UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN AKHIR RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN KARYA ILMIAH AKHIR MULHAERIAH NPM.1106122663 PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JUNI 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN AKHIR RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMS PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN KARYA ILMIAH AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ners Spesialis Keperawatan Maternitas MULHAERIAH NPM.1106122663 PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JUNI 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Karya Ilmiah Akhir ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Mulhaeriah NPM : 1106122663 Tanda tangan : Tanggal : 26 Mei 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 HALAMAN PENGESAHAN Karya ilmiah akhfu ini diajukan oleh : Mulhaeriah Nama NPM ttml22663 Program Studi Fakultas Ners Spesialis Keperawatan Maternitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Jrdul Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help dan Unpleasant Symptoms pada Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan Telah berhasil dipertalmnkan di hadapan Dewan Penguji Karya Ilmiah Alfiir Program Ners Spesialis Keperawatan Matenritas Itnu Keperawatan Universitas Indonesia DEWAI{ PENGUJI Pembimbing Dr. Yati Afiyanti, MN Pembimbing Imami Nur Rachmawati, S.Kp., M.Sc Penguji Dr. dr. JM. Seno Adjie, SpOG (K) Penguji Dr. Atik Hodikoh, M.Kep., Sp.Kep.,Mat. Ditetapkan di Tanggal : Depok :26Mei2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ilt Univercitas lndonesia HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah akhir ini saya susun sendiri tanpa tindakan plagiarism sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarism, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi dari Universitas Indonesia. Depok, 26 Mei 2014 Yang Membuat Pernyataan (Mulhaeriah) Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan karya ilmiah akhir yang berisi laporan akhir residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas dan aplikasi teori keperawatan need for help Wiedenbach dan unpleasant symptoms Audrey Gift pada kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan dapat selesai tepat pada waktunya. Karya ilmiah akhir ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ners Spesialis Keperawatan Maternitas Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penyusunan karya ilmiah akhir penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Ibu Dra. Junaiti Sahar, SKp., M. App. Sc., PhD. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 2. Ibu Henny Permatasari, SKp., M. Kep., Sp. Kep. Kom. selaku Ketua Program Studi Magister dan Spesialis Fakultas Ilmu Keperawatan yang telah menghantarkan penulis untuk menggali ilmu di Program Spesialis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 3. Ibu Dra. Setyowati, M.App.Sc., Ph.D. selaku Supervisor utama yang telah sabar memberikan masukan dan bimbingan selama praktek residensi spesialis keperawatan maternitas 4. Ibu DR. Yati Afiyanti, MN. selaku Supervisor utama yang telah dengan sabar memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis. 5. Ibu Imami Nur Rachmawati. SKp., M.Sc. selaku supervisor yang telah dengan sabar memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 6. Bapak Dr. dr. JM Seno Adjie, SpOG (K) sebagai anggota tim penguji karya ilmiah akhir yang begitu banyak memberikan saran dan kritikan yang membangun. 7. Ibu Dr. Atik Hodikoh, M.Kep.,Sp.Kep.,Mat. sebagai anggota tim penguji karya ilmiah akhir yang begitu banyak memberikan saran dan kritikan yang membangun 8. Para pembimbing Akademik dan klinik yang telah sabar memberikan masukan dan arahan serta membimbing selama praktik. 9. Seluruh staf pengajar Program Magister dan Spesialis Fakultas Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu sebagai bekal dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini. 10. Staf akademik dan non-akademik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang telah memberikan bantuan dan dukungan secara teknis dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini. 11. Keluarga kecilku, suamiku tercinta Ns. Moh. Syafar Sangkala, S.Kep., MANP dan putriku tersayang Nurul Alimah Musafar yang telah memberikan banyak pengorbanan, dukungan dan kerelaan hati selama proses perjuangan ini. 12. Orang tuaku tersayang atas doa dan harapan, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah akhir ini. 13. Rekan-rekan seperjuangan residensi keperawatan maternitas yang selalu bekerjasama dalam proses residensi sampai dengan selesai. 14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini. Semoga Tuhan YME membalas amal kebajikan yang telah diberikan dengan tulus. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik, masukan dan saran yang bersifat membangun. Depok, Mei 2014 Penulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ========================================================== Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mulhaeriah NPM : 1106122663 Program Studi : Ners Spesialis Keperawatan Departemen : Keperawatan Maternitas Fakultas : Ilmu Keperawatan Jenis karya : Karya Ilmiah Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Laporan Akhir Residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas, Aplikasi Teori Keperawatan Need For Help Wiedenbach dan Unpleasant Symptoms Audrey Gift pada Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan, beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan karya ilmiah akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : Mei 2014 Yang menyatakan ( Mulhaeriah ) Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Mulhaeriah : Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Maternitas : Aplikasi Teori Keperawatan Need For Help dan Unpleasant Symptoms pada Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan Kehamilan postterm adalah usia kehamilan yang memanjang sampai 42 minggu atau lebih yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti hormonal dan genetik. Meskipun angka kejadian kehamilan postterm sedikit, namun kehamilan postterm dapat memberikan dampak yang besar tehadap ibu dan janin. Oleh karena itu, penanganan kehamilan postterm dengan mengaplikasikan pendekatan yang efektif seperti Teori Model Keperawatan Need for Help sangat diperlukan dalam melakukan pengkajian, observasi dan tindakan yang cepat dan tepat selama proses persalinan. Selain itu, Theory of Unpleasant Symptoms dapat juga diaplikasikan untuk membantu mengurangi gejala-gejala ketidaknyaman dari segala aspek baik aspek fisik, psikologis, dan situasional selama proses persalinan. Kelima kasus kelolaan mengalami gejala-gejala ketidaknyaman yang saling mempengaruhi setiap gejala dan membutuhkan penanganan segera. Setelah dilakukan terminasi kehamilan melalui induksi persalinan, ditemukan hasil yang berbeda di setiap kasus. Kasus dua sampai lima setelah diinduksi maka dapat melalui persalinan secara pervaginam sedangkan kasus satu berakhir dengan tindakan seksio sesaria karena terjadi gawat janin. Peran perawat khususnya perawat spesialis maternitas sangat diperlukan pada masa terminasi kehamilan tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah pada ibu dengan dengan kehamilan postterm. Kata Kunci: Kehamilan Postterm, Teori Keperawatan Need for Help, Theory of Unpleasant Symptoms Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ABSTRACT Name Study Program : : Title : Mulhaeriah Master of Nursing Science Specialize in Maternity Nursing Application of Need For Help and Unpleasant Symptoms Nursing Theory on Post-term Pregnancy by Termination Post-term pregnancy is a prolonged pregnancy period till 42 weeks or more that can be caused by varied factors such as hormonal and genetic. Although the incident rate is considerably small, it can bring negative impacts to mother and her baby. Thus, it is important to manage the post-term pregnancy by applying effective approaches such as Need for Help Nursing Theory to ensure rapid and precise assessment, observation and immediate intervention carried out during delivery process. In addition, The Theory of Unpleasant Symptoms can also be applied to minimize unpleasant symptoms either physically or psychologically and situational discomfort during the labor. The five study cases revealed that the mothers experienced unpleasant symptoms that affected each other and required immediate treatment. After termination with labor induction were conducted, different results were found among the cases. Case two to five after be indiuced, they gave birth trough vaginal birth, whil case one ended with caesarean section because`of fetal distress. Nurse role especially maternity nursing specialist is imperative during the gravidity termination period in performing nursing care to overcome problems experienced by mother with post-term pregnancy. Key words: Post-term pregnancy, Need for Help Nursing Theory, Theory of Unpleasant Symptoms Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARSIME........................ iv KATA PENGANTAR............................................................................... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................... vii ABSTRAK BAHASA INDONESIA.......................................................... viii ABSTRAK BAHASA INGGRIS............................................................... ix DAFTAR ISI............................................................................................... x DAFTAR SKEMA...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiii BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1 Latar Belakang................................................................................. 1.2 Tujuan .......................................................................................... 1.3 Sistematika Penulisan.................................................................... 1 1 5 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 2.1 Ringkasan Kasus........................................................................... 2.2 Kehamilan Postterm....................................................................... 2.3 Integrasi Teori Keperawatan pada Asuhan Keperawatan Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan..................... 2.4 Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help dan Unpleasant Symptoms pada Asuhan Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan.................................................................................. 6 6 8 BAB 3 PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS............................................ 3.1 Pemberi Pelayanana asuhan Kepaerawatan secara Langsung..................................................................................... 3.2 Edukator....................................................................................... 3.3 Konselor.......................................................................................... 3.4 Advokat........................................................................................ 3.5 Pngelola........................................................................................ 3.6 Kolaborator.................................................................................. 3.7 Agen Perubah (Innovator)............................................................ 3.8 Komunikator dan Edukator.......................................................... 3.7 Peneliti.......................................................................................... 14 19 27 27 33 34 34 34 35 35 36 36 BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................ 37 4.1 Pembahasan Asuhan Keperawatan pada Kehamilan postterm dengan Terminasi Kehamilan.................................................... 37 4.2 Pembahasan Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help dan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Unpleasant Symptoms................................................................. 40 4.3 Dukungan dan hambatan selama Melaksanakan praktik residensi Ners Spesaialis Keperawatan Maternitas.................................... 43 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 45 5.2 Kesimpulan...................................................................................... 45 5.3 Saran................................................................................................ 46 DAFTAR PUSTAKA................................................................................ LAMPIRAN Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 47 DAFTAR SKEMA Skema 2.1 Pengelolaan Kehamilan Postterm............................................ 14 Skema 2.2 Integrasi Teori Keperawatan Need for Help dan Unpleasant Symptoms.................................................................................. 15 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Laporan lengkap asuhan keperawatan pada kasus kelolaan Lampiran 2 : Kontrak belajar residensi keperawatan maternitas, jadwal praktek, dan daftar hadir residensi spesialis Keperawatan Maternitas Lampiran 3 : Target kompetensi selama residensi keperawatan Maternitas Lampiran 4 : Laporan proyek inovasi Lampiran 5 : Daftar riwayat hidup Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan didefinisikan dan dipersepsikan secara umum sebagai suatu hal yang menyenangkan dalam kehidupan, namun perkembangan masalah dapat terjadi secara tiba-tiba. Perkembangan masalah tersebut akan mengubah situasi dalam kondisi krisis. Komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan dan persalinan biasanya disertai atau tanpa adanya gejala sehingga hal tersebut merupakam suatu tantangan bagi petugas kesehatan khususnya perawat maternitas (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011; Ricci, 2009). Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan dan persalinan adalah kehamilan postterm. Kehamilan postterm atau prolong pregnancy adalah usia kehamilan yang memanjang sampai 42 minggu atau lebih, yang melewati 294 hari lengkap dihitung dari haid pertama haid terakhir menurut rumus Neagle dengan siklus haid rata-rata 28 hari dan belum terjadi persalinan (Gilbert & Harmon, 2003; Ricci, 2009). Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan beresiko tinggi, yang dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin. Kejadian kehamilan postterm dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kesalahan penanggalan yang merupakan penyebab yang paling sering terjadi, faktor hormonal, primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan, janin jenis kelamin laki-laki dan faktor genetik (Kistka et al., 2007; Savitz et al., 2002; Taipale & Hiilesmaa, 2001; Torricelli et al., 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Laursen et al. (2004) menemukan bahwa kembar monozigot dan dizigot akan menyebabkan kehamilan yang berkepanjangan dan juga menemukan bahwa faktor genetik ibu mempengaruhi tingkat kehamilan postterm sebanyak 30 % dalam kehamilan. Faktor yang lain adalah usia ibu, obesitas, paritas, hipertensi kronik, diabetes milletus (Caughey, Stotland, Washington, & Escobar, 2009; Olesen, Westergaard, & Olsen, 2006; Roos, Sahlin, Ekman Ordeberg, Kieler, & Stephansson, 2010). 1 Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2 Di Amerika Serikat, sekitar 18% kehamilan tunggal berlanjut hingga 41 minggu, sekitar 10 % (3-14%) terus berlanjut setelah 42 minggu dan 2 – 7 % berlanjut setelah 43 minggu kehamilan (Caughey, 2013; Norwitz, Snegovskikh, & Caughey, 2007). Sedangkan di Eropa prevalensi kehamilan postterm diperkirakan sekitar 0.8% sampai 8.1 % (Zeitlin, Blondel, Alexander, & Bréart, 2007). Berdasarkan Riskesdas 2010 ditemukan sekitar 6.5 % komplikasi kehamilan termasuk kehamilan postterm (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Sedangkan angka kejadian kehamilan postterm di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong sejak bulan September sampai dengan Desember 2013 tercatat sebanyak 12 kasus dari 632 kehamilan, dan di RSCM Jakarta tercatat 8 kasus dari 415 kehamilan sejak bulan Maret sampai Mei 2014. Berdasarkan data tersebut, meskipun angka kejadian kehamilan dengan postterm sedikit tetapi kehamilan postterm akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup ibu dan bayi. Dampak kehamilan postterm terhadap janin yaitu bisa menyebabkan kematian perinatal. Setelah 42 minggu, insiden kesakitan neonatus dan janin adalah 25%. Angka kematian perinatal pada kehamilan 42 minggu adalah 2 kali lipat dari 40 minggu dan meningkat 4 kali lipat pada 43 minggu dan 5 -7 kali lipat pada 44 minggu (Caughey, 2013; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Kematian neonatal dapat terjadi akibat kesakitan pada masa periode antenatal yang meliputi gawat janin, bayi kecil masa kehamilan atau bayi besar masa kehamilan, infeksi intrauterine, insufisiensi uteroplacental dan aspirasi mekonium (Mandruzzato et al., 2010; Norwitz et al., 2007). Insufisiensi uteroplacenta menyebabkan penurunan perfusi sehingga kurang efisien dalam memberikan nutrsi dan oksigen ke janin. Volume cairan ketuban juga menurun yang menyebabkan hipoksia janin dan peningkatan resiko kompresi pada tali pusat yang bisa menyebabkan terjadinya asfiksia (Ricci, 2009). Selain itu, Risiko kematian neonatal terjadi akibat partus lama, distosia bahu, cephalopelvic disproportion (CPD) sehingga terjadi injuri ortopedik atau neurologis (Norwitz et al., 2007). Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 3 Sedangkan dampaknya pada ibu dengan kehamilan postterm dapat mengalami komplikasi pada saat persalinan terkait dengan ukuran janin yang besar saat lahir, trauma pada jalan lahir termasuk laserasi perineal, episiotomi perdarahan postpartum dan infeksi. Intervensi induksi persalinan dengan prostaglandin atau oxitosin, persalinan vacum atau forsep dan seksio sesaria sangat diperlukan. Ibu juga akan mengalami kelelahan dan reaksi psikologis seperti depresi dan frustrasi (Gilbert & Harmon, 2003; Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010). Penanganan medis yang dilakukan pada ibu dengan kehamilan postterm adalah terminasi kehamilan dengan induksi persalinan yang merupakan manajemen medis primer. Manejemen lain adalah dengan melakukan observasi terhadap jumlah gerakan janin perhari, monitoring jumlah cairan amnion setiap minggu, dan non-stress testing untuk mengetahui kesejahteraan janin. Kehamilan postterm dengan serviks yang sudah matang biasanya dilakukan induksi persalinan sedangkan serviks yang belum matang akan diberikan agen untuk pematangan serviks (cervical ripening agent) seperti protaglandin gel diikuti dengan induksi oksitosin (Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, & Roy, 2010; Susan & Shelton, 2011) Penatalaksanaan keperawatan bagi ibu dengan kehamilan postterm adalah dengan memberikan asuhan keperawatan baik secara fisik maupun psikologis. Persiapan secara fisik pada masa antepartum dengan melakukan stimulasi puting susu, mengobservasi adanya kontraksi, serta memberikan informasi yang akurat. Sedangkan pada masa intranatal dengan memonitor denyut jantung janin, adanya tidaknya kompresi tali pusat, cairan amnion yang kurang akan menyebabkan terjadinya hipoksia. Persiapan psikologis untuk mengurangi kecemasan dengan memberikan penjelasan mengenai kehamilannya terutama jika akan dilakukan terminasi kehamilan dengan induksi persalinan. Perawat harus menjelsakan mengenai prosedur pada saat induksi persalinan ( Ricci, 2009; Susan & Shelton, 2011). Observasi terhadap ibu dan janin serta dukungan emosional diberikan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 4 terhadap ibu secara terus menerus untuk mengurangi gejala-gejala ketidaknyamanan. Kehamilan postterm memerlukan tindakan yang cepat dan tepat agar dapat mencegah komplikasi yang bisa menyebabkan kematian pada ibu dan bayi dengan mengakhiri kehamilan (Gilbert & Harmon, 2003). Oleh karena itu, sebagai perawat khususnya perawat maternitas harus memberikan perawatan yang professional dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat maternitas harus memberikan perawatan pada ibu dalam mempersiapkan persalinan atau kelahiran anaknya sehingga ibu dan bayi sehat dan selamat dalam proses persalinan (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Teori “Need for Help” Wiedenbach menjelaskan bahwa peran perawat sangat diperlukan dalam memberikan bantuan sesegera mungkin untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan dalam mengatasi masalah yang dialami pasien (Parker, 2001). Selain penerapan teori keperawatan Wiedenbach (Need for Help) untuk memberikan tindakan yang sesegera mungkin, perawat juga harus mampu memenuhi kebutuhan untuk mengurangi gejala-gejala ketidaknyaman dari segala aspek baik aspek fisik, psikologis, sosial kultural dan spritual selama proses persalinan. Oleh karena itu, penerapan model teori keperawatan Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) oleh Audrey Gift sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap gejala-gejala ketidaknyaman dari berbagai konteks dan menyediakan informasi yang bermanfaat serta memberikan intervensi untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi dampak negatif dari gejala-gejala ketidaknyaman (Peterson & Bredow, 2004; Smith & Liehr, 2008). Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 5 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Menggambarkan pelaksanaan praktik residensi keperawatan maternitas 1.2.2 Tujuan Khusus 1.2.2.1 Menuliskan lima kasus kehamilan postterm yang dikelola 1.2.2.2 Menjelaskan kerangka teoritis asuhan keperawatan pada kasus kehamilan postterm dengan teori need for help dan unpleasant symptoms 1.2.2.3 Menggambarkan aplikasi teori need for help dan unpleasant symptoms pada kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan 1.2.2.4 Melaporkan pencapaian target praktik residensi keperawatan maternitas 1.2.2.5 Membahas aplikasi teori need for help dan unpleasant symptoms pada kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan dikaitkan dengan peran perawat maternitas. 1.3 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan karya ilmiah akhir ini terdiri dari bab 1 yaitu pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, tujuan penulisan serta sistematika penulisan. Bab 2 berisi tentang aplikasi teori keperawatan pada kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan dengan menggunakan teori keperawatan need for help dan unpleasant symptoms yang terdiri dari 5 kasus kelolaan, tinjauan pustaka, integrasi dan penerapan teori keperawatan. Bab 3 berisi tentang tujuan pendidikan residensi keperawatan spesialis maternitas, pelaksanaan praktek residensi dan pencapaian kompetensi. Bab 4 terdiri dari pembahasan kasus-kasus kelolaan berdasarkan tinjauan medis, pembahasan penerapan teori keperawatan need for help dan unpleasant symptoms dalam asuhan keperawatan kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan serta kendala dan pendukung pencapaian kompetensi. Bab 5 berisi tentang kesimpulan dan saran. Karya ilmiah ini juga dilengkapi dengan kepustakaan dan lampiran yang terkait dengan pelaksanaan praktik residensi spesialis keperawatan maternitas. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 BAB 2 APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP DAN UNPLEASANT SYMPTOMPS PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN Bab ini akan menguraikan penerapan teori keperawatan Need for Help dan Unpleasant Symptomps pada asuhan keperawatan kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan. 2.1 Ringkasan Kasus Kasus 1 Ny. N, 24 tahun, G1P0A0, hamil 42-43 minggu, SMA, ibu rumah tangga, Betawi, Islam, masuk Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30 WIB rujukan dari Puskesmas Cimanggis dengan keluhan mules-mules, keluar lendir dan darah sedikit dari vagina. Ny. N juga cemas menghadapi proses persalinan karena tidak mempunyai pengalaman serta cemas dengan kondisi janinnya karena menurut bidan kehamilannya sudah lewat waktu. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 03 Januari 2013 taksiran partus (TP) 10 Oktober 2013. Pemeriksaan abdomen terdapat linea nigra, tinggi fundus uteri 36 cm, pada bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi uterus teratur 3 kali dalam 10 menit dengan interval 20 detik bersifat ringan, denyut jantung janin 143 kali/menit , reguler. Vulva /vagina tidak ada kelainan, tampak keluar lendir dan darah, portio masih tebal, pembukaan serviks 3 cm, ketuban masih utuh, penurunan kepala di Hodge II-III, presentasi kepala. Kasus 2 Ny. S, 28 tahun, G4 P3 A0, hamil 42-43 minggu, Sekolah Dasar, ibu rumah tangga, Sunda, Islam, masuk rumah sakit 28 Oktober 2013 pukul 08.05 rujukan dari bidan dengan keluhan keluar air-air sejak 2 hari yang lalu tidak ada pengeluaran darah dan lendir. Riwayat hamil saat ini, HPHT 01 Januari 2013 TP 08 Oktober 2013. Pemeriksaan abdomen ditemukan TFU 33 cm, pada bagian 6 Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 7 fundus teraba bokong, punggung terletak di kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus 1-2 kali dalam 10 menit dengan interval 20 detik, denyut jantung janin 140 kali /menit regular. Vulva /vagina tidak ada pengeluaran lendir dan darah, tidak ada edema, tidak ada varises, portio tebal, pembukaan serviks 1 cm, ada pengeluaran air ketuban, penurunan kepala pada Hodge I, presentasi kepala. Hasil pemeriksaan USG tanggal 27 Oktober 2013 didapatkan kehamilan postterm, tampak janin presentase kepala, tunggal hidup, cairan amnion berkurang. Kasus 3 Ny. I, 30 tahun, G2P1A0, hamil 42- 43 minggu, Sekolah Menengah Pertama, ibu rumah tangga, Sunda, Islam, masuk rumah sakit tanggal 6 November 2013 pukul 17.45 WIB rujukan dari poliklinik kebidanan karena tidak ada tanda-tanda melahirkan padahal kehamilan sudah lewat waktu. Keluhan saat ini adalah cemas karena tidak ada tanda-tanda melahirkan dan cemas dengan kondisi janinnya. Riwayat hamil saat ini, hari pertama haid terakhir tanggal 14 Januari 2013 taksiran partus 21 Oktober 2013. Pemeriksaan abdomen ditemukan tinggi fundus uteri 36 cm, pada bagian fundus teraba bokong punggung terletak di kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin 150 kali/menit reguler. Vulva /vagina tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam, tidak ada pembukaan serviks. Hasil pemeriksaan USG tanggal 06 November 2013 didapatkan kehamilan postterm, tampak janin presentase kepala, tunggal hidup, taksiran berat janin 3100 gram, cairan amnion berkurang, letak plasenta di fundus belakang. Kasus 4 Ny. N, 25 tahun, G2P1A0, hamil 42-43 minggu, sekolah dasar, ibu rumah tangga, Jawa, Islam, masuk rumah sakit Cibinong tanggal 4 Desember 2013 pukul 06.17 WIB rujukan dari bidan dengan keluhan mules-mules pada perut, keluar lendir dan darah dari vagina, cemas dengan kondisi janinnya karena kehamilan pertama juga lewat waktu dan bayinya meninggal. Riwayat hamil saat ini, hari pertama haid terakhir tanggal 26 Januari 2013, taksiran partus 3 November 2013. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 8 Pemeriksaan abdomen ditemukan tinggi fundus uteri 31 cm, pada bagian fundus teraba bokong punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi uterus teratur 2 - 3 kali dalam 10 menit dengan interval 30 detik, denyut jantung janin 160 kali/menit, irregular. Vulva /vagina tidak ada kelainan, tampak keluar lendir dan darah, portio lunak dan tipis, pembukaan serviks 3 cm, ketuban masih utuh, penurunan kepala di Hodge II-III, presentasi kepala. Hasil pemeriksaan USG tanggal 3 Desember 2013 didapatkan kehamilan postterm, tampak janin presentase kepala tunggal hidup, taksiran berat janin 3500 gram, cairan amnion berkurang, letak plasenta di fundus belakang. Kasus 5 Ny. Is, 27 tahun, G2 P1 A0 hamil 42 – 43 minggu, sekolah menengah pertama, ibu rumah tangga, Betawi, Islam, masuk IGD RSCM tanggal 7 Mei 2014 pukul 22.45 WIB pasien rujukan Puskesmas Setia Budi dengan gawat janin. Pasien mengeluh mules-mules 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku hamil cukup bulan dengan HPHT 18 Juli 2013, TP 25 April 2014. Pasien mengatakan melakukan pemeriksaan yang teratur di bidan Puskesmas Setia Budi. Pemeriksaan abdomen ditemukan tinggi fundus uteri 33 cm, pada bagian fundus teraba bokong, punggu janin terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5 kontraksi uterus tidak ada, DJJ 140 kali/menit. Vulva /vagina tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam, tidak ada pembukaan serviks. Hasil pemeriksaan USG tanggal 7 Mei 2014 didapatkan kehamilan 42-43 minggu, tampak janin presentase kepala tunggal hidup, taksiran berat janin 3310 gram, cairan amnion berkurang, tidak ada lilitan tali pusat. 2.2 Kehamilan Postterm Kehamilan postterm adalah salah satu komplikasi kehamilan yang paling sering terjadi, ketika persalinan gagal dimulai secara spontan pada usia kehamilan 42 minggu atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir dan disertai tanda sindrom postmatur pada bayi (Gilbert & Harmon, 2003; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Meskipun penyebab kehamilan postterm belum diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor yang berhubungan dengan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 9 kejadian kehamilan postterm baik dari faktor ibu maupun janin (Gilbert & Harmon, 2003). Faktor penyebab dari ibu diantaranya adalah faktor hormonal yaitu kurangnya sekresi estrogen dan sekresi progesteron terus berlanjut. Kurangnya estrogen menyebabkan kurangnya prostaglandin yang mengurangi kepekaan uterus terhadap oksitosin (Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010) . Faktor lain yang mempengaruhi kehamilan postterm diantaranya riwayat kehamilan postterm, usia ibu antara 20 - 29 tahun, primigravida, perdarahan yang terjadi pada trimester pertama, faktor genetik, obesitas, paritas dan penyakit ibu seperti hipertensi kronik dan diabetes mellitus (Caughey, Stotland, Washington, & Escobar, 2009; Laursen et al., 2004; Olesen, Westergaard, & Olsen, 2006; Torricelli et al., 2006). Faktor penyebab dari janin adalah kadar kortisol yang rendah dalam darah janin, cacat bawaan janin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak ada kelenjar pituitari pada janin, defisiensi sulfat plasenta. Faktor lain yang menyebabkan kehamilan possterm adalah kelainan letak janin, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi sehingga tidak ada tekanan pada pleksus frankenhauser yang akan membangkitkan kontraksi uterus (Gilbert & Harmon, 2003; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Kehamilan postterm terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan adanya his dan terjadi penundaan persalinan. Rendahnya kadar estriol pada perempuan hamil dapat menghalangi biosintesa estrogen plasenta sehingga persalinan tidak terjadi pada waktu aterm dan mengganggu fungsi plasenta (Norwitz et al., 2007). Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 36 – 38 minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan kadar laktogen plasenta. Terjadi dua spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50 %. Volume air ketuban juga mulai berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Hal Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 10 ini menyebabkan terhalangnya kemampuan janin untuk memperoleh nutrisi dan oksigen untuk proses tumbuh kembang janin intrauterine sehingga proses kembang janin akan mengalami gangguan (Gilbert & Harmon, 2003). Manifestasi klinis dari kehamilan postterm adalah kehamilan berusia 42 minggu atau lebih, penurunan berat badan ibu, penurunan ukuran uterus karena jumlah cairan amnion mulai menurun, terdapat mekonium di dalam cairan amnion, maturasi tulang janin lebih cepat dan berkurangnya gerakan janin (Gilbert & Harmon, 2003; Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010). Kehamilan postterm akan memberikan dampak terhadap ibu dan janinnya atau bayi. Dampaknya terhadap ibu diantaranya ukuran janin yang besar sehingga intervensi dengan seksio sesaria diperlukan. Selain itu, distosia, trauma jalan lahir, perdarahan postpartum dan infeksi. Persalinan dengan intervensi seperti vakum atau forcep dan juga induksi persalinan kemungkinan akan dilakukan. Ibu juga akan mengalami kelelahan. Selain dampak terhadap fisik juga memberikan dampak terhadap psikologis seperti cemas dan frustrasi, takut serta merasa terganggu karena kehamilan belum berakhir. Oleh karena itu, dapat mengakibatkan respon negatif dari ibu seperti ibu berisiko memproyeksikan kemarahannya kepada bayi yang dikandung atau ibu menjadi tidak kooperatif terhadap tindakan yang diberikan (Gilbert & Harmon, 2003; Norwitz et al., 2007; Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010; Ricci, 2009). Sedangkan risiko kehamilan postterm terhadap janin antara lain makrosomia, sindrome dismaturitas yang ditandai dengan perubahan pada kulit dengan atau tanpa kehilangan jaringan lemak subkutaneus, hipoksia janin akibat insufisiensi uteroplasenta atau kurangnya volume cairan ketuban yang bersiko terhadap kompresi tali pusat yang menyebabkan terjadinya asfiksia, sindrom aspirasi mekonium, hipoglisemia, dan polisitemia (Gilbert & Harmon, 2003; Ricci, 2009). Selain itu, cephalopelvicdisproportion (CPD) yang menyebabkan terjadinya injuri ortopedik atau neurologis (Norwitz et al., 2007). Kelahiran bayi kecil masa kehamilan atau bayi besar masa kehamilan, dan infeksi intrauterine juga bisa Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 11 terjadi, bahkan kematian neonatal serta berisiko terhadap kematian pada satu tahun pertama kelahiran (Mandruzzato et al., 2010; Norwitz et al., 2007). Kehamilan postterm dapat didiagnosis dengan cara menentukan usia kehamilan yaitu dengan menggunakan rumus Neagle dengan mempertimbangkan siklus menstruasi dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus dengan menggunakan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang ditemukan adalah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang. Selain riwayat haid, penentuan diagnosis kehamilan dilihat juga pada hasil pemeriksaan antenatal termasuk hari pertama haid terakhir (HPHT), gerakan janin pada (umur kehamilan 16 – 18 minggu, terdengar denyut jantung janin (10 – 12 minggu dengan doppler dan 19 – 20 minggu dengan fetoskop). Pemeriksaan melalui USG untuk menilai usia kehamilan, oligihidramnion dan derajat maturitas plasenta. Selain itu, kardiotokografi (KTG) untuk mengetahui kesejahteraan janin (Gilbert & Harmon, 2003; Norwitz et al., 2007; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Kemungkinan komplikasi yang terjadi pada ibu yaitu trauma langsung persalinan pada jalan lahir (robekan luas dan ruptur perineum tingkat lanjut), infeksi karena terbukanya jalan lahir secara luas sehingga mudah terjadi kontaminasi bakterial dan perdarahan (trauma langsung jalan lahir, atonia uteri, retensio plasenta) (Gilbert & Harmon, 2003). Sedangkan komplikasi yang terjadi pada bayi yang dikandung pada kehamilan dengan postterm diantaranya hipoksia, hipovolemia, asidosis, sindrom gawat napas, hipoglikemia, hipofungsi adrenal. Persalinan janin makrosomia pervaginam akan menimbulkan trauma pada bayi yaitu asfiksia (Gilbert & Harmon, 2003). Penanganan kehamilan postterm harus mempertimbangkan kondisi janin melalui tes tanpa tekanan (non stress test/NST), gerakan janin dengan cara subjektif (normal rata-rata 7 kali/20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (10 kali/20 menit), dan amnioskopi yaitu ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik, sebaliknya air ketuban sedikit dan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 12 mengandung mekonium akan mengalami risiko asfiksia (Mandruzzato et al., 2010; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Prinsip penatalaksanaan dari kehamilan postterm dimulai dari umur kehamilan 41 minggu adalah tergantung dari derajat kematangan serviks dengan menilai skor bishop atau Fungsi Dinamik Jantung Placenta (FDJP). Prosedur tetap tentang cara mengakhiri kehamilan postterm meliputi bila serviks matang (skor bishop ≥ 6) dilakukan induksi persalinan (bila tidak ada kontra indikasi) dan seksio sesaria hendaknya diputuskan bila berat janin ≥ 4000 gram. Serviks belum matang(skor bishop < 6) perlu melakukan penilaian janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak akan diakhiri melalui pemeriksaan profil biofisik yaitu bila profil biofisik 0-2 atau ditemukan oligohidramnion (<2 cm pada kantong terbesar atau indeks cairan amnion <5) atau dijumpai deselerasi variabel pada (NST), maka dilakukan induksi persalinan dengan pemantauan KTG kontinyu; Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, uji dengan kontraksi (CST) harus dilakukan. Bila CST positif, janin perlu dilahirkan, sedangkan bila CST negatif kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian janin dilakukan 3 hari kemudian; keadaan serviks (skor bishop) harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien; semua pasien harus diakhiri kehamilannya bila telah mencapai 308 hari (44 minggu) tanpa melihat keadaan serviks (Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, & Roy 2010; RSUPN Ciptomangunkusumo, 2007; Rumah Sakit Hasan Sadikin, 2005). Pematangan serviks dapat menggunakan prostaglandin E (misoprostol 25 g intravaginal yang diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama) atau dilakukan pemasangan balon kateter folley ke dalam kanalis servikalis. Apabila setelah 24 jam belum terjadi persalinan spontan, keadaan ibu dan janin masih baik maka dilakukan pemasangan infus dengan cairan normal saline ditambah dengan oksitosin (Mandruzzato et al., 2010; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Oleh karena itu, peran perawat maternitas sangat diperlukan baik dengan memberikan informasi yang jelas`mengenai risiko dan keuntungan dari intervensi yang di berikan serta memantau kondisi janin dan ibu. Pengelolaan kehamilan postterm dapat dilihat pada skema 2.1 Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 13 Skema 2.1 Pengelolaan Kehamilan Postterm Pengelolaan Kehamilan Postterm Penilaian umur Kehamilan Tinggi fundus Faktor risiko Riwayat obstetri yang lalu HPHT Kehamilan >41 minggu Serviks matang (Skor Bishop ≥6) Induksi persalinan Serviks belum matang (Skor Bishop <6) Seksio sesaria - Janin >4000gr Oligihidramnion Induksi Persalinan Pemantauan janin: NST-OCT USG Deselerasi Variabel - Volume cairan amnion normal - NST tidak reaktif Induksi persalinan CST (Uji dengan kontraksi) FDJP > 6 Pervagina FDJP < 6 Perabdomen Positif (+) Induksi Persalinan 44 minggu Serviks matang Induksi Persalinan Negatif (- ) Pemamtauan janin diulangi (2x/minggu) 44 minggu Serviks belum matang Pematangan serviks dapat menggunakan prostaglandin E atau dilakukan pemasangan balon kateter folley. Apabila setelah 24 jam belum terjadi persalinan spontan, maka dilakukan pemasangan infus dengan cairan normal saline ditambah dengan oksitosin Sumber : Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, & Roy 2010; Mandruzzato et al., 2010; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011; RSUPN Ciptomangunkusumo, 2007; Rumah Sakit Hasan Sadikin, 2005). Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 14 2.3 Integrasi Teori Keperawatan pada Asuhan Keperawatan kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan Keterkaitan teori keperawatan need for help dan unpleasant symptomps dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan diuraikan pada skema berikut: Skema 2.2 Integrasi Teori Keperawatan Need for Help dan Unplesant Symptoms pada Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan Kehamilan Postterm Pengkajian Keperawatan (Identifikasi) 1. Identifikasi Fisik: Kondisi ibu : HPHT, umur kehamilam, Pemeriksaan dalam dll Kondisi janin : DJJ, gerakan janin Faktor fisiologis (Unpleasant Sypmtoms) : Nyeri, kelelahan dll 2. Identifikasi Psikologis: Faktor Psikologis (Unpleasant Sypmtoms):cemas, takut, frustasi Faktor Situasional (Unpleasant Sypmtoms) : dukungan keluarga, status ekonomi Ketiga faktor akan mempengaruhi perilaku: Keterampilan motorik Sosial Kognitif Ministrasi (Perencanaan Keperawatan) Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan a. b. Intervensi Mencegah komplikasi ibu dan janin Mengurangi unpleasant symptoms (Faktor fisiologis, psikologis dan situasional Koordinasi : Terminasi kehamilan, USG, CTG Validasi (Evaluasi) Sumber: (Alligood & Tomey, 2006; Parker, 2001; Peterson & Bredow, 2004; Smith & Liehr, 2008). Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 15 Berdasarkan skema di atas dapat dilihat bahwa teori keperawatan need for help dan unplesant symptomps digunakan secara terintegrasi selama masa intranatal. Teori keperawatan Need for Help Wiedenbach sebagai suatu kegiatan dari seorang tenaga profesional perawat maternitas yang mempunyai potensi dalam memberikan bantuan segera kepada individu agar merasa nyaman dan mampu sehingga mempunyai kekuatan melakukan koping dalam mengatasi masalah kesehatannya (Alligood & Tomey, 2006; Wiedenbach, 1963). Teori need for help juga menjelaskan bagaimana perawat mampu membuat suatu kegiatan tertentu yang diinginkan klien yang memiliki potensi untuk meningkatkan atau memperbaiki kemampuan dalam mengatasi suatu masalah. Teori ini juga menjelaskan bahwa pasien adalah penerima bantuan dari tenaga keperawatan berupa pengetahuan, perawatan dan nasehat. Konsep penting dari teori ini adalah memberikan pengetahuan, keterampilan, sehingga pasien mampu melakukan suatu keputusan terkait dengan masalahnya (Parker, 2001). Ibu dengan kehamilan postterm akan memberikan dampak terhadap ibu dan janinnya serta mengalami gejala-gejala ketidaknyamanan dalam hal ini nyeri, cemas dan kelelahan yang akan saling mempengaruhi antara gejala-gejala yang ada. Oleh karena itu, ibu dengan kehamilan possterm memerlukan intervensi sesegera mungkin untuk mengakhiri atau terminasi kehamilan. Bantuan dari perawat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan ibu serta dapat mencegah komplikasi terhadap ibu dan janin. Penerapan teori keperawatan Wiedenbach (Need for Help) sangat diperlukan oleh ibu dengan kehamilan postterm untuk memfasilitasi individu dalam memberikan bantuan agar merasa nyaman sehingga pasien mampu mengatasi masalah kesehatannya. Wiedenbach menggambarkan praktik keperawatan dalam tiga tahapan yaitu identifikasi, ministrasi dan koordinasi, serta validasi (Fitzpatrick & Whall, 1989; Parker, 2005; Alligood & Tomey, 2006). Identifikasi data yang lebih kompleks akan membantu dalam pemberian asuhan keperawatan yang tepat dalam menangani ibu dengan kehamilan postterm yang akan dilakukan terminasi kehamilan Oleh karena itu, selain penggunanan teori Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 16 keperawatan need for help dalam mengatasi masalah pada ibu hamil dengan postterm, Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) Audrey Gift dapat diaplikasikan dalam mengurangi gejala-gejala ketidaknyamanan dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap sekumpulan gejala ketidaknyamanan dari berbagai konteks dan menyediakan informasi yang bermanfaat serta memberikan intervensi keperawatan untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi dampak negatif dari gejala-gejala ketidaknyamanan (Peterson & Bredow, 2004; Smith & Liehr, 2008). Aplikasi teori unpleasant symptoms terintegrasi dalam penerapan teori need for help selama proses persalinan. Penggunaan teori need for help secara bersamaan melakukan identifikasi dan pengkajian mengenai gejala-gejala ketidaknyamanan dengan menggunakan teori unpleasant symptoms. Identifikasi masalah yang dihadapi ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan dimulai identifikasi secara fisik dengan mendapatkan informasi kesehatan yang terperinci seperti keluhan utama, riwayat kehamilan sekarang termasuk HPHT, taksiran partus, usia kehamilan, pergerakan janin pertama kali dirasakan, pergerakan janin dalam 24 jam pertama kemudian riwayat menstruasi, riwayat obstetri dan ginekologi, riwayat KB, status nutrisi dan cairan, status eliminasi, aktivitas dan istirahat, pengkajian nyeri, pemeriksaan fisik termasuk faktor fisiologis dari unpleasant symptoms dan juga pemeriksaan diagnostik. Selanjutnya melakukan pengkajian psikologis dengan mengkaji faktor psikologis dan faktor situasional dari unpleasant symptoms seperti perasaan ibu terhadap kehamilan dan persalinannya, harapan ibu terhadap persalinannya, status mental/moodnya, status ekonomi keluarga, dukungan dari keluarga, ketersediaan terhadap akses dan sumber daya terhadap pelayanan kesehatan, perilaku dan gaya hidup seperti diet dan olahraga. Lingkungan fisik juga akan berpengaruh terhadap gejala yang dialami seperti kebisingan, cahaya, kelembapan, kualitas udara di kamar bersalin. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku (performance) baik motorik, sosial dan kognitif (Lenz, Suppe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995, 1997; Pugh, Milligan, Parks, Lenz, & Kitzman, 1998; Peterson & Bredow, 2004; Smith & Liehr, 2008) Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 17 Setelah melakukan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan pada langkah kedua, yaitu tahap ministrasi. Tahap ini dimulai dengan penentuan diagnosis keperawatan, tujuan keperawatan, perencanaan intervensi keperawatan dan tindakan keperawatan termasuk koordinasi. Ibu dengan dengan kehamilan possterm memiliki masalah-masalah yang bisa berdampak terhadapat ibu dan janin sehingga perawat harus memberikan penanganan segera untuk mencegah komplikasi terhadap ibu dan janin. Selain itu, Ibu akan mengalami gejala ketidaknyamanan seperti nyeri, keletihan dan cemas secara bersamaan. Saat proses penegakan diagnosis keperawatan, perawat membutuhkan waktu untuk berpikir secara sistematis sehingga masalah yang terjadi pada ibu hamil dengan postterm dapat diatasi. Diagnosis keperawatan pada ibu hamil dengan postterm yang akan dilakukan terminasi kehamilan yaitu: Risiko terjadi penyulit dalam persalinan; persalinan dengan induksi berhubungan dengan kehamilan yang memanjang, oligohidramnion dan tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan; risiko cedera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan; risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta, kondisi cairan amnion dan efek induksi persalinan; nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, kemajuan persalinan dan menjelang kelahiran; cemas berhubungan dengan proses persalinan yang lama dan memanjang, koping individu tidak efektif berhubungan dengan keletihan dan ketakutan; kelelahan berhubungan dengan kehamilan yang memanjang (Green & Wilkinson,2004/2012; Reeder et al., 1997/2011; Wilkinson & Ahern, 2009/2012). Selain itu, diagnosis sejahtera (Wellness) pada ibu hamil dengan postterm adalah persiapan progresif untuk persalinan, mempertahankan kontrol selama persalinan dan pencapaian peran pendamping selama persalinan (Stolte, 1996/2001). Langkah ketiga implementasi keperawatan. Tahap ini menggambarkan tindakan yang akan dilakukan agar masalah dapat diatasi dengan menuliskan tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan bertujuan untuk mencegah komplikasi persalinan, Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 18 mencegah kegawatan ibu dan janin, menurunkan tingkat nyeri dan cemas, mengurangi kelelahan, serta meningkatkan kemampuan fisik dan psikologis. Tahap perencanaan dan implementasi menggambarkan kegiatan yang dibuat sesuai kondisi atau permasalahan agar dapat diatasi berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Tindakan yang dilakukan dengan memantau kondisi ibu serta kemajuan persalinan, memantau kesejahteraan janin. Selain itu, perawat juga melakukan kolaborasi atau koordinasi dengan dokter terkait pemberian oksitosin atau persalinan dengan intervensi seperti seksio sesaria. Perawat juga harus memberikan informasi yang akurat mengenai masalah yang dialami, tindakan yang akan dilakukan serta hasil yang diharapkan tercapai. Selain informasi, perawat juga memberikan kenyamanan kepada klien dengan melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis. Intervensi keperawatan yang diberikan pada saat ibu menjalani proses persalinan pada ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan bertujuan untuk mengurangi gejala ketidaknyamanan. Implementasi keperawatan yang diberikan dengan mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi sekumpulan gejala seperti nyeri, lelah dan cemas. Selain itu, perawat juga memberikan dukungan informasi yang akurat mengenai proses persalinan serta memberikan dukungan emosional untuk mengurangi gejala-gejala ketidaknyamanan dengan memberikan pujian atas keberhasilan intervensi yang dilakukan. Setelah tindakan keperawatan diberikan sesuai dengan kebutuhan klien, maka tahap selanjutnya adalah tahap validasi yaitu perawat melakukan evaluasi terhadap efektifitas pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Asuhan keperawatan dikatakan efektif pada kasus kehamilan dengan postterm dengan terminasi kehamilan adalah tidak terjadi komplikasi persalinan, tidak terjadi risiko cedera terhadap ibu dan janin, pola persalinan yang baik dan dapat dipertahankan, klien dapat mengontrol nyeri dengan baik, kelelahan dapat berkurang dan koping klien efektif. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 19 Tahap validasi merupakan bentuk evaluasi terhadap tindakan atau bantuan yang diberikan pada pasien. Evaluasi ini dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal pasien. Untuk menilai kefektifan tindakan keperawatan yang diberikan harus sesuai dengan hasil akhir yang direncanakan perawat (Parker, 2001). Hasil akhir yang dapat dinilai dari ibu dengan kehamilan possterm adalah secara subjektif bahwa ibu akan mengungkapkan nyeri berkurang, cemas berkurang. Secara objektif antara lain tidak menunjukkan adanya tanda- tanda resiko cedera maternal dan janin. 2.4 Aplikasi Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms dalam Asuhan Keperawatan Ibu hamil Postterm dengan Terminasi Kehamilan Pengkajian menggunakan teori need for help untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang memerlukan tindakan segera dan respon ibu terhadap kehamilan postterm. Teori unplesant symptoms merupakan teori yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah ketidaknyamanan yang dialami klien selama mengakhiri kehamilannya. Pengkajian telah dilakukan berdasarkan format pengkajian teori need for help dan teori unpleasant symptoms. Kasus 1 Ny. N, 24 tahun, G1P0A0, hamil 42-43 minggu, SMA, ibu rumah tangga, Betawi, Islam, masuk rumah sakit tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30 WIB rujukan dari Puskesmas dengan keluhan mules-mules pada perut, keluar lendir dan darah sedikit dari vagina. Ny N mengeluh nyeri dan kelelahan menghadapi proses kelahiran. Ny. N juga cemas menghadapi proses persalinan dan tidak mempunyai pengalaman serta cemas dengan kondisi janinnya karena menurut bidan kehamilannya sudah lewat waktu. Tahap Identifikasi kala I (tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30) Pengkajian Fisik Subjektif: Kehamilan ini adalah kehamilan pertama dan merupakan kehamilan yang direncanakan. Riwayat hamil saat ini, hari pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 03 Januari 2013 dan taksiran partus 10 Oktober 2013. Klien tidak pernah Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 20 dirawat di Rumah sakit. klien tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus (DM), asma dan sebagainya. Klien juga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi serta tidak mempunyai riwayat alergi. Klien mengalami menarche umur 14 tahun, lama haid 5-7 hari, siklus haid tidak teratur 28 sampai 32 hari, keluhan semasa haid tidak ada. Klien tidak mempunyai riwayat menggunakan kontrasepsi. Nutrisi dan cairan: Saat ini nafsu makan klien menurun karena cemas dengan kondisi janinnya. Jumlah cairan yang dikonsumsi tiap hari 6 – 8 gelas perhari. Eliminasi: Klien mengatakan tidak ada masalah dengan buang air kecil dan buang air besar. Aktifitas dan istirahat: Selama hamil klien hanya melakukan aktivitas yang ringan. Saat ini klien dibantu dalam memenuhi kebutuhannya karena kelelahan menghadapi proses kelahirannya. Nyeri (unpleasant symptoms): Klien mengatakan perutnya mules, kadang-kadang rasa tegang di daerah perut. Nyeri yang dirasakan berada pada skala 5. Klien mengerang jika nyeri dan menggosokgosok punggungnya. Objektif: Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum sedang, tekanan darah (TD)110/80mmHg, Nadi 84kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu 36,4oC. Pemeriksaan fisik: Kepala: Distribusi rambut, tidak terdapat pembengkakan. Wajah: terdapat cloasma gravidarum, muka kelihatan sembab. Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung tidak ada sekret simestris, rongga mulut bersih mukosa bibir lembab terdapat caries pada gigi. