II. 2.1 TIJAUAN PUSTAKA Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa latin cooperere yang dalam Inggris menjadi couperation berarti “bekerja bersama”, co berarti bersama dan operation berarti “bekerja” atau “berusaha” (to operate) . Koperasi adalah sebuah perusahaan dimana orang-orang berkumpul bukan untuk menyatukan uang atau modal melainkan sebagai akibat kesamaan kebutuhan ekonomi. Berdasarkan UndangUndang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan koperasi yaitu menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibanding sebelum bergabung dengan koperasi (UU No.12 Tahun 1967) Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan koperasi harus mententukan secara jelas keanggotaan dan kegiatan usaha. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya (UU No.25 Tahun 1992, Pasal 16). Koperasi bukan perkumpulan modal dan tidak mengejar keuntungan, lain dengan badan usaha bukan koperasi yang mengutamakan modal dan berusaha mendapatkan keuntungan. Keanggotaan koperasi berdasarkan atas perseorangan 9 10 bukan atas dasar modal. Prinsip-prinsip koperasi Indonesia menurut UU No.25 tahun 1992 yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sebagai berikut : 1) keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2) pengelolaan dilakukan secara demokrasi; 3) pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; 4) pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal; 5) kemandirian; 6) pendidikan perkoperasian dan 7)kerjasama antar koperasi. 2.2 Landasan dan Azaz Koperasi Dalam landasan Undang – Undang Koperasi No. 25 tahun 1992 tentang pokok- pokok koperasi, landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di Indonesia meliputi Landasan Idiil ( Pancasila ), Landasan Mental (setia kawan dan kesadaran diri sendiri), dan Landasan Struktural dan Gerak (UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1). Asas Koperasi Indonesia adalah kekeluargaan dan kegotong- royongan. Selain itu juga, menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan bahwa Azas atau Prinsip koperasi, yaitu, Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, Pengelolaan dilakukan secara demokratis, Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi) pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal Kemandirian Pendidikan perkoprasian (UU No.25 Tahun 1992, Pasal 5). 11 2.3 Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi Berdasarkan pasar 4 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Fungsi dan peran koperasi adalah: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Prinsip koperasi dapat dilihat dalam Bab III bagian kedua pasal 5 UU RI No.25 tahun 1992, yaitu: 1. Keanggotaan bersifat aL-mela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 5. Kemandirian. 12 2.4 2.4.1 Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan Menurut Kamsir (2008) dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Dalam definisi Jumingan (2006), laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan, sekaligus merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Lantas laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Arifin (Alphasti Rasi Destiadi, 2010) dalam bukunya bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan perusahaan, yang biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali, guna memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai yang memerlukan dan berhak memperoleh informasi yang tercakup dalam laporan keuangan, termasuk informasi tambahan. 2.4.2 Komponen laporan keuangan Menganalisis suatu laporan keuangan, penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang laporan keuangan itu sendiri dalam bentukbentuk maupun prinsip yang terkandung dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Neraca Laporan neraca menurut penjelasan Kadarsan (Alphasti Rasi Destiadi, 2010) mempunyai berbagai macam kegunaan. Di antaranya adalah bisa 13 menunjukkan tentang macam atau tipe perusahaan, posisi keuangan, nilai absolut, struktur perusahaan, likuiditas dan solvabilitas, strategi perkreditan, strategi arus tunai, daya pinjam, serta perkembangan dari perusahaan. Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiaban, ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Sebagimana dijelaskan bahwa dalam laporan keuangan ada tiga laporan yautu: neraca, laporan laba rugi, dan laporan kas. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian atau definisi tentang neraca yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: a) Aktiva 1) Aktiva lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang sesuai dengan siklus normal perusahaan menurut Arifin (Alphasti Rasi Destiadi, 2010). Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas atau setara kas, investasi jangka pendek, wesel tagih, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, dan aktiva lancar lain-lain. 2) Aktiva tidak lancar, contohnya adalah aktiva pajak tangguhan, investasi pada perusahaan asosiasi, investasi jangka panjang lain, aktiva tetap (peralatan kantor, mesin, kendaraan, gedung, tanah, dan natural resources), aktiva tidak berwujud (goodwill, hak sewa, hak paten, hak cipta, franchise (hak monopoli), dan lisensi), aktiva lainlain (piutang kepada direksi dan beban ditangguhkan). 