11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklan sebagai suatu proses komunikasi Proses iklan pada umumnya mengandung nilai komunikasi, karena periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk memperhatikan kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator (source) kepada komunikan (receiver) melalui suatu media, yang kemudian proses itu berkembang menjadi proses penyampaian pesan kepada konsumen yang disebut iklan. 7 Dalam pengetahuan iklan memberikan informasi dan fakta-fakta mengenai produk. Dengan mendapatkan informasi, seseorang mendapat pengetahuan iklan dapat disebut efektif bila ia berhasil menambah pengetahuan khalayak mengenai suatu produk. Dalam kegiatan pengiklan, sumber mengharapkan dampak yang positif dari konsumen, karena periklanan merupakan usaha untuk mendorong dari tahap tidak tahu akan suatu produk hingga tertarik terhadap produk. Iklan merupakan bagian dari promotion mix , secara sederhana iklan didefinisikan sebagai salah satu bentuk pesan suatu produk yang 7 Kasali, Rhenald. 1993. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT. Pustaka Utama Graffiti hal.51 11 12 disampaikan melalui media dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Jadi iklan merupakan media yang paling potensial dalam menyampaikan isi pesan yang persuasif. Iklan dapat juga sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsifungsi seperti yang diemban media masa lainnya. Selain itu iklan juga berfungsi dalam pemasaran, fungsi iklan adalah mendatangkan uang karena orang membeli produk yang diiklankan serta memberikan informasi singkat bagi calon pemakai jasa atau barang. Joseph R. Dominick mendefinisikan komunikasi massa sebagai mass-communi-cation refers to the process by which a complex organization with the aid of one or more machine producers and transmits public message that are directed at large, heterogenous and scattered audience. Lebih tegas definisi komunikasi massa menurut Devito adalah; pertama, adalah komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak yang meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang terdiri dari audio dan atau visual. 13 Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, film buku. 8 Sedangkan De Fleur dan Dennis mengartikan komunikasi massa sebagai; Mass communication is a process in which professional communicator use media to disseminate messages widely, rapidly, and continually to arouse intended meaning in large and divese audiences in attempts to influence them in variety of ways. 9 Berdasarkan beberapa definisi di atas komunikasi massa dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak ataupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak pada saat yang sama dengan umpan balik yang tertunda. 2.2. Televisi Sebagai Media Periklanan Semenjak munculnya beberapa televisi swasta, semenjak itu pula iklan televisi menjadi primadona media beriklan. Menurut Farbey (1987) televisi merupakan media yang banyak disukai kalangan pengiklan karena akibat yang ditimbulkannya. 10 Televisi menggunakan warna, suara, gerakan, dan musik. Selain itu pemirsanya dapat diseleksi menurut jenis program dan waktu tayangannya. Televisi adalah media yang mampu menjangkau wilayah luas, dapat dimanfaatkan oleh semua pengiklan untuk 8 Effendi, Onong Uchjana, Drs, M.A. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya hal.21 9 De Fleur, Melvin & Everret E Dennis. 1985. Understanding Mass Communication, Second Edition.. Boston: Hoogton Muffin Company hal.10 14 tes pemasaran atau peluncuran suatu produk baru. Menurut Media Scene 1998/1999 belanja iklan di televisi semenjak 1995 sampai 1999 selalu menduduki peringkat I. Iklan televisi menurut Sutedjo Hadiwasito (1996) dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori pesan visual yang disampaikan yaitu:11 • Fakta (langsung tanpa embel-embel, fakta yang dibumbui atau didramatisir). • Perbandingan (perbandingan langsung dua produk yang saling bersaing di pasar). • Kisah hidup (memperlihatkan kaitan produk dengan pemakai dalam keadaan normal). • Gaya hidup (lebih menitikberatkan pada gaya hidup seorang atau lebih yang merupakan pemakai dari produk tersebut). • Fantasi (khayalan tentang produk yang bersangkutan atau penggunaannya). • Still life (menggambarkan produk-produk dalam keadaan diam, namun dibuatnya menarik dengan permainan kamera). • Demonstrasi (demonstrasi penggunaan produk). • Metafor (meminjamkan benda lain sebagai simbol atau gambaran yang terdekat dengan suatu produk). • Image (menggambarkan suasana hati atau sebuah citra). • Musikal (menyajikan satu orang atau lebih yang menyanyikan sebuah lagu yang berkaitan dengan sebuah produk). 11 Flaurentia, Gita. 2012. Reception Analysis: Mass Communication as Social Production of Meaning Studi kasus: Iklan Kecap Sedaap. 