BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membentuk hubungan yang baik dan saling memahami adalah suatu hal yang wajar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang tanpa sadar manusia lakukan agar membentuk hubungan yaitu dengan berkomunikasi. Komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun non-verbal dengan menggunakan media tertentu. Tanpa komunikasi tidak akan menciptakan suatu hubungan yang baik di sebuah publik. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa setiap manusia memerlukan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan tepat sasaran. Hal demikian tidak hanya dibutuhkan oleh setiap individu dalam usaha mencapai komunikasi terbaik dengan sekitarnya, namun sebuah lembaga atau perusahaan juga membutuhkan suatu hubungan yang harmonis diantara publiknya. Suatu perusahaan membutuhkan komunikasi antar perusahaan dengan perusahaan lainnya dan dengan pelanggannya agar terjadi keharmonisan dan keselarasan serta agar terciptanya suatu interaksi yang baik bagi atasan, bawahan, dan pelanggan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan Public Relations (PR) yang akan menjadi penengah antara perusahaan dan para konsumen tersebut. Pada dasarnya, Public Relations merupakan fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat komersial maupun yang bersifat non-komersil. Public Relations mencakup semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan publik. Adapun pengertian Public Relations yang diartikan oleh Agung Laksamana (2010) dalam bukunya “Internal Public Relations” yang menurut peneliti berhubungan antara sebuah perusahaan atau organisasi dengan publiknya, yaitu “Public Relations is the practice of managing the flow of information between an organization and its public” (Public Relations adalah praktisi aliran manajemen informasi antara sebuah organisasi dan publiknya). Public Relations di suatu perusahaan membutuhkan suatu Corporate Public Relations (CPR) yang merupakan suatu staf khusus dibawah Chief Executive Officer (CEO) atau Pejabat Eksekutif Tertinggi. Sebuah tim CPR harus bekerja sama untuk menyediakan berbagai sumber daya untuk perusahaan. Untuk modal usaha, memiliki tim CPR sangat penting untuk menangani perhatian publik. Sebuah tim CPR harus menyediakan ahli di bidang khusus, alat yang diperlukan, sumber daya, informasi, dan hubungan media. Mereka harus mampu memberikan informasi tentang perusahaan mereka sebanyak mungkin. Apabila PR suatu perusahaan tidak mampu memberikan pengetahuan, informasi, dan semua hal tentang perusahaan mereka, maka PR mereka tidak mampu berkomunikasi dan belum bisa menjadi seorang Public Relations Officer (PRO) yang handal dalam melakukan tugasnya sebagai PR serta tidak mampu melakukan strategi-strategi Public Relations. Pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang musik, menjalin hubungan baik dengan beberapa stakeholders merupakan sebuah keharusan karena akan memudahkan bagi jalannya perusahaan. Industri musik di Indonesia saat ini tengah menghadapi perkembangan yang pesat, di mana muncul banyak musisimusisi baru yang turut meramaikan hiburan di Indonesia. Musisi-musisi di Indonesia saat ini semakin bertambah dengan aliran musik – biasa disebut genre – yang berbeda-beda. Persaingan dalam industri musik pun semakin ketat. Perkembangan dan persaingan ini membuat para musisi membutuhkan sebuah manajemen yang akan mengatur segala keperluan sang artis. McFarland (dikutip oleh Putra, 2008:1.9) menyebutkan jika dilihat dari asal katanya, manajemen berasal dari bahasa Italia yaitu “maneggiare” yang artinya menangani, jadi pada dasarnya manajemen berarti menangani atau mengelola. The One Management merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan artis atau lebih dikenal dengan sebutan manajemen artis di bidang musik yang di dalamnya terdapat kumpulan beberapa musisi yang tergabung dalam bermacam-macam grup band dengan aliran musik yang beragam. Awal terbentuknya manajemen artis ini, karena keinginan sebuah band yang bernama MALIQ & D'Essentials untuk mandiri berkiprah di industri musik lndonesia serta keinginan yang kuat dalam memberikan warna musik berbeda serta mengedukasi masyarakat akan keberadaan musik yang diusung oleh musisimusisi yang tergabung di dalam The One Management. Sama halnya dengan perusahaan lain, The One Management juga perlu menciptakan hubungan baik dengan stakeholders seperti pengusaha, media, fans, ataupun