Hard Skill

advertisement
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi
Hard Skill
One Health
INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK
Pedoman Aplikasi
Hard Skill
One Health
INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK
Bab:
Manajemen Penyakit
Infeksi
Buku ini dapat diterbitkan berkat dukungan United States Agency for International
Development (USAID). Opini yang tertulis dalam buku ini murni merupakan pendapat
tim penulis dan tidak merefleksikan pandangan USAID ataupun pemerintah Amerika
Serikat. USAID menjamin hak bebas royalti noneksklusif dan permanen untuk mereproduksi,
mempublikasi, serta mempergunakan buku ini dalam bentuk apapun, juga memberikan
wewenang bagi pihak lain dalam menggunakannya untuk kepentingan Pemerintah.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Editor: Tim Indohun
ISBN 978-602-72509-1-8
Diterbitkan oleh:
Indohun National Coordinating Office
Kampus Baru UI Depok
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Gedung G Lantai 3 Ruang 316
Depok Jawa Barat 16424
Telp./Fax. (021) 29302084
Email : [email protected]
Website : www.indohun.org
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Kata Pengantar
Dalam rahmat Tuhan YME kami dapat menyelesaikan terjemaahan Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One
Health. Buku ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan para ahli yang mempunyai keahlian yang mendalam
di dalam displin ilmu mereka untuk bekerjasama lintas disiplin dalam rangka menjawab permasalahan yang
kompleks terkait One Health. Terdapat tujuh bab yang akan membantu membangun keahlian, pengetahuan,
dan kemampuan para peserta kursus untuk dapat secara efektif mencari jawaban terhadap permasalahanpermasalahan kesehatan masyarakat melebihi disiplin ilmunya, dan juga agar para peserta dapat berfungsi
sebagai satu bagian yang menyatu dengan tim ahli yang bersifat multi-disiplin.
Tujuh bab di dalam Buku Panduan Aplikasi Hard Skill One Health meliputi:
 Konsep dan Pengetahuan tentang One Health
 Dasar-dasar Penyakit Menular
 Manajemen Penyakit Menular
 Epidemiologi dan Analisis Risiko
 Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat
 Kesehatan Ekosistem
 Perubahan Perilaku
Buku ini dirancang oleh tim penyusun yang terdiri dari 33 ahli dari berbagai disiplin ilmu mulai dari ilmu
kedokteran hewan, kedokteran, kesehatan masyakarat, ekologi, rancangan instruksional, meliputi lima negara
termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat, yang telah bekerjasama selama hampir
satu tahun untuk menyusun modul-modul One Health ini, tim penyusun terdiri dari:
Dr. Abu Tholib Aman
Mr. Irwin Fernandez Chavez
Dr. Jeein Chung
Dr. Ede Surya Darmawan
Dr. Stanley Fenwick
Ms. Louise Flynn
Dr. Karin Hamilton
Dr. Latiffah Hassan
Dr. Douglas L. Hatch
Dr. Raymond R. Hyatt
Ms. Kimberly Kennedy
Dr. Nongyao Kasatpibal
Dr. Sumalee Lirtmunlikaporn
Dr. Roslaini Bin Abd. Majid
Dr. Mohd Rizal Abdul Manaf
Dr. Walasinee Moonarmart
Dr. Saengduen Moonsom
Ms. Pornthip Rujisatian
Dr. Sarmin MP
Dr. Pham Hong Ngan
Dr. Felicia Nutter
Dr. Mohd Sham Bin Othman
Dr. Pham Duc Phuc
Dr. Trioso Purnawarman
Dr. Jennifer Steele
Dr. Agik Suprayogi
Ms. Roberta Talmage
Dr. Metawee Thongdee
Dr. Kriangkrai Thongkorn
Mr. Luu Quoc Toan
Dr. Ronald Morales Vargas
Dr. Le Thi Huong
Dr. Le Thi Thanh Xuan
Buku ini berasal dari Modul One Health yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga
mudah untuk diajarkan kepada mahasiswa kesehatan di Indonesia. Materi yang dirancang dalam buku ini telah
dirancang agar anda dapat menyesuaikan isinya terhadap lokasi spesifik anda (universitas, wilayah, negara, dll.).
Sebagai contoh, anda mungkin ingin menyesuaikan praktek di lapangan terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan
kesehatan atau satwa liar di wilayah anda; atau mungkin anda ingin memfokuskan perhatian anda pada
penyakit-penyakit zoonotic yang prevalensinya paling tinggi di wilayah anda. Jika anda mengajar mahasiswa S2
dan bukan mahasiswa S1, maka anda mungkin ingin menambahkan pekerjaan akademis ke dalam tugas dan
bahan bacaan mahasiswa anda. Anda mungkin dapat memasukkan beberapa aspek dari modul One Health ini
di matakuliah mahasiswa S1, anda dapat menggunakan materi-materi di dalam modul untuk digunakan dalam
workshop untuk para ahli, atau anda dapat memodifikasi materi-materi tersebut untuk disampaikan kepada
para pemangku kepentingan di masyarakat. Setiap bab dan materi telah dirancang agar dapat menyesuaikan
dan menyelaraskan dengan rencana pemakaiannya. Berkreasilah dan jadikanlah materi ini berguna untuk anda.
Salam,
Koordinator INDOHUN
ix
INDOHUN
x
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pendahuluan
“One Health” merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan konsep
bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan/ekosistem bersifat saling
bergantung satu sama lain atau interdependen, dan tenaga profesional yang
bekerja dalam area tersebut akan dapat memberikan pelayanan terbaik dengan
saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai
semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem,
serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik, juga kontaminan dan toksin lingkungan yag dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas substansial,
serta berdampak pada pertumbuhan sosioekonomik, termasuk pada negara
berkembang.
Informasi lebih lanjut
mengenai buku ini,
hubungi:
INDOHUN NCO
Kampus Baru UI Depok
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Gedung G Lantai 3
Ruang 316
Depok Jawa Barat 16424
Telp./Fax. (021) 29302084
Email : [email protected]
Website : www.indohun.org
Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health dan Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill
One Health dapat digunakan secara bersamaan ataupun individual oleh para pengajar.
Buku ini terdiri dari masing-masing tujuh bab atau modul. Bab yang terdapat pada
Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health yaitu Konsep dan Pengetahuan
tentang One Health; Dasar-dasar Penyakit Menular; Manajemen Penyakit Menular;
Epidemiologi dan Analisis Risiko; Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat; Kesehatan
Ekosistem; dan Perubahan Perilaku. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi
Soft Skill One Health yaitu Kolaborasi dan Kemitraan; Komunikasi dan Informatika;
Budaya, Kepercayaan, Nilai and Etika; Kepemimpinan; Manajemen; Kebijakan,
Advokasi and Regulasi; dan Systems Thinking.
Pemanfaatan buku ini disesuaikan dengan kebutuhan dari pengajar. Pemodifikasian
susunan bab dapat dilakukan. Setiap bab memiliki bobot pengajaran yang berbeda,
sehingga dapat diajarkan dalam beberapa sesi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari buku ini adalah untuk:

menambah pengetahuan dan meningkatkan kolaborasi lintas-sektor serta
antarprofesi;

memberikan strategi praktis yang bermanfaat untuk investigasi lapangan wabah
penyakit sekaligus menjadi paparan realistis bagi mahapeserta dan fakultas
mengenai kemunculan penyakit infeksi, temasuk agen infeksi zoonotik, agen infeksi
yang baru diidentifikasi yang mampu menyebabkan ancaman pandemi, kampanye
peningkatan kesadaran publik dan manajemen penyakit, serta kesehatan ekosistem
dan lingkungan; dan

meningkatkan kerja sama di kalangan petugas kesehatan pemerintah tingkat
nasional, regional, serta kabupaten yang tertarik pada prinsip One Health, bersama
dengan agen kesehatan multilateral (misalnya Badan Kesehatan Dunia/World
Health Organization [WHO], Badan Makanan dan Pertanian Persatuan BangsaBangsa/Food and Agriculture Organization of the United Nations [FAO], serta Badan
Kesehatan Satwa Dunia/World Organisation for Animal Health [OIE]), juga lembaga
swadaya masyarakat (LSM)/non-governmental organizations (NGOs) dan pihak
swasta.
Keterangan berikut wajib dicantumkan oleh siapa saja yang hendak menduplikasi
bahan atau isi rangkaian modul One Health: Modul Pendidikan One Health, Southeast
Asia One Health Network (SEAOHUN), 2014.
1
INDOHUN
2
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Contoh: Modul OH menjadi Paparan PowerPoint
Buku: Panduan Aplikasi One Health: Hard Skill
Sub bab:
Konsep dan
Pengetahuan
tentang One
Health
Sub bab:
Kesehatan
Ekosistem
Sub Bab:
Dasar-dasar
Kesehatan
Masyarakat
Sub Bab:
Perubahan
Perilaku
Buku: Panduan Aplikasi One Health: Soft Skill
Sub bab:
Kepemimpinan
Sub bab:
Budaya,
Kepercayaan,
Nilai dan Etika
Sub Bab:
Komunikasi
dan
Informatika
Sub Bab:
Kolaborasi dan
Kemitraan
3
INDOHUN
4
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Bab 7: Manajemen Penyakit Infeksi
Deskripsi Modul
dan Tujuan
Pembelajaran
INDOHUN
BAB
7
Penanganan penyakit infeksi adalah suatu cara berpikir menyeluruh mengenai masalah
penyakit infeksi dan cara membuat strategi untuk memperkecil dampak besar yang
ditimbulkan oleh penyakit infeksi terhadap ekonomi dan kesehatan masyarakat secara
global. Selama beberapa dekade terakhir, banyak agen penyebab infeksi yang baru ditemukan
dan bertanggung jawab terhadap penyakit-penyakit menular baru muncul (PMBM) yang
ternyata berasal dari hewan, termasuk hewan liar (cth: SARS, flu burung H5N1, pandemi
influenza A/H1N1 2009, virus Nipah, West Nile, demam Rift Valley dan virus Ebola.
Kejadian-kejadian ini menekankan pentingnya pendekatan “One Health”, yang mendorong
kolaborasi dan kerja tim antara tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap penyakitpenyakit infeksi yang terjadi antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.
Modul ini menumbuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai penangan penyakit infeksi
dari sudut pandang “One Health”, baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Topiktopik pendidikan yang dikaji dalam modul ini termasuk “trias epidemiologi,” mencerminkan
saling keterkaitan yang penting antara tiga faktor kunci: pejamu (host) yang terinfeksi, agen
penyebab penyakit, dan lingkungan. Selain itu, kami memandang penanganan penyakit
infeksi melalui kacamata “One Health” dan memusatkan perhatian pada masalah-masalah
prioritas seperti penyakit zoonosis baru muncul (emerging disease), sistem pengawasan
penyakit, deteksi wabah, promosi dan pendidikan kesehatan, pencegahan dan pengendalian
penyakit serta pengobatan dan rehabilitasi.
Setelah menyelesaikan modul, mahasiswa akan memiliki pemahaman yang lebih
baik mengenai pentingnya mengembang intervensi “One Health” yang efektif dalam
mengendalikan wabah penyakit dan pentingnya merancang strategi eliminasi penyakit
(secara nasional) dan atau eradikasi (global). Tujuan utama pembelajaran bagi mahasiswa
“One Health” termasuk kemampuan untuk:
Mengidentifikasi kemungkinan faktor risiko yang berhubungan dengan wabah penyakit
infeksi.
Menggunakan informasi yang akurat dari surveilans untuk mengarahkan penanganan
dari masalah-masalah penyakit infeksi.
Merancang dan mengimplementasikan rencana aksi “One Health” untuk penanganan
penyakit infeksi.
Mengevaluasi efektivitas dari program “One Health” dalam penanganan penyakit infeksi.
Target Pelajar
Merancang sistem surveilans penyakit yang baru atau memperkuat sistem yang sudah
ada
Mahasiswa pra-sarjana; atau partner, praktisi dan profesional “One Health.”
369
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Peta Pembelajaran
Pengantar Modul dan
Konsep-konsep Dasar
Mengkaji Sistem Surveilans
Penyakit Yang Sudah Ada
Menganalisa Data Surveilans
Penyakit Menggunakan
HealthMap
Mendeskripsikan Faktorfaktor risiko Penyakit
Infeksi
Menjelaskan Dampak
Sistemik Dari Sebuah Rencana
Penanganan
Menggunakan Aktivitas
Bermain Peran Tim "One
Health" Untuk
Mengembangkan Rencana
Penanganan dan Surveilans
Membuat Sebuah Peta
Untuk Memvisualisasikan
Faktor Risiko dan Titik
Kontrol
Mengkritisi Rencana
Penanganan Penyakit Infeksi
Menggunakan Sudut Pandang
"One Health"
Memahami Bagaimana
Menilai Risiko Dalam
Sebuah Komunitas Lokal
Mengembangkan Bahan-bahan
Peningkatan Kesadaran
Masyarakat Untuk Penyakit
Infeksi
Kompetensi
Kompetensi #1
Mengidentifikasi dan
menganalisa faktorfaktor risiko yang
berhubungan dengan
penyakit
selama
wabah atau epidemi
penyakit infeksi.
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi
Memahami bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko penyakit infeksi selama wabah dan dampaknya terhadap program
“One Health” dengan:
Memahami prinsip-prinsip penyakit infeksi dan faktor-faktor (cth: pajanan dan
perilaku) yang berhubungan dengan kemungkinan peningkatan risiko infeksi
Memahami moda/transmisi penyebaran penyakit infeksi dan kebutuhan untuk
merancang cara-cara pengendalian penyakit.
Mendeskripsikan contoh-contoh faktor risiko yang terlibat dalam berbagai penyakit
zoonosis.
Mendemonstrasikan pemahaman mengenai komponen-komponen dan data yang
dibutuhkan untuk penilaian risiko, serta kekurangan dan kelebihan yang mungkin
terjadi dalam menggunakan metodologi ini.
Menganalisa dampak potensial dari faktor-faktor risiko pada populasi selama
wabah penyakit.
Kompetensi #2
Merancang rencana
penanganan penyakit
infeksi.
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi
Menciptakan protokol “One Health” untuk menangani suatu masalah atau wabah
penyakit infeksi tertentu dengan:
Memahami uji diagnostik laboratorium dan konsep-konsep karantina yang
berkaitan dengan penyakit yang sedang dipelajari.
Mengembangkan kemampuan kolaborasi dan kemitraan yang efektif dan
memahami bagaimana membentuk sebuah tim “One Health”
Mengembangkan rencana penanganan penyakit infeksi yang efektif.
Memperkuat aktivitas pencegahan penyakit, termasuk rencana-rencana peningkatan
kesadaran masyarakat
370
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Kompetensi #3
Mengevaluasi
efektivitas
sebuah
aksi “One Health”
dalam penanganan
penyakit infeksi.
INDOHUN
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi
Mengkritisi aktivitas pengendalian penyakit dan strategi program, dan menjalankan
penilaian situasional mengenai respon yang efektif terhadap wabah dengan:
Memahami cara-cara apa yang berguna untuk mengevaluasi efektivitas dari rencana
penanganan penyakit infeksi.
Mengenali kapan suatu pendekatan “One Health” sedang dimanfaatkan dalam
suatu rencana atau program penanganan penyakit infeksi.
Mengevaluasi dan mengkritisi rencana eradikasi penyakit infeksi.
Menilai sebuah rencana pengendalian penyakit infeksi dan pertimbangkan efek
yang tidak diharapkan atau merugikan jika diimplementasikan.
Mendeskripsikan keuntungan dan kerugian dari strategi pengendalian penyakit.
Kompetensi #4
Merancang sebuah
sistem
surveilans
dan
pengawasan
penyakit.
Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi
Mengembangkan strategi-strategi baru untuk surveilans penyakit infeksi dengan:
Memahami konsep inti dari metode surveilans
Mendeskripsikan komponen dan metode untuk evaluasi sistem surveilans kesehatan
masyarakat
Membuat sebuah rencana pengumpulan data surveilans penyakit
Mendeskripsikan prosedur dan teknik pengumpulan data
Melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif
Menginterpretasi data dan mempresentasikan hasil dan informasi kepada
pendengar.
Menggunakan peranti lunak dan peranti keras yang tepat untuk mengelola
surveilans penyakit.
Gambaran Umum
Waktu
180 Menit
100 Menit
180 Menit
Topik
Alat dan bahan
Pengantar Modul dan Konsep- Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
konsep Dasar
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Mendeskripsikan
faktor-faktor Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
risiko sebuah penyakit infeksi Flipchart atau papan tulis dengan spidol
selama sebuah skenario wabah
Modul Powerpoint
Akses internet (untuk pengajar)
Rekaman video – hidrofobia dalam kasus rabies
lanjut
Panduan mahasiswa
Membuat sebuah model konseptual Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
untuk memvisualisasikan faktor- Flipchart atau papan tulis dengan spidol
faktor risiko dan titik kontrol.
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Komputer dengan akses internet
Peranti lunak Visual Understanding Environment
371
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Waktu
360 Menit
Topik
Penilaian risiko
300 Menit
Mengumpulkan data komunitas
untuk mendukung investigasi atau
penilaian risiko dari penyakit infeksi
210-270
Menit
Mengembangkan
materi
peningkatan kesadaran masyarakat
untuk penyakit infeksi: bagian 1
135–195
Menit
Mengembangkan
materi
peningkatan kesadaran masyarakat
untuk penyakit infeksi: bagian 2
Mengkritisi
sebuah
rencana
penanganan
penyakit
infeksi
(sebuah contoh) menggunakan
sudut pandang “One Health”
60– 120
Menit
80 Menit
Dampak sistemik dari suatu rencana
penanganan
160 Menit
Mengkaji sistem surveilans penyakit
yang sudah ada
150 Menit
Menganalisa
data
surveilans
penyakit menggunakan HealthMap
60 Menit
Aktivitas bermain peran tim
“One Health”: Sebuah rencana
penanganan dan surveilans penyakit
60 Menit
Refleksi dan evaluasi pembelajaran
372
Alat dan bahan
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Peranti lunak QMRA Wiki (tersedia gratis daring)
Kamera atau smartphone
Panduan mahasiswa
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Kamera atau smartphone
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Papan poster
Bahan-bahan peningkatan kesadaran masyarakat
Panduan mahasiswa
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Komputer dengan akses internet (untuk mahasiswa)
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
HealthMap
Komputer dengan akses internet
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Panduan mahasiswa
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Referensi untuk Fasilitator
1. Beltz, L.A. (2011) Emerging Infectious Diseases: A Guide to Diseases, Causative Agents, and Surveillance. San Francisco:
John Wiley & Sons, Inc.
2. Childs, J.E., Richt, J.A. & Mackenzie J.S. (2007) Introduction: Conceptualizing and Partitioning the Emergence Process
of Zoonotic Viruses from Wildlife to Humans. Curr Top Microbiol Immunol. 2007;315:1-31. (open access)
3. Abstract Accessed Online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17848058
4. World Health Organization (WHO) (2005). Communicable Disease Control in Emergencies: A Field Manual. Accessed
Online (download Document -- .pdf Acrobat file) at::
5. http://www.who.int/diseasecontrol_emergencies/publications/9241546166/en/
6. World Health Organization (WHO) (2005). Outbreak Communication Guidelines.
7. Document accessed Online at: at: http://www.who.int/csr/resources/publications/WHO_CDS_2005_28/en/
8. World Animal Health Information Database (WAHID) Web Interface: http://www.oie.int/wahis_2/public/wahid.php/
Wahidhome/Home
373
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Pengantar dan Konsep-konsep Dasar
Tujuan
Pembelajaran:
Jenis
Pembelajaran:
Waktu:
Alat-alat dan
bahan:
Memahami prinsip-prinsip risiko selama wabah penyakit infeksi
Memahami berbagai moda/transmisi penyebaran penyakit potensial dan pengaruhnya
terhadap rancangan cara-cara pengendalian penyakit yang efektif.
