BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian

advertisement
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar penyusunan penelitian ini
dengan tujuan untuk mengetahui hasil penelitian yang sebelumnya. Berikut hasil
penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai perbandingan :
1.
Penelitian yang dilakukan Sandiantoro dalam Skripsi (2015) dengan
menggunakan metode penelitian Studi Kasus (Kualitatif) yang berjudul
Strategi Komunikasi Pemasaran Jakarta Garden City (Jgc) Untuk Menarik
Minat Pembelian Cluster La’ Sein Pada Tahun 2015. Dalam penelitian
tersebut dapat diketahui bahwa strategi komunikasi pemasaran yang
digunakan JGC dibedakan sesuai dengan target market-nya dengan sistem
B2B dan B2C. Pada target market B2C, Jgc jg lebih menekankan pada
strategi promosi. Di semua lini, baik ATL, BTL, dan TTL.
2.
Penelitian yang dilakukan Nur Hakimah dalam Skripsi (2014) dengan
menggunakan metode penelitian Studi Kasus (Kuliatatif), yang berjudul
Strategi Komunikasi Pemasaran SMK Wirabuana Untuk Meningkatkan
Jumlah Siswa. Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan yaitu dengan melakukan analisis
SWOT terlebih dahulu, kemudian menentukan segmenting, targeting, dan
positioning. Menggunakan komponen promosi seperti advertising (brosur &
spanduk),
publicity
(pameran,
perlombaan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan,
direct
marketing
12
(telemarketing), dan sales promotion (memberikan potongan harga (diskon)
untuk biaya masuk).
3.
Penelitian yang dilakukan oeh Setyo Pranoto dalam Skripsi (2013), yang
menggunakan metode peneliatian Studi Kasus (Kualitatif), yang berjudul
Strategi Komunikasi Pemasaran Museum Purna Bhakti Pertiwi Dalam
Upaya Meningkatkan Pengunjung Antara Tahun 2012 Dan Tahun 2013.
Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa Strategi Pemasaran yang
dilakukan dengan cara mengidentifikasi khalayak yang dituju, serta
menggunakan pendekatan rasional dikarenakan kurangnya pemasaran
dengan cara beriklan.
4.
Penelitian yang dilakukan oleh Narendra Wulandari dalam Skripsi (2014),
yang menggunakan metode penelitian Studi Kasus dalam judul Strategi
Komunikasi Pemasaran Terpadu BRI Mobile Dalam Menarik Nasabah
Tahun 2013. Dalam penelitian tersebut dihasilkan bahwa Strategi
komunikasi pamasaran yang digunakan yaitu menetapkan STP, serta
menggunakan bauran
promosi
melalui
advertising dan interactive
marketing.
5.
Penelitian yang dilakukan oleh Ismar Rizki dalam Skripsi (2012), yang
menggunakan metode penlitian Studi Kasus yang berjudul Strategi
Komunikasi Pemasaran STBA LIA dalam Mendapatkan Calon Mahasiswa
Baru Tahun 2012. Dalam penelitian tersebut dihasilkan Strategi komunikasi
pemasaran yang menggunakan bauran promosi. Melakukan analisa terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
produk jasa pendidikan dengan tujuan untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman dari produk pesaing di pasaran.
