Persepsi Khalayak Terhadap Iklan Axe Bidadari Indonesia Serta

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Didalam sebuah penelitian ilmiah dibutuhkan landasan-landasan teoritis yang
memungkinkan diperolehnya pengertian tentang pokok-pokok penelitian baik secara teoritis
maupun kenyataan pada obyek penelitian.
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Periklanan
Dalam membuat penelitian mengenai sebuah iklan kita terlebih dahulu harus
mengetahui mengenai periklanan. Adanya pengetahuan yang dalam mengenai apa yang akan
kita teliti akan membantu kita dalam mempermudah dalam memecahkan pertanyaan dalam
penelitian kita. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk, memelihara image
perusahaan, membujuk komunikan untuk membeli dan lain-lain. Pada prinsipnya semua iklan
dimaksudkan untuk menghasilkan respon positif dari publik. Dan setiap iklannya dirancang
untuk menghasilkan respon-respon termasuk dalam pikiran publik atau konsumen dan
akhirnya bertindak sesuai dengan tujuan. (Djayakusumah,1982 :12).
Periklanan tentu memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan ini
berfungsi sebagai alat koordinasi, komunikasi, memberikan kriteria dalam pengambilan
keputusan serta sebagai alat evaluasi. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut (
Darmadi,2003: 12) :
1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek dibenak konsumen.
2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu
merek.
3. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek.
4. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi.
5. Menciptakan norma-norma kelompok.
6. Mengendapkan perilaku.
7. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan market
power perusahaan.
8. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka waktu tertentu.
9. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi
pembeli potensial di masa yang akan datang.
Iklan Axe versi bidadari ini, dalam periklanan jika dilihat berdasarkan tujuan termasuk
dalam klasifikasi Periklanan Produk. Periklanan produk merupakan porsi yang paling besar
yang dikeluarkan dalam periklanan, karena disini mereka mengiklankan berbagai macam
produk yang akan dipasarkan ke masyarakat. Produk yang di iklan bisa saja merupakan
sebuah produk baru, produk yang sudah lama beredar, atau produk yang direvisi. Iklan Axe
ini termasuk produk yang lama sudah beredar, namun untuk tetap mempertahankan produk,
iklan Axe selalu bervariasi. Dilihat dari tujuannya, iklan axe versi bidadari ingin
mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek.
Terlihat dari adegan-adegan yang menggambarkan betapa wangi parfum axe sehingga
membuat bidadari pun lupa diri
2.1.1.1 Periklanan Yang Efektif
Menurut Shimp ( 2003 :415-416 ) pada taraf minimum iklan yang efektif melihat beberapa
pertimbangan berikut ini :
a. Iklan harus memperpanjang suatu strategi pemasaran.
Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi
pemasaran yang diarahkan dengan baik dan teritegrasi.
b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen.
Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut produk. Oleh karena itu,
iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan,
keinginannya, serta apa yang dinilai konsumen dari si pemasar.
c. Periklanan yang efektif harus persuasif.
Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang di iklankan dapat memberikan keuntungan
tambahan bagi konsumen.
d. Iklan harus menemukan cara untuk menerobos kerumunan iklan.
Para pengiklan secara berkelanjutan berkompetisi dalam menarik perhatian konsumen. Dan
ini bukan tugas yang mudah mengingat sudah terlalu banyaknya iklan yang ada di media
cetak, elektronik, serta sumber-sumber informasi lainnya yang tersedia setiap hari ke hadapan
konsumen.
e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan.
Pada intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta
pengertian bisnis yang cerdas. Para konsumen belajar dengan cepat ketika mereka ditipu dan
akan membenci pengiklan.
f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dan strategi berlebihan.
Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi : tujuannya bukan membagus-baguskan
dan melucu-lucukan yang lucu. Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orangorang hanya ingat pada humornya saja dan melupakan pesan yang telah disampaikan.
2.1.1.2 Pesan Iklan
Komunikasi pada intinya adalah semua praktek yang dilakukan untuk memberikan
atau saling bertukar informasi. Komunikasi adalah transmisi pesan dari pengirim kepenerima
dengan menggunakan suatu bentuk signal yang dikirim melalui suatu media tertentu. Dalam
merancang suatu pesan iklan komunikasi harus memperhatikan apa yang disampaikan pada
audience sasaran agar menghasilkan tanggapan yang diharapkan (Ihalauw, 2003 : 145 ).
