BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Umum Asuransi a. Definisi Asuransi Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie yang artinya pertanggungan,dan dari istilah tersebut lalu timbul istilah assuradeur yang ditujukan bagi penanggung, sedangkan geassureerde yang ditujukan untuk tertanggung. Istilah assurantie sesungguhnya dari bahasa latin yaitu assecurare yang artinya meyakinkan orang, sedangkan dalam bahasa Inggris menjadi insurance dan assurance yang berarti pertanggungan. Kedua istilah tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda, insurance berarti ”menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi,” sedangkan assurance berarti ”menanggung yang pasti terjadi, yang selanjutnya dikaitkan dengan masalah jiwa seseorang (Rivai, 2007 : 1002). Beberapa definisi asuransi dari berbagai sumber, antara lain sebagai berikut : 7 1) Menurut KUHD pasal 246 adalah : “Asuransi atau pertanggungan adalah pertanggungan dengan mana seorang penanggung mengikat dirinya kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian pada suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa tak tertentu”. Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur yitu : a) Pihak tertanggung (insured), merupakan pihak yang berjanji atau berkewajiban membayar uang premi kepada pihak penanggung, dengan cara seklaigus atau berangsur-angsur b) Pihak penanggung (insurer), merupakan pihak yang berjanji atau berkewajiban untuk membayar sejumlah uang kepada pihak tertanggung, secara sekaligus atau berangsur-angsur apabila pihak tertanggung mengalami suatu kerugian yang mengandung unsur ketidakpastian c) Suatu kejadian (accident) yang tidak pasti atau tidak tentu (tidak diketahui sebelumnya) d) Kepentingan (interst) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tidak pasti 8 2) Menurut UU No.2 tahun 1992 adalah : “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang mana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” 3) Menurut Herman Darmawi (2004:2) : Pengertian asuransi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu: a) Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (financial). Jadi berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkaitan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko. b) Dalam pandangan hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi, tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil. 9 c) Dalam pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga keuangan bukan bank yang kegiatannya menghimpun dana (berupa premi) dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan). d) Dari sudut pandangan sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masingmasing anggota tersebut. e) Dari sudut pandang matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan. 10 4. Menurut Abbas Salim (2007:1) mendefinisikan asuransi adalah sebagai berikut: “Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugiankerugian kecil pengganti/substitusi (sedikit) yang sudah kerugian-kerugian besar pasti yang sebagai belum terjadi.” 5. Menurut Mehr dan Cammack, asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung. 6. Definisi asuransi menurut Mark R. Green dalam blog yang ditulis oleh Arnas Musers (2013) : Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi resiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa definisi asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yaitu penanggung dan tertanggung, dengan membayar premi asuransi, untuk mendapatkan 11 penggantian karena kerugian yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti. b. Unsur-unsur Penting dalam pengertian Asuransi Dari definisi formal tentang asuransi seperti yang tercantum dalam Undang-undang nomor 2 tahun 1992, terdapat beberapa unsur penting yang perlu diuraikan lebih lanjut, yaitu : 1) Perjanjian Bahwa asuransi adalah suatu bentuk perjanjian sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) sebagai lex generalis, dan prinsip-prinsip asuransi sebagai lex specialis yang turut mengatur hubungan antara tertanggung dan penanggung dalam perjanjian asuransi. KUH Perdata dalam Bagian Kedua, Pasal 1320 tentang syaratsyarat yang diperlukan untuk syahnya suatu persetujuan atau perjanjian adalah : a) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, sehingga dengan demikian dipersyaratkan bahwa kedua belah pihak dalam perjanjian asuransi tersebut, harus sepakat tentang perjanjian asuransi yang akan diadakan. b) Cakap untuk membuat suatu perjanjian. Yang dianggap cakap membuat perjanjian adalah suatu badan hukum atau seorang telah dewasa. 