Mendeskripsikan faktor-faktor risiko yang mungkin untuk penyakit zoonosis spesifik
Kuliah; Aktivitas individu dan kelompok kecil.
180 Menit
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Tugas membaca Artikel, “Interventions for Avian Influenza: A (H5N1) Risk Management in Live Bird
pra-kelas
Market Networks” (Fournie et al.)
Avian Influenza Fact Sheet (World Health Organization [WHO])
Catatan untuk Fasilitator
Pra-kerja
374
Sebelum sesi ini dimulai, mintalah mahasiswa untuk membaca dokumen berikut ini dan
datang ke kelas dalam keadaan siap untuk mendiskusikan materi ini di kelas
“Interventions for Avian Influenza: A (H5N1) Risk Management in Live Bird Market
Networks (Fournie et al. 2013)
Avian Influenza Fact Sheet (WHO 2011)
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Kuliah
INDOHUN
30 Istilah Dasar dan Konsep-konsep Penanganan Penyakit Infeksi
Menit Presentasi pengantar menyediakan terminologi dasar dan konsep-konsep penting dalam
penanganan penyakit infeksi. Untuk dapat memahami bagaimana menangani penyakit
infeksi dengan efektif, mahasiswa harus memahami bagaimana agen etiologis bertanggung
jawab terhadap sebuah wabah, mengapa manusia secara individu atau hewan memiliki risiko
terinfeksi oleh agen tertentu dan prinsip-prinsip dasar penanganan penyakit infeksi.
Lihat garis besar pada halaman berikut untuk ikhtisar konsep kunci yang dibawakan dalam
presentasi ini dan modul powerpoint untuk slide dan catatan kuliah.
Dinamika Transmisi
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, fungi
(jamur) atau prion.
Rute penyebaran – individu menjadi terinfeksi melalui kontak dengan:
- Darah atau cairan tubuh, sekresi atau batuk dari manusia atau hewan yang terinfeksi
(orang ke orang, atau kontak dengan hewan).
- Objek terkontaminasi atau permukaan (cth: di rumah sakit)
- Makanan atau air yang terkontaminasi (penyakit yang disebarkan melalui makanan
atau air)
- Vektor biologis, seperti serangga, kutu, kelelawar, tikus, anjing, burung, dsb.
- Pencemar dari lingkungan atau toksin
Risiko penyakit infeksi dimediasi oleh banyak faktor, termasuk:
- Faktor intrinsik (kerentanan pejamu/host): genetik, status nutrisi, imunodefisiensi,
penyakit yang sedang diderita, kelompok usia (cth: neonatus, bayi, lanjut usia)
- Faktor ekstrinsik (risiko pajanan): faktor luar yang mempengaruhi pejamu/host (cth:
pajanan lingkungan)
- Pajanan terhadap individu terinfeksi, obyek terkontaminasi, makanan atau air yang
terkontaminasi, atau vektor penyebar.
- Spesies pejamu/host terinfeksi (kedekatan, kontak dengan)
- Pajanan risiko tinggi lain: pekerjaan, lingkungan, bencana alam atau kondisi iklim
(banjir, kekeringan)
Dasar-dasar Penanganan Penyakit Infeksi
Untuk memahami pentingnya moda/transmisi penyebaran penyakit beserta faktor
risikonya dengan lebih baik, dan untuk membuat rencana penanganan penyakit yang logis,
pertimbangkan pertanyaan berikut:
Jenis organisme infeksius apa yang terlibat dalam wabah?
Apakah spesies pejamu/host biasanya terinfeksi?
Apakah terdapat pejamu reservoir yang menyebarkan organisme, namun tidak menjadi
sakit?
Bagaimana penyakit disebarkan dari pejamu ke pejamu?
Intervensi apa (pengobatan, pencegahan, vaksinasi) yang tersedia?
Apa saja strategi pencegahan yang mungkin?
- Menurunkan risiko infeksi dengan mengimplementasikan intervensi yang membatasi
kontak antara pejamu/host yang rentan dengan agen infeksi.
- Merubah perilaku risiko tinggi melalui pendidikan kesehatan
- Dengan cepat mengidentifikasi, mengobati dengan tepat dan ketika mungkin,
mengisolasi kasus baru terinfeksi (cth: manusia atau hewan dengan penyakit yang
diawasi).
Bagaimana cara mengevaluasi suatu rencana. Akibat positif dan negatif.
375
INDOHUN
Aktivitas
Individu
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
30 Mintalah mahasiswa untuk dengan cepat mengulas tugas membaca pra-kelas oleh Fournie
Menit et al. dan masing-masing menjawab pertanyaan yang diikhtisarkan pada halaman berikut
(juga terdapat dalam panduan mahasiswa). Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu
mempersiapkan mahasiswa untuk aktivitas berikutnya di mana mereka akan membuat
sebuah presentasi kelompok mengenai salah satu aspek penanganan penyakit infeksi yang
diilustrasikan dalam artikel.
Spesies apa yang terinfeksi oleh flu burung H5N1?
Apakah peran pasar burung hidup dalam penyebaran H5N1, dan mengapa pasar-pasar
ini menjadi fokus investigasi?
Apa perbedaan antara kerentanan dan infektivitas dalam hal pasar burung hidup yang
dipelajari dalam makalah?
Apa saja penanganan yang direkomendasikan untuk H5N1 di pasar burung hidup?
120 Bagi mahasiswa menjadi tiga kelompok dan berikan 15 menit untuk mendiskusikan jawaban
Menit mereka terhadap pertanyaan di atas dan perbedaan jawaban di antara mereka.
Aktivitas
kelompok
kecil
Kemudian minta setiap kelompok untuk membuat presentasi sepanjang 10 menit untuk
menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dalam penanganan penyakit infeksi H5N1 seperti
didiskusikan dalam artikel. Tentukan setiap grup ke dalam salah satu kategori yang
dijabarkan di bawah.
Tugas Penanganan Penyakit Infeksi H5N1
Kelompok 1
Buatlah sebuah presentasi, meliputi sebuah diagram transmisi. Pastikan juga meliputi:
Dinamika transmisi Jenis organisme
untuk H5N1
Pejamu yang mungkin(termasuk reservoir)
Rute penyebaran
Kelompok 2
Buatlah sebuah presentasi yang mendeskripsikan faktor-faktor risiko penyebaran H5N1
Faktor-faktor risiko antara hewan (cth: burung) dan manusia. pastikan juga meliputi:
Faktor-faktor risiko untuk infeksi (pada manusia dan hewan)
penyebaran H5N1
Faktor-faktor lingkungan yang meningkatkan atau mengurangi risiko
Perilaku manusia dan faktor budaya/tradisional yang meningkatkan atau
menurunkan risiko penyebaran H5N1.
Perilaku hewan yang meningkatkan atau menurunkan risiko H5N1
Kelompok 3
Penanganan H5N1
Buatlah sebuah presentasi yang mendeskripsikan rekomendasi penanganan H5N1 yang
diajukan oleh artikel untuk pasar burung hidup, pastikan juga meliputi:
Rekomendasi penanganan
Aspek-aspek dinamika transmisi yang dipengaruhi oleh implementasi rencana
penanganan.
Bagaimana faktor-faktor risiko dapat dikurangi dengan mengimplementasikan
rencana penanganan yang dianjurkan oleh artikel.
376
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Memahami prinsip-prinsip risiko selama wabah penyakit infeksi
Memahami berbagai moda/transmisi penyebaran penyakit potensial dan pengaruhnya terhadap rancangan cara-cara pengendalian penyakit yang efektif.
Mendeskripsikan faktor-faktor risiko yang mungkin untuk penyakit zoonosis spesifik
Tugas membaca Membaca artikel, “Interventions for Avian Influenza: A (H5N1) Risk Management in
pra-kelas
Live Bird Market Networks” (Fournie et al.)
Avian Influenza Fact Sheet (World Health Organization [WHO])
Tugas Membaca
Sebelum sesi ini dimulai, mintalah mahasiswa untuk membaca dokumen berikut ini dan
datang ke kelas dalam keadaan siap untuk mendiskusikan materi ini di kelas
“Interventions for Avian Influenza: A (H5N1) Risk Management in Live Bird Market
Networks (Fournie et al. 2013)
Tugas
Membaca
Avian Influenza Fact Sheet (WHO 2011)
Ikhtisar Konsep dan Istilah Kunci
Kuliah
Konsep dan istilah kunci untuk dipahami:
Organisme infeksius
Transmisi
Risiko
Konsep penanganan
Flu Burung H5N1
Tinjau kembali tugas membaca pra-kerja oleh Fournie dan pikirkan hal-hal berikut:
Spesies apa yang terinfeksi oleh flu burung H5N1?
Aktivitas
Apakah peran pasar burung hidup dalam penyebaran H5N1, dan mengapa pasar-pasar ini
individual
menjadi fokus investigasi?
Apa perbedaan antara kerentanan dan infektivitas dalam hal pasar burung hidup yang dipelajari
dalam makalah?
Apa saja penanganan yang direkomendasikan untuk H5N1 di pasar burung hidup?
Catatan:
377
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Untuk kelompok anda, siapkan sebuah presentasi sepanjang 10 sampai 15 menit:
Buatlah sebuah presentasi, meliputi sebuah diagram transmisi. Pastikan
juga meliputi:
Aktivitas Kelompok 1
Kelompok Dinamika transmisi Jenis organisme
Pejamu/host yang mungkin (termasuk reservoir)
H5N1
Kecil
Rute penyebaran
Buatlah sebuah presentasi yang mendeskripsikan faktor-faktor risiko
penyebaran H5N1 antara hewan (cth: burung) dan manusia. pastikan juga
meliputi:
Kelompok 2
Faktor-faktor risiko Faktor-faktor risiko untuk infeksi (pada manusia dan hewan)
untuk penyebaran Faktor-faktor lingkungan yang meningkatkan atau mengurangi risiko
H5N1
Perilaku manusia dan faktor budaya / tradisional yang meningkatkan
atau menurunkan risiko penyebaran H5N1.
Kelompok 3
Penanganan H5N1
Perilaku hewan yang meningkatkan atau menurunkan risiko H5N1
Buatlah sebuah presentasi yang mendeskripsikan rekomendasi penanganan
H5N1 yang diajukan oleh artikel untuk pasar burung hidup. pastikan juga
meliputi:
Rekomendasi penanganan
Aspek-aspek dinamika transmisi yang dipengaruhi oleh implementasi
rencana penanganan.
Bagaimana faktor-faktor risiko dapat dikurangi dengan
mengimplementasikan rencana penanganan yang dianjurkan oleh
artikel.
Catatan:
378
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mendeskripsikan Faktor-faktor Risiko yang Mungkin dari Sebuah Penyakit Infeksi pada
Skenario Wabah
Tujuan
Pembelajaran:
Jenis
Pembelajaran
Waktu:
Alat-alat dan
bahan
Mengidentifikasi dan menganalisa kemungkinan faktor-faktor risiko yang berhubungan
dengan infeksi selama wabah atau epidemi penyakit.
Diskusi kelompok kecil dan besar
100 Menit
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Akses internet (untuk pengajar)
Rekaman video – hidrofobia dalam kasus rabies lanjut
Tugas pra-kelas:
Panduan mahasiswa
Membaca artikel, “The Human Risk Factor: Rabies” (Texas A&M University)
Membaca artikel, “Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses” (The Center for Food Security
and Public Health, Iowa State University)
Catatan untuk Fasilitator
Sebelum memulai sesi ini, mintalah mahasiswa untuk membaca makalah berikut dan
datang dalam keadaan siap untuk mendiskusikannya di kelas:
“The Human Risk Factor: Rabies” (Texas A&M University)
Pra-kerja
Diskusi
Kelompok
Besar
“Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses” (The Center for Food Security and Public
Health, Iowa State University)
30 Skenario Kasus: Wabah Rabies
Menit Mulailah sesi ini dengan diskusi singkat mengenai bacaan pra-kelas tentang penyebaran
rabies dan faktor-faktor risikonya. Untuk mengarahkan diskusi, tanyakan pertanyaanpertanyaan berikut:
Bagaimana rabies disebarkan ke manusia?
Apa saja gejala dan akibat dari infeksi rabies pada manusia?
Spesies hewan apa saja yang dapat terinfeksi rabies?
Spesies hewan apa saja yang dapat menyebarkan rabies ke manusia?
Faktor-faktor risiko apa yang meningkatkan risiko infeksi rabies ke hewan peliharaan?
Ke manusia?
Tampailkan film pendek yang mendemonstrasikan hidrofobia pada kasus rabies di Nepal.
YouTube - Hydrophobia in Advanced Rabies, Nepal
www.youtube.com/watch?v=bd6Vv0C64wU
Bacalah skenario kasus rabies berikut dengan lantang pada mahasiswa (atau tunjuk mahasiswa untuk membaca
masing-masing paragraf dengan lantang):
379
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Skenario Kasus Rabies
Hampir satu tahun berlalu sejak kasus rabies terakhir dilaporkan di pulau Bali, Indonesia, maka pemerintah provinsi mengungkapkan keyakinannya bahwa pulau tersebut akan segera bebas sepenuhnya dari rabies.
Untuk dapat dikategorikan “bebas rabies” secara resmi, sebuah wilayah harus melalui 2 tahun berturut-turut
tanpa satupun kejadian rabies pada hewan maupun manusia. “Ada kemungkinan bahwa Bali akan bebas rabies
karena kasus rabies terakhir yang ditemukan pada manusia adalah pada bulan April tahun lalu,” sebagaimana
mengutip kepala dinas kesehatan Bali, I Ketut Suarjaya.
Rumah Sakit Sanglah melaporkan bahwa, secara umum, hanya 2 persen dari seluruh kasus gigitan anjing
yang berkembang menjadi penyakit rabies. Data survei penyakit menunjukkan bahwa sepanjang tahun
2008 dilaporkan sejumlah 4 orang dengan infeksi rabies (kasus), dibandingkan dengan 48 kasus dilaporkan
sepanjang 2009 dan 82 kasus sepanjang 2010. Menyusul implementasi kampanye vaksinasi anjing massal,
tampak penurunan yang substansial dari jumlah orang yang terinfeksi rabies , sejumlah 24 sepanjang 2011, dan
pada 2012, hanya 8 kasus pada manusia yang dilaporkan.
Sementara itu, Sekretaris Tim Penanganan Rabies Rumah Sakit Sanglah, dokter I.G.B. Ken Wirasandhi
mengakui bahwa distribusi vaksin rabies lebih selektif akhir-akhir ini. Distribusi diprioritaskan pada luka
multipel dan dalam akibat gigitan anjing liar. Imunisasi rabies gratis di rumah sakit milik pemerintah hanya
disediakan untuk manusia dengan luka gigitan anjing pada organ vital, termasuk kepala, wajah, jari-jari,
dan alat kelamin. Vaksin tersebut juga dapat dibeli di klinik kesehatan. Minggu lalu, Dinas Kesehatan Bali
menyediakan sampai 5.000 vial vaksin anti-rabies, jumlah yang diperkirakan cukup untuk kurang lebih 1.250
orang selama beberapa bulan ke depan. Sekitar 750 vial telah didistribusikan ke pusat-pusat penanganan rabies
di beberapa kabupaten.
Selama beberapa tahun terakhir, Bali berupaya untuk membatasi penyebaran rabies melalui program vaksinasi
dan sterilisasi anjing massal. Kepala Dinas Peternakan Bali, Putu Sumantra, baru-baru ini mengumumkan
bahwa tahap 4 kampanye vaksinasi anjing massal, yang akan mencakup vaksin untuk 300.000 anjing di Bali,
akan dimulai pada pertengahan bulan April dan berlangsung sampai Juni tahun ini. Menurut catatan dinas
tersebut, hasil dari vaksinasi rabies massal yang terakhir adalah imunisasi dari kurang lebih 80 persen populasi
anjing di seluruh pulau (sekitar 250.000 anjing), sementara 500 lainnya telah disterilisasi. Pemerintah Bali
tetap yakin bahwa pulau tersebut akan dapat mencapai target menjadi wilayah “bebas rabies” pada tahun 2015.
Para penduduk diharapkan membawa anjing mereka untuk mendapatkan vaksinasi gratis ini. Namun sejak
wabah rabies pertama kali terjadi di pulau tersebut pada 2008, beberapa ahli berpendapat bahwa tidak ada
banyak perkembangan pada perilaku yang berhubungan dengan strategi pencegahan rabies di kalangan
pemilik hewan peliharan dalam komunitas-komunitas mayarakat Bali. “Baru ada sedikit perubahan sikap
dalam cara mereka memelihara anjing. Anjing-anjing tersebut masih dilepas untuk mencari makanan di jalan,”
seperti baru-baru ini disampaikan ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia cabang Bali, Gusti Ngurah
Mahardika. Mahardika menyatakan bahwa penting bagi komunitas-komunitas Bali untuk memelihara anjing
mereka sepatutnya dengan memberi mereka makan di rumah dan memvaksinasi mereka secara rutin karena,
“Anjing itu menggigit, mencegah mereka menyebarkan rabies adalah hal yang paling penting.” Virologis ini
melanjutkan bahwa metode utama untuk pencegahan termasuk perawatan yang sesuai dan vaksinasi yang
rutin, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendapatkan tata-laksana yang sesuai,
termasuk vaksinasi rabies, setelah tergigit oleh anjing.
Arie Rukmantara, juru bicara Kominisi Nasional Pengendalian Zoonosis, mengatakan bahwa tantangan utama
untuk membebaskan pulau tersebut dari Rabies adalah mempertahankan komitmen dan partisipasi individu
dan komunitas. “Jika wabah terjadi selama beberapa tahun, penting sekali mempertahankan komitmen orangorang lokal untuk berpartisipasi dalam usaha eradikasi.” Ia mengatakan bahwa target tahun 2015 untuk menjadi
bebas-rabies adalah target yang beralasan, meninjau bahwa pemerintah telah mengimplementasikan berbagai
usaha untuk mencapai hal tersebut sejak kasus pertama rabies ditemukan di Jimbaran pada tahun 2008.
Diambil dan diterjemahkan dari Jakarta Post
380
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Diskusi
kelompok
kecil.
INDOHUN
60 Mintalah mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan
Menit dan menganalisa skenario rabies tersebut. mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut:
Seberapa seriuskah wabah rabies tersebut?
Apakah faktor risiko yang paling penting dalam wabah rabies tersebut?
Siapa yang bertanggung jawab dalam mengawasi faktor risiko untuk penyakit ini?
Apakah kekhawatiran utama dalam situasi wabah rabies?
Apa yang akan anda lakukan untuk menurunkan faktor risiko rabies selama terjadi
wabah?
Apakah rencana kerja kelompok anda?
