Hidup Untuk Menghasilkan Buah

advertisement
Hidup Untuk Menghasilkan Buah
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu,
supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa
dalam namaKu, diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 15:16)
Waktu begitu cepat berlalu dan tanpa terasa kita sudah di ambang pintu memasuki tahun 2009. Angka 9
memiliki pengertian tentang 9 bulan kehamilan dan disempurnakan dengan kelahiran. Tahun ini juga
dikenal dengan sebutan tahun panen raya dan tahun berbuah-buah (fruitfulness). Inilah yang Yesus katakan
bahwa Ia menetapkan kita supaya menghasilkan buah dan buah itu kekal sifatnya.
Tidak hanya buah pelayanan yang kita perlu hasilkan namun terlebih lagi buah kehidupan. Hari-hari ini kita
semakin perlu menyeimbangkan antara karunia dan karakter supaya apa yang kita lakukan tidak sia-sia dan
Bapa di Sorga dapat menikmati buah dari kehidupan umat tebusanNya. Ada upah yang besar sedang
menantikan kita. Janganlah kita sampai kehilangan panggilan sorgawi yang telah dipersiapkan Tuhan!
Hanya ada dua pilihan bagi kita: berbuah atau dipotong dan dibuang.
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23)
Pengurapan dan karunia penting untuk kita memiliki kuasa untuk melayani pekerjaan Tuhan sebagai
hamba-hambaNya. Petrus menyembuhkan orang lumpuh di pintu gerbang Indah. Saputangan Paulus
bahkan dapat mengalirkan kuasa Tuhan untuk menyembuhkan orang. Filipus juga memberitakan injil
dengan disertai tanda-tanda heran. Kita perlu “dunamis”, kuasa Roh yang sanggup melakukan mujizat yang
dijanjikan Yesus jika Roh Kudus dicurahkan atas setiap orang percaya. Tidak ada yang salah dengan
bernubuat, mengusir setan, melakukan mujizat dan tanda-tanda heran lainnya. Namun pengurapan dan
karunia roh tidak bisa menjamin kita masuk ke dalam Kerajaan sorga.
Di akhir jaman ini Tuhan mengingatkan akan bahayanya dosa yang bisa menghalangi, orang percaya
sekalipun, untuk hidup dalam kebenaran di hadapan Tuhan. Dosa bisa membatalkan keselamatan yang telah
kita terima sewaktu kita percaya kepada Yesus dengan kasih yang mula-mula. Oleh karena itu, jika kita
menyadari hari ini kita masih jatuh bangun dalam dosa dan bahkan hidup di dalam dosa setelah menjadi
orang percaya, yang kita perlu lakukan adalah bertobat. Tidak ada jalan lain selain berbalik dari jalan-jalan
kita yang jahat. Darah Yesus tersedia untuk menyucikan kita dari segala pelanggaran.
Paling tidak ada 5 buah yang Tuhan rindukan kita hasilkan bagi Kerajaan-Nya:
1. Buah Roh, ini berbicara tentang perbaikan di dalam sikap hati dan perilaku/ karakter.
2. Buah pekerjaan yang baik, artinya menjadi berkat bagi orang lain.
3. Buah untuk hidup yang kekal, artinya jiwa-jiwa yang sudah dimenangkan untuk Tuhan.
4. Buah kebenaran, artinya kita harus menggunakan pikiran dan perasaan Kristus di dalam hidup kita
sehari-hari untuk mengasihi orang-orang yang memerlukan pertolongan.
5. Buah yang sesuai dengan pertobatan. Begitu kita bertobat, Tuhan mau ada buah yang sesuai dengan
pertobatan, yaitu perubahan dalam cara dan pola hidup setelah kita mengalami pertobatan.
Buah karakter adalah produk dari hidup benar. Buah merupakan hasil dari hubungan yang intim dengan
Yesus. Untuk menghasilkan buah tidak ada yang dapat menggantikan keintiman, tidak juga pelayanan.
Untuk berbuah membutuhkan waktu. Tidak ada cara yang instant untuk berbuah. Buah yang baik dihasilkan
dari tanah yang baik. Tanah yang baik adalah orang yang tidak hanya menjadi pendengar tapi juga pelaku
Firman. Markus 4:20 berkata “Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang
mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali
lipat, dan ada yang seratus kali lipat.”
Ketaatan kitalah yang menghasilkan buah yang baik. Dari buahnya kualitas apakah seseorang bermutu atau
tidak dapat terlihat. Bapa mencari buah. Bapa mengharapkan kasih, damai sejahtera, sukacita, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri muncul dari setiap anak-anakNya
yang hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus. Oleh karena itu berbuah bukanlah suatu pilihan melainkan suatu
keharusan.
Bapa senantiasa memberikan kesempatan-kesempatan bagi kita untuk menghasilkan buah dalam hidup kita.