Pesan Iklan yang efektif dapat berperan lebih pada iklan bisa berupa peraduan antara
pesan verbal dan dan pesan visual. Pesan verbal menekankan pada aspek kata, sedangkan
pesan visual lebih kepada gambar dan illustrasinya. Menurut Shimp dalam bukunya ( 2003 :
459-493 ) dalam menarik perhatian dan untuk mempengaruhi perasaan konsumen terhadap
produk barang dan jasa dibutuhkan iklan dengan daya tarik pesan agar iklan terbut
diperhatikan oleh khalayak.
Daya tarik pesan meliputi (Shimp. 2003 :459-493) :
1. Daya tarik selebritis
Selebritis disini yang dimaksudkan bukan hanya seorang aktris dan aktor melainkan
seorang yang dikenal oleh masyarakat bisa saja itu seorang atlet, ilmuan maupun
politikus. Selebritis disini dipilih sesuai dengan target market dari produk tersebut dan
diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang
diiklankan.
2. Daya tarik humor
Humor yang digunakan dalam iklan dinilai sangat efektif untuk menarik perhatian dan
menciptakan kesadaran merek. Iklan dengan daya tarik humor merupakan cara yang
sangat efektif untuk mencapai berbagai tujuan periklanan. Meskipun demikian, tetap
harus diingat juga bahwa pengaruh humor dapat berbeda sesuai dengan karakteristik
khalayak, apa yang dianggap lucu bagi sebagian orang, belum tentu juga di anggap
lucu oleh orang lainnya.
3. Daya tarik rasa takut
Daya tarik ini menggunakan ketakutan konsumen dalam mengambil sebuah tindakan.
Informasi yang ingin disampaikan dalam iklan, jenis ini adalah adanya konsekuensi
negatif terhadap perilaku yang kurang baik, seperti merekok.
4. Daya tarik rasa bersalah
Seperti halnya rasa takut, rasa bersalah juga merupakan daya tarik negatif. Iklan
berdaya tarik rasa bersalah membujuk konsumen untuk selalu menggunakan produk
yang diiklankan jika ingin menghapus rasa bersalah.
5. Daya tarik seksual
Iklan berisi daya tarik seksual akan efektif bila relevan dengan pesan penjualan dalam
iklan. Bila digunakan dengan benar dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan
ingatan, dan menciptakan asosiasi yang menyenangkan dengan produk yang
diiklankan.
6. Daya tarik musik
Musik yang berupa jingle, musik latar, aransemen klasik, nada-nasa popular menjadi
komponen penting dalam dunia periklanan untuk menarik perhatian, menyalurkan
pesan penjualan, mempengaruhi suasana hati pendengar, dan menentukan tekanan
emosional untuk iklan.
7. Daya tarik komparatif
Iklan dengan daya tarik komparatif lebih menekankan pada perbandingan secara
eksplisit maupun inplisit suatu merek produk dengan produk yang dibandingkan.
Perusahaan selalu menggunakan pesan komparatif dalam menyebutkan manfaat
produk mereka atas produk pesaingnya. Ciri khas dari iklan komparatif adalah produk
yang dipromosikan akan lebih unggul saat konsumen mengambil pertimbangan dalam
melakukan proses pembelian.
Untuk Iklan Axe versi bidadari yang diperankan oleh luna maya dan kawan-kawan
menggunakan beberapa daya tarik pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat agar
tertarik dengan produk yang mereka pasarkan. Daya tarik pesan yang utama yang terlihat
jelas dalam iklan ini adalah daya tarik selebritis. Selebritis yang di maksud adalah luna maya
dan kawan-kawannya yang bisa dibilang sudah sangat dikenal di masyarakat. Selebritis
dipilih sesuai dengn target sasaran dari produk dan diharapkan dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku konsumen yang melihat iklan tersebut. Kemudian untuk daya tarik pesan yang
kedua adalah daya tarik seksual, dimana iklan yang menggunakan daya tarik ini akan lebih
efektif bila relevan dengan pesan penjualan dalam iklan. Terlihat para wanita dalam iklan
tersebut menggunakan baju-baju yang cukup terbuka dan adanya adegan yang seolah para
wanita ini akan menggoda tokoh pria dalam iklan tersebut. Bila digunakan dengan benar
dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan, menciptakan asosiasi
yang
menyenangkan dengan produk yang lain.
