pengaruh tayangan iklan televisi paket layanan blackberry simpati

advertisement
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Iklan sebagai suatu proses komunikasi
Proses iklan pada umumnya mengandung nilai komunikasi, karena
periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk
memperhatikan kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap
atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi
pengiklan.
Komunikasi
merupakan
proses
penyampaian
pesan
dari
komunikator (source) kepada komunikan (receiver) melalui suatu media,
yang kemudian proses itu berkembang menjadi proses penyampaian pesan
kepada konsumen yang disebut iklan. 7
Dalam pengetahuan iklan memberikan informasi dan fakta-fakta
mengenai produk. Dengan mendapatkan informasi, seseorang mendapat
pengetahuan iklan dapat disebut efektif bila ia berhasil menambah
pengetahuan khalayak mengenai suatu produk. Dalam kegiatan pengiklan,
sumber mengharapkan dampak yang positif dari konsumen, karena
periklanan merupakan usaha untuk mendorong dari tahap tidak tahu akan
suatu produk hingga tertarik terhadap produk.
Iklan merupakan bagian dari promotion mix , secara sederhana iklan
didefinisikan sebagai salah satu bentuk pesan suatu produk yang
7
Kasali, Rhenald. 1993. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Pustaka Utama Graffiti hal.51
11
12
disampaikan melalui media dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat. Jadi iklan merupakan media yang paling potensial dalam
menyampaikan isi pesan yang persuasif.
Iklan dapat juga sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang
bisnis yang sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsifungsi seperti yang diemban media masa lainnya. Selain itu iklan juga
berfungsi dalam pemasaran, fungsi iklan adalah mendatangkan uang karena
orang membeli produk yang diiklankan serta memberikan informasi singkat
bagi calon pemakai jasa atau barang.
Joseph R. Dominick mendefinisikan komunikasi massa sebagai
mass-communi-cation refers to the process by which a complex
organization with the aid of one or more machine producers and transmits
public message that are directed at large, heterogenous and scattered
audience. Lebih tegas definisi komunikasi massa menurut Devito adalah;
pertama, adalah komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti
bahwa khalayak yang meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang
membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak
berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk
didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan
oleh pemancar-pemancar yang terdiri dari audio dan atau visual.
13
Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan
menurut bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, film buku. 8
Sedangkan De Fleur dan Dennis mengartikan komunikasi massa
sebagai; Mass communication is a process in which professional
communicator use media to disseminate messages widely, rapidly, and
continually to arouse intended meaning in large and divese audiences in
attempts to influence them in variety of ways. 9
Berdasarkan beberapa definisi di atas komunikasi massa dapat
diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang
tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak ataupun elektronik
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak pada saat yang
sama dengan umpan balik yang tertunda.
2.2.
Televisi Sebagai Media Periklanan
Semenjak munculnya beberapa televisi swasta, semenjak itu pula
iklan televisi menjadi primadona media beriklan. Menurut Farbey (1987)
televisi merupakan media yang banyak disukai kalangan pengiklan karena
akibat yang ditimbulkannya.
10
Televisi menggunakan warna, suara,
gerakan, dan musik. Selain itu pemirsanya dapat diseleksi menurut jenis
program dan waktu tayangannya. Televisi adalah media yang mampu
menjangkau wilayah luas, dapat dimanfaatkan oleh semua pengiklan untuk
8
Effendi, Onong Uchjana, Drs, M.A. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya hal.21
9
De Fleur, Melvin & Everret E Dennis. 1985. Understanding Mass Communication,
Second Edition.. Boston: Hoogton Muffin Company hal.10
14
tes pemasaran atau peluncuran suatu produk baru. Menurut Media Scene
1998/1999 belanja iklan di televisi semenjak 1995 sampai 1999 selalu
menduduki peringkat I. Iklan televisi menurut Sutedjo Hadiwasito (1996)
dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori pesan visual yang
disampaikan yaitu:11
•
Fakta (langsung tanpa embel-embel, fakta yang dibumbui atau
didramatisir).
•
Perbandingan (perbandingan langsung dua produk yang saling
bersaing di pasar).
•
Kisah hidup (memperlihatkan kaitan produk dengan pemakai
dalam keadaan normal).
•
Gaya hidup (lebih menitikberatkan pada gaya hidup seorang atau
lebih yang merupakan pemakai dari produk tersebut).
•
Fantasi (khayalan tentang produk yang bersangkutan atau
penggunaannya).
