan dapat melaksanakan
peran perawat maternitas
c. Ners spesialis keperawatan maternitas perlu mengembangkan keahlian
dilahan praktek agar mahasiswa residensi memperoleh role model
selama pelaksanaan praktek residensi ners spesialis keperawatan
maternitas
d. Ners
spesialis
mengembangkan
keperawatan
maternitas
program-program
baru
perlu
di
membuat
bidang
dan
kesehatan
reproduksi guna meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien
2. Bagi Lahan Praktik
Lahan praktek mampu menerapkan konsep dan model keperawatan yang
dikembangkan oleh residen, sehingga pelayanan yang diberikan kepada
klien mencakup aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual sehingga klien
mendapatkan pelayanan lebih optimal.
3. Bagi Pendidikan
Perlu adanya koordinasi yang baik dari institusi pendidikan dengan lahan
praktek khususnya koordinasi dengan pembimbing spesialis obstetrik dan
ginekologi (Obgyn) di masing-masing rumah sakit agar mahasiswa ners
spesialis
keperawatan
dapat
memenuhi
target
kompetensi selama praktek residensi.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
dalam
pencapaian
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2006). Nursing theorists and their work (Sixth
ed.). Saint Louis: Mosby.
Caughey,
A.
B.
(2013).
Postterm
pregnancy.
Retrieved
http://emedicine.medscape.com/article/261369-overview#a1
from
Caughey, A. B., Stotland, N. E., Washington, A. E., & Escobar, G. J. (2009). Who
is at risk for prolonged and postterm pregnancy? American Journal of
Obstetrics and Gynecology, 200(6), 683.e681-683.e685. doi:
10.1016/j.ajog.2009.02.034.
Gilbert, E. S., & Harmon, J. S. (2003). Manual high risk pregnancy and delivery
(Third ed.). Saint Louis: Mosby.
Green, C. J., & Wilkinson, J. M. (2012). Rencana asuhan keperawatan: Maternal
dan bayi baru lahir (M. Ester, N. M. S. Ayu, Y. Asih & A. Sutarma,
Trans. Maternal newborn nursing care plans). Jakarta: EGC. Buku asli
diterbitkan tahun 2004.
Goodwin, T. M., Montoro, M. N., Muderspach, L. I., Paulson, R. J., & Roy, S.
(2010). Management of Common Problems in Obstetrics and Gynecology
(Fifth ed.). Sussex: Wiley-Blackwell.
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010)
Retrieved
from
http://dinkes.ntbprov.go.id/sistem/datadinkes/uploads/2013/10/Laporan_riskesdas_2010.pdf
Kistka, Z. A. F., Palomar, L., Boslaugh, S. E., DeBaun, M. R., DeFranco, E. A., &
Muglia, L. J. (2007). Risk for postterm delivery after previous postterm
delivery. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 196(3),
241.e241-241.e246. doi: 10.1016/j.ajog.2006.10.873.
Laursen, M., Laursen, C., Bille, A., Olesen, J., Hjelmborg, A., Skytthe, K., &
Christensen. (2004). Genetic influence on prolonged gestation: A
population-based Danish twin study. American Journal of Obstetrics and
Gynecology, 190(2), 489-494. doi: 10.1016/j.ajog.2003.08.036.
Lenz, E. R., Suppe, F., Gift, A. G., Pugh, L. C., & Milligan, R. E. (1995).
Collaborative development of middle-range nursing theories: Toward a
theory of unpleasant symptoms. Advances in Nursing Science, 17(3), 113.
____________________ (1997). The middle-range theory of unpleasant
symptoms: An update. Advances in Nursing Science, 19(3), 14 - 23.
47
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
48 Mandruzzato, G., Alfirevic, Z., Chervenak, F., Gruenebaum, A., Heimstad, R.,
Heinonen, S., . . . Thilaganathan, B. (2010). Guidelines for the
management of postterm pregnancy. J. Perinat. Med, 38, 111–119. doi:
10.1515/JPM.2010.057.
Norwitz, E., Snegovskikh, V., & Caughey, A. (2007). Prolonged pregnancy:
When should we intervene? Clinical Obstetrics and Gynecology, 50(2),
547-557.
Olesen, A. W., Westergaard, J. G., & Olsen, J. (2006). Prenatal risk indicators of a
prolonged pregnancy. The Danish Birth Cohort 1998–2001. Acta
Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 85(11), 1338-1341. doi:
10.1080/00016340600935508.
Parker, M. E. (2001). Nursing theories and nursing practice. Philadelphia: F.A
Davis Company.
Perry, S. E., Hockenberry, M. J., Lowdermilk, D. L., & Wilson, D. (2010).
Maternal child nursing care (Fourth ed. Vol. 1). Saint Louis: Mosby.
Peterson, S. J., & Bredow, T. S. (2004). Middle range theories application to
nursing research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Pillitteri, A. (2010). Maternal & child health nursing: Care of the Childbearing &
childrering family (6 th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Potter, P. A & Perry, A. G. (2004). Foundamental of Nursing (6 th ed.) Saint
Louis: Mosby.
Pugh, L. C., Milligan, R. E., Parks, P. L., Lenz, E. R., & Kitzman, H. (1998).
Clinical approaches in the assessment of childbearing fatigue. JOGGN
Clinical Issue, 28(1), 74 - 80.
Reeder, S. J., Martin, L. L., & Koniak-Griffin, D. (2011). Keperawatan
maternitas: Kesehatan Wanita, bayi & keluarga 18 ed. Vol. 2 (Y. Afiyanti,
I. N. Rachmawati, A. Lusyana, S. Kurnianingsih, N. B. Subekti & D.
Yulianti, Trans. Maternity nursing: Family, newborn, and women's health
care 18th ed). Jakarta: EGC. Buku asli diterbitkan tahun 1997.
Ricci, S. S. (2009). Essential of maternity, newborn, and women's health nursing
(Second ed.). Philadelphia, PA: Wolters Kluwer Lippincott Williams and
Wilkins.
Roos, N., Sahlin, L., Ekman Ordeberg, G., Kieler, H., & Stephansson, O. (2010).
Maternal risk factors for postterm pregnancy and cesarean delivery
following labor induction. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica,
89(8), 1003-1010. doi: 10.3109/00016349.2010.500009.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
49 Rumah Sakit Hasan Sadikin (2005). Pedoman diagnosis dan terapi obstetri dan
ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin Bagian Pertama. Bandung: Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo (2007). Panduan
pelayanan medis departemen obstetri dan ginekologi. Jakarta: Bagian
Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.
Ciptomangunkusumo
Savitz, D. A., Terry Jr, J. W., Dole, N., Thorp Jr, J. M., Siega-Riz, A. M., &
Herring, A. H. (2002). Comparison of pregnancy dating by last menstrual
period, ultrasound scanning, and their combination. American Journal of
Obstetrics
and
Gynecology,
187(6),
1660-1666.
doi:
10.1067/mob.2002.12760.
Smith, M. J., & Liehr, P. R. (2008). Middle range theory for nursing (Second ed.).
New York: Spinger Publishing Company.
Stolte, K. M. (2001). Diagnosa keperawatan sejahtera (E. Novieastari, Trans.
Wellness nursing diagnosis for health promotion) Jakarta: EGC Buku asli
diterbitkan tahun 1996.
Susan, L. W., & Shelton, M. H. (2011). Maternal child nursing care: Optimizing
outcomes for mothers, children and families. Philadelphia: F.A Davis
Company.
Taipale, P., & Hiilesmaa, V. (2001). Predicting delivery date by ultrasound and
last menstrual period in early gestation. Obstetrics and Gynecology, 97(2),
189-194.
Torricelli, M., Ignacchiti, E., Giovannelli, A., Merola, A., Scarpetti, E., Calonaci,
G., . . . Petraglia, F. (2006). Maternal plasma corticotrophin-releasing
factor and urocortin levels in post-term pregnancies. European Journal of
Endocrinology, 154(2), 281-285. doi: 10.1530/eje.1.02091.
Wiedenbach, E. (1963). The helping art of nursing. The American Journal of
Nursing, 66(11), 54 - 57
Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2012). Buku saku daignosis keperawatan
diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC (E. Wahyuningsih,
Trans. Prentice hall nursing diagnosis handbook: NANDA diagnoses, NIC
interventions, NOC outcomes). Jakarta: EGC. Buku asli diterbitkan 2009.
Zeitlin, J., Blondel, B., Alexander, S., & Bréart, G. (2007). Variation in rates of
postterm birth in Europe: Reality or artefact? BJOG: An International
Journal of Obstetrics and Gynaecology, 114(9), 1097-1103. doi:
10.1111/j.1471-0528.2007.01328.x.
Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
50 Universitas Indonesia
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH”
DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT”
PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM
DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
Kasus 1:
Tanggal Pengkajian: 23Oktober 2013 @ 09.45
Tempat pengkajian : VK RSUD Cibinong
No Register
Tgl & Jam Masuk : 23Oktober 2013 @ 09.30
: 10845339
Tahap Identifikasi
I. Pengkajian Umum Klien
A. Identitas Klien
Inisial Klien
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
terakhir
Agama
:
Suku bangsa
: O Jawa
: Ny.N
: 24 tahun
: О PNS
: О SD
 Islam
О Peg.Swasta
О SLTP
О Wiraswasta
 SLTA
О Protestan
О Katholik
 Sunda
О Betawi
 IRT
О DIII
ОLain……….
О S1/S2
О Hindu
О Minang
О Budha
ОLain……….
.
B. Alasan masuk RS:
Keluhan Utama:
Rujukan dari Puskesmas Cimanggis, karena mules-mules, keluar lendir dan darah sedikit dari
vagina. Cemas menghadapi proses persalinannya serta cemas dengan kondisi janinnya karena
menurut bidan kehamilannya sudah lewat waktu.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu:
O Pernah dirawat di RS
 Tidak Pernah dirawat di RS
 Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di...
O DM
O Hipertensi
O Hepatitis
O Asma
O Tifoid
O Kanker
O Epilepsi
O Kelainan bawaan
D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi)
O Keturunan kembar
O TBC
O Lain-lain :
O PJK
O DM
O Tifoid
O Hipertensi
O Kanker
O Hepatitis
O Epilepsi
O Asma
O Kelainan bawaan
E. Riwayat Alergi
O Alergi makanan :
O Alergi obat :
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB)
Penggunaan KB
Bila ya kontrasepsi yang digunakan
O Pil KB
o Implant
Sejak kapan mengguankan KB: Tahun
Lama penggunaan KB :
Keluhan selama menggunakan KB:
O Ya
O Suntik
o Kondom
, kemudian
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
O Lain-lain :
 Tidak
o IUD/ Spiral
o Pantang berkala
II. Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms
A. Pengkajian Fisik (Fisiologi)
Pengkajian Subjektif
1. Data Kehamilan Saat Ini
Kehamilan direncanakan
HPHT
Taksiran Partus
Umur Kehamilan
Pergerakan janin pertama kali di rasakan
Pergerakan janin dalam 24 jam
Riwayat ANC
Keluhan selama hamil
:  Ya
: 03 Januari 2013
: 10 Oktober 2013
: 42 – 43 minggu
: lupa
: aktif (> 10 kali)
: O teratur
: Tidak ada keluhan
O Tidak
 Tidak teratur
2. Riwayat Obstetrik G 2 P1 A 0
No.
Tahun
Persalinan
BB lahir
(gr)
1.
2.
2008
Hamil ini
2700 gr
Jenis
kelamin
bayi
P
Komplikasi
kehamilan/persa
linan
Tidak ada
Jenis
Persalinan &
indikasi
Pervaginam
Penolon/tempat
persalinan
Bidan
3. Riwayat menstruasi
Usia menarche
Lama haid
Siklus haid
Banyak haid
Warna haid
Bau haid
Keluhan
:
12
tahun
: O < 5hari
:  28 hari
:  2-3 x ganti P
:  merah kecoklatan
:  amis darah
: O dismenore
4. Status Nutrisi & Cairan
Diet Khusus: tidak ada diet khusus
Nafsu makan
O Baik
o Tidak ada
Asupan Nutrisi
Jenis : nasi, sayur, ikan
Asupan Cairan
Jenis: Air putih
Turgor kulit
 Baik
 5-7 hari
O 8-10 hari
O 30 hari
O >4x ganti P
O merah terang
O menyengat/busuk
O Spotting
O
O
O
O lain…………
O Metroragia
o Cukup
 Kurang
Porsi: sedang
Jumlah: 1000 -1500 cc
o Cukup
Frekuensi: 2 x sehari
Frekuensi: 6-8 gelas sehari
o Kurang
O lain……..
5. Eliminasi
Eliminasi
BAB:
BAK:
Keringat :
Frekuensi & Jumlah
1- 2 x sehari
5-6 x sehari
Warna
kuning
kekuningan
6. Aktivitas dan istirahat
Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini:
Istirahat:
Bau
o mandiri
 Dibantu sebagian
o Total care
 Tidak dapat beristirahat (lelah)
o Mampu beristirahat
7. Pengkajian nyeri
Penyebab nyeri:
 Kontraksi uterus
o Lain-lain:
2
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Kualitas nyeri :
Region:
Skala nyeri:
Koping terhadap
nyeri
o Rasa ingin BAB
 Mules
o Lain-lain, sebutkan:
 Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian perut
o Lain-lain,
sebutkan:
o 0-3
4-6
o 10
o 7-9
o Menangis
o pernafasan
 mengerang
o Penggunaan obat
o relaksasi
o Lain-lain, sebutkan:
Reaksi non verbal
o Berkeringat
o Wajah meringis
Pengkajian objektif
1. Penampilan umum
Keadaan umum: O Baik
TD:
Tanda-tanda vital 110/80mmHg
BB: 68 kg
 Sedang
O Jelek
Nadi: 84x/menit
TB: 157 cm
2. Pemeriksaan Fisik Ibu:
Kepala:
Distribusi rambut
Lesi/pembengkakan
Edema wajah
Mata:
Sklera
Konjungtiva
Mulut:
Gigi
RR: 22 x/menit
LILA: 29 cm
Leher :
Pembesaran kelenjar tyroid
Pembesaran vena jugularis
Ketiak
Pembesaran kelenjar
Getah bening :
Irama nafas
o Ada
 Regular
Abdomen
Leopold 1
Leopold 2
Leopold 3
Leopold 4
DJJ
Irama DJJ
Intensitas
 Vesikuler
 Reguler
Suara nafas
Irama nadi
Suara jantung
Capilary Refil
Putting
Areola
Pengeluaran Asi
Bentuk
TFU : 36 cm
o Kepala
O PUKA
 Kepala
 Masuk PAP
: 143 x/menit
:  Reguler
:  Kuat
O Apatis
Suhu: 36.4°C
 Rata
Lidah
Mukosa bibir
Payudara
 CM
Kesadaran:
o Ada
o Ada
o ikterik
O anemis
o Lengkap
 Caries
 Bersih
o Lembab
o Ada
o Ada
Oksigenasi &
Ventilasi
 lain-lain:
Menggososk punggung
o gelisah
o tenang
o S1 dan S2
 < 3 detik
 Eksversi
 Hiperpigmentasi
 Ada
 Simetris
o Tidak rata
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ikterik
 Tidak anemis
 Tidak lengkap
o Kotor
 Kering
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ada
o Irreguler
o
Ronkhi &Wheezing
o
o
o
o
Iregueler
Murmur & Gallop
> 3 detik
Datar & Inversi
o Tidak ada
o Tidak simetris
 Bokong
 PUKI
o Bokong
O Belum masuk PAP
o Irreguler
o Lemah
3
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
o Ekstremitas
Striae Gravidarum:
His :
 Ada
o 1-2x/10mnt
o >4x/10 mnt
Durasi his
o < 20detik
Pemeriksaan
Ketuban :
Dalam:
Cairan ketuban :
Ketuban pecah jam:
Pembukaan:
Penurunan kepala:
Portio:
Presentasi:
Genetalia:
Pengeluaran
Pervaginam:
Edema :
Varices:
Ekstremitas:
Edema :
Varices:
o Tebal
o vertex
o bokong
 Lendir
o air ketuban
o ada
o ada
 ada
o ada
 Ada
O Tidak ada
o Tidak ada
 2-3x/10mnt
o 3-4x/10mnt
 20 40 detik
 Positif
o > 40 detik
o Negatif
o Jernih
o Mekonium
O H1
o
o
o
o
H3
Lunak
Kening/alis
ekstremitas
 H2
o H4
o Kaku
o wajah
 darah
 tidak ada
 tidak ada
 tidak ada
o tidak ada
 tidak ada
B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional)
1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat
waktu dan klien selalu menanyakan bagaimana perkembangan proses kelahirannya dan kondisi
janinnya
2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar, bayinya
sehat.
3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh suaminya akan
tetapi suminya tidak bisa masuk ke kamar bersalin karena ada pasien lain yang akan melahirkan.
4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi janin dan
kemajuan persalinannya, Ibu mengatakan dalam keluarganya selalu ada yang hamil lewat waktu
jadi tidak memeriksakan kehamilannya karena menggangap sudah biasa terjadi.
5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai sopir,
penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
6. Peran serta keluarga/suami : Klien meminta untuk didampingi suaminya
7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah.
C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang
1. Terapi Medis : oksitosin 5 ui 12 tetes/menit
2. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan USG tanggal 23 Oktober 2013: Janin tunggal hidup, presentasi kepala, cairan
amnion berkurang, TBJ, 3100 gram, letak plasenta di fundus belakang, serotinus.
 Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Oktober 2013
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
10,3
12.0 – 14.0 g/dl
Eritrosit
4,45
4,5 – 5,5 juta/ul
Leukosit
7400
5000 – 10.000 ul
Trombosit
403.000
150.000 – 450.000/ul
4
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Hematokrit
HbsAg
31.3
Negatif
36 – 42 %
Negatif
Tahap Ministrasi
1. Risiko cidera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisensi uteroplasenta, kondis cairan
amnion dan efek induksi persalinan.
2. Risiko cedera maternal: ruptir uteri berhubungan efek induksi persalinan
3. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
4. Kelelahan berhubungan dengan proses kehanilan dan persalinan yang memanjang
5. Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan
5
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
ASUHAN KEPERAWATAN NY. N PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
No Tanggal
1
Tanggal
23
Oktober
2013
pukul
09.30
wib
Identifikasi
Diagnosa
Keperawatan
Risiko
cidera
Subjektif:
janin:
gawat
Ny. N mengatakan
janin
dia dirujuk dari
berhubungan
puskesmas karena
dengan
mules-mules dan
insufisensi
kehamilannya sudah
uteroplasenta,
lewat waktu
kondis
cairan
amnion dan efek
Objektif:
 Tinggi fundus uteri induksi
36 cm, bagian persalinan.
fundus
teraba
bokong, punggung
terletak di kanan,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
2/5,
kontraksi uterus 3x
dalam 10 menit
interval 20 detik,
denyut
jantung
janin 143 x/menit,
regular. Vulva dan
vagina tidak ada
kelainan, terdapat
pengeluaran lendir
dan darah. Hasil
pemeriksaan dalam
pembukaan serviks
3 cm, ketuban
Ministrasi dan Koordinasi
Tujuan
Rencana Keperawatan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x12 jam selama
proses persalinan,
resiko cidera janin:
gawat janin tidak
terjadi dengan
kriteria hasil denyut
jantung janin 120 –
160 kali/menit,
gerakan janin masih
aktif, tidak terdapat
mekonium dalam
air ketuban
1. Monitor/observasi
kesejahteraan
janin
yaitu gerakan janin dan
denyut jantung janin
dengan karditokograf
2. Atur posisi ibu miring
kiri untuk mengurangi
tekanan tekanan pada
tali pusat
3. Berikan oksigen 5 liter
permenit
untuk
meningkatkan alirah
oksigen ibu ke janin
4. Observasi tanda-tanda
gawat janin dengan
menggunakan
elektronik janin
5. Obsevasi
warna
mekonium
6. Observasi
kemajuan
persalinan
7. Siapkan resusitasi bayi
baru lahir
Implementasi
1. Memonitor
gerakan
janin
dan
denyut
jantung janin
2. Mengatur posisi
ibu miring kiri
3. Mengobservasi
tanda-tanda
gawat
janin
dengan
menggunakan
elektronik janin
seperti DJJ >160
dan < 110 kali
permenit
4. Mengobservasi
kemajuan
persalinan
Validasi
Evaluasi
Tanggal 23 Oktober 2013
pukul 15.30 wib
S:
Ny. N merasa senang
dengan kelahiran putrinya
dan berharap batinya
baik-baik saja.
O:
 Tekanan
darah
110/70,
nadi
80
kali/menit, respirasi
20 kali/menit, suhu
36,50C.
 Bayi perempuan lahir
dengan BB 2800
gram, PB 48. Anus
(+), mekonium (+),
AS 6/7.
A: bayi memerlukan
resusitasi
P: Lanjutkan intervensi
1) Berikan oksigen
2) Observasi bayi di
ruang perinatalogi
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2.
Tanggal
23
Oktober
2013
pukul
09.30
wib
masih
utuh,
penurunan kepala
di hodge II-III,
presentasi kepala
 Pemberian
oksitosin 5ui 12
tetes/menit
Subjektif:
Ny. N mengatakan
dia dirujuk dari
puskesmas karena
mules-mules dan
kehamilannya sudah
lewat waktu
Objektif:
 Tinggi fundus uteri
36 cm, bagian
fundus
teraba
bokong, punggung
terletak di kanan,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
2/5,
kontraksi uterus 3x
dalam 10 menit
interval 20 detik,
denyut
jantung
janin 143 x/menit,
regular. Vulva dan
vagina tidak ada
kelainan, terdapat
pengeluaran lendir
dan darah. Hasil
Risiko
cidera
maternal: ruptur
uteri
berhubungan
dengan
efek
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x12 jam pola
persalinan yang
baik dapat dengan
kriteria hasil
kontraksi uterus 4050 detik dengan
interval 2 – 3
menit, adanya
relaksasi uterus
diantara dua
kontraksi,
persalinan berakhir
tanpa komplikasi
1. Kaji
riwayat
kehamilan, persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan
penunjang antenatal
2. Diskusikan risiko dan
manfaat
induksi
persalinan
3. Periksa tanda vital
setiap jam
4. Lakukan
evaluasi
terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
5. Observasi
intake
output cairan
6. Lakukan palpasi pada
fundus uteri guna
melakukan
evaluasi
frekuensi dan durasi
kontraksi. Observasi
stimulus
yang
berlebihan pada tonus
uterus.
7. Perhatikan
keluhan
kram
abdomen,
7
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1. Mengkaji riwayat
kehamilan,
persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan
penunjang
antenatal
2. Mendiskusikan
risiko
dan
manfaat induksi
persalinan
3. Memeriksa tanda
vital setiap jam
4. Melakukan
evaluasi terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung
janin, dan gerak
janin
5. Mengobservasi
intake
output
cairan
6. Melakukan
palpasi
pada
fundus uteri guna
melakukan
Tanggal 23 Oktober 2013
pukul 15.30 WIB
S:O:
 Tekanan
darah
110/70,
nadi
80
kali/menit, respirasi
20 kali/menit, suhu
36,50C.
 Bayi lahir spontan
 Terdapat
robekan
perineum derajat II,
telah
dilakukan
jahitan
A: Rupture uteri dapat
dicegah
P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi perdarahan
dan tanda-tanda vital
pemeriksaan dalam
pembukaan serviks
3 cm, ketuban
masih
utuh,
penurunan kepala
di hodge II-III,
presentasi kepala
 Pemberian
oksitosin 5ui 12
tetes/menit.
3
Tanggal
23
Oktober
2013
pukul
09.30
wib
Subjektif:
 Ny. N mengatakan
dia dirujuk dari
puskesmas karena
mules-mules dan
kehamilannya
sudah lewat waktu
 Klien
mengeluh
nyeri di bagian
abdomen tembus
ke punggung
Objektif:
 Skala nyeri 5
 Tinggi fundus uteri
36 cm, bagian
fundus
teraba
bokong, punggung
terletak di kanan,
kepala
sudah
masuk pintu atas
pusing, mual-muntah,
letargi
hipotensi
takikardia
8. Lakukan pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui kemajuan
persalinan
7.
Nyeri
berhubungan
dengan kontraksi
uterus
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x12
jam
ibu
mampu
mentoleransi nyeri
dengan kriteria ibu
mampu mengontrol
nyeri
yang
dirasakan,
ibu
mengungkapkan
nyeri
berkurang
dengan skala 1-3,
ibu berkoordinasi
dan kerjasama saat
proses persalinan
terutama saat nyeri
dirasakan, ibu dapat
mempraktikkan
teknik
untuk
mengurangi nyeri
1. Kaji status nyeri yang
dirasakan
(lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
intensitas dan skala
nyeri) sehingga dapat
memberikan intervensi
yang sesuai
2. Observasi tingkah laku
nonverbal akibat nyeri
yang dirasakan untuk
memastikan tindakan
yang akan diberikan
untuk
mengurangi
nyeri
3. Kurangi faktor-faktor
yang
dapat
meningkatkan
nyeri
untuk mencegah nyeri
yang lebih hebat
4. Diskusikan
dengan
8
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1.
2.
3.
4.
evaluasi
frekuensi
dan
durasi kontraksi.
Observasi
stimulus
yang
berlebihan pada
tonus uterus.
Lakukan
pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui
kemajuan
persalinan
Mengkaji status
nyeri
yang
dirasakan
Mengobservasi
tingkah
laku
nonverbal yaitu
nampak
mengerang dan
mengelus
elus
bagian punggung
Mengurangi
faktor-faktor
yang
dapat
meningkatkan
nyeri
Mengajarkan
teknik relaksasi
napas dalam dan
melakukan terapi
massase
pada
bagian punggung
Tanggal 23 Oktober 2013
pukul 15.30 wib
S:Ny. N mengatakan
mampu bertoleransi
dengan nyeri
O:
 Ny. N nampak
melakukan teknik
relaksasi
 Ny N mulai tenang
dan dapat bertoleransi
terhadap nyeri yang
dialami
 Skala nyeri 3
A: Nyeri mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
panggul
2/5,
kontraksi uterus 3x
dalam 10 menit
interval 20 detik,
denyut
jantung
janin 143 x/menit,
regular. Vulva dan
vagina tidak ada
kelainan, terdapat
pengeluaran lendir
dan darah. Hasil
pemeriksaan dalam
pembukaan serviks
3 cm, ketuban
masih
utuh,
penurunan kepala
di hodge II-III,
presentasi kepala
 Pemberian
oksitosin 5ui 12
tetes/menit.
4.
Tanggal
23
Oktober
2013
pukul
09.30
wib
Kelelahan
berhubungan
dengan
proses
kehanilan
dan
Objektif
Ny. N G1P0A0 H 42- persalinan yang
43 minggu.
memanjang
Ny.N nampak dibantu
saat
melakukan
aktivitas
seperti
bangun dari tempat
tidur,
ke
kamar
mandi.
Subjektif:
Klien mengeluh lelah
klien metode yang 5. Menciptakan

lingkungan yang
dapat digunakan untuk
tenang
dengan
mengurangi intensitas
mengurangi
nyeri
seperti
pengunjung
mengajarkan
teknik
relaksasi napas dalam, 6. Memberikan
pujian
atas
melakukan
terapi
kemampuan klien
massase
untuk
untuk
meningkatkan
mentoleransikan
kenyamanan klien
nyeri.
5. Kaji respon klien
terhadap teknik pereda
nyeri
6. Ciptakan lingkungan
yang tenang untuk
mengurangi stressor
7. Berikan pujian atas
kemampuan
klien
untuk mentoleransikan
nyeri.
setelah 1 x 12 jam
1. Kaji
tingkat 1. Mengakji tingkat
diberiakn intervensi
kelelahan,
dan
kelelahan ibu,
keperawatan ibu
perhatikan aktivitas/
sejaka kapan
mampu
istirahat
segera
dimulai,
berpartisipasi
sebelum
proses
penyebab
secara aktif dalam
pesalinan
dimulai
kelelahan
proses persalinan
karena
jumlah 2. Menganjurkan
dengan kriteria
kelelahan
adalah
untuk melakukan
hasil klien mampu
kumulatif
yaitu
teknik relaksasi
mengedan serta
seseorang yang tidak 3. Menyediakan
relaks/ tenang
mengalami
istirahat
lingkungan yang
dalam upaya proses
pada awitan persalinan
kondusif untuk
9
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Anjurkan tetap
melakukan teknik
relaksasi
Tanggal 23 Oktober 2013
pukul 16.00 wib
S:Ny. N mengatakan
mampu bertoleransi
dengan nyeri
O:
 Ny. N nampak
melakukan teknik
relaksasi
 Ny N mulai tenang
dan dapat bertoleransi
persalinan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
terhadap kelelahan
istirahat seperti
memiliki
kelelahan
yang dialami
membatasi
yang lebih besar
pengunjung
Anjurkan
istirahat/
 Ny. I nampak tertidur
relaksasi di antara 4. Memberikan
informasi kepada A: Kelelahan mulai
kontraksi
untuk
klien/pasangan
menghemat energi
berkurang
mengenai
Sedia lingkungan yang
kemajuan
kondusif
untuk
P: Lanjutkan intervensi
persalinan bahwa  Anjurkan untuk
istirahat agar klien
sekarang sedang
dapat
beristirahat
melakukan teknik
menjalani induksi
dengan nyaman
relaksasi
persalinan untuk  Berikan makanan dan
Berikan
informasi
mempercepat/ata
kepada klien/pasangan
minuman manis untk
u merangsang
mengenai kemajuan
menambah tenaga
kelahiran
persalinan membantu
 Berikan informasi
memberikan
energi 5. Memberikan
mengenai kemajuan
minuman manis
psikologis;
persalinannya.
Anjurkan ibu agar
tetap
melakukan
teknik relaksasi karena
ketegangan
otot
meningkatkan
rasa
kelelahan
Pantau
kemajuan
persalinan
karena
persalinan yang lama
dapat meningkatkkan
keletihan
Berikan
minuman
yang manis seperti teh
untuk
mencegah
hipoglikemia.
10
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
3
Tanggal
23
Oktober
2013
pukul
09.30
Wib
Subjektif:
Cemas
terhadap
kondisi
janinnya
karena sudah lewat
waktu
suaminya
bekerja
sebagai
sopir,
penghasilan suaminya
cukup
untuk
memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
ibu
mengatakan
kondisi
ruangan
sangat panas, gerah.
Objektif:
Nampak cemas
sering menanyakan
tentang kondisi janin
dan
kemajuan
persalinannya
Kecemasan
berhubungan
dengan
proses
persalinannya
dan
akan
dilakukan
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x 12 jam
kecemasan ibu
berkurang. Kriteria
hasil yang
diharapkan adalah
ibu nampak tenang,
tanda-tanda vital
dalam batas normal
yaitu tekanan darah
120/80 mmHg, nadi
60- 80 kali/menit,
respirasi 16 – 20
kali/ menit, ibu
mengungkapkan
bahwa cemasnya
berkurang, ibu
dapat bekerja sama
selama proses
persalinan,
1. Identifikasi
tingkat 1. Mengkaji
cemas
persaan ibu dan
2. Pahami persepsi ibu
pemahaman ibu
tentang kondisi yang
terhadap situasi
dirasakan
dengan
3. Kaji perasaan ibu dan
menggunakan
pemahaman terhadap
kata-kata ramah
situasi yang dialami 2. Menjelaskan
saat ini
pada ibu dan
4. Beri
penjelasan
suami tentang
kepada
ibu
dan
semua prosedur
keluarga
tentang
tindakan yang
keadaan ibu dan janin
akan dilakukan
saat ini
termasuk rasa
5. Jelaskan
tentang
tidak nyaman
semua
prosedur
akibat prosedur
tindakan yang akan
dan efek positif
dilakukan
termasuk
serta negatif baik
rasa tidaknya nyaman
bagi ibu maupun
akibat prosedur dan
janin bila
efek
positif
serta
tindakan
negatif baik bagi ibu
dilakukan
maupun bagi janinnya 3. Mengajarkan ibu
apabila tindakan tidak
melakukan
dilakukan
teknik relaksasi
6. Anjurkan ibu untuk
mengekspresikan
perasaan, kecemasan
dan ketakutan yang
dirasakan
7. Ajarkan ibu teknik
relaksasi
8. Temani ibu untuk
memberikan
rasa
11
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Tanggal 23 Oktober 2013
pukul 15.30 wib
S:
Ibu mengatakan awalnya
ada perasaan takut dan
cemas menjalani proses
persalinan. Setelah ibu
mendapatkan penjelasan
mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan ia merasa
sangat tenang, nyaman,
dan siap menghadapi
proses persalinan dengan
segala resiko
Objektif:
 Ibu mulai nampak
tenang
 Bekerjasama selama
proses persalinan
 Tanda vital :
TD 110.80mmHg
Nadi: 80 x/menit
Pernafasan:
20
x/menit
Suhu: 36.5oC
A: Kecemasan ibu mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
1. Temani ibu untuk
memberikan rasa
nyaman
nyaman
dan
mengurangi cemas
9. Anjurkan
keluarga
untuk mendampingi
ibu
10. Anjurkan ibu untuk
lebih banyak
12
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2. Anjurkan ibu tetap
melakukan teknik
relakssai
3. Anjurkan keluarga
untuk mendampingi
ibu
4. Anjurkan ibu untuk
lebih banyak berdoa.
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH”
DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT”
PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM
DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
Kasus 2:
Tanggal Pengkajian: 28 Oktober 2013 @ 08.15
Tempat pengkajian : VK RSUD Cibinong
No Register
Tgl & Jam Masuk : 28 Oktober 2013 @ 08.05
: 10845935
Tahap Identifikasi
I.
Pengkajian Umum Klien
A. Identitas Klien
Inisial Klien
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
terakhir
Agama
: Ny.S
: 28 tahun
: О PNS
:  SD
Suku bangsa
: O Jawa
:
 Islam
О Peg.Swasta
О SLTP
О Wiraswasta
O SLTA
О Protestan
О Katholik
 Sunda
О Betawi
 IRT
О DIII
ОLain……….
О S1/S2
О Hindu
О Minang
О Budha
ОLain……….
.
B. Alasan masuk RS:
Keluhan Utama:
Ny. S dirujuk dari bidan dengan keluhan keluar air-air sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
tidak ada pengeluaran darah dan lendir
C. Riwayat Kesehatan Dahulu:
O Pernah dirawat di RS
 Tidak Pernah dirawat di RS
 Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di...
O DM
O Hipertensi
O Hepatitis
O Asma
O Tifoid
O Kanker
O Epilepsi
O Kelainan bawaan
D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi)
O Keturunan kembar
O TBC
O Lain-lain :
O PJK
O DM
O Tifoid
O Hipertensi
O Kanker
O Hepatitis
O Epilepsi
O Asma
O Kelainan bawaan
E. Riwayat Alergi
O Alergi makanan :
O Alergi obat :
O Lain-lain :
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB)
Penggunaan KB
o Tidak
 Ya
Bila ya kontrasepsi yang digunakan
 Pil KB
 Suntik
o IUD/ Spiral
o Kondom
o Pantang berkala
o Implant
Sejak kapan mengguankan KB: Tahun 2000 -2005
, kemudian 2006 -2011
Lama penggunaan KB : 5 tahun dan 5 tahun
Keluhan selama menggunakan KB: Tidak ada
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
II.
Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms
A. Pengkajian Fisik (Fisiologi)
Pengkajian Subjektif
1. Data Kehamilan Saat Ini
Kehamilan direncanakan
HPHT
Taksiran Partus
Umur Kehamilan
Pergerakan janin pertama kali di rasakan
Pergerakan janin dalam 24 jam
Riwayat ANC
Keluhan selama hamil
:  Ya
: 01 Januari 2013
: 08 Oktober 2013
: 42 – 43 minggu
: 16 minggu
: aktif (> 10 kali)
: O teratur
: Tidak ada keluhan
O Tidak
 Tidak teratur
2. Riwayat Obstetrik G 4 P3 A 0
No.
Tahun
Persalinan
BB lahir
(gr)
1.
2.
3
4.
2000
2000
2005
Hamil ini
2700 gr
3500 gr
3500 gr
Jenis
kelamin
bayi
P
L
L
Komplikasi
kehamilan/persa
linan
stillbirth
Tidak ada
Tidak ada
Jenis
Persalinan &
indikasi
Pervaginam
Pervaginam
Pervaginam
Penolon/tempat
persalinan
Bidan
Bidan
Bidan
3. Riwayat menstruasi
Usia menarche
Lama haid
Siklus haid
Banyak haid
Warna haid
Bau haid
Keluhan
:
12
tahun
: O < 5hari
:  28 hari
:  2-3 x ganti P
:  merah kecoklatan
:  amis darah
: O dismenore
4. Status Nutrisi & Cairan
Diet Khusus: tidak ada diet khusus
Nafsu makan
 Baik
o Tidak ada
Asupan Nutrisi
Jenis : nasi, sayur, ikan
Asupan Cairan
Jenis: Air putih
Turgor kulit
 Baik
 5-7 hari
O 8-10 hari
 30 hari
O >4x ganti P
O merah terang
O menyengat/busuk
O Spotting
O
O
O
O lain…………
O Metroragia
o Cukup
o Kurang
Porsi: sedang
Jumlah: 1000 -1500 cc
o Cukup
Frekuensi: 2 x sehari
Frekuensi: 5-6 x sehari
o Kurang
O lain……..
5. Eliminasi
Eliminasi
BAB:
BAK:
Keringat :
Frekuensi & Jumlah
2- 2 x sehari
5-6 x sehari
Warna
kuning
kekuningan
6. Aktivitas dan istirahat
Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini:
Istirahat:
Bau
o mandiri
 Dibantu sebagian
o Total care
 Tidak dapat beristirahat (lelah)
o Mampu beristirahat
7. Pengkajian nyeri
14
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Penyebab nyeri:
Kualitas nyeri :
Region:
Skala nyeri:
Koping terhadap
nyeri
 Kontraksi uterus
o Lain-lain:
o Mules
o Rasa ingin BAB
o Lain-lain, sebutkan:
o Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian perut
o Lain-lain,
sebutkan:
o 0-3
4-6
o 10
o 7-9
o mengerang
 Menangis
 pernafasan
o Penggunaan obat
o relaksasi
o Lain-lain, sebutkan:
Reaksi non verbal  Berkeringat
o Wajah meringis
Pengkajian objektif
3. Penampilan umum
Keadaan umum: O Baik
TD:
Tanda-tanda vital 120/70mmHg
BB: 60 kg
 Sedang
 gelisah
o tenang
O Jelek
Nadi: 80x/menit
TB: 155 cm
4. Pemeriksaan Fisik Ibu:
Kepala:
Distribusi rambut
Lesi/pembengkakan
Edema wajah
Mata:
Sklera
Konjungtiva
Mulut:
Gigi
Kesadaran:
RR: 20 x/menit
LILA: 30 cm
 Rata
o lain-lain:
o
 CM
O Apatis
Suhu: 36.5°C
o Tidak rata
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ikterik
o Tidak anemis
 Tidak lengkap
Leher :
Pembesaran kelenjar tyroid
Pembesaran vena jugularis
o Ada
o Ada
o ikterik
 sedikit anemis
o Lengkap
 Caries
 Bersih
o Lembab
o Ada
o Ada
Ketiak
Pembesaran kelenjar
Getah bening :
Irama nafas
o Ada
 Regular
Suara nafas
 Vesikuler
o
Irama nadi
Suara jantung
 Reguler
Payudara
Capilary Refil
Putting
 < 3 detik
 Eksversi
o Iregueler
o Murmur &
Gallop
o > 3 detik
o Datar &
Inversi
 Hiperpigmentasi
 Ada
 Simetris
Abdomen
Leopold 1
Leopold 2
Leopold 3
Areola
Pengeluaran Asi
Bentuk
TFU : 33 cm
o Kepala
О PUKA
 Kepala
Lidah
Mukosa bibir
Oksigenasi &
Ventilasi
o S1 dan S2
o Kotor
 Kering
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ada
o Irreguler
Ronkhi
&Wheezing
o Tidak ada
o Tidak simetris
 Bokong
 PUKI
o Bokong
15
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
o Ekstremitas
Leopold 4
 Masuk PAP
DJJ
: 140 x/menit
Irama DJJ
:  Reguler
Intensitas
:  Kuat
Striae Gravidarum:
His :
o Ada
 1-2x/10mnt
o >4x/10 mnt
Durasi his
 < 20detik
Pemeriksaan
Ketuban :
Dalam:
Cairan ketuban : Kering
Ketuban pecah jam:
Pembukaan:
1 cm
Penurunan kepala:
Portio:
Presentasi:
Genetalia:
Pengeluaran
Pervaginam:
Edema :
Varices:
Ekstremitas:
Edema :
Varices:
О Belum masuk PAP
o Irreguler
o Lemah
 Ada
 Tidak ada
o 2-3x/10mnt
o 3-4x/10mnt
o 20 40 detik
 Positif
o > 40 detik
o Negatif
o Jernih
o Mekonium
 H1
o
o
o
o
o Tebal
o vertex
o bokong
О Lendir
H3
Lunak
Kening/alis
ekstremitas
o darah
 tidak ada
 tidak ada
 tidak ada
o air ketuban
o ada
o ada
 ada
o ada
o Tidak ada
o
o
o
o
H2
H4
Kaku
wajah
 tidak ada
o tidak ada
 tidak ada
B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional)
1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah
lewat waktu dan klien tidak ada pengeluaran lendir dan darah, ketuban kering.
2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar,
bayinya sehat.
3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh
suaminya.
4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi
janin dan kemajuan persalinannya.
5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai
buruh harian, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
6. Peran serta keluarga/suami : Suami sesekali mendampingi istri
7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas,
gerah.
C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang
1. Terapi Medis : IVFD RL + Oksitosin 5 ui 12 tetes/menit
2. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan USG tanggal 27 Oktober 2013: Janin tunggal hidup, presentasi kepala,
cairan amnion berkurang, letak plasenta di fundus belakang, serotinus.
16
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014

