BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Televisi Sebagai Media Massa Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi memiliki kelebihan dari media massa lainnya karena sifatnya audio visual (dapat didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan secara langsung dengan menyajikan peristiwa yang sedang terjadi berupa gambar yang dilengkapi dengan naskah yang mengiringi gambar, atau hanya dengan gambar itu sendiri tanpa suara, gambar bisa bercerita kepada setiap audience yang menyaksikan dimanapun berada.7 Televisi sebagai media massa elektronik memiliki unsur kedekatan yang sangat erat dengan khalayak. Salah satu asumsi media massa adalah media massa memiliki peran mediasi antara realitas obyektif dengan pengalaman pribadi. Mediasi dapat berlangsung dalam berbagi bentuk, tergantung pada tingkat dan bentuk kegiatan, tujuan, interaktivitas, dan efektivitas. Terkait dengan media tersebut, media berperan sebagai :8 1. Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita yang memungkinkan kita untuk memahami apa yang terjadi disekitar kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak. 7 8 Riswandi. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009, Hal : 2 Dennis Mcquai. Teori Komunikasi Massa, Jakarta Salemba Humanika. 2011, Hal : 53 10 11 2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas. 3. Pembawa atau penghantar infomasi dan pendapat 4. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dan penerima melalui berbagai umpan balik. 5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukan arah, memberikan bimbingan atau intruksi. 6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberikan perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya baik secara sadar, sistematis maupun tidak. 7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyrakat itu sendiri, biasanya pencitraan itu mengalami perubahan (distorsi) karena adanya penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat atau seringkali pula yang ingin mereka hakimi atau cela. 8. Tirai atau penutup, yang menutupi kebenaran demi mencapai tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan (escapism) Televisi mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga penonton yang tinggal di daerah terpencil dapat menikmati siaran TV. Bisa dikatakan TV membawa bioskop ke dalam rumah tangga, mendekatkan dunia yang jauh ke depan mata tanpa perlu membuang waktu dan uang untuk mengunjungi tempattempat tersebut. 9 9 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi Cet.5. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004. Hal 123 12 2.1.1 Karakteristik Televisi Televisi memiliki beberapa ciri atau karakteristik, yaitu:10 1. Audiovisual: Suara dan gambar adalah unsur yang terdapat pada televisi. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Apabila salah satu dari suara atau gambar tidak ada, maka televisi tidak lebih dari media cetak atau radio. 2. Berpikir dalam gambar Tahapan berfikir dalam gambar ada dua, yang pertama yaitu visualisasi yakni menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar secara individu, dalam proses visualisasi pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikan sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua, adalah penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih komplek Dikatakan lebih komplek karena melibatkan banyak orang, dalam sebuah siaran yang dilakukan distudio saja setidaknya melibatkan produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarrah studio, pengarah gambar, dua atau tiga juru kamera, juru audio, juru rias, dan lain-lain. 10 Elvinaro Ardianto,dkk. Komunikasi Massa suatu Pengantar EdisiRevisi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2007. Hal 137 13 2.1.2 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi mesia massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi, tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial, fungsi televisi digolongkan kedalam 6 aspek yaitu:11 1. Menyampaikan Fakta (the fact) Media massa (televisi) menyediakan fasalitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim (iklan, propaganda, dan lain-lain) dan dari sisi lain kebutuhan dan harapan penerima (berita laporan, dan lain-lain). 2. Menyajikan opini dan analisis (opinions and analyses) Pada laporan berita, reporter melakukan opini orang-orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redactor khusus (kolom, editorial, dan lain-lain). 3. Melakukan Investigasi (Investigation) Fungsi ini adalah yang paling sulit dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan insentif dengan para ahli dan ilmuwan yang memberikan waktu tahunan. 