BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan ANALISIS PENGAWASAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA PADA POLRES SEMARANG Subhan [email protected] Akademi Kepolisian Semarang ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pengawasan dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dan disiplin kerja. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Polres Semarang yang berjumlah 490 orang. Adapun sampelnya berpedoman pada tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% sebanyak 205 orang. Hasil pengujian hipotesis menunjukan pengawasan berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan kerja, semakin baik pengawasan yang dilakukan maka semakin tinggi kepuasan kerja. Iklim organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan kerja, semakin baik iklim organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap disiplin kerja, semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin baik disiplin kerja. Pengawasan berpengaruh signifikan positif terhadap disiplin kerja, bahwa semakin baik pengawasan maka semakin baik disiplin kerja. Iklim organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap disiplin kerja, semakin baik iklim organisasi maka semakin baik disiplin kerja. Hasil analisis variabel mediasi menggunakan uji Sobel, menemukan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja dan pengaruh iklim organisasi terhadap disiplin kerja Kata kunci: pengawasan, iklim organisasi, kepuasan kerja, disiplin kerja ABSTRACT The purpose of this study to analyze the effect of supervision and organizational climate on job satisfaction and work discipline. The study population was all employees of the Police Semarang totaling 490 people. The sample is based on the tables Isaac and Michael with a standard error of 5% as many as 205 people. The results of hypothesis testing showed positive significant effect supervision on job satisfaction, better supervision is done the higher job satisfaction. Organizational climate has a significant positive effect on job satisfaction, organizational climate is getting better, the higher job satisfaction. Job satisfaction is a positive significant effect on the discipline of work, higher job satisfaction, the better work discipline. Supervision positive significant effect on the discipline of work, the better the supervision of the better work discipline. Significant positive organizational climate to the discipline of work, the better the climate of the better organization of work discipline. The results of the analysis of mediating variables using Sobel test, found that job satisfaction may mediate the effect of supervision of work discipline and organizational climate influence on work discipline Keywords: supervision, organizational climate, job satisfaction, work discipline Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 158 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan 1. Latar Belakang Masalah Pendayagunaan sumber daya yang tepat dalam mengelola suatu organsasi menjadi penentu keberhasilan dan keberlangsungan organisasi tersebut, karena sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam produktivitas organisasi.. Salah satu dari aspek kekuatan sumber daya manusia adalah disiplin kerja, karena mempunyai dampak kuat bagi organisasi atau lembaga untuk mencapai keberhasilan dalam mengejar tujuan yang telah direncanakan (Tarigan, 2016). Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin adalah unsur yang sangat penting dalam melakukan berbagai kegiatan. Yang perlu diperhatikan dalam menanamkan disiplin kerja kepada penyadaran secara langsung maupun tidak langsung. Disiplin yang dilandaskan kesadaran sendiri kegiatan dalam organisasi dapat terlaksana dalam waktu yang tepat dan sesuai dengan perencanan yang telah dibuat oleh organisasi tersebut. Oleh karena itu hendaknya disiplin kerja dalam organisasi dapat ciptakan, demi menunjang terlaksananya semua kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana (Inayati, 2014). Inayati (2014) menjelaskan bahwa pengawasan merupakan salah satu aktifitas manajemen yang dapat meningkatkan disiplin kerja. Agar tujuan dapat dicapai maka diperlukan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, sehingga jika terjadi kesalahan maka dapat dikoreksi secara dini yang dapat dilanjutkan dengan melakukan tindakan perbaikan. Oleh karena itu untuk mendukung terbinanya disiplin kerja dengan baik diperlukan pengawasan. Selain pengawasan iklim organisasi juga mempengaruhi disiplin, hal ini disampaikan oleh Tarigan (2016) yang menjelaskan bahwa iklim organisasi akan sangat membantu dalam upaya peningkatan disiplinan kerja, sehingga akan menciptakan suatu tingkat kerja yang sangat tinggi bagi karyawan dalam memberikan kemampuan yang ada di dalam diri seiap karyawan dan memanfaatkan kesempatan