Pemeriksaan Laboratorium 28 Oktober 2013
Pemeriksaan
Hasil
Hemoglobin
12,4
Eritrosit
4,73
Leukosit
9400
Trombosit
22.000
Hematokrit
38.7
HbsAg
Negatif
Nilai Normal
12.0 – 14.0 g/dl
4,5 – 5,5 juta/ul
5000 – 10.000 ul
150.000 – 450.000/ul
36 – 42 %
Negatif
Tahap Ministrasi
1. Terjadi penyulit persalinan: nyeri berkepanjangan akibat induksi persalinan
2. Risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan uteroplasenta, kondisi cairan amnion
atau dengan induksi persalinan
3. Risiko cedera maternal: Ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan
4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional terhadap proses persalinan
5. Persiapan ibu untuk persalinan
17
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
ASUHAN KEPERAWATAN NY. S PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
No Tanggal
1
Tanggal
28
Oktober
2013
pukul
08.15
wib
Identifikasi
Diagnosa
Keperawatan
nyeri
Subjektif:
Ny. S mengeluh nyeri berkepanjangan
pada daerah abdomen berhubungan
kontraksi uterus
menjalar ke
akibat induksi
punggung
persalinan
Objektif:
Tekanan
darah
120/80 mmHg, nadi
80
kali/menit,
respirasi
20
kali/menit,
suhu
36,50C,
kontraksi
teratur 1- 2 kali
dalam
10
menit
dengan durasi 20
detik denyut jantung
janin 140 kali/menit
gerakan janin aktif.
Kontraksi
uterus
bersifat
ringan,
dilakukan
pemeriksaan dalam di
dapatkan
hasil
presentasi
kepala,
pendataran serviks 30
%,
pembukaan
serviks
1
cm,
konsistensi
kaku,
posisi serviks di
Ministrasi dan Koordinasi
Tujuan
Rencana Keperawatan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x24 jam selama
proses persalinan,
Nyeri yang
dirasakan
berkurang dengan
kriteria hasil Ny.S
mampu mengontrol
nyeri yang
dirasakan, skala
nyeri 0 – 3, ibu
mampu melakukan
teknik yang
diajarkan untu
mengatasi nyerinya
1. Kaji Status nyeri yang
dirasakan
2. Observasi tingka laku
non verbal
3. Observasi tanda-tanda
kemajuan persalinan
4. Lakukan terapi massase
pada daerah punggung
5. Ajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
6. Jelaskan prosedur dan
rasional sebelum
dilakukan
7. ciptakan lingkungan
yang kondusif
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Implementasi
1. Mengkaji status
nyeri yang
dirasakan
2. Mengobservasi
tingka laku non
verbal klien
nampak meringis
kesakitan,
menangis
3. Mengobservasi
tanda-tanda
kemajuan
persalinan
4. melakukan terapi
massase pada
daerah punggung
5. mengajarkan
teknik relaksasi
nafas dalam
6. menjelaskan
prosedur dan
rasional sebelum
dilakukan
7. Menciptakan
lingkungan yang
kondusif yaitu
suami
mendampingi
isteri pada saat
proses persalinan
Validasi
Evaluasi
28 Oktober 2013 @
19.00
S:
 Ibu mengatakan nyeri
yang dirasakan
berkurang setelah
mempraktikkan teknin
untuk mengurangi
nyeri seperti relaksasi,
massase, imagenary
 Ibu mengatakan
suaminya
mendampingi saat
proses persalinan dan
mempraktekkan
teknik untuk
mengurangi rasa nyeri
O:
 Ibu tampak dapat
mengontrol nyeri yang
dirasakan
 Ibu dapat berkoordinasi
dan kerjasama saat
proses persalinan
terutama saat nyeri
dirasakan
 Ibu dapat
mempraktikkan teknik
untuk mengurangi nyeri
depan,
Pemberian
oksitosin 5 ui
2
Tanggal
28
Oktober
2013
pukul
08.15
wib
Subjektif:
Keluar air-air sejak 2
hari sebelu masuk RS
Objektif:
 Tinggi fundus uteri
33 cm, bagian
fundus
teraba
bokong, punggung
terletak di kiri,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
4/5,
kontraksi uterus 1
– 2 kali dalam 10
menit, durasi 20
detik ,
denyut
jantung janin140
x/menit,
regular.
Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
belum
ada
pengeluaran lendir
dan darah. Hasil
pemeriksaan dalam
pembukaan serviks
1 cm, pendataran
Risiko
cidera
janin:
gawat
janin
berhubungan
dengan
insufisensi
uteroplasenta,
kondis
cairan
amnion dan efek
induksi
persalinan.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x24 jam selama
proses persalinan,
resiko cidera janin:
gawat janin tidak
terjadi dengan
kriteria hasil
denyut jantung
janin 120 – 160
kali/menit, gerakan
janin masih aktif,
tidak terdapat
mekonium dalam
air ketuban
1. Monitor/observasi
kesejahteraan
janin
yaitu gerakan janin dan
denyut jantung janin
dengan karditokograf
2. Atur posisi ibu miring
kiri untuk mengurangi
tekanan tekanan pada
tali pusat
3. Berikan oksigen 5 liter
permenit
untuk
meningkatkan
alirah
oksigen ibu ke janin
4. Observasi tanda-tanda
gawat janin dengan
menggunakan
elektronik janin
5. Obsevasi
warna
mekonium
6. Observasi
kemajuan
persalinan
7. Siapkan resusitasi bayi
baru lahir
19
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1. Memonitor
gerakan
janin
dan
denyut
jantung janin
2. Mengatur posisi
ibu miring kiri
3. Mengobservasi
tanda-tanda
gawat
janin
dengan
menggunakan
elektronik janin
seperti DJJ >160
dan < 110 kali
permenit
4. Mengobservasi
kemajuan
persalinan
 Skala Nyeri 2
A: Masalah nyeri karena
kontraksi uterus,
kemajuan persalinan dan
menjelang kelahiran dapat
diatasi
P : intervensi dihentikan
S:O: Setelah diberi induksi
persalinan, pada jam
17.30 Wib pembukaan
lengkap, djj 141 x/menit,
gerakan janin positif,
pukul 18. 30 bayi lahir
perempuan, BBL 2900
PB,49 cm, LD 31 cm,
anus (+), IMD (+)
A: gawat janin tidak
terjadi
P
:
Melanjutkan
melakukan
perawatan
bayi baru lahir
serviks 30 %,
ketuban
kering
pemberian
oksitosin 5 ui.
3.
Tanggal
28
Oktober
2013
pukul
08. 15
wib
Subjektif:
Ny. S mengatakan dia
dirujuk oleh bidan ke
rumah sakit karena
kehamilan
sudah
lewat waktu, keluar
air-air sejak 2 hari
sebelum
masuk
rumah sakit
Objektif:
 Tinggi fundus uteri
33 cm, bagian
fundus
teraba
bokong, punggung
terletak di kiri,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
4/5,
kontraksi
uterus
tidak ada, denyut
jantung janin140
x/menit,
regular.
Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
belum
ada
Risiko
cidera
maternal: ruptur
uteri
berhubungan
dengan
efek
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x24 jam pola
persalinan yang
baik dapat dengan
kriteria hasil
kontraksi uterus
40-50 detik dengan
interval 2 – 3
menit, adanya
relaksasi uterus
diantara dua
kontraksi,
persalinan berakhir
tanpa komplikasi
1. Kaji
riwayat
kehamilan, persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan penunjang
antenatal
2. Diskusikan risiko dan
manfaat
induksi
persalinan
3. Periksa tanda vital
setiap jam
4. Lakukan
evaluasi
terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
5. Observasi
intake
output cairan
6. Lakukan palpasi pada
fundus uteri guna
melakukan
evaluasi
frekuensi dan durasi
kontraksi.
Observasi
stimulus
yang
berlebihan pada tonus
uterus.
7. Perhatikan
keluhan
20
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1. Mengkaji riwayat
kehamilan,
persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan
penunjang
antenatal
2. Mendiskusikan
risiko
dan
manfaat induksi
persalinan
3. Memeriksa tanda
vital setiap jam
4. Melakukan
evaluasi terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung
janin, dan gerak
janin
5. Mengobservasi
intake
output
cairan
6. Melakukan
palpasi
pada
fundus uteri guna
S:O:
Setelah diberikan induksi
kontraksi ibu baik, yaitu
pada fase laten kontraksi
teratur tapi bersifat ringan
20-30 detik dan terdapat
relaksasi uterus diantara
dua kontraksi, fasen aktif
kontraksi teratur dan
bersifat sedang dan kuat
menjelang akhir
pembukaan kontraksi tiap
2- 5 kali dengan durasi
30-45 detik dan terdapat
relaksasi diantara dua
kontraksi
Persalinan ibu berakhir
tanpa komplikasi
A: Rupture uteri tidak
terjadi
P: Lanjutkan intervensi
dengan observasi
perdarahan
kram abdomen, pusing,
mual-muntah, letargi
hipotensi takikardia
8. Lakukan pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui kemajuan
persalinan
pengeluaran lendir
dan darah. Hasil
pemeriksaan dalam
pembukaan 1 cm,
portio tebal, tidak
hambatan
jalan
lahir
serviks,
pendataran serviks
30 %, ketuban
sudah
pecah
Pemberian
oksitosin 5 ui
4
Tanggal
28
Oktober
2013
pukul
08.15
wib
Subjektif:
Cemas
terhadap
kondisi
janinnya
karena sudah lewat
waktu dan sudah
keluar air-air sejak 2
hari sebelum masuk
rumah sakit
suaminya
bekerja
sebagai buruh harian,
penghasilan
suaminya
cukup
untuk
memenuhi
kebutuhan
seharihari.
ibu
mengatakan
kondisi
ruangan
sangat panas, gerah.
Objektif:
Kecemasan
berhubungan
dengan
proses
persalinannya
dan
akan
dilakukan
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x 24 jam
kecemasan ibu
berkurang. Kriteria
hasil yang
diharapkan adalah
ibu nampak tenang,
tanda-tanda vital
dalam batas normal
yaitu tekanan darah
120/80 mmHg,
nadi 60- 80
kali/menit, respirasi
16 – 20 kali/ menit,
ibu
mengungkapkan
bahwa cemasnya
berkurang, ibu
1.
2.
3.
4.
5.
melakukan
evaluasi frekuensi
dan
durasi
kontraksi.
Observasi
stimulus
yang
berlebihan pada
tonus uterus.
7. Lakukan
pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui
kemajuan
persalinan
Identifikasi
tingkat 1. Mengkaji
persaan ibu dan
cemas
pemahaman ibu
Pahami persepsi ibu
terhadap situasi
tentang kondisi yang
dengan
dirasakan
menggunakan
Kaji perasaan ibu dan
kata-kata ramah
pemahaman terhadap
situasi yang dialami 2. Menjelaskan
pada ibu dan
saat ini
suami tentang
Beri
penjelasan
semua prosedur
kepada
ibu
dan
tindakan yang
keluarga
tentang
akan dilakukan
keadaan ibu dan janin
termasuk rasa
saat ini
tidak nyaman
Jelaskan
tentang
akibat prosedur
semua
prosedur
dan efek positif
tindakan yang akan
serta negatif baik
dilakukan termasuk
bagi ibu maupun
rasa tidaknya nyaman
janin bila
akibat prosedur dan
21
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
S:
Ibu mengatakan awalnya
ada perasaan takut dan
cemas menjalani proses
persalinan. Setelah ibu
mendapatkan penjelasan
mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan ia mersa sangat
tenang, nyaman, dan siap
menghadapi proses
persalinan dengan segala
resiko
Objektif:
 Ibu mulai nampak
tenang
 Bekerjasama selama
proses persalinan
 Tanda vital :
Nampak cemas
sering menanyakan
tentang kondisi janin
dan
kemajuan
persalinannya
dapat bekerja sama
selama proses
persalinan,
6.
7.
8.
9.
10.
5.
Tanggal
28
Oktober
2013
pukul
08.15
wib
Subjektif:
Ny.S dan suaminya
sangat mengharapkan
kelahiran anaknya
Objektif:
Selalu
bertanya
mengenai kemajuan
persalinan dan akan
mengikuti
arahan
yang diberikan demi
kelancaran
selama
proses persalinan
Persiapan
ibu
dan
keluarga
dalam
proses
persalinan
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan 1 x 12
jam Ny.S dan
keluarga akan
mempersiapkan
dalam proses
kelahirannya
dengan kriteria
hasil: Ny. S
melakukan
tindakan atau
arahan yang
1.
2.
3.
4.
5.
efek positif serta
negatif baik bagi ibu
maupun bagi janinnya
apabila tindakan tidak
dilakukan
Anjurkan ibu untuk
mengekspresikan
perasaan, kecemasan
dan ketakutan yang
dirasakan
Ajarkan ibu teknik
relaksasi
Temani ibu untuk
memberikan
rasa
nyaman
dan
mengurangi cemas
Anjurkan
keluarga
untuk mendampingi
ibu
Anjurkan ibu untuk
lebih banyak
Gali metode alternatif
persiapan persalinan
Memilih
metode
khusus
untuk
persiapan persalinan
Tarik napas selama
kontraksi
Beristirahat diantara
kontraksi
Mampu
mengikuti
petunjuk
selama
kontraksi
22
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
tindakan
dilakukan
3. Mengajarkan ibu
melakukan
teknik relaksasi
TD 110.80mmHg
Nadi: 80 x/menit
Pernafasan:
20
x/menit
Suhu: 36.5oC
A: Kecemasan ibu mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
5. Temani ibu untuk
memberikan rasa
nyaman
6. Anjurkan ibu tetap
melakukan teknik
relakssai
7. Anjurkan keluarga
untuk mendampingi
ibu
8. Anjurkan ibu untuk
lebih banyak berdoa.
1. Menggali metode
alternatif
persiapan
persalinan
2. Memilih metode
khusus
untuk
persiapan
persalinan
3. Melakukan tarik
napas
selama
kontraksi
4. Melakukan
istirahat diantara
S:
Ibu mengatakan
melakukan teknik untuk
mengurangi nyeri dan
cemas yang ajarkan
O:
Ibu dan suaminya sangat
senag dengan kelahiran
anaknya
A: kesiapan proses
persalinan ditingkatkan
P: lanjutkan intervensi
untuk kesiapan merawat
diberikan seperti
23
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
kontraksi
5. Mampu mengikuti
petunjuk selama
kontraksi
diri dan bayinya
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH”
DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT”
PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM
DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
Kasus 3:
Tanggal Pengkajian: 6 Novemeber @ 18.00
Tempat pengkajian : VK RSUD Cibinong
No Register
Tgl & Jam Masuk : 06 November @ 17.45
: 10847582
Tahap Identifikasi
I . Pengkajian Umum Klien
A. Identitas Klien
Inisial Klien
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
terakhir
Agama
: Ny.I
: 30 tahun
: О PNS
: О SD
Suku bangsa
: O Jawa
:
 Islam
О Peg.Swasta
 SLTP
О Wiraswasta
O SLTA
О Protestan
О Katholik
 Sunda
О Betawi
 IRT
О DIII
ОLain……….
О S1/S2
О Hindu
О Minang
О Budha
ОLain……….
.
B. Alasan masuk RS:
Keluhan Utama:
Klien mengatakan tidak ada tanda-tanda persalinan padahal kehamilannya sudah lewat waktu.
Sebelumnya klien memeriksakan kehamilannya di bidan kemudian di rujuk ke RSUD Cibinong
untuk melakukan pemeriksaan USG. Setelah dilakukan pemeriksaan USG ditemukan kehamilan
lewat waktu sehingga dokter memutuskan untuk dilakukan induksi persalinan
C. Riwayat Kesehatan Dahulu:
O Pernah dirawat di RS
 Tidak Pernah dirawat di RS
 Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di...
O DM
O Hipertensi
O Hepatitis
O Asma
O Tifoid
O Kanker
O Epilepsi
O Kelainan bawaan
D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi)
O Keturunan kembar
O TBC
O Lain-lain :
O PJK
O DM
O Tifoid
 Hipertensi
O Kanker
O Hepatitis
O Epilepsi
O Asma
O Kelainan bawaan
E. Riwayat Alergi
O Alergi makanan :
O Alergi obat :
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB)
Penggunaan KB
 Ya
Bila ya kontrasepsi yang digunakan
 Pil KB
 Suntik
o Kondom
o Implant
Sejak kapan mengguankan KB: Tahun 2008
, kemudian
Lama penggunaan KB : 5 tahun
Keluhan selama menggunakan KB: Haid tidak teratur
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
O Lain-lain :
o Tidak
o IUD/ Spiral
o Pantang berkala
II.
Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms
A. Pengkajian Fisik (Fisiologi)
Pengkajian Subjektif
1. Data Kehamilan Saat Ini
Kehamilan direncanakan
HPHT
Taksiran Partus
Umur Kehamilan
Pergerakan janin pertama kali di rasakan
Pergerakan janin dalam 24 jam
Riwayat ANC
Keluhan selama hamil
:  Ya
: 14 Januari 2013
: 21 Oktober 2013
: 42 – 43 minggu
: lupa
: aktif (> 10 kali)
: O teratur
: Tidak ada keluhan
O Tidak
 Tidak teratur
2. Riwayat Obstetrik G 2 P1 A 0
No.
Tahun
Persalinan
BB lahir
(gr)
1.
2.
2008
Hamil ini
2700 gr
Jenis
kelamin
bayi
P
Komplikasi
kehamilan/persa
linan
Tidak ada
Jenis
Persalinan &
indikasi
Pervaginam
Penolon/tempat
persalinan
Bidan
3. Riwayat menstruasi
Usia menarche
Lama haid
Siklus haid
Banyak haid
Warna haid
Bau haid
Keluhan
:
12
tahun
: O < 5hari
:  28 hari
:  2-3 x ganti P
:  merah kecoklatan
:  amis darah
: O dismenore
4. Status Nutrisi & Cairan
Diet Khusus: tidak ada diet khusus
Nafsu makan
 Baik
o Tidak ada
Asupan Nutrisi
Jenis : nasi, sayur, ikan
Asupan Cairan
Jenis: Air putih
Turgor kulit
 Baik
 5-7 hari
O 8-10 hari
O 30 hari
O >4x ganti P
O merah terang
O menyengat/busuk
 Spotting
O
O
O
O lain…………
O Metroragia
o Cukup
o Kurang
Porsi: sedang
Jumlah: 1000 -1500 cc
o Cukup
Frekuensi: 2 x sehari
Frekuensi: 5-6 x sehari
o Kurang
O lain……..
5. Eliminasi
Eliminasi
BAB:
BAK:
Keringat :
Frekuensi & Jumlah
3- 2 x sehari
5-6 x sehari
Warna
kuning
kekuningan
6. Aktivitas dan istirahat
Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini:
Istirahat:
Bau
o mandiri
 Dibantu sebagian
o Total care
 Tidak dapat beristirahat (lelah)
o Mampu beristirahat
7. Pengkajian nyeri
Penyebab nyeri:
o Kontraksi uterus
Kualitas nyeri :
o Rasa ingin BAB
o Lain-lain: tidak nyeri
o Mules
25
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Region:
Skala nyeri:
Koping terhadap
nyeri
o Lain-lain, sebutkan:
o Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian perut
o Lain-lain,
sebutkan:
o 0-3
o 4-6
o 10
o 7-9
o Menangis
o mengerang
o pernafasan
o relaksasi
o Lain-lain, sebutkan:
Reaksi non verbal
o Berkeringat
o Wajah meringis
Pengkajian objektif
5. Penampilan umum
Keadaan umum: O Baik
TD:
Tanda-tanda vital 110/70mmHg
BB: 68 kg
 Sedang
o Penggunaan obat
o gelisah
o tenang
O Jelek
Nadi: 82.x/menit
TB: 157 cm
6. Pemeriksaan Fisik Ibu:
Kepala:
Distribusi rambut
Lesi/pembengkakan
Edema wajah
Mata:
Sklera
Konjungtiva
Mulut:
Gigi
o lain-lain:
o
 CM
Kesadaran:
RR: 20 x/menit
LILA: 30 cm
O Apatis
Suhu: 36.5°C
 Rata
o Tidak rata
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ikterik
o Tidak anemis
 Tidak lengkap
Leher :
Pembesaran kelenjar tyroid
Pembesaran vena jugularis
o Ada
o Ada
o ikterik
 sedikit anemis
o Lengkap
 Caries
 Bersih
o Lembab
o Ada
o Ada
Ketiak
Pembesaran kelenjar
Getah bening :
Irama nafas
 Regular
o Irreguler
Suara nafas
 Vesikuler
o
Irama nadi
Suara jantung
 Reguler
Payudara
Capilary Refil
Putting
 < 3 detik
 Eksversi
o Iregueler
o Murmur &
Gallop
o > 3 detik
o Datar &
Inversi
 Hiperpigmentasi
 Ada
 Simetris
Abdomen
Leopold 1
Leopold 2
Leopold 3
Leopold 4
DJJ
Areola
Pengeluaran Asi
Bentuk
TFU : 36 cm
o Kepala
 PUKA
 Kepala
 Masuk PAP
: 150 x/menit
Lidah
Mukosa bibir
Oksigenasi &
Ventilasi
o Ada
o S1 dan S2
 Bokong
o PUKI
o Bokong
O Belum masuk PAP
26
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
o Kotor
 Kering
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ada
Ronkhi
&Wheezing
o Tidak ada
o Tidak simetris
o Ekstremitas
Irama DJJ
:  Reguler
:  Kuat
Intensitas
Striae Gravidarum:
His :
o Ada
o 1-2x/10mnt
o >4x/10 mnt
Durasi his
o < 20detik
Pemeriksaan
Ketuban :
Dalam:
Cairan ketuban :
Ketuban pecah jam:
Pembukaan:
Penurunan kepala:
Portio:
Presentasi:
Genetalia:
Pengeluaran
Pervaginam:
Edema :
Varices:
Ekstremitas:
Edema :
Varices:
o Irreguler
o Lemah
 Ada
 Tidak ada
o 2-3x/10mnt
o
o 20 40 detik
 Positif
o > 40 detik
o Negatif
o Jernih
o Mekonium
 H1
o
o
o
o
o Tebal
o vertex
o bokong
 Lendir
H3
Lunak
Kening/alis
ekstremitas
o Tidak ada
o 3-4x/10mnt
o
o
o
o
H2
H4
Kaku
wajah
o darah
 tidak ada
 tidak ada
 tidak ada
o air ketuban
o ada
o ada
 ada
o tidak ada
 tidak ada
o ada
B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional)
1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah
lewat waktu dan klien tidak merasakan mules tidak ada pengeluaran lendir dan darah
2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar,
bayinya sehat.
3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh
suaminya akan tetapi suminya tidak bisa masuk ke kamar bersalin karena ada pasien lain
yang akan melahirkan.
4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi janin
dan kemajuan persalinannya, Ibu mengatakan dalam keluarganya selalu ada yang hamil
lewat waktu jadi tidak memeriksakan kehamilannya karena menggangap sudah biasa
terjadi.
5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai sopir,
penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
6. Peran serta keluarga/suami : Suami selalu mendampingi istri saat melakukan pemeriksaan
7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah.
8. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang
3. Terapi Medis : Misoprostol 25 mcg /6 jam/PV
4. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan USG tanggal 06 November 2013: Janin tunggal hidup, presentasi kepala,
cairan amnion berkurang, TBJ, 3100 gram, letak plasenta di fundus belakang, serotinus.
27
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 06 November 2013
Pemeriksaan
Hasil
Hemoglobin
10,5
Eritrosit
4,55
Leukosit
10.000
Trombosit
230.000
Hematokrit
37.2
HbsAg
Negatif
Nilai Normal
12.0 – 14.0 g/dl
4,5 – 5,5 juta/ul
5000 – 10.000 ul
150.000 – 450.000/ul
36 – 42 %
Negatif
Berdasarkan hasil pengkajian di atas di temukan data subyektif dan data obyektif:
Data Subjektif
Ny. I mengatakan dia dirujuk oleh bidan ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan USG di poloklinik
karena tidak ada tanda-tanda melahirkan padahal kehamilannya sudah lewat waktu. Ny I mengatakan
cemas dengan kondisi janinnya dan memikirkan keselamatn dirinya. Ny I tampak menangis saat diberi
penjelasan mengenai kehamilannya saat ini. Ny I mengatakan dokter obgyn sudah memberikan
penjelasan mengenai alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk mengakhiri kehamilannya. Tanggal 7
November 2013 pukul 06.30 Wib Ny. I mulai mengeluh nyeri pada perut, nyeri hanya dirasakan saat
perut terasa mules dengan skala nyeri 2, nyerinya menjalar ke pinggang sampai ke belakang, dan terasa
terjepit dibagian simpisis. Pukul 14.00 wib. Ny. I mengeluh nyeri pada perut mulai bertambah terasa
kencang dengan skala nyeri 4, nyerinya menjalar sampai ke pinggang. Ny. I mengatakan merasa lelah
serasa tidak ada tenaga.
Data Objektif
Tanggal 06 November 2013 pukul 18.30 Wib. Ny.I tiba di ruang bersalin tiba di ruang bersalin dilakukan
pemasangan infus. Kemudian pasien mulai di lakukan pemberian misoprostol I 25 mcg melalui vagina
setiap 6 jam maksimal 4 kali. Hasil pemeriksaan didapatkan data keadaan umum sedang, wajah nampak
cemas, tingkat kesadaran kompos mentis, kongjungtiva sedikit pucat, tekanan darah 110/70mmHg, Nadi
82 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5oC. Pemeriksaan abdomen didapatkan adanya striae
gravidarum dan linea nigra, tinggi fundus uteri 36 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di
kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin150
x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, sudah ada pengeluaran lendir. Hasil pemeriksaan
dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran serviks 30 %, ketuban belum pecah.
Tanggal 07 November 2013 pukul 06.30 sudah masuk misoprostol III, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan
durasi 20 detik denyut jantung janin 144 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan,
dilakukan pemeriksaan dalam di dapatkan hasil presentasi kepala, pendataran serviks 50 %, pembukaan
serviks 2 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di depan, ketuban belum pecah.
28
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Tanggal 07 November 2013 pukul 12.30 Wib pemberian misoprostol ke IV, tekanan darah 110/80, nadi
80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan
durasi 20 detik denyut jantung janin 157 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan,
saat dilakukan pemeriksaan dalam di dapatkan tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan hasil presentasi
kepala, pendataran serviks 50 %, pembukaan serviks 2 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di depan,
ketuban belum pecah. Pukul 15.30 tekanan darah 120/80, nadi 82 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu
36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 170
kali/menit gerakan janin kurang aktif sehingga diputuskan pada Ny. I untuk dilakukan seksio sesaria.
Tahap Ministrasi
1. Risiko cidera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisensi uteroplasenta, kondis cairan
amnion dan efek induksi persalinan.
2. Risiko cedera maternal: ruptir uteri berhubungan efek induksi persalinan
3. Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan
4. Kelelahan berhubungan dengan proses kehanilan dan persalinan yang memanjang
29
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
ASUHAN KEPERAWATAN NY. I PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
No
1
Tanggal
Identifikasi
Diagnosa
Keperawatan
Risiko
cidera
Tanggal
Subjektif:
janin:
gawat
06
Ny. I mengatakan
janin
November dia dirujuk oleh
2013
bidan ke rumah sakit berhubungan
dengan
pukul
untuk melakukan
18.30 wib pemeriksaan USG di insufisensi
uteroplasenta,
poliklinik karena
cairan
tidak ada tanda-tanda kondis
amnion dan efek
melahirkan padahal
kehamilannya sudah induksi
persalinan.
lewat waktu.
Objektif:
 Tinggi
fundus
uteri
36
cm,
bagian
fundus
teraba
bokong,
punggung terletak
di kanan, kepala
sudah masuk pintu
atas panggul 4/5,
kontraksi uterus
tidak ada, denyut
jantung janin150
x/menit, regular.
Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
sudah
ada
pengeluaran
lendir.
Hasil
Ministrasi dan Koordinasi
Tujuan
Rencana Keperawatan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x24 jam selama
proses persalinan,
resiko cidera janin:
gawat janin tidak
terjadi dengan
kriteria hasil
denyut jantung
janin 120 – 160
kali/menit, gerakan
janin masih aktif,
tidak terdapat
mekonium dalam
air ketuban
8. Monitor/observasi
kesejahteraan
janin
yaitu gerakan janin
dan denyut jantung
janin
dengan
karditokograf
9. Atur posisi ibu miring
kiri untuk mengurangi
tekanan tekanan pada
tali pusat
10. Berikan oksigen 5
liter permenit untuk
meningkatkan alirah
oksigen ibu ke janin
11. Observasi tanda-tanda
gawat janin dengan
menggunakan
elektronik janin
12. Obsevasi
warna
mekonium
13. Observasi kemajuan
persalinan
14. Siapkan
resusitasi
bayi baru lahir
Implementasi
5. Memonitor
gerakan janin dan
denyut
jantung
janin
6. Mengatur posisi
ibu miring kiri
7. Mengobservasi
tanda-tanda gawat
janin
dengan
menggunakan
elektronik janin
seperti DJJ >160
dan < 110 kali
permenit
8. Mengobservasi
kemajuan
persalinan
Validasi
Evaluasi
Tanggal o6 November
2013 pukul 21.00 wib
S:
Ny. I mengatakan
gerakan janin aktif
O:
 Denyut jantung janin
145 kali /menit
 kontraksi uterus tidak
ada.
 Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
sudah
ada
pengeluaran lendir.
Hasil
pemeriksaan
dalam tidak ada
pembukaan serviks,
pendataran serviks 30
%, ketuban belum
pecah.
 Terpasang miso I
A: Ny I tidak
menunjukkan adanya
gawat janin
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor/observasi
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
pemeriksaan
dalam tidak ada
pembukaan
serviks,
pendataran serviks
30 %, ketuban
belum pecah.
 Pemberian
misoprostol
25
mcg
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
Tanggal
06
November
2013
pukul
18.30 wib
Subjektif:
Ny. I mengatakan
dia dirujuk oleh
bidan ke rumah sakit
untuk melakukan
pemeriksaan USG di
poliklinik karena
tidak ada tanda-tanda
melahirkan padahal
Risiko
cidera
maternal: ruptur
uteri
berhubungan
dengan
efek
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x24 jam pola
persalinan yang
baik dapat dengan
kriteria hasil
kontraksi uterus
40-50 detik dengan
9. Kaji
riwayat 8. Mengkaji riwayat
kehamilan, persalinan
kehamilan,
sebelumnya,
persalinan
pemeriksaan
sebelumnya,
penunjang antenatal
pemeriksaan
10. Diskusikan risiko dan
penunjang
manfaat
induksi
antenatal
persalinan
9. Mendiskusikan
11. Periksa tanda vital
risiko dan manfaat
31
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
kesejahteraan janin
yaitu gerakan janin
dan denyut jantung
janin
dengan
karditokograf
Atur
posisi
ibu
miring kiri untuk
mengurangi tekanan
tekanan pada tali
pusat
Berikan oksigen 5
liter permenit untuk
meningkatkan alirah
oksigen ibu ke janin
Observasi
tandatanda gawat janin
dengan menggunakan
elektronik janin
Obsevasi
warna
mekonium
Observasi kemajuan
persalinan
Siapkan
resusitasi
bayi baru lahir
Tanggal 06 November
2013 pukul 21.00 wib
S:
Ny. I mengatakan belum
merasakan mules
O:
 Denyut jantung janin
145 kali /menit
kehamilannya sudah
lewat waktu.
Objektif:
 Tinggi
fundus
uteri
36
cm,
bagian
fundus
teraba
bokong,
punggung terletak
di kanan, kepala
sudah masuk pintu
atas panggul 4/5,
kontraksi uterus
tidak ada, denyut
jantung janin150
x/menit, regular.
Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
sudah
ada
pengeluaran
lendir.
Hasil
pemeriksaan
dalam tidak ada
pembukaan
serviks,
pendataran serviks
30 %, ketuban
belum pecah.
 Pemberian
misoprostol
25
mcg
interval 2 – 3
menit, adanya
relaksasi uterus
diantara dua
kontraksi,
persalinan berakhir
tanpa komplikasi
setiap jam
12. Lakukan
evaluasi
terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
13. Observasi
intake
output cairan
14. Lakukan palpasi pada
fundus uteri guna
melakukan evaluasi
frekuensi dan durasi
kontraksi. Observasi
stimulus
yang
berlebihan pada tonus
uterus.
15. Perhatikan
keluhan
kram
abdomen,
pusing, mual-muntah,
letargi
hipotensi
takikardia
16. Lakukan pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui kemajuan
persalinan
32
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
induksi persalinan
10. Memeriksa tanda
vital setiap jam
11. Melakukan
evaluasi terhadap
frekuensi,
reaktivitas, denyut
jantung janin, dan
gerak janin
12. Mengobservasi
intake
output
cairan
13. Melakukan palpasi
pada fundus uteri
guna melakukan
evaluasi frekuensi
dan
durasi
kontraksi.
Observasi
stimulus
yang
berlebihan
pada
tonus uterus.
14. Lakukan
pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui
kemajuan
persalinan




kontraksi uterus tidak
ada.
Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
sudah
ada
pengeluaran lendir.
Hasil
pemeriksaan
dalam tidak ada
pembukaan serviks,
pendataran serviks 30
%, ketuban belum
pecah.
Terpasang Miso I
Tanda vital :
TD 110.80mmHg
Nadi: 80 x/menit
Pernafasan:
20
x/menit
Suhu: 36.5oC
A: Masih beresiko terjadi
rupture uteri
P: Lanjutkan intervensi
2. Kaji
riwayat
kehamilan, persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan
penunjang antenatal
3. Diskusikan risiko dan
manfaat
induksi
persalinan
4. Periksa tanda vital
setiap jam
3
Tanggal
06
November
2013
pukul
18.30 wib
Subjektif:
Cemas
terhadap
kondisi
janinnya
karena sudah lewat
waktu
suaminya
bekerja
sebagai
sopir,
penghasilan
suaminya
cukup
untuk
memenuhi
Kecemasan
berhubungan
dengan proses
persalinannya
dan
akan
dilakukan
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x 24 jam
kecemasan ibu
berkurang. Kriteria
hasil yang
diharapkan adalah
ibu nampak tenang,
tanda-tanda vital
11. Identifikasi
tingkat 4. Mengkaji persaan
cemas
ibu dan
12. Pahami persepsi ibu
pemahaman ibu
tentang kondisi yang
terhadap situasi
dirasakan
dengan
13. Kaji perasaan ibu dan
menggunakan
pemahaman terhadap
kata-kata ramah
situasi yang dialami 5. Menjelaskan pada
saat ini
ibu dan suami
14. Beri
penjelasan
tentang semua
33
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
5. Lakukan
evaluasi
terhadap frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
6. Observasi
intake
output cairan
7. Lakukan palpasi pada
fundus uteri guna
melakukan evaluasi
frekuensi dan durasi
kontraksi. Observasi
stimulus
yang
berlebihan
pada
tonus uterus.
8. Perhatikan keluhan
kram
abdomen,
pusing,
mualmuntah,
letargi
hipotensi takikardia
9. Lakukan
pemeriksaan dalam
untuk
mengetahui
kemajuan persalinan
Tanggal 06 November
2013 pukul 21.00 wib
S:
Ibu mengatakan awalnya
ada perasaan takut dan
cemas menjalani proses
persalinan. Setelah ibu
mendapatkan penjelasan
mengenai prosedur
kebutuhan
seharihari.
ibu
mengatakan
kondisi
ruangan
sangat panas, gerah.
Objektif:
Nampak cemas
sering menanyakan
tentang kondisi janin
dan
kemajuan
persalinannya
dalam batas normal
yaitu tekanan darah
120/80 mmHg,
nadi 60- 80
kali/menit,
respirasi 16 – 20
kali/ menit, ibu
mengungkapkan
bahwa cemasnya
berkurang, ibu
dapat bekerja sama
selama proses
persalinan,
prosedur tindakan
kepada
ibu
dan
yang akan
keluarga
tentang
dilakukan
keadaan ibu dan janin
termasuk rasa
saat ini
tidak nyaman
15. Jelaskan
tentang
akibat prosedur
semua
prosedur
dan efek positif
tindakan yang akan
serta negatif baik
dilakukan termasuk
bagi ibu maupun
rasa tidaknya nyaman
janin bila
akibat prosedur dan
tindakan
efek positif serta
dilakukan
negatif baik bagi ibu
maupun bagi janinnya 6. Mengajarkan ibu
melakukan teknik
apabila tindakan tidak
relaksasi
dilakukan
16. Anjurkan ibu untuk
mengekspresikan
perasaan, kecemasan
dan ketakutan yang
dirasakan
17. Ajarkan ibu teknik
relaksasi
18. Temani ibu untuk
memberikan
rasa
nyaman
dan
mengurangi cemas
19. Anjurkan
keluarga
untuk mendampingi
ibu
20. Anjurkan ibu untuk
lebih banyak
34
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
tindakan yang akan
dilakukan ia mersa
sangat tenang, nyaman,
dan siap menghadapi
proses persalinan dengan
segala resiko
Objektif:
 Ibu mulai nampak
tenang
 Bekerjasama selama
proses persalinan
 Tanda vital :
TD 110.80mmHg
Nadi: 80 x/menit
Pernafasan:
20
x/menit
Suhu: 36.5oC
A: Kecemasan ibu mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
9. Temani ibu untuk
memberikan rasa
nyaman
10.
Anjurkan ibu
tetap melakukan
teknik relakssai
11.
Anjurkan
keluarga untuk
mendampingi ibu
12.
Anjurkan ibu
untuk lebih banyak
berdoa.
4.
Tanggal
06
November
2013
pukul
18.30 wib
Kelelahan
Subjektif:
Klien
mengeluh berhubungan
dengan proses
lelah
kehanilan
dan
persalinan yang
Objektif
Ny. I G2P1A0 H 42- memanjang
43 minggu.
Ny.I nampak dibantu
saat
melakukan
aktivitas
seperti
bangun dari tempat
tidur,
ke
kamar
mandi.
setelah 1 x 24 jam
diberiakn
intervensi
keperawatan ibu
mampu
berpartisipasi
secara aktif dalam
proses persalinan
dengan kriteria
hasil klien mampu
mengedan serta
relaks/ tenang
dalam upaya proses
persalinan.
8.
Kaji
tingkat
kelelahan,
dan
perhatikan aktivitas/
istirahat
segera
sebelum
proses
pesalinan
dimulai
karena
jumlah
kelelahan
adalah
kumulatif
yaitu
seseorang yang tidak
mengalami istirahat
pada
awitan
persalinan memiliki
kelelahan yang lebih
besar
9. Anjurkan
istirahat/
relaksasi di antara
kontraksi
untuk
menghemat energi
10. Sedia
lingkungan
yang kondusif untuk
istirahat agar klien
dapat
beristirahat
dengan nyaman
11. Berikan
informasi
kepada
klien/pasangan
mengenai kemajuan
persalinan membantu
memberikan energi
psikologis;
12. Anjurkan ibu agar
tetap
melakukan
teknik
relaksasi
35
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
6. Mengakji tingkat
kelelahan ibu,
sejaka kapan
dimulai, penyebab
kelelahan
7. Menganjurkan
untuk melakukan
teknik relaksasi
8. Menyediakan
lingkungan yang
kondusif untuk
istirahat seperti
membatasi
pengunjung
9. Memberikan
informasi kepada
klien/pasangan
mengenai
kemajuan
persalinan bahwa
sekarang sedang
menjalani induksi
persalinan untuk
mempercepat/atau
merangsang
kelahiran
10. Memberikan
minuman manis
Tanggal 06 November
2013 pukul 21.00 wib
S:Ny. I mengatakan akan
melaksanakan segala
anjuran dari perawat
O:
 Ny. I nampak
melakukan teknik
relaksasi
 Ny I mulai tenang dan
dapat bertoleransi
terhadap kelelahan
yang dialami
 Ny. I nampak tertidur
A: Kelelahan mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
 Anjurkan untuk
melakukan teknik
relaksasi
 Berikan makanan dan
minuman manis untk
menambah tenaga
 Berikan informasi
mengenai kemajuan
persalinannya.
karena
ketegangan
otot
meningkatkan
rasa kelelahan
13. Pantau
kemajuan
persalinan
karena
persalinan yang lama
dapat meningkatkkan
keletihan
14. Berikan
minuman
yang manis seperti
teh untuk mencegah
hipoglikemia.
1.
07
November
2014
Pukul
06.30
Subjektif:
Ny. I mengatakan
gerakan janin aktif
Objektif:
Tekanan
darah
110/80 mmHg, nadi
80
kali/menit,
respirasi
20
kali/menit,
suhu
kontraksi
36,50C,
teratur 2- 3 kali
dalam 10 menit
dengan durasi 20
detik denyut jantung
janin 144 kali/menit
gerakan janin aktif.
Kontraksi
uterus
bersifat
ringan,
dilakukan
pemeriksaan dalam
Risiko
cidera
janin:
gawat
janin
berhubungan
dengan
insufisensi
uteroplasenta,
kondis
cairan
amnion dan efek
induksi
persalinan.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x 12 jam selama
proses persalinan,
resiko cidera janin:
gawat janin tidak
terjadi dengan
kriteria hasil
denyut jantung
janin 120 – 160
kali/menit, gerakan
janin masih aktif,
tidak terdapat
mekonium dalam
air ketuban
1. Monitor/observasi
kesejahteraan
janin
yaitu gerakan janin dan
denyut jantung janin
dengan karditokograf
2. Atur posisi ibu miring
kiri untuk mengurangi
tekanan tekanan pada
tali pusat
3. Berikan oksigen 5 liter
permenit
untuk
meningkatkan
alirah
oksigen ibu ke janin
4. Observasi tanda-tanda
gawat janin dengan
menggunakan
elektronik janin
5. Obsevasi
warna
mekonium
6. Observasi
kemajuan
persalinan
36
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1. Memonitor
gerakan
janin
dan
denyut
jantung janin
2. Mengatur posisi
ibu miring kiri
3. Mengobservasi
tanda-tanda
gawat
janin
dengan
menggunakan
elektronik janin
seperti DJJ >160
dan < 110 kali
permenit
4. Mengobservasi
kemajuan
persalinan
Tanggal 07 November
2013 pukul 15.30 wib
S:
Ny. I mengatakan
gerakan janin kurang
O:
 Tekanan
darah
120/80,
nadi
82
kali/menit, respirasi
20 kali/menit, suhu
36,50C,
 Kontraksi teratur 2- 3
kali dalam 10 menit
dengan durasi 20
detik
 Denyut jantung janin
170
kali/menit
gerakan janin kurang
aktif
sehingga
di dapatkan hasil
presentasi
kepala,
pendataran serviks
50 %, pembukaan
serviks
2
cm,
konsistensi
kaku,
posisi serviks di
depan,
ketuban
belum pecah.
7. Siapkan resusitasi bayi
baru lahir
A: Gawat janin terjadi
 Pemberian
misoprostol III 25
mcg
2
Tanggal
07
Subjektif:
Ny. I mengatakan
diputuskan pada Ny. I
untuk
dilakukan
seksio sesaria.
Risiko
cidera Setelah dilakukan
maternal: ruptur tindakan
1. Periksa tanda
setiap jam
37
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
P: Lanjutkan intervensi
1. Siapkan
prosedur
operasi
seksio
sesaria
2. Siapkan ibu dan
keluarga
untuk
menghadapi seksio
sesaria
3. Atur posisi ibu tetap
miring kiri
4. Berikan
oksigen
sesuai kebutuhan ibu
5. Berikan penjelasan
kepada ibu dan
keluarga
tentang
keadaan ibu dan
janin serta tindakan
yang akan dilakukan
6. Beri support pada
ibu dan keluarga
7. Anjurkan ibu untuk
tetap berdoa.
8. Tetap mendampingi
ibu
di
kamar
bersalin
selama
persiapan operasi.
vital 1. Memeriksa tanda Tanggal 07 November
vital setiap jam
2013 pukul 21.00 wib
November nyeri didaerah
2013
abdomen sampai
pukul
kebelakang
06.30 wib
Objektif:
Tekanan
darah
110/80 mmHg, nadi
80
kali/menit,
respirasi
20
kali/menit,
suhu
36,50C,
kontraksi
teratur 2- 3 kali
dalam 10 menit
dengan durasi 20
detik denyut jantung
janin 144 kali/menit
gerakan janin aktif.
Kontraksi
uterus
bersifat
ringan,
dilakukan
pemeriksaan dalam
di dapatkan hasil
presentasi
kepala,
pendataran serviks
50 %, pembukaan
serviks
2
cm,
konsistensi
kaku,
posisi serviks di
depan,
ketuban
belum pecah.
 Pemberian
misoprostol III 25
mcg
uteri
berhubungan
dengan
efek
induksi
persalinan
evaluasi 2. Melakukan
keperawatan dalam 2. Lakukan
evaluasi terhadap
terhadap
frekuensi,
1x12 jam pola
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
persalinan yang
reaktivitas, denyut
jantung janin, dan
baik dapat dengan
jantung janin, dan
gerak janin
kriteria hasil
gerak janin
3. Observasi
intake
kontraksi uterus
3. Mengobservasi
output cairan
40-50 detik dengan
intake
output
4. Lakukan palpasi pada
interval 2 – 3
cairan
fundus uteri guna
menit, adanya
melakukan
evaluasi 4. Melakukan palpasi
relaksasi uterus
pada fundus uteri
frekuensi dan durasi
diantara dua
guna melakukan
kontraksi. Observasi
kontraksi,
evaluasi frekuensi
stimulus
yang
persalinan berakhir
dan
durasi
berlebihan pada tonus
tanpa komplikasi
kontraksi.
uterus.
Observasi
5. Perhatikan
keluhan
stimulus
yang
kram
abdomen,
berlebihan
pada
pusing, mual-muntah,
tonus uterus.
letargi
hipotensi
5. Lakukan
takikardia
pemeriksaan
6. Lakukan pemeriksaan
dalam
untuk
dalam
untuk
mengetahui
mengetahui kemajuan
kemajuan
persalinan
persalinan
38
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
S:O:
 Tekanan
darah
120/80,
nadi
82
kali/menit, respirasi
20 kali/menit, suhu
36,50C,
 Kontraksi teratur 2- 3
kali dalam 10 menit
dengan durasi 20
detik
 Denyut jantung janin
170
kali/menit
gerakan janin kurang
aktif
sehingga
diputuskan pada Ny. I
untuk
dilakukan
seksio sesaria.
A: Tidak terjadi rupture
uteri
P: Intervensi dihentikan
3
Tanggal
07
November
2013
pukul
06.30 wib
Kecemasan
Subjektif:
Cemas
terhadap berhubungan
kondisi janinnya
dengan proses
persalinannya
dan
akan
dilakukan
Objektif:
Ny I masih nampak induksi
persalinan
cemas
sering menanyakan
tentang kondisi janin
dan
kemajuan
persalinannya
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x 12 jam
kecemasan ibu
berkurang. Kriteria
hasil yang
diharapkan adalah
ibu nampak tenang,
tanda-tanda vital
dalam batas normal
yaitu tekanan darah
120/80 mmHg,
nadi 60- 80
kali/menit,
respirasi 16 – 20
kali/ menit, ibu
mengungkapkan
bahwa cemasnya
berkurang, ibu
dapat bekerja sama
selama proses
persalinan,
1. Pahami persepsi ibu 1. Mengkaji persaan
ibu dan
tentang kondisi yang
pemahaman ibu
dirasakan
terhadap situasi
2. Kaji perasaan ibu dan
dengan
pemahaman terhadap
menggunakan
situasi yang dialami
kata-kata ramah
saat ini
3. Beri penjelasan kepada 2. Menjelaskan pada
ibu
dan
keluarga
ibu dan suami
tentang keadaan ibu
tentang semua
dan janin saat ini
prosedur tindakan
4. Jelaskan tentang semua
yang akan
prosedur tindakan yang
dilakukan
akan
dilakukan
termasuk rasa
termasuk rasa tidaknya
tidak nyaman
nyaman
akibat
akibat prosedur
prosedur dan efek
dan efek positif
positif serta negatif
serta negatif baik
baik bagi ibu maupun
bagi ibu maupun
bagi janinnya apabila
janin bila tindakan
tindakan
tidak
dilakukan
dilakukan
3. Mengajarkan ibu
5. Anjurkan ibu untuk
melakukan teknik
mengekspresikan
relaksasi
perasaan, kecemasan
dan ketakutan yang
dirasakan
6. Ajarkan ibu teknik
relaksasi
7. Temani ibu untuk
memberikan
rasa
nyaman
dan
mengurangi cemas
8. Anjurkan
keluarga
39
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Tanggal 07 November
2013 pukul 15.00 wib
S:
Ibu mengatakan awalnya
ada perasaan takut dan
cemas menjalani proses
persalinan. Setelah ibu
mendapatkan penjelasan
mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan ia mersa
sangat tenang, nyaman,
dan siap menghadapi
proses persalinan dengan
segala resiko
Objektif:
 Ibu mulai tenang
 Bekerjasama selama
proses persalinan
 Tanda vital :
Tekanan
darah
120/80,
nadi
82
kali/menit, respirasi
20 kali/menit, suhu
36,50C,
A: Ny. I tidak cemas
P: Hantikan intervensi
intervensi
4.
Tanggal
07
November
2013
pukul
06.30 wib
Kelelahan
Subjektif:
Klien
mengeluh berhubungan
masih lelah
dengan proses
kehanilan
dan
persalinan yang
Objektif
Ny. I G2P1A0 H 42- memanjang
43 minggu.
Ny.I nampak dibantu
saat
melakukan
aktivitas
seperti
bangun dari tempat
tidur,
ke
kamar
mandi.
setelah 1 x 12 jam
diberiakn
intervensi
keperawatan ibu
mampu
berpartisipasi
secara aktif dalam
proses persalinan
dengan kriteria
hasil klien mampu
mengedan serta
relaks/ tenang
dalam upaya proses
persalinan.
untuk
mendampingi
ibu
9. Anjurkan ibu untuk
lebih banyak
1. Anjurkan
istirahat/
relaksasi di antara
kontraksi
untuk
menghemat energi
2. Sedia
lingkungan
yang kondusif untuk
istirahat agar klien
dapat
beristirahat
dengan nyaman
3. Berikan
informasi
kepada
klien/pasangan
mengenai kemajuan
persalinan membantu
memberikan energi
psikologis;
4. Anjurkan ibu agar
tetap
melakukan
teknik
relaksasi
karena
ketegangan
otot
meningkatkan
rasa kelelahan
5. Pantau
kemajuan
persalinan
karena
persalinan yang lama
dapat meningkatkkan
keletihan
6. Berikan
minuman
yang manis seperti
teh untuk mencegah
40
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1. Menganjurkan
untuk melakukan
teknik relaksasi
2. Menyediakan
lingkungan yang
kondusif untuk
istirahat seperti
membatasi
pengunjung
3. Memberikan
informasi kepada
klien/pasangan
mengenai
kemajuan
persalinan bahwa
sekarang sedang
menjalani induksi
persalinan untuk
mempercepat/atau
merangsang
kelahiran
4. Memberikan
minuman manis
Tanggal 07 November
2013 pukul 15.00 wib
S:Ny. I mengatakan udaj
mulai toleransi terhadap
kelelahannya
O:
 Ny. I nampak
melakukan teknik
relaksasi
 Ny I mulai tenang dan
dapat bertoleransi
terhadap kelelahan
yang dialami
 Ny. I nampak tertidur
A: Kelelahan mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
 Anjurkan untuk
melakukan teknik
relaksasi
 Berikan makanan dan
minuman manis untk
menambah tenaga
 Berikan informasi
mengenai kemajuan
persalinannya.
hipoglikemia.
41
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH”
DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT”
PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM
DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
Kasus 4:
Tanggal Pengkajian: 4 Desember 2013 @ 06.17
Tempat pengkajian : VK RSUD Cibinong
No Register
Tgl & Jam Masuk : 4 Desember 2013 @ 06.17
: 10845935
Tahap Identifikasi
I. Pengkajian Umum Klien
A. Identitas Klien
Inisial Klien
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
terakhir
Agama
: Ny.N
: 25 tahun
: О PNS
:  SD
Suku bangsa
:  Jawa
:
 Islam
 IRT
О DIII
О Peg.Swasta
О SLTP
О Wiraswasta
O SLTA
ОLain……….
О S1/S2
О Protestan
О Katholik
О Hindu
О Betawi
О Sunda
О Minang
О Budha
ОLain……….
.
B. Alasan masuk RS:
Keluhan Utama:
Ny. N dirujuk dari bidan dengan keluhan mules-mules pada perut, keluar lendir dan darah dari
vagina. Sebelumnya Ny N sudah direncanakan untuk dilakukan seksio sesaria di RSUD Depok tapi
ruangan penuh akhirnya ke rumah sakit cibinong. Ny N Cemas dengan kondisi janinnya karena
kehamilan pertama juga lewat waktu dan bayinya meninggal.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu:
O Pernah dirawat di RS
 Tidak Pernah dirawat di RS
 Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di...
O DM
O Hipertensi
O Hepatitis
O Asma
O Tifoid
O Kanker
O Epilepsi
O Kelainan bawaan
D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi)
O Keturunan kembar
O TBC
O Lain-lain :
O PJK
O DM
O Tifoid
 Hipertensi
O Kanker
O Hepatitis
O Epilepsi
O Asma
O Kelainan bawaan
E. Riwayat Alergi
O Alergi makanan :
O Alergi obat :
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB)
Penggunaan KB
Bila ya kontrasepsi yang digunakan
O Pil KB
o Implant
Sejak kapan mengguankan KB: Tahun
Lama penggunaan KB :
Keluhan selama menggunakan KB:
O Ya
O Suntik
o Kondom
, kemudian
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
O Lain-lain :
 Tidak
o IUD/ Spiral
o Pantang berkala
II. Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms
A. Pengkajian Fisik (Fisiologi)
Pengkajian Subjektif
1. Data Kehamilan Saat Ini
Kehamilan direncanakan
HPHT
Taksiran Partus
Umur Kehamilan
Pergerakan janin pertama kali di rasakan
Pergerakan janin dalam 24 jam
Riwayat ANC
Keluhan selama hamil
:  Ya
O Tidak
: 26 Januari 2013
: 03 November 2013
: 42 – 43 minggu
: 16 minggu
: aktif (> 10 kali)
: O teratur
 Tidak teratur
: Tidak ada keluhan
2. Riwayat Obstetrik G 4 P3 A 0
No.
Tahun
Persalinan
BB lahir
(gr)
1.
2.
2011
Hamil ini
3800gr
3. Riwayat menstruasi
Usia menarche
Lama haid
Siklus haid
Banyak haid
Warna haid
Bau haid
Keluhan
Jenis
kelamin
bayi
L
L
Komplikasi
kehamilan/persalinan
Meninggal(Posterm)
:
12
tahun
: O < 5hari
: O 28 hari
:  2-3 x ganti P
:  merah kecoklatan
:  amis darah
: O dismenore
4. Status Nutrisi & Cairan
Diet Khusus: tidak ada diet khusus
Nafsu makan
 Baik
o Tidak ada
Asupan Nutrisi
Jenis : nasi, sayur, ikan
Asupan Cairan
Jenis: Air putih
Turgor kulit
 Baik
5. Eliminasi
Eliminasi
BAB:
BAK:
Keringat :
Frekuensi & Jumlah
4- 2 x sehari
5-6 x sehari
 5-7 hari
Penolon/tempat
persalinan
RS Ciawi
O 8-10 hari
 30 hari
O >4x ganti P
O merah terang
O menyengat/busuk
O Spotting
O lain…………
O Metroragia
o Kurang
Porsi: sedang
Jumlah: 1000 -1500 cc
o Cukup
Frekuensi: 2 x sehari
Frekuensi: 5-6 x sehari
o Kurang
Warna
kuning
kekuningan
O
O
O
o Cukup
6. Aktivitas dan istirahat
O lain……..
Bau
o mandiri
 Dibantu sebagian
o Total care
 Tidak dapat beristirahat (lelah)
Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini:
Istirahat:
Jenis
Persalinan &
indikasi
Pervaginam
o Mampu beristirahat
7. Pengkajian nyeri
43
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Penyebab nyeri:
Kualitas nyeri :
Region:
Skala nyeri:
Koping terhadap
nyeri
 Kontraksi uterus
 Rasa ingin BAB
o Lain-lain:
 Mules
o Lain-lain, sebutkan:
 Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian perut
o Lain-lain,
sebutkan:
o 0-3
4-6
o 10
o 7-9
 Menangis
 mengerang
o relaksasi
o Lain-lain, sebutkan:
Reaksi non verbal  Berkeringat
o Wajah meringis
Pengkajian objektif
7. Penampilan umum
Keadaan umum: O Baik
TD:
Tanda-tanda vital 110/80mmHg
BB: 75 kg
 Sedang
O pernafasan
o Penggunaan obat
 gelisah
o tenang
O Jelek
Nadi: 72x/menit
TB: 160 cm
8. Pemeriksaan Fisik Ibu:
Kepala:
Distribusi rambut
Lesi/pembengkakan
Edema wajah
Mata:
Sklera
Konjungtiva
Mulut:
Gigi
Kesadaran:
RR: 20 x/menit
LILA: 35 cm
 Rata
o lain-lain:
o
 CM
O Apatis
Suhu: 36.5°C
o Tidak rata
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ikterik
o Tidak anemis
 Tidak lengkap
Leher :
Pembesaran kelenjar tyroid
Pembesaran vena jugularis
o Ada
o Ada
o ikterik
 sedikit anemis
o Lengkap
 Caries
 Bersih
o Lembab
o Ada
o Ada
Ketiak
Pembesaran kelenjar
Getah bening :
Irama nafas
o Ada
 Regular
Suara nafas
 Vesikuler
o
Irama nadi
Suara jantung
 Reguler
S1 dan S2
Payudara
Capilary Refil
Putting
 < 3 detik
 Eksversi
o Iregueler
o Murmur &
Gallop
o > 3 detik
o Datar &
Inversi
 Hiperpigmentasi
 Ada
 Simetris
Abdomen
Leopold 1
Leopold 2
Leopold 3
Areola
Pengeluaran Asi
Bentuk
TFU : 31 cm
o Kepala
 PUKA
 Kepala
Lidah
Mukosa bibir
Oksigenasi &
Ventilasi
o Kotor
 Kering
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ada
o Irreguler
Ronkhi
&Wheezing
o Tidak ada
o Tidak simetris
 Bokong
О PUKI
o Bokong
44
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
o Ekstremitas
О Belum masuk PAP
Leopold 4
 Masuk PAP
DJJ
: 160 x/menit
Irama DJJ
o Irreguler
:  Reguler
o Lemah
Intensitas
:  Kuat
Striae Gravidarum:
 Ada
 Tidak ada
His :
o Ada
О 1-2x/10mnt
 2-3x/10mnt
o >4x/10 mnt
Durasi his
О < 20detik
 20 40 detik
 Positif
Pemeriksaan
Ketuban :
Dalam:
o Jernih
Cairan ketuban :
Ketuban pecah jam: 09.00 WIb
Pembukaan:
3 cm
О H1
Penurunan kepala:
o H3
o Lunak
Portio:
o Tebal
Presentasi:
o vertex
o Kening/alis
o ekstremitas
o bokong
Genetalia:
Pengeluaran
 Lendir
 darah
Pervaginam:
o air ketuban
 tidak ada
Edema :
o ada
 tidak ada
Varices:
o ada
 tidak ada
Ekstremitas:
o tidak ada
Edema :
 ada
Varices:
o ada
 tidak ada
o Tidak ada
o 3-4x/10mnt
o > 40 detik
o Negatif
 Mekonium
 H2
o H4
o Kaku
o wajah
О tidak ada
B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional)
1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah
lewat waktu, anaknya yang pertama meninggal karena lewat waktu juga
2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar,
bayinya sehat.
3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh
suaminya atau ibunya
4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi
janin dan kemajuan persalinannya.
5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai
satpam, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
6. Peran serta keluarga/suami : Suami sesekali mendampingi istri
7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas,
gerah.
C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang
1. Terapi Medis : IVFD RL + Oksitosin 5 ui
Pasang O2 2 liter/menit
2. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan USG tanggal 3 Desember 2013: Janin tunggal hidup, presentasi kepala,
cairan amnion berkurang, TBJ 3500 letak plasenta di fundus belakang, serotinus.
45
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014