4. Hiburan (Entertaiment) Sajian pers dan media massa (Televisi) kadang-kadang berfungsi sekaligus untuk menghibur, mendidik, dan memberikan informasi. 11 Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi, Simbiosa Rekatama Media. Bandung, 2007 hal 128. 14 5. Kontrol (Control) Fungsi ini dapat dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga sebaliknya. 6. Analisis Kebijakan (Policy Analysis) Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah, kemudian dianalisis oleh media tersebut jangan memberikan solusi alternatif lain. 2.2 Program Televisi 2.2.1 Pengertian Program Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara melainkan menggunakan kata istilah ‘siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran Indonesia dari pada kata siaran untuk mengacu pada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya dengan demikian program memiliki pengertian sangat luas. 12 Program yang dibuat haruslah menarik dan memiliki cirri khas agar mampu bersaing untuk mendapatkan perhatian masyarakat, karena bagaimanapun masyarakat yang menentukan bagus tidaknya suatu program dan itu akan berpengaruh terhadap stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan. 12 Opcit, Hal : 200 15 Menurut Vane – Gross (1994) dalam Morissan (2008) menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik dari suatu program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik adalah bagaimana suatu program dapat menarik audiennya. 13 2.2.2 Jenis-jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan norma kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Berbagai jenis program dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu : 1). Program informasi (berita) dan 2). Program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini.Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan.14 Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat factual atau fiktif (fictional). Program factual antara lain meliputi : program berita, documenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain 13 Ibid hal : 101 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana. 2008. Hal :208 14 16 program drama atau komedi. Penjelasan lebih rinci akan dibahas dibawah seperti berikut:15 1. Program informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khlayak. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audience. Dengan demikian, program informasi tidak hanya program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show. Program informasi terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). a. Berita keras (hard news) Berita keras (hard news) adalah segala informasi untuk dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: staraight news, feature, dan infotainment. b. Berita lunak (soft news) Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak harus bersifat segera ditayangkan. Program yang termasuk dalam kategori berita lunak ini adalah :current fair, magazine, documenter, dan talk show. 15 Ibid 17 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita, dan permainan.Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan, musik, dan pertunjukan.16 3. Drama Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. 2.3 Produksi Televisi Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah idea tau gagasan. Dengan demikian setiap program selalu dimulai dari idea tau gagasan, idea tau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana saja dan dari siapa saja. Terkadang gagasan untuk membuat program dapat berasal dari media massa, misalnya dari siaran radio, surat kabardan sebagainya. Media massa member ide untuk membuat program. 16 Ibid hal : 213-219 18 Pada stasiun televisi, program yang biasanya diproduksi sendiri adalah program yang terkait dengan berita atau informasi, misalnya : program berita, laporan kriminalitas, program perbincangan atau laporan khusus. Jika dilihat asal mula program televisi ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka kita dapat membagi program sebagai berikut : 1. Program yang dibuat sendiri (In-house Production) Program biasanya adalah program berita (news programme) dan program yang terkait dengan informasi misalnya: laporan khusus, infotaiment, laporan kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan (talk show), biografi tokoh, feature, film dokumenter. Program yang menggunakan studio, misalnya game show, kuis, variety show juga termasuk program yang dibuat sendiri. 2. Program yang dibuat pihak lain misalnya: program drama (film, sinetron, telenovela), program music (video klip), program reality show dan lainlainnya. 