bab ii tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
A.
Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Umum Asuransi
a. Definisi Asuransi
Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie yang artinya
pertanggungan,dan dari istilah tersebut lalu timbul istilah assuradeur
yang ditujukan bagi penanggung, sedangkan geassureerde yang
ditujukan untuk tertanggung. Istilah assurantie sesungguhnya dari
bahasa latin yaitu assecurare yang artinya meyakinkan orang,
sedangkan dalam bahasa Inggris menjadi insurance dan assurance
yang berarti pertanggungan. Kedua istilah tersebut sebenarnya
memiliki pengertian yang berbeda, insurance berarti ”menanggung
sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi,” sedangkan
assurance berarti ”menanggung yang pasti terjadi, yang selanjutnya
dikaitkan dengan masalah jiwa seseorang (Rivai, 2007 : 1002).
Beberapa definisi asuransi dari berbagai sumber, antara lain sebagai
berikut :
7
1) Menurut KUHD pasal 246 adalah :
“Asuransi atau pertanggungan adalah pertanggungan dengan
mana seorang penanggung mengikat dirinya kepada
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian pada suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan diderita karena suatu peristiwa tak tertentu”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4
unsur yitu :
a) Pihak tertanggung (insured), merupakan pihak yang berjanji
atau berkewajiban membayar uang premi kepada pihak
penanggung, dengan cara seklaigus atau berangsur-angsur
b) Pihak penanggung (insurer), merupakan pihak yang berjanji
atau berkewajiban untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak tertanggung, secara sekaligus atau berangsur-angsur
apabila pihak tertanggung mengalami suatu kerugian yang
mengandung unsur ketidakpastian
c) Suatu kejadian (accident) yang tidak pasti atau tidak tentu
(tidak diketahui sebelumnya)
d) Kepentingan (interst) yang mungkin akan mengalami
kerugian karena peristiwa yang tidak pasti
8
2) Menurut UU No.2 tahun 1992 adalah :
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, yang mana pihak penanggung mengikat diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
3) Menurut Herman Darmawi (2004:2) :
Pengertian asuransi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
yaitu:
a) Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu
metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan
dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian
keuangan (financial). Jadi berdasarkan konsep ekonomi,
asuransi
berkaitan
dengan
pemindahan
dan
mengkombinasikan risiko.
b) Dalam pandangan hukum, asuransi merupakan suatu kontrak
(perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan
penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian
yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada
tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara
periodik
kepada
penanggung.
Jadi,
tertanggung
mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan
pembayaran tertentu yang relatif kecil.
9
c) Dalam pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan
yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan
risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan
berbagi risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar
nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga
keuangan bukan bank yang kegiatannya menghimpun dana
(berupa
premi)
dari
masyarakat
yang
kemudian
menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi
(perusahaan).
d) Dari sudut pandangan sosial, asuransi didefinisikan sebagai
organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan
mengumpulkan
dana
dari
anggota-anggotanya
guna
membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masingmasing anggota tersebut.
e) Dari sudut pandang matematika, asuransi merupakan aplikasi
matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah
pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik
dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.
10
4. Menurut Abbas Salim (2007:1) mendefinisikan asuransi adalah
sebagai berikut:
“Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugiankerugian
kecil
pengganti/substitusi
(sedikit)
yang
sudah
kerugian-kerugian
besar
pasti
yang
sebagai
belum
terjadi.”
5. Menurut Mehr dan Cammack, asuransi merupakan suatu alat
untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan
unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat
agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian
yang diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung.
6. Definisi asuransi menurut Mark R. Green dalam blog yang ditulis
oleh Arnas Musers (2013) :
Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan
mengurangi resiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu
pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya,
sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan
dalam batas-batas tertentu.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa definisi asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yaitu penanggung dan
tertanggung, dengan membayar premi asuransi, untuk mendapatkan
11
penggantian karena kerugian yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti.
b. Unsur-unsur Penting dalam pengertian Asuransi
Dari definisi formal tentang asuransi seperti yang tercantum dalam
Undang-undang nomor 2 tahun 1992, terdapat beberapa unsur
penting yang perlu diuraikan lebih lanjut, yaitu :
1) Perjanjian
Bahwa asuransi adalah suatu bentuk perjanjian sebagaimana
diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH
Perdata) sebagai lex generalis, dan prinsip-prinsip asuransi
sebagai lex specialis yang turut mengatur hubungan antara
tertanggung dan penanggung dalam perjanjian asuransi.
