PT Bank Ina Perdana Tbk

advertisement
Tanggal Efektif
Masa Penawaran
Tanggal Penjatahan
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik oleh KSEI
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan
Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia
:
:
:
:
:
:
31 Desember 2013
3 – 9 Januari 2014
13 Januari 2014
15 Januari 2014
15 Januari 2014
16 Januari 2014
OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK
JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN
YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT BANK INA PERDANA Tbk (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG
JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA
KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
PENCATATAN ATAS EFEK YANG DITAWARKAN INI AKAN DILAKUKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA
PT Bank Ina Perdana Tbk
Kegiatan Usaha Utama:
Bergerak di bidang usaha jasa perbankan
Berkedudukan di Jakarta, Indonesia
Kantor Pusat
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No.40, Jakarta Pusat, 10160 – Indonesia
Telepon : (+62-21) 385 9050
Faksimili : (+62-21) 385 9041
Situs: www.bankina.co.id
email: [email protected]
8 Kantor Cabang berlokasi di Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Lumajang
9 Kantor Cabang Pembantu berlokasi di Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Surabaya
5 Kantor Kas berlokasi di Jakarta dan Tangerang
PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM
Sebanyak 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta) Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 24,76% (dua puluh
empat koma tujuh puluh enam persen) dari modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum,
yang seluruhnya merupakan saham baru yang berasal dari portepel dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah)
setiap saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan harga penawaran Rp240,- (dua ratus empat puluh
Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham
(”FPPS”). Nilai Keseluruhan Penawaran Umum adalah sebesar Rp124.800.000.000,- (seratus dua puluh empat
milyar delapan ratus juta Rupiah).
Setiap pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham
lainnya di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk
mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Perseroan mengadakan Program ESA dengan mengalokasikan saham sebanyak 10.400.000 (sepuluh juta empat
ratus ribu) saham atau sebesar 2,00% (dua persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum
ini. Informasi lengkap mengenai program ESA dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT Buana Capital
PENJAMIN EMISI EFEK
• PT HD Capital Tbk • PT Lautandhana Securindo • PT Minna Padi Investama Tbk • PT NC Securities •
• PT Reliance Securities Tbk • PT Valbury Asia Securities • PT Yulie Sekurindo Tbk •
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh
(full commitment) terhadap Penawaran Umum Perseroan.
RISIKO UTAMA YANG DAPAT MEMPENGARUHI KINERJA DAN KONDISI KEUANGAN PERSEROAN
ADALAH RISIKO KREDIT. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V
DALAM PROSPEKTUS INI.
MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI RELATIF TERBATAS,
MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK MENJADI
KURANG LIKUID.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI,
TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN
DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”).
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 2014
Perseroan telah menyampaikan Surat Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum
ini kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) di Jakarta dengan surat
No.BIP/DIR/145/1013 pada tanggal 18 Oktober 2013 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam UndangUndang Republik Indonesia No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia No.64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No.3608 (selanjutnya disebut “UUPM”) dan peraturan
pelaksanaannya.
Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini direncanakan akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia
(“BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang dibuat antara Perseroan dengan BEI pada
tanggal 17 Oktober 2013. Apabila Perseroan tidak memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI,
maka Penawaran Umum ini dibatalkan dan uang pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan yang telah
diterima akan dikembalikan kepada para pemesan.
Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar
Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan
fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia dan kode etik, norma
serta standar profesi masing-masing.
membuat pernyataan apapun mengenai hal-hal yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa memperoleh
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan PT Buana Capital selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek
dan Penjamin Emisi Efek.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.29 Tahun 1999 (”PP No.29”) tentang Pembelian
Saham Bank Umum sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang
Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan (”UU Perbankan”)
ditetapkan bahwa:
a)
b)
c)
d)
Jumlah kepemilikan saham bank oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing yang diperoleh
melalui pembelian secara langsung maupun melalui Bursa Efek sebanyak-banyaknya adalah 99% (sembilan
puluh sembilan persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 3);
Pembelian oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing melalui Bursa Efek dapat mencapai 100%
(seratus persen) dari jumlah saham bank yang tercatat di Bursa Efek (Pasal 4 ayat 1);
Bank hanya dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99% (sembilan puluh sembilan
persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 4 ayat 2);
Sekurang-kurangnya 1% (satu persen) dari saham bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 yang
tidak dicatatkan di Bursa Efek harus tetap dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum
Indonesia (Pasal 4 ayat 3).
dan sesuai dengan pengumuman PT Bursa Efek Indonesia No.Peng-10/BEJ-DAG/U/05 1999 tanggal 20 Mei
1999 (”Pengumuman Bursa Efek”) perihal Porsi Kepemilikan Saham Perbankan oleh Pemodal Asing, ditetapkan
porsi kepemilikan saham perbankan yang tercatat di Bursa Efek oleh pemodal asing akan dibatasi sebesar 99%
(sembilan puluh sembilan persen) sampai dengan dipenuhinya Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 dalam PP No.29 tersebut
diatas.
Saham sebesar 1% (satu persen) dari saham Perseroan yan tidak dicatatkan pada Bursa Efek adalah saham yang
dimiliki oleh Oki Widjaja sebanyak 21.000.000 (dua puluh satu juta) saham.
PT Buana Capital selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek serta Lembaga dan
sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanannya.
PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN
LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI REPUBLIK INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH REPUBLIK
INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN INI TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI
DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN
SAHAM INI TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG
BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA.
PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MATERIAL YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH
PUBLIK DAN TIDAK ADA LAGI INFORMASI MATERIAL YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK
MENYESATKAN PUBLIK.
DAFTAR ISI
DEFINISI DAN SINGKATAN...................................................................................................................iii
RINGKASAN...........................................................................................................................................ix
I.
PENAWARAN UMUM................................................................................................................... 1
II.
RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM...... 5
III.
PERNYATAAN UTANG................................................................................................................. 6
IV.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN............................................................... 10
V.
RISIKO USAHA........................................................................................................................... 48
VI.
KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR
INDEPENDEN............................................................................................................................. 50
VII.
KETERANGAN TENTANG PERSEROAN.................................................................................. 51
1. Riwayat Singkat Perseroan.................................................................................................. 51
2. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan.................................................................. 54
3. Struktur Organisasi Perseroan............................................................................................. 70
4. Manajemen Dan Pengawasan............................................................................................. 71
5. Sumber Daya Manusia......................................................................................................... 75
6. Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum..................... 77
7. Struktur Kepemilikan Perseroan.......................................................................................... 79
8. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan Antara Perseroan dengan Pemegang Saham.. 79
9. Transaksi dengan Pihak-Pihak Terafiliasi............................................................................. 80
10. Perjanjian-Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga............................................................. 82
11. Aset Tetap............................................................................................................................ 85
12. Hak Atas Kekayaan Intelektual............................................................................................ 86
13. Asuransi............................................................................................................................... 86
14. Perkara yang Sedang Dihadapi Perseroan, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan....... 95
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN................................................................... 96
1. Umum................................................................................................................................... 96
2. Kegiatan Usaha.................................................................................................................... 96
3. Jaringan Kantor.................................................................................................................... 98
4. Keunggulan Usaha............................................................................................................... 99
5. Strategi dan Prospek Usaha.............................................................................................. 100
6. Pemasaran......................................................................................................................... 101
7. Persaingan Usaha.............................................................................................................. 101
8. Manajemen Risiko.............................................................................................................. 102
9. Kepatuhan.......................................................................................................................... 102
10. Prinsip-Prinsip Perbankan Yang Sehat.............................................................................. 104
11. Penerapan Know Your Customer (KYC)............................................................................ 104
i
12. Teknologi Informasi............................................................................................................ 105
13. Penghargaan...................................................................................................................... 105
14. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)................................................... 105
15. Tanggung Jawab Sosial Perseroan (Corporate Social Responsibility).............................. 110
IX.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING...................................................................................111
X.
EKUITAS................................................................................................................................... 114
XI.
KEBIJAKAN DIVIDEN............................................................................................................... 115
XII.
PERPAJAKAN........................................................................................................................... 116
XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK...................................................................................................... 119
XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM............... 121
XV.
PENDAPAT DARI SEGI HUKUM.............................................................................................. 123
XVI. LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN....... 149
XVII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN......................................................................................... 243
XVIII. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM............................................................. 262
1. Pemesanan Pembelian Saham.......................................................................................... 262
2. Pemesanan Yang Berhak.................................................................................................. 262
3. Jumlah Pemesanan........................................................................................................... 262
4. Pendaftaran Efek Ke Dalam Penitipan Kolektif.................................................................. 262
5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham....................................................................... 263
6. Masa Penawaran............................................................................................................... 264
7. Tanggal Penjatahan........................................................................................................... 264
8. Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus................................................................ 264
9. Persyaratan Pembayaran.................................................................................................. 264
10. Bukti Tanda Terima............................................................................................................. 265
11. Penjatahan Saham............................................................................................................. 265
12. Penundaan Masa Penawaran Umum Atau Penundaan Atau Pembatalan
Penawaran Umum............................................................................................................. 267
13. Pengembalian Uang Pemesanan...................................................................................... 267
14. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan Atas Pemesanan Pembelian Saham.......... 268
15. Distribusi Efek.................................................................................................................... 268
16. Lain-lain.............................................................................................................................. 268
XIX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM..... 269
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN
“Afiliasi”
: berarti pihak-pihak yang sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan
pelaksanaannya, yaitu:
a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b) hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris
dari pihak tersebut;
c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih
anggota direksi atau komisaris yang sama;
d) hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
“Agen Penjualan Efek” : berarti pihak yang menjual Saham dalam suatu Penawaran Umum tanpa
perjanjian dengan Perseroan dan tanpa kewajiban untuk membeli Saham
sebagaimana disebutkan dalam Prospektus yang merupakan lembaga dan
agen penjualan yang sah dari siapa Prospektus dan Formulir Pemesanan
Pembelian Saham dapat diperoleh Masyarakat.
“BAE”
: berarti Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan, dalam hal ini
adalah PT Adimitra Transferindo, berkedudukan di Jakarta.
“Bank Kustodian”
: berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari OJK untuk memberikan
jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana yang dimaksud
dalam UUPM.
“Bank Penerima”
: berarti bank dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek membuka rekening IPO
untuk menampung dan menerima uang pemesanan Saham Yang Ditawarkan
dengan Harga Penawaran sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek.
“Bapepam dan LK”
: berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan merupakan
pengurus Badan Pengawas Pasar Modal (“BAPEPAM”) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal (sebagaimana
didefinisikan di bawah ini), dengan struktur organisasi terakhir berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tertanggal 30 Desember
2005 nomor 606/KMK.01/2005 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kerja
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, yang bertalian
dengan perubahan terakhir dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia tanggal 11 Oktober 2010, nomor 184/PMK.01/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, yang pada saat ini fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan
di sektor Pasar Modal, beralih dan dilaksanakan oleh OJK (sebagaimana
didefinisikan di bawah ini) berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan.
“BEI atau Bursa Efek” : berarti bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar
Modal yang dalam hal ini adalah PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di
Jakarta Selatan, atau penerus, pengganti dan penerima hak dan kewajibannya,
merupakan bursa efek dimana saham-saham Perseroan akan dicatatkan.
“BNRI”
: berarti Berita Negara Republik Indonesia.
iii
“Daftar Pemesanan
Pembelian Saham
atau DPPS”
: berarti daftar pemesanan pembelian saham dalam hal ini adalah daftar yang
memuat nama-nama pemesan Saham dan jumlah Saham yang dipesan yang
disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat
oleh masing-masing Agen Penjualan Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek.
“Efek”
: berarti surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, Unit Penyertaan Kontrak
Investasi Kolektif, Kontrak Berjangka atas Efek dan setiap derivatif Efek.
“Efektif”
: berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai
dengan ketentuan Peraturan nomor IX.A.2 angka 4 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009,
(selanjutnya disebut Peraturan No.IX.A.2) yaitu:
1. Atas dasar lewatnya waktu yaitu 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal
Pernyataan Pendaftaran diterima OJK secara lengkap yaitu telah
mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait
dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan
peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum; atau 45 (empat puluh
lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir atas Pernyataan Pendaftaran
yang diajukan Perseroan atau yang diminta OJK dipenuhi; atau
2. Atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi perubahan
dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.
“Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham”
atau “FKPS”
: berarti formulir yang merupakan konfirmasi hasil penjatahan atas nama
pemesan atau pembeli Saham Yang Ditawarkan, yang merupakan tanda
bukti kepemilikan atas Saham Yang Ditawarkan pada Pasar Perdana.
“Formulir Pemesanan
Pembelian Saham”
atau “FPPS”
: berarti asli Formulir Pemesanan Pembelian Saham asli yang harus dibuat
dalam rangkap 5 (lima), yang masing-masing harus diisi secara lengkap,
dibubuhi tanda tangan asli dan diajukan oleh calon pembeli kepada Agen
Penjualan Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek.
“Hari Bank”
: berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Kantor Pusat Bank Indonesia
di Jakarta menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.
“Hari Bursa”
: berarti hari-hari dimana BEI melakukan aktivitas transaksi perdagangan
efek, dari hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari libur nasional yang
ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari kerja
biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh BEI sebagai bukan
hari kerja.
“Hari Kalender”
: berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Masehi
tanpa pengecualian termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
“Hari Kerja”
: berarti hari Senin sampai dengan hari Jum’at, kecuali hari libur nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau hari kerja biasa
yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh pemerintah Republik
Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
“Harga Penawaran”
: Berarti harga dari Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum ini
yaitu sebesar Rp240,- (dua ratus empat puluh Rupiah) per saham.
“IAPI”
: berarti Institut Akuntan Publik Indonesia.
“KAP”
: berarti Kantor Akuntan Publik.
iv
“Konfirmasi Tertulis”
: berarti surat konfirmasi yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek
Indonesia dan/atau Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek untuk
kepentingan Pemegang Rekening di pasar sekunder.
“KSEI”
: berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan
yang merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sesuai dengan
Peraturan Pasar Modal.
“Kustodian”
: berarti pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang
berkaitan dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima dividen dan hakhak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang Rekening
yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM yang meliputi
KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
“Manajer Penjatahan”
: berarti PT Buana Capital, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang
bertanggung jawab atas Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum ini
menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK
No.IX.A.7 tentang Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran
Umum, lampiran keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-691/BL/2011
tanggal 30 Desember 2011 (selanjutnya disebut Peraturan No.IX.A.7).
“Masa Penawaran”
: berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan pemesanan
saham.
“Masyarakat”
: berarti perorangan dan/atau badan-badan dan/atau badan hukum, baik
Warga Negara Indonesia/badan-badan Indonesia/badan hukum Indonesia
maupun Warga Negara Asing/badan-badan asing/badan hukum Asing baik
bertempat tinggal/berkedudukan di Indonesia maupun di luar negeri yang
diperkenankan untuk memiliki saham sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
“Menkumham”
: berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Negara Republik Indonesia
(dahulu dikenal sebagai Menteri Kehakiman Negara Republik Indonesia,
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Negara Republik Indonesia, atau
Menteri Hukum dan Perundang-undangan Negara Republik Indonesia).
“OJK”
: berarti Otoritas Jasa Keuangan yang dibentuk berdasarkan amanat UndangUndang Nomor 21 Tahun 2011. OJK adalah lembaga yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak
lain, yang mempunyai fungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan di Indonesia. Sesuai dengan BAB XIII Ketentuan Peralihan
Pasal 55 Ayat 1 disebutkan sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di
sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,
dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya dari Menteri Keuangan dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK dan Ayat 2
disebutkan sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
beralih dari Bank Indonesia ke OJK.
“Pasar Perdana”
: berarti penawaran dan penjualan Saham Perseroan kepada Masyarakat
selama masa tertentu sebelum Saham Yang Ditawarkan tersebut dicatatkan
pada BEI.
“Pemegang Rekening” : berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening efek di KSEI,
dalam hal ini Bank Kustodian dan Perusahaan Efek.
v
“Pemegang Saham”
: berarti pemegang saham Perseroan, baik yang merupakan pihak terafiliasi
atau bukan, yang sahamnya diadministrasikan dalam:
(1) Daftar Pemegang Saham Perseroan
(2) Rekening Efek pada KSEI; atau
(3) Rekening Efek pada KSEI melalui Perusahaan Efek
“Pemegang Saham
Pengendali”
: berarti pihak yang baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan
Perseroan.
“Pemerintah”
: berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.
“Penawaran Awal”
: berarti ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan Prospektus Awal, yang bertujuan untuk mengetahui minat
calon pembeli atas Saham dan/atau perkiraan harga penawaran saham.
“Penawaran Umum”
: berarti Penawaran Umum Saham kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya dan
ketentuan lain yang berhubungan, serta ketentuan yang dimuat dalam
Perjanjian.
“Penitipan Kolektif”
: berarti penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak
yang kepentingannya diwakili oleh KSEI sebagaimana dimaksudkan oleh
UUPM.
“Penjamin Emisi Efek” : berarti perseroan terbatas yang menandatangani Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek dengan Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum yang
akan menjamin secara sendiri-sendiri penjualan Saham Yang Ditawarkan
berdasarkan kesanggupan penuh (full commitment) dan melakukan
pembayaran hasil Penawaran Umum kepada Perseroan sesuai dengan Porsi
Penjaminan, dengan memperhatikan syarat dan ketentuan dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi.
“Penjamin Pelaksana
Emisi Efek”
: berarti pihak yang melaksanakan pengelolaan dan penyelenggaraan
Penawaran Umum ini, yang dalam hal ini adalah PT Buana Capital yang juga
merupakan Penjamin Emisi Efek.
“Perbaikan dan/
atau Tambahan atas
Prospektus Ringkas”
: berarti ringkasan Prospektus mengenai fakta-fakta dan pertimbanganpertimbangan yang paling penting yang disusun oleh Perseroan bersamasama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yang merupakan perbaikan
dan/atau tambahan atas pengumuman Prospektus Ringkas yang telah
diumumkan sebelumnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan
No.IX.A.2.
“Perjanjian
Pendaftaran Efek”
: berarti Perjanjian Pendaftaran Efek Yang Bersifat Ekuitas No.SP-0034/PE/
KSEI/1013 tertanggal 4 Oktober 2013, bermaterai cukup dan dibuat di bawah
tangan oleh dan antara Perseroan dan KSEI.
“Perjanjian”
Penjaminan Emisi
Efek” (“PPEE”)
: berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Dalam Rangka Penawaran
Umum Perdana PT Bank Ina Perdana Tbk No.15 tanggal 11 Oktober 2013,
sebagaimana diubah dengan Addendum I Akta Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana PT Bank Ina Perdana
Tbk No.71 tanggal 15 Nopember 2013, Akta Addendum II Perjanjian Emisi
Efek Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana PT Bank Ina Perdana Tbk
No.80 tanggal 20 Nopember 2013 dan terakhir dengan Akta Addendum III
Perjanjian Emisi Efek Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana PT Bank
Ina Perdana Tbk No. 52 tanggal 16 Desember 2013,yang seluruhnya dibuat
di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta
dan ditandatangani oleh Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan
Penjamin Emisi Efek.
vi
“Pernyataan
Pendaftaran”
: berarti pernyataan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka
19 Undang-Undang Pasar Modal juncto Peraturan No.IX.A.2 tentang Tata
Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK No.Kep-122/BL/2009 (selanjutnya disebut ”Peraturan
No.IX.A.2”) juncto Peraturan No.IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk
Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK tanggal 27-10-2000 No.Kep-42/PM/2000,
berikut dokumen-dokumen yang diajukan oleh Perseroan kepada Kepala
Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK sebelum melakukan Penawaran
Umum kepada Masyarakat termasuk perubahan-perubahan, tambahantambahan serta perbaikan-perbaikannya untuk memenuhi persyaratan OJK.
“Perseroan”
: berarti PT Bank Ina Perdana Tbk, suatu perseroan terbatas yang didirikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia dan berkedudukan serta berkantor pusat di Jakarta.
“Perusahaan Efek”
: berarti semua pihak yang melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi
Efek, perantara pedagang efek dan/atau manajer investasi sebagaimana
didefinisikan dalam UUPM.
“Porsi Penjaminan”
: berarti porsi penjaminan dari masing-masing Penjamin Emisi Efek berdasarkan
mana Penjamin Emisi Efek berjanji dan setuju secara sendiri-sendiri, akan
tetapi tidak bersama-sama, dengan kesanggupan penuh (full commitment),
untuk menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat
pada Pasar Perdana, dan akan membeli sendiri sisa Saham Yang Ditawarkan
yang tidak terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran.
“Prospektus”
berarti Prospektus yang dipersiapkan oleh Perseroan dan memuat seluruh
informasi maupun fakta-fakta penting dan relevan mengenai Perseroan serta
Saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum sebagaimana
yang didefinisikan dalam UUPM.
“Prospektus Awal”
: berarti dokumen tertulis yang dipersiapkan oleh Perseroan dan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dalam rangka Penawaran Umum dan memuat seluruh
informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada OJK sebagai bagian
dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai jumlah, harga
penawaran saham, penjaminan emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan
dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan, sesuai dengan
peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.8.
“Prospektus Ringkas”
: berarti pernyataan atau informasi tertulis yang merupakan ringkasan
Prospektus Awal yang disusun dan diterbitkan oleh Perseroan bersamasama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai dengan Peraturan
Bapepam dan LK No.IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi
Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum, lampiran keputusan
Ketua Bapepam dan LK No.Kep-51/PM/1996 tanggal 17-01-1996 (tujuh
belas Januari seribu sembilan ratus sembilan puluh enam), diubah dengan
Keputusan No.Kep-43/PM/2000 tanggal 27-10-2000 (dua puluh tujuh Oktober
dua ribu).
“PSAK”
: berarti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di
Indonesia
“Rekening Efek”
: berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik
Pemegang Saham yang diadministrasikan oleh KSEI, Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek yang
ditandatangani dengan Pemegang Saham.
“Rekening Penawaran : berarti rekening atas nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada bank
Umum”
penerima untuk menampung dan menerima uang pemesanan atas Saham
Yang Ditawarkan pada Harga Penawaran.
vii
“RUPS”
: berarti Rapat Umum Pemegang Saham.
“RUPSLB”
: berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan
peraturan OJK yang berlaku.
“Saham”
: berarti saham biasa atas nama dari Perseroan dengan nilai nominal Rp100,(seratus Rupiah) setiap saham.
“Saham Baru”
: berarti saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah)
setiap saham yang akan dikeluarkan dari dalam simpanan portepel Perseroan,
yang ditawarkan dan dijual kepada masyarakat sebanyak 520.000.000 (lima
ratus dua puluh juta) saham biasa, yang selanjutnya akan dicatatkan pada
BEI pada Tanggal Pencatatan.
“Saham Yang
Ditawarkan”
: berarti Saham Baru yang ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat oleh
Penjamin Emisi Efek melalui Penawaran Umum yang selanjutnya akan
dicatatkan pada Bursa Efek pada Tanggal Pencatatan.
“Tanggal Distribusi”
: berarti distribusi Saham Yang Ditawarkan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari
Kerja terhitung setelah Tanggal Penjatahan.
“Tanggal Pembayaran” : berarti tanggal pembayaran Penjamin Emisi Efek melalui Penjamin Pelaksana
Emisi Efek kepada Perseroan atas seluruh hasil penjualan Saham Yang
Ditawarkan melalui Penawaran Umum.
“Tanggal Pencatatan”
: berarti tanggal pencatatan Saham Yang Ditawarkan untuk diperdagangkan
pada Bursa Efek, dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah
tanggal penyerahan Efek.
“Tanggal
Pengembalian Uang
Pemesanan/Refund”
: berarti tanggal pengembalian uang oleh Penjamin Emisi Efek baik melalui
atau tanpa melalui Agen Penjualan Efek kepada para pemesan saham (tidak
termasuk Para Pemesan Khusus) yang pemesanannya tidak dapat dipenuhi
karena adanya penjatahan namun bagaimanapun juga tidak boleh lebih
lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal Penjatahan atau dalam hal
Penawaran Umum dibatalkan atau ditunda.
“Tanggal Penjatahan”
: berarti tanggal yang disetujui oleh Perseroan bersama-sama dengan
Penjamin Pelaksana Emisi Efek selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja
setelah tanggal penutupan Masa Penawaran, pada saat mana Manajer
Penjatahan menetapkan penjatahan Saham Yang Ditawarkan bagi setiap
pemesan melalui Pemegang Rekening.
“Undang-Undang
Pasar Modal atau
UUPM”
: berarti Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang
Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 Tahun 1995,
Tambahan No.3608.
“UUPT”
: berarti Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No.106 Tahun
2007, Tambahan No.4756.
viii
RINGKASAN
Ringkasan dibawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya
dengan informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan
terkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Ringkasan dibuat atas
dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Seluruh
informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan Perseroan
yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia.
1.UMUM
Perseroan didirikan dengan nama PT Bank Ina sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan
No.32, tanggal 9 Februari 1990, dibuat di hadapan Winnie Hadiprodjo, S.H., notaris pengganti dari
Kartini Muljadi S.H., Notaris di Jakarta, yang kemudian diubah berdasarkan Akta Perubahan Akta
Pendirian No.79, tanggal 22 Mei 1990, dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta, yang
menyetujui perubahan nama Perseroan dari PT Bank Ina menjadi PT Bank Ina Perdana. Kedua akta
tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.C2-3639
HT.01.01.Th.90, tanggal 23 Juni 1990, didaftarkan pada register Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No.719/Not/1990/PN.JKT.SEL pada tanggal 13 September 1990, sebagaimana telah diumumkan pada
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.4242 pada Berita Negara Republik Indonesia No.84
tanggal 19 Oktober 1990.
Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, antara lain, anggaran dasar
Perseroan telah diubah seluruhnya dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.45,
tanggal 31 Desember 2007, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta
(“Akta No.45/2007”). Akta No.45/2007 telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan No.AHU-17770.AH.01.02.Tahun 2008, tanggal 10 April 2008.
Anggaran dasar Perseroan saat ini dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
Perseroan No.31 tanggal 9 September 2013 yang dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani,
SH., M.Kn, Notaris di Jakarta Barat, mengenai (i) persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana atas saham-saham Perseroan (Initial Public Offering) dan perubahan status Perseroan
dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka; (ii) persetujuan perubahan Pasal 3 anggaran
dasar Perseroan tentang Maksud dan Tujuan Perseroan; (iii) persetujuan peningkatan modal dasar
Perseroan; (iv) perubahan nilai nominal saham; dan (v) persetujuan pengeluaran saham baru
dalam simpanan Perseroan, yaitu dengan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat
(“Akta No.31/2013”). Akta No.31/2013 telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHU-49437.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal
23 September 2013 dan telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHU-AH.01.10-40894 tanggal 3 Oktober
2013. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah dilaporkan kepada Bank Indonesia sebagaimana
dibuktikan dengan Surat No.BI/DIR/121/0913, tanggal 12 September 2013, yang telah diterima oleh
Bank Indonesia pada tanggal 12 September 2013.
Perseroan telah mendapatkan persetujuan prinsip pendirian bank umum berdasarkan Surat
No.S-649/MK.13/1990, tanggal 4 Mei 1990, yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Perseroan juga
telah mendapatkan izin usaha sebagai bank umum berdasarkan (i) Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.524/KMK.013/1991 tanggal 3 Juni 1991 dan (ii) Surat No.24/144/UPBD/PBD2
tentang pemberian izin usaha bank umum, yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tanggal 15 Juni 1991.
Satu bulan kemudian Perseroan sudah memulai kegiatan operasionalnya, atau tepatnya pada bulan
Juli 1991. Kantor Pusat Perseroan saat ini terletak di Jalan Abdul Muis No.40, Jakarta 10160 tepatnya
di gedung Bina Surya Group, atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation.
ix
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah usaha di
bidang perbankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah memenuhi perizinan berdasarkan peraturan
yang berlaku.
Struktur Permodalan dan Komposisi Pemegang Saham
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
6.320.000.000
632.000.000.000
1.267.200.000
228.770.000
84.030.000
1.580.000.000
4.740.000.000
126.720.000.000
22.877.000.000
8.403.000.000
158.000.000.000
474.000.000.000
Persentase
(%)
80,20
14.48
5,32
100,00
2. KEGIATAN USAHA
Sebagai Bank Umum Nasional yang beroperasi sejak tahun 1991, Perseroan secara konsisten tetap
fokus mengembangkan peran intermediasi keuangan seiring pertumbuhan kemampuan Perseroan
dalam menyediakan produk dan jasa layanan yang dibutuhkan nasabah. Peran intermediasi
diimplementasikan pada proyeksi pertumbuhan pada bisnis utama Perseroan yaitu pertumbuhan kredit
yang berkualitas yang didukung oleh peningkatan kualitas penerapan Good Corporate Governance dan
risk management serta kecukupan dukungan infrastruktur sehingga mampu mewujudkan sebuah brand
yang kokoh sebagai Bank yang sehat dan berkesinambungan.
Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya melakukan penghimpunan dana dari masyarakat
yang kemudian disalurkan dalam bentuk pemberian kredit kepada perorangan maupun korporasi. Oleh
karena itu Perseroan terus berupaya memberikan berbagai produk dan layanan secara baik, inovatif,
dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.
Keterangan selengkapnya mengenai Kegiatan Usaha dapat dilihat pada Bab VIII dalam Prospektus ini.
3. PENAWARAN UMUM
Jumlah Saham Yang Ditawarkan :
Persentase Penawaran Umum
:
Nilai Nominal
Harga Penawaran
Nilai Emisi
:
:
:
Jumlah Saham yang Dicatatkan
Masa Penawaran Umum
Tanggal Pencatatan di BEI
:
:
:
Sebanyak 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta) Saham Biasa
Atas Nama
Sebesar 24,76% (dua puluh empat koma tujuh puluh enam
persen) dari modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah
Penawaran Umum
Rp100,- (seratus Rupiah)
Rp240,- (dua ratus empat puluh Rupiah)
Rp124.800.000.000,- (seratus dua puluh empat milyar delapan
ratus juta Rupiah)
Sebanyak 2.079.000.000 Saham Biasa Atas Nama
3 – 9 Januari 2014
16 Januari 2014
Saham baru yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini seluruhnya terdiri dari saham biasa
atas nama yang berasal dari saham portepel Perseroan dan akan memberikan kepada pemegangnya
hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan lainnya yang telah ditempatkan
dan disetor, termasuk hak untuk mendapatkan pembagian dividen dan hak atas pembagian saham
x
bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu serta hak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham yang diselenggarakan oleh Perseroan. Bursa Efek tempat Efek yang ditawarkan
akan dicatatkan adalah Bursa Efek Indonesia.
Rencana penerbitan saham Perseroan melalui penawaran umum di bursa efek telah dilaporkan kepada
Bank Indonesia berdasarkan Surat Perseroan No.BI/DIR/116/0813, tanggal 22 Agustus 2013, yang
telah diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 22 Agustus 2013.
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka proforma
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Sebelum Penawaran Umum
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
6.320.000.000 632.000.000.000
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
1.267.200.000 126.720.000.000 80,20
2. PT Aji Lebur Seketi
228.770.000 22.877.000.000 14.48
3. Oki Widjaja
84.030.000
8.403.000.000
5,32
4.Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 1.580.000.000 158.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel
4.740.000.000 474.000.000.000
Sesudah Penawaran Umum
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
6.320.000.000 632.000.000.000
1.267.200.000 126.720.000.000 60,34
228.770.000 22.877.000.000 10,90
84.030.000
8.403.000.000
4,00
520.000.000 52.000.000.000 24,76
2.100.000.000 210.000.000.000 100,00
4.220.000.000 422.000.000.000
Perseroan juga melaksanakan Program ESA yang dialokasikan sebanyak 10.400.000 (sepuluh
juta empat ratus ribu) saham atau sebesar 2,00% (dua persen) dari saham yang ditawarkan dalam
Penawaran Umum ini dan dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran
Umum ini termasuk pelaksanaan Program ESA, maka proforma komposisi permodalan dan komposisi
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Proforma Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Sebelum Penawaran Umum
dan Pelaksanaan Program ESA
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
6.320.000.000 632.000.000.000
Sesudah Penawaran Umum
dan Pelaksanaan Program ESA
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
6.320.000.000 632.000.000.000
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
1.267.200.000 126.720.000.000 80,20 1.267.200.000 126.720.000.000 60,34
2. PT Aji Lebur Seketi
228.770.000 22.877.000.000 14.48
228.770.000
22.877.000.000 10,90
3. Oki Widjaja
84.030.000
8.403.000.000
5,32
84.030.000
8.403.000.000
4,00
4. Karyawan Peserta ESA
10.400.000
1.040.000.000
0,50
5.Masyarakat
509.600.000
50.960.000.000 24,26
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 1.580.000.000 158.000.000.000 100,00 2.100.000.000 210.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel
4.740.000.000 474.000.000.000
4.220.000.000 422.000.000.000
Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum dapat dilihat pada Bab I dalam Prospektus ini.
4. RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana yang akan diperoleh dari hasil penjualan Saham melalui Penawaran Umum ini, setelah dikurangi
biaya-biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum, seluruhnya akan digunakan untuk
pertumbuhan usaha dalam bentuk ekspansi kredit dalam kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun
2016.
xi
Rencana penggunaan dana selengkapnya dapat dilihat pada Bab II Prospektus ini mengenai Rencana
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
5. KEUNGGULAN USAHA
Perseroan dalam menjalankan usahanya, memiliki keunggulan usaha, antara lain sebagai berikut:
•
•
•
•
•
Aset yang berkualitas
Profil basis nasabah yang loyal dan berkualitas
Produk dan jasa yang inovatif
Jaringan usaha yang luas
Manajemen yang berpengalaman
6. STRATEGI DAN PROSPEK USAHA
Perseroan memperkirakan bahwa prospek usaha di tahun 2014 dan berikutnya akan jauh lebih baik
dibandingkan tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan kebijakan pemerintah yang cukup responsif dalam
menjaga kondisi ekonomi nasional dengan mengeluarkan berbagai kebijakan, terutama kebijakan atas
(1) PPnBM, (2) impor migas, (3) APBN, (4) tata niaga daging dan holtikultura dan (5) efisiensi perizinan
dan layanan satu pintu, sehingga dapat memperbaiki nilai tukar Rupiah, menjaga pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga dan inflasi, menarik minat investasi dan diharapkan dengan adanya penyelenggaraan
Pemilu 2014, permintaan domestik akan meningkat karena dukungan daya beli masyarakat yang
menguat. Selain itu, di sektor perbankan nasional, kebijakan pengetatan moneter yang ditempuh oleh
Bank Indonesia sebagai upaya menstabilkan makroekonomi yang saat ini memburuk seperti inflasi, nilai
tukar dan defisit neraca transaksi berjalan, merupakan sinyal positif terhadap prospek sektor perbankan
nasional terutama di sektor UMKM dan konsumsi.
Secara umum, Perseroan bertujuan untuk menjadi wholesale banking, dimana Perseroan melakukan
kerjasama dengan Multifinance, Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi dan lembaga keuangan mikro
lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan melakukan strategi usaha antara lain sebagai
berikut:
• Pengembangan produk-produk kredit di segmen komersial produktif dan konsumsi;
• Pembenahan infrastruktur secara berkesinambungan;
• Peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan dan seminar; dan
• Konsisten dalam melakukan program promosi untuk menarik minat nasabah.
7. RISIKO USAHA
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko usaha yang dapat
berdampak negatif terhadap hasil usahanya. Semua risiko usaha yang dapat mempengaruhi kegiatan
usaha Perseroan, secara umum telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko
terhadap kinerja keuangan Perseroan sebagai berikut:
A. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN BISNIS PERSEROAN
1. Risiko Kredit
2. Risiko Pasar
3. Risiko Operasional
4. Risiko Likuiditas
5. Risiko Hukum
6. Risiko Stratejik
7. Risiko Kepatuhan
8. Risiko Reputasi
B. RISIKO INVESTASI BAGI INVESTOR
1. Risiko Tidak Likuidnya Saham Perseroan
2. Risiko Harga Saham Yang Berfluktuasi
Secara lebih terinci, masing-masing risiko tersebut dibahas dalam Bab V mengenai Risiko Usaha.
xii
8. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode enam
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009, dan 2008.
Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal tersebut telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy &
Siddharta dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan
beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak
1 Januari 2012 dan diterapkan secara prospektif. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2008 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Drs. Heroe, Pramono & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan
untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 mengenai penerapan PSAK
No.50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No.55 (Revisi
2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diterapkan secara prospektif. Laporan
keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Uraian
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah Aset
Jumlah Liabilitas
Jumlah Ekuitas
(dalam jutaan Rupiah)
30 Juni
2013
1.400.991
1.238.280
162.711
31 Desember
2010
2012
2011
1.512.205
1.378.230
133.975
1.444.742
1.323.838
120.904
2009
948.787
830.629
118.158
846.360
734.603
111.757
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Uraian
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Pendapatan bunga
Beban bunga
Pendapatan bunga – bersih
Pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya
Laba sebelum pajak
Beban pajak
LABA BERSIH
Pendapatan (Rugi) Komprehensif
Lain:
Laba (rugi) yang belum direalisasi
atas kenaikan (penurunan)
nilai wajar dari efek-efek dalam
kelompok tersedia untuk dijual –
bersih
JUMLAH LABA (RUGI)
KOMPREHENSIF
Laba per Saham
(dalam Rupiah penuh)
2008
661.918
563.505
98.413
(dalam jutaan Rupiah)
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
2012
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
2009
2008
69.399
(43.854)
25.545
2.399
(25.881)
2.063
(923)
1.140
76.724
(48.851)
27.873
9.757
(25.560)
12.070
(13.150)
8.920
152.350
(96.511)
55.839
15.533
(53.460)
17.912
(4.784)
13.128
113.916
(72.430)
41.486
7.977
(45.872)
3.591
(1.251)
2.340
100.363
(52.631)
47.732
6.008
(44.361)
9.379
(2.610)
6.769
91.331
(52.449)
38.882
12.995
(32.338)
19.539
(6.194)
13.345
89.806
(47.688)
42.118
273
(28.393)
13.998
(4.633)
9.365
(2.404)
(301)
(57)
406
(368)
-
-
(1.264)
9.858
13.071
2.746
6.401
13.345
9.365
8,25
69,69
102,56
18,28
52,88104,26
xiii
73,38
RASIO-RASIO KEUANGAN POKOK
Uraian
Permodalan
CAR (memperhitungkan risiko kredit)
CAR (memperhitungkan risiko kredit
dan risiko operasional)
CAR (memperhitungkan risiko kredit
dan risiko pasar)
CAR (memperhitungkan Risiko kredit,
risiko pasar dan risiko operasional
Aset tetap terhadap modal
Kualitas Aset
Aset produktif bermasalah terhadap
aset produktif
Non Performing Loan – Bersih
Non Performing Loan – Kotor
CKPN aset keuangan terhadap aset
produktif
30 Juni
2013
2012
2011
31 Desember
2010
2009
2008
21,07%
18,42%
17,11%
28,23%
23,50%
26,28%
18,57%
16,05%
15,20%
24,99%
-
-
20,44%
18,42%
16,91%
28,01%
-
-
18,08%
9,09%
16,05%
12,48%
15,05%
11,19%
24,82%
14,60%
12,33%
10,56%
0,17%
0,07%
0,24%
0,30%
0,22%
0,36%
1,00%
0,98%
1,10%
1,65%
2,00%
2,32%
0,32%
0,30%
0,44%
0,82%
0,88%
1,04%
0,07%
0,15%
0,76%
0,75%
-
-
Rentabilitas
Return on Asset (ROA)
Return on Equity (ROE)
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Net Interest Margin (NIM)
0,29%
0,61%
1,22%
11,04%
0,32%
1,99%
1,10%
5,92%
2,57%
13,25%
2,08%
10,31%
96,76%
4,10%
91,43%
4,07%
99.,22%
3,79%
93,88%
6,22%
82,54%
5,38%
85,17%
6,15%
Likuiditas
Loan to Deposit Ratio (LDR)
77,01%
81,60%
87,92%
73,74%
81,33%
87,84%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
8,14%
18,44%
0,01%
8,07%
3,04%
-
8,20%
5,45%
-
8,08%
3,88%
-
5,11%
2,50%
-
5,20%
2,50%
-
Kepatuhan
a. Presentase Pelanggaran BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
b. Presentase Pelampauan BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
GWM
a. Primer
b. Sekunder
c. LDR
Keterangan selengkapnya mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting Perseroan dapat dilihat pada Bab
IX dalam Prospektus ini.
9. KEBIJAKAN DIVIDEN
Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan, termasuk saham baru yang akan dikeluarkan dalam
rangka Penawaran Umum ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham
lainnya di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setelah Penawaran Umum, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen kas sebanyakbanyaknya 30% dari laba bersih setelah pajak dimulai dari tahun 2014 setelah menyisihkan cadangan
laba ditahan dan pelaksanaannya akan dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan pada
beberapa faktor, termasuk (i) kinerja usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan, (ii) keputusan
RUPS tahunan dan (iii) faktor-faktor lainnya yang dianggap relevan oleh Pemegang Saham Perseroan.
Tidak terdapat pembatasan (negative covenant) terhadap pembagian dividen yang dapat merugikan
pemegang saham publik.
Keterangan selengkapnya mengenai Kebijakan Dividen dapat dilihat pada Bab XI dalam Prospektus ini.
xiv
I. PENAWARAN UMUM
Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sebanyak 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta)
Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 24,76% (dua puluh empat koma tujuh puluh enam persen) dari
modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum, yang merupakan saham baru
dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat
dengan harga penawaran Rp240,- (dua ratus empat puluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar
penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Nilai Keseluruhan
Penawaran Umum adalah sebesar Rp124.800.000.000,- (seratus dua puluh empat milyar delapan
ratus juta Rupiah).
Saham yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham baru yang dikeluarkan dari portepel yang
memberikan pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya
dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk
mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu.
Perseroan mengadakan Program ESA dengan mengalokasikan saham sebanyak 10.400.000 (sepuluh
juta empat ratus ribu) saham atau sebesar 2,00% (dua persen) dari jumlah saham yang ditawarkan
dalam Penawaran Umum ini.
