Perkembangan teori –teori manajemen

advertisement
Aldi Nazar Basuki Wijaya
(125100300111013)
Kelas: N
Perkembangan teori –teori manajemen
Bagaimana teori manajemen ilmiah berkembang dan bagaimana hubungannya dengan
teori-teori manajemen yang lain?
Pada awalnya teori manajemen ilmiah muncul sebagai akibat adanya kebutuhan
untuk menaikkan produktivitas. Amerika serikat khususnya, tenaga terampil pada awal abad
ke-20 tidaklah banyak. Untuk mengembangkan produktivitas dicarilah cara-cara untuk
menaikkan efisiensi pekerja.Menurut Frederick W. Taylor mendasarkan sistem manajemennya
pada penelitian waktu kerja (time studies) di bagian produksi tempat ia bekerja. Pendekatan ini
menandai awal yang sebenarnya dari manajemen ilmiah. Bukannya berdasarkan pada
cara-cara bekerja tradisional, Taylor menganalisis dan mengukur waktu gerakan-gerakan yang
dilakukan oleh buruh pabrik baja dalam serangkaian pekerjaan. Dengan penelitian waktu
sebagai dasarnya, Taylor dapat memecahkan setiap pekerjaan ke dalam
komponen-komponennya dan merancang cara pengerjaan yang tercepat dan terbaik untuk
setiap pekerjaan. Dengan demikian ia menentukan seberapa pekerja akan dapat bekerja dengan
peralatan dan bahan yang tersedia.
Walaupun metode Taylor menghasilkan peningkatan-peningkatan produktivitas dan
upah yang lebih tinggi pada keadaan tertentu, pekerja dan serikat buruh mulai menentang
pendekatannya. Seperti para pekerja di Midvale, mereka takut bahwa pekerja yang bekerja
lebih keras atau lebih cepat akan cepat menghabiskan pekerjaan apapun yang tersedia dan akan
berakibat pemberhentian pekerja. Kenyataan bahwa para pekerja telah diberhentikan di
perusahaan Simonds dan organisasi lain yang menggunakan metoda Taylor menyebabkan
kekhawatiran itu. Dengan tersebarnya gagasan Taylor, penentangnya pun berkembang. Makin
banyak pekerja menjadi yakin bahwa mereka akan kehilangan pekerjaan apabila metoda
Taylor digunakan.Namun Taylor menjelaskan filsafatnya, Ia berkata bahwa gagasannya itu
berdasar pada empat prinsip:
1. Perkembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya, sehingga misalnya metoda yang
terbaik untuk melakukan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Pemilihan yang ilmiah terhadap pekerja, sehingga setiap pekerja dapat diberi
tanggungjawab atas tugas yang paling cocok baginya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah untuk para pekerja.
4. Kerjasama yang erat dan bersahabat di antara manajemen dan pekerja.
Taylor mengatakan bahwa agar supaya prinsip itu dapat berhasil, dibutuhkan suatu
"revolusi mental menyeluruh" di pihak manajemen dan pekerja. Daripada bertengkar
mengenai keuntungannya masing-masing, mereka harus bersama-sama berusaha menaikan
produksi. Dengan jalan itu, keuntungan akan ditingkatkan sampai ke tingkat di mana pekerja
Aldi Nazar Basuki Wijaya
(125100300111013)
Kelas: N
dan manajer tidak akan berselisih. Singkatnya, Taylor berpendapat bahwa manajer dan pekerja
mempunyai kesamaan kepentingan dalam meningkatkan produktivitas.
Teori Awal Manajemen
Charles Babbage
Charles Babbage (1792-1871) adalah seorang profesor matematika Inggris yang
menggunakan banyak waktunya mempelajari cara-cara untuk membuat pekerjaan dalam
pabrik lebih efisien. Ia menjadi yakin bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah pada proses
kerja akan meningkatkan produktivitas dan menekan biaya. Dengan cara ini, waktu pendidikan
yang mahal dapat dikurangi, dan pengulangan yang terus menerus dari setiap pekerjaan akan
meningkatkan keterampilan pekerja dan menambah efisiensinya. Kontribusi Babbage pada
manajemen sekarang jelas bagi kita. Yaitu gagasan mengenai pembagian kerja agar pekerjaan
dilakukan lebih efektif dan efisien. Tentunya seorang pekerja harus terampil dalam bidangnya.
Dan menurut Babbage, jika pekerja itu sudah melakukannya berulang-ulang, maka
keterampilannya bertambah.