KUH Perdata dalam Bagian Kedua, Pasal 1320 tentang syaratsyarat yang diperlukan untuk syahnya suatu persetujuan atau
perjanjian adalah :
a) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, sehingga dengan
demikian dipersyaratkan bahwa kedua belah pihak dalam
perjanjian asuransi tersebut, harus sepakat tentang perjanjian
asuransi yang akan diadakan.
b) Cakap untuk membuat suatu perjanjian. Yang dianggap
cakap membuat perjanjian adalah suatu badan hukum atau
seorang telah dewasa.
12
c) Tentang suatu hal tertentu, dehingga dengan demikian maka
suatu perjanjian asuransi harus menyebutkan dengan jelas
sesuatu yang diasuransikan atau yang dipertanggungkan, dan
dalam hal apa perjanjian asuransi atau pembayaran klaim
dilakukan.
d) Suatu sebab yang halal, apabila suatu perjanjian dilakukan
karena sebab yang tidak halal atau melanggar hukum, maka
perjanjian tersebut tidak sah, seperti misalnya perjanjian
asuransi yang dilakukan untuk penipuan.
Demikian pula halnya dalam perjanjian asuransi yang
dilakukan untuk melakukan penipuan dalam asuransi, seperti
misalnya melaporkan jumlah kliam yang lebih besar dari
kerugian yang sebenernya diderita, dianggap telah melanggar
tujuan asuransi.
2) Premi
Merupakan sejumlah uang yang harus idbayar oleh tertanggung
kepada perusahaan asuransi sebagai biaya berasuransi atau biaya
pengalihan risiko.
Pembayaran premi merupakan condition prior to ability atau
persyaratan/kondisi yang harus dipenuhi oleh tertanggung
sebelum penanggung wajib membayar kliam, bahkan ada yang
menyebutkan bahwa no premium no insurance, atau tanpa
pembayaran premi tidak ada asuransi.
13
3) Penggantian
Merupakan kewajiban membayar klaim oleh penanggung adalah
merupakan kontra prestasi dari kewajiban tertanggung untuk
membayar premi.
Dalam polis-polis standar Indonesia diatur masa tenggang waktu
atau grace period pembayaran premi, sebaliknya diatur pula
berapa lama suatu klaim harus dibayar oleh penanggung kepada
tertanggung.
4) Peristiwa tidak pasti
Maksudnya
adalah
bahwa
yang
diasuransikan
hanyalah
kemungkinan kerugian yang diderita oleh tertanggung sebagai
akibat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. Peristiwa yang
tidak pasti adalah bahwa peristiwa mungkin akan terjadi dan
mungkin tidak akan terjadi. Apabila suatu peristiwa pasti akan
terjadi, maka peristiwa tersebut tidak dapat diasuransikan.
Asuransi jiwa yang menjamin atau memberikan santunan jika
terjadi peristiwa kematian masih dapat diasuransikan, karena
kematian tersebut masih mengandung unsur ketidakpastian yaitu
kapan akan terjadinya peristiwa kematian tersebut.
14
c. Jenis-jenis Asuransi
Bidang usaha asuransi biasanya dibagi 2 (dua) bagian, yaitu
asuransi atas orang dan asuransi atas harta. Menurut Darmawi
(2004:26-27) pengertian kedua jenis asuransi tersebut adalah sebagi
berikut:
1) Asuransi atas orang (personal insurance), yaitu asuransi yang
objeknya orang atau penutupan asuransi atas individu-individu,
dengan kata lain adalah asuransi yang berkaitan dengan individu.
Adapun risiko yang ditanggung dalam asuransi atas orang
adalah:
a) Kematian
b) Kecelakaan dan sakit
c) Pengangguran, dan
d) Karena umur tua
2) Asuransi atas harta (property insurance), yaitu asuransi yang
ditujukan terhadap peril-peril yang mungkin menghancurkan
properti atau harta kekayaan. Asuransi ini di Indonesia
digolongkan sebagai asuransi kerugian.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis asuransi
terdiri dari 2 jenis yaitu asuransi atas orang dan asuransi atas harta.
