Kisah Inspiratif

advertisement
Kisah Inspiratif
Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui Penyediaan Air Bersih
Investasi di akses air bersih dan sanitasi dapat meningkatkan pemberdayaan perempuan dengan menghemat
waktu dan uang untuk kegiatan lain.
Survei tahun 2015 dari rumah tangga yang berpartisipasi dalam program
Hibah Air Minum Prakarsa Infrastruktur Indonesia (IndII) menunjukkan
bahwa perempuan bertanggung jawab untuk mengambil air pada 78%
rumah tangga dan 13% anak perempuan usia sekolah juga bertanggung
jawab untuk mengambil air. Mayoritas (61%) rumah tangga
mengandalkan sumber air yang berada di luar rumah. Rata-rata sumber
air berada 149 meter dari rumah, tapi kadang-kadang bisa sejauh 9
kilometer.
Misalnya, di Wonokromo, Malang, keluarga membawa air dari sungai
dengan mendaki sebuah lembah di desa mereka yang berada di lereng
bukit hingga tiga kali air dalam sehari. Tersedianya air minum melalui
sambungan yang terpasang di rumah mengurangi biaya waktu untuk
mendapat air seperti waktu dan usaha yang dihabiskan dalam perjalanan
ke sumber air dan antrian untuk mendapat air. Ini membuka peluang bagi
perempuan untuk kontribusi produktif lainnya, termasuk waktu berkualitas
dengan keluarga mereka.
Perempuan di Manggarai tidak perlu pergi jauh
untuk mendapat akses air bersih. Sekarang, air
tersedia di rumah mereka melalui program Hibah
Air Minum DFAT / IndII.
Seorang penerima manfaat hibah, Ibu Sarinem, menggambarkan bagaimana ia bisa mengambil kerja
tambahan menjahit pakaian dalam dengan tersedianya tambahan waktu. "Saya sekarang bisa meneruskan
pekerjaan saya menjahit, mengobrol dengan keluarga dan memanfaatkan lebih banyak waktu dengan anakanak saya.” Akses air leding juga mengurangi biaya langsung yang berasal dari air. Data survei IndII
menunjukkan bahwa sebelum mendapat sambungan pipa air leding, rumah tangga mengeluarkan rata-rata
Rp 61.183 /bulan untuk 1,088 liter air. Dengan jumlah uang yang sama, sekarang mereka mampu untuk
membeli 18.000 liter atau 16,5 kali lebih banyak air bersih dengan adanya sambungan pipa air leding.
Sebagian besar rumah tangga (91%, data survei IndII) memilih untuk mempertahankan sambungan air minum
ke rumah mereka. Ini menunjukkan bahwa nilai waktu yang dihabiskan untuk kegiatan selain mengambil air
lebih besar dari biaya untuk mendapat sambungan pipa air minum. Mengurangi biaya dan variabilitas pasokan
air yang disediakan oleh sambungan air minum meningkatkan kesejahteraan rumah tangga secara
keseluruhan. Inilah manfaat yang didapat oleh 108.891 rumah tangga yang menerima sambungan air di bawah
program Hibah Air Minum pada 2015.
Prakarsa Infrastruktur Indonesia merupakan proyek yang didanai Pemerintah Australia untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan relevansi, kualitas dan jumlah investasi infrastruktur.
IS02BHS
Download