2.1.2 Pengertian Malaikat dan Bidadari
Didalam Iklan Axe versi barat menampilkan perempuan bersayap yang mereka sebut
dengan Angel atau malaikat, sedangkan di Indonesia sendiri juga menampilkan perempuan
bersayap. Kita perlu mengetahui terlebih dahulu arti dari kata malaikat dan bidadari, apakah
memiliki arti yang sama atau berbeda. Pertama adalah Malaikat, Kata malaikat berasal dari
kata Yunani "Angelos" yang berarti "utusan". Dalam agama Kristen, Islam, Yahudi dan
teologi lainnya, malaikat dapat menjadi salah satu yang bertindak sebagai petugas, agen atau
utusan Tuhan. Sepanjang Alkitab secara umum terlihat bahwa kehendak Tuhan biasanya
disampaikan atau dilakukan oleh malaikat. Malaikatpun memiliki tingkatan tertentu,
Archangel adalah suatu kelompok penghulu malaikat yang merupakan pemimpin dari suatu
pasukan malaikat di sorga. Semua Archangel pada umumnya diakhiri dengan akhiran "el".
"El" berarti "dalam Tuhan", dan nama pertama mereka memiliki arti tersendiri sebagaimana
tugas dan kelebihan mereka. Dalam agama kristen, Alkitab tidak secara khusus menyatakan
malaikat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ketika jenis kelamin “dicantumkan”
secara khusus pada malaikat di dalam Alkitab, itu adalah laki-laki (Kejadian 19:10-12;
Wahyu 7:2; 8:3; 10:7). Namun demikian ini tidak langsung berarti bahwa para malaikat
adalah laki-laki. Matius 22:30 nampaknya mengindikasikan bahwa para malaikat “tidak
berjenis kelamin,”: “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan
melainkan hidup seperti malaikat di sorga.” Kalau malaikat tidak melahirkan, tidak perlu ada
jenis kelamin, paling tidak jenis kelamin sebagaimana yang dipahami manusia.
Bidadari sendiri, bidadari sebenarnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, yaitu
vidyadhari, kata vidya berarti pengetahuan/ilmu dan kata dhari berarti pembawa (akhiran –i
menunjukkan sifat feminin), jadi bidadari itu artinya adalah “pembawa ilmu”. Mungkin sang
pembawa ilmu yang dimaksud itu adalah para peri (bahasa Inggris: fairy) dari golongan dewa
yang tinggal di Kayangan (Kerajaan Atas Angin) yang merupakan pembawa berita-berita,
perintah-perintah dan juga ilmu dari negeri atas angin (langit) kepada negeri bawah angin
(bumi). Dalam penggambaran orang sehari-hari, peri sering digambarkan sebagai sosok
wanita yang cantik, bercahaya dan memiliki kekuatan luar biasa (extraordinary) yang mampu
mewujudkan keinginan dan permohonan manusia yang bersifat luar biasa dan menakjubkan 1.
Berdasarkan pemaparan diatas, kita bisa ketahui bahwa malaikat yang umum digambarkan
adalah laki-laki sedangkan bidadari adalah perempuan.
2.1.3 Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
(Jalaludin Rahmat.1989:17)
1
http://forget-hiro.blogspot.com/2010/04/arti-sebenarnya-bidadri.html.blogpsikologo,bahasa dan keislaman.di
unduh pada tanggal 31/01/2013 pukul 08.20
Untuk lebih memahami persepsi berikut adalah beberapa definisi lain mengenai persepsi
(Mulyana, 2007 : 180) :
a. Brian Fellows : Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme
menerima dan menganalisis informasi.
b. Kenneth K. Soreno dan Edward M. Bodakan : Persepsi adalah sarana yang
memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.
c. Philip Goodacre dan Jennifer Follers : Persepsi adalah proses mental yang digunakan
untuk mengenali rangsangan.
d. Joseph A. Devito : Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan
banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.
Persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak
mungkin kita bisa berkomunikasi dengan efektif.