PT Bank Ina Perdana Tbk
Kegiatan Usaha Utama:
Bergerak di bidang usaha jasa perbankan
Berkedudukan di Jakarta, Indonesia
Kantor Pusat
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No.40
Jakarta Pusat, 10160 – Indonesia
Telepon : (+62-21) 385 9050
Faksimili : (+62-21) 385 9041
Situs: www.bankina.co.id
email: [email protected]
8 Kantor Cabang berlokasi di Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Lumajang
9 Kantor Cabang Pembantu berlokasi di Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Surabaya
5 Kantor Kas berlokasi di Jakarta dan Tangerang
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO KREDIT
RISIKO SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DALAM PROSPEKTUS INI
1
Struktur Permodalan Dan Komposisi Pemegang Saham Perseroan
Struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan
sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
6.320.000.000
632.000.000.000
1.267.200.000
228.770.000
84.030.000
1.580.000.000
4.740.000.000
126.720.000.000
22.877.000.000
8.403.000.000
158.000.000.000
474.000.000.000
Persentase
(%)
80,20
14.48
5,32
100,00
Penawaran Umum
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka proforma
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
4.Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Sebelum Penawaran Umum
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
6.320.000.000 632.000.000.000
1.267.200.000
228.770.000
84.030.000
1.580.000.000
4.740.000.000
Sesudah Penawaran Umum
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
6.320.000.000 632.000.000.000
126.720.000.000 80,20 1.267.200.000 126.720.000.000 60,34
22.877.000.000 14.48 228.770.000 22.877.000.000 10,90
8.403.000.000
5,32
84.030.000
8.403.000.000
4,00
- 520.000.000 52.000.000.000 24,76
158.000.000.000 100,00 2.100.000.000 210.000.000.000 100,00
474.000.000.000
4.220.000.000 422.000.000.000
Pencatatan Saham Di Bursa Efek Indonesia
Bersamaan dengan pencatatan sebanyak 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta) saham baru yang
berasal dari portepel atau sebesar 24,76% (dua puluh empat koma tujuh puluh enam persen) dari Modal
Ditempatkan dan Disetor dalam Penawaran Umum, maka Perseroan atas nama pemegang saham lama
akan mencatatkan pula sebanyak 1.559.000.000 (satu milyar lima ratus lima puluh sembilan juta) saham
atau sebesar 74,24% (tujuh puluh empat koma dua puluh empat persen) yang telah ditempatkan dan
disetor. Sedangkan sejumlah 21.000.000 (dua puluh satu juta) saham atau 1,00% (satu persen) saham
milik Pemegang Saham atas nama Oki Widjaja tidak dicatatkan guna memenuhi Peraturan Pemerintah
No.29 Tahun 1999 (“PP No.29”) tentang Pembelian Saham Bank Umum. Dengan demikian jumlah
saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di Bursa Efek Indonesia seluruhnya adalah sebanyak
2.079.000.000 (dua milyar tujuh puluh sembilan juta) saham atau sebesar 99,00% (sembilan puluh
sembilan persen) dari jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor setelah Penawaran Umum ini.
2
Pemegang saham Perseroan yang melakukan setoran dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum
Pernyataan Pendaftaran disampaikan kepada OJK:
Nama Pemegang Saham
Oki Widjaja
PT Aji Lebur Seketi
Jumlah (Rp)
7.123.000.000
22.877.000.000
Bentuk Setoran
Tunai
Tunai
Jumlah Saham
7.123.000
22.877.000
Harga Perolehan (Rp)
7.123.000.000
22.877.000.000
Pemegang saham yang melakukan setoran dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum Pernyataan
Pendaftaran disampaikan kepada OJK sebagaimana di atas, tidak dapat mengalihkan seluruh saham
yang dimilikinya selama 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif, sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.6, bahwa setiap pihak yang memperoleh saham dan/
atau efek bersifat ekuitas lain dari Perseroan dengan harga di bawah harga Penawaran Umum dalam
jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum penyampaian Pernyataan Pendaftaran kepada OJK, dilarang
untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas saham dan/atau efek bersifat ekuitas lain
Perseroan tersebut sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif.
Program Kepemilikan Saham Karyawan Perseroan
(Employee Stock Allocation Program = Program ESA)
Berdasarkan Surat Keputusan Rapat Direksi No.SK/DIR/012/1013 tanggal 4 Oktober 2013, dalam
Penawaran Umum ini Perseroan merencanakan untuk memberikan kesempatan kepada karyawan
Perseroan (kecuali Komisaris dan Direksi Perseroan) dengan kriteria tertentu untuk memiliki Saham
Baru Perseroan melalui Program ESA dengan sukarela pada saat pelaksanaan Penawaran Umum.
Tujuan utama Program ESA adalah untuk untuk meningkatkan dan memelihara rasa memiliki (sense
of belonging) perusahaan; loyalitas dan integritas; serta produktivitas kerja dan kinerja sehingga going
concern kinerja korporasi dapat berhasil dengan baik yang dapat dinikmati oleh stakeholder Perseroan.
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini termasuk pelaksanaan
Program ESA, maka proforma struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Proforma Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
4. Karyawan Peserta ESA
5.Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Sebelum Penawaran Umum
dan Pelaksanaan Program ESA
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
6.320.000.000 632.000.000.000
Sesudah Penawaran Umum
dan Pelaksanaan Program ESA
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
6.320.000.000 632.000.000.000
1.267.200.000 126.720.000.000 80,20 1.267.200.000 126.720.000.000 60,34
228.770.000 22.877.000.000 14.48
228.770.000 22.877.000.000 10,90
84.030.000
8.403.000.000
5,32
84.030.000
8.403.000.000
4,00
10.400.000
1.040.000.000
0,50
509.600.000 50.960.000.000 24,26
1.580.000.000 158.000.000.000 100,00 2.100.000.000 210.000.000.000 100,00
4.740.000.000 474.000.000.000
4.220.000.000 422.000.000.000
Kriteria Karyawan Peserta Program ESA, yaitu:
- Karyawan tetap Perseroan yang tercatat dalam daftar karyawan per tanggal 30 September 2013
dan masih aktif pada saat pelaksanaan Penawaran Umum;
- Alokasi penjatahan berdasarkan Grade Kepangkatan Karyawan yaitu level Supporting sampai
dengan Group Head;
- Karyawan tidak dalam status pembinaan atau dikenakan sanksi administrative sampai batas waktu
pelaksanaan Penawaran Umum;
- Karyawan tidak dalam status cuti diluar tanggungan dan tidak sedang mengalami sakit kritis dalam
3 (tiga) bulan terakhir.
3
Mekanisme Pelaksanaan Program ESA adalah sebagai berikut:
a. Saham ditawarkan kepada seluruh Peserta Program ESA yang memenuhi Kriteria Karyawan
Peserta Program ESA;
b. Peserta yang menyetujui penawaran dapat membeli Saham Program ESA dengan harga sebesar
Harga Penawaran pada saat Penawaran Umum;
c. Harga pelaksanaan saham Program ESA akan mengikuti Harga Penawaran yang ditetapkan dalam
Penawaran Umum;
d. Pemesanan dilakukan pada hari pertama masa Penawaran Umum;
e. Sumber dana pembayaran pembelian saham dalam pelaksanaan program Program ESA
sepenuhnya berasal dari karyawan yang memenuhi persyaratan mengikuti program ESA dan
pembayaran dapat dilakukan secara tunai langsung oleh karyawan melalui Perseroan;
f. Karyawan Peserta Program ESA melakukan pemesanan melalui Perseroan dan disampaikan
kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek;
g. Pengaturan sisa jatah alokasi saham yang tidak dibeli oleh karyawan Perseroan maka Peserta
Program ESA lainnya dapat membeli sisa tersebut walaupun melebihi jatah alokasi yang telah
ditetapkan sesuai Grade Kepangkatan karyawan secara proporsional dan apabila masih terdapat
sisa saham setelah pembelian sisa penjatahan maka sisa saham tersebut akan ditawarkan kembali
kepada Masyarakat; dan
h. Seluruh biaya termasuk biaya pajak yang timbul atas Program ESA menjadi beban peserta Program
ESA.
Mekanisme Pembayaran saham Program ESA:
a. Seluruh peserta Program ESA dapat melakukan pembayaran pada masa Penawaran Umum dan
selambat-lambatnya harus diterima (in good funds) segera pada hari pertama masa penawaran
pada pukul 15.00 WIB atau sesuai dengan ketentuan yang diatur Prospektus mengenai Persyaratan
Pemesanan Pembelian Saham;
b. Pembayaran saham Program ESA dapat dibayarkan dengan uang tunai, pindah buku, cek atau
wesel bank dalam mata uang Rupiah oleh peserta Program ESA.
Jumlah karyawan Perseroan yang berhak mengikuti Program ESA adalah sebanyak 190 karyawan.
Saham Program ESA dikenakan lock-up period selama 12 (dua belas) bulan semenjak saham di
catatkan di Bursa Efek Indonesia.
Karyawan yang telah memperoleh saham dari Program ESA namun mengundurkan diri atau pensiun
dalam lock-up period, maka saham tersebut tetap menjadi milik karyawan tersebut dengan ketentuan
lock-up period tetap berlaku.
Program ESA akan diimplementasikan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 mengenai
Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, yang menjelaskan bahwa jumlah saham
yang dialokasikan dalam Program ESA hanya dapat dilakukan melalui Penjatahan Pasti dengan jumlah
paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum.
Dalam hal ini maksimum jumlah saham yang dialokasikan kepada Peserta Program ESA adalah
sebanyak 10.400.000 (sepuluh juta empat ratus ribu) saham atau sebesar 2,00% (dua persen) dari
saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini. Dalam hal jumlah saham yang dipesan dalam
Program ESA oleh Peserta Program ESA kurang dari 10.400.000 (sepuluh juta empat ratus ribu) saham,
maka sisa saham tersebut akan ditawarkan kembali kepada Masyarakat.
Pengurus dan penanggung jawab Program ESA adalah Direksi di bawah pengawasan Komisaris dan
akan dilaporkan dalam RUPS.
Program ESA akan dilaksanakan dan dilaporkan mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki rencana untuk mengeluarkan,
menawarkan, menjual, mengadakan perjanjian untuk menjual atau mencatatkan saham dan/atau
efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi atau ditukar dengan saham Perseroan dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, tidak ada efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi
saham Perseroan.
4
II.
RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH
DARI HASIL PENAWARAN UMUM
Dana yang akan diperoleh dari hasil penjualan Saham melalui Penawaran Umum ini, setelah dikurangi
biaya-biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum, seluruhnya akan digunakan untuk
pertumbuhan usaha dalam bentuk ekspansi kredit dalam kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun
2016.
Apabila dalam pelaksanaannya nanti terkait rencana penggunaan dana di atas tersebut merupakan
transaksi material sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.2, serta transaksi afiliasi dan atau
transaksi benturan kepentingan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1, maka Perseroan
akan memenuhi ketentuan dari peraturan-peraturan tersebut.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No.SE-05/BL/2006 tanggal
29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka
Penawaran Umum, total perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 4,3% dari
total nilai Penawaran Umum Perseroan yang meliputi:
No
1.
2.
3.
Uraian
Biaya Jasa Penjamin Emisi Efek
-Jasa Penyelenggaraan ..........................................................................................................
-Jasa Penjaminan ...................................................................................................................
-Jasa Penjualan ......................................................................................................................
Biaya Jasa Profesi /Lembaga Penunjang Pasar Modal
- Akuntan Publik .......................................................................................................................
- Konsultan Hukum ...................................................................................................................
- Notaris ....................................................................................................................................
- Biro Administrasi Efek ............................................................................................................
Biaya lain-lain termasuk percetakan, pengumuman koran, public expose, roadshow,
pencatatan di BEI dan pendaftaran efek di KSEI ................................................................
Jumlah .....................................................................................................................................
Persentase (%)
2,0%
0,5%
0,5%
0,3%
0,3%
0,1%
0,05%
0,4%
4,3%
Perseroan akan menggunakan dana hasil Penawaran Umum dengan mengikuti pada ketentuan dan
peraturan yang berlaku di Pasar Modal. Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud untuk mengubah
rencana penggunaan dana hasil dari Penawaran Umum, maka Perseroan terlebih dahulu akan
melaporkan rencana tersebut kepada OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya
dan perubahan rencana penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
para pemegang saham Perseroan melalui RUPS.
Perseroan menyatakan akan mempertanggungjawabkan setiap realisasi penggunaan dana hasil
Penawaran Umum yang diterima Perseroan secara berkala kepada pemegang saham Perseroan
melalui RUPS tahunan dan melaporkannya kepada OJK sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK
No.X.K.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003
tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
.
5
III. PERNYATAAN UTANG
Sesuai dengan laporan keuangan Perseroan yang berakhir pada 30 Juni 2013 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian, Perseroan mempunyai liabilitas yang seluruhnya berjumlah Rp1.238.280 juta.
Perincian lebih lanjut mengenai liabilitas tersebut adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Liabilitas Segera
Simpanan :
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
Simpanan dari bank lain
Utang pajak
Beban bunga akrual
Imbalan kerja karyawan
Liabilitas lain-lain
Jumlah Liabilitas
Jumlah
7.067
100.747
1.105.560
1.206.307
17.289
1.625
3.687
559
1.746
1.238.280
Penjelasan lebih lanjut mengenai liabilitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Liabilitas Segera
Liabilitas segera adalah dalam mata uang Rupiah kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Kiriman uang
Cadangan THR
Tarikan dana ATM Bersama
Bunga deposito jatuh tempo
Listrik dan telepon
Lain-lain
Jumlah
Jumlah
5.782
600
440
115
58
72
7.067
2.Simpanan
Simpanan merupakan simpanan nasabah yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Giro:
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah giro
Tabungan:
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah tabungan
Deposito:
Deposito on-call:
Pihak ketiga
Deposito berjangka:
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah deposito berjangka
Jumlah deposito
Jumlah
Jumlah
7.816
48.221
56.037
15.451
126.650
142.101
4.768
77.480
925.921
1.003.401
1.008.169
1.206.307
6
Seluruh simpanan adalah dalam mata uang Rupiah.
Suku bunga rata-rata per tahun untuk giro, tabungan dan deposito untuk periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2013 masing-masing berkisar antara 0,00%-4,50%, 0,00%-5,00% dan 3,00%-9,00%.
Pada tanggal 30 Juni 2013, saldo giro yang dijadikan jaminan bank garansi adalah Rp895juta.
Saldo deposito yang dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan dan bank garansi adalah
Rp58.794 juta dan Rp80 juta.
Tidak terdapat tabungan yang dijaminkan
30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
sebagai
jaminan
kredit
pada
tanggal
3. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain dalam Rupiah seluruhnya merupakan tranksaksi dengan pihak ketiga, terdiri
dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Giro
Deposito on-call
Deposito berjangka
Jumlah
Jumlah
6.437
402
10.450
17.289
Suku bunga per tahun atas giro dan deposito untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013
masing-masing berkisar adalah 1,00% - 5,50% dan 3,50% - 7,50%.
4. Utang Pajak
Utang pajak terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pajak penghasilan
Pasal 4 ayat 2 dan 23
Pasal 21
Pasal 25
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Jumlah
Jumlah
1.336
90
192
7
1.625
5. Beban Bunga Akrual
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Deposito berjangka nasabah
Deposito berjangka simpanan dari bank lain
Giro KMK
Jumlah
Jumlah
3.631
42
14
3.687
Jumlah beban bunga akrual kepada pihak berelasi pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp213
juta.
6. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Perseroan membukukan liabilitas imbalan kerja yang dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku,
yakni Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.
Perhitungan akturia terakhir atas liabilitas imbalan kerja dilakukan oleh PT Kompujasa Aktuaria
Indonesia, aktuaris independen, tertanggal 1 Juli 2013.
7
Jumlah karyawan yang berhak atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 30 Juni 2013
sebanyak 229 karyawan.
Saldo liabilitas imbalan kerja jangka panjang per 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp559 juta. Rekonsiliasi
jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka panjang
yang tidak didanai
Biaya jasa lalu yang belum diamortisasi
Keuntungan aktuarial yang belum diakui
Jumlah
Jumlah
1.865
(44)
(1.262)
559
Rincian beban imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Beban jasa kini
Biaya bunga
Amortisasi biaya jasa lalu
Hasil yang diharapkan dari aset program
Keuntungan kurtailmen
Jumlah
Jumlah
1.006
323
7
(216)
(27)
1.093
Mutasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Saldo awal
Biaya imbalan kerja periode berjalan
Iuran yang dibayarkan
Saldo akhir
Jumlah
155
1.093
(689)
559
7. Liabilitas Lain-lain
Sebesar ekuivalen Rp1.634 juta dari saldo liabilitas lain-lain pada tanggal 30 Juni 2013 merupakan
cadangan atas tagihan Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) kepada Perseroan sebesar
US$189,859.70 (ekuivalen Rp1.884 juta) setelah dikurangi dengan pembayaran yang telah dilakukan
Perseroan pada tanggal 9 September 2008 sebesar Rp250 juta.
Komitmen dan Kontinjensi
Perseroan memiliki liabilitas komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Komitmen
Liabilitas komitmen
Fasilitas kredit yang belum ditarik
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
Jumlah
2.560
35.945
38.505
Kontinjensi
Liabilitas Kontinjensi
Bank garansi
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
Jumlah Liabilitas Komitmen dan Kontinjensi
613
642
1.255
39.760
8
SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 TELAH DIUNGKAPKAN DI
DALAM PROSPEKTUS.
SEJAK TANGGAL 30 JUNI 2013 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, TIDAK TERDAPAT LIABILITAS YANG TELAH
JATUH TEMPO NAMUN BELUM DILUNASI.
SETELAH TANGGAL 30 JUNI 2013 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS
LAIN KECUALI LIABILITAS-LIABILITAS YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA LIABILITAS-LIABILITAS YANG TELAH DINYATAKANDI DALAM PROSPEKTUS
INI DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN.
DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTIMATIS ATAS ASET DAN LIABILITAS SERTA PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG, PERSEROAN BERKEYAKINAN
AKAN DAPAT MENYELESAIKAN SELURUH LIABILITASNYA SESUAI DENGAN PERSYARATAN
SEBAGAIMANA MESTINYA.
TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN-PEMBATASAN (NEGATIVE COVENANT) YANG DAPAT MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM PUBLIK.
9
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan
Penting, laporan keuangan Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan terkait, dan informasi
keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan tersebut telah
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan Perseroan
pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, serta
laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010.
Kinerja keuangan yang telah diperoleh Perseroan untuk periode enam bulan tersebut di atas belum
tentu mengindikasikan kinerja keuangan yang akan diperoleh oleh Perseroan untuk satu tahun penuh.
Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal tersebut, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto
& Lianny, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan Keuangan Perseroan pada tanggal
31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan
paragraf penjelasan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diterapkan secara prospektif. Laporan
keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Heroe, Pramono & Rekan, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, dengan paragraf penjelasan atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2010 mengenai penerapan PSAK No.50 (“Revisi 2006) “Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No.55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran”, yang diterapkan secara prospektif.
A.Umum
Perseroan didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan Akta Pendirian Perseroan
No.32 tanggal 9 Februari 1990 dibuat di hadapan Winnie Hadiprodjo, S.H., notaris pengganti dari Kartini
Muljadi S.H., Notaris di Jakarta, yang kemudian diubah berdasarkan Akta Perubahan Akta Pendirian
No.79, tanggal 22 Mei 1990, dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta, yang menyetujui
perubahan nama Perseroan dari PT Bank Ina menjadi PT Bank Ina Perdana. Kedua Akta tersebut telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No.C2-3639 HT.01.01.Th.90, tanggal 23 Juni 1990 sebagaimana telah diumumkan pada Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No.4242 pada Berita Negara Republik Indonesia No.84 tanggal
19 Oktober 1990.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.31 tanggal 9 September 2013 yang
dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, SH., M.Kn, Notaris di Jakarta Barat, mengenai
(i) persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas saham-saham Perseroan (Initial
Public Offering) dan perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka;
(ii) persetujuan perubahan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan tentang Maksud dan Tujuan Perseroan;
(iii) persetujuan peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp400.000.000.000,- menjadi sebesar
Rp632.000.000.000,-; (iv) perubahan nilai nominal saham dari semula Rp1.000,- per lembar saham
menjadi Rp100,- per lembar saham; dan (v) persetujuan pengeluaran saham baru dalam simpanan
Perseroan, yaitu dengan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat, sebanyak-banyaknya
790.000.000 lembar saham baru yang dikeluarkan dari portepel dengan nilai nominal Rp100,- per
lembar saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menkumham dengan Surat
Keputusan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHU-49437.AH.01.02.Tahun
2013, tanggal 23 September 2013 dan telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHU-AH.01.10-40894 tanggal
3 Oktober 2013.
10
Perusahaan telah memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.524/KMK.013/1991 tanggal 3 Juni 1991, selanjutnya
Perusahaan melakukan operasi komersial pada bulan Juli 1991.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha dan Hasil Usaha Perseroan
Kondisi Perekonomian Indonesia
Kombinasi persoalan fundamental ekonomi nasional dan gejolak ekonomi global menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 diperkirakan hanya 5,9%, turun dari target yang ditetapkan
sebesar 6,3%. Data Badan Pusat Statistik (bulan Agustus) menunjukkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia kwartal II/2013 melambat menjadi 5,8% year on year dibandingkan pertumbuhan ekonomi
kwartal I/2013 sebesar 6,02%. Pelemahan ini berlanjut sebagaimana terindikasi pada tingginya inflasi
bulan Juli 2013 sebesar 3,29% dan bulan Agustus 2013 sebesar 1,12%. Tingkat inflasi tahun kalender
(Januari-Agustus) 2013 sebesar 7,94% dan tingkat inflasi tahunan (Agustus 2013 terhadap Agustus
2012) sebesar 8,79%. Inflasi diperkirakan akan mulai kembali pada pola normalnya mulai September
2013 sehingga Bank Indonesia memprediksi tingkat inflasi pada akhir tahun 2013 pada kisaran 9,09,8%. Defisit neraca pembayarannya juga meningkat, tercatat bulan Juli 2013 defisit mencapai 2,3 milyar
dollar AS dibandingkan defisit bulan Juni 2013 sebesar 0,9 milyar dollar AS. Untuk nila tukar rupiah juga
terdepresiasi cukup tinggi, per awal Januari 2012 tercatat Rp9.000,- per dolar AS dan pada minggu
terakhir Agustus 2013 menembus diatas Rp11.000,- per dolar AS. Secara keseluruhan Bank Indonesia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2013 akan menuju batas bawah 5,8% - 6,2%. Pemerintah, Bank
Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan merespon dengan cepat melalui paket kebijakan penyelamatan
ekonomi nasional dengan paket-paket kebijakan: (1) memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai
tukar rupiah dengan cara menghapus pajak penjualan atas barang mewah (PPn BM) untuk produk
dasar yang tergolong mewah. Menurunkan impor migas dengan memperbesar biodiesel dalam solar,
menetapkan pajak barang mewah lebih tinggi untuk mobil built up; (2) menjaga pertumbuhan ekonomi,
memastikan defisit APBN tetap sebesar 2,38% dan pembiayaan aman; (3) menjaga stabilitas harga dan
inflasi dengan cara mengubah tata niaga daging dan holtikultura dari berbasis kuota menjadi berbasis
harga; (4) mempercepat investasi dengan menyederhanakan perizinan dan mengefektifkan layanan
satu pintu.
Dari paket kebijakan tersebut walaupun dalam jangka pendek sektor keuangan maupun rupiah masih
akan mendapat tekanan, namun dalam jangka menengah perekonomian Indonesia tetap prospektif
dimana modal akan tetap mengalir dengan imbal hasil tinggi melalui upaya serius memperbaiki
lingkungan untuk berkembangnya investasi di Indonesia. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN) tahun anggaran 2014, perkiraan asumsi dasar ekonomi makro masih tetap optimis
yaitu perekonomian nasional tahun 2014 mampu tumbuh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun
2013 seiring kondisi perekonomian global yang diperkirakan akan kembali membaik dan volume
perdagangan juga diperkirakan akan meningkat yang berdampak pada pertumbuhan sisi ekspor-import
dan industri dalam negeri. Disamping itu, permintaan domestik juga diperkirakan meningkat didukung
oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan adanya penyelenggaraan Pemilu 2014.
Kondisi Industri Perbankan Nasional
Ketahanan industri perbankan nasional diprediksi tetap solid ditengah tren perlambatan kredit
perbankan karena menurunnya pertumbuhan perekonomian nasional. Data per Juni 2013 dari Bank
Indonesia tercatat: rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) masih tinggi sebesar 18%, jauh
diatas ketentuan minimal 8%, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) gross masih rendah 1,9%;
Loan to Deposit Ratio (LDR) masih relatif tinggi mencapai 87,2% walaupun sudah ada perlambatan
dari 21,0% (YoY) pada Mei 2013 menjadi 20,6% (YoY) pada bulan Juni 2013. Bank Indonesia telah
mengambil langkah-langkah kebijakan dalam menjaga stabilitas makro ekonomi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, yaitu meningkatkan efektifitas bauran kebijakan
dalam mengendalikan inflasi, mengelola neraca pembayaran yang lebih sustainable, dan memperkuat
sistem keuangan. Kebijakan Bank Indonesia yang diharapkan dapat bersinergi dengan paket kebijakan
pemerintah adalah: (1) Bank Indonesia memperluas jangka waktu Term Deposit Valas yang saat ini 7,
24, dan 30 hari menjadi 1 hari s.d. 12 bulan. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan keragaman tenor
11
penempatan devisa oleh bank umum di Bank Indonesia; (2) Bank Indonesia merelaksasi ketentuan
pembelian valas baqi eksportir yang telah melakukan penjualan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Kebijakan
ini bertujuan memberikan kemudahan bagi eksportir melakukan pembelian valas dengan menggunakan
underlying dokumen penjualan valas; (3) Bank Indonesia menyesuaikan ketentuan transaksi forex Swap
bank dengan Bank Indonesia yang diperlukan sebagai pass-on transaksi bank dengan pihak terkait.
Kebijakan ini bertujuan meningkatkan kedalaman transaksi derivative; (4) Bank Indonesia merelaksasi
ketentuan utang luar negeri (ULN), dengan menambah jenis pengecualian ULN jangka pendek bank,
berupa giro rupiah (VOSTRO) milik bukan penduduk yang menampung dana hasil divestasi yang
berasal dari hasil penyertaan langsung, pembelian saham dan/atau obligasi korporasi Indonesia serta
Surat Berharga Negara (SBN). Kebijakan ini bertujuan mengelola permintaan valas oleh non residen
tanpa mengurangi aspek kehati-hatian bank dalam melakukan pinjaman luar negeri; (5) Bank Indonesia
menerbitkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI). Kebijakan ini bertujuan memberikan ruang
yang lebih luas bagi perbankan untuk mengelola perlambatan pertumbuhan kredit pendalaman pasar
uang (sumber: Bank Indonesia, bulan Agustus). Sementara itu Bank Indonesia dalam tempo 4 bulan
terakhir (Juni-September 2013) telah menaikkan BI rate sebesar 150 bps dari level terendahnya 5,75%
menjadi 7,25% per 12 September 2013. Kebijakan pengetatan moneter yang diambil Bank Indonesia
sebagai upaya menstabilkan berbagai aspek makro ekonomi yang memburuk, seperti inflasi, nilai tukar,
dan defisit neraca transaksi berjalan sehingga sendi-sendi perekonomian ke arah yang lebih positif.
Dengan demikian prospek industri perbankan nasional kedepan masih tetap positif karena didukung
oleh ketahanan industri yang tetap solid walaupun ada tantangan perlambatan pertumbuhan kredit dan
peningkatan kredit bermasalah sebagai dampak menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
jangka pendek.
Sebagai bank umum konvensional non devisa dengan total aset antara Rp 1 milyar sampai dengan
Rp 5 milyar, pemberian kredit Perseroan telah mencapai market share sebesar 5,93%. Data ini
bersumber dari website Bank Indonesia (laporan publikasi bank umum), yang diolah kembali.
Sebagai bank non devisa, perubahan nilai tukar valuta asing hampir tidak mempunyai pengaruh terhadap
pendapatan Perseroan. Pembelian efek hanya dilakukan Perseroan dalam rangka memanfaatkan
kelebihan likuiditas yang dimiliki, pemilihan surat berharganya pun didasarkan pada instrument yang
aktif diperdagangkan, sehingga efektivitas instrumen sebagai reserve likuiditas dapat dijaga. Perubahan
tingkat suku bunga lebih berdampak pada pendapatan Perseroan, karena berdasarkan komposisinya,
sebagian besar pendanaan Perseropan adalah simpanan dengan jangka waktu kurang dari satu tahun,
sedangkan penyaluran kredit bank mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun. Untuk mengantisipasi
hal tersebut, Perseroan secara konsisten menerapkan pengenaan suku bunga mengambang (floating
rate) hampir di semua produk funding dan lending, dengan tujuan agar dapat secara cepat dilakukan
penyelarasan apabila perubahan tingkat suku bunga berpotensi mempengaruhi Net Interest Income
secara signifikan.
Pada umumnya, persaingan terjadi di produk simpanan deposito, karena nasabah yang ada di kelompok
ini lebih sensitive terhadap suku bunga yang ditawarkan. Dalam usaha mempertahankan pendanaan,
Perseroan senantisa melakukan analisa terhadap portfolio simpanan nasabah, pergerakan BI rate,
suku bunga yang ditawarkan oleh bank sejenis serta kebutuhan likuiditas Perseroan. Pembahasan ini
dilakukan pada rapat ALCO bulanan sehingga dapat ditetapkan pricing yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan Perseroan.
Aktivitas Pemasaran
Sesuai dengan skala usahanya, aktivitas pemasaran Perseroan lebih ke arah retail marketing. Para
tenaga pemasar yang ada di kantor cabang/capem Perseroan secara aktif melakukan pemasaran
produk dan layanan dengan melakukan kunjungan langsung ke tempat nasabah. Untuk meningkatkan
skill dan product knowledge dalam kegiatan pemasarannya, para tenaga pemasar dibekali dengan
program pendidikan, sehingga pada akhirnya dapat memberikan career path bagi mereka.
12
Perseroan akan terus mengembangkan produk dan aktivitas yang mampu mendorong pertumbuhan
usaha dan pendapatan bagi bank, dengan menyempurnakan fitur-fitur produk tabungan yang dikemas
dengan program promosi serta pemasaran yang lebih aktraktif dan menarik. Selain itu, Perseroan
juga akan mengembangkan modul edukasi yang akan dijalankan melalui kerja sama dengan lembaga
pendidikan. Kerja sama ini akan memberikan kemudahan pembayaran uang sekolah di lembaga
pendidikan dan meningkatkan pengendapan dana Tabungan di Perseroan.
Kemampuan Untuk Mendapatkan Pendanaan Dengan Harga Yang Menarik
Dalam menentukan suku bunga yang akan diberikan untuk menarik minat dari masyarakat untuk
menginvestasikan dana ke Perseroan, maka setiap bulannya diadakan pertemuan Asset Liabilities
Commitee yang membahas kondisi ekonomi dan rata-rata suku bunga yang ditawarkan oleh pasar.
Kemampuan Perseroan untuk mendapatkan pendanaan dengan harga yang menarik dan bersaing
terbukti dari pendanaan Bank yang dihimpun dari masyarakat mampu mendukung penyaluran kredit
dari tahun ketahun tanpa ada gangguan dari aspek likuiditas.
Produk pendanaan yang ada di Perseroan terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Untuk meningkatkan
pendanaan, Perseroan selalu melengkapi fitur-fitur dari produk pendanaan yang ada, melakukan
program promosi serta meningkatkan kualitas layanan kepada para nasabah. Kemampuan Perseroan
untuk mendapatkan pendanaan dengan harga yang menarik dapat dilihat dari penghimpunan dana
yang terus meningkat, kecuali pada posisi Juni 2013, dimana terdapat pelunasan kredit back to back
dari pihak terkait. Berikut adalah posisi penghimpunan dana Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013, 31
Desember 2012, 2011, dan 2010:
Keterangan
30 Juni
2013
Giro
Tabungan
Deposito
Jumlah
31 Desember
2011
2012
56.037
142.101
1.008.169
1.206.307
56.994
129.784
1.141.033
1.327.811
70.013
124.816
1.087.098
1.281.927
2010
39.411
99.052
672.950
811.443
Perubahan Perilaku Konsumen
Umumnya, nasabah Perseroan adalah nasabah yang menginginkan pelayanan yang lebih bersahabat,
kenyamanan dalam bertransaksi dan tetap mendapatkan suku bunga menarik yang ditawarkan
Perseroan. Terkait hal itu, Perseroan berusaha meningkatkan layanan dengan melengkapi produk
tabungan dengan ATM. Selain itu, untuk memudahkan nasabah dalam melakukan pembayaran
tagihan rutinnya, Perseroan mengembangkan kerja sama bill payment dengan beberapa perusahaan.
Perseroan juga mengembangkan kerja sama dengan yayasan pendidikan untuk memberikan
kemudahan pembayaran uang sekolah melalui standing instruction ataupun delivery channel yang lain.
Apabila nasabah mendapatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan serta adanya kenyamanan
dan kemudahan dalam melakukan aktivitas transaksinya, diharapkan dapat menarik nasabah baru dan
mempertahankan loyalitas nasabah lama.
Faktor Lainnya Yang mempengaruhi Kondisi Keuangan Perseroan
Kondisi keuangan Perseroan akan dipengaruhi oleh indikator-indikator makro ekonomi terutama suku
bunga, dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Perubahan-perubahan negatif indikator makro ekonomi juga
akan menyebabkan perubahan nilai surat berharga. Perubahan-perubahan tersebut akan mempengaruhi
kondisi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif dan pertumbuhan bisnis Perseroan
karena bisnis penghimpunan dana, penyaluran kredit dan jasa transaksional perbankan akan sangat
dipengaruhi terutama oleh nilai tukar dan suku bunga. Disisi lain pertumbuhan ekonomi juga akan
mempengaruhi transaksi keuangan dan daya beli masyarakat luas yang juga akan mempengaruhi
pertumbuhan bisnis Perseroan. Untuk meminimalkan dampak negatif dari perubahan kondisi
perekonomian nasional terhadap kondisi keuangan Perseroan, Perseroan secara berkesinambungan
menjalankan dan meningkatkan kemampuan manajemen risiko secara menyeluruh. Fungsi dari sistem
manajemen risiko adalah untuk mencermati, menganalisis dan mengantisipasi perubahan-perubahan
makro ekonomi.
13
KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Pencatatan laporan keuangan Perseroan telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia,
Peraturan Bapepam dan LK serta Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang berlaku.
Penggunaan Estimasi
Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan yang mempengaruhi
jumlah-jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Realisasi dapat berbeda
dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat
terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.
Instrumen Keuangan
Perseroan menerapkan PSAK No.50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No.55
(Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No.60, “Instrumen
Keuangan: Pengungkapan”.
Pengakuan dan Klasifikasi
Perseroan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan jika, dan
hanya jika, Perseroan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrument tersebut.
Pembelian atau penjualan yang regular atas instrument keuangan diakui pada tanggal transaksi.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar
kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan).
Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau
harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar
kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau
penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk
instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hamper sama. Pengukuran awal instrument
keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrument keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau
penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak
akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan.Biaya transaksi
tersebut diamortisasisepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan
bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur
instrumen keuangan atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh
nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan
mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen
keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh
komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan
atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah
atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari
selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
14
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut
dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat
pengakuan awal, Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang,
investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap
tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan
adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli
dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price
yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti
nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya
transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, maka nilai
wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present
value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi,
model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya.
Perseroan mengklasifikasi pengukuran nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang
mencerminkan signifikansi input yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Hirarki nilai wajar
memiliki tingkat sebagai berikut:
1. Harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);
2. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset
atau liabilitas, baik secara langsung atau secara tidak langsung (Tingkat 2);
3. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data yang dapat diobservasi (Tingkat 3).
Tingkat pada hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar dikategorikan secara keseluruhan
ditentukan berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar
secara keseluruhan. Penilaian signifikansi suatu input tertentu dalam pengukuran nilai wajar secara
keseluruhan memerlukan pertimbangan dengan memperhatikan faktor-faktor spesifik atas aset atau
liabilitas tersebut.
Laba/Rugi Hari ke-1
Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis
pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung
menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang
dapat diobservasi, maka Perseroan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut
(yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali jika selisih tersebut memenuhi
kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka
selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat
instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perseroan menerapkan
metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.
15
Aset Keuangan
1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam
kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok
dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan
dijual kembali dalam waktu dekat.
Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat
pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan
pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan
keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau
b. aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau
keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan
manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau
c. instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut
tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa
analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan posisi
keuangan pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan
dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak,
atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan.
Perseroan mengklasifikasikan efek-efek berupa obligasi korporasi dalam kategori ini.
2. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau
aset tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada
saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif.
Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif.
Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Perseroan mengklasifikasikan kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan
pada Bank Indonesia, kredit yang diberikan, pendapatan bunga akrual serta aset lain-lain dalam
kategori ini.
16
3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perseroan memiliki
intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila
Perseroan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang
lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam
kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok
tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan
metode suku bunga efektif, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan
diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta
imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai
bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian
yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat penghentian pengakuan dan
penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Perseroan mengklasifikasikan efek-efek dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dalam
kategori ini.
4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini
diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi pasar.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar, dengan
laba atau rugi yang belum direalisasi diakui sebagai pendapatan komprehensif lain - “Laba (rugi)
belum direalisasi dari kenaikan (penurunan) nilai aset keuangan tersedia untuk dijual”, sampai
aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau dianggap telah mengalami penurunan
nilai, dimana pada saat itu akumulasi laba atau rugi direklasifikasi ke komponen laba rugi dan
dikeluarkan dari akun “Laba (rugi) belum direalisasi dari kenaikan (penurunan) nilai aset keuangan
tersedia untuk dijual”.
Liabilitas Keuangan
1. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil
dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai,
atau jika Perseroan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini.
Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
2. Liabilitas Keuangan yang Diukur Pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang
tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi,
jika substansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perseroan untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan
tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau
telah ditetapkan.
17
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada pengakuan awal diukur
pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan
memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi,
diskonto, dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi
keuangan jika, dan hanya jika, Perseroan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau
untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan
1. Aset Keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari suatu aset keuangan, atau kelompok aset keuangan serupa)
dihentikan pengakuannya jika:
a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b. Perseroan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan
(i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau
(ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perseroan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau
telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas
aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan Perseroan dengan
aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset
yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai
maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perseroan.
2. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan,
atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain
dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial,
atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini,
maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas
keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat
liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perseroan menelaah apakah suatu aset
keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.
1. Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang
obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset
keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah
terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai
akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa
yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa
depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
18
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau
tunggakan pembayaran oleh debitur, kesulitan keuangan, restrukturisasi kredit dengan persyaratan
yang tidak mungkin diberikan Perseroan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi
debitur atau penerbit dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan
keuangan, atau data yag dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur
atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset
dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara
individual dalam kelompok asset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak
peminjam dalam kelompok tersebut.
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai
secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk
aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak
terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual,
baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke
dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara
individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut
diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan
(tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan
suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada
saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang
terjadi atau menggunakan akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan
mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya
untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang
terjadi atau tidak.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan
kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status
tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari
kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar
seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami
atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit
kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data
terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada
periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada
pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu peristiwa
yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas cadangan
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan
penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.
Ketika aset keuangan tidak tertagih, aset keuangan tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik
cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapus buku setelah semua
prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
19
2. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang
tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya
tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih
antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang
didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
3.Aset keuangan tersedia untuk dijual
Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan
nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan
berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai
kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam komponen laba rugi, dikeluarkan
dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai tidak boleh
dipulihkan melalui komponen laba rugi. Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai
diakui di ekuitas.
Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah
berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai
tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga
dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang
meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah
penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan
melalui komponen laba rugi.
Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian
yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan,
dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut
menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut
yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan
biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method)
selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Perabotan dan peralatan
Kendaraanbermotor
Tahun
4
4
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa
atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan
sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai
suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi
tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
20
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi
penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak
ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau
rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah
neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif pada periode terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan
penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai
aset perlu dilakukan, maka Perseroan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali
aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau
kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut
dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai
terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa
depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang
mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.
Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perseroan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk
menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu
(valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori
biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi
bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi
atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perseroanmengestimasi jumlah
terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan
hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan
aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke
jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah
terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan
nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan
nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai
sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
21
Imbalan Kerja
1. Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek). Imbalan
kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan
posisi keuangan setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada
laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
2. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan pasca-kerja manfaat pasti yang dibentuk
tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat
pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini liabilitas imbalan
pasti, beban jasa kini yang terkait, dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban
jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, dan dampak curtail
menatau penyelesaian (jika ada) diakui pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial yang
timbul dari penyesuaian atau perubahan asumsi aktuarial yang melebihi batas koridor atau lebih
besar daripada 10% dari nilai kini imbalan pasti dibebankan atau dikreditkan ke komponen laba rugi
selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan, sampai imbalan tersebut menjadi hak
karyawan (vested).