perusahaan bonafit yang bergerak dibidang penjualan, mereka adalah stakeholders penting bagi manajemen artis ataupun agensi. Jika hubungan dengan stakeholders dapat terjalin dengan baik, maka perusahaan juga telah berupaya untuk dapat membangun dan menjaga citranya di mata publik serta memperoleh kepercayaan publik kepada perusahaan tersebut, selain itu juga dapat mendukung proses pemasaran produk dari perusahaan. Oleh karena itu, peran PR sangat dibutuhkan untuk mengelola kegiatan PR di dalam sebuah perusahaan. Pada dasarnya kegiatan PR adalah kegiatan komunikasi antara sebuah organisasi atau perusahaan dengan berbagai publik, sedangkan bagian PR sebuah perusahaan adalah bagian yang mengelola kegiatan komunikasi yang dilakukan sebuah perusahaan dengan berbagai publik (Putra, 2008:1.12). The One Management merupakan salah satu divisi di PT Adi Ksatria Indonesia yang memiliki struktur organisasi yang mencakup General Manager, A&R (Artist & Repertoire), Marketing Manager, Finance, Secretary, Legal, Promotion and Media Relations, Merchandiser, Road Manager, dan Production Crew. The One Management merupakan perusahaan yang bergerak secara independen dan belum lama berdiri, yaitu baru sekitar 7 tahun sejak tahun 2008. Selama perkembangannya, The One Management cukup memiliki tanggapan yang positif dari publik. The One Management bersifat independen dan memang baru pertama kali menjajal dunia hiburan, sehingga The One Management mengalami keterbatasan-keterbatasan dalam hal pengorganisasian maupun finansial pada awal pendiriannya. Keterbatasan pengorganisasian di sini maksudnya adalah karena kurangnya sumber daya manusia yang kompeten untuk ikut mengembangkan organisasi, dan keterbatasan finansial terjadi karena The One Management membutuhkan dana yang cukup besar dalam melakukan publisitas dan promosi bagi perusahaan. Sejak pertama kali berdiri, hal penting yang diperlukan oleh The One Management adalah agar bisa mendapatkan relasi dengan beberapa stakeholders agar mudah untuk diajak bekerja sama. Manajemen artis seperti The One Manajement ini memang tidak bisa melakukan acara secara mandiri tanpa kerjasama dengan instansi lain atau tanpa adanya sponsor. Seiring berjalannya waktu dan setelah melewati proses pembelajaran, struktur di dalam The One Management saat ini sudah semakin terkendali. Begitu juga masalah finansialnya, saat ini The One Management sudah memperoleh kepercayaan dari stakeholders-nya. Padahal untuk perusahaan yang usianya baru 7 tahun, memperoleh kepercayaan dari para stakeholders merupakan sesuatu yang cukup sulit untuk dicapai. Kegiatan PR dalam The One Management dijalankan oleh marketing manager. Secara umum, manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang/jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. Namun dalam The One Management, marketing manager tidak hanya bertugas untuk merencanakan, mengontrol, dan mengkoordinir proses pemasaran produk milik The One Management saja, tetapi juga bertugas untuk menjalankan kegiatan PR, yaitu menjalin dan menjaga hubungan baik dengan klien guna mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana strategi dari marketing manager The One Management dalam menjalin hubungan yang baik dengan para stakeholders-nya sehingga mereka bisa mempercayai The One Management. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan Masalah yang ingin disampaikan oleh peneliti adalah: ”Bagaimana Strategi Public Relations The One Management Sebagai Manajemen Artis di Bidang Musik dalam Menjalin Hubungan dengan Stakeholders?” 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Public Relations The One Management sebagai manajemen artis di bidang musik dalam menjalin hubungan dengan stakeholders-nya. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti antara lain: - Bagi khalayak umum untuk menambah wawasan sekaligus dapat menjadi panduan apabila ingin membuka usaha yang sejenis. - Bagi penulis penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan juga syarat untuk mendapatkan gelar S1 di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada. 1.5. Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah humas dari The One Management dalam mencapai salah satu tujuan Public Relations yaitu menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Dalam hal ini akan berhubungan langsung dengan Aji Anindito, selaku General Manager sekaligus Marketing Manager The One Management. 