Setelah mengkaji pertanyaan-pertanyaan di atas, masing-masing kelompok diminta
mengidentifikasi tiga faktor risiko atau perilaku yang diasosiasikan dengan infeksi dan
mendiskusikan bagaimana faktor-faktor ini menyebabkan peningkatan risiko infeksi
dalam skenario tersebut. Masing-masing kelompok diminta untuk mengajukan satu atau
lebih metode untuk mengurangi wabah.
10 Minta masing-masing kelompok untuk secara singkat mempresentasikan hasil diskusi
Menit mereka dan mengkaji persamaan atau perbedaan antara jawaban masing-masing kelompok.
Diskusi
Kelompok
besar
381
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Tugas pra-kelas:
Mengidentifikasi dan menganalisa kemungkinan faktor-faktor risiko yang berhubungan
dengan infeksi selama wabah atau epidemi penyakit.
Membaca artikel, “The Human Risk Factor: Rabies” (Texas A&M University)
Membaca artikel, “Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses” (The Center for Food Security
and Public Health, Iowa State University)
Tugas Membaca
Sebelum memulai sesi ini, mintalah mahasiswa untuk membaca makalah berikut dan datang dalam
keadaan siap untuk mendiskusikannya di kelas:
“The Human Risk Factor: Rabies” (Texas A&M University)
Pra-kerja “Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses” (The Center for Food Security and Public Health, Iowa
State University)
Skenario Kasus Wabah Rabies
Hampir satu tahun berlalu sejak kasus rabies terakhir dilaporkan di pulau Bali, Indonesia, maka
pemerintah provinsi mengungkapkan keyakinannya bahwa pulau tersebut akan segera bebas
sepenuhnya dari rabies. Untuk dapat dikategorikan “bebas rabies” secara resmi, sebuah wilayah
harus melalui 2 tahun berturut-turut tanpa satupun kejadian rabies pada hewan maupun manusia.
Diskusi
“Ada kemungkinan bahwa Bali akan bebas rabies karena kasus rabies terakhir yang ditemukan pada
Kelompok manusia adalah pada bulan April tahun lalu,” sebagaimana mengutip kepala dinas kesehatan Bali,
Besar
I Ketut Suarjaya.
Rumah Sakit Sanglah melaporkan bahwa, secara umum, hanya 2 persen dari seluruh kasus gigitan
anjing yang berkembang menjadi penyakit rabies. Data survei penyakit menunjukkan bahwa
sepanjang tahun 2008 dilaporkan sejumlah 4 orang dengan infeksi rabies (kasus), dibandingkan
dengan 48 kasus dilaporkan sepanjang 2009 dan 82 kasus sepanjang 2010. Menyusul implementasi
kampanye vaksinasi anjing massal, tampak penurunan yang substansial dari jumlah orang yang
terinfeksi rabies, sejumlah 24 sepanjang 2011, dan pada 2012, hanya 8 kasus pada manusia yang
dilaporkan.
Sementara itu, Sekretaris Tim Penanganan Rabies Rumah Sakit Sangkal, dokter I.G.B. Ken
Wirasandhi mengakui bahwa distribusi vaksin rabies lebih selektif akhir-akhir ini. Distribusi
diprioritaskan pada luka multipel dan dalam akibat gigitan anjing liar. Imunisasi rabies gratis di
rumah sakit milik pemerintah hanya disediakan untuk manusia dengan luka gigitan anjing pada
organ vital, termasuk kepala, wajah, jari-jari, dan alat kelamin. Vaksin tersebut juga dapat dibeli di
klinik kesehatan. Minggu lalu, Dinas Kesehatan Bali menyediakan sampai 5.000 vial vaksin antirabies, jumlah yang diperkirakan cukup untuk kurang lebih 1.250 orang selama beberapa bulan
ke depan. Sekitar 750 vial telah didistribusikan ke pusat-pusat penanganan rabies di beberapa
kabupaten.
Selama beberapa tahun terakhir, Bali berupaya untuk membatasi penyebaran rabies melalui program
vaksinasi dan sterilisasi anjing massal. Kepala Dinas Peternakan Bali, Putu Sumantra, baru-baru
ini mengumumkan bahwa tahap 4 kampanye vaksinasi anjing massal, yang akan mencakup vaksin
untuk 300.000 anjing di Bali, akan dimulai pada pertengahan bulan April dan berlangsung sampai
Juni tahun ini. Menurut catatan dinas tersebut, hasil dari vaksinasi rabies massal yang terakhir
adalah imunisasi dari kurang lebih 80 persen populasi anjing di seluruh pulau (sekitar 250.000
anjing), sementara 500 lainnya telah disterilisasi. Pemerintah Bali tetap yakin bahwa pulau tersebut
akan dapat mencapai target menjadi wilayah “bebas rabies” pada tahun 2015.
382
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Para penduduk diharapan membawa anjing mereka untuk mendapatkan vaksinasi gratis ini.
Namun sejak wabah rabies pertama kali terjadi di pulau tersebut pada 2008, beberapa ahli
berpendapat bahwa tidak ada banyak perkembangan pada perilaku yang berhubungan dengan
strategi pencegahan rabies di kalangan pemilik hewan peliharan dalam komunitas-komunitas
mayarakat Bali. “Baru ada sedikit perubahan sikap dalam cara mereka memelihara anjing. Anjinganjing tersebut masih dilepas untuk mencari makanan di jalan,” seperti baru-baru ini disampaikan
ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia cabang Bali, Gusti Ngurah Mahardika. Mahardika
menyatakan bahwa penting bagi komunitas-komunitas Bali untuk memelihara anjing mereka
sepatutnya dengan memberi mereka makan di rumah dan memvaksinasi mereka secara rutin
karena, “Anjing itu menggigit, mencegah mereka menyebarkan rabies adalah hal yang paling
penting.” Virologis ini melanjutkan bahwa metode utama untuk pencegahan termasuk perawatan
yang sesuai dan vaksinasi yang rutin, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
mendapatkan tata-laksana yang sesuai, termasuk vaksinasi rabies, setelah tergigit oleh anjing.
Arie Rukmantara, juru bicara Kominisi Nasional Pengendalian Zoonosis, mengatakan bahwa
tantangan utama untuk membebaskan pulau tersebut dari Rabies adalah mempertahankan
komitmen dan partisipasi individu dan komunitas. “Jika wabah terjadi selama beberapa tahun,
penting sekali mempertahankan komitmen orang-orang lokal untuk berpartisipasi dalam usaha
eradikasi.” Ia mengatakan bahwa target tahun 2015 untuk menjadi bebas-rabies adalah target
yang beralasan, meninjau bahwa pemerintah telah mengimplementasikan berbagai usaha untuk
mencapai hal tersebut sejak kasus pertama rabies ditemukan di Jimbaran pada tahun 2008.
Diambil dan diterjemahkan dari Jakarta Post
Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut dalam kelompok-kelompok kecil:
Seberapa seriuskah wabah rabies tersebut?
Apakah faktor risiko yang paling penting dalam wabah rabies tersebut?
Siapa yang bertanggung jawab dalam mengawasi faktor risiko untuk penyakit ini?
Apakah kekhawatiran utama dalam situasi wabah rabies?
Apa yang akan anda lakukan untuk menurunkan faktor risiko rabies selama terjadi wabah?
Apakah rencana kerja kelompok anda?
Mungkinkah telah terjadi kasus rabies pada manusia yang tidak teridentifikasi, dan tidak terdiagnosis dengan
tepat, atau tidak dilaporkan kepada pejabat setempat karena kurangnya kesadaran. (cth: di desa terpencil)
Catatan:
383
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Membuat Sebuah Model Konseptual untuk Memvisualisasikan Faktor-faktor Risiko dan
Titik Kontrol
Tujuan
Pembelajaran:
Mengidentifikasi moda/transmisi penyebaran penyakit dan merancang cara-cara
pengendalian yang efektif.
Mendeskripsikan faktor-faktor risiko penyakit zoonosis
Mengembangkan rencana pencegahan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk
penyakit zoonosis.
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
Alat dan bahan:
Membuat sebuah peta untuk memvisualisasikan faktor-faktor risiko, moda/transmisi
penyebaran dan kontrol risiko.
Kuliah; diskusi kelompok kecil dan besar; aktivitas kelompok kecil
180 Menit
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Komputer dengan akses internet
Peranti lunak Visual Understanding Environment
Catatan untuk Fasilitator
Kuliah
10 Strategi-strategi Pencegahan Penyakit
Menit Berikan kuliah singkat mengenai strategi-strategi pencegahan. Lihat garis besar di bawah
untuk ikhtisar konsep-konsep kunci yang diperkenalkan dalam presentasi ini dan modul
powerpoint untuk slide dan catatan kuliah terperinci.
Tingkatan dari Strategi Pencegahan
Pencegahan primer, cth: praktik spesifik untuk mencegah penyebaran penyakit dari
individu yang rentan, manusia ke manusia, atau dari hewan ke manusia; cth: vaksinasi,
promosi kesehatan, dll.
Pencegahan sekunder, cth: pencegahan terulangnya atau eksaserbasi dari penyakit yang
sudah terdiagnosis.
Pencegahan tersier, cth: layanan pendukung dan rehabilitasi untuk meminimalisir
morbiditas dan memaksimalkan kualitas hidup setelah menetapnya penyakit jangka
panjang atau cedera
15 Sebagai persiapan untuk tugas berikutnya, tampilkan dua rekaman video berikut di kelas:
Menit The Danger of Avian Influenza: (Food and Agriculture Organization
[FAO] report) http://www.youtube.com/watch?v=8RApk1t9XDo
A Risk-Based Approach to Avian Flu Control in Developing Countries
(International Food Policy Research Institute [IFPRI] report):
http://www.youtube.com/watch?v=R9Un5fD5Rlk
384
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Diskusi
Kelompok
Besar
INDOHUN
30 Dalam aktivitas ini, mahasiswa akan mengembangkan sebuah model konseptual flu
Menit burung yang menggambarkan hubungan antara faktor-faktor risiko potensial, pejamu dan
agen penyebab infeksi (cth: virus flu burung), lingkungan, serta moda penyebaran dan
penanganannya.
Pertama, mintalah kelas untuk secara pribadi memikirkan tentang faktor-faktor risiko,
penyebaran dan pengendalian flu burung dan catat satu atau dua tanggapan terhadap poinpoin berikut di panduan mahasiswa masing-masing:
Faktor-faktor terkait pejamu/host
Faktor-faktor terkait virus
Faktor-faktor risiko terkait lingkungan
Rute penyebaran
Titik kontrol atau intervensi
Kemudian, minta masing-masing mahasiswa untuk membagikan pendapat mereka kepada
kelas dan sebagai fasilitator, buatlah daftar tanggapan di papan tulis atau Flipchart.
Setelah daftar terselesaikan, kelas diminta bekerja bersama untuk membuat model
konseptual menggunakan daftar tersebut. Tujuan dari model konseptual ini adalah untuk
mengidentifikasi kemungkinan faktor-faktor risiko flu burung dan titik intervensi dalam
siklus penyebarannya.
Aktivitas
kelompok
kecil
60 Berikan mahasiswa kesempatan lain untuk berlatih membuat peta risiko penyakit infeksi
Menit dan mengkaji metode yang efektif untuk pengendalian penyakit. Minta mahasiswa untuk
membentuk kelompok-kelompok kecil dan tugaskan masing-masing kelompok satu di
antara penyakit-penyakit infeksi di bawah ini:
Leptospirosis
Streptococcus suis
Rabies
Dengue
Dalam kelompok masing-masing, mahasiswa perlu mendiskusikan hal-hal yang digambarkan
di bawah ini dan membuat sebuah rencana untuk mengendalikan penyakit zoonosis
melalui diagnosis yang sesuai, pencegahan penyakit dan kampanye peningkatan kesadaran
masyarakat. Mereka perlu mempersiapkan diri untuk mempresentasikan informasi ini
kepada kelas melalui sebuah model konseptual.
Faktor-faktor risiko potensial yang terkait dengan pejamu/host, agen infeksi dan
lingkungan
Moda/transmisi penyebaran
Penanganan penyakit

Catatan: Jika tersedia komputer dan internet, anda dapat menginstruksikan mahasiswa
untuk menggunakan peranti lunak gratis berbasis open-source seperti Visual Understanding
Environment (VUE). Program ini adalah aplikasi berbasis open-source untuk pemetaan
konsep dan konten yang dikembangkan oleh Tufts University. http://sourceforge.net/
projects/tuftsvue/files/latest/download.
385
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Leptospirosis
Leptospirosis adalah suatu infeksi zoonosis global yang disebarkan melalui air dan disebabkan oleh bakteri
(spirochaeta) dari genus Leptospira. Leptospirosis pada manusia menyebabkan kerusakan pada hepar, ginjal dan
sistem saraf pusat. Manusia dapat terpajan melalui kontak dengan air, tumbuhan atau tanah yang tercemar oleh
urin hewan terinfeksi. Reservoir hewan yang mungkin termasuk ternak, anjing, tikus dan hewan liar. Leptospira
masuk ke dalam tubuh melalui kontak pada luka atau lecet pada kulit atau kontak dengan membran mukosa
(cth: hidung, mulut, mata) dan terkadang, melalui air tercemar yang terminum. Setelah masuk ke dalam
tubuh,terjadi diseminasi luas ke jaringan dan darah, dan dapat juga ke sistem saraf pusat. Penyebaran manusia
ke manusia langka ditemukan. Kejadian leptospirosis pada manusia tergantung pada interaksi kompleks antara
faktor ekologis dan sosial. Walaupun leptospirosis tersebar (endemik) di seluruh dunia, penyakit ini lebih
umum ditemukan di wilayah tropis atau sub-tropis dimana terdapat curah hujan tinggi, banjir rutin dan
temperatur tinggi yang meningkatkan distribusi dan kelangsungan hidup leptospira di lingkungan. Vaksinasi
hewan dilakukan di beberapa negara, namun imunitas yang dihasilkan tidak bertahan lama; vaksinasi pada
manusia tidak dilakukan secara luas.
Informasi lebih lanjut tersedia di kompendium “One Health”
http://www.onehealthinitiative.com/publications/OHOW_Compendium_Case_Studies.pdf
Streptotococcus suis
Streptococcus suis adalah bakteri penyebab penyakit zoonosis yang penting pada babi dan manusia di berbagai
penjuru dunia. Organisme ini dapat diisolasi dari babi pembawa penyakit yang sehat, namun laporan infeksi
pada babi termasuk arthritis, meningitis, pneumonia, sepsis, endocarditis, aborsi dan abses. Manusia dengan
risiko tinggi infeksi termasuk mereka yang memiliki kontak langsung dengan babi atau produk mentah babi,
termasuk peternak pekerja rumah jagal, dan individu dengan penyakit lama yang berakibat imunosupresi.
Infeksi pada manusia umumnya terjadi akibat kontak langsung dengan babi yang terinfeksi atau produk
mentah dan diduga tertular melalui luka atau lecet pada kulit, memegang daging yang terinfeksi, menghirup
atau menelan. Pada manusia infeksi Streptococcus suis menyebabkan meningitis. Endocarditis, pneumonia, toxic
shock-like syndrome dan arthritis septik juga pernah dilaporkan.
Informasi lebih lanjut tersedia dari lembar fakta WHO:
http://www.who.int/foodsafety/micro/strepsuis/en/
Staats J.J., I. Feder, O. Okwumabua, and M.M. Chengappa. Streptococcus suis: past and present. Vet Res
Commun. 1997 Aug; 21(6): 381–407. Abstract available online at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=9266659
Nghia H.D.T., N.T. Hoa, et al. Human case of Streptococcus suis serotype 16 infection. Emerg Infect Dis
2008 January. Available online at: http://wwwnc.cdc.gov/eid/article/14/1/07-0534.htm
Rabies
Rabies adalah penyakit zoonosis (yaitu penyakit yang disebarkan kepada manusia dari hewan) yang dapat
dicegah, disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini endemik di banyak negara, mempengaruhi terutama
mamalia domestik dan liar, tersebar ke manusia melalui kontak dengan bahan infeksius, biasanya air liur,
melalui gigitan atau cakaran hewan buas. Rabies terdapat di semua benua kecuali antartika, namun lebih dari
95% kematian manusia terjadi di Asia dan Afrika, terbanyak setelah kontak dengan kelelawar, anjing atau
karnivora dengan infeksi rabies. Setelah gejala penyakit muncul, rabies hampir selalu fatal; saat ini, WHO
memperkirakan bahwa rabies menyebabkan 60,000 kematian manusia setiap tahun. Tingkat mortalitas
rabies yang tinggi menggarisbawahi pentingnya strategi eliminasi rabies global melalui vaksinasi anjing, dan
pentingnya pencegahan infeksi pada manusia yang terpajan dengan hewan buas potensial dengan mengikuti
protokol profilaksis pasca-pajanan yang efektif, termasuk perawatan luka yang tepat dan vaksinasi pascapajanan.
386
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Informasi lebih lanjut tersedia dari lembar fakta WHO:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs099/en/
Informasi lebih lanjut tersedia pada kompendium “One Health”
http://www.onehealthinitiative.com/publications/OHOW_Compendium_Case_Studies.pdf
Steele JH, Fernandez PJ. History of rabies and global aspects. In: Baer GM, editor. The natural history of
rabies, 2nd ed. New York: CRC Press; 1991. p. 1–24.
Dengue
Dengue adalah infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk, ditemukan di wilayah tropis dan sub-tropis di
seluruh dunia. Virus dengue (DENV) berada dalam genus Flavivirus dan memiliki empat serotipe (DENV
1, 2, 3, dan 4). Pada tahun-tahun belakangan, penyebaran DENV mengalami peningkatan, terutama di
wilayah urban dan semi-urban dan telah menjadi perhatian utama kesehatan masyrakat internasional. Dengue
(sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah dengue) pertama kali dikenali pada tahun 1950an selama epidemi
dengue di Filipina dan Thailand. Saat ini, Dengue mempengaruhi sebagian besar negara Asia dan Amerika
Latin dan telah menjadi penyebab utama perawatan di rumah sakit dan kematian di antara anak-anak di
wilayah ini. Strategi pengendalian virus Dengue saat ini berfokus terutama pada aktivitas pengendalian vektor
dan peningkatan surveilans penyakit. Walaupun usaha untuk mengembangkan vaksin Dengue yang efektif
masih berjalan, tidak ada kandidat vaksin yang telah terbukti efektif terhadap keempat serotipe virus Dengue.
Penyebaran dengue di antara monyet hutan telah dilaporkan di Asia dan Afrika, namun infeksi manusia sudah
cukup untuk mempertahankan penyebaran di kota, terutama di wilayah urban yang padat dimana serangga
dapat berkembang biak di penyimpanan air yang tidak tertutup, termasuk pot bunga atau vas, kaleng logam
dan plastik bekas atau botol beas, atau ban bekas yang terisi air.
Informasi tersedia dari lembar fakta WHO:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/index.html
Mahalingam S, Herring BL, Halstead SB. Call to action for dengue vaccine failure [letter]. Emerg Infect Dis
2013 August. Available online at: http://dx.doi.org/10.3201/eid1908.121864
60 Minta masing-masing kelompok kecil menampilkan model peta risiko mereka dan
Menit memberikan presentasi pendek yang menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bagaimana peta risiko ini disusun?