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening. Oksigenasi dan ventilasi: Irama pernafasan reguler, bunyi nafas vesikuler, suara jantung terdengar bunyi jantung S1-S2. Capilary refil time <3 detik. Puting susu menonjol, bentuk simestris, areola hiperpigmentasi, terdapat pengeluaran Air Susu Ibu (ASI). Pemeriksaan abdomen terdapat linea nigra, tinggi fundus uteri 36 cm, pada bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi uterus teratur 3 kali dalam 10 menit dengan interval 20 detik bersifat ringan, denyut jantung janin 143kali/menit , reguler. Vulva /vagina tidak ada kelainan, tampak keluar lendir dan darah, portio masih tebal, pembukaan serviks 3 cm, ketuban masih utuh, penurunan kepala di Hodge II-III, presentasi kepala. Klien Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 21 diberikan induksi oksitosin 5iu 12 tetes/menit dinaikkan 4 tetes/menit setiap 30 menit sampai 40 tetes/menit. Pengkajian Psikologis (faktor psikologis dan situasional dari unpleasant symptoms) Subjektif: Ibu nampak cemas dan gelisah, ibu mengatakan khawatir dengan kondisi janinnya karena sudah lewat waktu, klien meminta untuk didampingi oleh suaminya. Ny. N sebagai ibu rumah tangga, suami Ny, N bekerja sebai sopir, Ny.N khawatir jika masih menbayar biaya tambahan di rumah sakit misalnya obat-obatan meskipun menggunakan jaminan persalinan Klien merasa tidak nyaman dengan lingkungan rumah sakit. Objektif: Klien nampak cemas dan gelisah, klien selalu menanyakan bagaimana perkembangan proses kelahiran dan kondisi janin. Klien selalu meminta agar persalinannya segera ditolong karena takut dengan kondisi janinnya. Klien selalu meminta kepada perawat agar ibunya atau suaminya dapat mendampingi di kamar bersalin. Tahap Ministry dan Koordinasi Berdasarkan hasil pengkajian, diagnosis yang ditegakkan menurut prioritas sesuai urutan pengkajian (Unpleasant Symptoms) yaitu pengkajian fisik, dan pengkajian psikologis adalah: 1) Risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta, kondisi cairan amnion dan efek induksi persalinan; 2) Risiko cedera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi pesalinan; 3) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus; 4) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan 5) kecemasan berhubungan dengan krisis situasional akibat proses persalinan. Perencanaan tindakan keperawatan untuk diagnosis risiko cedera janin berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta dan efek induksi persalinan bertujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam agar tidak Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 22 terjadi gawat janin yang ditunjukkan dengan denyut jantung janin antara 120 – 160 kali/ menit dan gerakan janin aktif, air ketuban tidak berwarna hijau. Tindakan keperawatan yang diberikan adalah 1) melakukan pemantauan denyut jantung janin dan gerakan janin untuk mengetahui tanda-tanda gawat janin; 2) mengatur posisi ibu (miring kiri) untuk memperbaiki aliran darah uterus; 3) memberikan oksigen 2 – 4 liter permenit untuk meningkatkan oksigenasi ibu yang tersedia ; 4) Mengobservasi pemberian cairan intravena; 5) Mengobservasi tandatanda gawat janin untuk mencegah kondisi janin lebih buruk; 6) Melakukan pemeriksaan pervaginam untuk mengetahui kemajuan persalinan; 7) melakukan pemerhatian pada warna dan jumlah cairan amnion bila ketuban pecah karena cairan amnion yang mengandung mekonium berwarna kehijauan, dapat menandakan distress janin, sedangkan oligohidramnion dihubungkan dengan postmatur; 8) menyiapkan resusitasi bayi baru lahir agar dapat memberikan bantuan segera terhadap bayi. Tindakan keperawatan pada diagnosis kedua yaitu risiko cedera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan dengan tujuan yaitu setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 x 12 jam dapat mempertahankan pola persalinan yang baik dengan kriteria hasil: tanda-tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-80 kali/menit, pernafasan 16 -24 kali/menit, suhu 36 -37oC dan kontraksi uterus dalam batas normal. Tindakan keperawatan yang dilakukan meliputi: 1) mengkaji riwayat kehamilan, pesalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang dan perkiraan persalinan untuk mengetahui riwayat ibu sehingga dapat memberikan intervensi yang sesuai; 2) mendiskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan untuk memberikan informasi yang akurat kepada ibu; 3) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 15 menit setelah induksi dan sebelum meningkatkan tetesan induksi untuk mengetahui kondisi hemodinamik ibu; 4) melakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi; 5) perhatikan keluhan kram abdomen, pusing, mual, muntah dan adanya letargi, hipotensi, takikardia dan disritmia jantung; 6) lakukan pemeriksaan vagina untuk mengetahuai kemajuan persalinan; 7) Lakukan kolaborasi untuk penghentian oksitosin apabila ditemukan tanda-tanda intoleransi Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 23 terhadap tindakan induksi persalinan untuk mencegah kondisi ibu dan janin menjadi lebih buruk. Tujuan rencana keperawatan untuk diagnosis ketiga yaitu nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yaitu setelah diberikan intervensi keperawatan 1 x 12 jam agar ibu mampu mentoleransi nyeri dengan kriteria hasil ibu mampu mengontrol nyeri yang dirasakan, ibu mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang dengan skala 1-3, ibu dapat berkoordinasi dan kerjasama saat proses persalinan terutama saat nyeri dirasakan, dan ibu dapat mempraktikkan teknik untuk mengurangi nyeri. Tindakan keperawatannya yaitu 1) kaji status nyeri yang dirasakan (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas dan skala nyeri) sehingga dapat memberikan intervensi yang sesuai; 2) observasi tingkah laku nonverbal akibat nyeri yang dirasakan untuk memastikan tindakan yang akan diberikan untuk mengurangi nyeri; 3) kurangi faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri untuk mencegah nyeri yang lebih hebat; 4) mendiskusikan dengan klien metode yang dapat digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri seperti mengajarkan teknik relaksasi napas dalam, melakukan terapi massase untuk meningkatkan kenyamanan klien; 5) mengkaji respon klien terhadap teknik pereda nyeri; 6) menciptakan lingkungan yang tenang untuk mengurangi stressor; 7) memberikan pujian atas kemampuan klien untuk mentoleransikan nyeri. Perencanaan keperawatan untuk diagnosis keempat yaitu kelelahan berhubungan dengan proses persalinan dengan tujuan yaitu setelah 1 x 12 jam diberikan intervensi keperawatan agar ibu mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses persalinan dengan kriteria hasil klien mampu mengedan serta relaks/ tenang dalam upaya proses persalinan. Tindakan keperawatannya yaitu 1) mengkaji tingkat kelelahan, dan perhatikan aktivitas/ istirahat segera sebelum proses pesalinan dimulai karena jumlah kelelahan adalah kumulatif yaitu seseorang yang tidak mengalami istirahat pada awitan persalinan memiliki kelelahan yang lebih besar; 2) Anjurkan istirahat/ relaksasi di antara kontraksi untuk menghemat energi; 3) menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat agar klien dapat beristirahat dengan nyaman; 4) memberikan informasi kepada klien/pasangan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 24 mengenai kemajuan persalinan membantu memberikan energi psikologis; 5) menganjurkan ibu agar tetap melakukan teknik relaksasi karena ketegangan otot meningkatkan rasa kelelahan; 6) memantau kemajuan persalinan karena persalinan yang lama dapat meningkatkkan keletihan; 7) Berikan minuman yang manis seperti teh untuk mencegah hipoglikemia. Rencana keperawatan untuk diagnosis terakhir yaitu kecemasan berhubungan dengan krisis situasional proses persalinan. Tujuannya yaitu setelah diberikan intevensi keperawatan 1 x 12 jam mampu mengurangi kecemasan klien sehingga mampu menggunakan koping yang adaptif dengan kriteria hasil: klien mau bekerjasama terhadap prosedur dan tindakan yang akan diberikan ditandai dengan ibu nampak lebih tenang. Tindakan keperawatan yang dilakukan meliputi: 1) Mengkaji tingkat kecemasan klien, memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya, memahami persepsi klien tentang kecemasan yang yang dirasakan; 2) mengkaji perasaan dan pemahaman klien terhadap situasi yang dialami saat ini karena adanya gangguan kemajuan normal persalinan dapat memperberat perasaan cemas ; 3) Memberikan penjelasan mengenai prosedur atau tindakan yang akan dilaksanakan seperti pemberian oxitosin untuk meningkatkan kontraksi; 4) Menemani klien atau menganjurkan keluarga/ pasangan untuk mendampingi klien; 5) menganjurkan klien untuk banyak berdoa dan meminimalkan stimulasi lingkungan Tahap Validasi Tahap validasi ditekankan pada pemenuhan kebutuhan perawatan klien dengan memvalidasi apakah bantuan yang diberikan perawat telah memenuhi kebutuhan klien. Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan yang diberikan dituliskan dalam data subjektif (S) dan data objektif (O). Berdasarkan data yang diperoleh dituliskan analisa (A) dan perencanaan (P) terhadap masing-masing diagnosis keperawatan. . Evaluasi keperawatan terhadap diagnosis pertama yaitu data subjektif (S) klien menyatakan janin dirasakan bergerak dan data objektif (O) denyut jantung janin Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 25 152 kali/menit, gerakan janin aktif, air ketuban hijau, pukul 15.30 bayi lahir spontan, perempuan, BB 2800 gram apgar skor menit pertama 6 dan menit kelima adalah 7. Analisa (A) bayi memerlukan resusitasi yang ditandai dengan sianosis dan perencanaan (P) adalah memberikan oksigen kemudian bayi dibawa ke ruang perinatalogi untuk dilakukan observasi. Evaluasi keperawatan untuk diagnosis kedua yaitu risiko cedera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan diperoleh data subjektif (S) klien setuju untuk dilakukan induksi dan data objektif (O) tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali permenit, suhu 36,80C. Bayi lahir spontan, terdapat robekan perineum derajat II dan telah dilakukan jahitan. Analisa (A) ruptur uteri dapat dicegah. Perencanaan selanjutnya adalah observasi tandatanda vital dan perdarahan. Evaluasi keperawatan untuk diagnosis ketiga yaitu nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama proses persalinan. Berdasarkan data subjektif (S) klien mengatakan nyeri berkurang dan klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan. Data objektif (O) yaitu klien nampak bekerjasama selama proses persalinan dan menerapkan teknik managemen nyeri yang telah diajarkan. Analisa (A) dari data tersebut adalah nyeri teratasi dan perencanaan (P) yaitu memotivasi klien untuk menggunakan teknik yang telah dipelajari untuk mengatasi nyeri setelah persalinan. Evaluasi keperawatan untuk diagnosis yang keempat didapatkan data subjektif (S) klien mengatakan kelelahan sudah mulai berkurang dan ingin beristirahat. Data objektif (O) yaitu klien sudah mulai nampak tenang setelah kelahiran anaknya dan mampu melakukan upaya-upaya dalam mengatasi kelelahan. Analisa (A) kelelahan berkurang dan perencanaan (P) memotivasi klien untuk beristirahat dan melakukan mobilisasi dini. Diagnosis keperawatan yang terakhir yaitu kecemasan berhubungan dengan krisis situasional proses persalinan. Data subjektif (S) menunjukkan klien mangatakan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 26 setuju diberikan oksitosin untuk mengakhiri kehamilan dan meningkatkan kontraksi uterus. Data objektif (O) yaitu klien tampak bekerjasama selama proses persalinan dan klien tampak tenang. Analisa (A) terhadap data tersebut adalah kecemasan teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah memotivasi klien untuk tetap bekerjasama terhadap prosedur yang akan dilaksanakan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 BAB 3 PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS Pencapaian target kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan diperoleh selama melakukan praktik residensi, yang kemudian dibahas dalam karya ilmiah akhir yang terdiri atas 3 SKS. Total SKS yang harus ditempuh selama praktik residensi ners spesialis keperawatan maternitas adalah 20 SKS. Rincian mata ajar praktik residensi terdiri atas semester pertama yaitu keperawatan maternitas (7 SKS) dan keperawatan maternitas lanjut I (3 SKS). Sedangkan semester kedua terdiri dari keperawatan maternitas berbasis komunitas (3 SKS), keperawatan maternitas lanjut II (4 SKS) dan karya ilmiah akhir (3 SKS). Pelaksanaan praktik residensi keperawatan maternitas ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Ciptomangunkusumo Jakarta sedangkan praktik komunitas dilaksanakan di Puskesmas Cimanggis yang membawahi wilayah kerja Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok. Praktik residensi ini, residen dapat mengembangkan kompetensi ners spesialis maternitas berdasarkan pada perannya sebagai berikut: 3.1 Pemberi Pelayanan Asuhan Keperawatan Secara Langsung (Care Giver) 3.1.1 RSUD Cibinong Praktik ners spesialis keperawatan maternitas di RSUD Cibinong dilaksanakan pada tanggal 9 September sampai 20 Desember 2013. Satu minggu sebelum kegiatan praktik, residen membuat kontrak belajar, dan jadwal dinas kemudian akan mendapatkan persetujuan dari supervisor dan supervisor utama (kontrak belajar dan jadwal terlampir). Tempat praktik mencakup poliklinik kebidanan, Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dan kamar bersalin, unit rawat inap (ruang nifas) dan ruang perinatalogi. 27 Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 28 3.1.1.1 Poliklinik Kebidanan Kegiatan praktik di poliklinik kebidanan dilakukan mulai tanggal 9 September sampai 20 September 2013. Kompetensi yang telah dicapai selama praktik di Poliklinik Kebidanan RSUD Cibinong yaitu memberikan asuhan keperawatan ibu hamil normal secara mandiri dan kolaboratif, melakukan asuhan keperawatan ibu hamil dengan resiko tinggi seperti preeklampsia, gemelli, ibu hamil postterm yang akan dilakukan terminasi kehamilan, memberikan suhan keperawatan pada ibu postpartum yang melakukan kontrol luka seksio sesaria maupun postpartum normal yang melakukan konsul luka perineum. Residen juga memberikan asuhan keperawatan pada masalah ginekologi seperti mioma uteri, kista ovarium, melaksanakan pelayanan keluarga berencana, serta melakukan asuhan keperawatan pada infertilitas. Residen juga mengelola satu kasus kelolaan pada ibu hamil dengan preeklampsia. Adapun diagnosis keperawatan yang ditemukan pada kasus kelolaan ibu hamil preeklampsia adalah risiko cedera pada ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan, risiko cedera pada janin berhubungan dengan vasopsame sistemik dan kecemasan berhubungan dengan kurang informasi mengenai penyakitnya. Diagnosis keperawatan yang umum ditemukan di pada kasus di poliklinik kebidanan yaitu resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu, perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus, ketidaknyamanan: nyeri berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal, resiko tinggi cedera maternal berhubungan dengan komplikasi kehamilan. Residen juga melakukan beberapa keterampilan misalnya melakukan perawatan luka seksio sesaria dan perawatan luka perineum. Di unit rawat jalan residen telah melaksanakan evaluasi penampilan klinik yang dinilai oleh supervisor meliputi supervisi, ujian praktik dengan penerapan teori, konsep dan model keperawatan pada ibu hamil normal dan berisiko. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 29 3.1.1.2 Kamar Bersalin Praktik di ruang bersalin mulai pada tanggal 23 September sampai 4 Oktober 2013 kemudian 21 Oktober 15 November 2013, 2 sampai 6 Desember 2013, 16 sampai 20 Desember 2013. Kompetensi yang telah dicapai di ruangan ini adalah melakukan pertolongan persalinan normal, perawatan bayi baru lahir normal, perawatan abortus, perawatan dengan kasus dengan komplikasi/kegawatan persalinan seperti preeklampsia, eklampsia, perdarahan postpartum. Di ruang ini residen mengelola kasus dengan kehamilan postterm dan anemia. Adapun diagnosis keperawatan yang umum ditemukan antara lain resiko cedera janin berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta dan efek induksi persalinan, risiko cedera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan, nyeri berhubungan kontraksi uterus, kelelahan berhubungan proses persalinan dan kecemasan berhubungan dengan krisis situasional proses persalinan, gangguan perlekatan ibu dan bayi berhubungan dengan pemisahan tempat perawatan. Keterampilan yang diperoleh oleh residen di ruang bersalin melakukan pemantauan kesejahteraan janin menggunakan alat kardiotokografi (KTG) dan interpretasi hasil KTG, pemantauan pasien dengan induksi persalinan, pendampingan pada saat kuretasi, pemasangan laminaria, pengeluaran plasenta secara manual, penjahitan perineum dan episiotomi. Di unit ini pula, residen melakukan evaluasi penampilan klinik yang dilakukan oleh supervisor, ujian praktek dengan penerapan teori, konsep dan model keperawatan pada ibu bersalin spontan. 3.1.1.3 Unit rawat inap (ruang nifas) Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7 sampai 18 Oktober 2013 dan 18 sampai 29 November 2013. Kompetensi yang telah dicapai pada unit ini meliputi memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum normal dan bayinya, melakukan perawatan pada klien post seksiosesaria, melakukan perawatan pada klien dengan post partum dengan risiko tinggi diantaranya ibu postpartum dengan riwayat hipertensi atau preeklampsia, ibu postpartum dengan anemia, ibu postpartum yang mengalami Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 30 kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan. Selanjutnya melakukan perawatan pada klien dengan masalah ginekologi seperti mioma uteri, kista ovarium, kista vagina dan melakukan perawatan pada klien dengan komplikasi postpartum seperti retensio urine dan pembengkakan payudara. Diagnosis keperawatan yang diperoleh saat melakukan asuhan keperawatan di unit post partum antara lain: nyeri berhubungan dengan diskontuinitas jaringan, keterbatasan aktivitas berhubungan dengan efek anastesi dan luka post seksio sesaria, Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat, persiapan merawat bayi. Di ruang post partum juga, residen telah melakukan evaluasi penampilan klinik yang dilakukan oleh supervisor meliputi supervisi dan ronde, ujian praktik dan penerapan teori, konsep dan model keperawatan pada ibu postpartum normal dan ibu postpartum berisiko. 3.1.1.4 Ruang Perinatologi Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 13 Desember 2013. Kompetensi yang telah dicapai pada unit ini adalah meliputi memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir berisiko dan memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan seksio sesaria. Diagnosis keperawatan yang diperoleh pada saat melakukan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan berisiko anatara lain: ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi, risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan refleks mengisap pada bayi yang tidak adekuat, dan risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan penurunan lemak subkutan. Keterampilan yang diperoleh pada unit ini adalah melakukan resusitasi pada bayi dengan asfiksia ringan, mengawasi bayi post resusitasi, melakukan IMD pada bayi baru lahir dengan seksio sesaria. 3.1.2 Komunitas (Puskesmas Cimanggis Kelurahan Curug) Praktik ners spesialis keperawatan maternitas berbasis komunitas dilaksanakan di daerah binaan Puskesmas Cimanggis Kelurahan Curug. Kegitan ini dilaksanakan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 31 mulai tanggal 27 Januari sampai 18 Maret 2013. Sebelum praktik residensi berbasis komunitas dilaksanakan, residen membuat kontrak belajar dan jadwal dinas yang kemudian mendapatkan persetujuan dari supervisor. Pencapaian target kompetensi meliputi pemberian asuhan keperawatan pada 10 keluarga binaan meliputi kasus ibu hamil berisiko, keputihan, infertilitas, gangguan menstruasi (dismenorea), mioma uteri, kista ovarium, kanker payudara, perdarahan penggunaan Intrauterine Device (IUD), masalah seksualitas dan menopause. Diagnosis keperawatan yang telah ditemukan saat residen melakukan asuhan keperawatan keluarga antara lain risiko masalah kesehatan perempuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, risiko timbulnya masalah kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan. Pelaksanaan evaluasi penampilan klinik pada area komunitas dilakukan oleh supervisor meliputi supervisi dan ronde keperawatan pada salah satu keluarga binaan. 3.1.3 RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta Praktek ners spesialis keperawatan maternitas di RSUPN Ciptomangunkusumo dilakasanakan pada tanggal 24 Maret sampai 16 Mei 2014. Sebelum pelaksanaan praktik, residen membuat kontrak belajar dan jadwal dinas yang akan mendapatkan persetujuan dari supervisor. Tempat praktik mencakup unit rawat inap zona A dan Zona B (Ruang Onkologi dan Obstetri), Unit rawat jalan (Poliklinik kebidanan), Instalasi Gawat Darurat (IGD Lt.3 ). Residen memulai praktek di unit onkologi yaitu mulai tanggal 26 Maret sampai tanggal 11 April 2014. Pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan pada kasus ginekologi onkologi seperti neoplasma ovari kistik (NOK), kanker servisk, kanker ovarium, kanker endometrium dan memberikan asuhan keperawatan pada ibu dengan palliative care dan kemoterapi. Diagnosis keperawatan yang telah ditemukan setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks yaitu nyeri Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 32 berhubungan dengan kompresi saraf akibat proses penyakit, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, risiko gangguan perfusi jaringan, resiko infeksi, ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan kelemahan dan kecemasan berhubungan dengan kondisi kritis penyakit saat ini. Unit selanjutnya adalah Poliklinik Kebidanan RSCM mulai tanggal 14 sampai 17 April 2014. Kompetensi yang dicapai pada unit ini adalah pelayanan asuhan keperawatan pada kasus-kasus antenatal risiko tinggi diantaranya ibu hamil dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV), mioma uteri, kelainan kongenital pada janin serta kasus-kasus ginekologi dan onkologi. Umumnya intervensi yang diberikan adalah pendidikan kesehatan tentang kehamilan, dan persiapan untuk persalinan, serta memberikan dukungan pada pasien dengan masalah ginekologi dan onkologi. Keterampilan yang ditemukan pada unit ini adalah melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan papsmear. Selanjutnya adalah Ruang Obstetrik (Gedung A Zona B) mulai tanggal 21 April sampai 5 Mei 2014. Kompetensi yang dicapai pada unit ini adalah memberikan asuhan keperawatan pada ibu postpartum bermasalah seperti ibu postpartum dengan preeklampsia, postpartum dengan Intrauterine Fetal Death (IUFD), postpartum dengan infeksi intar uterine, post partum dengan HIV/AIDS. Umumnya intervensi keperawatan yang diberikan pada unit ini adalah untuk memandirikan klien dalam perawatan diri dan bayi seperti memberikan edukasi tentang perawatan ibu post partum dengan lahir spontan maupun dengan seksiosesaria, mengajarakan teknik menyusui dan cara menyimpan air susu ibu (ASI), memotivasi untuk mengikuti program keluarga berencana serta memberikan dukungan pada ibu-ibu yang terpisah dengan bayinya. Terakhir adalah Unit Instalasi Gawat Darurat (IGD lt.3) mulai tanggal 5 Mei sampai 16 Mei 2014. Kompetensi yang dicapai di unit ini adalah pelayanan asuhan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 33 keperawatan pada ibu hamil dengan komplikasi antenatal seperti ketuban pecah dini, kontraksi dalam kehamilan, kehamilan dengan preeklampsia, kehamilan dengan polihidramnion dan kehamilan ektopik; pelayanan asuhan keperawatan pada ibu melahirkan dengan pervaginam dengan induksi dengan indikasi seperti kehamilan postterm; pelayanan pada ibu postpartum dengan preeklampsia, dan perdarahan; asuhan keperawatan masalah ginekologi dan onkologi seperti kanker serviks dan masalah menstruasi. 3.2 Edukator Residen melaksanakan peran mandiri sebagai edukator melalui pemberian bimbingan kepada mahasiswa Diploma III kebidanan tentang pemeriksaan fisik ibu post partum (diastasis rektus abdominis), pemeriksaan leopold. Residen juga memberikan bimbingan kepada mahasiswa praktik aplikasi keperawatan maternitas tentang pemasangan KTG dan penerapan konsep model dan teori keperawatan pada asuhan keperawatan post partum. Selain itu residen juga memberikan edukasi terhadap pasien dan keluarga yang menjadi tanggung jawab residen selama praktik residensi di RSUD Cibinong dan RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta. Materi edukasi yang diberikan tentang kehamilan postterm, persiapan induksi persalinan, persiapan seksiosesaria, perawatan luka perineum dan luka SC termasuk nutrisi untuk menunjang proses penyembuhan luka, dan pemberian ASI ekslusif serta perawatan mandiri pada pasien yang menjalani kemoterapi di ruang onkologi. Residen juga melaksanakan peran sebagai edukator saat melakukan praktik residensi maternitas berbasis komunitas di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis, Depok dengan melakukan pelatihan kader kesehatan dan memberikan materi tentang kesehatan reproduksi kesehatan perempuan, solusi mengatasi gangguan menstruasi (dismenorea) serta memberikan edukasi terhadap keluarga binaan mengenai mioma uteri, infertilitas, kista ovarium, masalah seksualitas, keputihan dan menopause. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 34 3.3 Konselor Target kompetensi sebagai konselor dilakukan saat residen melakukan praktik di RSUD Cibinong dan RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta serta di area komunitas di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Kelurahan Curug. Kompetensi sebagai konselor dicapai dengan tujuan membantu pasien dan keluarganya melihat permasalahannya supaya lebih jelas sehingga pasien dapat mengambil keputusan atau dapat memilih sendiri jalan keluarnya. Konseling yang dilakukan residen yaitu pasien dengan kehamilan postterm untuk melakukan terminasi kehamilan, masalah seksualitas, pemilihan jenis kontrasepsi, pada saat melakukan histerektomi. 3.4 Advokat Residen berperan sebagai advokat klien dan keluarga dengan melakukan pengkajian apakah klien memahami penjelasan yang diberikan terkait program pengobatan dan perawatan yang direncanakan. Residen melaksanakan upaya melindungi hak-hak ibu, janin dan bayi. Advokasi diberikan dengan memastikan pada klien dan keluarganya apakah telah mendapat informasi yang jelas sebelum menandatangani informed consent untuk mengambil keputusan dalam menerima dan menjalani suatu prosedur medis atau keperawatan. Pada kasus kelolaan, residen melaksanakan peran sebagai advokat pasien dengan memastikan pasien dan keluarga mengerti tentang terminasi kehamilan pada kasus kehamilan dengan postterm sebelum menandatangani informed consent 3.5 Pengelola Residen melaksanakan peran sebagai pengelola dengan melaksanakan manajemen keperawatan dengan metoda tim, melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya, membantu membuat standar asuhan keperawatan, mengidentifikasi dan mendokumentasikan program pelayanan yang diberikan . Selain itu, residen juga mengelola lima kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan yang dilakukan di dua rumah sakit saat melaksanakan praktik residensi. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 35 3.6 Kolaborator Peran sebagai kolaborator, residen melaksanakan kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya seperti dokter, bidan, gizi agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang lebih baik khusunya dalam area keperawatan maternitas. Bentuk kolaborasi lainnya adalah melakukan dan menerima rujukan dari pelayanan kesehatan lain dalam memberikan pelayanan keperawatan maternitas. 3.7 Agen perubah (innovator) Residen melakukan strategi perubahan sesuai kebutuhan di lahan praktek, baik di tatanan klinik atau rumah sakit maupun di komunitas. Selama praktek residensi di rumah sakit dan komunitas, residen melakukan peran sebagai change agent melalui kegiatan pengembangan inovasi dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Inovasi tersebut meliputi diseminasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) kepada para bidan dan perawat di RSUD Cibinong khususnya di Poliklinik kebidanan dan Ruang Perinatalogi (Dahlia) tanggal 20 November sampai tanggal 20 Desember 2013. Untuk mendukung keberhasilan proyek inovasi residen membuat poster cuci tangan, alat perlindungan diri (APD) serta dekontaminasi. Sedangkan di komunitas, residen melakukan pelatihan kader kesehatan reproduksi perempuan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kader untuk berkonstribusi dalam meningkatkan kesehatan perempuan di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Kelurahan Curug-Depok khususnya di RW 05 pada tanggal 18 Februari sampai 8 Maret 2014. Residen juga melakuakn proyek inovasi di RSUPN Ciptomangunkusumo untuk meningkatkan intervensi management care of symptoms melalui psikoedukasi pada pasien kanker ginekologi di ruang rawat onkologi ginekologi yang dilakukan mulai pada tanggal 23 April sampai 16 Mei 2014. 3.8 Komunikator dan Koordinator Residen melakukan komunikasi, memberikan informasi tentang perkembangan pengetahuan terkait keperawatan maternitas kepada perawat serta memberikan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 36 dukungan pelaksanaan asuhan keperawatan yang berkualitas. Selain itu, residen juga melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan lainnya pada saat mengelola asuhan keperawatan khususnya pada ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan. 3.9 Peneliti Residen berperan sebagai peneliti dengan melakukan evidence-based nursing practice dan juga membuat karya ilmiah akhir terkait kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan. Residen juga menggunakan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan maternitas dalam memberikan asuhan keperawatan di lahan praktek. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 BAB 4 PEMBAHASAN Bab ini akan dibahas tentang perbandingan antara setiap kasus dengan tinjauan teoritis, kemudian aplikasi model keperawatan pada kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan. Selanjutnya akan dibahas juga tentang dukungan dan hambatan dalam melakukan praktik ners spesialis keperawatan maternitas. 4.1 Pembahasan Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan Hasil pengkajian pada ibu dengan kehamilan postterm yang mengalami terminasi kehamilan ditemukan ibu yang datang ke rumah sakit dirujuk oleh puskesmas dan bidan dari 5 kasus satu merupakan persalinan yang pertama, 3 kasus dengan persalinan kedua dan 1 kasus persalinan keempat. Ibu dengan persalinan kedua dan keempat mempunyai riwayat kehamilan postterm. Hasil pengkajian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kistka, Palomar, Boslaugh, DeBaun, DeFranco & Muglia (2007) menemukan bahwa ibu yang melahirkan postterm berkaitan dengan faktor risiko kehamilan postterm sebelumnya yang berhubungan dengan faktor genetik dari ibu, obesitas dan pendidikan yang rendah. Pengkajian ini menemukan bahwa ada 4 ibu yang mempunyai riwayat kehamilan postterm dan memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Hasil pengkajian berdasarkan karakteristik umur ditemukan bahwa terdapat 1 orang ibu yang berusia 30 tahun dan 4 orang yang berusia antara 20 -29 tahun. Penelitian yang dilakukan Olesen, Westergaard, & Olsen, (2006) juga menemukan kejadian kehamilan postterm banyak terjadi pada usia 20-29 tahun yaitu 74.6%, usia di bawah 20 sekitar 13.9% dan usia 30 tahun ke atas 9.9 %. Sedangkan penelitian yang dilakukan Caughey, Stotland, Washington, & Escobar (2009) menemukan bahwa usia paling banyak kejadian kehamilan postterm adalah usia 20 – 29 tahun sekitar 55.4 %. 37 Universitas indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 38 Hasil pemeriksaan USG semua kasus ibu dengan kehamilan postterm menunjukkan hasil cairan amnion yang berkurang. Hal ini sesuai dengan Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson (2010) bahwa pada kehamilan postterm terjadi penurunan jumlah cairan amnion. Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, & Roy (2010) juga mengatakan bahwa oligohidramnion banyak terjadi pada kehamilan postterm. Volume cairan amnion diperkirakan melalui indeks cairan amnion (ICA) yang dapat dilihat pada pemeriksaan USG. ICA meningkat pada pertengahan kehamilan dan puncaknya pada trimester ketiga yaitu 12 cm. Umur kehamilan 40 dan 42 minggu akan menurun sekitar 30% dan setelah 43 minggu menurun sampai 50 %. Semua kasus dengan kehamilan postterm yang mengalami terminasi kehamilan menunjukkan ekspresi wajah yang cemas, tampak tegang dan ibu sering menanyakan kondisi bayinya. Hasil pengkajian menunjukkan penyebab kecemasan hampir sama pada semua kasus karena adanya kehamilan yang memanjang, khawatir dengan kondisi janin dan dirinya sendiri, ketidaktahuan tentang kondisi, prognosis, penanganan kehamilan postterm dan ketidakpastian hasil akhir. Selain dampak terhadap fisik juga memberikan dampak terhadap psikologis seperti cemas dan frustasi, takut serta merasa terganggu karena kehamilan belum berakhir. Oleh karena itu, dapat mengakibatkan respon negatif dari ibu seperti ibu berisiko memproyeksikan kemarahannya kepada bayi yang dikandung atau ibu menjadi tidak kooperatif terhadap tindakan yang diberikan (Gilbert & Harmon, 2003; Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010; Ricci, 2009). Penatalaksanaan medis di rumah sakit untuk terminasi kehamilan pada ibu dengan kehamilan postterm tergantung dari skor bishop untuk mengetahui kematangan serviks. Kasus 3 dan 5 dilakukan tindakan pematangan serviks terlebih dahulu kemudian akan dilanjutkan dengan induksi persalinan karena kedua kasus tersebut saat masuk rumah sakit belum menunjukkan adanya tanda-tanda persalinan. Kasus 3 setelah dilakukan tindakan pematangan serviks, akhirnya dilakukan operasi seksio sesaria karena setelah pemberian misprostol yang keempat Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 39 ditemukan adanya gawat janin. Kasus kelima untuk melakukan terminasi kehamilan dilakukan sesuai fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP). Menurut Pillitteri (2010) Pemberian jel prostaglandin atau misoprostol (Cytotec) digunakan untuk pematangan serviks kemudian dilanjutkan dengan infus oksitosin untuk memulai persalinan. Jika oksitosin tidak efektif maka akan dilakukan seksio sesaria. Monitoring denyut jantung secara terus menerus sangat direkomendasikan selama pemberian misoprostol atau oksitosin untuk mengetahui kondisi janin. Berdasarkan hasil pengkajian baik aspek fisik maupun psikologis, maka kasus kehamilan postterm dengan terminasi kehamilan didapatkan diagnosis keperawatan yang berbeda pada kasus yang dilakukan pematangan serviks terlebih dahulu (kasus 3 dan kasus 5) dengan yang dilakukan induksi persalinan (kasus 1, 2 dan 4). Diagnosis keperawatan pada kasus yang dilakukan pematangan serviks terlebih dahulu yaitu risiko terjadi penyulit dalam persalinan; persalinan dengan induksi berhubungan dengan kehamilan yang memanjang, oligohidramnion dan tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan; risiko cedera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan; risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisiensi uteroplasenta, kondisi cairan amnion dan efek induksi persalinan; nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, kemajuan persalinan dan menjelang kelahiran; cemas berhubungan dengan proses persalinan yang lama dan memanjang, koping individu tidak efektif berhubungan dengan keletihan dan ketakutan; kelelahan berhubungan dengan kehamilan yang memanjang, persiapan progresif untuk persalinan. Sedangkan pada kasus yang langsung dengan pemberian induksi persalinan tidak ditemukan diagnosis keperawatan risiko terjadinya penyulit persalinan. Setelah diagnosis keperawatan ditemukan, penyusunan tujuan perawatan dan rencana keperawatan dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada. Kelima kasus kehamilan postterm yang dilakukan terminasi kehamilan mendapatkan pendampingan selama proses persalinan. Akan tetapi, ada 2 ibu yang mendapatkan pendampingan oleh suami, 3 ibu hanya mendapatkan Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 40 pendampingan dari perawat. Peran pendamping sangat membantu selama proses persalinan dengan melibatkan suami atau orang penting seperti ibu, saudara perempuannya, atau anggota keluarga yang lain. Jika orang pendukung atau pendampingnya adalah suaminya, ini akan memberikan peluang untuk mengeksplorasi perasaan mengenai peran orang tua dan mempersiapkan masa menjadi orang tua secara psikologis. Pendamping persalinan memainkan peran penting dalam persalinan. Wanita yang mendapatkan pendamping dan pendukung akan menjalani proses persalinan yang lebih singkat dengan lebih sedikit pelahiran dengan sesaria, lebih sedikit augmentasi oksitosin, dan lebih sedikit masalah perinatal, serta pengobatan selama persalinan dinilai kurang penting dibandingkan keberadaan pendamping selama proses persalinan (Klosner, & Hatfield, 2010; Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 1997/2011). Evaluasi keperawatan dilakukan setelah tindakan keperawatan dilakukan baik dari segi fisik dan psikologis. Dua kasus selama proses persalinan tidak terjadi komplikasi persalinan, kasus pertama dan keempat lahir bayi dengan asfiksi sedangkan pada kasus ketiga terjadi gawat setelah dilakukan pemberian misoprostol keempat sehingga dilakukan seksio sesaria. Selama proses persalinan ibu dapat mengontrol nyeri, ibu dapat bekerjasama terhadap intervensi yang diberikan, kecemasan ibu berkurang dan keluarga dapat menerima kondisi sekarang, serta peran pencapaian pendamping persalinan juga dapat dilaksanakan. 4.2 Pembahasan Aplikasi Teori Keperawatan Need for Help dan Upleasant Symptoms pada Asuhan Keperawatan Kehamilan Postterm dengan Terminasi Kehamilan. Teori keperawatan need for help wiedenbach sesuai diterapkan dan mampu menberikan keamanan dan kenyamanan pada saat melakukan asuhan keperawatan pada lima kasus yang dikelola. Teori need for help dapat membantu pasien dengan segera untuk menangani masalahnya dengan meningkatkan kemampuan pasien dalam mencapai kebutuhannya. Perawat dengan menggunakan teori need for help dapat membantu menangani masalah ibu dengan cara melakukan kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lainnya sehingga pasien Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 41 mendapatkan tindakan yang tepat sesuai dengan prosedur penanganan pasien pada kehamilan dengan postterm yang dilakukan terminasi kehamilan. Tahap pengkajian bersifat data fokus untuk menentukan kebutuhan dari masingmasing pasien pada lima kasus. Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera dari kelima kasus untuk mengakhiri kehamilannya adalah monitoring ketat tandatanda kemajuan persalinan, kesejahteraan janin dan tindakan yang dilakukan agar persalinan ibu berlangsung tanpa komplikasi. Ibu membutuhkan pertolongan segera terutama untuk mengurangi dampak terhadap ibu dan janin akibat dari kehamilan postterm dan dilakukan terminasi kehamilan. Tahap validasi perwat harus mengevaluasi kondisi pasien setelah mendapatkan intervensi. Perawat juga harus mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan harapan pasien. Perencanaan ulang memungkinkan tindakan lebih lanjut jika dalam evaluasi tindakan yang dilakukan kurang tepat. Kelima kasus, hasil evaluasi didapatkan bahwa tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah akibat kehamilan postterm dan dilakukan terminasi kehamilan sudah dilakukan dengan tepat, yaitu ibu mampu melewati proses persalinan dengan aman dan nyaman. Konsep teori need for help juga mengutamakan pengkajian yang cepat sehingga pasien mengalami kecemasan akibat kehamilan yang memanjang mendapatkan penanganan yang optimal dan segera. Kelima kasus mengalami kecemasan dan mengalami koping tidak efektif. Akan tetapi, dengan memberikan intervensi melalui memberikan informasi yang jelas dan akurat serta melakukan pendampingan sehingga koping pasien mampu ditingkatkan dan kecemasan klien berkurang. Menurut Potter & Perry (2004) untuk menghindari berkembangnya kecemasan, membangun hubungan yang dilandasi kejujuran, memberikan perhatian untuk meningkatkan kepercayaan, melakukan pendampingan terhadap pasien, memberikan informasi yang jelas dan akurat serta dukungan emosional dan latihan relaksasi dapat mengurangi kecemasan. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 42 Integrasi dari teori need for help & unpleasant symptoms adalah saling memberikan pemenuhan kebutuhan ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan. Hal ini disebabkan konsep need for help lebih mengutamakan aspek fisik dan psikologis sedangkan unpleasant symptoms melihat aspek situasional yaitu dari segi lingkungan, dukungan keluarga dan status ekonomi dari keluarga. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil evaluasi pada kelima kasus ditemukan semuanya tidak mengalami komplikasi selama proses persalinan dengan aman dan nyaman. Ibu dengan kehamilan postterm akan memberikan dampak terhadap ibu dan janinnya serta mengalami gejala-gejala ketidaknyamanan dalam hal ini nyeri, cemas dan kelelahan yang akan saling mempengaruhi antara gejala-gejala yang ada. Oleh karena itu, ibu dengan kehamilan possterm memerlukan intervensi sesegera mungkin untuk mengakhiri atau terminasi kehamilan. Bantuan dari perawat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan ibu serta dapat mencegah komplikasi terhadap ibu dan janin. Penerapan teori keperawatan Wiedenbach (Need for Help) sangat diperlukan oleh ibu dengan kehamilan posttrem untuk memfasilitasi individu dalam memberikan bantuan agar merasa nyaman sehingga mampu mengatasi masalah kesehatannya Selain mengetahui kebutuhan ibu akan bantuan segera, perawat juga perlu memenuhi kebutuhan untuk mengurangi gejala-gejala ketidaknyaman klien selama proses persalinan. Teori keperawatan yang dapat diaplikasikan pada ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan untuk mengurangi gejala-gejala ketidaknyamanan adalah Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) untuk meningkatkan pemahaman terhadap sekumpulan gejala ketidaknyamanan dari berbagai konteks dan menyediakan informasi yang bermanfaat serta memberikan intervensi keperawatan untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi dampak negatif dari gejala-gejala ketidaknyamanan (Peterson & Bredow, 2004; Smith & Liehr, 2008). Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 43 4.3 Dukungan dan Kendala selama Melaksanakan Praktik Residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas Pelaksanaan progran residensi spesialis keperawatan maternitas dilakukan dalam dua semester. Pelaksanaan program ini lebih ditekankan pada aplikasi teori keperawatan serta kebijakan yang berhubungan dengan keperawatan maternitas pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Ners spesialis keperawatan maternitas dalam melaksanakan tugasnya berperan secara mandiri sebagai pemberi asuhan keperawatan pada area keperawatan maternitas yang membutuhkan pelayanan maternitas yang berkelanjutan; advokat bagi pasien dan keluarganya pada pelayanan keperawatan maternitas,; pendidik, penyuluh, dan konsultan dalam bidang keperawatan maternitas; Peneliti pada area keperawatan maternitas serta menjadi pengelola asuhan keperawatan maternitas. Adanya dukungan beserta kerjasama yang positif dari berbagai pihak selama praktik residensi sehingga memudahkan residen dalam mencapai target kompetensi yang telah ditetapkan selama praktek residensi baik di rumah sakit maupun di komunitas. Bentuk dukungan yang diberikan dari tempat praktik adalah kesempatan untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan sesuai kompetensi yang telah ditetapkan. Kasus yang didapatkan selama praktek residensi sangat bervariasi sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan tentang keperawatan maternitas. Dukungan lain yang sangat penting adalah residen diberikan kemudahan untuk menggunakan lahan praktik dari semua pihak baik di rumah sakit maupun dipuskesmas. Selama pelaksanaan praktek residensi di komunitas, dukungan yang diberikan dari pihak dinas kesehatan memudahkan residen untuk dapat melaksanakan praktik residensi keperawatan maternitas yang berbasis komunitas. Dukungan ini juga diberikan oleh pihak puskesmas dan kelurahan di wilayah kerja puskesmas sehingga residen mempunyai kesempatan untuk menambah ilmu dan keterampilan maternitas yang berbasis komunitas. Bimbingan dan arahan dari supervisor baik dari akademik maupun dari lahan praktek juga turut membantu residen untuk Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 44 memahami penerapan konsep teori keperawatan pada asuhan keperawatan maternitas. Dukungan tersebut sangat membantu residen dalam menyelesaikan praktek residensi sesuai target yang ditetapkan, namun terdapat juga kendala yang ditemui saat pelaksanaan praktek residensi. Kendala yang residen temui selama praktik adalah terkait jumlah tenaga keperawatan yang terbatas di rumah sakit sehingga seringkali residen terlibat dalam kegiatan pemberian pelayanan keperawatan untuk jumlah pasien yang cukup banyak. Selama praktik residen tidak mendapatkan bimbingan dengan metode bedside teaching dan frekuensi dan materi bimbingan yang terbatas. Residen juga tidak mempunyai role model dalam menerapkan model konsep dan teori keperawatan karena belum adanya ners spesialis keperawatan maternitas di area pelayanan maternitas. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil karya ilmiah akhir ini adalah: 1. Tindakan keperawatan yang diberikan pada ibu postterm dengan terminasi kehamilan memberi respons yang berbeda pada ke 5 kasus. Kasus 3 dan 5 menunjukkan tidak ada tanda kematangan serviks, kasus 3 setelah tindakan pematangan serviks namun pada prosesnya ternyata terjadi gawat janin sehingga dilakukan tindakan seksio sesaria sedangkan kasus 5 dilakukan pematangan serviks dan induksi dapat melakukan persalinan normal. Kasus 1, 2, dan 4 setelah dilakukan tindakan induksi persalinan, pasien dapat melakukan persalinan secara pervaginam. 2. Kelima kasus mengalami kecemasan akan tetapi setelah diberikan intervensi keperawatan kecemasan pasien berkurang dan pasien dapat bekerjasama selama proses persalinan. 3. Kelima kasus mendapatkan pendampingan selama proses persalinan. Dua pasien yang mendapatkan pendampingan dari suaminnya sedangkan tiga pasien hanya mendapatkan pendampingan dari perawat. Ibu yang mendapatkan pendampinga dari suami lebih baik kopingnya dibandingkan hanya yang mendapatkan pendampingan dari perawat. 4. Teori need for help dan unplesant symptoms tepat diaplikasikan pada asuhan keperawatan ibu hamil postterm dengan terminasi kehamilan, sehingga kebutuhan ibu dalam mengatasi berbagai gejala-gejala yang tidak nyaman pada masa persalinan dapat terpenuhi dan dapat melewati proses persalinan dengan aman dan nyaman 5. Dukungan dan fasilitas yang diperoleh dari pihak lahan praktek dan masyarakat membantu residen mencapai target kompetensi dan dapat melakukan penerapan teori need for help dan unpleasant symptoms. 45 Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 46 5.2 Saran 1. Bagi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas a. Ners spesialis keperawatan maternitas dalam memberikan asuhan keperawatan perlu menerapkan konsep dan model keperawatan sehingga asuhan keperawatan tersebut dapat lebih komprehensif diberikan kepada pasien b. Ners spesialis keperawatan maternitas diharapkan dapat melaksanakan peran perawat maternitas c. Ners spesialis keperawatan maternitas perlu mengembangkan keahlian dilahan praktek agar mahasiswa residensi memperoleh role model selama pelaksanaan praktek residensi ners spesialis keperawatan maternitas d. Ners spesialis mengembangkan keperawatan maternitas program-program baru perlu di membuat bidang dan kesehatan reproduksi guna meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien 2. Bagi Lahan Praktik Lahan praktek mampu menerapkan konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh residen, sehingga pelayanan yang diberikan kepada klien mencakup aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual sehingga klien mendapatkan pelayanan lebih optimal. 3. Bagi Pendidikan Perlu adanya koordinasi yang baik dari institusi pendidikan dengan lahan praktek khususnya koordinasi dengan pembimbing spesialis obstetrik dan ginekologi (Obgyn) di masing-masing rumah sakit agar mahasiswa ners spesialis keperawatan dapat memenuhi target kompetensi selama praktek residensi. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 dalam pencapaian DAFTAR PUSTAKA Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2006). Nursing theorists and their work (Sixth ed.). Saint Louis: Mosby. Caughey, A. B. (2013). Postterm pregnancy. Retrieved http://emedicine.medscape.com/article/261369-overview#a1 from Caughey, A. B., Stotland, N. E., Washington, A. E., & Escobar, G. J. (2009). Who is at risk for prolonged and postterm pregnancy? American Journal of Obstetrics and Gynecology, 200(6), 683.e681-683.e685. doi: 10.1016/j.ajog.2009.02.034. Gilbert, E. S., & Harmon, J. S. (2003). Manual high risk pregnancy and delivery (Third ed.). Saint Louis: Mosby. Green, C. J., & Wilkinson, J. M. (2012). Rencana asuhan keperawatan: Maternal dan bayi baru lahir (M. Ester, N. M. S. Ayu, Y. Asih & A. Sutarma, Trans. Maternal newborn nursing care plans). Jakarta: EGC. Buku asli diterbitkan tahun 2004. Goodwin, T. M., Montoro, M. N., Muderspach, L. I., Paulson, R. J., & Roy, S. (2010). Management of Common Problems in Obstetrics and Gynecology (Fifth ed.). Sussex: Wiley-Blackwell. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010) Retrieved from http://dinkes.ntbprov.go.id/sistem/datadinkes/uploads/2013/10/Laporan_riskesdas_2010.pdf Kistka, Z. A. F., Palomar, L., Boslaugh, S. E., DeBaun, M. R., DeFranco, E. A., & Muglia, L. J. (2007). Risk for postterm delivery after previous postterm delivery. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 196(3), 241.e241-241.e246. doi: 10.1016/j.ajog.2006.10.873. Laursen, M., Laursen, C., Bille, A., Olesen, J., Hjelmborg, A., Skytthe, K., & Christensen. (2004). Genetic influence on prolonged gestation: A population-based Danish twin study. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 190(2), 489-494. doi: 10.1016/j.ajog.2003.08.036. Lenz, E. R., Suppe, F., Gift, A. G., Pugh, L. C., & Milligan, R. E. (1995). Collaborative development of middle-range nursing theories: Toward a theory of unpleasant symptoms. Advances in Nursing Science, 17(3), 113. ____________________ (1997). The middle-range theory of unpleasant symptoms: An update. Advances in Nursing Science, 19(3), 14 - 23. 47 Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 48 Mandruzzato, G., Alfirevic, Z., Chervenak, F., Gruenebaum, A., Heimstad, R., Heinonen, S., . . . Thilaganathan, B. (2010). Guidelines for the management of postterm pregnancy. J. Perinat. Med, 38, 111–119. doi: 10.1515/JPM.2010.057. Norwitz, E., Snegovskikh, V., & Caughey, A. (2007). Prolonged pregnancy: When should we intervene? Clinical Obstetrics and Gynecology, 50(2), 547-557. Olesen, A. W., Westergaard, J. G., & Olsen, J. (2006). Prenatal risk indicators of a prolonged pregnancy. The Danish Birth Cohort 1998–2001. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 85(11), 1338-1341. doi: 10.1080/00016340600935508. Parker, M. E. (2001). Nursing theories and nursing practice. Philadelphia: F.A Davis Company. Perry, S. E., Hockenberry, M. J., Lowdermilk, D. L., & Wilson, D. (2010). Maternal child nursing care (Fourth ed. Vol. 1). Saint Louis: Mosby. Peterson, S. J., & Bredow, T. S. (2004). Middle range theories application to nursing research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Pillitteri, A. (2010). Maternal & child health nursing: Care of the Childbearing & childrering family (6 th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Potter, P. A & Perry, A. G. (2004). Foundamental of Nursing (6 th ed.) Saint Louis: Mosby. Pugh, L. C., Milligan, R. E., Parks, P. L., Lenz, E. R., & Kitzman, H. (1998). Clinical approaches in the assessment of childbearing fatigue. JOGGN Clinical Issue, 28(1), 74 - 80. Reeder, S. J., Martin, L. L., & Koniak-Griffin, D. (2011). Keperawatan maternitas: Kesehatan Wanita, bayi & keluarga 18 ed. Vol. 2 (Y. Afiyanti, I. N. Rachmawati, A. Lusyana, S. Kurnianingsih, N. B. Subekti & D. Yulianti, Trans. Maternity nursing: Family, newborn, and women's health care 18th ed). Jakarta: EGC. Buku asli diterbitkan tahun 1997. Ricci, S. S. (2009). Essential of maternity, newborn, and women's health nursing (Second ed.). Philadelphia, PA: Wolters Kluwer Lippincott Williams and Wilkins. Roos, N., Sahlin, L., Ekman Ordeberg, G., Kieler, H., & Stephansson, O. (2010). Maternal risk factors for postterm pregnancy and cesarean delivery following labor induction. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 89(8), 1003-1010. doi: 10.3109/00016349.2010.500009. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 49 Rumah Sakit Hasan Sadikin (2005). Pedoman diagnosis dan terapi obstetri dan ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin Bagian Pertama. Bandung: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo (2007). Panduan pelayanan medis departemen obstetri dan ginekologi. Jakarta: Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo Savitz, D. A., Terry Jr, J. W., Dole, N., Thorp Jr, J. M., Siega-Riz, A. M., & Herring, A. H. (2002). Comparison of pregnancy dating by last menstrual period, ultrasound scanning, and their combination. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 187(6), 1660-1666. doi: 10.1067/mob.2002.12760. Smith, M. J., & Liehr, P. R. (2008). Middle range theory for nursing (Second ed.). New York: Spinger Publishing Company. Stolte, K. M. (2001). Diagnosa keperawatan sejahtera (E. Novieastari, Trans. Wellness nursing diagnosis for health promotion) Jakarta: EGC Buku asli diterbitkan tahun 1996. Susan, L. W., & Shelton, M. H. (2011). Maternal child nursing care: Optimizing outcomes for mothers, children and families. Philadelphia: F.A Davis Company. Taipale, P., & Hiilesmaa, V. (2001). Predicting delivery date by ultrasound and last menstrual period in early gestation. Obstetrics and Gynecology, 97(2), 189-194. Torricelli, M., Ignacchiti, E., Giovannelli, A., Merola, A., Scarpetti, E., Calonaci, G., . . . Petraglia, F. (2006). Maternal plasma corticotrophin-releasing factor and urocortin levels in post-term pregnancies. European Journal of Endocrinology, 154(2), 281-285. doi: 10.1530/eje.1.02091. Wiedenbach, E. (1963). The helping art of nursing. The American Journal of Nursing, 66(11), 54 - 57 Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2012). Buku saku daignosis keperawatan diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC (E. Wahyuningsih, Trans. Prentice hall nursing diagnosis handbook: NANDA diagnoses, NIC interventions, NOC outcomes). Jakarta: EGC. Buku asli diterbitkan 2009. Zeitlin, J., Blondel, B., Alexander, S., & Bréart, G. (2007). Variation in rates of postterm birth in Europe: Reality or artefact? BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology, 114(9), 1097-1103. doi: 10.1111/j.1471-0528.2007.01328.x. Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 50 Universitas Indonesia Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH” DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT” PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN Kasus 1: Tanggal Pengkajian: 23Oktober 2013 @ 09.45 Tempat pengkajian : VK RSUD Cibinong No Register Tgl & Jam Masuk : 23Oktober 2013 @ 09.30 : 10845339 Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Pekerjaan Pendidikan terakhir Agama : Suku bangsa : O Jawa : Ny.N : 24 tahun : О PNS : О SD Islam О Peg.Swasta О SLTP О Wiraswasta SLTA О Protestan О Katholik Sunda О Betawi IRT О DIII ОLain………. О S1/S2 О Hindu О Minang О Budha ОLain………. . B. Alasan masuk RS: Keluhan Utama: Rujukan dari Puskesmas Cimanggis, karena mules-mules, keluar lendir dan darah sedikit dari vagina. Cemas menghadapi proses persalinannya serta cemas dengan kondisi janinnya karena menurut bidan kehamilannya sudah lewat waktu. C. Riwayat Kesehatan Dahulu: O Pernah dirawat di RS Tidak Pernah dirawat di RS Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di... O DM O Hipertensi O Hepatitis O Asma O Tifoid O Kanker O Epilepsi O Kelainan bawaan D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi) O Keturunan kembar O TBC O Lain-lain : O PJK O DM O Tifoid O Hipertensi O Kanker O Hepatitis O Epilepsi O Asma O Kelainan bawaan E. Riwayat Alergi O Alergi makanan : O Alergi obat : F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB) Penggunaan KB Bila ya kontrasepsi yang digunakan O Pil KB o Implant Sejak kapan mengguankan KB: Tahun Lama penggunaan KB : Keluhan selama menggunakan KB: O Ya O Suntik o Kondom , kemudian Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 O Lain-lain : Tidak o IUD/ Spiral o Pantang berkala II. Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik (Fisiologi) Pengkajian Subjektif 1. Data Kehamilan Saat Ini Kehamilan direncanakan HPHT Taksiran Partus Umur Kehamilan Pergerakan janin pertama kali di rasakan Pergerakan janin dalam 24 jam Riwayat ANC Keluhan selama hamil : Ya : 03 Januari 2013 : 10 Oktober 2013 : 42 – 43 minggu : lupa : aktif (> 10 kali) : O teratur : Tidak ada keluhan O Tidak Tidak teratur 2. Riwayat Obstetrik G 2 P1 A 0 No. Tahun Persalinan BB lahir (gr) 1. 2. 2008 Hamil ini 2700 gr Jenis kelamin bayi P Komplikasi kehamilan/persa linan Tidak ada Jenis Persalinan & indikasi Pervaginam Penolon/tempat persalinan Bidan 3. Riwayat menstruasi Usia menarche Lama haid Siklus haid Banyak haid Warna haid Bau haid Keluhan : 12 tahun : O < 5hari : 28 hari : 2-3 x ganti P : merah kecoklatan : amis darah : O dismenore 4. Status Nutrisi & Cairan Diet Khusus: tidak ada diet khusus Nafsu makan O Baik o Tidak ada Asupan Nutrisi Jenis : nasi, sayur, ikan Asupan Cairan Jenis: Air putih Turgor kulit Baik 5-7 hari O 8-10 hari O 30 hari O >4x ganti P O merah terang O menyengat/busuk O Spotting O O O O lain………… O Metroragia o Cukup Kurang Porsi: sedang Jumlah: 1000 -1500 cc o Cukup Frekuensi: 2 x sehari Frekuensi: 6-8 gelas sehari o Kurang O lain…….. 5. Eliminasi Eliminasi BAB: BAK: Keringat : Frekuensi & Jumlah 1- 2 x sehari 5-6 x sehari Warna kuning kekuningan 6. Aktivitas dan istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Istirahat: Bau o mandiri Dibantu sebagian o Total care Tidak dapat beristirahat (lelah) o Mampu beristirahat 7. Pengkajian nyeri Penyebab nyeri: Kontraksi uterus o Lain-lain: 2 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Kualitas nyeri : Region: Skala nyeri: Koping terhadap nyeri o Rasa ingin BAB Mules o Lain-lain, sebutkan: Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian perut o Lain-lain, sebutkan: o 0-3 4-6 o 10 o 7-9 o Menangis o pernafasan mengerang o Penggunaan obat o relaksasi o Lain-lain, sebutkan: Reaksi non verbal o Berkeringat o Wajah meringis Pengkajian objektif 1. Penampilan umum Keadaan umum: O Baik TD: Tanda-tanda vital 110/80mmHg BB: 68 kg Sedang O Jelek Nadi: 84x/menit TB: 157 cm 2. Pemeriksaan Fisik Ibu: Kepala: Distribusi rambut Lesi/pembengkakan Edema wajah Mata: Sklera Konjungtiva Mulut: Gigi RR: 22 x/menit LILA: 29 cm Leher : Pembesaran kelenjar tyroid Pembesaran vena jugularis Ketiak Pembesaran kelenjar Getah bening : Irama nafas o Ada Regular Abdomen Leopold 1 Leopold 2 Leopold 3 Leopold 4 DJJ Irama DJJ Intensitas Vesikuler Reguler Suara nafas Irama nadi Suara jantung Capilary Refil Putting Areola Pengeluaran Asi Bentuk TFU : 36 cm o Kepala O PUKA Kepala Masuk PAP : 143 x/menit : Reguler : Kuat O Apatis Suhu: 36.4°C Rata Lidah Mukosa bibir Payudara CM Kesadaran: o Ada o Ada o ikterik O anemis o Lengkap Caries Bersih o Lembab o Ada o Ada Oksigenasi & Ventilasi lain-lain: Menggososk punggung o gelisah o tenang o S1 dan S2 < 3 detik Eksversi Hiperpigmentasi Ada Simetris o Tidak rata Tidak ada Tidak ada Tidak ikterik Tidak anemis Tidak lengkap o Kotor Kering Tidak ada Tidak ada Tidak ada o Irreguler o Ronkhi &Wheezing o o o o Iregueler Murmur & Gallop > 3 detik Datar & Inversi o Tidak ada o Tidak simetris Bokong PUKI o Bokong O Belum masuk PAP o Irreguler o Lemah 3 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 o Ekstremitas Striae Gravidarum: His : Ada o 1-2x/10mnt o >4x/10 mnt Durasi his o < 20detik Pemeriksaan Ketuban : Dalam: Cairan ketuban : Ketuban pecah jam: Pembukaan: Penurunan kepala: Portio: Presentasi: Genetalia: Pengeluaran Pervaginam: Edema : Varices: Ekstremitas: Edema : Varices: o Tebal o vertex o bokong Lendir o air ketuban o ada o ada ada o ada Ada O Tidak ada o Tidak ada 2-3x/10mnt o 3-4x/10mnt 20 40 detik Positif o > 40 detik o Negatif o Jernih o Mekonium O H1 o o o o H3 Lunak Kening/alis ekstremitas H2 o H4 o Kaku o wajah darah tidak ada tidak ada tidak ada o tidak ada tidak ada B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional) 1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu dan klien selalu menanyakan bagaimana perkembangan proses kelahirannya dan kondisi janinnya 2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar, bayinya sehat. 3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh suaminya akan tetapi suminya tidak bisa masuk ke kamar bersalin karena ada pasien lain yang akan melahirkan. 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya, Ibu mengatakan dalam keluarganya selalu ada yang hamil lewat waktu jadi tidak memeriksakan kehamilannya karena menggangap sudah biasa terjadi. 5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai sopir, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 6. Peran serta keluarga/suami : Klien meminta untuk didampingi suaminya 7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang 1. Terapi Medis : oksitosin 5 ui 12 tetes/menit 2. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan USG tanggal 23 Oktober 2013: Janin tunggal hidup, presentasi kepala, cairan amnion berkurang, TBJ, 3100 gram, letak plasenta di fundus belakang, serotinus. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Oktober 2013 Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Hemoglobin 10,3 12.0 – 14.0 g/dl Eritrosit 4,45 4,5 – 5,5 juta/ul Leukosit 7400 5000 – 10.000 ul Trombosit 403.000 150.000 – 450.000/ul 4 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Hematokrit HbsAg 31.3 Negatif 36 – 42 % Negatif Tahap Ministrasi 1. Risiko cidera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisensi uteroplasenta, kondis cairan amnion dan efek induksi persalinan. 2. Risiko cedera maternal: ruptir uteri berhubungan efek induksi persalinan 3. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus 4. Kelelahan berhubungan dengan proses kehanilan dan persalinan yang memanjang 5. Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan 5 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ASUHAN KEPERAWATAN NY. N PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN No Tanggal 1 Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30 wib Identifikasi Diagnosa Keperawatan Risiko cidera Subjektif: janin: gawat Ny. N mengatakan janin dia dirujuk dari berhubungan puskesmas karena dengan mules-mules dan insufisensi kehamilannya sudah uteroplasenta, lewat waktu kondis cairan amnion dan efek Objektif: Tinggi fundus uteri induksi 36 cm, bagian persalinan. fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi uterus 3x dalam 10 menit interval 20 detik, denyut jantung janin 143 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, terdapat pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam pembukaan serviks 3 cm, ketuban Ministrasi dan Koordinasi Tujuan Rencana Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x12 jam selama proses persalinan, resiko cidera janin: gawat janin tidak terjadi dengan kriteria hasil denyut jantung janin 120 – 160 kali/menit, gerakan janin masih aktif, tidak terdapat mekonium dalam air ketuban 1. Monitor/observasi kesejahteraan janin yaitu gerakan janin dan denyut jantung janin dengan karditokograf 2. Atur posisi ibu miring kiri untuk mengurangi tekanan tekanan pada tali pusat 3. Berikan oksigen 5 liter permenit untuk meningkatkan alirah oksigen ibu ke janin 4. Observasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin 5. Obsevasi warna mekonium 6. Observasi kemajuan persalinan 7. Siapkan resusitasi bayi baru lahir Implementasi 1. Memonitor gerakan janin dan denyut jantung janin 2. Mengatur posisi ibu miring kiri 3. Mengobservasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin seperti DJJ >160 dan < 110 kali permenit 4. Mengobservasi kemajuan persalinan Validasi Evaluasi Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 15.30 wib S: Ny. N merasa senang dengan kelahiran putrinya dan berharap batinya baik-baik saja. O: Tekanan darah 110/70, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C. Bayi perempuan lahir dengan BB 2800 gram, PB 48. Anus (+), mekonium (+), AS 6/7. A: bayi memerlukan resusitasi P: Lanjutkan intervensi 1) Berikan oksigen 2) Observasi bayi di ruang perinatalogi Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2. Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30 wib masih utuh, penurunan kepala di hodge II-III, presentasi kepala Pemberian oksitosin 5ui 12 tetes/menit Subjektif: Ny. N mengatakan dia dirujuk dari puskesmas karena mules-mules dan kehamilannya sudah lewat waktu Objektif: Tinggi fundus uteri 36 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi uterus 3x dalam 10 menit interval 20 detik, denyut jantung janin 143 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, terdapat pengeluaran lendir dan darah. Hasil Risiko cidera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x12 jam pola persalinan yang baik dapat dengan kriteria hasil kontraksi uterus 4050 detik dengan interval 2 – 3 menit, adanya relaksasi uterus diantara dua kontraksi, persalinan berakhir tanpa komplikasi 1. Kaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 2. Diskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 3. Periksa tanda vital setiap jam 4. Lakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 5. Observasi intake output cairan 6. Lakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 7. Perhatikan keluhan kram abdomen, 7 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1. Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 2. Mendiskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 3. Memeriksa tanda vital setiap jam 4. Melakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 5. Mengobservasi intake output cairan 6. Melakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 15.30 WIB S:O: Tekanan darah 110/70, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C. Bayi lahir spontan Terdapat robekan perineum derajat II, telah dilakukan jahitan A: Rupture uteri dapat dicegah P: Lanjutkan intervensi 1. Observasi perdarahan dan tanda-tanda vital pemeriksaan dalam pembukaan serviks 3 cm, ketuban masih utuh, penurunan kepala di hodge II-III, presentasi kepala Pemberian oksitosin 5ui 12 tetes/menit. 3 Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30 wib Subjektif: Ny. N mengatakan dia dirujuk dari puskesmas karena mules-mules dan kehamilannya sudah lewat waktu Klien mengeluh nyeri di bagian abdomen tembus ke punggung Objektif: Skala nyeri 5 Tinggi fundus uteri 36 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas pusing, mual-muntah, letargi hipotensi takikardia 8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan 7. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x12 jam ibu mampu mentoleransi nyeri dengan kriteria ibu mampu mengontrol nyeri yang dirasakan, ibu mengungkapkan nyeri berkurang dengan skala 1-3, ibu berkoordinasi dan kerjasama saat proses persalinan terutama saat nyeri dirasakan, ibu dapat mempraktikkan teknik untuk mengurangi nyeri 1. Kaji status nyeri yang dirasakan (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas dan skala nyeri) sehingga dapat memberikan intervensi yang sesuai 2. Observasi tingkah laku nonverbal akibat nyeri yang dirasakan untuk memastikan tindakan yang akan diberikan untuk mengurangi nyeri 3. Kurangi faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri untuk mencegah nyeri yang lebih hebat 4. Diskusikan dengan 8 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1. 2. 3. 4. evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan Mengkaji status nyeri yang dirasakan Mengobservasi tingkah laku nonverbal yaitu nampak mengerang dan mengelus elus bagian punggung Mengurangi faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam dan melakukan terapi massase pada bagian punggung Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 15.30 wib S:Ny. N mengatakan mampu bertoleransi dengan nyeri O: Ny. N nampak melakukan teknik relaksasi Ny N mulai tenang dan dapat bertoleransi terhadap nyeri yang dialami Skala nyeri 3 A: Nyeri mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi panggul 2/5, kontraksi uterus 3x dalam 10 menit interval 20 detik, denyut jantung janin 143 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, terdapat pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam pembukaan serviks 3 cm, ketuban masih utuh, penurunan kepala di hodge II-III, presentasi kepala Pemberian oksitosin 5ui 12 tetes/menit. 4. Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30 wib Kelelahan berhubungan dengan proses kehanilan dan Objektif Ny. N G1P0A0 H 42- persalinan yang 43 minggu. memanjang Ny.N nampak dibantu saat melakukan aktivitas seperti bangun dari tempat tidur, ke kamar mandi. Subjektif: Klien mengeluh lelah klien metode yang 5. Menciptakan lingkungan yang dapat digunakan untuk tenang dengan mengurangi intensitas mengurangi nyeri seperti pengunjung mengajarkan teknik relaksasi napas dalam, 6. Memberikan pujian atas melakukan terapi kemampuan klien massase untuk untuk meningkatkan mentoleransikan kenyamanan klien nyeri. 5. Kaji respon klien terhadap teknik pereda nyeri 6. Ciptakan lingkungan yang tenang untuk mengurangi stressor 7. Berikan pujian atas kemampuan klien untuk mentoleransikan nyeri. setelah 1 x 12 jam 1. Kaji tingkat 1. Mengakji tingkat diberiakn intervensi kelelahan, dan kelelahan ibu, keperawatan ibu perhatikan aktivitas/ sejaka kapan mampu istirahat segera dimulai, berpartisipasi sebelum proses penyebab secara aktif dalam pesalinan dimulai kelelahan proses persalinan karena jumlah 2. Menganjurkan dengan kriteria kelelahan adalah untuk melakukan hasil klien mampu kumulatif yaitu teknik relaksasi mengedan serta seseorang yang tidak 3. Menyediakan relaks/ tenang mengalami istirahat lingkungan yang dalam upaya proses pada awitan persalinan kondusif untuk 9 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Anjurkan tetap melakukan teknik relaksasi Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 16.00 wib S:Ny. N mengatakan mampu bertoleransi dengan nyeri O: Ny. N nampak melakukan teknik relaksasi Ny N mulai tenang dan dapat bertoleransi persalinan. 2. 3. 4. 5. 6. 7. terhadap kelelahan istirahat seperti memiliki kelelahan yang dialami membatasi yang lebih besar pengunjung Anjurkan istirahat/ Ny. I nampak tertidur relaksasi di antara 4. Memberikan informasi kepada A: Kelelahan mulai kontraksi untuk klien/pasangan menghemat energi berkurang mengenai Sedia lingkungan yang kemajuan kondusif untuk P: Lanjutkan intervensi persalinan bahwa Anjurkan untuk istirahat agar klien sekarang sedang dapat beristirahat melakukan teknik menjalani induksi dengan nyaman relaksasi persalinan untuk Berikan makanan dan Berikan informasi mempercepat/ata kepada klien/pasangan minuman manis untk u merangsang mengenai kemajuan menambah tenaga kelahiran persalinan membantu Berikan informasi memberikan energi 5. Memberikan mengenai kemajuan minuman manis psikologis; persalinannya. Anjurkan ibu agar tetap melakukan teknik relaksasi karena ketegangan otot meningkatkan rasa kelelahan Pantau kemajuan persalinan karena persalinan yang lama dapat meningkatkkan keletihan Berikan minuman yang manis seperti teh untuk mencegah hipoglikemia. 10 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 3 Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.30 Wib Subjektif: Cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu suaminya bekerja sebagai sopir, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. Objektif: Nampak cemas sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 12 jam kecemasan ibu berkurang. Kriteria hasil yang diharapkan adalah ibu nampak tenang, tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60- 80 kali/menit, respirasi 16 – 20 kali/ menit, ibu mengungkapkan bahwa cemasnya berkurang, ibu dapat bekerja sama selama proses persalinan, 1. Identifikasi tingkat 1. Mengkaji cemas persaan ibu dan 2. Pahami persepsi ibu pemahaman ibu tentang kondisi yang terhadap situasi dirasakan dengan 3. Kaji perasaan ibu dan menggunakan pemahaman terhadap kata-kata ramah situasi yang dialami 2. Menjelaskan saat ini pada ibu dan 4. Beri penjelasan suami tentang kepada ibu dan semua prosedur keluarga tentang tindakan yang keadaan ibu dan janin akan dilakukan saat ini termasuk rasa 5. Jelaskan tentang tidak nyaman semua prosedur akibat prosedur tindakan yang akan dan efek positif dilakukan termasuk serta negatif baik rasa tidaknya nyaman bagi ibu maupun akibat prosedur dan janin bila efek positif serta tindakan negatif baik bagi ibu dilakukan maupun bagi janinnya 3. Mengajarkan ibu apabila tindakan tidak melakukan dilakukan teknik relaksasi 6. Anjurkan ibu untuk mengekspresikan perasaan, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan 7. Ajarkan ibu teknik relaksasi 8. Temani ibu untuk memberikan rasa 11 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 15.30 wib S: Ibu mengatakan awalnya ada perasaan takut dan cemas menjalani proses persalinan. Setelah ibu mendapatkan penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan ia merasa sangat tenang, nyaman, dan siap menghadapi proses persalinan dengan segala resiko Objektif: Ibu mulai nampak tenang Bekerjasama selama proses persalinan Tanda vital : TD 110.80mmHg Nadi: 80 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.5oC A: Kecemasan ibu mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi 1. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman nyaman dan mengurangi cemas 9. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 10. Anjurkan ibu untuk lebih banyak 12 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2. Anjurkan ibu tetap melakukan teknik relakssai 3. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 4. Anjurkan ibu untuk lebih banyak berdoa. APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH” DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT” PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN Kasus 2: Tanggal Pengkajian: 28 Oktober 2013 @ 08.15 Tempat pengkajian : VK RSUD Cibinong No Register Tgl & Jam Masuk : 28 Oktober 2013 @ 08.05 : 10845935 Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Pekerjaan Pendidikan terakhir Agama : Ny.S : 28 tahun : О PNS : SD Suku bangsa : O Jawa : Islam О Peg.Swasta О SLTP О Wiraswasta O SLTA О Protestan О Katholik Sunda О Betawi IRT О DIII ОLain………. О S1/S2 О Hindu О Minang О Budha ОLain………. . B. Alasan masuk RS: Keluhan Utama: Ny. S dirujuk dari bidan dengan keluhan keluar air-air sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit tidak ada pengeluaran darah dan lendir C. Riwayat Kesehatan Dahulu: O Pernah dirawat di RS Tidak Pernah dirawat di RS Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di... O DM O Hipertensi O Hepatitis O Asma O Tifoid O Kanker O Epilepsi O Kelainan bawaan D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi) O Keturunan kembar O TBC O Lain-lain : O PJK O DM O Tifoid O Hipertensi O Kanker O Hepatitis O Epilepsi O Asma O Kelainan bawaan E. Riwayat Alergi O Alergi makanan : O Alergi obat : O Lain-lain : F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB) Penggunaan KB o Tidak Ya Bila ya kontrasepsi yang digunakan Pil KB Suntik o IUD/ Spiral o Kondom o Pantang berkala o Implant Sejak kapan mengguankan KB: Tahun 2000 -2005 , kemudian 2006 -2011 Lama penggunaan KB : 5 tahun dan 5 tahun Keluhan selama menggunakan KB: Tidak ada Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 II. Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik (Fisiologi) Pengkajian Subjektif 1. Data Kehamilan Saat Ini Kehamilan direncanakan HPHT Taksiran Partus Umur Kehamilan Pergerakan janin pertama kali di rasakan Pergerakan janin dalam 24 jam Riwayat ANC Keluhan selama hamil : Ya : 01 Januari 2013 : 08 Oktober 2013 : 42 – 43 minggu : 16 minggu : aktif (> 10 kali) : O teratur : Tidak ada keluhan O Tidak Tidak teratur 2. Riwayat Obstetrik G 4 P3 A 0 No. Tahun Persalinan BB lahir (gr) 1. 2. 3 4. 2000 2000 2005 Hamil ini 2700 gr 3500 gr 3500 gr Jenis kelamin bayi P L L Komplikasi kehamilan/persa linan stillbirth Tidak ada Tidak ada Jenis Persalinan & indikasi Pervaginam Pervaginam Pervaginam Penolon/tempat persalinan Bidan Bidan Bidan 3. Riwayat menstruasi Usia menarche Lama haid Siklus haid Banyak haid Warna haid Bau haid Keluhan : 12 tahun : O < 5hari : 28 hari : 2-3 x ganti P : merah kecoklatan : amis darah : O dismenore 4. Status Nutrisi & Cairan Diet Khusus: tidak ada diet khusus Nafsu makan Baik o Tidak ada Asupan Nutrisi Jenis : nasi, sayur, ikan Asupan Cairan Jenis: Air putih Turgor kulit Baik 5-7 hari O 8-10 hari 30 hari O >4x ganti P O merah terang O menyengat/busuk O Spotting O O O O lain………… O Metroragia o Cukup o Kurang Porsi: sedang Jumlah: 1000 -1500 cc o Cukup Frekuensi: 2 x sehari Frekuensi: 5-6 x sehari o Kurang O lain…….. 5. Eliminasi Eliminasi BAB: BAK: Keringat : Frekuensi & Jumlah 2- 2 x sehari 5-6 x sehari Warna kuning kekuningan 6. Aktivitas dan istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Istirahat: Bau o mandiri Dibantu sebagian o Total care Tidak dapat beristirahat (lelah) o Mampu beristirahat 7. Pengkajian nyeri 14 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Penyebab nyeri: Kualitas nyeri : Region: Skala nyeri: Koping terhadap nyeri Kontraksi uterus o Lain-lain: o Mules o Rasa ingin BAB o Lain-lain, sebutkan: o Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian perut o Lain-lain, sebutkan: o 0-3 4-6 o 10 o 7-9 o mengerang Menangis pernafasan o Penggunaan obat o relaksasi o Lain-lain, sebutkan: Reaksi non verbal Berkeringat o Wajah meringis Pengkajian objektif 3. Penampilan umum Keadaan umum: O Baik TD: Tanda-tanda vital 120/70mmHg BB: 60 kg Sedang gelisah o tenang O Jelek Nadi: 80x/menit TB: 155 cm 4. Pemeriksaan Fisik Ibu: Kepala: Distribusi rambut Lesi/pembengkakan Edema wajah Mata: Sklera Konjungtiva Mulut: Gigi Kesadaran: RR: 20 x/menit LILA: 30 cm Rata o lain-lain: o CM O Apatis Suhu: 36.5°C o Tidak rata Tidak ada Tidak ada Tidak ikterik o Tidak anemis Tidak lengkap Leher : Pembesaran kelenjar tyroid Pembesaran vena jugularis o Ada o Ada o ikterik sedikit anemis o Lengkap Caries Bersih o Lembab o Ada o Ada Ketiak Pembesaran kelenjar Getah bening : Irama nafas o Ada Regular Suara nafas Vesikuler o Irama nadi Suara jantung Reguler Payudara Capilary Refil Putting < 3 detik Eksversi o Iregueler o Murmur & Gallop o > 3 detik o Datar & Inversi Hiperpigmentasi Ada Simetris Abdomen Leopold 1 Leopold 2 Leopold 3 Areola Pengeluaran Asi Bentuk TFU : 33 cm o Kepala О PUKA Kepala Lidah Mukosa bibir Oksigenasi & Ventilasi o S1 dan S2 o Kotor Kering Tidak ada Tidak ada Tidak ada o Irreguler Ronkhi &Wheezing o Tidak ada o Tidak simetris Bokong PUKI o Bokong 15 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 o Ekstremitas Leopold 4 Masuk PAP DJJ : 140 x/menit Irama DJJ : Reguler Intensitas : Kuat Striae Gravidarum: His : o Ada 1-2x/10mnt o >4x/10 mnt Durasi his < 20detik Pemeriksaan Ketuban : Dalam: Cairan ketuban : Kering Ketuban pecah jam: Pembukaan: 1 cm Penurunan kepala: Portio: Presentasi: Genetalia: Pengeluaran Pervaginam: Edema : Varices: Ekstremitas: Edema : Varices: О Belum masuk PAP o Irreguler o Lemah Ada Tidak ada o 2-3x/10mnt o 3-4x/10mnt o 20 40 detik Positif o > 40 detik o Negatif o Jernih o Mekonium H1 o o o o o Tebal o vertex o bokong О Lendir H3 Lunak Kening/alis ekstremitas o darah tidak ada tidak ada tidak ada o air ketuban o ada o ada ada o ada o Tidak ada o o o o H2 H4 Kaku wajah tidak ada o tidak ada tidak ada B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional) 1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu dan klien tidak ada pengeluaran lendir dan darah, ketuban kering. 2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar, bayinya sehat. 3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh suaminya. 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya. 5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai buruh harian, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 6. Peran serta keluarga/suami : Suami sesekali mendampingi istri 7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang 1. Terapi Medis : IVFD RL + Oksitosin 5 ui 12 tetes/menit 2. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan USG tanggal 27 Oktober 2013: Janin tunggal hidup, presentasi kepala, cairan amnion berkurang, letak plasenta di fundus belakang, serotinus. 16 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Pemeriksaan Laboratorium 28 Oktober 2013 Pemeriksaan Hasil Hemoglobin 12,4 Eritrosit 4,73 Leukosit 9400 Trombosit 22.000 Hematokrit 38.7 HbsAg Negatif Nilai Normal 12.0 – 14.0 g/dl 4,5 – 5,5 juta/ul 5000 – 10.000 ul 150.000 – 450.000/ul 36 – 42 % Negatif Tahap Ministrasi 1. Terjadi penyulit persalinan: nyeri berkepanjangan akibat induksi persalinan 2. Risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan uteroplasenta, kondisi cairan amnion atau dengan induksi persalinan 3. Risiko cedera maternal: Ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan 4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional terhadap proses persalinan 5. Persiapan ibu untuk persalinan 17 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ASUHAN KEPERAWATAN NY. S PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN No Tanggal 1 Tanggal 28 Oktober 2013 pukul 08.15 wib Identifikasi Diagnosa Keperawatan nyeri Subjektif: Ny. S mengeluh nyeri berkepanjangan pada daerah abdomen berhubungan kontraksi uterus menjalar ke akibat induksi punggung persalinan Objektif: Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 1- 2 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 140 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan, dilakukan pemeriksaan dalam di dapatkan hasil presentasi kepala, pendataran serviks 30 %, pembukaan serviks 1 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di Ministrasi dan Koordinasi Tujuan Rencana Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam selama proses persalinan, Nyeri yang dirasakan berkurang dengan kriteria hasil Ny.S mampu mengontrol nyeri yang dirasakan, skala nyeri 0 – 3, ibu mampu melakukan teknik yang diajarkan untu mengatasi nyerinya 1. Kaji Status nyeri yang dirasakan 2. Observasi tingka laku non verbal 3. Observasi tanda-tanda kemajuan persalinan 4. Lakukan terapi massase pada daerah punggung 5. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam 6. Jelaskan prosedur dan rasional sebelum dilakukan 7. ciptakan lingkungan yang kondusif Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Implementasi 1. Mengkaji status nyeri yang dirasakan 2. Mengobservasi tingka laku non verbal klien nampak meringis kesakitan, menangis 3. Mengobservasi tanda-tanda kemajuan persalinan 4. melakukan terapi massase pada daerah punggung 5. mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 6. menjelaskan prosedur dan rasional sebelum dilakukan 7. Menciptakan lingkungan yang kondusif yaitu suami mendampingi isteri pada saat proses persalinan Validasi Evaluasi 28 Oktober 2013 @ 19.00 S: Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang setelah mempraktikkan teknin untuk mengurangi nyeri seperti relaksasi, massase, imagenary Ibu mengatakan suaminya mendampingi saat proses persalinan dan mempraktekkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri O: Ibu tampak dapat mengontrol nyeri yang dirasakan Ibu dapat berkoordinasi dan kerjasama saat proses persalinan terutama saat nyeri dirasakan Ibu dapat mempraktikkan teknik untuk mengurangi nyeri depan, Pemberian oksitosin 5 ui 2 Tanggal 28 Oktober 2013 pukul 08.15 wib Subjektif: Keluar air-air sejak 2 hari sebelu masuk RS Objektif: Tinggi fundus uteri 33 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus 1 – 2 kali dalam 10 menit, durasi 20 detik , denyut jantung janin140 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, belum ada pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam pembukaan serviks 1 cm, pendataran Risiko cidera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisensi uteroplasenta, kondis cairan amnion dan efek induksi persalinan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam selama proses persalinan, resiko cidera janin: gawat janin tidak terjadi dengan kriteria hasil denyut jantung janin 120 – 160 kali/menit, gerakan janin masih aktif, tidak terdapat mekonium dalam air ketuban 1. Monitor/observasi kesejahteraan janin yaitu gerakan janin dan denyut jantung janin dengan karditokograf 2. Atur posisi ibu miring kiri untuk mengurangi tekanan tekanan pada tali pusat 3. Berikan oksigen 5 liter permenit untuk meningkatkan alirah oksigen ibu ke janin 4. Observasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin 5. Obsevasi warna mekonium 6. Observasi kemajuan persalinan 7. Siapkan resusitasi bayi baru lahir 19 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1. Memonitor gerakan janin dan denyut jantung janin 2. Mengatur posisi ibu miring kiri 3. Mengobservasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin seperti DJJ >160 dan < 110 kali permenit 4. Mengobservasi kemajuan persalinan Skala Nyeri 2 A: Masalah nyeri karena kontraksi uterus, kemajuan persalinan dan menjelang kelahiran dapat diatasi P : intervensi dihentikan S:O: Setelah diberi induksi persalinan, pada jam 17.30 Wib pembukaan lengkap, djj 141 x/menit, gerakan janin positif, pukul 18. 30 bayi lahir perempuan, BBL 2900 PB,49 cm, LD 31 cm, anus (+), IMD (+) A: gawat janin tidak terjadi P : Melanjutkan melakukan perawatan bayi baru lahir serviks 30 %, ketuban kering pemberian oksitosin 5 ui. 3. Tanggal 28 Oktober 2013 pukul 08. 15 wib Subjektif: Ny. S mengatakan dia dirujuk oleh bidan ke rumah sakit karena kehamilan sudah lewat waktu, keluar air-air sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit Objektif: Tinggi fundus uteri 33 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kiri, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin140 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, belum ada Risiko cidera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam pola persalinan yang baik dapat dengan kriteria hasil kontraksi uterus 40-50 detik dengan interval 2 – 3 menit, adanya relaksasi uterus diantara dua kontraksi, persalinan berakhir tanpa komplikasi 1. Kaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 2. Diskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 3. Periksa tanda vital setiap jam 4. Lakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 5. Observasi intake output cairan 6. Lakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 7. Perhatikan keluhan 20 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1. Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 2. Mendiskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 3. Memeriksa tanda vital setiap jam 4. Melakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 5. Mengobservasi intake output cairan 6. Melakukan palpasi pada fundus uteri guna S:O: Setelah diberikan induksi kontraksi ibu baik, yaitu pada fase laten kontraksi teratur tapi bersifat ringan 20-30 detik dan terdapat relaksasi uterus diantara dua kontraksi, fasen aktif kontraksi teratur dan bersifat sedang dan kuat menjelang akhir pembukaan kontraksi tiap 2- 5 kali dengan durasi 30-45 detik dan terdapat relaksasi diantara dua kontraksi Persalinan ibu berakhir tanpa komplikasi A: Rupture uteri tidak terjadi P: Lanjutkan intervensi dengan observasi perdarahan kram abdomen, pusing, mual-muntah, letargi hipotensi takikardia 8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam pembukaan 1 cm, portio tebal, tidak hambatan jalan lahir serviks, pendataran serviks 30 %, ketuban sudah pecah Pemberian oksitosin 5 ui 4 Tanggal 28 Oktober 2013 pukul 08.15 wib Subjektif: Cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu dan sudah keluar air-air sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit suaminya bekerja sebagai buruh harian, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan seharihari. ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. Objektif: Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 24 jam kecemasan ibu berkurang. Kriteria hasil yang diharapkan adalah ibu nampak tenang, tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60- 80 kali/menit, respirasi 16 – 20 kali/ menit, ibu mengungkapkan bahwa cemasnya berkurang, ibu 1. 2. 3. 4. 5. melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 7. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan Identifikasi tingkat 1. Mengkaji persaan ibu dan cemas pemahaman ibu Pahami persepsi ibu terhadap situasi tentang kondisi yang dengan dirasakan menggunakan Kaji perasaan ibu dan kata-kata ramah pemahaman terhadap situasi yang dialami 2. Menjelaskan pada ibu dan saat ini suami tentang Beri penjelasan semua prosedur kepada ibu dan tindakan yang keluarga tentang akan dilakukan keadaan ibu dan janin termasuk rasa saat ini tidak nyaman Jelaskan tentang akibat prosedur semua prosedur dan efek positif tindakan yang akan serta negatif baik dilakukan termasuk bagi ibu maupun rasa tidaknya nyaman janin bila akibat prosedur dan 21 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 S: Ibu mengatakan awalnya ada perasaan takut dan cemas menjalani proses persalinan. Setelah ibu mendapatkan penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan ia mersa sangat tenang, nyaman, dan siap menghadapi proses persalinan dengan segala resiko Objektif: Ibu mulai nampak tenang Bekerjasama selama proses persalinan Tanda vital : Nampak cemas sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya dapat bekerja sama selama proses persalinan, 6. 7. 8. 9. 10. 5. Tanggal 28 Oktober 2013 pukul 08.15 wib Subjektif: Ny.S dan suaminya sangat mengharapkan kelahiran anaknya Objektif: Selalu bertanya mengenai kemajuan persalinan dan akan mengikuti arahan yang diberikan demi kelancaran selama proses persalinan Persiapan ibu dan keluarga dalam proses persalinan Setelah diberikan tindakan keperawatan 1 x 12 jam Ny.S dan keluarga akan mempersiapkan dalam proses kelahirannya dengan kriteria hasil: Ny. S melakukan tindakan atau arahan yang 1. 2. 3. 4. 5. efek positif serta negatif baik bagi ibu maupun bagi janinnya apabila tindakan tidak dilakukan Anjurkan ibu untuk mengekspresikan perasaan, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan Ajarkan ibu teknik relaksasi Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi cemas Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu Anjurkan ibu untuk lebih banyak Gali metode alternatif persiapan persalinan Memilih metode khusus untuk persiapan persalinan Tarik napas selama kontraksi Beristirahat diantara kontraksi Mampu mengikuti petunjuk selama kontraksi 22 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 tindakan dilakukan 3. Mengajarkan ibu melakukan teknik relaksasi TD 110.80mmHg Nadi: 80 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.5oC A: Kecemasan ibu mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi 5. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman 6. Anjurkan ibu tetap melakukan teknik relakssai 7. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 8. Anjurkan ibu untuk lebih banyak berdoa. 1. Menggali metode alternatif persiapan persalinan 2. Memilih metode khusus untuk persiapan persalinan 3. Melakukan tarik napas selama kontraksi 4. Melakukan istirahat diantara S: Ibu mengatakan melakukan teknik untuk mengurangi nyeri dan cemas yang ajarkan O: Ibu dan suaminya sangat senag dengan kelahiran anaknya A: kesiapan proses persalinan ditingkatkan P: lanjutkan intervensi untuk kesiapan merawat diberikan seperti 23 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 kontraksi 5. Mampu mengikuti petunjuk selama kontraksi diri dan bayinya APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH” DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT” PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN Kasus 3: Tanggal Pengkajian: 6 Novemeber @ 18.00 Tempat pengkajian : VK RSUD Cibinong No Register Tgl & Jam Masuk : 06 November @ 17.45 : 10847582 Tahap Identifikasi I . Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Pekerjaan Pendidikan terakhir Agama : Ny.I : 30 tahun : О PNS : О SD Suku bangsa : O Jawa : Islam О Peg.Swasta SLTP О Wiraswasta O SLTA О Protestan О Katholik Sunda О Betawi IRT О DIII ОLain………. О S1/S2 О Hindu О Minang О Budha ОLain………. . B. Alasan masuk RS: Keluhan Utama: Klien mengatakan tidak ada tanda-tanda persalinan padahal kehamilannya sudah lewat waktu. Sebelumnya klien memeriksakan kehamilannya di bidan kemudian di rujuk ke RSUD Cibinong untuk melakukan pemeriksaan USG. Setelah dilakukan pemeriksaan USG ditemukan kehamilan lewat waktu sehingga dokter memutuskan untuk dilakukan induksi persalinan C. Riwayat Kesehatan Dahulu: O Pernah dirawat di RS Tidak Pernah dirawat di RS Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di... O DM O Hipertensi O Hepatitis O Asma O Tifoid O Kanker O Epilepsi O Kelainan bawaan D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi) O Keturunan kembar O TBC O Lain-lain : O PJK O DM O Tifoid Hipertensi O Kanker O Hepatitis O Epilepsi O Asma O Kelainan bawaan E. Riwayat Alergi O Alergi makanan : O Alergi obat : F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB) Penggunaan KB Ya Bila ya kontrasepsi yang digunakan Pil KB Suntik o Kondom o Implant Sejak kapan mengguankan KB: Tahun 2008 , kemudian Lama penggunaan KB : 5 tahun Keluhan selama menggunakan KB: Haid tidak teratur Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 O Lain-lain : o Tidak o IUD/ Spiral o Pantang berkala II. Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik (Fisiologi) Pengkajian Subjektif 1. Data Kehamilan Saat Ini Kehamilan direncanakan HPHT Taksiran Partus Umur Kehamilan Pergerakan janin pertama kali di rasakan Pergerakan janin dalam 24 jam Riwayat ANC Keluhan selama hamil : Ya : 14 Januari 2013 : 21 Oktober 2013 : 42 – 43 minggu : lupa : aktif (> 10 kali) : O teratur : Tidak ada keluhan O Tidak Tidak teratur 2. Riwayat Obstetrik G 2 P1 A 0 No. Tahun Persalinan BB lahir (gr) 1. 2. 2008 Hamil ini 2700 gr Jenis kelamin bayi P Komplikasi kehamilan/persa linan Tidak ada Jenis Persalinan & indikasi Pervaginam Penolon/tempat persalinan Bidan 3. Riwayat menstruasi Usia menarche Lama haid Siklus haid Banyak haid Warna haid Bau haid Keluhan : 12 tahun : O < 5hari : 28 hari : 2-3 x ganti P : merah kecoklatan : amis darah : O dismenore 4. Status Nutrisi & Cairan Diet Khusus: tidak ada diet khusus Nafsu makan Baik o Tidak ada Asupan Nutrisi Jenis : nasi, sayur, ikan Asupan Cairan Jenis: Air putih Turgor kulit Baik 5-7 hari O 8-10 hari O 30 hari O >4x ganti P O merah terang O menyengat/busuk Spotting O O O O lain………… O Metroragia o Cukup o Kurang Porsi: sedang Jumlah: 1000 -1500 cc o Cukup Frekuensi: 2 x sehari Frekuensi: 5-6 x sehari o Kurang O lain…….. 5. Eliminasi Eliminasi BAB: BAK: Keringat : Frekuensi & Jumlah 3- 2 x sehari 5-6 x sehari Warna kuning kekuningan 6. Aktivitas dan istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Istirahat: Bau o mandiri Dibantu sebagian o Total care Tidak dapat beristirahat (lelah) o Mampu beristirahat 7. Pengkajian nyeri Penyebab nyeri: o Kontraksi uterus Kualitas nyeri : o Rasa ingin BAB o Lain-lain: tidak nyeri o Mules 25 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Region: Skala nyeri: Koping terhadap nyeri o Lain-lain, sebutkan: o Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian perut o Lain-lain, sebutkan: o 0-3 o 4-6 o 10 o 7-9 o Menangis o mengerang o pernafasan o relaksasi o Lain-lain, sebutkan: Reaksi non verbal o Berkeringat o Wajah meringis Pengkajian objektif 5. Penampilan umum Keadaan umum: O Baik TD: Tanda-tanda vital 110/70mmHg BB: 68 kg Sedang o Penggunaan obat o gelisah o tenang O Jelek Nadi: 82.x/menit TB: 157 cm 6. Pemeriksaan Fisik Ibu: Kepala: Distribusi rambut Lesi/pembengkakan Edema wajah Mata: Sklera Konjungtiva Mulut: Gigi o lain-lain: o CM Kesadaran: RR: 20 x/menit LILA: 30 cm O Apatis Suhu: 36.5°C Rata o Tidak rata Tidak ada Tidak ada Tidak ikterik o Tidak anemis Tidak lengkap Leher : Pembesaran kelenjar tyroid Pembesaran vena jugularis o Ada o Ada o ikterik sedikit anemis o Lengkap Caries Bersih o Lembab o Ada o Ada Ketiak Pembesaran kelenjar Getah bening : Irama nafas Regular o Irreguler Suara nafas Vesikuler o Irama nadi Suara jantung Reguler Payudara Capilary Refil Putting < 3 detik Eksversi o Iregueler o Murmur & Gallop o > 3 detik o Datar & Inversi Hiperpigmentasi Ada Simetris Abdomen Leopold 1 Leopold 2 Leopold 3 Leopold 4 DJJ Areola Pengeluaran Asi Bentuk TFU : 36 cm o Kepala PUKA Kepala Masuk PAP : 150 x/menit Lidah Mukosa bibir Oksigenasi & Ventilasi o Ada o S1 dan S2 Bokong o PUKI o Bokong O Belum masuk PAP 26 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 o Kotor Kering Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ronkhi &Wheezing o Tidak ada o Tidak simetris o Ekstremitas Irama DJJ : Reguler : Kuat Intensitas Striae Gravidarum: His : o Ada o 1-2x/10mnt o >4x/10 mnt Durasi his o < 20detik Pemeriksaan Ketuban : Dalam: Cairan ketuban : Ketuban pecah jam: Pembukaan: Penurunan kepala: Portio: Presentasi: Genetalia: Pengeluaran Pervaginam: Edema : Varices: Ekstremitas: Edema : Varices: o Irreguler o Lemah Ada Tidak ada o 2-3x/10mnt o o 20 40 detik Positif o > 40 detik o Negatif o Jernih o Mekonium H1 o o o o o Tebal o vertex o bokong Lendir H3 Lunak Kening/alis ekstremitas o Tidak ada o 3-4x/10mnt o o o o H2 H4 Kaku wajah o darah tidak ada tidak ada tidak ada o air ketuban o ada o ada ada o tidak ada tidak ada o ada B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional) 1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu dan klien tidak merasakan mules tidak ada pengeluaran lendir dan darah 2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar, bayinya sehat. 3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh suaminya akan tetapi suminya tidak bisa masuk ke kamar bersalin karena ada pasien lain yang akan melahirkan. 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya, Ibu mengatakan dalam keluarganya selalu ada yang hamil lewat waktu jadi tidak memeriksakan kehamilannya karena menggangap sudah biasa terjadi. 5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai sopir, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 6. Peran serta keluarga/suami : Suami selalu mendampingi istri saat melakukan pemeriksaan 7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. 8. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang 3. Terapi Medis : Misoprostol 25 mcg /6 jam/PV 4. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan USG tanggal 06 November 2013: Janin tunggal hidup, presentasi kepala, cairan amnion berkurang, TBJ, 3100 gram, letak plasenta di fundus belakang, serotinus. 27 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Pemeriksaan Laboratorium tanggal 06 November 2013 Pemeriksaan Hasil Hemoglobin 10,5 Eritrosit 4,55 Leukosit 10.000 Trombosit 230.000 Hematokrit 37.2 HbsAg Negatif Nilai Normal 12.0 – 14.0 g/dl 4,5 – 5,5 juta/ul 5000 – 10.000 ul 150.000 – 450.000/ul 36 – 42 % Negatif Berdasarkan hasil pengkajian di atas di temukan data subyektif dan data obyektif: Data Subjektif Ny. I mengatakan dia dirujuk oleh bidan ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan USG di poloklinik karena tidak ada tanda-tanda melahirkan padahal kehamilannya sudah lewat waktu. Ny I mengatakan cemas dengan kondisi janinnya dan memikirkan keselamatn dirinya. Ny I tampak menangis saat diberi penjelasan mengenai kehamilannya saat ini. Ny I mengatakan dokter obgyn sudah memberikan penjelasan mengenai alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk mengakhiri kehamilannya. Tanggal 7 November 2013 pukul 06.30 Wib Ny. I mulai mengeluh nyeri pada perut, nyeri hanya dirasakan saat perut terasa mules dengan skala nyeri 2, nyerinya menjalar ke pinggang sampai ke belakang, dan terasa terjepit dibagian simpisis. Pukul 14.00 wib. Ny. I mengeluh nyeri pada perut mulai bertambah terasa kencang dengan skala nyeri 4, nyerinya menjalar sampai ke pinggang. Ny. I mengatakan merasa lelah serasa tidak ada tenaga. Data Objektif Tanggal 06 November 2013 pukul 18.30 Wib. Ny.I tiba di ruang bersalin tiba di ruang bersalin dilakukan pemasangan infus. Kemudian pasien mulai di lakukan pemberian misoprostol I 25 mcg melalui vagina setiap 6 jam maksimal 4 kali. Hasil pemeriksaan didapatkan data keadaan umum sedang, wajah nampak cemas, tingkat kesadaran kompos mentis, kongjungtiva sedikit pucat, tekanan darah 110/70mmHg, Nadi 82 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5oC. Pemeriksaan abdomen didapatkan adanya striae gravidarum dan linea nigra, tinggi fundus uteri 36 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin150 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, sudah ada pengeluaran lendir. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran serviks 30 %, ketuban belum pecah. Tanggal 07 November 2013 pukul 06.30 sudah masuk misoprostol III, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 144 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan, dilakukan pemeriksaan dalam di dapatkan hasil presentasi kepala, pendataran serviks 50 %, pembukaan serviks 2 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di depan, ketuban belum pecah. 28 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Tanggal 07 November 2013 pukul 12.30 Wib pemberian misoprostol ke IV, tekanan darah 110/80, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 157 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan, saat dilakukan pemeriksaan dalam di dapatkan tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan hasil presentasi kepala, pendataran serviks 50 %, pembukaan serviks 2 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di depan, ketuban belum pecah. Pukul 15.30 tekanan darah 120/80, nadi 82 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 170 kali/menit gerakan janin kurang aktif sehingga diputuskan pada Ny. I untuk dilakukan seksio sesaria. Tahap Ministrasi 1. Risiko cidera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisensi uteroplasenta, kondis cairan amnion dan efek induksi persalinan. 2. Risiko cedera maternal: ruptir uteri berhubungan efek induksi persalinan 3. Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan 4. Kelelahan berhubungan dengan proses kehanilan dan persalinan yang memanjang 29 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ASUHAN KEPERAWATAN NY. I PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN No 1 Tanggal Identifikasi Diagnosa Keperawatan Risiko cidera Tanggal Subjektif: janin: gawat 06 Ny. I mengatakan janin November dia dirujuk oleh 2013 bidan ke rumah sakit berhubungan dengan pukul untuk melakukan 18.30 wib pemeriksaan USG di insufisensi uteroplasenta, poliklinik karena cairan tidak ada tanda-tanda kondis amnion dan efek melahirkan padahal kehamilannya sudah induksi persalinan. lewat waktu. Objektif: Tinggi fundus uteri 36 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin150 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, sudah ada pengeluaran lendir. Hasil Ministrasi dan Koordinasi Tujuan Rencana Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam selama proses persalinan, resiko cidera janin: gawat janin tidak terjadi dengan kriteria hasil denyut jantung janin 120 – 160 kali/menit, gerakan janin masih aktif, tidak terdapat mekonium dalam air ketuban 8. Monitor/observasi kesejahteraan janin yaitu gerakan janin dan denyut jantung janin dengan karditokograf 9. Atur posisi ibu miring kiri untuk mengurangi tekanan tekanan pada tali pusat 10. Berikan oksigen 5 liter permenit untuk meningkatkan alirah oksigen ibu ke janin 11. Observasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin 12. Obsevasi warna mekonium 13. Observasi kemajuan persalinan 14. Siapkan resusitasi bayi baru lahir Implementasi 5. Memonitor gerakan janin dan denyut jantung janin 6. Mengatur posisi ibu miring kiri 7. Mengobservasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin seperti DJJ >160 dan < 110 kali permenit 8. Mengobservasi kemajuan persalinan Validasi Evaluasi Tanggal o6 November 2013 pukul 21.00 wib S: Ny. I mengatakan gerakan janin aktif O: Denyut jantung janin 145 kali /menit kontraksi uterus tidak ada. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, sudah ada pengeluaran lendir. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran serviks 30 %, ketuban belum pecah. Terpasang miso I A: Ny I tidak menunjukkan adanya gawat janin P: Lanjutkan intervensi 1. Monitor/observasi Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran serviks 30 %, ketuban belum pecah. Pemberian misoprostol 25 mcg 2. 3. 4. 5. 6. 7. 2. Tanggal 06 November 2013 pukul 18.30 wib Subjektif: Ny. I mengatakan dia dirujuk oleh bidan ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan USG di poliklinik karena tidak ada tanda-tanda melahirkan padahal Risiko cidera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam pola persalinan yang baik dapat dengan kriteria hasil kontraksi uterus 40-50 detik dengan 9. Kaji riwayat 8. Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan kehamilan, sebelumnya, persalinan pemeriksaan sebelumnya, penunjang antenatal pemeriksaan 10. Diskusikan risiko dan penunjang manfaat induksi antenatal persalinan 9. Mendiskusikan 11. Periksa tanda vital risiko dan manfaat 31 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 kesejahteraan janin yaitu gerakan janin dan denyut jantung janin dengan karditokograf Atur posisi ibu miring kiri untuk mengurangi tekanan tekanan pada tali pusat Berikan oksigen 5 liter permenit untuk meningkatkan alirah oksigen ibu ke janin Observasi tandatanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin Obsevasi warna mekonium Observasi kemajuan persalinan Siapkan resusitasi bayi baru lahir Tanggal 06 November 2013 pukul 21.00 wib S: Ny. I mengatakan belum merasakan mules O: Denyut jantung janin 145 kali /menit kehamilannya sudah lewat waktu. Objektif: Tinggi fundus uteri 36 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin150 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, sudah ada pengeluaran lendir. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran serviks 30 %, ketuban belum pecah. Pemberian misoprostol 25 mcg interval 2 – 3 menit, adanya relaksasi uterus diantara dua kontraksi, persalinan berakhir tanpa komplikasi setiap jam 12. Lakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 13. Observasi intake output cairan 14. Lakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 15. Perhatikan keluhan kram abdomen, pusing, mual-muntah, letargi hipotensi takikardia 16. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan 32 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 induksi persalinan 10. Memeriksa tanda vital setiap jam 11. Melakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 12. Mengobservasi intake output cairan 13. Melakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 14. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan kontraksi uterus tidak ada. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, sudah ada pengeluaran lendir. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran serviks 30 %, ketuban belum pecah. Terpasang Miso I Tanda vital : TD 110.80mmHg Nadi: 80 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.5oC A: Masih beresiko terjadi rupture uteri P: Lanjutkan intervensi 2. Kaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 3. Diskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 4. Periksa tanda vital setiap jam 3 Tanggal 06 November 2013 pukul 18.30 wib Subjektif: Cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu suaminya bekerja sebagai sopir, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 24 jam kecemasan ibu berkurang. Kriteria hasil yang diharapkan adalah ibu nampak tenang, tanda-tanda vital 11. Identifikasi tingkat 4. Mengkaji persaan cemas ibu dan 12. Pahami persepsi ibu pemahaman ibu tentang kondisi yang terhadap situasi dirasakan dengan 13. Kaji perasaan ibu dan menggunakan pemahaman terhadap kata-kata ramah situasi yang dialami 5. Menjelaskan pada saat ini ibu dan suami 14. Beri penjelasan tentang semua 33 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 5. Lakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 6. Observasi intake output cairan 7. Lakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 8. Perhatikan keluhan kram abdomen, pusing, mualmuntah, letargi hipotensi takikardia 9. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan Tanggal 06 November 2013 pukul 21.00 wib S: Ibu mengatakan awalnya ada perasaan takut dan cemas menjalani proses persalinan. Setelah ibu mendapatkan penjelasan mengenai prosedur kebutuhan seharihari. ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. Objektif: Nampak cemas sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya dalam batas normal yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60- 80 kali/menit, respirasi 16 – 20 kali/ menit, ibu mengungkapkan bahwa cemasnya berkurang, ibu dapat bekerja sama selama proses persalinan, prosedur tindakan kepada ibu dan yang akan keluarga tentang dilakukan keadaan ibu dan janin termasuk rasa saat ini tidak nyaman 15. Jelaskan tentang akibat prosedur semua prosedur dan efek positif tindakan yang akan serta negatif baik dilakukan termasuk bagi ibu maupun rasa tidaknya nyaman janin bila akibat prosedur dan tindakan efek positif serta dilakukan negatif baik bagi ibu maupun bagi janinnya 6. Mengajarkan ibu melakukan teknik apabila tindakan tidak relaksasi dilakukan 16. Anjurkan ibu untuk mengekspresikan perasaan, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan 17. Ajarkan ibu teknik relaksasi 18. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi cemas 19. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 20. Anjurkan ibu untuk lebih banyak 34 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 tindakan yang akan dilakukan ia mersa sangat tenang, nyaman, dan siap menghadapi proses persalinan dengan segala resiko Objektif: Ibu mulai nampak tenang Bekerjasama selama proses persalinan Tanda vital : TD 110.80mmHg Nadi: 80 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.5oC A: Kecemasan ibu mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi 9. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman 10. Anjurkan ibu tetap melakukan teknik relakssai 11. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 12. Anjurkan ibu untuk lebih banyak berdoa. 4. Tanggal 06 November 2013 pukul 18.30 wib Kelelahan Subjektif: Klien mengeluh berhubungan dengan proses lelah kehanilan dan persalinan yang Objektif Ny. I G2P1A0 H 42- memanjang 43 minggu. Ny.I nampak dibantu saat melakukan aktivitas seperti bangun dari tempat tidur, ke kamar mandi. setelah 1 x 24 jam diberiakn intervensi keperawatan ibu mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses persalinan dengan kriteria hasil klien mampu mengedan serta relaks/ tenang dalam upaya proses persalinan. 8. Kaji tingkat kelelahan, dan perhatikan aktivitas/ istirahat segera sebelum proses pesalinan dimulai karena jumlah kelelahan adalah kumulatif yaitu seseorang yang tidak mengalami istirahat pada awitan persalinan memiliki kelelahan yang lebih besar 9. Anjurkan istirahat/ relaksasi di antara kontraksi untuk menghemat energi 10. Sedia lingkungan yang kondusif untuk istirahat agar klien dapat beristirahat dengan nyaman 11. Berikan informasi kepada klien/pasangan mengenai kemajuan persalinan membantu memberikan energi psikologis; 12. Anjurkan ibu agar tetap melakukan teknik relaksasi 35 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 6. Mengakji tingkat kelelahan ibu, sejaka kapan dimulai, penyebab kelelahan 7. Menganjurkan untuk melakukan teknik relaksasi 8. Menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat seperti membatasi pengunjung 9. Memberikan informasi kepada klien/pasangan mengenai kemajuan persalinan bahwa sekarang sedang menjalani induksi persalinan untuk mempercepat/atau merangsang kelahiran 10. Memberikan minuman manis Tanggal 06 November 2013 pukul 21.00 wib S:Ny. I mengatakan akan melaksanakan segala anjuran dari perawat O: Ny. I nampak melakukan teknik relaksasi Ny I mulai tenang dan dapat bertoleransi terhadap kelelahan yang dialami Ny. I nampak tertidur A: Kelelahan mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi Berikan makanan dan minuman manis untk menambah tenaga Berikan informasi mengenai kemajuan persalinannya. karena ketegangan otot meningkatkan rasa kelelahan 13. Pantau kemajuan persalinan karena persalinan yang lama dapat meningkatkkan keletihan 14. Berikan minuman yang manis seperti teh untuk mencegah hipoglikemia. 1. 07 November 2014 Pukul 06.30 Subjektif: Ny. I mengatakan gerakan janin aktif Objektif: Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu kontraksi 36,50C, teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 144 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan, dilakukan pemeriksaan dalam Risiko cidera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisensi uteroplasenta, kondis cairan amnion dan efek induksi persalinan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 12 jam selama proses persalinan, resiko cidera janin: gawat janin tidak terjadi dengan kriteria hasil denyut jantung janin 120 – 160 kali/menit, gerakan janin masih aktif, tidak terdapat mekonium dalam air ketuban 1. Monitor/observasi kesejahteraan janin yaitu gerakan janin dan denyut jantung janin dengan karditokograf 2. Atur posisi ibu miring kiri untuk mengurangi tekanan tekanan pada tali pusat 3. Berikan oksigen 5 liter permenit untuk meningkatkan alirah oksigen ibu ke janin 4. Observasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin 5. Obsevasi warna mekonium 6. Observasi kemajuan persalinan 36 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1. Memonitor gerakan janin dan denyut jantung janin 2. Mengatur posisi ibu miring kiri 3. Mengobservasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin seperti DJJ >160 dan < 110 kali permenit 4. Mengobservasi kemajuan persalinan Tanggal 07 November 2013 pukul 15.30 wib S: Ny. I mengatakan gerakan janin kurang O: Tekanan darah 120/80, nadi 82 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, Kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik Denyut jantung janin 170 kali/menit gerakan janin kurang aktif sehingga di dapatkan hasil presentasi kepala, pendataran serviks 50 %, pembukaan serviks 2 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di depan, ketuban belum pecah. 7. Siapkan resusitasi bayi baru lahir A: Gawat janin terjadi Pemberian misoprostol III 25 mcg 2 Tanggal 07 Subjektif: Ny. I mengatakan diputuskan pada Ny. I untuk dilakukan seksio sesaria. Risiko cidera Setelah dilakukan maternal: ruptur tindakan 1. Periksa tanda setiap jam 37 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 P: Lanjutkan intervensi 1. Siapkan prosedur operasi seksio sesaria 2. Siapkan ibu dan keluarga untuk menghadapi seksio sesaria 3. Atur posisi ibu tetap miring kiri 4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan ibu 5. Berikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janin serta tindakan yang akan dilakukan 6. Beri support pada ibu dan keluarga 7. Anjurkan ibu untuk tetap berdoa. 8. Tetap mendampingi ibu di kamar bersalin selama persiapan operasi. vital 1. Memeriksa tanda Tanggal 07 November vital setiap jam 2013 pukul 21.00 wib November nyeri didaerah 2013 abdomen sampai pukul kebelakang 06.30 wib Objektif: Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 144 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan, dilakukan pemeriksaan dalam di dapatkan hasil presentasi kepala, pendataran serviks 50 %, pembukaan serviks 2 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di depan, ketuban belum pecah. Pemberian misoprostol III 25 mcg uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan evaluasi 2. Melakukan keperawatan dalam 2. Lakukan evaluasi terhadap terhadap frekuensi, 1x12 jam pola frekuensi, reaktivitas, denyut persalinan yang reaktivitas, denyut jantung janin, dan baik dapat dengan jantung janin, dan gerak janin kriteria hasil gerak janin 3. Observasi intake kontraksi uterus 3. Mengobservasi output cairan 40-50 detik dengan intake output 4. Lakukan palpasi pada interval 2 – 3 cairan fundus uteri guna menit, adanya melakukan evaluasi 4. Melakukan palpasi relaksasi uterus pada fundus uteri frekuensi dan durasi diantara dua guna melakukan kontraksi. Observasi kontraksi, evaluasi frekuensi stimulus yang persalinan berakhir dan durasi berlebihan pada tonus tanpa komplikasi kontraksi. uterus. Observasi 5. Perhatikan keluhan stimulus yang kram abdomen, berlebihan pada pusing, mual-muntah, tonus uterus. letargi hipotensi 5. Lakukan takikardia pemeriksaan 6. Lakukan pemeriksaan dalam untuk dalam untuk mengetahui mengetahui kemajuan kemajuan persalinan persalinan 38 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 S:O: Tekanan darah 120/80, nadi 82 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, Kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik Denyut jantung janin 170 kali/menit gerakan janin kurang aktif sehingga diputuskan pada Ny. I untuk dilakukan seksio sesaria. A: Tidak terjadi rupture uteri P: Intervensi dihentikan 3 Tanggal 07 November 2013 pukul 06.30 wib Kecemasan Subjektif: Cemas terhadap berhubungan kondisi janinnya dengan proses persalinannya dan akan dilakukan Objektif: Ny I masih nampak induksi persalinan cemas sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 12 jam kecemasan ibu berkurang. Kriteria hasil yang diharapkan adalah ibu nampak tenang, tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60- 80 kali/menit, respirasi 16 – 20 kali/ menit, ibu mengungkapkan bahwa cemasnya berkurang, ibu dapat bekerja sama selama proses persalinan, 1. Pahami persepsi ibu 1. Mengkaji persaan ibu dan tentang kondisi yang pemahaman ibu dirasakan terhadap situasi 2. Kaji perasaan ibu dan dengan pemahaman terhadap menggunakan situasi yang dialami kata-kata ramah saat ini 3. Beri penjelasan kepada 2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga ibu dan suami tentang keadaan ibu tentang semua dan janin saat ini prosedur tindakan 4. Jelaskan tentang semua yang akan prosedur tindakan yang dilakukan akan dilakukan termasuk rasa termasuk rasa tidaknya tidak nyaman nyaman akibat akibat prosedur prosedur dan efek dan efek positif positif serta negatif serta negatif baik baik bagi ibu maupun bagi ibu maupun bagi janinnya apabila janin bila tindakan tindakan tidak dilakukan dilakukan 3. Mengajarkan ibu 5. Anjurkan ibu untuk melakukan teknik mengekspresikan relaksasi perasaan, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan 6. Ajarkan ibu teknik relaksasi 7. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi cemas 8. Anjurkan keluarga 39 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Tanggal 07 November 2013 pukul 15.00 wib S: Ibu mengatakan awalnya ada perasaan takut dan cemas menjalani proses persalinan. Setelah ibu mendapatkan penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan ia mersa sangat tenang, nyaman, dan siap menghadapi proses persalinan dengan segala resiko Objektif: Ibu mulai tenang Bekerjasama selama proses persalinan Tanda vital : Tekanan darah 120/80, nadi 82 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, A: Ny. I tidak cemas P: Hantikan intervensi intervensi 4. Tanggal 07 November 2013 pukul 06.30 wib Kelelahan Subjektif: Klien mengeluh berhubungan masih lelah dengan proses kehanilan dan persalinan yang Objektif Ny. I G2P1A0 H 42- memanjang 43 minggu. Ny.I nampak dibantu saat melakukan aktivitas seperti bangun dari tempat tidur, ke kamar mandi. setelah 1 x 12 jam diberiakn intervensi keperawatan ibu mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses persalinan dengan kriteria hasil klien mampu mengedan serta relaks/ tenang dalam upaya proses persalinan. untuk mendampingi ibu 9. Anjurkan ibu untuk lebih banyak 1. Anjurkan istirahat/ relaksasi di antara kontraksi untuk menghemat energi 2. Sedia lingkungan yang kondusif untuk istirahat agar klien dapat beristirahat dengan nyaman 3. Berikan informasi kepada klien/pasangan mengenai kemajuan persalinan membantu memberikan energi psikologis; 4. Anjurkan ibu agar tetap melakukan teknik relaksasi karena ketegangan otot meningkatkan rasa kelelahan 5. Pantau kemajuan persalinan karena persalinan yang lama dapat meningkatkkan keletihan 6. Berikan minuman yang manis seperti teh untuk mencegah 40 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1. Menganjurkan untuk melakukan teknik relaksasi 2. Menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat seperti membatasi pengunjung 3. Memberikan informasi kepada klien/pasangan mengenai kemajuan persalinan bahwa sekarang sedang menjalani induksi persalinan untuk mempercepat/atau merangsang kelahiran 4. Memberikan minuman manis Tanggal 07 November 2013 pukul 15.00 wib S:Ny. I mengatakan udaj mulai toleransi terhadap kelelahannya O: Ny. I nampak melakukan teknik relaksasi Ny I mulai tenang dan dapat bertoleransi terhadap kelelahan yang dialami Ny. I nampak tertidur A: Kelelahan mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi Berikan makanan dan minuman manis untk menambah tenaga Berikan informasi mengenai kemajuan persalinannya. hipoglikemia. 41 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH” DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT” PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN Kasus 4: Tanggal Pengkajian: 4 Desember 2013 @ 06.17 Tempat pengkajian : VK RSUD Cibinong No Register Tgl & Jam Masuk : 4 Desember 2013 @ 06.17 : 10845935 Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Pekerjaan Pendidikan terakhir Agama : Ny.N : 25 tahun : О PNS : SD Suku bangsa : Jawa : Islam IRT О DIII О Peg.Swasta О SLTP О Wiraswasta O SLTA ОLain………. О S1/S2 О Protestan О Katholik О Hindu О Betawi О Sunda О Minang О Budha ОLain………. . B. Alasan masuk RS: Keluhan Utama: Ny. N dirujuk dari bidan dengan keluhan mules-mules pada perut, keluar lendir dan darah dari vagina. Sebelumnya Ny N sudah direncanakan untuk dilakukan seksio sesaria di RSUD Depok tapi ruangan penuh akhirnya ke rumah sakit cibinong. Ny N Cemas dengan kondisi janinnya karena kehamilan pertama juga lewat waktu dan bayinya meninggal. C. Riwayat Kesehatan Dahulu: O Pernah dirawat di RS Tidak Pernah dirawat di RS Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di... O DM O Hipertensi O Hepatitis O Asma O Tifoid O Kanker O Epilepsi O Kelainan bawaan D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi) O Keturunan kembar O TBC O Lain-lain : O PJK O DM O Tifoid Hipertensi O Kanker O Hepatitis O Epilepsi O Asma O Kelainan bawaan E. Riwayat Alergi O Alergi makanan : O Alergi obat : F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB) Penggunaan KB Bila ya kontrasepsi yang digunakan O Pil KB o Implant Sejak kapan mengguankan KB: Tahun Lama penggunaan KB : Keluhan selama menggunakan KB: O Ya O Suntik o Kondom , kemudian Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 O Lain-lain : Tidak o IUD/ Spiral o Pantang berkala II. Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik (Fisiologi) Pengkajian Subjektif 1. Data Kehamilan Saat Ini Kehamilan direncanakan HPHT Taksiran Partus Umur Kehamilan Pergerakan janin pertama kali di rasakan Pergerakan janin dalam 24 jam Riwayat ANC Keluhan selama hamil : Ya O Tidak : 26 Januari 2013 : 03 November 2013 : 42 – 43 minggu : 16 minggu : aktif (> 10 kali) : O teratur Tidak teratur : Tidak ada keluhan 2. Riwayat Obstetrik G 4 P3 A 0 No. Tahun Persalinan BB lahir (gr) 1. 2. 2011 Hamil ini 3800gr 3. Riwayat menstruasi Usia menarche Lama haid Siklus haid Banyak haid Warna haid Bau haid Keluhan Jenis kelamin bayi L L Komplikasi kehamilan/persalinan Meninggal(Posterm) : 12 tahun : O < 5hari : O 28 hari : 2-3 x ganti P : merah kecoklatan : amis darah : O dismenore 4. Status Nutrisi & Cairan Diet Khusus: tidak ada diet khusus Nafsu makan Baik o Tidak ada Asupan Nutrisi Jenis : nasi, sayur, ikan Asupan Cairan Jenis: Air putih Turgor kulit Baik 5. Eliminasi Eliminasi BAB: BAK: Keringat : Frekuensi & Jumlah 4- 2 x sehari 5-6 x sehari 5-7 hari Penolon/tempat persalinan RS Ciawi O 8-10 hari 30 hari O >4x ganti P O merah terang O menyengat/busuk O Spotting O lain………… O Metroragia o Kurang Porsi: sedang Jumlah: 1000 -1500 cc o Cukup Frekuensi: 2 x sehari Frekuensi: 5-6 x sehari o Kurang Warna kuning kekuningan O O O o Cukup 6. Aktivitas dan istirahat O lain…….. Bau o mandiri Dibantu sebagian o Total care Tidak dapat beristirahat (lelah) Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Istirahat: Jenis Persalinan & indikasi Pervaginam o Mampu beristirahat 7. Pengkajian nyeri 43 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Penyebab nyeri: Kualitas nyeri : Region: Skala nyeri: Koping terhadap nyeri Kontraksi uterus Rasa ingin BAB o Lain-lain: Mules o Lain-lain, sebutkan: Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian perut o Lain-lain, sebutkan: o 0-3 4-6 o 10 o 7-9 Menangis mengerang o relaksasi o Lain-lain, sebutkan: Reaksi non verbal Berkeringat o Wajah meringis Pengkajian objektif 7. Penampilan umum Keadaan umum: O Baik TD: Tanda-tanda vital 110/80mmHg BB: 75 kg Sedang O pernafasan o Penggunaan obat gelisah o tenang O Jelek Nadi: 72x/menit TB: 160 cm 8. Pemeriksaan Fisik Ibu: Kepala: Distribusi rambut Lesi/pembengkakan Edema wajah Mata: Sklera Konjungtiva Mulut: Gigi Kesadaran: RR: 20 x/menit LILA: 35 cm Rata o lain-lain: o CM O Apatis Suhu: 36.5°C o Tidak rata Tidak ada Tidak ada Tidak ikterik o Tidak anemis Tidak lengkap Leher : Pembesaran kelenjar tyroid Pembesaran vena jugularis o Ada o Ada o ikterik sedikit anemis o Lengkap Caries Bersih o Lembab o Ada o Ada Ketiak Pembesaran kelenjar Getah bening : Irama nafas o Ada Regular Suara nafas Vesikuler o Irama nadi Suara jantung Reguler S1 dan S2 Payudara Capilary Refil Putting < 3 detik Eksversi o Iregueler o Murmur & Gallop o > 3 detik o Datar & Inversi Hiperpigmentasi Ada Simetris Abdomen Leopold 1 Leopold 2 Leopold 3 Areola Pengeluaran Asi Bentuk TFU : 31 cm o Kepala PUKA Kepala Lidah Mukosa bibir Oksigenasi & Ventilasi o Kotor Kering Tidak ada Tidak ada Tidak ada o Irreguler Ronkhi &Wheezing o Tidak ada o Tidak simetris Bokong О PUKI o Bokong 44 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 o Ekstremitas О Belum masuk PAP Leopold 4 Masuk PAP DJJ : 160 x/menit Irama DJJ o Irreguler : Reguler o Lemah Intensitas : Kuat Striae Gravidarum: Ada Tidak ada His : o Ada О 1-2x/10mnt 2-3x/10mnt o >4x/10 mnt Durasi his О < 20detik 20 40 detik Positif Pemeriksaan Ketuban : Dalam: o Jernih Cairan ketuban : Ketuban pecah jam: 09.00 WIb Pembukaan: 3 cm О H1 Penurunan kepala: o H3 o Lunak Portio: o Tebal Presentasi: o vertex o Kening/alis o ekstremitas o bokong Genetalia: Pengeluaran Lendir darah Pervaginam: o air ketuban tidak ada Edema : o ada tidak ada Varices: o ada tidak ada Ekstremitas: o tidak ada Edema : ada Varices: o ada tidak ada o Tidak ada o 3-4x/10mnt o > 40 detik o Negatif Mekonium H2 o H4 o Kaku o wajah О tidak ada B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional) 1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu, anaknya yang pertama meninggal karena lewat waktu juga 2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar, bayinya sehat. 3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh suaminya atau ibunya 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya. 5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai satpam, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 6. Peran serta keluarga/suami : Suami sesekali mendampingi istri 7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang 1. Terapi Medis : IVFD RL + Oksitosin 5 ui Pasang O2 2 liter/menit 2. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan USG tanggal 3 Desember 2013: Janin tunggal hidup, presentasi kepala, cairan amnion berkurang, TBJ 3500 letak plasenta di fundus belakang, serotinus. 45 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Pemeriksaan Laboratorium 4 Desember 2013 Pemeriksaan Hasil Hemoglobin 11,3 Eritrosit 4,62 Leukosit 8400 Trombosit 250.000 Hematokrit 39.2 HbsAg Negatif Nilai Normal 12.0 – 14.0 g/dl 4,5 – 5,5 juta/ul 5000 – 10.000 ul 150.000 – 450.000/ul 36 – 42 % Negatif Tahap Ministrasi 1. Risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan uteroplasenta, kondisi cairan amnion atau dengan induksi persalinan 2. Risiko cedera maternal: Ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan 3. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus 4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional terhadap proses persalinan 5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan keletihan dan ketakutan 46 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ASUHAN KEPERAWATAN NY. N PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN No 1 Tanggal Identifikasi Diagnosa Keperawatan Risiko cidera Tanggal 4 Subjektif: janin: gawat Desember Ny. N mengatakan 2013 dia dirujuk oleh bidan janin berhubungan pukul ke rumah sakit dengan 06.17 wib dengan keluhan insufisensi mules-mules, pada uteroplasenta, perut, keluar lendir cairan dan darah dari vagina kondis Kehamilannya sudah amnion dan efek induksi lewat waktu persalinan. Objektif: Tinggi fundus uteri 31 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi uterus teratur 2 -3 kali dalam 10 menit dengan interval 30 detik, denyut jantung janin 160 x/menit, irregular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tampak Ministrasi dan Koordinasi Tujuan Rencana Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam selama proses persalinan, resiko cidera janin: gawat janin tidak terjadi dengan kriteria hasil denyut jantung janin 120 – 160 kali/menit, gerakan janin masih aktif, tidak terdapat mekonium dalam air ketuban 1. Monitor/observasi kesejahteraan janin yaitu gerakan janin dan denyut jantung janin dengan karditokograf 2. Atur posisi ibu miring kiri untuk mengurangi tekanan tekanan pada tali pusat 3. Berikan oksigen 5 liter permenit untuk meningkatkan alirah oksigen ibu ke janin 4. Observasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin 5. Obsevasi warna mekonium 6. Observasi kemajuan persalinan 7. Siapkan resusitasi bayi baru lahir Implementasi 1. Memonitor gerakan janin dan denyut jantung janin 2. Mengatur posisi ibu miring kiri 3. Mengobservasi tanda-tanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin seperti DJJ >160 dan < 110 kali permenit 4. Mengobservasi kemajuan persalinan Validasi Evaluasi Tanggal 4 Desember 2013 S: O: Ibu diberi induksi persalinan pukul 06. 30 wib, setelah dilakukan induksi persalinan pada pukul 12.30 wib pembukaan lengkap Pukul 12. 15 wib, denyut jantung janin 158 x/menit, reguler, gerak janin positif, cairan amnion terdapat mekonium Pukul 12.38 bayi lahir spontan, laki-laki, BB 3700 gram, PB 47cm, mekonium (+) A: Bayi lahir dengan bantuan resusitasi P: Bayi di rawat di ruang perina Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2. pengeluaran lendir dan darah, portio lunak dan tipis, pembukaan serviks 3 cm ketuban masih utuh, penurunan kepala H II-III, presentasi kepala. Cairan amnion berkurang Pemberian oksitosin 5 ui Tanggal 4 Subjektif: Desember Ny. N mengatakan 2013 dia dirujuk oleh bidan pukul ke rumah sakit 06.17 wib dengan keluhan mules-mules, pada perut, keluar lendir dan darah dari vagina Kehamilannya sudah lewat waktu Objektif: Tinggi fundus uteri 31 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 2/5, kontraksi uterus Risiko cidera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam pola persalinan yang baik dapat dengan kriteria hasil kontraksi uterus 4050 detik dengan interval 2 – 3 menit, adanya relaksasi uterus diantara dua kontraksi, persalinan berakhir tanpa komplikasi 1. Kaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 2. Diskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 3. Periksa tanda vital setiap jam 4. Lakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 5. Observasi intake output cairan 6. Lakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi 48 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1. Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 2. Mendiskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 3. Memeriksa tanda vital setiap jam 4. Melakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 5. Mengobservasi S:O: Kontraksi uterus 3 – 4 kali dalam 10 menit durasi 35 – 45 detik Jam 12. 38 bayi lahir spontan Tanda vital : TD 110/80mmHg Nadi: 82 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.2oC A: Resiko terjadi perdarahan P: Lanjutkan intervensi Observasi kontraksi uterus dan TFU serta 3 teratur 2 -3 kali dalam 10 menit dengan interval 30 detik, denyut jantung janin 160 x/menit, irregular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir dan darah, portio lunak dan tipis, pembukaan serviks 3 cm ketuban masih utuh, penurunan kepala H II-III, presentasi kepala. Cairan amnion berkurang Pemberian oksitosin 5 ui Tanggal 4 Subjektif: Desember Ny. N mengeluh 2013 nyeri pada daerah pukul abdomen menjalar ke 06.17 wib punggung Objektif: Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 72 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu intake output kontraksi. Observasi cairan stimulus yang berlebihan pada tonus 6. Melakukan palpasi pada uterus. fundus uteri guna 7. Perhatikan keluhan melakukan kram abdomen, evaluasi frekuensi pusing, mual-muntah, dan durasi letargi hipotensi kontraksi. takikardia Observasi 8. Lakukan pemeriksaan stimulus yang dalam untuk berlebihan pada mengetahui kemajuan tonus uterus. persalinan 7. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan nyeri berkepanjangan berhubungan kontraksi uterus akibat induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam selama proses persalinan, Nyeri yang dirasakan berkurang dengan kriteria hasil Ny.N mampu mengontrol nyeri yang dirasakan, skala 49 perdarahan 1. Kaji Status nyeri yang 1. Mengkaji status S: nyeri yang Ibu mengatakan nyeri dirasakan dirasakan 2. Observasi tingka laku yang dirasakan 2. Mengobservasi non verbal berkurang setelah tingka laku non 3. Observasi tanda-tanda mempraktikkan teknin verbal klien kemajuan persalinan untuk mengurangi nampak meringis 4. Lakukan terapi nyeri seperti relaksasi, kesakitan, massase pada daerah massase, imagenary menangis punggung Ibu mengatakan 5. Ajarkan teknik 3. Mengobservasi suaminya tanda-tanda relaksasi nafas dalam mendampingi saat kemajuan 6. Jelaskan prosedur dan proses persalinan dan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 36,20C, kontraksi teratur 2-3 kali dalam 10 menit dengan durasi 30 detik denyut jantung janin 160 kali/menit gerakan janin aktif. pemeriksaan dalam di dapatkan hasil presentasi kepala, pembukaan serviks 3 cm, konsistensi portio lunak dan tipis, ketuban masih utuh, Pemberian oksitosin 5 ui Ny. N menangis dan mengerang kesakitan 4 Tanggal 4 Desember 2013 Pukul 06.17 wib Subjektif: Cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu, anaknya sebelumnya meninggal karena lewat waktu suaminya bekerja sebagai satpam, penghasilan suaminya cukup Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan nyeri 0 – 3, ibu mampu melakukan teknik yang diajarkan untu mengatasi nyerinya rasional sebelum persalinan dilakukan 4. melakukan terapi 7. ciptakan lingkungan massase pada yang kondusif daerah punggung 5. mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 6. menjelaskan prosedur dan rasional sebelum dilakukan 7. Menciptakan lingkungan yang kondusif yaitu suami mendampingi isteri pada saat proses persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 24 jam kecemasan ibu berkurang. Kriteria hasil yang diharapkan adalah ibu nampak tenang, tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 50 1. Identifikasi tingkat 1. Mengkaji persaan ibu dan cemas pemahaman ibu 2. Pahami persepsi ibu terhadap situasi tentang kondisi yang dengan dirasakan menggunakan 3. Kaji perasaan ibu dan kata-kata ramah pemahaman terhadap situasi yang dialami 2. Menjelaskan pada ibu dan saat ini suami tentang 4. Beri penjelasan kepada semua prosedur ibu dan keluarga tindakan yang tentang keadaan ibu Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 mempraktekkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri O: Ibu tampak dapat mengontrol nyeri yang dirasakan Ibu dapat berkoordinasi dan kerjasama saat proses persalinan terutama saat nyeri dirasakan Ibu dapat mempraktikkan teknik untuk mengurangi nyeri A: Masalah nyeri karena kontraksi uterus, kemajuan persalinan dan menjelang kelahiran dapat diatasi P : relakasasi pernafasan jika nyerinya muncul S: Ibu mengatakan awalnya ada perasaan takut dan cemas menjalani proses persalinan. Setelah ibu mendapatkan penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan ia mersa sangat tenang, nyaman, dan siap menghadapi proses persalinan dengan dan janin saat ini 120/80 mmHg, 5. Jelaskan tentang semua nadi 60- 80 prosedur tindakan yang kali/menit, respirasi akan dilakukan 16 – 20 kali/ menit, termasuk rasa tidaknya ibu nyaman akibat mengungkapkan prosedur dan efek bahwa cemasnya positif serta negatif berkurang, ibu Objektif: baik bagi ibu maupun dapat bekerja sama Nampak cemas bagi janinnya apabila selama proses sering menanyakan tindakan tidak 3. persalinan, tentang kondisi janin dilakukan dan kemajuan 6. Anjurkan ibu untuk persalinannya mengekspresikan perasaan, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan 7. Ajarkan ibu teknik relaksasi 8. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi cemas 9. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 10. Anjurkan ibu untuk lebih banyak Tanggal 4 Subjekytif: Koping individu Setelah dilakukan 1. Kaji pengalaman ibu 1. Desember Ny. N mengeluh tidak efektif tindakan tentang penggunanan 2013 @ lelah dengan proses berhubungan keperawatan dalam koping saat 06.17 kelahirannya dengan keletihan waktu 6 jammaka menghadapi Ny. Mengeluh cemas dan ketakutan ibu dan keluarga masalah/situasi yang dengan kondisi dapat mampu sulit, situasi yang untuk memenuhi kebutuhan seharihari. ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. 5. 51 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 akan dilakukan termasuk rasa tidak nyaman akibat prosedur dan efek positif serta negatif baik bagi ibu maupun janin bila tindakan dilakukan Mengajarkan ibu melakukan teknik relaksasi segala resiko Objektif: Ibu mulai nampak tenang Bekerjasama selama proses persalinan Tanda vital : TD 110/80mmHg Nadi: 82 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.2oC A: Kecemasan ibu mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi 13. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman 14. Anjurkan ibu tetap melakukan teknik relakssai 15. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 16. Anjurkan ibu untuk lebih banyak berdoa. Menggali sistem S: pendukung yang Ibu mengatakan dapat dimiliki oleh ibu menrima kondisi dengan sekarang ini memperlihatkan Ibu mengatakan lebih sikap perhatian pasrah dengan janinnya Objektif: Ny.N menanyakan kelahirannya selalu proses meningkatkan penerimaanya terhadap kondisi persalinannya yang menimbulkan keletihan dan ketakutan dengan kriteria hasil: ibu dan keluarga mampu mengungkapkan menerima kondisinya, ibu dan keluarga menerima tindakan yang diberikan tandatanda vittal dalam batas normal TD 120/80 mmHg, nadi: 60-80 kali/menit, pernafasan 18 – 24 kali/menit, suhu 36-370C 2. 3. 4. 5. 6. 7. menakutkan dan melelahkan Mengidentifikasi sistem pendukung dengan menyakan sikap suami selama mendampingi di rumah sakit Bantu ibu dan keluarga untuk meningkatkan penerimaan kondisinya, kondisi janinnya dan rencana tindakan. Jelaskan pada klien tentang kondisinya, kondisi janin dan rencana tindakan yang diberikan Jelaskan semua prosedur tindakan yang mungkin akan dilakukan termasuk rasa tidak nyaman serta akibat dari prosedur, efek positif dan negatif bagi ibu dan janinnya. Anjurkan ibu untuk mengespresikan perasaan kecemasan dan ketakutan yang dirasakan Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi 52 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 pada ibu. 2. Memotivasi dan mengajak ibu untuk mengungkapkan perasaannya saat ini dan mendengarkan keluhan yang disampaikan ibu dengan sabar 8. Menjelaskan pada klien tentang kondisinya, kondisi janin dan rencana tindakan yang diberikan 3. Membantu ibu dan suami untuk meningkatka penerimaan ibu terhadap kondisinya. 4. Memberikan penguatan positif terhadap upaya yang dilakukan ibu. 5. Mengajarkan teknik rwelaksasi nafas dalam. kondisinya Ibu dan suami mengatakan menerima semua tindakan guna mengkahiri kehamilannya Objektif: Ibu nampak tenang saat dilakukan tindakan kepadanya Ibu namapk tenang saat disampaikan jika bayinya perlu mendapatkan resusitasi A: Masalah koping indifidu tidak efektif dapat diatasi P: anjurkan Ny. N tetap meningkatkan kopingnya APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NEED FOR HELP “WIEDENBACH” DAN UNPLEASANT SYMPTOMS “AUDREY GIFT” PADA ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN Kasus 5: Tanggal Pengkajian: 08 Mei 2014 @ 10.00 Tempat pengkajian : IGD Lt.3 RSCM No Register Tgl & Jam Masuk : 07 Mei 2014 @ 22.45 : 3928717 Tahap Identifikasi I. Pengkajian Umum Klien A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Pekerjaan Pendidikan terakhir Agama : Ny.Is : 27 tahun : О PNS : О SD Suku bangsa : O Jawa : Islam IRT О DIII О Peg.Swasta SLTP О Wiraswasta O SLTA ОLain………. О S1/S2 О Protestan О Katholik О Hindu Betawi О Sunda О Minang О Budha ОLain………. . B. Alasan masuk RS: Keluhan Utama: Pasien rujukan Puskesmas Setia Budi dengan gawat janin. Pasien mengeluh mules-mules 6 jam sebelum masuk rumah sakit. C. Riwayat Kesehatan Dahulu: Pernah dirawat di RS O Tidak Pernah dirawat di RS Tidak pernah dioperasi (selain SC) karena ……………….., tahun ……………..., di... O DM O Hipertensi O Hepatitis Asma O Tifoid O Kanker O Epilepsi O Kelainan bawaan D. Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, paman dan bibi) O Keturunan kembar O TBC O Lain-lain : O PJK O DM O Tifoid Hipertensi O Kanker O Hepatitis O Epilepsi Asma O Kelainan bawaan E. Riwayat Alergi O Alergi makanan : O Alergi obat : F. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi (KB) Penggunaan KB Bila ya kontrasepsi yang digunakan O Pil KB o Implant Sejak kapan mengguankan KB: Tahun Lama penggunaan KB : Keluhan selama menggunakan KB: O Ya O Suntik o Kondom , kemudian Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 O Lain-lain : Tidak o IUD/ Spiral o Pantang berkala II. Pengkajian berdasarkan Teori Need for Help dan Unpleasant Symptoms A. Pengkajian Fisik (Fisiologi) Pengkajian Subjektif 1. Data Kehamilan Saat Ini Kehamilan direncanakan HPHT Taksiran Partus Umur Kehamilan Pergerakan janin pertama kali di rasakan Pergerakan janin dalam 24 jam Riwayat ANC Keluhan selama hamil : Ya : 18 Juli 2013 : 24 April 2014 : 42 – 43 minggu : lupa : aktif (> 10 kali) : teratur : Tidak ada keluhan O Tidak O Tidak teratur 2. Riwayat Obstetrik G 2 P1 A 0 No. Tahun Persalinan BB lahir (gr) 1. 2. 2002 Hamil ini 4200 gr Jenis kelamin bayi P Komplikasi kehamilan/persa linan Tidak ada Jenis Persalinan & indikasi Pervaginam Penolon/tempat persalinan Bidan 3. Riwayat menstruasi Usia menarche Lama haid Siklus haid Banyak haid Warna haid Bau haid Keluhan : 14 tahun : O < 5hari : 28 hari : 2-3 x ganti P : merah kecoklatan : amis darah : O dismenore 4. Status Nutrisi & Cairan Diet Khusus: tidak ada diet khusus Nafsu makan Baik o Tidak ada Asupan Nutrisi Jenis : nasi, sayur, ikan Asupan Cairan Jenis: Air putih Turgor kulit Baik 5-7 hari O 8-10 hari O 30 hari O >4x ganti P O merah terang O menyengat/busuk O Spotting O O O O lain………… O Metroragia o Cukup o Kurang Porsi: besar Jumlah: 1000 -1500 cc o Cukup Frekuensi: 2 x sehari Frekuensi: 5-6 x sehari o Kurang O lain…….. 5. Eliminasi Eliminasi BAB: BAK: Keringat : Frekuensi & Jumlah 5- 2 x sehari 5-6 x sehari Warna kuning kekuningan 6. Aktivitas dan istirahat Pemenuhan kebutuhan dasar saat ini: Istirahat: Bau o mandiri Dibantu sebagian o Total care Tidak dapat beristirahat (lelah) o Mampu beristirahat 54 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 7. Pengkajian nyeri Penyebab nyeri: o Lain-lain: Kontraksi uterus Kualitas nyeri : o Rasa ingin BAB Mules o Lain-lain, sebutkan: Region: o Abdomen menjalar ke pinggan dan bagian blk o Lain-lain, sebutkan: Skala nyeri: o 4-6 0-3 o 10 o 7-9 Koping terhadap o Menangis o mengerang o pernafasan nyeri o relaksasi o Penggunaan obat o Lain-lain, sebutkan: Reaksi non verbal o Berkeringat o lain-lain: gelisah o tenang o o Wajah meringis Pengkajian objektif 1. Penampilan umum Keadaan umum: O Baik TD: Tanda-tanda vital 110/70mmHg BB: 68 kg Sedang O Jelek Nadi: 82.x/menit TB: 157 cm 2. Pemeriksaan Fisik Ibu: Kepala: Distribusi rambut Lesi/pembengkakan Edema wajah Mata: Sklera Konjungtiva Mulut: Gigi Kesadaran: RR: 20 x/menit LILA: 30 cm Rata CM O Apatis Suhu: 36.5°C o Tidak rata Tidak ada Tidak ada Tidak ikterik Tidak anemis Tidak lengkap Leher : Pembesaran kelenjar tyroid Pembesaran vena jugularis o Ada o Ada o ikterik O sedikit anemis o Lengkap Caries Bersih o Lembab o Ada o Ada Ketiak Pembesaran kelenjar Getah bening : Irama nafas Regular o Irreguler Suara nafas Vesikuler o Irama nadi Suara jantung Reguler S1 dan S2 Payudara Capilary Refil Putting < 3 detik Eksversi o Iregueler o Murmur & Gallop o > 3 detik o Datar & Inversi Hiperpigmentasi Ada Simetris Abdomen Leopold 1 Leopold 2 Areola Pengeluaran Asi Bentuk TFU : 33 cm o Kepala PUKA Lidah Mukosa bibir Oksigenasi & Ventilasi o Ada Bokong o PUKI 55 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 o Kotor Kering Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ronkhi &Wheezing o Tidak ada o Tidak simetris Leopold 3 Kepala Leopold 4 Masuk PAP DJJ : 140 x/menit Irama DJJ : Reguler Intensitas : Kuat Striae Gravidarum: His : O Ada o 1-2x/10mnt o >4x/10 mnt Durasi his o < 20detik Pemeriksaan Ketuban : Dalam: Cairan ketuban : Ketuban pecah jam: Pembukaan: Penurunan kepala: Portio: Presentasi: Genetalia: Pengeluaran Pervaginam: Edema : Varices: Ekstremitas: Edema : Varices: o Bokong O Belum masuk PAP o Irreguler o Lemah Ada Tidak ada o 2-3x/10mnt o o 20 40 detik Positif o > 40 detik o Negatif o Jernih o Mekonium H1 o o o o o Tebal o vertex o bokong Lendir o Ekstremitas H3 Lunak Kening/alis ekstremitas o Tidak ada o 3-4x/10mnt o o o o H2 H4 Kaku wajah o darah tidak ada tidak ada tidak ada o air ketuban o ada o ada ada o ada o tidak ada tidak ada B. Pengkajian Psikologis (Psikologis dan Situasional) 1. Perasaan ibu terhadap persalinannya: Ibu cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu dan klien tidak merasakan mules tidak ada pengeluaran lendir dan darah> ibu mengatakan dirujuk karena adanya gawat janin 2. Harapan ibu terhadap persalinannya: mudah-mudahan persalinannya berjalan lancar, bayinya sehat. 3. Status mental/mood : Ibu kelihatannya cemas, gelisah, selalu ingin didampingi oleh suaminya 4. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya: ibu sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya 5. Status ekonomi keluaga: Ibu sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai buruh, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 6. Peran serta keluarga/suami : Suami selalu mendampingi istri saat melakukan pemeriksaan 7. Kondisi lingkungan di ruang bersalin: ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. C. Terapi Medis dan Pemeriksaan Penunjang 1. Terapi Medis : Misoprostol 25 mcg /6 jam/PV 2. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan USG tanggal : Hamil 42 – 43 Janin tunggal hidup, presentasi kepala, cairan amnion berkurang Pemeriksaan karditokograf : baseline 140 kali/menit, variabilitas 5-25, aks > 2x/10’ des negatif 56 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Pemeriksaan Laboratorium tanggal Pemeriksaan Hemoglobin Eritrosit Leukosit Trombosit Hematokrit HbsAg Hasil 11,5 4,55 11.200 212.000 32.6 Negatif Nilai Normal 12.0 – 14.0 g/dl 4,5 – 5,5 juta/ul 5000 – 10.000 ul 150.000 – 450.000/ul 36 – 42 % Negatif Tahap Ministrasi 1. Risiko cedera janin: gawat janin berhubungan dengan uteroplasenta, kondisi cairan amnion atau dengan induksi persalinan 2. Risiko cedera maternal: Ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan 3. Nyeri berkepanjangan berhubungan dengan induksi persalinan 4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional terhadap proses persalinan 5. Kelelahan berhubungan dengan proses persalinan yang berkepanjangan 57 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ASUHAN KEPERAWATAN NY. Is PADA KEHAMILAN POSTTERM DENGAN TERMINASI KEHAMILAN No Tanggal 1 Tanggal 8 Mei 2014 . Identifikasi Subjektif: Ny. Is mengatakan dia dirujuk oleh bidan puskesma setia budi ke RSCM karena gawat janin Objektif: Tinggi fundus uteri 33 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin140 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan Diagnosa Keperawatan Risiko cidera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisensi uteroplasenta, kondisi cairan amnion dan efek induksi persalinan. Ministrasi dan Koordinasi Tujuan Rencana Keperawatan Setelah dilakukan 1. Monitor/observasi kesejahteraan janin tindakan yaitu gerakan janin keperawatan dan denyut jantung dalam 1x24 jam janin dengan selama proses karditokograf persalinan, resiko cidera janin: gawat 2. Atur posisi ibu miring kiri untuk mengurangi janin tidak terjadi tekanan tekanan pada dengan kriteria tali pusat hasil denyut jantung janin 120 3. Berikan oksigen 5 liter permenit untuk – 160 kali/menit, meningkatkan alirah gerakan janin oksigen ibu ke janin masih aktif, tidak 4. Observasi tanda-tanda terdapat gawat janin dengan mekonium dalam menggunakan air ketuban elektronik janin 5. Obsevasi warna mekonium 6. Observasi kemajuan persalinan 7. Siapkan resusitasi bayi baru lahir Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Implementasi 1. Memonitor gerakan janin dan denyut jantung janin setiap jam (djj 144 kali/menit dan gerakan janin aktif) 2. Mengatur posisi ibu miring kiri 3. Mengobservasi tandatanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin seperti DJJ >160 dan < 110 kali permenit 4. Melakukan karditokograf setiap 6 jam atau jika ada indikasi gawat janin 5. Mengobservasi kemajuan persalinan Vulva dan vagina tidak ada kelainan, sudah ada pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam pembukaan serviks 2 cm, kenyal, HI- II Validasi Evaluasi Tanggal 8 Mei 2014 Pukul 14. 00 S: Ny Is mengatakan mulesnya masih jarang, gerakan janin aktif O: DJJ 144 kali/menit KTG Baseline 140x menit, var 5-25 dpm, aks >2 x 10’ des (-) A: Ny Is tidak menunjukkan adanya gawat janin P: Lanjutkan intervensi 1. Monitor/observasi kesejahteraan janin 2. Atur posisi ibu miring kiri 3. Berikan oksigen 5 liter permenit 4. Observasi tandatanda gawat janin 5. Obsevasi warna mekonium 6. Observasi kemajuan 2. Tanggal 8 Mei 2014 dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran ketuban masih utuh Hasil pemeriksaan USG : hamil 42 43 mgg, cairan amnion berkurang Pemberian misoprostol 25 mcg setiap 6 jam Ny. Is mengatakan dia dirujuk oleh bidan puskesma setia budi ke RSCM karena gawat janin Objektif: Tinggi fundus uteri 33 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin140 ketuban belum pecah. Risiko cidera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam pola persalinan yang baik dapat dengan kriteria hasil kontraksi uterus 40-50 detik dengan interval 2 – 3 menit, adanya relaksasi uterus diantara dua kontraksi, persalinan berakhir tanpa komplikasi 17. Kaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 18. Diskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 19. Periksa tanda vital setiap jam 20. Lakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 21. Observasi intake output cairan 22. Lakukan palpasi pada 59 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 15. Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan sebelumnya, pemeriksaan penunjang antenatal 16. Mendiskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 17. Memeriksa tanda vital setiap jam 18. Melakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 19. Mengobservasi intake output cairan 20. Melakukan palpasi pada fundus uteri guna persalinan 7. Siapkan resusitasi bayi baru lahir Tanggal 8 mei 2014 pukul 14.00 S: Ny. I mengatakan sudah merasakan mules O: Denyut jantung janin 1454kali /menit kontraksi uterus 1-2 kali dalam 10’ Vulva dan vagina tidak ada kelainan, sudah ada pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam pembukaan serviks 2 cm, kenyal H I- II x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran ketuban masih utuh Hasil pemeriksaan USG : hamil 42 43 mgg, cairan amnion berkurang Pemberian misoprostol 25 mcg setiap 6 jam melakukan evaluasi fundus uteri guna frekuensi dan durasi melakukan evaluasi kontraksi. Observasi frekuensi dan durasi stimulus yang kontraksi. Observasi berlebihan pada tonus stimulus yang uterus. berlebihan pada 21. Lakukan pemeriksaan tonus uterus. dalam untuk 23. Perhatikan keluhan mengetahui kemajuan kram abdomen, persalinan pusing, mualmuntah, letargi hipotensi takikardia 24. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan 60 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Terpasang Miso III Tanda vital : TD 110.80mmHg Nadi: 80 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.5oC A: Masih beresiko terjadi rupture uteri P: Lanjutkan intervensi 1. Diskusikan risiko dan manfaat induksi persalinan 2. Periksa tanda vital setiap jam 3. Lakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 4. Observasi intake output cairan 5. Lakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 6. Perhatikan keluhan kram abdomen, 3 Tanggal 8 Mei 2014 Subjektif: Ny Is mengeluh mules, nyeri pada bagian abdomen skala 0-3 Objektif Klien nampak skalikali meringis kesakitan Tinggi fundus uteri 33 cm, bagian fundus teraba bokong, punggung terletak di kanan, kepala sudah masuk pintu atas panggul 4/5, kontraksi uterus tidak ada, denyut jantung janin140 x/menit, regular. Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran nyeri berkepanjangan berhubungan kontraksi uterus akibat induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam selama proses persalinan, Nyeri yang dirasakan berkurang dengan kriteria hasil Ny.S mampu mengontrol nyeri yang dirasakan, skala nyeri 0 – 3, ibu mampu melakukan teknik yang diajarkan untu mengatasi nyerinya 8. Kaji Status nyeri yang dirasakan 9. Observasi tingka laku non verbal 10. Observasi tandatanda kemajuan persalinan 11. Lakukan terapi massase pada daerah punggung 12. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam 13. Jelaskan prosedur dan rasional sebelum dilakukan 14. ciptakan lingkungan yang kondusif 61 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1. Mengkaji status nyeri yang dirasakan 2. Mengobservasi tingka laku non verbal klien nampak meringis kesakitan, menangis 3. Mengobservasi tanda-tanda kemajuan persalinan 4. melakukan terapi massase pada daerah punggung 5. mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 6. menjelaskan prosedur dan rasional sebelum dilakukan 7. Menciptakan lingkungan yang kondusif yaitu suami pusing, mual-muntah, letargi hipotensi takikardia 7. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan 8 Mei 2014@ 1400 S: Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang setelah mempraktikkan teknin untuk mengurangi nyeri seperti relaksasi, massase, imagenary Ibu mengatakan suaminya mendampingi saat proses persalinan dan mempraktekkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri O: Ibu tampak dapat mengontrol nyeri yang dirasakan Ibu dapat berkoordinasi dan kerjasama saat proses persalinan terutama 3 Tanggal 8 Mei 2014 lendir dan darah. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, pendataran ketuban masih utuh Hasil pemeriksaan USG : hamil 42 43 mgg, cairan amnion berkurang Pemberian misoprostol 25 mcg setiap 6 jam Subjektif: Cemas terhadap kondisi janinnya karena sudah lewat waktu suaminya bekerja sebagai sopir, penghasilan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan seharihari. ibu mengatakan kondisi ruangan sangat panas, gerah. mendampingi isteri pada saat proses persalinan Kecemasan berhubungan dengan proses persalinannya dan akan dilakukan induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 24 jam kecemasan ibu berkurang. Kriteria hasil yang diharapkan adalah ibu nampak tenang, tandatanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60- 80 kali/menit, 21. Identifikasi tingkat 7. Mengkaji persaan ibu dan pemahaman ibu cemas terhadap situasi 22. Pahami persepsi ibu dengan menggunakan tentang kondisi yang kata-kata ramah dirasakan 23. Kaji perasaan ibu dan 8. Menjelaskan pada ibu dan suami tentang pemahaman terhadap semua prosedur situasi yang dialami tindakan yang akan saat ini dilakukan termasuk 24. Beri penjelasan rasa tidak nyaman kepada ibu dan akibat prosedur dan keluarga tentang efek positif serta keadaan ibu dan negatif baik bagi ibu janin saat ini maupun janin bila 25. Jelaskan tentang tindakan dilakukan semua prosedur 62 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 saat nyeri dirasakan Ibu dapat mempraktikkan teknik untuk mengurangi nyeri A: Masalah nyeri karena kontraksi uterus, kemajuan persalinan dan menjelang kelahiran mulai berkurang P : intervensi tetap di lanjutkan Tanggal 8 Mei 2014 pukul 14.00 wib S: Ibu mengatakan awalnya ada perasaan takut dan cemas menjalani proses persalinan. Setelah ibu mendapatkan penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan ia mersa sangat tenang, nyaman, dan siap menghadapi proses persalinan dengan segala resiko Objektif: Nampak cemas sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya 5. Tanggal 8 Mei 2014 pukul 18.30 wib Kelelahan Subjektif: Klien mengeluh berhubungan dengan proses lelah kehanilan dan persalinan yang Objektif Ny. I G2P1A0 H memanjang 42-43 minggu. Ny.Is nampak respirasi 16 – 20 kali/ menit, ibu mengungkapkan bahwa cemasnya berkurang, ibu dapat bekerja sama selama proses persalinan, setelah 1 x 24 jam diberiakn intervensi keperawatan ibu mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses persalinan tindakan yang akan dilakukan termasuk rasa tidaknya nyaman akibat prosedur dan efek positif serta negatif baik bagi ibu maupun bagi janinnya apabila tindakan tidak dilakukan 26. Anjurkan ibu untuk mengekspresikan perasaan, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan 27. Ajarkan ibu teknik relaksasi 28. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi cemas 29. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 30. Anjurkan ibu untuk lebih banyak 15. Kaji tingkat kelelahan, dan perhatikan aktivitas/ istirahat segera sebelum proses pesalinan dimulai karena jumlah kelelahan adalah 63 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 9. Mengajarkan ibu melakukan teknik relaksasi Objektif: Ibu mulai nampak tenang Bekerjasama selama proses persalinan Tanda vital : TD 110.80mmHg Nadi: 80 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.5oC A: Kecemasan ibu mulai berkurang P: Hentikan intervensi 11. Mengakji tingkat kelelahan ibu, sejaka kapan dimulai, penyebab kelelahan 12. Menganjurkan untuk melakukan teknik relaksasi 13. Menyediakan Tanggal 8 Mei2013 pukul 14.00 wib S:Ny. I mengatakan akan melaksanakan segala anjuran dari perawat dibantu saat melakukan aktivitas seperti bangun dari tempat tidur, ke kamar mandi. dengan kriteria hasil klien mampu mengedan serta relaks/ tenang dalam upaya proses persalinan. lingkungan yang kumulatif yaitu kondusif untuk istirahat seseorang yang tidak seperti membatasi mengalami istirahat pengunjung pada awitan persalinan memiliki 14. Memberikan informasi kepada klien/pasangan kelelahan yang lebih mengenai kemajuan besar persalinan bahwa 16. Anjurkan istirahat/ sekarang sedang relaksasi di antara menjalani induksi kontraksi untuk persalinan untuk menghemat energi mempercepat/atau 17. Sedia lingkungan merangsang kelahiran yang kondusif untuk istirahat agar klien 15. Memberikan minuman manis dapat beristirahat dengan nyaman 18. Berikan informasi kepada klien/pasangan mengenai kemajuan persalinan membantu memberikan energi psikologis; 19. Anjurkan ibu agar tetap melakukan teknik relaksasi karena ketegangan otot meningkatkan rasa kelelahan 20. Pantau kemajuan persalinan karena persalinan yang lama dapat meningkatkkan keletihan 64 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 O: Ny. I nampak melakukan teknik relaksasi Ny I mulai tenang dan dapat bertoleransi terhadap kelelahan yang dialami Ny. I nampak tertidur A: Kelelahan mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi Berikan makanan dan minuman manis untk menambah tenaga Berikan informasi mengenai kemajuan persalinannya. 21. Berikan minuman yang manis seperti teh untuk mencegah hipoglikemia. 1. Tanggal 9 Mei 2014 Subjektif: Ny. I mengatakan gerakan janin aktif Objektif: Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 144 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan, dilakukan pemeriksaan dalam di dapatkan hasil presentasi kepala, pendataran serviks 50 %, pembukaan serviks 2 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di Risiko cidera janin: gawat janin berhubungan dengan insufisensi uteroplasenta, kondis cairan amnion dan efek induksi persalinan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 12 jam selama proses persalinan, resiko cidera janin: gawat janin tidak terjadi dengan kriteria hasil denyut jantung janin 120 – 160 kali/menit, gerakan janin masih aktif, tidak terdapat mekonium dalam air ketuban 8. Monitor/observasi kesejahteraan janin yaitu gerakan janin dan denyut jantung janin dengan karditokograf 9. Atur posisi ibu miring kiri untuk mengurangi tekanan tekanan pada tali pusat 10. Berikan oksigen 5 liter permenit untuk meningkatkan alirah oksigen ibu ke janin 11. Observasi tandatanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin 12. Obsevasi warna mekonium 13. Observasi kemajuan persalinan 14. Siapkan resusitasi bayi baru lahir 65 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 5. Memonitor gerakan janin dan denyut jantung janin 6. Mengatur posisi ibu miring kiri 7. Mengobservasi tandatanda gawat janin dengan menggunakan elektronik janin seperti DJJ >160 dan < 110 kali permenit 8. Mengobservasi kemajuan persalinan Tanggal 9 Mei 2014 pukul 14.00 wib S: Ny. I mengatakan gerakan janin aktif O: Tekanan darah 120/80, nadi 83 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, Kontraksi teratur 4-5 kali dalam 10 menit dengan durasi 45 -50 detik A: Bayi lahir spontan laki-laki dengan BB 3160, PB 49 cm P: Lanjutkan intervensi Perawatn bayi baru lahir depan, ketuban belum pecah. Pemberian misoprostol 25 mcg 2 Tanggal 9 Mei 2014 III Subjektif: Ny. I mengatakan nyeri didaerah abdomen sampai kebelakang Objektif: Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, kontraksi teratur 2- 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 detik denyut jantung janin 144 kali/menit gerakan janin aktif. Kontraksi uterus bersifat ringan, dilakukan pemeriksaan dalam di dapatkan hasil presentasi kepala, pendataran serviks Risiko cidera maternal: ruptur uteri berhubungan dengan efek induksi persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x12 jam pola persalinan yang baik dapat dengan kriteria hasil kontraksi uterus 40-50 detik dengan interval 2 – 3 menit, adanya relaksasi uterus diantara dua kontraksi, persalinan berakhir tanpa komplikasi 7. Periksa tanda vital setiap jam 8. Lakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 9. Observasi intake output cairan 10. Lakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 11. Perhatikan keluhan kram abdomen, pusing, mual-muntah, letargi hipotensi takikardia 12. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan 66 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 6. Memeriksa tanda vital setiap jam 7. Melakukan evaluasi terhadap frekuensi, reaktivitas, denyut jantung janin, dan gerak janin 8. Mengobservasi intake output cairan 9. Melakukan palpasi pada fundus uteri guna melakukan evaluasi frekuensi dan durasi kontraksi. Observasi stimulus yang berlebihan pada tonus uterus. 10. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan Tanggal 4 Mei 2014-0521 S:O: Tekanan darah 120/80, nadi 83 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, Kontraksi teratur 4-5 kali dalam 10 menit dengan durasi 45 -50 detik Jam 13. 45 Ibu dipimpin mengedan jam 14.00 bayi lahir spontan A: Rupture perineum grade II P: Observasi TFU dan kontraksi uterus serta perdarhan 3 Tanggal 9 Mei 2014 50 %, pembukaan serviks 2 cm, konsistensi kaku, posisi serviks di depan, ketuban belum pecah. Pemberian misoprostol III 25 mcg Kecemasan Subjektif: Cemas terhadap berhubungan dengan proses kondisi janinnya persalinannya dan akan dilakukan Objektif: Ny I masih nampak induksi persalinan cemas sering menanyakan tentang kondisi janin dan kemajuan persalinannya Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x 12 jam kecemasan ibu berkurang. Kriteria hasil yang diharapkan adalah ibu nampak tenang, tandatanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60- 80 kali/menit, respirasi 16 – 20 kali/ menit, ibu mengungkapkan bahwa cemasnya berkurang, ibu dapat bekerja sama selama proses persalinan, 10. Pahami persepsi 4. Mengkaji persaan ibu dan pemahaman ibu ibu tentang kondisi terhadap situasi dengan yang dirasakan menggunakan kata11. Kaji perasaan ibu kata ramah dan pemahaman terhadap situasi yang 5. Menjelaskan pada ibu dan suami tentang dialami saat ini semua prosedur 12. Beri penjelasan tindakan yang akan kepada ibu dan dilakukan termasuk keluarga tentang rasa tidak nyaman keadaan ibu dan janin akibat prosedur dan saat ini efek positif serta 13. Jelaskan tentang negatif baik bagi ibu semua prosedur maupun janin bila tindakan yang akan tindakan dilakukan dilakukan termasuk rasa tidaknya nyaman 6. Mengajarkan ibu melakukan teknik akibat prosedur dan relaksasi efek positif serta negatif baik bagi ibu maupun bagi janinnya apabila tindakan tidak dilakukan 14. Anjurkan ibu untuk 67 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 S: Ibu mengatakan awalnya ada perasaan takut dan cemas menjalani proses persalinan. Setelah ibu mendapatkan penjelasan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan ia mersa sangat tenang, nyaman, dan siap menghadapi proses persalinan dengan segala resiko Objektif: Ibu mulai tenang Bekerjasama selama proses persalinan Tanda vital : Tekanan darah 120/80, nadi 83 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50C, 4. Tanggal 9 Mei 2014 Kelelahan Subjektif: Klien mengeluh berhubungan masih lelah dengan proses kehanilan dan persalinan yang Objektif Ny. I G2P1A0 H memanjang 42-43 minggu. Ny.I nampak dibantu saat melakukan aktivitas seperti bangun dari tempat tidur, ke kamar mandi. setelah 1 x 12 jam diberiakn intervensi keperawatan ibu mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses persalinan dengan kriteria hasil klien mampu mengedan serta relaks/ tenang dalam upaya proses persalinan. mengekspresikan perasaan, kecemasan dan ketakutan yang dirasakan 15. Ajarkan ibu teknik relaksasi 16. Temani ibu untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi cemas 17. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu 18. Anjurkan ibu untuk lebih banyak 7. Anjurkan istirahat/ relaksasi di antara kontraksi untuk menghemat energi 8. Sedia lingkungan yang kondusif untuk istirahat agar klien dapat beristirahat dengan nyaman 9. Berikan informasi kepada klien/pasangan mengenai kemajuan persalinan membantu memberikan energi psikologis; 10. Anjurkan ibu agar tetap melakukan teknik relaksasi 68 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 A: Ny. Is nampak senang dg kelahiran anaknya P: Hantikan intervensi intervensi 5. Menganjurkan untuk melakukan teknik relaksasi 6. Menyediakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat seperti membatasi pengunjung 7. Memberikan informasi kepada klien/pasangan mengenai kemajuan persalinan bahwa sekarang sedang menjalani induksi persalinan untuk mempercepat/atau merangsang kelahiran 8. Memberikan minuman manis S:Ny. I mengatakan udaj mulai toleransi terhadap kelelahannya O: Ny. I nampak melakukan teknik relaksasi Ny I mulai tenang dan dapat bertoleransi terhadap kelelahan yang dialami Ny. I nampak tertidur A: Kelelahan mulai berkurang P: Lanjutkan intervensi karena ketegangan otot meningkatkan rasa kelelahan 11. Pantau kemajuan persalinan karena persalinan yang lama dapat meningkatkkan keletihan 12. Berikan minuman yang manis seperti teh untuk mencegah hipoglikemia. 69 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi Berikan makanan dan minuman manis untk menambah tenaga Berikan informasi mengenai kemajuan persalinannya. Nama Mahasiswa NPM Tempat Praktek Tujuan Umum No KONTRAK BELAJAR PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS (SPESIALISASI I) PROGRAM NERS SPESIALISASI KEPERAWATAN MATERNITAS FIK-UI, SEMESTER GASAL 2013 : Mulhaeriah : 1106122663 : Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong : Setelah menyelesaikan kegiatan praktek residensi keperawatan maternitas (spesialisasi 1), mahasiswa mampu melaksanakan peran dan fungsi perawat memberikan asuhan keperawatan maternitas pada perempuan baik pada periode prenatal, intranatal dan postnatal, bayi baru lahir normal maupun berisiko dan perempuan dengan permasalahan ginekologis serta keluarga berencana Tujuan Metoda Pelaksanaan Aktifitas Waktu Pelaksanaan Sept 2013 Okt 2013 Nov Des Tempat 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 A 1. PERSIAPAN RESIDENSI Mampu merencanakan kegiatan pembelajaran B 1. UNIT RAWAT JALAN PRENATAL Perawat maternitas mampu : a. Memberikan asuhan keperawatan pada ibu prenatal normal dengan menggunakan teori dan konsep keperawatan maternitas dengan target minimal 75 kasus 1. Membuat rencana kegiatan pembelajaran/kontrak belajar Menyusun jadwal praktik Melakukan orientasi ke lahan praktik rumah sakit Belajar secara mandiri di laboratorium keterampilan klinik keperawatan maternitas. Ujian praktikum pemeriksaan fisik prenatal, postnatal dan pertolongan persalinan normal resusitasi neonatus. Diskusi Orientasi Praktik lab FIK UI Depok, RSUD Cibinong Melakukan pengkajian komprehensif pada ibu hamil normal meliputi : a. Pengkajian Biofisik: Data biografi klien (inisial klien, usia, status perkawinan, pekerjaan, suku, agama dan pendidikan terakhir) Riwayat kesehatan: riwayat kesehatan keluarga (penyakit pada anggota keluarga), riwayat kesehatan pribadi (karakteristik pribadi dan kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan), riwayat medis (penyakit, terapi medis), riwayat menstruasi, riwayat seksual dan kontrasepsi Riwayat kehamilan: kehamilan yang lalu (tahun, lama gestasi, riwayat persalinan, komplikasi dan riwayat menyusui sebelumnya), riwayat kehamilan saat ini Praktik Diskusi Studi literatur Tutorial Poliklinik RSUD Cibinong Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2. 3. 4. 5. 6. b. 2. Perawat maternitas mampu memberikan edukasi dan konseling pada ibu hamil dan keluarga (status obstetrik, HPHT, HPL, usia gestasi, keluhan saat hamil, medikasi yang digunakan) Pemeriksaan fisik head to toe Pengkajian pola eliminasi Pengkajian istirahat dan kenyamanan Pengkajian mobilisasi dan latihan Pengkajian nutrisi dan cairan Pengambilan sampel untuk uji laboratorium dan diagnostik sesuai indikasi b. Pengkajian aspek psikososial dan seksualitas pada ibu hamil Melakukan pengkajian dan monitoring kesejahteraan janin dengan berbagai metode: a. Tinggi fundus uteri. b. Usia gestasi. c. Mendengar denyut jantung janin dengan laennec, sound doppler. d. Quickening/gerakan janin Mempersiapkan pemeriksaan USG. Membuat asuhan keperawatan sesuai keadaan klien Memberikan edukasi persalinan Membuat pelaporan asuhan keperawatan dengan loog book, dengan mengintegrasikan konsep/model teori keperawatan dalam asuhan keperawatan ibu prenatal serta membuat laporan evidence based dalam bentuk format PICO Memberikan pendidikan kesehatan sesuai permasalahan ibu hamil dan keluarga khususnya persiapan dalam proses persalinan KELUARGA BERENCANA Melakukan asuhan keperawatan pada pasangan usia subur yang Melaksanakan asuhan menggunakan kontrasepsi minimal 10 kasus bervariasi keperawatan pada pasangan 1. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan, meliputi: usia subur yang menggunakan a. Identitas klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan dan kontrasepsi dengan pendidikan terakhir). pendekatan teori keperawatan b. Riwayat kesehatan keluarga: informasi tentang penyakit dalam keluarga. c. Riwayat kesehatan pribadi:riwayat penyakit sebelumnya, riwayat operasi, riwayat terapi medis saat ini, status Ceramah Diskusi Studiliterat ure Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Poliklinik RSUD Cibinong nutrisi Riwayat obstetrik dan ginekologi: riiwayat menstruasi, riwayat kehamilan, dan penggunaan kontrasepsi sebelumnya. e. Pemeriksaan fisik head to toe 2. Menganalisis data hasil pengkajian 3. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah keperawatan 4. Merencanakan intervensi keperawatan meliputi: a. Pendidikan kesehatan dan konselingsesuai kebutuhan klien antara lain: pengertian kontrasepsi, jenis-jenis kontrasepsi, manfaat kontrasepsi, resiko kontrasepsi dan efektivitas masing-masing alat kontrasepsi. b. Melakukan tindakan pemasangan/pelepasan IUD dan asistensi untuk tindakan pemasangan implant dan vasektomi 5. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan hasil tindakan keperawatan Melakukan asuhan keperawatan pada wanita masa reproduksi KASUS INFERTILITAS: Memberikan asuhan dengan masalah infertilitas minimal 4 kasus bervariasi keperawatan pada PUS dengan infertilitas 1. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan pada klien dan pasangannya, meliputi: a. Identitas klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir) b. Riwayat kesehatan keluarga: riwayat keturunan infertil, riwayat penyakit keluarga c. Riwayat kesehatan dari kedua pasangan: penyakit ginekologis atau medis di masa lalu, penggunaan kontrasepsi d. Kebiasaan pribadi atau gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan: diet, pola tidur, merokok, konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan. e. Riwayat seksual: waktu, frekuensi dan posisi dalam berhubungan seksual. f. Riwayat psikososial: riwayat pekerjaan, (jenis pekerjaan, tempat kerja, aktivitas saat bekerja), status mental (tingkat kecemasan dan stress), koping pasangan dan keluarga, perasaan terhadap diri sendiri. g. Tingkat pengetahuan pasangan tentang proses reproduksi d. 3. Praktik Diskusi Studi literatur Tutorial Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Poliklinik RSUD Cibinong 2. 3. 4. 5. 6. 4. Menganalisis data hasil pengkajian Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah Merencanakan tindakan keperawatan: a. Mendiskusikan seputar infertilitas termasuk penyebab dan penanganannya b. Memberikan dukungan psikologis kepada klien dan keluarga c. Mendiskusikan seputar seksualitas termasuk posisi berhubungan seksual d. Memberikan informasi tentang kebutuhan pengobatan, pemeriksaan yang akan dilakukan e. Memfasilitasi tindakan medis yang berhubungan dengan pemeriksaan penunjang Melaksanakan tindakan keperawatan Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan hasil tindakan keperawatan PEREMPUAN DENGAN Melakukan asuhan keperawatan pada wanita dengan masalah MASALAH GINEKOLOGI ginekologi minimal 10 kasus bervariasi Perawat maternitas mampu memberikan asuhan 1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien meliputi: keperawatan maternitas pada a. Identitas klien dan pasangan (iniisial, usia, pekerjaan perempuan dengan masalah dan pendidikan terakhir) ginekologi: b. Riwayat kesehatan keluarga: riwayat penyakit Gangguan Menstruasi ginekologis dalam keluarga Kanker serviks c. Riwayat kesehatan pribadi: mengkaji tanda dan gejala Kanker ovarium spesifik (demam, nyeri abdomen, mual dan muntah, Miyoma uteri anoreksia, sering berkemih, perdarahan), riwayat Kista ovarium menstruasi (siklus menstruasi, nyeri menstruasi, lama Kekerasan terhadap menstruasi, jumlah perdarahan, gaya hidup yang perempuan mempengaruhi kesehatan, status nutrisi) d. Riwayat psikososial: riwayat pekerjaan (jenis pekerjaan, tempat kerja, aktivitas saat bekerja), status mental (tingkat kecemasan dan stress), koping individu dan pasangan serta keluarga, perasaan terhadap diri sendiri e. Riwayat seksual:persepsi tentang seksualitas sebelum dan sesudah sakit, pola aktivitas seksual sebelum dan sesudah sakit f. Pemeriksaan fisik head to toe terutama pada daerah dada, abdomen dan perineum 2. Mempersiapkan pemeriksaan penunjang: Praktik Diskusi Studi Literatur Tutorial Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 a. Pengambilan sampel darah b. Pemeriksaan pap smear c. Pemeriksaan biopsi d. Pemeriksaan USG e. Pemeriksaan visum f. Menganalisis data hasil pengkajian 3. Mengidentifikasi dan memprioritaskan diagnosa keperawatan 4. Merencanakan intervensi keperawatan antara lain a. Mendiskusikan terkait gangguan menstruasi b. Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri c. Menganjurkan klien meningkatkan asupan nutrisi saat menstruasi d. Menganjurkan klien untuk meningkatkan periode istirahat jika terjadi perdarahan yang banyak e. Mempersiapkan tindakan medis seperti transfusi darah, dilatasi sesuai indikasi f. pendidikan kesehatan terkait kondisi yang dialami oleh klien g. Melakukan kounseling suportif, penenangan, dan penyuluhan dalam memberi perawatan pada wanita korban pemukulan atau penganiayaan. 5. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan. 5. C. 1. Supervisi Prenatal UNIT EMERGENSI/KAMAR BERSALIN INTRANATAL Perawat maternitas mampu 1. Melakukan pengkajian keperawatan pada ibu melahirkan memberikan asuhan normal, meliputi: keperawatan ibu pada periode a. Identifikasi klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan inpartu/persalinan normal dan pendidikan terakhir) dengan mengaplikasikan b. Data umum kesehatan: TB/BB, BB sebelum hamil, konsep model teori masalah kesehatan khusus, penggunaan obat-obatan, keperawatan. Minimal 50 riwayat alergi, status nutrisi, diet khusus, pola istirahat kasus tidur c. Riwayat maternal, meliputi: riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, riwayat kehamilan saat ini (status obstetrik, HPHT, usia kehamilan, dan masalah kehamilan sekarang). d. Riwayat persalinan sekarang, meliputi: mulai kontraksi Praktek Diskusi Studi literatur Pendidika n kesehatan Individu/k elompok Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Kamar Bersalin RSUD Cibinong atau pengeluaran pervaginam. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan TTV, pengkajian sistem fisik secara umum termasuk pemeriksaan Leopold I – IV , pengkajian kontraksi uterus, Pemeriksaan kemajuan persalinan /Periksa dalam (jalan lahir, dilatasi, dan penipisan serviks, pembukaan, membran amnion, presentasi dan penurunan janin) f. Melakukan pengambilan sampel untuk uji laboratorium dan diagnostik sesuai indikasi g. Melakukan pengkajian dan monitoring perkembangan/kesejahteraan janin, meliputi: Mengukur tinggi fundus uteri Menghitung usia gestasi Mendengarkan denyut jantung janindengan laennec sound doppler Quickening/gerakan janin Mempersiapkan pemeriksaan USG Menganalisa dan menginterpretasikan data hasil pengkajian Menentukan dan memprioritaskan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis Menyusun rencana keperawatan Menolong persalinan normal Melakukan intervensi keperawatan sesuai kebutuhan ibu: Kala 1, meliputi: Pemantauan TTV, kosongkan kandung kemih memberikan posisi dan manejemen nyeri nonfarmakologis, periksa dalam setiap 4 jam untuk kemajuan persalinan, anjuran mobilisasi, monitoring kontraksi, mencatat kemajuan persalinan dengan partograf, monitoring kesejahteraan janin, memberikan motivasi dan dukungna pada klien dan keluarga, memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan ibu dan keluarga. Kala 2, meliputi: memimpin persalinan, mengajarkan ibu cara mengedan yang benar, memberikan dukungan dan pujian kepada ibu, manajemen bayi baru lahir, melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) Kala 3, meliputi: memberikan oksitosinsegera perIM, melakukan peregangan tali pusat terkendali, melahirkan plasenta, massase fundus uteri untuk memastikan kontraksi uterus, memeriksa kelengakapan e. 2. 3. 4. 5. 6. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 plasenta, observasi perdarahan dan laserasi Kala 4, meliputi: pemeriksaan keadaan umum ibu observasi TTV setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada satu jam keduapost partum, melakukan hecting perineumsesuai indikasi, membersihkan tubuh dan mengganti pakaian ibu, observasi kontraksi uterus termasuk involusi dan posisi fundus uteri, observasi perdarahan, memfasilitasi bonding ibu dan bayi. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan 7. 2. PENGELOLAAN NYERI PERSALINAN NONFARMAKOLOGIS 1. Mengajarkan pengelolaan nyeri persalinan nonfarmakologis, meliputi: Relaksasi Teknik pernapasan Memusatkan perhartian Pergerakan fisik yang berpola Musik Bimbingan verbal, dukungan dan informasi Distraksi Massase Panas dingin 2. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan managemen nyeri persalinan yang digunakan 3. PERSALINAN BERISIKO Perawat maternitas`mampu 1. memberikan asuhan keperawatan pada ibu bersalin 2. dalam kondisi berisiko dengan mengaplikasikan konsep model teori keperawatan minimal 5 kasus Praktik Diskusi Studi literatur Tutorial a. 4. Preeklampsia sebanyak 1 kasus b. Atonia uteri sebanyak 1 kasus c. KPD sebanyak 2 kasus d. Persalinan dengan vakum ekstraksi 1. BBL dengan SC Melakukan pengkajian dan pemeriksaan pada inpartu secara menyeluruh serta pengkajian khusus Melakukan resusitasi dan stabilisasi bayi serta pengkajian Praktik Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 pada bayi baru lahir dengan SC meliputi: a. Identitas bayi meliputi: nama orang tua, tanggal/jam lahir, jenis kelamin b. Riwayat kelahiran sebelumnya, meliputi: tahun lahir, JK, BB, keadaan bayi, jenis persalinan, komplikasi c. Riwayat persalinan sekarang, meliputi: status gravida, komplikasi persalinan, nilai APGAR, tindakan resusitasi d. Pemeriksaan fisik dengan pendekatan persistem meliputi: Penampilan umum Pengukuran BB, PB, LD, LK LILA Pengukuran TTV Pemeriksaan head to toe Pengkajian reflek (rooting dan menghisap, menggenggam, moro, terkejut melangkah dan babynsky) Pengkajian maturitas bayi dengan ballard score Pengkajian perilaku bayi baru lahir dengan menggunakan skala Brazelton Menginterpretasi dan menganalisa data hasil pengkajian Mengindentifikasi dan menentukan prioritas masalah Merencanakan tindakan keperawatan Melaksanakan intervensi pada bayi baru lahir Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan Diskusi Studi Literatur Tutorial Melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan PERAWATAN PENGHENTIAN penghentian kehamilan KEHAMILAN (ABORTUS) Perawat maternitas mampu memberikan asuhan keperawatan pada wanita 1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan penghentian kehamilan dengan penghentian a. Identitas klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan, kehamilan (abortus) dengan pendidikan terakhir) pendekatan teori keperawatan b. Data umum kesehatan: keadaan umum ibu, tingkat minimal 10 kasus kesadaran, mulai terjadinya perdarahan ataupun pengeluaran hasil konsepsi, nyeri abdomen, kram uterus a. Abortus incomplete c. Riwayat maternal: riwayat kehamilan dan persalinan b. Threatened Abortion Praktik Diskusi Studi Literatur Tutorial Perawat maternitas mampu memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan SC minimal 5 kasus di ruang OK 2. 3. 4. 5. 6. 5. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2. 3. 4. 5. 6. 6. D 1. sebelumnya, riwayat kehamilan saat ini (status obstetrik, HPHT, HPL, usia kehamilan, jumlah kunjungan ANC, masalah kehamilan saat ini, riwayat obstetrik dan ginekologi, riwayat medis dan penyakit, nutrisi, penggunaan obat, pekerjaan) d. Pemeriksaan fisik head to toe terutama observasi perdarahan (karakteristik, jumlah, intensitas episode perdarahan, warna, konsistensi), tanda-tanda hipovolemik. Menganalisa data hasil pengkajian Mengidentifikasi dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan Merencanakan tindakan keperawatan Melaksanakan intervensi keperawatan: a. Memberikan tindakan kenyamanan/relaksasi untuk mengurangi nyeri b. Anjuran untuk tirah baring total c. Mempersiapkan terapi rehidrasi sesuai indikasi d. Mempersiapkan klien untuk tindakan dilatasi dan kuretase jika diindikasikan e. Memberikan dukungan emosional dan informasi yang tepat untuk menurunkan tingkat kecemasan Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan Supervisi Intranal UNIT RAWAT INAP PRENATAL BERISISKO TINGGI Perawat maternitas mampu melakukan asuhan keperawatan maternitas dengan kasus antenatal berisiko minimal 5 kasus 1. Hiperemesis gravidarum 1. 2. 3. Melakukan pengkajian antenatal secara menyeluruh dan mengidentifikasi kondisi spesifik pada klien dengan hiperemesis meliputi: frekuensi mual muntah, tanda-tanda dehidrasi, frekuensi makan, penurunan berat badan 2,5 kg15 kg. Menganalisis dan mengidentifikasi masalah keperawatan Melakukan intervensi meliputi: Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 a. Tingkatkan kenyamanan dan nutrisi Pertahankan pemberian makan secara per oral Berikan obat anitiemetik Berikan cairan intra vena untuk mengganti cairan yang hilang Monitor intake dan output Berikan cairan elektrolit Cek serum elektrolit b. Berikan dukungan dan pendidikan kesehatan Berikan HE tentang kehamilan dan dampaknya terhadap ibu dan janinnya Berika informasi yang dapat mengurangi kecemasannya Jawab seluruh pertanyaan klien dengan jujur Ajarkan klien gaya hidup sehat seperti menghindari stress dan kelelahan Berikan konseling atau rujuk ke penasehat spiritual ata 4. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan. 2. Placenta Previa 1. 2. 3. 4. 3. Preeklampsia 1. Melakukan pengkajian antenatal secara meyeluruh dan mengidentifikasi kondisi spesifik pada palsenta previa meliputi: riwayat perdarahan pervaginam terutama pada trimester 2 dan 3 kehamilan (warna, konsisitensi, jumlah) adanya nyeri atau tidak, DJJ dan aktivitas janin Mengnalisa dan mengidentifikasi masalah keperawatan Melakukan intervensi meliputi: Monitor status ibu dan janin Memberikan pendidikan kesehatan tentang plasenta previa Anjurkan tirah baring dan tidak melakukan aktivitas`berat Melakukan tindakan kolaborasi USG, monitor kesejahteraan janin dan pemeriksaan laboratorium. Menganjurkan Klien dan keluarga untuk segera ke RS jika terjadi tanda dan bahaya yang mengancam. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan Melakukan pengkajian antenatal secara menyeluruh dan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2. 3. 4. 4. Diabetes Mellitus 1. 2. 3. mengidentifikasi kondisi spesifik pada klien dengan preeklamsi meliputi: a. Adanya peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 30 mmHg atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg, minimal 2 kali pengukuran dalam rentang 6 jam b. Terlihat adanya edema pada ekstrimitas atau seluruh tubuh (pitting edema +1) c. Peningkatan BB 1,5 kg lebih dalam 1 minggu d. Adanya gangguan penglihatan, gejala pusing, nyeri epigastrium dan riwayat kejang e. Pemeriksaan laboratorium meliputi: proteinuria 4 gr/24 jam atau +3 - +4 Menganalisis dan mengidentifikasi masalah keperawatan Melakukan intervensi meliputi: a. Monitoring tanda- tanda vital dan kesadaran b. Pemantauan intake out put c. Menganjurkan tirah baring dengan posisi miring kiri untuk mempertahankan sirkulasi uteroplasenta d. Pemantauan DJJ dan kesejahteraan janin e. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium f. Pendidikan kesehatan tentang preeklamsi terutama tanda bahaya yang mengancam, kebutuhan nutrisi dan penanganan kecemasan dengan melibatkan keluarga, pemberian obat hipertensi, g. Pemenuhan kebutuhan ADL h. Kolaborasi terapi (MgSO4) Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan. Melakukan pengkajian antenatal secara menyeluruh dan mengidentifikasi kondisi spesifik pada klien dengan diabetes mellitus: Kaji penyakitnya, managemen level glukosa, diet, penggunaan insulin Kaji pengetahuan tentang konseling prekonsepsi Kaji kebutuhan nutrisi Kaji faktor risisko diabetes gestasional Mengnalisa dan mengidentifikasi masalah keperawatan Melakukan intervensi meliputi: Kunjungan antenatal care setiap 2 minggu sampai usia 28 minggu kemudian setiap minggu Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 5. 5. Anemia 1. 2. 3. 4. 2 POSTNATAL NORMAL SPONTAN Perawat maternitas mampu memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum normal dan yang mengalami komplikasi dengan mengaplikasikan teori dan konsep keperawatan maternitas minimal 20 kasus 3. POSTNATAL DENGAN SC Perawat maternitas mampu memberikan asuhan keperawatan pada ibu Berikan pendindikan kesehatan dan konseling Kontrol glukosa darah Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan Melakukan pengkajian antenatal secara menyeluruh dan mengidentifikasi kondisi spesifik pada klien dengan anemia: Kaji riwayat ibu tentang faktor penyebab anemia seperti nutrisi, hemolisis, pica, kehamilan kembar dsb. Kaji status nutrisi Kaji tanda vital Pemeriksaan laboratorium darah rutin, serum ferritin Mengnalisa dan mengidentifikasi masalah keperawatan Melakukan intervensi meliputi: Anjurkan makan makanan yang tinggi zat besi Berikan suplemen Berikan konseling nutrisi Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan Melakukan pengkajian komprehensif pada ibu nifas normal menggunakan teori Keperawatan (Pengkajain umum, involusio uteri, lokhea, perineum, dan diastatsis rektus abdominis, tanda Homan) Memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial pada ibu postpartum Memfasilitasi interaksi dini antara ibu-bayi-keluarga (rawat gabung) Memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan ibu dan keluarga serta perencanaan pulang ibu postpartum normal Pendidikan kesehatan tentang manajemen laktasi dan evaluasi terhadap ibu dan bayi Melakukan konseling kontrasepsi dan persiapan menjadi orang tua Memfasilitasi perawatan bayi normal sehari-hari Melakukan asuhan keperawatan pada ibu postpartum spontan dengan SC minimal 10 kasus 1. Praktek Diskusi Studi literatur Ronde Pendidika n kesehatan Individu/k elompok Melakukan pengkajian dan pemeriksaan pada ibu Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Ruang Rawat Inap Post Partum RSUD Cibinong postpartum dengan SC dengan pendekatan teori keperawatan minimal 10 kasus 2. 3. 4. 5. postpartum: a. Identitas klien dan pasangan (inisial, usia, pekerjaan dan pendidikan terakhir) b. Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan dulu dan kehamilan sekarang c. Riwayat persalinan: riwayat persalinan dulu dan sekarang d. Riwayat kesehatan dulu dan sekarang termasuk riwayat penyakit ginekologi, riwayat KB e. Riwayat kesehatan saat ini: status obstetrik, keadaan umum ibu, kesadaran, keluhan yang dirasakan setelah persalinan (nyeri post SC), pola istirahat dan tidur, kemampuan mobilisasi, kebutuhan nutrisi dan cairan f. Pemeriksaan fisik head to toe dengan fokus utama pada tingkat kesadaran, keadaan uterus (kemajuan involusi dan kontraksi), jumlah perdarahan (lokhe: jenis, jumlah, warna, konsistensi, bau), integritas kulit (tanda-tanda dehidrasi), kandung kemih, perineum dan genitalia (integritas kulit, hematom, edema, memar, tanda REEDA, hemorroid), ekstrimitas (tanda trmboplebitis), pemeriksaan payudara (kondisi puting, adanya pembengkakan/tidak, pengeluaran ASI) Menganalisis data hasil pengkajian Memprioritaskan data hasil pengkajian Menyusun rencana keperawatan a. Pantau TTV secara berkala b. Kaji tingkat kemampuan mobilisasi klien c. Kaji pemulihan klien dari efek anastesi d. Anjurkan dan ajarkan klien untuk melakukan ambulasi dini sesuai aturan e. Informasikan kepada klien waktu untuk memulai asupan makanan post operasi f. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan luka g. Observasi intake dan output h. Lakukan perawatan luka dengan prinsip steril i. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisi terutama yang tinggi protein dan kalori Melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan ibu postpartum Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 4. 5. Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir normal: a. Identitas bayi meliputi: nama orang tua, tanggal/jam lahir, jenis kelamin b. Riwayat kelahiran sebelumnya: tahun lahir, jenis Perawat maternitas mampu : kelamin, berat badan, keadaan bayi, jenis persalinan, Memberikan asuhan komplikasi keperawatan pada bayi baru c. Riwayat persalinan sekarang: status gravida, jenis lahir dengan pendekatan teori persalinan, kondisi umum ibu, lama kala 1 dan 2, lama keperawatan minimal 20 kasus ketuban pecah dan kondisi ketuban, komplikasi persalinan, keadaan bayi saat lahir (tunggal/gemeli), nilai APGAR, tindakan resusitasi, keadaan plasenta dan tali pusat d. Pemeriksaan fisik head to toe e. Pengkajian perilaku bayi baru lahir menggunakan skala Brazelton 2. Menganalisis data hasil pengkajian 3. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan 4. Merencanakan tindakan keperawatan 5. Melaksanakan intervensi pada bayi baru lahir: a. Memberikan bantuan segera pada bayi setelah lahir di ruangan: kaji BUGAR, sangga kepala dan pegang tubuh bayi dengan hati-hati, bersihkan lendir yang ada di mulut kemudian di hidung, keringkan bayi dengan handuk/kain, tempatkan bayi pada perut ibu (IMD), cegah bayi kehilangan panas, catat waktu kelahiran b. Melakukan perawatan bayi baru lahir: menghangatkan bayi, oksigenasi, membebaskan jalan nafas dan perawatan tali pusat c. Memberikan injeksi vit.K dan terapi lainnya sesuai indikasi d. Melakukan tindakan pencegahan hipotermi dengan memodifikasi ruangan dan mencegah kontak langsung dalam waktu yang lama antara kulit bayi dengan suhu ruangan e. Memandikan bayi minimal 6 jam setelah kelahiran f. Melakukan pemberian imunisasi hepatitis B g. Memfasilitasi rawat gabung dan laktasi 6. Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan i. Melakukan pengkajian keperawatan secara umum meliputi KESEHATAN aspek biopsikospiritual serta pengkajian khusus, meliputi: PEREMPUAN (Ginekologi BAYI BARU LAHIR NORMAL 1. Praktik Diskusi Studi literatur Tutor ial Praktek Diskusi Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 dan Keganasan) Tanda-tanda vital terutama adanya hipertensi Perawat maternitas mampu Jumlah perdarahan, warna, konsistensi, memberikan asuhan Pembesaran uterus melebihi masa gestasi/pengukuran keperawatan pada wanita tinggi fundus uteri dengan masalah Ginekologi Muntah yang berlebihan dan keganasan dengan Tidak terdengar DJJ menerapkan teori dan konsep Adanya peningkatan kadar -hCG darah atau dalam keperawatan maternitas urin melebihi kadar kehamilan normal dan masih a. Mola Hidatidosa terdeteksi pada 100 hari setelah menstruasi terakhir sebanyak 1 kasus ii. Merumuskan diagnosa keperawatan iii. Intervensi keperawatan Evakuasi uterus Askep pra dan post operatif tergantung tipe prosedur medis yang dilakukan Penyuluhan tentang pentingnya surveilans lanjutan kadar hCG sepanjang tahun Konseling keluarga berencana Dukungan Psikososial iv. Mengimplementasikan tindakan keperawatan v. Melakukan evaluasi naik proses maupun akhir Studi literatur Pendidika n kesehatan Individu/k elompok 1. Melakukan pengkajian secara biopsikososialspiritual meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya, serta pengkajian khusus meliputi: Riwayat penyakit ginekologis dalan keluarga Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari 2. Merumuskan diagnosa keperawatan 3. Intervensi keperawatan 4. Melakukan evaluasi b. Myoma Uteri 1 kasus c. Ca serviks sebanyak 1 a. kasus b. c. d. Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual, pemeriksaan fisik serta pengkajian fokus meliputi: Menegakkan diagnosa keperawatan Menyusun rencana keperawatan Edukasi dan informasi untuk mengurangi kecemasan Penuhi kebutuhan belajar pasien Bantu untuk mengekspresikan emosinya Jelaskan efek kemoterapi dan radioterapi Melakukan tindakan keperawatan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 e. d. e. Ca Ovari sebanyak 1 kasus i. Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual, pemeriksaan fisik serta dan pemeriksaan penunjang lainnya ii. Menegakkan diagnosa keperawatan iii. Menyusun rencana keperawatan Pendidikan kesehatan Beri penjelasan tentang prosedur pre dan post operasi Dukungan fisik dan emosi selama prosedur Pemantauan fisiologis dan prosedur teknis untuk kenyamanan iv. Melakukan tindakan keperawatan v. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan 1. Kista ovarium sebanyak 1 kasus 2. 3. 4. 5. E 1. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan UNIT PERINATALOGI BAYI BARU LAHIR 1. BERISIKO Perawat maternitas mampu memberikan asuahn keperawatan pada bayi baru lahi berisiko dengan menggunakan teori keperawatan minimal 10 kasus a. Memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir BBLR dengan pendekatan teori Melakukan pengkajian secara biopsikososiospiritual, pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang lainnya Menegakkan diagnosa keperawatan Menyusun rencana keperawatan Beri penjelasab tentang prosedur pre dan post operatif Dukungan emosional klien dan keluarga Melakukan tindakan keperawatan Melakukan evaluasi tindakan keperawatan Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir beresiko, meliputi: a. Identitas bayi: nama orang tua, tanggal/jam lahir, jenis kelamin b. Riwayat kelahiran sebelumnya: tahun lahir, jenis kelamin, keadaan bayi, jenis persalinan, komplikasi c. Riwayat persalinan sekarang: status gravida, jenis persalinan, keadaan umum ibu, lama kala 1 dan 2, lama ketuban pecah dan kondisi ketuban, komplikasi persalinan, keadaan bayi saat lahir, nilai BUGAR, nilai APGAR, tindakan resusitasi, keadaan plasenta dan tali pusat d. Pengkajian fisik: penampilan umum, pengukuran BB, Praktek Diskusi Studi literatur Pendidika n kesehatan Individu/k elompok Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Perinatalog i RSUD Cibinong keperawatan b. 2. Memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir asfiksia dengan pendekatan teori keperawatan c. Memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir premature dengan pendekatan teori keperawatan d. Memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir hiperbilirubun dengan pendekatan teori keperawatan e. Memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan cacat bawaan menggunakan pendekatan teori keperawatan e. 2. 3. 4. 5. 3. F. Membimbing mahasiswa S1 dan D3 Supervisi post partum 1. PROYEK INOVASI G. 2. 3. 4. 5. 6. 1. PEMINATAN KIA Kanker serviks Mioma uteri Kista ovarium Anemia selama kehamilan 2. PB, LD, LK, LILA, pengukuran TTV, pemeriksaan head to toe, pengkajian refleks Pengkajian hasil pemeriksaan laboratorium Menganalisis data hasil pengkajian Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah keperawatan Merencanakan tindakan keperawatan Melaksanakan intervensi pada bayi baru lahir Melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan Mengkaji kebutuhan terhadap perubahan pelayanan keperawatan maternitas di RS tempat praktek Mendiskusikan hasil kajian Menyususn propsal proyek inovasi Persetujuan proposal dan ijin pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan Evaluasi kegiatan Mengidentifikasi kasus yang akan menjadi kasus kelolaan KIA Memantau kasus yang akan menjadi kasus kelolaan Observasi, wawancara, Diskusi, bimbingan dengan supoervisor Observasi, Wawancara, Diskusi, studi literature, Bimbingan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 RSUD Cibinong Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 KONTRAK BELAJAR PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS (SPESIALISASI II) PROGRAM NERS SPESIALISASI KEPERAWATAN MATERNITAS FIK-UI, SEMESTER GENAP 2014 Nama Mahasiswa NPM Tempat Praktek Tujuan Umum Waktu Pelaksanaan No : Mulhaeriah : 1106122663 : Wilayah Kerja Puskesmas Cimanggis : Setelah melaksanakan praktek keperawatan maternitas berbasis komunitas, diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan maternitas terkait isu-isu atau keadaaan yang mempengaruhi kesehatan perempuan yang ada di masyarakat : 27 Januari – 21 Maret 2014 Lingkup praktek Metoda Pelaksanaan Aktifitas Waktu Pelaksanaan Jan 3 1. Persiapan Belajar a) b) c) d) 2. Mengidentifikasi a) program pelaksanaan terkait pemberian asuhan b) keperawatan maternitas ditingkat puskesmas c) 3. Melakukan kegiatan di a) ruang lingkup puskesmas terakit pemberian asuhan keperawatan maternitas b) Perijinan lahan praktek Penyusunan kontrak belajar Penyusunan jadwal dinas Orientasi ke lahan praktek Melakukan observasi pelaksanaan kegiatan KIA, KB, prenatal serta kegiatan di ruang bersalin dan rawat inap Mempelajari program maupun kebijakan dari puskesmas pada area keperawatan maternitas Mempelajari strukstur organisasi untuk pelaksanaan program KIA dan KB di puskesmas d) Mengidentifikasi jumlah ketenagaan untuk pelaksanaan program KIA di puskesmas e) Mengidentifikasi peran tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan KIA di puskesmas f) Mengidentifikai faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program KIA-KB g) Memberikan masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan Melakukan kegiatan asuhan keperawatan maternitas meliputi asuhan antenatal, intranatal, postnatal dan bayi baru lahir Melakukan asuhan keperawatan pada program KB Februari 2014 1 2 3 Tempat Maret 2014 4 1 2 3 Administrasi Diskusi FIK UI Depok, Puskesmas Cimanggis Praktek Observasi Diskusi Supervisi Wawancara Dengang petugas kesehatan Puskesmas Cimanggis Praktek Observasi Diskusi Bimbingan Puskesmas Cimanggis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 pada ibu-ibu yang berkunjung ataupun di rawat di puskesmas c) d) e) 4. Melaksanakan asuhan a) keperawatan maternitas pada lingkup keluarga di b) komunitas c) 5. Supervisi kasus kelolaan 6. Melakukan kegiatan Proyek inovasi pada lingkup keperawtan maternitas di komunitas meliputi: kontrol berbagai macam alat KB, memberikan edukasi dan konseling terkait penggunaan alat kotrasepsi Melakukan konseling terkait ASI ekslusif Melakukan konseling terkait masalah-masalah kesehatan perempuan Melakukan asuhan keperawatan pada kasus-kasus ginekologi yang ditemui di puskesmas Melakukan orientasi lahan yang telah ditentukan sebagai area praktek Mengidentifikasi terkait isus-isu yang mempengaruhi kesehatan perempuan meliputi pengaruh budaya, kepercayaan, kebiasaan dan pengaruh sosial Memberikan asuhan keperawatan maternitas pada keluarga pada masa childbearing maupun non childberaing dengan lingkup sebagai berikut: Masa Childberaing meliputi hamil normal maupun risisko tinggi, ibu nifas dan meyusui dan perawatan neonatus Masa non childbearingmeliputi kasus-kasus perempuan dengan keganasanginekologi, wanita menopause, wanita yang bekerja, pasangan usia subu, KDRT serta wanita yang berisiko terkena HIV/AIDS dan PMS Melakukan kunjungan dan supervisi pada keluarga binaan a) Melakukan pengkajian terhadap kesehatan perempuan yang ada dikomunitas b) Mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah yang paling menonjol c) Menyusun program yang dijadikan inovasi untuk pemecahan masalah kesehatan perempuan yang menjadi fokus utama d) Melaksanakan proyek inovasi e) Mengevaluasi dan menyusun rencanatindak lanjut kegiatan inovasi yang dilaksanakan dengan supervisor Praktik Kunjungan lahan Wawancara bersama kader dan keluarga Kunjungan dan diskusi bersama supervisor Wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Home visit bersama suoervisor Observasi Wawancara dengan petugas kesehatan, kader dan keluarga Studi literatur Diskusi Wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Wilayah kerja Puskesmas Cimanggis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 KONTRAK BELAJAR KEPERAWATAN PROGRAM RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS FIK-UI, 2014 Nama Mahasiswa NPM Tempat Praktek Tujuan Umum No TANGGAL : Mulhaeriah : 1106122663 : Rumah Sakit DR. Cipto Mangunkusumo : Setelah menyelesaikan praktik klinik, residen Ners Spesialis Keperawatan Maternitas mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada perempuan dengan perinatal resiko tinggi, gangguan sistem reproduksi dan ginekologi. TUJUAN KHUSUS AKTIFITAS METODA PELAKSANA AN Mar I A. 1. Perinatal Normal dan Berisiko Tinggi Perawat maternitas 1. Prenatal mampu : 14 April – Memberikan asuhan 16 Mei keperawatan pada 2014 ibu dengan kehamilan normal dan beresiko tinggi dengan menggunakan teori dan konsep keperawatan maternitas Melakukan pengkajian lanjut, memonitor dan mendokumentasikan aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual pada kasus ibu hamil dengan: a. Kehamilan ektopik b. Kehamilan dengan gangguan trophoblastik c. Plasenta Previa d. Perdarahan antepartum e. Hiperemesis gravidarum f. Kehamilan dengan hipertensi (PEB dan Eklampsi) g. Kehamilan dengan DM h. Gangguan Keseimbangan cairan amnion i. Kehamilan dengan Gemelli Praktik Diskusi Studi literatur Tutorial Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 April II III IV V Mei VI VII TEMPAT VIII Poliklinik Kebidanan, Gedung A Zona B lt.2 dan IGD Lt.III RSCM j. 2. Intranatal 5 Mei – 16 Mei 2014 Perawat maternitas mampu memberikan asuhan keperawatan ibu pada periode inpartu/persalinan fisiologis dan patologis dengan mengaplikasikan konsep model teori keperawatan. Kehamilan dengan gangguan kardiovaskular k. Kehamilan dengan gangguan pernafasan (Asma dan Tuberkulosis) l. Kehamilan dengan gangguan hematologi (Anemia dan Thalasemia) m. Kehamilan dengan infeksi (cytomegalovirus, rubella, herpes, hepatitis, varicella, toxoplasma, dan HIV/AIDS) n. Kehamilan dengan usia <20 tahun dan >35 tahun) o. Kehamilan dengan PMS p. Kehamilan dengan ketergantungan obat dan alkohol 2. Melakukan intervensi untuk mencapai dan mengoptimalkan pola hidup klien dengan kehamilan berisisko 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan mandiri pada ibu hamil berisisko tinggi. 1. Memberikan pengkajian lanjut, memonitor dan mendokumentasikan aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual pada persalinan: a. Pervaginam tanpa komplikasi b. Pervaginam dengan komplikasi (distosia, persalinan premature, persalinan postmatur, persalinan dengan induksi) c. Persalinan dengan masalah emergensi (prolapsus tali pusat, Praktik Diskusi Studi literatur Tutorial Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 IGD Lt.III RSCM abrupsio plasenta, embolisme cairan amnion) d. Persalinan dengan tindakan (vakum, forcep, dan seksio sesaria) 2. Melakukan intervensi untuk mencapai dan mengoptimalkan kesehatan ibu dan janin (membantu persalinan normal dan dengan tindakan khusus, manajemen persalinan, bounding attachment. 3. Melakukan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir 4. Melakukan asuhan keperawatan pada kasus terminasi kehamilan 3. Postnatal 21 April – 16 Mei 2014 Perawat maternitas 1. Melakukan pengkajian lanjut, mampu memberikan memonitor, dan mendokumentasikan asuhan keperawatan aspek fisik, psikologis, sosial dan pada ibu post partum spiritual pada kasus ibu post partum dengan dengan: menggunakan teori a. Perdarahan postpartum dan konsep b. Tromboembolik keperawatan c. Infeksi postpartum (Metritis, maternitas. luka infeksi, infeksi saluran kemih, dan mastitis) d. Postpartum gangguan psikososial (postpartum baby blues, depresi, dan psikosis) Praktek Diskusi Studi literatur Pendidikan kesehatan Individu/ke lompok 2. Melakukan intervensi untuk mencapai dan mengoptimalkan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 IGD Lt.III RSCM kesehatan ibu. 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan mandiri pada ibu post partum ( nutrisi, perawatan payudara, senam nifas, perawatan vulva dan perineum, kebersihan diri, kontrasepsi dan seksualitas) 4. Melaksanakan konsultasi ibu post partum bermasalah B 1. Kesehatan Perempuan pengkajian lanjut, 24 Maret – Perawat maternitas 1. Melakukan mampu memberikan memonitor dan mendokumentasikan 11 April asuhan keperawatan masalah kesehatan perempuan 2014 pada wanita dengan dengan: masalah kesehatan a. Kehamilan yang tidak perempuan dengan diinginkan menerapkan teori dan b. Gangguan menstruasi konsep keperawatan c. Infertilitas maternitas d. Kontrasepsi e. Aborsi f. PMS dan infeksi HIV/AIDS g. Kekerasan terhadap perempuan dan rumah tangga h. Kekerasan seksual i. Tumor payudara (Jinak dan ganas) j. Kanker ovarium k. Kanker Endometrium l. Kanker Serviks m. Kanker vagina n. Kanker Vulva o. Mioma uteri Praktek Diskusi Studi literatur Pendidikan kesehatan Individu/ke lompok Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Onkologi Gedung A Zona A lt 2 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 NERS SPESTALIS SEPERAWATAN MATERNITAS DAFTAR PRESENSI PRAK-TIK KLINIK !.tf-p.t3\^.t1.-. Nama ,...-\l.tl.t llo RUAilGAI{'- I{AR'TGI- 3 oTllc lelltln.9/9/e 07.% rohKrntr Fehd 9ela& o/ghz. 07 30 lrlmlqir 6dqr Ralxt I lq n" -01.00 4 7 01.@ furro! Blgl! ol.oo 2 lQrrrs, a. 't- \ 8, F q. ,lo Yt< RSUD AhR4 ,r" g&fj -)utY,tol 2d4n 9qin, zz/dn l3 l6 t1 nutrgr Rd,t re*- {B tg LI 22 4 z4 4 2{ Vf ( Prq? 'hncng 2& oz./6qln lalplB fftro,OT/rdtl Hdll /,16(/lrl,o frlm.L 0?.b ls.o o?.30 07.1r.' l4.oo ign 0Lan p.oa QlL?o 07.3o 01-30 a7-b lo O-ol {t lI& Q\[\(]xiiFt ID tt{^ ql yt$tt" J , -SFnr - o'rq;-l-1 ':,... o J (6; (lL' Q-';' r#/.)' t'i-' '-,D/dt!,,{ _e;;t ( ':.'' r^- -"t{ l4.so 19.so fg-3<r /^; A 9.30 {L- ft ,!1 r9':o li! ( \\Kh. v .yl J r.:1 '-.:'. O,.t i;'i ()Jr! f4.ao ' a -- 1 k r\^^ q \\ q?.30 Rnh !ohr, l4'oo () $'l'b F.-x t9.0o llw ol.)o \9-v6 vf'>u U;1tii 14,to lue lfuii.r;ia (9.)o n.t6 /h\=r :oU6i lg /)-' &t-00 l1'oo 2thnt.o z31p;n Ebrr, lo[61, Jumlah Jam ^n \ar{ry 1s.00 9{qtq, zgltolU 32 3{1 n: {\_:$ 0?.30 f€nn, zS1oftl 3l *l-q-[] rtr..'fi a e \ra t -012 9.00 I(ARU fqr,$ ,1nslv lurn4, tglo/B htnrr. ,4ltbi TUml. _',-t>l .' rr/'^Li - ) 1?, oo t3.oo K{g._sMp cbn,{€ k$tg rc,/ro/,; 0730 unrl. tt/r,lo 07.b Ebl t(rot,i a7.% Zo 14.45 11.0o 8.30 -r]r t9 QN\LSt C rrNq{$ Fafu;wloqh, 61p0 fufin,zo/cr,h, /" t5.00 v+w fuWu,28fui\,. t4 L\mrtt'\. o7.co -Iqr{s REqDElt tq,ft z'oo (n 3o 41 l2 o^tl PLNG t>/9/tz CPl,[n llnlot, ..t4.olt2zilGg JAII TEIIPAT 1 Nprrt: /1.,'{ L---:::.--- 9'ro 70 /L (l^" Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 +-^--<ltih' , t 7 NERS SPESIALTS KE}ERAWATAN DAFTAR pREsENd piii"rrrKMATERNITAS KLTNTK NPrrr: ? o -.o {J !' i Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 ..Ia6l.Pg..E? DAFTAR HADIR MAHASISWA PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK UI Dt WII.AYAH KER'A PUSKESMAS CIMANGGIS NPM: t1:06t22663 Nama: Mulhaeriah No RUANGAN/ TEMPAT Pru qmqnlg$ zth t h<rn Cmqngglt u/ol'n kq. Keluroahqn 4 fo !t K4 (, I 2 JAM DATANG PULANG TGL 1q o8.0o ta.oo o8.s lA-o"t PARAF MHS KA.RU 0v' s\L,,l,..,) (w Hr. 2gld't+ cl8.@ le.00 (, lrelurqhqn gototi4 od-60 t9'00 A-. IA K4vrahqn 3 /oz/14 og.o0 17.e Rws 4 lothq .og,cb [6.F 7 Ru, 3 ogat E Rrp slozlq L/otlt4 q,w 1l ozlt4 11F (€.w tolozh4 09.oo It og"tu q)po t6.6 14.* lc.* /,L' 69' otr 16,"u /2. [6,w tA.."d.i't I (ws 9 40 ,tl .t2 8wE Plq.4 Crmqn9g$ /oz/14 l.6. ot., 16.6 r3 Rur Y vlazlH tZ /ozln t4 Rwl 14/02 /12 eg.o) lozlv tz €'( ) ogP' t4 C9,to 19.* R.t^r iirl t9, IG l+ t\ IE 7o 7r 22. .5 g tT KsntDf felUoh.-n a/t! t7, /ozl K"tr[of, Felurchqn s h tg/oL/ 6."- (6'* Itfli,fOhQn, Ru) 5,3 FelvlcrhLltl , l(antPuJ zo/ozlw a /aLlW ogpo \ lQ* lceturolpn oi"ug t4lazl* 6P 0+,.- l6.co Kel.rc.hc,n Cwvg zs/ozltI 6so 08p' t6 -OJ q.oo [6* aE.@ tq.* kdurahqn KcrrvrPtd 23 Rro 2'4, Pl(lyr Clryrcrrrggrg 25. S Qtl)5 zb Kt^)s)J,lo 7T. kd'J)9, 4 L9 t 4 lazllr+ 28/alt+ Rtltt.rS.t{d,"tcrt€n l+,ut qtoc hfg \( \ a 1411 ( .rll;rf-il 5 r"ia l'i:u y*-i w +\ft )-'\\f,\ rN\ w.7w /L 1/f /, -W ::1|}',,'' ,a-J,)"\ utr\: /M\ -7-Hi /-.d6*'r --l 1.al I "1 .l I {: 4-' .*,."- *'--1 ta ft\\w!, fi.{rM} VJ r,),^ 210 1A-' a^ "\ trL (/L' adJ c9."' /o3lw oe /o>l+ eg.oo t6.oo 8,9, K.r" /){'#' --' 2_R I715i oV(o/r4 og,oo (c.u- Ov"A l{LU;X aafEfffi \E{I-t;}Z Catatan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 v / ^n 1zL' o4 iotlr+ D R^Lsi*.\. (0.* ogpo k A-' l6'* W oyt4 oE Q Rrrl 09 Jumfah Jam ?:L/oz/t+ s.s k \ I DAFTAR HADIR MAHASISWA PROGMM NERS SPESIAUS KEPERAWATAN MATERNITAS FIK UI DI WIIAYAH KER'A PUSKESMAS CIMANGGIS rc ?N 09,x;6&tq tt'/t F{r+,fuit. A \* 4tt It,;, t ':Y',f Catatan : Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 '\t Fakultas llmu Keperawatan Universitas lndonesia I pRoGRAM MAGr#EsRE$:ttHTiiiSiXllJiI$ DAN RESTDEN'T) FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN . U! KULTAH , ....84.r<nK RrTlo6t"'5; ) NAMA MATA M4rERFrtra< JUMLAH SKS NAMA . NPM 4'lb6tLzGb3 TEMPAT No RUANGAN JAM DATANG JAM PULANG 01'30 14.30 (k / oz /t4 26 /o3 /w 0:l.N t4-30 a; 07.h 11'30 4. zt / oz/t{ 67.so 14.b 0-. 5. 28,/ a3/14 07.3a t4 30 1 2. 3, 6. 7. 24./o?,/ t4 Geclung A L+.2 zona A 7s ol ,tA /t/+ oZ / o4 114 30 zo.zo oJ.3o 14.3e 13- 8. og /o4lt+ D7':o 14.30 9. o1 [ o4ltq D+.3 o \4.3D 10. aT /a41 07.3o 14.30 11. oa /o4l r+ o4-b 11.3s .1e 1 oaf r+ oT.30 t1'P lo4l q tlJo+ | t1 01.3b 12. 13. t TANGGAL 14. 14 lt Polrt(rnit< lebrdorpr 07,30 t4.30 tA;4 15. rs /o+ hq 0T'3o ls.oo 16. tb /04 /t4 07'3o ls. tV lct4lr+ oV 17. 18, 19. 20. tt lo4 lrq zz / o4 /tI 2s/o4 6q9 4 Lt.2 aqB lA ')o oo lg.o0 PARAF MAHASISWA Gb1 ,ll \\r ' 0r rh: (M 0-(D .r -l\rN W ,6 1 6t rtu (^, 0]. 3o 07.3o A t{.30 o"- n A n\*"1* J s'';o'+" /l- q rsq-44{ Mengetahui WakilDekan Pendidikan dan Kemahasiswaan Ketua Program Studi Magister dan Spesialis Keperawatan Yeni Rustina, PhD NtP. 195701 15 198003 2 002 Henny Permatasari,, M.Kep.Sp.Kep.Kom NtP 1 9671 002 199702 2 001 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 "$! o*,ffdn a-' O* M 4('*o ) /l- t+.h *) Dikumpulkan setiap 2 minggu praktik \ 0- o7'30 t6. 00 PARAF PEMBIMBING Fakultas llmu Keperawatan Universitas lndonesia ABSENSl PRAKTIK MAHASISWA PROGRAM MAGISTER DAN SPESIALIS (APLIKASI DAN RESIDENSI) FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN. UI . NAMA MATA KULIAH ....PKA<Tl.t.. , 4 JUMLAH SKS MUL NAMA ....[F].?tN sl trr*reRtrrras sl<s t4eRtAH 44cl6t 226L3 NPM ... TEMPAT ..ffgn .gp{o\tAr,l6uNKusu$,ro PARAF 24 /o1 / t4 G€e zEloq PEMBIMBING H.? a$o B /w I o+ /r4 2q104 lt4 ?b Salo4lq oz /o, /t4 0slo5 /14 IGp Lr. s ob loS /r+ 10. a7 /or /t4 oB /og / 14 lJ. ollos /t+ 12. tz / os 13. tg/os lt+ /t+ lq lor /A tc /os /ta 18. 19. ') Dikumpulkan setiap Z minggu praktik Mengetahui Wakil Dekan Pendidikan dan Kemahasiswaan Ketua Program Studi Magister dan Spesialis Keperawatan Yeni Rustina,Aplikasi PhD teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Hgnny Permatasarl,, M.Kep.Sp.Kep.Kom NtP. 19570115 198003 2 002 NIP 1 9671 002 199702 2 oo1 NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS Nama Residen . I ....Mu1rrenrft... NpM , .11?.b|1:Ij.g.g...?........ UNIT RAWAT JALAN AhiFtas Jml AntenatalCare 1 =-rengkajian t 2 WawanEE_-- 3 Pernedksaan-.---..- f 4 Fisilr 5 umurn 6 khusus 7 b4,u?rF'tt Tempat -Igltlg LrcrrHlDK rqrd Ny. L i,o;3Al NY, Y Ny- 8,,s 17,< I NV. NV. t3 l4 t5 l7 t8 'fz n 21 -) . + = memuast"n, U"t"tut 0 = belum memuaskan: qrcTfl' ,,h,8 Uts'g i& ,5(t fto a+6l]n C Pes 'Yg'r> 15 Sjqr? n 27-28 na o2Pl4o d l7-38r'p.Bcc 5.YtAt t 9-la* H r" t/q 1\ ft "lg'17 t,/g,ll NV, v Ny's ..""Pl"&.t! -v NV'C Ny.R 25 ir-rgilg,e Ee i4Pz Ar H i/ot It 3(-?c h<rr' 62 ?a h- t-/gl,u ]l 33 - g-n* Ny Pot, t ? l$dooo j$tr*. fiFntr., . tt .' (l .j' I i h rena'"" Fli Dr-'f e^u^i f YK f4rdct"' T Fli fetraoe, 2?,Ao l3(-?r lFla '"/g'l Drlt frLt^^^ 9l Po4o nrlg ?E -3qnqori "/g Fli leheno 73.14pOH ,r/g rB o2 ?t Ao NY.eu 21 ,%,v NV. M n,t araf Kernahiran Crbtnonq W'tt hli l@bdom, ryt7 El t€bdasr Ny.N Ny,t(' m 6Z t J*'.t7 bhr$rhnon W'rt fuli kdr.tr.'n f5A, tl 3r -7rmq9 tt/g,s 6t Po Ao- ,,/q ,13 pEe Nv. 19 t 'ry.J Ny. y qn q 99 vz At tYg'fi H 37:38 o r{t b o5 z^o H1 4beEfr lYg'g .FAO Ny.1 t6 i... H 4&-zqktr' l.ry -E N9.A CA mrni PoAo oZ Pt Ao M NY.K H Hotern per NY.U- l2 g 18-j9 bt R NVv 7f^'rtuI .l loflO I 11 AoN tlY r /to I 10 'EB Dx Medis 6slz NyR ry_1I panggul arollum Klien '"/g/tz 64?z*t-I- rzlglg l?- 39 gc zx bli hebrtr.*' ?