Pemeriksaan Laboratorium 4 Desember 2013
Pemeriksaan
Hasil
Hemoglobin
11,3
Eritrosit
4,62
Leukosit
8400
Trombosit
250.000
Hematokrit
39.2
HbsAg
Negatif
Nilai Normal
12.0 – 14.0 g/dl
4,5 – 5,5 juta/ul
5000 – 10.000 ul
150.000 – 450.000/ul
36 – 42 %
Negatif
Tahap Ministrasi
1. Risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan uteroplasenta, kondisi cairan amnion
atau dengan induksi persalinan
2. Risiko cedera maternal: Ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan
3. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional terhadap proses persalinan
5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan keletihan dan ketakutan
46
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
ASUHAN KEPERAWATAN NY. N PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
No
1
Tanggal
Identifikasi
Diagnosa
Keperawatan
Risiko
cidera
Tanggal 4 Subjektif:
janin:
gawat
Desember Ny. N mengatakan
2013
dia dirujuk oleh bidan janin
berhubungan
pukul
ke rumah sakit
dengan
06.17 wib dengan keluhan
insufisensi
mules-mules, pada
uteroplasenta,
perut, keluar lendir
cairan
dan darah dari vagina kondis
Kehamilannya sudah amnion dan efek
induksi
lewat waktu
persalinan.
Objektif:
 Tinggi fundus uteri
31 cm, bagian
fundus
teraba
bokong, punggung
terletak di kanan,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
2/5,
kontraksi
uterus
teratur 2 -3 kali
dalam 10 menit
dengan interval 30
detik,
denyut
jantung janin 160
x/menit, irregular.
Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
tampak
Ministrasi dan Koordinasi
Tujuan
Rencana Keperawatan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x24 jam selama
proses persalinan,
resiko cidera janin:
gawat janin tidak
terjadi dengan
kriteria hasil denyut
jantung janin 120 –
160 kali/menit,
gerakan janin
masih aktif, tidak
terdapat mekonium
dalam air ketuban
1. Monitor/observasi
kesejahteraan
janin
yaitu gerakan janin
dan denyut jantung
janin
dengan
karditokograf
2. Atur posisi ibu miring
kiri untuk mengurangi
tekanan tekanan pada
tali pusat
3. Berikan oksigen 5 liter
permenit
untuk
meningkatkan alirah
oksigen ibu ke janin
4. Observasi tanda-tanda
gawat janin dengan
menggunakan
elektronik janin
5. Obsevasi
warna
mekonium
6. Observasi kemajuan
persalinan
7. Siapkan resusitasi bayi
baru lahir
Implementasi
1. Memonitor
gerakan
janin
dan
denyut
jantung janin
2. Mengatur posisi
ibu miring kiri
3. Mengobservasi
tanda-tanda
gawat
janin
dengan
menggunakan
elektronik janin
seperti DJJ >160
dan < 110 kali
permenit
4. Mengobservasi
kemajuan
persalinan
Validasi
Evaluasi
Tanggal 4 Desember
2013
S:
O:
 Ibu diberi induksi
persalinan pukul 06.
30
wib,
setelah
dilakukan
induksi
persalinan pada pukul
12.30 wib pembukaan
lengkap
 Pukul 12. 15 wib,
denyut jantung janin
158 x/menit, reguler,
gerak janin positif,
cairan amnion terdapat
mekonium
 Pukul 12.38 bayi lahir
spontan, laki-laki, BB
3700 gram, PB 47cm,
mekonium (+)
A: Bayi lahir dengan
bantuan resusitasi
P: Bayi di rawat di ruang
perina
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2.
pengeluaran lendir
dan darah, portio
lunak dan tipis,
pembukaan serviks
3 cm ketuban
masih
utuh,
penurunan kepala
H II-III, presentasi
kepala.
 Cairan
amnion
berkurang
 Pemberian
oksitosin 5 ui
Tanggal 4 Subjektif:
Desember Ny. N mengatakan
2013
dia dirujuk oleh bidan
pukul
ke rumah sakit
06.17 wib dengan keluhan
mules-mules, pada
perut, keluar lendir
dan darah dari vagina
Kehamilannya sudah
lewat waktu
Objektif:
 Tinggi fundus uteri
31 cm, bagian
fundus
teraba
bokong, punggung
terletak di kanan,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
2/5,
kontraksi
uterus
Risiko
cidera
maternal: ruptur
uteri
berhubungan
dengan
efek
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x24 jam pola
persalinan yang
baik dapat dengan
kriteria hasil
kontraksi uterus 4050 detik dengan
interval 2 – 3
menit, adanya
relaksasi uterus
diantara dua
kontraksi,
persalinan berakhir
tanpa komplikasi
1. Kaji
riwayat
kehamilan, persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan
penunjang antenatal
2. Diskusikan risiko dan
manfaat
induksi
persalinan
3. Periksa tanda vital
setiap jam
4. Lakukan
evaluasi
terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
5. Observasi
intake
output cairan
6. Lakukan palpasi pada
fundus uteri guna
melakukan
evaluasi
frekuensi dan durasi
48
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1. Mengkaji riwayat
kehamilan,
persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan
penunjang
antenatal
2. Mendiskusikan
risiko
dan
manfaat induksi
persalinan
3. Memeriksa tanda
vital setiap jam
4. Melakukan
evaluasi terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung
janin, dan gerak
janin
5. Mengobservasi
S:O:
 Kontraksi uterus 3 –
4 kali dalam 10 menit
durasi 35 – 45 detik
 Jam 12. 38 bayi lahir
spontan
 Tanda vital :
TD 110/80mmHg
Nadi: 82 x/menit
Pernafasan:
20
x/menit
Suhu: 36.2oC
A: Resiko terjadi
perdarahan
P: Lanjutkan intervensi
Observasi kontraksi
uterus dan TFU serta
3
teratur 2 -3 kali
dalam 10 menit
dengan interval 30
detik,
denyut
jantung janin 160
x/menit, irregular.
Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
tampak
pengeluaran lendir
dan darah, portio
lunak dan tipis,
pembukaan serviks
3 cm ketuban
masih
utuh,
penurunan kepala
H II-III, presentasi
kepala.
 Cairan
amnion
berkurang
 Pemberian
oksitosin 5 ui
Tanggal 4 Subjektif:
Desember Ny. N mengeluh
2013
nyeri pada daerah
pukul
abdomen menjalar ke
06.17 wib punggung
Objektif:
Tekanan darah
110/80 mmHg, nadi
72 kali/menit,
respirasi 20
kali/menit, suhu
intake
output
kontraksi. Observasi
cairan
stimulus
yang
berlebihan pada tonus 6. Melakukan
palpasi
pada
uterus.
fundus uteri guna
7. Perhatikan
keluhan
melakukan
kram
abdomen,
evaluasi frekuensi
pusing, mual-muntah,
dan
durasi
letargi
hipotensi
kontraksi.
takikardia
Observasi
8. Lakukan pemeriksaan
stimulus
yang
dalam
untuk
berlebihan pada
mengetahui kemajuan
tonus uterus.
persalinan
7. Lakukan
pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui
kemajuan
persalinan
nyeri
berkepanjangan
berhubungan
kontraksi uterus
akibat induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x24 jam selama
proses persalinan,
Nyeri yang
dirasakan
berkurang dengan
kriteria hasil Ny.N
mampu mengontrol
nyeri yang
dirasakan, skala
49
perdarahan
1. Kaji Status nyeri yang 1. Mengkaji status S:
nyeri
yang  Ibu mengatakan nyeri
dirasakan
dirasakan
2. Observasi tingka laku
yang
dirasakan
2. Mengobservasi
non verbal
berkurang
setelah
tingka laku non
3. Observasi tanda-tanda
mempraktikkan teknin
verbal
klien
kemajuan persalinan
untuk
mengurangi
nampak meringis
4. Lakukan
terapi
nyeri seperti relaksasi,
kesakitan,
massase pada daerah
massase, imagenary
menangis
punggung
 Ibu
mengatakan
5. Ajarkan
teknik 3. Mengobservasi
suaminya
tanda-tanda
relaksasi nafas dalam
mendampingi
saat
kemajuan
6. Jelaskan prosedur dan
proses persalinan dan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
36,20C, kontraksi
teratur 2-3 kali dalam
10 menit dengan
durasi 30 detik
denyut jantung janin
160 kali/menit
gerakan janin aktif.
pemeriksaan dalam di
dapatkan hasil
presentasi kepala,
pembukaan serviks 3
cm, konsistensi portio
lunak dan tipis,
ketuban masih utuh,
Pemberian oksitosin
5 ui
Ny. N menangis dan
mengerang kesakitan
4
Tanggal 4
Desember
2013
Pukul
06.17 wib
Subjektif:
Cemas
terhadap
kondisi
janinnya
karena sudah lewat
waktu,
anaknya
sebelumnya
meninggal
karena
lewat waktu
suaminya
bekerja
sebagai
satpam,
penghasilan
suaminya
cukup
Kecemasan
berhubungan
dengan
proses
persalinannya
dan
akan
dilakukan
induksi
persalinan
nyeri 0 – 3, ibu
mampu melakukan
teknik yang
diajarkan untu
mengatasi nyerinya
rasional
sebelum
persalinan
dilakukan
4. melakukan terapi
7. ciptakan lingkungan
massase
pada
yang kondusif
daerah punggung
5. mengajarkan
teknik relaksasi
nafas dalam
6. menjelaskan
prosedur
dan
rasional sebelum
dilakukan
7. Menciptakan
lingkungan yang
kondusif yaitu
suami
mendampingi
isteri pada saat
proses persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan dalam
1x 24 jam
kecemasan ibu
berkurang. Kriteria
hasil yang
diharapkan adalah
ibu nampak tenang,
tanda-tanda vital
dalam batas normal
yaitu tekanan darah
50
1. Identifikasi
tingkat 1. Mengkaji
persaan ibu dan
cemas
pemahaman ibu
2. Pahami persepsi ibu
terhadap situasi
tentang kondisi yang
dengan
dirasakan
menggunakan
3. Kaji perasaan ibu dan
kata-kata ramah
pemahaman terhadap
situasi yang dialami 2. Menjelaskan
pada ibu dan
saat ini
suami tentang
4. Beri penjelasan kepada
semua prosedur
ibu
dan
keluarga
tindakan yang
tentang keadaan ibu
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
mempraktekkan
teknik
untuk
mengurangi rasa nyeri
O:
 Ibu
tampak
dapat
mengontrol nyeri yang
dirasakan
 Ibu dapat berkoordinasi
dan kerjasama saat
proses
persalinan
terutama saat nyeri
dirasakan
 Ibu
dapat
mempraktikkan teknik
untuk mengurangi nyeri
A: Masalah nyeri karena
kontraksi
uterus,
kemajuan persalinan dan
menjelang kelahiran dapat
diatasi
P : relakasasi pernafasan
jika nyerinya muncul
S:
Ibu mengatakan awalnya
ada perasaan takut dan
cemas menjalani proses
persalinan. Setelah ibu
mendapatkan penjelasan
mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan ia mersa
sangat tenang, nyaman,
dan siap menghadapi
proses persalinan dengan
dan janin saat ini
120/80 mmHg,
5. Jelaskan tentang semua
nadi 60- 80
prosedur tindakan yang
kali/menit, respirasi
akan
dilakukan
16 – 20 kali/ menit,
termasuk rasa tidaknya
ibu
nyaman
akibat
mengungkapkan
prosedur dan efek
bahwa cemasnya
positif serta negatif
berkurang, ibu
Objektif:
baik bagi ibu maupun
dapat bekerja sama
Nampak cemas
bagi janinnya apabila
selama proses
sering menanyakan
tindakan
tidak 3.
persalinan,
tentang kondisi janin
dilakukan
dan
kemajuan
6. Anjurkan ibu untuk
persalinannya
mengekspresikan
perasaan, kecemasan
dan ketakutan yang
dirasakan
7. Ajarkan ibu teknik
relaksasi
8. Temani ibu untuk
memberikan
rasa
nyaman
dan
mengurangi cemas
9. Anjurkan
keluarga
untuk
mendampingi
ibu
10. Anjurkan ibu untuk
lebih banyak
Tanggal 4 Subjekytif:
Koping individu Setelah dilakukan
1. Kaji pengalaman ibu 1.
Desember Ny. N mengeluh tidak
efektif tindakan
tentang penggunanan
2013 @
lelah dengan proses berhubungan
keperawatan dalam
koping
saat
06.17
kelahirannya
dengan keletihan waktu 6 jammaka
menghadapi
Ny. Mengeluh cemas dan ketakutan
ibu dan keluarga
masalah/situasi yang
dengan
kondisi
dapat mampu
sulit, situasi yang
untuk
memenuhi
kebutuhan
seharihari.
ibu
mengatakan
kondisi
ruangan
sangat panas, gerah.
5.
51
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
akan dilakukan
termasuk rasa
tidak nyaman
akibat prosedur
dan efek positif
serta negatif baik
bagi ibu maupun
janin bila
tindakan
dilakukan
Mengajarkan ibu
melakukan
teknik relaksasi
segala resiko
Objektif:
 Ibu mulai nampak
tenang
 Bekerjasama selama
proses persalinan
 Tanda vital :
TD 110/80mmHg
Nadi: 82 x/menit
Pernafasan:
20
x/menit
Suhu: 36.2oC
A: Kecemasan ibu mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
13.
Temani ibu untuk
memberikan rasa
nyaman
14.
Anjurkan ibu
tetap melakukan
teknik relakssai
15.
Anjurkan
keluarga untuk
mendampingi ibu
16.
Anjurkan ibu
untuk lebih banyak
berdoa.
Menggali sistem S:
pendukung yang  Ibu mengatakan dapat
dimiliki oleh ibu
menrima
kondisi
dengan
sekarang ini
memperlihatkan  Ibu mengatakan lebih
sikap perhatian
pasrah
dengan
janinnya
Objektif:
Ny.N
menanyakan
kelahirannya
selalu
proses
meningkatkan
penerimaanya
terhadap kondisi
persalinannya yang
menimbulkan
keletihan dan
ketakutan dengan
kriteria hasil: ibu
dan keluarga
mampu
mengungkapkan
menerima
kondisinya, ibu dan
keluarga menerima
tindakan yang
diberikan tandatanda vittal dalam
batas normal TD
120/80 mmHg,
nadi: 60-80
kali/menit,
pernafasan 18 – 24
kali/menit, suhu
36-370C
2.
3.
4.
5.
6.
7.
menakutkan
dan
melelahkan
Mengidentifikasi
sistem
pendukung
dengan
menyakan
sikap suami selama
mendampingi di rumah
sakit
Bantu ibu dan keluarga
untuk meningkatkan
penerimaan
kondisinya,
kondisi
janinnya dan rencana
tindakan.
Jelaskan pada klien
tentang
kondisinya,
kondisi
janin
dan
rencana tindakan yang
diberikan
Jelaskan
semua
prosedur tindakan yang
mungkin
akan
dilakukan
termasuk
rasa tidak nyaman serta
akibat dari prosedur,
efek positif dan negatif
bagi ibu dan janinnya.
Anjurkan ibu untuk
mengespresikan
perasaan
kecemasan
dan ketakutan yang
dirasakan
Ajarkan
teknik
relaksasi dan distraksi
52
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
pada ibu.
2. Memotivasi dan
mengajak
ibu
untuk
mengungkapkan
perasaannya saat
ini
dan
mendengarkan
keluhan
yang
disampaikan ibu
dengan sabar
8. Menjelaskan
pada
klien
tentang
kondisinya,
kondisi janin dan
rencana tindakan
yang diberikan
3. Membantu ibu
dan suami untuk
meningkatka
penerimaan ibu
terhadap
kondisinya.
4. Memberikan
penguatan positif
terhadap upaya
yang dilakukan
ibu.
5. Mengajarkan
teknik rwelaksasi
nafas dalam.
kondisinya
Ibu
dan
suami
mengatakan menerima
semua tindakan guna
mengkahiri
kehamilannya
Objektif:
 Ibu nampak tenang
saat dilakukan
tindakan kepadanya
 Ibu namapk tenang
saat disampaikan jika
bayinya perlu
mendapatkan
resusitasi
A: Masalah koping
indifidu tidak efektif
dapat diatasi
P: anjurkan Ny. N tetap
meningkatkan kopingnya

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH”
DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT”
PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM
DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
Kasus 5:
Tanggal Pengkajian: 08 Mei 2014 @ 10.00
Tempat pengkajian : IGD Lt.3 RSCM
No Register
Tgl & Jam Masuk : 07 Mei 2014 @ 22.45
: 3928717
Tahap Identifikasi
I. Pengkajian Umum Klien
A. Identitas Klien
Inisial Klien
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
terakhir
Agama
: Ny.Is
: 27 tahun
: О PNS
: О SD
Suku bangsa
: O Jawa
:
 Islam
 IRT
О DIII
О Peg.Swasta
 SLTP
О Wiraswasta
O SLTA
ОLain……….
О S1/S2
О Protestan
О Katholik
О Hindu
 Betawi
О Sunda
О Minang
О Budha
ОLain……….
.
B. Alasan masuk RS:
Keluhan Utama:
Pasien rujukan Puskesmas Setia Budi dengan gawat janin. Pasien mengeluh mules-mules 6 jam
sebelum masuk rumah sakit.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu:
 Pernah dirawat di RS
O Tidak Pernah dirawat di RS
 Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di...
O DM
O Hipertensi
O Hepatitis
 Asma
O Tifoid
O Kanker
O Epilepsi
O Kelainan bawaan
D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi)
O Keturunan kembar
O TBC
O Lain-lain :
O PJK
O DM
O Tifoid
 Hipertensi
O Kanker
O Hepatitis
O Epilepsi
 Asma
O Kelainan bawaan
E. Riwayat Alergi
O Alergi makanan :
O Alergi obat :
F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB)
Penggunaan KB
Bila ya kontrasepsi yang digunakan
O Pil KB
o Implant
Sejak kapan mengguankan KB: Tahun
Lama penggunaan KB :
Keluhan selama menggunakan KB:
O Ya
O Suntik
o Kondom
, kemudian
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
O Lain-lain :
 Tidak
o IUD/ Spiral
o Pantang berkala
II.
Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms
A. Pengkajian Fisik (Fisiologi)
Pengkajian Subjektif
1. Data Kehamilan Saat Ini
Kehamilan direncanakan
HPHT
Taksiran Partus
Umur Kehamilan
Pergerakan janin pertama kali di rasakan
Pergerakan janin dalam 24 jam
Riwayat ANC
Keluhan selama hamil
:  Ya
: 18 Juli 2013
: 24 April 2014
: 42 – 43 minggu
: lupa
: aktif (> 10 kali)
:  teratur
: Tidak ada keluhan
O Tidak
O Tidak teratur
2. Riwayat Obstetrik G 2 P1 A 0
No.
Tahun
Persalinan
BB lahir
(gr)
1.
2.
2002
Hamil ini
4200 gr
Jenis
kelamin
bayi
P
Komplikasi
kehamilan/persa
linan
Tidak ada
Jenis
Persalinan &
indikasi
Pervaginam
Penolon/tempat
persalinan
Bidan
3. Riwayat menstruasi
Usia menarche
Lama haid
Siklus haid
Banyak haid
Warna haid
Bau haid
Keluhan
:
14
tahun
: O < 5hari
:  28 hari
:  2-3 x ganti P
:  merah kecoklatan
:  amis darah
: O dismenore
4. Status Nutrisi & Cairan
Diet Khusus: tidak ada diet khusus
Nafsu makan
 Baik
o Tidak ada
Asupan Nutrisi
Jenis : nasi, sayur, ikan
Asupan Cairan
Jenis: Air putih
Turgor kulit
 Baik
 5-7 hari
O 8-10 hari
O 30 hari
O >4x ganti P
O merah terang
O menyengat/busuk
O Spotting
O
O
O
O lain…………
O Metroragia
o Cukup
o Kurang
Porsi: besar
Jumlah: 1000 -1500 cc
o Cukup
Frekuensi: 2 x sehari
Frekuensi: 5-6 x sehari
o Kurang
O lain……..
5. Eliminasi
Eliminasi
BAB:
BAK:
Keringat :
Frekuensi & Jumlah
5- 2 x sehari
5-6 x sehari
Warna
kuning
kekuningan
6. Aktivitas dan istirahat
Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini:
Istirahat:
Bau
o mandiri
 Dibantu sebagian
o Total care
 Tidak dapat beristirahat (lelah)
o Mampu beristirahat
54
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
7. Pengkajian nyeri
Penyebab nyeri:
o Lain-lain:
 Kontraksi uterus
Kualitas nyeri :
o Rasa ingin BAB
 Mules
o Lain-lain, sebutkan:
Region:
o Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian blk
o Lain-lain,
sebutkan:
Skala nyeri:
o 4-6
 0-3
o 10
o 7-9
Koping terhadap
o Menangis
o mengerang
o pernafasan
nyeri
o relaksasi
o Penggunaan obat
o Lain-lain, sebutkan:
Reaksi non verbal
o Berkeringat
o lain-lain:
 gelisah
o tenang
o
o Wajah meringis
Pengkajian objektif
1. Penampilan umum
Keadaan umum: O Baik
TD:
Tanda-tanda vital 110/70mmHg
BB: 68 kg
 Sedang
O Jelek
Nadi: 82.x/menit
TB: 157 cm
2. Pemeriksaan Fisik Ibu:
Kepala:
Distribusi rambut
Lesi/pembengkakan
Edema wajah
Mata:
Sklera
Konjungtiva
Mulut:
Gigi
Kesadaran:
RR: 20 x/menit
LILA: 30 cm
 Rata
 CM
O Apatis
Suhu: 36.5°C
o Tidak rata
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ikterik
 Tidak anemis
 Tidak lengkap
Leher :
Pembesaran kelenjar tyroid
Pembesaran vena jugularis
o Ada
o Ada
o ikterik
O sedikit anemis
o Lengkap
 Caries
 Bersih
o Lembab
o Ada
o Ada
Ketiak
Pembesaran kelenjar
Getah bening :
Irama nafas
 Regular
o Irreguler
Suara nafas
 Vesikuler
o
Irama nadi
Suara jantung
 Reguler
 S1 dan S2
Payudara
Capilary Refil
Putting
 < 3 detik
 Eksversi
o Iregueler
o Murmur &
Gallop
o > 3 detik
o Datar &
Inversi
 Hiperpigmentasi
 Ada
 Simetris
Abdomen
Leopold 1
Leopold 2
Areola
Pengeluaran Asi
Bentuk
TFU : 33 cm
o Kepala
 PUKA
Lidah
Mukosa bibir
Oksigenasi &
Ventilasi
o Ada
 Bokong
o PUKI
55
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
o Kotor
 Kering
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ada
Ronkhi
&Wheezing
o Tidak ada
o Tidak simetris
Leopold 3
 Kepala
Leopold 4
 Masuk PAP
DJJ
: 140 x/menit
Irama DJJ
:  Reguler
Intensitas
:  Kuat
Striae Gravidarum:
His :
O Ada
o 1-2x/10mnt
o >4x/10 mnt
Durasi his
o < 20detik
Pemeriksaan
Ketuban :
Dalam:
Cairan ketuban :
Ketuban pecah jam:
Pembukaan:
Penurunan kepala:
Portio:
Presentasi:
Genetalia:
Pengeluaran
Pervaginam:
Edema :
Varices:
Ekstremitas:
Edema :
Varices:
o Bokong
O Belum masuk PAP
o Irreguler
o Lemah
 Ada
 Tidak ada
o 2-3x/10mnt
o
o 20 40 detik
 Positif
o > 40 detik
o Negatif
o Jernih
o Mekonium
 H1
o
o
o
o
o Tebal
o vertex
o bokong
 Lendir
o Ekstremitas
H3
Lunak
Kening/alis
ekstremitas
o Tidak ada
o 3-4x/10mnt
o
o
o
o
H2
H4
Kaku
wajah
o darah
 tidak ada
 tidak ada
 tidak ada
o air ketuban
o ada
o ada
 ada
o ada
o tidak ada
 tidak ada
B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional)
1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah
lewat waktu dan klien tidak merasakan mules tidak ada pengeluaran lendir dan darah>
ibu mengatakan dirujuk karena adanya gawat janin
2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar,
bayinya sehat.
3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh
suaminya
4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi janin
dan kemajuan persalinannya
5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai buruh,
penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
6. Peran serta keluarga/suami : Suami selalu mendampingi istri saat melakukan pemeriksaan
7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah.
C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang
1. Terapi Medis : Misoprostol 25 mcg /6 jam/PV
2. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan USG tanggal : Hamil 42 – 43 Janin tunggal hidup, presentasi kepala, cairan
amnion berkurang
 Pemeriksaan karditokograf : baseline 140 kali/menit, variabilitas 5-25, aks > 2x/10’ des
negatif
56
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014

Pemeriksaan Laboratorium tanggal
Pemeriksaan
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
HbsAg
Hasil
11,5
4,55
11.200
212.000
32.6
Negatif
Nilai Normal
12.0 – 14.0 g/dl
4,5 – 5,5 juta/ul
5000 – 10.000 ul
150.000 – 450.000/ul
36 – 42 %
Negatif
Tahap Ministrasi
1. Risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan uteroplasenta, kondisi cairan amnion
atau dengan induksi persalinan
2. Risiko cedera maternal: Ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan
3. Nyeri berkepanjangan berhubungan dengan induksi persalinan
4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional terhadap proses persalinan
5. Kelelahan berhubungan dengan proses persalinan yang berkepanjangan
57
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
ASUHAN KEPERAWATAN NY. Is PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN
No Tanggal
1
Tanggal
8 Mei
2014
.
Identifikasi
Subjektif:
Ny. Is mengatakan
dia dirujuk oleh
bidan puskesma
setia budi ke RSCM
karena gawat janin
Objektif:
 Tinggi
fundus
uteri 33 cm,
bagian
fundus
teraba bokong,
punggung
terletak di kanan,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
4/5,
kontraksi uterus
tidak ada, denyut
jantung janin140
x/menit, regular.
Vulva dan vagina
tidak
ada
kelainan,
tidak
ada pengeluaran
lendir dan darah.
Hasil
pemeriksaan
Diagnosa
Keperawatan
Risiko
cidera
janin:
gawat
janin
berhubungan
dengan
insufisensi
uteroplasenta,
kondisi cairan
amnion dan efek
induksi
persalinan.
Ministrasi dan Koordinasi
Tujuan
Rencana Keperawatan
Setelah dilakukan 1. Monitor/observasi
kesejahteraan janin
tindakan
yaitu gerakan janin
keperawatan
dan denyut jantung
dalam 1x24 jam
janin
dengan
selama proses
karditokograf
persalinan, resiko
cidera janin: gawat 2. Atur posisi ibu miring
kiri untuk mengurangi
janin tidak terjadi
tekanan tekanan pada
dengan kriteria
tali pusat
hasil denyut
jantung janin 120 3. Berikan oksigen 5
liter permenit untuk
– 160 kali/menit,
meningkatkan alirah
gerakan janin
oksigen ibu ke janin
masih aktif, tidak
4. Observasi tanda-tanda
terdapat
gawat janin dengan
mekonium dalam
menggunakan
air ketuban
elektronik janin
5. Obsevasi
warna
mekonium
6. Observasi kemajuan
persalinan
7. Siapkan
resusitasi
bayi baru lahir
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Implementasi
1. Memonitor
gerakan
janin
dan
denyut
jantung janin setiap
jam (djj 144 kali/menit
dan gerakan janin aktif)
2. Mengatur posisi ibu
miring kiri
3. Mengobservasi tandatanda gawat janin
dengan menggunakan
elektronik janin seperti
DJJ >160 dan < 110
kali permenit
4. Melakukan
karditokograf setiap 6
jam atau jika ada
indikasi gawat janin
5. Mengobservasi
kemajuan persalinan
Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
sudah
ada
pengeluaran
lendir
dan
darah.
Hasil
pemeriksaan
dalam
pembukaan serviks 2
cm, kenyal, HI- II
Validasi
Evaluasi
Tanggal 8 Mei 2014
Pukul 14. 00
S: Ny Is mengatakan
mulesnya masih jarang,
gerakan janin aktif
O: DJJ 144 kali/menit
KTG Baseline 140x
menit, var 5-25 dpm, aks
>2 x 10’ des (-)
A: Ny Is tidak
menunjukkan adanya
gawat janin
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor/observasi
kesejahteraan janin
2. Atur
posisi
ibu
miring kiri
3. Berikan oksigen 5
liter permenit
4. Observasi
tandatanda gawat janin
5. Obsevasi
warna
mekonium
6. Observasi kemajuan
2.
Tanggal
8 Mei
2014
dalam tidak ada
pembukaan
serviks,
pendataran
ketuban
masih
utuh
 Hasil
pemeriksaan
USG : hamil 42 43 mgg, cairan
amnion
berkurang
 Pemberian
misoprostol 25
mcg setiap 6 jam
Ny. Is mengatakan
dia dirujuk oleh
bidan puskesma
setia budi ke RSCM
karena gawat janin
Objektif:
 Tinggi
fundus
uteri 33 cm,
bagian
fundus
teraba bokong,
punggung
terletak di kanan,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
4/5,
kontraksi uterus
tidak ada, denyut
jantung janin140
ketuban belum pecah.
Risiko
cidera
maternal: ruptur
uteri
berhubungan
dengan
efek
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
dalam 1x24 jam
pola persalinan
yang baik dapat
dengan kriteria
hasil kontraksi
uterus 40-50 detik
dengan interval 2 –
3 menit, adanya
relaksasi uterus
diantara dua
kontraksi,
persalinan berakhir
tanpa komplikasi
17. Kaji
riwayat
kehamilan,
persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan
penunjang antenatal
18. Diskusikan risiko dan
manfaat
induksi
persalinan
19. Periksa tanda vital
setiap jam
20. Lakukan
evaluasi
terhadap frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
21. Observasi
intake
output cairan
22. Lakukan palpasi pada
59
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
15. Mengkaji
riwayat
kehamilan, persalinan
sebelumnya,
pemeriksaan penunjang
antenatal
16. Mendiskusikan risiko
dan manfaat induksi
persalinan
17. Memeriksa tanda vital
setiap jam
18. Melakukan
evaluasi
terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
19. Mengobservasi intake
output cairan
20. Melakukan
palpasi
pada fundus uteri guna
persalinan
7. Siapkan
resusitasi
bayi baru lahir
Tanggal 8 mei 2014
pukul 14.00
S:
Ny. I mengatakan sudah
merasakan mules
O:
 Denyut jantung janin
1454kali /menit
 kontraksi uterus 1-2
kali dalam 10’
 Vulva dan vagina
tidak ada kelainan,
sudah
ada
pengeluaran lendir
dan darah. Hasil
pemeriksaan dalam
pembukaan serviks 2
cm, kenyal H I- II
x/menit, regular.
Vulva dan vagina
tidak
ada
kelainan,
tidak
ada pengeluaran
lendir dan darah.
Hasil
pemeriksaan
dalam tidak ada
pembukaan
serviks,
pendataran
ketuban
masih
utuh
 Hasil
pemeriksaan
USG : hamil 42 43 mgg, cairan
amnion
berkurang
 Pemberian
misoprostol 25
mcg setiap 6 jam
melakukan
evaluasi
fundus uteri guna
frekuensi dan durasi
melakukan evaluasi
kontraksi.
Observasi
frekuensi dan durasi
stimulus
yang
kontraksi. Observasi
berlebihan pada tonus
stimulus
yang
uterus.
berlebihan
pada
21. Lakukan pemeriksaan
tonus uterus.
dalam
untuk
23. Perhatikan keluhan
mengetahui kemajuan
kram
abdomen,
persalinan
pusing,
mualmuntah,
letargi
hipotensi takikardia
24. Lakukan
pemeriksaan dalam
untuk
mengetahui
kemajuan persalinan
60
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014


Terpasang Miso III
Tanda vital :
TD 110.80mmHg
Nadi: 80 x/menit
Pernafasan:
20
x/menit
Suhu: 36.5oC
A: Masih beresiko
terjadi rupture uteri
P: Lanjutkan intervensi
1. Diskusikan risiko dan
manfaat
induksi
persalinan
2. Periksa tanda vital
setiap jam
3. Lakukan
evaluasi
terhadap frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
4. Observasi
intake
output cairan
5. Lakukan palpasi pada
fundus uteri guna
melakukan evaluasi
frekuensi dan durasi
kontraksi. Observasi
stimulus
yang
berlebihan pada tonus
uterus.
6. Perhatikan keluhan
kram
abdomen,
3
Tanggal
8 Mei
2014
Subjektif:
Ny Is mengeluh
mules, nyeri pada
bagian abdomen
skala 0-3
Objektif
Klien nampak skalikali meringis
kesakitan
 Tinggi
fundus
uteri 33 cm,
bagian
fundus
teraba bokong,
punggung
terletak di kanan,
kepala
sudah
masuk pintu atas
panggul
4/5,
kontraksi uterus
tidak ada, denyut
jantung janin140
x/menit, regular.
Vulva dan vagina
tidak
ada
kelainan,
tidak
ada pengeluaran
nyeri
berkepanjangan
berhubungan
kontraksi uterus
akibat induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
dalam 1x24 jam
selama proses
persalinan, Nyeri
yang dirasakan
berkurang dengan
kriteria hasil Ny.S
mampu
mengontrol nyeri
yang dirasakan,
skala nyeri 0 – 3,
ibu mampu
melakukan teknik
yang diajarkan
untu mengatasi
nyerinya
8. Kaji Status nyeri yang
dirasakan
9. Observasi tingka laku
non verbal
10.
Observasi tandatanda kemajuan
persalinan
11.
Lakukan terapi
massase pada daerah
punggung
12.
Ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
13.
Jelaskan prosedur
dan rasional sebelum
dilakukan
14.
ciptakan
lingkungan yang
kondusif
61
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1. Mengkaji status
nyeri yang
dirasakan
2. Mengobservasi
tingka laku non
verbal klien
nampak meringis
kesakitan,
menangis
3. Mengobservasi
tanda-tanda
kemajuan
persalinan
4. melakukan terapi
massase pada
daerah punggung
5. mengajarkan
teknik relaksasi
nafas dalam
6. menjelaskan
prosedur dan
rasional sebelum
dilakukan
7. Menciptakan
lingkungan yang
kondusif yaitu
suami
pusing, mual-muntah,
letargi
hipotensi
takikardia
7. Lakukan
pemeriksaan dalam
untuk
mengetahui
kemajuan persalinan
8 Mei 2014@ 1400
S:
 Ibu mengatakan nyeri
yang dirasakan
berkurang setelah
mempraktikkan
teknin untuk
mengurangi nyeri
seperti relaksasi,
massase, imagenary
 Ibu mengatakan
suaminya
mendampingi saat
proses persalinan dan
mempraktekkan
teknik untuk
mengurangi rasa
nyeri
O:
 Ibu tampak dapat
mengontrol nyeri yang
dirasakan
 Ibu dapat
berkoordinasi dan
kerjasama saat proses
persalinan terutama
3
Tanggal
8 Mei
2014
lendir dan darah.
Hasil
pemeriksaan
dalam tidak ada
pembukaan
serviks,
pendataran
ketuban
masih
utuh
 Hasil
pemeriksaan
USG : hamil 42 43 mgg, cairan
amnion
berkurang
 Pemberian
misoprostol 25
mcg setiap 6 jam
Subjektif:
Cemas
terhadap
kondisi
janinnya
karena sudah lewat
waktu
suaminya bekerja
sebagai
sopir,
penghasilan
suaminya
cukup
untuk
memenuhi
kebutuhan seharihari.
ibu
mengatakan
kondisi
ruangan
sangat panas, gerah.
mendampingi
isteri pada saat
proses persalinan
Kecemasan
berhubungan
dengan proses
persalinannya
dan
akan
dilakukan
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
dalam 1x 24 jam
kecemasan ibu
berkurang. Kriteria
hasil yang
diharapkan adalah
ibu nampak
tenang, tandatanda vital dalam
batas normal yaitu
tekanan darah
120/80 mmHg,
nadi 60- 80
kali/menit,
21. Identifikasi tingkat 7. Mengkaji persaan ibu
dan pemahaman ibu
cemas
terhadap situasi
22. Pahami persepsi ibu
dengan menggunakan
tentang kondisi yang
kata-kata ramah
dirasakan
23. Kaji perasaan ibu dan 8. Menjelaskan pada ibu
dan suami tentang
pemahaman terhadap
semua prosedur
situasi yang dialami
tindakan yang akan
saat ini
dilakukan termasuk
24. Beri
penjelasan
rasa tidak nyaman
kepada
ibu
dan
akibat prosedur dan
keluarga
tentang
efek positif serta
keadaan ibu dan
negatif baik bagi ibu
janin saat ini
maupun janin bila
25. Jelaskan
tentang
tindakan dilakukan
semua
prosedur
62
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
saat nyeri dirasakan
 Ibu dapat
mempraktikkan teknik
untuk mengurangi
nyeri
A: Masalah nyeri karena
kontraksi uterus,
kemajuan persalinan dan
menjelang kelahiran
mulai berkurang
P : intervensi tetap di
lanjutkan
Tanggal 8 Mei 2014
pukul 14.00 wib
S:
Ibu mengatakan awalnya
ada perasaan takut dan
cemas menjalani proses
persalinan. Setelah ibu
mendapatkan penjelasan
mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan ia mersa
sangat tenang, nyaman,
dan siap menghadapi
proses persalinan dengan
segala resiko
Objektif:
Nampak cemas
sering menanyakan
tentang
kondisi
janin dan kemajuan
persalinannya
5.
Tanggal
8 Mei
2014
pukul
18.30
wib
Kelelahan
Subjektif:
Klien
mengeluh berhubungan
dengan proses
lelah
kehanilan dan
persalinan yang
Objektif
Ny. I G2P1A0 H memanjang
42-43 minggu.
Ny.Is
nampak
respirasi 16 – 20
kali/ menit, ibu
mengungkapkan
bahwa cemasnya
berkurang, ibu
dapat bekerja sama
selama proses
persalinan,
setelah 1 x 24 jam
diberiakn
intervensi
keperawatan ibu
mampu
berpartisipasi
secara aktif dalam
proses persalinan
tindakan yang akan
dilakukan termasuk
rasa tidaknya nyaman
akibat prosedur dan
efek positif serta
negatif baik bagi ibu
maupun
bagi
janinnya
apabila
tindakan
tidak
dilakukan
26. Anjurkan ibu untuk
mengekspresikan
perasaan, kecemasan
dan ketakutan yang
dirasakan
27. Ajarkan ibu teknik
relaksasi
28. Temani ibu untuk
memberikan
rasa
nyaman
dan
mengurangi cemas
29. Anjurkan
keluarga
untuk mendampingi
ibu
30. Anjurkan ibu untuk
lebih banyak
15. Kaji
tingkat
kelelahan,
dan
perhatikan aktivitas/
istirahat
segera
sebelum
proses
pesalinan
dimulai
karena
jumlah
kelelahan
adalah
63
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
9. Mengajarkan ibu
melakukan teknik
relaksasi
Objektif:
 Ibu mulai nampak
tenang
 Bekerjasama selama
proses persalinan
 Tanda vital :
TD 110.80mmHg
Nadi: 80 x/menit
Pernafasan:
20
x/menit
Suhu: 36.5oC
A: Kecemasan ibu mulai
berkurang
P: Hentikan intervensi
11. Mengakji tingkat
kelelahan ibu, sejaka
kapan dimulai,
penyebab kelelahan
12. Menganjurkan untuk
melakukan teknik
relaksasi
13. Menyediakan
Tanggal 8 Mei2013
pukul 14.00 wib
S:Ny. I mengatakan
akan melaksanakan
segala anjuran dari
perawat
dibantu
saat
melakukan aktivitas
seperti bangun dari
tempat tidur, ke
kamar mandi.
dengan kriteria
hasil klien mampu
mengedan serta
relaks/ tenang
dalam upaya
proses persalinan.
lingkungan yang
kumulatif
yaitu
kondusif untuk istirahat
seseorang yang tidak
seperti membatasi
mengalami istirahat
pengunjung
pada
awitan
persalinan memiliki 14. Memberikan informasi
kepada klien/pasangan
kelelahan yang lebih
mengenai kemajuan
besar
persalinan bahwa
16. Anjurkan istirahat/
sekarang sedang
relaksasi di antara
menjalani induksi
kontraksi
untuk
persalinan untuk
menghemat energi
mempercepat/atau
17. Sedia
lingkungan
merangsang kelahiran
yang kondusif untuk
istirahat agar klien 15. Memberikan minuman
manis
dapat
beristirahat
dengan nyaman
18. Berikan
informasi
kepada
klien/pasangan
mengenai kemajuan
persalinan membantu
memberikan energi
psikologis;
19. Anjurkan ibu agar
tetap
melakukan
teknik
relaksasi
karena
ketegangan
otot
meningkatkan
rasa kelelahan
20. Pantau
kemajuan
persalinan
karena
persalinan yang lama
dapat meningkatkkan
keletihan
64
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
O:
 Ny. I nampak
melakukan teknik
relaksasi
 Ny I mulai tenang
dan dapat
bertoleransi terhadap
kelelahan yang
dialami
 Ny. I nampak tertidur
A: Kelelahan mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
 Anjurkan untuk
melakukan teknik
relaksasi
 Berikan makanan dan
minuman manis untk
menambah tenaga
 Berikan informasi
mengenai kemajuan
persalinannya.
21. Berikan
minuman
yang manis seperti
teh untuk mencegah
hipoglikemia.
1.
Tanggal
9 Mei
2014
Subjektif:
Ny. I mengatakan
gerakan janin aktif
Objektif:
Tekanan
darah
110/80 mmHg, nadi
80
kali/menit,
respirasi
20
kali/menit,
suhu
36,50C, kontraksi
teratur 2- 3 kali
dalam 10 menit
dengan durasi 20
detik
denyut
jantung janin 144
kali/menit gerakan
janin
aktif.
Kontraksi
uterus
bersifat
ringan,
dilakukan
pemeriksaan dalam
di dapatkan hasil
presentasi kepala,
pendataran serviks
50 %, pembukaan
serviks
2
cm,
konsistensi kaku,
posisi serviks di
Risiko
cidera
janin:
gawat
janin
berhubungan
dengan
insufisensi
uteroplasenta,
kondis
cairan
amnion dan efek
induksi
persalinan.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
dalam 1x 12 jam
selama proses
persalinan, resiko
cidera janin: gawat
janin tidak terjadi
dengan kriteria
hasil denyut
jantung janin 120
– 160 kali/menit,
gerakan janin
masih aktif, tidak
terdapat
mekonium dalam
air ketuban
8. Monitor/observasi
kesejahteraan
janin
yaitu gerakan janin
dan denyut jantung
janin
dengan
karditokograf
9. Atur posisi ibu miring
kiri untuk mengurangi
tekanan tekanan pada
tali pusat
10.
Berikan oksigen 5
liter permenit untuk
meningkatkan alirah
oksigen ibu ke janin
11.
Observasi tandatanda gawat janin
dengan menggunakan
elektronik janin
12.
Obsevasi warna
mekonium
13.
Observasi
kemajuan persalinan
14.
Siapkan resusitasi
bayi baru lahir
65
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
5. Memonitor gerakan
janin dan denyut
jantung janin
6. Mengatur posisi ibu
miring kiri
7. Mengobservasi tandatanda gawat janin
dengan menggunakan
elektronik
janin
seperti DJJ >160 dan
< 110 kali permenit
8. Mengobservasi
kemajuan persalinan
Tanggal 9 Mei 2014
pukul 14.00 wib
S:
Ny. I mengatakan
gerakan janin aktif
O:
 Tekanan
darah
120/80, nadi 83
kali/menit, respirasi
20 kali/menit, suhu
36,50C,
 Kontraksi teratur 4-5
kali dalam 10 menit
dengan durasi 45 -50
detik
A: Bayi lahir spontan
laki-laki dengan BB
3160, PB 49 cm
P: Lanjutkan intervensi
Perawatn bayi baru
lahir
depan,
ketuban
belum pecah.
 Pemberian
misoprostol
25 mcg
2
Tanggal
9 Mei
2014
III
Subjektif:
Ny. I mengatakan
nyeri didaerah
abdomen sampai
kebelakang
Objektif:
Tekanan
darah
110/80 mmHg, nadi
80
kali/menit,
respirasi
20
kali/menit,
suhu
36,50C, kontraksi
teratur 2- 3 kali
dalam 10 menit
dengan durasi 20
detik
denyut
jantung janin 144
kali/menit gerakan
janin
aktif.
Kontraksi
uterus
bersifat
ringan,
dilakukan
pemeriksaan dalam
di dapatkan hasil
presentasi kepala,
pendataran serviks
Risiko
cidera
maternal: ruptur
uteri
berhubungan
dengan
efek
induksi
persalinan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
dalam 1x12 jam
pola persalinan
yang baik dapat
dengan kriteria
hasil kontraksi
uterus 40-50 detik
dengan interval 2 –
3 menit, adanya
relaksasi uterus
diantara dua
kontraksi,
persalinan berakhir
tanpa komplikasi
7. Periksa tanda vital
setiap jam
8. Lakukan
evaluasi
terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
9. Observasi
intake
output cairan
10. Lakukan palpasi pada
fundus uteri guna
melakukan evaluasi
frekuensi dan durasi
kontraksi. Observasi
stimulus
yang
berlebihan pada tonus
uterus.
11. Perhatikan
keluhan
kram
abdomen,
pusing, mual-muntah,
letargi
hipotensi
takikardia
12. Lakukan pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui kemajuan
persalinan
66
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
6. Memeriksa tanda vital
setiap jam
7. Melakukan
evaluasi
terhadap
frekuensi,
reaktivitas,
denyut
jantung janin, dan
gerak janin
8. Mengobservasi intake
output cairan
9. Melakukan
palpasi
pada fundus uteri guna
melakukan
evaluasi
frekuensi dan durasi
kontraksi.
Observasi
stimulus
yang
berlebihan pada tonus
uterus.
10. Lakukan pemeriksaan
dalam
untuk
mengetahui kemajuan
persalinan
Tanggal 4 Mei 2014-0521
S:O:
 Tekanan
darah
120/80, nadi 83
kali/menit, respirasi
20 kali/menit, suhu
36,50C,
 Kontraksi teratur 4-5
kali dalam 10 menit
dengan durasi 45 -50
detik
Jam 13. 45 Ibu dipimpin
mengedan jam 14.00
bayi lahir spontan
A: Rupture perineum
grade II
P: Observasi TFU dan
kontraksi uterus serta
perdarhan
3
Tanggal
9 Mei
2014
50 %, pembukaan
serviks
2
cm,
konsistensi kaku,
posisi serviks di
depan,
ketuban
belum pecah.
 Pemberian
misoprostol III
25 mcg
Kecemasan
Subjektif:
Cemas
terhadap berhubungan
dengan proses
kondisi janinnya
persalinannya
dan
akan
dilakukan
Objektif:
Ny I masih nampak induksi
persalinan
cemas
sering menanyakan
tentang
kondisi
janin dan kemajuan
persalinannya
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
dalam 1x 12 jam
kecemasan ibu
berkurang. Kriteria
hasil yang
diharapkan adalah
ibu nampak
tenang, tandatanda vital dalam
batas normal yaitu
tekanan darah
120/80 mmHg,
nadi 60- 80
kali/menit,
respirasi 16 – 20
kali/ menit, ibu
mengungkapkan
bahwa cemasnya
berkurang, ibu
dapat bekerja sama
selama proses
persalinan,
10.
Pahami persepsi 4. Mengkaji persaan ibu
dan pemahaman ibu
ibu tentang kondisi
terhadap situasi dengan
yang dirasakan
menggunakan kata11.
Kaji perasaan ibu
kata ramah
dan
pemahaman
terhadap situasi yang 5. Menjelaskan pada ibu
dan suami tentang
dialami saat ini
semua prosedur
12.
Beri penjelasan
tindakan yang akan
kepada
ibu
dan
dilakukan termasuk
keluarga
tentang
rasa tidak nyaman
keadaan ibu dan janin
akibat prosedur dan
saat ini
efek positif serta
13.
Jelaskan tentang
negatif baik bagi ibu
semua
prosedur
maupun janin bila
tindakan yang akan
tindakan dilakukan
dilakukan
termasuk
rasa tidaknya nyaman 6. Mengajarkan ibu
melakukan teknik
akibat prosedur dan
relaksasi
efek
positif
serta
negatif baik bagi ibu
maupun bagi janinnya
apabila tindakan tidak
dilakukan
14.
Anjurkan
ibu
untuk
67
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
S:
Ibu mengatakan awalnya
ada perasaan takut dan
cemas menjalani proses
persalinan. Setelah ibu
mendapatkan penjelasan
mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan ia mersa
sangat tenang, nyaman,
dan siap menghadapi
proses persalinan dengan
segala resiko
Objektif:
 Ibu mulai tenang
 Bekerjasama selama
proses persalinan
 Tanda vital :
Tekanan
darah
120/80, nadi 83
kali/menit, respirasi
20 kali/menit, suhu
36,50C,
4.
Tanggal
9 Mei
2014
Kelelahan
Subjektif:
Klien
mengeluh berhubungan
masih lelah
dengan proses
kehanilan dan
persalinan yang
Objektif
Ny. I G2P1A0 H memanjang
42-43 minggu.
Ny.I
nampak
dibantu
saat
melakukan aktivitas
seperti bangun dari
tempat tidur, ke
kamar mandi.
setelah 1 x 12 jam
diberiakn
intervensi
keperawatan ibu
mampu
berpartisipasi
secara aktif dalam
proses persalinan
dengan kriteria
hasil klien mampu
mengedan serta
relaks/ tenang
dalam upaya
proses persalinan.
mengekspresikan
perasaan, kecemasan
dan ketakutan yang
dirasakan
15.
Ajarkan
ibu
teknik relaksasi
16.
Temani ibu untuk
memberikan
rasa
nyaman
dan
mengurangi cemas
17.
Anjurkan
keluarga
untuk
mendampingi ibu
18.
Anjurkan
ibu
untuk lebih banyak
7. Anjurkan istirahat/
relaksasi di antara
kontraksi
untuk
menghemat energi
8. Sedia
lingkungan
yang kondusif untuk
istirahat agar klien
dapat
beristirahat
dengan nyaman
9. Berikan
informasi
kepada
klien/pasangan
mengenai kemajuan
persalinan membantu
memberikan energi
psikologis;
10. Anjurkan ibu agar
tetap
melakukan
teknik
relaksasi
68
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
A: Ny. Is nampak
senang dg kelahiran
anaknya
P: Hantikan intervensi
intervensi
5. Menganjurkan untuk
melakukan teknik
relaksasi
6. Menyediakan
lingkungan yang
kondusif untuk istirahat
seperti membatasi
pengunjung
7. Memberikan informasi
kepada klien/pasangan
mengenai kemajuan
persalinan bahwa
sekarang sedang
menjalani induksi
persalinan untuk
mempercepat/atau
merangsang kelahiran
8. Memberikan minuman
manis
S:Ny. I mengatakan udaj
mulai toleransi terhadap
kelelahannya
O:
 Ny. I nampak
melakukan teknik
relaksasi
 Ny I mulai tenang
dan dapat
bertoleransi terhadap
kelelahan yang
dialami
 Ny. I nampak tertidur
A: Kelelahan mulai
berkurang
P: Lanjutkan intervensi
karena
ketegangan
otot
meningkatkan
rasa kelelahan
11. Pantau
kemajuan
persalinan
karena
persalinan yang lama
dapat meningkatkkan
keletihan
12. Berikan
minuman
yang manis seperti
teh untuk mencegah
hipoglikemia.
69
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014