2.1.3.1 Tahap Persepsi
Kenneth K. Soreno dan Edward M.Bodaken menyebutkan bahwa Persepsi meliputi tiga
aktivitas yaitu seleksi, organisasi dan intrepretasi. Seleksi mencakup sensasi dan atensi,
sedangkan organisasi melekat pada intepretasi (Mulyana, 2007 : 181-182) .
a. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Sensasi berasal dari kata „ senseā€Ÿ yang berarti
alat pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Bila alatalat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf – dengan bahasa yang
dipahami otak maka terjadilah proses sensansi.
b. Kemudian yang kedua adalah Atensi atau perhatian merupakan bagian dari persepsi
karena tentu saja sebelum kita merespon atau menafsirkan suatu kejadian atau
rangsangan apapun, kita akan terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau
rangsangan tersebut. Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaraian
stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada stimuli lainnya melemah.
Dalam melihat sebuah persepsi masing-masing pribadi kita perlu melihat
faktor-faktor apa yang mempengaruhi atensi. Atensi atau perhatian ini merupakan
bagian dari persepsi. Tanpa adanya suatu perhatian kita tidak akan dapat merespon
dan menafsirkan suatu kejadian dan rangsangan. Atensi dalam hal ini akan
mempengaruhi persepsi keseluruhan Dimana didalam atensi ada dua macam faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Mulyana,2007 : 197-215). Pertama Faktor
internal : seperti faktor biologis (lapar, haus dan sebagainya ) ; faktor fisiologis
(tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, lelah dan sebagainya ) ; faktor sosial budaya
seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, stasus
sosial, pengalaman masa lalu, dan kebiasaan, serta faktor-faktor psikologis seperti
kemauan, keinginan, motivasi, pengharapan, kemarahan dan kesedihan. Semakin
besar perbedaan-perbedaan aspek secara antarindividu, semakin besar pula perbedaan
persepsi mereka mengenai realitas.
Faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek
persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama
penafsiran atas suatu rangsangan agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat
ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor-faktor internal jelas mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap realitas. Dengan demikian persepsi kita terikat oleh
budaya. Bagaimana kita memaknai pesan, objek, atau lingkungan bergantung pada
sistem yang kita anut. Faktor sosial budaya didalam faktor eksternal sejalan dengan
beberapa faktor yang mempengaruhi sikap individu.
Kedua faktor eksternal, yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti
gerakan, intensintas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi. Suatu
objek yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada objek yang diam. Itulah
sebabnya, kita akan lebih menyenangi televisi sebagai gambar bergerak dari pada
komik sebagai gambar diam. Rangsangan yang intensitasnya menonjol juga akan
menarik perhatian. Seseorang yang bersuara keras, yang tubuhnya paling gemuk,
yang kulitnya paling hitam, atau wajahnya yang paling cantik tentu akan menarik
perhatian kita dan tentunya persepsi kita juga akan terpengaruh. Suatu peristiwa yang
berulang lebih jelas akan mendapatkan perhatian yang lebih dari kita, dan
memungkinkan kita mengingat pesan apa yang disampaikan.
c. Interpretasi merupakan tahap terpenting dalam persepsi. Sebenarnya kita tidak dapat
menginterpretasikan
makna
setiap
obyek
secara
langsung,
melainkan
menginterpretasikan makna informasi yang kita percayai mewakili obyek tersebut.
Jadi pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai
obyek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya
obyek tersebut.
2.1.3.2 Ciri dan Karakteristik Persepsi
Irwanto (Umi Amalia, 2003 : 19) mengemukakan ciri-ciri umum persepsi adalah
sebagai berikut :
a. Rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan moralitas tiap-tiap indera,
yaitu sensoris dasar dan masing-masing indera (cahaya untuk penglihatan, bau untuk
penciuman, suhu bagi perasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi peraba dan
sebagainya).
b. Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang), kita dapat menyatakan atasbawah, tinggi-rendah, luas-sempit, depan-belakang, dan lain sebagainya.
c. Dimensi persepsi mempunyai dimensi waktu seperti cepat-lambat, tua-muda, dan
lain sebagainnya.
d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur
yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan kontek ini merupakan keseluruhan
yang menyatu, contohnya kita melihat meja tidak berdiri sendiri tetapi diruang
tertentu, posisi atau letak tertentu.
e. Dunia persepsi adalah dunia penuh arti, kita cenderung melakukan pengamatan
atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada
hubungannya
Irvin T. Rock menjelaskan, karakteristik seseorang terhadap suatu objek meliputi :
a. Proses mental yang berfikir, yang menimbang hal-hal yang dianggap paling baik
dari beberapa macam pilihan.
b. Perseptor dalam mempersiapkan sesuatu tidak terlepas dari latar belakang
perseptor.
c. Persepsi dapat dijadikan dasar bagi seseorang untuk menseleksi dan mengambil
tindakan.
d.