Tabel 1 : Penelitian Terdahulu
Aspek
Peneliti I
Peniliti II
Peneliti III
PenelitianIV
Penelitian V
Peniliti
Sandiantoro
Nur Hakimah
Setyo Pranoto
Narendra
Ismar Rizki
Skripsi (2015) Skripsi (2014) Skripsi (2013) Wulandari
Skripsi (2012)
Skripsi(2014)
Judul
Strategi
Implementai
Strategi
Strategi
Implementasi
Penelitian
Komunikasi
Komunikasi
Komunikasi
Komunikasi
Komunikasi
Pemasaran
Pemasaran
Pemasaran
Pemasaran
Pemasaran
Jakarta
Smk
Museum
Terpadu BRI
STBA LIA
Garden
Wirabuana
Purna Bhakti
Mobile
dalam
City(Jgc)
Untuk
Pertiwi
Dalam
Mendapatkan
Untuk
Meningkatkan Dalam Upaya
Menarik
Calon
Menarik
Jumlah Siswa
Meningkatkan Nasabah
Mahasiswa
Minat
Pengunjung
Baru Tahun
Pembelian
Antara Tahun
Cluster La’
2012 Dan
Sein Pada
Tahun 2013
Tahun 2013
2012
Tahun 2015
Metodologi Studi Kasus
Penelitian
(Kualitatif)
Studi Kasus)
Studi Kasus
Studi Kasus
Studi Kasus
(Kualitatif)
(Kualitatif)
(Kualitatif)
(Kualitatif)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Hasil
Strategi
Strategi
Strategi
Strategi yang
Implementasi
Penelitian
komunikasi
komunikasi
Pemasaran
digunakan
komunikasi
pemasaran
pemasaran,
yang
yaitu
pemasaran
yang
melakukan
dilakukan
menetapkan
menggunakan
digunakan
analisis swot
dengan cara
STP, serta
bauran
JGC
terlebih
mengidentifik
menggunakan promosi.
dibedakan
dahulu,
asi khalayak
bauran
Melakukan
sesuai dengan
kemudian
yang dituju,
promosi
analisa
target market-
menentukan
serta
melalui
terhadap
nya yang
segmenting,
menggunakan
advertising
produk
dituju yaitu
targeting, dan
pendekatan
dan
pendidikan
B2B dan
positioning.
rasional
interactive
dengan tujuan
B2C.
Implementasi
dikarenakan
marketing
untuk
Pada target
promosi
kurangnya
menganalisa
market B2C,
menggunakan
pemasaran
kekuatan dan
JGC jg lebih
advertising
dengan cara
kelemahan
menekankan
(brosur &
beriklan.
serta peluang
pada strategi
spanduk),
dan ancaman
promosi
publicity
dari
Di semua lini,
(pameran,
pesaingdi
baik ATL,
perlombaan,
pasaran.
BTL, dan
dan, direct
TTL.
marketing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
jasa
produk
15
(telemarketin
g), dan sales
promotion
(memberikan
potongan
harga
(diskon)
untuk biaya
masuk).
Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
komunikasi pemasaran lebih fokus pada analisa SWOT dan STP, kemudian
menentukan strategi promosi. Dalam penelitian yang peneliti lakukan dalam
skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Kantor Pos Jakarta Pusat
Untuk Meningkatkan Pendapatan Weselpos Tahun 2017, peneliti meneliti
implementasi komunikasi pemasaran yang digunakan melalui proses analisa
internal dan eksternal, adanya perencanaan media, dan adanya riset komunikasi
pemasaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2.2.
Komunikasi Pemasaran
2.2.1. Definisi Komunikasi Pemasaran
William Al Big dalam Kennedy,1 mendefinisikan komunikasi sebagai
“the process of transmitting maningfull symbol between individuals”.
Definisi itu mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah proses sosial yang
terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana salah seorang mengirimkan
sejumlah simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua
pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan.
Simbol itu dapat disebut pesan, dimana proses penyampaiannya dilakukan
dengan media, dan terjadi perubahan atau respons terhadapa pesan yang
disampaikan.
Komunikasi tidak selalu dilakukan secara tatap muka tetapi dapat pula
dengan menggunakan media, baik dalam konteks komunikasi antarpesonal
atau komunikasi massa. Berbagai konsep dasar tentang komunikasi yang
berasal dari disiplin ilmu komunikasi itu lalu “dicangkok” dan
dikembangkan lebih lanjut dalam disiplin ilmu pemasaran.
