Penentuan Zidovudine (AZT) dan Levofloxacin

advertisement
Penentuan Zidovudine (AZT) dan Levofloxacin dalam Plasma Manusia dengan HPLC
Fase Terbalik dan Solid Phase Extraction
Zidovudine (AZT) dikenal sebagai obat lini pertama dalam mengobati HIV (Human
Immunodeficiency Virus) dengan menghambat kerja enzim reverse transcriptase virus, meskipun
demikian, pemantauan terapeutik obat zidovudine diperlukan untuk menghindari perlawanan dari
virus, dan adanya interaksi obat-obat atau obat-makanan. Virus HIV yang menginfeksi beberapa
pasien dapat berkembang menjadi infeksi sekunder akibat sistem kekebalan mereka terganggu,
sehingga diperlukan agen antibakteri. Salah satu agen antibakteri yang sering digunakan adalah
levofloxacin. Levofloxacin merupakan agen antibakteri spektrum luas yang memiliki aktivitas
terhadap berbagai bakteri gram positif, gram negatif, dan bakteri anaerob. Pemantauan kadar
puncak (Cmax) obat levofloxacin dalam plasma diperlukan untuk mengatur dosis yang benar pada
interval yang tepat. Hal ini sangat penting karena pada pasien yang terinfeksi HIV memiliki
resiko malabsorpsi. Penentuan kadar plasma zidovudine (AZT) dan levofloxacin dapat dilakukan
dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) fase terbalik dan ekstraksi fase
padat.
HPLC atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan metode analisis yang
cepat dan sensitif untuk menentukan kadar zidovudin dan levofloxacin dalam plasma manusia
dengan menggunakan fase gerak cairan dan fase diam (kolom) seperti C8, C16-amida, halogen
C18 tertentu, dan konvensional C18. Fase gerak terdiri dari 25 mm natrium fosfat monobasa
monohidrat dan 0,1% asam trifluoroasetat (pH 2,4)–asetonitril. Asam trifluoroasetat
ditambahkan untuk menurunkan pH fase gerak dan untuk meminimalkan retensi komponen
endogen dalam sampel. Fase diam yang pilih yaitu kolom C18 konvensional. Untuk preparasi
sampel, metode HPLC menggunakan metode SPE (Solid Phase Extraction). SPE adalah metode
ekstraksi untuk memisahkan senyawa yang terlarut dalam campuran cairan sesuai sifat fisik dan
kimia, misalnya air kencing, darah, dan lain-lain. Prinsip dari metode ekstraksi SPE, yaitu
sampel dilewatkan dalam cartridge kemudian dicuci dengan dua aliquots 1 mL dari 95:5 v/v 25
Mm natrium fosfat monobasa monohidrat mengandung 0,1% asam trifluoroasetat (pH 2,4)metanol, diikuti oleh penghisap vakum selama satu menit. Analit dielusi dari cartridge dengan
dua aliquots 250 mL 80:20 v/v 25 Mm natrium fosfat monobasa monohidrat mengandung 0,1%
asam trifluoroasetat (pH 2,4)-asetonitril, diikuti oleh penghisap vakum selama satu menit.
Ekstrak dikumpulkan langsung ke 1,5 mL botol autosampler, vortex dan kemudian 50 mL
disuntikkan ke injektor HPLC.
Di dalam kolom terjadi kesetimbangan sorpsi dan desorpsi sehingga terjadi pemisahan
antara zidovudin, levofloxacin, dan standar internal ciprofloxacin. Perbedaan lipofilisitas antara
zidovudin dan levofloxacin mempengaruhi waktu retensi. Zidovudin lebih hidrofilik sehingga
cenderung terelusi dengan zat endogen dalam ekstrak plasma, sedangkan levofloxacin dan
standar internal cenderung terelusi lebih lama.
Daftar Pustaka
Caufield, W.V. and Stewart, J.T., 2002. Determination of Zidovudine and Levofloxacin in
Human Plasma by Reversed Phase HPLC and Solid Phase Extraction. Journal of Liquid
Chromatography & Related Technologies. 25(12): 1791-1805
Download