BAB II KERANGKA TEORITIS Didalam sebuah penelitian ilmiah dibutuhkan landasan-landasan teoritis yang memungkinkan diperolehnya pengertian tentang pokok-pokok penelitian baik secara teoritis maupun kenyataan pada obyek penelitian. 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Periklanan Dalam membuat penelitian mengenai sebuah iklan kita terlebih dahulu harus mengetahui mengenai periklanan. Adanya pengetahuan yang dalam mengenai apa yang akan kita teliti akan membantu kita dalam mempermudah dalam memecahkan pertanyaan dalam penelitian kita. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk, memelihara image perusahaan, membujuk komunikan untuk membeli dan lain-lain. Pada prinsipnya semua iklan dimaksudkan untuk menghasilkan respon positif dari publik. Dan setiap iklannya dirancang untuk menghasilkan respon-respon termasuk dalam pikiran publik atau konsumen dan akhirnya bertindak sesuai dengan tujuan. (Djayakusumah,1982 :12). Periklanan tentu memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai alat koordinasi, komunikasi, memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan serta sebagai alat evaluasi. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut ( Darmadi,2003: 12) : 1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek dibenak konsumen. 2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek. 3. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek. 4. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi. 5. Menciptakan norma-norma kelompok. 6. Mengendapkan perilaku. 7. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan market power perusahaan. 8. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka waktu tertentu. 9. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang. Iklan Axe versi bidadari ini, dalam periklanan jika dilihat berdasarkan tujuan termasuk dalam klasifikasi Periklanan Produk. Periklanan produk merupakan porsi yang paling besar yang dikeluarkan dalam periklanan, karena disini mereka mengiklankan berbagai macam produk yang akan dipasarkan ke masyarakat. Produk yang di iklan bisa saja merupakan sebuah produk baru, produk yang sudah lama beredar, atau produk yang direvisi. Iklan Axe ini termasuk produk yang lama sudah beredar, namun untuk tetap mempertahankan produk, iklan Axe selalu bervariasi. Dilihat dari tujuannya, iklan axe versi bidadari ingin mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek. Terlihat dari adegan-adegan yang menggambarkan betapa wangi parfum axe sehingga membuat bidadari pun lupa diri 2.1.1.1 Periklanan Yang Efektif Menurut Shimp ( 2003 :415-416 ) pada taraf minimum iklan yang efektif melihat beberapa pertimbangan berikut ini : a. Iklan harus memperpanjang suatu strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan teritegrasi. b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut produk. Oleh karena itu, iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, keinginannya, serta apa yang dinilai konsumen dari si pemasar. c. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang di iklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen. d. Iklan harus menemukan cara untuk menerobos kerumunan iklan. Para pengiklan secara berkelanjutan berkompetisi dalam menarik perhatian konsumen. Dan ini bukan tugas yang mudah mengingat sudah terlalu banyaknya iklan yang ada di media cetak, elektronik, serta sumber-sumber informasi lainnya yang tersedia setiap hari ke hadapan konsumen. e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Pada intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta pengertian bisnis yang cerdas. Para konsumen belajar dengan cepat ketika mereka ditipu dan akan membenci pengiklan. f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dan strategi berlebihan. Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi : tujuannya bukan membagus-baguskan dan melucu-lucukan yang lucu. Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orangorang hanya ingat pada humornya saja dan melupakan pesan yang telah disampaikan. 2.1.1.2 Pesan Iklan Komunikasi pada intinya adalah semua praktek yang dilakukan untuk memberikan atau saling bertukar informasi. Komunikasi adalah transmisi pesan dari pengirim kepenerima dengan menggunakan suatu bentuk signal yang dikirim melalui suatu media tertentu. Dalam merancang suatu pesan iklan komunikasi harus memperhatikan apa yang disampaikan pada audience sasaran agar menghasilkan tanggapan yang diharapkan (Ihalauw, 2003 : 145 ). Pesan Iklan yang efektif dapat berperan lebih pada iklan bisa berupa peraduan antara pesan verbal dan dan pesan visual. Pesan verbal menekankan pada aspek kata, sedangkan pesan visual lebih kepada gambar dan illustrasinya. Menurut Shimp dalam bukunya ( 2003 : 459-493 ) dalam menarik perhatian dan untuk mempengaruhi perasaan konsumen terhadap produk barang dan jasa dibutuhkan iklan dengan daya tarik pesan agar iklan terbut diperhatikan oleh khalayak. Daya tarik pesan meliputi (Shimp. 