•
Still life (menggambarkan produk-produk dalam keadaan diam,
namun dibuatnya menarik dengan permainan kamera).
•
Demonstrasi (demonstrasi penggunaan produk).
•
Metafor (meminjamkan benda lain sebagai simbol atau
gambaran yang terdekat dengan suatu produk).
•
Image (menggambarkan suasana hati atau sebuah citra).
•
Musikal (menyajikan satu orang atau lebih yang menyanyikan
sebuah lagu yang berkaitan dengan sebuah produk).
11
Flaurentia, Gita. 2012. Reception Analysis: Mass Communication as Social Production
of Meaning Studi kasus: Iklan Kecap Sedaap.
15
•
Karakter
(menciptakan
simbol
atau
karakter
yang
melambangkan sifat sebuah produk).
•
Drama (dramatisasi dari kegunaan atau manfaat sebuah produk).
•
Reportase (menampilkan seseorang yang mewakili perusahaan
atau produk dengan komentar atau berita tentang produk yang
bersangkutan).
•
Testimonial (menampilkan seseorang yang mewakili perusahaan
atau produk dengan komentar atau berita tentang produk yang
bersangkutan).
•
Teknis (hal-hal teknis sekitar produksi sebuah produk untuk
memperkuat citra).
•
Bukti Ilmiah (bila ada bukti-bukti ilmiah bisa memperkuat
produk).
•
Analogi (meminjam daya tarik benda lain yang sesungguhnya
tak berhubungan langsung).
•
Humor (iklan yang bisa mengambil bintang utama pelawak)
Meskipun jalan cerita atau visual iklan televisi menarik belum tentu
komunikan yang dituju mengerti maksud pesan yang disampaikan. Disini
persepsi komunikan sangat berperan untuk menentukan keberhasilan iklan.
16
2.2.1. Elemen-elemen Iklan Televisi
Dalam pembuatan iklan dibutuhkan elemen-elemen yang mendukung
periklanan televisi, elemen-elemen dalam iklan televisi dibagi mejadi dua
yaitu, elemen video dan audio.12
1. Elemen Video
Elemen video atau visual dalam iklan adalah apapun yang
terlihat
dalam
layar
televisi.
Elemen
visual
biasanya
mendominasi sebuah iklan. Jadi elemen visual sebisa mungkin
dapat menarik perhatian penonton dan mengkomunikasikan ide,
pesan atau gambar. Elemen ini meliputi produk, action
sequences, talent, setting, presenter.
a. Produk (Product), merupakan suatu objek yang ingin
dipersuasikan kepada khalayak.
b. Urutan/Adegan (Action Sequences), urutan adegan jalan
cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin
disampaikan.
c. Latar Belakang (Setting), Latar belakang harus disesuaikan
dengan alur cerita.
d. Model (Talent), model/talent merupakan orang yang muncul
dalam iklan, orang tersebut dapat memainkan peranan
berbagai macam peran
12
Elemen-elemen Periklanan. 2009. www.scribd.com/doc/22639120/18/elemen-elemen-
periklanan
17
e. Naskah, naskah atau kalimat yang muncul dalam iklan.
2. Elemen Audio
Dalam suatu iklan musik dan suara termasuk dari bagian elemen
Audio.
a. Suara (Voice), suara digunakan dalam beberapa cara dalam
iklan. Suara biasanya bersamaan terdengar dari pertunjukan
langsung atau dari percakapan orang yang terkenal yang
nampak pada suatu iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle,
spoken
dialogue
(perbincangan)
dan
announcement
(pengumuman). Suara dalam dialog biasanya menggunakan
suara dari karakter yang berbicara misalnya anak-anak, orang
tua, pria dan wanita.
b. Musik, musik juga merupakan bagian pentig dalam suatu
iklan televisi, dan dapat memainkan bermacam peran, dalam
suatu iklan musik menjadi suatu pusat pesan iklan. Musik
bisa digunakan untuk menarik perhatian, menerobos segala
kekacauan dalam suatu iklan, mengkomunikasikan point
utama penjualan, membantu meningkatkan image.
Selain unsur tersebut menurut Kasali 13 unsur-unsur iklan televisi
terdapat pula unsur slogan dan logo, yaitu:
13
Kasali, Rhenald. 1993. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Pustaka Utama Graffiti Hal.120
18
1. Slogan / strap line, adalah baris kalimat penutup (the pay of
line), hal ini untuk digunakan sebagai alat menciptakan merek
atau perusahaan.