yang diberikan perusahaan. Linkungan kerja yang positif akan menghasilkan suasana kerja yang nyaman, aman dan kondusif serta meningkatkan keunggulan kompetitif yang dihasilkan dari hasil kerja setiap karyawan. Kusjanah (2008) menjelaskan bahwa iklim organisasi merupakan lingkungan internal suatu organisasi yang dialami oleh anggotaanggotanya, mempengaruhi perilaku serta dapat tergambar dalam seperangkat karakteristik atau atribut khusus dari organisasi. Iklim organisasi juga berperan sebagai suasana psikologis yang berpengaruh terhadap perilaku anggota organisasi, terbentuk sebagai hasil tindakan organisasi dan interaksi diantara organisasi. Salah satu fokus permasalahan dari penelitian ini adalah ada perbedaan pendapat (research gap) antara variabel pengawasan dan disiplin kerja. Seperti telah diuraikan di atas bahwa pengawasan berpengaruh terhadap disiplin kerja, hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Marzolina dan Fitri (2013), Inayati (2014), Agustina (2014), dan Fitrianingrum (2015) yang menemukan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap disiplin kerja. Beberapa penelitian di atas berbeda dengan hasil penelitian Nurwidyanti (2015) yang menemukan bahwa pengawasan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan disiplin pegawai. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 159 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan Perbedaan hasil penelitian tersebut di atas (Research gap), perlu dicari solusinya, untuk itu digunakan kepuasan kerja untuk mengatasi gap tersebut. hasil penelitian Adebayo (2011), Rismayana (2013), dan Dhona (2015) menyimpulkan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Lebih lanjut penelitian Maryadi (2012) dan Agustina (2014) menjelaskan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan kepuasan kerja terhadap disiplin kerja. Hal tersebut dapat sebagai acuan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja. Robbins (2001) menjelaskan kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Individu yang bergabung dengan suatu organisasi pasti akan membawa seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat yang membentuk harapan kerja (Tett & Meyer, 1993). Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul berkaitan dengan pekerjaan, sebagai sekumpulan perasaan, maka kepuasan kerja bersifat dinamis. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri dituntut untuk mampu mengantisipasi dan menanggulangi berbagai bentuk ancaman kamtibmas yang mungkin timbul. Penelitian ini dilakukan pada Polres Semarang. disiplin kerja sangat diperlukan agar organisasi dapat berjalan dengan optimal. Pada Polres Semarang, kondisi disiplin kerja anggotanya masih belum optimal, hal ini dilihat dari rekap laporan kehadiran. Pada rekap laporan kehadiran diketahui adanya keterlambatan anggota untuk masuk tugas, ataupun jumlah anggota yang pulang lebih awal dari periode 2015 sampai dengan 2016. Data tersebut juga memperlihatkan semakin bertambahnya anggota yang terlambat dan pulang lebih awal. Rivai (2005) menjelaskan bahwa, disiplin kerja memiliki salah satu komponen yaitu kehadiran, hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya anggota yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diteliti mengenai pengaruh pengawasan dan iklim organisasi serta kepuasan kerja terhadap disiplin kerja. Sebagai obyek penelitian yaitu karyawan Polres Semarang, sehingga judul penelitian yang diambil adalah: “Analisis Pengawasan dan Iklim organisasi serta kepuasan kerja terhadap disiplin kerja pada Polres Semarang”. 2. Landasan Teori 2.1. Strategi Berbasis Sumber Daya Armstrong (2009) menjelaskan bahwa sumber daya terdiri dari modal maanusia, sosial, dan organisasional. Modal maanusia adalah segala sesuatu mengenai manusia (tenaga kerja), intelektual, pengetahuan, dan pengalaman mereka. Modal sosial merupakan unsur Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 160 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan lain dari modal intelektual yang terdiri dari pengetahuan yang diperoleh dari jaringan hubungan di dalam dan di luar organisasi. Komponen terakhir, modal organisasional adalah pengetahuan yang terinstitusi yang dimiliki organisasi yang tersimpan dalam basis data, pedoman, yang sering juga disebut dengan modal struktural. Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin kerja pegawai, semakin baik hasil kerja yang dapat dicapai (Heidjrachman & Husnan, 2000). Siagian (2008) salah satu fungsi manajemen ialah pengawasan, yang merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Iklim organisasi merupakan bagian dari modal organisasional, seperti dijelaskan oleh Simamora (2004), bahwa praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi dipengaruhi iklim organisasi. Lebih lanjut Simamora menyebutkan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Kaplan dan Norton (2000) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi berpengaruh pula pada produktivitas dan retensi pekerja dalam modal manusia ialah kepuasan kerja. Berdasarkan telaah pustaka dan penelitian di atas, teori modal manusia menjadi turunan dari variabel disiplin kerja dan pengawasan, sedangkan teori modal organisasi menjadi turunan variabel iklim organisasi. 