2003 :459-493) : 1. Daya tarik selebritis Selebritis disini yang dimaksudkan bukan hanya seorang aktris dan aktor melainkan seorang yang dikenal oleh masyarakat bisa saja itu seorang atlet, ilmuan maupun politikus. Selebritis disini dipilih sesuai dengan target market dari produk tersebut dan diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang diiklankan. 2. Daya tarik humor Humor yang digunakan dalam iklan dinilai sangat efektif untuk menarik perhatian dan menciptakan kesadaran merek. Iklan dengan daya tarik humor merupakan cara yang sangat efektif untuk mencapai berbagai tujuan periklanan. Meskipun demikian, tetap harus diingat juga bahwa pengaruh humor dapat berbeda sesuai dengan karakteristik khalayak, apa yang dianggap lucu bagi sebagian orang, belum tentu juga di anggap lucu oleh orang lainnya. 3. Daya tarik rasa takut Daya tarik ini menggunakan ketakutan konsumen dalam mengambil sebuah tindakan. Informasi yang ingin disampaikan dalam iklan, jenis ini adalah adanya konsekuensi negatif terhadap perilaku yang kurang baik, seperti merekok. 4. Daya tarik rasa bersalah Seperti halnya rasa takut, rasa bersalah juga merupakan daya tarik negatif. Iklan berdaya tarik rasa bersalah membujuk konsumen untuk selalu menggunakan produk yang diiklankan jika ingin menghapus rasa bersalah. 5. Daya tarik seksual Iklan berisi daya tarik seksual akan efektif bila relevan dengan pesan penjualan dalam iklan. Bila digunakan dengan benar dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan, dan menciptakan asosiasi yang menyenangkan dengan produk yang diiklankan. 6. Daya tarik musik Musik yang berupa jingle, musik latar, aransemen klasik, nada-nasa popular menjadi komponen penting dalam dunia periklanan untuk menarik perhatian, menyalurkan pesan penjualan, mempengaruhi suasana hati pendengar, dan menentukan tekanan emosional untuk iklan. 7. Daya tarik komparatif Iklan dengan daya tarik komparatif lebih menekankan pada perbandingan secara eksplisit maupun inplisit suatu merek produk dengan produk yang dibandingkan. Perusahaan selalu menggunakan pesan komparatif dalam menyebutkan manfaat produk mereka atas produk pesaingnya. Ciri khas dari iklan komparatif adalah produk yang dipromosikan akan lebih unggul saat konsumen mengambil pertimbangan dalam melakukan proses pembelian. Untuk Iklan Axe versi bidadari yang diperankan oleh luna maya dan kawan-kawan menggunakan beberapa daya tarik pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat agar tertarik dengan produk yang mereka pasarkan. Daya tarik pesan yang utama yang terlihat jelas dalam iklan ini adalah daya tarik selebritis. Selebritis yang di maksud adalah luna maya dan kawan-kawannya yang bisa dibilang sudah sangat dikenal di masyarakat. Selebritis dipilih sesuai dengn target sasaran dari produk dan diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang melihat iklan tersebut. Kemudian untuk daya tarik pesan yang kedua adalah daya tarik seksual, dimana iklan yang menggunakan daya tarik ini akan lebih efektif bila relevan dengan pesan penjualan dalam iklan. Terlihat para wanita dalam iklan tersebut menggunakan baju-baju yang cukup terbuka dan adanya adegan yang seolah para wanita ini akan menggoda tokoh pria dalam iklan tersebut. Bila digunakan dengan benar dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan, menciptakan asosiasi yang menyenangkan dengan produk yang lain. 2.1.2 Pengertian Malaikat dan Bidadari Didalam Iklan Axe versi barat menampilkan perempuan bersayap yang mereka sebut dengan Angel atau malaikat, sedangkan di Indonesia sendiri juga menampilkan perempuan bersayap. Kita perlu mengetahui terlebih dahulu arti dari kata malaikat dan bidadari, apakah memiliki arti yang sama atau berbeda. Pertama adalah Malaikat, Kata malaikat berasal dari kata Yunani "Angelos" yang berarti "utusan". Dalam agama Kristen, Islam, Yahudi dan teologi lainnya, malaikat dapat menjadi salah satu yang bertindak sebagai petugas, agen atau utusan Tuhan. Sepanjang Alkitab secara umum terlihat bahwa kehendak Tuhan biasanya disampaikan atau dilakukan oleh malaikat. Malaikatpun memiliki tingkatan tertentu, Archangel adalah suatu kelompok penghulu malaikat yang merupakan pemimpin dari suatu pasukan malaikat di sorga. Semua Archangel pada umumnya diakhiri dengan akhiran "el". "El" berarti "dalam Tuhan", dan nama pertama mereka memiliki arti tersendiri sebagaimana tugas dan kelebihan mereka. Dalam agama kristen, Alkitab tidak secara khusus menyatakan malaikat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ketika jenis kelamin “dicantumkan” secara khusus pada malaikat di dalam Alkitab, itu adalah laki-laki (Kejadian 19:10-12; Wahyu 7:2; 8:3; 10:7). Namun demikian ini tidak langsung berarti bahwa para malaikat adalah laki-laki. Matius 22:30 nampaknya mengindikasikan bahwa para malaikat “tidak berjenis kelamin,”: “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.” Kalau malaikat tidak melahirkan, tidak perlu ada jenis kelamin, paling tidak jenis kelamin sebagaimana yang dipahami manusia. Bidadari