2. Logo adalah simbol atau identifikasi suatu produk atau
perusahaan, digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui
mengenali produk tersebut dengan mudah.
2.2.2. Keunggulan dan Kelemahan Televisi
Dalam suatu kampanye periklanan, media televisi juga mempunyai
beberapa keunggulan, yaitu: 14
1. Efisiensi Biaya
Salah satu keunggulan televisi adalah kemampuan menjangkau
khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi menjangkau
khalayak yang dapat dicapai oleh media lainnya, termasuk
khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak.
2. Dampak yang kuat
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak
yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua
indera, penglihatan dan pendengaran. Sehingga dapat menunjukkan
sesuatu.
14
Muwarni, Endah. 2004. Dasar-dasar Periklanan. Jakarta: Wacana Jurnal Ilmiah
Komunikasi Hal.109-110
19
3. Pengaruh yang kuat
Televisi
mempunyai
kemampuan
yang
kuat
untuk
mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Bahkan televisi
menjadi sumber informasi terhadap berbagai produk yang
disampaikan produsen. Kadang-kadang perusahaan yang gencar
melakukan periklanan di media televisi menggambarkan
bonafiditas perusahaan.
Selain kekuatan, televisi juga mempunyai keunggulan-keunggulan
dan kelemahan-kelemahan dari televisi diantaranya adalah :
1. Keunggulan media televisi
- Kesan realistis, karena sifatnya yang audio visual dan merupakan
kombinasi dari warna dan gerakan. Makan iklan televisi nampak
begitu hidup dan seperti nyata. Kelebihan ini tidak dimiliki dari
media lain.
- Perhatian khalayak lebih tinggi, televisi disiarkan ke rumahrumah dan disaksikan dalam suasana santai, sehingga khalayak
lebih mudah memberikan perhatian.
- Pengulangan / Repetisi, iklan televisi biasanya ditayangkan
beberapa kali dalam sehari, sehingga lebih mampu memberikan
kesan / impresi yang mendalam pada diri khalayaknya.
20
2. Kelemahan media televisi
- Televisi cenderung menjangkau khalayak secara massal tanpa
seleksi, siapapun dapat menyaksikan acara televisi setiap saat.
- Televisi tidak dapat memberikan data / informasi terperinci
mengenai produk, karena pada umumnya spot iklan televisi
berdurasi sangat pendek (30 atau 40 detik setiap spot iklan).
- Biaya memasang iklan di televisi sangat mahal dibanding dengan
media periklanan lainnya. 15
Berdasarkan pertimbangan kelebihan spesifik yang dimiliki televisi
di atas, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa televisi masih dianggap
sebagai media yang lebih efisien mempersuasi konsumen dibandingkan
dengan media massa lainnya. Karena tidak mengeherankan jika banyak
perusahaan membelanjakan uangnya untuk mengiklankan produknya
melalui media televisi.
2.3
Perilaku konsumen
Perilaku konsumen
16
adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan.[1] Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian.[2] Untuk barang berharga
jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high15
16
Naypsikosa. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi. 2011
Perilaku Konsumen. lib.atmajaya.ac.id
21
involvement)
proses
pengambilan
keputusan
dilakukan
dengan
pertimbangan yang matang.
2.4
Perilaku konsumtif khalayak
Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat
sama terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempunyai
pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya
pengalaman untuk itu.
Dalam kaitannya sebagai penerima pesan yang disiarkan oleh media
massa maupun individual, distribusi informasi dan perubahan perilaku pada
penerima pesan memiliki urutan sebagai berikut:
1. Seleksi
2. Interpretasi (penerjemahan pesan/pemaknaan)
3. Masuk memori (teringat)
4. Proses berpikir
5. Perilaku/tindakan (evaluasi: senang/tidak senang) atau
kecenderungan bertindak terhadap informasi yang mereka terima.
Lubis (Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah
perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional,
melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah
tidak rasional lagi. Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(dalam
Sumartono,
2002)
mengatakan
perilaku
konsumtif
adalah
kencenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan
manusia lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan.
