Bab 9 SISTEM EKSKRESI MANUSIA DAN KESEHATAN KOMPETENSI INTI 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori KOMPETENSI DASAR 3.9 Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri 4.9 membuiat pikiran (mapping mind) tentang struktut dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengidentifikasi organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia. 2. Memahami struktur dan fungsi organ-organ penyusun sistem ekskresi manusia. 3. Menjelaskan proses pengeluaran zat-zat sisa oleh sistem ekskresi manusia 4. Mendata contoh-contoh penyakit dan kelainan pada sistem ekskresi manusia 5. Mampu menjaga dan merawat organ-organ sistem ekskresi untuk kesehatan diri. A. Organ-organ penyusun sistem ekskresi Dalam proses metabolisme dihasilkan zat-zat sisa yang harus dikeluarkan dalam tubuh, karena jika tidak akan membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zatzat sisa dari tubuh disebut ekskresi. Organ-organ yang berperan dalam ekskresi meliputi kulit, ginjal, hati dan paru-paru. 1. Kulit Kulit merupakan organ pelindung yang menutupi seluruh tubuh berupa lapisan yang sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa milimeter yang terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat (dermis), dan jaringan bawah kulit (subkutan). a. Kulit ari (epidermis). Kulit ari tersusun dari tiga lapisan, yaitu 1) Lapisan tanduk (stratum korneum) yang merupakan lapisan terluar tersusun dari jaringan mati terddiri atas lapis sel pipih dan sering mengelupas. 2) Lapisan Granula (stratum granulosum) yang terdiri dari sel begranula yang lama kelamaan akan mati dan terdorong keatas menggantikan lapisan tanduk. Lapisan ini mengandung pigmen melanin yang memberi warna kulit dan melindungi sengatan sinar matahari. Dan jika orang tidak mempunyai pigmen melanin disebut albino. 3) Stratum germinativum tersusun dari dua lapis yaitu lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru yang berasal dari sel dibawahnya (stratum basal) yang selalu membelah. b. Kulit Jangat ( Dermis) Didalam kulit jangat terdapat 1) Pembuluh darah. 2) Kelenjear keringat berbentuk pipa berpilin dengan pangkal menggulung, memanjang dari epidermis sampai dermis dan dikelilingi oleh pembuluh darah kapiler. 3) Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebut sebum. 4) ujung-ujung saraf indra yang terdiri dari ujung saraf peraba dingin (korpuskula Krausse), peraba tekanan (korpuskula Paccini), peraba panas (korpuskuila Ruffini), peraba sentuhan (korpuskula Meissner) dan peraba nyeri. 5) Kantong rambut yang dibawahn ya terdapat pembuluh darah kapiler. c. Jaringan Bawah Kulit (Subkutan). Pada jaringan bawah kulit terdapat jaringan lemak (adiposa) yang berfungsi untuk menyimpan lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat. Kulit juga berfungsi untuk mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur suhu tubuh dan menjaga pengeluaran air agar tidak berlebihan. 2. Ginjal Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah berjumlah dua buah berwarna merah keunguan, panjangnya sekitar 10 cm dengan berat kurang lebih 170 gr dan letaknya didalam rongga perut didepan tulang pinggang, sedang posisi ginjal kiri lebih tinggi dari pada ginjal kanan. Ginjal merupakan organ ekskresi yang mengeluarkan sisa metabolisme berbentuk urine yang mengandung air, urea dan garam-garam mineral. Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis) a. Kulit Ginjal Pada kulit ginjal terdapat nefron yang jumlahnya kurang lebih 1 juta dan berfungsi untuk menyaring darah. Setiap nefron tersusun dari badan malpighi dan saluran panjang (tubulus) yang berbelok-belok. Badan malpighi tersusun atas glomerulus yang merupakan untaian pembuluh darah kapiler tempat darah disaring dan kapsul bowman yang mengelilingi glomerulus. Tubulus ginajla terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus. Penyaringan darah hingga berbentuk urine meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi) dan pengumpulan (augmentasi). 