sendiri, bidadari sebenarnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, yaitu vidyadhari, kata vidya berarti pengetahuan/ilmu dan kata dhari berarti pembawa (akhiran –i menunjukkan sifat feminin), jadi bidadari itu artinya adalah “pembawa ilmu”. Mungkin sang pembawa ilmu yang dimaksud itu adalah para peri (bahasa Inggris: fairy) dari golongan dewa yang tinggal di Kayangan (Kerajaan Atas Angin) yang merupakan pembawa berita-berita, perintah-perintah dan juga ilmu dari negeri atas angin (langit) kepada negeri bawah angin (bumi). Dalam penggambaran orang sehari-hari, peri sering digambarkan sebagai sosok wanita yang cantik, bercahaya dan memiliki kekuatan luar biasa (extraordinary) yang mampu mewujudkan keinginan dan permohonan manusia yang bersifat luar biasa dan menakjubkan 1. Berdasarkan pemaparan diatas, kita bisa ketahui bahwa malaikat yang umum digambarkan adalah laki-laki sedangkan bidadari adalah perempuan. 2.1.3 Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaludin Rahmat.1989:17) 1 http://forget-hiro.blogspot.com/2010/04/arti-sebenarnya-bidadri.html.blogpsikologo,bahasa dan keislaman.di unduh pada tanggal 31/01/2013 pukul 08.20 Untuk lebih memahami persepsi berikut adalah beberapa definisi lain mengenai persepsi (Mulyana, 2007 : 180) : a. Brian Fellows : Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi. b. Kenneth K. Soreno dan Edward M. Bodakan : Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. c. Philip Goodacre dan Jennifer Follers : Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan. d. Joseph A. Devito : Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita bisa berkomunikasi dengan efektif. 2.1.3.1 Tahap Persepsi Kenneth K. Soreno dan Edward M.Bodaken menyebutkan bahwa Persepsi meliputi tiga aktivitas yaitu seleksi, organisasi dan intrepretasi. Seleksi mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada intepretasi (Mulyana, 2007 : 181-182) . a. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Sensasi berasal dari kata „ senseā yang berarti alat pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Bila alatalat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf – dengan bahasa yang dipahami otak maka terjadilah proses sensansi. b. Kemudian yang kedua adalah Atensi atau perhatian merupakan bagian dari persepsi karena tentu saja sebelum kita merespon atau menafsirkan suatu kejadian atau rangsangan apapun, kita akan terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaraian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada stimuli lainnya melemah. Dalam melihat sebuah persepsi masing-masing pribadi kita perlu melihat faktor-faktor apa yang mempengaruhi atensi. Atensi atau perhatian ini merupakan bagian dari persepsi. Tanpa adanya suatu perhatian kita tidak akan dapat merespon dan menafsirkan suatu kejadian dan rangsangan. Atensi dalam hal ini akan mempengaruhi persepsi keseluruhan Dimana didalam atensi ada dua macam faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Mulyana,2007 : 197-215). Pertama Faktor internal : seperti faktor biologis (lapar, haus dan sebagainya ) ; faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, lelah dan sebagainya ) ; faktor sosial budaya seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, stasus sosial, pengalaman masa lalu, dan kebiasaan, serta faktor-faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, pengharapan, kemarahan dan kesedihan. Semakin besar perbedaan-perbedaan aspek secara antarindividu, semakin besar pula perbedaan persepsi mereka mengenai realitas. Faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor-faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Dengan demikian persepsi kita terikat oleh budaya. Bagaimana kita memaknai pesan, objek, atau lingkungan bergantung pada sistem yang kita anut. Faktor sosial budaya didalam faktor eksternal sejalan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi sikap individu. Kedua faktor eksternal, yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, intensintas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi. Suatu objek yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada objek yang diam. Itulah sebabnya, kita akan lebih menyenangi televisi sebagai gambar bergerak dari pada komik sebagai gambar diam. Rangsangan yang intensitasnya menonjol juga akan menarik perhatian. Seseorang yang bersuara keras, yang tubuhnya paling gemuk, yang kulitnya paling hitam, atau wajahnya yang paling cantik tentu akan menarik perhatian kita dan tentunya persepsi kita juga akan terpengaruh. Suatu peristiwa yang berulang lebih jelas akan mendapatkan perhatian yang lebih dari kita, dan memungkinkan kita mengingat pesan apa yang disampaikan. c. Interpretasi merupakan tahap terpenting dalam persepsi. Sebenarnya kita tidak dapat menginterpretasikan makna setiap obyek secara langsung, melainkan menginterpretasikan makna informasi yang kita percayai mewakili obyek tersebut. Jadi pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai obyek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya obyek tersebut. 