Diskusi
kelompok
besar
Apa saja faktor risiko yang terkait pejamu/host, agen penyebab infeksi dan lingkungan?
Apakah siklus penyebaran pada penyakit ini?
Apa sajakah titik pengendalian atau intervensi yang mungkin?
Apakah rencana kelompok untuk mengendalikan penyakit berdasarkan faktor-faktor
risiko yang telah diketahui dan intervensi yang mungkin?
Minta seluruh kelas untuk mendiskusikan persamaan dan perbedaan antara masing-masing
kelompok. Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa yang anda lihat dari model peta risiko masing-masing kelompok? Apakah masingmasing model mirip atau berbeda untuk berbagai penyakit zoonosis?
Apakah faktor-faktor risiko umum untuk penyakit zoonosis?
Apakah titik intervensi yang umum?
Apakah strategi organisasi terbaik untuk model peta risiko yang menunjukkan risiko dan
titik pengendalian?
387
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Mengidentifikasi moda/transmisi penyebaran penyakit dan merancang cara-cara
pengendalian yang efektif.
Mendeskripsikan faktor-faktor risiko penyakit zoonosis
Mengembangkan rencana pencegahan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk
penyakit zoonosis.
Membuat sebuah peta untuk memvisualisasikan faktor-faktor risiko, moda/transmisi
penyebaran dan kontrol risiko.
Sebuah Tinjauan Kembali Mengenai Strategi Pencegahan Penyakit Infeksi
Kuliah
Catatan:
Peta Konsep untuk Flu Burung
Pikirkan tentang:
Faktor-faktor terkait pejamu/host
Faktor-faktor terkait virus
Faktor-faktor risiko terkait lingkungan
Rute penyebaran
Titik kontrol atau intervensi
Catatan:
388
Source: kaahe.org
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pemetaan Visual Understanding Environment (VUE)
Unduh gratis di: sourceforge.net/projects/tuftsvue/files/latest/download
Leptospirosis adalah suatu infeksi zoonosis global yang
disebarkan melalui air yang disebabkan oleh bakteri
(spirochaeta) dari genus Leptospira. Leptospirosis
pada manusia menyebabkan kerusakan pada hepar,
ginjal dan sistem saraf pusat. Manusia dapat terpajan
melalui kontak dengan air, tumbuhan atau tanah yang
tercemar oleh urin hewan terinfeksi. Reservoir hewan
yang mungkin termasuk ternak, anjing, tikus dan
hewan liar. Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui
kontak pada luka atau lecet pada kulit atau kontak
dengan membran mukosa (cth: hidung, mulut, mata)
dan terkadang, melalui air tercemar yang terminum.
Setelah masuk ke dalam tubuh,terjadi diseminasi
luas ke jaringan dan darah, dan dapat juga ke sistem
saraf pusat. Penyebaran manusia ke manusia langka
ditemukan. Kejadian leptospirosis pada manusia
tergantung pada interaksi kompleks
antara faktor ekologis dan sosial. Walaupun leptospirosis
tersebar (endemik) di seluruh dunia, penyakit ini lebih
umum ditemukan di wilayah tropis atau sub-tropis
di mana terdapat curah hujan tinggi, banjir rutin
dan temperatur tinggi yang meningkatkan distribusi
dan kelangsungan hidup leptospira di lingkungan.
Vaksinasi hewan dilakukan di beberapa negara, namun
imunitas yang dihasilkan tidak bertahan lama; vaksinasi
pada manusia tidak dilakukan secara luas.
Streptococcus suis adalah bakteri penyebab penyakit
zoonosis yang penting pada babi dan manusia
di berbagai penjuru dunia. Organisme ini dapat
diisolasi dari babi pembawa penyakit yang sehat,
namun laporan infeksi pada babi termasuk arthritis,
meningitis, pneumonia, sepsis, endocarditis, aborsi dan
abses. Manusia dengan risiko tinggi infeksi termasuk
mereka yang memiliki kontak langsung dengan babi
atau produk mentah babi, termasuk peternak pekerja
rumah jagal, dan individu dengan penyakit lama
yang berakibat imunosupresi. Infeksi pada manusia
umumnya terjadi akibat kontak langsung dengan
babi yang terinfeksi atau produk mentah dan diduga
tertular melalui luka atau lecet pada kulit, memegang
daging yang terinfeksi, menghirup atau menelan.
Pada manusia. infeksi Streptococcus suis menyebabkan
meningitis. Endocarditis, pneumonia, toxic shock-like
syndrome dan arthritis septik juga pernah dilaporkan.
389
INDOHUN
Rabies adalah penyakit zoonosis (yaitu penyakit yang
disebarkan kepada manusia dari hewan) yang dapat
dicegah, disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini
endemik di banyak negara, mempengaruhi terutama
mamalia domestik dan liar, tersebar ke manusia
melalui kontak dengan bahan infeksius, biasanya
air liur, melalui gigitan atau cakaran hewan buas.
Rabies terdapat di semua benua kecuali antartika,
namun lebih dari 95% kematian manusia terjadi di
Asia dan Afrika, terbanyak setelah kontak dengan
kelelawar, anjing atau karnivora dengan infeksi rabies.
Setelah gejala penyakit muncul, rabies hampir selalu
fatal; saat ini, WHO memperkirakan bahwa rabies
menyebabkan 60,000 kematian manusia setiap tahun.
Tingkat mortalitas rabies yang tinggi menggarisbawahi
pentingnya strategi eliminasi rabies global melalui
vaksinasi anjing, dan pentingnya pencegahan infeksi
pada manusia yang terpajan dengan hewan buas
potensial dengan mengikuti protokol profilaksis pascapajanan yang efektif, termasuk perawatan luka yang
tepat dan vaksinasi pasca-pajanan.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Dengue adalah infeksi virus yang disebarkan oleh
nyamuk, ditemukan di wilayah tropis dan sub-tropis
di seluruh dunia. Virus dengue (DENV) berada
dalam genus Flavivirus dan memiliki empat serotipe
(DENV 1, 2, 3, dan 4). Pada tahun-tahun belakangan,
penyebaran DENV mengalami peningkatan, terutama
di wilayah urban dan semi-urban dan telah menjadi
perhatian utama kesehatan masyrakat internasional.
Dengue (sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah
dengue) pertama kali dikenali pada tahun 1950an
selama epidemi dengue di Filipina dan Thailand. Saat
ini, Dengue mempengaruhi sebagian besar negara asia
dan amerika latin dan telah menjadi penyebab utama
perawatan di rumah sakit dan kematian di antara anakanak di wilayah ini. Strategi pengendalian virus Dengue
saat ini berfokus terutama pada aktivitas pengendalian
vektor dan peningkatan surveilans penyakit. Walaupun
usaha untuk mengembangkan vaksin Dengue yang
efektif masih berjalan, tidak ada kandidat vaksin
yang telah terbukti efektif terhadap keempat serotipe
virus Dengue. Penyebaran dengue di antara monyet
hutan telah dilaporkan di Asia dan Afrika, namun
infeksi manusia sudah cukup untuk mempertahankan
penyebaran di kota, terutama di wilayah urban yang
padat di mana serangga dapat berkembang biak di
penyimpanan air yang tidak tertutup, termasuk pot
bunga atau vas, kaleng logam dan plastik bekas atau
botol beas, atau ban bekas yang terisi air.
Untuk penyakit yang ditentukan dalam kelompok anda, buatlah sebuah peta menggunakan peranti lunak VUE
dan bersiaplah untuk mempresentasikannya kepada kelas:
Bagaimana peta risiko ini disusun?
Apa saja faktor risiko yang terkait pejamu/host, agen penyebab infeksi dan lingkungan?
Apakah siklus penyebaran pada penyakit ini?
Apa sajakah titik pengendalian atau intervensi yang mungkin?
Apakah rencana kelompok untuk mengendalikan penyakit berdasarkan faktor-faktor risiko yang telah diketahui dan intervensi yang mungkin?
Catatan:
390
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Pikirkan tentang::
Apa yang anda lihat dari model peta risiko masing-masing kelompok? Apakah masing-masing
model mirip atau berbeda untuk berbagai penyakit zoonosis?
Apakah faktor-faktor risiko umum untuk penyakit zoonosis?
Diskusi
Kelompok Apakah titik intervensi yang umum?
Besar
Apakah strategi organisasi terbaik untuk model peta risiko yang menunjukkan risiko dan titik
pengendalian?
Catatan:
391
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Penilaian Risiko
Tujuan
Pembelajaran:
Terlibat dalam proses penilaian risiko (identifikasi bahaya potensial, penilaian pajanan,
evaluasi dosis-respons dan karakterisasi risiko).
Kuliah; Latihan kelompok kecil; Diskusi kelompok kecil dan besar
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
360 Menit
Alat dan Bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Peranti lunak QMRA Wiki (tersedia gratis online)
Panduan mahasiswa
Tugas pra-kelas Baca “Introduction to Risk Assessment Concepts” (European Environmental Agency)
Baca –“The Basics of Risk Assessment” (FAO Corporate Document Repository)
Bacaan level lanjut -- Nurminen M, Nurminen T, Corvalan CF. Methodologic Issues in
Epidemiologic Risk Assessment. Epidemiology. 1999 Sep;10(5):585-93.
Catatan untuk Fasilitator
Sebelum memulai kelas, berikan kepada mahasiswa tugas-tugas berikut:
Baca “Introduction to Risk Assessment Concepts” (European Environmental Agency):
http://www.eea.europa.eu/publications/GH-07-97-595-EN-C2/chapter1h.html
Pra-kerja
“The Basics of Risk Assessment” (FAO Corporate Document Repository): http://www.
fao.org/docrep/007/y4722e/y4722e05.html
Carilah tiga contoh dari tipe-tipe penilaian risiko yang berbeda. Apa sajakah unsur yang
sama di penilaian-penilaian tersebut?
Kuliah
Bacaan level lanjut: Nurminen M, Nurminen T, Corvalan CF. Methodologic Issues in
pidemiologic Risk Assessment. Epidemiology. 1999 Sep; 10(5): 585–93.
45 Prinsip-prinsip penilaian risiko dan Quantitative Microbial Risk Assessment Wiki
Menit Software (QMRA Wiki)
Berikan kuliah tentang prinsip-prinsip penilaian risiko. Lihat ikhtisar di bawah ini untuk
poin-poin penting yang tercakup dalam presentasi dan lihat modul powerpoint untuk
tampilan dan catatan kuliah terperinci.
Tinjauan tentang proses penilaian risiko
4 langkah proses penilaian risiko: identifikasi bahaya potensial, penilaian pajanan,
penilaian dosis-respons, manajemen risiko
Komunikasi risiko
392
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN

Catatan: Presentasi ini mencakup pengenalan terhadap freeware (peranti lunak gratis)
yang digunakan untuk penilaian risiko dari QMRA Wiki. QMRA Wiki adalah situs
komunitas untuk informasi kuantitatif dan pengetahuan terbaru yang dikembangkan
untuk bidang penilaian risiko mikrobial kuantitatif. Situs ini adalah penyimpanan
pengetahuan yang terus berkembang dengan tujuan untuk menjadi sumber referensi
untuk penilaian risiko mikroba. Anda dapat menemukan peranti lunak demo dan contoh
kasus di situs internet WMRA: http://qmrawiki.msu.edu/index.php?title=Quantitative_
Microbial_Risk_Assessment_(QMRA)_Wiki
45 Penilaian Risiko Mikrobial
Menit Dalam aktivitas ini, mahasiswa akan mempelajari tentang unsur dan langkah dalam
melakukan penilaian risiko mikrobial dan jenis-jenis informasi yang dibutuhkan untuk
Aktivitas
melakukan penilaian tersebut.
kelompok
Bagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai 5 orang dan
kecil
minta mereka untuk memilih satu contoh kasus yang ditemukan di halaman QMRA workshop:
http://qmrawiki.msu.edu/index.php?title=Case_Studies#tab=QMRAII_Workshop
Setiap kelompok diminta meninjau informasi yang ada dan kemudian mempersiapkan
presentasi spontan yang membahas tentang:
Ikhtisar dan unsur penting dari contoh kasus
Tinjauan dari jenis-jenis data yang digunakan untuk masing-masing bagian, dan lokasi
di mana data tersebut ditemukan
393
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
Pembelajaran:
Terlibat dalam proses penilaian risiko (identifikasi bahaya potensial, penilaian pajanan,
evaluasi dosis-respons dan karakterisasi risiko).
Tugas pra-kelas Baca: “Introduction to Risk Assessment Concepts” (European Environmental Agency):
http://www.eea.europa.eu/publications/GH-07-97-595-EN-C2/chapter1h.html
“The Basics of Risk Assessment” (FAO Corporate Document Repository): http://www.
fao.org/docrep/007/y4722e/y4722e05.htm
Carilah tiga contoh dari penilaian risiko yang berbeda jenis. Apakah unsur yang sama di
antara ketiganya?
Bacaan level lanjut: Nurminen M, Nurminen T, Corvalan CF. Methodologic
Issues in Epidemiologic Risk Assessment. Epidemiology. 1999 Sep; 10(5): 585–93.
Abstract available online at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10468438
Prinsip-prinsip Penilaian Risiko
Kuliah
Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) Wiki
Catatan:
Latihan dalam kelas:
Tujuan dari latihan ini adalah untuk memahami apa saja yang tercakup dalam penilaian risiko mikrobial dan
jenis informasi apa yang dibutuhkan untuk membuat sebuah penilaian risiko. Kelompok yang terdiri dari
empat sampai lima orang akan memilih satu contoh kasus yang dapat ditemukan di halaman QRMA workshop
http://qmrawiki.msu.edu/index.php?title=Case_Studies#tab=QMRAII_Workshop
Masing-masing kelompok akan membuat rangkuman singkat tentang contoh kasus lalu untuk masing-masing
kelompok diskusikan jenis data yang digunakan dan bagaimana data itu didapat.
394
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mengumpulkan Data Komunitas untuk Mendukung Investigasi atau Penilaian Risiko
Penyakit Infeksi
Tujuan
pembelajaran:
Memahami bagaimana cara mengumpulkan data yang digunakan dalam proses penilaian
risiko
Kuliah: Latihan kelompok kecil; Diskusi kelompok kecil dan besar
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
300 Menit
Alat dan Bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Kamera atau smartphone
Tugas pra-kelas Baca – “Choosing Data Gathering Methods” and focus on Method 7: Using Community
Measures in the article.
Penelitian mengenai komunitas lokal
Catatan untuk Fasilitator
Persiapan
fasilitator
Beberapa minggu sebelum melangsungkan kelas, tentukan sebuah tempat di komunitas/
masyarakat lokal untuk melakukan kunjungan karyawisata. Sebagaimana diperlukan, temui
pejabat setempat dan tenaga medis lokal untuk meminta izin datang ke tempat tersebut.
Sampaikan kepada mereka bahwa anda sedang mengadakan simulasi di mana terdapat
potensi wabah Eschericia coli (E.coli) di komunitas dan yakinkan mereka bahwa ini hanyalah
kegiatan latihan untuk para mahasiswa. Mintalah pejabat dan tenaga medis setempat untuk
menunjukkan tempat-tempat apa saja yang mungkin menjadi sumber E.coli dan di mana
tempat-tempat potensial untuk pajanan.
Tujuan dari karyawisata ini adalah supaya mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam
mengumpulkan data setempat yang dapat digunakan untuk penilaian risiko. Tempattempat yang sesuai adalah:
Sebuah desa
Sebuah pasar di kota
Pertanian tradisional
Kampus universitas (jika transportasi tidak memungkinkan atau aktivitas yang dianjurkan
untuk sebuah komunitas tidak sesuai dengan budaya setempat)
Sebelum pergi ke lokasi karyawisata, anda harus memohon semua izin yang diperlukan dari
pejabat setempat (cth: kepala desa dan staf senior dari puskesmas setempat). Pilihan lainnya
adalah suatu tempat di universitas yang membutuhkan lebih sedikit dukungan logistik.
Pastikan anda menjadwalkan waktu untuk karyawisata dari jauh hari supaya kelompokkelompok mahasiswa telah diketahui kedatangannya dan disambut, serta telah mendapatkan
orientasi dan dilatih tentang:
Tujuan dari karyawisata
Perlunya bekerja sama dengan pejabat dan komunitas setempat
Instrumen (kuesioner terstandar) yang dirancang untuk mencatat dengan jelas informasi
atau observasi yang dikumpulkan
Perlunya menghormati budaya dan tradisi setempat, menghormati hak untuk menolak
partisipasi, menjaga privasi dan kerahasiaan informasi.
Berpakaian sopan dalam karyawisata.
395
INDOHUN
Pra-kerja
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sebelum melangsungkan kelas, mintalah mahasiswa untuk mengumpulkan informasi tentang
komunitas atau lokasi yang ditentukan untuk karyawisata. Mereka dapat mempertimbangkan
untuk membaca situs internet seperti situs dinas kesehatan dan pertanian tingkat kabupaten,
provinsi atau nasional. Atau sumber-sumber internasional seperti Centers for Disease Control
(CDC), World Health Organization (WHO), World Organization for Animal Health (OIE)
atau United Nations Food and Agriculture Organization (FAO), untuk memahami tentang
masalah-masalah kebijakan (cth: pencegahan penyakit) atau penyakit-penyakit tertentu.
Selain itu, mahasiswa diharuskan membaca artikel berikut:
“Choosing Data Gathering Methods” and focus on Method 7: Using Community
Measures in the article.
90 Mendefinisikan dan menggunakan ‘Parameter Komunitas’
Menit Beritahukan kepada mahasiswa bahwa tujuan dari karyawisata ini adalah untuk mempelajari
jenis-jenis informasi yang dapat diperoleh dari data yang dikumpulkan tentang sebuah
komunitas dan untuk memahami bagaimana parameter komunitas dapat bermanfaat
Aktivitas
untuk penilaian risiko. Mahasiswa akan mengembangkan sebuah model konseptual untuk
kelompok
kecil
menggambarkan transmisi pajanan potensial dari sebuah wabah gastroenteris akut (cth:
wabah yang disebabkan oleh galur patogen dari E.coli seperti E.coli O157). Untuk mencapai
hal tersebut, mahasiswa harus mengumpulkan informasi tentang gastroenteritis akut / E.coli,
sehingga mereka memahami mikroba tersebut dan rute pajanan potensial (cth: melalui air,
melalui makanan, manusia ke manusia) dan jika ada kelompok yang rentan dalam populasi
yang sedang diamati.
Gunakan sedikit waktu untuk meninjau kembali dokumen tentang metode pengumpulan
data yang dijadikan tugas membaca. Ingatkan mahasiswa bahwa parameter komunitas
didefinisikan sebagai: “Dokumen atau laporan yang dikumpulkan oleh kelompok-kelompok
selain organisasi anda yang mengandung informasi dan statistik yang berkaitan dengan topik
yang anda pelajari, dan kepada populasi yang sedang dievaluasi. Parameter komunitas dapat
diperoleh dari institusi-institusi pemerintah di tingkat lokal, provinsi atau nasional, serta
dari institusi swasta lainnya seperti organisasi komunitas, institusi penelitian dan repositori
universitas.”
