ringkasan eksekutif

advertisement
RINGKASAN EKSEKUTIF
SITI FATIMAH VIETA PRASETYA NINGTYAS. Analisis Usahatani Padi
Konvensional dan Padi System Of Rice Intensification (SRI) Organik (Studi
Kasus di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa
Tengah). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA).
Secara luas Indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris. Sewajarnya
pertanian di negara Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain, karena
pertanian memiliki peran yang penting sebagai penyedia lapangan pekerjaan,
perolehan devisa, penyedia bahan pangan, serta pembentukan PDB. Akan tetapi
pada kenyataannya pertanian lebih banyak dikorbankan untuk dapat menunjang
pembangunan industri, sehingga kesejahteraan petani terabaikan karena adanya
kebijakan pemerintah tersebut.
Kesejahteraan petani semakin menurun pasca diterapkannya sistem
pertanian dengan pola High Eksternal Input Agriculture (HEIA). Hal ini ditandai
dengan input yang digunakan semakin tinggi, sehingga biaya produksi yang
dikeluarkan semakin besar. Penggunaan input kimia pada pola HEIA
mengakibatkan kerusakan pada tanah dan menjadikan produktivitas semakin
menurun, sehingga keuntungan yang diterima semakin rendah.
Munculnya isu-isu tersebut membuat beralihnya petani dan konsumen
terhadap produk organik. Produk organik memiliki keunggulan dari segi rasa dan
kandungan gizi yang lebih baik. Akan tetapi, hasil produksi pertanian organik
pada penerapan awal penanaman lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena sistem
pertanian organik yang diterapkan pada umunya menggunakan metode pertanian
konvensional. Namun kemudian muncul metode bertani dengan System of Rice
Intensification (SRI). SRI merupakan suatu metode untuk meningkatkan
produktivitas padi dengan mengubah pengaturan tanaman, tanah, dan air.
Penerapan metode SRI organik telah dilakukan oleh banyak petani di
Indonesia khususnya Pulau Jawa yang memiliki peranan cukup penting dalam
perberasan nasional. Desa Ringgit sebagai salah satu desa yang berada di
Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah telah menerapkan
pertanian organik sejak tahun 1997. Kemudian pada tahun 2003 mulai
menerapkan pertanian metode SRI organik. Namun demikian belum adanya
kajian mengenai keragaan usahatani padi SRI organik di Desa Ringgit dan apakah
terdapat perbedaan produktivitas, pendapatan, serta efisiensi apabila dibandingkan
dengan pertanian konvensional. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis keragaan usahatani padi SRI organik di Desa Ringgit dan
menganalisis apakah terdapat perbedaan pendapatan, produktivitas, dan efisiensi
yang signifikan antara pertanian padi konvensional dengan metode SRI organik.
Terdapat dua metode analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan
analisis kunatitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis keragaan
usahatani, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji ada atau
tidaknya perbedaan produktivitas, pendapatan, dan efisiensi yang didapatkan
melalui analisis usahatani. Pengambilan sampel dilakukan melalui dua cara, yaitu
metode sensus dan metode simple random sampling. Metode sensus digunakan
untuk pengambilan sampel petani SRI organik dengan jumlah 31 orang. Metode
simple random sampling digunakan untuk pengambilan sampel petani
konvensional yaitu sebanyak 30 orang dari jumlah keselurahan sebanyak 74
orang. Dengan demikian jumlah responden sebanyak 60 orang.
Keragaan usahatani padi SRI organik di Desa Ringgit sudah cukup sesuai
dengan panduan penerapan metode SRI organik pada umumnya. Terdapat
perbedaan perlakuan antara pertanian konvensional dengan pertanian SRI organik,
diantaranya yaitu pertanian konvensional menganggap tanah sebagai mesin
sedangkan SRI organik sebagai aset, serangga dianggap sebagai musuh oleh
pertanian kovensional dan dianggap sebagai teman oleh pertanian SRI organik,
pertanian konvensional menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia sedangkan
pertanian SRI organik menggunakan pupuk alami seperti kompos dan mol,
pertanian SRI organik lebih menyarankan untuk membuat benih sendiri, serta
bentuk penjualan hasil panen berupa gabah untuk pertanian konvensional dan
beras untuk pertanian SRI organik.
Untuk analisis usahatani produktivitas dari pertanian SRI organik sebesar
4,8 ton per hektar, lebih tinggi dibandingkan dengan pertanian konvensional
sebesar 4,5 ton per hektar, sehingga berdampak pada penerimaan yang semakin
besar. Karena bentuk output yang diperbandingkan adalah beras, sehingga beras
organik memiliki nilai jual lebih tingggi pula, maka pendapatan yang diterima
oleh petani SRI organik lebih tinggi sebesar Rp 10.559.276 dan petani
konvensional sebesar Rp 3.341.159. Dengan demikian, dilihat dari tingkat
efisiensi nilai efisiensi atas biaya total pertanian SRI organik lebih besar yaitu
2,55 dan pertanian konvensional sebesar 1,65.
Download