filsafat - WordPress.com

advertisement
lao
fz/"x/ fur^
@/c acL/r,tt rrQz
KONSEP DASAR FILSAFAT ADMINISTRASI
A.
Beberapa Pengertian Pokok
Jika seseorang hendak membicarakan "Filsafat Administlasi", ada beberapa pengeltian pokok
yang perlu diketahui. Kegunaan suatu definisi ialah sebagai titik tolak pembahasan. Istilah-istilah
tersebut adalah
1
:
Filsafat
Filsafat dalam bahasa yunani terdiri dari dua suku kata, yaitu philos dan shopia. Philos biasanya
diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Shophia dapat diarlikan kebijaksanaan
atau kearifan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa "filsafat" berarti cinta kepada
kebijaksanaan. Menjadi bijaksana berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan demikian
dapat pula dikatakan bahwa berfilsafat berafli berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan
sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikatnya, fungsinya, ciri-cirinya, kegunaannya, masalahmasalahnya, serta pemecah-pemecahan terhadap masalah-masalah itu.
2.
Administrasi
Menurut Prajud i Atmosudirdjo
:
"Administrasi merupakan suatu fenomena sosial, suatu perwujudan tertentu didalam masyarakat
modem. eksistensi dari administrasi ini berkaitan dengan organisasi, artinya bahwa administrasi
itu terdapat didalam suatu organisasi".
Administrasi dapat didefinisakan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang
manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Ada beberapa hal yang terkandung dalam definisi diatas:
Pertama, administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya
sedang akhirnya tidak diketahui. Kedua, administrasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yaitu
adanya dua manusia atau lebih, adanya tujuan yag hendak dicapai, adanya tugas adanya tugastugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan dan perlemgkapan untuk melaksanakan tugastugas itu. Kedalam golongan peralatan dan perlengkapan termasuk pula waktu, tempat, pralatan
materi serta sarana lainnya. Ketiga, bahwa administrasi sebagai proses kerjasama bukan
merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban
manusia. Tegasnya administrasi sebagai seni merupakan suatu fenomena sosial.
ry
.
a.
Administrasi sebagai proses
Telah disinggung di muka bahwa proses adalah sesuatu yang permulaannya diketahui akan tetapi
akhimya tidak diketahui. Dengan demikian administrasi adalah suatu proses melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu yang dimulai sejak adanya dua orang yang bersepakat untuk bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu pula. Bilamana prosesnya itu akan berakhir tidak
diketahui karena bila kedua orang itu akan memutuskan untuk bekerjasama lagi tidak ada yang
mengetahui. Malahan mereka sendiri pun tidak mungkin tidak mengetahuinya.
b.
Tentangunsur-unsuradministrasi
Telah dikatakan dimuka tadi bahwa adanya sesuatu, dalam hal ini administrasi adalah karena
adanya unsur-unsur tertentu yang menjadikan adanya sesuatu itu. Telah dikatakan bahwa unsureunsur (bagian-bagian yang mutlak) dari administrasi adalah :
1)
Dua orang manuasia atau lebih,
2)
Tujuan,
3)
Tugas yang hendak dilaksanakan sefta,
4)
Sarana dan prasarana tertentu.
Mengenai unsur manusia, diperlukan lebih dari satu orang karena seseorang tidak dapat bekerja
sama dengan dirinya sendiri. Karena itu harus ada orang lain yang secara sukarela atau dengan
cara lain diajak turut serta dalam proses kerja sama itu.
c.
Tujuan
Terlalu sering orang beranggapan bahwa tujuan, proses administrasi harus selalu ditentukan oleh
orang-orang yang bersangkutan langsung dengan proses tersebut. Hal ini tidak benar karena
tujuan yang hendak dicapai dapat ditentukan oleh semua orang yang langsung terlibat dalam
proses administrasi itu. Tujuan dapat pula ditntukan oleh hanya sebagian dan mungkin pula
malah oleh seorang dari mereka yang terlibat. Akan tetapi, bukanlah sesuatu hal yang mustahil
pula bahwa orang lainlah yang menentukan tujuan yang hendak dicapai.
d.