1.6. Kerangka Pemikiran 1.6.1. Public Relations dan Strategi Public Relations Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Praktisi Public Relations dituntut untuk dapat merencanakan program-program PR pada perusahaan agar dapat menjaga proses manajemen pesan, menciptakan kesepahaman, membangun serta menjaga citra, dan lain sebagainya, sebagai pendukung proses kerja suatu organisasi. Dalam industri musik saat ini peran seorang Public Relations sangat dibutuhkan, dapat dikatakan juga bahwa peran dari Public Relations menentukan dalam kelanjutan perusahaan yang bergerak dibidang industri musik. Seperti yang disampaikan oleh Rex E. Harlow dalam Cutlip dkk (2006:5), menyatakan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual,dan kerja sama antara perusahaan dan publiknya. Public Relations membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik. Public Relations mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik. Public Relations membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR dalam hal ini adalah sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan; dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya. Pengertian itu dapat memberikan gambaran bahwa suatu Public Relations bagi perusahaan yang bergerak dibidang industri musik menjadi penting jika suatu perusahaan terlibat dengan publiknya. Bahkan hubungan yang baik antara perusahaan dan publik menjadi modal awal untuk mengembangkan perusahaan dan mewujudkan mutual understanding kedua belah pihak untuk kelancaran satu sama lain. Lamb dan McKee (2005:2) dalam bukunya menyebutkan bahwa keefektifitasan dari Public Relations dapat mendukung organisasi bekerja dalam sebuah bangunan sistem. Sehingga Public Relations bagi industri musik perlu melakukan hal-hal berikut: Suatu organisasi harus mampu dan memiliki keinginan untuk dapat mengidentifikasi siapa atau apa yang menjadi kunci dalam sistem yang berkaitan. Kelompok dalam organisasi sering disebut sebagai publik atau stakeholders. Prosesnya berasal dari mengetahui dan memahami perhatian, kebutuhan, prioritas, media habits, pola komunikasi, dan komitmen sosial dari stakeholders. Praktik Public pelaksanaan, Relations dan perlu mengevaluasi melakukan riset, sebagai sebuah perencanaan, proses yang berkelanjutan untuk keterbukaan organisasi terhadap input dan output yang baru. Menggali bagaimana hubungan dengan stakeholders menjadi pengelolaan yang terbaik sesuai dengan praktek Public Relations. Public Relations dapat melakukan komunikasi yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan strategi, yaitu mengamankan arah dan tujuan perusahaan atau organisasi menuju sasarannya untuk menjaga agar citranya tetap baik dan pihak-pihak yang berkepentingan tidak mengubah sikapnya. Bahkan Public Relations dapat memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perusahaan dengan mengembangkan hubungan-hubungan yang harmonis dengan stakeholders-nya agar perusahaan dapat mengembangkan kemampuan mencapai misinya. Menjalankan suatu tanggung jawab membutuhkan ide-ide yang kreatif dan strategis untuk dapat mencapai tujuannya. Begitu halnya dengan Public Relations, sebagai pihak yang menghubungkan setiap publik dari perusahaan (stakeholders) harus mampu menciptakan pemikiran strategis dalam membangun citra perusahaan untuk mencapai good will bagi segala tujuan. Sebab Public Relations sangat menentukan perkembangan dan kemajuan organisasi. Hunt & Grunig (seperti dikutip oleh Putra, 2008:2.19), berpendapat bahwa humas pada dasarnya adalah manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dengan publiknya, maka kegiatan humas pada dasarnya adalah kegiatan pengelolaan program-program komunikasi yang dijalankan perusahaan dengan tujuan untuk membangun hubungan yang saling menguntungankan dengan berbagai publiknya. Konsep manajemen strategis humas diperlukan untuk mengetahui alur dan pola komunikasi dari perusahaan dan stakeholders. Bagaimana seharusnya manajemen strategis humas dalam organisasi, bisa dilihat dalam gambar berikut: Bagan 1.6.1 Model of Strategic Management of Public Relations Sumber: Putra, 2008:2.20 Konsep sentral dari model di atas adalah management decisions, stakeholdersdan publics, dan relationship outcomes. Penghubung antara management dengan stakeholders/publics adalah konsekuensi dari perilaku masing-masing pihak terhadap pihak lain. Panah ganda antara management decisions dengan stakeholders/publics