Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 RELASI KUASA DALAM TRADISI MOLODHAN DI SUMENEP, MADURA, JAWA TIMUR Zaimatur Rofi’ah1 Abstrak Tradisi di Madura yang sangat berhubungan dengan agama adalah tradisi perayaan Molodhan (Maulid nabi). Perayaan ini telah ada sejak lama dan mengalami perubahan yang signifikan tetapi tidak mengurangi makna dan fungsinya bagi masyarakat Madura. Di Madura sendiri perayaan Molodhan biasanya dimeriahkan dengan adanya pengajian dan jamuan-jamuan. Yang menarik, dalam acara Molodhan ini semua kalangan berbaur menjadi satu membentuk sebuah interaksi masyarakat yang tanpa batasan apapun. Molodhan seolah menjadi media untuk menyatukan semua lapisan. Di bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan diadakannya Molodhan, masyarakat Madura yang bekerja keluar daerah juga melakukan tradisi mudik demi bisa mengikuti tradisi ini. Kata kunci: Molodhan, Relasi kuasa. 1 Penulis adalah dosen STAI Sunan Drajat Kranji Paciran Lamongan. 230 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 A. Pendahuluan agama, yang diwujudkan dalam bentuk Di mata orang luar, masyarakat spiritualitas, etika dan simbol. Madura pada umumnya cenderung di Salah satu contoh tradisi di stereotipkan sebagai masyarakat yang Madura penuh suka dengan agama, yang juga menjadi menerabas norma sosial yang ada di kajian dalam penelitian ini adalah saat berada di negeri tertentu. Meski tradisi perayaan sifatnya dangkal dan menggeneralisir, nabi).Perayaan ini telah ada sejak pandangan orang luar tersebut pada lama dan mengalami perubahan yang taraf tertentu dapatlah ditolerir.Karena signifikan selama ini masyarakat Madura hanya makna dan fungsinya bagi masyarakat dilihat oleh orang luar dari sudut Madura.Di Madura sendiri perayaan pandang Molodhan kekerasan, egois, etnosentrisme mereka yang sangat tetapi berhubungan Molodhan (Maulid tidak biasanya mengurangi dimeriahkan semata. Selain itu budaya Madura dengan adanya pengajian dan jamuan- yang unik juga menambah pandangan jamuan.Yang menarik, dalam acara beragam Molodhan ini semua kalangan berbaur dari masyarakat diluar Madura. menjadi satu religiusitas, interaksi masyarakat masyarakat Madura dikenal memegang batasan apapun.Molodhan kuat menjadi Dalam ajaran konteks Islam dalam pola media membentuk untuk sebuah yang tanpa seolah menyatukan kehidupannya kendati pun menyisakan semua lapisan.Di bulan Rabiul Awal “dilema,” adanya yang merupakan bulan diadakannya deviasi atau kontradiksi antara ajaran Molodhan, masyarakat Madura yang Islam (formal dan substantif) dan pola bekerja keluar daerah juga melakukan perilaku sosiokultural dalam praksis tradisi mudik demi bisa mengikuti keberagamaan mereka itu. Hal ini tradisi ini. untuk menyebut sesuai dengan pernyataan Kuntowijoyo dalam Anwar (1996: 291) Perayaan Molodhan di Madura yang pada awalnya hanya perayaan biasa mengatakan bahwa budaya Madura dengan adalah budaya yang dipengaruhi oleh kelahiran nabi tetapi kemudian polanya berubah 231 tujuan sedikit bergembira demi sedikit atas dan Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 diselingi beberapa kepentingan sesuai individual dengan hubungan experience.Ada kekuasaan di tradisi Molodhan. pengkondisian dan syarat-syarat yang harus ada dalam perayaan ini misalkan B. Metode Penelitian penyelenggara haruslah berasal dari Penelitian status sosial dan merupakan kultural penelitian etnografis karena bergerak tertentu.Tentu saja untuk mencapai pada tataran sifat-sifat suatu individu, syarat-syarat tersebut, penyelenggara pandangan, memerlukan field (s).Dalam hal ini kelompok Molodhan dapat dikategorikan sebagai penyebaran suatu gejala atau frekuensi field karena didalamnya terdapat para adanya hubungan tertentu antar suatu aktor dan orang-orang yang saling gejala berjuang