Terapkan Mind Set, Menulis Itu Mudah Dikirim oleh prasetyaFEB pada 26 Maret 2012 | Komentar : 0 | Dilihat : 2979 Dalam proses penulisan karya ilmiah, seringkali dijumpai munculnya banyak ide namun sangat sulit menentukan ide terbaik untuk dituangkan dalam tulisan. Penggalian ide sebagai tahap awal dalam menulis sebuah karya ilmiah adalah mutlak agar karya yang dihasilkan benar-benar merupakan karya yang unik, kreatif dan bermanfaat. Divisi Peningkatan Kualitas Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) kembali mengadakan Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah (Bagian II), Sabtu (24/3) di Aula Lantai 7 Gedung F FEB UB. Pada pelatihan lanjutan ini, materi yang disampaikan berkaitan dengan tahap awal dalam penulisan karya ilmiah yaitu "Proses Penggalian Ide dan Pencarian Referensi". Sumber ide/gagasan dapat diperoleh melalui proses mendengar, melihat, mencium, mengecap, menyentuh dari kejadian yang kita alami, pengalaman diri sendiri/orang lain, literatur yang kita baca, bahkan melalui mimpi. Setelah ide-ide terkumpul, tahapan selanjutnya yaitu menulis semua yang ada di otak kemudian eliminasi bagianbagian yang tidak berkaitan (pemetaan ide/gagasan). "Tidak ada batasan bagi pikiran seseorang kecuali pembatas yang dibuat oleh dirinya sendiri. Terapkan mind set bahwa menulis itu mudah. ", ungkap Bahtiar Fitanto, SE.,MT (Dosen FEB UB sekaligus pemateri Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah). Pada saat memulai untuk menulis, ada beberapa tips yang dapat membantu untuk memperlancar kita dalam menulis, diantaranya yaitu membaca aturan tata bahasa Indonesia (EYD), banyak melihat contoh berita dan cerita di berbagai jenis publikasi (koran, brosur dll). "Kunci Penulisan yang baik terletak pada paragraf pertama, yaitu lead. Mencoba menangkap minat pembaca tanpa lead yang baik, sama dengan mengail ikan tanpa umpan, karena lead berfungsi untuk menarik pendengar untuk mengikuti cerita, membuat jalan (benang cerita) supaya alur cerita lancar. Lead juga berfungsi untuk menyentak pembaca, menggelitik rasa ingin tahu pembaca dan untuk mengaduk imajinasi pembaca", tambahnya. Hal terpenting lain ketika memulai menulis karya ilmiah adalah proses pencarian referensi. Referensi merupakan kumpulan dari ilmu pengetahuan atau teori-teori dan masyarakat belajar dari literatur serta terus mengembangkan ilmu pengetahuan melalui berbagai kajian-kajian akademik. "Referensi akan menunjukkan hubungan antara teori dengan subjek penelitian, alur penelitian, dan membandingkan teori/pendapat-pendapat dari orang lain sehingga dapat menstimulasi munculnya ide-ide baru", ungkap Moh. Azis Arisudi, SE.,ME.,Ph.D. Referensi dapat kita temui melalui membaca berbagai buku, skripsi, tesis, disertasi, dokumen pemerintah/lembaga, paper yang dipresentasikan pada seminar atau konferensi, jurnal, maupun laporan-laporan berkala perusahaan. "Perpustakan merupakan sumber dari referensi. Internet memudahkan kita untuk mengakses dan mengunduh jurnaljurnal. Dengan kata lain, banyak-banyaklah membaca. Membaca merupakan kunci untuk menghasilkan tulisan yang unggul", tambah Moh. Azis Arisudi, SE.,ME.,Ph.D. [ris/nok] Artikel terkait Universitas Udayana Belajar AUN-QA ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rizal Ramli Hadiri Simposium Nasional ECSOTIC FEB Setahun Sekali, FEB UB Selenggarakan Program Pelatihan CSRS Jurusan Ilmu Ekonomi Upayakan Tumbuhnya Jiwa Wirausaha Mahasiswa FEB Kerjasama dengan Lembaga Penjamin Simpanan