menunjukkan bahwa strategic decisionmaker dalam sebuah organisasi harus berinteraksi dengan stakeholders melalui fungsi Public Relations karena organisasi membutuhkan hubungan yang mendukung dengan stakeholders untuk mengimplementasikan keputusankeputusan (decisions) organisasi dan mencapai tujuannya. Setiap keputusan yang diambil manajemen organisasi atau perusahaan, sebaiknya tetap mempertimbangkan dampak pada PR yang terjadi untuk menciptakan hasil positif terhadap stakeholders. PR tidak hanya mengkomunikasikan setiap kebijakan yang diambil manajemen perusahaan namun juga membantu para pengambil keputusan dengan memberikan informasi agar kebijakan yang akan diambil manajemen perusahaan mempunyai implikasi negatif yang minimal. Dalam suatu pemikiran strategis untuk mewujudkan kegiatan Public Relations yang baik, pemaknaan akan pesan dari strategi itu sendiri juga harus dipenuhi, sehingga penyampaian pesan terhadap publik juga harus tepat. Cutlip dkk (2006:352) menyampaikan bahwa sebuah pemikiran strategis adalah memprediksi atau menentukan tujuan masa depan yang diharapkan, menentukan kekuatan apa yang akan membantu atau menghalangi upaya mengejar tujuan, dan merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diharapkan tersebut. Oleh karena itu, ketika merencanakan sebuah program, perusahaan berarti membuat keputusan untuk esok hari pada hari ini. Sehingga untuk menghasilkan pemikiran strategis harus dapat mempertimbangkan segala aspeknya, agar tidak menimbulkan kontroversi pada esok hari. Suatu perusahaan merupakan lembaga di mana terdapat kelompok orang yang secara tertentu melakukan kegiatankegiatan usaha, salah satunya adalah Public Relations. Seorang PR harus dapat menjaga kestabilan suatu perusahaan dan menimbulkan serta menjaga nama baik atau citra (image) perusahan tersebut terhadap perusahaan lain dan juga terhadap stakeholders. Strategi Public Relations memerlukan perencanaan jangka panjang dan pemograman dalam banyak area seperti kebijakan publik dan masalah sosial. Strategi dapat didefinisikan sebagai tujuan dan sasaran usaha jangka panjang, adopsi upaya pelaksanaan, dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Robbins dalam Cutlip, 2006:353). Strategi menurut Glueck dan Jauch (dalam Saladin, 2004:1) adalah sebuah rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi, yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi perusahaan adalah suatu kesatuan rencana menyeluruh, komprehensif, dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mewujudkan strategi tersebut, dibutuhkan strategi Public Relations yang tepat. Jacobus (1992:128) menjelaskan mengenai komponen dalam membentuk strategi sebuah perusahaan (corporate strategy): a. Secara makro, lingkungan perusahaan tersebut akan dipengaruhi oleh unsur-unsur, yaitu: kebijakan umum, budaya yang dianut, sistem perekonomian, dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi yang bersangkutan. b. Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber yang dimiliki yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan sumber daya guna lainnya yang dikuasai, sistem pengorganisasian dan rencana atau program dalam jangka waktu pendek maupun panjang, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Dalam suatu pemikiran strategis untuk mewujudkan kegiatan PR yang baik, pemaknaan akan pesan dari strategi itu sendiri juga harus dipenuhi, sehingga penyampaian pesan terhadap publik juga harus tepat. Parkinson & Ekachai (2006:4) menyebutkan strategi Public Relations dapat dibedakan menjadi dua yaitu strategi aksi dan strategi komunikasi. Strategi aksi menyangkut kegiatankegiatan yang dilakukan oleh PR, sedangkan strategi komunikasi menyangkut pesan-pesan yang ingin disampaikan. Strategi PR dapat dijelaskan berdasarkan permasalahan yang ada. Smith (2005) dalam bukunya yang berjudul “Strategic Planning for Public Relations” menyebutkan bahwa strategi PR terdiri dari dua yaitu strategi proaktif dan strategi reaktif. Strategi proaktif dapat menjadi strategi yang paling efektif karena mereka dilaksanakan bukan karena kebutuhan untuk merespon tekanan luar dan harapan publik, melainkan karena memang sesuai dengan perencanaan dari organisasi atau perusahaan tersebut. Strategi proaktif secara eksplisit mengalokasikan sumber daya untuk mengidentifikasi dan menangkap kesempatan serta mengantisipasi kejadian yang tidak menguntungkan. Dalam strategi proaktif ini terdapat beberapa aksi