untuk masyarakat. publik adalah analisa secara cermat dari satu terhadap status sosial. Strategi-strategi atau lebih variabel terikat dalam suatu yang kelompok satu status ini sama memperebutkan lain pengakuan dilakukan oleh beberapa keadaan, gejala tertentu, dan atau frekuensi gejala lain Pokok perhatiannya penduduk dalam tertentu atau masyarakat Sumenep yang berperan dalam sampel dari kelompok penduduk sebagai penyelenggara Molodhan ini tertentu itu. untuk mencapai kepentingan semacam itu umumnya kekuasaan tidak simbolik Lokasi penelitian adalah terlepas dari kabupaten Sumenep.Alasan dipilihnya dan juga daerah ini adalah karena kondisi sosial kekuasaan modal. masyarakat yang masih bercirikan Adapun tujuan dari penelitian ini santri mengingat terdapat pesantren adalah (a) Untuk mengetahui aktor besar yang menjadi tujuan masyarakat yang terlibat dalam relasi kekuasaan dari seluruh penjuru nusantara untuk pada tradisi Molodhan; (b) untuk menuntut ilmu agama.Stratifikasi sosial mengetahui pola-pola kekuasaan yang di daerah ini juga masih sangat terasa digunakan dalam tradisi Molodhan ; (c) dalam Untuk mengetahui adakah hubungan masyarakatnya.Mengingat kelas, laki-laki dan perempuan, serta Molodhan hubungan hierarkis yang terjadi dalam dilaksanakan oleh kalangan tertentu, 232 kehidupan di Sumenep sehari-hari tradisi ini hanya Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 kiranya tepat jika daerah ini dijadikan sebagai pedoman hidup, prinsip dasar sebagai daerah penelitian. interaksi sosial, standar penilaian Dengan pendekatan naturalistik dalam hal tata karma, sebagai media teknik data domestifikasi dan hegemoni, ataupun wawancara, observasidan dokumentasi, sebagai sarana pemelihara, pelestari, penelitian dan dan pengumpulan ini mengkaji tiga memperluas aspek permasalahan, yaitu nilai-nilai yang kekuasaan.Intinya, tubuh merupakan dianut dan diyakini masyarakat dalam tempat tradisi Molodhan, faktor-faktor yang peristiwa menjadi konteslasi penyebab berkembangnya tertanamnya yang sejarah berkorelasi kekuasaan atau dengan yang diikat nilai-nilai tersebut dan peranan nilai- melalui bahasa, gagasan, tradisi, dan nilai perangkat tersebut perkembangan dalam konteks dan perubahan domestifikasi lainnya (Foucault dalam Scott Lash, 1990:74- masyarakat. 74). Meskipun tradisi C. Hasil dan Pembahasan dilaksanakan Gambaran Lokasi Penelitian masyarakat muslim, namun perayaan Penelitian ini dilaksanakan di Molodhan oleh Molodhan di hampir Sumenep setiap memiliki Sumenep yang merupakan salah satu perbedaan. Hanya para elite lokal yang kabupaten yang terdapat di pulau boleh mengadakan Molodhan yakni Madura.Stratifikasi mereka sosial yang memiliki modal masyarakatnya serta loyalitas terhadap kuasa.Ada beberapa elite lokal yang pemimpin keagaamaan menjadi faktor dikenal menarik kehidupan masyarakat Madura seperti bagi peneliti mengadakan penelitian ini.Loyalitas terhadap untuk di daerah pemilik memiliki pengaruh pesantren, para haji, dalam dan pemimpin pengusaha.Mereka adalah para elite keagamaan ini terkait erat dengan lokal masyarakat Sumenep.Para elite nilai-nilai lokal masyarakat memiliki budaya di dalam Sumenepyang bermacam tubuh tentunya ini memiliki kuasa untuk mendominasi dengan instrument dan tujuan.Yakni cara sebagai acuan penuntun tingkah laku, masing-masing.Kondisi menyebabkan 233 seseorang yang atau Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 sekelompok orang mampu resistensi dari masyarakat yang lain. mendominasi sejumlah massa dibagi Resistensi seperti dilakukan oleh pak beberapa Slamet yang meskipun bukan bagian tipe dominasi.Pertama, dominasi tradisional; didapat berdasar dari pada tradisi yang ada dan berlaku mengadakan Molodhan.Resistensi yang dalam yang dilakukan bukan dalam bentuk represif kepatuhan dan