BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial
adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang
lebih besar dari pengeluaran, bebas dari utang dan investasi menjadi alat untuk
mencapai kondisi tersebut.
Pengertian Investasi menurut Tandelilin (2001:3) yang dikutip dari jurnal
administrasi bisnis Vol. 27 No. 1 oktober 2015, “Investasi adalah komitmen
atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.” Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu
tindakan mengelola sejumlah dana guna menghasilkan keuntungan dengan
suatu risiko yang harus dihadapi.
Reksa Dana merupakan alternatif investasi yang baik untuk para pemodal
pemula karena selain dana yang diperlukan untuk berinvestasi tidak harus
dalam jumlah yang besar, dana investasi juga dikelola oleh para pengelola yang
profesional dan telah mendapatkan izin khusus dari regulator pasar modal.
Investor tidak harus setiap saat memantau investasi karena ada manajer
investasi yang bertugas menganalisis investasi dan mengelolanya sehingga
dapat menghemat waktu investor karena manajer investasi memiliki keahlian
khusus untuk mengelola investasi, melakukan riset, menganalisis harga efek,
serta mengakses informasi di pasar modal.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Manajer Investasi dan Reksa Dana diatur secara umum dalam Undang –
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), menjelaskan
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek
oleh Manajer Investasi. Portofolio Efek tersebut bisa berupa saham, obligasi,
instrumen pasar uang, atau kombinasi dari beberapa diantaranya. Berikut
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di
bidang pasar modal dan peraturan pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang tata
cara pemeriksaan di bidang pasar modal, dan peraturan – peraturan yang
dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM) atau Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM – LK).
Reksa Dana yang berkembang di Indonesia adalah Reksa Dana terbuka
dimana nilai saham Reksa Dana ditentukan berdasarkan Nilai Aktiva Bersih
(NAB). NAB adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksa Dana dikurangi
kewajiban – kewajiban yang ada kemudian dibagi jumlah unit penyertaan.
Reksa Dana di Indonesia
mengalami perkembangan yang cukup baik
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1 dimana Reksa Dana terus bertumbuh
nilainya yang diwakili oleh NAB.
Sebagaimana
halnya
dengan
instrumen
investasi
lainnya,
selain
memberikan return, Reksa Dana pun memiliki risiko diantaranya adalah
berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
dari efek ( saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang termasuk dalam
portofolio Reksa Dana tersebut
Reksa Dana diminati oleh investor karena apabila dilihat dari sisi risiko,
dengan melakukan penyertaan Reksa Dana maka investor secara otomatis telah
melakukan diversifikasi investasi. Selain itu, Reksa Dana memberikan
kemudahan dalam proses investasinya baik dari mulai proses administrasi,
pembelian atau penjualan penyertaan serta tidak membutuhkan dana investasi
yang terlalu besar dibanding apabila investor langsung berinvestasi di pasar
bursa secara individual.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana.
Tahun
NAB
2012
182.797.476.134.098
2013
185.497.908.210.020
2014
228.351.520.669.960
2015
258.816.570.280.873
2016
328.845.542.944.729
Data : Bapepam, Diolah
Dari data yang diperoleh, pertumbuhan NAB terus meningkat selama
periode tahun 2012 – 2016. Pada tahun 2012 Nilai Aktiva bersih mencapai
182.797.476.134.098 , pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi
185.497.908.210.020 , pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi
228.351.520.669.960 , pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
258.816.570.280.873 dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi
328.845.542.944.729.
Untuk melakukan penelitian kinerja Reksa Dana, terdapat 3 (tiga) model
penghitungan imbal hasil sesuaian risiko (risk-adjusted return) yang dapat
digunakan yaitu: (1) Reward to Variability Ratio (Sharpe Measure). Dalam
model Sharpe, kinerja portofolio Reksa Dana diukur dengan cara membagi
imbal hasil (excess return) dengan variabilitas imbal hasil portofolio yang
dinyatakn dengan standar deviasi. Model Sharpe mengukur risiko sebagai total
risiko yang sebenarnya terjadi yang terdiri dari risiko sistemik dan risiko tidak
sistemik. Risiko sistemik adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan meskipun
dilakukan diversifikasi terhadap portofolio investasi. Risiko sistemik timbul
karena faktor – faktor diluar perusahaan seperti perubahan pada nilai tukar
mata uang, inflasi dan tingkat suku bunga. Sementara itu, risiko tidak sistemik
adalah risiko yang dapat dikurangi dengan cara melakukan diversifikasi
portofolio. Risiko tidak sistemik ditimbulkan oleh faktor – faktor spesifik di
dalam perusahaan seperti risiko bisnis; (2) Reward to Volatility Ratio (Treynor
Measure) yaitu model pengukuran kinerja portofolio dengan cara membagi
excess return dengan volatilitas portofolio yang dinyatakan dalam beta. Dalam
pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan model Treynor,
diasumsikan bahwa portofolio yang terbentuk dalam portofolio yang optimal
sehingga risiko tidak sistemik akan diabaikan dan pada akhirnya risiko yang
tertinggal untuk digunakan dalam penghitungan hanya risiko sistemik; (3)
Differential return Measure (Jensen’s Alpha) yaitu selisih antara imbal hasil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
rata – rata portofolio dengan nilai menurut Capital Asset Pricing Model. Model
Jensen atau Jensen’s Alpha didasarkan pada konsep garis pasar sekurtitas
(security market line) yaitu garis yang menghubungkan portofolio pasar
dengan dengan kesempatan investasi yang bebas risiko. Dalam keadaan
ekuilibrium semua portofolio diharapkan berada pada garis pasar sekuritas.
