TAKE HOME NAMA NIM MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU : Elysa Dwi Cahyani : 201404012 : Manajemen Keuangan Pelayanan RS : Kipik Sri Rahayu, SE,.M.Si 1. Tujuan utama pembangunan bidang kesehatan di Indonesia yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan pelayanan yang lebih luas dan terjangkau. Peran RS dalam mewujudkan pembangunan bidang kesehatan yaitu Berdasarkan UU RI nomor 44 tahun 2009, rumah sakit mempunyai peran sebagai berikut: Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. 2. Pengertian Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya (unsur manajemen) melalui proses perencanaan, pengorganisasian, kemampuan pengendalian untuk mencapai tujuan rumah sakit seperti halnya Menyiapkan sumber daya, mengevaluasi efektivitas, mengatur pemakaian pelayanan, efisiensi, Kualitas. Pengertian manajemen keuangan rumah sakit adalah Decision scince yang artinya teori, konsep dan alat-alat analisis yang digunakan oleh pembuat keputusan agar keputusan lebih rasional dan objektif. Tujuan Manajemen rumah sakit yaitu Menyiapkan sumber daya. Mengevaluasi efektifitas. Mengatur pemekaian pelayanan. Efisiensi. Kualitas. Tujuan Manajemen keuangan rumah sakit yaitu secara umum memaksimalkan nilai RS atau organisasi. Secara khusus mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang, mempertimbangkan semua resiko terhadap arus pendapatan dalam jangka panjang, Corporate Social Responbility (CSR), sumber daya manusia (SDM), dan kesejahteraan Karyawan. 3. Berikut adalah penjelasan dari reformasi anggaran di Indonesia dari anggaran tradisional ke anggaran berbasis kinerja : Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal. Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan. Berbeda dengan penganggaran dengan pendekatan tradisional, penganggaran dengan pendekatan kinerja ini disusun dengan orientasi output. Jadi, apabila kita menyusun anggaran dengan pendekatan kinerja, maka mindset kita harus fokus pada "apa yang ingin dicapai". Kalau fokus ke "output", berarti pemikiran tentang "tujuan" kegiatan harus sudah tercakup di setiap langkah ketika menyusun anggaran. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Jadi, tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). 4. Tujuan laporan keuangan organisasi non profit orientied yaitu sebagai berikut: Sebagai dasar dlm pengambilan keputusan alokasi sumber daya Menilai kemampuan organisasi dlm memberikan pelayanan kepada publik Menilai bagaimana manajemen melakukan aktivitas pembiayaan dan investasi Memberikan informasi ttg sumber daya (aktiva), kewajiban dan kekayaan bersih perusahaan serta perubahannya Memberikan informasi tentang kinerja organisasi Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya Membuat penjelasan dan penafsiran manajemen 5. Karena untuk Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up), mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi, mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence, sebagai alat mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. 6. Empat perspektif balanced scorecard menurut Kaplan dan Norton : - Perspektif keuangan - Perspektif kepuasan pelanggan - Perspektif proses bisnis internal - Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif Keuangan BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000). Perspektif Pelanggan Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996). Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums (Simon, 1999). Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.