Kemudian sampaikan tentang keuntungan dan kerugian dari parameter komunitas:
Keuntungan
Kerugian
 Menempatkan program dalam kon-  Sulit mendapatkan data atau mengteks yang lebih besar (masyarakat)
habiskan waktu untuk ditemukan
 Membantu memahami dampak yang  Seringkali terbatas kepada data kualilebih luas dari sebuah proyek
tatif
 Terkadang mengandung data yang  Data terbatas kepada apa yang sudah
dikumpulkan oleh masyarakat
terkumpul, yang mungkin tidak relevan
396
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
180 Akhirnya, berikan beberapa tips kepada kelas mengenai penggunaan parameter komunitas:
Menit Data komunitas tersedia dari berbagai sumber (cth: institusi, internet dan pemerintah
lokal, regional atau nasional)
Perhatikan periode waktu dan area geografik dari mana data tersebut dikumpulkan
Menginterpretasi data yang tidak dikumpulkan secara spesifik untuk proyek yang anda
kerjakan memerlukan kehati-hatian, karena anda tidak punya kontrol terhadap kualitas
dari pengumpulan data.
Karyawisata Komunitas
Sebelum berangkat untuk karyawisata, bagi mahasiswa menjadi kelompok yang terdiri
dari empat orang. Beritahukan mahasiswa bahwa mereka akan berpartisipasi dalam sebuah
simulasi dan bahwa telah terjadi wabah gastroenteritis akut (kemungkinan karena suatu
galur patogen dari E.coli) di komunitas lain. Mereka harus menentukan besarnya potensi
wabah di komunitas tersebut.
Mahasiswa perlu mengetahui tentang moda penyebaran penyakit yang sudah diketahui
dan kelompok-kelompok rentan. Oleh karena itu, mereka harus mengumpulkan data
prevalensi populasi, dan perlu mengidentifikasi di mana lokasi rute pajanan yang mungkin
dan kelompok populasi apa yang terlibat. Mereka harus mengembangkan sebuah model
konseptual tentang perjalanan/transmisi pajanan potensial pada komunitas tersebut
kemudian mahasiswa harus membuat sebuah penilaian risiko berdasarkan data yang tersedia,
atau yang dapat dikumpulkan untuk setiap komponen penilaian risiko:
Identifikasi Hazard
Penilaian pajanan
Penilaian dosis-respons
Karakterisasi risiko
Penilaian mereka tidak diharapkan untuk sama lengkapnya dengan beberapa contoh yang
sudah diberikan, namun sebuah penilaian risiko perlu mencakup informasi yang tersedia
untuk masing-masing unsur dan harus menentukan di mana data-data tambahan dibutuhkan
dan bagaimana data tersebut dapat dikumpulkan.
Masing-masing kelompok harus meninjau kembali tujuan dan pertanyaan penilitian mereka
untuk menentukan apakah parameter komunitas yang ada akan berguna untuk dievaluasi.
Kemudian mereka perlu menentukan jenis data apa saja yang perlu dikumpulkan,
ketersediaan informasi tersebut, dan apakah data yang tersedia berguna untuk penilaian
risiko, dan apakah masih dibutuhkan data tambahan.
Minta mahasiswa untuk membentuk pasangan dalam kelompok masing-masing untuk
melatih pertanyaan mereka. Mereka harus menguji pertanyaan-pertanyaan tersebut dan
bertanya kepada diri sendiri mengenai pertanyaan-pertanyaan penting berikut:
Apakah pertanyaan sudah jelas dan akan memicu respons yang diharapkan?
Apakah pertanyaan sesuai dengan budaya setempat?
Apakah pertanyaan yang ada memungkinkan kelompok untuk mengumpulkan data
yang dibutuhkan untuk tugas ini?
Apakah pertanyaan sudah terurut secara logis?
Bagaimana kita memastikan kesahihan dan keandalan?
Bagaimana kita merekam data? Catatan, foto, video, dll?
397
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Apakah ketua kelompok untuk aktivitas ini memiliki saran untuk pertanyaan berdasarkan
pengalamannya dalam bidang atau topik yang sedang dipelajari?
Setelah semua kelompok menyelesaikan perencanaan mereka, tinjau kembali dengan cepat
harapan-harapan karyawisata berikut:
Kenakan pakaian yang sopan (cth: pakaian yang sopan dan formal, pakaian yang sesuai
untuk lokasi yang dievaluasi)
Persiapkan diri untuk memperkenalkan diri anda kepada pemimpin komunitas dan
kepala keluarga atau orang lain yang akan diwawancara untuk menjelaskan tentang apa
yang anda dan kelompok anda lakukan di wilayah tersebut, dan siapakah pemimpin
kelompok untuk aktivitas tersebut.
Berperilaku penuh hormat dan profesional di setiap waktu, termasuk menggunakan
bahasa formal, menyapa individu dan tetua dengan panggilan yang sesuai dengan
budaya setempat, meminta izin untuk memastikan orang tersebut berpartisipasi dengan
sukarela, menentukan kapan dan kepada siapakah anda dapat bicara, menunjukkan
penghormatan kepada semua kepercayaan budaya atau agama, patung, gambar dan
praktik-praktik terkait.
Tunjukkan minat kepada komunitas dan aktivitas mereka.
Jangan memiliki asumsi atau prasangka tentang komunitas yang akan dikunjungi
Jangan memaksakan pemikiran atau kepercayaan anda kepada komunitas
Jangan terlibat dalam komunikasi informal dengan teman sekelas anda selama karyawisata
(tertawa, berbicara tentang hal-hal selain karyawisata, menggunakan telepon seluler,
mengirimkan pesan pendek, berbagi atau mengambil foto yang tidak pada tempatnya
atau dapat mempermalukan orang lain, dll.)
Yakinkan bahwa pejabat kesehatan dan atau staf klinik kesehatan setempat sudah
mengetahui tentang rencana karyawisata, konfirmasikan bahwa terdapat staf keamanan
dan karyawisata ini aman bagi mahasiswa, serta bahwa mahasiswa diharapkan bekerja
sama dengan orang-orang setempat (bekerja sama dengan pemandu lokal, tenaga
kesehatan setempat atau dokter hewan yang memahami lingkungan sekitar, kapanpun
memungkinkan).
398
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
60 Penutup dan kesimpulan
Menit Berikan kata-kata penutup kepada mahasiswa mengenai karyawisata yang sudah dilakukan,
di kelas atau di lokasi lain yang jauh dari komunitas tempat karyawisata. Mahasiswa diminta
mendiskusikan tentang pengamatan mereka terkait dengan penilaian risiko dan pastikan
Diskusi
diskusi ini mencakup poin-poin berikut:
kelompok
Latar belakang umum dari komunitas
besar
Populasi total (sensus resmi terbaru), jumlah keluarga, informasi budaya penting, hal-hal
penting mengenai ekonomi lokal, pekerjaan mayoritas, pabrik lokal, praktik pertanian,
pasar.
Di manakah pajanan dapat terjadi?
Adakah kelompok populasi tertentu yang berisiko? Masalah teknis yang mungkn (jika
mungkin) diobservasi:
-Adakah informasi mengenai ketersediaan air minum?
-Di manakah lazimnya air minum disimpan?
-Apakah penyimpanan tertutup atau terbuka?
-Apakah menggunakan klorin atau air dimasak?
-Kesadaran terhadap kebijakan nasional (cth: penggunaan oralit untuk anak dengan
diare akut, untuk mencegah dehidrasi dan syok)
-Praktik kebersihan tangan, apakah sabun tersedia?
-Pengaruh dari tingkat pendidikan atau tingkat sosioekonomi pada hal-hal di atas?
Masing-masing kelompok harus menyerahkan penilaian risiko (pada akhir aktivitas atau
pada kelas berikutnya)
399
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
pembelajaran:
Bersiaplah dan berpartisipasi dalam sebuah karyawisata di komunitas lokal atau di dalam
lingkungan universitas
Kumpulkan data yang dapat digunakan untuk proses penilaian risiko
Berpartisipasi dalam diskusi kelas dengan memberikan umpan balik kepada teman-teman
sekelas
Bersiap untuk karyawisata ke komunitas
Tugas
membaca
Sebelum sesi dimulai, kumpulkanlah informasi tentang komunitas yang akan dikunjungi dalam
karyawisata. Pertimbangkan untuk mempelajari situs internet seperti departemen kesehatan tingkat
kabupaten/kota, provinsi dan nasional dan departemen pertanian dan peternakan, atau sumbersumber tentang penyakit infeksi di tingkat internasional seperti
Centers for Disease Control (CDC), the World Health Organization (WHO), the World Organization
for Animal Health (OIE) atau the United Nations Food and Agriculture Organization (FAO).
Juga bacalah makalah berikut:
Membaca artikel– Nurminen M, Nurminen T, Corvalan CF. Methodologic Issues in Epidemiologic Risk Assessment. Epidemiology. 1999 Sep; 10(5): 585–93.
“Choosing Data Gathering Methods” and specifically Method 7: Using Community Measures.
Catatan:
400
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Dengan kelompok anda, rencanakan bagaimana anda akan mengerjakan penilaian risiko penyakit
infeksi di komunitas atau lokasi yang anda kunjungi. Penilaian anda harus mencakup:
Identifikasi bahaya potensial
Aktivitas
Kelompok Penilaian pajanan
Penilaian dosis-respons
Kecil
Karakterisasi risiko
Penilaian anda tidak diharapkan untuk sama lengkapnya dengan beberapa contoh yang sudah
dipelajari, namun sebuah penilaian risiko perlu mencakup informasi yang tersedia untuk masingmasing unsur dan harus menentukan di mana data-data tambahan dibutuhkan dan bagaimana data
tersebut dapat diperoleh.
Catatan:
Catatan dan Observasi Karyawisata
401
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Mengembangkan Materi Peningkatan Kesadaran Masyarakat pada Penyakit Infeksi:
Bagian 1
Tujuan
pembelajaran:
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
Alat dan bahan:
Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat dan pencegahan penyakit
Kuliah; aktivitas kelompok kecil; diskusi kelompok besar; karywisata
210–270 Menit
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Tingkat
profesional
Papan poster
Aktivitas untuk profesional dapat merupakan aktivitas pengembangan alat bantu
diagnostik spesifik untuk penyakit infeksi
Catatan untuk Fasilitator
Kuliah
30 Komponen penting dalam materi peningkatan kesadaran masyarakat
Menit Kuliah ini memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai komponen-komponen
penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan materi peningkatan kesadaran
masyarakat. Tinjau kembali ikhtisar presentasi di bawah ini, serta bagian catatan dalam
modul powerpoint untuk catatan kuliah terperinci.
Komponen kunci dari materi peningkatan kesadaran masyarakat
Pendengar: Untuk mengembangkan materi komunikasi yang efektif, target pendengar
harus diidentifikasi dengan seksama. Beberapa topik edukasi, materi dan pendekatan
mungkin cocok untuk kalangan luas namun jenis lainnya harus disesuaikan untuk
pendengar yang spesifik. Pendengar dapat mencakup: anak/remaja/dewasa; kalangan
umum/spesifik; sektor publik atau swasta; orang buta huruf, atau kelompok minoritas
dengan dialek atau bahasa yang berbeda.
Pesan: Pesan yang disampaikan dalam materi peningkatan kesadaran masyarakat harus
disesuaikan untuk masing-masing target pendegar. Di dalamnya harus tercakup informasi
umum mengenai penyakit infeksi (patogen, pejamu/host, vektor, rute penyebaran/
dinamika penyebaran, gejala penyakit), faktor risiko dan metode perlindungan dan
pencegahan. Bahan-bahan yang disampaikan harus cukup sederhana untuk dapat
dimengerti seluruh target pendengar, sensitif budaya dan seimbang terhadap kedua
gender (laki-laki dan perempuan).
Material / pendekatan: Alat-alat yang dapat digunakan untuk edukasi informal termasuk:
-
-
-
-
402
Publikasi – poster, buku pedoman, flyer, brosur, buklet, buku aktivitas, model kertas,
buku komik, buku cerita
Aplikasi pembelajaran elektronik
Audio dan video – video pendek / iklan, radio dan televisi
Situs internet dan aktivitas online – situs internet informasional dan interaktif,
permainan online, kuis online
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
-
-
INDOHUN
Media sosial dan telekomunikasi – kampanye facebook, pesan twitter, surel, pesan
pendek.
Penampilan seni budaya – sandiwara, tarian, puisi, lagu, teater jalanan, teater boneka
60 Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat untuk penyakit infeksi
Menit Setelah presentasi pengantar, bagi mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil.
Instruksikan masing-masing kelompok untuk memilih satu penyakit infeksi yang relevan
Aktivitas
secara lokal dan mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat untuk
kelompok
mengatasi penyakit tersebut. Semua kelompok harus mempertimbangkan pertanyaankecil
pertanyaan berikut sebelum mengembangkan materi tersebut:
Penyakit infeksi apa yang menjadi target anda untuk peningkatan kesadaran masyarakat?
Siapakah target pendengar?
Apa saja pesan yang anda ingin tersampaikan kepada target pendengar?
Apakah metode terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut? Jenis metode apa
yang paling sesuai?
Bagaimana materi dapat diadaptasikan untuk target pendengar lainnya?
Apakah bahan anda mendukung atau konsisten dengan kebijakan kesehatan masyarakat
untuk penyakit ini?
Apakah anda mempunyai bahan yang ditujukan untuk minoritas, seperti orang yang
buta huruf atau orang yang tidak berbicara dalam bahasa Indonesia?
Setelah mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, masing-masing kelompok diminta
membuat sebuah presentasi sepanjang 10 menit untuk membagikan ide mereka tentang
materi peningkatan kesadaran masyarakat dan mendapatkan umpan balik dari kelas.
Large
Group
60 Presentasi materi peningkatan kesadaran masyarakat
Discussion Menit
Minta setiap kelompok untuk membagikan informasi dasar tentang penyakit infeksi yang
mereka pilih dalam kaitannya dengan konteks lokal dan konsep mereka tentang bahan
peningkatan kesadaran masyarakat. Sediakan waktu bagi kelas untuk memberikan umpan
balik pada akhir sesi.
Pekerjaan
rumah
Instruksikan mahasiswa untuk bertemu dalam kelompok di luar kelas untuk mengembangkan
bahan peningkatan kesadaran masyarakat untuk penyakit infeksi yang sudah dipilih. Mereka
juga harus mengembangkan sebuah rencana untuk terlibat dalam masyarakat setempat,
pastikan bahwa mereka berbicara dengan pemimpin komunitas yang sesuai dan mengatur
mekanisme komunikasi yang cocok. Pada sesi berikutnya, kelas akan bertemu dengan
individu-individu dari target pendengar mereka untuk menyampaikan materi edukasi dan
mengevaluasi efektivitasnya.
403
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
404
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mengembangkan Materi Peningkatan Kesadaran Masyarakat pada Penyakit Infeksi:
Bagian 2
Tujuan
Pembelajaran:
Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat dan pencegahan penyakit
infeksi
Kuliah; Aktivitas kelompok kecil; Diskusi kelompok besar; karyawisata
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
135–195 menit
Alat dan bahan: Materi peningkatan kesadaran masyarakat
Panduan mahasiswa
Tugas pra-kelas Menyiapkan materi peningkatan kesadaran masyarakat dan strategi untuk melibatkan
masyarakat
Tugas tingkat
Mengembangkan alat bantu diagnostik spesifik untuk penyakit infeksi
profesional
Catatan untuk Fasilitator
Persiapan
Fasilitator
Pra-kerja
Beberapa minggu sebelum kelas dilangsungkan, anda perlu mulai mempersiapkan
karyawisata. Pastikan anda memperoleh izin dari otoritas setempat dan universitas. Segera
sesudah mahasiswa memilih target pendengar dan mekanisme komunikasi, anda dapat
membantu mereka (jika diperlukan) menyiapkan strategi komunikasi ke masyarakat
Sebelum sesi dimulai, mahasiswa harus mempersiapkan bahan-bahan peningkatan kesadaran
masyarakat dan strategi untuk melibatkan masyarakat. Mereka perlu memperhatikan halhal berikut:
Lokasi
Tujuan
Profil dari pendengar yang dituju atau kelompok target
Masalah utama untuk didiskusikan atau disorot oleh pembicara atau peserta lainnya
Target jumlah peserta
Bahasa yang digunakan
Dokumen dan material yang akan didistribusikan
120- Mengaplikasikan materi peningkatan kesadaran masyarakat pada target pendengar.
180 Sesudah materi dibuat dan siap didistribusikan, mahasiswa pergi dalam sebuah karyawisata
Menit ke suatu kelompok masyarakat (atau universitas) untuk menyampaikan materi peningkatan
Karyawisata
kesadaran masyarakat mereka ke target pendengar yang sudah ditentukan.

Catatan: Jika tidak dimungkinkan untuk mengunjungi suatu komunitas lokal atau sulit
mengerjakan aktivitas di wilayah universitas, pilihan lain adalah mahasiswa melakukan
permainan peran, di mana satu kelompok berperan sebagai target pendengar dan
kelompok lainnya menyampaikan materi peningkatan kesadaran masyarakat.
405
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
15 Penutup karyawisata
Menit Selama karyawisata atau aktivitas terkait, diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut di
dalam kelas:
Diskusi
kelompok
besar
Apakah anda menemukan tantangan ketika memperkenalkan materi anda kepada target
pendengar?
Seberapa baik target pendengar memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam bahan
anda?
Umpan balik apa yang anda terima dari pendengar?
Apakah tingkat pendidikan dari orang yang terpajan terhadap materi anda mempengaruhi
pemahamannya tentang isi bahan?
Apakah ada gunanya melakukan uji “pilot” terlebih dahulu pada bahan anda? Mengapakah
uji “pilot” penting? Apakah metode terbaik untuk melakukannya?
406
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan pembelajaran: Mengembangkan materi peningkatan kesadaran masyarakat dan pencegahan penyakit
Mengembangkan bahan-bahan peningkatan kesadaran masyarakat
PENDENGAR• PESAN• BAHAN-BAHAN.
Pendengar:
Anak/Remaja/Dewasa
Kuliah
Pendengar umum/spesifik
Sektor publik dan swasta
Minoritas atau sub-kelompok
Pesan yang efektif:
Singkat: Gunakan kata-kata sesedikit mungkin, tapi jangan terlalu pendek
Jelas: Kakek dan nenek anda dapat memahaminya
Menarik: Jelaskan permasalahannya
Kredibel: Jelaskan bagaimana anda menjelaskan permasalahan tersebut
Konseptual: Jangan menggunakan rincian yang tidak perlu
Konkrit: spesifik dan nyata
Terarah: membahas hal-hal yang menjadi perhatian pendengar
Konsisten: menggunakan dasar pesan yang sama
Dua arah: bertujuan untuk melibatkan pendengar dalam diskusi
Catatan:
Mengembangkan sebuah pesan peningkatan kesadaran masyarakat
Buatlah sebuah presentasi 10 sampai 15 menit untuk membagikan bahan-bahan peningkatan
kesadaran masyarakat anda
407
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Untuk mengembangkan bahan-bahan anda, diskusikan:
Penyakit infeksi apa yang menjadi target anda untuk peningkatan kesadaran masyarakat?
Siapakah target pendengar?
Apa saja pesan yang anda ingin tersampaikan kepada target pendengar?
Apakah metode terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut? Jenis bahan/metode apa yang paling
sesuai?
Bagaimana materi/bahan dapat diadaptasikan untuk target pendengar lainnya?