keras.Meskipun tidak semua orang masyarakat.Kepatuhan didasarkan bukan pada elite lokal namun hukum formal tetapi pada konvensi melakukan yang terbentuk menurut tradisi yang menandakan berlaku. pergulatan kuasa yang berlangsung Tipe kedua adalah dominasi sumber kekuasaan namun bahwa ini terdapat dalam tradisi perayaan Molodhan. kharismatik. Aliran Weberian melihat bahwa resistensi juga Pola-pola kekuasaan yang dapat terjadi dalam tradisi Molodhan sangat berasal dari kekuatan kharisma yang beragam dan berubah-ubah tergantung dimiliki seseorang atau sekelompok bagaimana para aktor orang (Rozaki, 2004: 86).Tipe ketiga menggunakannya. Satu kepentingan yaitu dominasi legal rasional; berasal mendukung kepentingan yang lain. dari kesepakatan anggota masyarakat Kuasa dari satu aktor ternyata sangat terhadap seperangkat peraturan yang dipengaruhi oleh kuasa aktor yang lain. diundangkan secara resmi. Hubungan-hubungan kekuasaan dalam Sedangkan yang tradisi ini bisa saling tarik ulur, saling termasuk dalam golongan menengah silang, tarik menarik dan seterusnya. ke bawah yakni mereka yang tidak Bila dikontekskan dengan pemikiran masuk dalam kelompok elite lokal tidak Bourdieu, berhak mengadakan Molodhan karena permasalahan ketidakmampuan kekuasaan terletak pada aspek habitus. modal masyarakat mereka kuasa.Hal ini memiliki akan tampak utama bahwa hubungan menimbulkan potensi terjadinya kuasa antara aktor Kekuasaan Laki-Laki dan Perempuan yang Dalam Tradisi Molodhan terlibat dalam tradisi Molodhan.Hal inilah yang kemudian menimbulkan pertentangan Molodhan merupakan hajatan dan besar yang rutin dilaksanakan oleh 234 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 masyarakat Sumenep.Dalam hal karenanya hajatan posisi laki laki dan perempuan tampak dari kelompok pembagian perempuan laki.Dalam tradisi tradisi yang berhak atas penentuan keputusan. kelompok dan laki-laki Mitos tradisional juga laki mendukung terjadinya kekuasaan laki- apapun terutama laki terhadap perempuan. Contohnya berhubungan dengan dalam penyelenggaraan Molodhan di tradisi keislaman, laki laki ada di tempat depan, sementara posisi perempuan menentukan perempuan seperti apa berada di samping yang boleh terlibat dalam perayaan yaitu di dalam ji Sopyan rumah. Laki-laki sebagai undangan inti Molodhan yang sementara perempuan perempuan sebagai pelengkap yakni penyedia konsumsi. Sedangkan yang berhak diadakannya. Para yang bertugas dalam perayaan Molodhan ini tidak boleh untuk sembarangan, artinya perempuan penyelenggaraan Molodhan di tempat harus dalam keadaan suci (tidak dalam Nyi Tus sangat tergantung pada izin keadaan menstruasi). Jika perempuan suaminya yakni kèAsy’ari.Bukan hanya yang bertugas memasak diketahui tidak izin melaksanakan Molodhan, namun sedang dalam keadaan suci, maka waktu pelaksanaan juga tergantung dipercaya pada keputusan KèAsy’ari. Alasan keburukan yang diberikan Nyi adalah tersebut. permasalahan dengan yang norma Tus berhubungan agama akan bagi Bagi mendatangkan acara sebagian sebagai ‘the others’ perempuan juga perbedaan kedudukan laki-laki dan berperan perempuan. Walaupun hal ini masih mendatangkan keburukan. bersifat tekstual namun atau pemahaman kontekstual Molodhan terlanjur terbentuk bahwa kedudukan Di dan perempuan dalam menciptakan dan Kekuasaan Hierarkis dalam Tradisi sudah laki-laki masyarakat besar masyarakat Sumenep, selain dianggap mengenai menjadi perdebatan apakah Molodhan memang kekuasaan dalam tradisi hierarkis Molodhan terlihat dari berbeda. Laki-laki sebagai pemimpin hubungan antara guru dan murid.Nyi dan Tus, perempuan sebagai wakil, 235 Kè Dulla serta Ji Sopyan, Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 ketiganya mempunyai pengaruh yang simbol yang terkait dengan sopan luas pada masyarakat di sekitarnya. santun. Ketiganya