17 Salah satu kunci televisi adalah program acara, dimana dalam membuat sebuah program acara dibutuhkan strategi yang matang agar meningkatkan dan mempertahankan program tersebut untuk tetap eksis diranah pertelevisian. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam startegi yang yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksaan 17 Ibid Hal : 266 19 gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Strategi juga merupakan bagian dalam proses perencanaan, maka untuk merencanakan suatu tujuan dibutuhkan strategi yang tepat unuk mencapai tujuan tersebut. 2.4 Proses / Tahapan Produksi Televisi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga memerlukan suatu tahapan pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim di sebut Standart Operation Procedur (SOP) seperti berikut ini:18 1. Pra Produksi Tahap pra produksi adalah semua kegiatan mulai dari bahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shoting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreatifitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencaaan diatas kertas. Perencanaan diatas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan diatas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan diatas kertas itulah yang akan dibuat audio visualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.19 18 Fred Wibowo.Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Pinus Book Publisher. 2007, hal 38 19 Morrisan, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang : Ramdina Prakasa. 2005 hal 115 20 Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:20 a. Penemuan ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesuai riset. b. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain perkiraan biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. c. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan suratmenyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meliputi dan melengkapi peralatan yang diperlukan.semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditentukan. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencaaan dan persiapan. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal yang sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam isi produksi program televisi, hal ini dapat berakibat kegagalan. 20 Opcit. Hal 39-40 21 2. Produksi Setelah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksaan produksi dimulai, pada program yang dilakukan di studio maupun di luar studio, baik secara langsung maupu rekama. Sutradara bekerjasama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan (scane) dalam penyutradaraan televisi perlu dikaji hubungan antara kebutuhan artistik dan kebutuhan teknis dimana dalam industri televisi-televisi kita pengenal system rekaman gambar visual dengan menggunakan single camera dan multi camera.21Produksi adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk audif bagi radio dan bentuk audio visual bagi televisi.22 3. Pasca Produksi Pada tahapan ini merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari bahan, baik berupa pita auditif atau pita audio visual maupun menggunakan satu atau lebih kamera. Tahapan-tahapan meliputi: a. Melakukan editing baik suara maupun gambar. b. Pengisian grafik atau insert visualisasinya. c. Pengisian narasi. d. Pengisian sound efek dan ilustrasi. e. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksi. 21 Sostro Subroto, Derwanto. Produksi Acara Berita, duta wacana University Yogyakarta.2000, hal 157 22 Ibid, hal 159 22 Tahap pasca produksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca produksi antara lain penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek. Selain itu evaluasi merupakan hal penting juga dalam tahapan pasca produksi. Pada tahap ini proses penyeleksian data dilakukan, baik itu data video maupun data audio. 2.5 Jenis Stasiun Penyiaran 2.5.1 Stasiun Penyiaran Swasta Stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang menjalankan usaha penyiaran berdasarkan prinsip-prinsip yang komersial. Lembaga ini menjual usaha berupa waktu tayang (airtime), iklan dan usaha lain yang sah terkait dengan penyelenggara penyiaran. Di Indonesia untuk menjalankan usaha penyiaran terlebih dahulu harus mendapatkan dari Negara setelah memperoleh persetujuan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). 2.5.2 Stasiun Penyiaran Publik Stasiun Penyiaran public adalah lembaga penyiaran yang tidak bersifat komersial, independen, netral, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan publik.Sumber pendanaan penyiaran publik berasal dari Negara, iuran, iklan, dan donator yang tidak mengikat. Menurut Efendi Gazali, terdapat lima ciri penyiaran public yaitu sebagai berikut: 23 1. Akses publik, akses public disini dimaksudkan tidak coverge area, tetapi juga menyangkut bagaimana penyiaran public mau mengangkat isu-isu lokal dan memproduksi program-program lokal dan tokoh-tokoh lokal. 