Asuransi atas orang adalah asuransi yang objeknya orang sedangkan
asuransi atas harta adalah asuransi yang ditujukan terhadap resiko-
15
resiko yang kemungkinan mengakibatkan kerugian finansial atas
harta kekayaan.
d. Fungsi Asuransi
Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial),
menurut Safri Ayat (2012) asuransi juga memiliki berbagai manfaat
yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Fungsi Utama (Primer)
a) Pengalihan Risiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan
risiko / kerugian (chance of loss) dari tertanggung sebagai
”Original
Risk
penanggung
Bearer”
kepada
satu
atau
beberapa
(a risk transfer mechanism). Sehingga
ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan
terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak
terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti
(certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau
santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
b) Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis)
yang akan dibayarkan kepada mereka yang mengalami
musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau
biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada
16
penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut
berkemang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk
membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah
seorang tertanggung.
c) Merubah ketidak pastian menjadi kepastian
Dalam berasuransi maka tertanggung dapat merubah ketidak
pastian menjadi suatu kepastian sehingga seseorang atau
badan usaha tidak perlu lagi memikirkan risiko yang telah
diasuransikannya,
sehingga
dengan
demikian
maka
tertanggung dapat memusatkan perhatian pada perkembangan
usahanya saja.
Disamping itu, premi asuransi juga sudah pasti jumlahnya
sehingga dapat disediakan atau dialokasikan sejumlah dana
yangs udah pasti pula, jika tanpa berasuransi maka harus
tersedia jumlah dana yang tidak pasti jumlahnya untuk
membiayai kerugian tersebut.
d) Upaya untuk mempertahankan fungsi utama asuransi
(1) Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran
premi yang dilakukan oleh masing – masing tertanggung
adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko
yang
dialihkannya
kepada
penanggung
(equitable
premium). Dan besar kecilnya premi yang harus
17
dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarif
premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai
Pertanggungan.
(2) Tarif yang tidak diskriminatif
Penerapan tarif yang diskriminasi maksudnya adalah
penerapan tarif premi yang berbeda dan diskriminatif
untuk setiap nasabah. Misalnya tarif premi yang lebih
rendah untuk nasabah yang mempunyai hubungan
istimewa dengan perusahaan asuransi, dan tarif premi
yang lebih tinggi untuk nasabah lain.
2) Fungsi Tambahan (Sekunder)
a) Export Terselubung (invisible export)
Sebagai penjualan terselubung komoditas
atau barang-
barang tak nyata (intangible product) keluar negeri.
b) Perangsang Pertumbuhan Ekonomi (stimulus ekonomi)
Adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah
kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial
dan sebagai tabungan.
c) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings
d) Sarana Pencegah & Pengendalian Kerugian
18
e. Tujuan Asuransi
Ganti rugi yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung
bila tertanggung menderita kerugian yang dijaminkan oleh polis,
bertujuan untuk mengembalikan tertanggung kepada posisinya
semula atau untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan
sehingga ia masih mampu berdiri, seperti sebelum menderita
kerugian.
Tujuan asuransi menurut Salim (2007:29) adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan jaminan perlindungan dari risiko yang
diderita suatu pihak.
2) Untuk meningkatkan efisiensi, karena kita tidak perlu secara
khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk
memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu,
dan biaya.
3) Untuk membantu mengadakan pemerataan biaya, yaitu cukup
hanya dengan mengeluarkan biaya untuk premi saja yang
jumlahnya sudah tertentu secara tetap perperiode.
4) Untuk dasar pemberian kredit, terutama dalam sistem perkreditan
yang dilakukan oleh bank. Bank memerlukan jaminan atau
agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
5) Sebagai tabungan, bahkan lebih daripada itu karena yang dibayar
kepada asuransi akan diterima kembali.
19
6) Untuk memupuk earning power seseorang, badan usaha yang
akan digunakan pada waktu terjadi keadaan dimana ia tidak dapat
berfungsi.
