AFRIYANA SIREGAR Gizi Seimbang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atlet untuk meraih kemenangan. Jaminan atlet untuk dapat melakukan latihan secara maksimal. Status gizi baik menjadi dasar atlet untuk berprestasi Overtraining, diet ektrim untuk mencapai BB tertentu dll kurang asupan gizi pengaruhi penampilan Anemia pada atlet endurance yg berlatih sangat berat tanpa diikuti asupan gizi yang cukup pengaruhi penampilan Selama aktifitas sedang, paru-paru dan sistem sirkulasi yang menjaga otot’ memerlukan oksigen. Seseorang bernafas mudah, jantung meningkatkan keadaan stabil----Aktifitas aerobik (mbutuhkan oksigen) Pada kondisi aktifitas aerobik, otot mengeluarkan energi berasal dari glukosa dan asam lemak jk ada oksigen Aktifitas fisik sedang akan mhemat simpanan glikogen. Cth: sepak bola, sepeda, badminton, basket, futsal Pd aktifitas berat, jantung dan paru-paru menyediakn oksigen dengan cepat Kebutuhan energi mlebihi cadangan oksigen Akhirnya energi dipenuhi dg cara anerobik (tanpa oksigen) Otot sangat bergantung pada glukosa yg bisa dipecah sebagian dari metabolisme anaerobik Otot mengambil sumber energinya dari cadangan glikogen (terbatas) Cth: atletik, renang ANAEROBIK memecah glukosa mjd asam laktat As laktat merupakn pecahan glukosa yg tkumpul dijaringan dan darah Sistem syraf dan hormon mendeteksi asam laktat ini kmdian mpercepat kerja jantung dan paru-paru untuk menarik oksigen u/ memecah asam laktat 10 menit pertama, otot menggunakan sumber energi glikogen 20 menit, 1/5 cadangan glikogen terpakai dengan aktifitas sedang Tubuh merespon dg cara meningkatkan uptake glukosa darah (mengambil kembali sumber glukosa dr darah) In moderate exercise that continues past 20 minutes, the body begins to use fat for fuel, but glucose use still continues. If activity continues, glycogen stores run out. When glycogen stores are depleted, physical activity can continue for a short time only because the liver makes more glucose from lactic acid and certain amino acids. Jk cadangan glikogen menurun, akan mnimbulkan kelelahan dan hipoglikemi yg mengakibatkan semua aktifitas terhenti u/ menunda kelelahan, atlet endurance/ ketahanan harus mjg konsentarasi glukoda semampu mereka 4 diet strategies: 1) Makan sumber tinggi KH---tdk latihan/sehari-hari 2) Slm aktifitas/ latihan—konsumsi glukosa 3) Setelah latihan---makan makanan tinggi KH, u/ meningkatkn simpanan glikogen 4) Mengkonsumsi KH, mbantu meningkatkan cadangan glikogen----latihan otot/ persiapan petandingan Is manipulation of activity and CHO intake to trick the muscles into storing extra glycogen before competitive sports 1 week before competition: first 4 days, athlete trains moderately hard (1-2 hrs/day) and eats a diet moderately high in CHO. Last 3 days of week, athlete cuts back on activity and eats a very high CHO diet (8 g CHO per kg body weight or 70% of calories) With CHO loading, athletes can store extra glycogen to fuel activity up to 90 minutes or longer. In hot climate, extra glycogen beneficial as glycogen releases water when broken down. Eating a high-CHO meal within 2 hours after physical activity accelerates glycogen storage by 300%. Timing is important. Eating the high CHO meal after the 2 hours has passed, decreases the rate of synthesis of glycogen by almost half. Trained muscles versus untrained muscles: adapt to store more glycogen burn more fat at higher intensities therefore, require less glucose to perform the same amount of work A trained person uses less glycogen per minute to support an activity than an untrained person A trained person can work at higher intensity for longer periods than an untrained person while using the same amount of glycogen An athlete who eats a fat-rich diet with little CHO will burn more fat during activity, but will