12 c) Tentang suatu hal tertentu, dehingga dengan demikian maka suatu perjanjian asuransi harus menyebutkan dengan jelas sesuatu yang diasuransikan atau yang dipertanggungkan, dan dalam hal apa perjanjian asuransi atau pembayaran klaim dilakukan. d) Suatu sebab yang halal, apabila suatu perjanjian dilakukan karena sebab yang tidak halal atau melanggar hukum, maka perjanjian tersebut tidak sah, seperti misalnya perjanjian asuransi yang dilakukan untuk penipuan. Demikian pula halnya dalam perjanjian asuransi yang dilakukan untuk melakukan penipuan dalam asuransi, seperti misalnya melaporkan jumlah kliam yang lebih besar dari kerugian yang sebenernya diderita, dianggap telah melanggar tujuan asuransi. 2) Premi Merupakan sejumlah uang yang harus idbayar oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi sebagai biaya berasuransi atau biaya pengalihan risiko. Pembayaran premi merupakan condition prior to ability atau persyaratan/kondisi yang harus dipenuhi oleh tertanggung sebelum penanggung wajib membayar kliam, bahkan ada yang menyebutkan bahwa no premium no insurance, atau tanpa pembayaran premi tidak ada asuransi. 13 3) Penggantian Merupakan kewajiban membayar klaim oleh penanggung adalah merupakan kontra prestasi dari kewajiban tertanggung untuk membayar premi. Dalam polis-polis standar Indonesia diatur masa tenggang waktu atau grace period pembayaran premi, sebaliknya diatur pula berapa lama suatu klaim harus dibayar oleh penanggung kepada tertanggung. 4) Peristiwa tidak pasti Maksudnya adalah bahwa yang diasuransikan hanyalah kemungkinan kerugian yang diderita oleh tertanggung sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. Peristiwa yang tidak pasti adalah bahwa peristiwa mungkin akan terjadi dan mungkin tidak akan terjadi. Apabila suatu peristiwa pasti akan terjadi, maka peristiwa tersebut tidak dapat diasuransikan. Asuransi jiwa yang menjamin atau memberikan santunan jika terjadi peristiwa kematian masih dapat diasuransikan, karena kematian tersebut masih mengandung unsur ketidakpastian yaitu kapan akan terjadinya peristiwa kematian tersebut. 14 c. Jenis-jenis Asuransi Bidang usaha asuransi biasanya dibagi 2 (dua) bagian, yaitu asuransi atas orang dan asuransi atas harta. Menurut Darmawi (2004:26-27) pengertian kedua jenis asuransi tersebut adalah sebagi berikut: 1) Asuransi atas orang (personal insurance), yaitu asuransi yang objeknya orang atau penutupan asuransi atas individu-individu, dengan kata lain adalah asuransi yang berkaitan dengan individu. Adapun risiko yang ditanggung dalam asuransi atas orang adalah: a) Kematian b) Kecelakaan dan sakit c) Pengangguran, dan d) Karena umur tua 2) Asuransi atas harta (property insurance), yaitu asuransi yang ditujukan terhadap peril-peril yang mungkin menghancurkan properti atau harta kekayaan. Asuransi ini di Indonesia digolongkan sebagai asuransi kerugian. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis asuransi terdiri dari 2 jenis yaitu asuransi atas orang dan asuransi atas harta. Asuransi atas orang adalah asuransi yang objeknya orang sedangkan asuransi atas harta adalah asuransi yang ditujukan terhadap resiko- 15 resiko yang kemungkinan mengakibatkan kerugian finansial atas harta kekayaan. d. Fungsi Asuransi Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), menurut Safri Ayat (2012) asuransi juga memiliki berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi sebagai berikut: 1) Fungsi Utama (Primer) a) Pengalihan Risiko Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan risiko / kerugian (chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk penanggung Bearer” kepada satu atau beberapa (a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi. b) Penghimpun Dana Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada 16 penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung. c) Merubah ketidak pastian menjadi kepastian Dalam berasuransi maka tertanggung dapat merubah ketidak pastian menjadi suatu kepastian sehingga seseorang atau badan usaha tidak perlu lagi memikirkan risiko yang telah diasuransikannya, sehingga dengan demikian maka tertanggung dapat memusatkan