7) Untuk modal investasi, bagi pihak lain melalui penggunaan dana
yang dikapitalisasi oleh asuransi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan asuransi
adalah untuk memberikan jaminan perlindungan risiko yang diderita
suatu pihak, untuk meningkatkan efisiensi, untuk membantu
mengadakan pemerataan biaya, untuk dasar pemberian kredit,
sebagai tabungan, untuk memupuk earning power suatu perusahaan,
dan untuk modal investasi.
2. Premi Asuransi
a. Definisi Premi
Premi asuransi adalah pembayaran dari tertanggung kepada
penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada
penanggung. Dengan demikian premi asuransi akan merupakan :
1) Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung
kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin
diderita oleh tertanggung (Pada Asuransi Kerugian).
2) Imbalan jasa atas perlindungan yang diberikan oleh penanggung
kepada tertanggung yang menyediakan sejumlah uang terhadap
resiko hari tua atau kematian (Pada Asuransi Jiwa)
20
Menurut PSAK NO. 28 adalah :
Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari penutupan
langsung
(direct
premium
written)dan
penutupan
tidak
langsung(indirect premium written). Premi dari penutupan
langsung termasuk premi yang diperoleh dari penutupan polis
bersama.
Premi sangat penting bagi penanggung, karena dengan premi
yang berhasil dikumpulkan dari para tertanggung dalam waktu yang
relative lama, akan terkumpul sejumlah dana yang cukup besar
sehungga dana tersebut perusahaan asuransi akan mampu untuk :
1) Mengembalikan tertanggung ke posisi (ekonomi) seperti sebelum
terjadi kerugian.
2) Menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan sedemikian rupa,
sehingga mampu berdiri pada posisi seperti keadaan sebelum
terjadi kerugian.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa premi asuransi
adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung baik melaui
penutupan langsung maupun tidak langsung, sebagai imbalan jasa
atas pengalihan resiko kepada penanggung.
b. Penentuan Tarif Premi
Aktuaria/aktuaris adalah bagian/orang yang menghitung premi
pada asuransi. Fakta yang mempengaruhi penentuan tarif asuransi
akan banyak menyangkut unsur-unsur :
21
1) Situasi persaingan
2) Kondisi/struktur perekonomian
3) Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah
Dengan demikian dalam menentukan premi terdapat beberapa
prinsip, antara lain :
1) Adequate, premi tersebut harus menghasilkan cukup uang untuk
membayar kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
2) Note cessive, tarif jangan berlebih-lebihan.
3) Equity, bila kualitas exposurenya sama, tarif sama.
4) Flexible, tarif harus ditentukan sesuai dengan keadaan.
b. Komponen Premi Asuransi
1) Premi dasar
Adalah premi yang dibebankan kepada tertanggung ketika polis
dibuat/dikeluarkan, yang perhitungannya didasarkan :
a) Data dan keterangan yang diberikan oleh tertanggung kepada
penanggung pada waktu penutupan asuransi yang pertama.
b) Luasnya risiko yang dijamin oleh penanggung sesuai yang
dikehendaki oleh tertanggung.
Premi dasar biasanya terdiri dari 3 kelompok yaitu, komponen
premi untuk membayar kerugian yang mungkin terjadi,
komponen
premi
untuk
membiayai
operasi
komponen sebagai bagian keuntungan perusahaan.
22
perusahaan,
2) Premi tambahan
Untuk tambahan data interest yang diasuransikan atau
perubahan/penambahan risiko yang dijamin kepada tertanggung
dikenakan “tambahna premi” (additional premium)
3) Reduksi premi
Potongan atas besarnya premi yang disebabkan keadaan
tertentu seperti, pembayaran premi sekaligus untuk beberapa
tahun, pembayaran premi melalui lembaga keuangan tertentu.
4) Tarif kompeni
Besaran tarif yang ditentukan oleh asosiasi perusahaan
asuransi guna menghindari persaingan tidak sehat. Untuk itu
asosiasi biasanya menyusun daftar tarif asuransi.
3.
Klaim
a. Definisi Klaim
Klaim merupakan tuntutan yang diajukan tertanggung kepada
perusahaan asuransi atas kerugian yang dideritanya sebagai akibat
hilang atau rusaknya sesuatu harta benda yang dipertanggungkan.
Pengertian klaim menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1991:14)
klaim adalah :
Ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada
tertanggung
oleh
perusahaan
asuransi
sehubungan dengan telah terjadinya kerugian.