1) Penyaringan (Filtrasi) Darah kaya zat sisa metabolisme masuk ginjal lewat arteri ginjal (arteri renalis). Plasma darah dan zat terlarut disaring oleh glomerulus di dalam badan malpighi menghasilkan filtrat glomeulus atau urine primer yang didalamnya masih terapat air, glukosa, asam amino dan garam-garam mineral. 2) Penyerapan (Reabsorpsi). Hampir semua gula, vitamin, asam amino dan air diserap kembali di tubulus kontortus proksimaal, zat-zat yang masih berguna dimasukkan dalam pembuluh darah sekitar tubulus. Hasil penyerapan berupa filtrat tubulus atau urine sekunder yang masih mengandung air, garam, urea dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau urine. 3) Pengumpulan (Augmentas) Di tubulus kontortus distal zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen, amonia dan kreatin ditambahkan ke urine sekunder menjadi urine. Melalui tubulus kolektivus urine menuju rongga ginjal terus ke kandung kemih lewat saluran ginjal (ureter), dari kandung kemih urine keluar tubuh melalui saluran kencing (uretra). Urine yang dikeluarkan ginjal mengandung 95% air dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, amonia, bermacam-macam garam terutama NaCL, zat warna empedu, dan zat berlebihan didalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan dan hormon. 3. Hati Hati merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh, terletak dirongga perut sebelah atas kanan dibawah diafragma, beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah. Hati mengeluarkan empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral mengandung kolesterol, . garam-garam mineral, garam empedu dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin yang merupakan hasil rombakan hemoglobin eritrosit dalam hati. Zat warna empedu oleh bakteri usus dirubah menjadi urobilin berwarna kuning coklat yang memberi warna feses dan urine. Garam-garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak dalam proses pencernaan. Selain berfungsi sebagai alat ekskresi hati mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tubuh yaitu a. Tempat menyimpan gula (glikogen) b. Tempat pembentukan dan perombakan protein yaitu protein, albumin, protrombin, fibrinogen dan urea. c. Tempat membongkar sel darah merah (eritrodit) yang rusak dan tua menjadi zat besi, globin dan hemin yang diurai menjadi bilirubin dan biliverdin. 4. Paru-paru Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu mengeluarkan air dan karbon dioksida yang merupakan hasil pernafasan. B. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi Kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi antara lain 1. Anuria. 2. Glikosuria. 3. Albuminuria. 4. Hematuria. 5. Bilirubinaria. 6. Batu ginjal. 7. Nefritis Glomerulus. 8. Pielonefritis. 9. Sistitis 10. nefrosis. 11. Polisistik. 12. Gagal ginjal. C. Sistem Ekskresi dan Kesehatan Agar kulit tetap berfungsi dengan baik dalam mengeluarkan keringat, maka permukaan kulit harus bersih dari organisme dan benda nonorganik. Supaya ginjal dapat bekerja dengan baik maka ginjal dapat dijaga dan dirawat dengan tidak menahan kencing, jangan terlalu banyak duduk, tidak mengkonsumsi alkohol dan pemicu stamina, minum air putih cukup, cukup olah raga dan istirahat serta makan makanan yang bergizi. Untuk menjaga dan merawat hati agar tetap bekerja dengan optimal dapat dilakukan dengan cara tidak berlebihan waktu olah raga dan bekerja, berusaha hidup tenang dan tidak tergesa-gesa, serta tidak mengkonsumsi alkohol. Paru-paru dapat dioptimalkan fungsinya dengan jalan antara lain berolah raga secara teratur, menghindari merokok dan asapnya, asap industri dan kendaraan bermotor, istirahat cukup dan memakan makanan yang bergizi tinggi dan halal. TERIMA KASIH Semoga Selalu Sukses