C. ANALISIS KEUANGAN
Analisis Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pertumbuhan Pendapatan, Pendapatan Operasional Lainnya dan Laba Bersih
untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni dan 2012 dan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(dalam jutaan Rupiah)
55.839
47.732
41.486
25.545
2.399
1 40
1.1
30-Jun-13
27.873
9.757 8.920
15.533
1 3.128
7.977
6.008
6.769
2.340
4
30-Jun-12
Pendapatan Bunga Bersih
2012
2011
Pendapattan Operasional
2010
Laba Bersih
h
Tabel berikut menunjukkan jumlah pendapatan bunga bersih, pendapatan operasional dan laba bersih
Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 dan untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan
Pendapatan bunga – bersih
Pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya
Laba sebelum pajak
Beban pajak
Laba bersih
30 Juni (6 bulan)
2013 ∆%
2012
25.545
(8)
27.873
2.399
(75)
9.757
25.881
1
25.560
2.063
(83)
12.070
923
(71)
3.150
1.140
(87)
8.920
22
2012
55.839
15.533
53.460
17.912
4.784
13.128
31 Desember (12 bulan)
∆%
2011 ∆%
35
41.486
(13)
95
7.977
33
17
45.872
3
399
3.591
(62)
282
1.251
(52)
461
2.340
(65)
2010
47.732
6.008
44.361
9.379
2.610
6.769
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pendapatan Bunga
Kredit yang diberikan
Penempatan pada bank Indonesia dan
bank lain
Efek-efek
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
Jumlah Pendapatan Bunga
Beban Bunga
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Premi penjaminan Pemerintah
Jumlah Beban Bunga
Pendapatan Bunga - Bersih
30 Juni (6 bulan)
2013 ∆%
2012
31 Desember (12 bulan)
2012 ∆%
2011 ∆%
2010
61.183
3.784
(15)
139
73.072
1.581
142.513
5.187
46
(41)
97.811
8.754
13
54
86.695
5.679
3.496
306
69.399
100
(6)
(10)
1.744
327
76.724
4.034
616
152.350
(41)
28
34
6.869
482
113.916
(13)
653
14
7.925
64
100.363
41.788
830
1.236
43.854
25.545
(8)
(51)
(24)
(10)
(8)
45.555
1.678
1.618
48.851
27.873
89.455
3.981
3.075
96.511
55.839
21
241
80
33
35
69.557
1.168
1.705
72.430
41.486
38
66
24
38
(13)
50.554
702
1.375
52.631
47.732
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga Perseroan yang diperoleh dari kegiatan penempatan dana masyarakat dalam
bentuk penyaluran kredit, efek-efek yang dimiliki, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain,
serta giro pada Bank Indonesia dan bank lain.
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Seiring dengan penurunan saldo kredit yang diberikan, pendapatan bunga Perseroan menurun sebesar
Rp7.325 juta atau 10% dari periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 yang sebesar Rp76.724
juta menjadi Rp69.399 juta pada periode yang sama tahun 2013, karena ada pelunasan kredit back to
back yang cukup besar pada periode yang sama tahun 2013. Pendapatan bunga yang diperoleh dari
portofolio kredit merupakan porsi terbesar dari jumlah pendapatan bunga, yaitu sebanyak Rp61.813
juta atau 89% terhadap jumlah pendapatan bunga untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni
2013 yang sebelumnya sebanyak Rp73.072 juta atau 95% terhadap jumlah pendapatan bunga pada
periode yang sama pada tahun tahun 2012.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Seiring meningkatnya pertumbuhan volume bisnis, pendapatan bunga Perseroan meningkat sebesar
Rp38.434 juta atau 39% dari tahun 2011 yang sebesar Rp113.673 juta menjadi Rp152.350 juta pada
tahun 2012. Pendapatan bunga yang diperoleh dari portofolio kredit merupakan porsi terbesar dari
jumlah pendapatan bunga, yaitu sebanyak Rp142.513 juta atau 94% terhadap jumlah pendapatan bunga
pada tahum 2012 yang sebelumnya sebanyak Rp97.811 juta atau 86% terhadap jumlah pendapatan
bunga pada tahun 2011. Pertumbuhan bisnis yang cukup stabil di tahun 2012 membuat Perseroan
dapat memperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Pendapatan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp113.916 juta. Pendapatan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp13.553 juta atau 14% dibandingkan dengan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut terutama disebabkan
oleh kenaikan pendapatan bunga dari kredit yang diberikan menjadi Rp97.811 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp86.695 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 atau naik sebesar 13%.
23
Beban Bunga
Beban bunga terdiri dari beban bunga deposito, giro dan tabungan yang berasal dari simpanan nasabah
dan simpanan dari bank lain serta premi penjaminan Pemerintah.
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Beban bunga Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 mengalami penurunan
sebesar 10% atau sebesar Rp4.997 juta menjadi Rp43.854 juta untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 dari Rp48.851 juta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012. Penurunan
tersebut terutama disebabkan oleh penurunan beban bunga deposito sebesar Rp5.005 juta atau 11%
dari sebesar Rp44.481 juta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 menjadi
Rp39.476 juta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013. Penurunan beban
bunga deposito per 30 Juni 2013 berkaitan dengan lunasnya kredit back to back pada periode enam
bulan yang berakhir 30 Juni 2012.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Beban bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 mengalami
peningkatan sebesar 26% atau sebesar Rp24.081 juta menjadi Rp96.511 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp72.430 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beban bunga deposito
sebesar Rp22.623 juta atau 35% dari sebesar Rp65.621 juta pada tahun 2011 menjadi Rp87.884 juta
pada tahun 2012.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Beban bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 mengalami
peningkatan sebesar 38% atau sebesar Rp19.799 juta menjadi Rp72.430 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp52.631 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2010. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beban bunga deposito
sebesar Rp19.399 juta atau 42% dari sebesar Rp45.862 juta pada tahun 2010 menjadi Rp65.621 juta
pada tahun 2011.
Pendapatan Bunga Bersih
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Pendapatan bunga bersih untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 mengalami penurunan
sebesar Rp2.328 juta atau sebesar 8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012.
Penurunan pendapatan bunga bersih disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga dari kredit yang
diberikan sebesar Rp11.259 juta atau 15% dari Rp73.072 juta untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2012 menjadi Rp61.813 juta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2013. Rasio LDR yang rata-rata berkisar 75% membuat pendapatan bunga bersih Perseroan
lebih rendah dibandingkan periode 30 Juni 2012.
24
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp14.353 juta atau 35% jika
dibandingkan dengan tahun 2011. Kenaikan pendapatan bunga bersih disebabkan kenaikan pendapatan
bunga kredit yang diberikan sebesar Rp44.702 juta atau sebesar 46% dari Rp97.811 juta pada tahun
2011 menjadi Rp142.513 juta. Disamping itu, terdapat kenaikan beban deposito sebesar Rp22.623 juta
dari Rp65.261 juta pada tahun 2011 menjadi Rp87.884 juta pada tahun 2012. Pemanfaatan kredit dan
dana yang optimal menyebabkan Perseroan dapat memperoleh pendapatan bunga bersih yang lebih
optimal.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp6.246 juta atau sebesar
13% jika dibandingkan dengan tahun 2010. Penurunan pendapatan bunga bersih tersebut terutama
disebabkan kenaikan beban bunga simpanan sebesar Rp19.399 juta dari Rp45.862 juta pada tahun
2010 menjadi Rp65.261 juta pada tahun 2011 yang lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan
bunga kredit sebesar Rp11.116 juta dari dari Rp86.695 juta pada tahun 2010 menjadi Rp97.811 juta
pada tahun 2011. Setelah Perseroan melakukan konsolidasi internal pada periode enam bulan pada
tahun 2011 untuk memperbaiki beberapa kualitas kredit yang memburuk, barulah mulai semester II/2011
Perseroan meningkatkan penyaluran kreditnya. Sementara itu, pendanaan Perseroan terus mengalami
peningkatan sejak periode enam bulan pada tahun 2011, Pemanfaatan dana yang yang belum bisa
disalurkan di kredit, hanya bisa dimanfaatkan di aktiva produktif lain yang mempunyai tidak mempunyai
return tidak setinggi kredit. Akibatnya pendapatan bunga bersih bank menurun.
Pendapatan Operasional Lainnya
Tabel berikut menunjukkan komposisi pendapatan dan beban operasional lainnya Perseroan untuk
periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 dan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pendapatan administrasi
Pemulihan cadangan kerugian
penurunan nilai aset produktif
dan non produktif
Provisi dan komisi lainnya
Keuntungan dari realisasi
penjualan efek-efek -bersih
Keuntungan penjualan aset tetap
Selisih kurs
Laba dari kenaikan nilai wajar efek
yang diperdagangkan - bersih
Laba penjualan agunan yang
diambil alih
Pendapatan lain-lain
Jumlah Pendapatan
Operasional Lainnya
30 Juni (6 bulan)
2013
∆%
2012
743
100
-
2012
2.132
31 Desember (12 bulan)
∆%
2011
∆%
2010
(5)
2.237
76
1.275
569
(90)
5.729
6.138
100
-
-
-
697
283
182
1.462
(6)
1.560
2
1.530
80
(93)
1.156
5.042
624
696
(69)
2.241
61
-
1.933
(100)
3
33
9
83
(99)
108
1.030
40
174
(2)
376
41
-
(100)
19
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(100)
1.844
100
-
249
(91)
2.635
667
17
570
5
545
2.399
(75)
9.757
15.533
95
7.977
33
6.008
25
∆%
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Pendapatan operasional lainnya yang dihasilkan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 mencapai Rp2.399 juta, turun sebesar Rp7.358 juta atau sebesar 75% dibandingkan
dengan periode enam bulan yang yang berakhir 30 Juni 2012 sebesar Rp9.757 juta. Penurunan
pendapatan yang cukup signifikan semata-mata adanya pendapatan dari pemulihan cadangan
kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif periode Januari-Juni 2013 sebesar Rp5.729
juta karena pemberlakuan CKPN per awal tahun 2012 dibandingkan periode Januari-Juni 2013 yang
hanya Rp569 juta atau penurunan sebesar Rp5.160 juta dan disisi lain diperolehnya keuntungan
keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek – bersih sebesar Rp1.156 juta pada periode JanuariJuni 2012 dibandingkan 2 dibandingkan periode Januari-Juni 2013 sebesar Rp80 juta atau penurunan
sebesar Rp1.070 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan operasional lainnya yang dihasilkan Perseroan pada tahun 2012 mencapai Rp15.533
juta, naik sebesar Rp7.556 juta atau sebesar 95% dibandingkan dengan perolehan pada tahun 2011
sebesar Rp7.977 juta. Kenaikan pendapatan operasional tersebut disebabkan oleh adanya pemulihan
cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif sebesar Rp6.138 juta dan kenaikan
keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek - bersih sebesar Rp4.346 juta, namun dilain pihak terjadi
penurunan laba penjualan agunan yang diambil alih sebesar Rp1.844 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Pendapatan operasional lainnya yang dihasilkan Perseroan meningkat sebesar Rp1.969 juta atau
33% dari sebelumnya sebesar Rp6.008 juta pada tahun 2010 menjadi Rp7.977 juta pada tahun 2011.
Kenaikan ini utamanya disebabkan oleh perolehan laba penjualan agunan yang diambil alih sebesar
Rp1.844 juta serta kenaikan pendapatan administrasi dan keuntungan penjualan aset tetap masingmasing sebesar Rp962 juta dan Rp654 juta. Namun, dilain pihak terdapat penurunan keuntungan dari
realisasi penjualan efek-efek – bersih sebesar Rp1.545 juta.
Beban Operasional Lainnya
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Karyawan
Umum dan administrasi
Rugi dari penurunan nilai wajar efek
yang diperdagangkan – bersih
Rugi penjualan agunan yang diambil alih
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
produktif dan non produktif
Selisih kurs
Beban lainnya
Jumlah Beban Operasional Lainnya
30 Juni (6 bulan)
2013
∆%
2012
10.596
6
10.027
14.665
10
13.291
287
(56)
649
2012
19.034
26.524
4.213
31 Desember (12 bulan)
∆%
2011
∆%
2
18.702
4
14
23.287
2
100
-
2010
17.955
22.849
-
77
-
(95)
-
1.586
-
2.218
-
100
(100)
3.230
(7)
3.484
35
221
25.881
100
3.057
1
7
25.560
1.471
53.460
125
17
653
45.872
795
3
73
44.361
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Beban operasional lainnya pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 mencapai Rp25.881
juta, meningkat sebesar Rp321 juta atau sebesar 1% dibandingkan dengan periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2012 sebesar Rp25.560 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan beban
karyawan dan beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp569 juta dan Rp1.374 juta,
namun dilain pihak terjadi penurunan pada rugi penjualan agunan yang diambil alih sebesar Rp1.509
juta.
26
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Beban operasional lainnya pada tahun 2012 mencapai Rp53.460 juta, naik sebesar Rp7.588 juta
atau sebesar 17% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp45.872 juta. Peningkatan ini terutama
disebabkan peningkatan beban umum dan administrasi, rugi penurunan nilai wajar efek yang
diperdagangkan – bersih dan rugi penjualan agunan yang diambil alih masing-masing sebesar Rp3.237
juta, Rp4.213 juta dan Rp2.218 juta, namun dilain pihak terjadi penurunan pada cadangan kerugian
penurunan nilai aset produktif dan non produktif sebesar Rp3.230 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Beban operasional lainnya pada tahun 2011 mencapai Rp45.665 juta, naik sebesar Rp1.511 juta
atau sebesar 3% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp44.361 juta. Peningkatan ini terutama
disebabkan peningkatan beban karyawan dan beban umum dan administrasi masing-masing sebesar
Rp747 juta dan Rp438 juta.
Laba Bersih
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp1.140 juta untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013, menurun sebesar Rp7.780 juta atau sebesar 87,2% dibandingkan periode yang sama
pada tahun 2012 yang sebesar Rp8.920 juta. Penurunan laba bersih tersebut terutama faktor non bisnis
yaitu penurunan pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif sebesar
Rp5.160 juta karena adanya kebijakan pemberlakuan CKPN pada awal tahun 2012 leh regulator,
sedangkan penurunan faktor bisnis relative kecil yaitu penurunan pendapatan bunga bersih sebesar
Rp2.328 juta serta alasan kenaikan beban umum dan administrasi sebesar Rp1.287 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp13.128 juta pada tahun 2012, atau meningkat sebesar
Rp10.788 juta atau sebesar 461% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp2.340 juta.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar Rp14.353 juta
dan pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif sebesar Rp6.138
juta, Namun dilain pihak terdapat peningkatan beban operasional lainnya berupa beban umum dan
administrasi dan rugi penurunan nilai wajar efek yang diperdagangkan - bersih masing-masing sebesar
Rp3.237 juta dan Rp4.213 juta, serta peningkatan beban pajak sebesar Rp3.533 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Perseroan pada tahun buku 2011 membukukan laba bersih sebesar Rp2.340 juta, atau menurun sebesar
65% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat laba bersih sebesar Rp6.769 juta.
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2.340 juta pada tahun 2011, atau menurun sebesar
Rp4.429 juta atau sebesar 65% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp6.769 juta.
Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih sebesar Rp6.246 juta,
namun dilain pihak terdapat perolehan laba penjualan agunan diambil alih sebesar Rp1.844 juta.
27
Analisis Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas
Pertumbuhan Aset, Liabilitas, dan Ekuitas
untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(dalam jutaan Rupiah)
1.512.2
205
1.400.991
1
1.44
44.748
1.3
3 78.230
1.323.838
1.238
8 .280
9
948.787
830.629
162.771
133.975
2012
30-Jun-13
Aset
120.904
2010
2011
Liabilitas
118.158
Ekkuitas
Tabel berikut menunjukkan posisi aset, liabilitas dan ekuitas Perseroan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012, 2011 dan 2010.
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan
Aset
Liabilitas
Ekuitas
30 Juni
2013
∆%
1.400.991
(7)
1.238.280
(10)
162.771
21
2012 ∆%
1.512.205
5
1.378.230
4
133.975
11
31 Desember
2011 ∆%
1.444.742
52
1.323.838
59
120.904
2
2010
948.787
830.629
118.158
∆%
12
13
6
Aset
Tabel berikut menunjukkan rincian posisi aset Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan
2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain - bersih
Penempatan pada Bank Indonesia
Efek-efek – bersih
Kredit yang diberikan - bersih
Pendapatan bunga masih harus diterima
Biaya dibayar dimuka
Aset tetap - bersih
Agunan yang diambil alih - bersih
Aset pajak tangguhan
Aset lain-lain - bersih
Jumlah Aset
30 Juni
2013 ∆%
13.009
(12)
96.123
(8)
61
(9)
215.974
(5)
117.122
77
938.855
(13)
5.789
4
7.939
42
2.707
(25)
100
548
33
2.864
51
1.400.991
(7)
2012 ∆%
14.745
36
104.301
1
66
(76)
227.943
139
66.244
(25)
1.081.713
(3)
5.583
12
5.597
(13)
3.632
(30)
78
(99)
412
9
1.891
(43)
1.512.205
5
28
31 Desember
2011 ∆%
10.836
16
103.372
66
271 (28)
95.288 (31)
88.511 (18)
1.117.259
89
4.994
37
6.460
2
5.162 (26)
8.907 (44)
378
21
3.304 (38)
1.444.742
52
2010
9.366
62.336
376
137.856
108.398
592.074
3.640
6.341
6.944
15.771
313
5.372
948.787
∆%
39
89
445
162
(30)
2
2
7
59
1.021
9
97
12
Per tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2012
Jumlah aset Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp1.400.991 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp111.214 juta atau sebesar 7% dibandingkan dengan jumlah aset Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp1.512.205 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan
atas kredit yang diberikan dan penempatan pada Bank Indonesia masing-masing sebesar Rp142.858
juta dan Rp11.969 juta, namun dilain pihak terdapat peningkatan atas efek-efek sebesar Rp50.878 juta.
Penurunan kredit diberikan terutama berasal dari penurunan kredit modal kerja sebesar Rp199.528
juta. Sedangkan kenaikan efek-efek terutama berasal dari peningkatan obligasi Pemerintah sebesar
Rp17.900 juta dan obligasi korporasi sebesar Rp23.040 juta. Penempatan pada efek-efek terutama
untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas sementara yang belum tersalurkan di kredit.
Per tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2011
Jumlah asset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.512.205 juta,
mengalami peningkatan sebesar Rp67.463 juta atau sebesar 5% dibandingkan dengan jumlah aset
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp1.444.742 juta. Hal ini terutama disebabkan
oleh peningkatan atas penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp132.655 juta dalam bentuk Fine
Tune Kontraksi sebesar Rp190.000 juta, Perseroan meningkatkan penempatan pada Bank Indonesia
karena penempatan pada Bank Indonesia merupakan investasi jangka pendek dengan jatuh tempo
kurang dari satu bulan yang memungkinkan Perseroan untuk menjaga likuiditas dengan tetap
memperhatikan Loan to deposit ratio (LDR). Kenaikan penempatan pada Bank Indonesia tidak serta
merta meningkatkan jumlah pendapatan dari penempatan pada Bank Indonesia, hal ini disebabkan
oleh penempatan pada Bank Indonesia memiliki jangka waktu yang sangat pendek yaitu kurang dari
1 bulan. Jumlah yang terdapat dalam laporan posisi keuangan merupakan jumlah penempatan pada
Bank Indonesia yang belum jatuh tempo namun tidak mencerminkan intensitas Perseroan melakukan
penempatan pada Bank Indonesia. Selama tahun 2011, Perseroan memilik jumlah pendapatan yang
lebih tinggi dari penempatan pada Bank Indonesia ini karena memiliki intensitas yang tinggi dalam
penempatan pada Bank Indonesia jika dibandingkan dengan tahun 2012. Namun dilain pihak terdapat
penurunan atas kredit yang diberikan dan efek-efek masing-masing sebesar Rp35.546 juta dan Rp22.267
juta. Penurunan kredit diberikan terutama berasal dari penurunan kredit modal kerja sebesar Rp54.243
juta. Sedangkan penurunan efek-efek terutama berasal dari penurunan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
sebesar Rp29.122 juta.
Per tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2010
Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.444.742 juta,
mengalami peningkatan sebesar Rp495.955 juta atau sebesar 52% dibandingkan dengan jumlah aset
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp948.787 juta. Hal ini terutama disebabkan
oleh peningkatan atas kredit yang diberikan sebesar Rp525.185 juta dalam bentuk semua jenis kredit
Perseroan. Peningkatan kredit dilakukan untuk meningkatkan rentabilitas Perseroan, dimana pemberian
kredit kepada Multifinance dengan sistem chanelling yang merupakan core competence Perseroan
ditingkatkan.Selama tahun 2011, Perseroan meningkatkan penyaluran kredit yang diberikan yang
bersumber dari kenaikan simpanan. Peningkatan kredit yang diberikan dilakukan pada seluruh jenis
kredit Perseroan. Peningkatan kredit yang diberikan mengakibatkan peningkatan pendapatan bunga
dari kredit yang diberikan selama tahun 2011. Namun dilain pihak terdapat penurunan atas penempatan
pada Bank Indonesia dalam bentuk deposit facility.
29
Kredit yang diberikan
Pertumbuhan Kredit untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 (dalam jutaan Rupiah)
938.855
1.117.259
1.081.713
592.074
3
30-Jun-13
2011
2012
2010
Tabel berikut menunjukkan komposisi pertumbuhan kredit Perseroan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012, 2011 dan 2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Konsumsi
Modal kerja
Investasi
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah Kredit yang diberikan – bersih
30 Juni
2013
∆%
484.048
43
311.359
(39)
144.394
(38)
939.801
(13)
(946 )
(49)
938.855
(13)
2012
338.084
510.887
234.580
1.083.551
(1.838 )
1.081.713
∆%
(5)
(10)
15
(4)
(81)
(3)
31 Desember
2011
∆%
357.301
59
565.130
86
204.581
194
1.127.012
88
(9.753 )
54
1.117.259
89
2010
224.752
304.027
69.618
598.397
(6.323 )
592.074
∆%
(28)
39
18
2
(7)
2
Kredit – bersih yang per 30 Juni 2013 sebesar Rp938.855 juta menurun sebesar Rp142.858 juta atau
13% dibandingkan dengan Rp1.081.713 juta per 31 Desember 2012 karena penurunan kredit modal
kerja sebesar Rp199.528 juta.
Kredit – bersih per 31 Desember 2012 sebesar Rp1.081.713 juta, menurun sebesar Rp35.546 juta atau
3% dibandingkan dengan Rp1.117.259 juta per 31 Desember 2011 karena penurunan kredit modal
kerja sebesar Rp54.243 juta. Terdapat beberapa pelunasan atas kredit yang diberikan kepada pihak
berelasi dalam bentuk kredit dengan jaminan tunai selama tahun 2012 dan semester I tahun 2013.
Hal ini sesuai dengan kebijakan Perseroan yang berusaha menurunkan ketergantungan kepada pihak
berelasi. Namun demikian, Perseroan berhasil meningkatkan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
yang dapat dilihat dari kenaikan jumlah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga pada tanggal 30 Juni
2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp902.496 juta, Rp856.636 juta,
Rp734.094 juta dan Rp436.068 juta.
Kredit – bersih per 31 Desember 2011 sebesar Rp1.117.259 juta, meningkat sebesar Rp525.185 juta
atau 89% dibandingkan dengan Rp592.074 juta per 31 Desember 2010 karena Perseroan melakukan
ekspansi pada semua jenis kredit di tahun 2011. Setelah Perseroan melakukan konsolidasi di internal,
Perseroan mulai meningkatkan penyaluran kredit di semester II/2011. Penyaluran kredit dilakukan
melalui wholesale banking, yaitu bekerja sama dengan perusahaan Multifinance untuk memberikan
kredit secara chanelling yang merupakan core competence Perseroan.
Liabilitas
Tabel berikut menunjukkan rincian posisi liabilitas Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
30
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Utang pajak
Beban bunga akrual
Imbalan kerja jangka panjang
Liabilitas lain-lain
Jumlah Liabilitas
30 Juni
2013
7.067
1.206.307
17.289
1.625
3.687
559
1.746
1.238.280
∆%
991
(9)
(58)
(53)
(5)
258
11
(10)
2012
648
1.327.811
40.716
3.464
3.865
156
1.570
1.378.230
∆%
18
4
20
53
4
(87)
383
4
31 Desember
2011 ∆%
550 16
1.281.927 58
33.804 147
2.258 79
3.729 47
1.245 85
325 39
1.323.838 59
2010
474
811.443
13.704
1.264
2.542
673
529
830.629
∆%
1
12
147
(54)
27
4
49
13
Per tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2012
Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp1.238.280 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp139.950 juta atau sebesar 10% dibandingkan dengan jumlah liabilitas Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp1.378.230 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan
atas simpanan dan simpanan dari bank lain masing-masing sebesar Rp121.504 juta dan Rp23.427
juta. Namun demikian terjadi kenaikan pada liabilitas segera sebesar Rp6.419 juta atau 990,59% dari
sebesar Rp648 juta pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp7.067 juta pada tanggal 30 Juni 2013.
Penyebab utama kenaikan liabilitas segera adalah peningkatan saldo kiriman uang sebesar Rp5.679
juta dari Rp103 juta pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp5.782 juta pada tanggal 30 Juni 2013.
Kiriman uang merupakan transaksi harian bank yang berhubungan dengan transfer dan kliring dana
nasabah. Pada tanggal 30 Juni 2013, terjadi peningkatan transaksi transfer dan kliring dana antar
bank. Transaksi harian merupakan salah satu pendapatan yang diperoleh Perseroan. Simpanan bank
lain menurun karena kebijakan manajemen untuk tidak menggunakan simpanan ini sebagai sumber
dana tetap, kecuali untuk ansipasi kebutuhan likuiditas Perseroan. Perseroan lebih meningkatkan
penghimpunan simpanan dari masyarakat sebagai sumber dana yang relatif stabil.
Per tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2011
Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.378.230 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp54.392 juta atau sebesar 4% dibandingkan dengan jumlah liabilitas
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp1.323.838 juta. Hal ini terutama disebabkan
oleh kenaikan atas simpanan dan simpanan dari bank lain masing-masing sebesar Rp45.884 juta dan
Rp6.912 juta. Pertumbuhan usaha melalui penyaluran kredit yang meningkat membuat Perseroan
juga harus meningkatkan penghimpunan dana simpanannya. Melihat pertumbuhan kredit yang cukup
tinggi selama tahun 2012, Perseroan meningkatkan juga penghimpunan simpanan dari bank lain untuk
menjaga likuiditas.
Per tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2010
Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.323.838 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp493.209 juta atau sebesar 59% dibandingkan dengan jumlah liabilitas Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp830.629 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan
atas simpanan dan simpanan dari bank lain masing-masing sebesar Rp470.484 juta dan Rp20.100 juta.
Ekspansi kredit yang meningkat membuat Perseroan harus meningkatkan penghimpunan dananya
Liabilitas Perseroan terpengaruh oleh tingkat suku bunga dan perubahannya. Apabila tingkat suku
bunga pinjaman berubah, maka Perseroan mengikuti perubahan tersebut dengan cara mengenakan
suku bunga mengambang hampir disemua produk pendanaan dan kredit.
Simpanan
Tabel berikut menunjukkan komposisi simpanan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
31
(dalam jutaan Rupiah)
30 Juni
2013
56.037
142.101
1.008.169
1.206.307
Keterangan
Giro
Tabungan
Deposito
Jumlah Simpanan
∆%
(2)
(9)
(12)
(9)
2012
56.994
129.784
1.141.033
1.327.811
∆%
(19)
4
5
4
31 Desember
2011
∆%
70.013
78
124.816
26
1.087.098
62
1.281.927
58
2010
39.441
99.052
672.950
811.443
∆%
(48)
22
19
12
Simpanan yang per 30 Juni 2013 sebesar Rp1.206.307 juta menurun sebesar Rp121.504 juta atau 9%
dibandingkan dengan Rp1.327.811 juta per 31 Desember 2012 karena penurunan deposito sebesar
Rp132.864 juta.
Simpanan per 31 Desember 2012 sebesar Rp1.081.713 juta, meningkat sebesar Rp45.884 juta atau 4%
dibandingkan dengan Rp1.281.927 juta per 31 Desember 2011 karena peningkatan deposito sebesar
Rp53.935 juta.
Simpanan per 31 Desember 2011 sebesar Rp1.281.927 juta, meningkat sebesar Rp470.484 juta
atau 58% dibandingkan dengan Rp811.443 juta per 31 Desember 2010 karena peningkatan deposito
sebesar Rp414.148 juta.
Beban Bunga Akrual
Tabel berikut menunjukkan rincian jumlah beban akrual Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013, 31
Desember 2012, 2011 dan 2010.
30 Juni
2013
3.631
42
14
3.687
Keterangan
Deposito Berjangka
Deposito - simpanan dari bank lain
Giro KMK
Jumlah
2012
3.732
118
15
3.865
31 Desember
2011
3.659
69
1
3.729
2010
2.326
40
176
2.542
Ekuitas
Tabel berikut menunjukkan rincian posisi ekuitas Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Modal disetor
Uang muka setoran modal
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas
kenaikan (penurunan) nilai wajar efek
tersedia untuk dijual
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Ditentukan penggunaan
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah Ekuitas
30 Juni
2013
128.000
30.000
31 Desember
2011
∆%
128.000
-
∆%
100
2012
128.000
-
∆%
-
(2.423)
12.653
(19)
(150)
38
2.735
4.399
162.711
42
8
21
1.920
4.074
133.975
(145)
11
1.920
(9.054)
120.904
2010
128.000
-
∆%
-
(110)
(368)
100
(21)
2
1.920
(11.394)
118.158
(37)
6
Per tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2012
Ekuitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp162.711 juta, mengalami peningkatan
sebesar Rp28.736 juta atau sebesar 21% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada tanggal
31 Desember 2012 sebesar Rp133.975 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh uang muka setoran
modal sebesar Rp30.000 juta dan perolehan laba bersih untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
30 Juni 2012 sebesar Rp415 juta. Di akhir bulan Juni, Perseroan juga mencatatkan unrealized loss dari
pemilikan efek-efek dalam kategori available for sale, meski nilainya masih relative kecil dibandingkan
total modal Perseroan.
32
Per tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2011
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp133,975 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp13.071 juta atau sebesar 11% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp120.904 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh perolehan laba
bersih untuk tahun 2012 sebesar Rp13.128 juta. Pada akhir tahun 2012, perolehan laba bersih sudah
dapat menutupi akumulasi rugi Perseroan dari tahun-tahun sebelumnya.
Per tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2010
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp120.904 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp2.746 juta atau sebesar 52% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp118.158 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
perolehan laba bersih untuk tahun 2011 sebesar Rp2.340 juta.
Analisis Laporan Arus Kas
Tabel berikut menunjukkan arus kas Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2013 dan 2012 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas operasi
Kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas invetasi
Kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas pendanaan
30 Juni
2013
∆%
2012
2012
31 Desember
∆%
2011
138.330 35.298
∆%
2010
(393)
(100)
121.792
(51.754)
(110.015)
(47)
(100)
78
(447)
(1.044)
(562)
226
105
(4.253)
30.000
100
-
-
-
-
-
-
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013
Pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013, arus kas bersih yang digunakan dalam kegiatan
operasional sebesar Rp51.754 juta yang utamanya berasal dari penurunan dana pihak ketiga berupa
simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain sebesar Rp121.504 juta dan Rp23.425 juta, penurunan
kredit yang diberikan sebesar Rp143.080 juta, serta pembayaran beban bunga sebesar Rp44.113 juta.
Namun dilain pihak terdapat peningkatan efek-efek sebesar Rp53.217 juta dan penerimaan bunga
sebesar Rp69.193 juta.
Untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013, arus kas untuk aktivitas investasi digunakan
untuk pembelian dan penjualan aset tetap.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 merupakan modal disetor lainnya sebesar Rp30.000 juta.
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan
operasional sebesar Rp47 juta yang utamanya berasal dari pembayaran bunga kepada nasabah
sebesar Rp46.544 juta, pemberian kredit yang diberikan Rp87.736 juta serta penurunan simpanan
dana pihak ketiga sebesar Rp15.873 juta. Namun dilain pihak, terdapat peningkatan simpanan dari
bank lain sebesar Rp46.666 juta.
Untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012, arus kas untuk aktivitas investasi digunakan
untuk pembelian dan penjualan aset tetap.
33
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, arus kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas operasi sebesar Rp138.330 juta, terutama berasal dari penerimaan bunga sebesar Rp151.175
juta dan penurunan kredit yang diberikan sebesar Rp35.547 juta. Dilain pihak, terdapat pembayaran
bunga sebesar Rp93.229 juta dan kenaikan simpanan nasabah sebesar Rp45.884 juta.
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012, arus kas untuk aktivitas investasi digunakan untuk
pembelian dan penjualan aset tetap.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, arus kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas operasi sebesar Rp393 juta, terutama berasal dari peningkatan kredit yang diberikan sebesar
Rp528.149 juta dan pembayaran bunga sebesar Rp69.539 juta, namun dilain pihak terdapat kenaikan
simpanan nasabah sebesar Rp470.483 juta dan penerimaan bunga sebesar Rp112.319 juta.
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, arus kas untuk aktivitas investasi diperoleh dari penjualan
dan pembelian aset tetap.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, arus kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari penerimaan bunga sebesar Rp99.748 juta, penurunan
efek-efek sebesar Rp45.860 juta dan kenaikan simpanan nasabah sebesar Rp88.645 juta. Di lain pihak
terdapat pembayaran beban bunga, beban gaji dan tunjangan karyawan dan beban pajak masingmasing sebesar Rp50.719 juta, Rp20.620 juta dan Rp18.843 juta, serta kenaikan kredit yang diberikan
sebesar Rp14.531 juta.
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012, arus kas untuk aktivitas investasi digunakan untuk
pembelian dan penjualan aset tetap.
D. RASIO-RASIO PENTING PERSEROAN
Analisa keuangan dilakukan dengan melihat beberapa rasio-rasio keuangan yang menentukan tingkat
kesehatan dari suatu bank. Beberapa rasio-rasio adalah sama dengan rasio-rasio yang digunakan oleh
BI dalam menilai tingkat kesehatan suatu bank, yaitu: rasio kecukupan modal (CAR= Capital Adequacy
Ratio), kualitas aset (asset quality), manajemen, kelangsungan pendapatan dan likuiditas.
1. Kecukupan Modal (Capital Adequacy)
Modal adalah salah satu unsur terpenting dalam usaha perbankan. Semakin tinggi modal, maka
kemampuan bank dalam melakukan operasionalnya akan makin kuat dan memberikan keleluasaan
lebih besar dalam mengembangkan aset produktifnya. Makin tinggi modal akan juga makin menaikkan
CAR atau rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
Posisi rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 21,02%, 18,42%, 17,11% dan 28,23%.
Rasio kecukupan modal pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 dihitung sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia.
34
Rasio kecukupan modal untuk Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan
2010 adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
•
•
•
•
•
31 Desember
2012
2011
30 Juni
2013
Komponen Modal
A. Modal Inti
B. Modal Pelengkap
Jumlah Modal
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Risiko kredit setelah memperhitungkan risiko spesifik
Risiko operasional
Risiko pasar
Jumlah ATMR untuk risiko kredit, pasar dan operasional
Rasio KPMM yang tersedia
KPMM memperhitungkan risiko kredit
KPMM memperhitungkan risiko kredit dan operasional
KPMM memperhitungkan risiko kredit dan pasar
KPMM memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang diwajibkan
2010
154.215
8.471
162.686
119.494
422
119.916
119.351
6.999
126.350
114.841
4.398
119.239
772.177
103.736
23.854
899.767
651.034
96.104
747.138
738.581
92.390
8.764
839.735
422.431
54.692
3.312
480.435
21,07%
18,57%
20,44%
18,08%
8,00%
18,42%
16,05%
18,42%
16,05%
8,00%
17,11%
15,20%
16,91%
15,05%
8,00%
28,23%
24,99%
28,01%
24,82%
8,00%
2. Kualitas Aset Produktif
Penentuan kualitas aset dan cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada Peraturan Bank
Indonesia No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.7/3/DPNP
tanggal 31 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” dengan perubahan terakhir
melalui Peraturan Bank Indonesia No.14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012.
Kualitas kredit Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah
sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah Bruto
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah Kredit yang diberikan- bersih
30 Juni
2013 ∆%
894.844
95
42.732
4
2.225
1
939.801
100
2012 ∆%
1.050.613
97
28.994
2
8
3.936
1
1.083.551
100
(946)
938.855
(1.838)
1.081.713
31 Desember
2011 ∆%
1.074.102
95
40.504
4
467
1.684
10.255
1
1.127.012
(9.753)
1.117.259
2010 ∆%
555.978
93
28.512
5
5.395
1
8.512
1
598.397 100
(6.323)
592.074
Berikut Tabel Perkembangan Aset Produktif:
(dalam jutaan Rupiah)
30 Juni
2013
Keterangan
Giro pada bank lain
Efek-efek – bersih
Kredit yang diberikan - bersih
Jumlah Aset Produktif
61
117.122
938.855
1.056.038
35
2012
66
66.244
1.081.713
1.148.023
31 Desember
2011
271
88.511
1.117.259
1.206.041
2010
376
108.398
592.074
700.848
Berikut Tabel Perkembangan Aset Produktif Bermasalah:
(dalam jutaan Rupiah)
30 Juni
2013
Kolektibilitas
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah Bruto
2.225
2.225
8
3.936
3.944
31 Desember
2011
467
1.684
10.255
12.406
2012
0,30%
0,22%
0,36%
0,15%
31 Desember
2011
1,00%
0,98%
1,10%
0,76%
2012
2010
5.395
8.512
13.907
Berikut Tabel Perkembangan Rasio Aset Produktif:
30 Juni
2013
Keterangan
Aset produktif bermasalah terhadap aset produktif
Non Performing Loan – Bersih
Non Performing Loan - Bruto
CKPN terhadap aset produktif
0,17%
0,07%
0,24%
0,07%
2010
1,65%
2,00%
2,32%
0,75%
Rasio aset produktif bermasalah dan NPL Netto perseroan menunjukkan kecenderungan menurun /
membaik dengan rasio yang sangat rendah sebagai cerminan bahwa aset produktif, khususnya portofolio
kredit dilakukan secara prudent sesuai prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat. Upaya-upaya dalam
mengantisipasi penurunan kualitas kredit terus dilakukan melalui monitoring kegiatan usaha debitur
dan kredit-kredit yang bermasalah langsung ditangani oleh unit kerja remedial. Pelaksanaan efektifitas
penyelesain kredit bermasalah rapat-rapat komite khusus yang dibentuk perseroan yaitu Komite
Penyelesaian Kredit Bermasalah yang memutuskan penyelesaian eksposur kredit bermasalah seluruh
kantor-kantor cabang.
Upaya-upaya yang dilaksanakan manajemen dalam menjaga mutu kualitas kredit dengan baik, antara
lain:
1. Menjamin pelaksanaan prosedur pemberian kredit yang sehat dan mengandung unsur pengendalian
intern yaitu prinsip pengawasan ganda, perlindungan fisik dan yuridis terhadap agunan kredit, dan
laporan tertulis setiap deviasi yang terjadi.
2. Memantau dan mengevaluasi perkembangan dan kualitas portofolio kredit secara keseluruhan,
temuan-temuan penting aspek kredit yang dilaporkan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
3. Melaksanakan fungsi pengawasan melekat dengan memperhatikan prinsip pemisahan fungsi
operasional dan pengawasan.
4. Pengelolaan kredit bermasalah ditangani oleh unit kerja tersendiri yang memiliki kewenangan untuk
mengusulkan penyelesaian kredit bermasalah melalui restrukturisasi kredit atau penyelamatan
kredit dengan penagihan oleh internal bank atau pihak ketiga (litigasi).
3. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
BMPK adalah persentase perbandingan batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan
kepada suatu pihak atau suatu grup terhadap modal bank. BI melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang BMPK serta perubahannya dengan Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang BMPK, telah menetapkan BMPK suatu
bank adalah maksimum sebesar 10% dari modal bank bila diberikan kepada suatu pihak atau sebuah
grup yang terkait dengan bank.
Dalam PBI tersebut diatur antara lain larangan bagi bank untuk memberikan penyediaan dana pihak
berelasi dan pihak ketiga dalam batasan tertentu. Untuk pihak berelasi, batasan maksimum yang
berlaku adalah 10%, batasan maksimum sebesar 20% kepada satu peminjam yang bukan merupakan
pihak berelasi serta 25% kepada satu kelompok peminjam yang bukan pihak berelasi.
36
a.
b.
c.
d.
Penyertaan modal sementara untuk mengatasi kegagalan kredit.
Pemberian kredit kepada nasabah melalui lembaga pembiayaan dengan metode penerusan.
Pemberian kredit dengan pola kemitraan inti – plasma.
Kredit kepada pejabat/eksekutif bank sepanjang dalam rangka kesejahteraan sumber daya manusia
bank.
e. Penyediaan dana kepada BUMN untuk tujuan pembangunan dan mempengaruhi hajat hidup orang
banyak dengan batasan 30%.
Dari segi BMPK, Perseroan selalu berusaha untuk menjaga agar BMPK Perseroan selalu sesuai
dengan ketentuan BI. Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat
penyediaan dana kepada pihak berelasi dan pihak ketiga yang melampaui BMPK. Berikut adalah tabel
BMPK Perseroan dari tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
30 Juni
2013
Keterangan
a. Presentase Pelanggaran BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
b. Presentase Pelampauan BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
31 Desember
2011
2012
2010
-
-
-
-
-
-
-
-
Berikut adalah tabel BMPK Perseroan dari tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 untuk pihak
berelasi, adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
30 Juni
2013
Keterangan
Penyediaan dana kepada pihak berelasi
Penyediaan dana kepada pihak berelasi yang diperhitungkan
dalam BMPK
Persentase BMPK pihak berelasi (%)
Ketentuan BMPK dari BI (%)
37.929
9.943
6,12%
10,00%
31 Desember
2012
2011
227.538
392.918
10.299
9.818
8,59%
10,00%
7,77%
10,00%
2010
162.329
7.130
5,98%
10,00%
Dengan rasio-rasio tersebut di atas, maka penilaian atas unsur BMPK adalah SEHAT.
4. Giro Wajib Minimum
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro
minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak
ketiga baik dalam Rupiah maupun valuta asing.
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bagi Bank Umum pada Bank Indonesia Dalam Rupiah
dan Valuta Asing yang berlaku efektif 1 Maret 2011 sebagaimana telah diubah dengan PBI No.13/10/
PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM terdiri dari GWM Rupiah dan
GWM mata uang asing. GWM Rupiah terdiri dari GWM Utama, GWM Sekunder dan GWM Loan to
Deposit Ratio (LDR).