perhatian pada perkembangan usahanya saja. Disamping itu, premi asuransi juga sudah pasti jumlahnya sehingga dapat disediakan atau dialokasikan sejumlah dana yangs udah pasti pula, jika tanpa berasuransi maka harus tersedia jumlah dana yang tidak pasti jumlahnya untuk membiayai kerugian tersebut. d) Upaya untuk mempertahankan fungsi utama asuransi (1) Premi Seimbang Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus 17 dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarif premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai Pertanggungan. (2) Tarif yang tidak diskriminatif Penerapan tarif yang diskriminasi maksudnya adalah penerapan tarif premi yang berbeda dan diskriminatif untuk setiap nasabah. Misalnya tarif premi yang lebih rendah untuk nasabah yang mempunyai hubungan istimewa dengan perusahaan asuransi, dan tarif premi yang lebih tinggi untuk nasabah lain. 2) Fungsi Tambahan (Sekunder) a) Export Terselubung (invisible export) Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang- barang tak nyata (intangible product) keluar negeri. b) Perangsang Pertumbuhan Ekonomi (stimulus ekonomi) Adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan. c) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings d) Sarana Pencegah & Pengendalian Kerugian 18 e. Tujuan Asuransi Ganti rugi yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung bila tertanggung menderita kerugian yang dijaminkan oleh polis, bertujuan untuk mengembalikan tertanggung kepada posisinya semula atau untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan sehingga ia masih mampu berdiri, seperti sebelum menderita kerugian. Tujuan asuransi menurut Salim (2007:29) adalah sebagai berikut: 1) Untuk memberikan jaminan perlindungan dari risiko yang diderita suatu pihak. 2) Untuk meningkatkan efisiensi, karena kita tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu, dan biaya. 3) Untuk membantu mengadakan pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya untuk premi saja yang jumlahnya sudah tertentu secara tetap perperiode. 4) Untuk dasar pemberian kredit, terutama dalam sistem perkreditan yang dilakukan oleh bank. Bank memerlukan jaminan atau agunan yang diberikan oleh peminjam uang. 5) Sebagai tabungan, bahkan lebih daripada itu karena yang dibayar kepada asuransi akan diterima kembali. 19 6) Untuk memupuk earning power seseorang, badan usaha yang akan digunakan pada waktu terjadi keadaan dimana ia tidak dapat berfungsi. 7) Untuk modal investasi, bagi pihak lain melalui penggunaan dana yang dikapitalisasi oleh asuransi. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan asuransi adalah untuk memberikan jaminan perlindungan risiko yang diderita suatu pihak, untuk meningkatkan efisiensi, untuk membantu mengadakan pemerataan biaya, untuk dasar pemberian kredit, sebagai tabungan, untuk memupuk earning power suatu perusahaan, dan untuk modal investasi. 2. Premi Asuransi a. Definisi Premi Premi asuransi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung. Dengan demikian premi asuransi akan merupakan : 1) Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (Pada Asuransi Kerugian). 2) Imbalan jasa atas perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung yang menyediakan sejumlah uang terhadap resiko hari tua atau kematian (Pada Asuransi Jiwa) 20 Menurut PSAK NO. 28 adalah : Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari penutupan langsung (direct premium written)dan penutupan tidak langsung(indirect premium written). Premi dari penutupan langsung termasuk premi yang diperoleh dari penutupan polis bersama. Premi sangat penting bagi penanggung, karena dengan premi yang berhasil dikumpulkan dari para tertanggung dalam waktu yang relative lama, akan terkumpul sejumlah dana yang cukup besar sehungga dana tersebut perusahaan asuransi akan mampu untuk : 1) Mengembalikan tertanggung ke posisi (ekonomi) seperti sebelum terjadi kerugian. 2) Menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan sedemikian rupa, sehingga mampu berdiri pada posisi seperti keadaan sebelum terjadi kerugian. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa premi asuransi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung baik melaui penutupan langsung maupun tidak langsung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung. b. Penentuan Tarif Premi Aktuaria/aktuaris adalah bagian/orang yang menghitung premi pada asuransi. Fakta yang mempengaruhi penentuan tarif asuransi akan banyak menyangkut unsur-unsur : 21 1) Situasi persaingan 2) Kondisi/struktur perekonomian 3) Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah Dengan demikian dalam menentukan premi terdapat beberapa prinsip, antara lain : 1) Adequate, premi tersebut harus menghasilkan cukup uang untuk membayar kerugian-kerugian yang mungkin terjadi. 2) Note cessive, tarif jangan berlebih-lebihan. 3) Equity, bila kualitas exposurenya sama, tarif sama. 4) Flexible, tarif harus ditentukan sesuai dengan keadaan. b. Komponen Premi Asuransi 1) Premi dasar Adalah premi yang dibebankan kepada tertanggung ketika polis dibuat/dikeluarkan, yang perhitungannya didasarkan : a) Data dan keterangan yang diberikan oleh tertanggung kepada penanggung pada waktu penutupan asuransi yang pertama. b) Luasnya risiko yang dijamin oleh penanggung sesuai yang dikehendaki oleh tertanggung. Premi dasar biasanya terdiri dari 3 kelompok yaitu, komponen premi untuk membayar kerugian yang mungkin terjadi, komponen premi untuk membiayai operasi komponen sebagai bagian keuntungan perusahaan. 22 perusahaan, 2) Premi tambahan Untuk tambahan data interest yang diasuransikan atau perubahan/penambahan risiko yang dijamin kepada tertanggung dikenakan “tambahna premi” (additional premium) 3) Reduksi premi Potongan atas besarnya premi yang disebabkan keadaan tertentu seperti, pembayaran premi sekaligus untuk beberapa tahun, pembayaran premi melalui lembaga keuangan tertentu. 4) Tarif kompeni Besaran tarif yang ditentukan oleh asosiasi perusahaan asuransi guna menghindari persaingan tidak sehat. Untuk itu asosiasi biasanya menyusun daftar tarif asuransi. 3. Klaim a. Definisi Klaim Klaim merupakan tuntutan yang diajukan tertanggung kepada perusahaan asuransi atas kerugian yang dideritanya sebagai akibat hilang atau rusaknya sesuatu harta benda yang dipertanggungkan. Pengertian klaim menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1991:14) klaim adalah : Ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan telah terjadinya kerugian. 23 (Ceding Company) Menurut PSAK klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung atau perusahaan asuransi (ceding company) sehubungan dengan telah terjadinya kerugian. Bagian klaim yang diterima dari reasuradur merupakan salah satu bentuk "pemulihan klaim" (claim recovery). Beban klaim diakui dan dicatat bersamaan dengan timbulnya kewajiban kepada tertanggung/perusahaan asuransi (ceding company) yaitu pada periode tercapainya persetujuan ganti rugi kepada tertanggung. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa klaim adalah suatu tuntutan dari pihak tertanggung sehubungan dengan adanya kontrak perjanjian antara pihak tertanggung dengan pihak penanggung dimana masing-masing pihak mengikatkan diri untuk menjamin pembayaran ganti rugi oleh penanggung jika terjadi resiko/kerugian yang dialami oleh tertanggung dan tertanggung telah menyelesaikan kewajibannya dalam membayar premi kepada penanggung. b. Proses Penyelesaian Klaim Herman Darmawi (2004:46-47) menyebutkan bahwa : Ada dua tindakan dasar yang terbuka bagi perusahaan asuransi jika dikonfrontasikan dengan suatu klaim, yaitu membayar dan menolaknya. Dalam kebanyakan kegiatan hanya sedikit masalah sehubungan dengan jumlah pembayaran santunan (klaim) itu. Karena 24 itu pembayaran kerugian adalah prosedur biasa. Tetapi pada hal-hal lain bahwa perusahaan asuransi merasa tidak perlu membayar tuntutan maka penanggung akan menolak tanggung jawabnya dan mendebat tuntutan itu. Ada dua hal yang mendasari perusahaan menolak pembayaran, yaitu : 1) Karena kerugian tidak terjadi 2) Karena polis yang bersangkutan tidak menutupi kerugian. Suatu kerugian tidak tertutupi polis karena diluar lingkungan persetujuan pertanggungan. Itu terjadi bila polis tidak berlaku lagi atau pihak tertanggung telah menyalahi ketentuan polis yang berlaku. Herman Darmawi (2004:47) mengatakan bahwa dalam penentuan apakah perusahaan asuransi harus membayar atau menolak suatu klaim, penilai mengikuti prosedur penyelesaian klaim dengan empat langkah pokok yaitu : a) Pemberitahuan kerugian b) Penyelidikan kerugian c) Bukti kerugian d) Pembayaran atau menolak tuntutan tersebut. 