Anjurkan untuk
melakukan teknik
relaksasi
Berikan makanan dan
minuman manis untk
menambah tenaga
Berikan informasi
mengenai kemajuan
persalinannya.
Nama Mahasiswa
NPM
Tempat Praktek
Tujuan Umum
No
KONTRAK BELAJAR PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS (SPESIALISASI I)
PROGRAM NERS SPESIALISASI KEPERAWATAN MATERNITAS
FIK-UI, SEMESTER GASAL 2013
: Mulhaeriah
: 1106122663
: Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
: Setelah menyelesaikan kegiatan praktek residensi keperawatan maternitas (spesialisasi 1), mahasiswa mampu melaksanakan peran dan
fungsi perawat memberikan asuhan keperawatan maternitas pada perempuan baik pada periode prenatal, intranatal dan postnatal, bayi baru
lahir normal maupun berisiko dan perempuan dengan permasalahan ginekologis serta keluarga berencana
Tujuan
Metoda
Pelaksanaan
Aktifitas
Waktu Pelaksanaan
Sept 2013
Okt 2013
Nov
Des
Tempat
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
A
1.
PERSIAPAN RESIDENSI
Mampu merencanakan
kegiatan pembelajaran





B
1.
UNIT RAWAT JALAN
PRENATAL
Perawat maternitas mampu :
a. Memberikan
asuhan
keperawatan pada ibu
prenatal normal dengan
menggunakan teori dan
konsep
keperawatan
maternitas dengan target
minimal 75 kasus
1.
Membuat rencana kegiatan pembelajaran/kontrak belajar
Menyusun jadwal praktik
Melakukan orientasi ke lahan praktik rumah sakit
Belajar secara mandiri di laboratorium keterampilan klinik
keperawatan maternitas.
Ujian praktikum pemeriksaan fisik prenatal, postnatal dan
pertolongan persalinan normal resusitasi neonatus.
 Diskusi
 Orientasi
 Praktik lab
FIK UI
Depok,
RSUD
Cibinong
Melakukan pengkajian komprehensif pada ibu hamil
normal meliputi :
a. Pengkajian Biofisik:
 Data biografi klien (inisial klien, usia, status
perkawinan, pekerjaan, suku, agama dan pendidikan
terakhir)
 Riwayat kesehatan: riwayat kesehatan keluarga
(penyakit pada anggota keluarga), riwayat kesehatan
pribadi (karakteristik pribadi dan kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan), riwayat medis (penyakit,
terapi medis), riwayat menstruasi, riwayat seksual dan
kontrasepsi
 Riwayat kehamilan: kehamilan yang lalu (tahun, lama
gestasi, riwayat persalinan, komplikasi dan riwayat
menyusui sebelumnya), riwayat kehamilan saat ini
 Praktik
 Diskusi
 Studi
literatur
 Tutorial
Poliklinik
RSUD
Cibinong
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2.
3.
4.
5.
6.
b.
2.
Perawat
maternitas
mampu
memberikan
edukasi dan konseling
pada ibu hamil dan
keluarga
(status obstetrik, HPHT, HPL, usia gestasi, keluhan
saat hamil, medikasi yang digunakan)
 Pemeriksaan fisik head to toe
 Pengkajian pola eliminasi
 Pengkajian istirahat dan kenyamanan
 Pengkajian mobilisasi dan latihan
 Pengkajian nutrisi dan cairan
 Pengambilan sampel untuk uji laboratorium dan
diagnostik sesuai indikasi
b. Pengkajian aspek psikososial dan seksualitas pada ibu
hamil
Melakukan pengkajian dan monitoring kesejahteraan janin
dengan berbagai metode:
a. Tinggi fundus uteri.
b. Usia gestasi.
c. Mendengar denyut jantung janin dengan laennec, sound
doppler.
d. Quickening/gerakan janin
Mempersiapkan pemeriksaan USG.
Membuat asuhan keperawatan sesuai keadaan klien
Memberikan edukasi persalinan
Membuat pelaporan asuhan keperawatan dengan loog book,
dengan mengintegrasikan konsep/model teori keperawatan
dalam asuhan keperawatan ibu prenatal serta membuat
laporan evidence based dalam bentuk format PICO
Memberikan pendidikan kesehatan sesuai permasalahan ibu
hamil dan keluarga khususnya persiapan dalam proses
persalinan
KELUARGA BERENCANA Melakukan asuhan keperawatan pada pasangan usia subur yang
Melaksanakan
asuhan menggunakan kontrasepsi minimal 10 kasus bervariasi
keperawatan pada pasangan 1. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan, meliputi:
usia subur yang menggunakan
a. Identitas klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan dan
kontrasepsi
dengan
pendidikan terakhir).
pendekatan teori keperawatan
b. Riwayat kesehatan
keluarga: informasi tentang penyakit dalam keluarga.
c. Riwayat kesehatan pribadi:riwayat penyakit sebelumnya,
riwayat operasi, riwayat terapi medis saat ini, status
 Ceramah
 Diskusi
 Studiliterat
ure
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Poliklinik
RSUD
Cibinong
nutrisi
Riwayat obstetrik dan ginekologi: riiwayat menstruasi,
riwayat kehamilan, dan penggunaan kontrasepsi
sebelumnya.
e. Pemeriksaan fisik head to toe
2. Menganalisis data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
4. Merencanakan intervensi keperawatan meliputi:
a. Pendidikan kesehatan dan konselingsesuai kebutuhan
klien antara lain: pengertian kontrasepsi, jenis-jenis
kontrasepsi, manfaat kontrasepsi, resiko kontrasepsi dan
efektivitas masing-masing alat kontrasepsi.
b. Melakukan tindakan pemasangan/pelepasan IUD dan
asistensi untuk tindakan pemasangan implant dan
vasektomi
5. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan hasil tindakan
keperawatan
Melakukan asuhan keperawatan pada wanita masa reproduksi
KASUS INFERTILITAS:
Memberikan
asuhan dengan masalah infertilitas minimal 4 kasus bervariasi
keperawatan
pada
PUS
dengan infertilitas
1. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan pada klien dan
pasangannya, meliputi:
a. Identitas klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan,
pendidikan terakhir)
b. Riwayat kesehatan keluarga: riwayat keturunan infertil,
riwayat penyakit keluarga
c. Riwayat kesehatan dari kedua pasangan: penyakit
ginekologis atau medis di masa lalu, penggunaan
kontrasepsi
d. Kebiasaan pribadi atau gaya hidup yang mempengaruhi
kesehatan: diet, pola tidur, merokok, konsumsi alkohol,
penggunaan obat-obatan.
e. Riwayat seksual: waktu, frekuensi dan posisi dalam
berhubungan seksual.
f. Riwayat psikososial: riwayat pekerjaan, (jenis
pekerjaan, tempat kerja, aktivitas saat bekerja), status
mental (tingkat kecemasan dan stress), koping pasangan
dan keluarga, perasaan terhadap diri sendiri.
g. Tingkat pengetahuan pasangan tentang proses
reproduksi
d.
3.
 Praktik
 Diskusi
 Studi
literatur
 Tutorial
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Poliklinik
RSUD
Cibinong
2.
3.
4.
5.
6.
4.
Menganalisis data hasil pengkajian
Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
Merencanakan tindakan keperawatan:
a. Mendiskusikan seputar infertilitas termasuk penyebab
dan penanganannya
b. Memberikan dukungan psikologis kepada klien dan
keluarga
c. Mendiskusikan seputar seksualitas termasuk posisi
berhubungan seksual
d. Memberikan informasi tentang kebutuhan pengobatan,
pemeriksaan yang akan dilakukan
e. Memfasilitasi tindakan medis yang berhubungan
dengan pemeriksaan penunjang
Melaksanakan tindakan keperawatan
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan hasil tindakan
keperawatan
PEREMPUAN
DENGAN Melakukan asuhan keperawatan pada wanita dengan masalah

MASALAH GINEKOLOGI ginekologi minimal 10 kasus bervariasi

Perawat maternitas mampu

memberikan
asuhan
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien meliputi:
keperawatan maternitas pada

a. Identitas klien dan pasangan (iniisial, usia, pekerjaan
perempuan dengan masalah
dan pendidikan terakhir)
ginekologi:
b. Riwayat kesehatan keluarga: riwayat penyakit
 Gangguan Menstruasi
ginekologis dalam keluarga
 Kanker serviks
c. Riwayat kesehatan pribadi: mengkaji tanda dan gejala
 Kanker ovarium
spesifik (demam, nyeri abdomen, mual dan muntah,
 Miyoma uteri
anoreksia, sering berkemih, perdarahan), riwayat
 Kista ovarium
menstruasi (siklus menstruasi, nyeri menstruasi, lama
 Kekerasan
terhadap
menstruasi, jumlah perdarahan, gaya hidup yang
perempuan
mempengaruhi kesehatan, status nutrisi)
d. Riwayat psikososial: riwayat pekerjaan (jenis pekerjaan,
tempat kerja, aktivitas saat bekerja), status mental
(tingkat kecemasan dan stress), koping individu dan
pasangan serta keluarga, perasaan terhadap diri sendiri
e. Riwayat seksual:persepsi tentang seksualitas sebelum
dan sesudah sakit, pola aktivitas seksual sebelum dan
sesudah sakit
f. Pemeriksaan fisik head to toe terutama pada daerah
dada, abdomen dan perineum
2. Mempersiapkan pemeriksaan penunjang:
Praktik
Diskusi
Studi
Literatur
Tutorial
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
a. Pengambilan sampel darah
b. Pemeriksaan pap smear
c. Pemeriksaan biopsi
d. Pemeriksaan USG
e. Pemeriksaan visum
f. Menganalisis data hasil pengkajian
3. Mengidentifikasi dan memprioritaskan diagnosa
keperawatan
4. Merencanakan intervensi keperawatan antara lain
a. Mendiskusikan terkait gangguan menstruasi
b. Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
c. Menganjurkan klien meningkatkan asupan nutrisi saat
menstruasi
d. Menganjurkan klien untuk meningkatkan periode
istirahat jika terjadi perdarahan yang banyak
e. Mempersiapkan tindakan medis seperti transfusi darah,
dilatasi sesuai indikasi
f. pendidikan kesehatan terkait kondisi yang dialami oleh
klien
g. Melakukan kounseling suportif, penenangan, dan
penyuluhan dalam memberi perawatan pada wanita
korban pemukulan atau penganiayaan.
5. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan
keperawatan.
5.
C.
1.
Supervisi Prenatal
UNIT EMERGENSI/KAMAR BERSALIN
INTRANATAL
Perawat maternitas mampu
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada ibu melahirkan
memberikan asuhan
normal, meliputi:
keperawatan ibu pada periode
a. Identifikasi klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan
inpartu/persalinan normal
dan pendidikan terakhir)
dengan mengaplikasikan
b. Data umum kesehatan: TB/BB, BB sebelum hamil,
konsep model teori
masalah kesehatan khusus, penggunaan obat-obatan,
keperawatan. Minimal 50
riwayat alergi, status nutrisi, diet khusus, pola istirahat
kasus
tidur
c. Riwayat maternal, meliputi: riwayat kehamilan dan
persalinan sebelumnya, riwayat kehamilan saat ini
(status obstetrik, HPHT, usia kehamilan, dan masalah
kehamilan sekarang).
d. Riwayat persalinan sekarang, meliputi: mulai kontraksi

 Praktek
 Diskusi
 Studi
literatur
 Pendidika
n
kesehatan
Individu/k
elompok
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Kamar
Bersalin
RSUD
Cibinong
atau pengeluaran pervaginam.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan TTV,
pengkajian sistem fisik secara umum termasuk
pemeriksaan Leopold I – IV , pengkajian kontraksi
uterus, Pemeriksaan kemajuan persalinan /Periksa
dalam (jalan lahir, dilatasi, dan penipisan serviks,
pembukaan, membran amnion, presentasi dan
penurunan janin)
f. Melakukan pengambilan sampel untuk uji laboratorium
dan diagnostik sesuai indikasi
g. Melakukan
pengkajian
dan
monitoring
perkembangan/kesejahteraan janin, meliputi:
 Mengukur tinggi fundus uteri
 Menghitung usia gestasi
 Mendengarkan denyut jantung janindengan laennec
sound doppler
 Quickening/gerakan janin
 Mempersiapkan pemeriksaan USG
Menganalisa dan menginterpretasikan data hasil pengkajian
Menentukan dan memprioritaskan diagnosa keperawatan
berdasarkan hasil analisis
Menyusun rencana keperawatan
Menolong persalinan normal
Melakukan intervensi keperawatan sesuai kebutuhan ibu:
 Kala 1, meliputi:
Pemantauan TTV, kosongkan
kandung kemih memberikan posisi dan manejemen
nyeri nonfarmakologis, periksa dalam setiap 4 jam
untuk kemajuan persalinan, anjuran mobilisasi,
monitoring kontraksi, mencatat kemajuan persalinan
dengan partograf, monitoring kesejahteraan janin,
memberikan motivasi dan dukungna pada klien dan
keluarga, memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kebutuhan ibu dan keluarga.
 Kala 2, meliputi: memimpin persalinan, mengajarkan
ibu cara mengedan yang benar, memberikan dukungan
dan pujian kepada ibu, manajemen bayi baru lahir,
melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
 Kala 3, meliputi: memberikan oksitosinsegera perIM,
melakukan peregangan tali pusat terkendali,
melahirkan plasenta, massase fundus uteri untuk
memastikan kontraksi uterus, memeriksa kelengakapan
e.
2.
3.
4.
5.
6.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
plasenta, observasi perdarahan dan laserasi
Kala 4, meliputi: pemeriksaan keadaan umum ibu
observasi TTV setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
30 menit pada satu jam keduapost partum, melakukan
hecting perineumsesuai indikasi, membersihkan tubuh
dan mengganti pakaian ibu, observasi kontraksi uterus
termasuk involusi dan posisi fundus uteri, observasi
perdarahan, memfasilitasi bonding ibu dan bayi.
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan

7.
2.
PENGELOLAAN NYERI
PERSALINAN
NONFARMAKOLOGIS
1.
Mengajarkan
pengelolaan
nyeri
persalinan
nonfarmakologis, meliputi:
 Relaksasi
 Teknik pernapasan
 Memusatkan perhartian
 Pergerakan fisik yang berpola
 Musik
 Bimbingan verbal, dukungan dan informasi
 Distraksi
 Massase
 Panas dingin
2. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan managemen
nyeri persalinan yang digunakan
3.
PERSALINAN BERISIKO
Perawat
maternitas`mampu 1.
memberikan
asuhan
keperawatan pada ibu bersalin 2.
dalam kondisi berisiko dengan
mengaplikasikan
konsep
model
teori
keperawatan
minimal 5 kasus
 Praktik
 Diskusi
 Studi
literatur
Tutorial
a.
4.
Preeklampsia sebanyak 1
kasus
b. Atonia uteri sebanyak 1
kasus
c. KPD sebanyak 2 kasus
d. Persalinan dengan vakum
ekstraksi
1.
BBL dengan SC
Melakukan pengkajian dan pemeriksaan pada inpartu secara
menyeluruh serta pengkajian khusus

Melakukan resusitasi dan stabilisasi bayi serta pengkajian
 Praktik
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
pada bayi baru lahir dengan SC meliputi:
a. Identitas bayi meliputi: nama orang tua, tanggal/jam
lahir, jenis kelamin
b. Riwayat kelahiran sebelumnya, meliputi: tahun lahir,
JK, BB, keadaan bayi, jenis persalinan, komplikasi
c. Riwayat persalinan sekarang, meliputi: status gravida,
komplikasi persalinan, nilai APGAR, tindakan
resusitasi
d. Pemeriksaan fisik dengan pendekatan persistem
meliputi:

Penampilan umum
 Pengukuran BB, PB, LD, LK LILA
 Pengukuran TTV
 Pemeriksaan head to toe
 Pengkajian reflek (rooting dan menghisap,
menggenggam, moro, terkejut melangkah dan
babynsky)
 Pengkajian maturitas bayi dengan ballard score
 Pengkajian perilaku bayi baru lahir dengan
menggunakan skala Brazelton
Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian
Mengindentifikasi dan menentukan prioritas masalah
Merencanakan tindakan keperawatan
Melaksanakan intervensi pada bayi baru lahir
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
 Diskusi
 Studi
Literatur
 Tutorial
Melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
PERAWATAN
PENGHENTIAN
penghentian kehamilan
KEHAMILAN (ABORTUS)
Perawat maternitas mampu
memberikan
asuhan
keperawatan pada wanita 1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan penghentian
kehamilan
dengan
penghentian
a.
Identitas klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan,
kehamilan (abortus) dengan
pendidikan terakhir)
pendekatan teori keperawatan
b.
Data umum kesehatan: keadaan umum ibu, tingkat
minimal 10 kasus
kesadaran, mulai terjadinya perdarahan ataupun
pengeluaran hasil konsepsi, nyeri abdomen, kram uterus
a. Abortus incomplete
c.
Riwayat maternal: riwayat kehamilan dan persalinan
b. Threatened Abortion
 Praktik
 Diskusi
 Studi
Literatur
 Tutorial
Perawat maternitas mampu
memberikan
asuhan
keperawatan pada bayi baru
lahir dengan SC minimal 5
kasus di ruang OK
2.
3.
4.
5.
6.
5.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2.
3.
4.
5.
6.
6.
D
1.
sebelumnya, riwayat kehamilan saat ini (status
obstetrik, HPHT, HPL, usia kehamilan, jumlah
kunjungan ANC, masalah kehamilan saat ini, riwayat
obstetrik dan ginekologi, riwayat medis dan penyakit,
nutrisi, penggunaan obat, pekerjaan)
d. Pemeriksaan fisik head to toe terutama observasi
perdarahan (karakteristik, jumlah, intensitas episode
perdarahan, warna, konsistensi), tanda-tanda
hipovolemik.
Menganalisa data hasil pengkajian
Mengidentifikasi dan menentukan prioritas diagnosa
keperawatan
Merencanakan tindakan keperawatan
Melaksanakan intervensi keperawatan:
a. Memberikan tindakan kenyamanan/relaksasi untuk
mengurangi nyeri
b. Anjuran untuk tirah baring total
c. Mempersiapkan terapi rehidrasi sesuai indikasi
d. Mempersiapkan klien untuk tindakan dilatasi dan
kuretase jika diindikasikan
e. Memberikan dukungan emosional dan informasi yang
tepat untuk menurunkan tingkat kecemasan
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan

Supervisi Intranal
UNIT RAWAT INAP
PRENATAL BERISISKO
TINGGI
Perawat maternitas mampu
melakukan
asuhan
keperawatan
maternitas
dengan
kasus
antenatal
berisiko minimal 5 kasus
1.
Hiperemesis gravidarum
1.
2.
3.
Melakukan pengkajian antenatal secara menyeluruh dan
mengidentifikasi kondisi spesifik pada klien dengan
hiperemesis meliputi: frekuensi mual muntah, tanda-tanda
dehidrasi, frekuensi makan, penurunan berat badan 2,5 kg15 kg.
Menganalisis dan mengidentifikasi masalah keperawatan
Melakukan intervensi meliputi:
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
a.



Tingkatkan kenyamanan dan nutrisi
Pertahankan pemberian makan secara per oral
Berikan obat anitiemetik
Berikan cairan intra vena untuk mengganti cairan yang
hilang
 Monitor intake dan output
 Berikan cairan elektrolit
 Cek serum elektrolit
b. Berikan dukungan dan pendidikan kesehatan
 Berikan HE tentang kehamilan dan dampaknya
terhadap ibu dan janinnya
 Berika
informasi
yang
dapat
mengurangi
kecemasannya
 Jawab seluruh pertanyaan klien dengan jujur
 Ajarkan klien gaya hidup sehat seperti menghindari
stress dan kelelahan
 Berikan konseling atau rujuk ke penasehat spiritual ata
4. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan.
2. Placenta Previa
1.
2.
3.
4.
3.
Preeklampsia
1.
Melakukan pengkajian antenatal secara meyeluruh dan
mengidentifikasi kondisi spesifik pada palsenta previa
meliputi: riwayat perdarahan pervaginam terutama pada
trimester 2 dan 3 kehamilan (warna, konsisitensi, jumlah)
adanya nyeri atau tidak, DJJ dan aktivitas janin
Mengnalisa dan mengidentifikasi masalah keperawatan
Melakukan intervensi meliputi:
 Monitor status ibu dan janin
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang plasenta
previa
 Anjurkan tirah baring dan tidak melakukan
aktivitas`berat
 Melakukan tindakan kolaborasi USG, monitor
kesejahteraan janin dan pemeriksaan laboratorium.
 Menganjurkan Klien dan keluarga untuk segera ke RS
jika terjadi tanda dan bahaya yang mengancam.
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
Melakukan pengkajian antenatal secara menyeluruh dan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2.
3.
4.
4.
Diabetes Mellitus
1.
2.
3.
mengidentifikasi kondisi spesifik pada klien dengan
preeklamsi meliputi:
a. Adanya peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 30
mmHg atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg,
minimal 2 kali pengukuran dalam rentang 6 jam
b. Terlihat adanya edema pada ekstrimitas atau seluruh
tubuh (pitting edema +1)
c. Peningkatan BB 1,5 kg lebih dalam 1 minggu
d. Adanya gangguan penglihatan, gejala pusing, nyeri
epigastrium dan riwayat kejang
e. Pemeriksaan laboratorium meliputi: proteinuria 4 gr/24
jam atau +3 - +4
Menganalisis dan mengidentifikasi masalah keperawatan
Melakukan intervensi meliputi:
a. Monitoring tanda- tanda vital dan kesadaran
b. Pemantauan intake out put
c. Menganjurkan tirah baring dengan posisi miring kiri
untuk mempertahankan sirkulasi uteroplasenta
d. Pemantauan DJJ dan kesejahteraan janin
e. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
f. Pendidikan kesehatan tentang preeklamsi terutama
tanda bahaya yang mengancam, kebutuhan nutrisi dan
penanganan kecemasan dengan melibatkan keluarga,
pemberian obat hipertensi,
g. Pemenuhan kebutuhan ADL
h. Kolaborasi terapi (MgSO4)
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan.
Melakukan pengkajian antenatal secara menyeluruh dan
mengidentifikasi kondisi spesifik pada klien dengan
diabetes mellitus:
 Kaji penyakitnya, managemen level glukosa, diet,
penggunaan insulin
 Kaji pengetahuan tentang konseling prekonsepsi
 Kaji kebutuhan nutrisi
 Kaji faktor risisko diabetes gestasional
Mengnalisa dan mengidentifikasi masalah keperawatan
Melakukan intervensi meliputi:
 Kunjungan antenatal care setiap 2 minggu sampai usia
28 minggu kemudian setiap minggu
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
5.
5.
Anemia
1.
2.
3.
4.
2
POSTNATAL
NORMAL
SPONTAN
Perawat maternitas mampu
memberikan
asuhan
keperawatan pada ibu post
partum normal dan yang
mengalami komplikasi dengan
mengaplikasikan teori dan
konsep
keperawatan
maternitas minimal 20 kasus
3.
POSTNATAL DENGAN SC
Perawat maternitas mampu
memberikan
asuhan
keperawatan
pada
ibu
 Berikan pendindikan kesehatan dan konseling
 Kontrol glukosa darah
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
Melakukan pengkajian antenatal secara menyeluruh dan
mengidentifikasi kondisi spesifik pada klien dengan anemia:
 Kaji riwayat ibu tentang faktor penyebab anemia seperti
nutrisi, hemolisis, pica, kehamilan kembar dsb.
 Kaji status nutrisi
 Kaji tanda vital
 Pemeriksaan laboratorium darah rutin, serum ferritin
Mengnalisa dan mengidentifikasi masalah keperawatan
Melakukan intervensi meliputi:
 Anjurkan makan makanan yang tinggi zat besi
 Berikan suplemen
 Berikan konseling nutrisi
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
 Melakukan pengkajian komprehensif pada ibu nifas normal
menggunakan teori Keperawatan (Pengkajain umum,
involusio uteri, lokhea, perineum, dan diastatsis rektus
abdominis, tanda Homan)
 Memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial pada ibu
postpartum
 Memfasilitasi interaksi dini antara ibu-bayi-keluarga (rawat
gabung)
 Memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan ibu
dan keluarga serta perencanaan pulang ibu postpartum
normal
 Pendidikan kesehatan tentang manajemen laktasi dan
evaluasi terhadap ibu dan bayi
 Melakukan konseling kontrasepsi dan persiapan menjadi
orang tua
 Memfasilitasi perawatan bayi normal sehari-hari
Melakukan asuhan keperawatan pada ibu postpartum spontan
dengan SC minimal 10 kasus
1.
 Praktek
 Diskusi
 Studi
literatur
 Ronde
 Pendidika
n
kesehatan
Individu/k
elompok

Melakukan pengkajian dan pemeriksaan pada ibu
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Ruang
Rawat Inap
Post
Partum
RSUD
Cibinong
postpartum dengan SC dengan
pendekatan teori keperawatan
minimal 10 kasus
2.
3.
4.
5.
postpartum:
a. Identitas klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan
dan pendidikan terakhir)
b. Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan dulu dan
kehamilan sekarang
c. Riwayat persalinan: riwayat persalinan dulu dan
sekarang
d. Riwayat kesehatan dulu dan sekarang termasuk riwayat
penyakit ginekologi, riwayat KB
e. Riwayat kesehatan saat ini: status obstetrik, keadaan
umum ibu, kesadaran, keluhan yang dirasakan setelah
persalinan (nyeri post SC), pola istirahat dan tidur,
kemampuan mobilisasi, kebutuhan nutrisi dan cairan
f. Pemeriksaan fisik head to toe dengan fokus utama pada
tingkat kesadaran, keadaan uterus (kemajuan involusi
dan kontraksi), jumlah perdarahan (lokhe: jenis, jumlah,
warna, konsistensi, bau), integritas kulit (tanda-tanda
dehidrasi), kandung kemih, perineum dan genitalia
(integritas kulit, hematom, edema, memar, tanda
REEDA, hemorroid), ekstrimitas (tanda trmboplebitis),
pemeriksaan payudara (kondisi puting, adanya
pembengkakan/tidak, pengeluaran ASI)
Menganalisis data hasil pengkajian
Memprioritaskan data hasil pengkajian
Menyusun rencana keperawatan
a. Pantau TTV secara berkala
b. Kaji tingkat kemampuan mobilisasi klien
c. Kaji pemulihan klien dari efek anastesi
d. Anjurkan dan ajarkan klien untuk melakukan ambulasi
dini sesuai aturan
e. Informasikan kepada klien waktu untuk memulai
asupan makanan post operasi
f. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan luka
g. Observasi intake dan output
h. Lakukan perawatan luka dengan prinsip steril
i. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisi
terutama yang tinggi protein dan kalori
Melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah
dan kebutuhan ibu postpartum
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
4.
5.
Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir normal:
a. Identitas bayi meliputi: nama orang tua, tanggal/jam
lahir, jenis kelamin
b. Riwayat kelahiran sebelumnya: tahun lahir, jenis
Perawat maternitas mampu :
kelamin, berat badan, keadaan bayi, jenis persalinan,
Memberikan
asuhan
komplikasi
keperawatan pada bayi baru
c. Riwayat persalinan sekarang: status gravida, jenis
lahir dengan pendekatan teori
persalinan, kondisi umum ibu, lama kala 1 dan 2, lama
keperawatan minimal 20 kasus
ketuban pecah dan kondisi ketuban, komplikasi
persalinan, keadaan bayi saat lahir (tunggal/gemeli),
nilai APGAR, tindakan resusitasi, keadaan plasenta dan
tali pusat
d. Pemeriksaan fisik head to toe
e. Pengkajian perilaku bayi baru lahir menggunakan skala
Brazelton
2. Menganalisis data hasil pengkajian
3. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan
4. Merencanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan intervensi pada bayi baru lahir:
a. Memberikan bantuan segera pada bayi setelah lahir di
ruangan: kaji BUGAR, sangga kepala dan pegang tubuh
bayi dengan hati-hati, bersihkan lendir yang ada di
mulut kemudian di hidung, keringkan bayi dengan
handuk/kain, tempatkan bayi pada perut ibu (IMD),
cegah bayi kehilangan panas, catat waktu kelahiran
b. Melakukan perawatan bayi baru lahir: menghangatkan
bayi, oksigenasi, membebaskan jalan nafas dan
perawatan tali pusat
c. Memberikan injeksi vit.K dan terapi lainnya sesuai
indikasi
d. Melakukan tindakan pencegahan hipotermi dengan
memodifikasi ruangan dan mencegah kontak langsung
dalam waktu yang lama antara kulit bayi dengan suhu
ruangan
e. Memandikan bayi minimal 6 jam setelah kelahiran
f. Melakukan pemberian imunisasi hepatitis B
g. Memfasilitasi rawat gabung dan laktasi
6. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan
i. Melakukan pengkajian keperawatan secara umum meliputi
KESEHATAN
aspek biopsikospiritual serta pengkajian khusus, meliputi:
PEREMPUAN (Ginekologi
BAYI BARU LAHIR
NORMAL
1.
 Praktik
 Diskusi
 Studi
literatur
Tutor
ial
 Praktek
 Diskusi
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
dan Keganasan)
 Tanda-tanda vital terutama adanya hipertensi
Perawat maternitas mampu
 Jumlah perdarahan, warna, konsistensi,
memberikan
asuhan
 Pembesaran uterus melebihi masa gestasi/pengukuran
keperawatan pada wanita
tinggi fundus uteri
dengan masalah Ginekologi
 Muntah yang berlebihan
dan
keganasan
dengan
 Tidak terdengar DJJ
menerapkan teori dan konsep
 Adanya peningkatan kadar -hCG darah atau dalam
keperawatan maternitas
urin melebihi kadar kehamilan normal dan masih
a. Mola
Hidatidosa
terdeteksi pada 100 hari setelah menstruasi terakhir
sebanyak 1 kasus
ii. Merumuskan diagnosa keperawatan
iii. Intervensi keperawatan
 Evakuasi uterus
 Askep pra dan post operatif tergantung tipe prosedur
medis yang dilakukan
 Penyuluhan tentang pentingnya surveilans lanjutan
kadar hCG sepanjang tahun
 Konseling keluarga berencana
 Dukungan Psikososial
iv. Mengimplementasikan tindakan keperawatan
v. Melakukan evaluasi naik proses maupun akhir
 Studi
literatur
 Pendidika
n
kesehatan
Individu/k
elompok
1.
Melakukan pengkajian secara biopsikososialspiritual
meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya, serta pengkajian khusus meliputi:
 Riwayat penyakit ginekologis dalan keluarga
 Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari
2. Merumuskan diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
4. Melakukan evaluasi
b.
Myoma Uteri 1 kasus
c.
Ca serviks sebanyak 1 a.
kasus
b.
c.
d.
Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual,
pemeriksaan fisik serta pengkajian fokus meliputi:
Menegakkan diagnosa keperawatan
Menyusun rencana keperawatan
 Edukasi dan informasi untuk mengurangi
kecemasan
 Penuhi kebutuhan belajar pasien
 Bantu untuk mengekspresikan emosinya
 Jelaskan efek kemoterapi dan radioterapi
Melakukan tindakan keperawatan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
e.
d.
e.
Ca Ovari sebanyak 1
kasus
i. Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual,
pemeriksaan fisik serta dan pemeriksaan penunjang lainnya
ii. Menegakkan diagnosa keperawatan
iii. Menyusun rencana keperawatan
 Pendidikan kesehatan
 Beri penjelasan tentang prosedur pre dan post operasi
 Dukungan fisik dan emosi selama prosedur
 Pemantauan fisiologis dan prosedur teknis untuk
kenyamanan
iv. Melakukan tindakan keperawatan
v. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
1.
Kista ovarium sebanyak
1 kasus
2.
3.
4.
5.
E
1.
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
UNIT PERINATALOGI
BAYI
BARU
LAHIR 1.
BERISIKO
Perawat maternitas mampu
memberikan
asuahn
keperawatan pada bayi baru
lahi
berisiko
dengan
menggunakan
teori
keperawatan minimal 10 kasus
a. Memberikan asuhan
keperawatan pada bayi
baru lahir BBLR dengan
pendekatan teori
Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual,
pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang lainnya
Menegakkan diagnosa keperawatan
Menyusun rencana keperawatan
 Beri penjelasab tentang prosedur pre dan post
operatif
 Dukungan emosional klien dan keluarga
Melakukan tindakan keperawatan
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir beresiko,
meliputi:
a. Identitas bayi: nama orang tua, tanggal/jam lahir, jenis
kelamin
b. Riwayat kelahiran sebelumnya: tahun lahir, jenis
kelamin, keadaan bayi, jenis persalinan, komplikasi
c. Riwayat persalinan sekarang: status gravida, jenis
persalinan, keadaan umum ibu, lama kala 1 dan 2, lama
ketuban pecah dan kondisi ketuban, komplikasi
persalinan, keadaan bayi saat lahir, nilai BUGAR, nilai
APGAR, tindakan resusitasi, keadaan plasenta dan tali
pusat
d. Pengkajian fisik: penampilan umum, pengukuran BB,
 Praktek
 Diskusi
 Studi
literatur
 Pendidika
n
kesehatan
Individu/k
elompok
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Perinatalog
i RSUD
Cibinong
keperawatan
b.
2.
Memberikan asuhan
keperawatan pada bayi
baru lahir asfiksia dengan
pendekatan teori
keperawatan
c.
Memberikan asuhan
keperawatan pada bayi
baru lahir premature
dengan pendekatan teori
keperawatan
d.
Memberikan asuhan
keperawatan pada bayi
baru lahir hiperbilirubun
dengan pendekatan teori
keperawatan
e.
Memberikan asuhan
keperawatan pada bayi
baru lahir dengan cacat
bawaan menggunakan
pendekatan teori
keperawatan
e.
2.
3.
4.
5.
3.
F.
Membimbing mahasiswa S1
dan D3
Supervisi post partum
1.
PROYEK INOVASI
G.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
PEMINATAN KIA
 Kanker serviks
 Mioma uteri
 Kista ovarium
 Anemia selama kehamilan
2.
PB, LD, LK, LILA, pengukuran TTV, pemeriksaan
head to toe, pengkajian refleks
Pengkajian hasil pemeriksaan laboratorium
Menganalisis data hasil pengkajian
Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah
keperawatan
Merencanakan tindakan keperawatan
Melaksanakan intervensi pada bayi baru lahir
Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilaksanakan

Mengkaji kebutuhan terhadap perubahan pelayanan
keperawatan maternitas di RS tempat praktek
Mendiskusikan hasil kajian
Menyususn propsal proyek inovasi
Persetujuan proposal dan ijin pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
Evaluasi kegiatan
Mengidentifikasi kasus yang akan menjadi kasus kelolaan
KIA
Memantau kasus yang akan menjadi kasus kelolaan
Observasi,
wawancara,
Diskusi,
bimbingan
dengan
supoervisor
Observasi,
Wawancara,
Diskusi, studi
literature,
Bimbingan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
RSUD
Cibinong
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
KONTRAK BELAJAR PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS (SPESIALISASI II)
PROGRAM NERS SPESIALISASI KEPERAWATAN MATERNITAS
FIK-UI, SEMESTER GENAP 2014
Nama Mahasiswa
NPM
Tempat Praktek
Tujuan Umum
Waktu Pelaksanaan
No
: Mulhaeriah
: 1106122663
: Wilayah Kerja Puskesmas Cimanggis
: Setelah melaksanakan praktek keperawatan maternitas berbasis komunitas, diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan
keperawatan maternitas terkait isu-isu atau keadaaan yang mempengaruhi kesehatan perempuan yang ada di masyarakat
: 27 Januari – 21 Maret 2014
Lingkup praktek
Metoda
Pelaksanaan
Aktifitas
Waktu Pelaksanaan
Jan
3
1.
Persiapan Belajar
a)
b)
c)
d)
2.
Mengidentifikasi
a)
program
pelaksanaan
terkait pemberian asuhan b)
keperawatan maternitas
ditingkat puskesmas
c)
3.
Melakukan kegiatan di a)
ruang lingkup puskesmas
terakit pemberian asuhan
keperawatan maternitas b)
Perijinan lahan praktek
Penyusunan kontrak belajar
Penyusunan jadwal dinas
Orientasi ke lahan praktek
Melakukan observasi pelaksanaan kegiatan KIA, KB,
prenatal serta kegiatan di ruang bersalin dan rawat inap
Mempelajari program maupun kebijakan dari puskesmas
pada area keperawatan maternitas
Mempelajari strukstur organisasi untuk pelaksanaan
program KIA dan KB di puskesmas
d) Mengidentifikasi jumlah ketenagaan untuk pelaksanaan
program KIA di puskesmas
e) Mengidentifikasi peran tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan KIA di puskesmas
f) Mengidentifikai faktor pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaan program KIA-KB
g) Memberikan masukan untuk peningkatan kualitas
pelayanan
Melakukan kegiatan asuhan keperawatan maternitas
meliputi asuhan antenatal, intranatal, postnatal dan bayi
baru lahir
Melakukan asuhan keperawatan pada program KB
Februari 2014
1
2
3
Tempat
Maret 2014
4
1
2
3
 Administrasi
 Diskusi
FIK UI Depok,
Puskesmas
Cimanggis





Praktek
Observasi
Diskusi
Supervisi
Wawancara
Dengang
petugas
kesehatan
Puskesmas
Cimanggis