2.1.3.2 Ciri dan Karakteristik Persepsi Irwanto (Umi Amalia, 2003 : 19) mengemukakan ciri-ciri umum persepsi adalah sebagai berikut : a. Rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan moralitas tiap-tiap indera, yaitu sensoris dasar dan masing-masing indera (cahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman, suhu bagi perasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya). b. Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang), kita dapat menyatakan atasbawah, tinggi-rendah, luas-sempit, depan-belakang, dan lain sebagainya. c. Dimensi persepsi mempunyai dimensi waktu seperti cepat-lambat, tua-muda, dan lain sebagainnya. d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan kontek ini merupakan keseluruhan yang menyatu, contohnya kita melihat meja tidak berdiri sendiri tetapi diruang tertentu, posisi atau letak tertentu. e. Dunia persepsi adalah dunia penuh arti, kita cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya Irvin T. Rock menjelaskan, karakteristik seseorang terhadap suatu objek meliputi : a. Proses mental yang berfikir, yang menimbang hal-hal yang dianggap paling baik dari beberapa macam pilihan. b. Perseptor dalam mempersiapkan sesuatu tidak terlepas dari latar belakang perseptor. c. Persepsi dapat dijadikan dasar bagi seseorang untuk menseleksi dan mengambil tindakan. d. Secara umum dalam mempersepsikan sesuatu, seseorang harus dibekali pengetahuan, panca indera, dan kesadaran lingkungan. 2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Menentukan Persepsi Dalam persepsi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor fungsional dan faktor struktural (Rahmat, 2008 : 55-60 ) : a. Faktor Fungsional Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu. Krech dan Crutch merumuskan dalil persepsi yang pertama : Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini bearti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi. b. Faktor Struktural Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti kohler, warthemer (1959), dan Koffka, dalam buku Jalaluddin Rahmat, 2008 : 55-60 merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural. Prisip-prinsip ini kemudian dikenal dengan teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, bila kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagianbagiannya, lalu menghimpunnya. Perbedaan pendidikan dan budaya merupakan faktorfaktor struktural. 2..2 Penelitian Sebelumnya Dalam sebuah penelitian perlu dipaparkan penelitian-penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain sebagai pedoman, penelitian sebelumnya juga diperlukan untuk bahan perbandingan dengan penelitian yang akan di lakukan, dalam hal ini tentu saja penelitian yang berhubungan dengan persepsi khalayak. Penelitian sebelumnya adalah penelitian milik Maria Dian epifani mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi pada tahun 2006 yang berjudul „Persepsi Penonton Film Pesan Dari Surga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dimana Film sebagai salah satu komunikasi massa tidak hanya bersifat menghibur, tetapi juga dapat mempengaruhi persepsi penonton. Dimana persepsi diwujudkan melalui sikap tertentu. Dalam penelitianny Maria menggunakan metode FGD dalam penelitiannya serta wawancara secara personal dengan narasumber, dari penelitian tersebut maria mendapatkan bahwa Adegan-adegan dalam film pesan dari surga tersebut merupakan film yang tidak tepat untuk disaksikan karena dari sana juga akan mempengaruhi tingkah dan laku. Dari berbagai pendapat didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah pengalaman masa lalu, pendidikan, budaya. Dimana dalam hal ini yang menjadi perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada faktor yang didapatkan Didalam penelitian sebelumnya lebih mengarah kepada faktor yang membentuk perilaku penonton sedangkan dalam penelitian sekarang mengacu pada faktorfaktor atensi yang ada pada iklan sehingga akan membentuk persepsi khalayak. 2.3 Kerangka Pikir Iklan Axe Bidadari versi Indonesia ( Luna Maya dan kawan-kawan ) Persepsi Faktor yang mempengaruhi persepsi Pada kerangka pikir ini, untuk bagan pertama dan kedua lebih kepada kerangka teoritis, dimana peneliti menjelaskan terlebih mengenai iklan, apa itu iklan, kenapa iklan itu ada, dimana akan ditayangkan salah satunya beriklan di media internet dan salah satu iklan yang beriklan menggunakan internet adalah produk parfum Axe bidadari versi Indonesia. Bagan kedua mengenai Iklan Axe bidadari Versi Indonesia serta permasalahan yang ada. Bagan ketiga ada teori yang di gunakan yaitu Teori persepsi dimana didalam persepsi memiliki empat tahap di antaranya adalah Sensasi, atensi, memory, intrepretasi, serta akan menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi. Sehingga pada akhirnya peneliti dapat mengetahui bagaimana persepsi khalayak terhadap Iklan tersebut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.