15 • Karakter (menciptakan simbol atau karakter yang melambangkan sifat sebuah produk). • Drama (dramatisasi dari kegunaan atau manfaat sebuah produk). • Reportase (menampilkan seseorang yang mewakili perusahaan atau produk dengan komentar atau berita tentang produk yang bersangkutan). • Testimonial (menampilkan seseorang yang mewakili perusahaan atau produk dengan komentar atau berita tentang produk yang bersangkutan). • Teknis (hal-hal teknis sekitar produksi sebuah produk untuk memperkuat citra). • Bukti Ilmiah (bila ada bukti-bukti ilmiah bisa memperkuat produk). • Analogi (meminjam daya tarik benda lain yang sesungguhnya tak berhubungan langsung). • Humor (iklan yang bisa mengambil bintang utama pelawak) Meskipun jalan cerita atau visual iklan televisi menarik belum tentu komunikan yang dituju mengerti maksud pesan yang disampaikan. Disini persepsi komunikan sangat berperan untuk menentukan keberhasilan iklan. 16 2.2.1. Elemen-elemen Iklan Televisi Dalam pembuatan iklan dibutuhkan elemen-elemen yang mendukung periklanan televisi, elemen-elemen dalam iklan televisi dibagi mejadi dua yaitu, elemen video dan audio.12 1. Elemen Video Elemen video atau visual dalam iklan adalah apapun yang terlihat dalam layar televisi. Elemen visual biasanya mendominasi sebuah iklan. Jadi elemen visual sebisa mungkin dapat menarik perhatian penonton dan mengkomunikasikan ide, pesan atau gambar. Elemen ini meliputi produk, action sequences, talent, setting, presenter. a. Produk (Product), merupakan suatu objek yang ingin dipersuasikan kepada khalayak. b. Urutan/Adegan (Action Sequences), urutan adegan jalan cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin disampaikan. c. Latar Belakang (Setting), Latar belakang harus disesuaikan dengan alur cerita. d. Model (Talent), model/talent merupakan orang yang muncul dalam iklan, orang tersebut dapat memainkan peranan berbagai macam peran 12 Elemen-elemen Periklanan. 2009. www.scribd.com/doc/22639120/18/elemen-elemen- periklanan 17 e. Naskah, naskah atau kalimat yang muncul dalam iklan. 2. Elemen Audio Dalam suatu iklan musik dan suara termasuk dari bagian elemen Audio. a. Suara (Voice), suara digunakan dalam beberapa cara dalam iklan. Suara biasanya bersamaan terdengar dari pertunjukan langsung atau dari percakapan orang yang terkenal yang nampak pada suatu iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle, spoken dialogue (perbincangan) dan announcement (pengumuman). Suara dalam dialog biasanya menggunakan suara dari karakter yang berbicara misalnya anak-anak, orang tua, pria dan wanita. b. Musik, musik juga merupakan bagian pentig dalam suatu iklan televisi, dan dapat memainkan bermacam peran, dalam suatu iklan musik menjadi suatu pusat pesan iklan. Musik bisa digunakan untuk menarik perhatian, menerobos segala kekacauan dalam suatu iklan, mengkomunikasikan point utama penjualan, membantu meningkatkan image. Selain unsur tersebut menurut Kasali 13 unsur-unsur iklan televisi terdapat pula unsur slogan dan logo, yaitu: 13 Kasali, Rhenald. 1993. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT. Pustaka Utama Graffiti Hal.120 18 1. Slogan / strap line, adalah baris kalimat penutup (the pay of line), hal ini untuk digunakan sebagai alat menciptakan merek atau perusahaan. 2. Logo adalah simbol atau identifikasi suatu produk atau perusahaan, digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui mengenali produk tersebut dengan mudah. 2.2.2. Keunggulan dan Kelemahan Televisi Dalam suatu kampanye periklanan, media televisi juga mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: 14 1. Efisiensi Biaya Salah satu keunggulan televisi adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi menjangkau khalayak yang dapat dicapai oleh media lainnya, termasuk khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. 2. Dampak yang kuat Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, penglihatan dan pendengaran. Sehingga dapat menunjukkan sesuatu. 14 Muwarni, Endah. 2004. Dasar-dasar Periklanan. Jakarta: Wacana Jurnal Ilmiah Komunikasi Hal.109-110 19 3. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Bahkan televisi menjadi sumber informasi terhadap berbagai produk yang disampaikan produsen. Kadang-kadang perusahaan yang gencar melakukan periklanan di media televisi menggambarkan bonafiditas perusahaan. Selain kekuatan, televisi juga mempunyai keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan dari televisi diantaranya adalah : 1. Keunggulan media televisi - Kesan realistis, karena sifatnya yang audio visual dan merupakan kombinasi dari warna dan gerakan. Makan iklan televisi nampak begitu hidup dan seperti nyata. Kelebihan ini tidak dimiliki dari media lain. - Perhatian khalayak lebih tinggi, televisi disiarkan ke rumahrumah dan disaksikan dalam suasana santai, sehingga khalayak lebih mudah memberikan perhatian. - Pengulangan / Repetisi, iklan televisi biasanya ditayangkan beberapa kali dalam sehari, sehingga lebih mampu memberikan kesan / impresi yang mendalam pada diri khalayaknya. 