* gilno.l # "rll;; 6-: ait 0cli ltebr&n " bff l<er,r*rn, I m{l Let r.t,* bli lq$d",r,, blt lrebrthq rh t.,0, + ket'r.t J TTT_ Flt [eb6rn, po(r kebdnr loli l-ebtdrnr Ft; tebrf'm 't, ful; ltfrtuAn 7t-tqp'u* /9lo ph ror*rs bz?r4oH 5lLpt /+a l+ 36-}} lr*r-* tLlglry Foli X6,n6o, sesuai dengan prosedu "nru-l["Vtegiatan B"r";;;;;;:;il-rgut,,l.giatan uou petunjuk ternrris iesuai d,r:ngan prosedur atau petunjuk tertulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 w ,.t i i NtrRS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS r llstr RAWAr JALAN Aktifrtas Jml Klien 26 }ry.9 st yoflo 27 PZ PIAO AntenatalCare Ny.ru 30 NY'N ryfzAo 31 Ny.Y u 35 36 NY.D b2- f1afte 11 38-3q rcr- r" 46 47 48 49 bU tt/qh> Ny-s ?L&o l7z 3>&q ls/qlD *rrfto tclqlD H 3z-gs eserv NY. T NY.t' q, 45 /rt 6L?t v 4o 3 L8-zc H C@dl OPrao H- lb/ql,t ??-?8 e{e rr lt77-zn ?z aou e ta lqlB 6l PO*o.H l44s + pp Ny.w 9L-4w@ sF io rl H zL-Alno4t Nys tryN bL (l 4o hv.P l.ly. s la$fu tt/sAt 9L:H nr.p. tl a.lernr pa ez ?t+t 7 'n. liI....t!i 'r.-t', Ffi tsracrpo I, Pli F$dqrno t€Hdqrn trft l$t&,rnn Pl ldtdarr t+ I ;; tdrthp i,Aqit' + <4. .-*-=. j| .e F.rr i ft8fn,.,tnog ti. fi. !r I-_...-..*.". I s.$*i.hv it c l--Y=: M le6*u 7fqlv frL ladldrrno tTlgltt 34-3i lasae Ff\ k$rcbnon tl PotFro {l 9zzt gail}lo Tlehz hh t4.fdrlru ,it --: I ^or:oui) - Joo or' s-,rn I I ') ; L- trli l.er#rrn pli bldcwl Poli s u"-*,4{it+ i HfPrn* H at-0z-to t7 lq ln plr fdtdan C* .le 4o rr qq.ir'aard' tiltltv Fh t'6rhnn Cu-fr Ao $ w I + Pfi ltdd{D lglB trtli kAirtn'.,' 17lzht Ioo-I;. 1-Iu foltttOmrcu pli . L f reh"dfton t'[qlB Fll bttunn bhlv P[ lsrdorer bL?aq? 6r,P l4D ti Nv.E Paraf Saksi tlqlv Mt lr$&rpr tr1 Ll -4.9 n'aio tVqrty lv'e t\y.9 te[afiy l.l !?-3n rDdr bL?.hoH l.ry -D lVqle 4t-94 V,kA. 6lasa 'j plr Ny.t NY.e 44 1,, Ny.r,r 38 43 gori Taraf Kemahinn') *29-a^$&, rrhlo bh lrebdc,rn ;s P440 b/q ?l ,7 -ta is Az p[ rorAm al PoAo 421 tt/q tlj Nv,I 4A /. hPa" NY'P Tempat 6n ?h Fb&rnr *o 37 39 H- sZ ?r ,tls H )) tn-aa 33 t 29jgnqs NV.g J. ', ,6 H NY'r< 29 r Tgl 4t'A9 Mfr' e>Pt Ao l+ tt ma 28 t Dx Medis -t = memuaskan: Melakr*an langkah/kegiatan s:sll1 dengan prosedur atau petunjuk o = belqm memuaskan: Belum ti"r"rt"ii" Aplikasi teori ..., r"ngurvr"gi"iun Mulhaeriah, FIKJ.ruuii.ngun UI, 2014 prosedur nu6 -'--'---'- terturis atau petunjuk terturis ! e"ri?::l xil: #For*y3IA Nama Residen N MArE RN rrAs l1-ql.t+sr*p UNIT RAWAT JALAN Aktifitas Jml nnenatd Care Klien ry, 51 52 _tV'o -s 54 ^ry NY't,r 58 NY. Ot 66 67 .69 72 73 ' * i,ly. ,e/gle 6-t{#^\ b[ ltolthr Brr:r par+o [l 4t nnonu t4ilz glglv Ml k$,6rhn . *'j2-, --- rt'+--Tql FFltf*r... dr lroA,l^* Jvr ryrwtF{t rolt !. ,.:i UOnUn +tf bhlrz ) i &l fdcarp, -..- i* / f{o,ro ]T; Flr ltgl6qph Pt,4ol- 2o/c/rs mrnmol lpon faz&* e3lzar n@ >"/g /s --_ _gsc 1 x fut, l<il&mn pl,q;-6S2 zoh/B -41 ma r ^r^-&li te5i6*n, Co btPdAod ulsle _Knq r um Poh Keh.L*, ;3 72,+o- z,'/qls 3E rhn+ legr &ll febr.Llrp ;4 Pzar * 2R ttnq Qlcr, uls/B ryfi F6i&nan Ny. E N/-r 91 l t .f,t.', 37'41 j4azw tj 3 {;llTr ; tefurti'o' uhlB Fft rar*, -@tt +rrga 4qlo ftli rsrtrnr F3 p1 4$ ZE-2q +r'oa blqln Fal' [S'Oa tz ry.r N/R i)" 6z ?t *i N/H 75 '' "-'--* 4i4 telllV Plf tt$rfmn e,+FTF-' Ls pz ttf'"** N't. sr = memuaskan- tr,r-r^r---r- tqca-; ':Aopa^, '.i"liLi:,9.. -' i,i :-_.-+_____J+-._ Ph [d4dow 6z?t4o reFu tB*e rx tTe lry [6,itr'o, 9> TYLAO tt/e/B E[ ,8-39 Alcw L' 74 I l'+ f,- e_2il Ntr ) nop- NY.I L Paraf Saksi Mt btootnn !v.a N^/. 68 71 H tty- g Taral Kem:hiranl FeotoaH ft aa H-ilrrnn*l tl blv klt krnrch,,.. br ?oA? H ol+mr lere, lvgl,z Pli o.pi,#^. 6tyzh H >4-rg P4 bl*hz 64 65 rcrtt lilqln Flt b'drnn 9:ks-r' trlglv _14' tS,'uopn Et pi r$, Vtgti ,8rv9t fu Fh lc,$r&rnn 4t-tz lQ Ny3 try .M b.l 70 ilY'e IY.w 51 tt/9lV ffiF 6e NY' jul 60 d TempA EAr 3?-3t mcrer tTlvltz NY.N 59 fo 40 Tgl &?P tttgl,v ryt 56 NY.D 57 ro, L 53 55 Ox meOls =fsa# _-_---. '-\ " '--' (&n*:; f/ "'; ;-; ;"11' r,?;; IF:--+-'+_ I ;=trHffi '"Xi:tg:il,x*:iff trrtrffifr *:r#g:"J"",tJ":fi ;:::3.*l?x'xl**,erhr,is Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS rranCen NamaResiden .- MuLtrqgRr&tl NPM , a99.t.??99\ UNIT RAWAT JALAN Aklifitas Jml Keluarga Klien 1 Berencana 2 t J 4 7 10 2 f.ry, g t 4of 1t rD *t rn Ao4 tt P3 rto't ftt)/i r| -tuo *o+ ?t.h,n 4t.l rl\ .?1 WHH tn6rfrq-l POmrr 5 N/.t^,, lnGftlttr 4 5 6 7 o (, v 10 I try.r Ny. Fl HY' t 1.,\/.7 fgl,, bli t6/elB lt$6nan Kt9.la r t ! '. I i I KCt L-trra. t-Jfilfla; r r Iuft0elhnrO 6,l,\]T^f, ' flelt V4davw'- Rqporrrr' rL'rr-^gDtoqFn i t--*- ,t9.rD Cr&nonq tolsht loliK$rdqnol tYtltt lslsle i i ..i lilD;^ plikehdaron I I i- f rq(l^o9h te/els blt tt$t&flqr) -iu ! Nn. 4 nnenornr$n ulsltt Pfi Qtonq u.hr' ulslB trebt&nqo po)i l{ebrd,rnr '..J L_+L'th 5,ir',q,t " ,, ".. l:t ." r[.J!_i " --- I r blr lt$r&rnn umq qtn' lol"tlw hli [elridc,nc' Fl9o Bo;filrri t+blv bit lte{'r.hnon F$oqApup rftyln E/r treb'ohn*' {-f i; -t .l f ) .:{'*; - -*q{q ,ti,^'!'!,v T-\;;1 J tr' +=memuaskartMe _;:ffimffi l {i n:t fl ltle Poll-tldrdoffi nCrhrr:rr plr F€&bnc, tlbht tt/glrt Mtorno Wvt' .: ,".- S1LD obrncrrq OUnu u'lei . 1.. rcttr6ffi l6(otln iSial13 t{pno '.ry rt plt[eb'dqn )* Ftilq erlhnur I .-(u*t Il 'l' I rT[iit i,j 1 jl-.-- bli tteb&p fttl!ry p/i Kdr&nar ?i t ;-'-1"yJ poli k$trno (b{crr/ttg t\/g hg U^cn ..i + tufglry tqlgl ii Febr'&mn f'ln. Ny'L I (LAot trlylrt blt ltesfrynn 13 -ffic^t tndrdu}Fs tty.y i+ ellge! P,tl; Fffi* t-'-_q**- lv Flr Febr&nq pr NY,L Ny3 lg Paraf Saksi foli- Kebtdcrnqr lKt'tP obnonq tt r>/glD filft Taraf Kprnehiran'l tr/slv rqslu 4 2 Tempat 40+ NYr w.R Tgl tUD Pl *o'l 3 3 ') T I 1 T Pr f.w Y NY.U tnlerunas ] ; Ny.,P NY.T Ny,s 9 _f Pt NY.R U E NY.I NV. -_---7_ Glnekologi l'a r+O luD Ny,s 6 Irtls€uatt t y.s NY..D c ux i'ledis rffi ffi:".,,:i#g:1T,,J:"H:i*31*1"#xL"r*tern:,is 4 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 OTEDIALID I\EPbHAWATAN MATERNITAS CA RGET} lIEF\r) Nama . Residen AHtfitas Jml Pertolongan I P;;rtus- I I ,..hH\hL-t$$. Klien Ny an N!. Ro I I 10 1l 12 19 20 ,.. }l za 22 73 24 25 ur<R!D- -9$ooe !4( KSqt- il 28-2qw 5'19 El?O4D - Obrnano t\stlg vt\ V.a NY.tl Nyr $v.q Ny.€ NY.T lh/. R N/. 9, NY.'J Nye NYe -',te t4 b'L rl lcpn $ dern ^o lfi--u'a- F' tl.k";it% ret7 TC z6 f €13 bt ?l{\l zat Sahu qrvrrl' 'A 19 b5 fLlrc ftafcnYt 0,trM bL Pl+o- hqto b\ Fpp !'L /w tl qp-2o.., 3E ?L 3t l+ 94D^ofta Bq ?TT *kt?K rir ?66 Ny.g l8a.ltrrr ra'r ttg fl,," i., _'r t,r :.,-_.. , tzJr{ D . a vltl\rl f 4'tl VK 1. | -<F:=._ / - :: t) t . t--r , o.,ii.,.,- ; , '- I ll'!l!t1l V"#'ds{r O \ I KJUD c(5lno^q v r r\rr r/ -!6mon9 -' 1g - * t"to*** @1"i:::lii-d":gan ru'gr,r,n belum,memuaskan: Belum melakukin prosedur atau petuqiuk ternrris pnosedur arair pehi,ijuk teruris ei;i"rJ":;;i;"g* Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 L ,t:r.t'-"' rbrn0nq vt_gft? . .., \ .Fs{[ otbrn0}tq . lr o4;fu&r,1' 1l CrAtytonu -qtmqnq VF KJNTD cttirnoftg vF tal\rP 't-, r( t{,'' _c{btntrl9 ztn 10 l, r.l-i-.. RS VK FSTTP- WFf 1 i.- -:,+;.-:.'*' ','-, Pq -4"S8 y1t-99@- tts Irll, I sbrno H\s #(B 40 |'il lltrl/ rK r, qqrl PB rA twy) wCt M httlnl LY, fto ki Q$ \;- \ /ANJ 'nq 6',r, 'b1 ll ue W ^4r wq lot p0 hO qq-qorrw W o W ffo'ty 4I KrrD- Prhtnrfio ft\e r4d n tl'4t-42 4t vF vfill: w.ffi,i,) , I t ,;-'1, I - , r-I- rtbtrunq l*-s1e/pro vt L t4( KJ\ID c+ b5 , RFD_ n rAr nnAl\ 6b 6\g {tqfsin kP To t7 tiz P1P7 f:l--{;=--)-'"r^-i.' ' . ':., /'- &brnon9 K I l,Llr,lun^J J '.r *\ v-;- _b&0tbrnong KAlf Cqni lffi-- ';{,-" --' f\ FS"t{, @t(on6 tt a+€rm Paraf -..%_ _4bmorg (5 w-T fi qerm^o. 'w;9t7 NY.L 41 Ilt %K.F,tsCI. ?-t3 ^H atqn e/+ : Kemahirad' 2At Ac, b9a At tir{€fin 6, (L,rc m/.ro 18 rt Ny'5 NY.N Tanf Tempat lz rrq €"t 61?06 ,1 17 tt v5. fty. 2 NYE 16 Tgl fl 'atefivl 6"rg tr'E-7rttNy,it-n h'q:fqm ti\g Lt7 n M- ,ft,8 NY.9u ll qlqrrree IJ t5 NpM , .rlg6.13*l 8;n;ao- Ny.trl 4 7 Dx Medis N)l.ur NY.as b .. R BERSALIN 3 5 r3t t t NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS CATAT Nama Residen ' ...JYr.l!{1lFf.4.tl..-...... NpM , .1L991?!991..... UNIT EMERGENSUKAMAR BERSALIN Aktilitas Dr lledis lnisial Jml Tgl Tempat Tt,s rF$P eunuE vK Feup Klien Pertolongan 26 w.M Partus 27 NY.L 28 29 30 Fc &,.'nh G\ o l\o H NYK Ny. s t'rr (w h+t & NV'N (D2- Nry.4 $/.7 35 v tly.S NY. N T7 I.IY Y 38 NY.N 3g NY. 41 42 43 I $1. u NYR Nryg NY'p 44 trv,a 45 NYP .{6 47 48 49 50 t| titqrt 63 b,> qo NV. N NY'P Nry.f |ry. N NV.r,' K'V ftl'a *'rt {'r" T'rj ttcrt il {l'1g 6S 4\z cL 7t pro h--e Itnn 6,1 t(oao l+aleri tTil 36 40 ( I /16 Ffin ll n, ?44 NY.Y |ry. 'ttu l,lot n tets brP4 A-o Fer{dr llfiL 32 34 nr DTltl 6'?- 31 33 ') cle ?9 hD I f'ottrn 6- 16 ft {t a jm tlgF tozgLllO n-qbur Frsl 691ttll F,itqr *,r, 4'r, ?z no 4ruqq eora. /Io qlcm tDr to7 6?=f l rno'l+ gEong 6afl ff 42- Ar9 6' ) (zAo c^ Kfu 5S?A f'e Sr, *,It Jil'i, ji 'tt r# 1, t1g QZt KM F-$^9 Crbt;iot8 utc. t4w crbrnong ,',:Lt . :lrl - - T W;WJ uq.FstD clDtnong VIC KS\IP -e-rbtnst9 t'hftffifq UF T(l\T? Crbtno49 vF tq'q9 Ctbmo?ot vF F&rg Qrfrrb0q % / .f-- YF FS\P QbtnonD vF F1, - vlMl'. - .t lcsuy "fu''.;ffifr crbnmrt VP Ks\tY ( tlb rnctrQ F r$ry C,rbmonq .\.. 'r - ( 2 vF Fsuy Crbturot'O vF FSUP 951n6hg tlffi.'s &3tl v vF I rQ$14ohQ vF F{al9 qStnotD (', ' t/F Ft\{u crbrnoh9 bz-rl fro n DStv Qz -4tW Y'- EE TLA'l *aRflVl crbtn0hq vK Eu \g ']9 orrr:s;r -*t19 bi) fz-w aFm I Criraog vF KSqy tthf;{Hlu Yt,s -Ir.rbrHR; t''tv TTTTF (, tl a'ltfin lfl bt tL& lc v Paral Saksi Taraf Kemahiran') . t/E b,t 'lry ,r.+- PSU9 ctt\lillo vL t-3uv Ctbmrh) 04,.fu4t9. / + = memuaskaru Melakukan langkaVkegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis 6 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 N Nama ERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGALAMAN KLINIK (TARGET) Residen . r ...!'g!t-t44ryt NpM , ..!?.1.1.??Q9? UNIT EMERGENSI/KAMAR BERSALIN Aktifitas Jml lnisial Dr Medis Tgl Tanl Tempat Klien 6J.r{y. zM oi, o4rln 4rN9.vI Befge.r el",hy I Wu sc ott kL WL 9L a. 9lplB t[<RJw qbrrna I3SC +rrhor. 91,4,g *Rltrp clhrDg wlL >c 4, bgc 4x tollzlv DF Perawalan 1 Bay! Baru lahir 2 Di OK 3 h/nry 4 W nV.a Dy'|ly E B9 N9' 5 6 K WL lets.r WL SL L++4) By.N\r.9 gvv 9L l.ry. M v5v'Lrro 2 NV' H $?-qt^o i qb.'r!@!nlt 3 n{Y, g bbY2-AD lL 4 NY 5 NY. T UL(t l.l . 4 6 hV'f"t 5t W^t Irnl'da trit"( f'ry. N Gl Poi'o $ q nq9 ntg€rb 7 Kemahiran'l Lfa I I Abtrou, . Pardf Saksi Za, OK RJ\ID nAnnTta L-4:a; + d(KuDcrhnuf ;.1 Ir f,,i J--:\,i:-,/ ;l=. i-'( l(tqp chl'o olvlv )tr Ksu0 0bn lolvlv )lc R9gutno - -lK," ".;i,-. ., i ji.f, 10 t1 12 Peraratan Abortus 1 7 3 I 10 1t 12 13 BI NY. R Ny.l+ NY'F Ny,f ilnagryt nrM aL.rnn 'oL tro mrrqq ^C) froq, '*lrt #ln *4' T4z W,z bA tnnrm 62Ft40 tl lz'13'{q.ft oft (zAt l+ tt-tzfvqPt b lVz at Y3"> (96t. 1i t4 Yv ntB $<nr u NV.T ,{on?1 NY,L b2-YOt+l lzntlr 9o Ba l+ RSUD '',tJ l.!'- crBthol0 YK BSUD Obrharg .* It $-/tt _:l_ t Iz/t) .l i-,." '-'.4't vs vlv E\uP-. hbrnonA \4( FSUD hl,D1dtta,1 CrbrflOnO gs\JP vts' Crtrnonb y(( rtu, ClbrtanQ fi'te -iE-Kfit'C,rbnono qt ,# r,, wr2l.gvnfr&t lSr f,_zpr,4o QzYrAr VK VK' FS\,{? I rhrnf) nq 'Kf*LD" \,lIc .-.:] t / q- l -ffiI- j.- :ti.;r.i!i R$it r; iLt'i'bj,ta _J!l! arhrnnnor trE RSqD a,hr/6nq IK KUP cthnonq VF KIUP Crhrncnq, t I ') -+: memuaskan: Melakukan langkatrlkegiatan scsuai dengan prosedur atau petiniuk ternrlis o = bclurn merruaskan: Bclum melakukan langkah/kegi"tl s"ruui dengan prosedw -\ Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 atau petunjuk ternrlis " NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS I Nama Rdsiden t ..M4.Vlfffitft1l, NpM . .t!A.gl7?06> UNIT RAWAT INAP Akttfitas 'i + : mcrnuaskan: Merakukan langkah/kegi"on 0: beh:rn memuaskan: Belum -;"t'litl*ek"b/k"gi.tin-ri*"ii.ngur, ::yi dengan pTosedur atau petuhiuk terturis . prosedur atau petuqjuk terturis .8 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS ) ,....Vy.*ffifr. Nama Residen NpM ,..!1199.1.??g.gy_ UNIT RAWAT INAP Aldifitas Jml lnisial iledis Dx Tgl Tempat Saksi Taraf Klien Perandan 11 Poslnatd 12 IJ l4 IJ 16 17 l8 19 20 Peraur&r 1 PeSC 2 3 ?44 bry.E _ ry.M YI,M VefgLt Ny. e NY -E ( t "ahAt %At/,s mfi& Ctburotro Wglr*, rrtob ?-.i,r0qh dftt TIFIB K.rdepb n>L Y24o Tlolo BSC rv R.hqqh VW firro" lo/o!s g{'* Qt*tt* K.il€lDrit' ?? TC PZ4,o -vrhlr loltolv Gaoldl tt Mel.h= ?r*oe wso 8 NY's fr 5c 6ofrl' fl/to/rg lorduafi K f'.tdqli PHm-fu tt|o lt7 R.hiqeh' I Masalah 2 Ginekohgi 3 4 5 Ny.3 cp li'#trJd Mrorm NY. H Krgta orortn r.ry 'Y ltrutq ulari fr ,,r s_b :-:;.:):: ,.-) ' :.-- ;: .- Nys laefo tt€# K f,,lqq{i *4g V { -- - ...-_ -:'--tf ';t:ii-I- ) _( xt - i' {nsi:r'x t,u \-- .... ,'., (.[iqc.4i K (\nqci' M C '; r'.:1 { R.[/€lorf,' R'$a opnm f% t,: :T 'rir: 'uetofi NY.U I -Vr uqqh "/lohv K rfii !*tn NY'4t 1 :,+ ll-ffi tofplv R. Melqh |ry'T n I 4aqal 7 Nv. A 'r,. t,,l,,ii-:._,,- Msgtt 4aQol rrrhtd rsc rr e T L mfl6frbt fl(hot rfio[v r(Elg[iqd1 ?tc .T;= Melcsctbtffiq sca Lh ' "tulg 4o+tq 6-Fn ,Plato FY-Am NV'P l€tttLl M Qbt61P1 zEhfB Wrto+ ' L+ntL I cr.[itnotO e, 40 v2- li€lafl c$tnonq Tt;iv mqn* E ?4Ao 'Vt\oL (mffi Cr[$6nq V/r,lv Mer4t' eVp NY. R NYR Perarabn : NY.L n r-!bmo[9 trcfati \, I+DK NY.g NY. t$l'tl %,13 rsl, 40e 0. neo (i nLl^( m,, 5 t0 0 B. NYP 9 *: elgu Pl -.,----..*.-r:-:- MElqh Ytu Dt€t.fn tmr bA2 L NY.N 4 6 ) Kem_afrir_4q) .l ttt v NY.S NY Paraf I -I -7 ..-.-L, --JI memuaskan: Merakutan rangkah/keliatanrryli dengan prosedur atau peru4iuk tcrturis betum memuaskan: Belum ielakutln langkah/kegiaianirruio""g"o prosedur arau petunjuk ternrlis 9 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 N ERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS Nama Residen - rrnFCrn grll{!fiss141-1 . 41O'"'1+2-Zt e 3 U!'llT RAWAT tNAp i I I ') + = rlsm':qkan: Merakukan de-ngan irosedur atau petunjuk 0: bblum memuaskan: Bclumlangkah/k.giuHn terturis -rirr ilkd;h"gkalr,&egiaian J":;;i;"g"n prosedur arau petunjuk tertulis t0 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 NERS SPESIALIS KEPE-RAWATAN MATERNITAS Nama Residen ' ......85t nf*J.ttt r ... NpM , ....Ll.gg.l.zjje: enauriH '' 1= T".ru^kan: 0 = hrum Merakukan rangkahrkeei?tan sesrrai .r--^^_ _-, ^.*u*k ,"- n"r"* petuqjuk rernrris ,iJ;1ffi;lfffir$f#:"::'":T:::u engan prosedur atau petunjuk temrlis t2 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 N qRS SpEStALtS KEPERAWATAN MATERNTTAS qATATAN PENGATAMAN KLtNtK {T.ARGET) Nama Residen : MultfffirA* NpM z 4464zz6Cz I.AIN - LAIN Aktifitas 6bntt'iMad Jml Klien !y, 4 L NVM 1s4. R trv. Ag(l<nSt 2 ru@qte $q1hb F l.Ar, S NU, L D,U .N 1 Ntl.A *49'W \yF z FJy V 'Dx. Medis W3c|'vaL @ ?oftsctB4.&t Rrtgcttz a..ac \h iLdl e.ffc )z (r Ao /i';l^ Tgl Tempat SVttt at9,awl 0V^B ?E;7,f3# ') L zdplrr tfl<fJ9D Chr ?a.-a^ ER . .'4.\ 1 :-,r1- (1\Y h, ,€: D.fic,( .) frttv ,'+,,, Attv ,\D l1 i'o ttg tl A-'/.i tx(dv ?R'-3q k& H(r,4 6l Paraf Saksi ,+ ---+ /- /1l.il'i, i " . t--( , (lr at#ts J5(2a1Nua 74roln a,?{,"cl'ni, Taraf Kemahiranfi.r 'b trz Le VFr.ffi2, lrt- r.:i._: 4r.d 4\UTft r', p&,ns..q. 1. ;*.,* Hl\T *) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis = 0 = belum memuapkan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 tl.' 4FT;/ , petunjuk tertulis \, lf,r,i.-lt .r ,( . NqRS SpEStALtS KEPERAWATAN MATERNITAS qATATAN PENGALAMAN KLINIK (TARGET) Nama Residen : Mulha Klqh NPM : lto6r ZL66z *) + memuaskan: vielakukan = langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petuhjrik tertulis 0 = belum memuaqkan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 N FRS SPES|AL|SKE PERAWATAN IVIATERN |TAS CATATAN PENGATAMAN KLINIK (TARGET} i'dmma Residen : MulharFtch NPM : [to6l2268z *) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis = 0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 N FRS SPESTALTSKEPERAWATAN MATERN |TAS CATATAN PENGATAMAN KilNtK (TARGET) Nama Residen : Mtrlhaenqh Aktifitas Jml Perawatan BBI normal 43 M 45 46 47 48 49 50 Klien Dx. Medis tr1.N9 P Br.NY 4 uu.N9 l') tsq'W b, r'tY 0 t ag r.D I'l : NPM 6rc4<1v',1* Tgl lzzL$ Taraf Kemahiran*l r5 Wofttull( p tt}l( g;o{dm.t Nr t0 Klo{qt Tempat ll06 044t, Btst,ckrm,rrw ob/blry Ar nit v-t! Kr tlhtnU Y b'l .r..$ u 861ci#4llr'$tr Wuls &t a{q'lt{'tt oVNw 8q 'sD A 6bL@4-91tt bVtv{6 v%ftl#/fra "c\it Saksi )t 'buV,KiKtq VK FSt r 16l Paraf \! l-J ,/ !i\ D\Ss i tQJ jn \ ')\* tr FOCUS OF INTEREST *) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan sesuai = dengan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 prosedur atau petunjuk tertulis 0 = belum memualkan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis PMKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGATAMAN KLINIK {TARGET} Nama Mahasiswa : Mulhaeriah NPM:110622663 I.'NIT RAWAT JATAN Aktifitas Jml Antenatal 1 Care 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 L2 L3 Klien Dx. Medis Nytr cJiF],!^2E Ny. s NY.D iz ?,Hgz'Am r^u Tgl Tempat Taraf Kemahiran*l Paraf Saksi ''/4'tf fA*lnr" tq/+iq IUllKUnilc Itohdarorl \M,, i,Podq'xwp tfl4'$ Ny.4 NV. L NY. R NY,A try -A tty. 0 NY,N t{y. A f.|/. D w.E t4 NY's 15 NV. ru 64 ?&2 E^dc<Ptrrll,<' r6/4't+ 6rlo6 t * 5/4',i e W\p gdJdmini ,. tt- b38i?',T,'fq rSty /t< 6zlB.^4.r tlz 6/+ i vlhAa T+ aR fr,^h^t tflt/w 61 tT/+'tt 62 ?IWXL;g]9 tt/4 i1 at Ye n 5l'5L t[4'tt1 7t H ,6;29 Ittr i orAJ macr IIT-lr tW fi r+mg hrtlYrd lrlfn Q' eo it Wq'tq it lt^tlgjH,sy W+1t 4tTfr . Eqt +{c't4 xlAgJnw Lr/q'r1 \tt/. 1 ilP. tmini 1958t210 l9lll I Bd$4P+Bt .-l ,7 L6 T7 18 19 20 2I 22 23 24 25 26 27 28 29 30 *) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis = 0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 e PRAKTIK RESI DENSI KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGA1AMAN KLINIK (TARGET} NPM:1106122563 : Mulhaeriah Nama Mahasiswa UNIT RAWAT JATAN Tempat Tgl Dx. Medis Jml Klien Keluarga Berencana L Ny'r. h 2 NY. M ?, tutI v-Iqt trl4 lh 3 NII J ?r 6tJC IttD t- Ftrti lcebd-r ftl1 po$+ rtt? Paraf Taraf Kemahiran*) Aktifitas Saksi a^ Y+/4 BIti,2inl 4 5 6 7 8 9 10 lnfertilitas l.ry. s n&hl'{asJeK 3 NY. L NY.F tnfir{rhei trStlrlar 4 NY.S tnftrtrltar L 2 r Itl'+ tr/q Rtf rdda/n' rs/q H; r4rdurr" t6/1 F( n$&n* Ur 1 Poli F$,&rp q Fdr K€6ldq' A Krt.r llist- raAS' Srgt$l iu" 5 Masalah Ginekolosi 1 NY's 2 NV 3 NV. Flsta ovqrw h.qtacryretnu IJ $if Cqgldrng V |\l0l< Nrl .Y 4 Fl$q 6 NnI 7 f{Y-t ?a Kfts qdo lslA.'w 8 9 10 NV.T NV. R fie{nocFrrr ls/a't t1 NV .T- Flqp enddnq L2 NV. Cordrlonnq D. N t*/q 1q {bvr alo.r t9h'v Neltc AMKob rr NlP.1966l 051tuw.lt '14 NY.9 NV ri t4/+'B t1lc'tq 5 ctvc.n lllsrt E'tg l, il+ 1 -) , tl ;1"{"tNID tg6 ilGtgsgozot ls/+'tq ,%'r+ lfi-/4'l gkah/kegiatansesuaidenganprosedurataupetunjuktertulis prosedur atau 0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan petunjuk tertulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 PRAKTIK RESIDENSI KEPEMWATAN MATERNITAS CATATAN PENGALAMAN KLINIK {TARGET} Nama Mahasiswa : Mulhaeriah UNIT EMERG NPM:110622653 BERSALIN *) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis = 0 = belum memuaskan: Belum rnelakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 PRAKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGALAMAN KLINIK (TARGET) Nama Mahasiswa : Mulhaeriah NPM: tt06t1266g UNIT RAWAT INAP Aktifitas Jml Perawatan 7 Komplikasi 2 Antenatal 3 Klien NYT NY'U NV. N 4 wY. P Dx. Medis 32:jt rorifoB 6, ?z 4o 6z ?, 3t 4o ]I -zt or Po *o tl ?4.it oe$ t9 -sa 6Dt\t r+ hrnku Tef '1\t >t, T'lq 25- r an ll.a t Tempat c9 4 Lf.l Zonq Taraf Kemahiran*l Paraf Saksi B *\'i ^6v fK 5 6 7 8 9 10 77 L2 13 t4 1.5 *) + memu"tt"n' = tt't"t"Itiligkah/kegiatan t =;Ti;frJlT;il.:t"' Belum 'i"r.rur-ln sesuai dengan prosedur atau petunjuk terturis rlru"i dengan prosedur atau tanekah/kesirt'.n Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 olli*.S PRAKTI K RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGALAMAN KTINIK (TARGET) Nama Mahasiswa : Mulhaeriah NPM :1100122663 LAIN. TAIN *) + = memuttGniltl*"nltnekah/kegiatan t =ffJ;ilJl?;il:'"' Belum ;J;riffi sesuai dengan prosedur atau petunjuk terturis rangkarT'kegi"t'.n ,lru"i dengan prosedur atau Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 PRAI$IK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS CATATAN PENGATAMAN KLINIK (TARGET} Itama Mahasiswa : Mulhaeriah NPM:110522563 UNIT RAWAT INAP Aktifitas Jml kra*atan 1 Postnatal 2 3 4 Dx. Medis 'r 4i ?Eg *l Yo!.te ?.fud, fal 4^'tq YllI !,!!" ?o't4 Y|AA T NYF NV. f t]v. Ny tt wt9 Tnnli ary(n FPt dtsoai rr. laft .lr ,l-2a NTE NV. E Ny.s try, L NV.v Wtt Sc ai t& .<= L3 It iafn H.?iil 10 77 12 13 L4 15 36 NY. Al.pB DftSC Jt. La. tQ ' LtS+ gaai lltl F NVA NY.D NYN Nr/. R NY't- t!' NV. T NV,N NY, P t.ry. s 2A NV. A 27 ?? z3 NY 18 v*:*gr,E\1;, w;*CtL Y6 t?1,nv^L wfi Taraf Kemahiran*) Paraf Saksi wt) ul,t 't^AA-? ,)W \ s \ #,'t+ ?-'t4 6 7 8 g 'wtqL aLtuFo i nA-1a Ntu Tempat Tsl 5 t7 jt Klien Z't4 2"* 4'.+ 'rq ,- '4Ao ?6ac e 'l+ Jl^ t Va ltAO YolTtc i,sfvQihl(ulcf 2tA f!rq6 ?ot! 5-c t14 rri 9E,, {-asclr lL 2 fto l'4rlr)g rl fh-l ios( l rC Pr Ao Pc6{- 3e 'ci, lt,'to'ltrom r Ao ll)tt cll ?tO lr|nan ltt4 \ N ':: l_yb H.'n ffi'r+ #hq hr4o 0'. ,lq ' lef,0Dt|rJtrscrl ltffavgr ft€ {3 4t PP \pnl6, 0]_ lerr.r l\;l^'t^a l \q ,rt 25 *] .p- ) t3 \4 -K?O 6 ion^ 4-'.q KT[$^rr# H,'+ 4t rc$Sc.Su td)eilH lhafrr %"+ f 2; +' ;tiemui-=kan: l'lelakilkan lar4hahlkegiatar: spsrrai dengan prosedur atau pefunjuk tertulis il - i'ipliim rn':i-nr,'i3gf;n: Bslurn ntplakrrl<an langkah/kegiatan sesr:ai dengan prosedur atau petunjrrk tertulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 PROGRAM NERS SPESIAUS KEPERAWATA]I MATERNITAS FIK UI PENGATAMAN KTINIK KEPE RAWATAN MATERN]TAs BERBASIS KOMUNITAS NamaMahasiswa:Mulhaeriah NPM:1105122663 Puskesmas: Cimanggis UNIT RAWATJAIAN r PO Ao H7t'4 Az?oar dzL 9?240 da-a *) + memuaskan: Melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis = 0 = belum memuaskan: Belum melakukan langkah/kegiatan sesuai dengan prosedur atau petunjuk tertulis Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 UNIT KAMAR BERSATIN DAN RAWAT INAP Aktifitas Perawatan kasus intranatal normal Perawatan postpartum normal Jml Klien Dx. Medis Tgl Tempat Taraf Kemahiran*l Paraf Taraf Kemahiran*l Paraf Saksl 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Perawatan bayi baru lahir normal L 2 3 4 5 KEPE RAWATAN KELUARGA DAIAM KONTEIG MATERNTTAS Aktifitas Jml Klien Askep L NY. keluarga 2 Nyg NV. K 4 NYA 6 7 8 9 10 Supervisi Keluarga '*qtdF. KCPertrnr,l*, tt r;ffi,rcrp',1 Pefinaratan rtr Tempat RrrJ 0l/ os lo/azla oe /as to6/tq 93 04 Nn "F Dtsrnawea ll lo2ltt Goggun d+$rE llrP2Aq Ot ol Kgtq ddlnr L9(slw 0t A NV.K' NV. R NYT L2 NV, N 13 NY.L t4 NY, NY,U tW"q r 7n(ozlv lnftrhhtasfRm +l@h4 fiKlrFncr F$J 2E{otls Feffithqn ${ot//t+ bQlollv PsmQ$t|qh FB rugro?or.r(t tnfftlttaJ Corggtrn frenJ NY.F (cennnqr, C ',at l0S ;q\ 1os \€4il]l-cr$] -...l*=z Saksi )l h \g .s" I\ S F 7 ) u. \ 04 los (_ $ D2l a Llcf; Ol.lOS , lo(o/14 0q /orll1 'ogrl OS 8/x Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 _"{:.f.:::'T*,*." \j.:::'--- r:..i''' -- 7e_\1.+ / N/; :/ o\ lzfn'le ' ''fi't' (os 64los ^ q / I l{i:".' /oI 2 6$ P{ao /;iq$r\t t{or/ta t'hz\q ''>n{SiPrSn .a:{f-p}$ /os nft$lrtojJgdi llloLh.i NY. I 0r/oz!n Ny -9 NV. C L r>-hz\4 &ncs$iff 11 15 Tgl bl$bGfl"th R 3 5 Dx. Medls [\' :-:\ j KEl,r (; ..i l'". i : 'i \ c\ ,.1 ___ "l > 7 ri(L LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK INOVASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI POLIKLINIK DAN RUANG DAHLIA (PERINATALOGI) DI RSUD CIBINONG PRAKTEK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS (SPESIALIS 1) Supervisor Utama: Dra. Setyowati, S.Kp.,M.App.Sc., PhD Dr. Yati Afiyanti, S.Kp., MN Supervisor: Imami Nur Rachmawaty, S.Kp., MSc Atik Hodikoh, S.Kp., M.Kep.,Sp.Mat MULHAERIAH 1106122663 PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2013 i Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin. Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga mahasiswa residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas dapat menyelesaikan laporan kegiatan proyek inovasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di unit Kebidanan RSUD Cibinong. Kami mendapatkan banyak sekali bimbingan dan arahan dari berbagai pihak dalam penyusunan laporan kegiatan proyek inovasi ini. Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dra. Setyowati¸ S.Kp¸ M.AppSc, Ph.D selaku supervisor utama yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam praktik residensi ini. 2. Dr. Yati Afiyanti, S.Kp, MN selaku supervisor utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan dukungan yang bermanfaat selama praktik residensi 3. Imami Nur R, S.Kp.MSc yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama praktik residensi. 4. Atik Hodikoh, S.Kp, Sp.Kep.Mat yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama praktik residensi. 5. dr. VB. Haryanto Kasy, SpOG selaku ketua SMF Kebidanan yang telah memfasilitasi selama praktik residensi dengan bimbingan dan masukanmasukan yang membangun untuk perkembangan perawat maternitas. 6. DR. Grace S. Rumengan, dr, MARS yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan proyek inovasi 7. Seluruh perawat dan bidan di bagian kebidanan dan kandungan RSUD Cibinong yang telah banyak membantu kami selama praktik. Kami berharap semoga laporan kegiatan proyek inovasi ini bermanfaat untuk mengembangkan program-program selanjutnya yang berkaitan dengan keselamatan pasien. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis ii Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 harapkan. Akhir kata semoga Allah SWT memberkahi apa yang kita lakukan. Amin. Depok, Desember 2013 Penulis iii Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 iv Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Salah satu bentuk pelayanan di RS adalah pelayanan obstetric dan ginekologi. Ibu dalam masa perinatal dan bayinya merupakan bagian dari masyarakat yang memanfaatkan pelayanan obstetric. Ibu beserta pasangan dengan masalah system reproduksi merupakan bagian dari masyarakat yang juga memanfaatkan pelayanan ginekologi di RS. RS yang baik akan dapat menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) sebagai salah satu indikator penilaian derajat kesehatan ibu dan anak. Indonesia sampai saat ini merupakan negara dengan AKI paling tinggi di Asia. Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007-2008 kematian ibu hamil dan bersalin mencapai 265 per 100.000 kelahiran hidup. Dari beberapa kota di Indonesia seperti di Jawa dan di Bali kematian maternal mencapai 0,7% dari AKI secara nasional per tahunnya. Penyebab utama kematian ibu, disebabkan oleh perdarahan yang diperkirakan (55-70%) terutama karena perdarahan postpartum, partus lama hingga kejadian infeksi 15-20% dan kasus eklampsia (10-15%), Selain pada ibu, angka kematian bayi (AKB) juga masih tinggi. AKB di negaranegara ASEAN pada tahun 2009 termasuk Indonesia berada pada peringkat 10 dengan angka kematian 30 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama tingginya AKB adalah masalah pada neonatal. Masalah pada neonatal antara lain asfiksia, bayi berat badan lahir rendah dan sangat rendah serta infeksi (WHO, 2010). Pelayanan kesehatan di rumah sakit diharapkan dapat mengatasi masalah para pengguna layanan kesehatan, Salah satu isu penting yang menjadi perhatian utama di seluruh rumah sakit di seluruh dunia adalah keselamatan pasien 1 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 (Patient Safety). Di Indonesia, Kementrian Kesehatan juga mendorong agar keselamatan pasien lebih diperhatikan sehingga kasus kesalahan medik bisa dihindari. Salah satu upaya untuk memastikan hal tersebut adalah mensyaratkan standar keselamatan pasien dalam program akreditasi rumah sakit. The American Hospital Asosiation (AHA) Board of Trustees tahun 1999 mengidentifikasikan bahwa keselamatan dan keamanan pasien (patient safety) merupakan sebuah prioritas strategik. AHA juga menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai target utamanya. Tahun 2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam “To Err Is Human, Building a Safer Health System” melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse Event). Menindaklanjuti penemuan ini, tahun 2004, World Health Organization (WHO) mencanangkan World Alliance for Patient Safety, program bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. Di Indonesia, telah dikeluarkan pula PMKI No.1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan mengajak semua stakeholder rumah sakit untuk lebih memperhatian keselamatan pasien di rumah sakit. Misi rumah sakit perlu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien dan mengharuskan rumah sakit untuk berusaha mengurangi medical error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan System Patient Safety yang dirancang permasalahan yang ada. 2 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 mampu menjawab Tindakan medis secara umum menyimpan potensi risiko terjadinya kesalahan medis. Jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf rumah sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). Kejadian tidak diharapkan yang berkaitan dengan perawatan selama di rumah sakit, salah satunya berhubungan dengan masalah infeksi. Pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Eropa (ECDC) memperkirakan kejadian infeksi yang berkaitan dengan perawatan pada pasien selama di rumah sakit sekitar 5% dari total pasien yang dirawat dan menyebabkan 37.000 kematian setiap tahunnya. Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau kilink bersalin, dihadapkan kepada resiko terjadinya infeksi. Kejadian infeksi sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan kejadiannya, dengan upaya melaksanakan tindakan pencegahan infeksi dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tepatnya ketika melakukan pertolongan persalinan, karena semua ibu bersalin sangat mendambakan proses persalinan yang aman, bersih dan sehat sesuai dengan pilar ketiga Safe Motherhood, yang juga merupakan aspek ketiga dari lima benang merah asuhan persalinan yang dikategorikan sebagai asuhan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan atau bidan (Saifuddin, 2006). Petugas kesehatan yang melayani pasien dan staf pendukung semuanya dihadapkan kepada resiko terinfeksi yang secara potensial dapat membahayakan jiwa. Penyebaran infeksi yang terjadi di rumah sakit merupakan infeksi nosocomial/ Health Care Assosiated Infections (HAIs). Infeksi sering kali berasal 3 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 dari alat/ prosedur operasi. Sumber infeksi lainnya bisa berasal dari tangan dokter, perawat dan pengunjung, alat alat medis dan penggunaan antibiotik yang tidak rasional (Depkes RI, 2003). Di Indonesia kejadian infeksi nosokomial pada jenis / tipe rumah sakit sangat beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI pada tahun 2004 diperoleh data proporsi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan jumlah pasien 1.527 orang dari jumlah pasien beresiko 160.417 (55,1%), sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien dari jumlah pasien beresiko 130.047 (35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan jumlah pasien 254 pasien dari jumlah pasien beresiko 1.672 (9,1%) (Depkes RI 2004). Pelayanan kebidanan sebagai salah satu bagian fasilitas pelayanan rumah sakit tidak terlepas sebagai sumber infeksi nosokomial. Hal ini disebabkan karena perawatan pasien melibatkan banyak pihak seperti dokter, perawat/bidan, peralatan medis serta petugas yang bekerja di kawasan rawat inap/rawat jalan/ruang bersalin/kamar operasi menjadi perantara terjadinya infeksi silang antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya penularan penyakit adalah dengan melakukan tindakan pencegahan infeksi yaitu dengan kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi (Depkes RI, 2007). Tindakan pencegahan universal merupakan salah satu strategi yang telah direkomendasikan oleh Centers for Desease Control and Prevention (CDC) dalam upaya pengendalian infeksi dan penularan penyakit di sarana kesehatan. Tindakan pencegahan universal atau Universal Precaution (UP) yaitu suatu cara penanganan untuk meminimalkan paparan darah dan cairan tubuh dari semua pasien tanpa memandang status infeksi. Metode ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat tahun 1987, salah satu tujuan utamanya yaitu melindungi tenaga perawat kesehatan dari penularan penyakit di sarana kesehatan dengan menekankan pentingnya untuk memperlakukan semua pasien sebagai potensi yang dapat menularkan infeksi sehingga perlu diambil langkah pencegahan yang 4 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 memadai (Isa, 2006). Prinsip dasar tindakan pencegahan adalah cuci tangan secara benar, penerapan aseptic antiseptic, dan penggunaan alat pelindung pribadi dalam upaya mencegah transmisi mikro organisme melalui darah dan cairan tubuh (Anwar, 2005). Adapun upaya pokok pengendalian infeksi dan penularan penyakit adalah tindakan pencegahan infeksi dan penularan penyakit dengan cara memantau dan meningkatkan perilaku petugas dalam menerapkan prosedur tindakan pencegahan universal (Pulungsih, 2004). Data CDC yang dikutip oleh Anwar (2005), menunjukkan bahwa dengan penerapan prosedur tindakan pencegahan universal sesuai standar yang mengacu pada kebijakan yang direkomendasikan oleh CDC, di Amerika Serikat angka kejadian infeksi nosokomial pada pasien dapat diturunkan 27,5% menjadi 9,1% dan angka penularan penyakit pada tenaga kesehatan dapat diturunkan dari 11,4% menjadi 3,5% (Anwar, 2005). Prosedur tindakan pencegahan universal mutlak harus diterapkan di rumah sakit termasuk di kamar bedah. Kamar bedah merupakan suatu unit khusus di rumah sakit tempat melakukan tindakan pembedahan. Berbagai prosedur pembedahan dan tindakan invasif memungkinkan perawat terpapar dengan kuman yang berasal dari pasien melalui darah dan cairan tubuh yang mengandung darah (Anwar, 2005). RSUD Cibinong Bogor merupakan rumah sakit daerah di kabupaten Bogor memiliki visi menjadi Rumah Sakit andalan dan dipercaya di Jawa Barat. Banyaknya kasus ibu hamil yang membutuhkan pelayanan yang berkualitas khususnya pada pelayanan di unit kebidanan menuntut penerapan prosedur tindakan pencegahan universal pada seluruh kegiatan di bagian kebidanan terhadap semua pasien, karena tidak semua pasien yang dilakukan operasi terdeteksi terinfeksi HIV, HBV, ataupun HCV. Di RSUD Cibinong Bogor standar operasional berfungsi untuk mengontrol tindakan keperawatan, diantaranya adalah tindakan yang berhubungan dengan pencegahan infeksi nosokomial. Tindakan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit meliputi cuci tangan dengan tehnik yang benar, pemakaian alat 5 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 pelindung diri yang tepat, sterilisasi yang benar dan pembuangan sampah yang baik (Linda Tietjen, 2004). Adanya beberapa kejadian di ruangan dimana para perawat belum seluruhnya melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial sehingga mereka dapat menularkan ataupun tertular penyakit infeksi. Hasil pengumpulan data melalui kuisioner dan observasi yang telah dilakukan di unit kebidanan RSUD Cibinong bulan Oktober 2013 menunjukkan bahwa praktik kebersihan tangan oleh petugas kesehatan telah dilakukan dengan baik. Namun demikian, masih terdapat 38,9% petugas kesehatan kadang-kadang melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien dan sebelum meninggalkan ruangan atau rumah sakit. Selain itu, masih terdapat petugas kesehatan di VK yang kadang-kadang menggunakan masker sebagai alat pelindung diri saat melakukan partus (91,7%), 83,3% kadang-kadang menggunakan alat pelindung mata saat melakukan partus. Selain itu, masih terdapat petugas kesehatan yang kadang-kadang menggunakan sarung tangan saat pengambilan sampel darah, pemasangan infus, dan mencuci alat sebesar 56,3%. Hasil penyebaran kuisioner juga menunjukkan bahwa 42% petugas kesehatan belum mendapat pelatihan terkait program PPI. Hasil wawancara terhadap 12 perawat di ruang rawat inap menunjukan bahwa ada 5 perawat/tenaga kesehatan yang belum benar benar memahami mengenai infeksi nosokomial dan bagaimana cara melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. Hal ini terbukti dengan ketidakmampuan perawat untuk menjelaskan tentang infeksi nosokomial. Selain itu, perilaku perawat/bidan dalam menerapkan prosedur tindakan pencegahan universal masih belum sesuai dengan pedoman pengendalian infeksi nosokomial. Beberapa faktor yang mempengaruhi petugas kesehatan belum melakukan PPI yaitu kurangnya disiplin dan kesadaran perawat mengenai pentingnya penerapan prosedur tindakan pencegahan universal khususnya dalam pemakaian alat pelindung diri. Tindakan perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengetahuan. Hasil penyebaran kuisioner menunjukkan bahwa pengetahuan petugas kesehatan di ruang kebidanan tentang PPI masuk ke kategori 6 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 cukup sebanyak 56,3 %. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam menumbuhkan kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimuli terhadap tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Peningkatan pengetahuan merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas peneraparan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. Jika kualitas penerapan tindakan pencegahan infeksi nosokomial meningkat maka jumlah kasus penyakit karena infeksi nosokomial berkurang. Hal tersebut yang melatarbelakangi pelaksanaan Proyek Inovasi Program Profesi Ners Spesialis Maternitas di RSUD Cibinong. Berdasarkan fenomena tersebut, mahasiswa residensi program ners spesialis keperawatan maternitas tertarik untuk melakukan seminar dan diseminasi mengenai “Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi”. 1.2. Tujuan Kegiatan 1. Tujuan Umum Membuat program untuk pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan untuk mencapai keselamatan pasien (Patient Safety) 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi program yang sudah ada di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor b. Membuat program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi berupa panduan/SOP untuk Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor c. Mensosialisasikan program PPI di setiap Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi. d. Mengimplementasikan program PPI yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi, 7 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi di setiap Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor e. Mengevaluasi program PPI yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi di setiap Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor f. Melakukan feedback program PPI pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi di setiap Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor g. Pelaporan dan rencana tindak lanjut program PPI di setiap Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor 1.3. Analisis SWOT Strength (kekuatan) a. Memiliki falsafah “Pelayanan paripurna ibu dan bayi risiko tinggi merupakan prioritas utama pelayanan kami”. b. Memiliki tujuan: 1) Menciptakan kondisi bagi ibu dan janin agar dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang optimal 2) Agar ibu dan janin terhindar dari kesakitan dan kematian c. RSUD Cibinong merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk wilayah Bogor dan sekitarnya. d. Peraturan Kemenkes tentang program pencegahan dan pengendalian infeksi e. Pernah dilakukan sosialisasi tentang Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi f. Jumlah SDM staf ruang kebidanan, diantaranya S1 Kesehatan Masyarakat 3 orang, D3 Kebidanan 44 orang, D3 Keperawatan 9 orang g. Komitmen yang tinggi dari kepala SMF Obstetri dan Kebidanan, kepala bidang keperawatan dan kepala ruangan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan rumah sakit. 8 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 h. BOR bulan September 2013: VK 87,96; Anggrek 43,06%; Melati 67,59%¸ Dahlia untuk bayi sehat 47%, Dahlia untuk bayi sakit 90¸50%, ALOS singkat, BTO tinggi. i. Sarana pencegahan infeksi yang sudah ada secara lengkap yaitu sarana cuci tangan dengan air mengalir, cairan desinfektan untuk cuci tangan j. Di unit kebidanan sudah ada kebijakan yang membahas tentang pemisahan pasien yang menderita penyakit infeksius dan non infeksius beserta ruang khusus untuk pasien infeksius Weakness (kelemahan) a. Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap ibu perinatal di unit kebidanan RSUD Cibinong. b. Sudah terbentuk Tim pelaksana program pencegahan dan pengendalian infeksi di tingkat rumah sakit akan tetapi belum berjalan secara optimal. c. Masih terbatasnya SDM yang sudah mengikuti kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan program patient safety terutama mengenai Pengurangan Resiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan d. SOP tentang hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi belum lengkap e. Infection prevention and Control Nurse (IPCN) di Unit Kebidanan belum ada f. Keterbatasan tenaga kebersihan pada setiap pergantian jaga, sehingga sampah sering melebihi kapasitas. Opportunity (kesempatan) a. Standar akreditasi tentang patient safety di mana di dalamnya terdapat program pencegahan dan pengendalian infeksi b. Adanya kebijakan pemerintah dalam asuransi kesehatan berupa SKTM Jampersal, Jamkesmas, dan Jamkesda 9 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Threats (ancaman) a. Tuntutan dan harapan masyarakat yang semakin meningkat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih berkualitas. b. Konsumen yang lebih kritis dan siap menggugat pelayanan yang diberikan kepada klien. c. Adanya UU Kesehatan dan UU RS yang melindungi mayarakat sebagai konsumen. d. Banyaknya RS yang memiliki daya saing tinggi dalam pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Jenis RS Cibinong RS Bina Husada Pelayanan/Fasilitas RS Sentra Medika Pelayanan 24 jam 1. UGD 2. Radiologi a. Konservatif b. CT scan terkini c. USG d. ECG e. Carotis doppler 3. Apotek 4. Laboratorium 5. Ambulance 6. Kamar operasi (OK) + + + + + + - + + + + + + + + - + + + + + + + + + + + - + + + + + + + + + + + + + + - + + Pelayanan rawat jalan 1. 2. 3. 4. Poliklinik umum Poliklinik spesialis Poliklinik gigi Rehabilitasi medik dan fisioterapi 5. Klinik kulit dan kecantikan 6. Klinik ahli jiwa (psikiater dan 10 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 psikolog) 7. Klinik gizi - + - - + - + + + + + + + + + - + + - + - - + - - + - + + + + + + Pelayanan rawat inap 1. Perawatan biasa, VIP, kelas I, II, dan III 2. Perawatan khusus ICU/ICCU/NICU/PI CU, Itermediate care/Perinatologi Pelayanan penunjang 1. 2. 3. 4. 5. Medical check up Tread mill Pelatihan P3K Senam hamil Homecare SDM 1. Spesialis Obsgin 2. Sesialis Anak Berdasarkan paparan di atas, RS. Cibinong memiliki suatu kekuatan untuk melakukan program pencegahan dan pengendalian infeksi menuju patient safety. Namun demikian, masih terbatasnya SDM yang sudah mengikuti kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, khususnya di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor. Oleh karena itu, tergambar adanya suatu kebutuhan intervensi yang dapat meningkatkan pengetahuan perawat dan bidan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi. Intervensi ini diharapkan dapat menjadi 11 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 daya ungkit untuk meningkatkan kualitas penerapan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. Intervensi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas penerapan tindakan pencegahan infeksi nosokomial sehingga jumlah kasus penyakit karena infeksi nosokomial berkurang. Dengan demikian, intervensi tersebut juga bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien sehingga mampu bersaing dengan rumah sakit di sekitarnya. 1.4. Rencana Kegiatan Kegiatan yang akan diakukan adalah pembuatan seminar dan workshop dengan tema Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan infeksi luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi. Sasaran Petugas kesehatan dan non kesehatan di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Metode (Jenis Kegiatan): Metode yang akan kami lakukan adalah seminar dan workshop¸ demonstrasi Media: Media yang kami gunakan adalah LCD, Flip Chart, dan Spidol Waktu Pelaksanaan: Waktu Pelaksanaan Seminar dan Workshop adalah minggu ketiga bulan November 2013 Tempat: Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut di RSUD Cibinong Susunan Kepanitiaan Penanggung Jawab Penasehat Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara Direktur RSUD Cibinong 1. Dra. Setyowati, SKP., M.ApSc., PHD 2. Dr. Yati Afiyanti, MN 3. Imami Nur Rachmawaty, S.Kp., MSc. 4. KA SMF Obsgyn Rita Dewi Sunarno Windy Natasya Mulhaeriah Mulhaeriah 12 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Seksi Acara Seksi Konsumsi Seksi Perlengkapan Seksi Dokumentasi Susunan Acara No. Pukul 1. 09.00-09.15 2. 09.15- 09.45 3. 09.45-10.00 4. 10.00-10.15 Rencana Anggaran Windy Natasya Mulhaeriah Rita Dewi Sunarno Windy Natasya Acara PJ Sambutan dilanjutkan Pembukaan oleh Windy Direktur RSUD Cibinong Presentasi proyek inovasi PPI di Ruang Rita Kebidanan RSUD Cibinong Penyampaian POA Riri Penutup a. Penggandaan proposal Rp 100.000,- b. ATK (poster, leaflet) Rp 400.000,- c. Pertemuan awal (presentasi proposal) Konsumsi 30 X Rp 25.000,- Rp 750.000,- Kebersihan Rp 30.000,- d. Pelaksanaan desiminasi dgn perawat/ bidan Ruang Kebidanan Konsumsi 20 X Rp 25.000,- Rp 500.000,- Kebersihan Rp 30.000,- e. Presentasi akhir Konsumsi 30 X Rp 25.000,- Rp 750.000,- Kebersihan Rp Penggandaan makalah akhir Rp 100.000,- f. Lain-lain 30.000 Rp 100.000,Total Rp 2.790.000,- (Dua Juta Tujuh ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah) Cibinong, November 2013 Residen: (…………………………) (……….....………………) 13 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 DRAFT PLAN OF ACTION PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI UNIT KEBIDANAN RSUD CIBINONG N O. NAMA KEGIATAN TUJUAN 1. Presentasi hasil pengkajian terkait program pencegahan dan pengendalian infeksi di unit kebidanan 1. Tercapainya persamaan persepsi tentang hasil pengkajian PPI di unit kebidanan RSUD Cibinong 2. Tercapainya persamaan persepsi tentang masalah yang akan diangkat terkait Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi. 1. Tersosialisasinya program PPI untuk seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong 2. Meningkatkan pengetahaun dan pemahaman seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong tentang mekanisme 2. Diseminasi program pencegahan dan penanggulangan infeksi (PPI) SASARAN Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong 14 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 TEMPAT &WAKTU KEGIATAN Tempat: Aula RSUD Cibinong PENANGGUNG JAWAB Waktu: Minggu 1 Nopember 2013 Tempat: Aula RSUD Cibinong Waktu: Minggu ke 4 Nopember 2013 1. Bidan Rinanti 2. Windy Natasya strategi serta panduan terkait program Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Unit Kebidanan RSUD Cibinong Bogor yang berfokus pada hand hygiene, alat pelindung perorangan, pencegahan phlebitis dan luka operasi, serta dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi. 3. 4. 5. 6. Diskusi bersama pembuatan mekanisme strategi kerja sekaligus penanggung jawab pelaksanaan program PPI di unit kebidanan RSUD Cibinong Diskusi bersama pembuatan panduan (SOP) program PPI di unit kebidanan RSUD Cibinong Persamaan persepsi hasil penyusunan SOP program PPI yang akan diterapkan di unit kebidanan RSUD Cibinong Sosialisasi mekanisme Terbentuknya mekanisme strategi kerja sekaligus penanggung jawab pelaksana program PPI yang telah disepakati bersama Seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong Tempat:Aula Terbentuknya panduan (SOP) untuk Seluruh tenaga pelaksanaan program PPI yang telah kesehatan dan non disepakati bersama kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong Tercapainya persamaan persepsi tentang Seluruh tenaga opanduan (SOP) yang telah disusun dapat kesehatan dan non diuji cobakan kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong 1. Terlaksananya ujicoba mekanisme Seluruh tenaga Tempat: Aula 15 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Waktu: Minggu ke 2 November 2013 Waktu: Minggu ke 3 November 1. Karu beserta Ka. Tim 2. Rita Dewi S 3. Mulhaeriah Tempat:.... Waktu: Minggu ke 3 November Ruang VK dan ruang 1. Bd Kaka strategi dan panduan (SOP) program PPI sekaligus evaluasi pelaksanaan ujicoba 7. 8. Penyusunan laporan hasil evaluasi uji coba mekanisme kerja dan panduan (SOP) serta penyusunan rencana tindak lanjut pelaksanaan program PPI di unit kebidanan RSUD Cibinong Presentasi akhir: pelaporan hasil kegiatan proyek inovasi program PPI kerja dan panduan (SOP) program PPI di unit kebidanan RSUD Cibinong 2. Diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan uji cobamekanisme kerja dan panduan (SOP) program PPI di unit kebidanan RSUD Cibinong kesehatan dan non kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong rawat melati Ruang Poliklinik Kebidanan Ruang Perinatal Waktu : Minggu ke 4 November - minggu ke 1 Desember 2012 Terbentuknya laporan hasil evaluasi uji Seluruh tenaga coba mekanisme kerja dan pelaksanaan kesehatan dan non panduan (SOP) kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong Unit Kebidana n RSUD cibinong Waktu minggu ke 2`Desember Tim Manejerial keperawatan Tersamapaikannya hasil perkembangan Seluruh tenaga program PPI yang dilaksanakan diunit kesehatan dan non kebidanan RSUD Cibinong kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong Tim menejerial keperawatan, tim PPI dan ka SMF Obgyn RSUD Cibinong. 16 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Unit Kebidanan RSUD cibinong Waktu minggu ke 3`Desember 2013 (poliklinik) 2. Bd.Dikha dan Rinanti (nifas) 3. Bd. Rini ( intranatal) 4. Zr Yuyun (BBL) 5. Tiga mahasiswa residen BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PPI DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN RUANG PERINA (DAHLIA) Pelaksanaan program PPI di rumah sakit sebagai proyek inovasi mahasiswa residensi keperawatan maternitas 2013 dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan pendekatan “Problem Solving for Better Hospital (PSBH)” yang telah disepakati oleh pihak manajemen rumah sakit, Ka SMF Kebidanan, manajemen perawatan dan staf di unit kebidanan meliputi poliklinik kebidanan, VK dan PONEK, Anggrek I dan II, dan Perina (Dahlia). Berdasarkan penetapan prioritas masalah dengan pendekatan PHBS maka teridentifikasi sebagai berikut: 1. Petugas kesehatan dan non kesehatan belum semuanya tersosialisasi dengan program PPI dengan skor 700 2. Belum optimalnya pelaksanaan program PPI dengan skor 625 3. Belum optimalnya tugas pokok komite dan tim PPI dengan skor 600 4. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk program PPI dengan skor 171 Alternatif penyelesaian masalah sesuai dengan prioritas tersebut diatas adalah 1. Petugas kesehatan dan non kesehatan belum semuanya tersosialisasi dengan program PPI. Alternatif penyelesaian masalah : a. Sosialisasi tentang PPI Sosialisasi program PPI dilaksanakan pada hari Kamis, 28 November 2013 bertempat di Aula RSUD Cibinong. Sosialisasi dihadiri oleh Kabid dan Kasi Keperawatan, Komite Mutu, Ka SMF Obsgin, Staf Komite Keperawatan, Komite PPI RSUD Cibinong, Karu dan Bidan di unit kebidanan RSUD Cibinong, dan petugas non kesehatan di unit kebidanan RSUD Cibinong. Sosialisasi diikuti oleh 36 peserta. Materi yang disampaikan dalam sosialisasi PPI meliputi : 1) Gambaran umum PPI, standar, maksud dan tujuan dan elemen penilaian PPI oleh Nurlaela, SKM (Komite PPI RSUD Cibinong) 17 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2) Cuci tangan, audit kepatuhan cuci tangan, dan APD oleh Rita Dewi Sunarno (Mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Maternitas 2013) 3) Pencegahan ILO dan ILI oleh Windy Natasya (Mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Maternitas 2013) 4) Dekontaminasi, pembersihan dan sterilisasi oleh Mulhaeriah (Mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Maternitas 2013) 5) Standar precautions oleh dr. V.B Haryanto Kasy, SPOG (Ka SMF Obsgin RSUD Cibinong) Setelah dilakukan sosialisasi, kegiatan program PPI selanjutnya dilakukan dengan praktik di ruangan meliputi praktik cuci tangan oleh petugas kesehatan dan non kesehatan, pemakaian APD, pemberian pendidikan kesehatan tentang cuci tangan kepada pasien dan keluarga serta pengunjung sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien, audit kepatuhan cuci tangan, penyediaan sarana dekontaminasi dan sterilisasi, penyediaan alat rawat luka single use, dan cara perawatan luka. Kegiatan prakti PPI dipantau oleh Kepala Ruangan, Komite PPI RS, Kabid Keperawatan dan Kabid Mutu RS. b. Membuat media visual tentang PPI Media visual yang dibuat meliputi 5 praktik cuci tangan (five movements menurut WHO), cuci tangan dengan air mengalir dan hand rub, jenis APD, alur dekontaminasi dan sterilisasi, algoritme perawatan luka, dan indeks visual plebitis. Media tersebut ditempel pada tempat strategis yang mudah dibaca oleh petugas kesehatan dan non kesehatan. 