Apabila terjadi penyimpangan misalnya terdapat perbedaan return suatu
portofolio terhadap return pada garis pasar sekuritas meskipun risiko yang ada
sama, maka perbedaan ini disebut dengan Jensen’s Alpha. (Hartono, 2012;654)
yang dikutip dari Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 4, Nomor 7, Juli
2015.
Selain itu penelitian ini juga membandingkan hasil kinerja Reksa Dana
saham dengan kinerja benchmark (IHSG) guna mengetahui Reksa Dana saham
yang termasuk outperform. Kinerja sebuah Reksa Dana saham tergolong dalam
Reksa Dana outperform bila melebihi kinerja benchmark (IHSG).
Herawati (2013) in his research on the analysis of the Performance of
mutual funds. Based on the analysis and discussion of the calculation of a
mixture of fifteen mutual funds (Batavia Dana Dinamis, Danareksa Anggrek,
Garuda Satu, Mandiri Investa Aktif, Panin Dana Unggulan, Reksadana First
State Multistrategy Fund, Pratama Berimbang, Reksadana SAM Dana
Berkembang, Semesta Dana Maxima, Simas Satu, Reksadana Bahana
Kombinasi Arjuna, Reksadana Prospera Balance, Bahana Dana Infrastruktur,
Reksadana Maestro Berimbang, Reksadana AAA Balanced Fund) by
comparing the parameters (IHSG) to mutual fund mix, it can be concluded that
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
the performance of balanced mutual fund in 2009 to 2012 is able to outperform
of the market (IHSG).
Rofiq (2015) dalam penelitiannya mengenai analisis kinerja reksa dana
dengan menggunakan model Sharpe, Treynor dan Jensen. Penelitian tersebut
memberikan hasil bahwa sebagian besar Reksa Dana Saham yang diteliti
belum mampu menghasilkan kinerja di atas tolok ukurnya yaitu Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Selain itu, hasil penelitian ini juga menyimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pengukuran kinerja Reksa Dana Saham
dengan menggunakan model Sharpe, Treynor dan Jensen.
Melihat pentingnya memilih Reksa Dana saham dengan kinerja terbaik
bagi calon investor yang ingin menginvestasikan dananya, dan pentingnya
penelitian up to date mengenai analisis kinerja Reksa Dana saham guna
informasi yang lebih aktual dalam pengambilan keputusan bagi para investor
dan Manajer Investasi maka akan dilakukan sebuah penelitian dengan judul
“Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Treynor,
dan Jensen”.
B. Batasan Masalah Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas serta mempertimbangkan
keterbatasan yang ada, maka penulis memberikan batasan dalam melakukan
penilaian kinerja Reksa Dana Saham, Karena berbeda dengan efek pendapatan
tetap seperti obligasi dan deposito, di mana investor lebih berorientasi pada
pendapatan bunga, efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih
tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga – harga saham. Selain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen.
Periode yang diambil dalam penelitian ini adalah 2012 – 2016.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan
yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja Reksa Dana Saham selama Periode 2012 – 2016
dengan metode sharpe ?
2. Bagaimana kinerja Reksa Dana Saham selama Periode 2012 – 2016
dengan metode treynor ?
3. Bagaimana kinerja Reksa Dana Saham selama Periode 2012 – 2016
dengan metode jensen ?
4. Apakah kinerja Reksa Dana Saham mampu Outperform terhadap
kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe, treynor dan jensen tahun
2012 ?
5. Apakah kinerja Reksa Dana Saham mampu Outperform terhadap
kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe, treynor dan jensen tahun
2013 ?
6. Apakah kinerja Reksa Dana Saham mampu Outperform terhadap
kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe, treynor dan jensen tahun
2014 ?
7. Apakah kinerja Reksa Dana Saham mampu Outperform terhadap
kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe, treynor dan jensen tahun
2015 ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
8. Apakah kinerja Reksa Dana Saham mampu Outperform terhadap
kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe, treynor dan jensen tahun
2016 ?
D. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara terperinci adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kinerja Reksa Dana Saham selama Periode
2012 – 2016 dengan menggunakan Metode Sharpe
b. Untuk mengetahui kinerja Reksa Dana Saham selama Periode
2012 – 2016 dengan menggunakan Metode Treynor
c. Untuk mengetahui kinerja Reksa Dana Saham selama Periode
2012 – 2016 dengan menggunakan Metode Jensen
d. Untuk
mengetahui
kinerja
Reksa
Dana
Saham
mampu
Outperform terhadap kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe,
treynor dan jensen tahun 2012
e. Untuk
mengetahui
kinerja
Reksa
Dana
Saham
mampu
Outperform terhadap kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe,
treynor dan jensen tahun 2013
f. Untuk
mengetahui
kinerja
Reksa
Dana
Saham
mampu
Outperform terhadap kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe,
treynor dan jensen tahun 2014
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
g. Untuk
mengetahui
kinerja
Reksa
Dana
Saham
mampu
Outperform terhadap kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe,
treynor dan jensen tahun 2015
h. Untuk
mengetahui
kinerja
Reksa
Dana
Saham
mampu
Outperform terhadap kinerja pasar (IHSG) dengan metode sharpe,
treynor dan jensen tahun 2016
2. Kontribusi Penelitian
a. Kontribusi Praktik atau kebijakan
Bagi investor, diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai
kinerja Reksadana, terkait dengan keputusan untuk investasi dan bagi
Manajer Investasi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja Reksa
Dana melalui pengembangan strategi yang baik
b. Kontribusi Akademik
Dapat memberikan dukungan teori yang berkaitan dengan kinerja
Reksa Dana serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan
pertimbangan untuk mengkaji dan meneliti lebih jauh lagi yang
berkaitan dengan Reksa Dana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download