Kotler dalam Kennedy,2 mendefinisikan pemasaran sebagai “A
sociental prosess by which individual and groups obtains what they need
and want through creating offering, and freely exchanging product and
service of value with others”. Proses yang membentuk hubungan antara
produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk,
yaitu barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
1
John E. Kennedy dan R.D.Soemanegara. Marketing Communication Taktik dan Strategi. PT
Bhuana Ilmu Populer, 2009, hal 2
2
Ibid, hal 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan
produk yang berkualitas.
John E.Kennedy dan R.D.Soemanegara mendefinisikan komunikasi
pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik
komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak
agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan
atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan.3 Marketing
communication merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk
memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang lebih luas.
Dapat dikatakan sebagai upaya untuk memperkuat loyalitas pelanggan
terhadap produk, yaitu barang dan jasa yang dimiliki perusahaan.
Definisi lain dari Terence A. Shimp, adalah ”Komunikasi pemasaran
adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu
suksesnya pemasaran”. Komunikasi pemasaran juga dapat dipahami dengan
menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi adalah proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan
antar individu atau antara organisasi dengan individu.4
Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien
dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran
(marketing communication mix).5
Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima
komunikasi dalam pemasaran, yaitu periklanan (advertising), promosi
3
Ibid, hal 5
Terence.A.Shimp. Periklanan dan Promosi. Jakarta:Erlangga, 2003, hal 4
5
John E. Kennedy dan R.D.Soemanegara. Op cit, hal 1
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
penjualan (sales promotion), public relation, personal selling, dan direct
marketing. Sedangkan event dan exhibition merupakan bagian dari bauran
komunikasi pemasaran yang dikembangkan oleh bagian promosi penjualan.
Komunikasi dalam kegiatan promosi penjualan membutuhkan media
promosi seperti flyer, banner, poster, folder, katalog, dan profil perusahaan.
Sedangkan pada personal selling, media-media itu juga dibutuhkan
khususnya untuk membantu sales/ tenaga penjualan dalam menawarkan
produk pada konsumen secara tatap muka.6
Bauran komunikasi pemasaran dikaitkan dengan penyampaian pesan
tentang barang, jasa layanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat,
kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Pentingnya pemahaman
komunikasi ini bertujuan agar informasi yang disampaikan dapat
memberikan dampak yang diinginkan, mencapai sebuah kesamaan
kehendak.
2.2.2. Tujuan Komunikasi Pemasaran
Menurut Kennedy dan Soemanegara,7 tujuan komunikasi pemasaran
adalah untuk mencapai tiga tahap perubahan, yaitu:
1. Perubahan pengetahuan
Dalam tahap ini perusahaan memberikan pengetahuan kepada
konsumen tentang keberadaan produk, bentuk produk, untuk apa
produk itu diciptakan dan ditujukan kepada siapa.
6
7
Ibid, hal 3
Ibid, hal 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2. Perubahan sikap
Perubahan sikap tentunya mengarah kepada keinginan untuk mencoba
produk. Pada tahap ini ditentukan oleh tiga komponen yaitu:
a. Efek kognitif yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu,
yang mengakibatkan perubahan pada aspek pengetahuan,
kepercayaan atau keyakinan.
b. Efek afeksi yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan
sesuatu. Yang diharapkan adalah realisasi pembelian.
c. Efek konatif yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku
selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.
3. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku dimaksudkan agar konsumen tidak beralih
pada produk lain dan terbiasa menggunakannya. Penerapan
strategi dan teknik komunikasi pemasaran harus tepat, karena
harus disesuaikan dengan karakteristik produk, segmen pasar yang
dituju, tujuan pemasaran yang ingin dicapai serta karakter dan
kondisi perusahaan.
Program komunikasi yang efektif pasti memerlukan perencanaan yang
baik. Perencanaan komunikasi adalah penggunaan secara terencana dan
terkoordinasi dari berbagai metode komunikasi dalam upaya atau tujuan
untuk memecahkan suatu problem tertentu. Metode atau alat komunikasi
dalam komunikasi pemasaran mengacu pada media atau saluran komunikasi
yang efektif untuk kegiatan promosi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
2.3.