Ia akan membersihkan kita agar berbuah lebih lebat lagi. Lebih baik dibersihkan daripada dipotong dan
dibuang karena kita tidak berbuah. Lukas 13:6-9 menjelaskan “Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini:
“Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada
pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon
ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan
percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”
Di kala Yang empunya pohon menginginkan buah itu, maka buah itu harus tersedia. Jika Yang empunya
pohon (Bapa di sorga) tidak menemukan buah, setelah sekian banyak kesempatan diberikan untuk berbuah,
maka kapak sudah tersedia bagi pohon yang tidak menghasilkan buah. Terlebih lagi, pohon tersebut akan
dikutuk sehingga tidak bisa berbuah lagi. “Maka kata-Nya kepada pohon itu: “Jangan lagi seorang pun
makan buahmu selama-lamanya!” Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya. Maka teringatlah Petrus akan
apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah
kering.” (Markus 11:14, 21).
Karena itu selama kita masih berada di dunia ini, marilah kita mengejar kehidupan yang menghasilkan buah
supaya Bapa kita di sorga dipermuliakan. “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu
berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yohanes 15:8)
Menghasilkan Buah Yang Tetap
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu,
supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa
dalam namaKu, diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 15:16) Tuhan menghendaki hidup kita berbuah.Tuhan
telah merancang kita untuk menjadi pribadi yang berbuah-buah. Firman Tuhan (Alkitab) sangat kuat
berbicara agar umat Tuhan hidupnya berbuah lebat dan manis. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru berbicara tentang menghasilkan buah yang lebat dan manis.
Dalam Yesaya 5:1-2, 7a Tuhan menyebutkan umatNya sebagai kebun anggur kesukaanNya yang dinantiNya
berbuah yang baik (manis dan lebat) “Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian
kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia
mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia
mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu
dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah
anggur yang asam. Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah
tanam-tanaman kegemaran-Nya; ...”
Segala yang terbaik telah dilakukan oleh sang Pemilik kebun anggur. Baik tanah subur di lembah,
mencangkul tanah dan membuang batu, benih anggur pilihan yang terbaik dan sebagainya. Semua itu
dilakukan hanyalah dengan satu harapan, bahwa pohon anggur berbuah lebat dan manis. Itulah gambaran
harapan Tuhan terhadap umat milikNya.
Hal yang sama di Perjanjian Baru dikatakan dalam Yohanes 15:1-8. Tuhan Yesus nyatakan bahwa Allah Bapa
adalah Pengusaha kebun anggur. Sebagai Pengusaha, Bapa di sorga menginginkan kebun angurnya berbuah
lebat dan semakin lebat. Tuhan Yesus adalah pokok anggur, dan kita semua adalah ranting-rantingnya.
Tuhan menegaskan bahwa sebagai ranting, kita harus tinggal melekat pada pokoknya, supaya berbuah lebat.
Dia nyatakan dengan tegas agar hidup kita tetap tinggal di dalam Dia dalam hubungan yang intim, terus
menerus melekat kepadaNya, mengalami aliran hidup dari Pokok Anggur. Maka akibatnya kita berbuah
lebat. “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
(Yohanes 15:4-5)
Tuhan sebagai Pemilik, bukan saja mengupayakan tanah yang baik dan pemeliharaan dengan membangun
menara jaga, namun lebih jauh, rantingpun diperhatikan dengan seksama supaya dalam keadaan terbaik
untuk bisa berbuah lebat. Ranting yang tidak berbuah dipotongNya, supaya tidak mengisap sari makanan
dengan sia-sia, dan yang berbuah dibersihkan supaya dalam keadaan bersih dan sehat semakin lebat lagi
berbuah. “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” (Yohanes 15:2)
Kita sedang memasuki musim yang baru. Dalam kalender Ibrani, akhir September 2008 ini adalah peralihan
dari tahun Samekh Het (tahun 5768) ke Samekh Teth (tahun 5769) yang angka dan hurup Ibraninya
digambarkan sebagai rahim yang subur. Secara sederhana, artinya adalah di tahun Samekh Teth kita
memasuki tahun yang berbuah-buah, inilah masa melahirkan benih yang Tuhan sudah tanam dalam hidup
kita, menjadi tuaian yang berlimpah. Apa yang telah kita tabur bagi Kerajaan Allah, kita nikmati buahnya di
bumi di waktu-waktu sekarang ini.
Pengertian yang benar tentang berbuah bagi Tuhan dan apa yang harus kita lakukan untuk meresponiNya
dengan benar, adalah pokok yang penting untuk kita perhatikan dalam waktu-waktu peralihan ke musim
yang baru ini. Penyingkapan demi penyingkapan yang secara progresif Tuhan bukakan mengenai hal ini
perlu kita simak dengan penuh perhatian.
Kehidupan yang berbuah adalah perintah Tuhan, dan sekaligus juga potensi dan kemampuan yang telah
Tuhan tanamkan di dalam diri kita. Pada waktu Tuhan hendak menciptakan manusia, terlebih dahulu ada
pembicaraan yang dicatat AlKitab dalam Kejadian 1:26-28 “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, ... Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah ...”