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening
giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan
BI sebesar persentase tertentu.
37
GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening
giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari DPK yang dihitung berdasarkan selisih LDR yang
dimiliki oleh bank dan target LDR yang wajib dipenuhi oleh bank.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, GWM Perseroan dalam mata uang
Rupiah untuk GWM Utama masing-masing adalah sebesar Rp94.426 juta, Rp103.371 juta, Rp102.681
juta dan Rp61.741 juta serta untuk GWM sekunder masing-masing adalah sebesar Rp29.508 juta,
Rp32.303 juta, Rp32.088 juta dan Rp19.294 juta.
30 Juni
2013
Keterangan
2012
31 Desember
2011
2010
GWM yang telah dibentuk
GWM Primer
GWM Sekunder
GWM LDR
8,14%
18,44%
0,01%
8,07%
3,04%
-
8,20%
5,45%
-
8,08%
3,88%
-
GWM yang wajib dibentuk
GWM Primer
GWM Sekunder
GWM LDR
8,00%
2,50%
0,01%
8,00%
2,50%
-
8,00%
2,50%
-
8,00%
2,50%
-
5. Rentabilitas (Kelangsungan Pendapatan)
a. Kelangsungan Pendapatan
Pendapatan utama Perseroan adalah dari pendapatan bunga, serta kelangsungan pendapatan
bunga serta tingkat efisiensi dalam perolehan pendapatan bunga yang tercermin juga dari
pendapatan bunga bersih akan tergantung dari kualitas aset produktif Perseroan.
Tingkat kelangsungan pendapatan dapat dicerminkan dari rasio : Imbal hasil ekuitas (Return on
Equity) dan Imbal hasil aset (Return on Asset).
b. Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity)
Imbal hasil ekuitas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari
ekuitas yang ditanamkan. Perhitungan Imbal hasil ekuitas didapat dari membagi laba bersih
perseroan dengan rata-rata jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas untuk laporan keuangan untuk
periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2013, serta untuk tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar 0,61%, 11,04%, 1,99% dan
5,92%.
c. Imbal Hasil Aset (Return on Assets)
Imbal hasil aset atau Return on Assets (ROA) adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan
laba dari aset yang dimiliki. ROA diukur dengan membagi laba sebelum pajak Perseroan dengan
rata-rata dari aset. Imbal hasil aset untuk laporan keuangan untuk periode enam bulan yang
berakhir tanggal 30 Juni 2013, serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011
dan 2010 masing-masing adalah sebesar 0,16%, 1,22%, 0,32% dan 1,10%.
d. Net Interest Margin (NIM)
Rasio pendapatan bunga bersih (NIM) Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir tanggal
30 Juni 2013, serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing adalah sebesar 4,10%, 4,07%, 3,79% dan 6,22%. Perseroan berusaha untuk memelihara
rasio NIM pada kisaran 4,0% – 4,3% ditengah meningkatnya Cost of Fund bank seiring meningkatnya
BI rate mencapai 7,25%.
e. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional ( BOPO )
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah rasio untuk mengukur
tingkat efisiensi yang dicapai. BOPO Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir tanggal
30 Juni 2013, serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing adalah sebesar 96,76%, 91,43%, 99,22% dan 93,88%. Perseroan secara bertahap akan
menurunkan rasio ini ke tingkat yang lebih efisien dengan meningkatkan volume bisnis namun
tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
38
6.Likuiditas
Likuiditas adalah pencerminan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitasnya kepada nasabah.
Ini dilakukan antara lain dengan menjaga simpanan wajib (GWM) yang telah ditentukan oleh Bank
Indonesia. Perseroan selalu menjaga simpanan wajibnya sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Perseroan akan melakukan upaya yang optimal dalam menjaga likuiditas dengan meningkatkan
pelayanan kepada para nasabah dan deposan dengan memberikan produk-produk yang bervariasi
sehingga mereka mau menyimpan dananya di Perseroan. Retensi nasabah dan upaya penggalangan
nasabah baru merupakan strategi yang akan dilakukan oleh Perseroan secara konsisten.
Upaya-upaya yang dilakukan Perseroan berkaitan dengan retensi nasabah dan penggalangan nasabah
baru, adalah sebagai berikut:
-
-
-
-
-
Menyempurnakan atau memperbaharui fitur-fitur produk funding, seperti giro, tabungan, dan
deposito.
Melakukan program-program promosi, customer gathering, dan berperan aktif dalam event di
lembaga pendidikan seperti sekolah dan universitas.
Meningkatkan loyalitas eksisting customer dan program customer get customer.
Melengkapi fitur-fitur terkait elektronik banking, seperti ATM, virtual account, dan Electonic Data
Capture (EDC).
Melakukan edukasi ke masyarakat, seperti Program komunikasi Gerakan Indonesia Menabung
(Ayo ke Bank).
Rasio umum yang sering digunakan untuk pengukuran likuiditas dalam industri perbankan adalah rasio
kredit yang diberikan terhadap simpanan (LDR). Rasio LDR pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember
2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 77,01%, 81,60%, 87,92% dan 73,74%.
Kebijakan manajemen yang berkaitan dengan LDR didasarkan pada peraturan Bank Indonesia Nomor:
12/19/PBI/2010 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan
Valuta asing dimana parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam rupiah ditetapkan
sebagai berikut :
-
-
-
-
-
Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen).
Batas atas LDR Target sebesar 100% (seratus persen).
KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen).
Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu).
Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua).
Oleh karena itu saat ini Perseroan mengupayakan agar pertumbuhan LDR dapat berada di kisaran
80%-85% agar terhindar dari sanksi yang diberikan oleh Bank Indonesia dan tetap terpeliharanya
ketersediaan likuiditas bank.
Perseroan selalu berupaya untuk menjaga likuiditas dengan tetap mampu memelihara dan meningkatkan
customer base funding serta mampu meningkatkan volume kredit dengan mutu kualitas terpelihara baik.
Kelebihan dana yang belum tersalurkan pada eksposur kredit ditempatkan pada surat-surat berharga
yang likuid dengan memperhatikan risk & return.
39
E. MANAJEMEN RISIKO
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perseroan menyadari bahwa situasi lingkungan eksternal dan
internal perbankan telah mengalami perkembangan yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko
kegiatan usaha perbankan dan meningkatnya kebutuhan akan praktek tata kelola yang sehat (good
corporate governance). Sebagai tanggapan terhadap kondisi tersebut, Perseroan telah menerapkan
suatu kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang timbul
dalam kegiatan usahanya dapat diidentifikasi, diukur, dikelola dan dilaporkan, yang pada akhirnya akan
memberikan manfaat berupa peningkatan kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, memberikan
gambaran lebih akurat mengenai kinerja di masa mendatang termasuk kemungkinan kerugian yang
akan terjadi, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan serta penilaian risiko dengan
adanya ketersediaan informasi yang terkini, yang dengan sendirinya meningkatkan kinerja dan daya
saing Perseroan.
Untuk menyesuaikan dengan manajemen risiko di perbankan internasional, secara terus-menerus
Perseroan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur
pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi bagi
Perseroan adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang
memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko ini dituangkan dalam
kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat
manajemen risiko yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha.
Sesuai dengan PBI No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi
Bank Umum beserta perubahannya PBI No.11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 mengenai Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
Umum, Perseroan telah melakukan penerapan manajemen risiko yang meliputi pengawasan aktif
manajemen, penerapan kebijakan dan prosedur, penetapan limit risiko, proses identifikasi, pengukuran
dan pemantauan risiko, penerapan sistem informasi dan pengendalian risiko serta sistem pengendalian
internal. Penerapan manajemen risiko Perseroan secara jelas digambarkan pada Organisasi Manajemen
Risiko dan Kebijakan serta Prosedur Perseroan.
Organisasi Manajemen Risiko
Dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Indonesia yaitu PBI No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum beserta perubahannya PBI No.11/25/PBI/2009 tanggal
1 Juli 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 mengenai Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum serta SE BI No.5/21/DPNP tanggal 23 September 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Manajemen
Risiko sesuai dengan SK Direksi No.0004001.001 tanggal 30 Juni 2004 tentang Pembentukan Satuan
Kerja Manajemen Risiko. Pembentukan Satuan Kerja Manajemen Risiko tersebut dimaksudkan untuk
dapat menunjang pengelolaan risiko yang lebih menyeluruh, terpadu, terukur dan terkendali.
Adapun tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Manajemen Risiko meliputi :
1. memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan, strategi dan kerangka
Manajemen Risiko
2. mengembangkan prosedur dan alat untuk identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko
3. mendesain dan menerapkan perangkat yang dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Risiko
4. memantau implementasi kebijkan, strategi dan kerangka Manajemen Risiko yang direkomendasikan
oleh Komite Manajemen Risiko dan telah disetujui Direksi
5. memantau posisi/eksposur Risiko secara keseluruhan, maupun per jenis risiko termasuk
pemantauan kepatuhan terhadap toleransi Risiko dan limit yang ditetapkan
6. melakukan stress testing guna mengetahui dampak dari implementasi kebijakan dan strategi
manajemen risiko terhadap portofolio atau kinerja Bank secara keseluruhan.
7. mengkaji usulan aktivitas dan/atau produk baru yang dikembangkan oleh suatu unit tertentu.
8. memberikan rekomendasi kepada satuan kerja bisnis dan/atau kepada Komite Manajemen Risiko
terkait penerapan Manajemen Risiko antara lain mengenai besaran atau maksimum eksposure
risiko yang dapat dipelihara Bank.
40
Sebagai salah satu bentuk dari adanya fungsi pengawasan serta kontrol bagi kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko, Perseroan telah membentuk komite-komite yang
akan memastikan bahwa pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko berjalan dengan efektif,
yaitu berupa Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko.
Komite Manajemen Risiko merupakan Komite yang dibentuk di tingkat Direksi dan Pejabat Eksekutif.
Komite Manajemen Risiko dibentuk pada tanggal 3 Oktober 2011, sesuai dengan SK Direksi SK/
DIR/024/1011 tentang Pembentukan Komite Manajemen Risiko. Komite Manajemen Risiko diketuai
oleh Direktur Utama dan beranggotakan Direktur Kepatuhan, Risk Management Group Head, Operation
Group Head, Info Sytem & Accounting Group Head, Head of System and Procedure, Head of SKAI dan
Head of Compliance sebagai anggota tetap, dan anggota tidak tetap yang ditetapkan sesuai kebutuhan.
Komite ini dibentuk untuk menerapkan kerangka manajemen risiko yang efektif dan memastikan
dilakukannya pengawasan risiko melalui penetapan toleransi risiko, batasan dan strategi pengelolaan
risiko secara menyeluruh.
Komite Pemantau Risiko merupakan Komite yang dibentuk ditingkat Dewan Komisaris. Komite
Pemantau Risiko dibentuk pada tanggal 29 Juni 2012 sesuai dengan SK Direksi No.SK/DIR/013/0612
tentang Pembentukan Komite Pemantau Risiko. Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris
Independen. Komite ini bertugas untuk melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait dengan pelaksanaan pengawasan serta pengendalian
risiko yang telah dilakukan.
Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko
Untuk menyesuaikan pelaksanaan manajemen risiko dengan perkembangan tingkat usaha perbankan,
secara terus menerus Perseroan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan
risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan
informasi bagi Perseroan mengenai adanya potensi risiko secara lebih dini, dan selanjutnya dapat
diambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen
risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan dan ketentuan lain
serta berbagai perangkat manajemen risiko yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha.
Kebijakan dan prosedur yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko Perseroan tercantum
dalam Kebijakan Manajemen tanggal 30 November 2011 tentang Pedoman Penerapan Manajemen
Risiko PT Bank Ina Perdana.
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko tersebut mencakup:
• Pedoman Manajemen Risiko Secara Umum
• Pedoman Penilaian Profil Risiko
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Kredit
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Pasar
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Operasional
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Stratejik
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Hukum
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Reputasi
Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko Perseroan dilakukan pada seluruh faktor risiko dengan penekanan pada risiko yang
melekat pada setiap kegiatan operasional Perseroan yang meliputi Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko
Likuiditas dan Risiko Operasional, dengan tidak mengabaikan risiko yang melekat pula pada kegiatan
non operasional seperti Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Strategis dan Risiko Kepatuhan.
41
Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada Perseroan. Risiko Kredit, sesuai dengan aktivitas bisnis Perseroan, bersumber pada aktifitas
pemberian kredit, kepemilikan instrumen keuangan, transaksi antar Bank, serta kewajiban komitmen
dan kontigensi. Perseroan telah memiliki kebijakan dan pedoman tertulis terkait dengan kegiatan
perkreditan yang antara lain mengatur prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan
pengawasan kredit, dan restrukturisasi kredit. Kebijakan dan prosedur tersebut dikaji secara berkala
untuk disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas bisnis Perseroan.
Pengelolaan risiko kredit diupayakan agar dalam melakukan ekspansi kredit Perseroan senantiasa
mengelola kualitas setiap kredit sejak saat diberikan sampai dengan dilunasi untuk mencegah kredit
tersebut masuk ke dalam kategori Non Performing Loan (NPL). Pengelolaan kredit yang efektif dapat
meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit.
Pengelolaan yang dilaksanakan dalam meminimalisir risiko kredit salah satunya adalah dalam bentuk
pemberian second opinion yang independen terhadap business unit. Bentuk opini tersebut berupa
pendapat atau kajian mitigasi risiko terhadap exposure kredit yang memiliki nilai yang signifikan, produk
baru terkait dengan perkreditan ataupun aktivitas perkreditan yang memiliki risiko melekat (inherent
risk) yang tinggi.
Penerapan Manajemen Risiko Kredit dilakukan mulai dari proses inisiasi pemberian kredit, analisis,
pembuatan keputusan, pencairan, penatausahaan dan administrasi sampai dengan proses penanganan
kredit bermasalah. Tujuannya adalah agar risiko kredit yang timbul dapat terjaga dalam batas toleransi
dan kemampuan modal Perseroan dan apabila terjadi kredit bermasalah dapat di-recovery secara
optimum sehingga kerugian yang timbul dapat diminimalkan.
Proses analisa permohonon kredit dilakukan oleh unit kerja credit reviewer yang independen terhadap
Unit Bisnis. Dalam limit tertentu, pengambilan keputusan pemberian kredit dilakukan secara kolektif
kolegial sehingga tidak ada anggota Komite kredit yang dapat memutus sendiri suatu permohonan
kredit. Selain menatausahakan dokumen perkreditan, unit kerja Administrasi kredit berfungsi melakukan
kontrol terhadap pemenuhan covenant yang dipersyaratkan sebelum kredit dicairkan dan pengawasan
terhadap ketepatan pembayaran sesuai dengan kontrak yang diperjanjikan. Proses pencairan dilakukan
unit kerja operasional atas instruksi dari unit kerja administrasi kredit setelah seluruh persyaratan
dipenuhi dipenuhi.
Dalam rangka menekan tingkat kerugian apabila terdapat kredit macet, penanganan kredit bermasalah
dilakukan oleh unit kerja khusus yang berkerja secara fokus dan independen. Sedangkan untuk
mengurangi risiko konsentrasi kredit telah dilakukan segmentasi kredit dengan mempertimbangkan
karateristik masing-masing segmen kredit dan penguasaan Perseroan atas segmen yang dimasuki.
Segmentasi ini mempengaruhi perlakuan dan kebijakan Perseroan dalam menetapkan kecukupan
agunan, struktur kredit dan kewenangan memutus kredit.
Perseroan mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara individual, sektor ekonomi
maupun seluruh portofolio kredit dengan menerapkan four - eyes principle secara konsisten. Perseroan
juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Perseroan yang memungkinkan Perseroan
untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu (Early Warning) apabila terjadi penurunan
kualitas kredit.
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option, yang
meliputi risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas dan risiko komoditi. Penerapan Manajemen
Risiko Pasar bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan kondisi
pasar terhadap aset dan permodalan Perseroan.
42
a. Risiko Suku Bunga
Dalam melaksanakan aktivitasnya, Perseroan terekspos pada risiko suku bunga yang terdapat
pada aktivitas fungsional Perseroan seperti kegiatan treasuri dan investasi dalam surat berharga
dan pasar uang serta kegiatan pendanaan. Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukan secara
harian, yang antara lain dilakukan terhadap posisi surat berharga kategori available for sale
(AFS) dan trading book (TB). Pengelolaan risiko suku bunga dilakukan terhadap posisi instrumen
keuangan baik dalam trading book maupun banking book.
Risiko suku bunga dalam trading book dihitung dengan metode standar sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku, yaitu meliputi risiko spesifik (menggunakan Metode Jatuh Tempo)
dan risiko umum. Sedangkan risiko suku bunga dalam banking book dikelola dengan melakukan
analisa repricing gap antara Risk Sensitive Asset (RSA) dan Risk Sensitive Liabilities (RSL). Analisa
repricing gap dilakukan untuk mengukur dampak dari perubahan suku bunga (naik/turun) pada
banking book tersebut terhadap pendapatan bunga bersih (NII). Pengelolaan risiko suku bunga
dilengkapi dengan analisa sensitivitas secara periodik untuk mengukur dampak dari perubahan
suku bunga yang signifikan. Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (IRBB) per posisi 30 Juni
2013 dinilai sedang yang tercermin dari gap asset - liabilities kumulatif pada skala waktu 0 – 3 bulan
yang masih cukup besar meskipun cenderung menurun yakni dari negatif Rp723 milyar di Triwulan
I-2013 menjadi negatif Rp630 milyar pada Triwulan II-2013. Dengan kondisi suku bunga pasar yang
cenderung meningkat saat ini, posisi gap ini mengekspos potensi kerugian hipotesis sebesar 2.02
% dari modal Perseroan (asumsi pergerakan suku bunga 0.5%), atau menurun dibanding periode
sebelumnya (2.87%). Untuk memitigasi risiko IRBB ini, Perseroan secara konsisten menerapkan
pengenaan suku bunga mengambang (floating rate) hampir di semua produk funding dan lending,
dengan tujuan agar dapat secara cepat dilakukan penyelarasan apabila risiko IRBB ini berpotensi
mempengaruhi Net Interest Income (NII) secara signifikan. Perseroan juga terus memperbaiki
struktur pendapatan dari fee base income, agar pengaturan suku bunga dapat lebih fleksible dan
memiliki daya saing.
Pengaturan gap repricing ini dilakukan dengan peninjuan secara berkala suku bunga kredit dan dana
pihak ketiga yang dibahas pada setiap rapat ALCO. Tujuannya adalah agar gap–repricing ini searah
dengan pergerakan suku bunga pasar. Unit kerja treasury bertanggungjawab atas pengaturan gap
repricing dengan memperhatikan gap limit yang keluarkan oleh Unit Kerja Manajemen Risiko.
b. Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu
instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perseroan yang
terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan transaksi operasional. Eksposur tersebut
timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional
unit operasional atau pihak lawan.
Perseroan tidak terpengaruh secara signifikan terhadap risiko nilai tukar dikarenakan Perseroan
hanya memiliki eksposur kas dalam mata uang asing dalam bentuk kas yang tidak signifikan.
Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid yang berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan. Penerapan manajemen risiko
likuiditas Perseroan bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan Perseroan dalam
memperoleh sumber pendanaan arus kas.
Risiko likuiditas dikendalikan dengan menjaga kecukupan likuiditas Perseroan dengan memperhitungkan
likuiditas eksogenik dan endogenik yang terjadi. Penjagaan kualitas aset dilakukan untuk meminimalkan
gangguan arus kas dan kemungkinan penurunan likuiditas aset. Pengendalian risiko juga dilakukan
dengan pengaturan gap maturity pada tiap skala waktu, yang direview pada saat rapat ALCO yang
dilakukan paling kurang satu kali dalam satu bulan. Penjagaan sumber-sumber likuiditas dilakukan
dengan menjaga reputasi Perseroan serta upaya meningkatan kualitas produk dan jasa yang diberikan.
43
Pemantauan terhadap likuiditas Perseroan dilakukan secara harian dan sebagai bagian dari sistem
informasi manajemen hasil pemantauan tersebut dilaporkan kepada Manajemen. Pemantauan antara
lain dilakukan terhadap komposisi posisi keuangan Perseroan, aktivitas dana keluar dan dana masuk
yang tercermin dari transaksi RTGS dan SKN, aktivitas money market, posisi aset likuid baik primer
maupun sekunder, serta rasio-rasio likuiditas seperti rasio kecukupan aset likuid dan Loan to Deposit
Ratio. Pemantauan terhadap pemenuhan Giro Wajib Minimum baik primer maupun sekunder dilakukan
untuk memastikan bahwa Perseroan selalu menjaga GWM sesuai yang telah ditentukan oleh Bank
Indonesia.
Pengelolaan likuiditas Perseroan juga dilakukan dengan mempelajari pola pergerakan dana dan
atau perilaku nasabah Dana Pihak Ketiga, khususnya dana nasabah inti dan nasabah yang memiliki
tingkat volatilitas cukup tinggi. Dengan mempelajari perilaku nasabah, maka Perseroan dapat menjaga
kecukupan likuiditas yang diperlukan secara tepat untuk menutup kebutuhan tersebut. Perseroan
menjaga kecukupan secondary reserves pada level yang aman dengan besaran kecukupan disesuaikan
dengan kondisi likuiditas Perseroan secara spesifik maupun kondisi likuiditas di pasar.
Core fund atau dana yang tidak ditarik oleh nasabah dan dinilai stabil berada dalam besaran yang
cukup baik. Perseroan senantiasa melakukan pemantauan terhadap posisi core fund dan berupaya
untuk secara berkesinambungan meningkatkan persentase terhadap jumlah dana yang dimiliki. Core
fund menjadi bagian yang sangat penting bagi Perseroan dalam menjalankan fungsi intermediasi
berupa penyediaan dana jangka panjang. Hal ini mengingat portofolio dana pihak ketiga yang dimiliki
Perseroan sebagian besar berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. Upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan dana mengendap antara lain diciptakan program-program yang mengharuskan
dana nasabah ditahan dan tidak dapat ditarik sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
program.
Asset and Liability Committee (ALCO) berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk
memonitor situasi likuiditas Perseroan. ALCO bertanggung jawab untuk menentukan kebijakan dan
strategi yang berkaitan dengan aset dan liabilitas Perseroan sejalan dengan prinsip kehati-hatian
manajemen risiko dan peraturan yang berlaku. ALCO menyetujui kerangka limit, mempertimbangkan
struktur laporan posisi keuangan jangka panjang dari Perseroan. Pada dasarnya, risiko likuiditas dikelola
sesuai dengan kerangka kebijakan, pengawasan, dan batasan yang memastikan bahwa konsentrasi
pendanaan bersifat minimal, sumber dan jangka waktu pendanaan telah terdiversifikasi.
Sebagian besar liabilitas yang dimiliki oleh Perseroan akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari
1 bulan, namun berdasarkan pengalaman Perseroan sebagian besar dari liabilitas tersebut pada
saat jatuh tempo akan diperpanjang (roll over). Upaya yang dilakukan Perseroan agar nasabah tetap
mempertahankan dananya pada Perseroan yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta
memberikan penawaran suku bunga yang wajar dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, Perseroan
juga mengharapkan dapat menarik nasabah baru untuk menempatkan dananya pada Perseroan.
Perseroan juga melakukan upaya lain untuk memitigasi adanya penarikan dana secara besar-besaran
oleh nasabah dimana Perseroan juga memantau deposan inti, dengan cara mengevaluasi profil dan
perilaku dari deposan-deposan tersebut sehingga Perseroan dapat melakukan antisipasi terhadap
penarikan dana besar yang akan dilakukan deposan. Sampai dengan saat ini, Perseroan tidak pernah
mengalami kesulitan likuiditas maupun kondisi yang berpotensi menimbulkan risiko bagi Perseroan.
Apabila terdapat potensi risiko, Perseroan memiliki sejumlah upaya antisipasi seperti ketersediaan Giro
Wajib Minimum, Cadangan Sekunder serta penetrasi yang baik terhadap pasar antar Perseroan.
Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Perseroan, yang dapat bersumber antara lain pada Sumber Daya Manusia (SDM), proses
internal, sistem dan infrastruktur, serta kejadian eksternal. Penerapan manajemen risiko operasional
diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau terjadinya kejadian-kejadian eksternal yang dapat
mempengaruhi operasional Perseroan.
44
Pengendalian risiko operasional di Perseroan diawali dengan upaya menumbuhkan kesadaran
akan risiko (risk awareness) setiap karyawan, peningkatan tanggung jawab (accountability) setiap
pelaksanaan operasional, dan perbaikan infrastruktur karena Perseroan menyadari bahwa risiko
operasional bersifat unik dimana tingkat risiko operasional sangat dipengaruhi oleh manusia, proses,
sistem dan kejadian eksternal. Semakin tinggi kesadaran dan tanggungjawab setiap karyawan terhadap
risiko serta terdapatnya proses dan teknologi yang dapat mendukung aktivitas operasional secara
efisien dan terkontrol, maka Perseroan akan semakin tidak rentan terhadap goncangan akibat risiko
operasional.
Pengendalian human error pada pelaksanaan operasi Perseroan, dilakukan dengan menerapkan daily
control check list, yang berfungsi membantu penyelia mengontrol seluruh aktivitas yang dilakukan di unit
kerja yang menjadi tanggungjawabnya. Pencegahan fraud dilakukan dengan menerapkan strategi anti
fraud yang melibatkan seluruh karyawan. Pelaksanaan strategi anti fraud tersebut mengacu kepada
Kebijakan dan prosedur internal yang telah ditetapkan. Peningkatkan kualitas sumberdaya manusia
dilakukan dengan pelatihan berkesinambungan. Pengendalian risiko operasional juga dilakukan dengan
jalan mengefektifkan fungsi supervisi, review dan penyempurnaan SOP, peningkatan internal kontrol
dan peninjauan remunerasi karyawan secara berkala.
Perbaikan infrastruktur khususnya infrastruktur Teknologi Sistem Informasi, secara terus menerus
dilakukan, antara lain dengan peningkatan kualitas Data Center (DC) termasuk kualitas Disaster
Recovery Center (DRC), kualitas jaringan komunikasi, serta peningkatan kualitas software aplikasi pada
Core Banking System. Perbaikan infrastruktur tersebut dimaksudkan selain untuk meningkatkan kinerja,
juga untuk meningkatkan kualitas built in control pada proses operasional. Perkembangan produk dan
jasa Perseroan dengan fitur berbasis teknologi Informasi serta pelaksanaan regulasi perbankan saat ini
juga menuntut Perseroan untuk menyediakan infrastruktur Teknologi Sistem Informasi yang memadai.
Dengan efektifnya proses manajemen risiko operasional diharapkan kerugian-kerugian yang dapat
diperkirakan (expected loss) dapat terus diminimalkan sehingga dapat meningkatkan efisiensi
operasional dan alokasi modal, yang pada akhirnya dapat memperbaiki daya saing Perseroan.
Perseroan mulai mengembangkan dan menerapkan sistem atau perangkat Risiko Operasional.
Perangkat risiko operasional tersebut digunakan untuk mengukur potensi risiko pada kondisi sekarang,
lampau (historis) dan untuk mengukur besarnya potensi kejadian risiko di masa depan yakni Loss Event
Database (LED) yang tujuannya untuk menyusun database atas kejadian-kejadian yang terjadi sebagai
akibat risiko operasional serta mengukur besarnya kerugian yang diakibatkan oleh kejadian operasional
tersebut. Melalui LED tersebut, Perseroan diharapkan dapat mulai menghitung besarnya modal yang
diperlukan untuk menutup kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh kejadian-kejadian dalam aktivitas
operasional Perseroan. Dengan adanya pendekatan ini, diharapkan Perseroan dapat lebih komprehensif
dalam mengelola risiko operasional.
Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Perseroan tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Risiko kepatuhan bersumber dari perilaku hukum
yakni perilaku/aktivitas Perseroan yang menyimpang atau melanggar dari ketentuan atau peraturan
perundang-undangan dan perilaku organisasi yakni perilaku/akitivitas Perseroan yang menyimpang
atau bertentangan dengan standar yang berlaku secara umum.
Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari
aktifitas Perseroan yang menyimpang dari peraturan perundangan, ketentuan dan standar yang berlaku
umum. Untuk menjaga agar setiap aktivitas Perseroan senantiasa patuh kepada peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku, secara rutin telah dilakukan sosialisasi dan diseminasi peraturanperaturan (melalui training dan pengeluaran memorandum) ke seluruh unit kerja terkait agar setiap
peraturan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan benar. Untuk menumbuhkan kesadaran seluruh
karyawan akan pentingnya kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan, telah disusun compliance
charter sebagai guidance bagi semua pihak dalam organisasi Perseroan dan telah diberlakukan secara
formal. Untuk memastikan kepatuhan operasional Perseroan terhadap seluruh ketentuan dan peraturan
yang melingkupinya maka harus dipastikanan bahwa seluruh sistem dan prosedur operasional telah
45
memenuhi ketentuan dan peraturan otoritas yang berlaku. Oleh karena itu telah dilakukan Quality
Assurance Policy and Procedure yaitu proses assesment terhadap kebijakan dan prosedur internal yang
dilakukan oleh Unit Kerja Kepatuhan terhadap setiap sistem, prosedur atau kebijakan intern yang akan
atau sudah keluarkan. Dengan demikian setiap potensi ketidakpatuhan Perseroan terhadap ketentuan
atau peraturan perudang-undangan dapat dideteksi dan diperbaiki. Agar perilaku organisasi tidak
menyimpang dari standar, telah buat code of conduct yang berisi etika yang harus dilakukan oleh setiap
karyawan. Sedangkan untuk meminimalkan risiko kepatuhan Perseroan senantiasa mematuhi peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti Ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM), Kualitas Aset Produktif (KAP), Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN) Aset Produktif, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), dan lainnya.
Dalam rangka menerapkan manajemen risiko kepatuhan yang efektif, Perseroan juga telah melakukan
identifikasi dan pengelolaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya eksposur
risiko kepatuhan, yaitu :
•
•
•
•
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara efektif untuk memastikan dan memantau
kepatuhan terhadap setiap peraturan dan persyaratan eksternal maupun internal.
Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perseroan.
Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perseroan.
Melakukan identifikasi dan analisa kepatuhan (compliance analysis) atas rencana dan
pengembangan produk dan aktivitas baru guna memastikan kepatuhannya terhadap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang
tidak sempurna. Penerapan risiko hukum bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif
dari kelemahan yuridis, ketiadaaan dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan dan proses
litigasi.
Proses pengendalian risiko hukum dilakukan dengan cara melakukan review secara berkala terhadap
setiap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain, antara lain dengan cara melakukan
penilaian kembali terhadap efektifitas proses enforceability untuk memastikan validitas hak dalam
kontrak dan perjanjian yang telah dibuat. Identifikasi risiko hukum dilakukan pada seluruh aktivitas
penghimpunan dan penyediaan dana, treasury dan investasi, operasional dan jasa, teknologi sistem
informasi dan pengelolaan sumberdaya manusia. Setiap kejadian yang berpotensi menimbulkan
risiko hukum, ditatausahakan dan diadministrasikan, selain untuk menilai tingkat risiko hukum yang
dihadapi Perseroan, juga sebagai pembelajaran atas tiap kasus yang terjadi dan untuk mengantisipasi
kemungkinan adanya tuntutan atau litigasi.
Untuk meminimalkan risiko hukum, Perseroan antara lain melalui Unit Kerja Corporate Legal pada
kantor pusat serta Legal Officer pada Kantor Cabang, selalu melakukan pemantauan terhadap
potensi munculnya litigasi/tuntutan hukum kepada Perseroan. Dalam setiap aktivitas, baik perkreditan,
operasional maupun treasury, Perseroan juga selalu memperhatikan kelengkapan aspek hukum
terutama yang berkaitan dengan aktivitas perikatan perjanjian dengan nasabah/debitur dan kelengkapan
dokumen legalitas.
Terkait dengan penerapan manajemen risiko hukum, satuan kerja manajemen risiko juga melakukan
kajian-kajian terkait dengan aktivitas Perseroan yang dapat meningkatkan eksposur risiko hukum serta
memberikan rekomendasi dalam rangka memitigasi risiko tersebut.
46
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perseroan. Persepsi negatif terhadap
Perseroan dapat ditimbulkan oleh kejadian-kejadian yang menurunkan reputasi seperti keluhan
nasabah atas produk dan jasa yang diberikan, kelemahan pada tatakelola dan budaya Perseroan serta
praktek bisnis yang menyimpang dari standar. Oleh karena itu, pelaksanaan manajemen risiko reputasi
dilakukan dengan upaya mencegah/meminimalkan terjadinya kejadian-kejadian yang dapat menurunkan
reputasi Perseroan antara lain melalui pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR),
melakukan komunikasi secara rutin dengan pemangku kepentingan, penjagaan kualitas produk dan
layanan, penjagaan etika bisnis dalam pelaksanaan transaksi baik dengan nasabah maupun transaksi
di pasar uang. Setiap terjadi keluhan nasabah, Perseroan berupaya menanggapi dan menindaklanjuti
secara cepat. Dalam rangka menjaga reputasi, Perseroan juga berupaya untuk menjaga transparansi
produk dan jasa dengan pemberian informasi secara benar tentang manfaat dan risiko produk dan jasa
yang ditawarkan kepada masyarakat. Setiap kejadian yang terkait dengan risiko reputasi dicatat dan
ditatausahakan sehingga dapat menjadi pelajaran dimasa datang dan untuk memproyeksikan potensi
kerugian yang mungkin timbul serta langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan.
Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengatasi perubahan lingkungan bisnis.
Risiko stratejik bersumber dari adanya kelemahan dan ketidaktepatan dalam perencanaan strategi
Perseroan, kelemahan pada sistem informasi manajemen, kelemahan analisa lingkungan internal dan
eksternal, ketidaktepatan implementasi dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan
bisnis. Untuk mengendalikan risiko stratejik, Rencana Bisnis Bank disusun secara konservatif dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan Perseroan serta mempertimbangkan kemampuan
sumber daya, baik sumber daya finansial, infrastruktur dan sumber daya manusia yang dimiliki. Untuk
meminimalkan terjadinya penyimpangan pelaksanaan rencana bisnis Bank, telah dilakukan komunikasi
kepada setiap jenjang organisasi, baik pada saat penyusunan rencana dan pada saat review
pelaksanaan yang dilakukan secara rutin tiap semester. Pengendalian risiko stratejik juga dilakukan
dengan pemantauan atas kinerja Perseroan yang merupakan hasil dari pelaksanaan strategi usaha
maupun rencana bisnis Bank. Proses pemantauan dilakukan secara berkala melalui sistem informasi
manajemen yang secara berkala menyediakan laporan dalam rangka pengambilan keputusan oleh
Manajemen Perseroan.
47
V. RISIKO USAHA
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko usaha yang dapat
berdampak negatif terhadap hasil usahanya. Semua risiko usaha yang dapat mempengaruhi kegiatan
usaha Perseroan, secara umum telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko
terhadap kinerja keuangan Perseroan sebagai berikut:
A. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN BISNIS PERSEROAN
Risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi usaha Perseroan apabila tidak diantisipasi dan
dipersiapkan dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada Perseroan. Risiko Kredit, sesuai dengan aktivitas bisnis Perseroan, bersumber pada aktivitas
pemberian kredit, kepemilikan instrumen keuangan, transaksi antar bank, serta kewajiban komitmen
dan kontigensi.
Portfolio kredit terbesar saat ini adalah kredit konsumsi. Apabila debitur tidak dapat memenuhi
kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali atas pokok kredit yang diberikan dan bunganya
maka dapat menurunkan tingkat kolektibilitas kredit dan pendapatan Perseroan. Pemberian kredit
dalam jumlah yang cukup signifikan kepada sekelompok perusahaan atau sektor tertentu juga dapat
menimbulkan potensi risiko kredit bermasalah bagi Perseroan. Jumlah kredit bermasalah yang material
dapat berdampak negatif terhadap kinerja usaha, kesehatan dan pendapatan Perseroan.
2. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option, yang
meliputi risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditi. Risiko pasar antara lain
terdapat pada aktivitas fungsional Perseroan meliputi kegiatan treasury dan investasi surat berharga,
pasar uang, kegiatan pendanaan, penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan perdagangan.
Perubahan variabel tersebut yang terjadi secara material dapat berdampak negatif terhadap nilai
portofolio yang dimiliki oleh Perseroan yang pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap kinerja
keuangan Perseroan.
3. Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Perseroan, yang dapat bersumber antara lain pada Sumber Daya Manusia
(SDM), proses internal, sistem dan infrastruktur, serta kejadian eksternal. Ketidakmampuan Perseroan
dalam mengelola hal-hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap mutu pelayanan, kepercayaan
nasabah dan kinerja usaha Perseroan.
4. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid yang berkualitas tinggi yang
dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan. Hal-hal yang dapat
menimbulkan risiko likuiditas antara lain adanya maturity mismatch yang tidak dapat dikendalikan,
penarikan dana nasabah secara massal dalam waktu singkat (rush) sehingga tidak dapat dikendalikan,
kesulitan akses Perseroan ke pasar uang serta rendahnya kemampuan Perseroan untuk menghasilkan
arus kas dalam operasinya yang berdampak pada permodalan Perseroan. Ketidakmampuan Perseroan
dalam mengelola hal-hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan.
48
5. Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang
tidak sempurna. Ketidakmampuan Perseroan dalam mematuhi peraturan hukum yang berlaku dapat
mengakibatkan timbulnya tuntutan hukum kepada Perseroan dan tuntutan hukum yang material dalam
jumlah dan nilai dapat berdampak negatif terhadap kegiatan operasional dan kinerja usaha Perseroan.
6. Risiko Stratejik
Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan
suatu keputusan stratejik, serta kegagalan dalam mengatasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko
stratejik bersumber dari adanya kelemahan dan ketidaktepatan dalam perencanaan strategi Bank,
kelemahan pada sistem informasi manajemen, kelemahan analisa lingkungan internal dan eksternal,
dan ketidaktepatan implementasi dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Ketidakmampuan Perseroan dalam menerapkan strategi usahanya dan pencapaian kinerjanya dapat
berdampak negatif terhadap kinerja usaha Perseroan.
7. Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Perseroan tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan, dan ketentuan yang berlaku. Risiko kepatuhan bersumber dari perilaku hukum
yakni perilaku/aktivitas Perseroan yang menyimpang atau melanggar dari ketentuan atau peraturan
perundang-undangan dan perilaku organisasi yakni perilaku/akitivitas Perseroan yang menyimpang
atau bertentangan dengan standar yang berlaku secara umum. Risiko tersebut umumnya terjadi
dikarenakan pelanggaran dan atau ketidaktahuan karyawan Perseroan dalam pemenuhan seluruh
ketentuan/peraturan yang berlaku baik dalam ketentuan perbankan maupun ketentuan-ketentuan
lainnya. Apabila terjadi pelanggaran atas ketentuan yang ada maka terdapat risiko pengenaan sanksi
yang dapat berupa sanksi finansial berbentuk denda material ataupun sanksi non-finansial seperti
teguran tertulis, sanksi ketidaklayakan dan ketidakmampuan Direksi Perseroan ataupun pembekuan
kegiatan usaha tertentu. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola risiko tersebut dapat berdampak
negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan.
8. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholders) yang bersumber dari persepsi negative terhadap Perseroan. Persepsi negatif terhadap
Perseroan dapat ditimbulkan oleh kejadian-kejadian yang menurunkan reputasi, seperti keluhan
nasabah atas produk dan jasa yang diberikan, kelemahan pada tata kelola dan budaya perusahaan,
serta praktek bisnis yang menyimpang dari standar. Ketidakmampuan Perseroan dalam menjaga
reputasi Perseroan dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan.
B. RISIKO INVESTASI BAGI INVESTOR
1. Risiko Tidak Likuidnya Saham Perseroan
Mengingat jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini relatif terbatas, maka terdapat
kemungkinan perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek menjadi kurang likuid.
2. Risiko Harga Saham Yang Berfluktuasi
Fluktuasi perdagangan saham Perseroan di BEI yang dapat mengakibatkan turunnya harga saham
Perseroan dapat mengakibatkan kerugian bagi investor. Penurunan harga diakibatkan sebagian besar
oleh prospek dan kegiatan Perseroan, perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, politik atau pasar di
Indonesia, dan perubahan antara kondisi keuangan dan hasil usaha berdasarkan realisasi kegiatan
usaha dibandingkan dengan perkiraan investor.
Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko usaha yang material yang dihadapi
oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah diungkapkan dalam Prospektus
sesuai dengan bobot risiko yang ada dimulai dari risiko utama Perseroan
49
VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH
TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak material terhadap keadaan keuangan dan hasil
usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen yaitu 15 Nopember 2013
atas laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 yang perlu diungkapkan
dalam Prospektus ini, yang telah diaudit oleh KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
50
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN
1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
Perseroan didirikan dengan nama PT Bank Ina sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan
No.32, tanggal 9 Februari 1990, dibuat di hadapan Winnie Hadiprodjo, S.H., notaris pengganti dari
Kartini Muljadi S.H., Notaris di Jakarta, yang kemudian diubah berdasarkan Akta Perubahan Akta
Pendirian No.79, tanggal 22 Mei 1990, dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta, yang
menyetujui perubahan nama Perseroan dari PT Bank Ina menjadi PT Bank Ina Perdana. Kedua akta
tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.C2-3639
HT.01.01.Th.90, tanggal 23 Juni 1990, didaftarkan pada register Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No.719/Not/1990/PN.JKT.SEL pada tanggal 13 September 1990, sebagaimana telah diumumkan pada
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.4242 pada Berita Negara Republik Indonesia No.84
tanggal 19 Oktober 1990 (“Akta Pendirian”).
Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, yaitu sebagai berikut:
1. Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB Perseroan No.33, tanggal 9 Januari 1991, yang dibuat
di hadapan Mudofir Hadi, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan Pasal 9 (1)
tentang jumlah direksi Perseroan dan Pasal 12 (1) tentang jumlah dewan komisaris Perseroan
(“Akta No.33/1991”). Akta No.33/1991 telah disetujui oleh Menkeh berdasarkan Surat Keputusan
No.C2-478.HT.01.04.TH’91 tanggal 14 Februari 1991, dan didaftarkan pada register Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan No.89/Not/ 1991/PN.JKT.SEL pada tanggal 28 Februari 1991, sebagaimana
telah diumumkan pada Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.1001 pada Berita Negara
Republik Indonesia No.29 tanggal 9 April 1991.
2. Akta Berita Acara Perseroan No.86, tanggal 15 Mei 1992, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan
disetor Perseroan (“Akta No.86/1992”).
3. Akta Berita Acara Perseroan No.97, tanggal 21 Mei 1993, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan ketentuan Pasal 9 (1)
tentang jumlah anggota direksi dan Pasal 10 (1) tentang kewenangan direksi (“Akta No.97/1993”).
Akta No.97/1993 telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan dengan Surat Keputusan
No.C2-10874 HT.01.04.Th.93 tanggal 16 Oktober 1993, dan didaftarkan pada register Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan No.39/Not/HKM/1994/PN.JKT.SEL pada tanggal 8 Januari 1994.
4. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.96, tanggal 16 September 1993, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal disetor
dan ditempatkan Perseroan (“Akta No.96/1993”).
5. Akta Berita Acara No.85, tanggal 13 Juni 1994, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H.,
Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal disetor dan ditempatkan Perseroan
(“Akta No.85/1994”).
6. Akta Berita Acara No.63, tanggal 17 April 1997, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perseroan dan perubahan
seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No.5 Tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas (“Akta No.63/1997”). Akta No.63/1997 telah disetujui oleh
Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.C2-11.942 HT.01.04 TH.97 tanggal 18 November
1997, dan telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana dibuktikan dengan Surat
Penerimaan Laporan Data Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.C2-HT.01.04-A.25966,
tanggal 18 November 1997, serta telah didaftarkan ke KPP Jakarta Pusat No.1849/BH.09.05/II/98
pada tanggal 13 Februari 1998.
7. Akta Berita Acara No.69, tanggal 30 Maret 1999, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., Notaris di Jakarta, (“Akta No.69/1999”) sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan
Perseroan No.26, tanggal 25 Agustus 1999, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H.,
Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan ketentuan Pasal 4 (1) tentang modal dasar dan
Pasal 4 (2) tentang susunan pemegang saham Perseroan (“Akta No.26/1999”). Akta No.69/1999
dan Akta No.26/1999 telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan
Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.C-17702 HT.01.04.TH.99 tanggal 15 Oktober 1999.
51
8. Akta Berita Acara No.55, tanggal 29 Maret 2000, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan (i) penegasan kembali pengeluaran modal yang masih
berada dalam simpanan sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Perseroan No.4, tanggal
24 Januari 2000, yang dibuat di hadapan Esti Widowati, S.H., Notaris di Jakarta; (ii) peningkatan
modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan (iii) perubahan Pasal 5 (2) tentang persyaratan
pemegang saham Perseroan (“Akta No.55/2000”).
9. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.17, tanggal 12 Februari 2001, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal
ditempatkan dan disetor Perseroan (“Akta No.17/2001”). Akta 17/2001 2001 telah dilaporkan kepada
Menkeham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Menkeham No.C-435 HT.01.04.TH.2002, tanggal
11 Februari 2002 perihal penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, serta telah
didaftarkan ke KPP Jakarta Pusat No.14140/RUB.09.05/III/2010 pada tanggal 1 Maret 2010.
10. Akta Berita Acara No.55, tanggal 30 Agustus 2001, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor
Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 (2) dan (3) Anggaran Dasar Perseroan (“Akta
No.55/2001”).
11. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.43, tanggal 28 Maret 2002, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan
modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 (2) dan (3) Anggaran
Dasar Perseroan (“Akta No.43/2002”). Akta No.43/2002 telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.C-08456 HT.01.04.
TH.2002 tanggal 16 Mei 2002.
12. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.45 tanggal 29 Mei 2003, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal
dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 Anggaran Dasar
Perseroan (“Akta No.45/2003”). Akta No.45/2003 telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan No.C-22033 HT.01.04.TH.2003 tanggal 16 September 2003.
13. Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.49 tanggal 23 September 2003, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal
ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 (2) Anggaran Dasar Perseroan
(“Akta No.49/2003”). Akta No.49/2003 telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat
Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.C-28261 HT.01.04.TH.2003
tanggal 2 Desember 2003.
14.Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.25 tanggal 7 Juni 2005, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal
ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 (2) dan (3) Anggaran
Dasar Perseroan (“Akta No.25/2005”). Akta No.25/2005 telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.C-19291
HT.01.04.TH.2006 tanggal 3 Juli 2006.
15. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.45 tanggal 31 Desember 2007, yang dibuat
di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan (i)
peningkatan modal dasar, (ii) peningkatan modal ditempatkan dan (iii) perubahan seluruh Anggaran
Dasar Perseroan sesuai dengan ketentuan UUPT (“Akta No.45/2007”). Akta No.45/2007 telah
disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-17770.AH.01.02.Tahun 2008
tanggal 10 April 2008.
16. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.57 tanggal 23 April 2008, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan masa
jabatan direksi dan dewan komisaris dan karenanya mengubah Pasal 11 (3) dan Pasal 14 (3)
Anggaran Dasar Perseroan (“Akta No.57/2008”). Akta No.57/2008 telah diberitahukan kepada
Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No.AHUAH.01.10-23386 tanggal 12 November 2008.
17. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.02 tanggal 8 Juni 2011, yang dibuat
di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan
perubahan tugas dan wewenang direksi Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 12 Anggaran
Dasar Perseroan (“Akta No.02/2011”). Akta No.02/2011 telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHUAH.01.10-19674 tanggal 24 Juni 2011.
52
18. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.02 tanggal 1 Mei 2013, yang dibuat di
hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Barat, sehubungan dengan
peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 Anggaran
Dasar Perseroan (“Akta No.02/2013”). Akta No.02/2013 telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHUAH.01.10-19566 tanggal 21 Mei 2013.
19. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.31, tanggal 9 September 2013,
yang dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Barat,
sehubungan dengan (i) persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas sahamsaham Perseroan (Initial Public Offering) dan perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup
menjadi perseroan terbuka; (ii) persetujuan perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan
tentang Maksud dan Tujuan Perseroan; (iii) persetujuan peningkatan modal dasar Perseroan; (iv)
perubahan nilai nominal saham; dan (v) persetujuan pengeluaran saham baru dalam simpanan
Perseroan, yaitu dengan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat (“Akta No.31/2013”
atau “Anggaran Dasar”). Akta No.31/2013 telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan Persetujuan No.AHU-49437.AH.01.02.Tahun 2013, tanggal 23 September 2013
dan telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHU-AH.01.10-40894 tanggal 3 Oktober 2013.
Perseroan telah mendapatkan persetujuan prinsip pendirian bank umum berdasarkan Surat
No.S-649/MK.13/1990, tanggal 4 Mei 1990, yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Perseroan juga
telah mendapatkan izin usaha sebagai bank umum berdasarkan (i) Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.524/KMK.013/1991 tanggal 3 Juni 1991 dan (ii) Surat No.24/144/UPBD/PBD2
tentang pemberian izin usaha bank umum, yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tanggal 15 Juni 1991.
Satu bulan kemudian Perseroan sudah memulai kegiatan operasionalnya, atau tepatnya pada bulan
Juli 1991. Kantor Pusat Perseroan saat ini terletak di Jalan Abdul Muis No.40, Jakarta 10160 tepatnya
di gedung Bina Surya Group, atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah usaha di
bidang perbankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk mencapai
maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Melakukan usaha di bidang perbankan (bank umum) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertipikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menerbitkan surat pengakuan utang;
d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atau
perintah nasabahnya:
i. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak
lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
ii. surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
iii. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan Pemerintah;
iv. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
v.obligasi;
vi. surat dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan;
vii. surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek
atau sarana lainnya;
53
g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga;
h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
k. membeli agunan baik semua maupun sebagian, melalui pelelangan atau dengan cara lain
dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Perseroan, dengan ketentuan agunan
yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya;
l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
m. menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;
n. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
yang berwenang;
o. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang
berwenang;
p. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik
kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;
q. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan peraturan
perundangan dana pensiun yang berlaku; dan
r. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Sejak pendirian sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus, riwayat permodalan dan kepemilikan
saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Tahun 1990
Berdasarkan Akta Pendirian, para pemegang saham telah melakukan penyetoran secara tunai sehingga
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
15.000.000.000
3.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
12.000
3.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
12.000.000.000
3.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. Hadi Surya
3. Oentoro Surya
4. PT Asuransi Djiwa Bumi Asih Jaya
5. Dja Sarlim Sinaga
6. Sangim Purba Sidadolog
7. Handel Maatschappij J.A. Wattie and Company
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
54
Persentase
(%)
25
8,33
8,33
16,69
8,33
8,33
8,33
8,33
8,33
100,00
Tahun 1992
1. Berdasarkan Akta No.86/1992, Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) Perseroan menyetujui
(i) peningkatan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp13.000.000.000,-, (ii) pengeluaran 1.000
saham yang masih berada dalam simpanan Perseroan untuk dimiliki dan disetor oleh Majelis Pusat
Pendidikan Kristen di Indonesia dalam bentuk tunai (iii) pengeluaran 1.000 saham yang masih
berada dalam simpanan Perseroan untuk dimiliki dan disetor oleh Majelis Pusat Pendidikan Kristen
di Indonesia paling lambat tanggal 31 Desember 1992, (iv) penyertaan Perkumpulan Sekolah
Kristen Djakarta untuk memiliki dan menyetor sebanyak 1.000 saham paling lambat tanggal 31
Desember 1992, (v) hibah saham dari PT Media Interaksi Utama kepada PT Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya sebanyak 1.000 saham, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
15.000.000.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
13.000
2.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
13.000.000.000
2.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
15,39
23,09
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
100,00
2. Berdasarkan Akta Keputusan Rapat No.41, tanggal 11 November 1992 (“Akta No.41/1992”), yang
dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, RUPS Perseroan menyetujui
(i) pembatalan hibah saham dari PT Media Interaksi Utama kepada PT Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya berdasarkan Perjanjian Hibah Saham tanggal 1 Juni 1992 yang termaktub dalam Akta
No.86/1992 dan (ii) pengalihan 1.000 saham milik PT Media Interaksi Utama kepada PT Asuransi
Jiwa Bumi Asih Jaya sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
15.000.000.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
13.000
2.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
13.000.000.000
2.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
55
Persentase
(%)
15,39
23,09
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
100,00
Pengalihan 1.000 saham milik PT Media Interaksi Utama kepada PT Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya dilakukan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham antara PT Media Interaksi Utama dengan
PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, tanggal 11 November 1992, yang dibuat di bawah tangan.
Tahun 1993
Berdasarkan Akta No.96/1993, RUPS Perseroan menyetujui pengalihan hak untuk memesan 1.000
saham yang masih dalam simpanan Perseroan milik Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
kepada Uripto Widjaja, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
15.000.000.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
14.000
1.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
14.000.000.000
1.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
11. Uripto Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
14,29
21,45
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
100,00
Pengalihan hak untuk memesan 1.000 saham yang masih dalam simpanan Perseroan milik Majelis
Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia kepada Uripto Widjaja dilakukan berdasarkan Perjanjian
Pengalihan Hak Menyetor Saham antara Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia dengan Uripto
Widjaja, tanggal 20 September 2013, yang dibuat di bawah tangan.
Tahun 1994
Berdasarkan Akta No.85/1994, RUPS Perseroan menyetujui untuk mengeluarkan seluruh saham yang
masih berada dalam simpanan yaitu sebanyak 1.000 saham untuk disetor dan dimiliki oleh Perkumpulan
Sekolah Kristen Djakarta dalam bentuk tunai, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang
saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
15.000.000.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
56
Persentase
(%)
13,3
20,00
6,67
6,67
6,67
6,67
Keterangan
Jumlah Saham
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
11. Uripto Widjaja
12. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
15.000
0
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
15.000.000.000
0
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
100,00
Tahun 1997
Akta Berita Acara No.63, tanggal 17 April 1997, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H.,
Notaris di Jakarta, RUPS Perseroan menyetujui peningkatan modal dasar menjadi Rp60.000.000.000,
sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
15.000
45.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
15.000.000.000
45.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
11. Uripto Widjaja
12. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
13,3
20,00
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
100,00
Tahun 1998
Berdasarkan Akta Berita Acara No.153, tanggal 27 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta (“Akta No.153/1998”), RUPS Perseroan menyetujui penjualan
atas (i) 1.000 saham milik Dja Sarlim Sinaga dan 1.000 saham milik Sangim Purba Sidadolog kepada
PT Jaya Agra Wattie; dan (ii) 1.000 saham milik Oentoro Surya dan 1.000 saham milik Hadi Surya
kepada PT Rekso Sempurno Moro Joyo, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
2.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Baktinendra Prawiro
2. Uripto Widjaja
3. Soetikno Soedarjo
4. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
5. PT Media Interaksi Utama
57
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,67
6,67
13,33
Keterangan
Jumlah Saham
6. PT Jaya Agra Wattie
7. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
3.000
1.000
3.000
2.000
15.000
45.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
3.000.000.000
1.000.000.000
3.000.000.000
2.000.000.000
15.000.000.000
45.000.000.000
Persentase
(%)
20
6,67
20
13,32
100,00
Pengalihan saham sebagaimana tersebut di atas dilakukan berdasarkan:
a. Perjanjian Jual Beli Saham, tanggal 27 Maret 1998, yang dibuat di bawah tangan, dari Hadi Surya
kepada PT Rekso Sempurno Morojoyo; dan
b. Akta Jual Beli Saham No.154, tanggal 27 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., Notaris di Jakarta, dari Dja Sarlim Sinaga kepada PT Jaya Agra Wattie.
Tahun 1999
1. Berdasarkan Akta No.69/1999 sebagaimana diubah dengan Akta No.26/1999, RUPS Perseroan
menyetujui (i) perubahan nilai nominal saham dari Rp1.000.000 menjadi Rp. 1.000 per saham
(ii) pengeluaran modal yang masih berada dalam simpanan sejumlah 17.500.000 saham atau
senilai Rp17.500.000.000,- sehingga modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp32.500.000.000,yang diambil bagian oleh seluruh pemegang saham Perseroan dalam bentuk tunai, yaitu
(a) Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta, Uripto Widjaja, Soetikno Soedarjo, Baktinendra Prawiro,
dan Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia masing-masing sebanyak 1.166.550 saham,
(b) PT Media Interaksi Utama dan PT Rekso Sempurno Moro Joyo masing-masing sebanyak
2.333.625 saham, dan (c) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya dan PT Jaya Aggra Wattie masingmasing sebanyak 3.500.000 saham; (iii) penjualan atas 2.166.550 saham milik Soetikno Soedarjo
kepada pihak ketiga yang jual belinya akan dilaksanakan pada hari dan tanggal yang ditentukan
kemudian oleh Soetikno Soedarjo, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.166.550
2.166.550
2.166.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
4.333.625
6.500.000
6.500.000
32.500.000
27.500.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
4.333.625.000
6.500.000.000
6.500.000.000
32.500.000.000
27.500.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soetikno Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
58
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
13,33
13,32
20
20
100,00
2. Berdasarkan Akta Berita Acara No.44, tanggal 20 April 1999, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, RUPS Perseroan telah memberikan penegasan persetujuan
sehubungan dengan penjualan 2.166.550 saham milik Soetikno Soedarjo kepada Soedarjo, maka
komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.166.550
2.166.550
2.166.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
4.333.625
6.500.000
6.500.000
32.500.000
27.500.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
4.333.625.000
6.500.000.000
6.500.000.000
32.500.000.000
27.500.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
13,33
13,32
20
20
100,00
Pengalihan hak atas saham dari Soetikno Soedarjo kepada Soedarjo dilaksanakan berdasarkan Akta
Jual Beli Saham No.35, tanggal 19 April 1999, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H.,
Notaris di Jakarta.
3. Berdasarkan Akta Berita Acara Perseroan No.24, tanggal 15 Desember 1999, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani S.H., Notaris di Jakarta (“Akta No.24/1999”), RUPS Perseroan
menyetujui penjualan 100.000 saham milik PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada Soedarjo,
sehingga komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.166.550
2.166.550
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
4.333.625
6.400.000
6.500.000
32.500.000
27.500.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
4.333.625.000
6.500.000.000
6.500.000.000
32.500.000.000
27.500.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,97
6,67
6,67
13,33
13,33
19,69
20
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada Soedarjo dilakukan
berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.25, tanggal 15 Desember 1999, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta.
59
Tahun 2000
Berdasarkan Akta No.55/2000, RUPS Perseroan (i) menegaskan kembali pengeluaran modal yang
masih berada dalam simpanan sejumlah 10.000.000 saham atau senilai Rp10.000.000.000,- sehingga
modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp42.500.000.000,- yang telah diambil dan disetor dalam bentuk
tunai oleh (a) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 1.968.250 saham (b) PT Jaya Agra Wattie
sebanyak 831.750 saham dan (c) International Investments Holding Incorporated sebanyak 7.200.000
saham sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Perseroan No.4, tanggal 24 Januari 2000,
yang dibuat di hadapan Esti Widowati, S.H., Notaris di Jakarta; (ii) menyetujui pengeluaran sahamsaham yang masih berada dalam simpanan sejumlah 2.000.000 saham atau senilai Rp2.000.000.000
sehingga modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp44.500.000.000,- yang telah diambil bagian dan
disetor dalam bentuk tunai oleh (a) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 393.800 saham
(b) International Investments Holding Incorporated sebanyak 1.606.200 saham, sehingga struktur
permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.166.550
2.166.550
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
4.333.625
8.762.050
7.331.750
8.806.200
44.500.000
15.500.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
4.333.625.000
8.762.050.000
7.331.750.000
8.806.200.000
44.500.000.000
15.500.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
4,87
4,87
5,1
4,87
4,87
9,74
9,74
19,69
16,47
19,78
100,00
Tahun 2001
1. Berdasarkan Akta No.17/2001, RUPS Perseroan menyetujui (i) penjualan 792.000 saham milik
PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera dan (ii) pengeluaran
modal dalam simpanan sejumlah 100.000 saham untuk dimiliki dan disetor dalam bentuk tunai
oleh Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera, sehingga modal ditempatkan Perseroan menjadi
Rp44.600.000.000,-, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.166.550
2.166.550
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
2.166.550.000
2.166.550.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
60
Persentase
(%)
4,85
4,85
5,1
4,85
4,85
9,71
Keterangan
Jumlah Saham
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
11. Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
4.333.625
7.970.050
7.331.750
8.806.200
892.000
44.600.000
15.400.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
4.333.625.000
7.970.050.000
7.331.750.000
8.806.200.000
892.000.000
44.600.000.000
15.400.000.000
Persentase
(%)
9,71
17,87
16,43
19,74
2,00
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada Dana Pensiun Bakti Asih
Sejahtera dilakukan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.18, tanggal 12 Februari 2001, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta.
2. Berdasarkan Akta No.55/2001, RUPS Perseroan menyetujui pengeluaran saham-saham yang
masih berada dalam simpanan sejumlah 3.500.000 saham atau senilai Rp3.500.000.000,- sehingga
modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp48.100.000.000,- yang diambil bagian dan disetor dalam
bentuk tunai oleh (i) Uripto Widjaja sebanyak 238.450 saham, (ii) PT Rekso Sempurno Moro Joyo
sebanyak 1.995.050 saham, (iii) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 695.420 saham, dan
(iv) PT Jaya Agra Wattie sebanyak 571.080 saham, sehingga struktur permodalan dan komposisi
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.166.550
2.405.000
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
6.328.675
8.665.470
7.902.830
8.806.200
892.000
48.100.000
11.900.000
2.166.550.000
2.405.000.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
6.328.675.000
8.665.470.000
7.902.830.000
8.806.200.000
892.000.000
48.100.000.000
11.900.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
11. Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
4,50
5,00
4,72
4,50
4,50
9,00
13,16
18,02
16,44
18,31
1,85
100,00
Tahun 2002
Berdasarkan Akta No.43/2002, RUPS Perseroan menyetujui pengeluaran modal dalam simpanan
sejumlah 1.000.000 saham untuk dimiliki dan disetor oleh PT Rekso Sempurno Moro Joyo dalam
bentuk tunai, sehingga modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp49.100.000.000,-, sehingga struktur
permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
61
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.166.550
2.405.000
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
7.328.675
8.665.470
7.902.830
8.806.200
892.000
49.100.000
10.900.000
2.166.550.000
2.405.000.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
7.328.675.000
8.665.470.000
7.902.830.000
8.806.200.000
892.000.000
49.100.000.000
10.900.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
11. Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
4,42
4,9
4,61
4,42
4,42
8,82
14,92
17,64
16,1
17,94
1,81
100,00
Tahun 2003
1. Berdasarkan Akta No.38, tanggal 21 Maret 2003, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta (“Akta No.38/2003”), RUPS Perseroan telah menyetujui penjualan
892.000 saham milik Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera kepada PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya,
sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
60.000.000.000
2.166.550
2.405.000
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
7.328.675
9.557.470
7.902.830
8.806.200
49.100.000
10.900.000
2.166.550.000
2.405.000.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
7.328.675.000
9.557.470.000
7.902.830.000
8.806.200.000
49.100.000.000
10.900.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
4,42
4,9
4,61
4,42
4,42
8,82
14,92
19,45
16,1
17,94
100,00
Pengalihan hak atas saham dari Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera kepada PT Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya dilakukan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.39, tanggal 21 Maret 2003, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta.
62
2. Berdasarkan Akta No.45/2003, RUPS Perseroan menyetujui (i) pengeluaran modal dalam simpanan
sejumlah 20.201.338 saham atau senilai Rp20.201.338.000,- sehingga modal ditempatkan
Perseroan menjadi Rp69.301.338.000,- yang diambil bagian dan disetor dalam bentuk tunai oleh
(a) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 2.049.288 saham, (b) PT Rekso Sempurno Moro
Joyo sebanyak 5.326.213 saham, (c) Soedarjo sebanyak 5.565.404 saham, (d) International
Investments Holding Incorporated sebanyak 5.508.968 saham, dan (e) Uripto Widjaja sebanyak
1.751.465 saham, serta (ii) meningkatkan modal dasar menjadi Rp100.000.000.000,-, dan (iii)
meningkatkan modal disetor menjadi Rp69.301.338.000,-, sehingga struktur permodalan dan
susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
100.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
100.000.000.000
2.166.550
4.156.465
7.831.954
2.166.550
2.166.550
4.333.625
12.654.888
11.606.758
7.902.830
14.315.168
69.301.338
30.698.662
2.166.550.000
4.156.465.000
7.831.954.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
12.654.888.000
11.606.758.000
7.902.830.000
14.315.168.000
69.301.338.000
30.698.662.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
3,13
5,99
11,30
3,13
3,13
6,25
18,27
16,75
11,40
20,65
100,00
3. Berdasarkan Akta No.49/2003, Perseroan menyetujui pengeluaran modal dalam simpanan
sejumlah 12.827.655 saham atau senilai Rp12.827.655.000,- sehingga modal ditempatkan
Perseroan menjadi Rp82.128.993.000,- yang diambil bagian dan disetor dalam bentuk tunai oleh
(i) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 8.246.665 saham, (ii) PT Jaya Agra Wattie sebanyak
2.290.495 saham, dan (iii) PT Rekso Sempurno Moro Joyo sebanyak 2.290.495 saham, sehingga
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
100.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
100.000.000.000
2.166.550
4.156.465
7.831.954
2.166.550
2.166.550
4.333.625
14.945.383
19.853.423
10.193.325
14.315.168
82.128.993
17.871.007
2.166.550.000
4.156.465.000
7.831.954.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
14.945.383.000
19.853.423.000
10.193.325.000
14.315.168.000
82.128.993.000
17.871.007.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
63
Persentase
(%)
2,64
5,06
9,53
2,64
2,64
5,28
18,20
24,17
12,41
17,43
100,00
4. Berdasarkan Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.32 tanggal 31 Oktober 2003, yang dibuat
di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta (“Akta No.32/2003”), RUPS
Perseroan menyetujui penjualan 19.853.423 saham milik PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada
PT Kharisma Prima Karya, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
100.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
100.000.000.000
2.166.550
4.156.465
7.831.954
2.166.550
2.166.550
4.333.625
14.945.383
19.853.423
10.193.325
14.315.168
82.128.993
17.871.007
2.166.550.000
4.156.465.000
7.831.954.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
14.945.383.000
19.853.423.000
10.193.325.000
14.315.168.000
82.128.993.000
17.871.007.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Kharisma Prima Karya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
2,64
5,06
9,53
2,64
2,64
5,28
18,20
24,17
12,41
17,43
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada PT Kharisma Prima Karya
dilakukan berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli Saham No.33, tanggal 31 Oktober 2003, yang dibuat
di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta.
Tahun 2004
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.16 tanggal 21 April 2004, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta (“Akta No.16/2004”), RUPS
Perseroan menyetujui (i) hibah atas 1.166.550 saham milik Majelis Pusat Pendidikan Kristen di
Indonesia kepada Soedarjo, (ii) hibah atas 1.166.550 saham milik Perkumpulan Sekolah Kristen
Djakarta kepada Soedarjo, (iii) hibah atas 1.166.550 saham milik Baktinendra Prawiro kepada
Soedarjo, (iv) hibah atas 2.238.481 saham milik PT Media Interaksi Utama kepada Soedarjo, dan
(v) pengalihan 5.353.423 saham milik PT Kharisma Prima Karya kepada Uripto Widjaja, sehingga
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
100.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
100.000.000.000
1.000.000
9.509.888
13.570.085
1.000.000
1.000.000
2.095.144
14.945.383
14.500.000
10.193.325
14.315.168
82.128.993
17.871.007
1.000.000.000
9.509.888.000
13.570.085.000
1.000.000.000
1.000.000.000
2.095.144.000
14.945.383.000
14.500.000.000
10.193.325.000
14.315.168.000
82.128.993.000
17.871.007.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3.Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Kharisma Prima Karya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
64
Persentase
(%)
1,22
11,58
16,52
1,22
1,22
2,55
18,20
17,65
12,41
17,43
100,00
Pengalihan saham sebagaimana tersebut di atas dilakukan berdasarkan:
a. Perjanjian Jual Beli Saham, tanggal 21 April 2004, yang dibuat di bawah tangan, dari PT Kharisma
Prima Karya kepada Uripto Wijaya;
b. Akta Hibah Saham No.17, tanggal 21 April 2004, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H.,
M.Hum., Notaris di Jakarta, dari Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia kepada Soedarjo;
c. Akta Hibah Saham No.19, tanggal 21 April 2004, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, dari Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta kepada Soedarjo;
d. Akta Hibah Saham No.18, tanggal 21 April 2004, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, dari Baktinendra Prawiro kepada Soedarjo; dan
e. Akta Hibah Saham No.20, tanggal 21 April 2004, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, dari PT Media Interaksi Utama kepada Soedarjo.
Tahun 2005
Berdasarkan Akta No.25/2005, RUPS Perseroan menyetujui (i) pengeluaran modal dalam simpanan
sejumlah 17.871.007 saham senilai Rp17.871.007.000,-, sehingga modal ditempatkan Perseroan
menjadi Rp100.000.000.000,- untuk dimiliki dan disetor penuh dalam bentuk tunai oleh PT Kharisma
Prima Karya paling lambat tanggal 30 Juni 2005, (ii) pengalihan 13.570.085 saham milik Soedarjo
kepada PT Kharisma Prima Karya, dan (iii) pengalihan 9.509.888 saham milik Uripto Widjaja kepada
PT Kharisma Prima Karya sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
100.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
100.000.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
2.095.144
14.945.383
55.450.980
10.193.325
14.315.168
100.000.000
0
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
2.095.144.000
14.945.383.000
55.450.980.000
10.193.325.000
14.315.168.000
100.000.000.000
0
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Baktinendra Prawiro
3. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
4. PT Media Interaksi Utama
5. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
6. PT Kharisma Prima Karya
7. PT Jaya Agra Wattie
8. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
1,0
1,0
1,0
2,1
14,94
55,45
10,2
14,31
100,00
Pengalihan saham dari Soedarjo dan Uripto Widjaja kepada PT Kharisma Prima Karya dilakukan
berdasarkan Akta Pemasukan (Inbreng) No.10, tanggal 3 Juni 2005, yang dibuat di hadapan Edward
Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Administrasi Jakarta Barat.
Tahun 2007
Akta No.45/2007, Perseroan menyetujui (i) peningkatan modal dasar Perseroan menjadi
Rp400.000.000.000 dan (ii) modal ditempatkan dan disetor Perseroan sebesar Rp28.000.000.000,sehingga menjadi Rp128.000.000.000,-, yang diambil bagian dan disetor dalam bentuk tunai oleh
PT Kharisma Prima Karya, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
65
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
400.000.000.000
83.450.980
14.945.383
14.315.168
10.193.325
2.095.144
1.000.000
1.000.000
1.000.000
128.000.000
272.000.000
83.450.980.000
14.945.383.000
14.315.168.000
10.193.325
2.095.144.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
3. International Investments Holding Incorporated
4. PT Jaya Agra Wattie
5. PT Media Interaksi Utama
6. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
7. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
8. Baktinendra Prawiro
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
65,20
11,68
11,18
7,96
1,64
0,78
0,78
0,78
100,00
Tahun 2009
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.2, tanggal 3 Februari 2009, yang
dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum, Notaris di Jakarta (“Akta No.2/2009”), RUPS
Perseroan menyetujui pengalihan saham dari (i) International Investments Holding Incorporated
sebanyak 14.315.168 saham, (ii) PT Jaya Agra Wattie sebanyak 10.193.325 saham, dan
(iii) PT Rekso Sempurno Moro Joyo sebanyak 14.945.383 saham, seluruhnya kepada PT Kharisma
Prima Karya sebagai pemasukan (inbreng) dari pihak-pihak tersebut di PT Kharisma Prima Karya,
sehingga susunanpemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
400.000.000.000
122.904.856
2.095.144
1.000.000
1.000.000
1.000.000
128.000.000
272.000.000
122.904.856.000
2.095.144.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Media Interaksi Utama
3. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
4. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
5. Baktinendra Prawiro
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
96,02
1,64
0,78
0,78
0,78
100,00
Pengalihan saham dari (i) International Investments Holding Incorporated, (ii) PT Jaya Agra Wattie, dan
(iii) PT Rekso Sempurno Moro Joyo kepada PT Kharisma Prima Karya dilakukan berdasarkan Akta
Pemasukan (Inbreng) No.33, tanggal 21 Januari 2009, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta. Pemasukan (inbreng) atas saham-saham tersebut telah mendapatkan
persetujuan dari RUPS Perseroan sebagaimana dibuktikan dengan Akta Berita Acara RUPSLB
Perseroan No.07 tanggal 9 Mei 2006, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.,
Notaris di Jakarta jo. Akta No.24/2007.
66
Tahun 2010
1. Berdasarkan Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.15, tanggal 19 Mei 2010 jo. Akta
Pernyataan Keputusan Rapat No.20, tanggal 11 Juni 2010, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Kota Administrasi Jakarta Barat (“Akta No.20/2010”),
RUPS Perseroan menyetujui (i) pengalihan 1.000.000 saham milik Perkumpulan Sekolah Kristen
Djakarta dan (ii) 1.000.000 saham milik Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia kepada
PT Kharisma Prima Karya, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai
berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
400.000.000.000
124.904.856
2.095.144
1.000.000
128.000.000
272.000.000
124.904.856.000
2.095.144.000
1.000.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Media Interaksi Utama
3. Baktinendra Prawiro
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
97,58
1,64
0,78
100,00
Pengalihan hak atas saham dari Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta kepada PT Kharisma Prima
Karya tersebut dilakukan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.17, tanggal 19 Mei 2010 dan pengalihan
saham dari Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia kepada PT Kharisma Prima Karya dilakukan
berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.33, tanggal 16 Juni 2010. Kedua akta tersebut dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta.
2. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.24, tanggal 24
Agustus 2010, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta
(“Akta No.24/2010”), RUPS Perseroan menyetujui pengalihan 1.000.000 saham milik Baktinendra
Prawiro kepada PT Kharisma Prima Karya, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
400.000.000.000
125.904.856
2.095.144
128.000.000
272.000.000
125.904.856.000
2.095.144.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Media Interaksi Utama
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
98,36
1,64
100,00
Pengalihan hak atas saham dari Baktinendra Prawiro kepada PT Kharisma Prima Karya tersebut
dilakukan berdasarkan Surat Jual Beli Saham, tanggal 20 Agustus 2010, yang dibuat di bawah tangan.
67
3. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.33, tanggal 15 Oktober
2010, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H. M.Hum., Notaris di Jakarta (“Akta
No.33/2010”), RUPS Perseroan menyetujui pengalihan 2.095.144 saham milik PT Media Interaksi
Utama kepada PT Kharisma Prima Karya, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
400.000.000.000
128.000.000
128.000.000
272.000.000
128.000.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
100
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Media Interaksi Utama kepada PT Kharisma Prima Karya tersebut
dilakukan berdasarkan Surat Jual Jual Beli Saham, tanggal 15 Oktober 2010, yang dibuat di bawah
tangan.
4. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.14, tanggal
10 Desember 2010, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta
(“Akta No.14/2010”), RUPS Perseroan menyetujui pengalihan 1.280.000 saham milik PT Kharisma
Prima Karya kepada Oki Widjaja, sehingga susunan pemegang Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
400.000.000.000
126.720.000
1.280.000
128.000.000
272.000.000
126.720.000.000
1.280.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
99
1
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Kharisma Prima Karya kepada Oki Widjaja tersebut dilakukan
berdasarkan Surat Jual Beli Saham, tanggal 10 Desember 2010, yang dibuat di bawah tangan.
Tahun 2013
1. Berdasarkan Akta No.02/2013, RUPS Perseroan menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan
disetor menjadi sebesar Rp158.000.000.000,- yang diambil bagian dan disetor dalam bentuk tunai
oleh (i) PT Aji Lebur Seketi sebanyak 22.877.000 saham dan (ii) Oki Widjaja sebanyak 7.123.000
saham, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai
berikut:
68
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
400.000.000.000
126.720.000
22.877.000
8.403.000
158.000.000
242.000.000
126.720.000.000
22.877.000.000
8.403.000.000
158.000.000.000
242.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
80,20
14,48
5,32
100,00
2. Berdasarkan Akta No.31/2013, RUPS Perseroan menyetujui antara lain sebagai berikut: (i)
persetujuan peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar
Rupiah) menjadi sebesar Rp632.000.000.000,- (enam ratus tiga puluh dua milyar Rupiah); dan (ii)
perubahan nilai nominal saham dari semula Rp1.000,- (seribu Rupiah) per lembar saham menjadi
Rp100,- (seratus Rupiah) per lembar saham penurunan nominal saham menjadi sebesar Rp100,(seratus Rupiah) per saham, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
6.320.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
632.000.000.000
1.267.200.000
228.770.000
84.030.000
1.580.000.000
4.740.000.000
126.720.000.000
22.877.000.000
8.403.000.000
158.000.000.000
474.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
80,20
14,48
5,32
100,00
Perseroan selalu menyesuaikan dan memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.14/8/PBI/2012 tanggal
13 Juli 2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum. Apabila pada posisi penilaian bulan Desember
2013, Perseroan memperoleh penilaian peringkat 1 (satu) atau peringkat 2 (dua) maka pemegang saham
berdasarkan Akta No.31/2013 tetap dapat memiliki saham sesuai dengan presentase yang dimilikinya.
Namun apabila Tingkat Kesehatan dan GCG Perseroan pada posisi penilaian bulan Desember 2013
memperoleh penilaian peringkat 3 (tiga), 4 (empat) atau 5 (lima) maka pemegang saham berdasarkan
Akta No.31/2013 wajib menyesuaikan batas maksimum kepemilikan saham paling lama 5 (lima) tahun
sejak 1 Januari 2014.
Penyesuaian batas maksimum kepemilikan juga wajib dilakukan apabila Perseroan mengalami
penurunan penilaian Tingkat Kesehatan dan penilaian GCG menjadi peringkat 3 (tiga), 4 (empat) atau
5 (lima) selama 3 (tiga) periode penilaian berturut turut atau pemegang saham atas inisiatif sendiri
melakukan penjualan saham yang dimilikinya.
Jangka waktu penyesuaian paling lama 5 (lima) tahun setelah perode penilaian terakhir atau penjualan
saham yang dimilikinya dan jika terjadi penyesuaian batas maksimum kepemilikan saham maka dibuat
rencana tindak penyesuaian yang memuat cara penyesuaian batas maksimum kepemilikan, tahapan
pelaksanaan dan jangka waktu.
Tidak terdapat perubahan struktur permodalan dan pemegang saham sampai dengan Prospektus ini
diterbitkan.
69
3. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN
Risk Monitoring Co
ommiee
Audit Commiee
muneraon and
d Nominaon
Rem
Com
mmiee
Board of
Commissioner
P
President
Directtor
Internal Audit Head
O
Operaonal
Director
Co
ommercial & Co
onsumer Loan
and Funding Gr. Head
Product and Prromoon
Risk Management
M
Gr. Head
Clearring and Selem
ment Centre
Brancch Services Support
ATM Support
User Rep & Implemeentor
Risk Co
ontrol & Policy
Risk Monitoring
M
and Reporng
R
Head
d of General Affaair
KPO Abdul Muis
M Head
Branch
hes
Comp
pliance Directorr
Operraon Support Gr.
G Head
Markeng Man
nager
Head of Credit Program
Credit Comm
miee
Credit Policyy Commiee
ALCO
C
IT Steering Commiee
Risk Manageement Committtee
Strategic Planning
P
& Budgeng
B
Commiee
Human Reso
ources Committtee
Ceentral Credit Gr. Head
Crediit Risk Analysis &
Restrructuring
Appraisal
Head of
o System and
Proced
dures
Head off Compliance an
nd APUPPT
Regulaon Monitoringg
Accoun
nt and Cust. Mo
onitoring
Head
d of Loan Admin. Centre
Head of Human Reso
ources
Head of Treeasury
TTrading
S
Selement
Head of Legal Corporate
C
Legal Corporatee
Remedial
Head of IT
IT. Su
upport
IT. Deevelopment
Acco
ounng & Fin. Planning
P
Gr.Head
Budggeng
Finan
ncial Analysis & tax
MIS/Reporng
nce
Finan
70
Recruitment & Trainin
ng
nistraon and Paayroll
Admin
4. MANAJEMEN DAN PENGAWASAN
Susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham Perseroan No. 31, tanggal 9 September 2013 juncto Akta Pernyataan Keputusan
Sirkular Pemegang Saham Perseroan No.105 tanggal27 Nopember 2013 yang keduanya dibuat di
hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta (“Akta No.105/2013”), adalah
sebagai berikut:
Komisaris
Komisaris Utama Independen Komisaris Independen Komisaris : Birawa Natapradja
: Hari Sugiharto
: Winadewi Hanantha
Direksi
Direktur Utama Direktur Direktur : Edy Kuntardjo
: Wardoyo
: Kiung Hui Ngo
Berdasarkan Akta No.31/2013 juncto Akta No. 105/2013, masa jabatan anggota Direksi dan Komisaris
adalah 2 tahun sejak pengangkatan.
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tersebut di atas telah disetujui oleh
Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
(i). Surat Gubernur Bank Indonesia No.13/90/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 9 Agustus 2011 mengenai
persetujuan terhadap Edy Kuntardjo sebagai Direktur Utama dan Direktur Tidak Terafiliasi
Perseroan;
(ii).Surat Gubernur Bank Indonesia No.14/55/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 12 Juni 2012 mengenai
persetujuan atas pengangkatan Wardoyo sebagai Direktur Kepatuhan Perseroan;
(iii).Surat Gubernur Bank Indonesia No.15/108/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 18 Nopember 2013
mengenai persetujuan terhadap Kiung Hui Ngo sebagai Direktur Perseroan.
(iv). Surat Gubernur Bank Indonesia No.14/101/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 4 September 2012 mengenai
persetujuan atas pengangkatan Birawa Natapradja sebagai Komisaris Utama Independen
Perseroan;
(v).Surat Gubernur Bank Indonesia No.10/66/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 7 Mei 2008 mengenai
persetujuan terhadap Hari Sugiharto sebagai Komisaris Independen Perseroan;
(vi). Surat Gubernur Bank Indonesia No.14/152/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 7 Desember 2012 mengenai
persetujuan terhadap Winadewi Hanantha sebagai Komisaris Perseroan.
71
Berikut adalah keterangan singkat dari masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:
Dewan Komisaris:
Birawa Natapradja, Komisaris Utama Independen
Warga Negara Indonesia, 79 tahun, lahir di Nganjuk, 17 September 1934.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana jurusan Hukum Internasional di Universitas
Katholik Parahyangan, Bandung pada tahun 1965.
Menjabat sebagai Komisaris Utama Independen Perseroan sejak tahun 2012
sampai dengan saat ini. Sebelum itu menjabat sebagai Komisaris Utama
Perseroan (2010-2012), Presiden Komisaris PT Astral Permai (2005-2010),
Internasional Officer - Pejabat Eksekutif Salim Grup (2007-2009), Penasehat
Kantor Wilayah V Sumatera bagian Utara BCA (2000-2001), Kepala Kantor
Wilayah V Sumatera bagian Utara – BCA Medan (1986-2000), Kepala Cabang
BCA KCU Medan (1977—1986), Kepala Cabang BCA KCU Semarang (19751977), Kepala Cabang Panin Bank KCU Semarang (1972-1975), Assistant
Manager bidang Kredit dan Personalia Bank Buana KCU Surabaya (1969-1971).
Hari Sugiarto, Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 68 tahun, lahir di Yogyakarta, 22 Maret 1945.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga, pada tahun 1971 dan Master Ekonomi dan Perbankan di University of
Wales Cardiff, United Kingdom, pada tahun 1987.
Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun
2008 sampai dengan saat ini. Sebelum itu menjabat sebagai Komisaris Perseroan
(2001-2008), Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden
RI (2000-2005), Anggota/Ketua Delegasi RI pada Perundingan Bidang Jasa –
ASEAN (1995-2005), Anggota/Ketua Delegasi RI pada Perundingan Bidang
Jasa – APEC (1996-2005), Anggota/Ketua Delegasi RI pada Perundingan Bidang
Jasa – WTO (1991-2005), Ketua/Direktur Utama Dana Pensiun BPK Penabur
(2000-2005), Direktorat Jendral Lembaga Keuangan Departemen Keuangan RI
(1973-2000), Sekretaris Dewan Pengawas/Komisaris BTN (1979-1981), Dosen
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga (1968-1973), Ketua Badan Pengawas
Perbendaharaan Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (2000-2007), , Ketua II
Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Indonesia (1995-2001), Ketua
Departemen SDM Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta
Indonesia (2005-2006), Anggota Pengurus Harian Asosiasi Dana Pensiun
Indonesia (2005-2006), Ketua III Yayasan Perguruan Tinggi Kristen UKRIDA
(1999-2007), Anggota Kelompok Kerja Tim Penasehat Ekonomi Pemerintah
RI (2005-2011), Anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa, Kantor Wakil
Presiden RI (2005-2007) dan Anggota Tim Nasional Perunding Multilateral (19912005), Anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa / TKBJ Departemen Keuangan RI
(1995-2007).
Saat ini beliau juga menjabat sebagai Bendahara Umum Majelis Pendidikan
Kristen di Indonesia sejak tahun 2007 dan Ketua Umum Koperasi Maju Bersama
sejak tahun 2011.
72
Winadewi Hanantha, Komisaris
Warga Negara Indonesia, 64 tahun, lahir di Kudus, 6 Juli 1949.
Menyelesaikan pendidikan Akademi jurusan Ekonomi di Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, pada tahun 1972 dan Sarjana Fakultas Ekonomi di Universitas
Katholik Parahyangan, Bandung pada tahun 1976.
Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2012 sampai dengan saat
ini. Sebelum itu menjabat sebagai Direktur Bisnis Perseroan (2010-2012), Head
of Branch Banking Bank Rabo International Indonesia (2008-2009), Direktur
Bank Haga (2004-2008), Direktur Bank Hagakita (2000-2004), Treasury, Credit
and Marketing Division Head Bank Hagakita (2000), Regional head Bank Haga
(1997-1999), Main Branch manager and Treasury Departement Head Bank Haga
(1992), Main Branch Manager Bank Haga (1990-1997), Credit and Marketing
Manager Kantor Pusat Bank Haga (1989-1990), Credit and Marketing Manager
Kantor Pusat Bank Arta Pusara (1988-1989), Kepala Urusan Kredit Kantor Pusat
merangkap Wakil I Pimpinan Cabang Bank Danamon (1985), Kepala Urusan
Kredit Kantor Pusat Bank Danamon (1983-1988), Kepala Biro Administrasi
merangkap Kepala Unit Luar Negeri (1982-1983), Kepala Urusan Perencanaan
dan Pengawasan Kantor Pusat Bank Danamon (1981-1982) dan Kepala Biro
Administrasi Pusat Bank Danamon (1978-1981), Staff Accounting Bank Danamon
(1977-1978).
Direksi:
Edy Kuntardjo, Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, 56 tahun, lahir di Banda Aceh, 22 September 1957.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi
Perusahaan di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, pada tahun 1982 dan
Magister Keuangan di STIE Perbanas, Jakarta pada tahun 2003.
Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2011 sampai dengan
saat ini. Sebelum itu menjabat sebagai Komisaris Independen dan Direktur
Kepatuhan Bank Hana (2008-2011), Direktur Kepatuhan Bank Bintang Manunggal
(2000-2007), dan berbagai jabatan di Bank Bintang Manunggal sebagai Kepala
SKAI, Kepala Divisi Hukum & Administrasi Kredit, dan Kepala Divisi Marketing
Bank Bintang Manunggal (1990-2000). Karir pada industri perbankan dirintis di
Bank Dagang Negara (d/h Bank Mandiri) tahun 1983-1990, dengan jabatan/posisi
Wakil Kepala Cabang Bidang Pemasaran, Kepala Bagian Dana (Bank Dagang
Negara Cabang Banda Aceh), Account Officer, Kepala Seksi Impor/Ekspor &
Jasa Valuta Asing Bank (Bank Dagang Negara Cabang Jakarta Pulogadung) dan
Management Trainee Bank Dagang Negara Kantor Pusat.
73
Wardoyo, Direktur Kepatuhan
Warga Negara Indonesia, 55 tahun, lahir di Klaten, 17 Juli 1958.
Menyelesaikan pendidikan Akademi jurusan Perbankan di AIP-Perbanas
Palembang, pada tahun 1981 dan Sarjana Ekonomi di Universitas Sriwijaya,
Palembang, pada tahun 1986.
Menjabat sebagai Direktur Kepatuhan Perseroan sejak tahun 2012 sampai
dengan saat ini. Sebelum itu menjabat sebagai Corporate Compliance
Division Head Bank Dipo Internasional (2012), Direktur Kepatuhan Bank
Dipo Internasional (2006-2012), Kepala SKAI Bank Dipo Internasional (20032006), Kepala Inspeksi SKAI (1996-2003), Finance Manager PT. Pandurata
Bumiselaras (1995), Koordinator Training, Koordinator Marketing Meeting, dan
sebelum itu menjabat sebagai Koordinator Suspense Account Unit (1992-1995),
Kepala Departemen Administrasi Kredit Bank Pacific (1991), Dosen Universitas
Widya Gama Mahakam (1995), Sekretaris Eksekutif Perbankan Perbanas (19931995), Dosen AIP-Perbanas, Palembang (1988-1989), Kepala Group Marketing
Bank Pacific (1988), Account Officer Bank Pacific (1985), Petugas Departemen
Administrasi Kredit Bank Pacific (1983) dan Petugas Departemen Akunting Bank
Pacific (1982).
Kiung Hui Ngo, Direktur Operasional
Warga Negara Indonesia, 38 tahun, lahir di Pontianak, 30 Desember 1975.
Menyelesaikan pendidikan Perguruan Tinggi jurusan Akuntansi di STIE Trisakti,
Jakarta pada tahun 1999 dan Pasca Sarjana Jurusan Manajemen Keuangan di
Universitas Tarumanegara pada tahun 2003.
Menjabat sebagai Direktur Operasional Perseroan sejak tahun 2013 sampai
dengan saat ini. Sebelumnya menjabat sebagai Accounting & Financial Planning
Group Head Perseroan (2009-2013), Kepala Akuntansi PT Bank ICB Bumiputera
(2009), Kepala Bagian Akuntansi, MIS & Pengendalian Biaya PT BRI Syariah
eks PT Bank Jasa Arta (2000-2009), Kepala Bagian Akuntansi PT Mustika Citra
Perdana (1998-2000) dan Staff Akuntansi PT Glamourindo Khatulistiwa (19951997).
Remunerasi
Remunerasi, yaitu gaji dan tunjangan lainnya yang dibayarkan kepada manajemen kunci Perseroan per
tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing
adalah sebesar Rp2.515 juta, Rp3.588 juta, Rp3.496 juta dan Rp3.006 juta, dengan rincian sebagai
berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
30 Juni 2013
(6 bulan)
Dewan Komisaris
Direksi
Jumlah
975
1.540
2.515
31 Desember (12 bulan)
2012
2011
1.224
1.022
2.364
2.474
3.588
3.496
2010
997
2.009
3.006
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham setiap
tahunnya. Selama tahun 2012 Komite Nominasi dan Remunerasi bersama manajemen Perseroan telah
melakukan evaluasi bersama terhadap sistem remunerasi yang berlaku di Perseroan. Pada tahun-tahun
mendatang, Komite Nominasi dan Remunerasi akan menyusun sistem remunerasi dan kompensasi
serta penilaian kinerja bagi Direksi maupun Dewan Komisaris Perseroan.
74
Sekretaris Perusahaan
Untuk memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris
Perusahaan, Direksi Perseroan telah menunjuk Sdr. Wardoyo sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate
Secretary) Perseroan berlaku efektif pada tanggal 30 Juli 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direksi
No.SK/DIR/010/0813 tentang Penunjukan Sekretaris Perseroan.
Dalam menjalankan fungsinya, Sekretaris Perusahaan akan bertugas antara lain :
•
•
•
•
Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang
Pasar Modal;
Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang
berkaitan dengan kondisi Perseroan;
Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang
Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; dan
Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan Masyarakat.
5. SUMBER DAYA MANUSIA
Bisnis perbankan merupakan bisnis yang mengutamakan pemberian jasa dan layanan secara baik dan
memuaskan, serta memenuhi kebutuhan yang ada. Ditambah lagi tingkat persaingan bisnis perbankan
yang terus meningkat setiap tahunnya. Tentu saja setiap bank harus memiliki strategi yang tepatdalam
pengembangan bisnisnya, termasuk pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
SDM yang andal akan menjadi intangible asset yang mampu memberikan nilai tambah terhadap
perusahaan dan kualitas layanan yang diberikan. Terkait hal itu, Perseroan sepanjang perjalanan
bisnisnya selalu mengupayakan pengembangan dan manajemen SDM secara tepat dan efektif. Selain
melakukan perekrutan pegawai yang dibutuhkan secara kompetensi dan kemampuan teknis, Perseroan
juga melakukan pengembangan terhadap pegawai yang ada melalui berbagai program pendidikan dan
pelatihan, baik dilakukan secara in-house program maupun external program.
Melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan, Perseroan mengharapkan peningkatan
terhadap kemampuan teknis dan kompetensi pegawai yang ada. Dengan demikian, kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki bisa terus meningkat dan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Sementara itu, terkait jumlah pegawai, per tanggal 30 Juni 2013, jumlah karyawan Perseroan sebanyak
229 karyawan, dengan rincian komposisi sebagai berikut:
Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenjang Pendidikan:
Keterangan
Pasca Sarjana
Strata 1
Diploma
≤ SMU
Total
30 Juni
2013
Jumlah
11
163
20
35
229
%
5%
71%
9%
15%
100%
31 Desember
2012
2011
2010
2009
2008
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
12
5%
13
6%
9
4%
6
3%
5
3%
160
68%
155
67%
169
70%
149
69%
119 68%
21
9%
22
10%
22
9%
26
12%
24 14%
41
18%
41
18%
41
17%
36
17%
28 16%
234 100%
231 100%
241 100%
217 100%
176 100%
Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenjang Manajemen:
Keterangan
Manajemen
Group Head
Head
Staf
Staf Pendukung
Total
30 Juni
2013
Jumlah
6
5
43
150
25
229
%
3%
2%
19%
66%
11%
100%
31 Desember
2012
2011
2010
2009
2008
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
6
3%
6
3%
6
2%
6
3%
6
3%
6
3%
7
3%
6
2%
6
3%
7
4%
44
19%
42
18%
28
12%
21
10%
18 10%
148
63%
146
63%
171
71%
160
74%
129 73%
30
13%
30
13%
30
12%
24
11%
16
9%
234 100%
231 100%
241 100%
217 100%
176 100%
75
Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenjang Usia:
Keterangan
≤ 30
31 – 40
41 – 50
> 50
Total
30 Juni
2013
Jumlah
%
101
44%
58
25%
51
22%
19
8%
229 100%
31 Desember
2012
2011
2010
2009
2008
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
98
42%
93
40%
108
45%
95
44%
77 44%
62
26%
62
27%
64
27%
58
27%
52 30%
55
24%
55
24%
55
23%
55
25%
39 22%
19
8%
21
9%
14
6%
9
4%
8
5%
234 100%
231 100%
241 100%
217 100%
176 100%
Komposisi Karyawan Berdasarkan Status:
Keterangan
Tetap
Tidak Tetap
Total
30 Juni
2013
Jumlah
%
213
93%
16
7%
229 100%
31 Desember
2012
2011
2010
2009
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
214
91%
216
94%
226
94%
196
20
9%
15
6%
15
6%
21
234
100
231
100
241
104
217
2008
%
Jumlah
%
90%
165 94%
10%
11
6%
100
176
100
Perseroan tidak mempekerjakan tenaga kerja asing.
Perseroan memiliki 19 pejabat eksekutif yang dianggap oleh Perseroan memiliki keahlian khusus
dibidangnya yang apabila pegawai tersebut tidak ada, akan mengganggu kegiatan operasional/usaha
Perseroan.
Pelatihan dan Pengembangan
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) selalu menjadi perhatian Perseroan. SDM
merupakan asset yang sangat penting bagi Perseroan. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas
SDM terus dilakukan secara tepat dan efektif melalu berbagai program pendidikan dan pelatihan baik
dilakukan secara internal maupun secara eksternal.
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/310/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1999
tentang “Penyediaan Dana untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Bank Umum”, Perseroan
selalu menganggarkan biaya pendidikan sekurangnya sebesar 5% dari total biaya tenaga kerja setiap
tahunnya. Selama periode tahun 2012 s/d Juni 2013, Perseroan telah melakukan pelatihan yang
menyangkut berbagai bidang, antara lain bidang operasional, kualitas pelayanan, kredit & pemasaran,
manajemen bank, dan lain sebagainya.
Dalam rangka memberikan pemahaman serta kompetensi khususnya dibidang manajemen risiko,
Perseroan secara berkala mengikutsertakan staf/pejabatnya untuk mengikuti uji kompetensi dibidang
manajemen risiko sehingga masing-masing staf/pejabat memiliki awareness terhadap risiko dimasingmasing unit kerjanya untuk sekaligus melakukan mitigasi sehingga risiko yang ada bisa diminimalisir.
Perseroan saat ini telah memenuhi sertifikasi manajemen risiko bagi seluruh pejabat sesuai dengan
persyaratan dan jenjang kepangkatan/jabatan yang dimilikinya. Manajemen selalu membuka kesempatan
kepada staf/pejabat untuk mengikuti sertifikasi manajemen risiko sehingga diharapkan setiap karyawan
nantinya memiliki budaya risiko yang mampu untuk mengendalikan dan meningkatkan fungsi control
dimasing-masing unit dan tingkatan kerja organisasi. Demi meningkatkan kebersamaan antar seluruh
karyawan dan motivasi kerja, maka Perseroan secara berkala mengadakan acara employee gathering
dimana dalam acara tersebut sebagian waktunya diisi dengan pendidikan yang bersifat memberikan
motifasi dan etos kerja, sebagaimana yang telah dilakukan pada pertengahan tahun 2013 ini. Diharapkan
melalui program pendidikan dan pelatihan ini karyawan akan memiliki kompetensi yang cukup dibidang
tugasnya masing-masing.
76
Kesejahteraan Karyawan
Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawannya, Perseroan selalu mengikuti dan memenuhi
ketentuan-ketentuan Pemerintah yang berhubungan dengan kesejahteraan antara lain peninjauan gaji
minimal satu kali dalam setahun berdasarkan keputusan Direksi dan berupaya penyesuaian besarnya
gaji dan upah yang sejalan dengan tingkat kinerja karyawan dan juga laju inflasi dan di atas standar gaji
minimum dan UMP (Upah Minimum Provinsi) sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perseroan juga memberikan sejumlah tunjangan dan fasilitas yang diharapkan dapat mendorong
peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan Perseroan. Tunjangan maupun fasilitas yang diberikan
Perseroan adalah sebagai berikut:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Tunjangan Hari Raya, yang diberikan secara teratur setiap tahun,
Asuransi tenaga kerja melalui Jamsostek yang meluputi jaminan kematian, jaminan kecelakaan
kerja, dan jaminan hari tua,
Asuransi penggantian biaya perawatan rumah sakit,
Asuransi pengobatan dan dokter rawat jalan,
Asuransi perawatan gigi,
Bantuan biaya kedukaan bagi karyawan dan keluarga inti karyawan yang meninggal dunia;
Bantuan biaya melahirkan;
Bantuan biaya pembelian kacamata/contact lens;
Bantuan bagi karyawan yang mengalami musibah
Pemberhentian Karyawan
Dalam hal pemberhentian karyawan, Perseroan selalu mengikuti dan mematuhi peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku.
Peraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan dibuat dalam rangka untuk membina hubungan kerja yang sehat, memelihara
dan mengembangkan ketenangan serta kepuasan kerja dalam mencapai kepentingan perusahaan dan
karyawan sebagai mitra yang saling membutuhkan. Selain itu Peraturan Perusahaan juga berberfungsi
sebagai pedoman untuk mempertegas hak dan kewajiban bagi perusahaan dan karyawan sehingga
tercipta hubungan kerja yang serasi dan harmonis melalui mekanisme komunikasi yang baik dan
santun. Peraturan Perusahaan Perseroan untuk periode tahun 2013 – 2015 telah disahkan berdasarkan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja No.KEP.753/PHIJSK-PKKAD/PP/IX/2013 Tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan tanggal
3 September 2013.
Serikat Pekerja yang dikelola oleh karyawan Perseroan sudah tidak aktif dalam kegiatannya.
6. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM
A. PT Kharisma Prima Karya (“KPK”)
a) Pendirian
KPK didirikan dengan nama PT Indo Sabach berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas
No.115, tanggal 22 Januari 1982, yang dibuat di hadapan Machdar Daud, S.H., Notaris di Jakarta.
Akta pendirian KPK tersebut telah disahkan oleh Menkumham dalam surat No.C2-5030.HT.01.01.
TH84 tanggal 4 September 1984. Anggaran dasar KPK telah beberapa kali mengalami perubahan
dan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham KPK No.44, tanggal
31 Desember 2007, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.H., Notaris di Kota
Administrasi Jakarta Barat (“Akta KPK No.44/2007”).
b) Kegiatan Usaha
Maksud dan tujuan KPK ialah berusaha dalam bidang perdagangan, industri, jasa, pengangkutan,
pembangunan, perbengkelan, pertanian, dan percetakan.
77
c) Pengurusan dan Pengawasan
Komisaris:
Komisaris
: Rendy Diego Soedarjo
Direksi:
Direktur
: Oki Widjaja
d) Struktur Permodalan dan Komposisi Pemegang Saham
Berdasarkan Akta No.1 tanggal 3 Oktober 2011 tentang Pernyataan Keputusan Para Pemegang
Saham, yang diibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris Pengganti dari
Winanto Wiryomatani, SH, MH, Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan komposisi pemegang
saham KPK adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
360.000.000
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
360.000.000.000
101.292.000
33.289.425
3.418.575
138.000.000
222.000.000
101.292.000.000
33.289.425.000
3.418.575.000
138.000.000.000
222.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Tunggaladhi Baskara
2. PT Galva
3. PT Jaya Agra Wattie
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
73,40
24,12
2,48
100,00
B. PT Aji Lebur Seketi (“ALS”)
a) Pendirian
ALS didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.32, tanggal 26 Februari 1999,
yang dibuat di hadapan Imam Santoso, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian ALS tersebut telah
disahkan oleh Menkumham dalam surat No.C-9666.HT.01.01-TH.99. Anggaran dasar ALS telah
beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham ALS No.48, tanggal 31 Mei 2012, yang dibuat di hadapan Edward Suharjo
Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Administrasi Jakarta Barat (“Akta ALS No.48/2012”).
b) Kegiatan Usaha
ALS berusaha dalam bidang jasa, pembangunan, pengangkutan darat, percetakan, perdagangan,
perindustrian, dan pertanian.
c) Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta ALS No.48/2012, susunan anggota Direksi dan Komisaris ALS pada saat
Prospektus ini diterbitkan adalah sabagai berikut:
Komisaris:
Komisaris Utama : Siana Anggraeni Surya
Komisaris
: Suherman Widjaja
Direksi:
Direktur
: Dwijaya Hadi Surya
d) Struktur Permodalan dan Komposisi Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham ALS No.55, tanggal 17 Juli 2012,
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham ALS pada saat Prospektus ini diterbitkan
adalah sebagai berikut:
78
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp500.000 (lima ratus ribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Hadi Surya
2. Nyonya Siana Anggraeni Surya
3. Dwijaya Hadi Surya
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
2.000.000
1.000.000.000.000
15.000
15.000
1.071.420
1.101.420
898.580
7.500.000.000
7.500.000.000
535.710.000.000
550.710.000.000
449.290.000.000
Persentase
(%)
1,36
1,36
97,28
100,00
7. STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN
Pengendali utama dari Perseroan adalah Hadi Surya dan Oki Widjaja
8. HUBUNGAN PENGURUSAN
PEMEGANG SAHAM
DAN
PENGAWASAN
Nama
1. Birawa Natapradja
2. Hari Sugiarto
3. Winadewi Hanantha
4. Edy Kuntardjo
5.Wardoyo
Keterangan :
KU : Komisaris Utama
K : Komisaris
KI : Komisaris Independen
ANTARA
Perseroan
KU/KI
KI
K
DU/DT
D
KU : Direktur Utama
D : Direktur
DT : Direktur Tidak Terafiliasi
79
PERSEROAN
KPK
-
DENGAN
ALS
-
9. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK TERAFILIASI
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan melakukan transaksi yang jumlahnya material
dengan pihak-pihak terafiliasi.
Berikut informasi singkat mengenai pihak terafiliasi Perseroan:
No.
1.
PT Galva
Nama Perusahaan
2.
PT Kharisma Prima Karya
Sifat Hubungan Afiliasi
Kegiatan Usaha
Pemegang saham tidak langsung, di- Perdagangan umum
karenakan sebagai pemegang 24,1%
saham di PT Kharisma Prima Karya
Pemegang 80,2% saham Perseroan
Perdagangan umum
Informasi rincian transaksi atas pihak-pihak terafiliasi tersebut dengan Perseroan pada saat Prospektus
ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
1. Perjanjian Sewa Menyewa Gedung tanggal 2 November 2011 antara Perseroan dengan PT Galva.
1.
Pihak
:
2.
Isi Perjanjian
:
3.
Jangka Waktu
:
4.
Pernyataan dan Jaminan
:
a.
b.
a.
Perseroan sebagai penyewa (“Penyewa”); dan
PT Galva (“Pemilik”).
Pemilik adalah pemilik terdaftar dari sebuah ruangan gedung perkantoran seluas
154 m2, yang terletak tanah sertifikat Hak Guna Bangunan No.957/Kebon Kelapa,
Jalan Hayam Wuruk No.27, Jakarta Pusat, dengan ini menyewakan bangunan
tersebut kepada Penyewa (“Objek Sewa”).
b. Harga sewa adalah sebesar Rp450.000.000,- sudah termasuk PPN sebesar 10%
dan Pajak Penghasilan dari Persewaan Objek Sewa sebesar 6%.
c.
Hak dan Kewajiban Penyewa:
i. Penyewa wajib menaati dan mengindahkan segala peraturan terkait
penggunaan Objek Sewa, yaitu kegiatan operasional perbankan, di mana
pelanggaran terhadapnya akan menjadi tanggungan dan risiko Penyewa;
ii.
Penyewa menanggung segala kerusakan besar yang terjadi karena kesalahan/
kelalaiannya ;
iii. Penyewa menanggung kerusakan kecil dan pemeliharaan Objek Sewa;
iv. Penyewa membayarkan biaya penggunaan aliran listrik, telepon, termasuk
jasa kebersihan, serta menyerahkan bukti asli pembayaran tersebut kepada
Pemilik pada saat waktu Perjanjian Sewa Menyewa berakhir;
v.
Penyewa dapat mengadakan perubahan seperlunya atas Objek Sewa, dengan
izin Pemilik dan sesuai peraturan yang berlaku, di mana biaya dari perubahan
tersebut akan ditanggung oleh Penyewa dan perlengkapan dari perubahan
tersebut akan dimiliki oleh Pemilik kecuali yang dapat leluasa diambil oleh
Penyewa, khususnya pintu khasanah dan air conditioner;
vi. Pemilik wajib mengembalikan uang sewa yang telah dibayar untuk masa sewa
yang belum dijalani oleh Penyewa, jika terjadi kebakaran atau pembongkaran
Objek Sewa sehingga tidak dapat dipakai;
vii. Pemilik bertanggung jawab untuk menjaga keamanan di luar hari/jam kerja,
dan kehilangan barang akibat pencurian pada maupun di luar hari/jam kerja
akan menjadi tanggung jawab Penyewa;
viii. Penyewa wajib menyerahkan Objek Sewa dalam keadaan kosong dan
terpelihara, selambatnya 7 (tujuh) hari sejak perjanjian berakhir, dan Pemilik
berhak untuk memberikan denda sebesar Rp2.000.000,- (dua juta Rupiah)
per hari untuk setiap keterlambatan dari jangka waktu tersebut, kecuali hal
tersebut telah disetujui oleh Pemilik;
ix. Pemilik berhak mengosongkan sendiri Objek Sewa, dan menggunakan
bantuan pihak yang berwajib jika dibutuhkan, jika keterlambatan pengosongan
tersebut lebih dari tujuh hari, di mana biaya untuk tindakan tersebut akan
menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Penyewa.
Jangka waktu sewa adalah selama 2 (dua) tahun, dimulai sejak tanggal 1 Januari 2012 dan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, di mana Penyewa diprioritaskan jika hendak
menyewa kembali dengan mengajukan permohonan tertulis 3 (tiga) bulan sebelumnya.
a. Penyewa telah menerima Obyek Sewa dalam keadaan baik dan terpelihara;
b. Pemilik menjamin bahwa Penyewa dapat melaksanakan haknya tanpa gangguan
atau tuntutan hukum dari pihak lain dan segala kerugian yang diderita daripadanya
akan menjadi tanggungan Pemilik, kecuali karena force majeure;
c. Pemilik hanya mengasuransikan Objek Sewa terhadap bahaya kebakaran atau
bahaya lainnya yang diperlukan, pada suatu perusahaan asuransi, tidak termasuk
barang yang terdapat di dalam Objek Sewa.
80
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pembatasan
Pengakhiran
Peristiwa Cedera Janji
Penyelesaian Sengketa
Hukum yang Berlaku
Persentase
terhadap
akun yang terkait dalam
laporan keuangan per
tanggal 30 Juni 2013
:
:
:
:
:
:
Hukum Negara Republik Indonesia
Beban sewa yang dibayarkan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30
Juni 2013 adalah sebesar Rp113 juta atau sebesar 3,13% dari total beban sewa sebesar
Rp3.610 juta berdasarkan laporan keuangan per tanggal 30 Juni 2013.
Catatan:
-
Penyewaan ruangan sebagaimana termuat dalam Perjanjian Sewa Menyewa digunakan untuk kantor cabang pembantu.
-
Perjanjian Sewa Menyewa yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sedang dalam proses perpanjangan.
2. Perjanjian Sewa Kendaraan No.BIP/029/PKS-ABM/2009 tanggal 14 Oktober 2009 sebagaimana
terakhir kali diubah dengan Addendum – 2 Perjanjian Sewa Kendaraan tanggal 10 Januari 2013
antara Perseroan dengan PT Kharisma Prima Karya.
1.
Pihak
:
a.
b.
Perseroan sebagai penyewa (“Penyewa”); dan
PT Kharisma Prima Karya sebagai pemilik kendaraan (“Pemilik”).
2.
Isi Perjanjian
:
a.
3.
Jangka Waktu
:
4.
Pernyataan dan Jaminan
:
Objek Sewa terdiri dari kendaraan sebagai berikut:
-
Toyota Corolla Altis 1.8 G AT dengan nomor polisi
B 1086 PAB (“Kendaraan 1”);
-
Toyota Corolla Altis 1.8 G AT dengan nomor polisi
B 1208 PAB (“Kendaraan 2”)
-
Toyota Corolla Altis 1.8 G AT dengan nomor polisi
B 1186 PAB (“Kendaraan 3”)
-
Toyota Corolla Altis 1.8 G AT dengan nomor polisi
B 328 BIP (“Kendaraan 4”);
-
Honda Accord CP2 2.4VTILAT dengan nomor polisi
B 1697 PAE (“Kendaraan 5”).
b. Harga Sewa untuk masing-masing kendaraan adalah sebagai berikut:
i.
Rp7.000.000,- (tujuh juta Rupiah) per bulan untuk Kendaraan 1, 2, 3, dan
4; dan
ii.
Rp11.000.000,- (sebelas juta Rupiah) per bulan untuk kendaraan 5.
Jangka waktu sewa adalah sebagai berikut:
a. 2 (dua) tahun, dimulai sejak tanggal 1 November 2011 dan berakhir pada tanggal
1 November 2013, untuk Kendaraan 1;
b. 2 (dua) tahun, dimulai sejak tanggal 24 November 2011 dan berakhir pada
tanggal 24 November 2013, untuk Kendaraan 2;
c. 2 (dua) tahun, dimulai sejak tanggal 24 November 2011 dan berakhir pada
tanggal 24 November 2013, untuk Kendaraan 3;
d. 2 (dua) tahun, dimulai sejak tanggal 1 Februari 2012 dan berakhir pada tanggal
1 Februari 2014, untuk Kendaraan 4;
e. 3 (tiga) tahun, dimulai sejak tanggal 10 Januari 2013 dan berakhir pada tanggal
10 Januari 2016, untuk Kendaraan 5.
-
5.
Pembatasan
:
-
6.
Pengakhiran
:
Perjanjian Sewa Menyewa ini akan berakhir dengan sendirinya tanpa pemberitahuan
terhadap terjadinya hal-hal berikut:
a. kerugian total yang disebabkan oleh kebakaran, kecurian, kerusakan, dan/atau
sebab lainnya;
b. pembubaran, pengakhiran pailit, kegagalan usaha dari masing-masing pihak,
atau pernyataan pailit dari Penyewa, atau permulaan dari proses kepailitan, atau
ketidakmampuan secara hukum yang dialami oleh Penyewa;
c. Penyewa menyewakan kembali kendaraan kepada pihak lain tanpa meminta
persetujuan tertulis dari Pemilik;
d. Penyewa tidak bisa menerima perubahan harga sewa;
Kecuali apa yang ditentukan di atas, Penyewa dapat mengakhiri Perjanjian Sewa
Menyewa ini sebelum waktunya dengan pemberitahuan tertulis kepada Pemilik.
81
7.
8.
9.
10.
Peristiwa Cedera Janji
Penyelesaian Sengketa
Hukum yang Berlaku
Persentase terhadap akun
yang terkait dalam laporan
keuangan per tanggal 30
Juni 2013
:
:
:
:
Hukum Negara Republik Indonesia
Beban sewa yang dibayarkan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2013 adalah sebesar Rp209 juta atau sebesar 5,79% dari total beban sewa
sebesar Rp3.610 juta berdasarkan laporan keuangan per tanggal 30 Juni 2013.
Catatan:
-
Jangka waktu Perjanjian Sewa Kendaraan untuk Kendaraan 1 telah berakhir pada tanggal 1 November 2013, dan jangka
waktu Perjanjian Sewa Kendaraan untuk Kendaraan 2 dan 3 telah berakhir pada tanggal 24 November 2013.
-
Berdasarkan keterangan dari Perseroan, perpanjangan perjanjian sewa menyewa yang berakhir tanggal 1 November 2013
dan 24 November 2013 dengan PT Galva sedang dilakukan.
10. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA
Berikut keterangan perjanjian-perjanjian penting Perseroan dengan pihak ketiga pada saat Prospektus
ini diterbitkan:
a. Pada tanggal 3 Oktober 2007, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Bintang Mandiri Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli
dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp20.000.000.000,b. Pada tanggal 20 April 2011, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Magna Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal melakukan perjanjian
kerjasama pembiayaan portfolio konsumen yang berlaku sampai dengan limit kerjasama telah
disalurkan seluruhnya.
c. Pada tanggal 15 Juni 2011, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT MNC Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli dan Pengalihan
Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit kerjasama telah
disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp50.000.000.000,-.
d. Pada tanggal 23 Juni 2011, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Pro Car International Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual
Beli dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan
limit kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp80.000.000.000,-.
e. Pada tanggal 11 November 2011, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Bima Multi Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal melakukan
perjanjian kerjasama pembiayaan portfolio konsumen yang berlaku sampai dengan limit kerjasama
telah disalurkan seluruhnya.
f.
Pada tanggal 9 Desember 2011, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Sinar Mitra Sepadan Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal
melakukan perjanjian kerjasama pembiayaan portfolio konsumen yang berlaku sampai dengan
limit kerjasama telah disalurkan seluruhnya.
g. Pada tanggal 2 Februari 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Asuransi Jiwa Megalife, yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal melakukan
perjanjian penutupan asuransi jiwa tabungan, untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal 2 Februari 2012.
h. Pada tanggal 3 April 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan KSU
Rizky Abadi, yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal melakukan perjanjian
kerjasama penyaluran kredit tanpa agunan kepada pensiunan (dalam rangka channeling)
yang berlaku sampai dengan limit kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar
Rp100.000.000.000,-.
82
i. Pada tanggal 11 April 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Reksa Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli dan
Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp30.000.000.000,-.
j.
Pada tanggal 1 Oktober 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian pemeliharaan dengan
PT NCR Indonesia, yang pada intinya mengatur tentang pemeliharaan perangkat keras mesin
ATM, untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2012 hingga tanggal
1 Oktober 2014.
k. Pada tanggal 18 Desember 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama
dengan PT Arjuna Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli
dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp75.000.000.000,-.
l.
Pada tanggal 15 Februari 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Pratama Interdana Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli
dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp15.000.000.000,-.
m. Pada tanggal 26 Februari 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
Sejahtera Pertama Multifinance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal
melakukan perjanjian kerjasama pembiayaan portfolio konsumen yang berlaku sampai dengan
limit kerjasama telah disalurkan seluruhnya.
n. Pada tanggal 27 Februari 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Teradata Megah (“TM”), yang pada intinya mengatur tentang kerja sama jasa Data Center
Operasional Perbankan dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan operasional perbankan
Perseroan serta meningkatkan mutu pelayanan Perseroan terhadap nasabah dengan menggunakan
jasa Data Center Operasional Perbankan TM, untuk jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan
terhitung sejak Pihak Kedua menggunakan fasilitas Data Center Operasional atau selambatlambatnya tanggal 31 Mei 2013. Masa berlaku dari perjanjian kerjasama antara Perseroan dengan
PT Teradata Megah adalah 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 16 Juni 2013 sampai dengan
tanggal 15 Juni 2014.
o. Pada tanggal 28 Februari 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Finansia Multi Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli
dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp200.000.000.000,-.
p. Pada tanggal 11 April 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Artajasa Pembayaran Elektronis, yang pada intinya mengatur tentang penyediaan jasa
pelayanan Switching System Host to Host untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh Perseroan,
untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal berita acara operasional.
q. Pada tanggal 15 April 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan
PT Dwibina Prima, yang pada intinya mengatur tentang penyewaan ruangan di lantai 2 (dua) pada
Wisma BSG di Jalan Abdul Muis No.40 Jakarta sebagai Kantor Pusat Perseroan selama jangka
waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 18 April 2013.
r. Pada tanggal 16 April 2013. Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Balai Lelang Indonesia, yang pada intinya mengatur tentang pengembalian dana yang diberikan
oleh Perseroan kepada debitur fasilitas kredit dan menyelesaikan segala kewajiban debitur yang
ada pada Perseroan, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal 16 April 2013
hingga tanggal 16 April 2014.
83
s. Pada tanggal 22 Mei 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
Sumber Artha Mas Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal melakukan
perjanjian kerjasama pembiayaan portfolio konsumen yang berlaku sampai dengan limit kerjasama
telah disalurkan seluruhnya.
t.
Pada tanggal 1 Juli 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan
PT Dwibina Prima, yang pada intinya mengatur tentang penyewaan ruangan di lantai 1 (satu) pada
Wisma BSG di Jalan Abdul Muis No.40 Jakarta sebagai Kantor Pusat Perseroan selama jangka
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 1 Juli 2013.
u. Pada tanggal 12 Juli 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Teradata Megah yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Kerjasama Dukungan
Purna Jual Program Komputer Aplikasi Sistem Penunjang Aplikasi Sistem Perbankan, Penunjang
Aplikasi ATM Bersama dan Penunjang Aplikasi Pembayaran Tagihan PLN Online selama jangka
waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal 16 Juni 2013 sampai dengan 15 Juni 2014.
v. Pada tanggal 15 Agustus 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Pro Mitra Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli dan
Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp30.000.000.000,-.
w. Pada tanggal 30 September 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Maxima Inti Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli dan
Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp50.000.000.000,-.
x. Pada tanggal 4 Oktober 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian pengelolaan administrasi
saham dengan PT Adimitra Transferindo, dan telah diubah pada tanggal 16 Desember 2013, yang
pada intinya mengatur tentang pengelolaan administrasi saham Perseroan di bursa efek, yang
berlaku terus-menerus selama saham masih terdaftar/tercatat di bursa efek.
y. Pada tanggal 4 Oktober 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian pendaftaran efek
bersifat ekuitas di KSEI dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang pada intinya mengatur
tentang pendaftaran efek yang diterbitkan oleh Perseroan di KSEI, yang berlaku sampai dengan
keadaan-keadaan mengenai pengakhiran sebagaimana diatur dalam perjanjian tersebut terjadi.
z. Pada tanggal 11 Oktober 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian penjaminan emisi
efek dengan PT Buana Capital, dan telah diubah pada tanggal 16 Desember 2013 yang juga
ditandatangani oleh PT HD Capital Tbk., PT Lautandhana Securindo, PT Minna Padi Investama,
Tbk., PT NC Securities, PT Reliance Securities, PT Valbury Asia Securities dan PT Yulie Sekurindo
Tbk., yang pada intinya mengatur tentang penjaminan emisi efek dalam rangka Penawaran Umum
Perdana Saham Perseroan, yang berlaku sampai dengan keadaan-keadaan mengenai pengakhiran
sebagaimana diatur dalam perjanjian tersebut terjadi.
Tidak ada perjanjian penting lainnya yang bersifat material yang belum diungkapkan di dalam Prospektus
dan tidak ada pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang dapat mengganggu Penawaran
Umum ini dan merugikan pemegang saham Perseroan.
84
11. ASET TETAP
Berdasarkan laporan keuangan Perseroan per tanggal 30 Juni 2013, total nilai aset tetap Perseroan
sebesar Rp2.707 juta.
Berikut keterangan mengenai aset Perseroan berupa Kendaraan Bermotor per tanggal 30 Juni 2013:
No
1.
Kota
Lumajang (KC)
Jenis Kendaraan
Honda NF 100 SE
Nomor Polisi
N 4794 ZF
Toyota Avanza 1300 G
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Surabaya (KC)
Bandung (KC)
Yogyakarta (KC)
Solo (KC)
Semarang (KC)
Pancoran (KC)
Abdul Muis (KC)
B 1354 PFV
Motor NF 100
L 4337 FC
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1564 PKN
Toyota Avanza 1300 G
B 1353 PFV
Sepeda Motor NF11RID M/T
D 5860 HB
Toyota Avanza 1300 G
B 1975 PFM
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1575 PFN
Sepeda motor NF11B1D M/T
AB 2591 KS
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1422 PFT
Toyota Avanza 1500 G
B 1150 PFS
Sepeda motor NF11B1D M/T
AD 6576 AS
Toyota Avanza 1300 G
B 1801 PFX
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1181 PFY
Sepeda motor NF11B1D M/T
H 5277 PP
Toyota Avanza 1300 G
B 1345 PFU
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1325 PFU
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1293 PKF
Toyota Avanza 1300 G
B 1641 PFW
Sepeda Motor Honda
11B2D1 M/T
Toyota Corolla Altis
NF
B 6728 PQX
B 118 BIP
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1747 PFN
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1804 PFN
Nissan Grand Livina XV M/T
B 1167 PFU
B 6744 PQJ
9.
GSS Boulevard (KCP)
Sepeda Motor Honda
11BID M/T
Toyota Avanza 1300 G
10.
Mangga Dua (KCP)
Toyota Avanza 1300 G
NF
B 1640 PFW
B 1660 PKF
85
Status
Hak Milik, berdasarkan Bukti
Kepemilikan
Kendaraan
Bermotor (“BPKB”) No.F 57.
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00429969
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.E 4751124
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-10384527
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00429968
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 2098858
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 0105488 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 0614395
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 2078016
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G- 3906898 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 3057399
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-07574861
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-02175269
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-02209094
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.J-06000803
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00140024
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00096110
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-05951089
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-01363062
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.I-00190052
Hak Milik, berdasarkan
BPKB No.G 2257937 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G- 0614464 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 0625708 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00109916
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-09907003
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-01363061
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H- 06349510
Jumlah
2
3
3
3
3
3
3
5
1
1
No
11.
Kota
Jatinegara (KCP)
Jenis Kendaraan
Toyota Avanza 1300 G
Nomor Polisi
B 1080 PFP
12.
Ukrida 2 (KCP)
Toyota Avanza 1300 G
B 1006 PFU
13.
Hayam Wuruk (KCP)
Toyota Avanza 1300 G
B 1700 PFL
14.
Galaxy (KCP)
Toyota Avanza 1300 G
B 1657 PFW
15.
Kelapa Gading (KCP)
Toyota Avanza 1300 G
B 1702 PFL
16.
Kembang Jepun (KCP)
Sepeda
motor
Honda
NF11B2D1 M/T
Toyota Avanza 1300 G
L 5285 PF
B 1024 PKA
Status
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 1372242 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H- 00100092
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.F 9671958 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-01363115
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.F 967196
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.I-03239623
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-03326316
Total
Jumlah
1
1
1
1
1
2
34
12. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Berikut adalah Sertifikasi Hak Cipta yang dimiliki Perseroan:
No.
1
Jenis dan Judul Ciptaan
Seni lukis logo “Ina Bank”
Masa Berlaku
Tanggal
Didaftarkan
Berlaku seumur 5
Februari
hidup pencipta
1991
dan 25 (dua
puluh lima) tahun
setelah pencipta
meninggal dunia
(atau dalam hal
ini, dibubarkannya
Perseroan)
Identitas
Pencipta
No.Pendaftaran
003528
PT Bank Ina
Perdana
Jl. Raya Pasar
Minggu
No.2
b-c
Pancoran,
M a m p a n g
P r a p a t a n ,
Jakarta Selatan
Identitas
Pemegang Hak
Cipta
PT Bank Ina
Perdana
Jl. Raya Pasar
Minggu
No.2
b-c
Pancoran,
M a m p a n g
P r a p a t a n ,
Jakarta Selatan
13.ASURANSI
Perseroan telah mengasuransikan aset-asetnya, sebagai berikut:
No.
