III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi pola pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan karakteristik petani, struktur sosial, kebutuhan saluran informasi dan jaringan komunikasi yang merupakan peubah bebas. Sedangkan penyaluran KKP adalah pelaksanaan KKP di pedesaan yang merupakan peubah terikat. Peubah bebas penelitian ini ingin mengetahui data non jaringan dan data jaringan. Untuk data non jaringan terdiri dari karakteristik petani yaitu umur, tingkat pendidikan, penguasaan bahasa, lama bertani daan pendapatan petani. Selanjutnya adalah struktur sosial yang terdiri dari status petani dalam kelompok tani, keaktifan dalam kelompok tani dan pertemuan kelompok tani. Kebutuhan saluran informasi yang terdiri dari pergi ke kota, mencari informasi melalui media, membaca surat kabar, membaca majalah, menonton TV dan mendengar radio. Untuk data jaringan komunikasi yang ingin diamati adalah indeks keeratan (koneksi) dan indeks kekompakan (integrasi). Pada data jaringan komunikasi akan dapat dilihat bagaimana individu yang terlibat saling berbagi informasi mengenai KKP. Bagaimana keeratan mereka dalam berbagi informasi mengenai KKP dan bagaimana kekompakan mereka dalam berbagi informasi tentang KKP, yang akan membentuk suatu pola komunikasi tertentu. Dari pola komunikasi yang terbentuk itu akan terlihat peranan dari masing-masing individu yang saling berbagi informasi tentang KKP. Peranan yang akan diamati antara lain peranan sebagai bridge, liason, dan anggota. Melalui pola komunikasi yang terbentuk dari jaringan komunikasi tersebut juga dapat diamati jumlah klik yang mungkin terjadi. Peubah terikat penelitian ini adalah pola pelaksanaan KKP dalam ha1 ini adalah petani yang menerima penyaluraan kredit dan melaksanakan sejak KUT kemudian melanjutkan dengan KKP, atau hanya menerima penyaluran kredit dan melaksanakan KKP saja. Hubungan yang juga ingin diketahui adalah hubungan antara peubah bebas yaitu karakteristik petani dengan struktur sosial, kebutuhan saluran informasi dengan struktur sosial, karakteristik petani dengan kebutuhan saluran informasi serta kebutuhan saluran informasi dengan jaringan komunikasi. Diduga peubah bebas (X) ada hubungan dengan peubah terikat (Y). Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Peubah bebas (X) Karakteristik Petani Umur Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Penguasaan Bahasa Pengalaman Bertani Pendapatan Petani Luas Lahan Pertanian Status Lahan Pertanian Peubah terikat (Y) ---D. - Struktur Sosial Peran Sosial Kelompok Organisasi Institusi Pola pelaksanaan KKP b .KUT&KKP OKKP Kebutuhan Saluran Informasi Media Tatap Muka Media Massa (cetak dan elektronik) Jaringan Komunikasi Koneksi Integrasi Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi pola pelaksanaan dalam penyaluran KKP di Pedesaan Berdasarkan kerangka pemikiran yang dihubungkan dapat disusun hipotesis penelitian berikut : 1. Ada hubungan antara karakteristik petani padi dengan pola pelaksanaan KKP di Desa Dayeuh Luhur dan Lemah Karya ? 2. Ada hubungan antara struktur sosial petani padi dengan pola pelaksanaan KKP di Desa Dayeuh Luhur dan Lemah Karya ? 3. Ada hubungan antara kebutuhan saluran informasi petani padi dengan pola pelaksanaan KKP di Desa Dayeuh Luhur dan Desa Lemah Karya ? 4. Ada hubungan antara keeratan jaringan komunikasi dengan pola pelaksanaan KKP di Desa Dayeuh Luhur dan Desa Lemah Karya ? 5, Ada hubungan antara integrasi jaringan komunikasi dengan pola pelaksanaan KKP di Desa Dayeuh Luhur dan Desa Lemah Karya? B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat atau lokasi penelitian adalah para petani padi di Desa Dayeuh Luhur dan Desa Lemah Karya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang yang telah mengikuti program KKP. Dasar pernilihan para petani tersebut adalah bahwa Kabupaten Karawang merupakan sebagai salah satu lumbung padi untuk propinsi Jawa Barat, dengan luas lahan pertanian 175. 