Strategi Komunikasi Pemasaran
Langkah-langkah kegiatan pemasaran ditentukan oleh teknik-teknik seperti
direct marketing, media support, personal selling, dan promosi penjualan. Selain
teknik pemasaran itu, perlu juga diperhatikan dan dipertimbangkan bahwa visual
dan pesan yang tepat adalah syarat utama dari keberhasilan sebuah program
promosi.
Tahap-tahap
komunikasi
dan
strategi
pesan
disusun
untuk
menumbuhkan kesadaran atas keberadaan sebuah produk dan layanan.
Tujuan strategi komunikasi pemasaran secara umum adalah untuk mencapai
sejumlah perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan (knowledge chage), perubahan
sikap (attitude change), perubahan perilaku (behaviour change), dan perubahan
masyarakat (social change).8
Strategi komunikasi pemasaran berkaitan dengan dua dinamika kunci.
Dinamika pertama berkaitan dengan yang dalam arti luas adalah target audiens.
Pelanggan pengguna akhir (end-user customer) harus mendapatkan keuntungan
tertentu berdasarkan nilai yang dirasakan, dari proses pertukaran. Manfaat ini
sangat berbeda dari perantara berharap untuk memperoleh, atau memang adaa
pihak lain yang tidak mengkonsumsi produk atau jasa. Dinamika kedua
menyangkut cara dimana audiens memahami korban yamg mereka alami baik
melalui penggunaan atau melalui komunikasi cara dimana menafsirkan pesan dan
8
Ibid, hal 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
benda-benda dalam bingkai pikiran mereka fokus dengan posisi. Strategi
komunikasi pemasaran karena itu berkaitan dengan audiens dan positioning.9
Menurut Fill cara ini digunakan memahami sifat target audiens secara luas,
dan cara ini digunakan juga sebagai cara memposisikan target dalam pikiran
audiens, yaitu dengan mengidentifikasi melalui 3 point utama strategi dalam
strategi komunikasi pemasaran:10
1. Strategy Pull-positioning yaitu untuk mempengaruhi pelanggan pengguna
akhir dan Business to Business (B2B)
2. Strategy Push-positionng yaitu untuk mempengaruhi pemasaran saluran
pembeli
3. Strategy
Profil-positioning
yaitu
untuk
mempengaruhi
berbagai
pemangku, bukan hanya pelanggan dan perantara.
Perencanaan strategi komunikasi pemasaran juga meliputi sejumlah strategi
pesan dan visual, yang secara bertahap mengikuti alur perubahan dan perubahan
itu harus diukur secara tepat melalui riset komunikasi pemasaran.11 Berikut
perencanaan strategi komunikasi pemasaran menurut John E.Kennedy dan RD.
Soemanagara,12 yaitu:
1.
Perencanaan analisis
2.
Perencanaan media dan kreatif pesan
9
Chris Fill. Marketing Communication:Interactive, communities, adn content. England:Prentice
hal europe imprint. 2009, hal 293
10
Ibid, 295-303
11
John E.Kennedy dan R.D Soemanegara. Op cit, hal 7
12
Ibid, hal 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
3.
Anggaran promosi
4.
Riset komunikasi pemasaran
2.3.1. Perencanaan Analisis
Dalam kajian pemasaran, setelah menetukan pendekatan strategi,
maka strategi itu dapat diaplikasikan dalam sebuah perencanaan, dimana
perencanan itu disusun berdasarkan analisis program promosi terhadap
peluang pasar, analisis pesaing, dan pemasaran sasaran (target marketing),
agar memudahkan melakukan langkah selanjutnya. Analisis program
promosi itu meliputi analisis internal dan external.
2.3.1.1.