Ketika telah selesai dengan segala ciptaan yang lain di hari ke lima, sebelum manusia diciptakan di hari ke
enam, maka Allah terlebih dahulu sepakat tentang manusia, yaitu dibuat menurut gambar dan rupa Allah.
Manusia adalah pewujudan dari gambaran yang khusus yang ada di hati dan pikiran Allah Bapa, Anak dan
Roh Kudus. Tujuannya supaya manusia berkuasa. Ini adalah sesuatu yang sangat spesifik dan istimewa di
antara seluruh ciptaanNya yang lain. Dan ketika Allah telah menciptakannya, maka Allah memberkati dan
memberi perintah: “Beranak-cuculah...” Firman ini lebih jelas dimengerti dalam terjemahan bahasa Inggris,
yang berbunyi: berbuah-buahlah (be fruitful), berlipat-gandalah (be multiplied), barulah kemudian perintah
memenuhi bumi dan berkuasa atas bumi.
Pengertiannya adalah, keberadan manusia dalam rupa dan gambar Allah, memiliki potensi untuk berbuahbuah (fruitful), lalu berlipat ganda untuk memenuhi bumi dengan pribadi-pribadi yang memiliki rupa dan
gambar Allah, sehingga dengan memenuhi bumi kemudian menaklukkannya bagi Allah. Allah menghendaki
agar bumi dipenuhi dengan pribadi-pribadi yang serupa dengan gambar Allah dan mereka berkuasa atas
bumi. Jadi berbuah dan berlipat-ganda adalah bagian yang sangat penting bagi penggenapan agar bumi
ditaklukkan bagi kerajaan Allah.
Yang paling Allah ingin lihat di bumi adalah, bahwa bumi dipenuhi dengan orang-orang yang serupa dengan
gambarNya sendiri. Kristus sendiri telah datang ke dalam dunia sebagai gambar dan wujud Allah (“IaKristus-adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah..” Ibrani 1:3). Kristus datang untuk
mengubah dan memulihkan kita kembali menjadi serupa denganNya.
 Allah telah menetapkan setiap kita yang telah menjadi milikNya, diubahkan jadi serupa dengan gambar
Kristus. (“... semua orang yang telah dipilih-Nya dari semula, ... ditentukan-Nya dari semula untuk
menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya ...” Roma 8:29).
 Kita diubahkan oleh Roh Kudus dari tahap kemulian kepada kemuliaan yang lebih besar untuk menjadi
serupa dengan gambaran Kristus. (“... Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh,
maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar.” 2 Korintus
3:18).
Jadi ketika Tuhan memilih dan menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah, Dia menegaskan ciri
buah yang dihasilkan secara spesifik, yaitu “dan buahmu itu TETAP” artinya buah itu kekal bagi kerajaan
Allah. Ini adalah kualitas buah yang dihasilkan dari hidup kita yang serupa dengan gambar Allah. Karena
kita telah menghidupi diubahkan menjadi serupa dengan gambar Kristus, maka dalam keadaan seperti ini,
kita menghasilkan buah yang tetap (Kejadian 1:28).
Mengapa buah yang seperti ini tetap (kekal)? Karena keluar dari hidup yang Ilahi (serupa dengan hidup
Kristus) yang kita hidupi. Hal ini hanya terjadi ketika kita hidup dalam hadirat Allah terus menerus dan
mengalami aliran Roh Kudus yang terus mengaliri hidup kita. “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yohanes 7:38).
Aliran-aliran air hidup ini adalah hidup Roh Kudus yang mengalir di dalam hati kita. Hidup ini bersifat Ilahi,
membawa sifat Ilahi dan menghasilkan buah Roh di dalam kita. Sifat Ilahi yang ada di dalam Roh Kudus,
mengalir menjadi hidup kita yang baru. “Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buahbuahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru,
sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya
menjadi obat.” (Yehezkiel 47:12).
Pohon-pohon ini mengalami aliran air sungai yang keluar dari Bait Allah, dari bawah tahta Allah. Ini adalah
aliran sungai Roh Allah. Pohon ini adalah gambaran hidup kita yang berbuah-buah karena hidup Roh Kudus
yang mengalir di dalam kita. “Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akarakarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang
tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:8).
Ketika kita senantiasa ada di dalam hadirat Tuhan, intim dengan Tuhan, maka Roh Kudus leluasa mengalir
di dalam hidup kita. Dialah yang bekerja dari dalam mengubahkan kita terus menerus kepada keserupaan
dengan gambar-Nya. Dialah juga yang mendorong kita, yang memberi kekuatan Ilahi ke dalam apa yang kita
lakukan dalam ketaatan bagiNya.
Ketika Roh Kudus yang senantiasa mengalir dan bekerja di hati kita, seluruh hidup kita mengalami hidup
Ilahi dari Roh Allah, maka kita seperti pohon yang digambarkan oleh Yeremia dan Yehezkiel, terus berbuah
dan tidak akan layu. Hasilnya adalah buah yang tetap dan lebat bagi Kerajaan Allah. Amin.
Download