2. Dana publik, perlu diingat bahwa lembaga penyiaran public tidak hanya mengandalkan keuangannya dari anggaran Negara, tetapi juga dari iuran dan donator. 3. Akuntabilitas publik, karena dana utamanya dari public, maka terdapat kewajiban bagi penyiaran public untuk membuat akuntabilitas finansialnya. 4. Keterlibatan publik, artinya adanya keterlibatan menjadi penonton atau menjadi kelompok yang rela membantu menyumbangkan tenaga, pikiran, dan dana untuk kelangsungan penyiaran public. 5. Kepentingan publik, kepentingan public lebih diutamakan dari pada kepentingan iklan. Misalnya, ada satu acara yang sangat baik dan bermanfaat bagi publik, namun ratingnya rendah maka ia akan tetap diproduksi, dan tetap dipertahankan penayangannya. 2.5.3 Stasiun Penyiaran Komunitas Stasiun penyiaran komunitas adalah suatu lembaga penyiaran yang didirikan oleh komunitas tertentu yang menjalankan aktivitas penyiaran secara independen, netral, daya pancar rendah jangkauan wilayah terbatas, tidak komersil, dan melayani kepentingan komunitas. Karena khusus melayani komunitas, maka lembaga penyiaran komunitas boleh menggunakan bahasa daerah sesuai dengan komunitas yang dilayaninya. 24 2.5.4 Stasiun Penyiaran Berlangganan Lembaga penyiaran berlangganan adalah bentuk penyiaran televisi yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala. Jasa ini biasanya disediakan dengan menggunakan system digital ataupun analog melalui media satelit.Saat ini system penyiaran dengan digital adalah yang paling lazim digunakan. Dibeberapa Negara seperti di Perancis dan Amerika Serikat, sinyal-sinyal analog terkode juga mulai diperkenalkan sebagai salah satu cara berlangganan.23 2.6 Strategi 2.6.1 Pengertian Strategi Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksaann misi. Kata “program” dalam definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam perumusan strategis organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dalam berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan strategis adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program strategis yang diperlukan untuk mencapai tujuantujuan tersebut dan penetapan metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. 24 23 Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran. Graha Ilmu: Yogyakarta, 2009. Hal 17-19 Ibid, Hal : 136 24 25 Strategi merupakan perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan penunjuk arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. 25 Istilah strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategia, yang artinya kepemimpinan (leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).26 Strategi juga merupakan keseluruhan tindakan yang ditempuh organisasi untuk mencapai sasarannya, atau dengan kata lain strategi merupakan pengelolaan yang memungkinkan satu perusahaan mencapai sasaran. Hal ini juga berlaku untuk perusahaan media, strategi perusahaan menjadi keindividu atau reporter. Untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, penentuan strategi yang baik sangat diperlukan. Demikian halnya dibidang media penyiaran, strategi yang diperlukan yaitu :27 a. Berfikir seperti pemirsa. Pengelola media penyiaran dalam bisnis dan dua klien yang berbeda, yaitu : pemirsa dan pemasang iklan. Tanpa ada pemirsa yang mengikuti siaran maka pengelola media penyiaran tidak akan pernah berhasil untuk menarik meminat pasang iklan. 25 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2002. Hal: 226 26 Tedjo Tripomo dan Udin. Manajemen Strategi. Rekayasa Sains. Bandung : Rekayasa Sains. 2005 Hal : 18 27 Morissan, Opcit Hal : 248 26 b. Pengelola media penyiaran harus menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan detik siaran itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa. Media penyiaran harus menyaksikan dan mendengarkan siarannya sendiri, menerima kritik dan melakukan perbaikan setiap hari. c. Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain agar mau meyaksikan acara yang disuguhkan. Oleh karena itu, pengelola media penyiaran harus bisa membuat atau memproduksi program-program acara yang mampu yang menarik peminat pemirsa. Keberhasilan suatu program bergantung pada perencanaan dan pelaksanan strateginya. Namun, perlu di ingat bahwa dalam pembuatan strategi penyiaran harus tetap berpedoman pada undang-undang penyiaran dan kode etik yang berlaku sehingga tidak menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan berbagai pihak. Dalam strategi perlu perencanaan yang merupakan unsur yang sangat penting, karena siaran memiliki dampak yang sangat penting, karena siaran memiliki dampak yang sangat luas dimasyarakat. Perencanaan strategi disini meliputi :28 1. Siaran didamnya perencanaan produksi dan pengadanaan materi siaran yang dibeli dari rumah produksi, serta menyusun menjadi rangkaian mata acara, baik harian, mingguan, bulanan dan seterusnya, sesuai dengan misi, fungsi, tugas dan tujuan yang hendak dicapai. 