Analisis Internal
Dalam analisis internal, pemasar harus mengetahui pasti
situasi perusahaan pada saat proses penawaran dan jasa ke
konsumen. Analisis ini meliputi pengkajian ulang kemampuan
perusahaan untuk mendesign dan melaksanakan program
promosi yang berhasil, melakukan review, terhadap kegiatan
promosi yang telah dilakukan baik yang berhasil maupun
gagal.13
Selain itu, berkaitan dengan merek pemasar juga harus
melakukan penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan
perusahaan dari segi brand image yang dimiliki. Elemen analisis
ini berguna bagi departemen pengembangan produk dan pihak
13
G.E. Belch & Michael A.Belch. Op.cit, hal 35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
mitra seperti biro iklan untuk mendiskripsikan pesan utama
dalam komunikasi.
2.3.1.2.
Analisis Eksternal
Analisis
eksternal
adalah
mempelajari
karakteristik
konsumen, segmentasi pasar, pesaing, dan strategi positioning.
Selain itu, untuk mampu bersaing di pasar, para pemasar juga
harus melakukan competitive analysis, dimana keberadaan
pesaing harus dipantau. Pemantauan ini meliputi segmentasi,
targeting, positioning (STP) yang dimiliki serta strategi
komunikasinya.
Berikut uraian strategi STP,14 yaitu:
1.
Segmentasi
Suatu
kegiatan
untuk
membagi-bagi
atau
mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang
lebih homogen. Oleh karena itu, seorang pemasar harus
memahami struktur-struktur atau kelompok yang ada di
masyarakat. Segmentasi terbagi menjadi 3 variabel yaitu:
a. Segmentasi geografis, meliputi wilayah, negara,
provinsi, kota hingga lingkungan perumahan
b. Segmentasi demografis, meliputi usia, jenis kelamin,
jumlah anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang
Morissan.M.A. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:Kencana Pranada Media
Group. 2010, hal 57
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
dicapai,
jenis
pekerjaan
konsumen,
tingkat
penghasilan, agama, suku, ras, dsb.
c. Segmentasi psikografis, meliputi gaya hidup, perilaku
seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan
konsumsi seseorang.
2.
Targeting
Setelah melakukan evaluasi terhadap berbagai peluang
yang ditawarkan berbagai segmen pasar, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan target pasar yang akan
menjadi fokus kegiatan pemasaran. Target pasar adalah
memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang akan
menjadi fokus kegiatan pemasaran.
3.
Positioning
Strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana
khalayak
menempatkan
suatu
produk,
merek
atau
perusahaan di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya,
sehingga khalayak memiliki peranan tertentu.
Pernyataan positioning berupa kata-kata yang diolah
dalam bentuk rangkaian kalimat menarik. Beberapa cara
yang digunakan dalam strategi positioning, yaitu:
a. Penonjolan karakteristik produk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
b. Penonjolan harga dan mutu
c. Penonjolan penggunaannya
d. Positioning menurut kelas produk
e. Positioning menurut simbol produk
f. Positioning langsung terhadap pesaing
2.3.2. Perencanaan Media Dan Kreatifitas Pesan
Media massa dianggap sebagai media yang dapat menjangkau sasaran
secara lebih luas. Media massa elektronik dan cetak memiliki krakteristik
yang berbeda-beda, dan tentunya masing-masing media memiliki kelebihan
dan kekurangan. Sekalipun penyewaan ruang (space) di media massa
membutuhkan biaya yang lebih besar tetapi media ini tetap menjadi prioritas
acuan dalam penetapan strategi komunikasi pemasaran.15
Pemilihan media berkaitan dengan berapa besar biaya yang harus
disiapkan. Hal itu tentunya dilakukan melalui sebuah studi yang matang.
Studi yang terbaik dilakukan melalui penelitian media dan riset media.
Pesan yang akan ditampilkan harus yang memiliki kretivitas dapat
menghasilkan suatu karya yang memiliki karakteristik pesan yang kuat.
Tujuannya pesan yang kuat agar pesan yang disampaikan melalui media itu
dapat menarik perhatian khalayak. Pesan yang dirancang dan memiliki
kemiripan dengan lainnya akan cenderung dianggap sama dan terasa biasa.