Secara
umum
dalam
mempersepsikan
sesuatu,
seseorang
harus
dibekali
pengetahuan, panca indera, dan kesadaran lingkungan.
2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Menentukan Persepsi
Dalam persepsi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor
fungsional dan faktor struktural (Rahmat, 2008 : 55-60 ) :
a. Faktor Fungsional
Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang
termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang menentukan persepsi
bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon
pada stimuli itu. Krech dan Crutch merumuskan dalil persepsi yang pertama : Persepsi
bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini bearti bahwa objek-objek yang mendapat
tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang
melakukan persepsi. Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan
mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi.
b. Faktor Struktural
Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf
yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti kohler,
warthemer (1959), dan Koffka, dalam buku Jalaluddin Rahmat, 2008 : 55-60
merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural. Prisip-prinsip ini
kemudian dikenal dengan teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, bila kita mempersepsi
sesuatu, kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagianbagiannya, lalu menghimpunnya. Perbedaan pendidikan dan budaya merupakan faktorfaktor struktural.
2..2 Penelitian Sebelumnya
Dalam sebuah penelitian perlu dipaparkan penelitian-penelitian sebelumnya yang
serupa dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain sebagai pedoman, penelitian
sebelumnya juga diperlukan untuk bahan perbandingan dengan penelitian yang akan di
lakukan, dalam hal ini tentu saja penelitian yang berhubungan dengan persepsi khalayak.
Penelitian sebelumnya adalah penelitian milik Maria Dian epifani mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Komunikasi pada tahun 2006 yang berjudul „Persepsi Penonton Film Pesan
Dari Surga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dimana Film sebagai salah satu
komunikasi massa tidak hanya bersifat menghibur, tetapi juga dapat mempengaruhi persepsi
penonton. Dimana persepsi diwujudkan melalui sikap tertentu.
Dalam penelitianny Maria menggunakan metode FGD dalam penelitiannya serta
wawancara secara personal dengan narasumber, dari penelitian tersebut maria mendapatkan
bahwa Adegan-adegan dalam film pesan dari surga tersebut merupakan film yang tidak tepat
untuk disaksikan karena dari sana juga akan mempengaruhi tingkah dan laku. Dari berbagai
pendapat didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah pengalaman
masa lalu, pendidikan, budaya. Dimana dalam hal ini yang menjadi perbedaan antara
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada
faktor yang didapatkan Didalam penelitian sebelumnya lebih mengarah kepada faktor yang
membentuk perilaku penonton sedangkan dalam penelitian sekarang mengacu pada faktorfaktor atensi yang ada pada iklan sehingga akan membentuk persepsi khalayak.
2.3 Kerangka Pikir
Iklan
Axe Bidadari versi Indonesia ( Luna
Maya dan kawan-kawan )
Persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi
Pada kerangka pikir ini, untuk bagan pertama dan kedua lebih kepada kerangka
teoritis, dimana peneliti menjelaskan terlebih mengenai iklan, apa itu iklan, kenapa iklan itu
ada, dimana akan ditayangkan salah satunya beriklan di media internet dan salah satu iklan
yang beriklan menggunakan internet adalah produk parfum Axe bidadari versi Indonesia.
Bagan kedua mengenai Iklan Axe bidadari Versi Indonesia serta permasalahan yang ada.
Bagan ketiga ada teori yang di gunakan yaitu Teori persepsi dimana didalam persepsi
memiliki empat tahap di antaranya adalah Sensasi, atensi, memory, intrepretasi, serta akan
menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi. Sehingga pada akhirnya peneliti
dapat mengetahui bagaimana persepsi khalayak terhadap Iklan tersebut serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Download