BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem beserta cara kerja dari rangkaian elektrik, karakteristik sensor serta program yang digunakan penulis dalam penyusunan alat “Aplikasi Sistem Kendali Pencahayaan Ruangan Menggunakan Modul GSM Berbasis Mikrokontroller”. 3.1. Perancangan Hardware Perancangan hardware pada skripsi ini yaitu seperti terlihat pada gambar 3.1. Blok diagram perancangan sistem yang akan dibuat sebuah sistem kendali pencahayaan ruangan melalui SMS dan kontrol pencahayaan berdasarkan sensor cahaya. Perancangan hardware dilakukan berdasarkan kebutuhan dari aplikasi ini yaitu terdiri dari mikrokontroller, modul GSM, lampu, sensor cahaya LDR dan relay. Dari blok diagram tersebut mikrokontroller bekerja berdasarkan perintah dari telepon genggam melalui modul GSM untuk menyalakan atau mematikan lampu pertama, ketiga dan keempat. Sedangkan lampu kedua berfungsi berdasarkan sensor cahaya. Kondisi keadaan keseluruhan lampu dapat dilaporkan ke telepon genggam. 24 25 Gambar 3.1. Blok Diagram Perancangan Sistem Rancangan penempatan komponen terlihat seperti pada gambar 3.2 yaitu menggunakan 4 buah lampu 5 watt 170-240 V / 50Hz , 5 buah LDR , 4 relay, mikrokontroller dan modul GSM. LDR1 berfungsi untuk mendeteksi mati hidupnya lampu 1. LDR2 berfungsi untuk mendeteksi mati hidupnya lampu 2. LDR4 berfungsi untuk mendeteksi mati hidupnya lampu 3. LDR5 berfungsi untuk mendeteksi mati hidupnya lampu 4. Sedangkan LDR3 berfungsi untuk mengkontrol mati hidupnya lampu 2. Relay digunakan untuk mengontrol lampu yang memiliki tegangan besar dari sebuah perintah mikrokontroller yang berintegrasi dengan modul GSM. 26 Gambar 3.2. Rancangan penempatan komponen 3.2. Perancangan Elektrik Di dalam pembuatan perangkat kerasnya (hardware) alat ini terdapat beberapa bagian elektrik yang dibutuhkan, yaitu : 3.2.1. Rangkaian LDR Pendektesi cahaya pada aplikasi ini menggunakan DI-MLDR (DIMultifunction LDR) adalah modul sensor cahaya berbasis sensor LDR (Light Dependent Resistor) atau biasa juga disebut dengan photoresistor, yaitu komponen elektronika yang bersifat resistif yang resistansinya berubah jika kecerahan cahaya yang mengenai permukaan berubah. Modul sensor cahaya ini beroperasi dengan tegangan 3,5 – 5,5 VDC dan memiliki dua jenis keluaran (output) yaitu analog dan digital. Jenis keluaran analog ini berkisar 0VDC sampai dengan 5VDC sedangkan keluaran digital merupakan logika 0 dan logika 1. 27 Gambar 3.3. Rangkaian Sensor LDR Pada rangkaian modul sensor cahaya seperti gambar 3.4 ini beroperasi dengan PIN sumber tegangan yaitu PIN VCC ke tegangan sumber positif (3,5 – 5,5 VDC) dan PIN GND ke tegangan sumber negative atau nol. Data terukur adalah tingkat kecerahan di sekitar sensor. Semakin gelap, semakin besar tegangan analog keluaran sensor. Data dari komparator (COMP) akan berupa diskrit: COMP akan berlogika 0 (0 VDC) saat malam (gelap) ditandai dengan menyalanya LED indikator berwarna hijau, dan COMP akan berlogika 1 (5 VDC) saat siang (terang). Gambar 3.4. Layout rangkaian sensor DI-MLDR 28 Dalam rangkaian DI-MLDR ini terdapat 5 PIN yang masing-masing memiliki fungsi seperti yang tertera pada tabel 3.1. Fungsi yang dipakai dalam rangkaian sensor ini adalah hanya PIN sumber tegangan positif dan negative rangkaian dan PIN COMP yaitu tegangan keluaran yang memiliki fungsi 0 = nyala dan 1 = padam. Tabel 3.1. Fungsi PIN No PIN Fungsi 1. GND Sumber tegangan (-) rangkaian 2. VCC Sumber tegangan (+) rangkaian 3. ANA Vout analog (0 – 5 VDC) 4. CTRL Kendali LED (0 = nyala; 1 = padam) 5. COMP Vout diskrit (logika 0 dan 1) Tingkat referensi kecerahan siang dan malam pada sensor ini dapat diatur dengan menambahkan resistor pada R-ref1 dan atau R-ref2 seperti terlihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Tingkat Referensi Kecerahan dengan R-ref1 dan R-ref2 R-ref1 (K (Ohm) HI-Z HI-Z HI-Z HI-Z 15 5,1 1,8 R-ref2 (K (Ohm) 1,8 5,1 15 HI-Z HI-Z HI-Z HI-Z Vref (Volt) 0,66 1,26 1,88 2,50 3,12 3,74 4,34 COMP Aktif (Data (COMP=0) Terang s.d Gelap Cukup Terang s.d Gelap Sedikit Terang s.d Gelap Sedikit Gelap Cukup Gelap Gelap Sangad Gelap Keterangan tabel 3.2 : Hi-Z = impedansi tinggi = R-ref tidak dipasang. 