strategi (Smith, 2005:87), yaitu: Performa Organisasi, kinerja organisasi merupakan area yang pertama dan terpenting yang perlu dipertimbangkan ketika menimbang berbagai strategi komunikasi. Partisipasi Audiens, keikutsertaan audiens merupakan inisiatif strategi yang penting bagi perencana PR. Special Event, merupakan cara yang berguna untuk mengikutsertakan audiens dalam rencana PR melalui sebuah event. Aliansi dan Koalisi, yaitu ketika dua organisasi atau lebih bergabung dalam tujuan yang sama. Sponsorship, merupakan aksi strategi proaktif yang dilakukan untuk mendapatkan visibilitas dan penghargaan di kalangan publik utama sebuah organisasi. Sedangkan untuk strategi proaktif komunikasi, Smith (dikutip oleh Putra, 2008:6.25) menyatakan paling tidak ada tiga strategi komunikasi yang dapat digunakan dalam kegiatan kehumasan yaitu publisitas, newsworthy information, dan transparent communication. Publisitas, merupakan penempatan suatu berita secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, produk atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum. Publisitas hanya mengandalkan kualitas konten untuk membujuk orang lain untuk mendapatkan pesan keluar. Newsworthy Informations, di sini PR harus membantu perusahaannya dalam menyebarkan informasi yang bernilai berita kepada media massa agar media dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk pemberitaannya. Informasi yang dikomunikasikan harus mengandung nilai berita dan layak diberitakan serta harus merupakan berita yang berkualitas. Nilai-nilai berita yang dimaksud mencakup timeliness (aktual), prominence (terkenal), impact (berpengaruh), proximity (dekat), magnitude (besar), conflict (konflik). Sementara berkualitas atau tidaknya sebuah berita ditentukan oleh objectivity (tujuan), accuracy (ketepatan), balance (keseimbangan), dan fairness (kejujuran). Transparent Communications, merupakan istilah untuk merujuk pada gagasan aktivitas yang terbuka dan dapat dilihat oleh sebuah organisasi (Putra, 2008:6.26). Dengan melakukan transparent communication, publik bisa memahami dan medukung setiap kegiatan dan tindakan dari organisasi tersebut karena kegiatan ini tidak hanya memberi informasi sebatas „apa‟, melainkan juga „mengapa‟ yaitu apa yang menjadi alasan di balik tindakan atau kegiatan dari organisasi tersebut Strategi yang akan disusun harus mempertimbangkan saluran-saluran komunikasi yang digunakan publik sebagai sumber pembentukan pemahaman mereka terhadap realitas praktek bisnis dan politik. Dalam memanfaatkan media massa, Public Relations harus mengetahui gaya komunikasi, struktur media, operasionalnya, dan fungsi berita. Selain media, bagian komponen dalam komunikasi adalah sumber dan pesan yang sesuai dan dapat dengan tepat diterima dan dipahami oleh publik sasaran. Seperti yang telah disebutkan bahwa opinion leaders atau opinion makers menjadi sumber yang sangat efektif dalam penyampaian pesan. 1.6.2. Stakeholders dalam Perusahaan Manajemen Artis Perkembangan dan persaingan dalam industri musik yang semakin ketat membuat para musisi membutuhkan sebuah manajemen yang akan mengatur segala keperluan sang artis. Seperti yang sudah disampaikan oleh McFarland (dikutip oleh Putra, 2008:1.9) bahwa manajemen berarti menangani atau mengelola, atau juga dapat dipahami sebagai proses-proses pengorganisasian, yakni: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggiatan, dan pengevaluasian. Tidak berbeda dari perusahaan lain, sebuah perusahaan manajemen artis juga perlu membangun hubungan baik dengan stakeholders, terlebih jika hal itu mendukung kemampuan perusahaan tersebut untuk mempertahankan keeksistensinya. Dessler (dalam Putra, 2008:1.10) menyampaikan dalam menyusun strategi agar kerja sama dengan stakeholders dapat terjalin dengan harmonis, dibutuhkan peran Public Relations yang akan menerapkan fungsifungsi manajemen, yaitu: Planning (perencanaan), yaitu suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut. Organizing (pengorganisasian), adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan. Staffing (pengelolaan staf), berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi. Leading (pengarahan), yaitu suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Controlling (pengendalian), adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Freeman (dalam Putra, 2008:5.13) mengatakan bahwa stakeholders ialah individu atau kelompok yang bisa mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari aktivitas organisasi tersebut. Stakeholders didefinisikan sebagai kelompok-kelompok yang dipengaruhi maupun mempengaruhi fungsi manajemen sebuah perusahaan. Segala bentuk kebijakan organisasi atau perusahaan tentu harus mempertimbangkan kelompok-kelompok ini, terutama dalam hal program komunikasi perusahaan. Pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi saling berhubungan dengan stakeholders sebagai sebuah fungsi Public Relations, sebab keputusan atau kebijakan tersebut memiliki konsekuensi terhadap publik atau karena organisasi membutuhkan dukungan dari hubungannya terhadap stakeholders untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut dan juga mencapai tujuan organisasi. Selain itu stakeholders juga harus melihat hubungan dengan organisasi untuk melihat konsekuensi dari organisasi untuk memecahkan sebuah masalah. Stakeholders dalam hal ini diartikan sebagai sebuah kategori yang luas dari orang-orang yang dipengaruhi atau mempengaruhi keputusan manajemen. Sehingga hal ini pun dapat mempengaruhi implementasi terhadap program komunikasi yang ingin dilakukan oleh perusahaan, serta memberikan feedback atas segala konsekuensi atau akibat yang diterimanya dari kebijakan perusahaan. Sebab keputusan yang dibuat perusahaan akan menjadi landasan dari hubungan yang terjalin terhadap publik atau stakeholders-nya dan mereka itulah yang nantinya memberikan gambaran mengenai perilaku publik yang dapat mempengaruhi pencitraan perusahaan. Stakeholders dibagi ke dalam dua bagian, yaitu internal dan eksternal. Lamb (2005:61) menyampaikan bahwa orang-orang yang termasuk dalam stakeholders internal adalah: a. Pemegang saham, yakni seseorang atau badan hukum yang memiliki saham dan berinvestasi di dalam sebuah organisasi. b. Pemasok, yakni mitra kerja yang menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan organisasi. c. Karyawan, yakni bagian dari organisasi yang tidak memegang jabatan struktural, namun tetap menjadi bagian penting yang harus ditangani oleh praktisi PR. d. Konsumen, yaitu orang yang membeli produk, barang atau jasa dan bersifat sukarela. Sementara itu, Kasali (1994:75), stakeholders eksternal merupakan unsurunsur yang berada di luar kendali perusahaan. Unsur dari lingkungan eksternal tersebut adalah: Kompleksitas Lingkungan: diukur dari banyaknya pihak di luar perusahaan yang perlu mendapat perhatian perusahaan karena pengaruhnya. Stabilitas Lingkungan: diukur dari perubahan yang ditimbulkan, bila terlalu sering terjadi perubahan peraturan pemerintah, perubahan selera konsumen, perubahan peran para aktor dalam lingkungan lainnya, maka lingkungan dikatakan tidak stabil, dan sebaliknya disebut stabil. Sehingga beberapa di antaranya yang menjadi stakeholders eksternal dan yang mempengaruhi kinerja dari manajemen artis adalah: a. Pemerintah, yakni sekelompok orang yang mengelola kewenangan dan secara bersama-sama memikul tanggung jawab untuk memerintah sebuah negara. Pemerintah bagi manajemen artis merupakan stakeholders yang wajib untuk didekati, karena ketika manajemen artis akan melakukan event ataupun acara, peran pemerintah besar dalam hal perizinan dan lokasi. b. Media massa, yakni sarana untuk menyampaikan pesan yang berasal dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi baik cetak, elektronik maupun media baru seperti radio, surat kabar dan internet. Media massa merupakan teman akrab bagi manajemen artis, hal ini karena media massa-lah yang akan membantu manajemen artis untuk melakukan promosi. c. Komunitas, yakni berupa orang-orang yang terlibat dalam organisasi, seperti karyawan, penyumbang, maupun konsumen (Lamb, 2005:37). Bagi manajemen artis, komunitas dapat berfungsi bagi sarana mempromosikan event ataupun manajemen artis biasanya menggandeng komunitas untuk bersama-sama mengadakan event-event bertemakan sosial. d. Kelompok Kepentingan Khusus, yaitu kelompok atau individu yang hadir untuk memposisikan dirinya pada isu tertentu, seperti isu aborsi, hak pada perempuan, dan beberapa masalah lainnya dengan menggunakan proses politik (Freeman, 1984:21). Kelompok tipe ini biasanya yang ikut mengundang manajemen artis untuk berkampanye bersama mereka dalam menyuarakan isu-isu sosial yang diangkat. Stakeholders yang dimiliki oleh perusahaan yang bergerak di bidang hiburan seperti perusahaan di bidang musik ini tidak berbeda dengan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan lain yang bersifat lebih formal. Mulai dari stakeholders internal, seperti yang telah disebutkan tadi, perusahaan di bidang hiburan juga memiliki pemegang saham, pemasok, karyawan, serta konsumen. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki stakeholders eksternal seperti media massa dan komunitas. 1.7. Kerangka Konsep The One Management sebagai salah satu manajemen artis yang terbilang masih baru, memiliki permasalahan secara internal yaitu terletak pada organisasi serta permasalahan secara finansial. Permasalahan ini dikarenakan perusahaan yang belum cukup pengalaman serta belum memiliki relasi yang kuat dengan beberapa pihak seperti media, pemerintah atau perusahaan lainnya. Hubungan dengan beberapa pihak ini sangat penting, karena merekalah yang pada akhirnya akan mendukung kinerja dari The One Management. Strategi Public Relations merupakan upaya perusahaan dalam menjalankan program-program kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Public Relations dari The One Management, yang merupakan perusahaan manajemen artis di bidang musik untuk menjalin hubungan dengan stakeholdersnya. Menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publik/stakeholders merupakan tujuan dari program kerja sebuah perusahaan. Untuk dapat menentukan strategi yang akan digunakan, pejabat humas/PRO manager perlu menyusun proses penyusunan strategi Public Relations yang akan menjadi acuan untuk menentukan strategi Public Relations-nya. Pada penelitian ini akan menggunakan model strategi yang disampaikan oleh Smith (2005) di mana yang digunakan adalah strategi proaktif. Strategi proaktif dapat menjadi strategi yang paling efektif karena mereka dilaksanakan bukan karena kebutuhan untuk merespon tekanan luar dan harapan publik, melainkan karena memang sesuai dengan perencanaan dari organisasi atau perusahaan tersebut. Strategi proaktif secara eksplisit mengalokasikan sumber daya untuk mengidentifikasi dan menangkap kesempatan serta mengantisipasi kejadian yang tidak menguntungkan. 1.8. Kerangka Operasional Kerangka operasional dalam penelitian ini terdiri dari strategi proaktif aksi dan strategi proaktif komunikasi. Strategi proaktif aksi digunakan untuk strategi praktis dalam pelaksanaan tugas Public Relations, di mana strategi proaktif aksi ini terdiri dari performa organisasi, partisipasi audience, special events, aliansi/koalisi, dan sponsorship. Penelitian ini akan menjadi lebih kompleks karena peneliti hanya akan menggunakan salah satu dimensi dari strategi proaktif aksi yaitu performa organisasi. Performa organisasi hanya dianalisis oleh peneliti karena kinerja organisasi merupakan area yang pertama dan terpenting yang perlu dipertimbangkan ketika menimbang berbagai strategi komunikasi. Performa organisasi melihat kinerja organisasi, dari apa saja yang sudah dihasilkan, performa organisasi ini dapat dilihat dari profit atau keuntungan perusahaan, kinerja pegawai, kinerja pelayanan serta pengakuan dari pihak artis terkait manajemennya. Selain itu dalam penelitian ini juga akan melihat strategi proaktif komunikasi, di mana strategi ini terdiri dari publicity, newsworthy information dan transparent communication. Publicity bertujuan untuk menciptakan minat pada orang, produk, dan organisasi melalui penempatan cerita yang menguntungkan di media berita. Publicity dapat dilakukan dengan membuat Press Release yang merupakan alat utama dari publicity. Newsworthy information, yaitu menginformasikan berita yang berkualitas yang mengandung nilai berita sehingga layak untuk dikomunikasikan. Kemudian transparent communication adalah melihat seberapa transparannya komunikasi yang dilakukan oleh seorang PR sebuah perusahaan. Hal terakhir yang akan dibahas adalah terkait komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations. Tentang bagaimana seorang Public Relations menyampaikan pesannya, serta fungsi dari komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations, yang dapat dilihat dari sini adalah membangun hubungan dengan lingkungan baik pelanggan, stakeholders ataupun media, mempromosikan perusahaan ataupun event yang akan diadakan oleh perusahaan. Berikut adalah tabel dari kerangka operasional penelitian ini mencakup definisi dan indikatornya: Tabel 1.8.1 Kerangka Operasional Penelitian Varian Definisi Indikator Strategi Proaktif Aksi Performa Organisasi Kinerja organisasi yang dilihat dari apa saja yang sudah dilakukan Profit (keuntungan