14 b) Kewajiban 1) Kewajiban lancar, yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang , menurut Arifin (Alphasti Rasi Destiadi, 2010). Yang termasuk dalam kewajiban lancar adalah pinjaman jangka pendek, wesel bayar, hutang usaha, hutang pajak, beban masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, dan kewajiban lancar lain-lain. 2) Kewajiban tidak lancar, contohnya adalah hutang hubungan istimewa, kewajiban pajak tangguhan, pinjaman jangka panjang, hutang sewa guna usaha, keuntungan tangguhan aktiva dijual dan disewaguna usaha kembali, hutang obligasi, hutang subordinasi, obligasi konversi, serta kewajiban tidak lancar lainnya (hutang perusahaan kepada direksi). c) Ekuitas Yang termasuk ekuitas adalah modal saham, tambahan modal disetor, selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan, selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi, keuntungan (kerugian) belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual, selisih penilaian kembali aktiva tetap, opsi saham, saldo laba, dan modal saham diperoleh kembali. 2. Laporan laba rugi Penjelasan dari Jumingan (2006) menyebutkan bahwa laporan laba rugi dalam banyak literatur akuntansi diturunkan dari istilah profit and loss statement, earning statement, operations statement, atau income statement. Kadarsan (1992) 15 menjelaskan bahwa laporan laba rugi berperan dalam mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan jalannya suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Kegunaan laporan laba rugi di antaranya adalah untuk menentukan pembayaran pajak, menganalisis kemungkinan perluasan luas usaha, mengevaluasi hasil kegiatan operasional, dan mengukur daya bayar utang perusahaan. Menurut Horne (1997), laporan rugi laba (perhitungan hasil usaha) adalah ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama perode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tertsebut. 2.5 Penilaian Kinerja 2.5.1 Pengertian penilaian kinerja Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran standar kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena jika informasi akuntansi dipakai sebagai salah satu dasar penilaian kinerja, maka informasi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memilliki peran tertentu dalam organisasi. Menurut Sanistiawan, Tipe informasi akuntansi manajemen yang memiliki karakteristik semacam itu disebut informasi akuntansi pertanggungjawaban (Umi Nadhiroh, 2008). Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawannya dalam mencapai sasaran organisasi dan memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. 16 Menurut Sanistiawan, penilaian kinerja dilakukan dengan menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktu serta penghargaan, baik bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Umi Nadhiroh, 2008). 2.5.2 Tujuan penilaian kerja Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2010) adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. 2.5.3 Manfaat penilaian kerja Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: 17 1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. 2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. 5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. 2.6 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Dalam menganaisis laporan keuangan digunakaan beberapa metode dan teknik yang dijadikan dasar penganalisisan. Menurut Munawir (2010) dalam bukunya, ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu: 18 1. Analisis Vertikal, yaitu laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode saja, dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut. Untuk analisis laba rugi, penjualan biasanya ditetapkan 100% sedangkan untuk analisis secara total aktiva ditetapkan 100%. Metode ini disebut metode analisa statis. 2. Analisis Horizontal, yaitu analisis yang membandingan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya. Ada dua teknik analisis yang biasa digunakan yaitu analisis perubahan dari tahun ke tahun dan analisis trend angka index. Analisis horizontal dalam jangka panjang akan membentuk analisis trend. Metode ini disebut analisis dinamis. 3. Analisis Rasio, yaitu menggunkaan data perusahaan untuk menghitung rasiorasio yang mencermikan kondisi perusahaan terkini. Analisis rasio melibatkan dua jenis perbandingan yaitu internal (membandingkan rasio saat ini, masa lalu dan masa yang akan datang) dan eksternal (melibatkan perbandingan rasio perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri dengan titik waktu yang sama). Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analisis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas yang berpedoman pada Peraturan Menteri dan KUKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006 tentang pedoman klasifikasi koperasi. 19 2.7 Analisis Rasio berdasarkan Peraturan Menteri dan yang penting KUKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006 Analisis rasio adalah suatu alat analisis untuk menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan, apakah perusahaan itu posisi keuanganya baik atau buruk, rasio memberikan gambaran keadaan keuangan rasio rata-rata dari perusahaan yang sejenis. Melalui rasio ini akan diperolah ukuran-ukuran tentang likuiditas, solvailitas, profitabilitas dan aktivitas keuangan suatu perusahaan yang berpedoman pada Peraturan Menteri dan KUKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006. Apapun rasio-rasio keuangan tersebut yang akan digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1) Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja dari pos aktiva lancar dan hutang lancar. Jenis rasio likuiditas yang sering dipergunakan antara lain: (a) Current ratio (rasio lancar), digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio lancar dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. (b) Quick ratio atau acid test ratio (rasio cepat), digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai). 