REPUBLIKA khazanah Menapak Langkah Arsitek Muslim Oleh Yusuf Assidiq SETIAP MASA PEMERINTAHAN MELAHIRKAN ARSITEK-ARSITEK ANDAL. S osok-sosok arsitek melengkapi perkembangan peradaban Islam. Melalui kemampuannya, mereka menciptakan rancangan bangunan yang indah dan menghiasi wilayah-wilayah kekuasaan pemerintahan Islam. Mereka memadukan kecemerlangan pemikiran dan keindahan untuk mewujudkan bangunan-bangunan fenomenal. Ilmuwan bernama Khalid Azabi mengatakan, arsitektur bertengger pada posisi yang terhormat dalam lingkup kajian intelektual pada masa pemerintahan Islam. Hal ini terbukti dengan maraknya ilmuwan Muslim yang menggeluti arsitektur. Beberapa ilmuwan pun menyampaikan pemikirian serta merumuskan apa itu arsitektur dan arsitek. Salah satunya adalah AlQalqasyandi. Ia berpendapat bahwa arsitek adalah seseorang yang berwenang untuk mendesain tampilan dan proporsi dari sebuah bangunan. Sang arsitek juga bertindak sebagai pengawas selama proses pembangunan. Sejarawan dan pakar ekonomi, Ibnu Khaldun, turut menyumbangkan pemikirannya. Seorang arsitek, ungkap Khaldun, terlibat penuh dalam merancang sebuah bangunan, termasuk mendekorasi dan memperindahnya. Dalam tulisannya, The Architect in Islamic Civilization, Khalid Azabi menegas- ENSIKLOPEDITEMATISDUNIAISLAM kan, peran arsitek sangat signifikan dalam membuat kian beragamnya khazanah arsitektur Islam. Buah pemikiran asritek Muslim mewujud dalam banyak bangunan dan tersebar luas di Irak, Turki, Kazakhstan, Suriah, Mesir, Persia, hingga Andalusia. Sebagian bangunan itu masih ada. Misalnya, Masjid Kordoba, Masjid Damaskus, Suriah, Istana Taj Mahal, dan Madrasah Murad di Turki. Dari sekian banyak arsitek yang bertaburan di dunia Islam, beberapa nama seolah menjadi ikon perkembangan arsitektur Islam. Ini tak lepas dari ide-ide mereka yang dianggap fenomenal. Mereka mampu menciptakan teknik, metode, dan gaya baru yang kemudian memantik perkem- Oleh Yusuf Assidiq rsitektur Islam mengundang minat sarjana-sarjana Barat untuk mengkaji peninggalan peradaban itu. Sejumlah rintisan telah diupayakan dan diawali sejak paruh pertama abad ke-18 M. Karya arsitek asal Wina, Austria, Johan Bernhard Fishcer von Erlach, terbit pada 1721 M. Melalui karyanya, Erlach mengindentifikasi arsitektur Arab, Turki, dan Persia. Ia juga membahas bangunan-bangunan yang ada di Istanbul, Madinah, Makkah, dan Isfahan. Seniman Inggris—William Hidges, Thomas Daniel, dan William—memublikasikan gambar arsitektur dari India pada paruh kedua abad ke-18. Karya tentang desain bangunan Islam lainnya dituangkan melalui Description de l’Egypte yang dihimpun para sarjana Prancis. Karya ini diterbitkan tahun A Mimar Sinan Koca TEKSTULUBU.COM bangan lebih lanjut arsitektur Islam. Perkembangan arsitektur secara sistematis telah dirintis sejak masa Umayyah. Arsitek ternama kala itu adalah alWalid. Ia adalah putra Khalifah Abd alMalik. Ia sudah mempunyai bakat dan potensi yang besar dalam bidang arsitektur sejak ia masih berusia muda. Ia terus menekuni bakatnya hingga mewarisi takhta kekhalifahan. Pada saat senggang, ia kerap berbincang dengan pembantu-pembantunya, terutama mengenai bangunan-bangunan indah. Salah satu prestasi mengagumkan yang pernah ia ukir adalah merenovasi Masjid Agung Umayyah yang ada di ibu kota pemerintahan, Damaskus, Suriah. Selain itu, dalam History of the Arabs, Philip K Hitti menyatakan, alWalid memperluas dan memperindah Masjidil Haram di Makkah dan juga merenovasi Masjid Nabawi yang ada di Madinah. Sosok ini pula yang mengenalkan struktur mihrab— cerukan pada dinding masjid sebagai penunjuk arah kiblat dan tempat imam—untuk pertama kalinya. Begitu pula menara masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang paling penting. Menara masjid mulai dibangun semasa pemerintahan alWalid. Ia juga meninggalkan beberapa bangunan, terutama istana kekhalifahan. Di antara yang terkenal keindahannnya adalah Istana alQubbah al-Khadra, al-Ukhaydir, serta al-Musyatta. Pembangunan Istana Musyatta belum selesai saat khalifah yang arsitek ulung itu wafat dalam usia 40 tahun. Arsitek lain yang terkenal pada abad ke-7 Masehi adalah Ibrahim bin Ghanaim bin Said. Menurut Khalid Azabi, Ibrahim menjadi salah satu orang kepercayaan Khalifah al-Zahir. Ibrahim merancang dan memimpin langsung pembangunan istana khalifah yang terletak di luar Kota Damaskus. Semasa kekuasaan Dinasti Mamluk, nama Shihab Eddine Ahmed bin Mohammed bin Ali Toulouni mencuat. Dia dipercaya menjadi kepala arsitek di istana khalifah. Menurut sejarawan al-Asqalani, Shihab sangat ahli di bidangnya hingga dijuluki sebagai pemimpin para arsitek. Ia pernah ditugasi mereno- vasi Masjidil Haram di Makkah. Setelah ia meninggal dunia, jejaknya diteruskan oleh putranya yang bernama Muhammad. Ketika Turki Usmani muncul, lahir pula arsitek lainnya. Salah satu yang terkenal adalah Ali Acemi. Sebagian bangunan megah yang dibuat semasa Dinasti Usmani merupakan hasil karyanya. Ali diangkat sebagai kepala arsitek istana pada September 1525 M. Karyanya mencakup bangunan Masjid Coban Mustafa Pasha dan kompleks Coban Mustafa Pasha. Jonathan Bloom dan Sheila Blair dalam buku Islamic Arts and Architecture mengatakan, gaya arsitekturnya sangat mengandalkan presisi. Kompleks Coban Mustafa Pasha, misalnya, didekorasi dengan hiasan panel serta bahan marmer. Tampil pula tokoh lainnya, Mimar Sinan Koca. Ia kemudian dikukuhkan sebagai salah satu arsitek terbesar pada zaman Turki Usmani. Dia pernah menjabat arsitek kepala dan insinyur teknik sipil. Sinan berjasa dalam membangun Kota Istanbul dalam empat masa kepemimpinan sultan, yaitu Salim I, Sulaiman I, Salim II, dan Murad III. Tak kurang dari 476 bangunan telah dibuatnya dan sebagian masih berdiri tegak hingga saat ini. ■ ed: ferry kisihandi ● Gerbang Masjid Umayyah Studi Arsitektur Islam di Barat 1809 dan 1823. Bagian ini memaparkan bangunan pemerintahan Islam di Mesir, termasuk warisan arsitekturnya. Buku ini terbilang komprehensif. Selain itu, dibahas juga perspektif—rencana dan bagian dari berbagai monumen penting di Mesir. Sejumlah karya besar tentang ● ● 1STARTGALLERY.COM Masjid Kordoba SAUDIARAMCO.WORLD ● 28 Halaman >> Jumat > 3 Desember 2010 Karya Sinan arsitektur Islam terus bermunculan pada abad ke-19, termasuk membahas arsitektur Islam di Spanyol. Salah satunya karya James Cavannah Murphy yang bertajuk Arabian Antiquities of Spain. Di samping itu, ada karya dari Jules Goury dan Owen Jones berjudul Plans, Elevations, TURKISHCULTURE.COM Sections, and Details of the Alhambra. Arsitek Prancis bernama A Delannoy merampungkan buku tentang arsitektur Aljazair pada 1830-an. Menurut John L Esposito dalam buku Dunia Islam Modern, buku itu masih ada kelemahan. Ia mengatakan, para penulisnya kurang memiliki pengetahuan memadai terkait bahasa dan sejarah wilayah yang mereka kaji. Pada pertengahan abad ke-19, sejumlah publikasi yang cukup akurat dan komprehensif tentang arsitektur Islam mulai bermunculan. Salah satu karya itu ditulis Julius Franz pada 1896. Karya tersebut berjudul Die Baukunst des Islam. Ada pula karya Henri Saladin terbitan 1907 tentang arsitektur yang berjudul Manuel d’Art Musulman. Buku ini mendefinisikan warisan arsitektur Islam. Ia juga memberikan informasi yang teperinci kepada dunia mengenai kekayaan warisan arsitektur Islam. ■ ed: ferry kisihandi