Praktek
Observasi
Diskusi
Bimbingan
Puskesmas
Cimanggis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
pada
ibu-ibu
yang
berkunjung ataupun di
rawat di puskesmas
c)
d)
e)
4.
Melaksanakan
asuhan a)
keperawatan maternitas
pada lingkup keluarga di b)
komunitas
c)
5.
Supervisi kasus kelolaan
6.
Melakukan
kegiatan
Proyek inovasi pada
lingkup
keperawtan
maternitas di komunitas
meliputi: kontrol berbagai macam alat KB, memberikan
edukasi dan konseling terkait penggunaan alat kotrasepsi
Melakukan konseling terkait ASI ekslusif
Melakukan konseling terkait masalah-masalah kesehatan
perempuan
Melakukan asuhan keperawatan pada kasus-kasus
ginekologi yang ditemui di puskesmas
Melakukan orientasi lahan yang telah ditentukan
sebagai area praktek
Mengidentifikasi terkait isus-isu yang mempengaruhi
kesehatan perempuan meliputi pengaruh budaya,
kepercayaan, kebiasaan dan pengaruh sosial
Memberikan asuhan keperawatan maternitas pada
keluarga pada masa childbearing maupun non
childberaing dengan lingkup sebagai berikut:
 Masa Childberaing meliputi hamil normal maupun
risisko tinggi, ibu nifas dan meyusui dan perawatan
neonatus
 Masa non childbearingmeliputi kasus-kasus
perempuan dengan keganasanginekologi, wanita
menopause, wanita yang bekerja, pasangan usia
subu, KDRT serta wanita yang berisiko terkena
HIV/AIDS dan PMS
Melakukan kunjungan dan supervisi pada keluarga binaan
a)
Melakukan pengkajian terhadap kesehatan perempuan
yang ada dikomunitas
b) Mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah yang
paling menonjol
c) Menyusun program yang dijadikan inovasi untuk
pemecahan masalah kesehatan perempuan yang
menjadi fokus utama
d) Melaksanakan proyek inovasi
e) Mengevaluasi dan menyusun rencanatindak lanjut
kegiatan inovasi yang dilaksanakan
dengan
supervisor
 Praktik
 Kunjungan
lahan
 Wawancara
bersama kader
dan keluarga
 Kunjungan
dan diskusi
bersama
supervisor
Wilayah kerja
Puskesmas
Cimanggis
 Home visit
bersama
suoervisor
 Observasi
 Wawancara
dengan
petugas
kesehatan,
kader dan
keluarga
 Studi literatur
 Diskusi
Wilayah kerja
Puskesmas
Cimanggis
Wilayah kerja
Puskesmas
Cimanggis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
KONTRAK BELAJAR KEPERAWATAN PROGRAM RESIDENSI
KEPERAWATAN MATERNITAS FIK-UI, 2014
Nama Mahasiswa
NPM
Tempat Praktek
Tujuan Umum
No
TANGGAL
: Mulhaeriah
: 1106122663
: Rumah Sakit DR. Cipto Mangunkusumo
: Setelah menyelesaikan praktik klinik, residen Ners Spesialis Keperawatan Maternitas mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pada perempuan dengan perinatal resiko tinggi, gangguan sistem reproduksi dan ginekologi.
TUJUAN KHUSUS
AKTIFITAS
METODA
PELAKSANA
AN
Mar
I
A.
1.
Perinatal Normal dan Berisiko Tinggi
Perawat maternitas 1.
Prenatal
mampu :
14 April –
Memberikan asuhan
16 Mei
keperawatan
pada
2014
ibu
dengan
kehamilan
normal
dan beresiko tinggi
dengan
menggunakan teori
dan
konsep
keperawatan
maternitas
Melakukan
pengkajian
lanjut,
memonitor dan mendokumentasikan
aspek fisik, psikologis, sosial dan
spiritual pada kasus ibu hamil
dengan:
a. Kehamilan ektopik
b. Kehamilan dengan gangguan
trophoblastik
c. Plasenta Previa
d. Perdarahan antepartum
e. Hiperemesis gravidarum
f. Kehamilan dengan hipertensi
(PEB dan Eklampsi)
g. Kehamilan dengan DM
h. Gangguan Keseimbangan cairan
amnion
i. Kehamilan dengan Gemelli
 Praktik
 Diskusi
 Studi
literatur
 Tutorial
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
April
II
III
IV
V
Mei
VI
VII
TEMPAT
VIII
Poliklinik
Kebidanan,
Gedung A
Zona B lt.2
dan
IGD Lt.III
RSCM
j.
2.
Intranatal
5 Mei – 16
Mei 2014
Perawat maternitas
mampu memberikan
asuhan keperawatan
ibu pada periode
inpartu/persalinan
fisiologis dan
patologis dengan
mengaplikasikan
konsep model teori
keperawatan.
Kehamilan dengan gangguan
kardiovaskular
k. Kehamilan dengan gangguan
pernafasan
(Asma
dan
Tuberkulosis)
l. Kehamilan dengan gangguan
hematologi
(Anemia
dan
Thalasemia)
m. Kehamilan
dengan
infeksi
(cytomegalovirus,
rubella,
herpes,
hepatitis,
varicella,
toxoplasma, dan HIV/AIDS)
n. Kehamilan dengan usia <20
tahun dan >35 tahun)
o. Kehamilan dengan PMS
p. Kehamilan
dengan
ketergantungan obat dan alkohol
2. Melakukan
intervensi
untuk
mencapai dan mengoptimalkan pola
hidup klien dengan kehamilan
berisisko
3. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan mandiri pada ibu
hamil berisisko tinggi.
1. Memberikan pengkajian lanjut,
memonitor dan mendokumentasikan
aspek fisik, psikologis, sosial dan
spiritual pada persalinan:
a. Pervaginam tanpa komplikasi
b. Pervaginam dengan komplikasi
(distosia, persalinan premature,
persalinan postmatur, persalinan
dengan induksi)
c. Persalinan dengan masalah
emergensi (prolapsus tali pusat,
 Praktik
 Diskusi
 Studi
literatur
 Tutorial
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
IGD Lt.III
RSCM
abrupsio plasenta, embolisme
cairan amnion)
d. Persalinan dengan tindakan
(vakum, forcep, dan seksio
sesaria)
2. Melakukan
intervensi
untuk
mencapai dan mengoptimalkan
kesehatan ibu dan janin (membantu
persalinan normal dan dengan
tindakan
khusus,
manajemen
persalinan, bounding attachment.
3. Melakukan asuhan keperawatan pada
bayi baru lahir
4. Melakukan asuhan keperawatan pada
kasus terminasi kehamilan
3.
Postnatal
21 April –
16 Mei
2014
Perawat maternitas 1. Melakukan
pengkajian
lanjut,
mampu memberikan
memonitor, dan mendokumentasikan
asuhan keperawatan
aspek fisik, psikologis, sosial dan
pada ibu post partum
spiritual pada kasus ibu post partum
dengan
dengan:
menggunakan teori
a. Perdarahan postpartum
dan
konsep
b. Tromboembolik
keperawatan
c. Infeksi postpartum (Metritis,
maternitas.
luka infeksi, infeksi saluran
kemih, dan mastitis)
d. Postpartum
gangguan
psikososial (postpartum baby
blues, depresi, dan psikosis)
 Praktek
 Diskusi
 Studi
literatur
 Pendidikan
kesehatan
Individu/ke
lompok
2. Melakukan
intervensi
untuk
mencapai dan mengoptimalkan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
IGD Lt.III
RSCM
kesehatan ibu.
3. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan mandiri pada ibu
post partum ( nutrisi, perawatan
payudara, senam nifas, perawatan
vulva dan perineum, kebersihan diri,
kontrasepsi dan seksualitas)
4. Melaksanakan konsultasi ibu post
partum bermasalah
B
1.
Kesehatan Perempuan
pengkajian
lanjut,
24 Maret – Perawat maternitas 1. Melakukan
mampu memberikan
memonitor dan mendokumentasikan
11 April
asuhan keperawatan
masalah
kesehatan
perempuan
2014
pada wanita dengan
dengan:
masalah kesehatan
a. Kehamilan
yang
tidak
perempuan dengan
diinginkan
menerapkan teori dan
b. Gangguan menstruasi
konsep keperawatan
c. Infertilitas
maternitas
d. Kontrasepsi
e. Aborsi
f. PMS dan infeksi HIV/AIDS
g. Kekerasan terhadap perempuan
dan rumah tangga
h. Kekerasan seksual
i. Tumor payudara (Jinak dan
ganas)
j. Kanker ovarium
k. Kanker Endometrium
l. Kanker Serviks
m. Kanker vagina
n. Kanker Vulva
o. Mioma uteri
 Praktek
 Diskusi
 Studi
literatur
 Pendidikan
kesehatan
Individu/ke
lompok
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Onkologi
Gedung A
Zona A lt 2
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
NERS SPESTALIS
SEPERAWATAN MATERNITAS
DAFTAR PRESENSI
PRAK-TIK
KLINIK
!.tf-p.t3\^.t1.-.
Nama ,...-\l.tl.t
llo
RUAilGAI{'-
I{AR'TGI-
3
oTllc
lelltln.9/9/e
07.%
rohKrntr Fehd 9ela& o/ghz.
07 30
lrlmlqir 6dqr Ralxt I lq n"
-01.00
4
7
01.@
furro! Blgl! ol.oo
2
lQrrrs,
a.
't-
\
8,
F
q.
,lo
Yt< RSUD AhR4
,r"
g&fj
-)utY,tol 2d4n
9qin, zz/dn
l3
l6
t1 nutrgr
Rd,t
re*-
{B
tg
LI
22
4
z4
4
2{
Vf
(
Prq?
'hncng
2&
oz./6qln
lalplB
fftro,OT/rdtl
Hdll /,16(/lrl,o
frlm.L
0?.b
ls.o
o?.30
07.1r.'
l4.oo
ign
0Lan
p.oa
QlL?o
07.3o
01-30
a7-b
lo
O-ol {t lI&
Q\[\(]xiiFt ID
tt{^
ql yt$tt" J
,
-SFnr
- o'rq;-l-1
':,...
o
J
(6;
(lL'
Q-';'
r#/.)'
t'i-'
'-,D/dt!,,{
_e;;t
(
':.''
r^- -"t{
l4.so
19.so
fg-3<r
/^;
A
9.30
{L-
ft
,!1
r9':o
li!
(
\\Kh.
v .yl
J
r.:1
'-.:'.
O,.t i;'i
()Jr!
f4.ao
'
a
--
1
k r\^^ q
\\
q?.30
Rnh
!ohr,
l4'oo
()
$'l'b
F.-x
t9.0o
llw
ol.)o
\9-v6
vf'>u
U;1tii
14,to
lue
lfuii.r;ia
(9.)o
n.t6
/h\=r :oU6i
lg
/)-'
&t-00
l1'oo
2thnt.o
z31p;n
Ebrr, lo[61,
Jumlah Jam
^n
\ar{ry
1s.00
9{qtq, zgltolU
32
3{1
n:
{\_:$
0?.30
f€nn, zS1oftl
3l
*l-q-[] rtr..'fi a
e \ra
t
-012 9.00
I(ARU
fqr,$ ,1nslv
lurn4, tglo/B
htnrr. ,4ltbi
TUml.
_',-t>l
.' rr/'^Li
-
)
1?, oo
t3.oo
K{g._sMp cbn,{€
k$tg rc,/ro/,; 0730
unrl. tt/r,lo 07.b
Ebl t(rot,i a7.%
Zo
14.45
11.0o
8.30
-r]r
t9
QN\LSt
C rrNq{$
Fafu;wloqh, 61p0
fufin,zo/cr,h,
/"
t5.00
v+w
fuWu,28fui\,.
t4
L\mrtt'\.
o7.co
-Iqr{s
REqDElt
tq,ft
z'oo
(n 3o
41
l2
o^tl
PLNG
t>/9/tz
CPl,[n llnlot,
..t4.olt2zilGg
JAII
TEIIPAT
1
Nprrt:
/1.,'{ L---:::.---
9'ro
70
/L
(l^"
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
+-^--<ltih'
,
t
7
NERS SPESIALTS KE}ERAWATAN
DAFTAR pREsENd piii"rrrKMATERNITAS
KLTNTK
NPrrr:
?
o
-.o
{J
!'
i
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
..Ia6l.Pg..E?
DAFTAR HADIR MAHASISWA
PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK UI
Dt WII.AYAH KER'A PUSKESMAS CIMANGGIS
NPM: t1:06t22663
Nama: Mulhaeriah
No
RUANGAN/
TEMPAT
Pru qmqnlg$
zth
t
h<rn Cmqngglt
u/ol'n
kq. Keluroahqn
4
fo
!t
K4
(,
I
2
JAM
DATANG PULANG
TGL
1q
o8.0o
ta.oo
o8.s
lA-o"t
PARAF
MHS
KA.RU
0v'
s\L,,l,..,)
(w
Hr.
2gld't+
cl8.@
le.00
(,
lrelurqhqn
gototi4
od-60
t9'00
A-. IA
K4vrahqn
3 /oz/14
og.o0
17.e
Rws
4 lothq
.og,cb
[6.F
7
Ru, 3
ogat
E
Rrp
slozlq
L/otlt4
q,w
1l ozlt4
11F
(€.w
tolozh4
09.oo
It
og"tu
q)po
t6.6
14.*
lc.*
/,L'
69' otr
16,"u
/2.
[6,w
tA.."d.i't
I
(ws
9
40
,tl
.t2
8wE
Plq.4 Crmqn9g$
/oz/14
l.6.
ot.,
16.6
r3
Rur
Y
vlazlH
tZ /ozln
t4
Rwl
14/02 /12
eg.o)
lozlv
tz
€'( )
ogP'
t4
C9,to
19.*
R.t^r
iirl
t9,
IG
l+
t\
IE
7o
7r
22.
.5
g
tT
KsntDf felUoh.-n a/t! t7, /ozl
K"tr[of, Felurchqn s h tg/oL/
6."-
(6'*
Itfli,fOhQn, Ru) 5,3
FelvlcrhLltl , l(antPuJ
zo/ozlw
a /aLlW
ogpo
\
lQ*
lceturolpn oi"ug
t4lazl*
6P
0+,.-
l6.co
Kel.rc.hc,n Cwvg
zs/ozltI
6so
08p'
t6 -OJ
q.oo
[6*
aE.@
tq.*
kdurahqn
KcrrvrPtd
23
Rro
2'4,
Pl(lyr Clryrcrrrggrg
25.
S
Qtl)5
zb
Kt^)s)J,lo
7T.
kd'J)9,
4
L9
t
4 lazllr+
28/alt+
Rtltt.rS.t{d,"tcrt€n
l+,ut
qtoc
hfg
\( \
a
1411
(
.rll;rf-il 5 r"ia
l'i:u
y*-i
w
+\ft
)-'\\f,\
rN\ w.7w
/L
1/f
/,
-W
::1|}',,''
,a-J,)"\
utr\:
/M\ -7-Hi
/-.d6*'r
--l
1.al
I
"1 .l
I
{: 4-'
.*,."- *'--1 ta
ft\\w!, fi.{rM}
VJ
r,),^
210
1A-'
a^
"\
trL
(/L'
adJ
c9."'
/o3lw
oe /o>l+
eg.oo
t6.oo
8,9,
K.r"
/){'#' --' 2_R
I715i
oV(o/r4
og,oo
(c.u-
Ov"A l{LU;X
aafEfffi
\E{I-t;}Z
Catatan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
v
/ ^n
1zL'
o4 iotlr+
D
R^Lsi*.\.
(0.*
ogpo
k
A-'
l6'*
W oyt4
oE
Q
Rrrl 09
Jumfah Jam
?:L/oz/t+
s.s
k
\
I
DAFTAR HADIR MAHASISWA
PROGMM
NERS SPESIAUS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK UI
DI WIIAYAH KER'A PUSKESMAS CIMANGGIS
rc
?N 09,x;6&tq
tt'/t
F{r+,fuit.
A
\*
4tt
It,;,
t
':Y',f
Catatan
:
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
'\t
Fakultas llmu Keperawatan
Universitas lndonesia
I
pRoGRAM
MAGr#EsRE$:ttHTiiiSiXllJiI$
DAN RESTDEN'T)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN . U!
KULTAH , ....84.r<nK RrTlo6t"'5; )
NAMA MATA
M4rERFrtra<
JUMLAH SKS
NAMA
.
NPM
4'lb6tLzGb3
TEMPAT
No
RUANGAN
JAM
DATANG
JAM
PULANG
01'30
14.30
(k
/ oz /t4
26 /o3 /w
0:l.N
t4-30
a;
07.h
11'30
4.
zt / oz/t{
67.so
14.b
0-.
5.
28,/ a3/14
07.3a
t4 30
1
2.
3,
6.
7.
24./o?,/ t4
Geclung
A
L+.2
zona A
7s
ol ,tA /t/+
oZ / o4 114
30
zo.zo
oJ.3o
14.3e
13-
8.
og
/o4lt+
D7':o
14.30
9.
o1 [ o4ltq
D+.3 o
\4.3D
10.
aT /a41
07.3o
14.30
11.
oa /o4l r+
o4-b
11.3s
.1e 1 oaf
r+
oT.30
t1'P
lo4l q
tlJo+ | t1
01.3b
12.
13.
t
TANGGAL
14.
14
lt
Polrt(rnit< lebrdorpr
07,30
t4.30
tA;4
15.
rs /o+ hq
0T'3o
ls.oo
16.
tb
/04 /t4
07'3o
ls.
tV
lct4lr+
oV
17.
18,
19.
20.
tt lo4 lrq
zz / o4 /tI
2s/o4
6q9
4
Lt.2 aqB
lA
')o
oo
lg.o0
PARAF
MAHASISWA
Gb1
,ll
\\r
'
0r
rh:
(M
0-(D
.r
-l\rN
W
,6
1
6t
rtu
(^,
0]. 3o
07.3o
A
t{.30
o"-
n
A
n\*"1*
J s'';o'+"
/l-
q
rsq-44{
Mengetahui
WakilDekan Pendidikan
dan Kemahasiswaan
Ketua Program Studi Magister
dan Spesialis Keperawatan
Yeni Rustina, PhD
NtP. 195701 15 198003 2 002
Henny Permatasari,, M.Kep.Sp.Kep.Kom
NtP 1 9671 002 199702 2 001
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
"$!
o*,ffdn
a-'
O*
M
4('*o
)
/l-
t+.h
*) Dikumpulkan
setiap 2 minggu praktik
\
0-
o7'30
t6. 00
PARAF
PEMBIMBING
Fakultas llmu Keperawatan
Universitas lndonesia
ABSENSl PRAKTIK MAHASISWA
PROGRAM MAGISTER DAN SPESIALIS (APLIKASI DAN RESIDENSI)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN. UI
.
NAMA MATA KULIAH
....PKA<Tl.t..
, 4
JUMLAH SKS
MUL
NAMA
....[F].?tN
sl
trr*reRtrrras
sl<s
t4eRtAH
44cl6t 226L3
NPM
...
TEMPAT
..ffgn
.gp{o\tAr,l6uNKusu$,ro
PARAF
24
/o1 / t4 G€e
zEloq
PEMBIMBING
H.? a$o
B
/w
I o+ /r4
2q104 lt4
?b
Salo4lq
oz /o, /t4
0slo5
/14
IGp Lr. s
ob loS /r+
10.
a7
/or /t4
oB
/og /
14
lJ.
ollos /t+
12.
tz / os
13.
tg/os lt+
/t+
lq lor /A
tc /os /ta
18.
19.
')
Dikumpulkan setiap Z minggu praktik
Mengetahui
Wakil Dekan Pendidikan
dan Kemahasiswaan
Ketua Program Studi Magister
dan Spesialis Keperawatan
Yeni Rustina,Aplikasi
PhD teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Hgnny Permatasarl,, M.Kep.Sp.Kep.Kom
NtP. 19570115 198003 2 002
NIP 1 9671 002 199702 2 oo1
NERS SPESIALIS KEPERAWATAN
MATERNITAS
Nama
Residen
.
I
....Mu1rrenrft...
NpM , .11?.b|1:Ij.g.g...?........
UNIT RAWAT JALAN
AhiFtas
Jml
AntenatalCare
1
=-rengkajian
t
2
WawanEE_--
3
Pernedksaan-.---..-
f
4
Fisilr
5
umurn
6
khusus
7
b4,u?rF'tt
Tempat
-Igltlg LrcrrHlDK
rqrd
Ny. L
i,o;3Al
NY, Y
Ny-
8,,s
17,<
I
NV.
NV.
t3
l4
t5
l7
t8
'fz
n
21
-)
.
+ = memuast"n,
U"t"tut
0 = belum memuaskan:
qrcTfl'
,,h,8
Uts'g i&
,5(t
fto
a+6l]n C Pes
'Yg'r>
15
Sjqr?
n 27-28 na
o2Pl4o d
l7-38r'p.Bcc
5.YtAt
t
9-la*
H
r"
t/q
1\
ft "lg'17
t,/g,ll
NV, v
Ny's
..""Pl"&.t!
-v
NV'C
Ny.R
25
ir-rgilg,e Ee
i4Pz Ar H i/ot
It
3(-?c h<rr'
62 ?a h- t-/gl,u
]l 33 - g-n*
Ny
Pot,
t
?
l$dooo
j$tr*.
fiFntr.,
.
tt .'
(l
.j'
I
i
h rena'""
Fli
Dr-'f e^u^i
f
YK
f4rdct"'
T
Fli fetraoe,
2?,Ao
l3(-?r lFla '"/g'l Drlt frLt^^^
9l Po4o nrlg
?E -3qnqori "/g
Fli leheno
73.14pOH
,r/g rB
o2 ?t Ao
NY.eu
21
,%,v
NV. M
n,t
araf Kernahiran
Crbtnonq
W'tt hli l@bdom,
ryt7 El t€bdasr
Ny.N
Ny,t('
m
6Z
t
J*'.t7 bhr$rhnon
W'rt fuli kdr.tr.'n
f5A, tl
3r -7rmq9 tt/g,s
6t Po Ao- ,,/q ,13
pEe
Nv.
19
t
'ry.J
Ny. y
qn
q
99 vz At
tYg'fi
H 37:38 o r{t
b
o5 z^o
H1 4beEfr lYg'g
.FAO
Ny.1
t6
i...
H 4&-zqktr'
l.ry -E
N9.A
CA mrni
PoAo
oZ Pt Ao
M
NY.K
H
Hotern per
NY.U-
l2
g
18-j9
bt
R
NVv
7f^'rtuI
.l loflO
I
11
AoN
tlY r /to
I
10
'EB
Dx Medis
6slz
NyR
ry_1I
panggul
arollum
Klien
'"/g/tz
64?z*t-I- rzlglg
l?- 39 gc zx
bli hebrtr.*'
?*
gilno.l
# "rll;;
6-:
ait
0cli ltebr&n
"
bff l<er,r*rn,
I
m{l Let r.t,*
bli
lq$d",r,,
blt lrebrthq
rh
t.,0,
+
ket'r.t
J
TTT_
Flt [eb6rn,
po(r
kebdnr
loli l-ebtdrnr
Ft; tebrf'm
't,
ful; ltfrtuAn
7t-tqp'u* /9lo ph
ror*rs
bz?r4oH
5lLpt /+a
l+
36-}} lr*r-* tLlglry Foli X6,n6o,
sesuai
dengan prosedu
"nru-l["Vtegiatan
B"r";;;;;;:;il-rgut,,l.giatan
uou petunjuk ternrris
iesuai d,r:ngan prosedur
atau petunjuk tertulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
w
,.t
i
i
NtrRS SPESIALIS KEPERAWATAN
MATERNITAS
r
llstr RAWAr JALAN
Aktifrtas
Jml
Klien
26 }ry.9
st yoflo
27
PZ PIAO
AntenatalCare
Ny.ru
30
NY'N
ryfzAo
31
Ny.Y
u
35
36
NY.D
b2- f1afte 11
38-3q rcr- r"
46
47
48
49
bU
tt/qh>
Ny-s
?L&o
l7z 3>&q ls/qlD
*rrfto
tclqlD
H 3z-gs eserv
NY.
T
NY.t'
q,
45
/rt
6L?t
v
4o
3
L8-zc
H
C@dl
OPrao H- lb/ql,t
??-?8 e{e rr
lt77-zn
?z aou e
ta
lqlB
6l PO*o.H
l44s + pp
Ny.w
9L-4w@
sF io
rl
H
zL-Alno4t
Nys
tryN
bL (l 4o
hv.P
l.ly. s
la$fu
tt/sAt
9L:H
nr.p.
tl a.lernr pa
ez
?t+t
7
'n. liI....t!i 'r.-t',
Ffi tsracrpo
I,
Pli F$dqrno
t€Hdqrn
trft
l$t&,rnn
Pl
ldtdarr
t+
I ;;
tdrthp
i,Aqit'
+
<4.
.-*-=.
j|
.e F.rr
i
ft8fn,.,tnog
ti. fi. !r
I-_...-..*.".
I
s.$*i.hv
it
c
l--Y=:
M le6*u
7fqlv frL ladldrrno
tTlgltt
34-3i lasae
Ff\ k$rcbnon
tl PotFro {l
9zzt gail}lo Tlehz hh t4.fdrlru
,it
--:
I ^or:oui)
- Joo
or' s-,rn
I
I
')
;
L-
trli l.er#rrn
pli bldcwl
Poli
s u"-*,4{it+
i HfPrn*
H at-0z-to t7 lq ln plr fdtdan
C* .le 4o rr
qq.ir'aard' tiltltv Fh t'6rhnn
Cu-fr Ao $
w
I
+
Pfi ltdd{D
lglB trtli kAirtn'.,'
17lzht
Ioo-I;.
1-Iu
foltttOmrcu
pli
.
L
f
reh"dfton
t'[qlB Fll bttunn
bhlv P[ lsrdorer
bL?aq?
6r,P l4D ti
Nv.E
Paraf
Saksi
tlqlv Mt lr$&rpr
tr1
Ll -4.9 n'aio tVqrty
lv'e
t\y.9
te[afiy
l.l !?-3n rDdr
bL?.hoH
l.ry -D
lVqle
4t-94 V,kA.
6lasa
'j
plr
Ny.t
NY.e
44
1,,
Ny.r,r
38
43
gori
Taraf
Kemahinn')
*29-a^$&, rrhlo bh lrebdc,rn
;s P440
b/q
?l ,7 -ta is
Az p[ rorAm
al PoAo
421
tt/q
tlj
Nv,I
4A
/.
hPa"
NY'P
Tempat
6n ?h Fb&rnr
*o
37
39
H-
sZ ?r
,tls
H
)) tn-aa
33
t
29jgnqs
NV.g
J.
',
,6
H
NY'r<
29
r
Tgl
4t'A9 Mfr'
e>Pt Ao
l+ tt ma
28
t
Dx Medis
-t = memuaskan: Melakr*an
langkah/kegiatan s:sll1 dengan prosedur
atau petunjuk
o = belqm memuaskan: Belum ti"r"rt"ii"
Aplikasi teori ..., r"ngurvr"gi"iun
Mulhaeriah, FIKJ.ruuii.ngun
UI, 2014
prosedur
nu6
-'--'---'-
terturis
atau petunjuk terturis
!
e"ri?::l xil: #For*y3IA
Nama Residen
N MArE
RN
rrAs
l1-ql.t+sr*p
UNIT RAWAT JALAN
Aktifitas
Jml
nnenatd Care
Klien
ry,
51
52
_tV'o
-s
54
^ry
NY't,r
58
NY.
Ot
66
67
.69
72
73
' *
i,ly.
,e/gle
6-t{#^\
b[
ltolthr Brr:r
par+o
[l
4t
nnonu
t4ilz
glglv
Ml k$,6rhn
.
*'j2-, ---
rt'+--Tql
FFltf*r...
dr lroA,l^*
Jvr ryrwtF{t
rolt
!. ,.:i
UOnUn
+tf
bhlrz
)
i
&l fdcarp,
-..-
i*
/ f{o,ro
]T;
Flr ltgl6qph
Pt,4ol- 2o/c/rs
mrnmol
lpon faz&*
e3lzar n@ >"/g
/s --_
_gsc 1 x
fut, l<il&mn
pl,q;-6S2
zoh/B
-41 ma r ^r^-&li te5i6*n,
Co
btPdAod ulsle
_Knq r um
Poh Keh.L*,
;3 72,+o- z,'/qls
3E rhn+ legr
&ll febr.Llrp
;4 Pzar *
2R ttnq Qlcr, uls/B ryfi F6i&nan
Ny. E
N/-r
91
l
t
.f,t.',
37'41 j4azw
tj 3
{;llTr
;
tefurti'o'
uhlB Fft rar*,
-@tt +rrga 4qlo ftli rsrtrnr
F3 p1 4$
ZE-2q +r'oa blqln
Fal' [S'Oa
tz
ry.r
N/R
i)"
6z ?t *i
N/H
75
''
"-'--*
4i4 telllV
Plf tt$rfmn
e,+FTF-'
Ls pz
ttf'"**
N't. sr
= memuaskan- tr,r-r^r---r-
tqca-;
':Aopa^,
'.i"liLi:,9..
-'
i,i
:-_.-+_____J+-._
Ph [d4dow
6z?t4o reFu tB*e rx tTe lry
[6,itr'o,
9> TYLAO
tt/e/B E[
,8-39 Alcw
L'
74
I
l'+
f,-
e_2il
Ntr
)
nop-
NY.I
L
Paraf
Saksi
Mt btootnn
!v.a
N^/.
68
71
H
tty- g
Taral
Kem:hiranl
FeotoaH
ft aa
H-ilrrnn*l tl blv klt krnrch,,..
br ?oA? H ol+mr lere, lvgl,z Pli o.pi,#^.
6tyzh H
>4-rg P4 bl*hz
64
65
rcrtt
lilqln Flt b'drnn
9:ks-r' trlglv
_14' tS,'uopn
Et pi r$,
Vtgti
,8rv9t fu
Fh lc,$r&rnn
4t-tz
lQ
Ny3
try .M
b.l
70
ilY'e
IY.w
51
tt/9lV
ffiF
6e
NY' jul
60
d
TempA
EAr
3?-3t mcrer tTlvltz
NY.N
59
fo 40
Tgl
&?P tttgl,v
ryt
56 NY.D
57
ro,
L
53
55
Ox meOls
=fsa#
_-_---.
'-\ "
'--'
(&n*:;
f/
"';
;-;
;"11' r,?;;
IF:--+-'+_
I
;=trHffi '"Xi:tg:il,x*:iff
trrtrffifr *:r#g:"J"",tJ":fi
;:::3.*l?x'xl**,erhr,is
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
NERS SPESIALIS KEPERAWATAN
MATERNITAS
rranCen
NamaResiden .-
MuLtrqgRr&tl
NPM
, a99.t.??99\
UNIT RAWAT JALAN
Aklifitas
Jml
Keluarga
Klien
1
Berencana
2
t
J
4
7
10
2
f.ry,
g
t
4of
1t rD
*t rn
Ao4
tt
P3 rto't
ftt)/i
r|
-tuo
*o+
?t.h,n
4t.l
rl\
.?1
WHH
tn6rfrq-l
POmrr
5
N/.t^,,
lnGftlttr
4
5
6
7
o
(,
v
10
I
try.r
Ny.
Fl
HY'
t
1.,\/.7
fgl,, bli
t6/elB
lt$6nan
Kt9.la
r
t
!
'.
I
i
I
KCt
L-trra.
t-Jfilfla; r
r
Iuft0elhnrO
6,l,\]T^f,
'
flelt
V4davw'-
Rqporrrr'
rL'rr-^gDtoqFn
i t--*-
,t9.rD Cr&nonq
tolsht loliK$rdqnol
tYtltt
lslsle
i
i
..i lilD;^
plikehdaron
I
I
i-
f
rq(l^o9h te/els blt tt$t&flqr) -iu
!
Nn.
4
nnenornr$n
ulsltt Pfi
Qtonq u.hr'
ulslB
trebt&nqo
po)i l{ebrd,rnr
'..J
L_+L'th
5,ir',q,t
"
,,
"..
l:t ."
r[.J!_i
"
---
I
r
blr lt$r&rnn
umq qtn' lol"tlw hli [elridc,nc'
Fl9o Bo;filrri t+blv bit lte{'r.hnon
F$oqApup rftyln E/r treb'ohn*'
{-f
i;
-t
.l
f
)
.:{'*;
-
-*q{q
,ti,^'!'!,v
T-\;;1
J tr'
+=memuaskartMe
_;:ffimffi
l
{i n:t
fl ltle Poll-tldrdoffi
nCrhrr:rr
plr
F€&bnc,
tlbht
tt/glrt
Mtorno Wvt'
.:
,".-
S1LD obrncrrq
OUnu
u'lei
.
1..
rcttr6ffi
l6(otln
iSial13
t{pno
'.ry
rt plt[eb'dqn
)*
Ftilq erlhnur
I .-(u*t
Il 'l'
I
rT[iit i,j
1
jl-.--
bli tteb&p
fttl!ry p/i Kdr&nar
?i
t ;-'-1"yJ
poli k$trno
(b{crr/ttg t\/g hg
U^cn
..i
+
tufglry
tqlgl
ii
Febr'&mn
f'ln.
Ny'L
I
(LAot trlylrt
blt ltesfrynn
13
-ffic^t
tndrdu}Fs
tty.y
i+
ellge!
P,tl;
Fffi*
t-'-_q**-
lv Flr Febr&nq
pr
NY,L
Ny3
lg
Paraf
Saksi
foli- Kebtdcrnqr
lKt'tP obnonq
tt
r>/glD
filft
Taraf
Kprnehiran'l
tr/slv
rqslu
4
2
Tempat
40+
NYr
w.R
Tgl
tUD
Pl *o'l
3
3
')
T
I
1
T
Pr
f.w Y
NY.U
tnlerunas
]
;
Ny.,P
NY.T
Ny,s
9
_f
Pt
NY.R
U
E
NY.I
NV.
-_---7_
Glnekologi
l'a r+O
luD
Ny,s
6
Irtls€uatt
t y.s
NY..D
c
ux i'ledis
rffi ffi:".,,:i#g:1T,,J:"H:i*31*1"#xL"r*tern:,is
4
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
OTEDIALID I\EPbHAWATAN
MATERNITAS
CA
RGET}
lIEF\r)
Nama
.
Residen
AHtfitas
Jml
Pertolongan
I
P;;rtus-
I
I
,..hH\hL-t$$.
Klien
Ny an
N!. Ro
I
I
10
1l
12
19
20
,.. }l
za
22
73
24
25
ur<R!D-
-9$ooe
!4(
KSqt-
il 28-2qw 5'19
El?O4D -
Obrnano
t\stlg
vt\
V.a
NY.tl
Nyr
$v.q
Ny.€
NY.T
lh/.
R
N/.
9,
NY.'J
Nye
NYe
-',te
t4
b'L rl
lcpn
$ dern ^o
lfi--u'a- F'
tl.k";it%
ret7
TC
z6 f
€13
bt ?l{\l
zat
Sahu qrvrrl' 'A 19
b5 fLlrc
ftafcnYt 0,trM
bL Pl+o-
hqto
b\
Fpp
!'L /w
tl qp-2o..,
3E
?L 3t
l+
94D^ofta
Bq
?TT
*kt?K
rir ?66
Ny.g l8a.ltrrr
ra'r
ttg
fl,,"
i.,
_'r
t,r
:.,-_..
, tzJr{
D
.
a
vltl\rl f
4'tl
VK
1.
|
-<F:=._
/
-
:: t) t
.
t--r
,
o.,ii.,.,-
; ,
'-
I
ll'!l!t1l
V"#'ds{r
O
\
I
KJUD
c(5lno^q
v
r r\rr r/
-!6mon9
-'
1g -
*
t"to***
@1"i:::lii-d":gan
ru'gr,r,n
belum,memuaskan: Belum
melakukin
prosedur atau petuqiuk
ternrris
pnosedur arair pehi,ijuk teruris
ei;i"rJ":;;i;"g*
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
L
,t:r.t'-"'
rbrn0nq
vt_gft?
.
.., \
.Fs{[
otbrn0}tq
.
lr
o4;fu&r,1'
1l
CrAtytonu
-qtmqnq
VF
KJNTD
cttirnoftg
vF tal\rP
't-,
r( t{,''
_c{btntrl9
ztn
10 l,
r.l-i-..
RS
VK FSTTP-
WFf
1
i.-
-:,+;.-:.'*' ','-,
Pq
-4"S8
y1t-99@-
tts
Irll,
I
sbrno
H\s
#(B
40
|'il
lltrl/
rK
r,
qqrl PB
rA
twy)
wCt M
httlnl
LY, fto
ki
Q$
\;-
\
/ANJ 'nq
6',r,
'b1
ll
ue
W
^4r wq
lot p0 hO
qq-qorrw
W
o
W
ffo'ty
4I
KrrD-
Prhtnrfio
ft\e
r4d
n
tl'4t-42
4t
vF
vfill:
w.ffi,i,)
, I t ,;-'1,
I - ,
r-I-
rtbtrunq
l*-s1e/pro
vt
L
t4( KJ\ID
c+
b5
,
RFD_
n rAr nnAl\
6b
6\g
{tqfsin kP To t7
tiz P1P7
f:l--{;=--)-'"r^-i.' ' .
':., /'-
&brnon9
K
I l,Llr,lun^J
J
'.r *\
v-;- _b&0tbrnong
KAlf
Cqni
lffi--
';{,-" --'
f\ FS"t{,
@t(on6
tt a+€rm
Paraf
-..%_
_4bmorg
(5
w-T
fi qerm^o. 'w;9t7
NY.L
41
Ilt
%K.F,tsCI.
?-t3
^H atqn
e/+
:
Kemahirad'
2At
Ac,
b9a At
tir{€fin
6, (L,rc
m/.ro
18
rt
Ny'5
NY.N
Tanf
Tempat
lz rrq €"t
61?06
,1
17
tt
v5.
fty. 2
NYE
16
Tgl
fl 'atefivl 6"rg
tr'E-7rttNy,it-n
h'q:fqm
ti\g
Lt7 n M- ,ft,8
NY.9u
ll qlqrrree
IJ
t5
NpM , .rlg6.13*l
8;n;ao-
Ny.trl
4
7
Dx Medis
N)l.ur
NY.as
b
..
R BERSALIN
3
5
r3t
t
t
NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
CATAT
Nama
Residen ' ...JYr.l!{1lFf.4.tl..-...... NpM
, .1L991?!991.....
UNIT EMERGENSUKAMAR BERSALIN
Aktilitas
Dr lledis
lnisial
Jml
Tgl
Tempat
Tt,s
rF$P eunuE
vK Feup
Klien
Pertolongan
26
w.M
Partus
27
NY.L
28
29
30
Fc &,.'nh
G\ o l\o
H
NYK
Ny. s
t'rr (w
h+t &
NV'N
(D2-
Nry.4
$/.7
35
v
tly.S
NY. N
T7
I.IY Y
38
NY.N
3g
NY.
41
42
43
I
$1. u
NYR
Nryg
NY'p
44
trv,a
45
NYP
.{6
47
48
49
50
t| titqrt
63 b,> qo
NV. N
NY'P
Nry.f
|ry. N
NV.r,'
K'V
ftl'a
*'rt
{'r"
T'rj
ttcrt il
{l'1g
6S
4\z
cL 7t pro
h--e Itnn
6,1 t(oao
l+aleri tTil
36
40
( I /16
Ffin
ll n, ?44
NY.Y
|ry.
'ttu
l,lot n tets
brP4 A-o
Fer{dr llfiL
32
34
nr DTltl
6'?-
31
33
')
cle
?9 hD
I
f'ottrn
6- 16 ft {t
a jm tlgF
tozgLllO
n-qbur Frsl
691ttll
F,itqr
*,r,
4'r,
?z no
4ruqq
eora. /Io
qlcm tDr
to7
6?=f l rno'l+
gEong
6afl ff
42- Ar9
6' )
(zAo
c^
Kfu
5S?A
f'e
Sr,
*,It
Jil'i,
ji
'tt
r#
1,
t1g
QZt
KM
F-$^9
Crbt;iot8
utc. t4w
crbrnong
,',:Lt .
:lrl
- -
T W;WJ
uq.FstD
clDtnong
VIC
KS\IP
-e-rbtnst9
t'hftffifq
UF T(l\T?
Crbtno49
vF tq'q9
Ctbmo?ot
vF
F&rg
Qrfrrb0q
%
/
.f--
YF FS\P
QbtnonD
vF
F1,
- vlMl'.
-
.t
lcsuy
"fu''.;ffifr
crbnmrt
VP Ks\tY
(
tlb rnctrQ
F r$ry
C,rbmonq
.\..
'r
-
(
2
vF Fsuy
Crbturot'O
vF
FSUP
951n6hg
tlffi.'s
&3tl v
vF
I
rQ$14ohQ
vF F{al9
qStnotD
(', ' t/F Ft\{u
crbrnoh9
bz-rl fro n DStv
Qz -4tW Y'-
EE TLA'l
*aRflVl
crbtn0hq
vK
Eu \g
']9
orrr:s;r
-*t19
bi) fz-w
aFm
I
Criraog
vF KSqy
tthf;{Hlu
Yt,s -Ir.rbrHR;
t''tv
TTTTF
(,
tl a'ltfin lfl
bt tL&
lc v
Paral
Saksi
Taraf
Kemahiran')
.
t/E
b,t
'lry
,r.+-
PSU9
ctt\lillo
vL t-3uv
Ctbmrh)
04,.fu4t9.
/
+ = memuaskaru Melakukan langkaVkegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis
6
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
N
Nama
ERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
CATATAN PENGALAMAN KLINIK (TARGET)
Residen . r ...!'g!t-t44ryt
NpM , ..!?.1.1.??Q9?
UNIT EMERGENSI/KAMAR BERSALIN
Aktifitas
Jml
lnisial
Dr Medis
Tgl
Tanl
Tempat
Klien
6J.r{y.
zM
oi,
o4rln
4rN9.vI
Befge.r
el",hy
I
Wu sc ott
kL
WL 9L a.
9lplB
t[<RJw qbrrna
I3SC +rrhor.
91,4,g
*Rltrp clhrDg
wlL >c 4,
bgc 4x
tollzlv
DF
Perawalan
1
Bay! Baru lahir
2
Di OK
3
h/nry
4
W nV.a
Dy'|ly E
B9 N9'
5
6
K
WL
lets.r
WL
SL
L++4)
By.N\r.9
gvv 9L
l.ry. M
v5v'Lrro
2
NV'
H
$?-qt^o i
qb.'r!@!nlt
3
n{Y, g
bbY2-AD lL
4
NY
5
NY. T
UL(t
l.l . 4
6
hV'f"t
5t
W^t
Irnl'da trit"(
f'ry. N
Gl Poi'o $
q nq9 ntg€rb
7
Kemahiran'l
Lfa
I
I
Abtrou,
.
Pardf
Saksi
Za,
OK RJ\ID
nAnnTta
L-4:a;
+
d(KuDcrhnuf
;.1
Ir f,,i
J--:\,i:-,/
;l=. i-'(
l(tqp chl'o
olvlv )tr Ksu0 0bn
lolvlv )lc R9gutno
-
-lK,"
".;i,-.
., i
ji.f,
10
t1
12
Peraratan
Abortus
1
7
3
I
10
1t
12
13
BI
NY. R
Ny.l+
NY'F
Ny,f
ilnagryt
nrM
aL.rnn
'oL tro
mrrqq
^C)
froq,
'*lrt
#ln
*4'
T4z
W,z
bA tnnrm
62Ft40 tl
lz'13'{q.ft
oft (zAt
l+ tt-tzfvqPt
b lVz at
Y3">
(96t.
1i
t4
Yv
ntB
$<nr
u
NV.T
,{on?1
NY,L
b2-YOt+l
lzntlr
9o
Ba
l+
RSUD
'',tJ
l.!'-
crBthol0
YK BSUD
Obrharg
.*
It
$-/tt
_:l_ t
Iz/t)
.l
i-,."
'-'.4't
vs
vlv E\uP-.
hbrnonA
\4( FSUD
hl,D1dtta,1
CrbrflOnO
gs\JP
vts'
Crtrnonb
y(( rtu,
ClbrtanQ
fi'te -iE-Kfit'C,rbnono
qt
,# r,,
wr2l.gvnfr&t
lSr
f,_zpr,4o
QzYrAr
VK
VK' FS\,{?
I rhrnf) nq
'Kf*LD"
\,lIc
.-.:]
t
/ q-
l
-ffiI-
j.-
:ti.;r.i!i
R$it
r;
iLt'i'bj,ta
_J!l!
arhrnnnor
trE RSqD
a,hr/6nq
IK KUP
cthnonq
VF
KIUP
Crhrncnq,
t
I
') -+: memuaskan: Melakukan
langkatrlkegiatan scsuai dengan prosedur atau petiniuk ternrlis
o = bclurn merruaskan: Bclum melakukan langkah/kegi"tl s"ruui dengan prosedw
-\
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
atau petunjuk ternrlis
"
NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
I
Nama
Rdsiden
t
..M4.Vlfffitft1l,
NpM . .t!A.gl7?06>
UNIT RAWAT INAP
Akttfitas
'i + : mcrnuaskan: Merakukan langkah/kegi"on
0: beh:rn memuaskan: Belum -;"t'litl*ek"b/k"gi.tin-ri*"ii.ngur,
::yi dengan pTosedur atau petuhiuk terturis .
prosedur atau petuqjuk terturis
.8
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
)
,....Vy.*ffifr.
Nama Residen
NpM
,..!1199.1.??g.gy_
UNIT RAWAT INAP
Aldifitas
Jml
lnisial
iledis
Dx
Tgl
Tempat
Saksi
Taraf
Klien
Perandan
11
Poslnatd
12
IJ
l4
IJ
16
17
l8
19
20
Peraur&r
1
PeSC
2
3
?44
bry.E _
ry.M
YI,M
VefgLt
Ny. e
NY
-E
(
t
"ahAt
%At/,s
mfi&
Ctburotro
Wglr*,
rrtob ?-.i,r0qh
dftt TIFIB K.rdepb
n>L Y24o Tlolo
BSC rv
R.hqqh
VW
firro" lo/o!s
g{'* Qt*tt*
K.il€lDrit'
?? TC PZ4,o
-vrhlr loltolv
Gaoldl
tt Mel.h=
?r*oe
wso
8
NY's
fr 5c 6ofrl' fl/to/rg
lorduafi
K f'.tdqli
PHm-fu tt|o lt7 R.hiqeh'
I
Masalah
2
Ginekohgi
3
4
5
Ny.3
cp
li'#trJd
Mrorm
NY. H
Krgta orortn
r.ry
'Y
ltrutq ulari
fr
,,r
s_b
:-:;.:)::
,.-)
' :.--
;:
.-
Nys
laefo
tt€#
K f,,lqq{i
*4g
V
{
--
-
...-_
-:'--tf
';t:ii-I-
)
_( xt
-
i' {nsi:r'x t,u
\--
.... ,'.,
(.[iqc.4i
K (\nqci'
M
C
'; r'.:1 {
R.[/€lorf,'
R'$a opnm
f% t,:
:T
'rir:
'uetofi
NY.U
I
-Vr
uqqh
"/lohv K
rfii !*tn
NY'4t
1
:,+
ll-ffi tofplv
R. Melqh
|ry'T
n
I
4aqal
7
Nv. A
'r,. t,,l,,ii-:._,,-
Msgtt
4aQol rrrhtd
rsc rr e
T
L
mfl6frbt fl(hot
rfio[v r(Elg[iqd1
?tc
.T;=
Melcsctbtffiq
sca
Lh
'
"tulg
4o+tq 6-Fn
,Plato
FY-Am
NV'P
l€tttLl
M
Qbt61P1
zEhfB
Wrto+
' L+ntL
I
cr.[itnotO
e,
40
v2-
li€lafl
c$tnonq
Tt;iv mqn*
E
?4Ao
'Vt\oL
(mffi
Cr[$6nq
V/r,lv Mer4t'
eVp
NY. R
NYR
Perarabn
:
NY.L
n
r-!bmo[9
trcfati
\,
I+DK
NY.g
NY.
t$l'tl
%,13
rsl,
40e
0.
neo
(i nLl^( m,,
5
t0
0
B.
NYP
9
*:
elgu
Pl
-.,----..*.-r:-:-
MElqh
Ytu
Dt€t.fn tmr
bA2 L
NY.N
4
6
)
Kem_afrir_4q)
.l ttt v
NY.S
NY
Paraf
I
-I
-7
..-.-L,
--JI
memuaskan: Merakutan rangkah/keliatanrryli
dengan prosedur atau peru4iuk tcrturis
betum memuaskan: Belum ielakutln langkah/kegiaianirruio""g"o
prosedur arau petunjuk ternrlis
9
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
N
ERS SPESIALIS KEPERAWATAN
MATERNITAS
Nama Residen
-
rrnFCrn
grll{!fiss141-1
. 41O'"'1+2-Zt
e
3
U!'llT RAWAT tNAp
i
I
I
') + = rlsm':qkan:
Merakukan
de-ngan irosedur atau petunjuk
0: bblum memuaskan: Bclumlangkah/k.giuHn
terturis
-rirr
ilkd;h"gkalr,&egiaian
J":;;i;"g"n
prosedur arau petunjuk tertulis
t0
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
NERS SPESIALIS KEPE-RAWATAN
MATERNITAS
Nama Residen
'
......85t
nf*J.ttt
r
... NpM , ....Ll.gg.l.zjje:
enauriH
''
1=
T".ru^kan:
0 = hrum
Merakukan rangkahrkeei?tan
sesrrai .r--^^_ _-,
^.*u*k
,"-
n"r"*
petuqjuk rernrris
,iJ;1ffi;lfffir$f#:"::'":T:::u
engan
prosedur atau petunjuk
temrlis
t2
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
N qRS SpEStALtS
KEPERAWATAN MATERNTTAS
qATATAN PENGATAMAN KLtNtK
{T.ARGET)
Nama
Residen : MultfffirA*
NpM z 4464zz6Cz
I.AIN - LAIN
Aktifitas
6bntt'iMad
Jml
Klien
!y,
4
L
NVM
1s4. R
trv.
Ag(l<nSt
2
ru@qte
$q1hb
F
l.Ar, S
NU, L
D,U .N
1
Ntl.A
*49'W
\yF
z
FJy
V
'Dx. Medis
W3c|'vaL @
?oftsctB4.&t
Rrtgcttz a..ac
\h iLdl e.ffc
)z (r Ao /i';l^
Tgl
Tempat
SVttt at9,awl
0V^B
?E;7,f3#
')
L
zdplrr tfl<fJ9D
Chr
?a.-a^ ER
.
.'4.\ 1
:-,r1- (1\Y h,
,€: D.fic,(
.)
frttv
,'+,,,
Attv
,\D l1
i'o ttg tl
A-'/.i
tx(dv
?R'-3q k& H(r,4
6l
Paraf
Saksi
,+ ---+ /- /1l.il'i, i
"
. t--(
,
(lr
at#ts
J5(2a1Nua 74roln
a,?{,"cl'ni,
Taraf
Kemahiranfi.r
'b trz
Le
VFr.ffi2,
lrt-
r.:i._:
4r.d
4\UTft r',
p&,ns..q.
1. ;*.,*
Hl\T
*) + memuaskan:
Melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis
=
0 = belum memuapkan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur
atau
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
tl.'
4FT;/
,
petunjuk tertulis
\,
lf,r,i.-lt .r
,(
.
NqRS SpEStALtS KEPERAWATAN MATERNITAS
qATATAN PENGALAMAN KLINIK (TARGET)
Nama
Residen :
Mulha Klqh
NPM
: lto6r ZL66z
*) + memuaskan: vielakukan
=
langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petuhjrik tertulis
0 = belum memuaqkan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur
atau
petunjuk tertulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
N
FRS SPES|AL|SKE PERAWATAN IVIATERN |TAS
CATATAN PENGATAMAN KLINIK (TARGET}
i'dmma
Residen
: MulharFtch
NPM
:
[to6l2268z
*) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan
sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis
=
0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau
petunjuk tertulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
N
FRS SPESTALTSKEPERAWATAN MATERN |TAS
CATATAN PENGATAMAN KilNtK (TARGET)
Nama
Residen : Mtrlhaenqh
Aktifitas
Jml
Perawatan
BBI normal
43
M
45
46
47
48
49
50
Klien
Dx. Medis
tr1.N9 P
Br.NY 4
uu.N9 l')
tsq'W
b,
r'tY
0
t
ag r.D I'l
:
NPM
6rc4<1v',1*
Tgl
lzzL$
Taraf
Kemahiran*l
r5
Wofttull(
p
tt}l(
g;o{dm.t Nr
t0
Klo{qt
Tempat
ll06
044t,
Btst,ckrm,rrw ob/blry
Ar
nit
v-t! Kr
tlhtnU
Y
b'l .r..$ u
861ci#4llr'$tr
Wuls
&t a{q'lt{'tt
oVNw
8q 'sD A
6bL@4-91tt bVtv{6 v%ftl#/fra
"c\it
Saksi
)t
'buV,KiKtq
VK FSt
r 16l
Paraf
\!
l-J
,/
!i\
D\Ss
i tQJ jn \
')\* tr
FOCUS OF INTEREST
*) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan
sesuai
=
dengan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah,
FIK UI,
2014 prosedur atau petunjuk tertulis
0 = belum memualkan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau
petunjuk tertulis
PMKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS
CATATAN PENGATAMAN KLINIK {TARGET}
Nama
Mahasiswa : Mulhaeriah
NPM:110622663
I.'NIT RAWAT JATAN
Aktifitas
Jml
Antenatal
1
Care
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
L2
L3
Klien
Dx. Medis
Nytr
cJiF],!^2E
Ny. s
NY.D
iz ?,Hgz'Am
r^u
Tgl
Tempat
Taraf
Kemahiran*l
Paraf
Saksi
''/4'tf fA*lnr"
tq/+iq IUllKUnilc
Itohdarorl
\M,,
i,Podq'xwp tfl4'$
Ny.4
NV. L
NY. R
NY,A
try -A
tty. 0
NY,N
t{y. A
f.|/. D
w.E
t4
NY's
15
NV.
ru
64 ?&2
E^dc<Ptrrll,<'
r6/4't+
6rlo6 t *
5/4',i
e
W\p
gdJdmini
,.
tt-
b38i?',T,'fq rSty /t<
6zlB.^4.r tlz 6/+
i
vlhAa
T+
aR fr,^h^t
tflt/w
61
tT/+'tt
62 ?IWXL;g]9
tt/4 i1
at Ye n 5l'5L
t[4'tt1
7t H ,6;29
Ittr i orAJ
macr IIT-lr
tW fi r+mg
hrtlYrd lrlfn
Q'
eo
it
Wq'tq
it lt^tlgjH,sy W+1t
4tTfr . Eqt +{c't4
xlAgJnw Lr/q'r1
\tt/.
1
ilP.
tmini
1958t210
l9lll
I
Bd$4P+Bt
.-l
,7
L6
T7
18
19
20
2I
22
23
24
25
26
27
28
29
30
*) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan
sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis
=
0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau
petunjuk tertulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
e
PRAKTIK RESI DENSI KEPERAWATAN MATERNITAS
CATATAN PENGA1AMAN KLINIK (TARGET}
NPM:1106122563
: Mulhaeriah
Nama Mahasiswa
UNIT RAWAT JATAN
Tempat
Tgl
Dx. Medis
Jml
Klien
Keluarga
Berencana
L
Ny'r.
h
2
NY. M
?, tutI v-Iqt trl4
lh
3
NII J
?r 6tJC IttD
t-
Ftrti lcebd-r
ftl1
po$+ rtt?
Paraf
Taraf
Kemahiran*)
Aktifitas
Saksi
a^
Y+/4
BIti,2inl
4
5
6
7
8
9
10
lnfertilitas
l.ry. s
n&hl'{asJeK
3
NY. L
NY.F
tnfir{rhei
trStlrlar
4
NY.S
tnftrtrltar
L
2
r
Itl'+
tr/q
Rtf rdda/n'
rs/q
H; r4rdurr"
t6/1
F( n$&n*
Ur
1
Poli F$,&rp
q
Fdr K€6ldq'
A
Krt.r
llist-
raAS'
Srgt$l
iu"
5
Masalah
Ginekolosi
1
NY's
2
NV
3
NV.
Flsta ovqrw
h.qtacryretnu
IJ
$if Cqgldrng
V
|\l0l<
Nrl .Y
4
Fl$q
6
NnI
7
f{Y-t
?a
Kfts qdo
lslA.'w
8
9
10
NV.T
NV. R
fie{nocFrrr
ls/a't
t1
NV .T-
Flqp enddnq
L2
NV.
Cordrlonnq
D.
N
t*/q
1q
{bvr alo.r t9h'v
Neltc
AMKob
rr
NlP.1966l 051tuw.lt
'14
NY.9
NV
ri
t4/+'B
t1lc'tq
5
ctvc.n
lllsrt
E'tg
l,
il+
1
-)
,
tl
;1"{"tNID tg6
ilGtgsgozot
ls/+'tq
,%'r+
lfi-/4'l
gkah/kegiatansesuaidenganprosedurataupetunjuktertulis
prosedur atau
0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan
petunjuk tertulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
PRAKTIK RESIDENSI KEPEMWATAN MATERNITAS
CATATAN PENGALAMAN KLINIK {TARGET}
Nama
Mahasiswa : Mulhaeriah
UNIT EMERG
NPM:110622653
BERSALIN
*) + memuaskan: Melakukan
langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis
=
0 = belum memuaskan: Belum rnelakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau
petunjuk tertulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
PRAKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN
MATERNITAS
CATATAN PENGALAMAN KLINIK
(TARGET)
Nama Mahasiswa
: Mulhaeriah
NPM: tt06t1266g
UNIT RAWAT INAP
Aktifitas
Jml
Perawatan
7
Komplikasi
2
Antenatal
3
Klien
NYT
NY'U
NV. N
4
wY. P
Dx. Medis
32:jt
rorifoB
6,
?z
4o
6z
?,
3t
4o ]I
-zt
or
Po
*o
tl
?4.it oe$
t9
-sa
6Dt\t
r+
hrnku
Tef
'1\t
>t,
T'lq
25- r
an
ll.a t
Tempat
c9
4 Lf.l
Zonq
Taraf
Kemahiran*l
Paraf
Saksi
B
*\'i
^6v
fK
5
6
7
8
9
10
77
L2
13
t4
1.5
*) + memu"tt"n'
=
tt't"t"Itiligkah/kegiatan
t =;Ti;frJlT;il.:t"'
Belum
'i"r.rur-ln
sesuai dengan prosedur atau petunjuk
terturis
rlru"i dengan prosedur atau
tanekah/kesirt'.n
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
olli*.S
PRAKTI K RESIDENSI KEPERAWATAN
MATERNITAS
CATATAN PENGALAMAN
KTINIK (TARGET)
Nama
Mahasiswa : Mulhaeriah
NPM :1100122663
LAIN. TAIN
*) +
= memuttGniltl*"nltnekah/kegiatan
t
=ffJ;ilJl?;il:'"'
Belum
;J;riffi
sesuai dengan prosedur
atau petunjuk terturis
rangkarT'kegi"t'.n ,lru"i
dengan prosedur atau
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
PRAI$IK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS
CATATAN PENGATAMAN KLINIK (TARGET}
Itama
Mahasiswa : Mulhaeriah
NPM:110522563
UNIT RAWAT INAP
Aktifitas
Jml
kra*atan
1
Postnatal
2
3
4
Dx. Medis
'r
4i ?Eg
*l
Yo!.te ?.fud,
fal
4^'tq
YllI !,!!" ?o't4
Y|AA
T
NYF
NV.
f
t]v.
Ny tt
wt9
Tnnli
ary(n
FPt
dtsoai
rr. laft .lr ,l-2a
NTE
NV. E
Ny.s
try, L
NV.v
Wtt Sc ai t& .<=
L3
It iafn H.?iil
10
77
12
13
L4
15
36
NY.
Al.pB
DftSC
Jt. La. tQ ' LtS+ gaai lltl
F
NVA
NY.D
NYN
Nr/. R
NY't-
t!'
NV. T
NV,N
NY, P
t.ry. s
2A
NV. A
27
??
z3
NY
18
v*:*gr,E\1;,
w;*CtL Y6
t?1,nv^L wfi
Taraf
Kemahiran*)
Paraf
Saksi
wt) ul,t
't^AA-?
,)W \
s
\
#,'t+
?-'t4
6
7
8
g
'wtqL aLtuFo
i
nA-1a Ntu
Tempat
Tsl
5
t7
jt
Klien
Z't4
2"*
4'.+
'rq
,-
'4Ao ?6ac
e 'l+
Jl^ t Va
ltAO YolTtc
i,sfvQihl(ulcf 2tA
f!rq6 ?ot! 5-c
t14
rri 9E,, {-asclr lL
2 fto l'4rlr)g
rl fh-l ios( l rC
Pr Ao Pc6{- 3e
'ci, lt,'to'ltrom
r Ao ll)tt cll
?tO lr|nan ltt4
\
N
'::
l_yb
H.'n
ffi'r+
#hq
hr4o
0'. ,lq
' lef,0Dt|rJtrscrl
ltffavgr ft€
{3 4t PP \pnl6, 0]_
lerr.r l\;l^'t^a
l
\q
,rt
25
*]
.p-
)
t3 \4
-K?O 6 ion^
4-'.q
KT[$^rr# H,'+
4t rc$Sc.Su
td)eilH lhafrr %"+
f
2;
+'
;tiemui-=kan: l'lelakilkan lar4hahlkegiatar: spsrrai dengan prosedur atau pefunjuk tertulis
il - i'ipliim rn':i-nr,'i3gf;n: Bslurn ntplakrrl<an langkah/kegiatan sesr:ai dengan prosedur atau
petunjrrk tertulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
PROGRAM NERS SPESIAUS KEPERAWATA]I MATERNITAS FIK UI
PENGATAMAN KTINIK KEPE RAWATAN MATERN]TAs BERBASIS KOMUNITAS
NamaMahasiswa:Mulhaeriah NPM:1105122663
Puskesmas: Cimanggis
UNIT RAWATJAIAN
r PO Ao H7t'4
Az?oar dzL
9?240 da-a
*) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis
=
0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau
petunjuk tertulis
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
UNIT KAMAR BERSATIN DAN RAWAT INAP
Aktifitas
Perawatan
kasus
intranatal
normal
Perawatan
postpartum
normal
Jml
Klien
Dx. Medis
Tgl
Tempat
Taraf
Kemahiran*l
Paraf
Taraf
Kemahiran*l
Paraf
Saksl
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Perawatan
bayi baru
lahir
normal
L
2
3
4
5
KEPE
RAWATAN KELUARGA DAIAM KONTEIG MATERNTTAS
Aktifitas
Jml
Klien
Askep
L
NY.
keluarga
2
Nyg
NV. K
4
NYA
6
7
8
9
10
Supervisi
Keluarga
'*qtdF.
KCPertrnr,l*,
tt
r;ffi,rcrp',1
Pefinaratan rtr
Tempat
RrrJ
0l/
os
lo/azla
oe
/as
to6/tq
93
04
Nn "F
Dtsrnawea
ll lo2ltt
Goggun d+$rE llrP2Aq
Ot
ol
Kgtq ddlnr L9(slw
0t
A
NV.K'
NV. R
NYT
L2
NV, N
13
NY.L
t4
NY,
NY,U
tW"q
r
7n(ozlv
lnftrhhtasfRm +l@h4
fiKlrFncr F$J 2E{otls
Feffithqn
${ot//t+
bQlollv
PsmQ$t|qh FB
rugro?or.r(t
tnfftlttaJ
Corggtrn
frenJ
NY.F
(cennnqr,
C
',at
l0S
;q\
1os
\€4il]l-cr$]
-...l*=z
Saksi
)l h
\g
.s"
I\
S
F
7
)
u.
\
04 los
(_
$
D2l
a Llcf;
Ol.lOS ,
lo(o/14
0q /orll1
'ogrl
OS
8/x
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
_"{:.f.:::'T*,*."
\j.:::'--- r:..i''' --
7e_\1.+
/ N/; :/
o\
lzfn'le
' ''fi't'
(os
64los
^
q
/
I l{i:".'
/oI
2
6$ P{ao
/;iq$r\t
t{or/ta
t'hz\q
''>n{SiPrSn
.a:{f-p}$
/os
nft$lrtojJgdi llloLh.i
NY.
I
0r/oz!n
Ny -9
NV. C
L
r>-hz\4
&ncs$iff
11
15
Tgl
bl$bGfl"th
R
3
5
Dx. Medls
[\'
:-:\
j
KEl,r
(; ..i l'". i : 'i
\ c\
,.1
___
"l
>
7 ri(L
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK INOVASI
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
DI POLIKLINIK DAN RUANG DAHLIA (PERINATALOGI)
DI RSUD CIBINONG
PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS
(SPESIALIS 1)
Supervisor Utama: Dra. Setyowati, S.Kp.,M.App.Sc., PhD
Dr. Yati Afiyanti, S.Kp., MN
Supervisor: Imami Nur Rachmawaty, S.Kp., MSc
Atik Hodikoh, S.Kp., M.Kep.,Sp.Mat
MULHAERIAH
1106122663
PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
i Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin. Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT,
atas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga mahasiswa residensi Ners
Spesialis Keperawatan Maternitas dapat menyelesaikan laporan kegiatan proyek
inovasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di unit Kebidanan
RSUD Cibinong.
Kami mendapatkan banyak sekali bimbingan dan arahan dari berbagai pihak
dalam penyusunan laporan kegiatan proyek inovasi ini. Oleh karena itu, kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dra. Setyowati¸ S.Kp¸ M.AppSc, Ph.D selaku supervisor utama yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam praktik residensi ini.
2. Dr. Yati Afiyanti, S.Kp, MN selaku supervisor utama yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan dukungan yang
bermanfaat selama praktik residensi
3. Imami Nur R, S.Kp.MSc yang telah memberikan bimbingan dan masukan
selama praktik residensi.
4. Atik Hodikoh, S.Kp, Sp.Kep.Mat yang telah memberikan bimbingan dan
masukan selama praktik residensi.
5. dr. VB. Haryanto Kasy, SpOG selaku ketua SMF Kebidanan yang telah
memfasilitasi selama praktik residensi dengan bimbingan dan masukanmasukan yang membangun untuk perkembangan perawat maternitas.
6. DR. Grace S. Rumengan, dr, MARS yang telah memberikan bimbingan dan
masukan dalam penyusunan proyek inovasi
7. Seluruh perawat dan bidan di bagian kebidanan dan kandungan RSUD
Cibinong yang telah banyak membantu kami selama praktik.
Kami berharap semoga laporan kegiatan proyek inovasi ini bermanfaat untuk
mengembangkan
program-program
selanjutnya
yang
berkaitan
dengan
keselamatan pasien. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
ii Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
harapkan. Akhir kata semoga Allah SWT memberkahi apa yang kita lakukan.
Amin.
Depok, Desember 2013
Penulis
iii Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
iv Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatan. Salah satu bentuk pelayanan di RS
adalah pelayanan obstetric dan ginekologi. Ibu dalam masa perinatal dan
bayinya merupakan bagian dari masyarakat yang memanfaatkan pelayanan
obstetric. Ibu beserta pasangan dengan masalah system reproduksi merupakan
bagian dari masyarakat yang juga memanfaatkan pelayanan ginekologi di RS.
RS yang baik akan dapat menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) sebagai salah satu indikator penilaian derajat kesehatan
ibu dan anak.
Indonesia sampai saat ini merupakan negara dengan AKI paling tinggi di Asia.
Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007-2008
kematian ibu hamil dan bersalin mencapai 265 per 100.000 kelahiran hidup. Dari
beberapa kota di Indonesia seperti di Jawa dan di Bali kematian maternal
mencapai 0,7% dari AKI secara nasional per tahunnya. Penyebab utama
kematian ibu, disebabkan oleh perdarahan yang diperkirakan (55-70%) terutama
karena perdarahan postpartum, partus lama hingga kejadian infeksi 15-20% dan
kasus eklampsia (10-15%),
Selain pada ibu, angka kematian bayi (AKB) juga masih tinggi. AKB di negaranegara ASEAN pada tahun 2009 termasuk Indonesia berada pada peringkat 10
dengan angka kematian 30 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama tingginya
AKB adalah masalah pada neonatal. Masalah pada neonatal antara lain asfiksia,
bayi berat badan lahir rendah dan sangat rendah serta infeksi (WHO, 2010).
Pelayanan kesehatan di rumah sakit diharapkan dapat mengatasi masalah para
pengguna layanan kesehatan, Salah satu isu penting yang menjadi perhatian
utama di seluruh rumah sakit di seluruh dunia adalah keselamatan pasien
1 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
(Patient Safety). Di Indonesia, Kementrian Kesehatan juga mendorong agar
keselamatan pasien lebih diperhatikan sehingga kasus kesalahan medik bisa
dihindari. Salah satu upaya untuk memastikan hal tersebut adalah mensyaratkan
standar keselamatan pasien dalam program akreditasi rumah sakit.
The American Hospital Asosiation (AHA) Board of Trustees tahun 1999
mengidentifikasikan bahwa keselamatan dan keamanan pasien (patient safety)
merupakan sebuah prioritas strategik. AHA juga menetapkan capaian-capaian
peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai target utamanya.
Tahun 2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam “To Err Is Human,
Building a Safer Health System” melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien
rawat inap di rumah sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD/Adverse Event). Menindaklanjuti penemuan ini, tahun 2004, World Health
Organization (WHO) mencanangkan World Alliance for Patient Safety, program
bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan keselamatan pasien di
rumah sakit.
Di Indonesia, telah dikeluarkan pula PMKI No.1691/Menkes/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk
tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical
error dan memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) yang berinisiatif
melakukan pertemuan dan mengajak semua stakeholder rumah sakit untuk lebih
memperhatian keselamatan pasien di rumah sakit.
Misi rumah sakit perlu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap
pasien dan mengharuskan rumah sakit untuk berusaha mengurangi medical
error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka
dikembangkan System Patient Safety yang dirancang
permasalahan yang ada.
2 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
mampu
menjawab
Tindakan medis secara umum menyimpan potensi risiko terjadinya kesalahan
medis. Jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf
rumah sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya
kesalahan medis (medical errors). Kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu
kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak
seperti yang diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah
untuk mencapai suatu tujuan (yaitu kesalahan perencanaan). Kesalahan yang
terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Kejadian tidak diharapkan yang berkaitan dengan perawatan selama di rumah
sakit, salah satunya berhubungan dengan masalah infeksi. Pusat pencegahan dan
pengendalian penyakit Eropa (ECDC) memperkirakan kejadian infeksi yang
berkaitan dengan perawatan pada pasien selama di rumah sakit sekitar 5% dari
total pasien yang dirawat dan menyebabkan 37.000 kematian setiap tahunnya.
Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan
bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik
di rumah sakit atau kilink bersalin, dihadapkan kepada resiko terjadinya infeksi.
Kejadian infeksi sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan kejadiannya, dengan
upaya melaksanakan tindakan pencegahan infeksi dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Tepatnya ketika melakukan pertolongan persalinan, karena semua ibu
bersalin sangat mendambakan proses persalinan yang aman, bersih dan sehat
sesuai dengan pilar ketiga Safe Motherhood, yang juga merupakan aspek ketiga
dari lima benang merah asuhan persalinan yang dikategorikan sebagai asuhan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan atau bidan (Saifuddin, 2006).
Petugas kesehatan yang melayani pasien dan staf pendukung semuanya
dihadapkan kepada resiko terinfeksi yang secara potensial dapat membahayakan
jiwa. Penyebaran infeksi yang terjadi di rumah sakit merupakan infeksi
nosocomial/ Health Care Assosiated Infections (HAIs). Infeksi sering kali berasal
3 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
dari alat/ prosedur operasi. Sumber infeksi lainnya bisa berasal dari tangan dokter,
perawat dan pengunjung, alat alat medis dan penggunaan antibiotik yang tidak
rasional (Depkes RI, 2003).
Di Indonesia kejadian infeksi nosokomial pada jenis / tipe rumah sakit sangat
beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI pada tahun 2004 diperoleh
data proporsi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan
jumlah pasien 1.527 orang dari jumlah pasien beresiko 160.417 (55,1%),
sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien dari jumlah
pasien beresiko 130.047 (35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan jumlah pasien
254 pasien dari jumlah pasien beresiko 1.672 (9,1%) (Depkes RI 2004).
Pelayanan kebidanan sebagai salah satu bagian fasilitas pelayanan rumah sakit
tidak terlepas sebagai sumber infeksi nosokomial. Hal ini disebabkan karena
perawatan pasien melibatkan banyak pihak seperti dokter, perawat/bidan,
peralatan medis serta petugas yang bekerja di kawasan rawat inap/rawat
jalan/ruang bersalin/kamar operasi menjadi perantara terjadinya infeksi silang
antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya. Salah satu cara untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit adalah dengan melakukan tindakan
pencegahan infeksi yaitu dengan kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi
(Depkes RI, 2007).
Tindakan pencegahan universal merupakan salah satu strategi yang telah
direkomendasikan oleh Centers for Desease Control and Prevention (CDC)
dalam upaya pengendalian infeksi dan penularan penyakit di sarana kesehatan.
Tindakan pencegahan universal atau Universal Precaution (UP) yaitu suatu cara
penanganan untuk meminimalkan paparan darah dan cairan tubuh dari semua
pasien tanpa memandang status infeksi. Metode ini pertama kali diperkenalkan di
Amerika Serikat tahun 1987, salah satu tujuan utamanya yaitu melindungi tenaga
perawat kesehatan dari penularan penyakit di sarana kesehatan dengan
menekankan pentingnya untuk memperlakukan semua pasien sebagai potensi
yang dapat menularkan infeksi sehingga perlu diambil langkah pencegahan yang
4 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
memadai (Isa, 2006). Prinsip dasar tindakan pencegahan adalah cuci tangan secara
benar, penerapan aseptic antiseptic, dan penggunaan alat pelindung pribadi dalam
upaya mencegah transmisi mikro organisme melalui darah dan cairan tubuh
(Anwar, 2005).
Adapun upaya pokok pengendalian infeksi dan penularan penyakit adalah
tindakan pencegahan infeksi dan penularan penyakit dengan cara memantau dan
meningkatkan perilaku petugas dalam menerapkan prosedur tindakan pencegahan
universal (Pulungsih, 2004). Data CDC yang dikutip oleh Anwar (2005),
menunjukkan bahwa dengan penerapan prosedur tindakan pencegahan universal
sesuai standar yang mengacu pada kebijakan yang direkomendasikan oleh CDC,
di Amerika Serikat angka kejadian infeksi nosokomial pada pasien dapat
diturunkan 27,5% menjadi 9,1% dan angka penularan penyakit pada tenaga
kesehatan dapat diturunkan dari 11,4% menjadi 3,5% (Anwar, 2005). Prosedur
tindakan pencegahan universal mutlak harus diterapkan di rumah sakit termasuk
di kamar bedah. Kamar bedah merupakan suatu unit khusus di rumah sakit tempat
melakukan tindakan pembedahan. Berbagai prosedur pembedahan dan tindakan
invasif memungkinkan perawat terpapar dengan kuman yang berasal dari pasien
melalui darah dan cairan tubuh yang mengandung darah (Anwar, 2005).
RSUD Cibinong Bogor merupakan rumah sakit daerah di kabupaten Bogor
memiliki visi menjadi Rumah Sakit andalan dan dipercaya di Jawa Barat.
Banyaknya kasus ibu hamil
yang membutuhkan pelayanan yang berkualitas
khususnya pada pelayanan di unit kebidanan menuntut penerapan prosedur
tindakan pencegahan universal pada seluruh kegiatan di bagian kebidanan
terhadap semua pasien, karena tidak semua pasien yang dilakukan operasi
terdeteksi terinfeksi HIV, HBV, ataupun HCV.
Di RSUD Cibinong Bogor standar operasional berfungsi untuk mengontrol
tindakan keperawatan, diantaranya adalah tindakan yang berhubungan dengan
pencegahan infeksi nosokomial. Tindakan pencegahan infeksi nosokomial di
rumah sakit meliputi cuci tangan dengan tehnik yang benar, pemakaian alat
5 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
pelindung diri yang tepat, sterilisasi yang benar dan pembuangan sampah yang
baik (Linda Tietjen, 2004).
Adanya beberapa kejadian di ruangan dimana para perawat belum seluruhnya
melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial sehingga mereka dapat
menularkan ataupun tertular penyakit infeksi. Hasil pengumpulan data melalui
kuisioner dan observasi yang telah dilakukan di unit kebidanan RSUD Cibinong
bulan Oktober 2013 menunjukkan bahwa praktik kebersihan tangan oleh petugas
kesehatan telah dilakukan dengan baik. Namun demikian, masih terdapat 38,9%
petugas kesehatan kadang-kadang melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak langsung dengan pasien dan sebelum meninggalkan ruangan atau rumah
sakit. Selain itu, masih terdapat petugas kesehatan di VK yang kadang-kadang
menggunakan masker sebagai alat pelindung diri saat melakukan partus (91,7%),
83,3% kadang-kadang menggunakan alat pelindung mata saat melakukan partus.
Selain itu, masih terdapat petugas kesehatan yang kadang-kadang menggunakan
sarung tangan saat pengambilan sampel darah, pemasangan infus, dan mencuci
alat sebesar 56,3%. Hasil penyebaran kuisioner juga menunjukkan bahwa 42%
petugas kesehatan belum mendapat pelatihan terkait program PPI. Hasil
wawancara terhadap 12 perawat di ruang rawat inap menunjukan bahwa ada 5
perawat/tenaga kesehatan yang belum benar benar memahami mengenai infeksi
nosokomial dan bagaimana cara melakukan tindakan pencegahan infeksi
nosokomial. Hal ini terbukti dengan ketidakmampuan perawat untuk menjelaskan
tentang infeksi nosokomial. Selain itu, perilaku perawat/bidan dalam menerapkan
prosedur tindakan pencegahan universal masih belum sesuai dengan pedoman
pengendalian infeksi nosokomial.
Beberapa faktor yang mempengaruhi petugas kesehatan belum melakukan PPI
yaitu kurangnya disiplin dan kesadaran perawat mengenai pentingnya penerapan
prosedur tindakan pencegahan universal khususnya dalam pemakaian alat
pelindung diri.
Tindakan perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah pengetahuan. Hasil penyebaran kuisioner menunjukkan bahwa
pengetahuan petugas kesehatan di ruang kebidanan tentang PPI masuk ke kategori
6 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
cukup sebanyak 56,3 %. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam
menumbuhkan kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku sehingga
dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimuli terhadap tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2007). Peningkatan pengetahuan merupakan suatu cara
untuk
meningkatkan
kualitas
peneraparan
tindakan
pencegahan
infeksi
nosokomial. Jika kualitas penerapan tindakan pencegahan infeksi nosokomial
meningkat maka jumlah kasus penyakit karena infeksi nosokomial berkurang.
Hal tersebut yang melatarbelakangi pelaksanaan Proyek Inovasi Program Profesi
Ners Spesialis Maternitas di RSUD Cibinong. Berdasarkan fenomena tersebut,
mahasiswa residensi program ners spesialis keperawatan maternitas tertarik untuk
melakukan seminar dan diseminasi mengenai “Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor yang berfokus pada hand
hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi,
serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi”.
1.2. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membuat program untuk pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
untuk mencapai keselamatan pasien (Patient Safety)
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi program yang sudah ada di Unit Kebidanan RSUD
Cibinong Bogor
b. Membuat program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi berupa
panduan/SOP untuk Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor
c. Mensosialisasikan program PPI di setiap Unit Kebidanan RSUD Cibinong
Bogor yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan,
pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi, serta dekontaminasi,
desinfeksi dan sterilisasi.
d. Mengimplementasikan program PPI yang berfokus pada hand hygiene,
alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi,
7 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi di setiap Unit Kebidanan
RSUD Cibinong Bogor
e. Mengevaluasi program PPI yang berfokus pada hand hygiene, alat
pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan luka operasi, serta
dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi di setiap Unit Kebidanan RSUD
Cibinong Bogor
f. Melakukan feedback program PPI pada hand hygiene, alat pelindung
perorangan, pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi, serta
dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi di setiap Unit Kebidanan RSUD
Cibinong Bogor
g. Pelaporan dan rencana tindak lanjut program PPI di setiap Unit Kebidanan
RSUD Cibinong Bogor
1.3. Analisis SWOT
Strength (kekuatan)
a. Memiliki falsafah “Pelayanan paripurna ibu dan bayi risiko tinggi
merupakan prioritas utama pelayanan kami”.
b. Memiliki tujuan:
1) Menciptakan kondisi bagi ibu dan janin agar dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
2) Agar ibu dan janin terhindar dari kesakitan dan kematian
c. RSUD Cibinong merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk wilayah
Bogor dan sekitarnya.
d. Peraturan Kemenkes tentang program pencegahan dan pengendalian
infeksi
e. Pernah
dilakukan
sosialisasi
tentang
Program
Pencegahan
dan
Pengendalian Infeksi
f. Jumlah SDM staf ruang kebidanan, diantaranya S1 Kesehatan Masyarakat
3 orang, D3 Kebidanan 44 orang, D3 Keperawatan 9 orang
g. Komitmen yang tinggi dari kepala SMF Obstetri dan Kebidanan, kepala
bidang keperawatan dan kepala ruangan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas pelayanan rumah sakit.
8 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
h. BOR bulan September 2013: VK 87,96; Anggrek 43,06%; Melati 67,59%¸
Dahlia untuk bayi sehat 47%, Dahlia untuk bayi sakit 90¸50%, ALOS
singkat, BTO tinggi.
i. Sarana pencegahan infeksi yang sudah ada secara lengkap yaitu sarana
cuci tangan dengan air mengalir, cairan desinfektan untuk cuci tangan
j. Di unit kebidanan sudah ada kebijakan yang membahas tentang pemisahan
pasien yang menderita penyakit infeksius dan non infeksius beserta ruang
khusus untuk pasien infeksius
Weakness (kelemahan)
a. Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap ibu perinatal
di unit kebidanan RSUD Cibinong.
b. Sudah terbentuk Tim pelaksana program pencegahan dan pengendalian
infeksi di tingkat rumah sakit akan tetapi belum berjalan secara optimal.
c. Masih terbatasnya SDM yang sudah mengikuti kegiatan pelatihan yang
berkaitan dengan program patient safety terutama mengenai Pengurangan
Resiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
d. SOP tentang hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan
phlebitis dan luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi
belum lengkap
e. Infection prevention and Control Nurse (IPCN) di Unit Kebidanan belum
ada
f. Keterbatasan tenaga kebersihan pada setiap pergantian jaga, sehingga
sampah sering melebihi kapasitas.
Opportunity (kesempatan)
a. Standar akreditasi tentang patient safety di mana di dalamnya terdapat
program pencegahan dan pengendalian infeksi
b. Adanya kebijakan pemerintah dalam asuransi kesehatan berupa SKTM
Jampersal, Jamkesmas, dan Jamkesda
9 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Threats (ancaman)
a. Tuntutan dan harapan masyarakat yang semakin meningkat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih berkualitas.