25 Prosedur penyelesaian klaim adalah sebagai berikut : 1) Prosedur Umum Klaim Setelah mengalami musibah, yang harus dilakukan oleh tertanggung adalah : a) Segera menghubungi pihak yang berwajib (untuk kasus tertentu). b) Sedapat mungkin menyelamatkan dan menjaga objek asuransi yang masih berharga. c) Menghubungi pihak asuransi melalui sarana komunikasi yang tercepat seperti telepon, faksimili, email, dan yang sejenisnya. d) Penjelasan prosedur serta kelengkapan berkas klaim oleh petugas klaim e) Survey akan diadakan bila perlu f) Setelah mendapatkan laporan petugas klaim dari pihak asuransi akan segera meneliti keabsahan polis tertanggung. Keabsahan polis dapat dilihat dari tiga hal : (1) Periode asuransi : apakah masih berlaku? (2) Insurable interest : apakah mempunyai kepentingan? (3) Pelunasan premi : apakah premi sudah dilunasi? Hal penting yang harus disampaikan kepada tertanggung yang mengalami musibah adalah menenangkan serta memberitahu bahwa pihak asuransi akan membantu semaksimal mungkin. Selanjutnya, tertanggung harus menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Setelah melihat keabsahan polis, data lengkap survey serta dokumen- 26 dokumen yang diperlukan, proses klaim akan segera diselesaikan oleh pihak asuransi. Agen asuransi juga dituntut berinisiatif untuk membantu kliennya dalam proses klaim yang sedang berjalan. 2) Penyelesaian Klaim Berdasarkan hasil survey klaim, dokumen klaim yang tertanggung berikan dan kondisi polis, dapat diketahui secara jelas status klaim tersebut serta besarnya kerugian yang menjadi tanggung jawab pihak asuransi. Pihak asuransi akan memberikan penjelasan kepada tertanggung mengenai dasar penyelesaian klaim yang diajukan. Seandainya penjelasan tersebut dapat diterima dan disetujui maka tahap berikutnya adalah penyelsaian administrasi dan pembayaran klaim. Dalam pembayaran klaim, akan diperhitungkan juga risiko sendiri dan depresiasi. Mengenai depresiasi, setiap benda biasanya akan mengalami penyusutan nilai yang bervariasi tergantung pada jenisnya, hingga pada khir nilai ekonomisnya menjadi nol dalam waktu tertentu, misalnya 5 tahun (kendaraan) atau 25 tahun (bangunan). Penyusutan nilai ini diperhitungkan dalam mengkalkulasi nilai klaim mengingat tertanggung pun telah menikmati obyek asuransi tersebut sebelum terjadi musibah. Setelah semua masalah diselesaikan, pihak asuransi akan segera melaksanakan kewajiban membayar klaim, baik secara tunai, melalui 27 cek, atau giro atau transfer rekening, melakukan perbaikan atau penggantian atau dengan melakukan pemulihan kembali. 4. Investasi a. Definisi Investasi Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010 : 138) investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan perusahaan kedalam suatu aset dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Dilihat dari jenis aktivanya, investasi dibedakan kedalam investasi pada aktiva rill dan investasi pada aktiva non rill (aktiva financial). Investasi pada aktiva rill misalnya investasi dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan. Sedangkan investasi pada aktiva non riil misalnya investasi kedalam surat berharga. Menurut situs www.infovesta.com investasi adalah penyimpanan uang dengan tujuan memperoleh return yang diharapkan lebih besar dibanding bunga deposito untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kemampuan akan modal. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penanaman dana yang dilakukan perusahaan kedalam suatu aset dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang 28 untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kemampuan akan modal. b. Investasi Pada Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen pasar modal antara lain : 1) Ekuitas Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham. Memiliki instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Instrumen yang paling dikenal dari pasar jenis ini adalah saham. Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). 2) Obligasi Obligasi berbeda dengan ekuitas yang telah diterangkan sebelumnya. Perusahaan sering memanfaatkan pasar ini untuk mencari pinjaman langsung dari investor dengan menerbitkan 29 surat fixed income securities, utang yaitu berupa dokumen yang menyatakan kesediaannya membayar sejumlah uang tertentu di masa depan. Selain akan membayar uang sejumlah pokok pinjaman yang dipinjamkan investor, perusahaan juga harus membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara berkala. Oleh karena investor akan menerima pembayaran bunga setiap periode dalam jumlah tetap, maka semua efek utang yang diterbitkan perusahaan disebut efek berpendapatan tetap. 