23
(Ceding
Company)
Menurut PSAK klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan atau
yang menjadi kewajiban kepada tertanggung atau perusahaan
asuransi (ceding company) sehubungan dengan telah terjadinya
kerugian. Bagian klaim yang diterima dari reasuradur merupakan
salah satu bentuk "pemulihan klaim" (claim recovery). Beban klaim
diakui dan dicatat bersamaan dengan timbulnya kewajiban kepada
tertanggung/perusahaan asuransi (ceding company) yaitu pada
periode tercapainya persetujuan ganti rugi kepada tertanggung.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa klaim adalah
suatu tuntutan dari pihak tertanggung sehubungan dengan adanya
kontrak
perjanjian
antara
pihak
tertanggung
dengan
pihak
penanggung dimana masing-masing pihak mengikatkan diri untuk
menjamin pembayaran ganti rugi oleh penanggung jika terjadi
resiko/kerugian yang dialami oleh tertanggung dan tertanggung telah
menyelesaikan kewajibannya dalam membayar premi kepada
penanggung.
b. Proses Penyelesaian Klaim
Herman Darmawi (2004:46-47) menyebutkan bahwa :
Ada dua tindakan dasar yang terbuka bagi perusahaan asuransi jika
dikonfrontasikan dengan suatu klaim, yaitu membayar dan
menolaknya. Dalam kebanyakan kegiatan hanya sedikit masalah
sehubungan dengan jumlah pembayaran santunan (klaim) itu. Karena
24
itu pembayaran kerugian adalah prosedur biasa. Tetapi pada hal-hal
lain bahwa perusahaan asuransi merasa tidak perlu membayar
tuntutan maka penanggung akan menolak tanggung jawabnya dan
mendebat tuntutan itu. Ada dua hal yang mendasari perusahaan
menolak pembayaran, yaitu :
1) Karena kerugian tidak terjadi
2) Karena polis yang bersangkutan tidak menutupi kerugian.
Suatu kerugian tidak tertutupi polis karena diluar lingkungan
persetujuan pertanggungan. Itu terjadi bila polis tidak berlaku
lagi atau pihak tertanggung telah menyalahi ketentuan polis yang
berlaku.
Herman
Darmawi
(2004:47)
mengatakan
bahwa
dalam
penentuan apakah perusahaan asuransi harus membayar atau
menolak suatu klaim, penilai mengikuti prosedur penyelesaian klaim
dengan empat langkah pokok yaitu :
a) Pemberitahuan kerugian
b) Penyelidikan kerugian
c) Bukti kerugian
d) Pembayaran atau menolak tuntutan tersebut.
25
Prosedur penyelesaian klaim adalah sebagai berikut :
1) Prosedur Umum Klaim
Setelah mengalami musibah, yang harus dilakukan oleh tertanggung
adalah :
a) Segera menghubungi pihak yang berwajib (untuk kasus tertentu).
b) Sedapat mungkin menyelamatkan dan menjaga objek asuransi
yang masih berharga.
c) Menghubungi pihak asuransi melalui sarana komunikasi yang
tercepat seperti telepon, faksimili, email, dan yang sejenisnya.
d) Penjelasan prosedur serta kelengkapan berkas klaim oleh petugas
klaim
e) Survey akan diadakan bila perlu
f) Setelah mendapatkan laporan petugas klaim dari pihak asuransi
akan segera meneliti keabsahan polis tertanggung.
Keabsahan polis dapat dilihat dari tiga hal :
(1)
Periode asuransi : apakah masih berlaku?
(2)
Insurable interest : apakah mempunyai kepentingan?
(3)
Pelunasan premi : apakah premi sudah dilunasi?
Hal penting yang harus disampaikan kepada tertanggung yang
mengalami musibah adalah menenangkan serta memberitahu bahwa
pihak asuransi akan membantu semaksimal mungkin. Selanjutnya,
tertanggung harus menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
Setelah melihat keabsahan polis, data lengkap survey serta dokumen-
26
dokumen yang diperlukan, proses klaim akan segera diselesaikan
oleh pihak asuransi. Agen asuransi juga dituntut berinisiatif untuk
membantu kliennya dalam proses klaim yang sedang berjalan.