b. Konsumen yang lebih kritis dan siap menggugat pelayanan yang diberikan
kepada klien.
c. Adanya UU Kesehatan dan UU RS yang melindungi mayarakat sebagai
konsumen.
d. Banyaknya RS yang memiliki daya saing tinggi dalam pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal
Jenis
RS Cibinong
RS Bina Husada
Pelayanan/Fasilitas
RS Sentra
Medika
Pelayanan 24 jam
1. UGD
2. Radiologi
a. Konservatif
b. CT scan terkini
c. USG
d. ECG
e. Carotis doppler
3. Apotek
4. Laboratorium
5. Ambulance
6. Kamar operasi (OK)
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
Pelayanan rawat jalan
1.
2.
3.
4.
Poliklinik umum
Poliklinik spesialis
Poliklinik gigi
Rehabilitasi medik
dan fisioterapi
5. Klinik kulit dan
kecantikan
6. Klinik ahli jiwa
(psikiater dan
10 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
psikolog)
7. Klinik gizi
-
+
-
-
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
-
+
-
-
+
-
-
+
-
+
+
+
+
+
+
Pelayanan rawat inap
1. Perawatan biasa,
VIP, kelas I, II, dan
III
2. Perawatan khusus
ICU/ICCU/NICU/PI
CU, Itermediate
care/Perinatologi
Pelayanan penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
Medical check up
Tread mill
Pelatihan P3K
Senam hamil
Homecare
SDM
1. Spesialis Obsgin
2. Sesialis Anak
Berdasarkan paparan di atas, RS. Cibinong memiliki suatu kekuatan untuk
melakukan program pencegahan dan pengendalian infeksi menuju patient safety.
Namun demikian, masih terbatasnya SDM yang sudah mengikuti kegiatan
pelatihan yang berkaitan dengan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi,
khususnya di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor. Oleh karena itu, tergambar
adanya suatu kebutuhan intervensi yang dapat meningkatkan pengetahuan perawat
dan bidan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang berfokus pada hand
hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan luka operasi, serta
dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi. Intervensi ini diharapkan dapat menjadi
11 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
daya ungkit untuk meningkatkan kualitas penerapan tindakan pencegahan infeksi
nosokomial. Intervensi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas penerapan
tindakan pencegahan infeksi nosokomial sehingga jumlah kasus penyakit karena
infeksi nosokomial berkurang. Dengan demikian, intervensi tersebut juga
bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien
sehingga mampu bersaing dengan rumah sakit di sekitarnya.
1.4. Rencana Kegiatan
Kegiatan yang akan diakukan adalah pembuatan seminar dan workshop dengan
tema Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Unit Kebidanan RSUD
Cibinong Bogor yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan,
pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan
sterilisasi.
Sasaran
Petugas kesehatan dan non kesehatan di Unit Kebidanan RSUD Cibinong
Metode (Jenis Kegiatan):
Metode yang akan kami lakukan adalah seminar dan workshop¸ demonstrasi
Media:
Media yang kami gunakan adalah LCD, Flip Chart, dan Spidol
Waktu Pelaksanaan:
Waktu Pelaksanaan Seminar dan Workshop adalah minggu ketiga bulan
November 2013
Tempat:
Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut di RSUD Cibinong
Susunan Kepanitiaan
Penanggung Jawab
Penasehat
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Direktur RSUD Cibinong
1. Dra. Setyowati, SKP., M.ApSc., PHD
2. Dr. Yati Afiyanti, MN
3. Imami Nur Rachmawaty, S.Kp., MSc.
4. KA SMF Obsgyn
Rita Dewi Sunarno
Windy Natasya
Mulhaeriah
Mulhaeriah
12 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Seksi Acara
Seksi Konsumsi
Seksi Perlengkapan
Seksi Dokumentasi
Susunan Acara
No.
Pukul
1. 09.00-09.15
2.
09.15- 09.45
3. 09.45-10.00
4. 10.00-10.15
Rencana Anggaran
Windy Natasya
Mulhaeriah
Rita Dewi Sunarno
Windy Natasya
Acara
PJ
Sambutan dilanjutkan Pembukaan oleh Windy
Direktur RSUD Cibinong
Presentasi proyek inovasi PPI di Ruang Rita
Kebidanan RSUD Cibinong
Penyampaian POA
Riri
Penutup
a. Penggandaan proposal
Rp 100.000,-
b. ATK (poster, leaflet)
Rp 400.000,-
c. Pertemuan awal (presentasi proposal)
Konsumsi 30 X Rp 25.000,-
Rp 750.000,-
Kebersihan
Rp
30.000,-
d. Pelaksanaan desiminasi dgn perawat/ bidan Ruang Kebidanan
Konsumsi 20 X Rp 25.000,-
Rp 500.000,-
Kebersihan
Rp
30.000,-
e. Presentasi akhir
Konsumsi
30 X Rp 25.000,-
Rp 750.000,-
Kebersihan
Rp
Penggandaan makalah akhir
Rp 100.000,-
f. Lain-lain
30.000
Rp 100.000,Total
Rp 2.790.000,-
(Dua Juta Tujuh ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah)
Cibinong, November 2013
Residen:
(…………………………)
(……….....………………)
13 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
DRAFT PLAN OF ACTION PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI UNIT KEBIDANAN RSUD CIBINONG
N
O.
NAMA KEGIATAN
TUJUAN
1.
Presentasi hasil pengkajian
terkait program
pencegahan dan
pengendalian infeksi di
unit kebidanan
1. Tercapainya
persamaan
persepsi
tentang hasil pengkajian PPI di unit
kebidanan RSUD Cibinong
2. Tercapainya
persamaan
persepsi
tentang masalah yang akan diangkat
terkait Program Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi
di
Unit
Kebidanan RSUD Cibinong Bogor
yang berfokus pada hand hygiene,
alat
pelindung
perorangan,
pencegahan phlebitis dan luka operasi,
serta dekontaminasi, desinfeksi dan
sterilisasi.
1. Tersosialisasinya program PPI untuk
seluruh tenaga kesehatan dan non
kesehatan di unit kebidanan RSUD
Cibinong
2. Meningkatkan
pengetahaun
dan
pemahaman seluruh tenaga kesehatan
dan non kesehatan di unit kebidanan
RSUD Cibinong tentang mekanisme
2.
Diseminasi program
pencegahan dan
penanggulangan infeksi
(PPI)
SASARAN
Seluruh tenaga
kesehatan dan non
kesehatan di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
Seluruh tenaga
kesehatan dan non
kesehatan di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
14 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
TEMPAT
&WAKTU
KEGIATAN
Tempat: Aula RSUD
Cibinong
PENANGGUNG
JAWAB
Waktu: Minggu 1
Nopember 2013
Tempat: Aula RSUD
Cibinong
Waktu: Minggu ke 4
Nopember 2013
1. Bidan Rinanti
2. Windy Natasya
strategi serta panduan terkait program
Program
Pencegahan
dan
Pengendalian
Infeksi
di
Unit
Kebidanan RSUD Cibinong Bogor
yang berfokus pada hand hygiene,
alat
pelindung
perorangan,
pencegahan phlebitis dan luka operasi,
serta dekontaminasi, desinfeksi dan
sterilisasi.
3.
4.
5.
6.
Diskusi bersama
pembuatan mekanisme
strategi kerja sekaligus
penanggung jawab
pelaksanaan program PPI
di unit kebidanan RSUD
Cibinong
Diskusi bersama
pembuatan panduan (SOP)
program PPI di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
Persamaan persepsi hasil
penyusunan SOP program
PPI yang akan diterapkan
di unit kebidanan RSUD
Cibinong
Sosialisasi mekanisme
Terbentuknya mekanisme strategi kerja
sekaligus penanggung jawab pelaksana
program PPI yang telah disepakati
bersama
Seluruh tenaga
kesehatan dan non
kesehatan di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
Tempat:Aula
Terbentuknya panduan (SOP) untuk Seluruh tenaga
pelaksanaan program PPI yang telah kesehatan dan non
disepakati bersama
kesehatan di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
Tercapainya persamaan persepsi tentang Seluruh tenaga
opanduan (SOP) yang telah disusun dapat kesehatan dan non
diuji cobakan
kesehatan di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
1. Terlaksananya ujicoba mekanisme Seluruh tenaga
Tempat: Aula
15 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Waktu: Minggu ke 2
November 2013
Waktu: Minggu ke 3
November
1. Karu beserta
Ka. Tim
2. Rita Dewi S
3. Mulhaeriah
Tempat:....
Waktu: Minggu ke 3
November
Ruang VK dan ruang
1. Bd Kaka
strategi dan panduan
(SOP) program PPI
sekaligus evaluasi
pelaksanaan ujicoba
7.
8.
Penyusunan laporan hasil
evaluasi uji coba
mekanisme kerja dan
panduan (SOP) serta
penyusunan rencana tindak
lanjut pelaksanaan
program PPI di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
Presentasi akhir: pelaporan
hasil kegiatan proyek
inovasi program PPI
kerja dan panduan (SOP) program PPI
di unit kebidanan RSUD Cibinong
2. Diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan
uji cobamekanisme kerja dan panduan
(SOP) program PPI di unit kebidanan
RSUD Cibinong
kesehatan dan non
kesehatan di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
rawat melati
Ruang Poliklinik
Kebidanan
Ruang Perinatal
Waktu : Minggu ke 4
November - minggu
ke 1 Desember 2012
Terbentuknya laporan hasil evaluasi uji Seluruh tenaga
coba mekanisme kerja dan pelaksanaan kesehatan dan non
panduan (SOP)
kesehatan di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
Unit Kebidana n
RSUD cibinong
Waktu minggu ke
2`Desember
Tim Manejerial
keperawatan
Tersamapaikannya hasil perkembangan Seluruh tenaga
program PPI yang dilaksanakan diunit kesehatan dan non
kebidanan RSUD Cibinong
kesehatan di unit
kebidanan RSUD
Cibinong
Tim menejerial
keperawatan, tim PPI
dan ka SMF Obgyn
RSUD Cibinong.
16 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Unit Kebidanan
RSUD cibinong
Waktu minggu ke
3`Desember 2013
(poliklinik)
2. Bd.Dikha dan
Rinanti (nifas)
3. Bd. Rini (
intranatal)
4. Zr Yuyun
(BBL)
5. Tiga mahasiswa
residen
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PPI
DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN RUANG PERINA (DAHLIA)
Pelaksanaan program PPI di rumah sakit sebagai proyek inovasi mahasiswa
residensi keperawatan maternitas 2013 dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan. Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan pendekatan
“Problem Solving for Better Hospital (PSBH)” yang telah disepakati oleh pihak
manajemen rumah sakit, Ka SMF Kebidanan, manajemen perawatan dan staf di
unit kebidanan meliputi poliklinik kebidanan, VK dan PONEK, Anggrek I dan II,
dan Perina (Dahlia). Berdasarkan penetapan prioritas masalah dengan pendekatan
PHBS maka teridentifikasi sebagai berikut:
1. Petugas kesehatan dan non kesehatan
belum semuanya tersosialisasi
dengan program PPI dengan skor 700
2. Belum optimalnya pelaksanaan program PPI dengan skor 625
3. Belum optimalnya tugas pokok komite dan tim PPI dengan skor 600
4. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk program PPI dengan
skor 171
Alternatif penyelesaian masalah sesuai dengan prioritas tersebut diatas adalah
1. Petugas kesehatan dan non kesehatan belum semuanya tersosialisasi dengan
program PPI.
Alternatif penyelesaian masalah :
a. Sosialisasi tentang PPI
Sosialisasi program PPI dilaksanakan pada hari Kamis, 28 November 2013
bertempat di Aula RSUD Cibinong. Sosialisasi dihadiri oleh Kabid dan
Kasi Keperawatan, Komite Mutu, Ka SMF Obsgin, Staf Komite
Keperawatan, Komite PPI RSUD Cibinong, Karu dan Bidan di unit
kebidanan RSUD Cibinong, dan petugas non kesehatan di unit kebidanan
RSUD Cibinong. Sosialisasi diikuti oleh 36 peserta. Materi yang
disampaikan dalam sosialisasi PPI meliputi :
1) Gambaran umum PPI, standar, maksud dan tujuan dan elemen
penilaian PPI oleh Nurlaela, SKM (Komite PPI RSUD Cibinong)
17 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2) Cuci tangan, audit kepatuhan cuci tangan, dan APD oleh Rita Dewi
Sunarno (Mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Maternitas 2013)
3) Pencegahan ILO dan ILI oleh Windy Natasya (Mahasiswa Ners
Spesialis Keperawatan Maternitas 2013)
4) Dekontaminasi,
pembersihan
dan
sterilisasi
oleh
Mulhaeriah
(Mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Maternitas 2013)
5) Standar precautions oleh dr. V.B Haryanto Kasy, SPOG (Ka SMF
Obsgin RSUD Cibinong)
Setelah dilakukan sosialisasi, kegiatan program PPI selanjutnya dilakukan
dengan praktik di ruangan meliputi praktik cuci tangan oleh petugas
kesehatan dan non kesehatan, pemakaian APD, pemberian pendidikan
kesehatan tentang cuci tangan kepada pasien dan keluarga serta
pengunjung sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien, audit
kepatuhan cuci tangan, penyediaan sarana dekontaminasi dan sterilisasi,
penyediaan alat rawat luka single use, dan cara perawatan luka. Kegiatan
prakti PPI dipantau oleh Kepala Ruangan, Komite PPI RS, Kabid
Keperawatan dan Kabid Mutu RS.
b. Membuat media visual tentang PPI
Media visual yang dibuat meliputi 5 praktik cuci tangan (five movements
menurut WHO), cuci tangan dengan air mengalir dan hand rub, jenis APD,
alur dekontaminasi dan sterilisasi, algoritme perawatan luka, dan indeks
visual plebitis. Media tersebut ditempel pada tempat strategis yang mudah
dibaca oleh petugas kesehatan dan non kesehatan.
2. Belum optimalnya pelaksanaan program PPI
Alternatif penyelesaian masalah adalah sebagai berikut :
a. Membuat SOP tentang PPI yang belum ada di ruangan
b. Sosialisasi program kerja PPI ke seluruh ruangan
c. Sosialisasi SOP di ruangan
Alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan adalah sosialisasi
program kerja PPI khususnya di unit kebidanan, pembuatan SOP tentang
PPI yang belum ada di ruangan, sosialisasi SOP dengan komite PPI,
18 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
kepala ruangan, Katim, dan staf di ruangan yang dijadikan proyek
percontohan (Poliklinik Kebidanan, Ponek dan VK, Anggrek I dan II,
Dahlia), dan melaksanakan program PPI di ruangan yang dijadikan proyek
percontohan. Pembuatan SOP PPI yang belum ada di ruangan dilakukan
tanggal 21-30 November 2013. Pembuatan SOP PPI dilakukan oleh
mahasiswa residensi keperawatan maternitas UI 2013 bersama dengan
bidan
yang
tergabung
dalam
struktur
organisasi
PPI,
dengan
penanggungjawab sebagai berikut :
a. Poliklinik dan Perina : Bidan Kakah, AM. Keb, Zr. Yuyun, AMK dan
Mulhaeriah
b. VK dan Ponek
c. Anggrek I dan II
: Bidan Rini, AM.Keb dan Windy Natasya
: Bidan Dika, AM.Keb, Bidan Rinanti AM.Keb
dan Rita Dewi Sunarno
Sosialisasi SOP PPI dilaksanakan pada tanggal 3-13 Desember 2013 di
masing-masing ruangan. Kegiatan sosialisasi SOP PPI dilanjutkan dengan
penerapan PPI di poliklinik kebidanan, VK dan Ponek, Anggrek I dan II,
dan Dahlia.
a. Area Antenatal
Kegiatan PPI di area antenatal dilakukan oleh mahasiswa ners spesialis
keperawatan maternitas bekerjasama dengan Bidan di poliklinik
kebidanan. Kegiatan tersebut meliputi:
1) Menyediakan tissue untuk lap cuci tangan
2) Memasang media visual tentang cucitangan, jenis APD, alur
dekontaminasi, sterilisasi
3) Membuat draft SOP tentang perawatan luka.
4) Menyediakan tempat dekontaminasi alat yang dapat merendam
semua alat untuk pemeriksaan antenatal
5) Melakukan penataan ruangan
b. Area perawatan BBL (Ruang Dahlia)
Kegiatan PPI di area BBL dilakukan oleh mahasiswa ners spesialis
keperawatan maternitas bekerjasama dengan Bidan dan Perawat di
ruang Perina. Kegiatan tersebut meliputi:
19 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
1) Menyediakan tissue untuk lap cuci tangan
2) Membuat media visual tentang cuci tangan, jenis APD, alur
dekontaminasi, sterilisasi
3) Membuat draft SOP tentang cuci tangan, jenis APD, alur
dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pencegahan IADP.
4) Menyediakan tempat dekontaminasi alat yang dapat merendam
semua alat untuk pemeriksaan BBL
5) Menyediakan sarung tangan non steril
6) Penyediaan alat semprot untuk dekontaminasi alas tempat tidur
tahan air, infant warmer maupun troly
7) Pelaksaanaan prosedur tetap yang sudah dibuat
3. Belum optimalnya tugas pokok komite dan tim PPI
Alternatif penyelesaian masalah adalah :
a. Pembuatan tugas pokok komite dan tim PPI
b. Sosialisasi tugas pokok komite dan tim PPI ke seluruh ruangan
c. Implementasi tugas pokok komite dan tim PPI ke seluruh ruangan
d. Evaluasi tugas pokok komite dan tim PPI ke seluruh ruangan
Alternatif
penyelesaian masalah yang dapat dilaksanakan mahasiswa
residensi keperawatan maternitas UI 2013 bersama dengan manajemen rumah
sakit adalah pembuatan tugas pokok komite dan tim PPI serta sosialisasi tugas,
pokok komite dan tim PPI yang dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi
PPI pada tanggal 28 November 2013.
4. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk program PPI
Alternatif penyelesaian masalah adalah :
a. Inventarisasi sarana dan prasarana yang sudah ada
b. Inventarisasi sarana dan prasarana yang belum ada
c. Pengadaan sarana dan prasarana pada unit percontohan
Alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan oleh mahasiswa
residensi keperawatan maternitas UI 2013 bersama dengan manajemen rumah
sakit adalah inventarisasi sarana dan prasarana yang sudah ada, inventarisasi
sarana dan prasarana yang belum ada dan pengadaan sarana dan prasarana
pada ruangan yang dijadikan percontohan.
20 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
BAB III
HASIL EVALUASI PROGRAM PPI
DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN RUANG PERINA (DAHLIA)
Hasil evaluasi adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan data kuisioner dan lembar observasi
a. Kuisioner tentang tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan tentang PPI petugas kesehatan di Ruang Perina dan
Poliklinik Unit kebidanan RSUD Cibinong sebagai berikut:
b. Lembar observasi tentang sikap petugas kesehatan dalam melakukan PPI
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
21 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2) Mencuci Tangan dengan teknik 6 langkah
3) Penggunaan instrumen dengan teknik single used
4) Melakukan dekontaminasi dengan merendam alat pada larutan desinfektan
hingga terendam semua setelah melakukan perawatan pada pasien
22 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
5) Penggunaan sarung tangan pada saat pertolongan bayi baru lahir.
6) Penggunaan sarung tangan saat pengambilan sampel darah, pemasangan
infus.
7) Melakukan teknik Septik dan Aseptik dalam Pemasangan Infus
23 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
8) Melakukan perawatan tali pusat dengan prinsip steril
9) Menyimpan alat yang sudah steril dengan cara dibungkus menggunakan
kain atau kertas
10) Penerapan SOP saat melakukan tindakan
24 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
c. Audit fasilitas cuci tangan
Hasil observasi menunjukkan bahwa audit fasilitas cuci tangan 100%.
d. Audit kepatuhan cuci tangan
Hasil observasi kepatuhan cuci tangan di ruang perina dan poliklinik adalah
82,28% yang menunnjukkan bahwa kepatuhan cuci tangan di ruang perina
adalah kepatuhan intermediate.
2.
Berdasarkan hasil wawancara tentang aspek positif dan kendala penerapan
program PPI
a. Area Antenatal
Berdasarkan wawancara tentang aspek positif dalam penerapan PPI
diperoleh data sebagai berikut:
1) Lebih mudah dan nyaman melakukan cuci tangan dengan tissue
dissposible
2) Lebih mudah melakukan tindakan jika ada SOP
3) Kejadian infeksi dapat diminimalkan
4) Penataan ruangan dipoliklinik membuat staf lebih nyaman dan tertata
karena pasien masuk ke ruangan lebih teratur dan tidak terlalu penuh di
ruangan.
Kendala yang dihadapi :
1) Kurangnya kesadaran dan kemauan untuk melakukan PPI
2) Fasilitas untuk melakukan perawatan luka dengan tehnik single use
terbatas
b. Area perawatan BBL
Berdasarkan wawancara tentang aspek positif dalam penerapan PPI
diperoleh data sebagai berikut:
1) Lebih mudah melakukan tindakan jika ada SOP
2) Infeksi dapat dikendalikan
Kendala yang dihadapi:
1) Tissue dan sabun kadang-kadang tidak tersedia
25 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2) Set perawatan untuk perawtan luka dan penggantian intravenous line
(IVL) yang tersedia kadang-kadang tidak sebanding dengan jumlah
pasien atau bayi
3) Belum ada tim penanggung jawab dalam proses dekontaminasi sampai
sterilisasi sehingga kadang masih menggunakan sterilisator yang ada di
ruangan.
4) Belum bisa membudidayakan cuci tangan pada pengunjung bayi atau
keluarga sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien
Berdasarkan evaluasi tersebut, maka diperlukan rekomendasi sebagai berikut:
1. Sosialisasi PPI perlu dilakukan secara berkala untuk seluruh petugas kesehatan
dan non kesehatan
2. Pembentukan tim penanggunjawab di masing-masing bagian
pelaksanaan dekontaminasi sampai sterilisasi.
3. Pelaksaan surveilance di ruangan
4. Pembuatan mediavisual agar lebih memudahkan dalam pelaksanaan PPI
26 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
seperti
MEKANISME KERJA DALAM MEMPRIORITASKAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING FOR
BETTER HOSPITAL (PHBS)
NO
1
2
3
4
P
5
S
5
Kriteria
Kepentingan
RI PC DU PoC
5
4
5
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
Masalah
Petugas kesehatan dan non kesehatan belum semuanya
tersosialisasi dengan program PPI
Belum optimalnya pelaksanaan program PPI
Belum optimalnya tugas pokok komite dan tim PPI
Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk
program PPI
4
3
3
27 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
4
4
3
5
5
4
Jumlah
PxTxS
T
5
S
5
700
5
5
3
5
5
3
625
600
171
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan program PPI di Poliklinik dan Ruang Perina RSUD Cibinong telah
dilakukan. Setelah pelaksanaan program PPI dilakukan evaluasi. Evaluasi
dilakukan melalui kuisioner untuk melihat perubahan pengetahuan tentang PPI.
Evaluasi juga dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat
perubahan sikap dan perilaku serta kesediaan fasilitas dan prasarana terkait
dengan pelaksanaan PPI setelah dilakukan diseminasi. Observasi meliputi
kegiatan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien atau
bayi, kepatuhan melakukan cuci tangan, ketersediaan fasilitas cuci tangan,
dekontaminasi, sterilisasi, dan wawancara dengan petugas kesehatan di ruangan
tentang aspek positif dan kendala yang dihadapi dalam melakukan program PPI.
B. SARAN
Sosialisasi atau inhouse training tentang PPI sebaiknya dilakukan secara berkala
dan menjadi kebijakan RS. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
kemauan, dan kemampuan petugas kesehatan dan non kesehatan untuk melakukan
PPI dan meningkatkan keselamatan pasien (patient safety). Selain itu, perlu
dilakukan monitoring evaluasi oleh komite dan tim PPIRS secara berkala.
28 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Sufyan. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempangaruhi Infeksi Nosokomial
Luka Operasi Oleh Para Medis Di UPF Redah RSUD Cut Nyak Dien
Meulaboh. Skripsi FKM Unmuha Banda Aceh. Tidak dipublikasikan.
Kemenkes
RI.(2011).
PMKI
No.1691/Menkes/PER/VIII/2011
tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Saifuddin. A.B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Kemenkes RI. (2003). Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta. Depkes RI.
Kemenkes RI. (2007). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: DepKes RI.
Notoatmodjo.(2007). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tietjen, Linda dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas.Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.
29 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PROYEK INOVASI
KEPERAWATAN MATERNITAS
BERBASIS KOMUNITAS
DI KELURAHAN CURUG
KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK
PRAKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS II
Tanggal 27 Januari – 18 Maret 2014
Supervisor Utama : Dra. Setyowati, M.App.Sc. Ph.D
Supervisor: Wiwit Kurniawati, M.Kep., Sp.Kep.Mat
MULHAERIAH
NPM.1106122663
PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
LAPORAN PROYEK INOVASI SOLUSI MENGHADAPI GANGGUAN
MENSTRUASI (NYERI HAID)DI RW 05 KELURAHAN CURUG
KECAMATAN CIMANGGIS
1.1 Latar Belakang
Isu mengenai kesehatan dan perempuan terus mendapatkan perhatian, baik di
kancah nasional maupun internasional. Pemerintah Indonesia memiliki target
mengenai kesehatan reproduksi yang akan dicapai sampai pada tahun 2015 yang
terangkum dalam indikasi keberhasilan program Millenium Development Goals
(MDGs). Kesehatan reproduksi perempuan adalah hal penting yang sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan perempuan. Perempuan dengan tugas
perkembangannya dimulai sejak remaja putri hingga menopause memiliki resiko
mengalami gangguan kesehatan termasuk kesehatan reproduksi (Pinem, 2009).
Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sering menganggu kualitas hidup
perempuan adalah gangguan menstruasi yaitu nyeri haid.
Nyeri haid atau dismenorea merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling
sering dialami terutama pada perempuan muda (remaja). Nyeri haid dapat
mempengaruhi lebih dari 50% dari menstruasi perempuan dan prevalensinya
dilaporkan bervariasi(Calis, 2013). Survei yang dilakukan dari 113 pasien pada
praktek keluarga menunjukkan prevalensinya 29 - 44%, sekitar 90% terjadi pada
perempuan berusia 18 – 45 tahun (Harel & Harel, 2008; Sobczyk, Braunstein,
Solberg, & Schuman, 1978). Prevalensi dismenorea di seluruh dunia dilaporkan
sekitar 15,8 % - 89,5 %, dan angka kejadiannya lebih banyak terjadi pada remaja
(El-Gilany, Badawi, & El-Fedawy, 2005). Angka kejadian nyeri haid di Indonesia
tidak mempunyai jumlah yang pasti, namun di Surabaya didapatkan 1,07% hingga
1,31% dari jumlah penderita yang datang ke bagian kebidanan (Riyanto, 2002).
Dismenorea merupakan gejala yang lazim dijumpai, karena banyak wanita sehat
sampai batas tertentu mengalami rasa tidak enak selama haid (Ricci, 2009).
Dismenorea terdiri dari dua jenis, yaitu dismenorea primer dan yang kedua
1 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
dismenorea
sekunder.
Dismenorea
primer
sering
terjadi
50%
wanita
mengalaminya, biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu 2-3
tahun setelah menstruasi pertama (Calis, 2013). Sedangkan menurut penelitian
yang dilakukan oleh Novia and Puspitasari (2008) angka kejadia dismenorea
primer sekitar 70 %. Dismenorea sekunder lebih jarang ditemukan hanya terjadi
pada 25% wanita yang mengalami dismenorea. Dimana gangguan haid
disebabkan adanya gejala penyakit yang berhubungan dengan kandungan (Calis,
2013).
Nyeri haid belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi yakni keseimbangan hormon dan faktor psikologis
(Baziad, 2008). Nyeri haid adalah suatu gejala dan bukan penyakit. Menurut
(Manuaba, Manuaba, & Manuaba, 2006) gejala yang dirasakan adalah nyeri
panggul atau perut bagian bawah (umumnya berlangsung 8–72 jam), yang
menjalar kepunggung dan sepanjang paha, terjadi sebelum dan selama menstruasi.
Selain itu, tidak disertai dengan peningkatan jumlah darah haid dan puncak rasa
nyeri sering kali terjadi pada saat perdarahan masih sedikit..
Kelainan terjadi pada 60–70% wanita di Indonesia dengan 15% diantaranya
mengeluh bahwa aktivitas mereka menjadi terbatas akibat dismenore. Menurut
Biben (2009) pada sekitar 10% wanita, dismenore ini muncul cukup hebat
sehingga menyebabkan penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas untuk
sementara. Selain kelumpuhan aktivitas, nyeri haid juga merupakan tanda awal
dari gejala penyakit. Nyeri haid juga dapat menyebabkan nyeri perut bagian
bawah, nyeri berkemih dan nyeri senggama. Biasanya sakit ini berlangsung
progresif sepanjang hayat seseorang, bila tidak ditangani dengan baik. Penderitaan
yang menahun ini dapat menyebabkan timbulnya dampak gangguan mental
seperti depresi, gangguan finansial karena banyaknya dana untuk pengobatan dan
gangguan kualitas hidup karena tidak mampu melakukan aktivitas.
Mengingat besarnya angka kejadian dan dampak yang ditimbulkan oleh nyeri haid
yang dialami perempuan, membutuhkan perhatian agar nyeri haid tidak
2 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
mengganggu kualitas hidup perempuan. Hasil pengkajian dan analisis terhadap
situasi dan permasalahan kesehatan perempuan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa Residen Keperawatan Maternitas berupa pelatihan kader kesehatan
reproduksi dengan metode Training of Trainer (TOT). Pelatihan ini diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan kader terhadap kesehatan reproduksi khususnya
gangguan menstruasi (nyeri haid) sehingga para kader terlatih dapat memberikan
informasi kepada kader lainnya dan masyarakat sekitarnya.
1.2 Pengkajian
Pengkajian di RW 05 dilakukan mulai tanggal 3 – 14 Februari 2014 dengan
menggunakan model PRECEDE-PROCEED MODEL. Metode yang digunakan
adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan kuesioner.
1. Sosial
Pengkajian sosial di wilayah RW 05 terdiri dari 5 RT yaitu RT 01, 02, 03, 04,
dan 07 dengan batas wilayah sebelah utara RW 11, sebelah selatan berbatasan
Kelurahan Sukatani, sebelah barat berbatasan dengan RW 07 sedangkan
sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sukatani. Jumlah penduduk di
wilayah RW 05 yaitu 1399 Jiwa dengan jumlah KK sebanyak 346 KK.
Jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu sebanyak 760, anakanak 322, dewasa 991 dan lansia 86. Berdasarkan pekerjaan mayoritas
bekerja sebagai swasta sedangkan perempuan di wilayah RW 05 adalah Ibu
Rumah Tangga. Wilayah RW 05 termasuk wilayah padat penduduk sebagian
besar pendusuk adal pendatang.
RW 05 memiliki 1 Bidan Praktek Swasta, 2 posyandu (posyandu sehat 1 dan
posyandu sehat 2) dan tenaga kesehatan (bidan 1 orang). RW 05 memiliki 10
kader kesehatan (posyandu dan posbindu).
Berdasarkan data di atas maka permasalahan yang ditemukan adalah
1) Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal risiko gender terhadap
kesehatan reproduksi
3 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2) Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal risiko usia terhadap
kesehatan reproduksi
2. Epidemiologi
Secara epidemiologi mencakup data-data mengenai masalah kesehatan yang
ada. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 480 sedangkan jumlah
Wanita Usia Subur (WUS) yaitu 633 orang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan di RW 05 ditemukan
masalah kesehatan perempuan diantaranya 20 0rang mengalami gangguan
pola haid, 3 orang mengalami kehamilan berisiko (7 ibu hamil), 1 orang
mioma uteri, 1 orang infertil, 4 orang keputihan, 5 orang keluhan menopause
dan 2 orang mengalami masalah KB.
Dari hasil pengkajian disimpulkan diagnosa masalah kesehatan perempuan
sebagai berikut :
Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan reproduksi
perempuan pada kasus gangguan menstruasi, menopause, keputihan, infertil
dan permasalahan KB.
3. Perilaku dan Lingkungan
Terkait kesehatan reproduksi¸ adanya persepsi tabu dan malu untuk berbagi
cerita dan pengalaman terkait permasalahan kesehatan perempuan. Perilaku
masyarakat di beberapa RW apabila ada anggoa keluarga yang sakit terlebih
dahulu di memeriksakan ke tabib, apabila tidak ada perubahan mereka baru
akan pergi ke pelayanan kesehatan. Di puskesmas dan kader pun tidak
tersedia data tentang kesehatan perempuan. Fungsi dan peran ganda
perempuan membuat perempuan cenderung terbatas untuk sulit mengikuti
kegiatan sosial dan diskusi.
Pola diet di masyarakat sekarang ini adalah mengkonsumsi makanan rendah
gula dan garam. Di kelurahan Curug terdapat banyak tipe rumah kontrakan
4 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
yang yang memiliki sanitasai yang kurang baik¸ Terdapat banyak rumah pe
kontrakan yang jaraknya berhimpitan, ventilasi dan pencahayaan kurang baik.
Diagnosis perilaku dan lingkungan:
Ketidakmampuan masyarakat mengenal resiko perilaku dan lingkungan
terhadap masalah kesehatan reproduksi.
4. Edukasional dan Organisasional
a. Predisposing factors
 Adanya perasaan malu apabila berdiskusi dan menanyakan masalah
keluhan terkait keputihan
 Adanya ketakutan dipersepsikan negatif di masyarakat bila teradapat
masalah di alat reproduksi terutama para remaja
 Adanya ketidakpercayaan diri untuk mencari tahu secara proaktif ke
tenaga kesehatan
 Fungsi dan peran ganda perempuan membuat perempuan cenderung
terbatas untuk sulit mengikuti kegiatan sosial dan diskusi.
 Belum terlalu faham apa saja yang masuk ke dalam ruang lingkup
kesehatan reproduksi perempuan
 Perilaku masyarakat di beberapa RW apabila ada anggoa keluarga
yang sakit terlebih dahulu di memeriksakan ke tabib, apabila tidak ada
perubahan mereka baru akan pergi ke pelayanan kesehatan.
b. Reinforcing factors
Memiliki
kader
yang
proaktif
dan
memiliki
kemauan
untuk
meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya.
 Terdapat koordinasi dan kerjasama yang baik antara kader,
masyarakat dan pengurus tingkat RT, dengan petugas kesehatan di
Puskesmas Kelurahan Curug.
 Adanya dukungan dari Kepala Kelurahan dan Ketua Tim penggerak
PKK di Kelurahan Curug.
5 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
 Adanya dukungan dari kepala Puskesmas wilayah Cimanggis dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Cimanggis.
 Adanya posyandu dan forum sosial lainnya
 Telah dilakukan pelatihan kader kesehatan reproduksi hasil dari
Pengabdian Masyarakat FIK UI 2012.
 Para kader telah mendapatkan pelatihan IMD dan KP-ASI serta
screening HIV- AIDS
c. Enabling and interving factors
 Ketersediaan UPT PKM Cimanggis
 Ketersediaan Poli KIA di UPT Cimanggis
 Adanya fasilitas pelayanan kesehatan berupa balai pengobatan bidan
praktek swasta serta dokter praktek swasta
Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita sudah pernah dilakukan
ditingkat RW¸ dan juga telah memiliki kader kesehatan reproduksi hasil dari
Pengabdian Masyarakat FIK UI 2012. Kader menginginkan memiliki
kemampuan lebih dalam memberikan informasi yang benar tentang
kesehatan reproduksi wanita. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
kebutuhan akan pembekalan pengetahuan lebih lanjut tentang keputihan¸
dissmenorrhea¸ infertilitas¸ dan menopause.
Berdasarkan hasil pengkajian maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
Ketidaktahuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan perempuan
dan pencegahannya
5. Administratif dan Kebijakan
Adanya program PKK kelurahan Curug terutama POKJA IV yang meliputi:
 Revitalisasi dan sosialisasi RW sehat
 Memantapkan keluarga sadar gizi
 Penyuluhan gizi seimbang kepada ibu hamil dan buteki
6 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
 Pemeriksaan Hb dan pita LILA kepada ibu hamil
 Pemantauan pemberian vitamin A di posyandu bulan Februari dan Agustus
 Penyuluhan IMD dan ASI esklusif
 Memantau pemberian MP ASI
 Meningkatkan kesadaran PUS tentang penggunaan alat reproduksi
 Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
1.3 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan pendekatan preceed dan
proceed model diwilayah RW 05 Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Depok
adalah:
1. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal risiko gender terhadap
kesehatan reproduksi
2. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal risiko usia terhadap
kesehatan reproduksi
3. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan
reproduksi perempuan pada kasus keputihan, infertilitas, keluhan
menopause, gangguan menstruasi, dan permasalahan KB.
4. Ketidakmampuan masyarakat mengenal resiko perilaku dan lingkungan
terhadap masalah kesehatan reproduksi.
5. Ketidaktahuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan perempuan
dan pencegahannya
1.4 Rencana Penyelesaian Masalah
Rencana penyelesaian masalah di Wilayah RW 05 Kelurahan Curug Kecamatan
Cimanggis sesuai permasalahan diatas adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan kader kesehatan reproduksi perempuan dan pelatihan bagi
kader tersebut terkait kesehatan reproduksi perempuan
2. Membuat media pembelajaran berupa lembar balik dan leaflet bersama
dengan kader kesehatan terlatih.
3. Pemberdayaan kader kesehatan perempuan terlatih untuk melaksanakan
penyuluhan bagi warga Kelurahan Curug khususnya ibu – ibu dan kader
7 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
tidak terlatih tentang kesehatan reproduksi perempuan yaitu keputihan,
gangguan dan nyeri haid, infertilitas, penyakit keganasan dan menopause
dengan pendampingan residen menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
4. Memberikan sertifikat pelatihan kepada kader kesehatan
reproduksi
sebagai bukti bahwa kader kesehatan tersebut telah mampu untuk
memberikan informasi kepada masyarakat
1.5 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan proyek inovasi tentang pelatihan kader kesehatan reproduksi
perempuan sebagai upaya peningkatan kemampuan kader untuk berkontribusi
dalam meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan di Kelurahan Curug
Kecamatan Cimanggis, yang telah dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 24 –
25 Februari 2014, di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kader Kesehatan
Mengenai Kesehatan Reproduksi Perempuan
No
Hari/Tanggal
1.
Selasa/
Februari
Jenis
Kegiatan
18 Pemaparan
Tempat
Aula
2014 awal Proyek Kelurahan
pukul 09.00 – inovasi
Curug
11.00
Pelaksanaan Kegiatan
a. Sambutan dari Bapak Lurah
Curug Bapak Purwadi.,S.Sos
b. Sambutan
dari
Kepala
Puskesmas Cimanggis atau
yang mewakili Bidan Hj.
Rusilawati.,Amd.Keb
c. Sambutan dari Supervisor
Utama Ibu Dra. Setyowati,
M.App.Sc., Ph.D
d. Pemaparan
awal
hasil
pengkajian yang dilakukan oleh
mahasiswa
e. Diskusi
bersama
Tokoh
masyarakat, Ketua PKK, dan
kader kesehatan Kelurahan
Curug terkait hasil pengkajian
dan kegiatan yang akan
dilaksanakan
8 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2.
Senin
Februari
/
24 Pelatihan
2014 kader
pukul 10.00 – kesehatan
16.00
Aula
Kelurahan
Curug
reproduksi
perempuan
hari pertama
3.
Selasa/
Februari
pukul
15.30
25 Pelatihan
2014 Kader
09.00- kesehatan
Aula
kelurahan
Curug
perempuan
hari kedua
Selasa/
04 Latihan
melalui komunikasi oleh Ns.
Windy Natasya, M.Kep
reproduksi
kesehatan
4.
a. Pembukaan pelatihan kader
kesehatan oleh Bapak Kepala
Kelurahan Curug
b. Pretest untuk mengetahui
tingkat pengetahuan kader
mengenai kesehatan reproduksi
perempuan sebelum pelatihan
dilakukan
c. Pemberian Materi pelatihan
kader Kesehatan reproduksi
 Materi
1;
Kesehatan
Reproduksi Perempuan oleh
Ns. Mulhaeriah, M.Kep
 Materi 2; Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat untuk
Kesehatan
Reproduksi
Perempuan oleh Ns. Windy
Natasya, M.Kep
 Materi 3; Solusi menghadapi
gangguan menstruasi oleh
Ns. Mulhaeriah, M.Kep
 Materi 4; Infertilitas oleh Ns.
Priharyanti
Wulandari,
M.Kep
 Materi
5;
Penyakit
Degenaratif dan Keganasan
pada Sistem Reproduksi
Perempuan oleh Ns. Kartini,
M.Kep
 Materi 6; Menuju hari tua
yang Bahagia oleh Ns.
Bestfy, M.Kep.
a. Pemberian materi hari kedua:
Membangun
kepercayaan
Rumah
warga
b. Praktek role play penyuluhan
kesehatan dan konseling yang
dibagi ke dalam 5 kelompok
c. Posttest untuk mengetahui
tingkat pengetahuan kader
mengenai kesehatan reproduksi
perempuan setelah pelatihan
dilakukan
1 orang kader terlatih RW 05
melakukan konseling mengenai
9 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Maret
2014 konseling
di
menopause dan seksualitas
pukul 10.00 - RW 05
12.30
5.
Jumat/
Maret
07 Latihan
2014 Penyuluhan
Rumah
Warga
pukul 10.00 – di RW 05
12.00
a. 3 orang kader terlatih RW 05
memberikan
penyuluhan
kepada warga mengenai kanker
serviks, kanker payudara dan
menopause
dengan
menggunakan lembar balik
1.6 Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan proyek inovasi melalui pelatihan kader kesehatan mengenai
kesehatan reproduksi perempuan dilaksanakan dengan metoda observasi,
wawancara, dan kuesioner. Observasi dilaksanakan untuk mengevaluasi
pendidikan kesehatan secara aktif yang diberikan oleh kader kepada masyarakat.
Wawancara dilaksanakan untuk mengevaluasi apakah kader kesehatan yang telah
terlatih telah melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. hambatan
dalam melakukan pendidikan kesehatan / penyuluhan, sedangkan kuesioner
digunakan untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah
dilakukan penyegaran kader.
1. Evaluasi Proses Kegiatan
Proses kegiatan pelatihan ditingkat kelurahan berlangsung selama 2 hari.
Jumlah peserta pelatihan sebanyak 35 orang, perwakilan 3 orang kader untuk
masing-masing RW dengan ditambah 15 kader yang sudah pernah mengikuti
pelatihan di wali kota dan kader yang telah hadir dalam pelatihan di
kelurahan telah mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara. Peserta
pelatihan terlihat antusias dan bersemangat mengikuti pelatihan. Peserta aktif
bertanya serta aktif merespon kegiatan role play penyuluhan kesehatan.
Kegiatan pelatihan kader di tingkat RW dilakukan 6 hari setelah dilakukan
pelatihan ditingkat kelurahan. Kegiatan dilakukan kurang lebih 12 jam selama
10 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2 hari. Dari 40 kader yang diundang, jumlah yang hadir sebanyak 35 orang
kader (85%). Semua materi inti terkait kesehatan reproduksi perempuan yang
disampaikan ditingkat Kelurahan seluruhnya tersampaikan saat kegiatan
penyuluhan ditingkat RW, yang telah disampaikan oleh kader terlatih kepada
masyarakat.
Kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pelatihan ditingkat Kelurahan adalah
waktu yang kurang memadai terkait efektivitas penyampaian seluruh materi
termasuk kesempatan bagi peserta lain untuk mempraktekkan tehnik
penyuluhan menjadi sangat terbatas. Dari 35 kader yang mengikuti pelatihan
di tingkat kelurahan, tidak semua kader berkesempatan untuk mencoba
melakukan penyuluhan seperti yang dicontohkan oleh kader terlatih. Oleh
karena itu, solusi yang dilakukan adalah para kader yang telah mengikuti
pelatihan
di
tingkat
kelurahan
dapat
mengimplementasikan
untuk
memberikan penyuluhan ke masing-masing RW.
Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyuluhan kesehatan oleh beberapa
kader yang sudah dilatih ditingkat kelurahan ke masing-masing RW. Dari 7
kader yang mengikuti pelatihan di tingkat kelurahan hanya 3 kader yang
dapat melaksanakan kegiatan tersebut di RW, sementara 4 kader yang lain
belum mendapatkan kesempatan karena masalah waktu dan beberapa
kepentingan lainnya. Harapannya untuk kader terlatih yang belum
memberikan penyuluhan dapat memberikan penyuluhan kesehatan pada
keluarga yang memiliki masalah kesehatan reproduksi perempuan.
2. Evaluasi Tingkat Pengetahuan dan Kemampuan kader melakukan
penyuluhan
Evaluasi hasil mengacu pada tujuan. Evaluasi hasil dari pelaksanaan pelatihan
kader antara lain adanya peningkatan pengetahuan kader kesehatan RW 05
tentang teknik penyuluhan dan materi kesehatan reproduksi perempuan. Hal
ini dapat dilihat dari peningkatan nilai pre test dan post test yang dilakukan
11 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
setiap pelaksanaan pelatihan kader kesehatan. Nilai rata-rata pre test yang
diperoleh kader adalah 40 dan nilai rata-rata post test 80. Dengan demikian
terdapat peningkatan sebesar 40 yang artinya pengetahuan kader kesehatan
bertambah. Kemampuan kader kesehatan dalam memberikan penyuluhan
kepada warga secara umum sudah baik tetapi kader masih kurang menguasai
materi dan terlihat kurang percaya diri karena bagi kader hal ini merupakan
pertama kalinya dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
perempuan, sehingga dalam pelaksanaannya ditemukan beberapa kendala
terkait metode dan cara komunikasi. Kader juga termotivasi untuk melakukan
penyuluhan
kembali
dalam
rangka
meningkatkan
kemampuannya
memberikan penyuluhan.
Diagram. 1 Tingkat Pengetahuan Kader Mengenai Kesehatan Reproduksi
Dari hasil evaluasi terkait kemampuan kader dalam memberikan
penyuluhan, terdapat peningkatan kemampuan terutama 3 orang kader
yang sudah terlatih di kelurahan. Komponen penilaian terdiri dari 7 item
meliputi : kesesuaian metode/ strategi/ pendekatan/ langkah-langkah
penyuluhan dengan topik dan peserta ; kesesuaian pemilihan alat, media,
dan sumber belajar ; keterampilan membuka dan menutup sesi ;
keterampilan menjelaskan ; keterampilan menggunakan alat dan media ;
keterampilan bertanya (berkomunikasi) ; dan keterampilan mengevaluasi.
Skor tertinggi berjumlah 100 dengan rentang perolehan skor 45-65
dikategorikan
kurang,
66-80
dikategorikan
12 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
cukup,
dan
81-100
dikategorikan baik. Rata-rata nilai yang diperoleh dari 3 kader terlatih
tersebut adalah 66-80 dikategorikan “baik”. Berikut hasil evaluasi
kemampuan menyuluh dari 3 orang kader perwakilan RW 05 yang telah
di latih di kelurahan :
Diagram 2 Kader 1 Ibu Endang (RW 05) Melakukan Praktik Konseling
Diagram 3 Kader 1 Ibu Endang (RW 05) Melakukan Praktik Penyuluhan
Diagram 4 Kader 2 Ibu Amah (RW 05) Melakukan Praktik Penyuluhan
13 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Diagram 5 Kader 3 Ibu Amih (RW 05) Melakukan Praktik Penyuluhan
Dari hasil evaluasi kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan dan
konseling yang tergambar dalam diagram diatas, terlihat bahwa terjadi
peningkatan kemampuan masing-masing kader yang telah terlatih di tingkat
kelurahan dalam memberikan penyuluhan. Beberapa faktor yang mendukung
peningkatan kemampuan kader meliputi waktu pelatihan yang disediakan
cukup memadai untuk mempelajari materi yang diberikan, adanya praktek
langsung tiap-tiap kader dalam memberikan penyuluhan baik di tingkat
kelurahan
maupun ditingkat RW serta kemampuan
internal dalam
memberikan penyuluhan yang telah dimiliki oleh kader tersebut.
Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap kemampuan 3 orang kader perwakilan
RW 05 dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
permasalahan kesehatan reproduksi menunjukkan rata-rata pencapaian skor
berada pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena merupakan
pengalaman pertama bagi kader untuk memberikan penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi perempuan sehingga kader kurang menguasai materi dan
kurang percaya diri.
1.7 Rekomendasi
1. Memasukkan program penyuluhan kesehatan perempuan dalam program
Pokja 4 sehingga kegiatan ini menjadi kegiatan rutin setiap bulannya yang
diadakan pada setiap pertemuan di tingkat RT yang ada di RW 05
2. Melakukan program tabungan kesehatan reproduksi perempuan (Takespro)
untuk program pemeriksaan /deteksi dini secara rutin setiap tahunnya.
14 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
3. Melakukan pengumpulan data tentang kesehatan perempuan setiap bulannya
pada setiap pertemuan PKK tingkat RT.
4. Melakukan penyegaran keilmuan bagi para kader secara terprogram, disertai
penjaringan dan pembentukan regenarasi para kader kesehatan di wilayah
RW.
1.8 Kesimpulan
2. Pengetahuan kader kesehatan tentang kesehatan reproduksi pada
perempuan meningkat setelah diberikan materi tentang kesehatan
reproduksi pada perempuan
3. Kemampuan kader kesehatan dalam memberikan penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi pada perempuan masih perlu ditingkatkan lagi.
1.9 Saran
2. Puskesmas diharapkan dapat melanjutkan pembinaan dan mengobservasi
kader kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan masalah
reproduksi perempuan.
3. Ketua RW dapat memberikan dukungan kepada kader kesehatan dalam
menjalankan tugas dan memberikan penghargaan untuk kader yang aktif
memberikan informasi kesehatan reproduksi pada perempuan.
4. Kader kesehatan diharapkan dapat
mengembangkan diri dengan
menambah pengetahuan melalui membaca, mengikuti seminar kesehatan
sehingga informasi yang disampaikan lebih berkualitas.
15 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Baziad, A. (2008). Endokrinologi ginekologi (3 ed.). Jakarta: Media Aesculapius
FK UI.
Biben, A. (2009). Waspadai nyeri haid. Pikiran Rakyat, 1, 23.
Calis, K. A. (2013). Dysmenorrhea Retrieved 15 Februari 2014, from
http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview#a0156
El-Gilany, A. H., Badawi, K., & El-Fedawy, S. (2005). Epidemiology of
dysmenorrhoea among adolescent students in Mansoura, Egypt. Eastern
Mediterranean Health Journal, 11(1).
Harel, Z., & Harel. (2008). Dysmenorrhea in Adolescents. Annals of the New York
Academy of Sciences, 1135(1), 185-195.
Manuaba, I. A. C., Manuaba, I. B. G. F., & Manuaba, I. B. G. (2006). Memahami
kesehatan reprodukdi wanita (2 ed.). Jakarta: EGC.
Novia, I., & Puspitasari, N. (2008). Faktor sisiko yang mempengaruhi kejadian
dismenore primer. The Indonesian Journal of Public Health, 4(2), 96-104.
Pinem, S. ( 2009). Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: Penerbit Trans
Info Media.
Ricci, S. S. (2009). Essential of maternity, newborn, and women's health nursing
(Second ed.). Philadelphia, PA: Wolters Kluwer Lippincott Williams and
Wilkins.
Riyanto, H. (2002). Nyeri haid pada remaja. Gemari, 12.
Sobczyk, R., Braunstein, M. L., Solberg, L., & Schuman, S. H. (1978). A case
control survey and dysmenorrhea in a family practice population: a
proposed disability index. The Journal of family practice, 7(2), 285-290.
16 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Lampiran 1
LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN DASAR KADER TENTANG
KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN
Nama Kader.: ____________________________
Alamat: ____________________________
Hari/Tgl: ____________________________
Penilaian:
(4) sangat baik,
(3) baik
(2) cukup baik
(1) kurang baik
(0) tidak terobservasi
No
Komponen
Skor
Keterampilan
1
Kesesuaian
metode/
strategi/pendekatan/
langkah-
langkah penyuluhan dengan topik dan peserta
2
Kesesuaian pemilihan alat, media, dan sumber belajar
3
Keterampilan membuka dan menutup sesi
4
Keterampilan menjelaskan
5
Keterampilan menggunakan alat, media
6
Keterampilan bertanya (berkomunikasi)
7
Keterampilan mengevaluasi
Catatan khusus:
Nilai:
x100%=
28
Observer : _____________________________ Tanda tangan: __
17 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Catatan
Lampiran 2
Soal Pre Test Pelatihan Kader Kesehatan Reproduksi Kelurahan Cimanggis
Nama
:
Asal RW
:
Pertanyaan ini terdiri dari 2 bagian yaitu pilihan ganda dan pertanyaan benar salah
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang benar untuk pertanyaan berikut ini:
1. Perempuan yang beresiko mengalami nyeri haid adalah...
a. Haid pertamakali pada usia di atas 12 tahun
b. Belum pernah hamil
c. Menstruasi sedikit
d. Tidak merokok
2. Cara mengatasi nyeri haid adalah....
a. Kompres dengan air dingin pada area yang sakit
b. Minum air hangat atau susu hangat
c. Melakukan aktivitas/kegiatan sehari-hari
d. Makan-makan yang berlemak seperti daging, telur
3. Ketidakmampuan dari pasangan untuk hamil setelah 12 bulan berhubungan
suami isteri secara rutin tanpa kontrasepsi/pengaman, disebut......
a. Gangguan kesuburan/kemandulan
b. Kesuburan
c. Kehamilan
d. Keguguran
4. Dibawah ini yang termasuk penanganan ketidaksuburan/kemandulan adalah........
a. Selalu berpikiran negatif
b. Sering minum alkohol, minuman bersoda
c. Kurang istirahat
d. Ubah gaya hidup dan kebiasaan bersenggama (hubungan seksual)
18 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
5. Di bawah ini adalah tahapan-tahapan klimakterium:
a. premenopause, menopause, pascamenopause
b. menopause, premenopause, pascamenopause
c. pascamenopause, menopause, premenopause
d. menopause, pascamenopause, premenopause
6. Upaya-upaya untuk mengatasi keluhan menopause adalah...
a. Makan makanan tinggi lemak
b. Berfikirlah bahwa menopause itu sesuatu yang wajar
c. Mengurung diri di rumah dan tidak mau bersosialisasi
d. Hindari makanan tinggi unsur kedelai
B. Pertanyaan Benar Salah
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan jawaban "benar" atau "salah"
1. Semua jenis keputihan adalah tidak normal dan merupakan tanda penyakit.
Jawaban:
2. Cara membasuh vagina yang benar setelah buang air adalah dari arah depan ke
belakang
Jawaban:
3. Diteksi dini kanker serviks dengan cara pap smear dan IVA
Jawaban:
4. Keluhan yang banyak dirasakan pasien saat kemoterapi adalah mual. Maka kita
perlu menganjurkan pasien kemo untuk makan selagi hangat.
Jawaban:
5. Keluhan lain yang dirasakan pasien saat kemo yaitu rambut rontok. Maka anjurkan
pasien untuk keramas menggunakan shampoo bayi.
Jawaban:
19 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Lampiran 3
Tabulasi Hasil Pre Test Dan Post Test Pelatihan Kader Kesehatan Di Kelurahan
Curug Kecamatan Cimanggis Depok
NO
NAMA
ALAMAT
KADER
1
Rohayati
RT 03 / RW
PRE
POST
PENINGKATAN
TEST
TEST
40
90
50
40
70
30
50
80
30
40
90
50
60
80
30
50
70
20
60
90
30
40
70
30
40
70
30
60
Tidak
-
10
2
Lena
RT 03 / RW
10
3
Lilis Harleni
RT 03 / RW
10
4
Nanik
Tri
Handayani
5
Sunarsih
RT 05 / RW
02
RT 05 / RW
02
6
Rokiyah
RT 05 / RW
02
7
Endang
RT 01 / RW
05
8
Aminah
RT 06 / RW
04
9
Dahlia
RT 03 / RW
07
10
Magdalena
RT 06 / RW
07
11
Lasni
hadir
RT 06 / RW
50
80
30
40
80
40
60
80
20
60
80
20
07
12
Suparmi
RT 01 / RW
04
13
Een Suherni
RT 03 / RW
06
14
Heni Rahayu
RT 04 / RW
06
20 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
15
Sri Mulyani
RT 09 / RW
40
70
30
50
80
30
50
80
30
60
90
30
40
Tidak
-
08
16
Surati
RT 09 / RW
08
17
Jumiyem
RT 01 / RW
04
18
Juriah
RT 01 / RW
04
19
Ika Ratnika
RT 06 / RW
04
20
Sri Rahayu
hadir
RT 10 / RW
60
90
30
30
50
20
40
70
30
40
80
40
60
80
20
50
80
30
50
70
20
40
60
20
60
70
10
70
90
20
70
90
20
50
80
30
08
21
Dwi Kurniati
RT 01 / RW
11
22
Umi Hasanah
RT 01 / RW
11
23
Madiyem
RT 01 / RW
01
24
Djubaida
RT 03 / RW
06
25
Ratnasari
RT 05 / RW
11
26
Muryati
RT 03 / RW
11
27
Sri Hartati
RT 03 / RW
05
28
Sudarini
RT 07 / RW
04
29
Yulianah
RT 06 / RW
02
30
Isah Ruisah
RT 03 / RW
02
31
Amah
RT 04 / RW
05
21 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
32
Amih
RT 04 / RW
50
80
30
30
60
30
40
80
40
50
90
40
05
33
Mahatih
RT 07 / RW
05
34
Asminatun
RT 07 / RW
05
35
Maryati
RT 07 / RW
05
22 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Lampiran 4
Hasil Evaluasi Kemampuan Para Kader Terlatih Kader Kesehatan Reproduksi
Dalam Memberikan Penyuluhan Kepada Masyarakat
Di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Depok
NO
1.
Tanggal dan Jam
Nama Kader
Nilai di
Tempat
Pelaksanaan
Terlatih
Kelurahan
Pelaksanaan
03 Maret 2014
Ibu Rini
75
RW 04
Metode
Penyuluhan
Media
Lembar Balik
Jam 10.00 WIB
2.
03 Maret 2014
Materi
Nilai di Tingkat
Penyuluhan
RW
Menopause dan
82
Keputihan
Ibu Ika
75
RW 04
Penyuluhan
Lembar Balik
Nyeri Haid
80
Ibu Suparmi
70
RW 04
Penyuluhan
Lembar Balik
Keputihan
76
Ibu Lena
70
RW 10
Penyuluhan
Lembar Balik
Keputihan
80
Ibu Lilis
80
RW 10
Penyuluhan
Lembar Balik
Nyeri Haid
88
Ibu Magdalena
80
RW 07
Penyuluhan
Lembar Balik
Keputihan
94
Ibu Dahlia
75
RW 07
Penyuluhan
Lembar Balik
Infertilitas
80
Ibu Endang
75
RW 05
Konseling
Leaflet
Jam 10.00 WIB
3.
03 Maret 2014
Jam 10.00 WIB
4.
04 Maret 2014
Jam 10.00 WIB
5.
04 Maret 2014
Jam 10.30 WIB
6.
04 Maret 2014
Jam 14.00 WIB
7.
04 Maret 2014
Jam 14.30 WIB
8.
04 Maret 2014
23 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Seksualitas
dan
80
Jam 10.00 WIB
9.
04 Maret 2014
Menopause
Ibu Madiyem
75
RW 01
Konseling
Lembar Balik
Ibu Isah
78
RW 02
Penyuluhan
Lembar Balik
Infertilitas
81
Jam 11.00 WIB
10.
04 Maret 2014
Jam 13.00 WIB
11.
04 Maret 2014
Keputihan
dan
86
Menopause
Ibu Juariah
70
RW 02
Penyuluhan
Lembar Balik
Nyeri Haid
78
Ibu Nani
70
RW 02
Penyuluhan
Lembar Balik
Keputihan
80
Ibu Yuliana
80
RW 02
Penyuluhan
Lembar Balik
Ca. Mamae
94
Ibu Djubaedah
75
RW 06
Penyuluhan
Lembar Balik
Menopause
86
Ibu Heny
70
RW 06
Penyuluhan
Lembar Balik
Infertilitas
80
Ibu Ratna
78
RW 11
Penyuluhan
Lembar Balik
Ca. Servix
85
Ibu Dwi Kurniati
65
RW 11
Penyuluhan
Lembar Balik
Menopause
70
Ibu Umi Khasanah
65
RW 11
Penyuluhan
Lembar Balik
Ca. Payudara
72
Jam 13.30 WIB
12.
04 Maret 2014
Jam 14.00 WIB
13.
04 Maret 2014
Jam 14.30 WIB
14.
05 Maret 2014
Jam 10.00 WIB
15.
05 Maret 2014
Jam 10.30 WIB
16.
06 Maret 2014
Jam 10.00
17.
06 Maret 2014
Jam 10.00
18.
06 Maret 2014
24 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Jam 10.00
19.
06 Maret 2014
Ibu Sri Rahayu
78
RW 08
Penyuluhan
Lembar Balik
Ca. Servix
83
Ibu Sri. M
70
RW 08
Penyuluhan
Lembar Balik
Menopause
80
Ibu Surati
70
RW 08
Penyuluhan
Lembar Balik
Nyeri Haid dan
80
Jam 14.30
20.
06 Maret 2014
Jam 14.30
21.
06 Maret 2014
Jam 14.30
22.
07 Maret 2014
Keputihan
Ibu Endang
78
RW 05
Penyuluhan
Lembar Balik
Jam 10.00
Menopause,
83
Nyeri Haid dan
Infertilitas
23.
07 Maret 2014
Ibu Amah
70
RW 05
Penyuluhan
Lembar Balik
Infertilitas
75
Ibu Amih
78
RW 05
Penyuluhan
Lembar Balik
Nyeri Haid
85
Ibu Yati
80
RW 10
Penyuluhan
Lembar Balik
Menopause
85
Ibu Lena
70
RW 10
Penyuluhan
Lembar Balik
Nyeri Haid
80
Jam 10.00
24.
07 Maret 2014
Jam 10.00
25.
08 Maret 2014
Jam 13.00
26.
08 Maret 2014
Jam 13.00
25 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
MateriPelatihan
SOLUSIMENGATASIMASALAHHAID
Dismenore(NyeriHaid)
Nyerihaidataumenstruasiyangmenimbulkannyerimerupakansalahsatumasalah
ginekologi yang dialami perempuan pada berbagai tingkat usia. Nyeri haid
merupakan nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi.Nyerihaidmenyebabkannyeripadaperutbagianbawahdantungkai.
Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang
terusmenerusada.
Menurut Baziat (2008) nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu
penyakit. Hampir semua wanita mengalami nyeri haid atau rasa tidak enak pada
perutsebelumdanselamahaid.Perasaannyeripadawaktuhaiddapatberupakram
ringanpadabagiankemaluansampaiterjadigangguandalamtugassehari‐hari.
FaktorRisikoterjadinyanyerihaid
Faktorrisikoterjadinyanyerihaidantaralain:Usiamenarche(haidpertamakali)
berusia kurang dari 12 tahun, nullipara (belum pernah mengalami kehamilan),
menstruasi banyak dan lama, merokok, komsumsi alkohol, mempunyai riwayat
keluargadengannyerihaid(Ricci,2009)
Jenis‐jenisnyerihaid
Secaraklinis,nyerihaiddibagidua,yaitunyerihaidprimerdannyerihaidsekunder
(Manuaba.,et.al,2006):
1. Nyerihaidprimeradalahnyerihaidyangterjadisejakpertamakalidatang
haid. Nyeri haid ini disebabkan oleh faktor dari dalam rahim dan
berhubungan erat dengan ketidakseimbangan hormon seks perempuan
tanpaadanyakelainananatomisalatkelamin.
2. Nyeri haid sekunder yaitu nyeri haid yang disebabkan adanya kelainan
pada alat kelamin, antara lain infeksi, endometriosis/ kelainan selaput
26 | P a g e Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
rahim, kista ovarium, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks, tumor
padapanggul,pemakaianIUDatauAKDR
Tandadangejalanyerihaid