327 Ha. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2001, yang merupakan tahap musim tanam ke dua dari pelaksanaan program KKP. C. Pengumpulan Data Metode Penelitian bersifat deskriptif korelasional (Surakhrnad, 1990), yaitu yang menjelaskan hubungan subyek dengan obyek penelitian melalui tahapan pengambaran, pengidentifikasian karakteristik petani, struktur sosial masyarakat secara rinci dan kebutuhan informasi berdasarkan keaktifan atau kurang aktifnya masyarakat dalam mencari dan menyeleksi informasi tentang KKP dan melaksanakan program KKP. Populasi penelitian dari dua desa berjumlah 90 petani, contoh yang diperoleh di Desa Dayeuh Luhur sebanyak 33 petani dan Desa Lemah Karya sebanyak 23 petani. Contoh dari populasi penelitian ini adalah petani tanaman pangan. Petani tanaman pangan merupakan anggota sistem atau kelompok. Contoh yang diambil berasal dari dua desa yang mengikuti program KKP, unit analisis untuk jaringan komunikasi adalah dyad. Tahap yang digunakan dalam pengambilan contoh dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: terpilih (1) penentuan kecamatan secara purposive sampling, dimana satu Kecamatan yakni Kecamatan Tempuran yang dianggap lokasinya agak jauh dengan perkotaan (2) dari kecamatan terpilih ditentukan desanya melalui penarikan contoh secara purposive (3) untuk menentukan contoh juga secara sampling purposive dengan klasifikasi khusus yaitu semua petani tanaman pangan yang melaksanakan KKP, hal semacaam ini dalam jaringan komunikasi di kenal sebagai sample intact system (Rogers & Kincaid, 1981). Berdasarkan penarikan contoh yang telah dilakukan, maka tahaap selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara berikut : 1. Menggunakan kuesioner yang telah diuji reliabilitasnya 2. Wawancara untuk menggali informasi yang belum terungkap dalam menjawab persoalan penelitian. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini, meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian di lapangan yang menyangkut aspek-aspek yang dapat menggambarkan peubah bebas (X) yang terdiri dari data non jaringan dan data jaringan. Data non jaringan : Yaitu karakteristik petani, struktur sosial dan kebutuhan saluran informasi. 1. Karakteristik : Umur Jenis kelarnin Tingkat pendidikan Penguasaan bahasa Pengalaman bertani Pendapatan petani Luas lahan pertanian Status lahan pertanian 2. Struktur Sosial : Peran sosial dari petani Kelompok yang ada Organisasi yang ada Institusi yang ada 3. Kebutuhan Infomasi ialah informasi mengenai program KKP yang dibutuhkan oleh penerima dalam hal ini petani di dua desa (Desa Dayeuh Luhur dan Desa Lemah Karya), informasi mengenai KKP disebarluaskan melalui dua jenis media: Media tatap muka, ialah media yang dalam menyampaikan pesan atau informasi secara langsung melalui tatap muka. Media ini berupa tatap muka antara sesama petani, petani dalam kelompok, petani atau kelompok tani dengan penyuluh atau sebaliknya. Media Massa ialah media yang dalam penyebaan informasinya bisa menjangkau khalayak yang sangat luas, media massa dibagi menjadi dua : 1. Media cetak ialah media yang dalam penyampaian pesannnya dalam bentuk barang cetakan, seperti Surat Kabar, Majalah, Buletin, Brosur, Poster dan Pamlet. 2. Media Elektronik ialah media yang dalam penyampaian pesannya menggunakan atau dibantu alat-alat elektronik, seperti televisi, radio, dan film. 4. Data Jaringan komunikasi : Diperoleh dari individu yang terlibat dalam berbagi inforrnasi tentaang KKP (who to whom). Data yang diperoleh dan diamati terdiri dari indeks koneksikeeratan dan indeks integrasifkekompakan. 