Sekilas: Zakat dan Pajak

advertisement
Sekilas: Zakat dan Pajak
Ditulis oleh Wawan
Sabtu, 28 Januari 2012 09:26 - Pemutakhiran Terakhir Minggu, 05 Pebruari 2012 21:08
<p><img src="images/stories/pajak.jpg" border="0" alt="Pajak" width="250" height="188"
style="margin-left: 1px; margin-right: 1px; border: 0pt none; float: right;" />Zakat memiliki banyak
arti dalam kehidupan umat manusia, terutama dalam ajaran Islam. Zakat memiliki banyak
hikmah, baik yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah SWT maupun hubungan sosial
kemasyarakatan di antara manusia. Hikmah yang dimaksud, diantaranya:</p> <p>1.�����
Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa dengan
materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka
akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT.</p> <p>2.�����
Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di sekitarnya
berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-apa dan tidak ada
uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.</p> <p>3.����� Menjadi unsur penting
dalam mewujudakan keseimbanagn dalam distribusi harta (sosial distribution), dan
keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat.</p> <p>4.����� Dapat
menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip:
Ummatn Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan dan kewajiban),
Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan Takaful Ijti'ma (tanggung jawab bersama).</p>
<p>5.����� Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa
(menumbuhkan akhlaq mulia menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan
mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah. Dengan begitu akhirnya suasana ketenangan bathin
karena terbebas dari tuntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan, akan selalu
melingkupi hati.</p> <p>6.����� Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi
dan fungsi sosial ekonomi atau pemerataan karunia Allah SWT dan juga merupakan
perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusian dan keadilan, pembuktian
persaudaraan Islam, pengikat persatuan ummat dan bangsa, sebagai pengikat bathin antara
golongan kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah
antara golongan yang kuat dengan yang lemah.</p> <p>7.����� Mewujudkan tatanan
masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun,
damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir bathin.
Dalam masyarakat seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran akan hidupnya kembali bahaya
komunisme 9atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan menyesatkan. Sebab dengan
dimensi dan fungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi kapitalisme dan sosialisme dengan
sendirinya sudah terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji Allah SWT, akan terciptalah sebuah
masyarakat yang <em>baldatun thoyibun wa Rabbun Ghafur</em>.</p> <p>Bagaimana
hubungannya dengan pajak, apakah pengeluaran seseorang/perusahaan untuk membayar
zakat dapat dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajaknya ?</p> <p>Pengeluaran-pengeluaran
yang dilakukan Wajib Pajak dapat dibedakan antara pengeluaran yang boleh dan yang tidak
boleh dibebankan sebagai biaya. Pada prinsipnya biaya yang boleh dikurangkan dan
penghasilan bruto adalah biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau
kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek
Pajak yang pembebanannya dapat dilakukan dalam tahun pengeluaran atau selama masa
manfaat dan pengeluaran tersebut. Pengeluaran yang tidak boleh dikurangkan dan penghasilan
bruto meliputi pengeluaran yang sifatnya adalah pemakaian penghasilan, atau yang jumlahnya
melebihi kewajaran.</p> <p>Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan :</p> <p>1.�����
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
1/2
Sekilas: Zakat dan Pajak
Ditulis oleh Wawan
Sabtu, 28 Januari 2012 09:26 - Pemutakhiran Terakhir Minggu, 05 Pebruari 2012 21:08
usaha koperasi;</p> <p>2.����� Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk
kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota;</p> <p>3.�����
Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak tertagih untuk
usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi, dan
cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syarat-syaratnya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;</p> <p>4.����� Premi asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa,
yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi
tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;</p>
<p>5.����� Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman
bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di
daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan;</p> <p>6.����� Jumlah yang melebihi kewajaran yang
dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;</p> <p>7.����� Harta
yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh
Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak badan dalam negeri
yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.</p> <p>�</p> <p>Pajak Penghasilan</p>
<p>1.����� Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak
atau orang yang menjadi tanggungannya;</p> <p>2.����� Gaji yang dibayarkan kepada
anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham;</p> <p>3.����� Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta
sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang�-undangan di
bidang perpajakan.</p> <p><br /> <strong>Z a k a t</strong></p> <p>1.����� Berbeda
dengan pengeluaran hibah, pemberian bantuan, sumbangan dan warisan, zakat atas
penghasilan boleh dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajak. Zakat atas penghasilan yang
dapat dikurangkan tersebut harus nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi
pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk
agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat.</p> <p>2.����� Besarnya
zakat yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajak adalah sebesar 2,5 % (dua
setengah persen) dari jumlah penghasilan.</p> <p>(Berbagai Sumber)</p>
2/2
Download