Tugas dan Pelaksanaannya
Berbicara mengenai tugas yang hendak dilaksanakan, sring pula orang beranggapan bahwa
proses administrasi baru timbul apabila ada kerjasama. Tidak dernikian halnya denganjika
ditrima pendapat bahwa unsure merupakan bagian yang mutlak dari sesuatu, kondisi ideal.
Arlinya perlu ditekankam\n bahwa pencapaian tujuan akan lebih efisisen dan ekonomis apabila
semua orang yang terlibat mau bekerja sama satu sama lain. Akan tetapi tanpa kerja sama pun,
misalnya dalam hal penyelesian tugas yang dipaksakan, proses administrasi terjadi. Dengan
demikian, kerja sama dalam administrasi dapat digolongkan kepada dua golongan yaitu kerja
sama yang iklas dan sukarela (voluntary cooperation), dan ke{a sama yang dipaksakan
(compulsory atau antagonistic cooperation).
e.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam suatu proses administrasi tergantung dari berbagai
factor, sepefii :
I
)
Jumlah orang yang terlibat dalam proses tersebut,
2.) Sifat tujuan yang hendak dicapai.
3)
Ruang lingkup serta aneka ragamnya tugas yang hendak dijalankan dan,
4)
Sifat kerja sama yang dapat diciptakan dan di kembangkan.
Secara "aksiomatik" dapat dikatakan bahwa semakin sedikit jurnlah orang yang terlibat, semakin
sederhana tujuan yang hendak dicapai serta semakin sederhana tugas-tugas yang hendak
dilaksanakan, semakin sederhana pula sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Dapat dipastikan pula sifat, ruang lingkup, dan bentuk kegiatan administrasi berbeda dari satu
zaman ke zarnan yang lainnya; ia berbeda pula dari suatu masyarakat ke masyarakat lainnya; ia
berbeda pula dari satu waktu dan kondisi ke lain waktu dan kondisi. Tujuan yang berbeda-beda,
tingkat kebutuhan yang berlain-lainan, kecerdasan yangberaneka ragam, kesemuanya turut
menentukan bentuk dan sifat administrasi yang diperlukan.
Yang jelas ialah bahwa usia administrasi adalah sama dengan peradaban manusia karena apabila
ada dua orang yang beke{a bersama-sama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat
digulingkan hanya oleh seseorang diantara mereka, pada saat iru administrasi telah ada (Herbert
A. Simon, et. At., Public Administration, Alferd A. Knopf, 1959, halaman 3). Hal ini lah yang
dimadsud jika dikatakan bahwa administrasi merupakan suatu fenomena sosial.
Sampai dengan tajhun 1886, pada dasamya manusia mengenal administrasi sebagai seni.
Kemudian pada tahun 1886 itu timbullah suatu ilmu baru, yang sekarang ini dikenal dengan ilmu
administrasi yang objek studinya tidak termasuk objek studi ihnu-ilmu yang lain. Ilmu
administrasi tlah pula memiliki metode analisisnya sendiri, sistematikanya sendiri, prinsipprinsip, dalil-dalil, serta rumus-rumusnya sendiri.
Timbulnya ilmu administrasi sering dikenal sebagai suatu modern phenomenon karena ia timbul
pada abad modem ini. Akan tetapi, dengan timbulnya ilmu administrasi tidak berarti hilangnya
sifat "seni"nya. Karena itu sekarang ini administrasi dikenal sebagai suatu afiistic science karena
dalam penerapanya, seninya masih tetap memegang peranan yang menentukan. Sebaliknya, sni
administrasi dikenal dengan sebagai suatu scientific art karena seni itu sudah didasarkan atas
sekelompok prinsip-pripsip yang telah teruji "kebenarannya".
3.
Manajemen
Manajemen dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu sebagai proses penyelenggaraan
berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau ketrampilan
orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh suaru hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa manajemen merupakan inti dari administrasi karena memang manajemen merupakan alat
pelaksana utama administrasi.
Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa manajemen dalam arti sekelompok pimpinan
tidak melaksanakan sendiri krgiatan-kegiatan yang bersifat operasional, melainkan mengatur
tindakan{indakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut bawahan. Dengan perkataan
lain, dapat dikatakan bahwa administrasi dapat dibedakan. Apabila dilihat dari segi fungsional,
administrasi mempunyai dua tugas utama, yakni :
) Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai (organizational goal),
2) Menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organisai (general and over all
I
policies).