5. Peubah terikat (Y) adalah pola pelaksanaan KKP : Beberapa hal dalam pelaksanaan KKP, dilihat dari melaksanakan program KKP saja atau sebelum melaksanakan KKP juga melaksanakan KUT. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan materi penelitian dan landasan teori yang sesuai . D. Analisis Data dan Reliabilitas Instrumen Data yang telah terkumpul diolah secara deskriptif dan untuk analisis hubungan dilakukan dengan uji khi kuadrat ( x2). Analisis data yang digunakan dalam penulisan ini, secara rinci di bagi menjadi dua, yaitu analisis data jaringan dan analisis data non-jaringan. Untuk meongetahui tingkat keterhubungan atau luas jaringan komunikasi, digunakan rumus dari Rogers and Kincaid (1981), yaitu : - Jumlah hubungan h u n i k a s i yang acla , dimana Jumlah kemungkinan hubungan komunikusi penyebut adalah N(N - I) L N = adalah jumlah individu dalam sistem atau klik. Untuk mengetahui perbedaan jaringan komunikasi, digunakan rumus analisis Khi kuadrat. Rumus X2 (Singarimbun dan Effendi, 1989) sebagai berikut : fo = fiekwensi awal ft = fiekwensi akhir Analisis data non-jaringan komunikasi, menggunakan rumus khi kuadrat yang dibantu program "SPSS PC+", yang diperuntukan untuk mengetahui hubungan perubahan struktur sosial dan peubah jaringan komunikasi, serta peubah kebutuhan informasi dengan peubah jaringan komunikasi. Untuk melihat validitas instrumen, dilakukan pengujiannya berdasarkan d&ar pertanyaan berikut: menyesuaikan isi pertanyaan dengan situasi dan kondisi responden mempertimbangkan teori dan empiris dari para ahli dan studi pustaka memperhatikan nasehat para ahli, termasuk dosen pembimbing Untuk menentukan reliabilitas instrumen, diawali dengan uji coba instrumen kepada responden yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan ciri-ciri dari subyek penelitiaan di dua desa (Desa Dayeuh Luhur dan Desa Lemah Karya). Untuk itu, pada tahap uji coba diawali kepada 10 orang petani di Desa Pasir Jengkol, Kabupaten Karawang sesuai dengan masing-masing kategorinya. Berdasarkan pengolahan data hasil uji coba kuesioner dengan menggunakan metode split half, diperoleh nilai koefisien reliabilitas 0,79. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa kuesioner yang digunakan dapat dikatakan andal (Lampiran 1). E. Definisi Operasional Dalam penelitian ini ada beberapa definisi yang akan dijelaskan sebagai operasional dari peubah-peubah yang perlu dijabarkan, yaitu : 1. karakteristik petani, yaitu ciri-ciri yang melekat dalam diri petani, seperti : a. Umur ialah usia petani yang dihitung sejak tahun kelahiran sampai dengan usia terakhir pada saat penelitian dilakukan, dengan skala pengukuran adalah rasio. b. Jenis kelarnin adalah laki-laki dan perempuan, dengan skala pengukuran nominal. c. Tingkat Pendidikan, yaitu pendidikan formal yang telah diikuti oleh petani. Dalam hal ini, diukur dengan jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh petani, melalui skala pengukuran ordinal. d. Pengalaman bertani, yaitu lamanya petani dalam melakukan kegiatan bertani padi, dengan skala rasio. e. Pendapatan petani, yaitu jumlah penghasilan petani selama satu bulan, baik yang diperoleh dari pekerjaan tetap dan sampingan di luar kegiatan bertani yang diukur dengan skala interval. f. Luas lahan pertanian, yaitu diukur dari luas lahan pertanian yang digarap oleh petani, dalam satuan m2 yang diukur dengan skala interval. g. Status lahan pertanian, yaitu dilihat dari status pernilikan lahan pertanian yang dikerjakan untuk usaha taninya, yaitu lahan rnilik sendiri, lahan sewaan atau lahan bagi hasil (menyekap) yang diukur dengan skala ordinal. 