15
John E. Kennedy dan R.D.Soemanegara. Op cit, hal 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Khalayak pada umunya cenderung mengabaikan pesan yang biasa-biasa
saja. Jika sebuah pesan yang disajikan disukai, kemungkinan akan terjadi
dorongan atas penjualan secara besar-besaran. Kondisi itu menjukkan
bahwa pesan itu telah mencapai tahap ad. efectiviness.16
2.3.3. Penetapan Anggaran Promosi
Setelah menentukan media, maka pemasar harus mulai merencanakan
penetapan anggaran. Besarnya jumlah anggaran promosi yang digunakan
harus ditentukan berdasarkan apa yang akan dilakukan untuk mencapai
pemilihan media.
Pada realitanya, anggaran promosi ditentukan oleh besarnya dana
yang sudah tersedia berdasarkan presentasi hasil penjualan produk. Pada
tahap ini, nilai anggaran promosi seringkali bersifat sementara hingga dapat
dipastikan strategi promotional mix yang akan digunakan.17
2.3.4.
Riset Komunikasi Pemasaran
Keberhasilan sebuah strategi promosi dapat diukur dengan seberapa
besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dari pemanfaatan jasa oleh
konsumen. Dalam riset marketing communication, tingkat keberhasilan
diukur berdasarkan sejauh mana iklan atau kegiatan dapat mempengaruhi
tingkat penjualan sebuah produk atau penggunaan sebuah jasa. Dalam
konteks bisnis masa depan, setiap produk dan layanan mengacu pada
standarisasi kualitas yang ditetapkan dan hanya produk dengan layanan
yang memiliki standar kualitas yang unggul saja yang dapat bertahan di
16
17
Ibid
Morissan, M.A. Op.cit, hal 43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
pasar. Dengan demikian, loyalitas pelanggan akan sulit diukur dan banyak
dipengaruhi oleh sejauh mana ketertarikan konsumen terhadap sebuah
promosi produk dan layanan.
Sifat terlihat atau terasa biasa merupakan hal yang harus diwaspadai
bagi setiap perancaang promosi. Demikian pula, ad.likebility menjadi acuan
terhadap keberhasilan sebuah iklan, karena hanya iklan yang disukai oleh
khalayak yang memiliki peluang untuk mempengaruhi sikap mereka
membeli atau memanfaatkan jasa yang ditawarkan.
2.4.
Bauran Komunikasi Pemasaran (Bauran Prommosi/ Promotion Mix)
Untuk menjalankan strategi promosi, maka pemasar menggunakan bauran
promosi. Promosi menurut Belch & Belch,18 disebutkan sebagai koordinasi upaya
yang dimulai dari penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan
persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.
Menurut Belch & Belch,19 instrumen bauran promosi mengalami perubahan
dari standar tradisional yang sudah ada, yaitu advertising, sales promotion,
publicity/ public relations, dan personal selling. Belch menilai instrumen bauran
promosi terus berkembang sehingga memunculkan instrumen-instrumen yang
baru, yaitu: direct marketing dan interactive marketing. Belch & Belch
merumuskannya menjadi enam elemen bauran promosi,20 yaitu:
18
G.E.Belch & Michael A.Belch, Op.cit. hal 16
Ibid.
20
Ibid.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Tabel 2 : The Promotion Mix
Sumber : Belch, G.E & Michael A.Belch, 2004. Advertising And Promotion: An
Integrated Marketing Communication Perspective, Sixth Edition. New York:
Graw Hill.
1.
Advertising/ Periklanan
Periklanan bukan suatu proses pemasaran yang mudah. Di dalamnya
terdapat
suatu
proses
yang dijalankan
seperti
persiapan,
perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. Merunut Shimp,21 periklanan sangat penting
sebagai alat promosi karena mempunyai beberaapa fungsi, yaitu:
a. Informating
Periklanan berfungsi memberikan informasi mengenai suatu produk.