Sebaliknya, manajemen pada hakikatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-kegiatan
yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksnaan umum
yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Jelas hal ini tidak berarti bahwa manajemen
tidak boleh menentukan tujuan, akan tetapi tujuan yang ditentukan pada tingkat manaj emen
hanya boleh bersifat departmental atau sektoral. Sekaligus hal ini di bidang penentuan
kebijaksanan tidak pula berarti bahwa tingkat manajemen tidak ada penentuan policy. Hanya saja
kebijaksanaan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat khusus dan atau
pelaksanaan (operasional).
Hal-hal yang dikatakan dimuka kiranya jelas menunjukkan bahwa manajemen rnerupakan aspek
administrasi dan oleh karena itulah administrasi dan oleh itulah administrasi lebih luas daripada
manajemen. Hal ini perlu ditegaskan mengingat bahwa bahwa di kalangan teoretis maupun
praktisi masih sering terdapat dualisme pengertian administrasi. Di satu pihak terdapat
pengertian administrasi dalam arli luas seprti telah didefinisikan pada permulaan bab ini. Dilain
pihak masih terlalu sering administrasi iru diartikan secara sempit, yaitu administrasi dalam
pengetian ketatausahaan yang sesungguhnya hanya merupakan bagian kecil dari kegiatankegiatan operasional administrasi dalam arti luas.
4.
Kepemimpinan(Leadership)
Sering dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan inti manajemen. Memang demikianlah hanya
karena kepemimpinan merupakan "motor atau daya penggerak setnua sumber-sumber dan alatalat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi".
Resources itu digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu:
l)
Sumber daya manusia, dan
2)
Sumber daya lainnya.
Karenanya dapat dikatakan bahwa sukses atautidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang
telah ditentukan sangat tergantung atas kemampuan para anggota pimpinannya untuk
menggerakkan sumber-sumber dan alat-alat tersebut sehingga penggunaarutya berlangsung
dengan efisien, ekonomis dan efektif.
5.
Human Relations
Sebagaimana telah dikatakan di rnuka, para ahli administrasi pada umumnya sependapat bahwa
manajemen merupakan inti administrasi dan kepemimpinan merupakan inti dari manajemen.
Akan tetapi, pendapat ini masih perlu diperdalam dengan mengatakan bahwa human relations
merupakan aspek yang sangat penting dari kepemimpinan, terutama apabila ditinjau dari segi
kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Dengan perkataan lain, di bidang administasi sekarang ini telah disadari dan diakui bahwa di
dalam setiap kegiatan administrasi unsur manusia serla hubungan-hubungan antannanusia itu
faktor yang menentukan sukses-tidaknya proses administrasi itu dijalankan. Hal ini berarli bahwa
manusia di dalam suatu organisasi tidak boleh diperlakukan sama dengan unsur-unsur
administrasi lainnya, seperti modal, mesin, alat-alat perlengkapan, dan lain sebagainya.
Pengerlian ini akan menjadi lebih jelas lagi apabila diingat bahwa human relations adalah
keseluruhan rangkaian hubungan, baik yang bersifat formal maupun infotmal, antara atasan
dengan bawahan, atasan dengan atasan, serta bawahan dengan bawahan yang lain yang harus
dibina dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu tearnwork dan suasana kerja yang
serasi dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan.
6. Organisasi
Di dalam buku ini definisi organisasi yang dipergunakan ialah: setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara fotmal terikat dalam rangka pencapaian
suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang/beberapa orang yang
disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan.
Definisi diatas menunjukkan bahwa organisasi dapat ditinjau dari dua segi pandangan, yaitu
sebagai berikut.
l.
Organisasi sebagai wadah di mana kegiatan-kegiatan administrasi dijalankan.
2.
Organisasi sebagai rangkaian hierarki dan interaksi antara orang-orang dalam suatu
ikatan formal.