29 1K8 = coklat-kelabu-merah-emas 5K1 = hijau-coklat-merah-emas 15K = coklat-hijau-jingga-emas 3.2.2. Rangkaian Relay Rancangan aplikasi ini menggunakan electronic switch atau yang biasa disebut relay ini berfungsi untuk mengendalikan ON/OFF listrik berdaya besar pada lampu 5 watt 170-240 V / 50Hz yang digunakan. Rangkaian ini menggunakan relay HKE HRS4H-S dengan tegangan 5V DC seperti pada gambar 3.5. DI-Relay adalah modul relay SPDT (Single Pole Double Throw) yang memiliki ketahanan yang baik terhadap arus dan tegangan yang besar, baik dalam bentuk AC maupun DC. Port relay R1 dan R2 pada masing-masing relay ini terhubung dengan port mikrokontroller PA2, PA3, PA4 dan PA5 ini akan bekerja menyalakan atau mematikan lampu berdasarkan perintah program dan port relay yang terhubung ke lampu pada masing-masing relay adalah port com1 dan com2. Gambar 3.5. Rangkaian relay 30 3.2.3. Rangkaian Minimum Sistem AVR Alat ini menggunakan Microcontroller AVR ATMega16 untuk pengendaliannya yang membutuhkan Vcc 4,5 V - 9 V. Port yang digunakan pada mikrokontroller ATMega 16 untuk input LDR yaitu port C, port A yang terhubung ke relay untuk menjalankan program menyalakan atau mematikan lampu. Sedangkan led pada mikrokontroller yaitu dari PC0 sampai dengan PC4 merupakan kondisi dari LDR1 sampai dengan LDR5. Gambar 3.6 merupakan gambar layout minimum system. Gambar 3.6. Layout Minimum System AVR 3.3. Cara Kerja Sistem Keseluruhan sistem kerja alat ini yaitu mengkontrol lampu melalui jarak jauh menggunakan media telepon genggam dan control lampu berdasarkan intensitas cahaya. Gambar 3.7 merupakan flowchart dari inisialisasi pada program. Inisialisasi tersebut dimulai dengan pernyataan awal yang kemudian menginisialisasikan REGFILE = “M16def.DAT” yaitu bahwa program baskom AVR yang dibuat untuk ATMega16. Selanjutnya yaitu inisialisasi dari masing-masing port, pin, constanta dan variable yang terdapat pada kaki-kaki ATMega16 tersebut. Setelah menginisialisasikan semuanya baru program dapat dimulai dari bagian START seperti pada flowchart program. 31 Dalam flowchart tersebut terbagi 4 bagian yang sebenarnya keseluruhannya menjadi satu bagian. Kondisi awal START mikro menginisialisaasi dua kondisi yaitu untuk LDR3 dimana kondisi tersebut menjalankan instruksi lampu kedua mati atau hidup. Jika kondisi LDR3 mendapatkan intensitas cahaya yang gelap maka lampu kedua akan menyala dan sebaliknya ketika LDR3 mendapatkan intensitas cahaya terang maka lampu kedua akan mati. Kondisi yang lainnya yaitu mengaktifkan led pada PC7 jika keadaan mikrokontroller dan program tidak terjadi error, ketika terjadi error maka led PC7 akan mati. Kemudian setelah semua berjalan dengan baik aplikasi dapat digunakan. Ketika aplikasi ini mendapat perintah melalui SMS maka led PC5 dan PC6 akan berkedip-kedip dan kemudian program akan membaca perintah tersebut dan mengeksekusinya. Setelah instruksi berjalan mikrokontroller akan mengirim kembali hasil eksekusi program tersebut ke telepon genggam yang digunakan dalam SMS tadi. Pengiriman SMS ke pengguna telepon genggam dapat dilihat dari berkedipnya led PC5 dan PC6. Kemudian program tersebut kembali dari awal menunggu perintah selanjtnya melalui telepon genggam. 32 Gambar 3.7. Flowchart program keseluruhan