2) Penyelesaian Klaim
Berdasarkan hasil survey klaim, dokumen klaim yang tertanggung
berikan dan kondisi polis, dapat diketahui secara jelas status klaim
tersebut serta besarnya kerugian yang menjadi tanggung jawab pihak
asuransi. Pihak asuransi akan memberikan penjelasan kepada
tertanggung mengenai dasar penyelesaian klaim yang diajukan.
Seandainya penjelasan tersebut dapat diterima dan disetujui maka
tahap berikutnya adalah penyelsaian administrasi dan pembayaran
klaim.
Dalam pembayaran klaim, akan diperhitungkan juga risiko sendiri
dan depresiasi. Mengenai depresiasi, setiap benda biasanya akan
mengalami penyusutan nilai yang bervariasi tergantung pada
jenisnya, hingga pada khir nilai ekonomisnya menjadi nol dalam
waktu tertentu, misalnya 5 tahun (kendaraan) atau 25 tahun
(bangunan).
Penyusutan
nilai
ini
diperhitungkan
dalam
mengkalkulasi nilai klaim mengingat tertanggung pun telah
menikmati obyek asuransi tersebut sebelum terjadi musibah.
Setelah semua masalah diselesaikan, pihak asuransi akan segera
melaksanakan kewajiban membayar klaim, baik secara tunai, melalui
27
cek, atau giro atau transfer rekening, melakukan perbaikan atau
penggantian atau dengan melakukan pemulihan kembali.
4.
Investasi
a. Definisi Investasi
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010 : 138) investasi
merupakan penanaman dana yang dilakukan perusahaan kedalam
suatu aset dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang
akan datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan
menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka
menengah, dan investasi jangka panjang. Dilihat dari jenis aktivanya,
investasi dibedakan kedalam investasi pada aktiva rill dan investasi
pada aktiva non rill (aktiva financial). Investasi pada aktiva rill
misalnya investasi dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan.
Sedangkan investasi pada aktiva non riil misalnya investasi kedalam
surat berharga.
Menurut situs www.infovesta.com investasi adalah penyimpanan
uang dengan tujuan memperoleh return yang diharapkan lebih besar
dibanding bunga deposito untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
kemampuan akan modal.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah
penanaman dana yang dilakukan perusahaan kedalam suatu aset
dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang
28
untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kemampuan akan modal.
b. Investasi Pada Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif
maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen pasar
modal antara lain :
1) Ekuitas
Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu
saham. Memiliki instrumen jenis ini berarti investor menjadi
pemilik perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan.
Instrumen yang paling dikenal dari pasar jenis ini adalah saham.
Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (preferred stock).
2) Obligasi
Obligasi berbeda dengan ekuitas yang telah diterangkan
sebelumnya. Perusahaan sering memanfaatkan pasar ini untuk
mencari pinjaman langsung dari investor dengan menerbitkan
29
surat fixed income securities, utang yaitu berupa dokumen yang
menyatakan kesediaannya membayar sejumlah uang tertentu di
masa depan. Selain akan membayar uang sejumlah pokok
pinjaman yang dipinjamkan investor, perusahaan juga harus
membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara berkala.
Oleh karena investor akan menerima pembayaran bunga setiap
periode dalam jumlah tetap, maka semua efek utang yang
diterbitkan perusahaan disebut efek berpendapatan tetap.
3) Derivatif
Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang
ada, dalam hal ini saham. Derivatif yang banyak dikenal di
Indonesia barulah warrant dan right.
c. Investasi Pada Pasar Uang
Sesuai dengan namanya, pasar uang adalah keseluruhan
permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang
mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan
dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang
sering juga disebut pasar kredit jangka pendek. Instrumen pasar uang
antara lain :
1) Bank Acceptance/ Wesel Tagih
Bank Accetance adalah surat berharga yang timbul karena suatu
pihak memiliki tagihan kepada pihak lain. Oleh karena pihak
30
yang memiliki uang tersebut memerlukan dana dalam waktu
singkat maka tagihan tersebut dapat dijual dengan mendapatkan
jaminan pembayaran dari bank. Biasanya terdapat pada transaksi
ekspor/impor yang dilakukan dengan sarana letter of credit
(L/C). Pihak penjual (eksportir) di luar negeri atau atas bank
pembeli di luar negeri atau atas bank pembeli di luar negeri
(opening bank) menurut syarat L/C; pada draft tercantum jumlah
uang dan tanggal pembayaran. Bank penarik draft sebagai bank
penerima fasilitas sedangkan bank yang mengaksep draft
(accepting bank) sebagai bank pemberi fasilitas bank pemberi
fasilitas Bank Acceptance. Jangka waktu Bank acceptance
berkirsar antara 1 sampai 6 bulan. Bunga sekuritas didapatkan
dengan sistem diskonto dimana bunganya dibayarkan dimuka
berupa diskon terhadap nilai nominalnya .