Robert Owen (1771-1858)
Owen menganggap jabatan manajer sebagai pengubah (reform). Ia membangun
perumahan yang lebih baik untuk para pekerjanya dan membuka toko perusahaan di mana
barang-barang dapat dibeli dengan murah. Ia mengurangi jam kerja menjadi 10,5 jam dan
menolak untuk menerima anak-anak dibawah sepuluh tahun untuk bekerja. Ia berpendapat
bahwa dengan memperbaiki kondisi pekerja maka produksi dan keuntungan dengan
sendirinya akan meningkat. Sementara manajer lain memusatkan penanaman modal pada
perbaikan-perbaikan teknis, Owen menekankan fakta bahwa yang terbaik dalam
menanamkan modal adalah pada pekerja, atau seperti yang disebutnya "mesin vital". Owen
percaya bahwa penilaian terbuka ini bukan hanya memungkinkan para manajer mengetahui
letak permasalahan, tetapi juga memberikan kebanggaan dan mendorong persaingan. Dalam
organisasi kita masa kini, kebiasaan memasang dan mempublikasikan angka-angka penjualan
dan produksi didasarkan pada prinsip psikologi yang sama.
Teori Organisasi Klasik
Henry Fayol (1919)
Fayol menyusun analisis rasional mengenai taksonomi fungsi-fungsi dan struktur
organisasi, yang secara sederhana dapat disusun dengan singkatan POSDCORB (Plannning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Record-Keeping, Budgeting).
Mary Parker Follet
Menurut keyakinan Mary Parker Follet, bahwa tak seorangpun dapat menjadi
Aldi Nazar Basuki Wijaya
(125100300111013)
Kelas: N
manusia utuh kecuali sebagai anggota suatu kelompok. Dengan itu juga Follet membenarkan
pendapat Henry Fayol yang mengatakan bahwa pekerja dan manajemen mempunyai
kepentingan yang sama sebagai anggota organisasi yang sama. Namun Follet juga percaya
bahwa adanya perbedaan semua antara manajer dan bawahan menutupi hubungan alami ini.
Follet berpendapat bahwa agar manajemen dan pekerja benar-benar dapat menjadi bagian
dari suatu kelompok, pandangan tradisional harus ditinggalkan.
Chester I. Barnard
Menurut Barnard, manusia berkumpul di dalam organisasi untuk mendapatkan
hal-hal yang mereka tidak mampu kerjakan sendiri. Tetapi dalam mencapai tujuan organisasi,
mereka harus memuaskan kubutuhan pribadinya juga. Dengan begitu Barnard sampai pada
thesis utamanya: Suatu perusahaan dapat bekerja secara efisien dan tetap hidup hanya kalau
tujuan organisasi dan tujuan serta kebutuhan perorangan yang bekerja pada organisasi itu
dijaga seimbang.
Hubungan manusiawi
Hugo Munsterberg (Aliran Perilaku)
Hugo Munsterberg dalam karya utamanya, Psychology and Industrial Efficiency (Psikologi
dan Efisiensi Industri) ia menyarankan bahwa produktivitas dapat ditingkatkan dengan tiga
jalan :
1. dengan menemukan orang yang terbaik.
2. dengan menciptakan pekerjaan yang terbaik.
3. dengan menggunakan pengaruh psikologis, yang disebut Munsterberg pengaruh yang
mungkin (possible effect), untuk mendorong karyawan.
Dalam tiap bidang, Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang
diambil dari psikologi eksperimen. Sebagai contoh, pengujian psikologi dapat digunakan
untuk membantu dalam memilih karyawan yang memenuhi syarat. Penelitian cara belajar
dapat membantu dalam memperbaiki cara latihan. Dan penelitian tentang tingkah laku
manusia dapat merumuskan teknik-teknik bimbingan kejuruan modern untuk menentukan
ketrampilan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan dan untuk mengukur ketrampilan calon
pekerja.
Manajemen Modern
Perkembangan aliran Perilaku Organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru
tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran Perilaku Organisasi antara
lain :
Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan
Aldi Nazar Basuki Wijaya
(125100300111013)
Kelas: N
Hirarki Kebutuhan Manusia, dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika
motivasi.
Douglas McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.
Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higenis dan teori dua faktor.
Robert Black dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi
manajerial (managerial grid).
Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem hubungan antar
budaya.
Edgar Schein, yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain-lainnya.
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
Prinsip-prinsip Dasar Perilaku Organisasi dalam Manajemen Modern yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
2.
Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3.
Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4.
Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
Hubungan manajemen ilmiah dengan
teori-teori manajemen yang lain
Teori klasik
Teori awal
Manajemen
Teori organisasi
manajemen
ilmiah
klasik
Manusia=mahluk rasional
Mampu menentukan anatomi organisasi
Hubungan manusiawi
Manajemen modern
Manusia=mahluk
Manusia tidak diperhatikan
psikososial
sebagai individu
Tidak mampu menentukan
Mampu menentukan anatomi
anatomi organisasi
organisasi
Fokus perhatian: anatomi organisasi/jumlah
Fokus perhatian: hubungan
personil
antar manusia
Sistem tertutup
Organisasi=sistem tertutup
Fokus perhatian: hubungan
organisasi dengan
lingkungan
Organisasi=sistem terbuka
Aldi Nazar Basuki Wijaya
(125100300111013)
Kelas: N
Sumber:
Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Ernie, Trisnawati & Kurniawan, Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada
Media Group.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009 .
Bandung: Alfabeta.
Download