merupakan gurubagi Bagi masyarakat Madura, ketika masyarakat ditempat mereka berhadapan dengan yang lebih tua, tinggal.Bagi masyarakat Madura atau dituakan seperti kiai, nyai dan gurumenduduki posisi hierarkis tertinggi tokoh masyarakat, maka tempat duduk dalam dan harus setara atau lebih rendah.Cara pengabdian melebihi pemerintah.Relasi duduknyapun tidak boleh ajerukkong, antara guru dan murid, tidak hanya namun duduk dengan sopan. hal penghormatan ditujukan pada mereka yang secara Urutan pertama dalam hierarki langsung menuntut ilmu pada ketiga sosial masyarakat Sumenep adalah orang tersebut.Namun bagi masyarakat kiai.Karena itu dia dianggap memiliki Madura guru yang telah mengajari otoritas putra putrinya baginya.Karena juga itu atas kemampuannya berarti guru mengajarkan ilmu mereka perlu masyarakat.Konsekuensi kepada logis dari menghormati dan mengabdikan dirinya otoritasnya itu adalah mendapatkan seperti halnya putra putri mereka.Hal penghormatan ini terlihat pada penempatan tempat mencium tangan dari masyarakat yang duduk bagi para undangan terpilih. datang padanya termasuk pada seluruh Undangan anggota keluarganya. Jika ini tidak terpilih adalah para dilakukan mereka hubungan mendatangkan hukuman yang sifatnya kekerabatan.Hal ini memang terlihat represif namun pelakunya dipercaya sangat peneliti tidak akan mendapatkan ilmu yang melihat kuatnya kekuasaan hierarkis bermanfaat. Dalam kehidupan sehari- dalam masalah ini.Stratifikasi bahwa hari saja mencium tangan seorang kiai mereka berasal dari golongan mana adalah kewajiban apalagi ketika di ditentukan oleh penempatan tempat pertemukan duduk Molodhan ada sederhana yang panitia.Hal ini namun telah dipersiapkan merupakan bahasa saja kerelaan pengasuh pesantren lain. Biasanya masih tentu berupa dengan yang dipercaya mendatangkan barokah. 236 tidak akan perayaan banyak Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 Kekuasaan Kelas Ekonomi Dalam komunitas Tradisi Molodhan 1994:138).Selain Tradisi diadakan Molodhan oleh memiliki umumnya masyarakat status sosial (Bourdieu, rumah mewah dengan segala perabotannya, yang yang termasuk tinggi.Status modal simbolik kewibawaan, pakaian, adalah gelar sosial yang tinggi bisa karena tingkat pendidikan, bahasa yang digunakan ekonomi yang di atas masyarakat pada dalam percakapan sehari-hari dan lain umumnya sebagainya. (modal ekonomi), penghargaan atas dasar modal religi (kiai, pemilik pesantren), dan Kekuasaan penghargaan kultural (masyarakat yang telah bergelar penyelenggaraan Dalam Tradisi Molodhan haji).Dalam Molodhan, Politis Molodhan juga dipakai oleh ketiga beberapa partai politik untuk orang penyelenggara Molodhan yang kepentingan tertentu.Partai politik yang menjadi narasumber penelitian tersebut berkepentingan menggunakan kuasa diketahui sebagai orang yang secara kiai ekonomi lebih mapan dari masyarakat melanggengkan kekuasaannya pada pada umumnya.Ini terlihat dari bentuk masyarakat selaku pemilih.Suatu pihak rumah akan yang masyarakat lebih mencolok disekitarnya dari serta untuk dianggap membantunya berkuasa atau pemegang kuasa, apabila ia menguasai perabotan rumah yang relatif modern dan dilengkapi pribadi kekuasaan dalam suatu lingkungan sebagai alat transportasinya.Ini menjadi masyarakat. Tanpa itu, mereka tidak salah atau dengan satu mobil modal kekuasaan memiliki belum sumber-sumber dianggap sebagai mereka.Bourdieu menyebutnya dengan pemegang kuasa. Sumber kekuasaan modal simbolik.Modal simbolik tidak itu bisa melalui ekonomi, politik, dan lepas dari kekuasaan simbolik yaitu kultural (Soekanto, op.cit., 2003: 268; kekuasaan bandingkan Haryanto, op.cit, 2005: untuk mentasbihkan seseorang, karena kekuasaan fisik dan ekonomi yang 22). dimiliki.Kekuasaan Molodhan menjadi arena untuk simbolik juga terbentuk