perusahaan) Kinerja pegawai Kinerja pelayanan Pengakuan dari artis Strategi Proaktif Komunikasi Publicity Menciptakan minat pada orang, produk, dan organisasi melalui penempatan cerita yang menguntungkan di media berita Jumlah press release yang dibuat Jumlah pemuatan press release di media Newsworthy Information Menginformasikan berita yang berkualitas yang mengandung nilai berita sehingga layak untuk dikomunikasikan Jumlah informasi yang disebarkan dengan berbagai media, seperti newsletter, leaflet, dll Transparent Communication Komunikasi yang dilakukan secara transparan sehingga publik akan lebih memahami dan mendukung perusahaan. Beberapa kegiatan yang melibatkan publik seperti press conference, bertemu langsung dengan penggemar, dll 1.9. Metode Penelitian 1.9.1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode studi kasus deskriptif. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk meneliti masalah atau fenomena kontemporer dalam real-life context, yang meliputi berbagai variabel kepentingan, bukti-bukti empiris dari berbagai sumber, yang dapat diperbandingkan dengan perkembangan teoritis yang ada. Penelitian studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok untuk menjawab pokok pertanyaan suatu masalah yaitu “bagaimana” dan “mengapa”. Studi kasus merupakan uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial (Mulyana, 2003). Studi kasus merupakan penelitian sistematis yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas, dan di mana multisumber bukti dimanfaatkan (Yin, 2008:18). Sementara menurut Walizar (1990) penelitian deskriptif merupakan suatu cara melakukan pengamatan di mana indikator-indikator adalah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan secara lisan maupun tulisan. Menjadi menarik karena pada faktanya masih sedikit perusahaan yang menerapkan manajemen isu dalam perusahaannya. 1.9.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tiga hal, yaitu: Dokumentasi Dokumen bertujuan untuk mendukung informasi dari sumbersumber lain. Hasil studi dokumentasi akan menghasilkan data-data mengenai proses strategi Public Relations dalam pengelolaan isu berupa hasil rapat tim, hasil riset tim, anggaran, jadwal pelaksanaan dan sebagainya. Wawancara Peneliti akan melakukan wawancara kepada Aji Anindito selaku general manager dari The One Management sekaligus marketing manager yang bertugas untuk merencanakan, mengontrol, dan mengkoordinir proses pemasaran produk yang ada dibawah The One Management, serta mencari dan menjaga hubungan baik dengan publik/stakeholders. Selain Aji Anindito, peneliti juga melakukan wawancara dengan Angga Puradiredja selaku salah satu artis di dalam The One Management. Kemudian penelitian ini akan diperkuat dengan observasi langsung oleh peneliti. Observasi Observasi dilakukan untuk lebih mendekatkan diri antara peneliti dengan objek studi atau kasus yang sedang dikaji. Sehingga peneliti akan secara langsung mengetahui tentang segala hal yang terjadi bersama aspek yang mempengaruhi permasalahannya. Dengan begitu, peneliti dapat secara objektif melihat fenomena yang terjadi, bahkan bersentuhan langsung dengan sumber informasi yang diharapkan yang dapat menjadi tambahan informasi dan pengetahuannya. Bahkan dapat juga dilakukan dengan observasi partisipan, di mana peneliti tidak hanya pasif, namun juga ikut berpartisipasi dalam situasi tertentu. 1.9.3. Teknik Analisis Data Setelah data-data penelitian terkumpul, data tersebut kemudian dianalisis. Analisis data dimulai sejak data diperoleh yang kemudian dibaca dan dikaji, sebelum dilakukan pengklasifikasian menurut jenisnya. Hasil analisis awal ini kemudian diinterpretasikan dan dikorelasikan dengan teori yang ada, sesuai dengan strategi yang berdasarkan pada proposisi teoritis. Korelasi antara data dan teori ini dilakukan dengan menggunakan teknik pattern matching, yaitu dengan membandingkan pola empiris dengan pola yang terprediksi, atau dengan alternatif pola terprediksi lainnya. Jika kedua pola berkesusaian, maka hasil analisis tersebut dapat memperkuat validitas internal penelitian. Hasil dari korelasi data dengan teori melalui teknik ini disajikan dalam bentuk naratif. Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan setelah mendapatkan data dari hasil wawancara kepada strategi Public Relations yaitu strategi proaktif aksi dan strategi proaktif komunikasi, observasi yang dilakukan oleh peneliti, dan beberapa dokumen.