Dalam hal ini, periklanan bisa meniptakan brand awareness, terutama
produk baru dan memberikan edukasi tentang manfaat produk baru dan
salah satu alat komunikasi yang efektif karena dapat menjangkau
khlayak luas.
b. Persuading
Periklanan berfungsi mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk
atau
21
jasa
yang
diiklankan.
Persuasi
Terence A.Shimp. Op.cit, hal 357-361
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersebut
bisa
berbentuk
29
mempengaruhi permintaan primer, yaitu menciptakan permintaan bagi
keseluruhan produk. Namun, periklanan lebih sering ditujukan untuk
mempengaruhi permintaan sekunder, yaitu permintaan bagi merek
perubahan yang spesifik.
c. Reminding
Periklanan juga berfungsi untuk mengingatkan konsumen tentang
produk. Saat kebutuhan yang berhubungan dengan produk yang
diiklankan, dampak periklanan di masa lalu memungkinkan konsumen
mengingat kembali tentang produk yang akan dibeli. Periklanan juga
meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan
pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.
d. Adding Value
Periklanan memberikan nilai tambah pada suatu merek dengan
mempengaruhi persepsi konsumen. Fungsi ini dapat menciptakan brand
image sesuai yang diinginkan produsen sehingga konsumen akan
mempunyai persepsi positif terhadap suatu merek.
2.
Direct Marketing/ Pemasaran Langsung
Menurut Morissan,22 pemasaran langsung/ direct marketing adalah upaya
perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon
pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan, dan atau
transaksi penjualan.
22
Morissan.M.A. Op.cit, hal 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Dalam pemasaran ini, perusahaan akan memberikan informasi atau kegiatan
penjualan langsung kepada end user yang biasanya meggunakan media surat, baik
elektronik maupun fisik. Teknik pemasaran ini menguntungkan perusahaan
karena bisa mendapatkan database konsumen yang akan berguna untuk
melakukan promosi penjualan.
3.
Interactive/ Internet Marketing
Pemasaran interaktif atau internet marketing adalah sarana prommosi baru
di abad ke-21. Pemasaran ini muncul karena kemajuan teknologi yang
menciptakan sebuah alat promosi baru di medi massa yang disebut internet.
Menurut Morissan,23 pemasaran interaktif banyak media yang bisa
digunakan seperti website, blog, game, microsite, dan social media, dimana
intensitas interaksi dengan konsumen bisa sangat tinggi. Pemanfaatan media baru
ini tidak hanya digunakan untuk peeemasaran tetapi bisa juga langsung dan
medium public relation.
4.
Sales Promotion/ Promosi Penjualan
Menurut Morissan,24 promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang
memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau
konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.
Promosi penjualan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
23
24
Ibid. hal 24
Ibid. hal 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Tabel 3 : Promosi Penjualan
Sales Promotion
Customer-oriented
sales promotion
Trade-oriented
sales promotion
Customer-oriented sales promotion adalah prmosi penjualan yang ditujukan
kepada konsumen akhir. Lingkup promosinya meliputi pemberian kupon, sampel,
diskon, dan undian. Sementara Trade-oriented sales promotion ditujukan kepada
perantara pemasaran seperti para pedagang eceran dan distributor. Bentuk
promosinya seperti penyesuaian harga jual, kompetisi penjualan, pameran dagang,
dan lain-lain.
5.
Public Relations/ Hubungan Masyarakat
Menurut Frank Jefkins dalam Morissan,25 hubungan masyarakat (Humas)
adalah: Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana baik itu
ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khlayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlaandaskan pada saling
pengertian.
Peran humas dalam mencapai tujuan pemasaran sangat penting, antara lain
humas bisa membantu manajemen untuk menetapkan tujuan. Selain itu humas
sangat identik dengan pencitraan perusahaan atau produk di mata publik. Humas
memang berfungsi sebagai penggerak opini publik yang positif.