Apakah bahan anda mendukung atau konsisten dengan kebijakan kesehatan masyarakat untuk penyakit ini?
Apakah anda mempunyai bahan yang ditujukan untuk minoritas, seperti orang yang buta huruf atau orang
yang tidak berbicara dalam bahasa Indonesia?
Catatan:
Karyawisata: Mengkomunikasikan Pesan Anda
Bersiaplah menyampaikan pesan anda dengan merencanakan:
Lokasi
Aktivitas
kelompok
kecil
Tujuan
Profil dari pendengar atau kelompok yang dituju
Masalah-masalah utama untuk didiskusikan atau ditekankan oleh pembicara atau peserta lain
Jumlah peserta yang diharapkan
Bahasa yang digunakan
Makalah dan bahan-bahan untuk didistribusikan
408
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan:
Penutup Karyawisata
Apakah anda menemukan tantangan ketika memperkenalkan bahan/materi anda kepada target
pendengar?
Seberapa baik target pendengar memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam bahan anda?
Diskusi Umpan balik apa yang anda terima dari pendengar?
kelompok Apakah tingkat pendidikan dari orang yang terpajan terhadap bahan/materi anda mempengaruhi
besar
pemahamannya tentang isi bahan?
Apakah ada gunanya melakukan uji “pilot” terlebih dahulu pada bahan anda? Mengapakah uji
“pilot” penting? Apakah metode terbaik untuk melakukannya?
Catatan:
409
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Mengkritisi Sebuah Rencana Penanganan Penyakit Infeksi Menggunakan Sudut Pandang
“One Health”
Tujuan
pembelajaran:
Memahami parameter apa yang dapat digunakan untuk menentukan strategi dan
efektivitas dari rencana penanganan penyakit infeksi
Mengenali situasi di mana pendekatan “One Health” sedang diaplikasikan pada rencana
penanganan penyakit infeksi atau program.
Mengevaluasi dan mengkritisi rencana penanganan penyakit infeksi
Menilai rencana penanganan penyakit infeksi dan bagaimana rencana ini mungkin
memiliki pengaruh yang tidak disengaja ketika diimplementasikan
Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari suatu strategi pengendalian penyakit infeksi
Diskusi kelompok besar
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
60–120 Menit
Alat dan bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Tugas pra-kelas Baca artikel, “Designing Programs for Eliminating Canine Rabies form Islands: Bali,
Indonesia as a Case Study” (Townsend et al.)
Catatan untuk Fasilitator
Sebelum kelas dilangsungkan, minta mahasiswa untuk membaca makalah berikut:
“Designing Programs for Eliminating Canine Rabies from Islands: Bali, Indonesia as a
Case Study” (Townsend, et al.)
Pra-kerja
Diskusi
kelompok
besar
410
60– Menilai rencana penanganan rabies pada anjing menggunakan pendekatan “One
120 Health”
Menit Jelaskan kepada mahasiswa bahwa rabies pada anjing adalah salah satu penyakit zoonosis
yang paling penting dan paling ditakuti di dunia; namun demikian, dapat dicegah. Laju
mortalitas rabies pada manusia hampir mencapai 100%. Pada beberapa wilayah, eliminasi
rabies sedang dikoordinasikan dengan sukses, sementara di berbagai wilayah lain, rabies
merupakan penyakit endemik dan terus menyebar di wilayah-wilayah yang sebelumnya
tidak terjangkit. Ketika mulai terjadi epidemi, metode pengendalian yang sudah diterima
maupun masih diperdebatkan sama-sama digunakan. Berbagai pertanyaan masih tersisa
mengenai strategi paling efektif untuk mengeliminasi rabies, dan strategi-strategi ini
mungkin beragam tergantung dari faktor-faktor di lokasi terkait, seperti jenis hewan utama
yang saat ini bertanggung jawab untuk penyakit pada manusia (cth: kelelawar di Brazil,
anjing di Bali, Indonesia). Pandu mahasiswa melalui pertanyaan-pertanyaan berikut,
berkaitan dengan bahan bacaan Townsend:
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Apakah yang menyebabkan kemunculan rabies di Bali? (jawaban: Bali pernah bebas
rabies sebelum tahun 2008, kemudian penyakit tersebut muncul ketika seekor anjing
terinfeksi rabies dari sebuah kapal nelayan yang mendarat di pulau tersebut.)
Apa sajakah intervensi yang dapat dipertimbangkan untuk diikutsertakan dalam
rencana penanganan rabies? (jawaban: kampanye massal untuk vaksinasi anjing, praktik
perawatan hewan yang baik pada pemilik anjing peliharaan, sterilisasi anjing, diagnosis
rabies atau karantina/observasi pada anjing-anjing yang telah menggigit manusia,
perawatan luka yang baik dan profilaksis/vaksinasi pasca pajanan pada manusia yang
tergigit oleh anjing dengan kecurigaan kemungkinan infeksi rabies)?
Apa yang dimaksud dengan R0? Bagaimanakah R0 dihitung untuk rabies dalam makalah
ini? (jawaban: R0 adalah bilangan reproduktif dasar yang memperkirakan jumlah dari
kasus baru yang muncul dari satu individu infeksius. Dalam makalah ini R0 untuk
rabies pada anjing diperkirakan sebesar 1,2; jadi kita dapat memperkirakan bahwa
terdapat 1,2 kasus rabies baru dari setiap anjing terinfeksi.)
Penurunan dari tingkat kepadatan jumlah anjing telah dibahas sebagai salah satu cara
penanganan rabies yang mungkin dilakukan. Apakah yang disimpulkan oleh para
penulis mengenai teknik ini untuk sebuah rencana penanganan dan mengapa?
Apa sajakah kampanye vaksinasi anjing yang dibahas dalam makalah tersebut dan
bagaimana kegunaannya dalam rencana penanganan rabies dapat bervariasi?
Dengan cara seperti apakah rencana penanganan rabies yang dibahas dalam makalah
menggunakan pendekatan “One Health”?
Aspek-aspek apa sajakah dari rencana penanganan ini yang dapat ditingkatkan melalui
sudut pandang “One Health”?
411
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
pembelajaran:
Memahami parameter apa yang dapat digunakan untuk menentukan strategi dan
efektivitas dari rencana penanganan penyakit infeksi
Mengenali situasi di mana pendekatan “One Health” sedang diaplikasikan pada rencana
penanganan penyakit infeksi atau program.
Mengevaluasi dan mengkritisi rencana penanganan penyakit infeksi
Menilai rencana penanganan penyakit infeksi dan bagaimana rencana ini mungkin
memiliki pengaruh yang tidak disengaja ketika diimplementasikan
Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari suatu strategi pengendalian penyakit infeksi
Tugas pra-kelas Baca artikel, “Designing Programs for Eliminating Canine Rabies form Islands: Bali,
Indonesia as a Case Study” (Townsend et al.)
Tugas Membaca
Sebelum kelas dilangsungkan, minta mahasiswa untuk membaca makalah berikut:
 “Designing Programs for Eliminating Canine Rabies from Islands: Bali, Indonesia as a
Case Study” (Townsend, et al.)
Pra-kerja
Menilai Rencana Penanganan Rabies pada Anjing Menggunakan Pendekatan “One Health”
Dari Bacaan anda diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah yang menyebabkan kemunculan rabies di Bali? Apa sajakah intervensi yang dapat
dipertimbangkan untuk diikutsertakan dalam rencana penanganan rabies?
Diskusi
Apa yang dimaksud dengan R0? Bagaimanakah R0 dihitung untuk rabies dalam makalah ini?
Kelompok Penurunan dari tingkat kepadatan jumlah anjing telah dibahas sebagai salah satu cara penanganan
Besar
rabies yang mungkin dilakukan. Apakah yang disimpulkan oleh para penulis mengenai teknik
ini untuk sebuah rencana penanganan dan mengapa?
Apa sajakah kampanye vaksinasi anjing yang dibahas dalam makalah tersebut dan bagaimana
kegunaannya dalam rencana penanganan rabies dapat bervariasi?
Dengan cara seperti apakah rencana penanganan rabies yang dibahas dalam makalah
menggunakan pendekatan “One Health”?
Aspek-aspek apa sajakah dari rencana penanganan ini yang dapat ditingkatkan melalui sudut
pandang “One Health”?
Catatan:
412
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Dampak Sistemik dari Suatu Rencana Penanganan Penyakit Infeksi
Tujuan
pembelajaran:
Mengenali saat sebuah pendekatan “One Health” sedang digunakan dalam rencana atau
program penanganan penyakit infeksi.
Mengevaluasi dan mengkritisi sebuah rencana penanganan penyakit infeksi.
Menilai rencana pengendalian penyakit infeksi dan memahami bagaimana (dan mengapa)
mereka dapat memiliki dampak yang tidak disengaja ketika diimplementasikan.
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
Alat dan bahan:
Deskripsikan keuntungan dan kerugian dari suatu strategi pengendalian
Diskusi kelompok kecil dan besar; Pemetaan Konsep
80 Menit
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Tugas pra-kelas
Panduan mahasiswa
Membaca artikel:
“Influenza at the Human-Animal Interface” (WHO)
“Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight” (Center for Infectious Disease Research and
Policy)
“Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods” (The Washington
Post)
“Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry Farming and
Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic” (Van Boeckel TP, Thanapongtharm
W, Robinson T, Biradar CM, Xiao X, et al.)
Catatan untuk Fasilitator
Sebelum kelas dilangsungkan, mintalah mahasiswa untuk membaca artikel-artikel berikut:
“Influenza at the Human-Animal Interface” (WHO)
Pra-kerja
“Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight” (Center for Infectious Disease Research
and Policy)
“Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods” (The Washington Post)
“Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry
Farming and Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic” (Van Boeckel TP,
Thanapongtharm W, Robinson T, Biradar CM, Xiao X, et al.)
Diskusi
kelompok
besar
15
Dampak sistemik dari sebuah rencana penanganan penyakit infeksi
Menit Aktivitas ini membantu mahasiswa untuk memahami dampak kolateral yang disebabkan
oleh implementasi dari sebuah rencana penangan penyakit infeksi. Mulai aktivitas dengan
membacakan dengan lantang kepada kelas (atau pilihlah beberapa mahasiswa untuk
membacakan dengan lantang) tentang artikel CIDRP “Thailand to Cull Ducks in Avian
Flu Fight,” yang mendeskripsikan dengan singkat sebuah rencana penanganan flu burung
di Thailand.

Catatan: jika mahasiswa belum pernah mempelajari latar belakang dan biologi dari flu
burung, anda perlu menggunakan sebagian waktu untuk membahas informasi ini.
413
INDOHUN
Diskusi
kelompok
kecil
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
60
Bagi mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan tentang cuplikan
Menit berita berikut. Ingatkan mereka untuk juga mempertimbangkan tugas bacaan mereka
dari The Washington Post dan makalah ilmiah tentang Intensive pultry farming and avian
influenza during the 2004 flooding in Thailand. Mintalah mahasiswa untuk mendiskusikan
pertanyaan berikut:
Mengapa bebek penting untuk dipertimbangkan dalam penyebaran flu burung?
Berapa banyak bebek yang berkontribusi dalam penyebaran flu burung ke manusia?
Mengapa pemusnahan bebek merupakan bagian dari rencana penanganan untuk
pengendalian flu burung di Thailand?
Setelah diskusi kelompok kecil, mahasiswa perlu mempertimbangkan dampak sistemik dari
rencana tersebut. Secara alamiah, diharapkan bahwa rencana tersebut akan mengurangi
penyebaran flu burung. Namun demikian, dampak yang tidak disengaja dari tindakan
demikian seringkali terjadi. Tanyakan kepada kelas mengenai dua pertanyaan berikut dan
catat satu atau dua tanggapan dari setiap pertanyaan:
Apakah kemungkinan dampak negatif dari rencana ini?
Adakah dampak positif yang belum dipertimbangkan?
Mintalah mahasiswa untuk kembali dalam kelompok kecil masing-masing dan minta
mereka untuk membuat sebuah daftar dari keuntungan dan kerugian dari rencana
pemusnahan bebek. Pastikan mahasiswa mempertimbangkan masalah-masalah di
luar penyebaran penyakit, seperti ekonomi, sistem sosial, kemiskinan, demografi,
pertanian, sejarah budaya pada wilayah implementasi rencana, dsb. Mereka juga perlu
mempertimbangkan peran bebek dalam ekosistem dan dampak negatif pemusnahan secara
ekologis (cth: terjadi peningkatan populasi organisme yang biasanya menjadi makanan
bebek, atau munculnya ruang untuk munculnya penyakit lain). Masing-masing kelompok
kemudian diminta membuat sebuah daftar atau peta dari kemungkinan dampak sistem
dari rencana penanganan flu burung ini.
Diskusi
kelompok
besar
414
5
Sebagai penutup, masing-masing kelompok mempresentasikan daftar tentang keuntungan
Menit dan kerugian dan peta dampak sistemik yang mereka buat kepada seluruh kelas
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Latihan untuk Peserta
Tujuan
pembelajaran:
Mengenali saat sebuah pendekatan “One Health” sedang digunakan dalam rencana atau
program penanganan penyakit infeksi.
Mengevaluasi dan mengkritisi sebuah rencana penanganan penyakit infeksi.
Menilai rencana pengendalian penyakit infeksi dan memahami bagaimana (dan mengapa)
mereka dapat memiliki dampak yang tidak disengaja ketika diimplementasikan.
Deskripsikan keuntungan dan kerugian dari suatu strategi pengendalian
Tugas pra-kelas Membaca artikel:
“Influenza at the Human-Animal Interface” (WHO)
“Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight” (Center for Infectious Disease Research and
Policy)
“Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods” (The Washington
Post)
“Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry Farming and
Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic” (Van Boeckel TP, Thanapongtharm
W, Robinson T, Biradar CM, Xiao X, et al.)
Tugas Membaca
Sebelum kelas dilangsungkan, mintalah mahasiswa untuk membaca artikel-artikel berikut:
“Influenza at the Human-Animal Interface” (WHO)
Pra-kerja
“Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight” (Center for Infectious Disease Research
and Policy)
“Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods” (The Washington
Post)
“Improving Risk Models for Avian Influenza: The Role of Intensive Poultry
Farming and Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic” (Van Boeckel TP,
Thanapongtharm W, Robinson T, Biradar CM, Xiao X, et al.)
Thailand Memusnahkan Bebek untuk Melawan Flu Burung
Mengapa bebek penting untuk dipertimbangkan dalam penyebaran flu burung?
Berapa banyak bebek yang berkontribusi dalam penyebaran flu burung ke manusia?
Latihan Mengapa pemusnahan bebek merupakan bagian dari rencana penanganan untuk pengendalian
flu burung di Thailand?
Kelompok
Kecil
415
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Buatlah sebuah daftar atau sebuah peta untuk menggambarkan keuntungan atau kerugian dari kemungkinan
dampak sistemik dari program pemusnahan bebek di Thailand.
Catatan:
416
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Sub Bab: Mengkaji Sistem Surveilans Penyakit yang Tersedia
Tujuan
pembelajaran:
Memahami konsep kunci dari metode-metode surveilans penyakit infeksi
Mendeskripsikan komponen-komponen dan metode untuk mengevaluasi sistem surveilans
kesehatan masyarakat
Kuliah; Aktivitas kelompok kecil; Diskusi kelompok kecil dan besar
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
160 Menit
Alat dan bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Komputer dengan akses internet (untuk mahasiswa)
Tugas pra-kelas Membaca“Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems”
(CDC)
Catatan untuk Fasilitator
Pra-kerja
Kuliah
Minta mahasiswa untuk menyelesaikan bacaan berikut sebelum kelas dilangsungkan:
“Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems.” Morbidity
and Mortality Weekly Report (MMRW). U.S. Centers for Disease Control and Prevention.
July 27, 2001 / 50 (RR13); 1–35. Available online at: http://www.cdc.gov/mmwr/preview/
mmwrhtml/rr5013a1.html
30 Konsep kunci dalam metode surveilans penyakit
Menit Perkenalkan tentang konsep dari metode surveilans dan beritahukan mahasiswa bahwa
surveilans kesehatan masyarakat didefinisikan sebagai suatu pengumpulan, analisis dan
interpretasi data keluaran spesifik secara berkelanjutan untuk digunakan dalam perencanaan,
implementasi dan evaluasi praktik-praktik kesehatan masyarakat. Berikan kuliah yang
meninjau poin-poin penting di bawah ini:
Obyektif yang SMART (Strategic, Measurable, Adaptable, Responsive, Targeted). Idealnya,
suatu sistem surveilans penyakit yang efektif mampu untuk:
Mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mendorong kemunculan penyakit zoonosis
Mendeteksi kemunculan wabah atau trend atau pola baru dari penyakit
Memprediksi kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan kemunculan penyakit.
Membantu pemerintah dalam pengembangan strategi pencegahan
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajer program
Membangun sebuah sistem peringatan awal secara global yang berkesinambungan
Sumber-sumber data surveilans penyakit mencakup (contoh):
Surveilans lapangan – data yang dikumpulkan dari lapangan, baik kuantitatif maupun
kualitatif
Surveilans penyakit digital – data yang dikumpulkan melalui monitoring otomatis
berbasis internet
Surveilans populasi – data yang dikumpulkan dari kejadian spesifik mengenai penyakit
tertentu dalam suatu populasi target (yang representatif dari seluruh populasi)
417
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Surveilans laboratorium – informasi yang mencakup hasil uji diagnostik untuk penyakit
yang dilaporkan dari laboratorium
Surveilans sentinel – data mengenai sebuah penyakit yang dikumpulkan dari lokasi
tertentu (informasi yang berguna, namun tidak selalu lengkap atau representatif untuk
seluruh populasi)
Komponen-komponen dari aktivitas utama surveilans penyakit
Surveilans kesehatan masyarakat terdiri dari enam aktivitas utama: deteksi, registrasi,
pelaporan, konfirmasi, analisis dan umpan balik.
Aktivitas pendukung mencakup komunikasi, supervisi, pelatihan dan promosi material.
Evaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat dengan menggunakan kriteria berikut:
Kesederhanaan, fleksibililitas, akseptabilitas, sensitivitas dan spesifisitas, nilai prediksi
positif (PPV), keterwakilan, kesinambungan dan tepat waktu
60 Bagi mahasiswa menjadi kelompok yang terdiri dari tiga atau 4 orang dan tugaskan masingMenit masing kelompok untuk menelusuri sebuah situs internet surveilans penyakit:
Aktivitas
kelompok
kecil
CDC
WHO
OIE
European CDC
Mereka harus meninjau sistem surveilans tersebut berdasarkan konsep-konsep dasar
mengenai evaluasi surveilans dan menentukan apakah situs surveilans tersebut memiliki
rencana untuk pengumpulan data dan prosedur surveilans yang terorganisir dengan baik,
dan memiliki metode-metode untuk memastikan kesahihan dan keandalan data.
Setelah meninjau situs tersebut, mahasiswa diminta memilih sebuah penyakit zoonosis dan
membuat rencana pengumpulan data, termasuk prosedur dan teknik yang tercakup dalam
kuliah.
60 Mintalah setiap kelompok menampilkan rencana pengumpulan dan evaluasi data mereka
Menit untuk penyakit zoonosis yang sudah dipilih.