20 2. Kelemahan media televisi - Televisi cenderung menjangkau khalayak secara massal tanpa seleksi, siapapun dapat menyaksikan acara televisi setiap saat. - Televisi tidak dapat memberikan data / informasi terperinci mengenai produk, karena pada umumnya spot iklan televisi berdurasi sangat pendek (30 atau 40 detik setiap spot iklan). - Biaya memasang iklan di televisi sangat mahal dibanding dengan media periklanan lainnya. 15 Berdasarkan pertimbangan kelebihan spesifik yang dimiliki televisi di atas, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa televisi masih dianggap sebagai media yang lebih efisien mempersuasi konsumen dibandingkan dengan media massa lainnya. Karena tidak mengeherankan jika banyak perusahaan membelanjakan uangnya untuk mengiklankan produknya melalui media televisi. 2.3 Perilaku konsumen Perilaku konsumen 16 adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.[1] Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.[2] Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high15 16 Naypsikosa. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi. 2011 Perilaku Konsumen. lib.atmajaya.ac.id 21 involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. 2.4 Perilaku konsumtif khalayak Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu. Dalam kaitannya sebagai penerima pesan yang disiarkan oleh media massa maupun individual, distribusi informasi dan perubahan perilaku pada penerima pesan memiliki urutan sebagai berikut: 1. Seleksi 2. Interpretasi (penerjemahan pesan/pemaknaan) 3. Masuk memori (teringat) 4. Proses berpikir 5. Perilaku/tindakan (evaluasi: senang/tidak senang) atau kecenderungan bertindak terhadap informasi yang mereka terima. Lubis (Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah kencenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan. Sedangkan Anggasari (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku 22 konsumtif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Lebih lanjut Dahlan (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan sematamata.17 Kesimpulannya adalah perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli dan pertimbangan menggunakan yang rasional barang dan yang memiliki tidak didasarkan kencenderungan pada untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas dimana individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan serta ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, pengunaan segala hal yang paling mewah yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik. 2.4.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Menurut Sumartono (2002), munculnya perilaku dikalangan mahasiswa disebabkan oleh dua hal yaitu : 18 17 Daud, Abu. 2010. Pengertian Perilaku Konsumtif. konsumtif 23 1. Faktor Internal Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga. Berdasarkan uraian diatas, maka faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif dapat dibagi atas dua yakni faktor internal dan faktor eksternal. 2.4.2 Indikator Perilaku Konsumtif Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok. Dan secara operasional, indikator perilaku konsumtif yaitu : 1. Membeli produk karena iming-iming hadiah. Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut. 2. Membeli produk karena kemasannya menarik. Konsumen mahasiswa sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warnawarna yang menarik. Artinya motivasi untuk membeli produk 24 tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan menarik. 3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. Konsumen mahasiswa mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya mahasiswa mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar mahasiswa selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Mahasiswa membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri. 4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya). Konsumen mahasiswa cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah. 5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. Mahasiswa mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan simbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang lain. 6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan. 25 Mahasiswa cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannnya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolanya. Mahasiswa juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut. 7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Mahasiswa sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Cross dan Cross (dalam Hurlock,1999) juga menambahkan bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri. 8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Mahasiswa akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya. 2.5. Hierarki Efek Mengingat iklan merupakan suatu proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa AIDDA adalah teori yang sesuai untuk melihat tahapan iklan tersebut. Menurut Effendy (2002 : 25), AIDDA adalah singkatan dari Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action. Proses pentahapan 26 komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian atau attention. 