dalam suatu menentukan dan mempertegas status 237 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 orang yang terlibat dalamnya.Misalkan saja klèbun(kepala klèbun dalam masyarakat Sumenep di seorang merupakan media untuk semakin desa).Klèbun mengukuhkan status sosial pada level menjadikan Molodhan sebagai arena yang lebih dihormati di masyarakat, perjuangannya karena tidak sembarang orang dapat meraih kuasa.Menariknya klèbun tidak perlu mengadakan Molodhan menduduki posisi ini. sendiri.Dia cukup hadir dalam Molodhan yang diselenggarakan warganya dipandang sebagai klèbun kehormatan.Bagi C. Kesimpulan dan Maulid Nabi merupakan ritual tamu memperingati kelahiran nabi sendiri, Muhammad saw. Masyakat dibelahan moment Molodhan seperti ini adalah dunia merayakannya dengan tradisi ruang warga masing-masing.Perayaan Maulid nabi setempat.Kehadirannya dalam ritual ini bisa dikatakan sebagai ritual tahunan menjadikannya sebagai yang telah dilaksanakan turun temurun, pemimpin yang dekat dan perduli pada generasi ke generasi di hampir seluruh masyarakatnya. Sedangkan bagi warga negeri akansangat merasa Maulid Nabi lebih dikenal dengan mendapat kehormatan dan perhatian sebutan Molodhan. Masyarakat Madura jika klèbun menyempatkan diri untuk menyambutnya dengan penuh antusias hadir mereka sama halnya dengan perayaan Idul Fitri selenggarakan.Ini akan menjadi nilai serta Idul Adha. Molodhan merupakan lebih pada acara yang diadakan oleh realitas kultural yang menghubungkan masyarakatnya. banyak komunikasi Pada dikenal bangga dalam dengan acara dan yang masyarakat ditingkat kaum muslimin.Di orang berikut Madura berbagai kepentingannya. Hal inilah yang ingin pedesaan, posisi klèbun dalam struktur peneliti birokrasi mempunyai peran penting di menjadi media bagi berbagai kalangan masyarakat, karena pejabat inilah yang untuk meraih kuasanya atas yang lain bersentuhan maupun sekedar mempertegas wilayah langsung dengan penduduk desa maupun kota. Karena kaji kekuasaannya. itulah penting bahwa jabatan sebagai 238 bahwasanya ritual ini Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 Hal yang penting dibahas dalam Bentuk-bentuk tradisi Molodhan ini adalah produksi dalam makna Molodhan itu sendiri.Bagaimana kekuasaan laki-laki dan perempuan, signifikansinya dalam perebutan makna kekuasaan hierarkis, kekuasaan kelas sehingga terbuka tradisi kekuasaan Molodhan peluang berebut ekonomi, kita ketahui, politis.Kekuasaan kuasa.Sebagaimana serta adalah kekuasaan laki-laki dan dalam kebudayaan suatu masyarakat - perempuan dilakukan oleh ke dulla termasuk terhadap diantaranya Molodhan - para pekerjanya dipastikan adanya perebutan makna pembagian antarsesama bermaksud memetakan perbedaan laki- aktor sebagai pelaku budaya. tugas yang yakni memang laki dan perempuan.Perempuan lebih Dalam konteks Molodhan, banyak diposisikan sebagai pihak yang kekuasaan tidak hanya dilancarkan pekerjaannya oleh urusan Negara tetapi kekuasaan itu tidak dapur jauh-jauh yakni dari menyediakan menyebar dan dimiliki oleh setiap konsumsi.Sedangkan individu karena memang kekuasaan menurutnya lebih pantas mengurusi merupakan sesuatu yang melingkupi tenda serta menyiapkan undangan, hal seluruh kehidupan.Dengan yang berhubungan dengan tenaga dan otak.Menurutnya laki-laki lebih kuat aspek demikian setiap individu memiliki potensi untuk berkuasa mengekspresikan atau dan hasrat pintar laki-laki daripada sehingga perempuan pekerjaannya kuasanya.Permasalahan utama relasi disesuaikan kekuasaan kemampuannya.Unsur-unsur terletak pada aspek harus dengan habitus.Dinamika habitus ada karena kekuasaan yang ada dalam Molodhan hadirnya mengacu hubungan-hubungan kekuasaan yang berkontradiksi munculnya yang tarik yang ulur dan memungkinkan aktif, perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang termanifestasi pemahaman-pemahaman bersifat pada melalui sikap dan perilaku para aktor.Dalam pertaliannya bermutasi, dengan gender, kekuasaan yang bertransformasi, dan berubah bentuk dipergunakan dalam analisis ini adalah terhadap suatu objek. kekuasaan 239 yang dkhususkan pada Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 relasi laki-laki dan perempuan atas ibarat piring emas yang bila pecah dasar ideologi gender, yaitu ideologi masih yang jenis perempuan ibarat piring kaca yang kelamin itu kedalam pola maskulinitas- apabila pecah menjadi tidak berharga feminitas. lagi. Oposisi jenis kelamin yang seperti menghubungkan Kekuasaan kedua berharga sedangkan bersifat ini melahirkan prasangka gender yang membedakan peran dan fungsi juga berdampak pada pola hubungan laki- terlihat yang laki dan perempuan. Laki-laki menjadi momentum superordinant sedangkan perempuan dari disampaikan isi yang tetap ceramah dalam Molodhan ini.Ceramah ini merupakan menjadi bentuk bagaimana perempuan tidak hanya memunculkan perempuan memandang dirinya sendiri perilaku inferior dalam hubungannya sebagai pihak oposisi biner dari laki- dengan laki.Bentuk kekuasaan laki-laki dalam perempuan ceramah ini adalah perempuan yang inferior dan mendorong diri sendiri baik adalah perempuan yang harus kepada selalu hubungannya persetujuan terlihat cantik dan menarik.Tujuannya adalah untuk menyenangkan suaminya hati subordinat.Pada pihak juga posisi akhirnya laki-laki.Namun membentuk citra subordinat dengan dalam sesama perempuan. dan Kekuasaan hierarkis dalam suami memiliki pilihan untuk pergi jika Molodhan ini ditunjukkan oleh nyi Tus perempuan tidak bisa memenuhi syarat beserta keluarganya terhadap para tersebut.Perempuan sendiri kemudian undangan yang datang pada acara tidak Molodhan mempunyai setuju.Bagi pilihan perempuan selain Madura yang diadakannya.Kekuasaan pada laki adalah pemimpin yang tugasnya murid.Dengan posisinya sebagai guru, mengatur hidup perempuan karena nyi Tus memiliki kuasa untuk menyuruh telah memiliki tanggung jawab untuk para santrinya untuk ikut terlibat dalam memenuhi ekonomi mempersiapkan Molodhan. Walaupun perempuan.Bahkan ada adagium di tanpa disuruh santri-santrinya akan masyarakat Madura bahwa laki-laki dengan 240 sukarela antara terlihat termasuk perempuan Sumenep, laki- kebutuhan hubungan ini guru membantu. dan Bagi Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 santri-santri Nyi Tus, membantu guru sebagai penentu atas kemudi orang merupakan jalam baginya untuk meraih lain yang terdapat disekelilingnya. Atas barokah berupa ilmu yang bermanfaat. prinsip kekuasaan inilah Aristoteles Selain yang menegaskan bahwa dalam diri manusia satri terdapat itu para kebanyakan undangan merupakan wali sebuah kemampuan atau pesantren tersebut juga beranggapan kecenderungan terhadap sesuatu untuk demikian.guru yang mengajar anaknya tetap juga merupakan gurunya yang tentunya Keberadaan ini berjalan dalam diri juga harus dihormati. Penghormatan ini individu guna mempertahankan bentuk tampak dari antrian undangan untuk substansialnya meskipun ada upaya- bersalaman kepada upaya dari pihak lain yang ingin Nyi Tus.bukan hanya terhadap Nyi Tus melainkan juga terhadap keluarganya. bersalaman yang membungkuk dan dirinya sendiri. mengubahnya. Cara dengan menjadi Kekuasaan ekonomis terlihat sedikit pada penyelenggaraan Molodhan yang menunduk banyak diadakan oleh masyarakat yang merupakan cara mengekspresikan rasa memiliki hormat mereka. Tempat duduk dalam modal ekonominya elite ini merasa acara memiliki Molodhan menggambarkan ini bahwa hierarkis antara guru memang sangat terasa. juga kekuasaan dan modal tanggungjawab mengadakan murid yang Undangan ekonomi. lain Molodhan tidak. untuk sedangkan Ada menyelenggarakannya yang secara yang berasal