Kemudian, sebagai kelompok besar, diskusikan kemiripan dan perbedaan antara rencanrencana tersebut berdasarkan pada kriteria evaluasi WHO/CDC, yang merepresentasikan
Diskusi
suatu evaluasi kegunaan dari sistem surveilans: (Catatan: jawaban-jawaban disediakan
kelompok
dalam kurung untuk fasilitator untuk membantu diskusi mengenai istilah berikut dengan
besar
mahasiswa):
Kesederhanaan (untuk sebuah sistem surveilans kesehatan masyarakat, merujuk kepada
struktur dan kemudahan penggunaan. Sistem sebaiknya dibuat sesederhana mungkin,
namun tetap memenuhi sasaran penggunaan sistem tersebut)i
Fleksibilitas (merujuk kepada kemampuan sebuah sistem untuk beradaptasi terhadap
kebutuhan informasi yang berubah atau keadaan dengan waktu yang sempit, personil
atau dana yang terbatas, cth: kejadian penyakit baru, definisi kasus atau uji diagnostik.)
Akseptabilitas (Kesediaan individu atau organisasi untuk berpartisipasi dalam sistem
surveilans.)
Sensitivitas (merefleksikan dua tingkatan: proporsi kasus atau kejadian terkait kesehatan
lain yang dideteksi oleh sistem, dan atau kemampuan untuk mendeteksi wabah dan
mengawasi perubahan dalam jumlah kasus seiring perjalanan waktu.)
418
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Spesifisitas (proporsi dari orang yang sehat [tanpa penyakit atau masalah yang
diperhatikan] yang diklasifikasi sebagai tidak sakit dengan benar.)
Akurasi (cth: seberapa akurat suatu uji diagnostik untuk konfirmasi penyakit?)
Nilai prediksi positif [Positive predictive value/PPV] (proporsi dari kasus terlapor
yang betul-betul mengalami kejadian terkait kesehatan yang diawasi)
Representasi (sebuah sistem dianggap representatif bila dengan akurat mendeskripsikan
kejadian dari suatu kejadian terkait kesehatan seiring dengan waktu dan distribusinya
dalam populasi berdasarkan tempat dan orang.)
Kesinambungan (apakah terdapat sumber daya yang mencukupi untuk kesinambungan
aktivitas surveilans.)
Tepat waktu (merefleksikan kecepatan antara masing-masing langkah dalam sistem
surveilans kesehatan masyarakat. cth: tanggal identifikasi penyakit sampai tanggal
pelaporan.)
Kemungkinan pertanyaan diskusi lainnya adalah, “Apakah jenis monitoring data lainnya
yang dapat berguna untuk menganalisis atau memperkirakan di mana penyakit zoonosis
akan terjadi?” jawaban yang perlu didapatkan termasuk:
Data meteorologi
Perubahan iklim
Perubahan habitat / penggunaan lahan
Pola migrasi hewan
Analisis data surveilans (menunjukkan trend yang meningkat seiring perjalanan waktu)
10 Penutup
Menit Mintalah kelas mendiskusikan tentang sistem surveilans SMART untuk penyakit zoonosis.
Bagaimana rencana masing-masing kelompok mencakup aspek SMART:
S = Strategic
Diskusi
M = Measurable
kelompok
A = Adaptable
besar
R = Responsive
T = Targeted
419
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
pembelajaran:
Memahami konsep kunci dari metode-metode surveilans penyakit infeksi
Mendeskripsikan komponen-komponen dan metode untuk mengevaluasi sistem surveilans
kesehatan masyarakat
Tugas pra-kelas Membaca“Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems”
(CDC)
Tugas Membaca
Sebelum sesi dimulai, bacalah laporan mingguan morbiditas dan mortalitas CDC, “Updated
Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance Systems,” tersedia gratis di, http://www.cdc.
gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5013a1.htm#fig#fig1
Tugas
Membaca
Konsep-konsep Kunci dari Metode Surveilans
Kuliah
Situs Internet Surveilans
Aktivitas
kelompok
kecil
420
Telusuri situs-situs internet untuk surveilans penyakit dari CDC, WHO, OIE, dan CDC Eropa.
Kemudian pilihlah sebuah penyakit zoonosis dan buatlah sebuah rencana untuk pengumpulan
data, termasuk prosedur dan teknik yang tercakup dalam kuliah di kelas.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan:
421
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Menganalisa Data Surveilans Penyakit Menggunakan HealthMap
Tujuan pembelajaran: Memahami konsep kunci dari surveilans penyakit
Membuat sebuah rencana untuk pengumpulan data surveilans
Mendeskripsikan prosedur dan teknik pengumpulan data
Melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif
Menginterpretasikan data dan mempresentasikannya kepada pendengar
Jenis pembelajaran:
Waktu:
Alat dan bahan:
Menggunakan peranti lunak dan peranti keras yang sesuai untuk mengelola
surveilans penyakit
Proyek tim HealthMap
150 Menit
Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
HealthMap (slide tutorial atau video webinar di www.healthmap.org)
Catatan untuk Fasilitator
30 Pengantar HealthMap
Menit Memahami bagaimana penanganan penyakit infeksi melibatkan pemahaman bagaimana
kasus atau wabah dilaporkan dan bagaimana surveilans dikerjakan. Aktivitas ini akan
HealthMap
menggunakan Healthmap, sebuah situs internet online gratis yang melaporkan penyakit
Tutorial
infeksi di seluruh dunia, guna berlatih menganalisa data surveilans untuk penyakit infeksi.
daring
Tuntun mahasiswa melalui tutorial online menggunakan video webinar HealthMap
(membutuhkan internet cepat) atau slide webinar, tersedia online di www.healthmap.org
Minta mahasiswa untuk menggunakan sebuah komputer supaya mereka mengerti bagaimana
menggunakan HealthMap untuk menganalisa data surveilans dalam aktivitas ini.
Sediakan pengantar berikut untuk HealthMap (diambil dari situs internet) sebelum
menunjukkan tutorial.
HealthMap, dibuat oleh sebuah tim peneliti, terdiri dari epidemiolog dan pengembang
software di Boston Children’s Hospital yang didirikan pada tahun 2006. Organisasi ini
adalah pemimpin global dalam penggunaan sumber-sumber informal online untuk
monitoring wabah penyakit dan surveilans secara aktual dari ancaman kesehatan
masyarakat yang sedang berkembang. Situs internet gratis healthmap.org dan aplikasi
seluler “Outbreaks Near Me” menyediakan intelijen aktual mengenai sejumlah
penyakit menular baru muncul untuk audiens yang luas, termasuk perpustakaan,
departemen kesehatan lokal, pemerintah dan turis internasional. HealthMap
menyatukan berbagai sumber data yang berbeda, termasuk pengumpul berita online,
laporan saksi mata, diskusi ahli dan laporan resmi yang sudah divalidasi, untuk
mendapatkan sebuah gambaran yang terpadu dan menyeluruh mengenai keadaan
global terbaru dari penyakit-penyakit infeksi dan dampaknya pada kesehatan manusia
dan hewan. Melalui proses otomatis, pemutakhiran 24/7/365, sistem ini mengawasi,
mengorganisir, menggabungkan, menyaring, memvisualisasikan dan menyebarkan
informasi online mengenai penyakit yang sedang berkembang dalam sembilan bahasa,
membantu deteksi awal dari ancaman kesehatan masyarakat global.
422
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
60 Setelah menjalani pelatihan HealthMap, bagi mahasiswa-mahasiswa ke dalam kelompok kecil
Menit yang terdiri dari tiga atau empat orang. Masing-masing kelompok diminta untuk berlatih
menggunakan aplikasi HealthMap dan memilih sebuah penyakit zoonosis untuk proyek
mereka. Mereka perlu memilih penyakit yang memiliki lebih dari sepuluh laporan secara
Aktivitas
global atau dalam wilayah yang mereka pilih dalam satu tahun terakhir sehingga mereka
kelompok
kecil
mempunyai cukup data untuk mengerjakan proyek mereka. Laporan ini dapat ditemukan
dalam situs surveilans yang dipelajari di sesi berikutnya (WHO, CDC, dll)
Untuk aktivitas ini, masing-masing kelompok diminta mempelajari data surveilans pada
HealthMap dalam satu tahun terakhir untuk penyakit yang mereka pilih dan mengumpulkan
informasi-informasi berikut yang tersedia melalui HealthMap:
Penyakit
Negara yang tercakup (nasional, regional atau global)
Spesies pejamu/host yang terpengaruh
Jumlah total laporan penyakit untuk tahun tersebut
Jumlah total kasus penyakit pada setiap spesies yang terdampak
Laporan Departemen Kesehatan
60
Menit Pada bagian ini, anda dapat menambahkan waktu di dalam kelas untuk masing-masing
kelompok, sehingga mereka dapat menyelesaikan proyek tersebut, atau tugaskan sebagai
pekerjaan rumah untuk dikerjakan di luar kelas. Masing-masing kelompok akan menyusun
dan menyampaikan presentasi sepanjang 15 sampai 20 menit kepada kelas. Presentasi ini
dibuat dalam bentuk laporan ilmiah kepada departemen kesehatan lokal yang terkait dengan
penyakit tersebut.
Menggunakan data surveilans yang dikumpulkan dari HealthMap, mahasiswa diminta untuk
melakukan analisa berikut:
Menyediakan latar belakang dan ikhtisar informasi mengenai penyakit dengan jawaban
untuk pertanyaan-pertanyaan dari sesi sebelumnya
Membuat sebuah peta pada tingkat negara, regional atau global yang menunjukkan
wabah pada tahun tersebut
Membuat sebuah diagram atau grafik lain untuk menampilkan jumlah kasus atau wabah
yang dilaporkan per minggu atau per bulan
Membuat sebuah diagram atau grafik lain untuk menampilkan jumlah kasus menurut
spesies pejamu/host sepanjang tahun tersebut
Menganalisa data dalam laporan penyakit untuk menentukan sumber yang mungkin dan
jumlah dari laporan penyakit
Menganalisa data dalam laporan penyakit untuk menentukan sumber penyakit dan rute
penyebaran yang mungkin
Membuat sebuah peta, diagram sistem atau bantuan visual lainnya untuk menampilkan
penyebaran dan faktor risiko yang terkumpul dari data surveilans penyakit
Membuat kesimpulan mengenai data surveilans mengenai status penyakit saat ini.
Termasuk informasi apapun yang terkumpul mengenai pengaturan cara-cara intervensi
yang disebutkan dalam laporan.
Masing-masing kelompok dapat menentukan format dan jenis media yang digunakan untuk
presentasi, termasuk video, laporan langsung, slide presentasi atau cara lainnya.
423
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
pembelajaran:
Memahami konsep kunci dari surveilans penyakit
Membuat sebuah rencana untuk pengumpulan data surveilans
Mendeskripsikan prosedur dan teknik pengumpulan data
Melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif
Menginterpretasikan data dan mempresentasikannya kepada pendengar
Menggunakan peranti lunak dan peranti keras yang sesuai untuk mengelola surveilans
penyakit
Pengantar HealthMap
Pelatihan
daring
HealthMap
Dapatkan pelatihan online untuk HealthMap di www.healthmaporg
Penugasan Data HealthMap
Pilihlah sebuah penyakit dengan laporan global sejumlah lebih dari 10 laporan atau di
Aktivitas
wilayah yang menarik perhatian anda
Kelompok
Lihat data surveilans untuk tahun sebelumnya
kecil
Kumpulkan informasi berikut:
‒ Penyakit
‒ Negara yang tercakup (nasional, regional atau global)
‒ Spesies pejamu/host yang terpengaruh
‒ Jumlah total laporan penyakit untuk tahun tersebut
‒ Jumlah total kasus penyakit pada setiap spesies yang terdampak
424
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Catatan:
425
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Aktivitas Bermain Peran Tim “One Health”: Sebuah Rencana Penanganan dan Surveilans Penyakit
Tujuan
pembelajaran:
Mengembangkan keterampilan dalam bekerja sama dan bermitra serta memahami
bagaimana memilih anggota tim ”One Health”
Mengembang sebuah aksi “One Health” untuk investigasi dan pengendalian penyakit
Mengembangkan rencana untuk pengendalian penyakit melalui diagnosis yang tepat,
pencegahan penyakit dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Bermain peran; Diskusi kelompok besar
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
60 Menit
Alat dan bahan: Komputer, proyektor LCD, layar / dinding
Flipchart atau papan tulis dengan spidol
Modul Powerpoint
Panduan mahasiswa
Catatan untuk Fasilitator
Bermain
peran
40 Menit Memperkenalkan mahasiswa kepada latihan bermain peran (role play) yang akan
didasarkan pada sebuah skenario penyakit infeksi. Anda dapat menggunakan skenario
kasus H5N1 berikut (juga terdapat dalam panduan mahasiswa) atau membuat sebuah
skenario baru yang berhubungan dengan negara anda. Bacalah skenario dengan kelas
dan berikan masing-masing sebuah peran seperti yang diikhtisarkan pada halaman
berikut. Setelah peran dibagikan, mintalah kelompok untuk mempersiapkan aktivitas
ini dengan meninjau pertanyaan berikut secara pribadi
Apakah peran anda dalam skenario ini?
Bagaimanakah peran dari masing-masing pemangku kepentingan dalam skenario
ini?
Bagaimanakah skenario ini mempengaruhi pemangku kepentingan yang anda
perankan?
Bagaimana respon terhadap penyakit infeksi dari masing-masing pemangku
kepentingan dapat mempengaruhi penanganan penyakit?
Siapa sajakah pemangku kepentingan lain yang perlu anda hadapi untuk dapat
menangani penyakit infeksi tertentu?
Setelah mahasiswa mempelajari skenario kasus secara pribadi, instruksikan mereka
untuk menjalankan permainan peran selama 20 menit dengan cara bekerja dalam
kelompok dengan semua pemangku kepentingan untuk menghadapi pertanyaanpertanyaan di atas bersama-sama. Tujuan akhir dari permainan peran ini adalah supaya
mahasiswa bertindak sebagai sebuah tim “One Health”, dengan keterlibatan semua
pemangku kepentingan, untuk menghasilkan sebuah rencana penanganan wabah saat
ini dan surveilans berkelanjutan untuk penyakit tersebut. Hanya berikan masukan dan
instruksi jika dibutuhkan.
426
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Skenario H5N1 diambil dari: www.internationalsos.com
Laporan Awal
Desas-desus tentang sebuah wabah penyakit respirasi parah pada dua desa di sebuah provinsi terpencil memicu
WHO untuk mengirimkan sebuah tim untuk menyelidiki. Tim tersebut menemukan bahwa penduduk desa
telah jatuh sakit selama sekitar satu bulan dan bahwa jumlah individu dengan infeksi akut (“kasus”) bertambah
setiap hari. Tim tersebut berhasil mengidentifikasi setidaknya 50 kasus selama satu bulan terakhir; semua
kelompok umur terpengaruh. Dua puluh pasien saat ini sedang dirawat di rumah sakit provinsi. Lima orang
telah meninggal akibat pneumonia dan gagal napas akut.
Spesimen dikirimkan ke laboratorium
Surveilans penyakit pada wilayah sekitar ditingkatkan, dan kasus-kasus baru telah teridentifikasi di seluruh
provinsi. Spesimen saluran napas yang dikumpulkan dari beberapa pasien diuji di laboratorium nasional dan
ditemukan positif untuk virus influenza tipe A. Spesimen dikirimkan ke pusat rujukan WHO, kemudian
laboratorium tersebut mengidentifikasi subtipe influenza A (H5N1) yang belum pernah diisolasi dari manusia
sebelumnya. Uji sekuens gen berikutnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari gen virus berasal dari sebuah
virus flu burung, dengan gen sisanya diambil dari galur manusia. Lebih banyak kasus bermunculan di kota dan
desa sekitar.
Penyebaran ke negara tetangga dan usaha untuk karantina
Virus influenza yang baru ini mulai menjadi judul utama semua koran-koran besar, dan menjadi berita
utama pada saluran TV berita. Negara-negara diminta WHO untuk mengintensifkan surveilans dan aktivitas
pengendalian influenza. Selama dua bulan berikutnya, wabah mulai bermunculan di negara-negara tetangga.
Walaupun kasus-kasus telah dilaporkan pada semua kelompok umur, orang-orang dewasa muda tampaknya
merupakan kelompok yang terdampak paling berat. Satu dari setiap 20 pasien meninggal. Laju penyebaran
cepat, sehingga negara-negara memberlakukan larangan perjalanan dan karantina.
Dampak sosial
Institusi pendidikan ditutup. Terjadi kepanikan luas karena pasokan obat-obat antivirus sangat terbatas dan
vaksin yang sesuai belum juga tersedia. Satu minggu kemudian, terdapat laporan bahwa virus H5N1 telah
diisolasi dari penumpang pesawat dengan gejala respirasi yang datang dari negara terdampak.
Benua lain terdampak
Beberapa minggu kemudian, wabah lokal pertama dilaporkan dari benua-benua lain. Tingkat ketidakhadiran di
sekolah dan perusahaan mulai meningkat. Telepon di departemen kesehatan berbunyi tanpa henti. Penyebaran
virus baru terus menjadi berita utama pada media cetak dan elektronik. Masyarakat mulai resah dan meminta
vaksin, namun demikian vaksin belum juga tersedia. Obat-obat antivirus tidak dapat diperoleh. Kepolisian,
perusahaan utilitas lokal dan otoritas transportasi umum mengalami kekurangan personil secara signifikan, yang
mengakibatkan gangguan berat pada layanan rutin.Selain itu, rumah sakit dan klinik rawat jalan kekurangan
staf karena dokter, perawat dan pekerja kesehatan lainnya menjadi sakit atau takut untuk bekerja.
Karena takut terhadap infeksi, pasien lanjut usia dengan keadaan medis kronik tidak berani meninggalkan
rumah. Unit perawatan intensif di rumah sakit lokal kewalahan, tidak tersedia cukup ventilator untuk perawatan
pasien pneumonia. Para orang tua menjadi putus asa ketika anak-anak mereka, yang sebelumnya adalah orang
dewasa muda yang sehat, meninggal hanya dalam beberapa hari sesudah menjadi sakit.
Beberapa bandara penting ditutup karena tingginya ketidakhadiran para petugas pengendali lalu lintas udara.
Selama enam sampai delapan minggu berikutnya, layanan kesehatan dan layanan publik penting lainnya
mengalami perburukan karena pandemi makin meluas di seluruh dunia
427
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Penugasan
Peran dan poin-poin diskusi yang mungkin
Penduduk desa
1 dan 2
Penduduk desa akan memperagakan terlebih dahulu bagaimana anda dapat terjangkit
virus dari burung, kemudian setelah kontak dengan burung terinfeksi, penduduk desa
menjadi sakit. Beberapa orang dari penduduk desa akan pergi ke dokter di rumah sakit.
Pekerja
kesehatan
(dokter,
perawat, teknisi,
dll.)
Di rumah sakit, dokter dan perawat akan bertemu dengan penduduk desa yang menjadi
sakit. Dalam kasus ini, dokter dan perawat akan melakukan tugas mereka, sebagai berikut:
Mewawancara riwayat penyakit penduduk desa
Pemeriksaan fisik
Mengumpulkan spesimen (seperti apusan tenggorokan) dari masing-masing pasien
Memberikan informasi kepada tim WHO mengenai penyakit tersebut
Mendiskusikan kebutuhan pelatihan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang
benar, termasuk masker, apron, sarung tangan dan pelindung mata untuk staf yang
berinteraksi dengan pasien-kasus
Diskusikan kebutuhan unit isolasi respirasi untuk menyediakan lokasi yang aman bagi
pasien-kasus terinfeksi untuk dirawat serta mencegah penyebaran kepada pasien lain
atau staf.