sacrifice endurance. A high-fat diet requires more oxygen to yield energy, therefore more stress is placed on the heart to supply the oxygen to the muscles Jumlah makanan, cairan, frekuensi makan, dan waktu makan (sebelum, selama dan sesudah pertandingan) Makanan yang bervariasi Kendalikan BB Hindari makan yang banyak mengandung lemak Hindari makan terlalu banyak gula Makan lebih banyak sumber padi-padian, sayuran dan buah-buahan Hindari minuman beralkohol Kurangi garam Kebutuhan energi tgantung ukuran badan, komposisi tubh, usia, dan jenis olahraga yg dilakukan Intensitas/ lama olahraga Menentukan energi: dihitung bdasarkan 1. kbutuhan energi atlet (5-8 kkal/mnt)u/ aktifitas sedang 2. kcukupan energi dasar sehari dperkirakan sbb: aktifitas sedang 20kkal/kgBB, aktifitas berat 25-35 kkal/kgBB, aktfts sangat berat 3751 kkal/kgBB u/ atlet laki2, 41-58kkal/kgBB u/ atlet perempuan CHO > 55%, khususnya KH kompleks (padipadian, roti, beras,dll). Bila durasi OR > 6090 mnt/hr maka diperlukan CHO sebanyak 50-70% dari kebutuhan E total atau 9-10 g/kg/BB/hari. Kebutuhan lemak < 30%. Dari metabolisme lemak dalam tubuh, bukan dari lemak makanan Asupan lemak tinggi daya tahan 57 menit, diet normal 114 menit, diet tinggi KH 167 menit Walau belum jelas, 2-3 sdm minyak MCT dpt membantu pemenuhan energi. Protein 12-15% dari E total. atlet enduran 1,2-1,4 g/kgBB/hari atlet OR kekuatan 1,6-1,7g/kgBB/hari, atlet remaja/ baru berlatih 2-2,5g/kgBB/hr Gizi seimbang & aneka ragam makanan dpt penuhi kebutuhan Vit E suplemen ↓ kerusakan akibat free radikal pd balap sepeda dg lat intensitas tinggi & lama Vit C (600 mg – 21 hr) atau kombinasi dg Vit E, beta karotin dpt ↓ insiden infeksi setelah pertandingan ultra maraton Pemberian cairan selama pertandingan sangat penting untuk mempertahankan status dehidrasi atau menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Atlet setiap kali harus mengambil kesempatan minum minuman yang telah tersedia. Minum air sebanyak 150 – 250 cc, pada waktu 30 – 60 menit sebelum pertandingan dan saat istirahat diantara pertandingan sangat dianjurkan. Pada olahraga endurans yang sangat lama [lebih dari 2 jam] pemberian cairan harus mengandung karbohidrat dan elektrolit. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiponatremia. Untuk memenuhi kebutuhan atlet yang begitu besar kandungan CHO nya, maka pembagian makannya perlu diperhatikan. Perlu dibagi dalam beberapa porsi dan waktu yang sering. Evaluasi tata gizi sehari-hari: mengingat kembali melalui laporan catatan pribadi makanan yang dikonsumsi. Bisa dilakukan secara kualitatif dan semi kuantitatif) kebutuhan gizi seimbangnya. Observasi Klinik: Analisis biokimia (urine dan darah) Pengukuran antropometri Tujuan : Memberi makanan yang memenuhi kebutuhan kalori dari zat gizi agar dapat membentuk cadangan glikogen otot. Prinsip pengaturan Makanan : 1. Makanan lebih banyak hidrat arang komplek/ KH kompleks untuk meningkatkan cadangan glikogen. Untuk meningkatkan cadangan glikogen perlu diperhatikan: a. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya cadangan glikogen adalah: jumlah hidrat arang yang dikonsumsi, banyaknya pengosongan glikogen, waktu mengkonsumsi hidrat arang, jenis hidrat arang, adanya zat gizi lain, ada tidak kerusakan otot dari latihan yang dilakukan selama pemulihan. b. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya cadangan glikogen hati adalah pencernaan dan jenis hidrat arang. Prinsip pengaturan Makanan : 2. Makanan rendah lemak karena proses pencernaan lemak memakan waktu lama. Protein cukup tidak perlu berlebihan karena akan meningkatkan pengeluaran cairan. 3. Mengurangi jenis makanan yang tinggi serat karena akan menyebabkan lambung penuh. 4. Minuman cukup terutama bila pertandingan diadakan dalam cuaca panas. 