2. Struktur sosial ialah keseimbangan berbagai peran sosial, kelompok, organisasi dan institusi. Struktur sosial dapat diuraikan atas hal berikut : a. Peran sosial ialah merupakan seperangkat patokan atau yang membatasi apa perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi. Dalarn hal ini, peran sosial yang dilakukan oleh petani di masyarakat di luar aktivitas bertani diukur dengan skala nominal. b. Kelompok tani ialah serangkaian individu atau petani yang mempunyai persamaan-persamaan yang saling berdekatan dan yang terlibat dalam suatu tugas bersama. Dalam hal ini, anggota-anggota kelompok tani merasa saling tergantung dalam mencapai tujuan bersama diukur dengan skala nominal. c. Organisasi ialah sistem hubungan terstuktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi disini adalah organisasi di desa yang diikuti oleh petani, diukur dengan skala nominal . d. Institusi atau lembaga ialah badan resmi yang dibentuk sebagai wadah untuk membantu kegiatan pembangunan di pedesaan, seperti LKMD dan LMD, diukur dengan skala ordinal. 3. Kebutuhan saluran infomasi ialah informasi mengenai program KKP yang dibutuhkan oleh penerima, Dalam hal ini, petani di dua desa @esa Dayeuh Luhur dan Desa Lemah Karya), informasi mengenai KKP disebarluaskan melalui dua jenis media: a. Media tatap muka, ialah media yang dalam menyampaikan pesan atau informasi secara langsung melalui tatap muka. Media ini berupa tatap muka antara sesama petani, petani dalam kelompok, petani atau kelompok tani dengan penyuluh atau sebaliknya, diukur dengan skala ordinal. b. Media Massa ialah media yang dalam penyebaran informasinya yang menjangkau khalayak luas, maka media massa dibagi menjadi dua : 1. Media cetak ialah media yang dalam penyampaian pesannnya dalam bentuk barang cetakan, seperti Surat Kabar, Majalah, Buletin, Brosur, Poster dan Pamlet, diukur dengan skala ordinal. 2. Media Elektronik ialah media yang dalam penyampaian pesannya menggunakan atau dibantu alat-alat elektronik, seperti televisi, radio, dan film, diukur dengan skala ordinal. 4. Jaringan Komunikasi : a. Pilihan hubungan komunikasi adalah sedikit banyaknya pilihan yang ditunjuk oleh individu dalam jaringan komunikasi sebagai pasangan komunikasinya. b. Frekuensi komunikasi adalah sering atau tidaknya individu berhubungan dengan individu lain dalam jaringan komunikasi. c. Arah hubungan adalah kedudukan individu memilih individu lainnya sebagai pasangan komunikasi dalam jaringan komunikasi. d. Keanggotaan jaringan komunikasi adalah keterlibatan individu memilih individu lain dalam jaringan komunikasi sebagai pasangan komunikasinya. e. Kepemukaan/ketokohan pendapat adalah kedudukan individu dalam jaringan komunikasinya, yang ditunjukkan dengan jumlah individu lain yang memilihnya sebagai pasangan komunikasi. f Jaringan komunikasi personal adalah keterhubungan individu dalam jaringan komunikasi yang dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola, hubungan yang dimiliki individu, baik mengarah pada dirinya maupun mengarah pada individu lain yang juga sebagai pasangan komunikasinya. g. Penghubung antar klik adalah bagian dari suatu sistem jaringan komunikasi yang anggota-anggotanya relatif lebih sering berhubungan satu sama lain dengan anggota lainnya. h. Keeratan komunikasi adalah sedikit banyaknya anggota jaringan komunikasi yang berhubungan satu sama lain. Sedikit atau banyaknya anggota jaringan komunikasi yang berhubungan juga secara langsung menunjukkan sempit atau luasnya jaringan komunikasi. i. Kekompakkan jaringan komunikasi adalah keadaan jumlah individu yang dapat berhubungan dengan individu lain dalam jaringan komunikasi dan ditunjukkan dengan langkah-langkah hubungan komunikasi.