19 Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadi suatu awal suksesnya proses komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusun dengan upaya menumbuhkan minat atau interest, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya suatu hasrat atau desire untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Jika hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, maka bagi komunikator ini belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision, yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan atau action sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator (Khasali, 1992 : 83-86). Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan, dan atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Jefkins (1996 : 234 - 235) : a. Perhatian Kecuali suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun 19 Santoso, Urip. 2010. Tujuan dan Akibat Komunikasi. http://uripsantoso.wordpress.com/tag/model-aida/ 27 oleh pembaca. Beberapa stimulus mampu menarik perhatian karena orang diajari atau dikondisikan untuk bereaksi terhadap suatu iklan, sebagai contoh : musik / sound seperti telepon atau bel pintu dan sirine yang meraung-raung kadang dimasukkan sebagai latar belakang iklan radio dan televisi. Jalan cerita yang menggambarkan pesan iklan itu sendiri juga dianggap mampu menarik perhatian. b. Ketertarikan Tidak ada patokan tertentu yang membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka, dimana daya tarik iklan di sini menggunakan sederetan selebritis yang dianggap paling cantik dan elegan yang sesuai dengan image produk. c. Keinginan Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, maka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. Pengetahuan juga meningkatkan kemauan konsumen untuk memahami suatu pesan. Efek menguntungkan pemahaman ini akan disertai berkurangnya kesalahpahaman. Jadi harapan yang diciptakan label merk cukup kuat untuk mengubah persepsi konsumen atas suatu produk. Sifat kebutuhan konsumen pada Universitas Mercu Buana waktu disodori suatu iklan akan mempengaruhi penekanan yang diberikan pada sifat pemikat 28 perhatian suatu iklan karena konsumen sudah dimotivasi kebutuhannya sendri untuk memproses iklan itu. d. Keputusan Keputusan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini mungkin dapat diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang diiklankan. e. Tindakan Yaitu bagaimana iklan mampu menimbulkan respon. Iklan di media massa mampu membuat khayalak melakukan tindakan sesuai yang diinginkan, yang mengarah pada tindakan pembelian nyata dan atau pembelian ulang bagi konsumen yang mempunyai loyalitas. Selain itu, penulis juga memakai pendapat bahwa proses periklanan adalah berkomunikasi, dimana tujuannya adalah berkomunikasi dengan: 1. Orang yang tepat 2. Tempat yang tepat 3. Waktu yang tepat 4. Pesan yang tepat 5. Sarana yang tepat 29 Ad. 1. Orang yang tepat (Target Audience) Adalah mereka yang memiliki kemungkinan besar untuk membeli atau mempergunakan produk atau jasa klien kita dan mungkin telah atau akan menggunakannya. Ad.2. Tempat yang tepat (Target Audience) Mungkin dalam lingkup internasional, nasional, regional atau suatu tempat yang ditentukan dimana dapat ditentukan dari tempat konsumen (calon konsumen tinggal) atau tempat produk/jasa klien tersedia. Ad.3. Waktu yang tepat (jangka waktu beriklan) Mungkin sepanjang tahun, bulan, minggu, hari dapat juga pada suatu pengenalan atau promosi penjualan maupun daur pembelian (buying cycle). Ad.4. Pesan yang tepat (isi materi iklan yang disampaikan) Adalah pesan yang mampu memotivasi para sasaran untuk membeli/menggunakan produk/jasa klien dengan cara yang benar. Ad.5. Sarana yang tepat (media yang digunakan untuk menyampaikan pesan) Adalah metode komunikasi terbaik dengan kontak personal, penggunaan jasa humas, atau penggunaan teknik iklan di media. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori AIDA dalam melihat suatu pengaruh yang ditimbulkan dari suatu iklan, yakni iklan Simpati Sosialita paket Blackberry dalam iklannya yang menarik perhatian khalayak untuk mencoba produknya, mempersuasifkan sebuah cerita kehidupan sosial yang terjadi sehari-hari sampai mendapatkan perhatian kemudian yang terakhir sekali adalah pembuktian mengenai berhasil atau tidaknya 30 iklan tersebut terhadap perilaku pembelian, bahkan perubahan sikap yang tadinya tidak ingin membeli, menjadi membeli, atau sikap yang sering dikatakan perilaku konsumtif khalayak. 2.6 Hipotesis Teoritis Ho : Tidak ada pengaruh aktivitas Iklan Simpati Paket Blackberry Sosialita terhadap perilaku konsumtif mahasiswa FIKOM PKK Universitas Mercu Buana, Meruya – Jakarta. H1 : Ada pengaruh aktivitas Iklan Simpati Paket Blackberry Sosialita terhadap perilaku konsumtif mahasiswa FIKOM PKK Universitas Mercu Buana, Meruya – Jakarta.