2.2. Pengawasan Pengawasan merupakan fungsi penutup dari proses manajemen yang diawali dengan perencanaan. Pengawasan membantu agar apa yang diinginkan dapat terwujud sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Siagian (2008) menjelasakan bahwa pengawasan adalah proses dari seluruh kegiatan instansi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Moekijat (2003) menyatakan bahwa pengawasan adalah hal menentukan apa yang dilakukan, artinya hasil pekerjaan, menilai hasil pekerjaan tersebut dan apabila perlu, mengadakan tindakantindakan perbaikan sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah berbagai usaha yang dilakukan agar hasil suatu pekerjaan sesuai dengan rencana sebelumnya sehingga tujuan dapat tercapai. Tujuan utama pengawasan adalah untuk menjamin agar hasil yang dicapai sedapat mungkin mendekati tujuan yang telah ditetapkan untuk segala kegiatan yang dijalankan.Tujuan kedua dari pengawasan adalah untuk mendapatkan informasi secara dini yang mungkin diperlukan untuk mengadakan penyesuaian yang ingin dicapai supaya tujuan tersebut lebih realitas dan secara operasional bisa dijangkau.Pengawasan bertujuan untuk mengecek seluruh kegiatan dan menjaga Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 161 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan agar kegiatan tersebut terarah dengan tepat menuju pencapaian tujuan seperti yang direncanakan dan bila ditemukan penyimpangan / perbedaan realisasi, maka diambil tindakan koreksi (Moekijat, 2003). Variabel pengawasan dalam penelitian ini diukur dengan indikator (Usman, 2008): adanya pedoman, umpan balik melalui sistem pelaporan, mengevaluasi hasil pantauan, tindak lanjut korektif. 2.3. Iklim Organisasi Definisi mengenai iklim organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli. Para ahli Barat mengartikan iklim sebagai unsur fisik, dimana iklim sebagai suatu atribusi dari organisasi atau sebagai suatu atribusi daripada persepsi individu sendiri. Lussier (2005) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif dirasakan oleh anggota organisasi yang kemudian akan mempengaruhi perilaku mereka berikutnya. Kemudian dikemukakan oleh Simamora (2004) bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keaneka ragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Variabel iklim organisasi dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut (Davis dan Newstrom, 1996): suasana dalam organisasi, komunikasi, manajemen partisipatif, pengambilan keputusan, pengembangan karier.tunjangan finansial. kebijakan promosi. 2.4. Kepuasan Kerja Robbins dan Judge (2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi karakter-karakter pekerjaan tersebut. Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan karyawan, merupakan sikap umum yang dimiliki oleh karyawan yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Gibson, Ivancevich dan Donnelly (2003), menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap yang dimiliki individu mengenai pekerjaannya, hal ini dihasilkan dari persepsi mereka terhadap pekerjaannya yang didasarkan pada faktor lingkungan kerja, seperti gaya penyelia, kebijakan dan prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi kerja dan tunjangan. Variabel kepuasan kerja dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut (Robbins dan Judge, 2007): ganjaran yang pantas, kerja yang secara mental menantang, rekan sekerja yang mendukung, kondisi kerja yang mendukung, adanya kesesuaian kepribadian dengan pekerja. Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 162 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan 2.5. Disiplin Kerja Hasibuan (2007) menjelaskan bahwa 1. disiplin kerja dapat diartikan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas. Bagaimanapun tingginya tingkat pendidikan dan kemampuan seorang pegawai, besarnya motivasi yang diberikan pimpinan, maupun besarnya kompensasi yang diberikan tidak banyak berarti apabila karyawan tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, faktor disiplin ini perlu mendapat perhatian yang besar, baik bagi pimpinan maupun karyawan yang bersangkutan. Seperti halnya pemberian motivasi kerja, penanaman disiplin karyawan pada umumnya baik. Hal ini terlihat dari tingginya kesadaran pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi, memperhatikan jam kerja, berpakaian seragam, pemakaian peralatan, dan kualitas pekerjaan pegawai cukup memadai. Disiplin kerja memiliki