3) Derivatif Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang ada, dalam hal ini saham. Derivatif yang banyak dikenal di Indonesia barulah warrant dan right. c. Investasi Pada Pasar Uang Sesuai dengan namanya, pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek. Instrumen pasar uang antara lain : 1) Bank Acceptance/ Wesel Tagih Bank Accetance adalah surat berharga yang timbul karena suatu pihak memiliki tagihan kepada pihak lain. Oleh karena pihak 30 yang memiliki uang tersebut memerlukan dana dalam waktu singkat maka tagihan tersebut dapat dijual dengan mendapatkan jaminan pembayaran dari bank. Biasanya terdapat pada transaksi ekspor/impor yang dilakukan dengan sarana letter of credit (L/C). Pihak penjual (eksportir) di luar negeri atau atas bank pembeli di luar negeri atau atas bank pembeli di luar negeri (opening bank) menurut syarat L/C; pada draft tercantum jumlah uang dan tanggal pembayaran. Bank penarik draft sebagai bank penerima fasilitas sedangkan bank yang mengaksep draft (accepting bank) sebagai bank pemberi fasilitas bank pemberi fasilitas Bank Acceptance. Jangka waktu Bank acceptance berkirsar antara 1 sampai 6 bulan. Bunga sekuritas didapatkan dengan sistem diskonto dimana bunganya dibayarkan dimuka berupa diskon terhadap nilai nominalnya . 2) Sertifikat Deposito (CD) Sertifikat deposito adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank. Sebagaimana didapatkan Bank dengan Acceptance, menggunakan bunga diskonto. sekuritas CD bias diperdagangkan sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan nilai tunainya. 3) Commercial Paper (CP) Commercial Paper adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta/BUMN. CP adalah surat janji untuk 31 membayar kembali jumlah hutang yang diterima pada suatu tanggal tertentu. Bunga CP juga didapatkan dengan menggunakan diskonto Berbeda dengan Bank Acceptance ataupun Sertifikat Deposito, pelunasan CP tidak dijamin oleh bank maupun suatu hak kebendaan (Unsecured Promisory Notes). 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. SBI diterbitkan oleh BI lebih ditujukan sebagai alat kebijakan moneter dimana tingkat suku bunganya ditentukan berdasarkan lelang yang dilakukan di Bank Indonesia. Jangka waktu SBI adalah 1,3,6 bulan dan 1 tahun. 5) Treasury Bills Saat ini pemerintah Indonesia belum mengeluarkan Tresasury Bills, namun direncanakan dalam jangka waktu yang dekat pemerintah akan mengeluarkan Treasury Bills. Pemerintah AS mengeluarkan Treasury Bills dalam janka waktu 91 atau 182 hari(ditawarkan mingguan) atau 52 hari (ditawarkan bulanan). Investor membeli T-bills dengan diskon dan jika instrumen itu dipegang sampai jatuh tempo, hasilnya (yield) sama dengan perbedaan antara harga diskon dengan harga nominal. 32 6) Repurchase Agreement dan Reverse Repo Repo adalah suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas efek-efek dimana penjual berjanji untuk membeli kembali efekefek yang dimaksud pada harga yang disepakati bersama dan pada jangka waktu yang telah ditentukan. d. Perlakuan Investasi Perusahaan Asuransi Investasi dalam perusahaan asuransi yang diatur dalam PSAK NO.28 perlakuannya adalah sebagai berikut : 1) Sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturities) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi dan diskonto. Dalam menetukan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang mereka miliki dalam hal penjualan dan transfer sekuritas. Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan suatu sekuritas utang dalam kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki sekuritas hanya untuk periode yang tidak ditentukan. Karena itu sekuritas utang tidak boleh dimasukan dalam klasifikasi ini kalau perusahaan mempunyai tujuan untuk menjual sekuritas tersebut, misalnya untuk menghadapi : a) Perubahan tingkat suku bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan risiko sejenis. 33 b) Kebutuhan liquiditas. c) Perubahan dalam ketersediaan dan hasil investasi alternative. d) Perubahaan dalam risiko mata uang asing. 