Asuransi
Asuransi Kendaraan Bermotor
1.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001743.00
Tgl. 27-12-2012
2.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001716.00
Tgl. 20-12-2012
3.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001715.00
Tgl. 20-12-2012
4.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001731.00
Tgl. 20-12-2012
5.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001742.00
Tgl. 21-12-2012
Periode
Obyek Pertanggungan
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2009,
dengan nomor polisi B 1575 PFN,
nomor mesin HR 15940836A, nomor
rangka MHBG10G1F9J028535, tahun
pembuatan 2009
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2009,
dengan nomor polisi B 1804 PFN,
nomor mesin HR 15941765A, nomor
rangka MHBG10G1F9J029329, tahun
pembuatan 2009
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2011,
dengan nomor polisi B 1564 PKN,
nomor mesin HR 15976784A, nomor
rangka MHBG10G1F9J056970, tahun
pembuatan 2011
Toyota New Avanza 1.3 G/M/T/2009,
dengan nomor polisi B 1080 PFP,
nomor mesin G1372242G, nomor
rangka MHFM1BA3J9K193327, tahun
pembuatan 2009
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
dengan nomor polisi B 1422 PFT,
nomor mesin HR 15949163A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ035090, tahun
pembuatan 2010
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
86
Jumlah Pertanggungan
Rp
168.000.000
Rp
166.000.000
Rp
180.000.000
Rp
151.000.000
Rp
165.000.000
No.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Asuransi
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001717.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001732.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001729.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001721.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001710.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001728.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001711.00
Tgl. 20-12-2012\
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001724.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001733.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001726.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001740.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001735.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2013.000018.00
Tgl. 20-12-2012
Periode
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
140.000.000
nomor polisi B 1150 PFS, nomor
mesin
DF10582,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK209266,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/M/T 2010,
Rp
150.000.000
dengan nomor polisi B 1640 PFW,
nomor mesin DF59165, nomor rangka
MHFM1BA3JAK234348,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1006 PFU, nomor
mesin
DF32427,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK220293,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
152.500.000
nomor polisi B 1660 PKF, nomor
mesin
DG47766,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK271016,
tahun
pembuatan 2010
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
Rp
175.000.000
dengan nomor polisi B 1167 PFU,
nomor mesin HR 15950504A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ035708, tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2009, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1975 PFM, nomor
mesin
DE56137,
nomor
rangka
MHFM1BA3J9K180254,
tahun
pembuatan 2009
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2009,
Rp
168.000.000
dengan nomor polisi B 1747 PFN,
nomor mesin HR J5940798A, nomor
rangka MHBG1OG1F9J028537, tahun
pembuatan 2009
Toyota Avanza 1.3 G/ 2009, dengan
Rp
145.000.000
nomor polisi B 1700 PFL, nomor
mesin
DE44952,
nomor
rangka
MHFM1BA3J9K174227,
tahun
pembuatan 2009
Toyota All New Corolla Altis 1.8 G A/
Rp
295.000.000
2009, dengan nomor polisi B 118 BIP,
nomor mesin 1ZZ4952827, nomor
rangka MR053ZEE296003661, tahun
pembuatan 2009
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1801 PFX, nomor
mesin
DF71983,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK238061,
tahun
pembuatan 2010
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
Rp
175.000.000
dengan nomor polisi B 1181 PFY,
nomor mesin HR 15957114A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ040890, tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1353 PFV, nomor
mesin
DF43090,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK226517,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2009, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1354 PFV, nomor
mesin
DE43288,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK226517,
tahun
pembuatan 2009
87
No.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Asuransi
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001722.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001736.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001730.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001714.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001712.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001727.00
Tgl. 20-12-201
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001713.00
Tgl. 20-12-2012
Periode
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001790.00
Tgl. 28-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
027.4050.301.2013.001155.00
Tgl. 19-08-2013
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001790.00
Tgl. 08-10-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero)
No.Polis
409.605.200.13.00060/000/000
Tgl. 01-04-2013
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
011.4050.301.2012.001247.00
Tgl. 05-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
018.4050.301.2012.000272.00
Tgl. 01-11-2012
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Toyota Avanza 1.3 G/ 2009, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1702 PFL, nomor
mesin
DE43288,
nomor
rangka
MHFM1BA3JK9K173279,
tahun
pembuatan 2009
Toyota Avanza 1.3 G M/T/ 2010,
Rp
150.000.000
dengan nomor polisi B 1657 PFW,
nomor mesin DE63275, nomor rangka
MHFM1BA3JAK234433,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G M/T/ 2010,
Rp
150.000.000
dengan nomor polisi B 1641 PFW,
nomor mesin DF58876, nomor rangka
MHFM1BA3JAK233635,
tahun
pembuatan 2010
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
Rp
175.000.000
dengan nomor polisi B 1293 PKF,
nomor mesin HR 15964775A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ048105, tahun
pembuatan 2010
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
Rp
175.000.000
dengan nomor polisi B 1325 PFU,
nomor mesin HR 15951679A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ036198, tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G M/T/ 2010,
Rp
150.000.000
dengan nomor polisi B 1345 PFU,
nomor mesin DF32581, nomor rangka
MHFM1BA3JAK220346,
tahun
pembuatan 2010
Honda Blade Spoke Wheel / 2011,
Rp
9.315.000
dengan nomor polisi B 6744 PQJ,
nomor mesin JEC1E2294666, nomor
rangka MH1JBC126BK303611, tahun
pembuatan 2011
Honda Absolute Revo / 2011, dengan
nomor polisi B 6728 PQX, nomor
mesin JBE2E1027625, nomor rangka
MH1JBE215BK038052,
tahun
pembuatan 2011
Toyota Avanza 1.3 G M/T/ 2010,
dengan nomor polisi B 1024 PKA,
nomor mesin DF32581, nomor rangka
MHFM1BA3JAK220346,
tahun
pembuatan 2010
Honda Revo / 2011, dengan nomor polisi
L 5285 PF, nomor mesin JBE1E1139515,
nomor rangka MH1JBE110Bk137475,
tahun pembuatan 2011
Rp
10.687.500
Rp
140.000.000
Rp
10.000.000
23-04-2013
s/d
23-04-2014
Honda NF 11B1D / 2010, dengan
nomor polisi AB 2591KS, nomor
mesin
JBC1E1581659,
nomor
rangka MH1JBC111AK591026, tahun
pembuatan 2010
Rp
9.500.000
20-01-2013
s/d
20-01-2014
Honda NF 11B1D / 2009, dengan
nomor polisi D 5860 HB, nomor
mesin
JBC1E1502063,
nomor
rangka MH1JBC11X9K496427, tahun
pembuatan 2009
Honda Revo Spoke / 2010, dengan
nomor polisi AD 6576 AS, nomor
mesin
JBC1E1976471,
nomor
rangka MH1JBC118AK979483, tahun
pembuatan 2010
Rp
5.000.000
Rp
8.000.000
18-08-2013
s/d
31-12-2013
07-10-2013
s/d
01-01-2014
21-11-2013
s/d
21-11-2014
88
No.
32.
Periode
06-02-2013
s/d
06-02-2014
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Honda Revo / 2013, dengan nomor polisi
Rp
11.900.000
H 5277 PP, nomor mesin JB1E1624809,
nomor rangka MH1JBE113DK533693,
tahun pembuatan 2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Honda Astrea NF 100 Supra Fit,
dengan nomor polisi N 4794 ZF,
nomor mesin HB71E1758669, nomor
rangka MH1HB71109K762351, tahun
pembuatan 2009
Rp
7.500.000
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
027.1050.301.2013.000119.00
Tgl. 22-01-2013
Asuransi Properti All Risk
1.
All Risk
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.201.2013.000160.00
Tgl. 22-01-2013
07-01-2013
s/d
01-01-2014
Honda Astrea NF 100 Supra Fit,
dengan nomor polisi L 4337 FC,
nomor mesin HB41E1803831, nomor
rangka MH1HB411X7K002680, tahun
pembuatan 2007
Rp
7.500.000
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Mesin-mesin di kantor cabang berikut
Rp
ini:
USD
1.
Pangeran
Diponegoro
No.47,
Diponegoro, Indonesia;
2. Gedung Wisma BSG, Jl. Abdul Muis
No.40, Jakarta Pusat;
3. Jl. Boulevard Raya Ruko Financial
Center Blok BA 2/003, Summarecon,
Serpong, Tangerang;
4. Jl. Raya Pasar Minggu No.16A
Pancoran, Jakarta Selatan;
5. Cabang TOA Galva, Jl. Raya Bogor
KM 34-35, Bogor;
6. Jl. Gatot Subroto No.47 B, Bandung,
Jawa Barat;
7. Jl. Kertajaya 224, Surabaya;
8. Jl. Slamet Riyadi No.141-143, Solo;
9.Kampus
Ukrida
II
Fakultas
Kedokteran, Jl. Arjuna No.6,
Tanjung Duren;
10. Kampus Ukrida, Jl. Tanjung Duren
Raya No.4;
11.Komplek Pertokoan DP Mal Blok
A3, Jl. Pemuda No.150, Semarang;
12. Jl. Raya Jakarta-Bogor HM-34-35,
Cimanggis, Depok;
13. Taman Galaxy Blok A No.39, Bekasi
162.000.000
115.250
All Risk
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.201.2013.000005.00
Tgl. 05-01-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Perabot dan inventaris kantor di kantor
berikut ini:
1.Kantor cabang Hayam Wuruk
No.27, Jakarta Pusat;
2. Kantor cabang Gedung Wisma
BSG, Jl. Abdul Muis No.40, Jakarta
Pusat;
3. Kantor cabang Jl. Boulevard Raya
Ruko Financial Center Blok BA
2/003, Summarecon, Serpong,
Tangerang;
4. Kantor cabang Jl. Boulevard Raya
Blok TN2 No.21, Kelapa Gading;
5. Mangga Dua Mall No.23B Lt Dasar;
6. Kantor cabang Kampus Ukrida II
Fakultas Kedokteran, Jl. Arjuna
No.6, Tanjung Duren;
7. Kantor kas Bethel Jl. Petamburan IV
No.4, Jakarta Pusat;
8. Kantor kas penabur GS, Jl. Raya
Kelapa Gading Barat, Gading
Serpong, Tanggerang;
9. Kantor kas Ukrida I, Kampus Ukrida,
Jl. Tanjung Duren Raya No.4
843.000.000
33.
Asuransi
Kendaraan Bermotor
PT Lippo General Insurance Tbk
No.Polis
13020513000006
Tgl. 12-02-2013
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
032.4050.301.2013.000008.00
Tgl. 10-01-2013
34.
2.
89
Rp
No.
1.
2.
Asuransi
Kas pada Anjungan Tunai
Mandiri (Cash in Automatic
Teller Machine)
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.801.2013.000001.00
Tgl. 31-01-2013
Periode
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Uang pada Anjungan Tunai Mandiri yang
Rp
2.700.000.000
terdapat di lokasi sebagai berikut:
Kas pada Cashier Box
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.5100.801.2012.000015.00
Tgl. 28-12-2012
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Uang kertas termasuk Bank Note
Foreign Currency dan uang logam,
Surat Berharga, Cheque, dan Wesel
yang tersimpan dalam Cashier Box pada
lokasi berikut:
1. PT Bank Ina Perdana, Gedung
Wisma BSG, Jl. Abdul Muis No.40,
Jakarta Pusat;
2. PT Bank Ina Perdana, Jl. Kerta Jaya
No.224, Surabaya;
3.PT Toa Galva Industries, Jl.
Raya Jakarta-Bogor KM 34-35,
Cimanggis, Depok;
4. PT Bank Ina Perdana cabang
Galaxi, Taman Galaxi Blok A No.39,
Bekasi;
5. PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida I, Jl. Tanjung Duren Raya,
Jakarta Barat;
6. Kantor cabang Kampus Ukrida II
Fakultas Kedokteran, Jl. Arjuna
No.6, Tanjung Duren, Jakarta Barat;
7. Jl. Pangeran Diponegoro, No.42,
Yogyakarta;
8. Jl. Jenderal Gatot Subroto No.47,
Bandung;
9. Komplek Pertokoan DP Mal Blok
A3, Jl. Pemuda No.150, Semarang;
10. Jl. Slamet Riyadi No.141-143, Solo;
11.PT Toa Galva Industries, Jl.
Raya Jakarta-Bogor KM 34-35,
Cimanggis, Depok;
12. PT Bank Ina Perdana Cabang Pasar
Minggu, Jl. Raya Pasar Minggu
No.16A, Pancoran, Jakarta Selatan;
13.PT Bank Ina Perdana Cabang
Gading Serpong, Jl. Boulevard
Raya Ruko Financial Center Blok
BA 2/003, Tangerang
1.Gedung
Sekolah
Bhetel,
Jl.
Petamburan IV, Jakarta Pusat;
2. Jl. Boulevard Raya Blok TN2/No.21,
Jakarta Utara;
3.Kampus
Fakultas
Kedokteran,
Jl. Arjuna No.6, Tanjung, Duren
Jakarta Barat;
4.PT Bank Ina Perdana Ruko
Financia, Jl. Boulevard Gading
Serpong Blok BA2/3, Tangerang;
5. PT Bank Ina Perdana, Jl. Gatot
Subroto No.47B, Bandung;
6. PT Bank Ina Perdana Cabang Abdul
Muis Wisma BSG, Jl. Abdul Muis
No.40, Jakarta Pusat;
7. PT Bank Ina Perdana Cabang
Gading Serpong, Jl. Kelapa Gading
Barat, Tangerang;
8. PT Bank Ina Perdana Cabang
Hayam Wuruk, Jl. Hayam Wuruk
No.27, Jakarta Pusat;
9. PT Bank Ina Perdana Cabang
Mangga Dua, Gedung Mangga
Dua Mall Lantai Dasar No.23 B, Jl.
Mangga Dua Raya, Jakarta;
10. PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida, Jl. Tanjung Duren Raya
No.4, Jakarta Barat.
90
Rp
5.050.000.000
No.
3.
Asuransi
Kas pada Transit
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.5100.801.2012.000014.00
Tgl. 28-12-2012
Periode
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Uang kertas, termasuk Bank Note/Foreign
Rp 105.150.000.000
Currency dan uang logam, Surat-Surat
Berharga, Cek, Wesel, yang dikirim
dengan rute sebagai berikut:
1. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Ina Perdana Cabang Hayam Wuruk;
2. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis ke PT Bank Ina Perdana
Kantor Kas Ukrida;
3. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Indonesia;
4. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Gading Serpong ke PT Bank Ina
Perdana Kantor Kas Ukrida I;
5. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Kas Ukrida I ke PT Bank Ina Perdana
Kantor Kas Ukrida II;
6. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Ina Perdana Kantor Kas Ukrida II;
7. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT
Bank Ina Perdana Cabang Galva
Cimanggis;
8. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Hayam Wuruk ke PT Bank Ina
Perdana Kantor Kas Ukrida I;
9. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Hayam Wuruk ke PT Bank Ina
Perdana Kantor Kas Ukrida II;
10. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Hayam Wuruk ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Muis;
11. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Kas Ukrida ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Abdul Muis;
12. dari PT Bank Indonesia ke PT Bank
Ina Perdana Cabang Abdul Muis;
13.dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Kas Ukrida I ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Gading;
14. dari PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida II ke PT Bank Ina Perdana
Kantor Kas Ukrida I;
15. dari PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida II ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Abdul Muis;
16. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Galva Cimanggis ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Muis;
17.dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Kas Ukrida I ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Hayam Wuruk;
18. dari PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida II ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Hayam Wuruk;
19. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis ke PT Bank Ina Perdana
d/a Sekolah Pahoa;
20.dari PT Bank Ina Perdana d/a
Sekolah Pahoa ke PT Bank Ina
Perdana d/a Sekolah BPK Penabur
Gading Serpong;
21.dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Pusat ke bank lainnya di seluruh
Jakarta;
22. dari Bank Lainnya di seluruh Jakarta
ke Bank Ina Kantor Pusat;
23. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis ke PT Bank Ina Perdana
Gedung Mall Mangga Dua;
91
No.
4.
Asuransi
Kas pada Cashier Box
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.5100.801.2013.000001.00
Tgl. 09-01-2013
Periode
01-01-2013
s/d
01-01-2014
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
24. dari PT Bank Ina Perdana Gedung
Mall Mangga Dua ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Muis Wisma
BSG;
25. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Ina Perdana Cabang Bandung;
26. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Bandung ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Abdul Muis;
27. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis ke Kampus Fakultas
Kedokteran, Tanjung Duren;
28.dari Kampus Fakultas Kedokteran,
Tanjung Duren ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Muis Wisma
BSG;
29.dari Kampus Fakultas Kedokteran,
Tanjung Duren, ke bank lainnya;
30. dari bank lainnya ke Kampus Fakultas
Kedokteran, Tanjung Duren;
31. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Gading Serpong ke PT Bank Ina
Perdana KK Penabur; dan
32.dari PT Bank Ina Perdana KK
Penabur ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Gading Serpong
Uang kertas termasuk Bank Note
Rp
6.500.000.000
Foreign Currency dan uang logam,
Surat Berharga, Cheque, dan Wesel
yang tersimpan dalam Cashier Box pada
lokasi berikut:
1. Bank Ina Payment Point PGI
Salemba, Jl. Salemba Raya No.10,
Jakarta Pusat 10430;
2. Bank Ina Payment Point Toa Calva
Cimanggis, Jl. Raya Jakarta Bogor
KM 34-35, Cimanggis, Depok,
Jawa Barat 16454;
3. PT Bank Ina Perdana cabang
Jatinegara, Jl. Jatinegara Timur
No.68B, Kelurahan Balmester,
Jakarta Timur;
4. PT Bank Ina Perdana cabang Dewi
Sartika, Jl. Dewi Sartika No.136,
Jakarta Timur 13640;
5. PT Bank Ina Perdana cabang
Galaxy, Taman Galaxi Blok II
No.39, Bekasi 17147;
6. PT Bank Ina Perdana cabang Pasar
Minggu, Jl. Raya Pasar Minggu
No.16A RT 008/RW 02, Kelurahan
Pancoran, Jakarta Selatan;
7. PT Bank Ina Perdana cabang
Rumah Sakit PGI Cikini, Jl. Raden
Saleh No.40, Jakarta Pusat 10330;
8. PT Bank Ina Perdana cabang
Universitas Kristen Indonesia, Jl.
Mayjen Sutoyo No.1, Cawang,
Jakarta Timur 13630;
9. PT Bank Ina Perdana Payment
Point Gedung Citra Graha Lantai
11, Jl. Gatot Subroto, kav. 35-36,
Jakarta Selatan; dan
10. PT Bank Ina Perdana Payment
Point Royale Jakarta Golf Club, Jl.
Raya Halim Tiga – Halim Perdana
Kusuma, Jakarta Timur 13610.
92
No.
5.
Asuransi
Kas pada Safe
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.5100.801.2013.000003.00
Tgl. 09-01-2013
Periode
01-01-2013
s/d
01-01-2014
6.
Kas pada Safe
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.5100.801.2013.000002.01
Tgl. 28-06-2012
31-12-2012
s/d
31-12-2013
7.
Kas pada Transit
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.5100.801.2013.000004.00
Tgl. 08-03-2013
01-01-2013
s/d
01-01-2014
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Uang kertas termasuk Bank Note
Rp
5.000.000.000
Foreign Currency dan uang logam, Surat
Berharga, Cheque, dan Wesel yang
tersimpan dalam ruang khasanah, strong
room dan/atau lemari besi pada lokasi
berikut:
1. PT Bank Ina Perdana cabang
Jatinegara, Jl. Jatinegara Timur
No.68B, Kelurahan Balmester,
Jakarta Timur;
2. PT Bank Ina Perdana cabang Dewi
Sartika, Jl. Dewi Sartika No.136 D,
Cawang, Jakarta Timur 13640;
3. PT Bank Ina Perdana cabang
galaxy, Taman Galaxi Blok II No.39,
Bekasi 17147;
4. PT Bank Ina Perdana cabang Pasar
Minggu, Jl. Raya Pasar Minggu
No.16A RT 008/RW 02, Kelurahan
Pancoran, Jakarta Selatan;
5. PT Bank Ina Perdana cabang
Rumah Sakit PGI Cikini, Jl. Raden
Saleh No.40, Jakarta Pusat 10330;
dan
6. PT Bank Ina Perdana cabang
Universitas Kristen Indonesia, Jl.
Mayjen Sutoyo No.1, Cawang,
Jakarta Timur 13630.
Uang kertas termasuk Bank Note
Foreign Currency dan uang logam, Surat
Berharga, Cheque, dan Wesel yang
tersimpan dalam ruang khasanah, strong
room dan/atau lemari besi pada PT
Bank Ina Perdana cabang Sekolah BPK
Penabur, Jl. Raya Kelapa Gading Barat,
Serpong, Tangerang.
Uang kertas, termasuk Bank Note/Foreign
Currency dan uang logam, Surat-Surat
Berharga, Cheque, Wesel, yang dikirim
dengan rute sebagai berikut:
1.
dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar MInggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Mui Wisma
BSG;
2. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Ina Perdana Cabang Pasar Minggu;
3. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Cikarang;
4. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Cikarang ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
5. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Dewi Sartika;
6. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Dewi Sartika ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Pasar Minggu;
7. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Galaxi;
8. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Galaxi ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
9. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Indonesia;
10. dari PT Bank Indonesia ke PT Bank
Ina Perdana Cabang Pasar Minggu;
93
Rp
100.000.000
No.
Asuransi
Periode
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
11. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Rp
28.400.000.000
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang RS PGI Cikini;
12. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
RS PGI Cikini ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Pasar Minggu;
13. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana
Cabang
Universitas
Kristen Indonesia;
14. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Universitas Kristen Indonesia ke PT
Bank Ina Perdana Cabang Pasar
Minggu;
15. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Taman Galaxi ke BCA Ruko Taman
Galaxi;
16. dari BCA Ruko Taman Galaxi ke PT
Bank Ina Perdana Cabang Taman
Galaxi;
17. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Bank Ina Payment
Point Royale Jakarta Golf Club;
18. dari Bank Ina Payment Point Royale
Jakarta Golf Club ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Pasar Minggu;
19. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang TOA;
20. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
TOA ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
21. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Bank Ina Perdana
Cabang PGI Cipayung;
22. dari Bank Ina Perdana Cabang PGI
Cipayung ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
23. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Jatinegara;
24. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Jatinegara ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
25. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Bank Ina Payment
Point PGI Salemba;
26. dari Bank Ina Payment Point PGI
Salemba ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
27. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Payment Point Gedung
Citra Graha;
28. dari PT Bank Ina Perdana Payment
Point Gedung Citra Graha ke PT
Bank Ina Perdana Cabang Pasar
Minggu;
29. dari Bank Ina Payment Point PGI
Salemba, ke PT Bank Ina Perdana
Cabang RS PGI Cikini;
30. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
RS PGI Cikini ke Bank Ina Payment
Point PGI Salemba;
31. dari Bank Ina Perdana Payment
Point Gedung Citra Graha ke PT
Bank Ina Perdana KK RS PGI Cikini;
32. dari PT Bank Ina Perdana KK RS
PGI Cikini ke Bank Ina Perdana
Payment Point Gedung Citra Graha;
33. dari Kantor PT Pos Indonesia Pusat
ke PT Bank Ina Perdana Kantor
Pusat Gedung Wisma BSG;
94
No.
Asuransi
Asuransi Kebakaran
1.
Kebakaran Indonesia
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.201.2012.001666.00
Tgl. 19-09-2012
Periode
16-09-2013
s/d
16-09-2014
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
34. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Pusat Gedung Wisma BSG ke
Kantor PT Pos Indonesia Pusat;
35. dari Kantor PT Pos Indonesia Pusat
ke PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu;
36. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Kantor PT Pos
Indonesia Pusat;
37. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Komplek Suara
Pembaruan;
38. dari Komplek Suara Pembaruan ke
PT Bank Ina Perdana Cabang Pasar
Minggu;
39. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Suara Pembaruan
Gedung Citra Graha;
40. dari Suara Pembaruan Gedung Citra
Graha ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
41. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Universitas Kristen Indonesia ke
PT Bank Ina Perdana Cabang TOA
Galva; dan
42. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
TOA Galva ke PT Bank Ina Perdana
Universitas Kristen Indonesia.
Perabotan dan inventory di lokasi
sebagai berikut:
1. PT Bank Ina Perdana cabang
Pancoran Pasar Minggu, Jl. Raya
Pasar Minggu No.16A RT 008/RW
02, Kelurahan Pancoran, Jakarta
Selatan 12780;
2. PT Bank Ina Perdana cabang
pembantu Taman Galaxi, Komplek
Pertokoan Taman Galaxi, Blok G
No.16, Bekasi, jawa Barat 17147;
3. PT Bank Ina Perdana kantor kas
Universitas
Kristen
Indonesia
Kampus UKI, Jl. Mayjen Sutoyo
No.1, Jakarta Timur 13630;
4. PT Bank Ina Perdana cabang
pembantu Dewi Sartika, Jl. Dewi
Sartika No.136D, Cawang, Jakarta
Timur 13640;
5. PT Bank Ina Perdana kantor kas
RS PGI Cikini, Jl. Raden Saleh
No.40, Jakarta Pusat 10330; dan
6. PT Bank Ina Perdana cabang
pembantu Jatinegara, Jl. Raya
Jatinegara Timur No.68B, Jakarta
Timur, 13310.
Rp
592.000.000
Pertanggungan asuransi yang dimiliki Perseroan mencukupi untuk menutup kerugian yang timbul.
Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan asuransi.
14.PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
PERSEROAN
Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Dewan Komisaris, dan Direksi Perseroan tidak
terlibat dalam perkara-perkara pidata, pidana, somasi yang berpotensi menjadi perkara, tata usaha Negara,
perselisihan hubungan industrial, perpajakan, penundaan kewajiban pembayaran utang atau pembubaran
atau pemeriksaan oleh pengadilan atau instalasi lainnya, ataupun sengketa arbitrase yang memiliki dampak
material terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan rencana Penawaran Umum Perseroan.
95
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN
1.UMUM
Sebagai Bank Umum Nasional yang beroperasi sejak tahun 1991, Perseroan secara konsisten tetap
fokus mengembangkan peran intermediasi keuangan seiring pertumbuhan kemampuan Perseroan
dalam menyediakan produk dan jasa layanan yang dibutuhkan nasabah. Peran intermediasi
diimplementasikan pada proyeksi pertumbuhan pada bisnis utama Perseroan yaitu pertumbuhan kredit
yang berkualitas yang didukung oleh peningkatan kualitas penerapan Good Corporate Governance dan
risk management serta kecukupan dukungan infrastruktur sehingga mampu mewujudkan sebuah brand
yang kokoh sebagai Bank yang sehat dan berkesinambungan.
Perseroan mempunyai visi untuk menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta
dipercaya oleh seluruh stakeholders, sedangkan misi Perseroan adalah meningkatkan kesejahteraan
seluruh stakeholders. Visi dan misi Perseroan tersebut dicapai melalui 5 (lima) landasan nilai yang
terdiri dari :
1. Memperhatikan kebutuhan stakeholders terutama nasabah, dengan pikiran dan hati nurani
(empathy);
2. Melakukan inovasi produk dan layanan perbankan yang memberikan nilai tambah (enterpreneurship);
3. Memberdayakan manajemen dan staf secara terorganisasi untuk memberikan respons yang cepat
bagi stakeholders (empowerment);
4. Mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan komunikasi dan bekerjasama dalam
pencapaian visi serta pelaksanaan misi (teamwork);
5. Membentuk karakter dan kompetensi untuk memupuk saling percaya (trustworthiness).
2. KEGIATAN USAHA
Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya melakukan penghimpunan dana dari masyarakat
yang kemudian disalurkan dalam bentuk pemberian kredit kepada perorangan maupun korporasi. Oleh
karena itu Perseroan terus berupaya memberikan berbagai produk dan layanan secara baik, inovatif,
dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.
Penghimpunan Dana
Kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan tidak terlepas dari kemampuan Bank dalam menghimpun
dana masyarakat. Kegiatan penghimpunan dana ini melalui produk-produk yang dimiliki oleh Perseroan
yang meliputi produk giro, tabungan dan deposito.
Adapun produk-produk yang dimiliki Perseroan, sebagai berikut:
Giro
Tabina Perdana
Tabina Eksekutif
Tabina Simpel
Tabungan Pinter
Tabungan Pasti
TabunganKu
Deposito Berjangka
Merupakan rekening koran yang dapat dibuka oleh perorangan atau badan usaha untuk tujuan
kelancaran transaksi kegiatan usaha/bisnis dengan menggunakan sarana cek/bilyet giro dan
diberikan jasa giro yang menarik.
Tabungan dengan tingkat suku bunga menarik ditambah dengan pilihan hadiah sesuai point
reward yang dikumpulkan.
Tabungan yang memberikan keuntungan dengan suku bunga mendekati suku bunga deposito.
Tabungan yang dirancang khusus untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi.
Tabungan yang dirancang khusus untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi.
Tabungan dengan pilihan hadiah dan setoran tetap sesuai kebutuhan, yang dilindungi asuransi.
Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara
bersama-sama oleh bank-bank Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung.
Simpanan berjangka yang memberikan keamanan dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga
yang lebih menarik.
96
Kegiatan yang dilakukan Perseroan tersebut dalam rangka meningkatkan dana masyarakat serta
memperluas market share dan jumlah nasabah melalui jaringan unit kerja yang ada. Produk dan jasa
layanan juga telah disesuaikan dengan segmen pasar yang ditargetkan sehingga mampu menjawab
setiap kebutuhan nasabah serta meningkatkan nama baik Perseroan sebagai bank yang dapat
melayani kebutuhan nasabah dan dapat dipercaya. Perseroan juga melakukan program promosi secara
intensif dan menetapkan suku bunga yang menarik bagi masyarakat untuk strategi pencapaian target
penghimpunan dana.
Berikut tabel perkembangan penghimpunan dana yang dilakukan oleh Perseroan:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Giro
Tabungan
Deposito
Jumlah
Catatan:
*) Tidak Diaudit
30 Juni
2013
2012*)
56.100
69.951
142.102
119.130
1.008.168
1.076.773
1.206.370
1.265.854
2012
56.994
129.785
1.141.033
1.327.812
31 Desember
2011
2010
70.013
39.441
124.816
99.053
1,087.098
672.950
1.281.927
811.444
2009
75.307
81.331
566.161
722.799
2008
41.437
62.170
454.707
558.314
Penyaluran Dana
Penyaluran dana dalam bentuk penyaluran kredit sebagai bisnis utama Perseroan akan terus
ditingkatkan sesuai kemampuan penghimpunan dana dan permodalan yang dimiliki. Penyaluran kredit
yang dilakukan tetap berpegang pada prisip-prinsip pemberian kredit yang sehat dan secara terus
menerus meningkatkan kualitas analisa kredit, kompetensi tenaga marketing dan fungsi kontrol dari
credit review.
Adapun fasilitas-fasilitas kredit yang ditawarkan sebagai berikut :
•
•
•
•
Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor usaha kecil dan menengah.
Kredit Modal Kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal kerja usaha produktif.
Kredit Konsumsi, membiayai pembelian property, kendaraan bermotor, barang elektronik dan
barang konsumsi lainnya.
Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan dana
tunai dengan suku bunga kompetitif.
Berikut tabel perkembangan penyaluran kredit yang dilakukan Perseroan :
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Kredit Konsumsi
Kredit Modal Kerja
Kredit Investasi
Jumlah Kredit
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Kredit-Bersih
30 Juni
2013
484.048
311.359
144.394
939.801
(946 )
938.855
2012
338.084
510.887
234.580
1.083.551
(1.838 )
1.081.713
31 Desember
2011
2010
357.301
224.752
565.130
304.027
204.581
69.618
1.127.012
598.397
(9.753 )
(6.323 )
1.117.259
592.074
2009
310.161
218.823
58.880
587.864
(6.259)
581.605
2008
363.480
107.992
17.999
489.471
(6.734)
482.737
Jasa Layanan Perbankan Lainnya
Perseroan terus berupaya untuk memberikan jasa layanan yang unggul sesuai dengan kebutuhan
masyarakat melalui upaya peningkatan teknologi, optimalisasi jaringan kantor dan kemitraan dengan
lembaga/badan usaha/instansi lainnya.
97
Peningkatan jasa layanan perbankan yang berkaitan dengan fee based income dilakukan oleh Perseroan
dengan memberikan jasa-jasa, sebagai berikut:
•
•
•
•
•
Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM online di semua kantor cabang Perseroan.
Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam administrasi pembayaran gaji.
ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di lebih dari 47.000 jaringan ATM
Bersama maupun transfer antar bank di seluruh Indonesia.
Transfer valas melalui NCM, kerjasama dengan Bank Devisa.
Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata uang US Dollar, Singapore Dollar,
Australian Dollar, Hongkong Dollar, Euro, and Yen.
Berikut pendapatan Perseroan selama 5 tahun terakhir:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan Operasional Lainnya
Total Pendapatan
30 Juni
31 Desember
2013
2012*)
2012
2011
2010
2009
2008
25.545
27.873
55.839
41.486
47.732
38.882
42.118
2.399
9.757
15.533
7.977
6.008
12.991
842
27.944
37.630
71.732
49.463
53.740
51.873
42.960
Catatan:
*) Tidak Diaudit
3. JARINGAN KANTOR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.
Kantor
Abdul Muis
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 3859050, Fax : (021) 3859041
Abdul Muis
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 3859050, Fax : (021) 3859041
Pasar Minggu
Jl. Raya Pasar Minggu No 16A, Jakarta Selatan
Telepon : (021) 7972525, Fax : (021) 7990142
Jawa Barat
Bandung
Jl Gatot Subroto No 47B, Bandung
Telepon : (022) 87340234, Fax : (022) 7320976
DIY
Yogyakarta
Jl. P. Diponegoro No.42, Yogyakarta
Telepon : (0274) 544996-8, Fax : (0274) 518375
Jawa Tengah
Semarang
Pertokoan DP Mall / Pemuda Mas Blok A3
Jl Pemuda No 150, semarang,
Telepon : (024) 3520868 Fax : (024) 3561739
Solo
Jl Slamet Riyadi 141-143, Solo
Telepon : (0271) 662599, Fax : (0271) 656855
Jawa Timur
Surabaya – Kertajaya
Jl. Kertajaya No 224, Surabaya
Telepon : (031) 5055939, Fax : (031) 5020445
Lumajang
Jl Gatot Subroto (d/h Jl. Pelita) No.179, Lumajang
Telepon : (0334) 888776, Fax : (0334) 885868
Hayam Wuruk
Jl. Hayam Wuruk No.27, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 2314409, Fax : (021) 2314404
Perijinan
Kantor Pusat
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang Pembantu
98
No.
11.
12.
13.
14
15
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Kantor
Galaxi
Pertokoan Taman Galaxi Indah,
Jl Boulevard Blok G No 16, Bekasi.
Telepon : (021) 8225225, Fax : 82420033
Gading Serpong Boulevard
Jl Boulevard Raya, Ruko Financial Center Blok BA2/003
Summarecon Serpong, Tangerang.
Telepon : (021) 54210220, Fax : (021) 54210218
Kelapa Gading
Jl Boulevard Raya Blok TN2 No 21, Jakarta Utara
Telepon : (021) 45878071, Fax : (021) 45851577
Mangga Dua
KM/23 B.O. Lantai Dasar Mall Mangga Dua
Jl Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 6120120, Fax : (021) 6120121
Jatinegara
Jl Raya Jatinegara Timur No 68B, Jakarta Timur
Telepon : (021) 85910691, Fax : (021) 8502759
Kampus Ukrida 2
Jl Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat
Telepon : (021) 56972983, Fax : (021) 56972986
Komplek Suara Pembaruan
Jl Dewi Sartika No 136D, Jakarta Timur
Telepon : (021) 80884060, Fax : (021) 80884059
Surabaya - Kembang Jepun
Jl. Kembang Jepun No 96, Surabaya
Telepon : (031) 3575972, Fax : (031) 3525248
Kampus Ukrida 1
Jl Tanjung Duren Raya No 4, Jakarta Barat
Telepon : (021) 5689476, Fax : (021) 5674834
Kampus UKI
Jl Mayjend Sutoyo No.1, Jakarta Timur
Telepon : (021) 8090714, Fax : (021) 8090831
RS PGI Cikini
Jl Raden Saleh No 40, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 38997782, Fax : (021) 3907302
Sekolah BPK Penabur Gading Serpong
Jl Raya Kelapa Gading Barat, Serpong
Telepon : (021) 54205138, Fax : (021) 54205138
Sekolah Bethel Petamburan
Jl Petamburan IV No 4, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 53679442, Fax : (021) 53670502
Perijinan
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
4. KEUNGGULAN USAHA
Mengingat semakin berkembang pesatnya dunia perbankan di Indonesia, Perseroan berupaya untuk
mengkokohkan posisinya di dunia perbankan. Perseroan akan terus fokus memberikan jasa dan
layanan yang dibutuhkan para nasabah Perseroan.
Berikut adalah keunggulan usaha Perseroan:
Aset yang berkualitas
Rasio Kecukupan Modal (capital adequacy ratio/CAR) Perseroan per 30 Juni 2013 dan pada tanggal 31
Desember 2012 setelah memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar tercatat sebesar 18,08%
dan 16,05%. Rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum tersebut masih lebih tinggi dari persyaratan
yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8%.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Perseroan per tanggal 30 Juni 2013 sebesar
0,24%, menurun sebesar 0,12 % dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2012 yang sebesar
0,36%. Hal tersebut mengindikasikan adanya pengelolaan risiko kredit semakin baik yang dilakukan
Perseroan pada tahun 2013 dan terjadinya perbaikan terhadap kualitas aktiva produktif per 30 Juni
2013 dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2012.
99
Profil basis nasabah yang loyal dan berkualitas
Nasabah Perseroan terdiri dari nasabah funding dan lending. Profil nasabah Perseroan, untuk nasabah
funding, diukur dengan tingkat loyalitas dan untuk nasabah lending, diukur dengan tingkat kualitas
kreditnya. Perseroan memiliki basis nasabah funding yang loyal dan telah menjalin hubungan sangat
erat, antara lain Yayasan BPK Penabur, Universitas Kristen Indonesia, Grup Galva dan lainnya
terutama di sektor pendidikan. Selain itu untuk basis nasabah lending, Perseroan juga telah membina
hubungan sejak awal usaha para nasabahnya, seperti PT Finansia Multidana, PT SMS Finance,
PT Dana Mitra Parasahabat, Koperasi KSU Rizky Abadi dan lainnya terutama fokus dalam sektor
UMKM dan wholesale banking, sehingga nasabah yang dikelola Perseroan saat ini merupakan nasabah
lending dengan kualitas kredit yang baik dan teruji.
Produk dan jasa yang inovatif
Perseroan memiliki keterbatasan dalam produk dan jasa layanan sebagai bank dengan kelas BUKU
1, sehingga produk dan jasanya masih bersifat bank yang tradisional. Namun dengan keterbatasan
tersebut, Perseroan mampu membuat suatu inovasi terhadap produk dan jasa seperti jasa ATM
(Anjungan Tunai Mandiri) dengan jaringan sebanyak 22 ATM yang dikelola langsung oleh Perseroan
dan kerjasama jaringan ATM Bersama dengan jangkauan yang lebih luas. Kemudian, Perseroan juga
menawarkan produk perbankan yang struktur penawarannya lebih menarik dibandingkan dengan bank
sekelasnya. Selain fokus kepada jaringan nasabah yang telah ada, Perseroan juga agresif membuka
jaringan pasar baru dengan strategi cross-selling dan bundling product dengan tetap memegang prinsip
kehati-hatian sehingga risiko tetap dapat dikelola dengan baik.
Jaringan usaha yang luas
Untuk kenyamanan bertransaksi, Perseroan sampai saat ini memiliki 22 kantor, yang terdiri dari kantor,
cabang pembantu, dan kantor kas. Perseroan tidak hanya memiliki kantor cabang di wilayah Jakarta
dan sekitarnya, namun juga di luar Jakarta, yakni di Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya
dan Lumajang. Selain itu juga, Perseroan menyediakan 22 ATM INA dan telah bekerjasama dengan
ATM Bersama yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Manajemen yang berpengalaman
Direksi Perseroan memiliki pengalaman rata-rata lebih dari 20 tahun dan memiliki tingkat kompetensi
tinggi di sektor perbankan. Kemampuan Direksi Perseroan telah cukup teruji dengan peningkatan
kinerja usaha Perseroan tiap tahunnya.
5. STRATEGI DAN PROSPEK USAHA
Perseroan memperkirakan bahwa prospek usaha di tahun 2014 dan berikutnya akan jauh lebih baik
dibandingkan tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan kebijakan pemerintah yang cukup responsif dalam
menjaga kondisi ekonomi nasional dengan mengeluarkan berbagai kebijakan, terutama kebijakan atas
(1) PPnBM, (2) impor migas, (3) APBN, (4) tata niaga daging dan holtikultura dan (5) efisiensi perizinan
dan layanan satu pintu, sehingga dapat memperbaiki nilai tukar Rupiah, menjaga pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga dan inflasi, menarik minat investasi dan diharapkan dengan adanya penyelenggaraan
Pemilu 2014, permintaan domestik akan meningkat karena dukungan daya beli masyarakat yang
menguat. Selain itu, di sektor perbankan nasional, kebijakan pengetatan moneter yang ditempuh oleh
Bank Indonesia sebagai upaya menstabilkan makroekonomi yang saat ini memburuk seperti inflasi, nilai
tukar dan defisit neraca transaksi berjalan, merupakan sinyal positif terhadap prospek sektor perbankan
nasional terutama di sektor UMKM dan konsumsi.
Kinerja Perseroan dimasa mendatang akan selalu dipertahankan untuk terus berkembang dengan tema
“pertumbuhan berkesinambungan dan berkualitas” dan tetap fokus pada bisnis utama penyaluran kredit
guna mencapai visi Perseroan, yaitu menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta
dipercaya oleh seluruh stakeholders.