beberapa komponen indikator seperti (Rivai, 2005): kehadiran, ketaatan pada peraturan kerja, ketaatan pada standar kerja, tingkat kewaspadaan tinggi, bekerja etis. H1: 2.6. Perumusan Hipotesis Pengaruh Pengawasan terhadap Kepuasan kerja Pengawasan adalah proses dari seluruh kegiatan instansi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2006). Tujuan utama pengawasan adalah untuk menjamin agar hasil yang dicapai sedapat mungkin mendekati tujuan yang telah ditetapkan untuk segala kegiatan yang dijalankan. Rismayana (2013) menjelaskan dalam hasil penelitiaanya bahwa pengawasan ialah faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Apabila pengawasan yang dilakukan pimpinan disetiap organisasi dapat diterapkan dengan baik makan hasil akhirnya dapat menguntungkan organisasi, dimana organisasi akan mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan keuntungan bagi pegawai sendiri adalah pegawai dapat bekerja dan melayani dengan baik, Dengan demikian pegawai akan selalu mempunyai sikap baik dan berusaha untuk bekerja dengan lebih baik. Seorang pegawai yang mempunyai pengawasan dalam bekerja yang baik, maka ia akan mendapatkan hasil kerja yang baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Jika kepuasan kerja pegawai telah baik dalam bekerja maka akan diikuti dengan meningkatnya perasaan senang dalam bekerja, perasaan lega dalam bekerja, tidak mengeluh dalam bekerja (Dhona, 2015). Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis 1 (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Pengawasan berpengaruh positif terhadap Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 163 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan kepuasan kerja 3. 2. Pengaruh Iklim organisasi terhadap Kepuasan kerja Iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif dirasakan oleh anggota organisasi yang kemudian akan mempengaruhi perilaku mereka berikutnya (Lussier, 2005). Setiap organisasi mempunyai cara tersendiri dalam menyajikan formulasi usahanya, sehingga organisasi memiliki iklim yang berlainan dengan organisasi yang lainnya. Karena organisasi cenderung menarik dan mempertahankan anggota organisasi sesuai dengan iklimnya, jadi secara umum bahwa seorang karyawan akan merasa nyaman apabila iklim kerja pada organisasinya menyenangkan. Ariyani (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa iklim organisasi berpengaruh terhadap kepuasan. Hermawan (2016) menyatakan bahwa alam kerja layaknya sebuah atmosfer dalan suatu organisasi sehingga tidak dapat dilihat atau disentuh tetapi dapat dirasakan kehadirannya. Iklim kerja memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang hanya dapat digambarkan berdasarkan persepsi atau penghayatan orang-orang yang merasakannya. Mengacu pada uraian di atas maka hipotesis 2 (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H2: Iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja 4. Pengaruh Kepuasan kerja terhadap Disiplin kerja Robbins dan Judge (2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi karakter-karakter pekerjaan tersebut. Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan karyawan, merupakan sikap umum yang dimiliki oleh karyawan yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Hasibuan (2007), menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Muhaimin (2004) dalam penelitiannnya menjelaskan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan dengan disiplin kerja. apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi mereka kurang dapat hidup dengan layak, sehingga mereka menjadi kurang tenang dalam melaksanakan tugastugasnya, yang pada akhirnya akan mengurangi kecintaannya terhadap perusahaan dan pada gilirannya akan terjadi pelanggaran-pelanggaran peraturan oleh para karyawan atau tindakan-tindakan tidak disiplin dengan kata lain kedisiplinan karyawan menjadi buruk. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis 3 (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H3: Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja Pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin kerja Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 164 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan Pengawasan adalah hal menentukan apa yang dilakukan, artinya hasil pekerjaan, menilai hasil pekerjaan tersebut dan apabila perlu, mengadakan tindakan-tindakan perbaikan sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana (Moekijat, 2003). Pengawasan bertujuan untuk mengecek seluruh kegiatan dan menjaga agar kegiatan tersebut terarah dengan tepat menuju pencapaian tujuan seperti yang direncanakan dan bila ditemukan penyimpangan / perbedaan realisasi, maka diambil tindakan koreksi. Inayati (2014) dalam penelitiannnya menjelaskan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan disiplin kerja menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah pengawasan. Hasil penelitian H5: ini memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan disiplin kerja. Hal ini berarti dengan adanya pengawasan memungkinkan pegawai bekerja dengan disiplin. Pegawai akan bekerja dengan tekun, bersemangat dan bertanggung jawab kerja yang tinggi, sehingga hasil kerja optimal. Namun sebaliknya pengawasan yang kurang akan membuat pegawai merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga hasil kerjanya kurang Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis 4 (H4) yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H4: Pengawasan berpengaruh positif terhadap disiplin kerja Pengaruh Iklim organisasi terhadap Disiplin kerja Iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi (Simamora, 2004). Inayati (2014) menjelaskan pada penelitiannya bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan disiplin kerja. Hal ini berarti dengan adanya pengawasan memungkinkan pegawai bekerja dengan disiplin. Pegawai akan bekerja dengan tekun, bersemangat dan bertanggung jawab kerja yang tinggi, sehingga hasil kerja optimal. Namun sebaliknya pengawasan yang kurang akan membuat pegawai merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga hasil kerjanya kurang memuaskan. Mengacu pada uraian di atas maka hipotesis 5 (H5) yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Iklim organisasi berpengaruh positif terhadap Disiplin kerja 2.4. Model Penelitian dan Kerangka Pikir Penelitian Berdasarkan telaah pustaka di atas, maka model penelitian yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. Model Penelitian 5. Sumber: Adebayo (2011), Rismayana (2013), Ariyani (2012), Hermawan (2016), Muhaimin (2004), Maryadi (2012), Marzolina dan Fitri (2013), Inayati (2014), Fitrianingrum (2015), Sutrisno dan Desanti Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 165 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan (2011), Tarigan (2016) Berdasarkan model penelitian atau model teoritikal di atas maka akan dikembangkan sebuah model empiris penelitian (kerangka pikir) seperti pada gambar 2. Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian Sumber : Dikembangkan untuk tesis ini Kerangka Kerangka pikir penelitian di atas memperlihatkan adanya pengaruh pengawasan dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja, serta pengawasan, iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. 3. Metodologi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Polri pada Polres Semarang sebanyak 490 orang. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini berpedoman pada tabel Isaac dan Michael dalam Sugiyono (2004) dengan taraf kesalahan 5%, sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 205 orang (N = 500, pendekatan), atau 41,84% dari jumlah populasi Kuesioner yang dibagikan sebanyak 205 buah, 15 diantaranya tidak kembali dan 3 lainnya diisi tidak lengkap, jadi jumlah kuesionar yang diolah sebanyak 187 buah. Model persamaan dalam analisis jalur yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beriku: Y1 = β1X1 + β 2 X2 + e1 (Jalur I) Y2 = β3Y1+ β 4X1+ β 5X2 + e2 (Jalur II) Dimana: Y1: Kepuasan kerja X2: Iklim organisasi Y2: Disiplin kerja β : Koefisiensi X1: Pengawasan Regresi e : Error / residu 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Pada uji validitas yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai Corrected Item Total Correlation atau r-hitung setiap indikator lebih besar dari r-tabel = 0,165 (N - 2 = 187 -2 = 185, = 0,05), yang berarti indikator-indikator tersebut menunjukkan valid atau sah diteliti. Pada uji reliabilitas yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil pengujian menunjukan nilai Cronbach Alpha Cronbach Alpha atau r hitungnya lebih besar dari 0,70 (r standar), sehingga dapat disimpulkan realibel. 4.2. Evaluasi Koefisien Hasil pengujian koefisien determinasi pada jalur I menunjukan bahwa angka adjusted R square atau adjusted R2 sebesar 0,610. Hal ini berarti bahwa variabel pengawasan dan iklim organisasi dapat menjelaskan variasi dari variabel kepuasan kerja sebesar 61,0% sedangkan yang 39,0% dijelaskan variabel/faktor lain di luar model yang diteliti. Hasil uji F jalur I menunnjukan nilai F hitung = 146,658 > F tabel = 3,05 (df1 = k = 2 dan df2 = n – k – 1 = 187 – 2– 1 = 184, = 0,05) n, dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Berdasarkan pengujian adjusted R2 dan F di atas dapat disimpulkan model persamaan Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 166 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan regresi (jalur I) dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Hasil pengujian koefisien determinasi pada jalur II menunjukan angka adjusted R square atau adjusted R2 0,725. Hal ini berarti bahwa variabel pengawasan, iklim organisasi dan kepuasan kerja dapat1. menjelaskan variasi dari variabel kinerja sebesar 72,5% sedangkan yang 27,5% dijelaskan variabel/faktor lain di luar model yang diteliti. Hasil uji F jalur II menunnjukan bahwa nilai F hitung = 164,703 > F tabel = 2,65 (df1 = k = 3 dan df2 = n – k – 1 = 187 – 3 – 1 = 183, = 0,05), dengan angka2. signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan) Berdasarkan pengujian adjusted R2 dan F di atas dapat disimpulkan model persamaan regresi (jalur I dan II) dalam penelitian ini layak untuk digunakan. 