20 2) Rasio solvabilitas atau rasio leverage, bertujuan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Data yang digunakan untuk analisis rasio solvabilitas adalah neraca dan laporan laba rugi. Rasio solvabilitas di antaranya adalah: (a) Total debt to total assets ratio (rasio total utang terhadap total aktiva), dikenal sebagai debt ratio, digunakan untuk mengukur persentase kebutuhan dana yang dibelanjai dengan debt. Dalam hal ini, debt yang dimaksudkan meliputi hutang jangka pendek (current liabilities) dan pinjaman jangka panjang (long term debt). (b) Tolal debt to equity ratio Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang. Rasio ini membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang dimiliki. Dari rasio ini dapat diketahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin uang. pinjaman (kreditur), dan hal ini besar kemungkinan akan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. 3) Rasio rentabilitas (profitability ratio), bertujuan untuk mengukur seberapa efektif pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan. Rentabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio lain dapat memberikan petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan, tetapi rasio rentabilitas akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas dan solvabilitas. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas di antaranya adalah: 21 (a) Net profit margin (marjin laba bersih), mengukur hubungan antara penjualan dan laba bersih. Bila laba tidak mencukupi, perusahaan tidak akan dapat memberikan keuntungan yang layak bagi para investor. Rasio ini diperoleh dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan penjualan. (b) Return on total assets (tingkat pengembalian total aktiva), rasio antara laba bersih terhadap total aktiva ini, bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas penggunaan seluruh aktivanya dalam kegiatan operasinya. (c) Return on equity (tingkat pengembalian ekuitas), merupakan rasio keuangan yang paling penting atau jumlah akhir (bottom line) yang diukur dengan membagi laba bersih dengan ekuitas atau modal sendiri. Return on equity berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi. 4) Rasio aktivitas atau rasio manajemen aktiva (asset management ratio), bertujuan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya. Dasar pemikiran dalam pemakaian rasio aktivitas menurut Kartadinata (1983) adalah harus adanya keseimbangan antara tingkat penjualan dengan tingkat investasi dalam berbagai aktiva. Beberapa jenis rasio aktivitas yang digunakan adalah: (a) Fixed assets turnover ratio (rasio perputaran aktiva tetap), berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya. Ini merupakan rasio dari penjualan terhadap aktiva tetap bersih. 22 (b) Total assets turnover ratio (rasio perputaran total aktiva), mengukur perputaran dari seluruh aktiva perusahaan, rasio ini dihitung dengan cara membagi penjualan dengan total aktiva. 2.8 Kerangka Pemikiran Dalam menganalisi kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi, Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan neraca dan laporan laba rugi. Pada laporan neraca dan laporan rugi digunakan analisis verkital, analisis horizontal dan analisis rasio untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan koperasi tersebut. Rasio yang digunakan pada analisis rasio keuangan yaitu: 1) rasio likuiditas; 2) rasio solvabilitas; 3) rasio rentabilitas (profitabilitas) dan 4) rasio aktivitas. Ukuran rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Ukuran rasio solvabilitas yang digunakan adalah total debt to total ratio dan total debt to equity ratio. Ukuran rasio rentabilitas yang digunakan adalah marjin laba bersih (net profit margin), return on total assets (ROA) dan return on equity (ROE). Ukuran rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover ratio), dan rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio). Setelah itu dapat ditarik kesimpulan yang nantinya diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pihak KSP Pandan Wangi. Berdasarkan uraian di atas, berikut adalah skema mengenai kerangka alur pemikiran dalam menganalisis kinerja keuangan KSP Pandan Wangi di 23 Desa Tumbu Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem pada Gambar 2.1. KSP Pandan Wangi Data Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi: 1. Neraca 2. Rugi Laba Analisis Vertikal dan Horizontal Rasio Likuiditas: 1. Rasi lancar 2. Rasio cepat Analisis Rasio Keuangan Rasio Solvabilitas: 1. Total debt to total asset 2. Total debt to equity ratio Rasio Rentabilitas: 1. ROA 2. ROE 3. NPV Rasio Aktivitas: 1. Fixed asset turnover 2. Total asset turnover Kesimpulan Rekomendasi Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kinewrja Keuangan pada Kopersasi Simpan Pinjam Pandan Wangi