5. Mengatur waktu makan dan jenis makanan yang dikonsumsi sesuai jadwal pertandingan 6. Usahakan agar makanan yang dikonsumsi sebelum bertanding sudah dikenal dan atlet sudah terbiasa dengan makanan tersebut. Tujuan : Memberi makanan dan cairan yang cukup untuk memenuhi energi dari zat gizi, agar cadangan glikogen dan status hidrasi tetap terpelihara. Atlet dari cabang olahraga tertentu yang bertanding dalam jangka waktu lama atau bertanding pada cuaca panas sangat beresiko untuk kehilangan cairan lebih banyak. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang status hidrasi pada atlet antara lain: a. Dehidrasi akan lebih parah bila atlet bertanding pada cuaca panas b.Dehidrasi dapat terjadi pada atlet dengan klasifikasi berat badan terutama yang menurunkan berat badannya secara cepat dalam jangka waktu pendek. c. Dehidrasi dapat berpengaruh terhadap fungsi mental, konsentrasi dan keterampilan d. Dehidrasi di atas 3-4% dari berat badan meningkatkan risiko gangguan pencernaan e. Pada umumnya bila pertandingan berlangsung lebih dari 30 menit dengan intensitas tinggi terutama pada cuaca panas memerlukan penanganan yang lebih seksama untuk menjaga status hidrasi atlet. Dasar pemikiran pemberian makanan dan minuman pada saat tanding : 1. Waktu pertandingan berlangsung, lama pertandingan, waktu istirahat, cuaca dan intensitas latihan 2. Kehilangan glikogen setelah aktivitas yang lama dapat diganti dengan sekitar 50 gram hidrat arang perjamnya dalam bentuk cair atau padat. 3. Jumlahcairan yang dapat didistribusikan dalam tubuh, dipengaruhi oleh volume, kecepatan menggerakkan lambung dan absorpsi di usus halus. 1. Pemberian minuman, cairan yang menggulung dengan hidrat arang terutama diberikan terhadap atlet yang bertanding 30-60 menit terus menerus, atau cabang olahraga yang waktu tandingnya lama, atlet yang menurunkan berat badan pada cabang olahraga dengan klasifikasi berat badan atau pada cuaca panas. 2. Waktu pemberian dapat dilakukan pada saat istirahat, penggantian pemain, atau waktu tanding, di jalan atau tempattempat yang telah ditentukan oleh panitia. 3. Minuman atau cairan sebaiknya bersuhu sejuk dan atlet telah terbiasa dengan jenis minuman tersebut. Minum dengan intreval tertentu dan jangan menunggu sampai rasa haus datang. Minum 150-250 ml setiap 15-20 beraktifitas intensif dapat mencegah dehidrasi. Pada umumnya toleransi tubuh minum cairan antara 8001200 ml/jam. 4. Apabila diberikan cairan yang mengandung hidrat arang maka jumlah hidrat arang yang dibutuhkan 30-60 gr/jam. Pada umumnya sport drink yang biasa dikonsumsi atlet mengandung 3-8 % glucose. Waktu makan : 3 – 4 jam sebelum bertanding : Makanan utama terdiri dari nasi sayur, lauk pauk dan buah. 2 – 3 jam sebelum bertanding : snack/makanan kecil, misalnya Krakers, roti dan lain-lain 1 – 2 jam sebelum bertanding : Makanan cair/minuman misalnya Juice, buah, teh dan lain-lain. < 1 jam sebelum bertanding : Cairan/minuman Pertandingan pukul 08.00 : Makan malam sebelum hari bertanding, makanan utama lengkap dengan porsi nasi beserta lauk hewani 1 macam dikukus/dibakar, sayuran dan buah. Menjelang tidur, minum extra cairan. Makan pagi pukul 5.00 – 5.30, makanan ringan misalnya roti bakar tanpa margarin isi selai, juice buah dan teh. Pilih makanan yang telah dikenal atlet. Pertandingan pukul 10.00: Makan malam sebelum bertanding, makanan utama lengkap dengan porsi nasi yang besar dan minum yang cukup. Makan pagi jam 7.00, makanan utama lengkap.Bila olahragawan tidak dapat makan lengkap pada waktu makan pagi karena beban psikologis, maka menjelang tidur sebaiknya makan snack/makanan ringan. Ini untuk menjaga agar kadar gula darah tetap stabil pada pagi harinya. Makan pagi dapat berupa snack berat, seperti mie atau roti. Pertandingan pukul 14.00: Makan malam sebelum hari bertanding, makan pagi dan