2) Sekuritas utang dan ekuitas yang dimaksudkan untuk segera diperdagangkan (trading security), dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka pendek. Sekuritas ekuitas yang diklasifikasi dalam kategori ini adalah sekuritas yang bisa ditentukan nilai-wajarnya, yaitu jika harga jual atau kuotasi harga beli dan jual tersedia di bursa efek yang terdaftar di BAPEPAM. Untuk sekuritas utang yang tidak tersedia harga pasarnya, estimasi nilai wajar bisa dibuat dengan menggunakan berbagai teknik penentuan harga misalnya dengan analisis arus kas didiskontokan (discounted cash flow analysis), penentuan harga matriks dan analisis fundamental. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan penurunan harga pasar (unrealized gains and losses) dilaporkan dalam laporan labarugi periode berjalan. 3) Sekuritas utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori diatas diklasifikasikan sebagai “sekuritas yang tersedia untuk dijual” (available for sale securities) dan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Sekuritas utang yang masuk dalam 34 kategori ini adalah yang dimiliki untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya dimaksudkan untuk suatu saat dijual guna memenuhi kebutuhan likuiditas atau sebagai bagian dari program manajemen resiko perusahaaan. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasikan akibat kenaikan (penurunan) harga tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan sajikan secara terpisah sebagai komponen equitas. 5. Laba a. Definisi Laba Menurut Wikipedia, Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya. Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul 35 dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55). Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444). B. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian dari Clare Chou Chua (2000) menemukan bahwa dalam perjanjian asuransi, perusahaan akan menggunakan premi untuk diinvestasikan pada usaha yang menguntungkan. Lingkungan investasi yang paling umum adalah investasi bebas risiko seperti obligasi pemerintah, pengembalian investasi dalam hal bunga dan dividen kemudian disimpan pada rekening modal cadangan. Pada saat klaim yang terjadi melampaui premi yang dikumpulkan, keuntungan dari investasi dapat digunakan untuk mengisi ulang hilangnya underwriting dan karenanya membayar klaim dengan pantas. Perusahaan dengan demikian tidak hanya mampu untuk membayar klaim, tetapi juga membayar biaya overheadnya dan dividen kepada para pemegang saham. Ali Fikri (2009) meneliti pengaruh premi, klaim, hasil investasi, dan underwriting terhadap laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Mubarakah. Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa menyatakan bahwa hasil 36 underwriting dan hasil investasi merupakan variable yang paling efektif dalam peningkatan laba perusahaan asuransi jiwa syariah, sedangkan dalam persamaan regresi variabel premi dan klaim memberikan nilai negatif terdalam laba. Rina Dhaniati (2011) meneliti pengaruh RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim terhadap laba pada perusahaan asuransi. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa secara parsial, RBC berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian, rasio underwriting tidak berpengaruh terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian, rasio hasil investasi berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian, rasio beban klaim berpengaruh negatif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian. Sedangkan secara simultan RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi kerugian. C. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 1. Penelitian terhadap Laba Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Dhaniati (2011) adalah bahwa laba perusahaan asuransi dipengaruhi oleh RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim. 37 Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Fikri (2009) yang menyebutkan bahwa laba perusahaan asuransi dipengaruhi oleh premi, klaim, hasil investasi, dan underwriting. 2. Rumusan Hipotesis Mengacu pada rumusan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan, penelitian kali ini mempunyai hipotesis berupa: Ha1 : Pendapatan Premi berpengaruh terhadap laba. Ha2 : Klaim berpengaruh terhadap laba. Ha3 : Hasil investasi berpengaruh terhadap laba. Ha4 : Ketiganya bersama-sama berpengaruh terhadap laba. Variabel Independen Variabel Dependen PENDAPATAN PREMI KLAIM LABA HASIL INVESTASI 38