dari kerabat Nyi Tus sederhana menempati depan besaran. Molodhan hanya diadakan besar-besar oleh kalangan elite ekonomi, elite yang kultural serta tidak ketinggalan elite dengan tempat kursi paling yang sedangkan undangan menempati tempat lain dibelakangnya. struktural maupun Dengan karena secara mereka besar- memiliki Kekuasaan merupakan pangkal utama empat modal kuasa untuk mengadakan individu laju Molodhan, seperti yang dikatakan oleh sebuah katifitas dalam keluarga bahkan Bourdieu yakni modal ekonomi, modal masyarakat.kuatnya budaya, modal sosial, dan modal dalam menggerakkan kekuatan yang dimiliki oleh individu menjadikannya simbolik. 241 Kalangan elite yang Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 mengadakan Molodhan adalah mereka pemimpin dalam sebuah acara yang yang memiliki pesantren, para haji, diselenggarakannya serta para calon bupati. Para elite ini kehormatan besar. Pemimpin tersebut menggunakan Molodhan sebagai arena akan untuk dianggap dekat dan memperhatikan mempertegas kelas sosial mereka bahwa mereka memang pantas semakin merupakan dihormati karena masyarakatnya. mengadakan Molodhan karena modal- Kekuasaan yang dilakukan oleh modal tersebut, sedangkan yang lain beberapa kalangan tertentu melalui ‘tidak pantas’. momentum Molodhan ini mendapatkan Sedangkan elite, resistensi dari Molodhan dianggap sebagai kendaraan dianggap tidak untuk di melaksanakan Molodhan.Resistensi ini masyarakatnya.Terlihat dari perayaan contohnya dilakukan oleh Pak Slamet Molodhan yang diadakan ké Rusli, yang sebenarnya tidak memiliki modal yang dengan kuasa untuk mengadakan Molodhan. pemilihan Meskipun diadakan secara sederhana Kapedi namun itu membentuk pemikiran yang mengundang tidak umum did lam masyarakat bahwa meraih bagi posisi bertepatan menjelang para tertinggi juga diadakannya klebun di daerah Sumenep.Dengan masyarakat memiliki kewajiban penceramah dia meminta dukungan Molodhan suara kepada masyarakat yang datang muslim yang setiap orang berhak dalam acara Molodhannya. Berbeda mengadakannya. dengan klebun Pragaan, ké Syafi’i, yang tidak perlu memang yang Masyarakat millik kelas semua menengah mengadakan kebawah yang merupakan bagian dari Molodhan untuk meraih kuasa karena masyarakat yang tidak mengadakan dengan Molodhan hanya datang menghadiri justru menggunakan Molodhan yang diadakan warganya, posisinya tersebut untuk menekan para dengan elite kuasa dimilikinya, struktural semakin yang untuk mengadakan memperkuat Molodhan.Merekalah alasan para elite posisinya sebagai orang yang dihormati tersebut untuk mengadakan Molodhan. oleh Pandangan masyarakat. masyarakat Karena Madura bagi ajji apah, kyaeh apah, reng soghi cerre’ akan selalu melekat kehadiran 242 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 12 Nomor 2 Desember 2014 ______________. 1996. Distinction: pada mereka yang tidak mengadakan bisa A Social Critique the Judgement melaksanakannya. Inilah yang menurut of Taste. London, Routledge Bourdieu bahwa ”tindakan” (practice) dan Kagen paul Molodhan sementara mereka Kekuasaan atau apa yang secara aktual dilakukan Haryatmoko.2002. seseorang, merupakan bentukan dari “Melahirkan (dan terhadap) dalam Basis, nomor 01-02, aturan-aturan dan konvensi-konvensi tahun ke-51, Januari-Februari. budaya. Yogyakarta: Kanisius sekaligus respons Rozaki, Abdur. Anti Kekuasaan” 2004. Menabur D. Daftar Pustaka Kharisma Menuai Kuasa; Kiprah Anwar, Kh. 1996. Dinamika Kultural Kiai dan Blater sebagai Rezim Masyarakat Madura, dalam : Kembar di Madura.Yogyakarta: Ruh Pustaka Marwa. Islam Bangsa. dalam Jakarta: Budaya Storey, John. 2006. Cultural Studies Yayasan dan Festifal Istiqlal. Bourdieu, Pierre. 1977. Outline of a Kajian Budaya Yogyakarta: Jalasutra. Theory of Practice. Cambridge: Cambridge University Press 243 Pop.