2. Belum optimalnya pelaksanaan program PPI Alternatif penyelesaian masalah adalah sebagai berikut : a. Membuat SOP tentang PPI yang belum ada di ruangan b. Sosialisasi program kerja PPI ke seluruh ruangan c. Sosialisasi SOP di ruangan Alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan adalah sosialisasi program kerja PPI khususnya di unit kebidanan, pembuatan SOP tentang PPI yang belum ada di ruangan, sosialisasi SOP dengan komite PPI, 18 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 kepala ruangan, Katim, dan staf di ruangan yang dijadikan proyek percontohan (Poliklinik Kebidanan, Ponek dan VK, Anggrek I dan II, Dahlia), dan melaksanakan program PPI di ruangan yang dijadikan proyek percontohan. Pembuatan SOP PPI yang belum ada di ruangan dilakukan tanggal 21-30 November 2013. Pembuatan SOP PPI dilakukan oleh mahasiswa residensi keperawatan maternitas UI 2013 bersama dengan bidan yang tergabung dalam struktur organisasi PPI, dengan penanggungjawab sebagai berikut : a. Poliklinik dan Perina : Bidan Kakah, AM. Keb, Zr. Yuyun, AMK dan Mulhaeriah b. VK dan Ponek c. Anggrek I dan II : Bidan Rini, AM.Keb dan Windy Natasya : Bidan Dika, AM.Keb, Bidan Rinanti AM.Keb dan Rita Dewi Sunarno Sosialisasi SOP PPI dilaksanakan pada tanggal 3-13 Desember 2013 di masing-masing ruangan. Kegiatan sosialisasi SOP PPI dilanjutkan dengan penerapan PPI di poliklinik kebidanan, VK dan Ponek, Anggrek I dan II, dan Dahlia. a. Area Antenatal Kegiatan PPI di area antenatal dilakukan oleh mahasiswa ners spesialis keperawatan maternitas bekerjasama dengan Bidan di poliklinik kebidanan. Kegiatan tersebut meliputi: 1) Menyediakan tissue untuk lap cuci tangan 2) Memasang media visual tentang cucitangan, jenis APD, alur dekontaminasi, sterilisasi 3) Membuat draft SOP tentang perawatan luka. 4) Menyediakan tempat dekontaminasi alat yang dapat merendam semua alat untuk pemeriksaan antenatal 5) Melakukan penataan ruangan b. Area perawatan BBL (Ruang Dahlia) Kegiatan PPI di area BBL dilakukan oleh mahasiswa ners spesialis keperawatan maternitas bekerjasama dengan Bidan dan Perawat di ruang Perina. Kegiatan tersebut meliputi: 19 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 1) Menyediakan tissue untuk lap cuci tangan 2) Membuat media visual tentang cuci tangan, jenis APD, alur dekontaminasi, sterilisasi 3) Membuat draft SOP tentang cuci tangan, jenis APD, alur dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pencegahan IADP. 4) Menyediakan tempat dekontaminasi alat yang dapat merendam semua alat untuk pemeriksaan BBL 5) Menyediakan sarung tangan non steril 6) Penyediaan alat semprot untuk dekontaminasi alas tempat tidur tahan air, infant warmer maupun troly 7) Pelaksaanaan prosedur tetap yang sudah dibuat 3. Belum optimalnya tugas pokok komite dan tim PPI Alternatif penyelesaian masalah adalah : a. Pembuatan tugas pokok komite dan tim PPI b. Sosialisasi tugas pokok komite dan tim PPI ke seluruh ruangan c. Implementasi tugas pokok komite dan tim PPI ke seluruh ruangan d. Evaluasi tugas pokok komite dan tim PPI ke seluruh ruangan Alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilaksanakan mahasiswa residensi keperawatan maternitas UI 2013 bersama dengan manajemen rumah sakit adalah pembuatan tugas pokok komite dan tim PPI serta sosialisasi tugas, pokok komite dan tim PPI yang dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi PPI pada tanggal 28 November 2013. 4. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk program PPI Alternatif penyelesaian masalah adalah : a. Inventarisasi sarana dan prasarana yang sudah ada b. Inventarisasi sarana dan prasarana yang belum ada c. Pengadaan sarana dan prasarana pada unit percontohan Alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan oleh mahasiswa residensi keperawatan maternitas UI 2013 bersama dengan manajemen rumah sakit adalah inventarisasi sarana dan prasarana yang sudah ada, inventarisasi sarana dan prasarana yang belum ada dan pengadaan sarana dan prasarana pada ruangan yang dijadikan percontohan. 20 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 BAB III HASIL EVALUASI PROGRAM PPI DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN RUANG PERINA (DAHLIA) Hasil evaluasi adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan data kuisioner dan lembar observasi a. Kuisioner tentang tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan tentang PPI petugas kesehatan di Ruang Perina dan Poliklinik Unit kebidanan RSUD Cibinong sebagai berikut: b. Lembar observasi tentang sikap petugas kesehatan dalam melakukan PPI 1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 21 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2) Mencuci Tangan dengan teknik 6 langkah 3) Penggunaan instrumen dengan teknik single used 4) Melakukan dekontaminasi dengan merendam alat pada larutan desinfektan hingga terendam semua setelah melakukan perawatan pada pasien 22 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 5) Penggunaan sarung tangan pada saat pertolongan bayi baru lahir. 6) Penggunaan sarung tangan saat pengambilan sampel darah, pemasangan infus. 7) Melakukan teknik Septik dan Aseptik dalam Pemasangan Infus 23 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 8) Melakukan perawatan tali pusat dengan prinsip steril 9) Menyimpan alat yang sudah steril dengan cara dibungkus menggunakan kain atau kertas 10) Penerapan SOP saat melakukan tindakan 24 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 c. Audit fasilitas cuci tangan Hasil observasi menunjukkan bahwa audit fasilitas cuci tangan 100%. d. Audit kepatuhan cuci tangan Hasil observasi kepatuhan cuci tangan di ruang perina dan poliklinik adalah 82,28% yang menunnjukkan bahwa kepatuhan cuci tangan di ruang perina adalah kepatuhan intermediate. 2. Berdasarkan hasil wawancara tentang aspek positif dan kendala penerapan program PPI a. Area Antenatal Berdasarkan wawancara tentang aspek positif dalam penerapan PPI diperoleh data sebagai berikut: 1) Lebih mudah dan nyaman melakukan cuci tangan dengan tissue dissposible 2) Lebih mudah melakukan tindakan jika ada SOP 3) Kejadian infeksi dapat diminimalkan 4) Penataan ruangan dipoliklinik membuat staf lebih nyaman dan tertata karena pasien masuk ke ruangan lebih teratur dan tidak terlalu penuh di ruangan. Kendala yang dihadapi : 1) Kurangnya kesadaran dan kemauan untuk melakukan PPI 2) Fasilitas untuk melakukan perawatan luka dengan tehnik single use terbatas b. Area perawatan BBL Berdasarkan wawancara tentang aspek positif dalam penerapan PPI diperoleh data sebagai berikut: 1) Lebih mudah melakukan tindakan jika ada SOP 2) Infeksi dapat dikendalikan Kendala yang dihadapi: 1) Tissue dan sabun kadang-kadang tidak tersedia 25 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2) Set perawatan untuk perawtan luka dan penggantian intravenous line (IVL) yang tersedia kadang-kadang tidak sebanding dengan jumlah pasien atau bayi 3) Belum ada tim penanggung jawab dalam proses dekontaminasi sampai sterilisasi sehingga kadang masih menggunakan sterilisator yang ada di ruangan. 4) Belum bisa membudidayakan cuci tangan pada pengunjung bayi atau keluarga sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien Berdasarkan evaluasi tersebut, maka diperlukan rekomendasi sebagai berikut: 1. Sosialisasi PPI perlu dilakukan secara berkala untuk seluruh petugas kesehatan dan non kesehatan 2. Pembentukan tim penanggunjawab di masing-masing bagian pelaksanaan dekontaminasi sampai sterilisasi. 3. Pelaksaan surveilance di ruangan 4. Pembuatan mediavisual agar lebih memudahkan dalam pelaksanaan PPI 26 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 seperti MEKANISME KERJA DALAM MEMPRIORITASKAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING FOR BETTER HOSPITAL (PHBS) NO 1 2 3 4 P 5 S 5 Kriteria Kepentingan RI PC DU PoC 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 Masalah Petugas kesehatan dan non kesehatan belum semuanya tersosialisasi dengan program PPI Belum optimalnya pelaksanaan program PPI Belum optimalnya tugas pokok komite dan tim PPI Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang untuk program PPI 4 3 3 27 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 4 4 3 5 5 4 Jumlah PxTxS T 5 S 5 700 5 5 3 5 5 3 625 600 171 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Kegiatan program PPI di Poliklinik dan Ruang Perina RSUD Cibinong telah dilakukan. Setelah pelaksanaan program PPI dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan melalui kuisioner untuk melihat perubahan pengetahuan tentang PPI. Evaluasi juga dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat perubahan sikap dan perilaku serta kesediaan fasilitas dan prasarana terkait dengan pelaksanaan PPI setelah dilakukan diseminasi. Observasi meliputi kegiatan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien atau bayi, kepatuhan melakukan cuci tangan, ketersediaan fasilitas cuci tangan, dekontaminasi, sterilisasi, dan wawancara dengan petugas kesehatan di ruangan tentang aspek positif dan kendala yang dihadapi dalam melakukan program PPI. B. SARAN Sosialisasi atau inhouse training tentang PPI sebaiknya dilakukan secara berkala dan menjadi kebijakan RS. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan petugas kesehatan dan non kesehatan untuk melakukan PPI dan meningkatkan keselamatan pasien (patient safety). Selain itu, perlu dilakukan monitoring evaluasi oleh komite dan tim PPIRS secara berkala. 28 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 DAFTAR PUSTAKA Anwar, Sufyan. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempangaruhi Infeksi Nosokomial Luka Operasi Oleh Para Medis Di UPF Redah RSUD Cut Nyak Dien Meulaboh. Skripsi FKM Unmuha Banda Aceh. Tidak dipublikasikan. Kemenkes RI.(2011). PMKI No.1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI. Saifuddin. A.B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Kemenkes RI. (2003). Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta. Depkes RI. Kemenkes RI. (2007). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: DepKes RI. Notoatmodjo.(2007). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Tietjen, Linda dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 29 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PROYEK INOVASI KEPERAWATAN MATERNITAS BERBASIS KOMUNITAS DI KELURAHAN CURUG KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK PRAKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN MATERNITAS II Tanggal 27 Januari – 18 Maret 2014 Supervisor Utama : Dra. Setyowati, M.App.Sc. Ph.D Supervisor: Wiwit Kurniawati, M.Kep., Sp.Kep.Mat MULHAERIAH NPM.1106122663 PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 LAPORAN PROYEK INOVASI SOLUSI MENGHADAPI GANGGUAN MENSTRUASI (NYERI HAID)DI RW 05 KELURAHAN CURUG KECAMATAN CIMANGGIS 1.1 Latar Belakang Isu mengenai kesehatan dan perempuan terus mendapatkan perhatian, baik di kancah nasional maupun internasional. Pemerintah Indonesia memiliki target mengenai kesehatan reproduksi yang akan dicapai sampai pada tahun 2015 yang terangkum dalam indikasi keberhasilan program Millenium Development Goals (MDGs). Kesehatan reproduksi perempuan adalah hal penting yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan perempuan. Perempuan dengan tugas perkembangannya dimulai sejak remaja putri hingga menopause memiliki resiko mengalami gangguan kesehatan termasuk kesehatan reproduksi (Pinem, 2009). Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sering menganggu kualitas hidup perempuan adalah gangguan menstruasi yaitu nyeri haid. Nyeri haid atau dismenorea merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling sering dialami terutama pada perempuan muda (remaja). Nyeri haid dapat mempengaruhi lebih dari 50% dari menstruasi perempuan dan prevalensinya dilaporkan bervariasi(Calis, 2013). Survei yang dilakukan dari 113 pasien pada praktek keluarga menunjukkan prevalensinya 29 - 44%, sekitar 90% terjadi pada perempuan berusia 18 – 45 tahun (Harel & Harel, 2008; Sobczyk, Braunstein, Solberg, & Schuman, 1978). Prevalensi dismenorea di seluruh dunia dilaporkan sekitar 15,8 % - 89,5 %, dan angka kejadiannya lebih banyak terjadi pada remaja (El-Gilany, Badawi, & El-Fedawy, 2005). Angka kejadian nyeri haid di Indonesia tidak mempunyai jumlah yang pasti, namun di Surabaya didapatkan 1,07% hingga 1,31% dari jumlah penderita yang datang ke bagian kebidanan (Riyanto, 2002). Dismenorea merupakan gejala yang lazim dijumpai, karena banyak wanita sehat sampai batas tertentu mengalami rasa tidak enak selama haid (Ricci, 2009). Dismenorea terdiri dari dua jenis, yaitu dismenorea primer dan yang kedua 1 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 dismenorea sekunder. Dismenorea primer sering terjadi 50% wanita mengalaminya, biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi pertama (Calis, 2013). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Novia and Puspitasari (2008) angka kejadia dismenorea primer sekitar 70 %. Dismenorea sekunder lebih jarang ditemukan hanya terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenorea. Dimana gangguan haid disebabkan adanya gejala penyakit yang berhubungan dengan kandungan (Calis, 2013). Nyeri haid belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yakni keseimbangan hormon dan faktor psikologis (Baziad, 2008). Nyeri haid adalah suatu gejala dan bukan penyakit. Menurut (Manuaba, Manuaba, & Manuaba, 2006) gejala yang dirasakan adalah nyeri panggul atau perut bagian bawah (umumnya berlangsung 8–72 jam), yang menjalar kepunggung dan sepanjang paha, terjadi sebelum dan selama menstruasi. Selain itu, tidak disertai dengan peningkatan jumlah darah haid dan puncak rasa nyeri sering kali terjadi pada saat perdarahan masih sedikit.. Kelainan terjadi pada 60–70% wanita di Indonesia dengan 15% diantaranya mengeluh bahwa aktivitas mereka menjadi terbatas akibat dismenore. Menurut Biben (2009) pada sekitar 10% wanita, dismenore ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas untuk sementara. Selain kelumpuhan aktivitas, nyeri haid juga merupakan tanda awal dari gejala penyakit. Nyeri haid juga dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah, nyeri berkemih dan nyeri senggama. Biasanya sakit ini berlangsung progresif sepanjang hayat seseorang, bila tidak ditangani dengan baik. Penderitaan yang menahun ini dapat menyebabkan timbulnya dampak gangguan mental seperti depresi, gangguan finansial karena banyaknya dana untuk pengobatan dan gangguan kualitas hidup karena tidak mampu melakukan aktivitas. Mengingat besarnya angka kejadian dan dampak yang ditimbulkan oleh nyeri haid yang dialami perempuan, membutuhkan perhatian agar nyeri haid tidak 2 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 mengganggu kualitas hidup perempuan. Hasil pengkajian dan analisis terhadap situasi dan permasalahan kesehatan perempuan yang telah dilakukan oleh mahasiswa Residen Keperawatan Maternitas berupa pelatihan kader kesehatan reproduksi dengan metode Training of Trainer (TOT). Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kader terhadap kesehatan reproduksi khususnya gangguan menstruasi (nyeri haid) sehingga para kader terlatih dapat memberikan informasi kepada kader lainnya dan masyarakat sekitarnya. 1.2 Pengkajian Pengkajian di RW 05 dilakukan mulai tanggal 3 – 14 Februari 2014 dengan menggunakan model PRECEDE-PROCEED MODEL. Metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan kuesioner. 1. Sosial Pengkajian sosial di wilayah RW 05 terdiri dari 5 RT yaitu RT 01, 02, 03, 04, dan 07 dengan batas wilayah sebelah utara RW 11, sebelah selatan berbatasan Kelurahan Sukatani, sebelah barat berbatasan dengan RW 07 sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sukatani. Jumlah penduduk di wilayah RW 05 yaitu 1399 Jiwa dengan jumlah KK sebanyak 346 KK. Jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu sebanyak 760, anakanak 322, dewasa 991 dan lansia 86. Berdasarkan pekerjaan mayoritas bekerja sebagai swasta sedangkan perempuan di wilayah RW 05 adalah Ibu Rumah Tangga. Wilayah RW 05 termasuk wilayah padat penduduk sebagian besar pendusuk adal pendatang. RW 05 memiliki 1 Bidan Praktek Swasta, 2 posyandu (posyandu sehat 1 dan posyandu sehat 2) dan tenaga kesehatan (bidan 1 orang). RW 05 memiliki 10 kader kesehatan (posyandu dan posbindu). Berdasarkan data di atas maka permasalahan yang ditemukan adalah 1) Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal risiko gender terhadap kesehatan reproduksi 3 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2) Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal risiko usia terhadap kesehatan reproduksi 2. Epidemiologi Secara epidemiologi mencakup data-data mengenai masalah kesehatan yang ada. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 480 sedangkan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) yaitu 633 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan di RW 05 ditemukan masalah kesehatan perempuan diantaranya 20 0rang mengalami gangguan pola haid, 3 orang mengalami kehamilan berisiko (7 ibu hamil), 1 orang mioma uteri, 1 orang infertil, 4 orang keputihan, 5 orang keluhan menopause dan 2 orang mengalami masalah KB. Dari hasil pengkajian disimpulkan diagnosa masalah kesehatan perempuan sebagai berikut : Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan reproduksi perempuan pada kasus gangguan menstruasi, menopause, keputihan, infertil dan permasalahan KB. 3. Perilaku dan Lingkungan Terkait kesehatan reproduksi¸ adanya persepsi tabu dan malu untuk berbagi cerita dan pengalaman terkait permasalahan kesehatan perempuan. Perilaku masyarakat di beberapa RW apabila ada anggoa keluarga yang sakit terlebih dahulu di memeriksakan ke tabib, apabila tidak ada perubahan mereka baru akan pergi ke pelayanan kesehatan. Di puskesmas dan kader pun tidak tersedia data tentang kesehatan perempuan. Fungsi dan peran ganda perempuan membuat perempuan cenderung terbatas untuk sulit mengikuti kegiatan sosial dan diskusi. Pola diet di masyarakat sekarang ini adalah mengkonsumsi makanan rendah gula dan garam. Di kelurahan Curug terdapat banyak tipe rumah kontrakan 4 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 yang yang memiliki sanitasai yang kurang baik¸ Terdapat banyak rumah pe kontrakan yang jaraknya berhimpitan, ventilasi dan pencahayaan kurang baik. Diagnosis perilaku dan lingkungan: Ketidakmampuan masyarakat mengenal resiko perilaku dan lingkungan terhadap masalah kesehatan reproduksi. 4. Edukasional dan Organisasional a. Predisposing factors Adanya perasaan malu apabila berdiskusi dan menanyakan masalah keluhan terkait keputihan Adanya ketakutan dipersepsikan negatif di masyarakat bila teradapat masalah di alat reproduksi terutama para remaja Adanya ketidakpercayaan diri untuk mencari tahu secara proaktif ke tenaga kesehatan Fungsi dan peran ganda perempuan membuat perempuan cenderung terbatas untuk sulit mengikuti kegiatan sosial dan diskusi. Belum terlalu faham apa saja yang masuk ke dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi perempuan Perilaku masyarakat di beberapa RW apabila ada anggoa keluarga yang sakit terlebih dahulu di memeriksakan ke tabib, apabila tidak ada perubahan mereka baru akan pergi ke pelayanan kesehatan. b. Reinforcing factors Memiliki kader yang proaktif dan memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Terdapat koordinasi dan kerjasama yang baik antara kader, masyarakat dan pengurus tingkat RT, dengan petugas kesehatan di Puskesmas Kelurahan Curug. Adanya dukungan dari Kepala Kelurahan dan Ketua Tim penggerak PKK di Kelurahan Curug. 5 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Adanya dukungan dari kepala Puskesmas wilayah Cimanggis dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis. Adanya posyandu dan forum sosial lainnya Telah dilakukan pelatihan kader kesehatan reproduksi hasil dari Pengabdian Masyarakat FIK UI 2012. Para kader telah mendapatkan pelatihan IMD dan KP-ASI serta screening HIV- AIDS c. Enabling and interving factors Ketersediaan UPT PKM Cimanggis Ketersediaan Poli KIA di UPT Cimanggis Adanya fasilitas pelayanan kesehatan berupa balai pengobatan bidan praktek swasta serta dokter praktek swasta Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita sudah pernah dilakukan ditingkat RW¸ dan juga telah memiliki kader kesehatan reproduksi hasil dari Pengabdian Masyarakat FIK UI 2012. Kader menginginkan memiliki kemampuan lebih dalam memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi wanita. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan kebutuhan akan pembekalan pengetahuan lebih lanjut tentang keputihan¸ dissmenorrhea¸ infertilitas¸ dan menopause. Berdasarkan hasil pengkajian maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Ketidaktahuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan perempuan dan pencegahannya 5. Administratif dan Kebijakan Adanya program PKK kelurahan Curug terutama POKJA IV yang meliputi: Revitalisasi dan sosialisasi RW sehat Memantapkan keluarga sadar gizi Penyuluhan gizi seimbang kepada ibu hamil dan buteki 6 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Pemeriksaan Hb dan pita LILA kepada ibu hamil Pemantauan pemberian vitamin A di posyandu bulan Februari dan Agustus Penyuluhan IMD dan ASI esklusif Memantau pemberian MP ASI Meningkatkan kesadaran PUS tentang penggunaan alat reproduksi Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja 1.3 Rumusan Masalah Adapun masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan pendekatan preceed dan proceed model diwilayah RW 05 Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Depok adalah: 1. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal risiko gender terhadap kesehatan reproduksi 2. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal risiko usia terhadap kesehatan reproduksi 3. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan reproduksi perempuan pada kasus keputihan, infertilitas, keluhan menopause, gangguan menstruasi, dan permasalahan KB. 4. Ketidakmampuan masyarakat mengenal resiko perilaku dan lingkungan terhadap masalah kesehatan reproduksi. 5. Ketidaktahuan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan perempuan dan pencegahannya 1.4 Rencana Penyelesaian Masalah Rencana penyelesaian masalah di Wilayah RW 05 Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis sesuai permasalahan diatas adalah sebagai berikut : 1. Pembentukan kader kesehatan reproduksi perempuan dan pelatihan bagi kader tersebut terkait kesehatan reproduksi perempuan 2. Membuat media pembelajaran berupa lembar balik dan leaflet bersama dengan kader kesehatan terlatih. 3. Pemberdayaan kader kesehatan perempuan terlatih untuk melaksanakan penyuluhan bagi warga Kelurahan Curug khususnya ibu – ibu dan kader 7 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 tidak terlatih tentang kesehatan reproduksi perempuan yaitu keputihan, gangguan dan nyeri haid, infertilitas, penyakit keganasan dan menopause dengan pendampingan residen menggunakan media lembar balik dan leaflet. 4. Memberikan sertifikat pelatihan kepada kader kesehatan reproduksi sebagai bukti bahwa kader kesehatan tersebut telah mampu untuk memberikan informasi kepada masyarakat 1.5 Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan proyek inovasi tentang pelatihan kader kesehatan reproduksi perempuan sebagai upaya peningkatan kemampuan kader untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis, yang telah dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 24 – 25 Februari 2014, di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kader Kesehatan Mengenai Kesehatan Reproduksi Perempuan No Hari/Tanggal 1. Selasa/ Februari Jenis Kegiatan 18 Pemaparan Tempat Aula 2014 awal Proyek Kelurahan pukul 09.00 – inovasi Curug 11.00 Pelaksanaan Kegiatan a. Sambutan dari Bapak Lurah Curug Bapak Purwadi.,S.Sos b. Sambutan dari Kepala Puskesmas Cimanggis atau yang mewakili Bidan Hj. Rusilawati.,Amd.Keb c. Sambutan dari Supervisor Utama Ibu Dra. Setyowati, M.App.Sc., Ph.D d. Pemaparan awal hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa e. Diskusi bersama Tokoh masyarakat, Ketua PKK, dan kader kesehatan Kelurahan Curug terkait hasil pengkajian dan kegiatan yang akan dilaksanakan 8 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2. Senin Februari / 24 Pelatihan 2014 kader pukul 10.00 – kesehatan 16.00 Aula Kelurahan Curug reproduksi perempuan hari pertama 3. Selasa/ Februari pukul 15.30 25 Pelatihan 2014 Kader 09.00- kesehatan Aula kelurahan Curug perempuan hari kedua Selasa/ 04 Latihan melalui komunikasi oleh Ns. Windy Natasya, M.Kep reproduksi kesehatan 4. a. Pembukaan pelatihan kader kesehatan oleh Bapak Kepala Kelurahan Curug b. Pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader mengenai kesehatan reproduksi perempuan sebelum pelatihan dilakukan c. Pemberian Materi pelatihan kader Kesehatan reproduksi Materi 1; Kesehatan Reproduksi Perempuan oleh Ns. Mulhaeriah, M.Kep Materi 2; Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan oleh Ns. Windy Natasya, M.Kep Materi 3; Solusi menghadapi gangguan menstruasi oleh Ns. Mulhaeriah, M.Kep Materi 4; Infertilitas oleh Ns. Priharyanti Wulandari, M.Kep Materi 5; Penyakit Degenaratif dan Keganasan pada Sistem Reproduksi Perempuan oleh Ns. Kartini, M.Kep Materi 6; Menuju hari tua yang Bahagia oleh Ns. Bestfy, M.Kep. a. Pemberian materi hari kedua: Membangun kepercayaan Rumah warga b. Praktek role play penyuluhan kesehatan dan konseling yang dibagi ke dalam 5 kelompok c. Posttest untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader mengenai kesehatan reproduksi perempuan setelah pelatihan dilakukan 1 orang kader terlatih RW 05 melakukan konseling mengenai 9 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Maret 2014 konseling di menopause dan seksualitas pukul 10.00 - RW 05 12.30 5. Jumat/ Maret 07 Latihan 2014 Penyuluhan Rumah Warga pukul 10.00 – di RW 05 12.00 a. 3 orang kader terlatih RW 05 memberikan penyuluhan kepada warga mengenai kanker serviks, kanker payudara dan menopause dengan menggunakan lembar balik 1.6 Evaluasi Kegiatan Evaluasi pelaksanaan proyek inovasi melalui pelatihan kader kesehatan mengenai kesehatan reproduksi perempuan dilaksanakan dengan metoda observasi, wawancara, dan kuesioner. Observasi dilaksanakan untuk mengevaluasi pendidikan kesehatan secara aktif yang diberikan oleh kader kepada masyarakat. Wawancara dilaksanakan untuk mengevaluasi apakah kader kesehatan yang telah terlatih telah melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. hambatan dalam melakukan pendidikan kesehatan / penyuluhan, sedangkan kuesioner digunakan untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyegaran kader. 1. Evaluasi Proses Kegiatan Proses kegiatan pelatihan ditingkat kelurahan berlangsung selama 2 hari. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 35 orang, perwakilan 3 orang kader untuk masing-masing RW dengan ditambah 15 kader yang sudah pernah mengikuti pelatihan di wali kota dan kader yang telah hadir dalam pelatihan di kelurahan telah mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara. Peserta pelatihan terlihat antusias dan bersemangat mengikuti pelatihan. Peserta aktif bertanya serta aktif merespon kegiatan role play penyuluhan kesehatan. Kegiatan pelatihan kader di tingkat RW dilakukan 6 hari setelah dilakukan pelatihan ditingkat kelurahan. Kegiatan dilakukan kurang lebih 12 jam selama 10 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2 hari. Dari 40 kader yang diundang, jumlah yang hadir sebanyak 35 orang kader (85%). Semua materi inti terkait kesehatan reproduksi perempuan yang disampaikan ditingkat Kelurahan seluruhnya tersampaikan saat kegiatan penyuluhan ditingkat RW, yang telah disampaikan oleh kader terlatih kepada masyarakat. Kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pelatihan ditingkat Kelurahan adalah waktu yang kurang memadai terkait efektivitas penyampaian seluruh materi termasuk kesempatan bagi peserta lain untuk mempraktekkan tehnik penyuluhan menjadi sangat terbatas. Dari 35 kader yang mengikuti pelatihan di tingkat kelurahan, tidak semua kader berkesempatan untuk mencoba melakukan penyuluhan seperti yang dicontohkan oleh kader terlatih. Oleh karena itu, solusi yang dilakukan adalah para kader yang telah mengikuti pelatihan di tingkat kelurahan dapat mengimplementasikan untuk memberikan penyuluhan ke masing-masing RW. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyuluhan kesehatan oleh beberapa kader yang sudah dilatih ditingkat kelurahan ke masing-masing RW. Dari 7 kader yang mengikuti pelatihan di tingkat kelurahan hanya 3 kader yang dapat melaksanakan kegiatan tersebut di RW, sementara 4 kader yang lain belum mendapatkan kesempatan karena masalah waktu dan beberapa kepentingan lainnya. Harapannya untuk kader terlatih yang belum memberikan penyuluhan dapat memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga yang memiliki masalah kesehatan reproduksi perempuan. 2. Evaluasi Tingkat Pengetahuan dan Kemampuan kader melakukan penyuluhan Evaluasi hasil mengacu pada tujuan. Evaluasi hasil dari pelaksanaan pelatihan kader antara lain adanya peningkatan pengetahuan kader kesehatan RW 05 tentang teknik penyuluhan dan materi kesehatan reproduksi perempuan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai pre test dan post test yang dilakukan 11 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 setiap pelaksanaan pelatihan kader kesehatan. Nilai rata-rata pre test yang diperoleh kader adalah 40 dan nilai rata-rata post test 80. Dengan demikian terdapat peningkatan sebesar 40 yang artinya pengetahuan kader kesehatan bertambah. Kemampuan kader kesehatan dalam memberikan penyuluhan kepada warga secara umum sudah baik tetapi kader masih kurang menguasai materi dan terlihat kurang percaya diri karena bagi kader hal ini merupakan pertama kalinya dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi perempuan, sehingga dalam pelaksanaannya ditemukan beberapa kendala terkait metode dan cara komunikasi. Kader juga termotivasi untuk melakukan penyuluhan kembali dalam rangka meningkatkan kemampuannya memberikan penyuluhan. Diagram. 1 Tingkat Pengetahuan Kader Mengenai Kesehatan Reproduksi Dari hasil evaluasi terkait kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan, terdapat peningkatan kemampuan terutama 3 orang kader yang sudah terlatih di kelurahan. Komponen penilaian terdiri dari 7 item meliputi : kesesuaian metode/ strategi/ pendekatan/ langkah-langkah penyuluhan dengan topik dan peserta ; kesesuaian pemilihan alat, media, dan sumber belajar ; keterampilan membuka dan menutup sesi ; keterampilan menjelaskan ; keterampilan menggunakan alat dan media ; keterampilan bertanya (berkomunikasi) ; dan keterampilan mengevaluasi. Skor tertinggi berjumlah 100 dengan rentang perolehan skor 45-65 dikategorikan kurang, 66-80 dikategorikan 12 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 cukup, dan 81-100 dikategorikan baik. Rata-rata nilai yang diperoleh dari 3 kader terlatih tersebut adalah 66-80 dikategorikan “baik”. Berikut hasil evaluasi kemampuan menyuluh dari 3 orang kader perwakilan RW 05 yang telah di latih di kelurahan : Diagram 2 Kader 1 Ibu Endang (RW 05) Melakukan Praktik Konseling Diagram 3 Kader 1 Ibu Endang (RW 05) Melakukan Praktik Penyuluhan Diagram 4 Kader 2 Ibu Amah (RW 05) Melakukan Praktik Penyuluhan 13 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Diagram 5 Kader 3 Ibu Amih (RW 05) Melakukan Praktik Penyuluhan Dari hasil evaluasi kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan dan konseling yang tergambar dalam diagram diatas, terlihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan masing-masing kader yang telah terlatih di tingkat kelurahan dalam memberikan penyuluhan. Beberapa faktor yang mendukung peningkatan kemampuan kader meliputi waktu pelatihan yang disediakan cukup memadai untuk mempelajari materi yang diberikan, adanya praktek langsung tiap-tiap kader dalam memberikan penyuluhan baik di tingkat kelurahan maupun ditingkat RW serta kemampuan internal dalam memberikan penyuluhan yang telah dimiliki oleh kader tersebut. Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap kemampuan 3 orang kader perwakilan RW 05 dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang permasalahan kesehatan reproduksi menunjukkan rata-rata pencapaian skor berada pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena merupakan pengalaman pertama bagi kader untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi perempuan sehingga kader kurang menguasai materi dan kurang percaya diri. 1.7 Rekomendasi 1. Memasukkan program penyuluhan kesehatan perempuan dalam program Pokja 4 sehingga kegiatan ini menjadi kegiatan rutin setiap bulannya yang diadakan pada setiap pertemuan di tingkat RT yang ada di RW 05 2. Melakukan program tabungan kesehatan reproduksi perempuan (Takespro) untuk program pemeriksaan /deteksi dini secara rutin setiap tahunnya. 14 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 3. Melakukan pengumpulan data tentang kesehatan perempuan setiap bulannya pada setiap pertemuan PKK tingkat RT. 4. Melakukan penyegaran keilmuan bagi para kader secara terprogram, disertai penjaringan dan pembentukan regenarasi para kader kesehatan di wilayah RW. 1.8 Kesimpulan 2. Pengetahuan kader kesehatan tentang kesehatan reproduksi pada perempuan meningkat setelah diberikan materi tentang kesehatan reproduksi pada perempuan 3. Kemampuan kader kesehatan dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada perempuan masih perlu ditingkatkan lagi. 1.9 Saran 2. Puskesmas diharapkan dapat melanjutkan pembinaan dan mengobservasi kader kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan masalah reproduksi perempuan. 3. Ketua RW dapat memberikan dukungan kepada kader kesehatan dalam menjalankan tugas dan memberikan penghargaan untuk kader yang aktif memberikan informasi kesehatan reproduksi pada perempuan. 4. Kader kesehatan diharapkan dapat mengembangkan diri dengan menambah pengetahuan melalui membaca, mengikuti seminar kesehatan sehingga informasi yang disampaikan lebih berkualitas. 15 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 DAFTAR PUSTAKA Baziad, A. (2008). Endokrinologi ginekologi (3 ed.). Jakarta: Media Aesculapius FK UI. Biben, A. (2009). Waspadai nyeri haid. Pikiran Rakyat, 1, 23. Calis, K. A. (2013). Dysmenorrhea Retrieved 15 Februari 2014, from http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview#a0156 El-Gilany, A. H., Badawi, K., & El-Fedawy, S. (2005). Epidemiology of dysmenorrhoea among adolescent students in Mansoura, Egypt. Eastern Mediterranean Health Journal, 11(1). Harel, Z., & Harel. (2008). Dysmenorrhea in Adolescents. Annals of the New York Academy of Sciences, 1135(1), 185-195. Manuaba, I. A. C., Manuaba, I. B. G. F., & Manuaba, I. B. G. (2006). Memahami kesehatan reprodukdi wanita (2 ed.). Jakarta: EGC. Novia, I., & Puspitasari, N. (2008). Faktor sisiko yang mempengaruhi kejadian dismenore primer. The Indonesian Journal of Public Health, 4(2), 96-104. Pinem, S. ( 2009). Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: Penerbit Trans Info Media. Ricci, S. S. (2009). Essential of maternity, newborn, and women's health nursing (Second ed.). Philadelphia, PA: Wolters Kluwer Lippincott Williams and Wilkins. Riyanto, H. (2002). Nyeri haid pada remaja. Gemari, 12. Sobczyk, R., Braunstein, M. L., Solberg, L., & Schuman, S. H. (1978). A case control survey and dysmenorrhea in a family practice population: a proposed disability index. The Journal of family practice, 7(2), 285-290. 16 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Lampiran 1 LEMBAR PENILAIAN PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN DASAR KADER TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN Nama Kader.: ____________________________ Alamat: ____________________________ Hari/Tgl: ____________________________ Penilaian: (4) sangat baik, (3) baik (2) cukup baik (1) kurang baik (0) tidak terobservasi No Komponen Skor Keterampilan 1 Kesesuaian metode/ strategi/pendekatan/ langkah- langkah penyuluhan dengan topik dan peserta 2 Kesesuaian pemilihan alat, media, dan sumber belajar 3 Keterampilan membuka dan menutup sesi 4 Keterampilan menjelaskan 5 Keterampilan menggunakan alat, media 6 Keterampilan bertanya (berkomunikasi) 7 Keterampilan mengevaluasi Catatan khusus: Nilai: x100%= 28 Observer : _____________________________ Tanda tangan: __ 17 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Catatan Lampiran 2 Soal Pre Test Pelatihan Kader Kesehatan Reproduksi Kelurahan Cimanggis Nama : Asal RW : Pertanyaan ini terdiri dari 2 bagian yaitu pilihan ganda dan pertanyaan benar salah A. Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang benar untuk pertanyaan berikut ini: 1. Perempuan yang beresiko mengalami nyeri haid adalah... a. Haid pertamakali pada usia di atas 12 tahun b. Belum pernah hamil c. Menstruasi sedikit d. Tidak merokok 2. Cara mengatasi nyeri haid adalah.... a. Kompres dengan air dingin pada area yang sakit b. Minum air hangat atau susu hangat c. Melakukan aktivitas/kegiatan sehari-hari d. Makan-makan yang berlemak seperti daging, telur 3. Ketidakmampuan dari pasangan untuk hamil setelah 12 bulan berhubungan suami isteri secara rutin tanpa kontrasepsi/pengaman, disebut...... a. Gangguan kesuburan/kemandulan b. Kesuburan c. Kehamilan d. Keguguran 4. Dibawah ini yang termasuk penanganan ketidaksuburan/kemandulan adalah........ a. Selalu berpikiran negatif b. Sering minum alkohol, minuman bersoda c. Kurang istirahat d. Ubah gaya hidup dan kebiasaan bersenggama (hubungan seksual) 18 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 5. Di bawah ini adalah tahapan-tahapan klimakterium: a. premenopause, menopause, pascamenopause b. menopause, premenopause, pascamenopause c. pascamenopause, menopause, premenopause d. menopause, pascamenopause, premenopause 6. Upaya-upaya untuk mengatasi keluhan menopause adalah... a. Makan makanan tinggi lemak b. Berfikirlah bahwa menopause itu sesuatu yang wajar c. Mengurung diri di rumah dan tidak mau bersosialisasi d. Hindari makanan tinggi unsur kedelai B. Pertanyaan Benar Salah Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan jawaban "benar" atau "salah" 1. Semua jenis keputihan adalah tidak normal dan merupakan tanda penyakit. Jawaban: 2. Cara membasuh vagina yang benar setelah buang air adalah dari arah depan ke belakang Jawaban: 3. Diteksi dini kanker serviks dengan cara pap smear dan IVA Jawaban: 4. Keluhan yang banyak dirasakan pasien saat kemoterapi adalah mual. Maka kita perlu menganjurkan pasien kemo untuk makan selagi hangat. Jawaban: 5. Keluhan lain yang dirasakan pasien saat kemo yaitu rambut rontok. Maka anjurkan pasien untuk keramas menggunakan shampoo bayi. Jawaban: 19 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Lampiran 3 Tabulasi Hasil Pre Test Dan Post Test Pelatihan Kader Kesehatan Di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Depok NO NAMA ALAMAT KADER 1 Rohayati RT 03 / RW PRE POST PENINGKATAN TEST TEST 40 90 50 40 70 30 50 80 30 40 90 50 60 80 30 50 70 20 60 90 30 40 70 30 40 70 30 60 Tidak - 10 2 Lena RT 03 / RW 10 3 Lilis Harleni RT 03 / RW 10 4 Nanik Tri Handayani 5 Sunarsih RT 05 / RW 02 RT 05 / RW 02 6 Rokiyah RT 05 / RW 02 7 Endang RT 01 / RW 05 8 Aminah RT 06 / RW 04 9 Dahlia RT 03 / RW 07 10 Magdalena RT 06 / RW 07 11 Lasni hadir RT 06 / RW 50 80 30 40 80 40 60 80 20 60 80 20 07 12 Suparmi RT 01 / RW 04 13 Een Suherni RT 03 / RW 06 14 Heni Rahayu RT 04 / RW 06 20 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 15 Sri Mulyani RT 09 / RW 40 70 30 50 80 30 50 80 30 60 90 30 40 Tidak - 08 16 Surati RT 09 / RW 08 17 Jumiyem RT 01 / RW 04 18 Juriah RT 01 / RW 04 19 Ika Ratnika RT 06 / RW 04 20 Sri Rahayu hadir RT 10 / RW 60 90 30 30 50 20 40 70 30 40 80 40 60 80 20 50 80 30 50 70 20 40 60 20 60 70 10 70 90 20 70 90 20 50 80 30 08 21 Dwi Kurniati RT 01 / RW 11 22 Umi Hasanah RT 01 / RW 11 23 Madiyem RT 01 / RW 01 24 Djubaida RT 03 / RW 06 25 Ratnasari RT 05 / RW 11 26 Muryati RT 03 / RW 11 27 Sri Hartati RT 03 / RW 05 28 Sudarini RT 07 / RW 04 29 Yulianah RT 06 / RW 02 30 Isah Ruisah RT 03 / RW 02 31 Amah RT 04 / RW 05 21 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 32 Amih RT 04 / RW 50 80 30 30 60 30 40 80 40 50 90 40 05 33 Mahatih RT 07 / RW 05 34 Asminatun RT 07 / RW 05 35 Maryati RT 07 / RW 05 22 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Lampiran 4 Hasil Evaluasi Kemampuan Para Kader Terlatih Kader Kesehatan Reproduksi Dalam Memberikan Penyuluhan Kepada Masyarakat Di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Depok NO 1. Tanggal dan Jam Nama Kader Nilai di Tempat Pelaksanaan Terlatih Kelurahan Pelaksanaan 03 Maret 2014 Ibu Rini 75 RW 04 Metode Penyuluhan Media Lembar Balik Jam 10.00 WIB 2. 03 Maret 2014 Materi Nilai di Tingkat Penyuluhan RW Menopause dan 82 Keputihan Ibu Ika 75 RW 04 Penyuluhan Lembar Balik Nyeri Haid 80 Ibu Suparmi 70 RW 04 Penyuluhan Lembar Balik Keputihan 76 Ibu Lena 70 RW 10 Penyuluhan Lembar Balik Keputihan 80 Ibu Lilis 80 RW 10 Penyuluhan Lembar Balik Nyeri Haid 88 Ibu Magdalena 80 RW 07 Penyuluhan Lembar Balik Keputihan 94 Ibu Dahlia 75 RW 07 Penyuluhan Lembar Balik Infertilitas 80 Ibu Endang 75 RW 05 Konseling Leaflet Jam 10.00 WIB 3. 03 Maret 2014 Jam 10.00 WIB 4. 04 Maret 2014 Jam 10.00 WIB 5. 04 Maret 2014 Jam 10.30 WIB 6. 04 Maret 2014 Jam 14.00 WIB 7. 04 Maret 2014 Jam 14.30 WIB 8. 04 Maret 2014 23 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Seksualitas dan 80 Jam 10.00 WIB 9. 04 Maret 2014 Menopause Ibu Madiyem 75 RW 01 Konseling Lembar Balik Ibu Isah 78 RW 02 Penyuluhan Lembar Balik Infertilitas 81 Jam 11.00 WIB 10. 04 Maret 2014 Jam 13.00 WIB 11. 04 Maret 2014 Keputihan dan 86 Menopause Ibu Juariah 70 RW 02 Penyuluhan Lembar Balik Nyeri Haid 78 Ibu Nani 70 RW 02 Penyuluhan Lembar Balik Keputihan 80 Ibu Yuliana 80 RW 02 Penyuluhan Lembar Balik Ca. Mamae 94 Ibu Djubaedah 75 RW 06 Penyuluhan Lembar Balik Menopause 86 Ibu Heny 70 RW 06 Penyuluhan Lembar Balik Infertilitas 80 Ibu Ratna 78 RW 11 Penyuluhan Lembar Balik Ca. Servix 85 Ibu Dwi Kurniati 65 RW 11 Penyuluhan Lembar Balik Menopause 70 Ibu Umi Khasanah 65 RW 11 Penyuluhan Lembar Balik Ca. Payudara 72 Jam 13.30 WIB 12. 04 Maret 2014 Jam 14.00 WIB 13. 04 Maret 2014 Jam 14.30 WIB 14. 05 Maret 2014 Jam 10.00 WIB 15. 05 Maret 2014 Jam 10.30 WIB 16. 06 Maret 2014 Jam 10.00 17. 06 Maret 2014 Jam 10.00 18. 06 Maret 2014 24 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Jam 10.00 19. 06 Maret 2014 Ibu Sri Rahayu 78 RW 08 Penyuluhan Lembar Balik Ca. Servix 83 Ibu Sri. M 70 RW 08 Penyuluhan Lembar Balik Menopause 80 Ibu Surati 70 RW 08 Penyuluhan Lembar Balik Nyeri Haid dan 80 Jam 14.30 20. 06 Maret 2014 Jam 14.30 21. 06 Maret 2014 Jam 14.30 22. 07 Maret 2014 Keputihan Ibu Endang 78 RW 05 Penyuluhan Lembar Balik Jam 10.00 Menopause, 83 Nyeri Haid dan Infertilitas 23. 07 Maret 2014 Ibu Amah 70 RW 05 Penyuluhan Lembar Balik Infertilitas 75 Ibu Amih 78 RW 05 Penyuluhan Lembar Balik Nyeri Haid 85 Ibu Yati 80 RW 10 Penyuluhan Lembar Balik Menopause 85 Ibu Lena 70 RW 10 Penyuluhan Lembar Balik Nyeri Haid 80 Jam 10.00 24. 07 Maret 2014 Jam 10.00 25. 08 Maret 2014 Jam 13.00 26. 08 Maret 2014 Jam 13.00 25 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 MateriPelatihan SOLUSIMENGATASIMASALAHHAID Dismenore(NyeriHaid) Nyerihaidataumenstruasiyangmenimbulkannyerimerupakansalahsatumasalah ginekologi yang dialami perempuan pada berbagai tingkat usia. Nyeri haid merupakan nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.Nyerihaidmenyebabkannyeripadaperutbagianbawahdantungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terusmenerusada. Menurut Baziat (2008) nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Hampir semua wanita mengalami nyeri haid atau rasa tidak enak pada perutsebelumdanselamahaid.Perasaannyeripadawaktuhaiddapatberupakram ringanpadabagiankemaluansampaiterjadigangguandalamtugassehari‐hari. FaktorRisikoterjadinyanyerihaid Faktorrisikoterjadinyanyerihaidantaralain:Usiamenarche(haidpertamakali) berusia kurang dari 12 tahun, nullipara (belum pernah mengalami kehamilan), menstruasi banyak dan lama, merokok, komsumsi alkohol, mempunyai riwayat keluargadengannyerihaid(Ricci,2009) Jenis‐jenisnyerihaid Secaraklinis,nyerihaiddibagidua,yaitunyerihaidprimerdannyerihaidsekunder (Manuaba.,et.al,2006): 1. Nyerihaidprimeradalahnyerihaidyangterjadisejakpertamakalidatang haid. Nyeri haid ini disebabkan oleh faktor dari dalam rahim dan berhubungan erat dengan ketidakseimbangan hormon seks perempuan tanpaadanyakelainananatomisalatkelamin. 2. Nyeri haid sekunder yaitu nyeri haid yang disebabkan adanya kelainan pada alat kelamin, antara lain infeksi, endometriosis/ kelainan selaput 26 | P a g e Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 rahim, kista ovarium, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks, tumor padapanggul,pemakaianIUDatauAKDR Tandadangejalanyerihaid Kram/sakitperut,nyeri8jamsebelummenstruasiatauselama48–72 jamnyerisamapipinggang,punggungbawahdankemaluan Nyerimenggangguaktivitassehari‐hari Mual/muntah/perutkembung,diare Sakitkepala/pusing Demam Payudaraterasasakit Mudah emosi/iritability, mudah lelah, capek, konsentasi menurun, depresidanpingsan CaraMengatasinyaNyeriHaid Adabanyakhalyangdapatdilakukanmulaidarihalyangsederhana,pemakaianobat‐ obatan,hinggaterapihormonal.Berikutinibeberapatipsuntukmencegahnyerisaat haid(Ricci,2009): Olahragaringansaathaid,namunhindariolahraga berat. Hindarikonsumsialkohol,kopi,danjugacoklat karenadapatmeningkatkankadarestrogenyang nantinyadapatmemiculepasnyaprostaglandin. Hindarijugamakananbersuhudinginmisalnyaes krim. KonsumsivitaminE,vitaminB6,atauminyakikan. Konsumsisayurandanbuah‐buahansertamakanan rendahlemak. Beberapahalyangdapatkitalakukanuntukmengatasisakitperutsaathaid: Kompresdenganbotolpanas(hangat)tepatpadabagianyangterasa kram(bisadiperutataupinggangbagianbelakang 27 | P a g e Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Mandiairhangat,bolehjugamenggunakanaromaterapiuntuk menenangkandiri Minumminumanhangatyangmengandungkalsiumtinggi Mengosok‐gosokperut/pinggangyangsakit Ambilposisimenunggingsehinggarahimtergantungkebawah.Inibisa membanturelaksasi Tariknapasdalam‐dalamsecaraperlahanuntukrelaksasi. Obat‐obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat terutama yang mengandung antara lain asam mefenamat, ibuprofen, diclofenac sodium atau naproxenen dalam komposisi obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari. Apabila penggunaan obat‐ obatan analgesik tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal sesuai ajuran dokter.Bila keluhan nyeri dapat dihilangkan dengan cara sederhana maka hal itu jauh lebih baik daripada penggunaan obat‐obatan karena obat‐obatan akan menimbulkan ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri dan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Prinsip terapi pada nyeri saat haid primer sama dengan sekunder, akan tetapi lebih baik bila Anda berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandunganuntukpenangananlebihlanjut. Perankaderdalammembantumengatasimasalahmenstruasi Memberipemahamankepadaperempuanyangmengalaminyerihaid Memberikanpenjelasancaramencegahdanmengatasinyerihaid Melakukanrujukanketempatpelayananyangmemadai Referensi: Baziad,A.(2008).Endokkrinologiginekologi(Edisi3).Jakarta:MediaAesculapiusFKUI Manuaba,I.A.C.,Manuaba,I.B.G.F., &Manuaba,I.B.G.(2006).Memahamikesehatan reprodukdiwanita(Edisi2).Jakarta:EGC Ricci,S.S.(2009).Essentialofmaternity,newborn,andwomen'shealthnursing(Second ed.).Philadelphia,PA:WoltersKluwerLippincottWilliamsandWilkins. 28 | P a g e Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 29 | P a g e Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PROYEK INOVASI INTERVENSI MANAGEMENT CARE OF SYMPTOMS (FATIGUE) MELALUI PSIKOEDUKASI PADA PASIEN KANKER GINEKOLOGI DIRUANG RAWAT ONKOLOGI GINEKOLOGI RSUPN CIPTOMANGUNKUSUMO JAKARTA Supervisor utama: Dr. Yati Afiyanti, MN Supervisor: Ns. Tri Budiati, M.Kep, Sp.Kep. Mat OLEH : MULHAERIAH 1106122663 PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2014 Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2 Prakata K eperawatan maternitas merupakan area yang berkaitan dengan kondisi antenatal, intranatal, postnatal, bayi baru lahir, dan kesehatan reproduksi. Berbagai kondisi sangat menarik untuk ditelaah terkait salah satunya adalah pada gangguan kesehatan perempuan khususnya masalah kanker gynekologi. Perempuan dengan masalah kanker gynekologi adalah suatu kondisi dimana terdapat akumulasi berbagai gejala baik fisik, psikologis dan situasional. Hal ini tentunya merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pada biopsikososiospritual pasien. Sebagai perawat yang bertugas di area keperawatan maternitas tentunya haruslah memiliki kemampuan untuk membantu pasien dalam melewati masa-masa tersebut. Sehubungan dengan hal itu maka mahasiswa di pendidikan keperawatan pada umumnya dan mahasiswa program residensi keperawatan maternitas II khususnya harus memiliki bekal keilmuan dalam melakukan asuhan keperawatan secara mandiri guna menurunkan gejala fisik, psikologis dan situasional melalui intervensi psikoedukasi. Melalui laporan proyek inovasi ini telah dipaparkan beberapa hal yang harus diketahui oleh perawat di pendidikan maupun diklinik meliputi gejala-gejala yang muncul pada pasien kanker ginekologi, intervensi psikoedukasi dan evidence based nursing yang mendukung intervensi tersebut. Laporan ini berjudul intervensi management care of symptoms melalui psikoedukasi pada pasien kanker ginekologi diruang rawat oncologi ginekologi RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta. Psikoedukasi merupakan bentuk edukasi yang bersumber pada asumsi yang didukung secara ilmiah bahwa sebagian besar reaksi emosi dan perilaku diperoleh melalui pembelajaran. Intervensi ini bertujuan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 3 untuk membantu pasien mempelajari cara bereaksi terhadap tujuan yang diinginkan. Berdasarkan paparan tersebut diatas, laporan ini memiliki sistematika penulisan yaitu pendahuluan, laporan kegiatan, rencana tindak lanjut serta kesimpulan dan saran. Bab I Pendahuluan, akan memaparkan alasan atau latar belakang perlu dilakukannya psikoedukasi pada pasien kanker gynekologi. Bab II Laporan kegiatan, penekanan pada bab ini adalah laporan kegiatan dari mahasiswa pada masing-masing gejala meliputi fisik, psikologis dan situasional. Laporan kegiatan ini mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab III Rencana tindak lanjut, rencana usulan yang perlu ditindak lanjuti oleh pihak rumah sakit. Bab IV Kesimpulan dan saran. Pada akhirnya dengan mengucapkan syukur, kami sebagai penulis mengucapkan selamat mempelajari laporan ini, semoga memperoleh nilai kemanfaatan dengan hal tersebut. Tiada suatu hal yang sempurna melainkan milik Tuhan pencipta alam semesta. Untuk itu kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Mahasiswa residen Keperawatan Maternitas Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 4 Daftar isi Prakata ………………………………………………………………… 2 Daftar Isi ………………………………………………………………. 4 Bab I Bab II Pendahuluan …………………………………………. 5 Tujuan …………………………………………………. 11 Manfaat ……………………………………………….. 11 Laporan Kegiatan Proyek Inovasi ......................... 13 2.1 Presentasi hasil pengkajian…………………….. 13 2.2 Pelatihan perawat……………………….. 13 2.3 Implementasi kegiatan…………………… 16 2.4 Evaluasi……………………………………….. 18 2.4.1 Evaluasi proses kegiatan……………………. 18 2.4.2 Penilaian kualitas hidup pasien kanker…… 19 2.4.3 Kemampuan perawat memberikan pelayanan psikoedukasi…………………......................... 2.5 Pembahasan......................................................... 20 23 Bab III Rencana Tindak Lanjut ………………………………… 26 Bab IV Kesimpulan & Saran ………………………………… 28 Daftar Pustaka ……………………………………………………….. 29 Lampiran Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik didunia maupun di Indonesia. WHO memperkirakan setiap tahun, 12 juta orang diseluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030 (WHO, 2005). Riskesdas (2007) menyatakan kanker merupakan penyebab kematian ke tujuh (5,7%) setelah stroke, tuberculosis, hipertensi, cidera, peinatal dan diabetes mellitus. Prevalensi angka kejadian kanker meningkat seiring bertambahnya usia dimana kelompok usia 44-54 tahun adalah kelompok yang tertinggi yaitu sebanyak 1,5% dan paling banyak pada perempuan (Depkes, 2006). Data ini menunjukan bahwa kanker walaupun saat ini berada pada urutan ketujuh merupakan ancaman yang serius terhadap kesehatan individu dan cenderung untuk meningkat setiap tahunnya. Perempuan dengan kanker gynecologi potensial menghadapi berbagai prosedur pengobatan, yaitu: kemoterapi, pembedahan, dan radioterapi (Warnock, 2005). Pasien dengan kanker sering melaporkan lebih dari satu gejala pada waktu tertentu dan lebih signifikan ketika menerima kemoterapi atau terapi radiasi (Chang, Hwang, Feuerman, & Kasimis, 2002; Feyer, Kleeberg, Steingraber, Gunther, & Behrens, 2008). Diagnosa kanker dapat mempengaruhi kondisi perasaan dan pengalaman pasien terutama perasaan takut, nyeri dan kecemasan. Pasien kanker beresiko mengalami gangguan mood selama ataupun setelah pengobatan, gangguan tidur dan kelelahan. Beberapa diantaranya mengalami, Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 6 ansietas, kelemahan, gangguan mood, dan depresi (Deng & Cassileth, 2005), mual (Mansky & Wallerstedt, 2006), nyeri (Gatlin & Sculmeister, 2007). Keluhan yang dirasakan pasien kanker meliputi gejala fisik, psikologis dan situasional yang saling berinteraksi antar gejala. Pasien kanker dengan nyeri pada lokasi kankernya akan mengalami kelemahan, kecemasan, mual dan muntah, gangguan tidur dan gangguan spiritual (Dodd, Miaskowski, dan Paul, 200; Beck et al, 2005; Francoeur, 2005; Hickok, Morrow, Roscoe, Mustian, & Okunieff , 2005; Miaskowski et al, 2006; Miaskowski & Lee, 1999). Penanganan satu gejala saja belum mampu mengatasi gejala yang lain. Pasien dengan kanker sering mengalami beberapa gejala-gejala (Potter, Hami, Bryan, & Quigley, 2003; Saini et al , 2006; Teunissen, de Graeff, Voest, & de Haes, 2007), gejala tertentu cenderung terjadi bersama-sama. Gejala seperti mual dan muntah ditemukan terjadi secara bersamaan, atau disebut juga cluster. Seperti adanya hot flashes dan nyeri serta perubahan selera makan, dan penurunan berat badan (Chen &Lin , 2007; Gift, Jablonski, Stommel, &Given, 2004; Honea, Brant, & Beck, 2007). Kelelahan yang merupakan gejala yang sering dialami pasien kanker. Kejadian kelemahan pada pasien kanker diperkirakan sekitar 80-99% (Casey, Chen, & Rabow, 2011). Pasien dengan kanker ginekologi mengalami kelemahan lebih parah dibandingkan dengan kanker yang lain (Prue, Allen, Gracey, Rankin, & Cramp, 2010). Kelemahan bisa menyebabkan terjadinya gangguan kognitif, fisik, sosial dan perubahan mood yang berdampak terhadap kualitas hidup (Mallinson, Cella, Cashy, & Holzner, 2006; Stone, 2002). Kelelahan adalah suatu gejala subjektif, tidak nyaman, yang ditandai dengan berkurangnya energi dan terjadi peningkatan kebutuhan istirahat. Fatigue bisa menyebabkan terjadinya gangguan kognitif, fisik, sosial dan perubahan mood yang berdampak terhadap kualitas hidup (Mallinson, Cella, Cashy, & Holzner, 2006; Stone, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Stone et al. (2003) melaporkan bahwa sekitar 56 % fatigue memberikan dampak yang cukup besar Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 7 terhadap kualitas hidup pasien kanker. Sekitar 538 pasien kanker yang mengalami fatigue terdapat 37 % mempengaruhi terhadap kemampuan untuk bekerja, 30 % mempengaruhi kemampuan menikmati hidup, dan 30% mempengaruhi kehidupan. Penelitian yang dilakukan oleh Curt et al. (2000) juga melaporkan bahwa fatigue pada kanker yang menjalani kemoterapi memberikan dampak terhadap fisik sebanyak 56% mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaan, 56 % kesulitan untuk menaiki tangga, dan 69% kesulitan berjalan dengan jarak yang jauh. Dampak psikososial yaitu 59% menyatakan kesulitan melakukan sosialisasi dengan teman dan 30% mengalami gangguan hubungan seksual. Sedangkan dampak terhadap ekonomi yaitu 71% kehilangan satu atau dua hari kerja dalam seminggu, 31% kehilangan seluruh waktunya untuk melakukan pekerjaan dan 28% mengatakan berhenti bekerja. Pasien kanker atau yang sedang menjalani kemoterapi sangat jarang mendiskusikan kondisi fatigue yang dialami kepada perawat karena dianggap sebagai bagian dari penyakit. Sementara, perawat masih ada yang menganggap bahwa kelelahan pada pasien kanker sama dengan kelelahan biasa sehingga tidak memberikan intervensi (O'Regan, 2009). Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) khususnya di ruang rawat onkologi ginekologi mulai pada tanggal 26 Maret-11 April 2014 dilakukan pengkajian terhadap 22 orang pasien yang mengalami kanker ginekologi (kanker serviks, kanker ovarium dan kanker endometrium) terhadap kelelahan. Pengkajian dilakukan melalui metode observasi, wawancara dan penilaian menggunakan kuesioner kualitas hidup pasien. Hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa residensi keperawatan maternitas selama tiga minggu didapatkan data sekitar 61 % perawat tidak menyempatkan waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan pasien mengenai gejala-gejala yang menyertai penyakit pasien khususnya pada pasien kanker seperti nyeri, kelelahan, mual muntah dan sebagainya, sekitar 55% tidak memberikan penjelasan mengenai Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 8 gejala-gejala yang dialami seperti nyeri, lelah, cemas dan hanya sekitar 50 % perawat memberika intervensi sesuai dengan masalah yang dikeluhkan pasien serta 66 % pasien tidak melibatkan keluarga saat penjelasan mengenai kondisi pasien. Jumlah perawat di ruang onkologi sebanyak 22, hal ini sudah sesuai dengan tingkat kebutuhan klien. Akan tetapi, perawat di ruangan berdasarkan hasil observasi belum semuanya memperhatikan atau menangani gejala-gejala yang dialami klien. Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 April (2014) terhadap tujuh orang pasien dikatakan bahwa saat mengeluh gejala-gejala yang dialami seperti nyeri, lelah dan sebagainya, perawat menganggap bahwa hal tersebut sesuatu hal yang biasa dialami oleh pasien kanker. Sedangkan wawancara dengan Kepala Ruangan onkologi dikatakan bahwa belum ada intervensi khusus untuk mengatasi gejala-gejala yang dialami pasien. Selain itu, belum ada perawat yang mengikuti pelatihan supportive educative. Pengkajian menggunakan kuesioner tentang kualitas hidup penderita kanker ditemukan beberapa gejala atau masalah biopskiososial yang dialami pasien sebanyak 22 orang juga disertai instrumen-instrumen yang dapat mengetahui masalah-maslah yang dialami klien lebih lanjut yaitu yang mengalami nyeri (nyeri ringan 50 %, sedang 23 %, dan berat 27 %), disfungsi seksual sekitar 64 %, gangguan tidur 68 %, kelelahan 73 %, mual/ muntah terutama setelah kemoterapi sekitar 67 % dan yang mengalami kecemasan sebanyak 77 %, isolasi sosial sekitar 18 %, harga diri rendah 86 %, gangguan koping 82 %, dan depresi (Ringan 27 %, sedang 73 %). RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta sudah memiliki tim palliative care dalam mengatasi permasalahan pasien terminal, tetapi dalam pelaksanaannya diruang onkologi Gedung A Lantai 2 didapatkan beberapa kendala. Berdasarkan wawancara dengan perawat ruangan, didapatkan ungkapan banyaknya beban kerja yang harus mereka selesaikan, merupakan faktor terbesar terabaikannya Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 9 pemenuhan kebutuhan pasien secara psikologis dan situasional. Perawat lebih memfokuskan pada perawatan secara fisik yang dianggap sebagai masalah dominan untuk dilakukan penangan. Pasien yang dirawat hanya dikaji terkait keluhan fisik yang dirasakannya, sehingga pemberian asuhan keperawatan tidak dilakukan secara holistik dan terintegrasi dengan psikologis dan situasional. Perawat sebagai profesi yang mandiri diharapkan mampu mengatasi gejala fisik, psikologis dan situasional yang dikeluhkan oleh pasien.Pendampingan dan pemberian informasi untuk menambah pengetahuan dan memodifikasi agar gejala yang dirasakan berkurang sangat diperlukan. Perawat telah menggunakan banyak strategi untuk memfasilitasi pengelolaan gejala fisik dan psikologis. Strategi seperti relaksasi, guidedimagery, dan distraksi telah diidentifikasi oleh berbagai studi (America Pain Society, 2005; McCaffery & Pasero, 1999), dan cognitive behaviortherapy(National Center for Complementary and Alternative Medicine, 2009). Bentuk Supportive educative system yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat berupa psycoeducation, psychosocial support, care coping, symptom management, sleep promotion and family meeting (Hudson, Remedies & Thomas, 2010). Bentuk intervensi yang dicoba untuk dikembangkan adalah pelayanan keperawatan psikoedukasi, merupakan bentuk edukasi yang bersumber pada asumsi yang didukung secara ilmiah bahwa sebagian besar reaksi emosi dan perilaku diperoleh melalui pembelajaran. Tujuan psikoedukasi adalah membantu klien untuk tidak mempelajari cara bereaksi terhadap tujuan yang tidak diinginkan, melainkan mempelajari cara baru untuk bereaksi terhadap tujuan yang diinginkan. Berbagai bentuk psikoedukasi efektif mengurangi gejala kecemasan dan depresi, meningkatkan kemampuan koping, menurunkan perasaan yang timbul dari efek hospitalisasi, meningkatkan efikasi diri, meningkatkan optimisme, dan mengurangi gejala yang dirasakan pada pasien kanker (Hopko et al., 2008). Pemberian intervensi psikoedukasi pada nyeri, kelemahan, mual dan muntah, gangguan tidur dan gangguan spiritual dinilai efektif dilakukan pada pasien kanker (Chan,Cheng, Lam, Li, Chik & Cheung, 2008; Bennet, Bagnall, & Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 10 Close, 2009; Kwekkeboom, Abbott-Anderson & Wanta, 2010). Pelayanan keperawatan psikoedukasi dapat meningkatkan pengetahuan, dan perilaku, mengurangi intensitas nyeri serta memberikan dampak positif bagi pasien kanker yang dirawat di rumah sakit (Bennet, Bagnall, & Close, 2009; Kwekkeboom, Abbott-Anderson & Wanta, 2010). Penelitian Kim et al (2002) menemukan bahwa penderita kanker di Korea lebih menggunakan strategi koping berfokus pada emosi dibandingkan dengan strategi koping berfokus pada masalah (Thippayapn, 2000; Kim et al., 2002; Rosenzweig et al., 2010). Intervensi keperawatan spesialis yang dapat diberikan pada pasien dengan masalah keperawatan harga diri rendah adalah terapi individu seperti terapi kognitif (cognitive therapy), terapi perilaku (behaviour therapy), dan terapi kognitif perilaku (cognitive behaviour therapy) (Frisch, 2006; Copel, 2007). Selain itu itervensi psikoedukasi pada gangguan seksulitas menggunaka tiga sesi psychoeducational intervention (PED) yang memberikan efek positif secara significan pada keinginan seksual, hasrat, orgasme, kepuasan, distress seksual, depresi dan kesejahteraan umum. Secara kualitatif didapatkan PED sangat mudah dilaksanakan, jelas dan sangat membantu selain itu meningkatkan respon seksual, mood dan kualitas hidup pasien kanker ginekologi dan menstabilkan secara psikologis pasien (Brotto, et al 2008). Dixon, Keefe, Scipio, Perri, and Abernethy (2007) mengatakan bahwa teknik relaksasi merupakan bagian dari psikoedukasi mampu secara efektif dalam penanganan nyeri, efikasi diri, kecemasan, dan depresi. Teknik relaksasi efektif diterapkan dalam penanganan nyeri pada pasien kanker (Lohnberg, 2007; Vowles and McCracken, 2008). Studi meta analisis pada 25 studi pasien diabetes, teknik relaksasi, activity scheduling, problem solving, goal setting, contract setting, dan manajemen stress secara efektif dapat mengurangi stress psikologi (Ismail, Winkley, and Rabe-Hesketh, 2004). Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 11 Kemudahan pelayanan keperawatan psikoedukasi dikarenakan pelaksanaannya yang fleksibel. Metode yang fleksibel berusaha menggabungkan antara informasi terkait perubahan penyakit dengan anjuran untuk mengatasi perubahan penyakit tersebut, sehingga psikoedukasi sangat potensial untuk digunakan pada berbagai penyakit dan tahapan perubahan kehidupan (Luken & McFarlance, 2004). Psikoedukasi dapat dilakukan secara individu, kelompok, pasangan, dan keluarga, dan terintegrasi dalam bentuk Cognitive Behavior Therapy (CBT), seperti suportif atau expressive psychotherapy, koping dan teknik komunikasi, emotion-focused therapy, dyadic support therapy, relaxation training, social skill training, hypnosis, dan problem solving treatments terbukti efektif menurunkan keluhan pasien terhadap gejala yang dirasakannya (Barsevick et al, 2002). RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta Rumah sakit merupakan pusat rujukan pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.Salah satu bentuk pelayanan di RS adalah pelayanan obstetric dan ginekologi.Ibu dengan masalah sistem reproduksi dan dalam masa non childbearing merupakan bagian dari masyarakat yang juga memanfaatkan pelayanan ginekologi di RS. Hal tersebut yang melatarbelakangi pelaksanaan Proyek Inovasi Program Profesi Ners Spesialis Maternitas di RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta.Berdasarkan fenomena tersebut, mahasiswa residensi program ners spesialis keperawatan maternitas tertarik untuk melakukan kegiatan berupa intervensi management care of symptoms melalui psikoedukasi pada pasien kanker di Unit onkologi ginekologi gedung A lantai 2 RSUPNCiptomangunkusumo Jakarta. 1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan praktek residensi keperawatan maternitas di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta diterapkannya pelayanan keperawatan psikoedukasi pada pelayanan perawatan onkologi Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 12 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pelaksanaan pelayanan keperawatan psikoedukasi untuk pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta b. Melaksanakan desiminasi pelayanan keperawatan psikoedukasi untuk pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta c. Mengimplementasikan pelayanan keperawatan psikoedukasi untuk pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta d. Mengevaluasi pelayanan keperawatan psikoedukasi untuk pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta 1.3 Manfaat 1. Bagi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Membantu meningkatkan kualitas layanan asuhan kepererawatan maternitas dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien kanker gynekologi melalui pelayanan keperawatan psikoedukasi. 2. Bagi pasien Mendapatkan layanan berupa intervensi mandiri keperawatan berupa psikoedukasi guna menurunkan gejala-gejala yang muncul pada pasien 3. Bagi program ners spesialis keperawatan maternitas Mampu mengaplikasikan konsep management care of symptoms melalui pelayanan keperawatan psikoedukasi pada pasien kanker gynekologi. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 13 BAB II LAPORAN KEGIATAN PROYEK INOVASI 2.1 Presentasi hasil pengkajian Presentasi hasil pengkajian dilakukan pada tanggal 23 April 2014 bertempat di gedung A lantai 2 zona A ruang 221, kegiatan dimulai pukul 14.30 WIB dan dibuka oleh pemandu acara. Kegiatan ini dihadiri oleh kepala ruangan onkologi dan obsetri beserta beberapa staf dari onkologi dan obstetri serta perawat poli dilanjutkan dengan sambutan dari pembimbing akademik dari FIK UI dan pemaparan hasil pengkajian oleh perwakilan mahasiswa. Pemaparan hasil pengkajian dilakukan selama 15 menit, pengkajian dilakukan di ruang rawat onkologi ginekologi mulai tanggal 26 Maret hingga 11 April 2014 terhadap 22 orang pasien yang mengalami kanker ginekologi. Pengkajian juga meliputi gejala-gejala yang menyertai penyakit atau akibat dari terapi serta masalah psikososial yang mengganggu kualitas hidup pasien seperti nyeri, kelelahan, mual/muntah, cemas, gangguan tidur, harga diri rendah, masalah seksual, isolasi sosial, dan koping tidak efektif. Metode menggunakan observasi, wawancara dan penilaian menggunakan kuesioner kualitas hidup pasien. Beberapa masukan yang didapatkan pada kegiatan diskusi bahwa pertimbangkan program yang akan dilakukan di unit onkologi adalah program yang mampu laksana dengan produk akhir booklet. 2.2 Pelatihan Perawat Pelaksanaan pelatihan perawat tentang management care of symptoms melalui psikoedukasi pada pasien kanker ginekologi diruang rawat onkologi ginekologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2014. Pelatihan management care of symptom dihadiri oleh Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 14 21 peserta yang terdiri dari perawat dan bidan dari Ruang Poli, IGD, Obstetri, Gynekologi, Onkologi dan Boarding. Kegiatan pelatihan dibuka oleh pembawa acara (Bestfy Anitasari, M.Kep), seksi dokumentasi dan konsumsi (Suryani Hartati, M.Kep dan Priharyanti Wulandari, M.Kep). Materi pelatihan yang diberikan terkait management care of symptoms melalui psikoedukasi. Adapun pemateri adalah residen maternitas dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.1. Daftar pemateri dan materi pelatihan pelayanan keperawatan psikoedukasi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta 2014 No Pemateri Materi 1. Henny Dwi Susanti, M.Kep Kanker, terapi kanker dan dampaknya pada aspek fisik, psikologi, situasional dan dampakya pada pasien kanker 2. Windy Natasya, M.Kep Psikoedukasi sebagai intervensi keperawatan dalam mengelola gejala fisik , psikologi, dan situasional pasien kanker ginekologi 3. Mulhaeriah, M.Kep Latihan relaksasi sebagai intervensi keperawatan dalam mengelola gejala fisik pasien kanker ginekologi 4. Jum Natosba, M.Kep Latihan tehnik lima jari sebagai intervensi keperawatan dalam mengelola gejala psikologis pasien kanker ginekologi 5. Jum Natosba, M.Kep Latihan fokus sensasi sebagai intervensi keperawatan dalam mengelola gejala aspek situasional 6. Rita Dewi Sunarno, M.Kep Strategi koping dalam gejala pasien kanker 7. Aryanti Wardiyah, M.Kep Perencanaan aktivitas harian 8. Kartini, M.Kep Role play (Sumber: Pelatihan Psikoedukasi tahun 2014). Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 mengelola 15 Diskusi dilaksanakan untuk setiap sesi. Respon peserta cukup antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan yang diberikan oleh residen. Kegiatan pelatihan diselingi dengan pemberian doorprize bagi peserta yang cukup aktif dalam memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan serta mendemonstrasikan tehnik dan psikoedukasi. Selanjutnya peserta mendemonstrasikan sesi satu sampai dengan sesi empat. Pada sesi pertama, perawat/bidan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Berdasarkan keluhan pasien, perawat/bidan menjelaskan penyakit yang diderita saat ini dan penyebab munculnya keluhan pada pasien tersebut. Tindakan selanjutnya adalah mengidentifikasi dampak penyakit yang diderita oleh pasien dan terapinya terhadap masalah fisik, psikologis, dan situasional yang dialami oleh pasien. Setelah melakukan identifikasi dan penjelasan tentang definisi, penyebab dan dampak penyakit yang ditimbulkan oleh pasien, intervensi selanjutnya adalah melakukan intervensi. Pada sesi dua, intervensi yang dilakukan adalah melatih pasien untuk melakukan tehnik relaksasi pernafasan yang bertujuan untuk mengurangi masalah atau keluhan yang dirasakan oleh pasien saat ini, akibat penyakit yang diderita pasien. Teknik lima jari bertujuan untuk mengatasi aspek psikologis sedangkan fokus sensasi untuk mengatasi aspek situasional khususnya masalah seksual pada pasien kanker. Kegiatan pada sesi tiga berupa intervensi guna mengidentifikasi strategi koping pasien. Salah satu terapi yang dilakukan adalah terapi kognitif. Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pikiran negatif pasien serta membantu pasien untuk meningkatkan pikiran positif. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien terkait anggapan negatif tentang diri pasien. Melihat kondisi tersebut, perawat menganjurkan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 pasien untuk 16 mengungkapkan pikiran yang mendukung dan mendiskusikan dengan pasien tentang pikiran negatifnya, serta membantu pasien untuk menemukan pikiran positif untuk melawan pikiran negatif. Pada saat pasien mengungkapkan pikiran negatif, perawat juga memberikan dan mendorong pasien melihat dirinya saat ini, kelebihan apa yang dimiliki oleh pasien. Perawat bersama dengan pasien mengungkapkan manfaat setelah mengikuti terapi. Kemudian perawat memberikan reinforcement positif atas pikiran positif yang diungkapkan dan menyusun rencana tindak lanjut. Sesi terakhir adalah merencanakan aktifitas harian pasien. Tujuannya untuk membantu pasien mempersiapkan dan menyusun kegiatan sehari-hari yang mampu dilakukan pasien setelah menjalani terapi. Perawat menggunakan lembar kerja yang ada dalam booklet berupa tabel yang dapat diisi pasien setiap hari. Sehingga dari jadwal aktivitas harian tersebut, pasien dapat memiliki gambaran seberapa banyak aktivitas yang dapat dilakukan selama berada di rumah, dan dalam mempersiapkan tubuhnya sebelum jadwal kemoterapi berikutnya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan psikoedukasi berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Peserta yang mengikuti pelatihan menyampaikan bahwa psikoedukasi dapat diterapkan pada pasien yang mengalami masalah fisik, psikologi, dan situasional terkait proses penyakitnya. 2.3 Implementasi Kegiatan Pelaksanaan implementasi psikoedukasi dilakukan selama empat hari mulai tanggal sembilan sampai 14 Mei 2014. Perawat yang melakukan implementasi adalah perawat dan bidan yang telah mengikuti pelatihan, masing-masing perawat melakukan sesi satu sampai empat. Berikut dijelaskan jadwal kegiatan implementasi perawat, dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut: Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 17 Tabel 1.2. Kegiatan Implementasi Psikoedukasi Perawat Di IGD lt.3 dan Ruang Onkologi RSUPN Cipto mangunkusumo Jakarta 2014 Sesi & nama Komponen keterampilan No perawat RSCM Media P. Jawab 1 2 3 4 5 6 1 Atiqoh Booklet, modul Priharyanti 3 3 4 3 3 3 Mutmainah, dan format Wulandari AMK kegiatan harian 2 Yani, AMK Booklet, modul Kartini 3 3 4 3 3 3 dan format kegiatan harian 3 Dwiraissa M, Booklet, modul Rita Dewi 3 4 4 4 3 4 AMK dan format Sunarno kegiatan harian 4 Sandra Booklet, modul Jum Natosba 3 3 4 3 3 3 Ayudelifa, dan format AM.Keb kegiatan harian 5 Nadia Booklet, modul Suryani Hartati 4 4 4 3 3 3 Listiani,AMKeb dan format kegiatan harian 6 Mina,AMKeb Booklet, modul Mulhaeriah 3 3 4 3 3 3 dan format kegiatan harian 7 Sukiraheti,AMK Booklet, modul Windi Natasya 4 4 4 3 3 3 dan format kegiatan harian 8 Siti Nur’aini, Booklet, modul Aryanti Wardiyah 3 4 4 3 3 4 AMK dan format kegiatan harian 9 Euis Widowati, Booklet, modul Henny Dwi S. 3 4 4 3 3 4 AMd.Keb dan format kegiatan harian 10 Tanti Anggraini, Booklet, modul Bestfy Anitasari 4 4 4 4 4 3 AMK dan format kegiatan harian (Sumber, Pelatihan Psikoedukasi RSUPN CM, 2014) Nilai 7 3 78,57 3 78,57 3 89,28 3 78,57 3 3 78,57 3 85,7 3 85,71 3 85,71 4 96,43 Implementasi dilakukan diruang onkologi, IGD lantai 3 dan ruang ginekologi, yang sebelumnya sudah mendapatkan ijin dari kepala ruang dan perawat primer dari masing-masing ruangan yang telah dilakukan implementasi. Berdasarkan evaluasi hasil penilaian hasil implementasi dari Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 85,7 18 10 perawat dan bidan yang sudah melakukan implementasi ke pasien ratarata mendapatkan nilai 85 dan terdapat 1 perawat yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu Tanti Anggraini., AMK. Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kepala ruang dan peserta pelatihan, secara umum menyampaikan bahwasanya kegiatan yang dilakukan oleh residen maternitas dikemas sangat bagus dan peserta sangat antusias mengikuti pelatihan. Tanggapan dari pihak manajemen gedung A dan IGD menyampaikan materi yang diberikan bagus-bagus dan menarik, bahasanya mudah diterima oleh perawat dan narasumber tampak sangat menguasai materi sehingga yang mendengarkan dan mengikuti acara pelatihan bisa memahami dan tidak membosankan. 2.4 Evaluasi Bagian ini menguraikan tentang hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan proyek inovasi tentang pelatihan pelayanan keperawatan psikoedukasi kepada perawat. Hasil evaluasi disimpulkan dari evaluasi proses kegiatan, kemampuan perawat melakukan psikoedukasi yang diukur melalui lembar penilaian. 2.4.1 Evaluasi proses kegiatan Proses kegiatan pelatihan pelayanan keperawatan psikoedukasi kepada perawat berlangsung satu hari. Peserta mengikuti acara dari awal sampai akhir dengan antusias dan aktif bertanya dan berlatih saat role play. Semua materi inti terkait kanker dan psikoedukasi disampaikan sesuai rencana pada saat pelatihan. Kedala pada saat simulasi adalah waktu yang kurang memadai terkait adanya keterbatasan waktu yang dimiliki peserta khususnya dari bagian poliklinik karena harus memberikan pelayanan kepada pasien. Oleh karena itu, solusi yang dilakukan adalah peserta dibagi dalam kelompok kecil berdasarkan sesi pelatihan, kemudian secara Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 19 bergantian atau perwakilan perawat mensimulasikan cara melakukan psikoedukasi mulai dari sesi satu hingga empat. Kegiatan dilanjutkan dengan praktek pelayanan keperawatan psikoedukasi oleh perawat pada pasien kanker gynekologi di ruang onkologi dan IGD lantai 3. Perawat yang telah mengikuti pelatihan menentukan waktu dan tempat kegiatan mereka akan melakukan intervensi. Implementasi menggunakan booklet yang sudah disiapkan. Kendala yang terjadi adalah terdapat beberapa perawat yang masih belum percaya diri untuk melakukan psikoedukasi, sehingga residen harus menggunakan cara yang kreatif untuk membujuk perawat supaya mau melakukan implementasi. Solusi yang dilalukan adalah meminta bantuan dari kepala ruangan untuk memberikan motivasi bagi peserta pelatihan dan perawat lainnya dan juga menyesuaikan jadwal perawat saat akan implementasi. 2.4.2 Penilaian kualitas hidup pasien kanker Penilaian kualitas hidup pasien dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan menggunakan kuesioner Quality Of Life Index Cancer Version-III. The QLI - CVIII adalah variasi dari Ferrans & Powers Indeks Kualitas Hidup (QLI ) (Ferrans & Powers, 1985; 1992). Konsistensi internal dari QLI dilaporkan berkisar antara 0,84-0,98 dan antara 0,62 dan 0,93 untuk subskala keandalan, serta konten dan validitas konstruk, telah dipakai untuk QLI pada 20 penelitian, yang melibatkan beberapa pasien kanker (Cowan et al , 1992; Hughes, 1993; Ferrans et al, 1990; Rustoen et al, 1999). Temuan penulis didukung konsistensi internal instrumen dimodifikasi dengan Koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.95. Koefisien Cronbach Alpha untuk empat subskala adalah sebagai berikut: kesehatan dan fungsi 0.90, sosial dan ekonomi 0,84, psikologis dan spiritual 0.93, dan keluarga 0.66. Validitas konkuren didukung melalui korelasi yang kuat (0.80) antara QLI - CVIII dan penilaian kepuasan hidup (Campbell et al., 1976). Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 20 Adapun rincian penilaiannya terdapat pada tabel berikut: a. Pasien F, perawat: Mina & residen: Mulhaeriah 2.4.3 Kemampuan psikoedukasi perawat melakukan pelayanan keperawatan Kemampuan perawat dinilai berdasarkan lembar observasi saat melakukan psikoedukasi pada pasien. Diagram 1 menggambarkan tentang komponen penilaian yang ada pada lembar observasi. Komponen yang mendapatkan nilai tertinggi dari semua item adalah kemampuan perawat membuka dan menutup sesi psikoedukasi. Kemampuan berdasarkan nilai yang ada pada lembar observasi terdiri dari tujuh item sebagai berikut: Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 21 Diagram 1. Nilai observasi implementasi psikoedukasi oleh perawat Untuk penilaian kemampuan masing-masing perawat dapat dilihat pada diagram 2. Diagram 2. Nilai observasi implementasi psikoedukasi oleh perawat Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 22 Diagram diatas menggambarkan tentang kisaran nilai yang berhasil diperoleh perawat saat melakukan pelayanan keperawatan psikoedukasi langsung pada pasien. Penilaian menggunakan lembar observasi. Sebanyak sepuluh perawat yang berpartisipasi diantaranya empat orang berasal dari ruang onkologi (Tanti, Yani, Siti Nurbaiti dan Dwi raissa), empat orang berasal dari IGD lantai 3 (Sukiraheti, Mina, Sandra dan Nadia), satu orang berasal dari Boarding yaitu Atiqoh, dan yang yang terakhir berasal dari ruang Gynekologi yaitu Euis. Nilai tertinggi diperoleh oleh perawat Tanti sebesar 96,43. Pelaksanaan proyek inovasi berupa pelayanan keperawatan psikoedukasi pada pasien kanker gynekologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta mendapatkan dukungan maupun hambatan. Adapun faktor pendukung dan penghambat pada pelaksanaan proyek inovasi dapat dilihat pada tabel 1.3 Tabel 1.3 Faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan proyek inovasi Faktor pendukung Faktor penghambat Antusias perawat dan bidan di Ruang Obsgyn dan Onkologi sangat tinggi untuk melakukan intervensi dan implementasi terhadap pasien Dukungan dari kepala ruang dari masing-masing ruangan memberikan support dan motivasi terhadap perawat yang memberikan implementasi. Mayoritas peserta pelatihan merupakan perawat berusia muda Implementasi yang dilakukan oleh baik perawat atau bidan membutuhkan waktu yang tidak mudah, kondisi tersebut disebabkan oleh banyaknya pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat/bidan selain memberikan intervensi kepada pasien. Kemampuan komunikasi efektif masih perlu ditingkatkan karena merupakan kemampuan utama Suasanan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 lingkungan yang 23 Faktor pendukung sehingga masih memiliki daya ingat yang tinggi terhadap penguasaan materi Faktor penghambat terbuka, sementara pelayanan psikoedukasi membutuhkan tempat yang tenang Butuh waktu latihan dan waktu untuk mempraktekkan intervensi ini 2.5 Pembahasan Pelayanan keperawatan psikoedukasi merupakan bentuk edukasi yang bersumber pada asumsi yang didukung secara ilmiah bahwa sebagian besar reaksi emosi dan perilaku diperoleh melalui pembelajaran. Tujuan intervensi ini untuk membantu klien untuk tidak mempelajari cara bereaksi terhadap tujuan yang tidak diinginkan, melainkan mempelajari cara baru untuk bereaksi terhadap tujuan yang diinginkan. Berbagai bentuk psikoedukasi efektif mengurangi gejala kecemasan dan depresi, meningkatkan kemampuan koping, menurunkan perasaan yang timbul dari efek hospitalisasi, meningkatkan efikasi diri, meningkatkan optimisme, dan mengurangi gejala yang dirasakan pada pasien kanker (Hopko et al., 2008). Pemberian intervensi psikoedukasi pada nyeri, kelelahan, mual dan muntah, gangguan tidur dan gangguan spiritual dinilai efektif dilakukan pada pasien kanker (Chan,Cheng, Lam, Li, Chik & Cheung, 2008; Bennet, Bagnall, & Close, 2009; Kwekkeboom, Abbott-Anderson & Wanta, 2010). Pelayanan keperawatan psikoedukasi dapat meningkatkan pengetahuan, dan perilaku, mengurangi intensitas nyeri serta memberikan dampak positif bagi pasien kanker yang dirawat di rumah sakit (Bennet, Bagnall, & Close, 2009; Kwekkeboom, Abbott-Anderson & Wanta, 2010). Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 24 Pelayanan keperawatan psikoedukasi sudah diimplementasikan oleh perawat yang mengikuti pelatihan. Implementasi dilaksanakan mulai tanggal 09 – 14 Mei 2014, terdiri dari 10 perawat dan bidan terlatih yang telah melakukan implementasi ke pasien dengan didampingi residen maternitas FIK-UI. Implementasi dilakukan diruang onkologi, IGD lantai 3 dan ruang ginekologi, yang sebelumnya sudah mendapatkan ijin dari kepala ruang dan perawat primer dari masing-masing ruangan yang telah dilakukan implementasi. Bentuk implementasi yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan yang diajarkan saat pelatihan yaitu mulai dari sesi satu sampai empat. Salah satunya adalah melakukan teknik relaksasi. Dixon, Keefe, Scipio, Perri, and Abernethy (2007) mengatakan bahwa teknik relaksasi merupakan bagian dari psikoedukasi mampu secara efektif dalam penanganan nyeri, efikasi diri, kecemasan, dan depresi. Teknik relaksasi efektif diterapkan dalam penanganan nyeri pada pasien kanker (Lohnberg, 2007; Vowles and McCracken, 2008). Studi meta analisis pada 25 studi pasien diabetes, teknik relaksasi, activity scheduling, problem solving, goal setting, contract setting, dan manajemen stress secara efektif dapat mengurangi stress psikologi (Ismail, Winkley, and Rabe-Hesketh, 2004). Semua perawat yang sudah mendapatkan pelatihan dapat melakukan pelayanan keperawatan psikoedukasi. Begitu juga dengan perawat yang belum mengikuti pelatihan namun sudah mendapatkan transfer ilmu serta melihat secara langsung rekannya yang sedang melakukan intervensi psikoedukasi. Hal ini terjadi karena intervensi psikoedukasi merupakan intervensi mandiri keperawatan yang mudah dilakukan. Kemudahan intervensi ini dikarenakan pelaksanaannya yang fleksibel. Metode yang fleksibel dan berusaha menggabungkan antara informasi terkait perubahan penyakit dengan anjuran untuk mengatasi perubahan penyakit tersebut, Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 25 sehingga psikoedukasi sangat potensial untuk digunakan pada berbagai penyakit dan tahapan perubahan kehidupan (Luken & McFarlance, 2004). Intervensi mandiri keperawatan berupa pelayanan keperawatan psikoedukasi dapat dilakukan secara individu, kelompok, pasangan, dan keluarga, dan terintegrasi dalam bentuk Cognitive Behavior Therapy (CBT), seperti suportif atau expressive psychotherapy, koping dan teknik komunikasi, emotion-focused therapy, dyadic support therapy, relaxation training, social skill training, hypnosis, dan problem solving treatments terbukti efektif menurunkan keluhan pasien terhadap gejala yang dirasakannya (Barsevick et al, 2002). Intervensi pendidikan lainnya, yang telah difokuskan pada keterampilan komunikasi telah berhasil meningkatkan kemampuan pasien untuk berbicara tentang pengalaman nyeri kanker, meskipun efek pada skor nyeri tidak dinilai (Street, et al., 2009; Wilkie et al., 2010). Pasien yang menjadi target dalam pelatihan pelayanan keperawatan psikoedukasi ini adalah pasien kanker ginekologi yang masih dapat menlakukan aktivitasnya secara mandiri dan pasien yang menjalani kemoterapi. Kualitas hidup pasien sebelum mendapatkan intervensi dinilai dengan menggunakan kuesioner Quality Of Life Index Cancer Version-III. Secara umum terdapat kenaikan kualitas hidup dari pasien kanker yang mendapatkan intervensi keperawatan psikoedukasi walaupun sedikit. Penilaian kemampuan perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan psikoedukasi menggunakan lembar penilaian pelaksanaan psikoedukasi, yang terdiri dari tujuh item. Rata-rata nilai yng diperoleh perawat sebesar 84,28. Rentang nilai dari sepuluh perawat yang melakukan implementasi mulai dari 78,57 sampai 96,43. Beberapa komponen keterampilan perawat yang dinilai saat implementasi, kemampuan membuka dan menutup sesi merupakan komponen yang mendapatkan nilai maksimal yaitu 4 poin. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 26 BAB III RENCANA TINDAK LANJUT Kegiatan proyek inovasi intervensi managemen care of symptoms pada pasien kanker gynekologi sudah berjalan optimal namun masih perlu upaya tindak lanjut supaya dapat mencapai pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat. Adapun rencana tindak lanjutnya sebagai berikut: a. Ruang onkologi Adanya kerjasama dan komitmen dari petugas kesehatan terutama perawat dan bidan dalam memberikan intervensi kepada pasien Pelatihan terkait intervensi mandiri keperawatan dilakukan secara berkala dan masuk dalam agenda tahunan managemen Sosialisasi pelayanan keperawatan psikoedukasi tentang managemen care of symptoms pada pasien kanker gynekologi dapat dibuat dalam bentuk audiovisual sehingga dapat dilihat oleh pasien kanker di ruang lain misalnya di poliklinik. b. IGD lt.3 Dilakukannya pelatihan yang serupa pada unit gawat darurat dengan kasus yang berbeda c. Ruang Obstetri Dilakukannya transfer ilmu oleh perawat yang telah mengikuti pelatihan, sehingga pelaksanaan pelayanan psikoedukasi dapat dilakukan juga pada pasien obstetrik 3.1 Implikasi praktek Pelayanan keperawatan psikoedukasi merupakan intervensi mandiri keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat, tidak hanya pada unit onkologi. Intervensi ini bisa juga diterapkan pada ruangan lain dengan memperhatikan kaidah dan tatacara yang ada dalam pelayanan keperawatan psikoedukasi. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 27 Perawat dapat meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dan meningkatkan keterampilan khususnya mengenai latihan relaksasi pernafasan, latihan lima jari dan fokus sensasi. Perawat dapat memaksimalkan perannya sebagai pelaksana, educator serta mencerdaskan pasien Kemandirian perawat dapat ditingkatkan dengan melakukan intervensi mandiri melalui psikoedukasi, perawat tidak hanya melakukan tugas-tugas kolaborasi. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 28 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Kegiatan pelatihan perawat berupa pelayanan keperawatan psikoedukasi di ruang rawat inap lantai 2 RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta telah dilaksanakan. Setelah pelaksanaan pelatihan, dilanjutkan dengan implementasi kegiatan dan evaluasi. Evaluasi dilakukan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari tujuh item penilaian kemampuan perawat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan psikoedukasi pada pasien kanker gynekologi secara langsung. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan kemampuan perawat yang memiliki poin tertinggi adalah kemampuan dalam membuka dan menutup sesi. B. SARAN Setelah pelaksanaan proyek inovasi di IGD dan Onkologi, maka mahasiswa merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut: Kegiatan pelatihan kepada perawat sebaiknya dilakukan secara berkala. Penyediaan media edukasi seperti booklet, leaflet, lembar balik memerlukan dukungan dan komitmen dari petugas kesehatan dalam memberikan intervensi kepada pasien. Intervensi yang diberikan seyogyanya dilakukan sebagai rutinitas perawat/bidan pada saat melakukan intervensi kepada pasien. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 29 DAFTAR PUSTAKA Barsevick AM, Sweeney C, Haney E, et al. (2002). A Systematic Qualitative Analysis Of Psychoeducational Intervensions For Deression In Patients With Cancer. Oncol Nurs Forum. 2002 janFeb;29:73-81 Beck,S., Schwatz, A., Dudley, W., & Barsevick, A. (2004). Psychometric Evaluation of the Pittsburgh Sleep Quality Index in Cancer Patients. Journal of Pain and Symptom Management, 27(2), 140-148. Beckmann, C., R., B., Ling, F. W., Louber, D. W., Smith, R. P., Barzansky, B. M., Herbert, W. N. P. (2010). Obstetrics and gynecology.6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Bennett MI, Bagnall A-M, Closs SJ. (2009). How effective are patient-based educational interventions in the management of cancer pain? Systematic review and meta-analysis. Pain 2009; 143:192–199.Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008.http://www.depkes.go.id. Bijur, P,E., Silver, W., Gallagher, J. (2001). Reliability of the Visual Analog Scale for Measurement of Acute Pain. Journal Academic Emergency Medicine. 12:8 Butt, Z., Rosenbloom, S. K., Abernethy, A. P., Beaumont, J. B., Paul, D., Hamptone, D., . . . Cella, D. (2008). Fatigue is the most important symptom for advanced cancer patients who have had chemotherapy. J Natl Compr Canc Netw, 6, 448-455. Campbell, A., Converse, P., & Rodgers, W. (1976). The quality of American New York, NY: Russell Sage Foundation. Casey, C., Chen, L., & Rabow, M. W. (2011). Symptom management in gynecologic malignancies. Expert Review of Anticancer Therapy, 11(7), 1077-1089. doi: 10.1586/ERA.11.83. Curt, G. A., Breitbart, W., Cella, D., Groopman, J. E., Horning, S. J., Itri, L. M., . . . Vogelzang, N. J. (2000). Impact of cancer-related fatigue on the lives of patients: New findings from the fatigue coalition. The Oncologist, 5, 353360. Chan,CWH., Cheng, KK., Lam, LW., Li, CK., Chik, KW & Cheung, JSS (2008). Psycho-educational intervention for chemotherapy-associated nausea and Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 30 vomiting in paediatric oncology patients: a pilot study. Hong Kong Med J 2008;14(Suppl 5):S32-5 Chang, V.T., Hwang, S.S., Feuerman, M., &Kasimis, B.S. (2000). Symptom and quality-of-life survey of medical oncology patients at a veteran affairs medical centre: A role for symptom assessment. Cancer, 88, 1175–1183. doi: 10.1002/(SICI)1097-0142(20000301)88:5<1175::AID CNCR30>3.0.CO;2-N Cowan, M., Young-Graham, K. & Cochrane, B. (1992). Comparison of a theory of quality of life between myocardial infarction and malignant melanoma: A pilot study. Progress in Cardiovascular Nursing, 7 (1), 18-28. Deng, G., & Cassileth, B. (2005). Integrative oncology: Complementary therapies for pain,anxiety, and mood disturbance. CA: A Cancer Journal for Clinicians, 55(2), 109. Filippi, V., Ronsmans, C., Campbell, O. M., Graham, W. J., Mills, A., Borghi, J. et al. (2006) Maternal health in poor countries: the broader context and a call for action. Lancet 368, 1535–1541. Devi & Tang. (2008). Documenting Pain as the Fifth Vital Sign: A Feasibility Study in an Oncology Ward in Sarawak, Malaysia. Journal Onkology . 75: 34-35 Dible., L, S, et all.,(2007) Acupressure for Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting: A Randomized Clinical Trial: Oncology Nursing Jurnal : USA Dixon, K. E., Keefe, F. J., Scipio, C. D., Perri, L. M., & Abernethy, A. P. (2007). Psychological interventions for arthritis pain management in adults: A meta-analysis. Health Psychology, 26, 241–250. Dittnera, A. J., Wesselyb, S. C., & Browna, R. G. (2004). The assessment of fatigue a practical guide for clinicians and researchers. Journal of Psychosomatic Research, 56, 157–170. doi: 10.1016/S00223999(03)00371-4. Edmond, K. M., Zandoh, C., Quigley, M. A., Amenga-Etego, S., Owusu-Agyei, S., & Kirkwood, B. R. (2006). Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk of Neonatal Mortality. Pediatrics, 117(3), e380-386. Everdingen et all (2007). Prevalence of pain in patients with cancer: a systematic review of the past 40 years. Jounal Annals of Oncology 18: 1437–1449. Ferrans, C. & Ferrell, B. (1990). Development of a quality of life index for patients with cancer. Oncology Nursing Forum, 17 (3) suppl, 15-19. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 31 Feyer, P., Kleeberg, U.R., Steingräber, M., Günther, W., & Behrens, M. (2008).Frequency of side effects in outpatient cancer care and their influence on patient satisfaction—A prospective survey using the PASQOC® Questionnaire. Supportive Care in Cancer, 16, 567–575. doi: 10.1007/s00520-008-0422-4. Fisher, D, J., et all (2010). Anxiety, depression, and pain: differences by primary cancer. Journal Support Care Cancer 18:801–810 Gatlin, C. G., & Schulmeister, L. (2007).When medication is not enough: Nonpharmacologic management of pain. Clinical Journal of Oncology Nursing, 11, 699-704. Glauss, Agnes dkk. (2004). Jurnal : Chemotherapy-Induced Nausea And Vomiting In Routine Pravtice a European Perspective volume 12 : 708-715 Hjermstad, M..J., Fayers. P.M., Haugen.D.F et all. (2011). Studies Comparing Numerical Rating Scales, Verbal Rating Scales, and Visual Analogue Scales for Assessment of Pain Intensity in Adults: A Systematic Literature Review. Journal of Pain and Symptom Management. 41:6 Hodnett, E. D., Lowe, N. K., Hannah, M. E., Willan, A. R., & et al. (2002). Effectiveness of nurses as providers of birth labor support in North American hospitals: A randomized controlled trial. JAMA, 288(11), 13731381. Hopko, D. R., Colman, L. K., & Carvalho, J. P. (2008). Depression in cancer patients: Prevalence, impact, assessment, and intervention. Depression: Mind and Body, 4, 51–62. Howell et al. (2013). Sleep disturbance in adults with cancer: a systematic review of evidence for best practices in assessment and management for clinical practice. Annals of Oncology: 1-10, oi: 10.1093/annonc/mdt506 Hudson, P L., Remedies, C& Thomas, K (2010). A systematic review of psychosocial interventions for family carers of palliative care patients.BioMed Central Palliative Care. 9:17 Hughes, K. (1993). Psychosocial and functional status of breast cancer patients. Cancer Nursing, 16(3), 222-229. Ismail, K., Winkley, K., &Rabe-Hesketh, S. (2004). Systematic review and metaanalysis of randomized controlled trials of psychological interventions to improve glycaemic control in patients with type 2 diabetes. The Lancet, 363, 1569–1570. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 32 Krebs, E., Carey, T., Weinberger, M. (2007). Accuracy of the Pain Numeric Rating Scale as a Screening Test in Primary Care. Journal General Internal Medicine. 22(10):1453–8 Kwekkeboom, Abbott-Anderson, Wanta. (2010). Feasibility of a PatientControlledCognitive-Behavioral Intervention for Pain,Kelemahan, and Sleep Disturbance in Cancer.Oncology Nursing Forum. 37(3) May 2010. Larsen, K., E, O’Hara, M., W, Brewer, K.,, K & Wenzel, A. (2001). A prospective study of self efficacy expectancies and labour pain: Journal of Reproductive and Infant Psychology. 19 (3) Liau, Chi-Ting dkk. (2005). Incidence of chemotherapy-induced nausea and vomiting in Taiwan: physicians and nurses estimation vs. patients’ reported outcomes volume 13:277-286 Lohnberg, J. A. (2007). A review of outcome studies on cognitive-behavioral therapy for reducing fear-avoid-ance beliefs among individuals with chronic pain. Journal of Clinical Psychology in Medical Settings, 14, 113–122. Lovell MR, Stockler MR, Briganti EM, et al. (2010) A randomized controlled trial of a S standardized educational intervention for patients with cancer pain. J Pain Symptom Manage 2010; 40:49–59. Mansky, P. J., & Wallerstedt, D. B. (2006).Complementary medicine in palliative care and cancer symptom management. The Cancer Journal, 12, 425-431. McKinney, E. S &Murray, S. S (2007), Foundations of Maternal-Newborn Nursing. Elsevier Science Health Science Division. Mallinson, T., Cella, D., Cashy, J., & Holzner, B. (2006). Giving meaning to measure: Linking self-reported fatigue and function to performance of everyday activities. Journal of Pain and Symptom Management, 31(3), 229-241. doi: 10.1016/j.jpainsymman.2005.07.012. Mollasiotis, A., et all (2013) The effectiveness and cost-effectiveness of acupressure for the control and management of chemotherapy-related acute and delayed nausea: Assessment of Nausea in Chemotherapy Research (ANCHoR), a randomised controlled trial : NHS : UK Newman., Jack., Pitman., Teresa. (2008). The ultimate brestfeeding book of answers. Jakarta: Buah Hati Orem. (2001). Nursing: Concept of Practice (6thed). Mosby: St. Louis. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 33 Olsson, I., Mylketun, A. (2005).The hospital anxiety and depression rating scale: A cross sectional study of psychometrics and case finding abilities in general practice. BMC Psychiatritry,5 ,46 Pazdur. (2001). Mual dan Muntah Pada Pasien dengan Kemoterapi. Diunduh di http//www.cribd.com/doc/35152956/Evaluasi-Mual-Muntah-Paienkemoterapi.html, pada tanggal 12 April 2014 Pilliteri, A. (2003). Maternal and Childbearing nursing care of the childbearing and childrearing family, 4th ed. Philadelphia: Lippincott. Piper, B. F., Dibble, S. L., Dodd, M. J., Weiss, M. C., Slaughter, R. E., & Paul, S. M. (1998). The revised Piper Fatigue Scale: Psychometric evaluation in women with breast cancer. Oncology Nursing Forum, 25(4), 677-684. Prue, G., Allen, J., Gracey, J., Rankin, J., & Cramp, F. (2010). Fatigue and gynecological cancer patients during and after anticancer treatment. Journal of Pain and Symptom Management, 39(2), 197-210. doi: 10.1016/j.jpainsymman.2009.06.011. Reeder, S.J., Martin, L.L & Koniak-Griffin, D. (2011).Maternity Nursing: Family, Newborn, and Women’s Health Care, 18th edition. Alih bahasa Yati Afiyanti, Imami Nur Rachmawati & Sri Djuwitaningsih. (2011). Keperawatan maternitas: kesehatan wanita, bayi & keluarga, ed. 18 vol 1. Jakarta: EGC. Buku asli diterbitkan tahun 1997 Reeve, B. B., Stover, A. M., Alfano, C. M., Smith, A. W., Ballard-Barbash, R., Bernstein, L., . . . Piper, B. F. (2012). The Piper Fatigue Scale-12 (PFS12): Psychometric findings and item reduction in a cohort of breast cancer survivors. Breast Cancer Res Treat, 136, 9-20. doi: 10.1007/s10549-0122212-4. Rouhe, H & Aro, k (2012) obstetric outcome after interventions for severe fear of childbirth in nulliparous women-randimised trial. International Journal Of Obstetric And Gynecology: 75-84 Rosenberg, M. (1965). Society and the adolescence self image. Princeton, NJ: Princeton University Press. Rustoen, T., Moum, T., Wiklund, I., & Hanestad, B. (1999a). Quality of life in newly diagnosed cancer patients. Journal of Advanced Nursing, 29, 490498. Rustoen, T., Wicklund, I., Hanested, B., & Burckhardt, C. (1999b). Validity and reliability of the Norwegian version of the Ferrans and Powers Quality of Life Index. Scandinavian Journal of Caring Science, 13, 96-101. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 34 Savard, J., & Morin, C. (2011). Insomnia in the Context of Cancer: A Review of a Neglected Problem. Journal of Clinical Oncology, 19(3), pp. 895-908. Sharma, B., et al. (2013). Midwifery Scope of Practice Among Staff Nurses: A Grounded Theory Study in Gujarat, India. Midwifery 29 p. 628-636. Simeit, R., Deck, R., & Marx,B. (2003). Sleep management training for cancer patients with insomnia. Support Care Cancer (2004) 12:176–183. DOI 10.1007/s00520-004-0594-5 Sood, A., Barton, D. L., Bauer, B. A., & Loprinzi, C. L. (2007). A critical review of complementary therapies for cancer-related fatigue. Integrative Cancer Therapies, 6(1), 8-13. doi: 10.1177/1534735406298143. Stone, P. (2002). The measurement, causes, and effective management of cancer related fatigue. International Journal of Palliative Nursing 8(3), 120-128. Stone, P., Ream, E., Richardson, A., Thomas, H., Andrew, P., Cambell, P., . . . Young, A. (2003). Cancer-related fatigue – a difference of opinion? Results of a multicentre survey of healthcare professionals, patients and caregivers. European Journal of Cancer Care, 12, 20-27. Street RL, Slee C, Kalauokalani DK, et al. (2009). Improving physician-patient com¬munication about cancer pain with a tailored education-coaching intervention. Patient Educ Couns 2009; 80:42–47. Teijlingen, E., V. et al. (2009). Born in UA: Exceptionalism in Maternity Care organization Among High Income Countries.Sociological research online 14 (1)5.Diakses dari http://www.socresonline.org.uk/14/1/5.html Vowles, K. E., & McCracken, L. M. (2008). Acceptance and values-based action in chronic pain: A study oftreatment effectiveness and process. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 76, 397–407. Wanchai, A., Armer, J. M., & Stewart, B. R. (2011). Nonpharmacologic supportive strategies to promote quality of life in patients experiencing cancer-related fatigue: A systematic review. Clinical Journal of Oncology Nursing, 15(2), 203-214. doi: 10.1188/11.CJON.203-214. Wilkie D, Berry D, Cain K, et al. (2010). Effects of coaching patients with lung cancer to report cancer pain.West J Nurs Res 2010; 32:23–46.World Health Organization (2007) Verbal Autopsy Standards: Ascertaining and Attributing Causes of Death. WHO, Geneva (available at: http://www.who.int/whosis/mort/verbalautopsystandards/en/). Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 35 WHO. (2003). Mual dan Muntah Pada Pasien dengan Kemoterapi. Diunduh di http//www.google.co.id/search?q=mual+dan+muntah+pada+pasien+kemot erapi&ie Yildirim YK, Cicek F, Uyar M. (2009). Effects of pain education program on pain intensity, pain treatment satisfaction, and barriers in Turkish cancer patients. Pain Manag Nurs 2009; 10:220–228. Zimet, G., Dahlem, N., Zimet, S.. & Farley, G. (1988). The multidimensional scale of perceived social support, Journal of Personality Assessment, 52, 30-41. Zimet, G., Powell, S., Farley, G., Werkman, S., & Berkoff, K. (1990). Psychometric characteristics of the multidimensional scale of perceived social support. Journal of Personality Assessment, 55, 610-617. Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 36 LAMPIRAN Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 37 QUALITY OF LIFE INDEX© CANCER VERSION-III Copyright 1984 & 1998 Carol Estwing Ferrans and Marjorie J. Powers Bagian 1. Untuk masing-masing pernyataan berikut ini, silahkan pilih jawaban yang paling tepat menggambarkan seberapa puas Anda dengan area kehidupan Anda. Harap menandai jawaban Anda dengan melingkari nomor tersebut. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. 1 2 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Sangat tidak puas Tidak puas Sedikit tidak puas 4 5 6 Sedikit puas Puas Sangat puas Seberapa puaskah anda Akan kondisi kesehatan anda 1 Akan perawatan kesehatan anda Akan rasa sakit yang anda alami Akan jumlah energy yang anda miliki u/ kegiatan anda Akan kemampuan anda sendiri dalam melakukan perawatan tanpa bantuuan orang lain Akan control yang anda punya dalam hidup anda Akan kesempatan hidup yang anda punya sesuai keinginan anda Akan kondisi kesehatan keluarga Akan kondisi anak-anak anda Akan kebahagiaan hidup keluarga anda Akan kehidupan seksual anda Akan kehadiaran pasangan/suami anda Akan kehadiran teman-teman anda Akan dukungan emosional yang keluarga anda berikan Akan dukungan social dari orang lain selain keluarga anda Akan kemampuan anda dalam menjalankan peran anda dalam keluarga Akan manfaat anda untuk hidup orang lain Akan kekhawatiran yang anda alami Akan kehadiran tetangga anda Akan tempat tinggal anda Akan pekerjaan anda Akan kondisi anda dalam keadaan tidak bekerja/pension Akan pendidikan anda Akan kemampuan anda dalam memenuhi kebutuhan keuangan Akan kegiatan yang menyenangkan yang bisa anda lakukan Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 2 Pilihan 3 4 5 6 38 26 27 28 29 30 31 32 33 Akan kesempatan anda untuk hidup bahagia ke depannya Akan ketenangan fikiran anda Your peace of mind? Akan keyakinan anda kepada Tuhan? Akan pencapaian tujuan hidup anda Akan kebahagiaan hidup anda secara keseluruhan Akan kehidupan anda secara keseluruha Akan penampilan anda secara pribadi Akan penampilan anda secara umum Bagian 2. Untuk masing-masing berikut ini, silahkan pilih jawaban yang paling tepat menggambarkan betapa pentingnya hal ini dalam hidup Anda adalah untuk Anda. Harap menandai jawaban Anda dengan melingkari nomor tersebut. Tidak ada jawaban benar atau salah 1 2 3 No 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 Sangat tidak penting 4 Tidak penting 5 Sedikit tidak penting 6 Sedikit penting Penting Sangat penting Seberapa pentingkah diri anda Akan kondisi kesehatan anda 1 Akan perawatan kesehatan anda Akan rasa sakit yang anda alami Akan jumlah energy yang anda miliki u/ kegiatan anda Akan kemampuan anda sendiri dalam melakukan perawatan tanpa bantuuan orang lain Akan control yang anda punya dalam hidup anda Akan kesempatan hidup yang anda punya sesuai keinginan anda Akan kondisi kesehatan keluarga Akan kondisi anak-anak anda Akan kebahagiaan hidup keluarga anda Akan kehidupan seksual anda Akan kehadiaran pasangan/suami anda Akan kehadiran teman-teman anda Akan dukungan emosional yang keluarga anda berikan Akan dukungan social dari orang lain selain keluarga anda Akan kemampuan anda dalam menjalankan peran anda dalam keluarga Akan manfaat anda untuk hidup orang lain Akan kekhawatiran yang anda alami Akan kehadiran tetangga anda Akan tempat tinggal anda Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 Pilihan 2 3 4 5 6 39 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 Akan pekerjaan anda Akan kondisi anda dalam keadaan tidak bekerja/pensiun Akan pendidikan anda Akan kemampuan anda dalam memenuhi kebutuhan keuangan Akan kegiatan yang menyenangkan yang bisa anda lakukan Akan kesempatan anda untuk hidup bahagia ke depannya Akan ketenangan fikiran anda Your peace of mind? Akan keyakinan anda kepada Tuhan? Akan pencapaian tujuan hidup anda Akan kebahagiaan hidup anda secara keseluruhan Akan kehidupan anda secara keseluruha Akan penampilan anda secara pribadi Akan penampilan anda secara umum Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Pendidikan Nama Tempat Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat : : : : : Nomor Telepon Email Tahun 2013 - 2014 : : Tahun 2011 – 2013 : Pengalaman Kerja Tahun 2002 – 2008 : Tahun 2003 – 2006 : Tahun 1999 – 2002 Tahun 1996 – 1999 : : Tahun 1993 – 1996 Tahun 1987 – 1993 Tahun 2008 – Sekarang Tahun 1999 – 2002 : : : : Mulhaeriah, S.Kep.,Ns.,M.Kep Sinjai, 10 Maret 1982 Perempuan Islam Jl. Traktor, BTN Tabaria Blok G No. 10 Komp.PU Mallengkeri, Makassar, Sulawesi Selatan 085255362348 [email protected] Program Residensi Ners Spesialis Keperawatan Maternitas FIK UI Program Pasca Sarjana Magister Keperawatan Maternitas FIK UI Program Sarjana dan Profesi Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) FK UNHAS Diploma Kejururawatan, Kolej Sultan Zainal Abidin, Kuala Terengganu, Malaysia MAN I Makassar Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Muhammadiyah Makassar SMP Negeri Manipi, Sinjai Barat SD Negeri Hulo Sinjai Barat Dosen PSIK FK UNHAS Perawat Klinik 24 Jam Avicena Makassar Aplikasi teori ..., Mulhaeriah, FIK UI, 2014