Sebagai wadah organisasi relatif bersifat statis, sedangkan sebagai suatu rangkaian hierarki dan
interaksi manusia, organisasi merupakan suatu proses dan dengan demikian ia bersifat lebih
dinamis.
Dewasa ini para sa4'ana ilmu administrasi semakin banyak memberikan perhatian kepada
organisasi sebagai suatu proses meskipun perhatian terhadapnya sebagai wadah kegiatan ke4'a
tetap penting. Ha[ ini adalah akibat perhatian yang semakin besar terhadap unsur manusia di
dalam suatu organisasi.
7.
Administrasi Negara
Ditinjau dari segi perkembangannya, administrasi dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu
sebagai berikut.
(l)
AdministrasiNegara(PublicAdministration)
(2)
Administrasi Privat (Private Administration)
Administrasi Negara secara singkat dan sederhana dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu Negara dalam usaha
mencapai tujuan Negara.
8. Administrasi Niaga
Meskipun telah dikatakan bahwa pembagian administrasi menjadi Administrasi Negara dan
Administrasi Privat karena ada administrasi sosial, administrasi keagamaan, administrasi nirlaba,
dan sebagainya. Namun karena sebagian besar kegiatan dalam bidang Administrasi Privat
dilakukan oleh sektor keniagaan, dalam karya tulis ini klasifikasi yang disoroti terbatas pada:
Administrasi Negara, dan Administrasi Niaga.
Administrasi Niaga dapat didefinisikan sebagai: keseluruhan kegiatan organisasi, mulai dari
produksi barang dan/atau jasa sampai tibanya barang ataujasa tersebut di tangan konsumen.
Dalam dunia keniagaan sekarang ini dikenal dua macam jenis pokok industri, yaitu:
(l)
Industri yang menghasilkan barang-barang, dan
(2)
Industri yang menghasilkan jasa-j asa.
Dalam hubungan ini kiranya relevan untuk menekankan bahwa perkembangan administrasi
sangat dinamis, misalnya dengan semakin pentingnya peranan suatu pemerintah dalam
meningkatkan taraf hidup seluruh rakyatnya. Maka adalah suatu hal yang lumrah bahwa
pemerintah pun turut berkecimpung dalam kegiatan keniagaan. Hal ini terbukti dengan adanya
berbagai tipe dan bentuk Badan Usaha Milik Negara seperti Perusahaan Jawatan, Perusahaan
Umum, dan perusahaan yang meskipun dikuasai dan dimiliki oleh Negara, kegiatan-kegiatannya,
motif bekeda, dan struktur organisasi keseluruhannya bersifat keniagaan. Karenanya timbul
pulalah kegiatan yang bersifat public administration seperti terlihat dalam Gambar I di bawah
ini.
Public
Private (Business)
Administration
Administration
Public Business
Administration
9.
Manusia
Manusia sebagai makhluk tennulia di muka bumi semakin lama semakin cerdas. Kecerdasan
yang semakin meningkat itu mengakibatkan manusia telah dijuluki dengan berbagai predikat,
seperli homo faber, homo sapiens, zoon politicon, dan homo ekonomikus. Di samping semua ini,
manusia modem adalah pula homo administraticus4) serta organization man.5)
Naluri bermasyarakat, naluri berorganisasi, dan ketidakmampuan manusia untuk memenuhi
sendiri kebutuhan-kebutuhannya yang semakin kompleks itu serta sifat hakiki dari manusia iru
sebagai makhluk yang tidak pemah puas, menyebabkan manusia itu merupakan milik yang
peling berharga bagi suatu organisasi, akan tetapi sekaligus merupakan masalah terberat yang
dihadapi oleh pimpinan suatu organisasi.
Itulah sebabnya, secara hakiki dapat dikatakan bahwa jika seseorang berbicala tentang Filsafat
Administrasi maka fokus analisisnya harus bertitik tolek dari manusia dan berorientasi kepada
manusia karena seluruh proses administrasi dimulai oleh manusia, dimaksudkan demi
kepentingan manusia, dan diakhiri pula oleh manusia.
Manusia di dalam proses administrasi itulah yang menjadi tema pokok dari buku ini, karena
mendalami proses administrasi tidak dapat dipisahkan dari usaha untuk mendalami juga hakikat
manusia moderrr
Download