Sedangkan Anggasari (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku
22
konsumtif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak
diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Lebih lanjut Dahlan
(dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif yang ditandai
oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang
dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik
sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan
didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan sematamata.17
Kesimpulannya adalah perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku
membeli
dan
pertimbangan
menggunakan
yang
rasional
barang
dan
yang
memiliki
tidak
didasarkan
kencenderungan
pada
untuk
mengkonsumsi sesuatu tanpa batas dimana individu lebih mementingkan
faktor keinginan daripada kebutuhan serta ditandai oleh adanya kehidupan
mewah dan berlebihan, pengunaan segala hal yang paling mewah yang
memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik.
2.4.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Menurut
Sumartono
(2002),
munculnya
perilaku
dikalangan mahasiswa disebabkan oleh dua hal yaitu : 18
17
Daud, Abu. 2010. Pengertian Perilaku Konsumtif.
konsumtif
23
1. Faktor Internal
Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif
individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar,
kepribadian dan konsep diri.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif
individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok
sosial dan referensi serta keluarga.
Berdasarkan uraian diatas, maka faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumtif dapat dibagi atas dua yakni faktor internal dan faktor eksternal.
2.4.2
Indikator Perilaku Konsumtif
Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif
amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku
konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan
atas dasar kebutuhan pokok. Dan secara operasional, indikator perilaku
konsumtif yaitu :
1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang
ditawarkan jika membeli barang tersebut.
2. Membeli produk karena kemasannya menarik.
Konsumen mahasiswa sangat mudah terbujuk untuk membeli
produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warnawarna yang menarik. Artinya motivasi untuk membeli produk
24
tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan
menarik.
3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
Konsumen mahasiswa mempunyai keinginan membeli yang
tinggi, karena pada umumnya mahasiswa mempunyai ciri khas
dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya
dengan tujuan agar mahasiswa selalu berpenampilan yang dapat
menarik perhatian orang lain. Mahasiswa membelanjakan
uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri.
4. Membeli produk atas pertimbangan harga
(bukan atas dasar
manfaat atau kegunaannya).
Konsumen mahasiswa cenderung berperilaku yang ditandakan
oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan
segala hal yang dianggap paling mewah.
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
Mahasiswa mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik
dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya
sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan
barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial
yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat
memberikan simbol status agar kelihatan lebih keren dimata
orang lain.
6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan.
25
Mahasiswa
cenderung
meniru
perilaku
tokoh
yang
diidolakannnya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang
dapat dipakai tokoh idolanya. Mahasiswa juga cenderung
memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia
mengidolakan public figure produk tersebut.
7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal
akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.
Mahasiswa sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena
mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat
menumbuhkan rasa percaya diri. Cross dan Cross (dalam
Hurlock,1999) juga menambahkan bahwa dengan membeli
produk yang mereka anggap dapat mempercantik penampilan
fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri.
8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).
Mahasiswa akan cenderung menggunakan produk jenis sama
dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan,
meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.
2.5.
Hierarki Efek
Mengingat iklan merupakan suatu proses atau kegiatan komunikasi
yang
melibatkan pihak perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat
dikatakan bahwa AIDDA adalah teori yang sesuai untuk melihat tahapan
iklan tersebut. Menurut Effendy (2002 : 25), AIDDA adalah singkatan dari
Attention, Interest,
Desire,
Decision, dan
Action. Proses pentahapan
26
komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai
dengan membangkitkan perhatian atau attention. 19
Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik.
Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadi
suatu awal suksesnya proses komunikasi. Apabila perhatian komunikan
telah terbangkitkan, hendaknya disusun dengan upaya menumbuhkan minat
atau interest, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian.
Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi
timbulnya suatu hasrat atau desire untuk melakukan suatu kegiatan yang
diharapkan oleh komunikator.
Jika hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, maka bagi
komunikator ini belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan
datangnya keputusan atau decision, yaitu keputusan untuk melakukan
kegiatan atau action sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator
(Khasali, 1992 : 83-86).
Sebuah iklan akan memberikan efek bagi
responden yang mendengarkan, dan atau menyaksikan sebuah iklan.