28 J.B Wahyudi. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1994. hal 70 27 2. Pengadaan sarana dan prasarana. 3. Administrasi termasuk didalamnya perencanaan dana, tenaga, pemasaran dan sebagainya. Jadi strategi adalah untuk memperoleh atau suatu proses agar perusahaan mendapatkan audience atau khalayak banyak. Bagaiamana proses itu didapatkan dengan langkah-langkah berada agar mendapatkan tingkat penjualan yang lebih baik untuk mendapatkan rating dan share yang baik maka diperlukan strategi. 2.6.2 Manajemen Strategi Manajemen strategi sebenarnya dapat diterapkan tidak hanya dalam konteks organisasi dan perusahaan, namun dapat pula diterapkan dalam konteks individu sebagai pribadi yang selalu meningkatkan eksistensinya, maupun bagi individu dalam konteks bagian dari visi perusahaan. Beberapa pengertian tentang manajemen strategis menurut para ahli dapat dipaparkan sebagai berikut:29 - Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hanger,. J David dan Wheelen, Thomas I,. 2003) - Manajemen strategi adalah suatu acara pengelolaan organisasi atau program yang dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategi ada dua bagian yang saling suka berhubungan 29 Triton P.B. Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta, 2007 Hal : 25 28 yaitu perencanaan startegis dan pelaksanaan pengelolaan dari hasil perencanaan strategis tersebut. (YIPD, 2004) - Manajemen strategis adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan penerapan strategis yang didesain untuk mencapai sasaran organisasi (Pearce dan Robinson, 1988) Kajian manajemen startegis dalam konteks perusahaan menjadi kebutuhan penting. Bahkan perusahaan mapan yang telah lama menjadi ikon dan memimpin para kompetitornya selama berpuluh-puluh tahunpun dapat secara tertinggal akibat mengabaikan manajemen strategi. Pengabaian terhadap manajemen strategis dapat menyebabkan perusahaan gagal beradaptasi terhadap dinamika lingkungan, gagal mengantisipasi perkembangan jaman, apalagi menciptakan perubahan. 2.6.3 Konsep Strategi Tahapan yang digunakan untuk membuat suatu strategi dalam sebuah program menurut Ronals D Smith, yang diterjemahkan dengan cara sebagai berikut:30 1. Face Formative Research Tahap ini adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Dalam fase ini terdiri dari tiga langkah (step) yaitu: 30 Ronald D Smith. Strategi Planning For Broadcasting. USA : Lawrence Associates, 2002. Hal : 102 29 a. Step 1 : Analisis situasi Menganalisa situasi adalah bagian terpenting dari awal suatu proses yang mana hal tersebut meliputi analisa yang melibatkan perencanaan, penggambaran seluk beluk peluang dan kemungkinan rintangan program yang akan dikembangkan dalam pelaksanaan program. b. Step 2 : Analisa Organisasi Pada bagian ini dalam melakukan pengamatan terhadap organisasi meliputi tiga tahapan diantaranya sebagai berikut : 1) Menganalisa lingkungan internal suatu organisasi, terkait : visi dan misi yang dijalankan oleh organisasi, program kerja organisasi serta dukungan manajemen yang diberikan organisasi dalam pelaksanaan program strategi perencanaan. 2) Menganalisa persepsi public atau opini public terkait dengan reputasi organisasi. 3) Menganalisa lingkungan eksternal, seperti pesaing perusahaan atau kelompok penekan maupun pendukung perusahaan. c. Step 3 : Analisa Publik Pada langkah ini, mengidentifikasi dan menganalisa public kunci perusahaan, yaitu publik yang berinteraksi dengan perusahaan. Dalam tahap ini, dianalisa apa yang diinginkan, diperlukan diharapkan oleh suatu public. 