Kram/sakitperut,nyeri8jamsebelummenstruasiatauselama48–72
jamnyerisamapipinggang,punggungbawahdankemaluan

Nyerimenggangguaktivitassehari‐hari

Mual/muntah/perutkembung,diare

Sakitkepala/pusing

Demam

Payudaraterasasakit

Mudah emosi/iritability, mudah lelah, capek, konsentasi menurun,
depresidanpingsan
CaraMengatasinyaNyeriHaid
Adabanyakhalyangdapatdilakukanmulaidarihalyangsederhana,pemakaianobat‐
obatan,hinggaterapihormonal.Berikutinibeberapatipsuntukmencegahnyerisaat
haid(Ricci,2009):

Olahragaringansaathaid,namunhindariolahraga
berat. 
Hindarikonsumsialkohol,kopi,danjugacoklat
karenadapatmeningkatkankadarestrogenyang
nantinyadapatmemiculepasnyaprostaglandin.
Hindarijugamakananbersuhudinginmisalnyaes
krim.

KonsumsivitaminE,vitaminB6,atauminyakikan. 
Konsumsisayurandanbuah‐buahansertamakanan
rendahlemak.
Beberapahalyangdapatkitalakukanuntukmengatasisakitperutsaathaid:

Kompresdenganbotolpanas(hangat)tepatpadabagianyangterasa
kram(bisadiperutataupinggangbagianbelakang
27 | P a g e Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014

Mandiairhangat,bolehjugamenggunakanaromaterapiuntuk
menenangkandiri

Minumminumanhangatyangmengandungkalsiumtinggi

Mengosok‐gosokperut/pinggangyangsakit

Ambilposisimenunggingsehinggarahimtergantungkebawah.Inibisa
membanturelaksasi

Tariknapasdalam‐dalamsecaraperlahanuntukrelaksasi.
Obat‐obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik
(penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat terutama yang mengandung
antara lain asam mefenamat, ibuprofen, diclofenac sodium atau naproxenen dalam
komposisi obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari. Apabila penggunaan obat‐
obatan analgesik tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal sesuai ajuran
dokter.Bila keluhan nyeri dapat dihilangkan dengan cara sederhana maka hal itu jauh
lebih baik daripada penggunaan obat‐obatan karena obat‐obatan akan menimbulkan
ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri dan menimbulkan efek samping yang
tidak diinginkan. Prinsip terapi pada nyeri saat haid primer sama dengan sekunder,
akan tetapi lebih baik bila Anda berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis
kandunganuntukpenangananlebihlanjut.
Perankaderdalammembantumengatasimasalahmenstruasi