Adapun efek sebuah iklan menurut Jefkins (1996 : 234 - 235) :
a. Perhatian
Kecuali
suatu
iklan
berhasil
memenangkan
perhatian,
memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan
lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun
19
Santoso, Urip. 2010. Tujuan dan Akibat Komunikasi.
http://uripsantoso.wordpress.com/tag/model-aida/
27
oleh pembaca. Beberapa stimulus mampu menarik perhatian
karena orang diajari atau dikondisikan untuk bereaksi terhadap
suatu iklan, sebagai contoh : musik / sound seperti telepon atau
bel pintu dan sirine yang meraung-raung kadang dimasukkan
sebagai latar belakang iklan radio dan televisi. Jalan cerita yang
menggambarkan pesan iklan itu sendiri juga dianggap mampu
menarik perhatian.
b. Ketertarikan
Tidak ada patokan tertentu yang membuat orang tertarik pada
iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan
mereka, dimana daya tarik iklan di sini menggunakan sederetan
selebritis yang dianggap paling cantik dan elegan yang sesuai
dengan image produk.
c. Keinginan
Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan
terpikat, maka harus didorong untuk menginginkan produk atau
jasa yang diiklankan. Pengetahuan juga meningkatkan kemauan
konsumen untuk memahami suatu pesan. Efek menguntungkan
pemahaman ini akan disertai berkurangnya kesalahpahaman. Jadi
harapan yang diciptakan label merk cukup kuat untuk mengubah
persepsi konsumen atas suatu produk. Sifat kebutuhan konsumen
pada Universitas Mercu Buana waktu disodori suatu iklan akan
mempengaruhi penekanan yang diberikan pada sifat pemikat
28
perhatian suatu iklan karena konsumen sudah dimotivasi
kebutuhannya sendri untuk memproses iklan itu.
d. Keputusan
Keputusan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan
untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang
diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu
memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan
pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana
yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini mungkin dapat
diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap
produk yang diiklankan.
e. Tindakan
Yaitu bagaimana iklan mampu menimbulkan respon. Iklan di
media massa mampu membuat khayalak melakukan tindakan
sesuai yang diinginkan, yang mengarah pada tindakan pembelian
nyata dan atau pembelian ulang bagi konsumen yang mempunyai
loyalitas.
Selain itu, penulis juga memakai pendapat bahwa proses periklanan
adalah berkomunikasi, dimana tujuannya adalah berkomunikasi dengan:
1. Orang yang tepat
2. Tempat yang tepat
3. Waktu yang tepat
4. Pesan yang tepat
5. Sarana yang tepat
29
Ad. 1. Orang yang tepat (Target Audience)
Adalah mereka yang memiliki kemungkinan besar untuk membeli
atau mempergunakan produk atau jasa klien kita dan mungkin telah atau
akan menggunakannya.
Ad.2. Tempat yang tepat (Target Audience)
Mungkin dalam lingkup internasional, nasional, regional atau suatu
tempat yang ditentukan dimana dapat ditentukan dari tempat konsumen
(calon konsumen tinggal) atau tempat produk/jasa klien tersedia.
Ad.3. Waktu yang tepat (jangka waktu beriklan)
Mungkin sepanjang tahun, bulan, minggu, hari dapat juga pada suatu
pengenalan atau promosi penjualan maupun daur pembelian (buying cycle).
Ad.4. Pesan yang tepat (isi materi iklan yang disampaikan)
Adalah pesan yang mampu memotivasi para sasaran untuk
membeli/menggunakan produk/jasa klien dengan cara yang benar.
Ad.5.
Sarana
yang
tepat
(media
yang
digunakan
untuk
menyampaikan pesan)
Adalah metode komunikasi terbaik dengan kontak personal,
penggunaan jasa humas, atau penggunaan teknik iklan di media.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori AIDA dalam melihat
suatu pengaruh yang ditimbulkan dari suatu iklan, yakni iklan Simpati
Sosialita paket Blackberry dalam iklannya yang menarik perhatian khalayak
untuk mencoba produknya, mempersuasifkan sebuah cerita kehidupan
sosial yang terjadi sehari-hari sampai mendapatkan perhatian kemudian
yang terakhir sekali adalah pembuktian mengenai berhasil atau tidaknya
30
iklan tersebut terhadap perilaku pembelian, bahkan perubahan sikap yang
tadinya tidak ingin membeli, menjadi membeli, atau sikap yang sering
dikatakan perilaku konsumtif khalayak.
2.6
Hipotesis Teoritis
Ho : Tidak ada pengaruh aktivitas Iklan Simpati Paket Blackberry Sosialita
terhadap perilaku konsumtif mahasiswa FIKOM PKK Universitas
Mercu Buana, Meruya – Jakarta.
H1 :
Ada pengaruh aktivitas Iklan Simpati Paket Blackberry Sosialita
terhadap perilaku konsumtif mahasiswa FIKOM PKK Universitas
Mercu Buana, Meruya – Jakarta.
Download