4.3. Uji Outlier Berdasarkan hasil pengolahan data untuk pengujian ada tidaknya outlier ada pada hasil pengujian, sehingga data tidak terjadi problem outlier univariate. Pembuktiannya adalah ditandai dengan nilai Z score di bawah 3 atau tidak berada pada rentang 3 sampai dengan 4. 4.4. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 4.4.1. Jalur I Pengujian hipotesis pengaruh komitmen organisasi dan disiplin kerja terhadap kepuasan karier dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut ini: Tabel 1 Koefisien Regresi (Jalur I) Sumber: Data primer yang diolah, 2017 Hipotesis 1 ( H1): Nilai t hitung dari pengaruh variabel pengawasan terhadap kepuasan kerja sebesar 10,425 > t tabel = 1,653 (df = n – k – 1 = 187 – 2 – 1 = 184, = 0,05, uji satu pihak) dapat dilihat pada lampiran, dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Hipotesis 2 ( H2): t hitung dari pengaruh variabel iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 6,220 > t tabel = 1,653 dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Berdasarkan pengujian di atas maka hipotesis 1 (H1) dan hipotesis 2 (H2) terbukti. 4.4.2. Jalur II Hasil pengujian hipotesis pengaruh komitmen organisasi, disiplin kerja dan kepuasan karier terhadap kinerja pegawai dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2 Koefisien Regresi (Jalur II) Sumber: Data primer yang diolah, 2017 1. Hipotesis 3 ( H3): Berdasarkan tabel hasil pengolahan SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap disiplin kerja sebesar 8,684 > t tabel = 1,653 (df = n – k – 1 = 187 – 3 – 1 = 183, = 0,05, uji satu pihak), dengan angka Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 167 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). 2. Hipotesis 4 ( H4): Nilai t hitungdari pengaruh varibel pengawasan terhadap disiplin kerja sebesar 4,374 > t tabel = 1,653 dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). 3. Hipotesis 5 ( H5): Nilai t hitung dari pengaruh variabel iklim organisasi terhadap disiplin kerja sebesar 3,415 > t tabel = 1,653 dengan angka signifikansi = 0,001 < = 0,05 (signifikan). Berdasarkan pengujian di atas maka hipotesis 3 (H3), hipotesis 4 (H4), dan hipotesis 5 (H5) terbukti. 4.4.3. Mendeteksi / Menguji Pengaruh Mediasi (Intervening) dengan Metode Sobel 1. Mendeteksi Pengaruh Kepuasan kerja dalam Memediasi hubungan Pengawasan terhadap Disiplin kerja Berdasarkan hasil perhitungan sobel diketahui bahwa t hitung = 6,131 > t tabel = sebesar 1,653 dengan tingkat signifikansi 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,300 signifikan dan berarti ada pengaruh mediasi kepuasan kerja antara pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja. 2. Mendeteksi Pengaruh Kepuasan karier dalam Memediasi hubungan Disiplin kerja terhadap Kinerja pegawai Berdasarkan hasil perhitungan sobel diketahui bahwa t hitung = 6,449 > t tabel = sebesar 1,653 dengan tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,179 signifikan dan berarti ada pengaruh mediasi kepuasan kerja antara pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja. 4.5. Pembahasan Berdasarkan uji hipotesis di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil analisis menunjukan pengawasan berpengaruh positif (p1 = 0,558) dan signifikan (sig. = 0,000) terhadap kepuasan kerja, sehingga hipotesis 1 (H1) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik pengawasan yang dilakukan maka semakin tinggi kepuasan kerja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Adebayo (2011) yaitu pengawasan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Rismayana (2013) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pengawasan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Perhubungan. Dhona (2015) menyimpulkan bahwa pengawasan yang diterapkan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Iklim organisasi berpengaruh positif (p2 = 0,333) dan signifikan (sig. = 0,000) terhadap kepuasan kerja, sehingga hipotesis 2 (H2) terbukti. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik iklim organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ariyani (2012)yang menyimpulkan bahwa Iklim organisasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan tetap Polman Bandung. Hermawan (2016) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja pada karyawan di PT. Jembayan Muara Bara Site Separi. Kepuasan kerja berpengaruh positif (p3 = 0,538) dan signifikan (sig. = 0,000) terhadap disiplin kerja, sehingga hipotesis 3 Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 168 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan (H3) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin baik disiplin kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Muhaimin (2004) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan positif antara kepuasan kerja karyawan dengan disiplin kerja karyawan operator shawing computer bagian produksi pada PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk Bandung. Maryadi (2012) mendapatkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan kepuasan kerja terhadap kedisiplinan. Pengawasan berpengaruh positif (p4 = 0,248) dan signifikan (sig. = 0,000) terhadap disiplin kerja, sehingga hipotesis 4 (H4) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik pengawasan maka semakin baik disiplin kerja. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Marzolina dan Fitri (2013) menyimpulkan bahwa variabel pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja. Inayati (2014) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara pengawasan dengan disiplin kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. Fitrianingrum (2015) menunjukkan bahwa variabel pengawasan mempunyai pengaruh terhadap variabel disiplin kerja pegawai. Iklim organisasi berpengaruh positif (p5 = 0,169) dan signifikan (sig. = 0,001) terhadap disiplin kerja sehingga hipotesis 5 (H5) terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik iklim organisasi maka semakin baik disiplin kerja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sutrisno dan Desanti (2011), yang dari hasil perhitungan analisis diketahui pengaruh iklim organisasi terhadap pengaruh iklim organisasi terhadap disiplin. Tarigan (2016) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan antara iklim organisasi terhadap kedisiplinan kerja. Hasil analisis variabel mediasi dengan menggunakan uji Sobel, pada variabel kepuasan kerja dalam memediasi pengawasan terhadap disiplin kerja adalah, t hitung = 6,131 > t tabel = sebesar 1,653 dengan tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi signifikan dan berarti bahwa kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja.. Hasil analisis variabel mediasi dengan menggunakan uji Sobel, pada variabel kepuasan kerja dalam memediasi pengaruh iklim organisasi terhadap disiplin kerja adalah, t hitung = 6,449 > t tabel = sebesar 1,653 dengan tingkat signifikansi 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi signifikan dan berarti bahwa kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh iklim organisasi terhadap disiplin kerja. 5. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik pengawasan yang dilakukan maka semakin tinggi kepuasan kerja. 2. Iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik iklim organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja. 3. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 169 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan signifikan terhadap disiplin kerja, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin baik disiplin kerja. 4. Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik pengawasan maka semakin baik disiplin kerja. 5. Iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik iklim organisasi maka semakin baik disiplin kerja. 6. Hasil analisis variabel mediasi dengan menggunakan uji Sobel, menemukan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja dan pengaruh iklim organisasi terhadap disiplin kerja. 6. Saran 1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengawasan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan selanjutnya akan dapat meningkatkan disiplin kerja. Untuk meningkatkan disiplin anggota dapat dilakukan dengan langkah-langkah pengawasan: a. Meningkatkan pengawasan secara melekat dengan sistim sidik jari oleh anggota provos. b. Menerapkan sistem Reward (penghargaan) dan Phanisment (hukuman) yang tegas tanpa tebang pilih terhadap setiap anggota. 2. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan selanjutnya akan dapat meningkatkan disiplin kerja. Untuk meningkatkan disiplin anggota iklim organisasi yang diperlukan adalah sebagai berikut : a. Adanya peran langsung pimpinan yang terjun langsung ke lapangan bersama- sama dengan anggota. b. Adanya promosi jabatan dan pangkat bagi anggota yang berprestasi. c. Adanya penghargaan pengembangan karier untuk sekolah bagi anggota yang berprestasi dan berhasil dalam tugas. 3. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja. Untuk meningkatkan disiplin anggota faktor kepuasan kerja adalah sebagai berikut: a. Adanya perlindungan dan dukungan dari pimpinan terhadap anggota yang melaksanakan tugas di lapangan. b. Adanya tunjangan kinerja yang sesuai denagan beban dan kinerja setiap anggota.. REFERENSI Adebayo, Sulaiman , 2011, Influence of Supervisory Behaviour and Job Stress on Job Satisfaction and Turnover Intention of Police Personnel in Ekiti State, Journal of Management and Strategy Vol. 2, No. 3, p 13-20 Agustina, Widia, 2014, Dampak Pengawasan dan Kepuasan Kerja dalam Mempengaruhi Disiplin Kerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, Vol 14 No . 1, p 125-136 Ariyani, Emma Dwi, 2012, Dampak Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 170 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan (Studi pada Karyawan Tetap di Polman Bandung), Manajerial Vol. 11, No. 21, p 68-80 Armstrong, M, 2009, Armstrong's Handbook of Human Resource Management. Practice: 11 th ed. London: Kogan Page Dhona, Deby Avri Elvi, 2015, Hubungan Pengawasan yang Dilakukan Pimpinan dengan Kepuasan Kerja Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Barat, Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, p 291 – 759 Fitrianingrum, Eva Dila, 2015, Pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda, eJournal Administrasi Negara, 3 (5), p 1644 – 1655 Gibson, James L, John M. Ivancevich dan James H. Donnelly Jr, 2000. Organizations: Behaviour, Structure and Process, McGraw-Hill Companies Inc, Boston. Hasibuan, Malayu, S.P, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Cetakan 9. PT. Bumi Aksara Hermawan, Galih, 2016, Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan PT. Jembayan Muarabara Desa Separi Tenggarong Seberang, Psikoborneo, 4 (2), p 374 – 373 Heidjrachman, Ranupandojo, dan Suad Husnan, 2000, Manajemen Personalia. Edisi Keempat, BPFE UGM, Jogjakarta. Inayati, Asri, 2014, Hubungan Pengawasan dengan Disiplin Kerja Pegawai pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya, Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, p 86-91 Kaplan, Robert S. dan David P. Norton, 2000, Balanced Scorecard: Menerapkan strategi menjadi aksi, Erlangga, Jakarta Kusjainah, 2008, Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Karyawan, KOMPAK, Nomor 12, p 454-476 Lussier, N Robert, 2005, Human Relations in Organization Applications and skill Building. New York: Mc Graw Hills Maryadi, 2012, Pengaruh Budaya Organisasi, Kompensasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja Guru SD Di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, JMP, Volume 1 Nomor 2, p 177-188 Marzolina dan Fitri, Kurniawaty, 2013, Analisis Gaji dan Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Karyawan di PT. Vinsa Indo Sejahtera – Chevrolet Pekanbaru, Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 2, p 1-16 Moekijat, 2003, Manajemen Kepegawaian, Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta. Muhaimin, 2004, Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan Operator Shawing Computer Bagian Produksi Pada PT Primarindo Asia Infrastruktur Tbk Di Bandung, Jurnal PSYCHE, Vol. 1 No. 1, p 1-11 Nurwidyanti, Ferisca, 2015, Pengaruh Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Motivasi dan Disiplin Kerja Pegawai pada Kantor Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol. VII No. 3, p 420-436 Rivai, Veithzal, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk. Perusahaan, Cetakan Pertama, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada Rismayana, 2013, Faktor - Faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Timur, eJournal Administrative Reform, 1 (4), p 744-757 Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 171 BIMA BINGKAI MANAJEMEN Analisis Pengawasan dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Pada Polres Semarang / Subhan Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi, Edisi 8. Prentice Hall, Jakarta. Robbins, Stephen dan Judge, Timothy A, 2007, Organizational Behaviour.12nd edition. Upper Saddle River: New Jersey Siagian, Sondang, P, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi. Aksara Simamora Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 3, Cetakan 1,. Bagian Penerbitan STIE YKPN Sutrisno, Edy & Desanti, Novi, 2011, Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja(Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis), Jurnal Eksos, Vol. 7. N0. 1, p 96 - 105 Tarigan, Gabriel Kawas, 2016, Pengaruh Iklim Organisasi dan Komitmen Karyawan terhadap Kedisiplinan Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kencana Samarinda, eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 4, p 373-385 Tett, R.T and Meyer J.P., 1993, Job Satisfaction, Organizational Commitment, Turnover intention and Turnover. Personnel Psychology. 46, p 259- 293 Seminar Nasional dan Call for Paper 2017 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Publikasi Jurnal Ilmiah dalam Menyikapi Permenristekdikti RI No.20 Tahun 2017 Hotel Grasia, 9 Mei 2017 Pascasarjana (S2) STIE Dharmaputra Semarang 172