30 2. Fase Strategi Fase strategi adalah perencanaan keseluruhan organisasi. Meliputi bagaimana organisasi menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi dan bagaimana keinginan tersebut akan dicapai. Pada bagian kedua dari proses ini terdiri dari tiga langkah, yaitu : a. Step 4 : Menentukan Tujuan, Positioning dan Sasaran Tahap ini fokus terhadap posisi akhir yang akan dicapai dari perusahaan dan serta produk atau pelayan. Dalam tahap ini juga membantu untuk menentukan tujuan dan positioning serta sasaran yang jelas dan spesifik dalam menentukan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan kepada public dengan harapan dapat melihat kesadaran (awareness) dan penerimaan (acceptance) serta reaksi action public terhadap perusahaan. b. Step 5:Memformulasikan Aksi (Proactive) dan Respon Strategi Dalam strategi Proactive, perusahaan dapat memperkenalkan sebuah program komunikasi yang membawahi kondisi dan sesuai dengan waktu yang tepat untuk melihat posisi terbaik dari kepentingan perusahaan. c. Step 6 : Menggunakan Komunikasi Efektif Pada tahap ini mencari tahu bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi . Untuk berkomunikasi dengan public perlu ditentukan siapa yang akan menyampaikan pesan, tampilan pesan seperti apa yang ingin disampaikan, bagaimana susunan 31 pesan yang akan disampaikan dan kalimat yang disampaikan dalam pesan tersebut menggunakan symbol seperti apa dan bagaimana. 2.6.4 Strategi Program Strategi program televisi diperlukan agar setiap program yang ditayangkan mencapai hasil yang optimal. Program siaran televisi juga harus bersaing dengan kegiatan pribadi para audience yang dilakukan dalam kesehariannya. Pengelola program idealnya akan berupaya agar audience dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran, maka dari itu sebuah media penyiaran harus mempunyai strategi khusus agar dapat menarik audience. Salah satu strategi agar audiens tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab jika mengikuti saluran itu. Menurut Head-Sterling (1982), Stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow), diantaranya:31 1. Head to Head Stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan program yang programnya sama dan sejenis untuk pindah 31 Morissan¸Opcit Hal : 307 32 ke stasiun televisi sendiri yang disiarkan bersamaan. Jenis program yang sering bersaing secara head to head ini biasanya adalah program berita. 2. Program Tandingan Strategi penayangan program tandingan adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya. 3. Blocking Program Strategi ini dilakukan, dengan mempertahankan audien agar tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. 4. Pendahuluan Kuat Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran. 5. Strategi Buaian Strategi untuk membangun audien pada acara baru atau meningkatkan jumlah audience atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah – tengah diantara dua program unggulan. 6. Penghalangan Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. 33 7. Strategi Lainnya Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program – program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. 2.7 Pengertian Fashion Fashion adalah suatu sistem penanda dari perubahan budaya menurut suatu kelompok atau adat tertentu. Bisa juga sebagai strata pembagian kelas, status, pekerjaan dan kebutuhan untuk menyeragamkan suatu pakaian. Fashion yang dipilih seseorang bisa menunjukkan bagaimana seseorang tersebut memilih gaya hidup yang dilakukan. Seseorang yang sangat ''fashionable'', secara tidak langsung mengkonstruksi dirinya sebagai seseorang dengan gaya hidup modern dan selalu mengikuti trend yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup membantu menentukan sikap dan nilai-nilai serta menunjukkan status sosial.32 Definisi fashion adalah setiap mode pakaian atau perhiasan yang popular selama waktu tertentu atau pada tempat tertentu. Istilah fashion sering digunakan dalam arti positif, sebagai sinonim untuk glamour, keindahan dan gaya atau style yang harus mengalami perubahan dari satu periode ke periode berikutnya, dari generasi ke generasi. Juga berfungsi sebagai refleksi dari status sosial dan ekonomi, fungsi yang menjelaskan popularitas banyak gaya sepanjang sejarah kostum. 32 Malcolm Barnard. Fashion sebagai komunikasi, Jalasutra, Jogja 2007 Hal 77 34 2.8 Teori AIDDA AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-elemen dari model ini adalah: 1. Perhatian (Attention): Keinginan seseorang untuk mencari dan melihat sesuatu. 2. Ketertarikan (Interest): Perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen. 3. Keinginan (Desire): Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian. 4. Keputusan (Decision): Kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal. 5. Tindakan (Action): Suatu kegiatan untuk merealisasiakan keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu. Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA itu agar khalayak membaca dan melakukan action, apa yang dianjurkan pihak penyusun beritu atau tajuk atau artikel, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. 35 Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana diharapkan komunikator.33 33 Onong Uchjana Effendy. Dinamika komunikasi. PT Remaja Rosdakrya 2008 Bandung Hal 77