2) Sertifikat Deposito (CD)
Sertifikat deposito adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh
Bank.
Sebagaimana
didapatkan
Bank
dengan
Acceptance,
menggunakan
bunga
diskonto.
sekuritas
CD
bias
diperdagangkan sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan nilai
tunainya.
3) Commercial Paper (CP)
Commercial Paper adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh
perusahaan swasta/BUMN. CP adalah surat janji untuk
31
membayar kembali jumlah hutang yang diterima pada suatu
tanggal
tertentu.
Bunga
CP
juga
didapatkan
dengan
menggunakan diskonto Berbeda dengan Bank Acceptance
ataupun Sertifikat Deposito, pelunasan CP tidak dijamin oleh
bank maupun suatu hak kebendaan (Unsecured Promisory
Notes).
4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat
Bank
Indonesia
adalah
surat
berharga
yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia. SBI diterbitkan oleh BI lebih
ditujukan sebagai alat kebijakan moneter dimana tingkat suku
bunganya ditentukan berdasarkan lelang yang dilakukan di Bank
Indonesia. Jangka waktu SBI adalah 1,3,6 bulan dan 1 tahun.
5) Treasury Bills
Saat ini pemerintah Indonesia belum mengeluarkan Tresasury
Bills, namun direncanakan dalam jangka waktu yang dekat
pemerintah akan mengeluarkan Treasury Bills. Pemerintah AS
mengeluarkan Treasury Bills dalam janka waktu 91 atau 182
hari(ditawarkan mingguan) atau 52 hari (ditawarkan bulanan).
Investor membeli T-bills dengan diskon dan jika instrumen itu
dipegang sampai jatuh tempo, hasilnya (yield) sama dengan
perbedaan antara harga diskon dengan harga nominal.
32
6) Repurchase Agreement dan Reverse Repo
Repo adalah suatu perjanjian antara penjual & pembeli atas
efek-efek dimana penjual berjanji untuk membeli kembali efekefek yang dimaksud pada harga yang disepakati bersama dan
pada jangka waktu yang telah ditentukan.
d. Perlakuan Investasi Perusahaan Asuransi
Investasi dalam perusahaan asuransi yang diatur dalam PSAK
NO.28 perlakuannya adalah sebagai berikut :
1) Sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh
tempo
(held-to-maturities)
dinyatakan
berdasarkan
biaya
perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi dan
diskonto. Dalam menetukan maksud tersebut, perusahaan harus
mempertimbangkan pengalaman yang mereka miliki dalam hal
penjualan dan transfer sekuritas. Perusahaan tidak boleh
mengklasifikasikan suatu sekuritas utang dalam kategori ini jika
perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki sekuritas hanya
untuk periode yang tidak ditentukan. Karena itu sekuritas utang
tidak boleh dimasukan dalam klasifikasi ini kalau perusahaan
mempunyai tujuan untuk menjual sekuritas tersebut, misalnya
untuk menghadapi :
a) Perubahan tingkat suku bunga pasar dan perubahan yang
berhubungan dengan risiko sejenis.
33
b) Kebutuhan liquiditas.
c) Perubahan dalam ketersediaan dan hasil investasi alternative.
d) Perubahaan dalam risiko mata uang asing.
2) Sekuritas utang dan ekuitas yang dimaksudkan untuk segera
diperdagangkan (trading security), dinyatakan berdasarkan
harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan
pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka
pendek. Sekuritas ekuitas yang diklasifikasi dalam kategori ini
adalah sekuritas yang bisa ditentukan nilai-wajarnya, yaitu jika
harga jual atau kuotasi harga beli dan jual tersedia di bursa efek
yang terdaftar di BAPEPAM. Untuk sekuritas utang yang tidak
tersedia harga pasarnya, estimasi nilai wajar bisa dibuat dengan
menggunakan berbagai teknik penentuan harga misalnya dengan
analisis arus kas didiskontokan (discounted cash flow analysis),
penentuan harga matriks dan analisis fundamental. Keuntungan
(kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan penurunan
harga pasar (unrealized gains and losses) dilaporkan dalam
laporan labarugi periode berjalan.