25
Ibid. hal 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
6.
Personal Selling/ Penjualan Pribadi
Personal selling adalah salah satu alat pemasaran yang cukup efektif karena
dapat bertemu dengan konsumen langsung. Teknik pemasaran ini sudah sangat
umum digunakan oleh perusahaan dalam strategi pemasarannya. Belch & Belch,26
menggambarkan personal selling sebagai dyadic communication yang melibatkan
du orang atau lebih dimana penjual menyajikan informasi-informasi tentang suatu
produk secara langsung kepada konsumen (face to face) sehingga kita akan
mendapatkan efek feedback yang secara cepat dapat kita tindak lanjuti
2.5.
Weselpos Sebagai Produk Jasa
Weselpos merupakan produk jasa yang perlu dikomunikasikan dengan
pelanggan. Komunikasi dapat diibaratkan sebagai jembatan penghubung antara
penyedia jasa (PT. Pos Indonesia) dan pelanggan jasa. Komunikasi yang baik
memudahkan jasa untuk diterima oleh pasar.
Pengertian jasa menurut Farida Jasfar, adalah setiap tindakan atau aktivitas
dan bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya sifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara
aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.27
Dalam bukunya, Rambat Lupiyoadi mendefinisikan jasa sebagai semua
aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau
konstruksi, yang umumnya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu
dihasilkan dan
26
27
memberikan nilai tambah(misalnya: kenyamanan, hiburan,
G.E.Belch & Michael A.Belch. Op cit, hal 598
Prof.Dr.Farida Jasfar. M.E. Manajemen Jasa. Bogor:Ghalia Indonesia. 2005,hal 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
kesenangan, atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi oleh
konsumen.28
Jasa menurut Kotler dalam Danang Sunyoto adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa
berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.29
Sementara perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah perusahaan
yang memberikan produk jasa baik yang berwujud atau tidak berwujud seperti
jasa transportasi, jasa hiburan, jasa pendidikan, dan restoran.
2.5.1. Karakteristik Jasa
Karakteristik jasa dibedakan menjadi empat,30 yaitu:
1. Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa yang mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa
dilihat, diraba, didengar, atau dicium sebelum ada transaksi
pembelian. Agar kepercayaan konsumen dapat ditingkatkan, ada
beberapa hal yang perlu diperhartikan oleh pemilik jasa, antara
lain:
a. Meningkatkan visalisasi jasa
b. Pemberi jasa tidak hanya menggambarkan ciri-ciri suatu jasa,
tetapi justru lebih menekan manfaat dari jasa tersebut.
c. Penataan fisik, harus menjurus pada pelayanan yang cepat dan
efisien. Harus menimbulkan kesan yang bersih dan rapi.
28
Rambat Lupiyoadi. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:Salemba Empat. 2003, hal 14
Danang Sunyoto. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Jakarta:CAPS. 2013, hal 187
30
Ibid. hal 187
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
d. Penataan dokumentasi, harus dilakukan dengan penataan yang
rapi, terjamin keamanannya dan efisien.
2. Tidak dapat dipisahkan
Suatu bentuk jasa tidak dipisahkan dari sumbernya, apakah
sumber itu merupakan orang atau mesin, apakah sumber itu hadir
atau tidak hadir, produk fisik yang berwujud tetap ada.
3. Heterogenitas
Industri jasa atau penjual jasa individu tidak mungkin mengadakan
standarisasi output. Setiap unit jasa itu berbeda satu sama lain.
4. Cepat hilang dan permintaan yang fluktuansi
Jasa itu cepat hilang dan tidak dapat disimpan, dan pasaran jasa itu
berubah-ubah menurut musim, menurut jam, dan hari. Karena
cepat rusak dan permintaan berubah-ubah, makanya perlu adanya
pengelolaan
yang
tepat.
Misalnya
melalui
peningkatan
kemampuan petugas kelengkapan dan pemeliharaan saran dan
prasarana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download