ABSTRAK Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Arus kas merupakan jiwa (lifeblood) bagi setiap perusahaan dan fundamental bagi eksistensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya sebuah perusahaan membayar kewajibannya. Dalam pelaksanaan aktivitas usahanya supaya berjalan dengan baik maka perusahaan dapat menggunakan dan mengelola arus kas dengan baik pula agar perusahaan dapat memenuhi jangka pendeknya (likuiditas). Hal ini dikarenakan kas merupakan unsur aktiva yang memiliki sifat paling lancar atau dengan kata lain kas merupakan modal kerja yang paling likuid, sehingga dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis laporan arus kas perusahaan, mengetahui tingkat likuiditas perusahaan serta mengetahui hasil analisis laporan arus kas terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer berupa laporan keuangan tahunan selama kurun waktu 5 tahun, yaitu dari tahun 2005 sampai dengan 2009. Pengujian statistik menggunakan analisis statistik regresi sederhana, korelasi pearson, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas perusahaan makanan dan minuman dalam keadaan tidak stabil atau naik turun setiap tahunnya, yang disebabkan oleh besarnya perolehan dan penggunaan kas perusahaan yang tidak seimbang. Sedangkan kondisi likuiditas selama 4 (empat) periode mengaliami fluktuasi, hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar yang disertai dengan meningkatnya hutang lancar dan kas dalam jumlah yang besarnya terkadang tidak seimbang. Kemudian antara arus kas dan tingkat likuiditas perusahaan yang dilihat dari rasio lancar dan modal kerja terhadap total aktiva terjadi hubungan positif yang tidak erat, sedangkan dilihat dari rasio kas dan rasio cepat terjadi hubungan positif yang cukup erat.