3) Sekuritas utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua
kategori diatas diklasifikasikan sebagai “sekuritas yang tersedia
untuk dijual” (available for sale securities) dan dinyatakan
berdasarkan harga pasar. Sekuritas utang yang masuk dalam
34
kategori ini adalah yang dimiliki untuk waktu yang tidak
ditentukan, misalnya dimaksudkan untuk suatu saat dijual guna
memenuhi kebutuhan likuiditas atau sebagai bagian dari
program manajemen resiko perusahaaan. Keuntungan (kerugian)
yang belum direalisasikan akibat kenaikan (penurunan) harga
tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan sajikan secara
terpisah sebagai komponen equitas.
5.
Laba
a.
Definisi Laba
Menurut Wikipedia, Laba atau keuntungan dapat didefinisikan
dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan
sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil
penanam
modalnya,
setelah
dikurangi
biaya-biaya
yang
berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di
dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya
produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal
pendefinisian biaya.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari
transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu
badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang
mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul
35
dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992:
55).
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas
biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering
digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan
deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur
prediksi (Harnanto, 2003: 444).
B.
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian dari Clare Chou Chua (2000) menemukan bahwa dalam
perjanjian
asuransi,
perusahaan
akan
menggunakan
premi
untuk
diinvestasikan pada usaha yang menguntungkan. Lingkungan investasi yang
paling umum adalah investasi bebas risiko seperti obligasi pemerintah,
pengembalian investasi dalam hal bunga dan dividen kemudian disimpan
pada rekening modal cadangan. Pada saat klaim yang terjadi melampaui
premi yang dikumpulkan, keuntungan dari investasi dapat digunakan untuk
mengisi ulang hilangnya underwriting dan karenanya membayar klaim
dengan pantas. Perusahaan dengan demikian tidak hanya mampu untuk
membayar klaim, tetapi juga membayar biaya overheadnya dan dividen
kepada para pemegang saham.
Ali Fikri (2009) meneliti pengaruh premi, klaim, hasil investasi, dan
underwriting terhadap laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Mubarakah.
Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa menyatakan bahwa hasil
36
underwriting dan hasil investasi merupakan variable yang paling efektif
dalam peningkatan laba perusahaan asuransi jiwa syariah, sedangkan dalam
persamaan regresi variabel premi dan klaim memberikan nilai negatif
terdalam laba.
Rina Dhaniati (2011) meneliti pengaruh RBC, rasio underwriting, rasio
hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim terhadap laba
pada perusahaan asuransi. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa secara
parsial, RBC berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi
Kerugian, rasio underwriting tidak berpengaruh terhadap jumlah laba
Perusahaan Asuransi Kerugian, rasio hasil investasi berpengaruh positif
terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian, rasio beban klaim
berpengaruh negatif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian.
Sedangkan secara simultan RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi,
rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim secara bersama-sama
berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi kerugian.
C.
Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis
1. Penelitian terhadap Laba
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Dhaniati (2011) adalah bahwa
laba perusahaan asuransi dipengaruhi oleh RBC, rasio underwriting,
rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim.
37
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Fikri
(2009) yang menyebutkan bahwa laba perusahaan asuransi dipengaruhi
oleh premi, klaim, hasil investasi, dan underwriting.
2. Rumusan Hipotesis
Mengacu pada rumusan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan,
penelitian kali ini mempunyai hipotesis berupa:
Ha1 : Pendapatan Premi berpengaruh terhadap laba.
Ha2 : Klaim berpengaruh terhadap laba.
Ha3 : Hasil investasi berpengaruh terhadap laba.
Ha4 : Ketiganya bersama-sama berpengaruh terhadap laba.
Variabel Independen
Variabel Dependen
PENDAPATAN PREMI
KLAIM
LABA
HASIL INVESTASI
38
Download