Tim WHO
Tim WHO akan datang untuk menginvestigasi penyakit di desa satu dan dua dengan
mewawancara penduduk desa dan juga pekerja layanan kesehatan dan mensurvei desadesa untuk mengumpulkan data investigasi penyakit.
Pekerja
laboratorium
Di laboratorium, pekerja lab akan mendapatkan spesimen dari rumah sakit dan
mengerjakan pemeriksaan. Setelah itu, pekerja lab akan melaporkan kepada para dokter,
pusat rujukan WHO dan CDC.
Pejabat
pemerintah
Pejabat dinas kesehatan manusia dan hewan akan menerima informasi mengenai situasi
penyakit dari tim WHO dan sumber-sumber lain. Kemudian mereka akan mengevaluasi
situasi untuk membuat keputusan dan membuat rencana untuk mengatasi situasi tersebut.
Diskusikan:
Pencegahan penyakit
Pedoman penggunaan APD untuk staf rumah sakit atau klinik, atau penyelidik di
lapangan
Surveilans penyakit (termasuk sektor swasta)
Pengembangan vaksin
Komisi
keselamatan
transportasi
Diskusi
kelompok
besar
Komisi keselamatan transportasi akan menerima informasi dari pemerintah mengenai
situasi penyakit dan menanggapi dengan menyediakan informasi kepada para turis dan
menerapkan kebijakan untuk situasi darurat.
20 Dengan seluruh kelas, diskusikan latihan yang sudah dikerjakan dan bagikan pengalaman
Menit mengenai:
Seberapa efektifkah tim “One Health” mengembangkan rencana penanganan untuk
skenario penyakit?
Apa sajakah masalah yang dihadapi dari sudut pandang masing-masing pemangku
kepentingan?
Apakah “Soft skill” yang dibutuhkan untuk memastikan sebuah tim One Health yang
sangat fungsional?
428
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Mengembangkan keterampilan dalam bekerja sama dan bermitra serta memahami
Tujuan
bagaimana memilih anggota tim ”One Health”
pembelajaran:
Mengembang sebuah aksi “One Health” untuk investigasi dan pengendalian penyakit
Mengembangkan rencana untuk pengendalian penyakit melalui diagnosis yang tepat,
pencegahan penyakit dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Skenario H5N1
Laporan Awal
Desas-desus tentang sebuah wabah penyakit respirasi parah pada dua desa di sebuah provinsi terpencil memicu
WHO untuk mengirimkan sebuah tim untuk menyelidiki. Tim tersebut menemukan bahwa penduduk desa
telah jatuh sakit selama sekitar satu bulan dan bahwa jumlah individu dengan infeksi akut (“kasus”) bertambah
setiap hari. Tim tersebut berhasil mengidentifikasi setidaknya 50 kasus selama satu bulan terakhir; semua
kelompok umur terpengaruh. Dua puluh pasien saat ini sedang dirawat di rumah sakit provinsi. Lima orang
telah meninggal akibat pneumonia dan gagal napas akut.
Spesimen dikirimkan ke laboratorium
Surveilans penyakit pada wilayah sekitar ditingkatkan, dan kasus-kasus baru telah teridentifikasi di seluruh
provinsi. Spesimen saluran napas yang dikumpulkan dari beberapa pasien diuji di laboratorium nasional dan
ditemukan positif untuk virus influenza tipe A. Spesimen dikirimkan ke pusat rujukan WHO, kemudian
laboratorium tersebut mengidentifikasi subtipe influenza A (H5N1) yang belum pernah diisolasi dari manusia
sebelumnya. Uji sekuens gen berikutnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari gen virus berasal dari sebuah
virus flu burung, dengan gen sisanya diambil dari galur manusia. Lebih banyak kasus bermunculan di kota dan
desa sekitar.
Penyebaran ke negara tetangga dan usaha untuk karantina
Virus influenza yang baru ini mulai menjadi judul utama semua koran-koran besar, dan menjadi berita
utama pada saluran TV berita. Negara-negara diminta WHO untuk mengintensifkan surveilans dan aktivitas
pengendalian influenza. Selama dua bulan berikutnya, wabah mulai bermunculan di negara-negara tetangga.
Walaupun kasus-kasus telah dilaporkan pada semua kelompok umur, orang-orang dewasa muda tampaknya
merupakan kelompok yang terdampak paling berat. Satu dari setiap 20 pasien meninggal. Laju penyebaran
cepat, sehingga negara-negara memberlakukan larangan perjalanan dan karantina.
Dampak sosial
Institusi pendidikan ditutup. Terjadi kepanikan luas karena pasokan obat-obat antivirus sangat terbatas dan
vaksin yang sesuai belum juga tersedia. Satu minggu kemudian, terdapat laporan bahwa virus H5N1 telah
diisolasi dari penumpang pesawat dengan gejala respirasi yang datang dari negara terdampak.
Benua lain terdampak
Beberapa minggu kemudian, wabah lokal pertama dilaporkan dari benua-benua lain. Tingkat ketidakhadiran di
sekolah dan perusahaan mulai meningkat. Telepon di departemen kesehatan berbunyi tanpa henti. Penyebaran
virus baru terus menjadi berita utama pada media cetak dan elektronik. Masyarakat mulai resah dan meminta
vaksin, namun demikian vaksin belum juga tersedia.obat-obat antivirus tidak dapat diperoleh. Kepolisian,
perusahaan utilitas lokal dan otoritas transportasi umum mengalami kekurangan personil secara signifikan, yang
mengakibatkan gangguan berat pada layanan rutin. Selain itu, rumah sakit dan klinik rawat jalan kekurangan
staff karena dokter, perawat dan pekerja kesehatan lainnya menjadi sakit atau takut untuk bekerja.
429
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Karena takut terhadap infeksi, pasien lanjut usia dengan keadaan medis kronik tidak berani meninggalkan
rumah. Unit perawatan intensif di rumah sakit lokal kewalahan, tidak tersedia cukup ventilator untuk perawatan
pasien pneumonia. Para orang tua menjadi putus asa ketika anak-anak mereka, yang sebelumnya adalah orang
dewasa muda yang sehat, meninggal hanya dalam beberapa hari sesudah menjadi sakit.
Beberapa bandara penting ditutup karena tingginya ketidakhadiran para petugas pengendali lalu lintas udara.
Selama enam sampai delapan minggu berikutnya, layanan kesehatan dan layanan publik penting lainnya
mengalami perburukan karena pandemi makin meluas di seluruh dunia.
Diambil dari: www.internationalsos.com
Peran:
Bermain
peran
Penduduk desa 1 dan 2: Tunjukkan terlebih dahulu bagaimana penyebaran virus dapat terjadi,
kemudian setelah kontak dengan burung yang terinfeksi, penduduk desa menjadi sakit.
Beberapa penduduk desa pergi ke dokter di rumah sakit.
Tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat – di rumah sakit, temui penduduk desa yang
sakit. Dalam kasus ini, dokter dan perawat akan melakukan tugas mereka, sebagai berikut:
‒ Mewawancara riwayat penyakit penduduk desa
‒ Pemeriksaan fisik
‒ Mengumpulkan spesimen (seperti apusan tenggorokan) dari masing-masing pasien
‒ Memberikan informasi kepada tim WHO mengenai penyakit tersebut
‒ Mendiskusikan kebutuhan pelatihan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang benar,
‒
termasuk masker, apron, sarung tangan dan pelindung mata untuk staff yang berinteraksi
dengan pasien-kasus
Diskusikan kebutuhan unit isolasi respirasi untuk menyediakan lokasi yang aman bagi
pasien-kasus terinfeksi untuk dirawat serta mencegah penyebaran kepada pasien lain atau
staf.
Tim WHO – Anda datang untuk menginvestigasi penyakit di desa satu dan dua dengan
mewawancara penduduk desa dan juga pekerja layanan kesehatan dan mensurvei desa-desa
untuk mengumpulkan data investigasi penyakit.
Pekerja laboratorium – Di laboratorium, pekerja lab akan mendapatkan spesimen dari rumah
sakit dan mengerjakan pemeriksaan. Setelah itu, pekerja lab akan melaporkan kepada para
dokter, pusat rujukan WHO dan CDC..
Pejabat Pemerintah – Menerima informasi mengenai situasi penyakit dari tim WHO dan
sumber-sumber lain. Kemudian mereka akan mengevaluasi situasi untuk membuat keputusan
dan membuat rencana untuk mengatasi situasi tersebut. diskusikan:
‒ Pencegahan penyakit
‒ Pedoman penggunaan APD untuk staf rumah sakit atau klinik, atau penyelidik di lapangan
‒ Surveilans penyakit (termasuk sektor swasta)
‒ Pengembangan vaksin
Komisi keselamatan transportasi - Menerima informasi dari pemerintah mengenai situasi
penyakit dan menanggapi dengan menyediakan informasi kepada para turis dan menerapkan
kebijakan untuk situasi darurat.
430
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Persiapkan peran anda:
Apakah peran anda dalam skenario ini?
Bagaimanakah peran dari masing-masing pemangku kepentingan dalam skenario ini?
Bagaimanakah skenario ini mempengaruhi pemangku kepentingan yang anda perankan?
Bagaimana respons terhadap penyakit infeksi dari masing-masing pemangku kepentingan dapat mempengaruhi
penanganan penyakit?
Siapa sajakah pemangku kepentingan lain yang perlu anda hadapi untuk dapat menangani penyakit infeksi
tertentu?
Catatan:
Bagaimana menurut anda?
Seberapa efektifkah tim “One Health” mengembangkan rencana penanganan untuk skenario penyakit?
Apa sajakah masalah yang dihadapi dari sudut pandang masing-masing pemangku kepentingan?
Apakah “Soft skill” yang dibutuhkan untuk memastikan sebuah tim One Health yang sangat fungsional?
Catatan:
431
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Sub Bab: Refleksi dan Evaluasi Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran:
Untuk merefleksikan pembelajaran dalam modul penanganan penyakit infeksi
Jenis
pembelajaran:
Waktu:
Penilaian individu; Umpan balik kelompok
Untuk mendapatkan umpan balik dari peserta mengenai kekuatan modul dan bagianbagian modul yang perlu diperbaiki
60 Menit
Alat dan bahan: Panduan mahasiswa
Catatan untuk Fasilitator
Mendeskripsikan konsep-konsep dasar penyebaran, faktor risiko dan
strategi pencegahan penyakit infeksi
Merancang atau mengevaluasi sebuah rencana penanganan penyakit
infeksi
Mengevaluasi efektivitas dari aksi One Health dalam penanganan
penyakit infeksi
Mengevaluasi sebuah sistem surveilans dan pengawasan penyakit
Mendeskripsikan komponen-komponen dari sebuah penilaian risiko
dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah
penilaian risiko.
432
Mengevaluasi
Menerapkan
Bagaimana anda menilai kemampuan anda pada kompetensi Modul
Penanganaan Penyakit Infeksi berikut:
Memahami
Penilaian
pembelajaran
individu
Mintalah mahasiswa anda untuk melengkapi penilaian pembelajaran berikut dalam
panduan mahasiswa masing-masing. Setelah selesai, kumpulkan jawaban-jawaban yang
diberikan untuk menjadi masukan bagi penyampaian modul di masa depan.
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
INDOHUN
Tuliskan dua atau tiga hal yang anda pelajari dari sesi ini. pikirkan tentang:
Apakah hal baru yang anda pelajari dari modul ini?
Apakah pelajaran dalam modul ini membantu anda mengubah pendapat anda yang
lama?
Apakah hal-hal yang anda masih tidak yakin? Apakah anda masih memiliki pertanyaan
yang belum terjawab?
Apakah yang menarik bagi anda/apakah yang ingin anda pelajari dengan lebih
terperinci?
Apakah ada perilaku baru yang akan anda coba berdasarkan kelas ini?
Apakah topik dari kelas ini yang akan anda bagikan kepada orang-orang lain di luar
kelas?
10 Dalam kelompok kecil, minta setiap mahasiswa menceritakan tentang:
Menit Pembelajaran kunci yang didapat dari modul
Diskusi
kelompok
kecil
Bagaimana mereka akan menerapkan konsep, pemahaman, dan keterampilan yang
mereka dapatkan dari modul ini
10 Tanyakan pada mahasiswa:
Menit Apakah satu unsur dari modul yang mereka suka / rasakan adalah kekuatannya?
Diskusi
kelompok
besar
Apakah satu hal dari modul yang mereka sarankan untuk mendapat perubahan?
Adakah masukan tambahan?
Referensi untuk Peserta
1. Agricultural Communication and Journalism, Texas A&M University. (2008). The Human Risk Factor: Rabies.
Retrieved on December 1, 2013 from http://agcj.tamu.edu/404/port/PennyFS.pdf.
2. Annenberg Learner. Online Textbook: Unit 5 – Emerging Infectious Diseases. Retrieved on December 2 from http://
www.learner.org/courses/biology/textbook/infect/infect_1.html.
3. Australian Government Department of Health and Ageing. (2008). Australian Management Plan for Pandemic Influenza:
Important Information for All Australian. Australia: Commonwealth of Australia. Available at http://www.flupandemic.
gov.au/internet/panflu/publishing.nsf/content/8435EDE93CB6FCB8CA2573D700128ACA/$File/Pandemic%20
FINAL%20webready.pdf
4. Beltz, L.A. (2011) Emerging Infectious Diseases: A Guide to Diseases, Causative Agents, and Surveillance. San Francisco:
John Wiley & Sons, Inc. (textbook)
5. Center for Food Security and Public Health, Iowa State University. (2012). Rabies and Rabies-Related Lyssaviruses.
Retrieved on December 1, 2013 from http://www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/pdfs/rabies.pdf.
6. Center for Infectious Disease Research and Policy. (2005). Thailand to Cull Ducks in Avian Flu Fight. Retrieved on
December 1, 2013 from http://www.cidrap.umn.edu/news-perspective/2005/02/thailand-cull-ducks-avian-flu-fight.
7. Centers for Disease Control and Prevention. (2001) Updated Guidelines for Evaluating Public Health Surveillance
Systems. Retrieved from http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5013a1.htm.
8. Centers for Disease Control and Prevention. (n.d) Transmission of Influenza A Viruses Between Animals and People.
Avaliable at http://www.cdc.gov/flu/avian.
433
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
9. Childs, J.E., Richt, J.A. and Mackenzie J.S. (2007) Introduction: Conceptualizing and Partitioning the Emergence
Process of Zoonotic Viruses from Wildlife to Humans. Curr Top Microbiol Immunol. 2007;315:1-31.Available at http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17848058
10.Fournié, G. and Guitian, J. (May 28, 2013). Interventions for avian influenza A (H5N1) risk management in live bird
market networks. Proceedings of the National Academy of Sciences. 110:22 (9177-9182). doi: 10.1073/pnas.1220815110.
11.Howse, G. (2004). Managing emerging infectious diseases: Is a federal system an impediment to effective laws? Australia
and New Zealand Health Policy 1:7. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC544965/
12.International Society for Infectious Diseases. Website at http://www.isid.org/.
13.Ponte, M.L. (2006). Insights into the Management of Emerging Infections: Regulating Variant Creutzfeldt-Jakob Disease
Transfusion Risk in the uk and the US. PLOS Medicine. 2006: 3(10); 1751-1764. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.
gov/pubmed/17076547
14.ProMED Infectious Disease Reports. Website at http://www.promedmail.org/.
15.Sipress, Alan. (2005, February 13). Thai Farmers Worry Controls on Bird Flu Threaten Livelihoods. The Washington
Post. Retrieved from http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/articles/A19795-2005Feb12.html.
16.Townsend, S.E. Sumantra, I. P., Bagus, G.N. (2013) Designing Programs for Eliminating Canine Reabies from Islands:
Bali, Indonesia as a Case Study. PLOS Neglected Tropical Diseases. doi: 10.1371/journal.pntd.0002372.
17.Van Boeckel, T. P., Thanapongtharm, W. and Robinson, T. (2012)Improving Risk Models for Avian Influenza: The
Role of Intensive Poultry Farming and Flooded Land during the 2004 Thailand Epidemic. PLOS One. doi: 10.1371/
journal.pone.0049528.
18.Wilco, B.A and Colwell, R.R. (2005). Emerging and Reemerging Infectious Diseases: Biocomplexity as an Interdisciplinary
Paradigm. EcoHealth 2:4(244-257). Available at http://www.hawaii.edu/publichealth/ecohealth/si/course-ecohealth/
readings/Wilcox_Colwell-2005.pdf
19.World Animal Health Information Database (WAHID). Website at http://www.oie.int/wahis_2/public/wahid.php/
Wahidhome/Home.
20.World Health Organization (WHO). (April 2011). Avian Influenza Fact Sheet. Retrieved on December 1, 2013 from
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/avian_influenza/en/.
21.World Health Organization. (n.d) Influenza at the Human-Animal Interface. Retrieved on December 1, 2013 from
http://www.who.int/influenza/human_animal_interface/about/en/index.html.
434
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Latihan untuk Peserta
Tujuan
pembelajaran:
Untuk merefleksikan pembelajaran dalam modul penanganan penyakit infeksi
Untuk mendapatkan umpan balik dari peserta mengenai kekuatan modul dan bagianbagian modul yang perlu diperbaiki
Mengevaluasi
Menerapkan
Bagaimana anda menilai kemampuan anda – mulai dari memahami sampai
Penilaian
mampu mengevaluasi atau membuat – pada kompetensi Modul Penanganan
pembelajaran
Penyakit Infeksi berikut:
individu
Memahami
Penilaian Pribadi
Mendeskripsikan konsep-konsep dasar penyebaran, faktor risiko dan strategi
pencegahan penyakit infeksi
Merancang atau mengevaluasi sebuah rencana penanganan penyakit infeksi
Mengevaluasi efektivitas dari aksi One Health dalam penanganan penyakit
infeksi
Mengevaluasi sebuah sistem surveilans dan pengawasan penyakit
Mendeskripsikan komponen-komponen dari sebuah penilaian risiko dan
jenis informasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah penilaian risiko.
Tuliskan dua atau tiga hal yang anda pelajari dari sesi ini. pikirkan tentang:
Apakah hal baru yang anda pelajari dari modul ini?
Apakah pelajaran dalam modul ini membantu anda mengubah pendapat anda yang lama?
Apakah hal-hal yang anda masih tidak yakin? Apakah anda masih memiliki pertanyaan yang
belum terjawab?
Apakah yang menarik bagi anda/apakah yang ingin anda pelajari dengan lebih terperinci?
Apakah ada perilaku baru yang akan anda coba berdasarkan kelas ini?
Apakah topik dari kelas ini yang akan anda bagikan kepada orang-orang lain di luar kelas?
Catatan:
435
INDOHUN
Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health
Catatan:
Berbagi Pembelajaran
Dalam kelompok kecil, ceritakan:
Pembelajaran kunci yang anda dapatkan dari modul ini
Diskusi
kelompok
kecil
Catatan:
436
Bagaimana anda akan menerapkan konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang anda dapatkan dari modul ini?
Download