Obat Parkinson Baru yang Menjanjikan

advertisement
BERITA TERKINI
Obat Parkinson Baru
yang Menjanjikan
S
tudi-studi terbaru yang dipresentasikan
dalam American Academy of Neurology
65thAnnual Meeting memberi berita
yang menjanjikan mengenai obat-obat baru
untuk pasien Parkinson.
Studi pertama menyajikan data baru
mengenai droxidopa untuk neurogenic
orthostatic hypotension (NOH). Studi ke dua
melaporkan mengenai keamanan dan efikasi
dari tozadenant untuk menghilangkan
fluktuasi pada pasien yang diberi levodopa.
Studi ke tiga melaporkan mengenai rasagiline
sebagai terapi tambahan untuk monoterapi
agonis dopamine untuk Parkinson. Hasil
ketiga studi ini memberikan berita yang
menjanjikan untuk pasien Parkinson.
Droxidopa untuk NOH
Studi droxidopa mempelajari efek obat ini
terhadap gejala ortostatik dan tekanan
darah sistolik saat berdiri pada 225 pasien
Parkinson dan NOH. Kondisi ortostastik
mempengaruhi
sekitar
18%
pasien
Parkinson, timbul dari kegagalan sistem
saraf otonom untuk merespons perubahan
postur karena pelepasan norepinephrine
yang inadekuat. Droxidopa sendiri adalah
sebuah prodrug oral yang akan diubah
menjadi norepinephrine.
Pasien dalam studi ini secara acak diberi
plasebo atau droxidopa (dititrasi dari 100
sampai 600 mg tiga kali sehari selama
periode 2 minggu tersamar ganda, diikuti
dengan periode 8 minggu tersamar ganda
dengan dosis yang sudah stabil). Pasien
yang diberi droxidopa mengalami perbaikan
signifikan dalam pusing / sensasi melayang
setelah 1 minggu dibandingkan plasebo
(P=0,008) dan menunjukkan tren perbaikan
setelah 8 minggu (P=0,077). Tekanan darah
sistolik saat berdiri membaik signifikan pada
droxidopa dibandingkan dengan plasebo
setelah 1 minggu (6,8 mmHg; P=0,014) dan
menunjukkan perbaikan numeris setelah
8 minggu (2,2 mmHg; P =0,414). Pasien
droxidopa juga memiliki risiko jatuh yang
lebih kecil. Selama periode studi 10 minggu,
terdapat kejadian jatuh 0,38 /pasien/minggu
dibandingkan 1,73 pada kelompok plasebo,
menghasilkan perbaikan sebesar 78,%
(P=NS).
Droxidopa ditoleransi dengan baik, efek
samping terkait droxidopa yang paling umum
(> 5%) adalah nyeri kepala, pusing, hipertensi,
mual, dan kelelahan.
Tozadenant mengurangi Off-Time
Studi tozadenant merupakan studi 12
minggu, acak, tersamar ganda, fase 2 pada
pasien dengan Parkinson tahap lanjut yang
diberi levodopa dalam dosis stabil yang
mengalami setidaknya off time selama 2,5
jam per hari.
Off time penyakit Parkinson adalah periode
tertentu dalam satu hari saat medikasi kurang
bekerja baik, sehingga terjadi perburukan
gejala Parkinson. On time adalah periode
gejala Parkinson terkontrol baik.
Tozadenant, adalah sebuah antagonis selektif
reseptor adenosine 2—α oral, mengurangi
signifikan off time dengan peningkatan
waktu on time dan perbaikan skor motorik
dan kualitas hidup pasien Parkinson. Obat ini
tidak bekerja secara langsung pada sistem
dopamine dan karena itu efek dopaminergik
dapat dihindari. Sejumlah 420 pasien secara
acak diberi tozadenant 60, 120, 180, 240
mg, atau plasebo 2 kali sehari, 337 pasien
menyelesaikan perawatan. Pasien rata-rata
berumur 63 tahun dan sudah menderita
Parkinson selama lebih dari 8 tahun.
Baseline off time pasien sekitar 6 jam. Terjadi
perbaikan signifikan rerata perubahan off
time dari baseline dibanding plasebo dengan
tozadenant 120 mg dua kali sehari (-1,1 jam;
P=0,039) dan 180 mg dua kali sehari (-1,2 jam;
P=0,039). On time dengan diskinesia tidak
meningkat signifikan pada semua kelompok
tozadenant.
Tozadenant juga terkait dalam perbaikan
skor Unified Parkinson Disease Rating
Scale (UPDRS) I-III, begitu juga dengan
skor Clinical Global Impression-Improvement
(CGI-I) dan Patient Global ImpressionImprovement.
Efek samping yang paling umum pada
kelompok tozadenant adalah diskinesia, mual,
pusing, konstipasi, perburukan Parkinson,
insomnia, dan terjatuh.
Penambahan Rasagiline untuk gejala
yang membandel
Studi rasagiline adalah studi 18 minggu fase 4
melibatkan 321 pasien Parkinson tahap awal
berumur 30 tahun atau lebih yang gejala
penyakitnya tidak terkontrol dengan dosis
stabil ropinirole (setidaknya 6 mg/hari) atau
pramipexole (setidaknya 1 mg/hari). Pasien
secara acak ditambahkan rasagiline 1 mg atau
plasebo, sementara tetap mempertahankan
dosis stabil agonis dopamine.
Dibandingkan jika menambahkan plasebo,
penambahan
rasagiline
memberikan
perbaikan signifikan skor total UPDRS
(P=0,012) dan skor motorik (P=0,07). Tidak
ada perbedaan signifikan skor UPDRS-ADL
(aktivitas sehari-hari) atau CGI-1. Rasagiline
ditoleransi dengan baik, tidak ada perbedaan
signifikan persentase efek samping (64,2%
vs. 61,0%) atau efek samping serius (4,9% vs.
3,0%) dibandingkan plasebo.
Simpulannya, terdapat 3 obat baru yang
menjanjikan untuk pasien Parkinson: Droxidopa
sebagai obat anti hipotensi, Tozadenant untuk
mengurangi off-time, dan Rasagiline sebagai
terapi tambahan untuk gejala Parkinson yang
membandel. (AGN)
REFERENSI:
Brooks M. New drugs hold promise of improved quality of life in PD. Medscape [Internet] 2013 [Cited 2013 March 21]. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/780879
CDK-210/ vol. 40 no. 11, th. 2013
857
Download