Memberipemahamankepadaperempuanyangmengalaminyerihaid

Memberikanpenjelasancaramencegahdanmengatasinyerihaid

Melakukanrujukanketempatpelayananyangmemadai
Referensi:
Baziad,A.(2008).Endokkrinologiginekologi(Edisi3).Jakarta:MediaAesculapiusFKUI
Manuaba,I.A.C.,Manuaba,I.B.G.F., &Manuaba,I.B.G.(2006).Memahamikesehatan
reprodukdiwanita(Edisi2).Jakarta:EGC
Ricci,S.S.(2009).Essentialofmaternity,newborn,andwomen'shealthnursing(Second
ed.).Philadelphia,PA:WoltersKluwerLippincottWilliamsandWilkins.
28 | P a g e Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
29 | P a g e Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PROYEK INOVASI
INTERVENSI MANAGEMENT CARE OF SYMPTOMS (FATIGUE)
MELALUI PSIKOEDUKASI PADA PASIEN KANKER GINEKOLOGI
DIRUANG RAWAT ONKOLOGI GINEKOLOGI RSUPN
CIPTOMANGUNKUSUMO JAKARTA
Supervisor utama:
Dr. Yati Afiyanti, MN
Supervisor:
Ns. Tri Budiati, M.Kep, Sp.Kep. Mat
OLEH :
MULHAERIAH
1106122663
PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2014
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2
Prakata
K
eperawatan maternitas merupakan area yang berkaitan dengan
kondisi antenatal, intranatal, postnatal, bayi baru lahir, dan kesehatan
reproduksi. Berbagai kondisi sangat menarik untuk ditelaah terkait
salah satunya adalah pada gangguan kesehatan perempuan khususnya masalah
kanker gynekologi.
Perempuan dengan masalah kanker gynekologi adalah suatu kondisi dimana
terdapat akumulasi berbagai gejala baik fisik, psikologis dan situasional. Hal ini
tentunya merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pada
biopsikososiospritual pasien. Sebagai perawat yang bertugas di area keperawatan
maternitas tentunya haruslah memiliki kemampuan untuk membantu pasien dalam
melewati masa-masa tersebut.
Sehubungan dengan hal itu maka mahasiswa di pendidikan keperawatan pada
umumnya dan mahasiswa program residensi keperawatan maternitas II khususnya
harus memiliki bekal keilmuan dalam melakukan asuhan keperawatan secara
mandiri guna menurunkan gejala fisik, psikologis dan situasional melalui
intervensi psikoedukasi. Melalui laporan proyek inovasi ini telah dipaparkan
beberapa hal yang harus diketahui oleh perawat di pendidikan maupun diklinik
meliputi gejala-gejala yang muncul pada pasien kanker ginekologi, intervensi
psikoedukasi dan evidence based nursing yang mendukung intervensi tersebut.
Laporan ini berjudul intervensi management care of symptoms
melalui
psikoedukasi pada pasien kanker ginekologi diruang rawat oncologi ginekologi
RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta. Psikoedukasi merupakan bentuk edukasi
yang bersumber pada asumsi yang didukung secara ilmiah bahwa sebagian besar
reaksi emosi dan perilaku diperoleh melalui pembelajaran. Intervensi ini bertujuan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
3
untuk membantu pasien mempelajari cara bereaksi terhadap tujuan yang
diinginkan. Berdasarkan paparan tersebut diatas, laporan ini memiliki sistematika
penulisan yaitu pendahuluan, laporan kegiatan, rencana tindak lanjut serta
kesimpulan dan saran.
Bab I Pendahuluan, akan memaparkan alasan atau latar belakang perlu
dilakukannya psikoedukasi pada pasien kanker gynekologi. Bab II Laporan
kegiatan, penekanan pada bab ini adalah laporan kegiatan dari mahasiswa pada
masing-masing gejala meliputi fisik, psikologis dan situasional. Laporan kegiatan
ini mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Bab III Rencana tindak lanjut, rencana usulan yang perlu ditindak lanjuti oleh
pihak rumah sakit. Bab IV Kesimpulan dan saran. Pada akhirnya dengan
mengucapkan syukur, kami sebagai penulis mengucapkan selamat mempelajari
laporan ini, semoga memperoleh nilai kemanfaatan dengan hal tersebut. Tiada
suatu hal yang sempurna melainkan milik Tuhan pencipta alam semesta. Untuk itu
kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Mahasiswa residen
Keperawatan Maternitas
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
4
Daftar isi
Prakata …………………………………………………………………
2
Daftar Isi ……………………………………………………………….
4
Bab I
Bab II
Pendahuluan ………………………………………….
5
Tujuan ………………………………………………….
11
Manfaat ………………………………………………..
11
Laporan Kegiatan Proyek Inovasi .........................
13
2.1 Presentasi hasil pengkajian……………………..
13
2.2 Pelatihan perawat………………………..
13
2.3 Implementasi kegiatan……………………
16
2.4 Evaluasi………………………………………..
18
2.4.1 Evaluasi proses kegiatan…………………….
18
2.4.2 Penilaian kualitas hidup pasien kanker……
19
2.4.3 Kemampuan perawat memberikan pelayanan
psikoedukasi………………….........................
2.5 Pembahasan.........................................................
20
23
Bab III
Rencana Tindak Lanjut …………………………………
26
Bab IV
Kesimpulan & Saran …………………………………
28
Daftar Pustaka ………………………………………………………..
29
Lampiran
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat baik didunia maupun di Indonesia. WHO memperkirakan
setiap tahun, 12 juta orang diseluruh dunia menderita kanker
dan 7,6 juta
diantaranya meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang
akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030
(WHO, 2005).
Riskesdas (2007) menyatakan kanker merupakan penyebab kematian ke tujuh
(5,7%) setelah stroke, tuberculosis, hipertensi, cidera, peinatal dan diabetes
mellitus. Prevalensi angka kejadian kanker meningkat seiring bertambahnya usia
dimana kelompok usia 44-54 tahun adalah kelompok yang tertinggi yaitu
sebanyak 1,5% dan paling banyak pada perempuan (Depkes, 2006). Data ini
menunjukan bahwa kanker walaupun saat ini berada pada urutan ketujuh
merupakan ancaman yang serius terhadap kesehatan individu dan cenderung
untuk meningkat setiap tahunnya.
Perempuan dengan kanker gynecologi potensial menghadapi berbagai prosedur
pengobatan, yaitu: kemoterapi, pembedahan, dan radioterapi (Warnock, 2005).
Pasien dengan kanker sering melaporkan lebih dari satu gejala pada waktu
tertentu dan lebih signifikan ketika menerima kemoterapi atau terapi radiasi
(Chang, Hwang, Feuerman, & Kasimis, 2002; Feyer, Kleeberg, Steingraber,
Gunther, & Behrens, 2008). Diagnosa kanker dapat mempengaruhi kondisi
perasaan dan pengalaman pasien terutama perasaan takut, nyeri dan kecemasan.
Pasien kanker beresiko mengalami gangguan mood selama ataupun setelah
pengobatan, gangguan tidur dan kelelahan. Beberapa diantaranya mengalami,
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
6
ansietas, kelemahan, gangguan mood, dan depresi (Deng & Cassileth, 2005),
mual (Mansky & Wallerstedt, 2006), nyeri (Gatlin & Sculmeister, 2007).
Keluhan yang dirasakan pasien kanker meliputi gejala fisik, psikologis dan
situasional yang saling berinteraksi antar gejala. Pasien kanker dengan nyeri
pada lokasi kankernya
akan mengalami kelemahan, kecemasan, mual dan
muntah, gangguan tidur dan gangguan spiritual (Dodd, Miaskowski, dan Paul,
200; Beck et al, 2005; Francoeur, 2005; Hickok, Morrow, Roscoe, Mustian, &
Okunieff , 2005; Miaskowski et al, 2006; Miaskowski & Lee, 1999).
Penanganan satu gejala saja belum mampu mengatasi gejala yang lain. Pasien
dengan kanker sering mengalami beberapa gejala-gejala (Potter, Hami, Bryan, &
Quigley, 2003; Saini et al , 2006; Teunissen, de Graeff, Voest, & de Haes,
2007), gejala tertentu cenderung terjadi bersama-sama. Gejala seperti mual dan
muntah ditemukan terjadi secara bersamaan, atau disebut juga cluster. Seperti
adanya hot flashes dan nyeri serta perubahan selera makan, dan penurunan berat
badan (Chen &Lin , 2007; Gift, Jablonski, Stommel, &Given, 2004; Honea,
Brant, & Beck, 2007).
Kelelahan yang merupakan gejala yang sering dialami pasien kanker. Kejadian
kelemahan pada pasien kanker diperkirakan sekitar 80-99% (Casey, Chen, &
Rabow, 2011). Pasien dengan kanker ginekologi mengalami kelemahan lebih
parah dibandingkan dengan kanker yang lain (Prue, Allen, Gracey, Rankin, &
Cramp, 2010). Kelemahan bisa menyebabkan terjadinya gangguan kognitif, fisik,
sosial dan perubahan mood yang berdampak terhadap kualitas hidup (Mallinson,
Cella, Cashy, & Holzner, 2006; Stone, 2002).
Kelelahan adalah suatu gejala subjektif, tidak nyaman, yang ditandai dengan
berkurangnya energi dan terjadi peningkatan kebutuhan istirahat. Fatigue bisa
menyebabkan terjadinya gangguan kognitif, fisik, sosial dan perubahan mood
yang berdampak terhadap kualitas hidup (Mallinson, Cella, Cashy, & Holzner,
2006; Stone, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Stone et al. (2003)
melaporkan bahwa sekitar 56 % fatigue memberikan dampak yang cukup besar
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
7
terhadap kualitas hidup pasien kanker. Sekitar 538 pasien kanker yang mengalami
fatigue terdapat 37 % mempengaruhi terhadap kemampuan untuk bekerja, 30 %
mempengaruhi
kemampuan
menikmati
hidup,
dan
30%
mempengaruhi
kehidupan. Penelitian yang dilakukan oleh Curt et al. (2000) juga melaporkan
bahwa fatigue pada kanker yang menjalani kemoterapi memberikan dampak
terhadap fisik sebanyak 56% mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaan, 56
% kesulitan untuk menaiki tangga, dan 69% kesulitan berjalan dengan jarak yang
jauh. Dampak psikososial yaitu 59% menyatakan kesulitan melakukan sosialisasi
dengan teman dan 30% mengalami gangguan hubungan seksual. Sedangkan
dampak terhadap ekonomi yaitu 71% kehilangan satu atau dua hari kerja dalam
seminggu, 31% kehilangan seluruh waktunya untuk melakukan pekerjaan dan
28% mengatakan berhenti bekerja.
Pasien kanker atau yang sedang menjalani kemoterapi sangat jarang
mendiskusikan kondisi fatigue yang dialami kepada perawat karena dianggap
sebagai bagian dari penyakit. Sementara, perawat masih ada yang menganggap
bahwa kelelahan pada pasien kanker sama dengan kelelahan biasa sehingga tidak
memberikan intervensi (O'Regan, 2009).
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) khususnya di ruang rawat onkologi
ginekologi mulai pada tanggal 26 Maret-11 April 2014 dilakukan pengkajian
terhadap 22 orang pasien yang mengalami kanker ginekologi (kanker serviks,
kanker ovarium dan kanker endometrium) terhadap kelelahan. Pengkajian
dilakukan melalui metode observasi, wawancara dan penilaian menggunakan
kuesioner kualitas hidup pasien.
Hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa residensi keperawatan maternitas
selama tiga minggu didapatkan data sekitar 61 % perawat tidak menyempatkan
waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan pasien mengenai gejala-gejala yang
menyertai penyakit pasien khususnya pada pasien kanker seperti nyeri, kelelahan,
mual muntah dan sebagainya, sekitar 55% tidak memberikan penjelasan mengenai
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
8
gejala-gejala yang dialami seperti nyeri, lelah, cemas dan hanya sekitar 50 %
perawat memberika intervensi sesuai dengan masalah yang dikeluhkan pasien
serta 66 % pasien tidak melibatkan keluarga saat penjelasan mengenai kondisi
pasien. Jumlah perawat di ruang onkologi sebanyak 22, hal ini sudah sesuai
dengan tingkat kebutuhan klien. Akan tetapi, perawat di ruangan berdasarkan
hasil observasi belum semuanya memperhatikan atau menangani gejala-gejala
yang dialami klien.
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 April (2014) terhadap tujuh
orang pasien dikatakan bahwa saat mengeluh gejala-gejala yang dialami seperti
nyeri, lelah dan sebagainya, perawat menganggap bahwa hal tersebut sesuatu hal
yang biasa dialami oleh pasien kanker. Sedangkan wawancara dengan Kepala
Ruangan onkologi dikatakan bahwa belum ada intervensi khusus untuk mengatasi
gejala-gejala yang dialami pasien. Selain itu, belum ada perawat yang mengikuti
pelatihan supportive educative.
Pengkajian menggunakan kuesioner tentang kualitas hidup penderita kanker
ditemukan beberapa gejala atau masalah biopskiososial yang dialami pasien
sebanyak 22 orang juga disertai instrumen-instrumen yang dapat mengetahui
masalah-maslah yang dialami klien lebih lanjut yaitu yang mengalami nyeri (nyeri
ringan 50 %, sedang 23 %, dan berat 27 %), disfungsi seksual sekitar 64 %,
gangguan tidur 68 %, kelelahan 73 %, mual/ muntah terutama setelah kemoterapi
sekitar 67 % dan yang mengalami kecemasan sebanyak 77 %, isolasi sosial sekitar
18 %, harga diri rendah 86 %, gangguan koping 82 %, dan depresi (Ringan 27 %,
sedang 73 %).
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta sudah memiliki tim palliative care dalam
mengatasi permasalahan pasien terminal, tetapi dalam pelaksanaannya diruang
onkologi Gedung A Lantai 2 didapatkan beberapa kendala. Berdasarkan
wawancara dengan perawat ruangan, didapatkan ungkapan banyaknya beban kerja
yang harus mereka selesaikan, merupakan faktor terbesar terabaikannya
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
9
pemenuhan kebutuhan pasien secara psikologis dan situasional. Perawat lebih
memfokuskan pada perawatan secara fisik yang dianggap sebagai masalah
dominan untuk dilakukan penangan. Pasien yang dirawat hanya dikaji terkait
keluhan fisik yang dirasakannya, sehingga pemberian asuhan keperawatan tidak
dilakukan secara holistik dan terintegrasi dengan psikologis dan situasional.
Perawat sebagai profesi yang mandiri diharapkan mampu mengatasi gejala fisik,
psikologis dan situasional yang dikeluhkan oleh pasien.Pendampingan dan
pemberian informasi untuk menambah pengetahuan dan memodifikasi agar gejala
yang dirasakan berkurang sangat diperlukan. Perawat telah menggunakan banyak
strategi untuk memfasilitasi pengelolaan gejala fisik dan psikologis. Strategi
seperti relaksasi, guidedimagery, dan distraksi telah diidentifikasi oleh berbagai
studi (America Pain Society, 2005; McCaffery & Pasero, 1999), dan cognitive
behaviortherapy(National Center for Complementary and Alternative Medicine,
2009). Bentuk Supportive educative system yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dapat berupa psycoeducation, psychosocial support, care coping, symptom
management, sleep promotion and family meeting (Hudson, Remedies & Thomas,
2010).
Bentuk intervensi yang dicoba untuk dikembangkan adalah pelayanan
keperawatan psikoedukasi, merupakan bentuk edukasi yang bersumber pada
asumsi yang didukung secara ilmiah bahwa sebagian besar reaksi emosi dan
perilaku diperoleh melalui pembelajaran. Tujuan psikoedukasi adalah membantu
klien untuk tidak mempelajari cara bereaksi terhadap tujuan yang tidak
diinginkan, melainkan mempelajari cara baru untuk bereaksi terhadap tujuan yang
diinginkan. Berbagai bentuk psikoedukasi efektif mengurangi gejala kecemasan
dan depresi, meningkatkan kemampuan koping, menurunkan perasaan yang
timbul dari efek hospitalisasi, meningkatkan efikasi diri, meningkatkan
optimisme, dan mengurangi gejala yang dirasakan pada pasien kanker (Hopko et
al., 2008). Pemberian intervensi psikoedukasi pada nyeri, kelemahan, mual dan
muntah, gangguan tidur dan gangguan spiritual dinilai efektif dilakukan pada
pasien kanker (Chan,Cheng, Lam, Li, Chik & Cheung, 2008; Bennet, Bagnall, &
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
10
Close, 2009; Kwekkeboom, Abbott-Anderson & Wanta, 2010). Pelayanan
keperawatan psikoedukasi dapat meningkatkan pengetahuan, dan perilaku,
mengurangi intensitas nyeri serta memberikan dampak positif bagi pasien kanker
yang dirawat di rumah sakit (Bennet, Bagnall, & Close, 2009; Kwekkeboom,
Abbott-Anderson & Wanta, 2010).
Penelitian Kim et al (2002) menemukan bahwa penderita kanker di Korea lebih
menggunakan strategi koping berfokus pada emosi dibandingkan dengan strategi
koping berfokus pada masalah (Thippayapn, 2000; Kim et al., 2002; Rosenzweig
et al., 2010). Intervensi keperawatan spesialis yang dapat diberikan pada pasien
dengan masalah keperawatan harga diri rendah adalah terapi individu seperti
terapi kognitif (cognitive therapy), terapi perilaku (behaviour therapy), dan terapi
kognitif perilaku (cognitive behaviour therapy) (Frisch, 2006; Copel, 2007).
Selain itu itervensi psikoedukasi pada gangguan seksulitas menggunaka tiga sesi
psychoeducational intervention (PED) yang memberikan efek positif secara
significan pada keinginan seksual, hasrat, orgasme, kepuasan, distress seksual,
depresi dan kesejahteraan umum. Secara kualitatif didapatkan PED sangat mudah
dilaksanakan, jelas dan sangat membantu selain itu meningkatkan respon seksual,
mood dan kualitas hidup pasien kanker ginekologi dan menstabilkan secara
psikologis pasien (Brotto, et al 2008).
Dixon, Keefe, Scipio, Perri, and Abernethy (2007) mengatakan bahwa teknik
relaksasi merupakan bagian dari psikoedukasi mampu secara efektif dalam
penanganan nyeri, efikasi diri, kecemasan, dan depresi. Teknik relaksasi efektif
diterapkan dalam penanganan nyeri pada pasien kanker (Lohnberg, 2007; Vowles
and McCracken, 2008). Studi meta analisis pada 25 studi pasien diabetes, teknik
relaksasi, activity scheduling, problem solving, goal setting, contract setting, dan
manajemen stress secara efektif dapat mengurangi stress psikologi (Ismail,
Winkley, and Rabe-Hesketh, 2004).
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
11
Kemudahan pelayanan keperawatan psikoedukasi dikarenakan pelaksanaannya
yang fleksibel. Metode yang fleksibel berusaha menggabungkan antara
informasi terkait perubahan penyakit dengan anjuran untuk mengatasi perubahan
penyakit tersebut, sehingga psikoedukasi sangat potensial untuk digunakan pada
berbagai penyakit dan tahapan perubahan kehidupan (Luken & McFarlance,
2004). Psikoedukasi dapat dilakukan secara individu, kelompok, pasangan, dan
keluarga, dan terintegrasi dalam bentuk Cognitive Behavior Therapy (CBT),
seperti suportif atau expressive psychotherapy, koping dan teknik komunikasi,
emotion-focused therapy, dyadic support therapy, relaxation training, social
skill training, hypnosis, dan problem solving treatments terbukti efektif
menurunkan keluhan pasien terhadap gejala yang dirasakannya (Barsevick et al,
2002).
RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta Rumah sakit merupakan pusat rujukan
pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat dengan berbagai permasalahan
kesehatan.Salah satu bentuk pelayanan di RS adalah pelayanan obstetric dan
ginekologi.Ibu dengan masalah sistem reproduksi dan dalam masa non
childbearing merupakan bagian dari masyarakat yang juga memanfaatkan
pelayanan ginekologi di RS. Hal tersebut yang melatarbelakangi pelaksanaan
Proyek Inovasi Program Profesi Ners Spesialis Maternitas di RSUPN
Ciptomangunkusumo
Jakarta.Berdasarkan
fenomena
tersebut,
mahasiswa
residensi program ners spesialis keperawatan maternitas tertarik untuk melakukan
kegiatan berupa intervensi management care of symptoms melalui psikoedukasi
pada pasien kanker
di Unit onkologi ginekologi gedung A lantai 2
RSUPNCiptomangunkusumo Jakarta.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek residensi keperawatan maternitas di RSUPN
Cipto Mangunkusumo Jakarta diterapkannya pelayanan keperawatan
psikoedukasi pada pelayanan perawatan onkologi
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
12
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi
pelaksanaan pelayanan keperawatan psikoedukasi
untuk pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo
Jakarta
b. Melaksanakan desiminasi pelayanan keperawatan psikoedukasi untuk
pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
c. Mengimplementasikan pelayanan keperawatan psikoedukasi untuk
pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
d. Mengevaluasi pelayanan keperawatan psikoedukasi untuk pasien kanker
gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
1.3 Manfaat
1. Bagi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
Membantu meningkatkan kualitas layanan asuhan kepererawatan
maternitas dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien kanker
gynekologi melalui pelayanan keperawatan psikoedukasi.
2. Bagi pasien
Mendapatkan layanan berupa intervensi mandiri keperawatan berupa
psikoedukasi guna menurunkan gejala-gejala yang muncul pada pasien
3. Bagi program ners spesialis keperawatan maternitas
Mampu mengaplikasikan konsep management care of symptoms melalui
pelayanan keperawatan psikoedukasi pada pasien kanker gynekologi.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
13
BAB II
LAPORAN KEGIATAN PROYEK INOVASI
2.1 Presentasi hasil pengkajian
Presentasi hasil pengkajian dilakukan pada tanggal 23 April 2014 bertempat
di gedung A lantai 2 zona A ruang 221, kegiatan dimulai pukul 14.30 WIB
dan dibuka oleh pemandu acara. Kegiatan ini dihadiri oleh kepala ruangan
onkologi dan obsetri beserta beberapa staf dari onkologi dan obstetri serta
perawat poli dilanjutkan dengan sambutan dari pembimbing akademik dari
FIK UI dan pemaparan hasil pengkajian oleh perwakilan mahasiswa.
Pemaparan hasil pengkajian dilakukan selama 15 menit, pengkajian
dilakukan di ruang rawat onkologi ginekologi mulai tanggal 26 Maret
hingga 11 April 2014 terhadap 22 orang pasien yang mengalami kanker
ginekologi. Pengkajian juga meliputi gejala-gejala yang menyertai penyakit
atau akibat dari terapi serta masalah psikososial yang mengganggu kualitas
hidup pasien seperti nyeri, kelelahan, mual/muntah, cemas, gangguan tidur,
harga diri rendah, masalah seksual, isolasi sosial, dan koping tidak efektif.
Metode menggunakan observasi, wawancara dan penilaian menggunakan
kuesioner kualitas hidup pasien. Beberapa masukan yang didapatkan pada
kegiatan diskusi bahwa pertimbangkan program yang akan dilakukan di unit
onkologi adalah program yang mampu laksana dengan produk akhir booklet.
2.2 Pelatihan Perawat
Pelaksanaan pelatihan perawat tentang management care of symptoms
melalui psikoedukasi pada pasien kanker ginekologi diruang rawat onkologi
ginekologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta dilaksanakan pada
tanggal 08 Mei 2014. Pelatihan management care of symptom dihadiri oleh
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
14
21 peserta yang terdiri dari perawat dan bidan dari Ruang Poli, IGD,
Obstetri, Gynekologi, Onkologi dan Boarding. Kegiatan pelatihan dibuka
oleh pembawa acara (Bestfy Anitasari, M.Kep), seksi dokumentasi dan
konsumsi (Suryani Hartati, M.Kep dan Priharyanti Wulandari, M.Kep).
Materi pelatihan yang diberikan terkait management care of symptoms
melalui psikoedukasi. Adapun pemateri adalah residen maternitas dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 1.1. Daftar pemateri dan materi pelatihan pelayanan keperawatan
psikoedukasi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta 2014
No
Pemateri
Materi
1.
Henny Dwi Susanti, M.Kep Kanker, terapi kanker dan dampaknya
pada aspek fisik, psikologi, situasional
dan dampakya pada pasien kanker
2.
Windy Natasya, M.Kep
Psikoedukasi
sebagai
intervensi
keperawatan dalam mengelola gejala
fisik , psikologi, dan situasional pasien
kanker ginekologi
3.
Mulhaeriah, M.Kep
Latihan relaksasi sebagai intervensi
keperawatan dalam mengelola gejala
fisik pasien kanker ginekologi
4.
Jum Natosba, M.Kep
Latihan tehnik lima jari sebagai
intervensi
keperawatan
dalam
mengelola gejala psikologis pasien
kanker ginekologi
5.
Jum Natosba, M.Kep
Latihan
fokus
sensasi
sebagai
intervensi
keperawatan
dalam
mengelola gejala aspek situasional
6.
Rita Dewi Sunarno, M.Kep
Strategi koping dalam
gejala pasien kanker
7.
Aryanti Wardiyah, M.Kep
Perencanaan aktivitas harian
8.
Kartini, M.Kep
Role play
(Sumber: Pelatihan Psikoedukasi tahun 2014).
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
mengelola
15
Diskusi dilaksanakan untuk setiap sesi. Respon peserta cukup antusias dalam
mengikuti kegiatan pelatihan yang diberikan oleh residen. Kegiatan
pelatihan diselingi dengan pemberian doorprize bagi peserta yang cukup
aktif dalam memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan serta
mendemonstrasikan
tehnik
dan
psikoedukasi.
Selanjutnya
peserta
mendemonstrasikan sesi satu sampai dengan sesi empat.
Pada sesi pertama, perawat/bidan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh
pasien. Berdasarkan keluhan pasien, perawat/bidan menjelaskan penyakit
yang diderita saat ini dan penyebab munculnya keluhan pada pasien
tersebut. Tindakan selanjutnya adalah mengidentifikasi dampak penyakit
yang diderita oleh pasien dan terapinya terhadap masalah fisik, psikologis,
dan situasional yang dialami oleh pasien. Setelah melakukan identifikasi dan
penjelasan tentang definisi, penyebab dan dampak penyakit yang
ditimbulkan oleh pasien, intervensi selanjutnya adalah melakukan intervensi.
Pada sesi dua, intervensi yang dilakukan adalah melatih pasien untuk
melakukan tehnik relaksasi pernafasan yang bertujuan untuk mengurangi
masalah atau keluhan yang dirasakan oleh pasien saat ini, akibat penyakit
yang diderita pasien. Teknik lima jari bertujuan untuk mengatasi aspek
psikologis sedangkan fokus sensasi untuk mengatasi aspek situasional
khususnya masalah seksual pada pasien kanker.
Kegiatan pada sesi tiga berupa intervensi guna mengidentifikasi strategi
koping pasien. Salah satu terapi yang dilakukan adalah terapi kognitif.
Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pikiran negatif pasien serta
membantu pasien untuk meningkatkan pikiran positif. Perawat melakukan
pengkajian terhadap pasien terkait anggapan negatif tentang diri pasien.
Melihat
kondisi
tersebut,
perawat
menganjurkan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
pasien
untuk
16
mengungkapkan pikiran yang mendukung dan mendiskusikan dengan
pasien tentang pikiran negatifnya, serta membantu pasien untuk
menemukan pikiran positif untuk melawan pikiran negatif. Pada saat pasien
mengungkapkan pikiran negatif, perawat juga memberikan dan mendorong
pasien melihat dirinya saat ini, kelebihan apa yang dimiliki oleh pasien.
Perawat bersama dengan pasien mengungkapkan manfaat setelah mengikuti
terapi. Kemudian perawat memberikan reinforcement positif atas pikiran
positif yang diungkapkan dan menyusun rencana tindak lanjut.
Sesi terakhir adalah merencanakan aktifitas harian pasien. Tujuannya untuk
membantu pasien mempersiapkan dan menyusun kegiatan sehari-hari yang
mampu dilakukan pasien setelah menjalani terapi. Perawat menggunakan
lembar kerja yang ada dalam booklet berupa tabel yang dapat diisi pasien
setiap hari. Sehingga dari jadwal aktivitas harian tersebut, pasien dapat
memiliki gambaran seberapa banyak aktivitas yang dapat dilakukan selama
berada di rumah, dan dalam mempersiapkan tubuhnya sebelum jadwal
kemoterapi berikutnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pelatihan psikoedukasi berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Peserta yang mengikuti pelatihan menyampaikan bahwa
psikoedukasi dapat diterapkan pada pasien yang mengalami masalah fisik,
psikologi, dan situasional terkait proses penyakitnya.
2.3 Implementasi Kegiatan
Pelaksanaan implementasi psikoedukasi dilakukan selama empat hari mulai
tanggal sembilan sampai 14 Mei 2014. Perawat yang melakukan
implementasi adalah perawat dan bidan yang telah mengikuti pelatihan,
masing-masing perawat melakukan sesi satu sampai empat. Berikut
dijelaskan jadwal kegiatan implementasi perawat, dapat dilihat pada tabel
1.2 berikut:
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
17
Tabel 1.2. Kegiatan Implementasi Psikoedukasi Perawat
Di IGD lt.3 dan Ruang Onkologi RSUPN Cipto mangunkusumo Jakarta 2014
Sesi & nama
Komponen
keterampilan
No perawat RSCM
Media
P. Jawab
1 2 3 4 5 6
1 Atiqoh
Booklet, modul Priharyanti
3 3 4 3 3 3
Mutmainah,
dan
format Wulandari
AMK
kegiatan harian
2 Yani, AMK
Booklet, modul Kartini
3 3 4 3 3 3
dan
format
kegiatan harian
3 Dwiraissa
M, Booklet, modul Rita Dewi
3 4 4 4 3 4
AMK
dan
format Sunarno
kegiatan harian
4 Sandra
Booklet, modul Jum Natosba
3 3 4 3 3 3
Ayudelifa,
dan
format
AM.Keb
kegiatan harian
5 Nadia
Booklet, modul Suryani Hartati
4 4 4 3 3 3
Listiani,AMKeb dan
format
kegiatan harian
6 Mina,AMKeb
Booklet, modul Mulhaeriah
3 3 4 3 3 3
dan
format
kegiatan harian
7 Sukiraheti,AMK Booklet, modul Windi Natasya
4 4 4 3 3 3
dan
format
kegiatan harian
8 Siti
Nur’aini, Booklet, modul Aryanti Wardiyah 3 4 4 3 3 4
AMK
dan
format
kegiatan harian
9 Euis Widowati, Booklet, modul Henny Dwi S.
3 4 4 3 3 4
AMd.Keb
dan
format
kegiatan harian
10 Tanti Anggraini, Booklet, modul Bestfy Anitasari
4 4 4 4 4 3
AMK
dan
format
kegiatan harian
(Sumber, Pelatihan Psikoedukasi RSUPN CM, 2014)
Nilai
7
3 78,57
3 78,57
3 89,28
3 78,57
3
3 78,57
3
85,7
3 85,71
3 85,71
4 96,43
Implementasi dilakukan diruang onkologi, IGD lantai 3 dan ruang
ginekologi, yang sebelumnya sudah mendapatkan ijin dari kepala ruang dan
perawat primer dari masing-masing ruangan yang telah dilakukan
implementasi. Berdasarkan evaluasi hasil penilaian hasil implementasi dari
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
85,7
18
10 perawat dan bidan yang sudah melakukan implementasi ke pasien ratarata mendapatkan nilai 85 dan terdapat 1 perawat yang mendapatkan nilai
tertinggi yaitu Tanti Anggraini., AMK.
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kepala ruang dan peserta
pelatihan, secara umum menyampaikan bahwasanya kegiatan yang
dilakukan oleh residen maternitas dikemas sangat bagus dan peserta sangat
antusias mengikuti pelatihan. Tanggapan dari pihak manajemen gedung A
dan IGD menyampaikan materi yang diberikan bagus-bagus dan menarik,
bahasanya mudah diterima oleh perawat dan narasumber tampak sangat
menguasai materi sehingga yang mendengarkan dan mengikuti acara
pelatihan bisa memahami dan tidak membosankan.
2.4 Evaluasi
Bagian ini menguraikan tentang hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan proyek
inovasi tentang pelatihan pelayanan keperawatan psikoedukasi kepada
perawat. Hasil evaluasi disimpulkan dari evaluasi proses kegiatan,
kemampuan perawat melakukan psikoedukasi yang diukur melalui lembar
penilaian.
2.4.1 Evaluasi proses kegiatan
Proses kegiatan pelatihan pelayanan keperawatan psikoedukasi kepada
perawat berlangsung satu hari. Peserta mengikuti acara dari awal sampai
akhir dengan antusias dan aktif bertanya dan berlatih saat role play. Semua
materi inti terkait kanker dan psikoedukasi disampaikan sesuai rencana
pada saat pelatihan. Kedala pada saat simulasi adalah waktu yang kurang
memadai terkait adanya keterbatasan waktu yang dimiliki peserta
khususnya dari bagian poliklinik karena harus memberikan pelayanan
kepada pasien. Oleh karena itu, solusi yang dilakukan adalah peserta dibagi
dalam kelompok kecil berdasarkan sesi pelatihan, kemudian secara
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
19
bergantian atau perwakilan perawat mensimulasikan cara melakukan
psikoedukasi mulai dari sesi satu hingga empat.
Kegiatan dilanjutkan dengan praktek pelayanan keperawatan psikoedukasi
oleh perawat pada pasien kanker gynekologi di ruang onkologi dan IGD
lantai 3. Perawat yang telah mengikuti pelatihan menentukan waktu dan
tempat kegiatan mereka akan melakukan intervensi. Implementasi
menggunakan booklet yang sudah disiapkan. Kendala yang terjadi adalah
terdapat beberapa perawat yang masih belum percaya diri untuk melakukan
psikoedukasi, sehingga residen harus menggunakan cara yang kreatif untuk
membujuk perawat supaya mau melakukan implementasi. Solusi yang
dilalukan adalah meminta bantuan dari kepala ruangan untuk memberikan
motivasi bagi peserta pelatihan dan perawat lainnya dan juga menyesuaikan
jadwal perawat saat akan implementasi.
2.4.2 Penilaian kualitas hidup pasien kanker
Penilaian kualitas hidup pasien dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi
dengan
menggunakan
kuesioner
Quality Of Life Index
Cancer Version-III. The QLI - CVIII adalah variasi dari Ferrans & Powers
Indeks Kualitas Hidup (QLI ) (Ferrans & Powers, 1985; 1992). Konsistensi
internal dari QLI dilaporkan berkisar antara 0,84-0,98 dan antara 0,62 dan
0,93 untuk subskala keandalan, serta konten dan validitas konstruk, telah
dipakai untuk QLI pada 20 penelitian, yang melibatkan beberapa pasien
kanker (Cowan et al , 1992; Hughes, 1993; Ferrans et al, 1990; Rustoen et
al, 1999). Temuan penulis didukung konsistensi internal instrumen
dimodifikasi dengan Koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.95. Koefisien
Cronbach Alpha untuk empat subskala adalah sebagai berikut: kesehatan
dan fungsi 0.90, sosial dan ekonomi 0,84, psikologis dan spiritual 0.93, dan
keluarga 0.66. Validitas konkuren didukung melalui korelasi yang kuat
(0.80) antara QLI - CVIII dan penilaian kepuasan hidup (Campbell et al.,
1976).
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
20
Adapun rincian penilaiannya terdapat pada tabel berikut:
a. Pasien F, perawat: Mina & residen: Mulhaeriah
2.4.3 Kemampuan
psikoedukasi
perawat
melakukan
pelayanan
keperawatan
Kemampuan perawat dinilai berdasarkan lembar observasi saat melakukan
psikoedukasi pada pasien. Diagram 1 menggambarkan tentang komponen
penilaian yang ada pada lembar observasi. Komponen yang mendapatkan
nilai tertinggi dari semua item adalah kemampuan perawat membuka dan
menutup sesi psikoedukasi. Kemampuan berdasarkan nilai yang ada pada
lembar observasi terdiri dari tujuh item sebagai berikut:
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
21
Diagram 1.
Nilai observasi implementasi psikoedukasi oleh perawat
Untuk penilaian kemampuan masing-masing perawat dapat dilihat pada
diagram 2.
Diagram 2.
Nilai observasi implementasi psikoedukasi oleh perawat
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
22
Diagram diatas menggambarkan tentang kisaran nilai yang berhasil
diperoleh perawat saat melakukan pelayanan keperawatan psikoedukasi
langsung pada pasien. Penilaian menggunakan lembar observasi. Sebanyak
sepuluh perawat yang berpartisipasi diantaranya empat orang berasal dari
ruang onkologi (Tanti, Yani, Siti Nurbaiti dan Dwi raissa), empat orang
berasal dari IGD lantai 3 (Sukiraheti, Mina, Sandra dan Nadia), satu orang
berasal dari Boarding yaitu Atiqoh, dan yang yang terakhir berasal dari
ruang Gynekologi yaitu Euis. Nilai tertinggi diperoleh oleh perawat Tanti
sebesar 96,43.
Pelaksanaan proyek inovasi berupa pelayanan keperawatan psikoedukasi
pada pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
mendapatkan dukungan maupun hambatan. Adapun faktor pendukung dan
penghambat pada pelaksanaan proyek inovasi dapat dilihat pada tabel 1.3
Tabel 1.3
Faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan proyek inovasi
Faktor pendukung
Faktor penghambat
 Antusias perawat dan bidan di
Ruang Obsgyn dan Onkologi
sangat tinggi untuk melakukan
intervensi dan implementasi
terhadap pasien
 Dukungan dari kepala ruang dari
masing-masing
ruangan
memberikan support dan motivasi
terhadap
perawat
yang
memberikan implementasi.
 Mayoritas
peserta
pelatihan
merupakan perawat berusia muda

Implementasi yang dilakukan
oleh baik perawat atau bidan
membutuhkan waktu yang tidak
mudah,
kondisi
tersebut
disebabkan
oleh
banyaknya
pendokumentasian
yang
dilakukan oleh perawat/bidan
selain memberikan intervensi
kepada pasien.

Kemampuan komunikasi efektif
masih perlu ditingkatkan karena
merupakan kemampuan utama

Suasanan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
lingkungan
yang
23
Faktor pendukung
sehingga masih memiliki daya
ingat yang tinggi terhadap
penguasaan materi
Faktor penghambat
terbuka, sementara pelayanan
psikoedukasi
membutuhkan
tempat yang tenang

Butuh waktu latihan dan waktu
untuk mempraktekkan intervensi
ini
2.5 Pembahasan
Pelayanan keperawatan psikoedukasi merupakan bentuk edukasi yang
bersumber pada asumsi yang didukung secara ilmiah bahwa sebagian besar
reaksi emosi dan perilaku diperoleh melalui pembelajaran. Tujuan
intervensi ini untuk membantu klien untuk tidak mempelajari cara bereaksi
terhadap tujuan yang tidak diinginkan, melainkan mempelajari cara baru
untuk bereaksi terhadap tujuan yang diinginkan. Berbagai bentuk
psikoedukasi
efektif
mengurangi
gejala
kecemasan
dan
depresi,
meningkatkan kemampuan koping, menurunkan perasaan yang timbul dari
efek hospitalisasi, meningkatkan efikasi diri, meningkatkan optimisme, dan
mengurangi gejala yang dirasakan pada pasien kanker (Hopko et al., 2008).
Pemberian intervensi psikoedukasi pada nyeri, kelelahan, mual dan
muntah, gangguan tidur dan gangguan spiritual dinilai efektif dilakukan
pada pasien kanker (Chan,Cheng, Lam, Li, Chik & Cheung, 2008; Bennet,
Bagnall, & Close, 2009; Kwekkeboom, Abbott-Anderson & Wanta,
2010).
Pelayanan
keperawatan
psikoedukasi
dapat
meningkatkan
pengetahuan, dan perilaku, mengurangi intensitas nyeri serta memberikan
dampak positif bagi pasien kanker yang dirawat di rumah sakit (Bennet,
Bagnall, & Close, 2009; Kwekkeboom, Abbott-Anderson & Wanta,
2010).
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
24
Pelayanan keperawatan psikoedukasi sudah diimplementasikan oleh
perawat yang mengikuti pelatihan. Implementasi dilaksanakan mulai
tanggal 09 – 14 Mei 2014, terdiri dari 10 perawat dan bidan terlatih yang
telah melakukan implementasi ke pasien dengan didampingi residen
maternitas FIK-UI. Implementasi dilakukan diruang onkologi, IGD lantai 3
dan ruang ginekologi, yang sebelumnya sudah mendapatkan ijin dari
kepala ruang dan perawat primer dari masing-masing ruangan yang telah
dilakukan implementasi.
Bentuk implementasi yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan yang
diajarkan saat pelatihan yaitu mulai dari sesi satu sampai empat. Salah
satunya adalah melakukan teknik relaksasi. Dixon, Keefe, Scipio, Perri,
and Abernethy (2007) mengatakan bahwa teknik relaksasi merupakan
bagian dari psikoedukasi mampu secara efektif dalam penanganan nyeri,
efikasi diri, kecemasan, dan depresi. Teknik relaksasi efektif diterapkan
dalam penanganan nyeri pada pasien kanker (Lohnberg, 2007; Vowles and
McCracken, 2008). Studi meta analisis pada 25 studi pasien diabetes,
teknik relaksasi, activity scheduling, problem solving, goal setting,
contract setting, dan manajemen stress secara efektif dapat mengurangi
stress psikologi (Ismail, Winkley, and Rabe-Hesketh, 2004).
Semua perawat yang sudah mendapatkan pelatihan dapat melakukan
pelayanan keperawatan psikoedukasi. Begitu juga dengan perawat yang
belum mengikuti pelatihan namun sudah mendapatkan transfer ilmu serta
melihat secara langsung rekannya yang sedang melakukan intervensi
psikoedukasi. Hal ini terjadi karena intervensi psikoedukasi merupakan
intervensi mandiri keperawatan yang mudah dilakukan. Kemudahan
intervensi ini dikarenakan pelaksanaannya yang fleksibel. Metode yang
fleksibel dan berusaha menggabungkan antara informasi terkait perubahan
penyakit dengan anjuran untuk mengatasi perubahan penyakit tersebut,
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
25
sehingga psikoedukasi sangat potensial untuk digunakan pada berbagai
penyakit dan tahapan perubahan kehidupan (Luken & McFarlance, 2004).
Intervensi
mandiri
keperawatan
berupa
pelayanan
keperawatan
psikoedukasi dapat dilakukan secara individu, kelompok, pasangan, dan
keluarga, dan terintegrasi dalam bentuk Cognitive Behavior Therapy
(CBT), seperti suportif atau expressive psychotherapy, koping dan teknik
komunikasi, emotion-focused therapy, dyadic support therapy, relaxation
training, social skill training, hypnosis, dan problem solving treatments
terbukti efektif menurunkan keluhan pasien terhadap gejala yang
dirasakannya (Barsevick et al, 2002). Intervensi pendidikan lainnya, yang
telah
difokuskan
pada
keterampilan
komunikasi
telah
berhasil
meningkatkan kemampuan pasien untuk berbicara tentang pengalaman
nyeri kanker, meskipun efek pada skor nyeri tidak dinilai (Street, et al.,
2009; Wilkie et al., 2010).
Pasien yang menjadi target dalam pelatihan pelayanan keperawatan
psikoedukasi ini adalah pasien kanker ginekologi yang masih dapat
menlakukan aktivitasnya secara mandiri dan pasien yang menjalani
kemoterapi. Kualitas hidup pasien sebelum mendapatkan intervensi dinilai
dengan
menggunakan
kuesioner
Quality
Of
Life
Index
Cancer Version-III. Secara umum terdapat kenaikan kualitas hidup dari pasien
kanker yang mendapatkan intervensi keperawatan psikoedukasi walaupun sedikit.
Penilaian kemampuan perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan
psikoedukasi menggunakan lembar penilaian pelaksanaan psikoedukasi,
yang terdiri dari tujuh item. Rata-rata nilai yng diperoleh perawat sebesar
84,28. Rentang nilai dari sepuluh perawat yang melakukan implementasi
mulai dari 78,57 sampai 96,43. Beberapa komponen keterampilan perawat
yang dinilai saat implementasi, kemampuan membuka dan menutup sesi
merupakan komponen yang mendapatkan nilai maksimal yaitu 4 poin.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
26
BAB III
RENCANA TINDAK LANJUT
Kegiatan proyek inovasi intervensi managemen care of symptoms pada pasien
kanker gynekologi sudah berjalan optimal namun masih perlu upaya tindak lanjut
supaya dapat mencapai pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat. Adapun
rencana tindak lanjutnya sebagai berikut:
a. Ruang onkologi

Adanya kerjasama dan komitmen dari petugas kesehatan terutama perawat
dan bidan dalam memberikan intervensi kepada pasien

Pelatihan terkait intervensi mandiri keperawatan dilakukan secara berkala
dan masuk dalam agenda tahunan managemen

Sosialisasi pelayanan keperawatan psikoedukasi tentang managemen care
of symptoms pada pasien kanker gynekologi dapat dibuat dalam bentuk
audiovisual sehingga dapat dilihat oleh pasien kanker di ruang lain
misalnya di poliklinik.
b. IGD lt.3

Dilakukannya pelatihan yang serupa pada unit gawat darurat dengan kasus
yang berbeda
c. Ruang Obstetri

Dilakukannya transfer ilmu oleh perawat yang telah mengikuti pelatihan,
sehingga pelaksanaan pelayanan psikoedukasi dapat dilakukan juga pada
pasien obstetrik
3.1 Implikasi praktek

Pelayanan keperawatan psikoedukasi merupakan intervensi mandiri
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat, tidak hanya pada unit
onkologi. Intervensi ini bisa juga diterapkan pada ruangan lain dengan
memperhatikan kaidah dan tatacara yang ada dalam pelayanan
keperawatan psikoedukasi.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
27

Perawat dapat meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dan
meningkatkan keterampilan khususnya mengenai latihan relaksasi
pernafasan, latihan lima jari dan fokus sensasi.

Perawat dapat memaksimalkan perannya sebagai pelaksana, educator serta
mencerdaskan pasien

Kemandirian perawat dapat ditingkatkan dengan melakukan intervensi
mandiri melalui psikoedukasi, perawat tidak hanya melakukan tugas-tugas
kolaborasi.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kegiatan pelatihan perawat berupa pelayanan keperawatan psikoedukasi di
ruang rawat inap lantai 2 RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta telah
dilaksanakan.
Setelah
pelaksanaan
pelatihan,
dilanjutkan
dengan
implementasi kegiatan dan evaluasi. Evaluasi dilakukan menggunakan
lembar observasi yang terdiri dari tujuh item penilaian kemampuan perawat.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan perawat dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan psikoedukasi pada pasien kanker
gynekologi
secara
langsung.
Hasil
evaluasi
kegiatan
menunjukkan
kemampuan perawat yang memiliki poin tertinggi adalah kemampuan dalam
membuka dan menutup sesi.
B. SARAN
Setelah pelaksanaan proyek inovasi di IGD dan Onkologi, maka mahasiswa
merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
 Kegiatan pelatihan kepada perawat sebaiknya dilakukan secara berkala.
 Penyediaan media edukasi seperti booklet, leaflet, lembar balik
memerlukan dukungan dan komitmen dari petugas kesehatan dalam
memberikan intervensi kepada pasien.
 Intervensi yang diberikan seyogyanya dilakukan sebagai rutinitas
perawat/bidan pada saat melakukan intervensi kepada pasien.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
29
DAFTAR PUSTAKA
Barsevick AM, Sweeney C, Haney E, et al. (2002). A Systematic
Qualitative Analysis Of Psychoeducational Intervensions For
Deression In Patients With Cancer. Oncol Nurs Forum. 2002 janFeb;29:73-81
Beck,S., Schwatz, A., Dudley, W., & Barsevick, A. (2004). Psychometric
Evaluation of the Pittsburgh Sleep Quality Index in Cancer Patients.
Journal of Pain and Symptom Management, 27(2), 140-148.
Beckmann, C., R., B., Ling, F. W., Louber, D. W., Smith, R. P., Barzansky, B.
M., Herbert, W. N. P. (2010). Obstetrics and gynecology.6th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Bennett MI, Bagnall A-M, Closs SJ. (2009). How effective are patient-based
educational interventions in the management of cancer pain? Systematic
review and meta-analysis. Pain 2009; 143:192–199.Depkes RI. (2009).
Profil Kesehatan Indonesia 2008.http://www.depkes.go.id.
Bijur, P,E., Silver, W., Gallagher, J. (2001). Reliability of the Visual Analog Scale
for Measurement of Acute Pain. Journal Academic Emergency Medicine.
12:8
Butt, Z., Rosenbloom, S. K., Abernethy, A. P., Beaumont, J. B., Paul, D.,
Hamptone, D., . . . Cella, D. (2008). Fatigue is the most important
symptom for advanced cancer patients who have had chemotherapy. J Natl
Compr Canc Netw, 6, 448-455.
Campbell, A., Converse, P., & Rodgers, W. (1976). The quality of American New
York, NY: Russell Sage Foundation.
Casey, C., Chen, L., & Rabow, M. W. (2011). Symptom management in
gynecologic malignancies. Expert Review of Anticancer Therapy, 11(7),
1077-1089. doi: 10.1586/ERA.11.83.
Curt, G. A., Breitbart, W., Cella, D., Groopman, J. E., Horning, S. J., Itri, L. M., .
. . Vogelzang, N. J. (2000). Impact of cancer-related fatigue on the lives of
patients: New findings from the fatigue coalition. The Oncologist, 5, 353360.
Chan,CWH., Cheng, KK., Lam, LW., Li, CK., Chik, KW & Cheung, JSS (2008).
Psycho-educational intervention for chemotherapy-associated nausea and
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
30
vomiting in paediatric oncology patients: a pilot study. Hong Kong Med J
2008;14(Suppl 5):S32-5
Chang, V.T., Hwang, S.S., Feuerman, M., &Kasimis, B.S. (2000). Symptom
and quality-of-life survey of medical oncology patients at a veteran
affairs medical centre: A role for symptom assessment. Cancer, 88,
1175–1183. doi: 10.1002/(SICI)1097-0142(20000301)88:5<1175::AID CNCR30>3.0.CO;2-N
Cowan, M., Young-Graham, K. & Cochrane, B. (1992). Comparison of a theory
of quality of life between myocardial infarction and malignant melanoma:
A pilot study. Progress in Cardiovascular Nursing, 7 (1), 18-28.
Deng, G., & Cassileth, B. (2005). Integrative oncology: Complementary therapies
for pain,anxiety, and mood disturbance. CA: A Cancer Journal for
Clinicians, 55(2), 109. Filippi, V., Ronsmans, C., Campbell, O. M.,
Graham, W. J., Mills, A., Borghi, J. et al. (2006) Maternal health in
poor countries: the broader context and a call for action. Lancet 368,
1535–1541.
Devi & Tang. (2008). Documenting Pain as the Fifth Vital Sign: A Feasibility
Study in an Oncology Ward in Sarawak, Malaysia. Journal Onkology . 75:
34-35
Dible., L, S, et all.,(2007) Acupressure for Chemotherapy-Induced Nausea and
Vomiting: A Randomized Clinical Trial: Oncology Nursing Jurnal : USA
Dixon, K. E., Keefe, F. J., Scipio, C. D., Perri, L. M., & Abernethy, A. P.
(2007). Psychological interventions for arthritis pain management in
adults: A meta-analysis. Health Psychology, 26, 241–250.
Dittnera, A. J., Wesselyb, S. C., & Browna, R. G. (2004). The assessment of
fatigue a practical guide for clinicians and researchers. Journal of
Psychosomatic Research, 56, 157–170. doi: 10.1016/S00223999(03)00371-4.
Edmond, K. M., Zandoh, C., Quigley, M. A., Amenga-Etego, S., Owusu-Agyei,
S., & Kirkwood, B. R. (2006). Delayed Breastfeeding Initiation Increases
Risk of Neonatal Mortality. Pediatrics, 117(3), e380-386.
Everdingen et all (2007). Prevalence of pain in patients with cancer: a systematic
review of the past 40 years. Jounal Annals of Oncology 18: 1437–1449.
Ferrans, C. & Ferrell, B. (1990). Development of a quality of life index for
patients with cancer. Oncology Nursing Forum, 17 (3) suppl, 15-19.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
31
Feyer, P., Kleeberg, U.R., Steingräber, M., Günther, W., & Behrens, M.
(2008).Frequency of side effects in outpatient cancer care and their
influence on patient satisfaction—A prospective survey using the
PASQOC® Questionnaire. Supportive Care in Cancer, 16, 567–575. doi:
10.1007/s00520-008-0422-4.
Fisher, D, J., et all (2010). Anxiety, depression, and pain: differences by primary
cancer. Journal Support Care Cancer 18:801–810
Gatlin, C. G., & Schulmeister, L. (2007).When medication is not enough:
Nonpharmacologic management of pain. Clinical Journal of Oncology
Nursing, 11, 699-704.
Glauss, Agnes dkk. (2004). Jurnal : Chemotherapy-Induced Nausea And
Vomiting In Routine Pravtice a European Perspective volume 12 : 708-715
Hjermstad, M..J., Fayers. P.M., Haugen.D.F et all. (2011). Studies Comparing
Numerical Rating Scales, Verbal Rating Scales, and Visual Analogue
Scales for Assessment of Pain Intensity in Adults: A Systematic Literature
Review. Journal of Pain and Symptom Management. 41:6
Hodnett, E. D., Lowe, N. K., Hannah, M. E., Willan, A. R., & et al. (2002).
Effectiveness of nurses as providers of birth labor support in North
American hospitals: A randomized controlled trial. JAMA, 288(11), 13731381.
Hopko, D. R., Colman, L. K., & Carvalho, J. P. (2008). Depression in cancer
patients: Prevalence, impact, assessment, and intervention. Depression:
Mind and Body, 4, 51–62.
Howell et al. (2013). Sleep disturbance in adults with cancer: a systematic review
of evidence for best practices in assessment and management for clinical
practice. Annals of Oncology: 1-10, oi: 10.1093/annonc/mdt506
Hudson, P L., Remedies, C& Thomas, K (2010). A systematic review of
psychosocial interventions for family carers of palliative care
patients.BioMed Central Palliative Care. 9:17
Hughes, K. (1993). Psychosocial and functional status of breast cancer patients.
Cancer Nursing, 16(3), 222-229.
Ismail, K., Winkley, K., &Rabe-Hesketh, S. (2004). Systematic review and metaanalysis of randomized controlled trials of psychological interventions to
improve glycaemic control in patients with type 2 diabetes. The Lancet,
363, 1569–1570.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
32
Krebs, E., Carey, T., Weinberger, M. (2007). Accuracy of the Pain Numeric
Rating Scale as a Screening Test in Primary Care. Journal General
Internal Medicine. 22(10):1453–8
Kwekkeboom, Abbott-Anderson, Wanta. (2010). Feasibility of a PatientControlledCognitive-Behavioral Intervention for Pain,Kelemahan, and
Sleep Disturbance in Cancer.Oncology Nursing Forum. 37(3) May 2010.
Larsen, K., E, O’Hara, M., W, Brewer, K.,, K & Wenzel, A. (2001). A
prospective study of self efficacy expectancies and labour pain: Journal of
Reproductive and Infant Psychology. 19 (3)
Liau, Chi-Ting dkk. (2005). Incidence of chemotherapy-induced nausea and
vomiting in Taiwan: physicians and nurses estimation vs. patients’ reported
outcomes volume 13:277-286
Lohnberg, J. A. (2007). A review of outcome studies on cognitive-behavioral
therapy for reducing fear-avoid-ance beliefs among individuals with
chronic pain. Journal of Clinical Psychology in Medical Settings, 14,
113–122.
Lovell MR, Stockler MR, Briganti EM, et al. (2010) A randomized controlled
trial of a S standardized educational intervention for patients with cancer
pain. J Pain Symptom Manage 2010; 40:49–59.
Mansky, P. J., & Wallerstedt, D. B. (2006).Complementary medicine in palliative
care and cancer symptom management. The Cancer Journal, 12, 425-431.
McKinney, E. S &Murray, S. S (2007), Foundations of Maternal-Newborn
Nursing. Elsevier Science Health Science Division.
Mallinson, T., Cella, D., Cashy, J., & Holzner, B. (2006). Giving meaning to
measure: Linking self-reported fatigue and function to performance of
everyday activities. Journal of Pain and Symptom Management, 31(3),
229-241. doi: 10.1016/j.jpainsymman.2005.07.012.
Mollasiotis, A., et all (2013) The effectiveness and cost-effectiveness of
acupressure for the control and management of chemotherapy-related acute
and delayed nausea: Assessment of Nausea in Chemotherapy Research
(ANCHoR), a randomised controlled trial : NHS : UK
Newman., Jack., Pitman., Teresa. (2008). The ultimate brestfeeding book of
answers. Jakarta: Buah Hati
Orem. (2001). Nursing: Concept of Practice (6thed). Mosby: St. Louis.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
33
Olsson, I., Mylketun, A. (2005).The hospital anxiety and depression rating scale:
A cross sectional study of psychometrics and case finding abilities in
general practice. BMC Psychiatritry,5 ,46
Pazdur. (2001). Mual dan Muntah Pada Pasien dengan Kemoterapi. Diunduh di
http//www.cribd.com/doc/35152956/Evaluasi-Mual-Muntah-Paienkemoterapi.html, pada tanggal 12 April 2014
Pilliteri, A. (2003). Maternal and Childbearing nursing care of the childbearing
and childrearing family, 4th ed. Philadelphia: Lippincott.
Piper, B. F., Dibble, S. L., Dodd, M. J., Weiss, M. C., Slaughter, R. E., & Paul, S.
M. (1998). The revised Piper Fatigue Scale: Psychometric evaluation in
women with breast cancer. Oncology Nursing Forum, 25(4), 677-684.
Prue, G., Allen, J., Gracey, J., Rankin, J., & Cramp, F. (2010). Fatigue and
gynecological cancer patients during and after anticancer treatment.
Journal of Pain and Symptom Management, 39(2), 197-210. doi:
10.1016/j.jpainsymman.2009.06.011.
Reeder, S.J., Martin, L.L & Koniak-Griffin, D. (2011).Maternity Nursing: Family,
Newborn, and Women’s Health Care, 18th edition. Alih bahasa Yati
Afiyanti, Imami Nur Rachmawati & Sri Djuwitaningsih. (2011).
Keperawatan maternitas: kesehatan wanita, bayi & keluarga, ed. 18 vol 1.
Jakarta: EGC. Buku asli diterbitkan tahun 1997
Reeve, B. B., Stover, A. M., Alfano, C. M., Smith, A. W., Ballard-Barbash, R.,
Bernstein, L., . . . Piper, B. F. (2012). The Piper Fatigue Scale-12 (PFS12): Psychometric findings and item reduction in a cohort of breast cancer
survivors. Breast Cancer Res Treat, 136, 9-20. doi: 10.1007/s10549-0122212-4.
Rouhe, H & Aro, k (2012) obstetric outcome after interventions for severe fear
of childbirth in nulliparous women-randimised trial. International
Journal Of Obstetric And Gynecology: 75-84
Rosenberg, M. (1965). Society and the adolescence self image. Princeton, NJ:
Princeton University Press.
Rustoen, T., Moum, T., Wiklund, I., & Hanestad, B. (1999a). Quality of life in
newly diagnosed cancer patients. Journal of Advanced Nursing, 29, 490498.
Rustoen, T., Wicklund, I., Hanested, B., & Burckhardt, C. (1999b). Validity and
reliability of the Norwegian version of the Ferrans and Powers Quality of
Life Index. Scandinavian Journal of Caring Science, 13, 96-101.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
34
Savard, J., & Morin, C. (2011). Insomnia in the Context of Cancer: A Review of a
Neglected Problem. Journal of Clinical Oncology, 19(3), pp. 895-908.
Sharma, B., et al. (2013). Midwifery Scope of Practice Among Staff Nurses: A
Grounded Theory Study in Gujarat, India. Midwifery 29 p. 628-636.
Simeit, R., Deck, R., & Marx,B. (2003). Sleep management training for cancer
patients with insomnia. Support Care Cancer (2004) 12:176–183. DOI
10.1007/s00520-004-0594-5
Sood, A., Barton, D. L., Bauer, B. A., & Loprinzi, C. L. (2007). A critical review
of complementary therapies for cancer-related fatigue. Integrative Cancer
Therapies, 6(1), 8-13. doi: 10.1177/1534735406298143.
Stone, P. (2002). The measurement, causes, and effective management of cancer
related fatigue. International Journal of Palliative Nursing 8(3), 120-128.
Stone, P., Ream, E., Richardson, A., Thomas, H., Andrew, P., Cambell, P., . . .
Young, A. (2003). Cancer-related fatigue – a difference of opinion?
Results of a multicentre survey of healthcare professionals, patients and
caregivers. European Journal of Cancer Care, 12, 20-27.
Street RL, Slee C, Kalauokalani DK, et al. (2009). Improving physician-patient
com¬munication about cancer pain with a tailored education-coaching
intervention. Patient Educ Couns 2009; 80:42–47.
Teijlingen, E., V. et al. (2009). Born in UA: Exceptionalism in Maternity Care
organization Among High Income Countries.Sociological research online
14 (1)5.Diakses dari http://www.socresonline.org.uk/14/1/5.html
Vowles, K. E., & McCracken, L. M. (2008). Acceptance and values-based
action in chronic pain: A study oftreatment effectiveness and process.
Journal of Consulting and Clinical Psychology, 76, 397–407.
Wanchai, A., Armer, J. M., & Stewart, B. R. (2011). Nonpharmacologic
supportive strategies to promote quality of life in patients experiencing
cancer-related fatigue: A systematic review. Clinical Journal of Oncology
Nursing, 15(2), 203-214. doi: 10.1188/11.CJON.203-214.
Wilkie D, Berry D, Cain K, et al. (2010). Effects of coaching patients with lung
cancer to report cancer pain.West J Nurs Res 2010; 32:23–46.World
Health Organization (2007) Verbal Autopsy Standards: Ascertaining
and Attributing Causes of Death. WHO, Geneva (available at:
http://www.who.int/whosis/mort/verbalautopsystandards/en/).
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
35
WHO. (2003). Mual dan Muntah Pada Pasien dengan Kemoterapi. Diunduh di
http//www.google.co.id/search?q=mual+dan+muntah+pada+pasien+kemot
erapi&ie
Yildirim YK, Cicek F, Uyar M. (2009). Effects of pain education program on
pain intensity, pain treatment satisfaction, and barriers in Turkish cancer
patients. Pain Manag Nurs 2009; 10:220–228.
Zimet, G., Dahlem, N., Zimet, S.. & Farley, G. (1988). The multidimensional
scale of perceived social support, Journal of Personality Assessment, 52,
30-41.
Zimet, G., Powell, S., Farley, G., Werkman, S., & Berkoff, K. (1990).
Psychometric characteristics of the multidimensional scale of perceived
social support. Journal of Personality Assessment, 55, 610-617.
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
36
LAMPIRAN
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
37
QUALITY OF LIFE INDEX©
CANCER VERSION-III
Copyright 1984 & 1998 Carol Estwing Ferrans and Marjorie J. Powers
Bagian 1. Untuk masing-masing pernyataan berikut ini, silahkan pilih jawaban yang paling
tepat menggambarkan seberapa puas Anda dengan area kehidupan Anda. Harap menandai
jawaban Anda dengan melingkari nomor tersebut. Tidak ada jawaban yang benar atau
salah.
1
2
3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Sangat tidak puas
Tidak puas
Sedikit tidak puas
4
5
6
Sedikit puas
Puas
Sangat puas
Seberapa puaskah anda
Akan kondisi kesehatan anda
1
Akan perawatan kesehatan anda
Akan rasa sakit yang anda alami
Akan jumlah energy yang anda miliki u/ kegiatan anda
Akan kemampuan anda sendiri dalam melakukan
perawatan tanpa bantuuan orang lain
Akan control yang anda punya dalam hidup anda
Akan kesempatan hidup yang anda punya sesuai
keinginan anda
Akan kondisi kesehatan keluarga
Akan kondisi anak-anak anda
Akan kebahagiaan hidup keluarga anda
Akan kehidupan seksual anda
Akan kehadiaran pasangan/suami anda
Akan kehadiran teman-teman anda
Akan dukungan emosional yang keluarga anda
berikan
Akan dukungan social dari orang lain selain keluarga
anda
Akan kemampuan anda dalam menjalankan peran
anda dalam keluarga
Akan manfaat anda untuk hidup orang lain
Akan kekhawatiran yang anda alami
Akan kehadiran tetangga anda
Akan tempat tinggal anda
Akan pekerjaan anda
Akan kondisi anda dalam keadaan tidak
bekerja/pension
Akan pendidikan anda
Akan kemampuan anda dalam memenuhi
kebutuhan keuangan
Akan kegiatan yang menyenangkan yang bisa
anda lakukan
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
2
Pilihan
3 4 5
6
38
26
27
28
29
30
31
32
33
Akan kesempatan anda untuk hidup bahagia ke
depannya
Akan ketenangan fikiran anda Your peace of
mind?
Akan keyakinan anda kepada Tuhan?
Akan pencapaian tujuan hidup anda
Akan kebahagiaan hidup anda secara keseluruhan
Akan kehidupan anda secara keseluruha
Akan penampilan anda secara pribadi
Akan penampilan anda secara umum
Bagian 2. Untuk masing-masing berikut ini, silahkan pilih jawaban yang paling tepat
menggambarkan betapa pentingnya hal ini dalam hidup Anda adalah untuk Anda.
Harap menandai jawaban Anda dengan melingkari nomor tersebut. Tidak ada jawaban
benar atau salah
1
2
3
No
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Sangat tidak penting 4
Tidak penting
5
Sedikit tidak penting 6
Sedikit penting
Penting
Sangat penting
Seberapa pentingkah diri anda
Akan kondisi kesehatan anda
1
Akan perawatan kesehatan anda
Akan rasa sakit yang anda alami
Akan jumlah energy yang anda miliki u/ kegiatan anda
Akan kemampuan anda sendiri dalam melakukan
perawatan tanpa bantuuan orang lain
Akan control yang anda punya dalam hidup anda
Akan kesempatan hidup yang anda punya sesuai
keinginan anda
Akan kondisi kesehatan keluarga
Akan kondisi anak-anak anda
Akan kebahagiaan hidup keluarga anda
Akan kehidupan seksual anda
Akan kehadiaran pasangan/suami anda
Akan kehadiran teman-teman anda
Akan dukungan emosional yang keluarga anda
berikan
Akan dukungan social dari orang lain selain keluarga
anda
Akan kemampuan anda dalam menjalankan peran
anda dalam keluarga
Akan manfaat anda untuk hidup orang lain
Akan kekhawatiran yang anda alami
Akan kehadiran tetangga anda
Akan tempat tinggal anda
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Pilihan
2 3 4 5
6
39
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
Akan pekerjaan anda
Akan kondisi anda dalam keadaan tidak
bekerja/pensiun
Akan pendidikan anda
Akan kemampuan anda dalam memenuhi
kebutuhan keuangan
Akan kegiatan yang menyenangkan yang bisa
anda lakukan
Akan kesempatan anda untuk hidup bahagia ke
depannya
Akan ketenangan fikiran anda Your peace of
mind?
Akan keyakinan anda kepada Tuhan?
Akan pencapaian tujuan hidup anda
Akan kebahagiaan hidup anda secara keseluruhan
Akan kehidupan anda secara keseluruha
Akan penampilan anda secara pribadi
Akan penampilan anda secara umum
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Pendidikan
Nama
Tempat Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
:
:
:
:
:
Nomor Telepon
Email
Tahun 2013 - 2014
:
:
Tahun 2011 – 2013 :
Pengalaman Kerja
Tahun 2002 – 2008
:
Tahun 2003 – 2006
:
Tahun 1999 – 2002
Tahun 1996 – 1999
:
:
Tahun 1993 – 1996
Tahun 1987 – 1993
Tahun 2008 – Sekarang
Tahun 1999 – 2002
:
:
:
:
Mulhaeriah, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Sinjai, 10 Maret 1982
Perempuan
Islam
Jl. Traktor, BTN Tabaria Blok G
No. 10 Komp.PU Mallengkeri,
Makassar, Sulawesi Selatan
085255362348
[email protected]
Program Residensi Ners Spesialis
Keperawatan Maternitas FIK UI
Program Pasca Sarjana Magister
Keperawatan Maternitas FIK UI
Program Sarjana dan Profesi
Keperawatan, Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) FK UNHAS
Diploma Kejururawatan, Kolej
Sultan Zainal Abidin, Kuala
Terengganu, Malaysia
MAN I Makassar
Sekolah Perawat Kesehatan
(SPK) Muhammadiyah Makassar
SMP Negeri Manipi, Sinjai Barat
SD Negeri Hulo Sinjai Barat
Dosen PSIK FK UNHAS
Perawat Klinik 24 Jam Avicena
Makassar
Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014
Download