siang pada hari bertanding, makan makanan lengkap dengan porsi nasi yang besar, (hidari gorengan dan santan) lauk satu macam dan buah. Makan pagi sebaiknya dilakukan pukul 7.00-8.00, makan siang 13.00 dapat diberikan makanan ringan seperti krackers, biskuit atau makanan cair yang terbuat dari tepung maezena, havermoot. Minum ekstra air mulai sampai dengan pukul 14.00 menjelang pertandingan. Sehari sebelum bertanding istirahat yang cukup, dan makan pagi, siang dan malam terdiri dari makanan lengkap tinggi hidrat arang. Minuman ekxtra cairan sepangjan hari. Pada hari pertandingan, makan pagi tergantung toleransi atlet seperti biasanya pada hari pertandingan usahakan makan snack tinggi hidrat arang (krackers, biskuit) setiap 1,5 – 2 jam untuk mempertahankan gula darah dalam keadaan normal, makan sianganya makanan rendah lemak, berarti makanan tidak boleh digoreng, tidak menggunakan santan kental. Minumlah air sebelum merasa haus. Memberi makanan yang memenuhi kalori dan zat gizi untuk memulihkan glikogen otot, status hidrasi dan keseimbangan elektrolit. Hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Minum setelah bertanding sangan penting untuk memulihkan status hidrasi. 2. Setiap penurunan 5000 gram berat badan, tubuh memerlukan 500 cc air 3. Pada penurunan berat badan 4-7%, berat badan akan kembali normal setelah 24-48 jam. 4. Minuman diberikan dengan interval waktu tertentu Minumlah jenis juice buah yang banyak mengandung kalium dan natrium; misalnya juice tomat, belimbing dll 5. Untuk memulihkan kadar gula darah, tubuh memerlukan karbohidrat Kebutuhan karbohidrta 1 jam setelah bertanding 1 gr/kg berat badan. Misalnya berat badan 60 kg kebutuhan karbohidrat 60 gr atau 240 kalori. Pilihlah karbohidrta kompleks (pati) dan disacarida Sebaiknya makanan tersebut dalam bentuk cairan Pada umumnya setelah bertanding atlet malas makan oleh karena itu porsi makanan diberikan ½ porsi dari biasanya. Cara pemberian : 1. 2. Segera setalah bertanding minum air dengan suhu 5º C (sejuk), 1-2 gelas ½ jam setelah bertanding, juice buah 1 gelas 3. 1 jam setelah bertanding : juice buah 1 gelas dan snack raingan atau makanan cair yang mengandung karbohgidrat sebanyak 300 kalori. 4. 2 jam setelah bertanding makan lengkap dengan porsi kecil; sebaiknya diberi lauk yang banyak mengandung natrium dan sayuran yang tinggi kalium. Sayuran berkuah lebih bermanfaat untuk mencukupi cairan dan mineral. 5. 3 jam kemudian atlet biasanya baru merasa lapar. Utuk itu dapat disediakan makanan yang mudah dimasak. Penyediaan makanan pada malam hari menjelang tidur, mutlak diperlukan bagi atlet yang bertanding malam hari. Jenis hidangan yang disukai atlet adalah mie bakso, supermi dan lain-lain. a. 3 – 4 jam sebelum bertanding, makanan lengkap biasa, misalnya nasi dengan laukpauk. b. 2 – 3 jam sebelum bertanding sebaiknya dalam bentuk makanan kecil, misalnya roti [kurang dari 500 kalori]. c. 1 – 2 jam sebelum bertanding, makanan cair berupa jus buah diberikan kepada atlet. d. 30 – 60 menit sebelum bertanding, atlet hanya boleh diberi minuman cair saja. 2. ATLET PENCAK SILAT Nn. Ld seorang mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat usia 20 tahun mempunyaiBB 57 kg dan tinggi badan 155 cm. Dia merupakan seeorang atlet pencak silat di Universitas Jember. Dia berlatih sebanyak 3 kali dalam seminggu, setiap kali latihan membutuhkan waktu 2 jam. Aktifitas sehari-hari berupa aktifitas sedang, misalnya kuliah dan berlatih (malam hari). Tekanan darah 110/80 mmHg. Biasanya sebelum dan sesudah latihan Nn Ld melakukan pengukuran berat badan. Berat badan sebelum latihan adalah 57 kg dan setelah latihan menjadi 56 kg. Selama latihan menghabisakan 500 ml air. Nn Ld tidak mempunyai riwayat penyakit tertentu dan dia tidak menderita alergi terhadap suatu jenis makanan.