100
Penyaluran kredit sebagai bisnis utama Perseroan akan terus dikembangkan dan pertumbuhan produkproduk kredit unggulan, yaitu segmen komersial produktif, khususnya UMKM dan segmen kemitraan
strategis yang sesuai dengan target pasar Perseroan melalui pengembangan wholesale banking, yaitu
kerja sama dengan Multifinance, Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi, dan lembaga keuangan mikro
lainnya. Produk kredit lain yang juga terus dikembangkan adalah segmen konsumer, seperti KPR,
kredit kendaraan, kredit multiguna, dan KTA. Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah
terlepas dari sumber daya manusia, yang merupakan aset penting bagi perusahaan. Menyadari hal ini,
Perseroan terus berupaya melakukan pembenahan infrastruktur secara berkesinambungan, terutama
terkait dengan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM, serta penerapan manajemen risiko dan prosedur
operasional. Berbagai pelatihan dan seminar baik yang bersifat hard skill maupun soft skill terus
dilakukan untuk meningkatkan integritas, kapasitas, dan kompetensi SDM Perseroan. Dalam rangka
penghimpunan dana masyarakat, akan difokuskan pada pencapaian cost of fund yang ideal sehingga
mampu mendukung fungsi intermediasi bank yang menghasilkan laba usaha memadai. Perseroan akan
terus mempromosikan produk-produk tabungan melalui berbagai program promosi yang menarik minat
dan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
6.PEMASARAN
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa intermediasi keuangan, Perseroan menyadari bahwa
saat ini persaingan semakin ketat dan kompetitif. Namun demikian dalam mengembangkan bisnis bank,
manajemen selalu berpedoman pada suatu pertumbuhan yang berkualitas dan berkesinambungan
(Sustainable and Quality Growth). Pertumbuhan yang Perseroan capai harus disertai peningkatan
kualitas dalam semua aspek penting didalam pengelolaan bank, khususnya aspek risiko. Pada akhirnya
setiap peningkatan skala bisnis yang dicapai dapat menjadi fondasi pertumbuhan berkesinambungan.
Untuk tetap mampu bersaing dengan para kompetitor secara sehat, Perseroan aktif melakukan aktivitas
pemasaran seluruh produk dan layanan melalui jaringan-jaringan kantor dan tenaga marketing yang
handal, baik untuk aktivitas penghimpunan dana maupun aktivitas penyaluran dana serta jasa lainnya
seperti perluasan jaringan ATM.
Segmen pasar Perseroan saat ini antara lain sektor pendidikan dan korporasi lainnya untuk kebutuhan
pendanaan, sedangkan di sektor UKM dan ekonomi mikro untuk tujuan kredit.
Dalam mencapai strategi usahanya dan memanfaatkan peluang usaha yang ada melalui perluasan
wilayah pemasaran, Perseroan aktif dalam melakukan kerjasama dengan institusi pendidikan dan
institusi/lembaga keuangan seperti BPR, Multifinance, koperasi, perusahaan ventura dan lainnya serta
terus mengembangkan produk dan layanan baru sesuai dengan tuntutan pasar sehingga produk dan
layanan yang diberikan sesuai dengan dinamika kebutuhan nasabah.
Kegiatan program promosi yang berkesinambungan akan terus dilakukan untuk memelihara keyakinan
dan kenyamanan nasabah sehingga dapat memudahkan peningkatan jumlah portofolio maupun jumlah
nasabah.
Untuk saat ini, kegiatan Perseroan dalam mengembangkan jaringan kantor berpusat pada daerah
Jabotabek, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, dan Lumajang. Untuk layanan ATM telah
bekerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama, sehingga memungkinkan untuk bertransaksi di
seluruh jaringan ATM berlogo ATM Bersama. Sebagai bank yang memiliki core business di sektor
ritel, Perseroan menyediakan produk dan jasa perbankan yang cukup beraneka ragam. Disamping
itu, untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para nasabah, Perseroan telah menjalin kerjasama
dengan salah satu Bank Devisa.
7. PERSAINGAN USAHA
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan menghadapi persaingan baik dari bank persero maupun bank
swasta nasional, institusi / lembaga keuangan yang masuk dalam target market yang sama dengan
Perseroan, dan juga bank asing dengan sumber daya manajemen dan finansial yang lebih besar dari
Perseroan.
101
Dengan adanya persaingan tersebut, upaya yang dilakukan oleh Perseroan adalah:
- Membangun kerjasama dengan mitra strategis dalam pengembangan jaringan distribusi;
- Menerapkan strategi pemasaran yang sangat efisien namun efektif dalam mendorong pertumbuhan
nasabah baru;
- Mengembangkan inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam
captive market yang menjadi target Perseroan;
- Memperkuat infrastruktur sistem teknologi informasi yang mendukung aktivitas operasional
Perseroan;
- Pengembangan sistem teknologi untuk mendukung layanan e-channel yang terintegrasi dengan
jaringan ATM Bersama dan melakukan kerjasama sinergis dengan berbagai vendor pembayaran
dan utilitas.
Berdasarkan data Bank Indonesia bulan Agustus 2013, per tanggal 30 Juni 2013, Perseroan memiliki
pangsa pasar sebesar 5,93% dalam hal pemberian kredit, diantara 12 Bank Umum Konvensional – Non
Devisa dengan Total Aset Rp1 Trilyun – Rp5 Trilyun.
Pangsa pasar yang masih terbuka dan cukup besar untuk pengembangan bisnis, industri perbankan
di Indonesia tetap menarik bagi para investor termasuk investor luar negeri untuk berinvestasi disektor
perbankan. Konsumsi domestik yang kuat didukung keberadaan masyarakat kelas menengah yang
sangat besar menjadi salah satu kekuatan perekonomian Indonesia dan menjadi potensi bisnis industri
perbankan di Indoensia.
Potensi pangsa pasar yang besar pada industri perbankan di Indonesia ini menjadikan tingkat persaingan
akan ketat dan kompetitif. Oleh karena itu Perseroan sebagai salah satu Bank Umum Nasional harus
mampu bersaing secara sehat dengan bank-bank lain melalui strategi yang tepat yang dituangkan dalam
rencana bisnis tahunan, antara lain secara terus menerus melakukan program peningkatan pelayanan
kepada nasabah melalui peningkatan kualitas sistem, Sumber Daya Manusia serta pengembangan
produk-produk baru yang inovatif sesuai kebutuhan nasabah, termasuk berbagai produk layanan yang
beragam dan menarik dengan dukungan Teknologi Informasi yang tepat dan akurat.
8. MANAJEMEN RISIKO
Perseroan telah menerapkan suatu kebijakan Manajemen Risiko mengacu kepada Peraturan Bank
Indonesia No.5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.11/25/
PBI/2009, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kompleksitas usaha/aktifitas bank. Pedoman
pelaksanaan manajemen risiko telah dituangkan dalam Kebijakan-Kebijakan yang ditetapkan oleh
Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris Perseroan, baik Kebijakan yang bersifat umum maupun
kebijakan khusus per jenis risiko dan atau per aktifitas fungsional. Direksi dan Komisaris Perseroan terlibat secara aktif dalam pengawasan, pemantauan dan pengendalian
risiko dengan aktif dalam rapat-rapat Komite terkait yang diadakan secara rutin. Untuk membantu
Direksi dalam menerapkan Manajemen Risiko, Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Manajemen
Risiko yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan identifikasi, pengukur, pemantau
dan koordinasi pengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktifitas Perseroan. Telah
dibentuk juga Komite Manajemen Risiko yang berfungsi membantu Direksi untuk menyusun kebijakan
dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi
manajemen risiko apakah masih sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen risiko Perseroan.
9.KEPATUHAN
Satuan Kerja Kepatuhan (compliance unit) merupakan satuan kerja yang independen, dibentuk
secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses langsung
pada Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan. Satuan kerja kepatuhan dibentuk di kantor pusat
Perseroan, namun melaksanakan Fungsi Kepatuhan di seluruh jaringan kantor Perseroan. Selain itu,
Satuan Kerja Kepatuhan berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Perseroan
telah memenuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga potensi risiko
kegiatan usaha Perseroan dapat diantisipasi lebih dini.
102
Fungsi Kepatuhan adalah meliputi tindakan, sebagai berikut:
a. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan
usaha Perseroan;
b. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Perseroan;
c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
d. Memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Perseroan kepada Bank
Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat ex-ante (preventif)
untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan BI dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Selain itu, juga memastikan kepatuhan Perseroan terhadap komitmen yang dibuat oleh
Perseroan kepada BI dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Adapun fungsi Kepatuhan Perseroan meliputi tindakan untuk:
a. mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan
usaha Perseroan;
b. mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Perseroan;
c. memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia danperaturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
d. memastikan kepatuhan Perseroan terhadap komitmen yang dibuat oleh Perseroan kepada Bank
Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Dalam upaya mewujudkan agar Budaya Kepatuhan menjadi budaya kerja bagi semua SDM yang
ada pada Perseroan, maka unit kerja Kepatuhan senantiasa menggaungkan Visi, Misi dan Nilai-nilai
Kepatuhan:
Visi: Perseroan yang memiliki reputasi kepatuhan
Misi: Bekerja secara profesional, meraih prestasi dan reputasi kepatuhan
• Awareness
• Attention
• Communication
• Teamwork
Dalam pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, Perseroan senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk
dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan berpedoman kepada tindakan Fungsi
Kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan muncul dapat diantisipasi lebih dini.
Untuk meminimalisasi denda yang dikenakan oleh Bank Indonesia, baik sebagai akibat dari kesalahan
dan atau keterlambatan penyampaian laporan, maka unit kerja Kepatuhan melakukan upaya sebagai
berikut :
1. Pada setiap akhir bulan mengingatkan dan memantau unit kerja yang mempunyai kewajiban
menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia dengan cara menerbitkan memo “Daftar Kewajiban
Penyampaian Laporan Bulan Berikutnya”. agar laporan-laporan disampaikan kepada Bank
Indonesia secara akurat dan tepat waktu.
2. Menerbitkan memo pemberitahuan bila ada ketentuan yang baru diterbitkan oleh Bank Indonesia
atau Otoritas lainnya, melakukan komunikasi dengan unit kerja terkait bila ada kewajiban baru dalam
hal penyampaian laporan kepada Bank Indonesia atau ada perubahan teknis laporan sebelumnya.
Menjadi prakarsa pertemuan untuk membahas ketentuan-ketentuan baru atau adanya perubahan
yang mendasar dari ketentuan sebelumnya
3. Untuk kewajiban penyampaian laporan yang bersifat khusus dilakukan sendiri oleh unit kerja
Kepatuhan.
103
4. Dalam rapat Direktorat Kepatuhan yang dilaksanakan setiap minggu yang menjadi agenda rutin
adalah membahas perkembangan yang dicapai terkait tindak lanjut komitmen Perseroan kepada
Bank Indonesia atau kewajiban pemenuhan lainnya yang harus dipenuhi oleh Perseroan. Dalam
rapat tersebut unit kerja terkait diundang dan duduk bersama untuk membahas perkembangan
tindak lanjut atau kendala yang dihadapi.
5. Melakukan koordinasi dengan unit kerja System and Procedure untuk memperbaharui ataupun
membuat aturan internal baru sehubungan dengan adanya perubahan atau penerbitan ketentuan
baru. Sebelum peraturan internal tersebut diterbitkan maka unit kerja Kepatuhan terlebih dahulu
membuat catatan pada formulir yang disebut Quality Assurance Policy & Procedures Form (QA
Policy & Procedures) untuk memastikan bahwa peraturan baru yang diterbitkan telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia diadministrasikan oleh
unit kerja Kepatuhan
10. PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN YANG SEHAT
Kesehatan bank merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank sehingga bank mempunyai kinerja
sesuai prinsip-prinsip perbankan yang sehat menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik,
manajemen, dan masyarakat pengguna jasa bank.
Penilaian terhadap tingkat kesehatan Perseroan dilakukan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia
(PBI) No.13/1/PBI/2011 yang pelaksanaannya diatur dalam SE BI No.13/24/DPNP tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum yang bertujuan agar penilaian yang dihasilkan dapat menyeluruh
dan sistematis. Cakupan penilaian berdasarkan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR),
terdiri dari faktor-faktor penilaian : Profil Risiko; Good Corporate Governance (GCG); Rentabilitas;
dan Permodalan. Penetapan Peringkat Komposit dikategorikan dalam 5 (lima) Peringkat Komposit,
yaitu: Peringkat Komposit 1 (PK-1); Peringkat Komposit 2 (PK-2); Peringkat Komposit 3 (PK-3);
Peringkat Komposit 4 (PK-4); dan Peringkat Komposit 5 (PK-5). Urutan peringkat faktor yang lebih kecil
mencerminkan kondisi bank yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penilaian self assessment oleh Perseroan yang dilakukan pada periode
31 Desember 2012 dan 30 Juni 2013, Peringkat Komposit Perseroan pada Peringkat Komposit 2 (PK2) yang mencerminkan bahwa kondisi Perseroan yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dan perubahan kondisi bisnis dan faktor internal lainnya.
11. PENERAPAN KNOW YOUR CUSTOMER (KYC)
Penerapan KYC atau Prinsip Mengenal Nasabah diaplikasikan Perseroan sesuai Peraturan Bank
Indonesia No.14/27/PBI/2012 tertanggal 28 Desember 2012 tentang Penerapan Program Anti
Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) Bagi Bank Umum dan UndangUndang No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,
sebagai bagian penting dari kegiatan operasional Perseroan. Pelaksanaan kebijakan tersebut mengatur
setiap unit kerja yang terlibat dalam pelaksanaan Program APU-PPT memiliki kejelasan peran, fungsi
dan tanggungjawab serta dalam rangka menjaga transparansi dan akuntabilitas proses pelaksanaan
serta terciptanya mekanisme buit in control sebagai bagian dari internal control atas proses penerapan
program APU dan PPT, sehingga Perseroan dapat memitigasi berbagai risiko yang timbul antara lain
risiko hukum, risiko reputasi, risiko operasional dan risiko kepatuhan.
Penerapan KYC dilakukan melalui proses Customer Due Dilligence (CDD) yang meliputi proses
identifikasi, verifikasi dan pemantauan transaksi nasabah. CDD merupakan salah satu instrumen utama
dalam program APU dan PPT yang tidak hanya penting untuk mendukung upaya pemberantasan
pencucian uang maupun pendanaan terorisme, namun juga penting dalam rangka penerapan Prinsip
Kehati-hatian Perbankan (Prudential Banking).
104
Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kulitas pelaksanaan program APU & PPT telah diadakan
proses pelatihan dan refreshment secara rutin kepada karyawan, disertai dengan evaluasi secara
tertulis melalui pemberian soal soal dan simulasi. Untuk menerapkan pelaksanaan KYC secara
efektif dan efisisen, Perseroan telah membangun Sistem Informasi Manajemen yang digunakan untuk
mengidentifikasi, memonitor dan melaporkan transaksi-transaksi mencurigakan dan perubahan profil
risiko nasabah. Dengan sistem informasi tersebut, pelaksanaan KYC di Perseroan telah dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
12. TEKNOLOGI INFORMASI
Perseroan selalu mengupayakan dan terus melanjutkan pengembangan Teknologi Informasi (TI)
yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan berbagai
pengembangan bisnis yang dilakukan Perseroan, baik untuk saat ini maupun masa mendatang.
Pasalnya, selain mempermudah proses bisnis, TI yang andal juga bisa meningkatkan kepuasan
pelayanan bagi para nasabah.
Pengembangan teknologi sistem informasi Perseroan akan dilakukan secara terus menerus dengan
memperhatikan penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi dan kebutuhan bagi proses
bisnis. Pengembangan yang dilakukan adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara
berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruktur yang digunakan, sehingga performance
dalam bertransaksi dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek keamanan. Dengan TI yang solid
diharapkan dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi produk yang berbasis teknologi.
Pengembangan TI juga diharapkan dapat menyempurnakan proses-proses yang mendukung
kemudahan dan ketepatan dalam bertransaksi, proses pelaporan intern/ekstern yang cepat, tepat dan
akurat, serta pengambilan keputusan yang efisien.
Sepanjang 2012, Perseroan telah menerapkan penggunaan PSAK 50/55 dalam sistem core banking
yang digunakan. Dengan adanya berbagai pengembangan yang telah dan akan dilakukan diharapkan
mampu meningkatkan manfaat, baik bagi para pemegang saham dan kemajuan usaha bank maupun
segenap stakeholders.
13.PENGHARGAAN
Dalam menjalankan aktivitas bisnis, Perseroan selalu berpegang teguh pada perinsip tata kelola
perusahaan yang baik sehingga Perseroan dapat menunjukan kinerja baik. Perseroan telah meraih
beberapa penghargaan, antara lain sebagai bank dengan predikat ”Sangat Baik” dari Majalah Info Bank
dari tahun 2004-2007, penghargaan ”Banking Efficiency Award” dari harian Bisnis Indonesia tahun
2012, peringkat ke-1 untuk kategori The Best Bank 2012 in ”Compliance”, peringkat ke-3 untuk kategori
The Best Bank 2012 in ”Risk Management”, dan peringkat ke-3 untuk kategori The Best Bank 2012 in
”Marketing” dari majalah Business Review dalam Anugrah Perbankan Indonesia 2012, dan ”The Best
Improvement Bank of The Year” dari Sembilan Bersama Media.
14. TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG)
tidak sekedar memenuhi ketentuan/peraturan regulator namun merupakan kebutuhan fundamental
yang harus diimplementasikan dengan sungguh-sungguh sebagai upaya melindungi kepentingan
stakeholders dan menjaga kesinambungan bisnis yang sehat. Pelaksanaan tata kelola Perusahaan
(GCG) Perseroan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Juni 2006
tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum sebagaimana diubah dengan
PBI No.8/14/PBI/2006 tentang perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 yang mewajibkan setiap bank
melaksanakan prinsip GCG dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai
dengan pegawai tingkat pelaksana.
105
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan bank telah menjadi komitmen Dewan Komisaris
dan Direksi Perseroan selama ini. Pada praktiknya pelaksanaan GCG yang diterapkan Perseroan telah
mengacu kepada lime (5) prinsip dasar GCG, yakni:
1. Keterbukaan (Transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material
dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank mengungkapkan
informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan mudah diperbandingkan serta mudah
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan oleh bank tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai Undang-Undang yang berlaku.
2. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban
organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja dari
semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran
dan usaha dan strategi bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank. Dalam hubungan ini bank
harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras
dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya check
and balance system dalam pengelolaan bank.
3. Tanggung Jawab (Responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Sebagai
wujud pertanggungjawaban bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang
pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan mentaati peraturan
perundangundangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (warga
negara perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung
jawab sosial.
4. Independensi (Independency), yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan
dari pihak manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders
manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas dari tekanan dari
pihak manapun.
5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank
memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran
(equal treatment) serta memberikan/menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank atau
mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada Perseroan telah dilakukan dengan baik. Hal tersebut di antaranya
dilakukan melalui penyampaian laporan keuangan kepada Bank Indonesia selaku regulator perbankan,
serta memberikan informasi laporan keuangan Perseroan kepada publik sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Tindak lanjut terhadap beberapa aspek penerapan GCG pada Perseroan,
antara lain dilakukan dalam bentuk:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pemenuhan Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi sesuai pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya.
Penyusunan Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi.
Pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
Penetapan Visi, Misi dan Nilai Budaya Kerja Perusahaan.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komite-komite yaitu Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi & Nominasi.
Penunjukkan Direktur Kepatuhan dan pembentukan Satuan Kerja Audit Intern, dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
Pelaksanaan fungsi manajemen risiko.
Pelaksanaan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern.
Penanganan Benturan Kepentingan.
Penetapan Batas Maksimum Penyaluran Kredit (BMPK)
Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
Pemenuhan ketentuan Bank Indonesia terkait dengan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan
dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar.
Penyusunan rencana strategis bank sesuai dengan ketentuan ketentuan mengenai Rencana Bisnis
Bank.
106
Dari hasil penilaian self assessment secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan GCG
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan GCG Perseroan tahun 2012 pada nilai komposit mencapai 2,0
berada pada range nilai komposit 1,5 < nilai komposit < 2,5 sehingga predikat komposit adalah “Baik”.
Pembentukan Komite-Komite Dewan Komisaris
Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan fungsi dan tugas Dewan Komisaris, Perseroan telah
membentuk komite-komite, yakni Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Renumerasi dan
Nominasi. Keanggotaan Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko paling kurang 51% dari jumlah
komite adalah Komisaris Independen dan Pihak Independen. Pihak Independen bagi anggota komite
adalah pihak diluar Perseroan yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau, hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan bank / Perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
Komite Audit
Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan
berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan Komite Audit disusun ulang
pada tahun 2012. Hal ini dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi No.SK/DIR/011/0612
Tentang Penunjukan Keanggotaan Komite Audit tanggal 29 Juni 2012. Dalam susunan keanggotaan
tersebut telah dipenuhi adanya pihak independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau
akuntansi serta, pihak independen yang memiliki keahlian di bidang perbankan. Komite Audit berfungsi
melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas
tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan.
Pengangkatan anggota Komite Audit dilaksanakan setelah sebelumnya dilakukan proses seleksi dan
penelitian terhadap track record masing-masing anggota, sehingga dapat diyakini bahwa semua anggota
Komite Audit memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik. Dengan demikian, dapat menunjang
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Komite Audit. Keanggotaan
Komite Audit terdiri dari 5 (lima) orang dengan susunan sebagai berikut:
Posisi
Ketua
Anggota
Nama
Birawa Natapradja *)
Dr. Timotius
Edy Sukarno
Hari Sugiharto
Winadewi Hanantha
Jabatan
Komisaris Utama Independen
Pihak Independen
Pihak Independen
Komisaris Independen
Komisaris
Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko Perseroan berfungsi melakukan evaluasi kesesuaian antara kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan serta melakukan pemantuan dan evaluasi pelaksanaan
tugas Komite Manajemen Risiko, serta Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko.
Dalam rangka melaksanan tugas sebagaimana dimaksud, Komite Pemantau Risiko telah melakukan:
• Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan
tersebut
• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
107
Adapun susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko, sebagai berikut:
Posisi
Ketua
Anggota
Nama
Hari Sugiharto
Dr. Timotius
Edy Sukarno
Birawa Natapradja
Winadewi Hanantha
Jabatan
Komisaris Independen
Pihak Independen
Pihak Independen
Komisaris Utama Independen
Komisaris
Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki fungsi dan tugas dalam melakukan evaluasi kebijakan
remunerasi untuk seluruh tingkatan dalam organisasi, serta menyusun dan merekomendasikan
sistem prosedur pemilihan dan atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi. Tugas
dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi, sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan
Manajemen telah dilaksanakan dengan baik.
Komite Remunerasi dan Nominasi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: kebijakan remunerasi bagi Dewan
Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan
kepada Direksi;
3. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau
penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
4. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
5. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit
dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris;
6. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan kinerja keuangan dan
pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
prestasi kerja individual; kewajaran dengan peer group; dan pertimbangan sasaran dan strategi
jangka panjang Perseroan. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris dan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan
keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi disusun ulang. Hal ini dilakukan melalui penerbitan
Surat Keputusan Direksi No.SK/DIR/012/0612 Tentang Penunjukan Keanggotaan ”Komite
Remunerasi dan Nominasi”.
Adapun susunan keanggotaan Komite Renumerasi dan Nominasi, sebagai berikut:
Posisi
Ketua
Anggota
Nama
Hari Sugiharto
Birawa Natapradja *)
Winadewi Hanantha **)
Wenijati
Jabatan
Komisaris Independen
Komisaris Utama Independen
Komisaris
Head of Human Resources
Catatan :
*) Sebelumnya sebagai Komisaris Utama, efektif sebagai Komisaris Utama Independen sejak September 2012
**) Sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak 29 Juni 2012 dan efekti sebagai Komisaris sejak Desember 2012.
108
Piagam Audit Internal dan Unit Audit Internal
Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan
Piagam Audit Internal, Perseroan telah membentuk dan menyusun Piagam Unit Audit Internal yang
menjadi pedoman kerja Unit Audit Internal Perseroan.
Pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
(SPFA IB) sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999. Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank merupakan tugas dan tanggung jawab dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang
merupakan satuan kerja yang independen terhadap satuan kerja operasional, bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama.
Pada 2012 ada penggantian Kepala SKAI Bank. Saudari Klarita Harianja yang sebelumnya sebagai
Kepala SKAI mengundurkan diri pada akhir bulan Maret 2012. Untuk mengisi kekosongan jabatan
tersebut maka pada akhir Juni 2012 Saudara Rony Hermawan bergabung dengan Perseroan dan
diangkat sebagai Kepala SKAI. Jumlah personil SKAI sebanyak 4 (empat) orang terdiri dari 1 (satu)
orang Kepala SKAI dan 3 (tiga) orang Staf.
Sementara itu terkait hasil temuan pemeriksaaan Audit Internal telah disampaikan kepada Direktur
Utama dan Dewan Komisaris, serta ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan, di mana temuan ini wajib
ditindaklanjuti. Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit termasuk hasil audit yang bersifat
rahasia telah dilaporkan secara rutin kepada Bank Indonesia setiap 6 (enam) bulan sekali.
Perseroan telah membentuk Unit Audit Internal dan telah memiliki Piagam SKAI yang ditetapkan tanggal
18 September 2006.
Anggota Unit Audit lnternal:
Ketua
:
Rony Hermawan
Warga Negara Indonesia, 42 tahun, lahir di Purwokerto, 11 September 1971.
Menjabat sebagai Ketua Audit Internal Perseroan sejak Juni 2012. Sebelum itu
menjabat sebagai ketua Audit Internal Bank Hana (2006-2012), Manager Audit
Internal Barclays Bank dh. Bank Akita (2005-2006), Pemeriksa Bank dari Bank
Indonesia (2001-2004), Accounting Head PT Jasabandagarta Sekuritas (1999-2001)
dan Audit Internal Bank Utama (1995-1999).
Anggota
:
Agung Prabowo
Warga Negara Indonesia, 43 tahun, lahir di Jakarta, 23 Juni 1970.
Menjabat sebagai Asisten Manager Audit Internal Perseroan sejak September 2012.
Sebelum itu menjabat sebagai Sistem Prosedur Perseroan (Juli 2011– September
2012), Head of Sub Branch Operation Perseroan (Maret 2011–Juli 2011), Asisten
Manager Audit Internal Perseroan (2004-2011), Senior Internal Audit PT Bank Asiatic
(1999-2004), Internal Audit Staff PT Bank Dewa Rutji (1995-1999) dan Internal kontrol
Staff PT Bank Dagang Nasional Indonesia (1995).
:
Trina R. Haloho
Warga Negara Indonesia, 47 tahun, lahir di Pematang Siatar, 24 April 1966.
Menjabat sebagai Staff Audit Internal Perseroan sejak Maret 2013. Sebelum itu
menjabat sebagai Staff Legal Perseroan (November 2012-Februari 2013), Head
of Account and Customer Monitoring Perseroan (2004-2012), Sekretaris Direksi
Perseroan (1996-2004), Sektretaris General Manager (1995-1996) dan Staff
Operasional (1994-1995).
:
Wisnu Handono Husodo
Warga Negara Indonesia, 27 tahun, lahir di Jakarta, 23 Januari 1986.
Menjabat sebagai Internal Audit Perseroan sejak Oktober 2012. Sebelum itu menjabat
sebagai Micro Credit Analyst Bank Mandiri Unit Klaten (2010-April 2012) dan Micro
Credit Sales Bank Mandiri Unit Klaten (2010).
109
Adapun Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal meliputi:
1. Membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan menjabarkan secara operasional
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan atas hasil audit. Dalam hal ini auditor intern mewakili
pandangan dan kepentingan profesinya dengan membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan,
akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaaan on site dan pemantauan secara
off site.
2. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang direview kepada
semua tingkatan manajemen.
3. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan
sumberdaya dan dana serta meningkatkan kegiatan yang ada di Perseroan.
Wewenang Unit Audit Internal
Unit Audit Internal memperoleh wewenang sesuai dengan kedudukan dan tanggung jawabnya sehingga
dapat dan mampu melaksanakan tugas sesuai dengan ukuran-ukuran standar pekerjaan yang dituntut
sesuai profesinya.
15. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan langsung berhubungan dengan masyarakat,
Perseroan senantiasa berusaha untuk berinteraksi aktif dan memperhatikan lingkungan sosial sekitar.
Salah satu bentuk partisipasi dan tanggung jawab sosial Perseroan diwujudkan dalam program
Corporate Social Responsibility (CSR).
Secara berkala Perseroan selalu mengagendakan program CSR dan komitmen tersebut dituangkan
dalam Rencana Bisnis Perseroan. Pada tahun 2008 dan 2009 Perseroan telah melaksanakan program
CSR di panti asuhan Fioreti, Bekasi dengan kegiatan berupa memberikan bantuan kepada anak-anak
yatim piatu, kemudian pada tahun 2010, Perseroan menyelenggarakan CSR yang bertemakan “We Care
For The Earth” yang diwujudkan dengan melakukan penanaman pohon di bantaran Banjir Kanal Timur.
Dilanjutkan pada tahun 2011, Perseroan mengagendakan dengan memberikan bantuan untuk komunitas
masyarakat di Kampung Apung, Kapuk, dimana bantuan tersebut berupa pemberian prasarana sekolah
untuk pendidikan anak usia dini. Sedangkan pada tahun 2012, Perseroan menyelenggarakan program
CSR dengan kegiatan mengadakan khitanan massal gratis di daerah Lumajang, Jawa Timur, dimana
kegiatan tersebut telah mendapatkan respons positif yang cukup besar dari masyarakat sekitar, diikuti
oleh 150 orang anak. Selain itu dengan bekerja sama dengan grup usaha, Perseroan juga melakukan
kegiatan sosial di bidang pendidikan, yaitu berupa pemberian beasiswa kepada mahasiswa Universitas
Kristen Krida Wacana (Ukrida) melalui “Clement Suleeman Scholarship Fund”.
Program CSR merupakan komitmen Perseroan dan menjadi agenda yang akan terus dilakukan setiap
tahun dan diharapkan Perseroan dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
110
IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Dibawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
(Akuntan Penanggung Jawab: Yelly Warsono) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan
keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta (Akuntan Penanggung Jawab: (Drs. Sugito
Wibowo, Ak, MM, CPA) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang
berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diterapkan secara prospektif. Laporan keuangan Perseroan
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2008 telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono & Rekan (Akuntan Penanggung Jawab: Drs. H. Heroe
Pramono, CPA) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan untuk
laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 mengenai penerapan PSAK No.50
(Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No.55 (Revisi 2006)
“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diterapkan secara prospektif. Laporan
keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja (Akuntan Penanggung Jawab: Junarto
Tjahjadi) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Laporan Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Aset
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain-Bersih
Penempatan pada Bank Indonesia
Efek-efek -Bersih
Pendapatan bunga akrual
Biaya Dibayar Dimuka
Kredit yang diberikan – Bersih
Aset Tetap-Bersih
Agunan yang Diambil Alih-Bersih
Aset Pajak Tangguhan
Aset lain-lain - bersih
Jumlah Aset
Liabilitas
Liabilitas Segera
Simpanan
Simpanan dari Bank Lain
Utang pajak
Beban Bunga Akrual
Pinjaman Diterima
Estimasi Kerugian Komitmen dan
Kontinjensi
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka
Panjang
Liabilitas Lain-lain
Jumlah Liabilitas
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
2009
2008
13.009
96.123
61
215.974
117.122
5.789
7.939
938.855
2.707
548
2.864
1.400.991
14.745
104.301
66
227.943
66.244
5.583
5.597
1.081.713
3.632
78
412
1.891
1.512.205
10.836
103.372
271
95.288
88.511
4.994
6.460
1.117.259
5.162
8.907
378
3.304
1.444.742
9.366
62.336
376
137.856
108.398
3.640
6.341
592.074
6.944
15.771
313
5.372
948.787
6.719
33.038
69
52.570
154.626
3.584
5.932
581.033
4.372
1.407
287
2.722
846.360
4.011
27.555
70
13.086
121.024
2.888
1.769
483.228
2.205
2.503
848
2.729
661.918
7.067
1.206.307
17.289
1.625
3.687
-
648
1.327.811
40.716
3.464
3.865
-
550
1.281.927
33.804
2.258
3.729
-
474
811.443
13.704
1.264
2.542
-
470
722.799
5.551
2.776
2.005
-
523
558.313
1.349
2.762
76
559
156
1.245
673
5
350
222
1.746
1.238.280
1.570
1.378.230
325
1.323.838
529
830.629
645
734.601
261
563.506
111
Keterangan
EKUITAS
Modal saham
Modal disetor lainnya
Laba (rugi) yang belum direaliasi
atas kenaikan (penurunan) nilai
wajar efek tersedia untuk dijual
Saldo laba (akumulasi kerugian) Ditentukan penggunaannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
30 Juni
2013
31 Desember
2011
2010
2012
2009
2008
128.000
30.000
128.000
-
128.000
-
128.000
-
128.000
128.000
(2.423)
(19)
38
(368)
-
-
2.735
4.399
162.711
1.920
4.074
133.975
1.920
(9.054)
120.904
1.920
(11.394)
118.158
1.920
(18.163)
111.757
1.920
(31.508)
98.412
1.400.991
1.512.205
1.444.742
948.787
846.361
661.918
Laporan Laba Rugi Komprehensif
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pendapatan bunga
Beban bunga
Pendapatan bunga bersih
Pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya
Laba Sebelum Pajak
Beban (Penghasilan) Pajak
Kini
Tangguhan
Laba Bersih
Laba (rugi) yang belum direalisasi
atas kenaikan (penurunan) nilai
wajar dari efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual – bersih
Jumlah Laba Komprehensif
Laba per Saham
(dalam Rupiah penuh)
Catatan:
*) Tidak Diaudit
30 Juni (6 bulan)
2013
2012*)
69.399
76.724
(43.854)
(48.851)
25.545
27.873
2.399
9.757
(25.881)
(25.560)
2.063
12.070
2012
152.350
(96.511)
55.839
15.533
(53.460)
17.912
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
2009
113.916 100.363
91.331
(72.430) (52.631)
(52.449)
41.486
47.732
38.882
7.977
6.008
12.995
(45.872) (44.361)
(32.338)
3.591
9.379
19.539
2008
89.806
(47.688)
42.118
273
(28.393)
13.998
1.059
(136)
2.931
219
4.818
(34)
1.316
(65)
2.636
(26)
5.633
561
3.670
963
1.140
8.920
13.128
2.340
6.769
13.345
9.365
(2.404)
(1.264)
(301)
8.619
(57)
13.071
(406)
2.746
(368)
6.401
13.345
9.365
8,25
69,69
102,56
18,28
52,88
104,26
73,38
2009
2008
Rasio-rasio Keuangan
Keterangan
Permodalan
KPMM (memperhitungkan risiko kredit)
KPMM (memperhitungkan risiko kredit dan
risiko operasional)
KPMM (memperhitungkan risiko kredit dan
risiko pasar)
KPMM (memperhitungkan risiko kredit, risiko
pasar dan risiko operasional)
Aset tetap terhadap modal
30 Juni
2013
31 Desember
2010
2012
2011
21,07%
18,42%
17,11%
28,23%
23,50%
26,28%
18,57%
16,05%
15,20%
24,99%
-
-
20,44%
18,42%
16,91%
28,01%
-
-
18,08%
9,09%
16,05%
12,48%
15,05%
11,19%
24,82%
14,60%
12,33%
10,56%
112
Keterangan
Kualitas Aset
Aset produktif bermasalah terhadap aset
produktif
Non Performing Loan – Bersih
Non Performing Loan - Kotor
CKPN aset keuangan terhadap aset produktif
Rentabilitas
Return on Asset (ROA)
Return on Equity (ROE)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Net Interest Margin (NIM)
Likuiditas
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Kepatuhan
a. Presentase Pelanggaran BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
b. Presentase Pelampauan BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
GWM
a. Primer
b. Sekunder
c. LDR
30 Juni
2013
2012
2011
0,17%
0,07%
0,24%
0,07%
0,29%
0,22%
0,36%
0,15%
0,95%
0,97%
1,10%
0,76%
0,29%
0,61%
1,22%
11,04%
96,76%
4,10%
31 Desember
2010
2009
2008
1,65%
1,98%
2,32%
0,75%
0,32%
0,30%
0,44%
-
0,82%
0,88%
1,04%
-
0,32%
1,99%
1,10%
5,92%
2,57%
13,25%
2,08%
10,31%
91,43%
4,07%
99,22%
3,79%
93,88%
6,22%
82,54%
5,38%
85,17%
6,15%
77,01
81,60%
87,92%
73,74%
81,33%
87,84%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8,14%
18,44%
0,01%
8,07%
3,04%
-
8,20%
5,45%
-
8,08%
3,88%
-
5,11%
2,50%
-
5,20%
2,50%
-
113
X. EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang bersumber dari laporan keuangan
Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan
keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
tertentu yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diterapkan secara prospektif. Laporan keuangan
Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dan 2010 telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan
paragraf penjelasan untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 mengenai
penerapan PSAK No.50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK
No.55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diterapkan secara prospektif.
Tabel ekuitas yang disajikan telah sesuai dengan laporan keuangan dan rincian dari ekuitas tersebut
adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
2012
2011
30 Juni
2013
Keterangan
Modal saham - nilai nominal Rp1.000,- (nilai penuh) per saham
Modal dasar - 400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor– 128.000.000 saham
Modal disetor lainnya
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas kenaikan (penurunan) nilai
wajar efek tersedia untuk dijual
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Ditentukan penggunannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah Ekuitas
2010
128.000
128.000
128.000
128.000
30.000
-
-
-
(2.423)
(19)
38
(368)
2.735
4.399
162.711
1.920
4.074
133.975
1.920
(9.054)
120.904
1.920
(11.394)
118.158
Perseroan telah mendapat persetujuan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar
Rp30.000 juta dari Bank Indonesia melalui surat No.15/22/DPB1/PB1-7 tanggal 6 September 2013.
Tabel Proforma Ekuitas Per 30 Juni 2013
Apabila perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum saham kepada Masyarakat
sebanyak 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta) saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah)
setiap saham dengan harga penawaran Rp240,- (dua ratus empat puluh Rupiah) terjadi pada tanggal
30 Juni 2013, maka proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
KETERANGAN
Posisi ekuitas menurut laporan
keuangan pada tanggal 30 Juni
2013
dengan
modal
dasar
Rp400.000.000.000
Reklasifikasi modal disetor lainnya
menjadi modal ditempatkan dan
disetor*)
Perubahan ekuitas seandainya IPO
sejumlah 520.000.000 saham terjadi
pada tanggal 30 Juni 2013 dengan
nilai nominal Rp100,dan harga
pelaksanaan Rp240,- per saham.
Biaya Emisi
Proforma ekuitas pada tanggal
30 Juni 2013 setelah IPO dan
peningkatan modal ditempatkan
dan disetor dengan nilai nominal
Rp100,- setiap saham.
*)
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Rugi yang belum
Saldo Laba
Modal Tambahan direalisasi atas
Jumlah
disetor
Modal
penurunan nilai
Ditentukan
Tidak ditentukan Ekuitas
lainnya*)
Disetor wajar efek tersedia penggunannya penggunaannya
untuk dijual
128.000
30.000
-
(2.423)
2.735
4.399
162.711
30.000
(30.000)
-
-
-
-
-
52.000
•
•
•
72.800
(5.329)
-
-
-
124.800
(5.329)
210.000
•
67.471
(2.423)
2.735
4.399
282.182
telah disetujui oleh Bank Indonesia per tanggal 6 September 2013
114
XI. KEBIJAKAN DIVIDEN
Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan, termasuk saham baru yang akan dikeluarkan dalam
rangka Penawaran Umum ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham
lainnya di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen,
hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Setelah Penawaran Umum, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen kas sebanyakbanyaknya 30% dari laba bersih setelah pajak dimulai dari tahun 2014 setelah menyisihkan cadangan
laba ditahan dan pelaksanaannya akan dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
pada beberapa faktor, termasuk (i) kinerja usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan,
(ii) keputusan RUPS tahunan dan (iii) faktor-faktor lainnya yang dianggap relevan oleh Pemegang
Saham Perseroan.
Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sepanjang diatur
dalam anggaran dasar Perseroan. Pembagian dividen interim dapat dilakukan apabila jumlah kekayaan
bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah
cadangan wajib. Pembagian dividen interim tidak boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan
tidak dapat memenuhi kewajibannya pada kreditor atau mengganggu kegiatan Perseroan. Pembagian
dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan
Komisaris. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen
interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi dan
Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan, dalam hal
pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim.
Tidak terdapat pembatasan (negative covenant) terhadap pembagian dividen yang dapat merugikan
pemegang saham publik.
115
XII. PERPAJAKAN
Perpajakan untuk Pemegang Saham
Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (“UU PPh No.36 Tahun 2008”)
tentang Pajak Penghasilan (berlaku efektif 1 Januari 2009), dividen atau bagian laba yang diterima oleh
perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara atau badan
usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan
di Indonesia bukan merupakan objek pajak penghasilan dengan syarat:
1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah
modal yang disetor.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651/KMK.04/1994 tangga
29 Desember 1994 tentang bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan
Kepada Dana Pensiun Yang Tidak termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan
yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia antara lain berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No.41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di
Bursa Efek dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No.SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Februari 1995,
perihal Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri
PPh Umum No.3 juncto SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek), ditetapkan sebagai
berikut:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan
saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi
penjualan saham dan bersifat final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh
penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi
penjualan saham.
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5% bersifat final dari
seluruh nilai saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum. Besarnya nilai saham
tersebut adalah nilai saham Perseroan pada saat Penawaran Umum. Penyetoran tambahan
Pajak Penghasilan atas saham pendiri dilakukan oleh Perseroan atas nama pemilik saham pendiri
selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di BEI.
Yang dimaksud dengan “Pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan atau tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan sebelum
Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada OJK dalam rangka Penawaran Umum menjadi
efektif.
3. Pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memenuhi kewajiban pajaknya berdasarkan
perhitungan sendiri sesuai ketentuan di atas. Namun apabila pemilik saham pendiri memilih untuk
tidak memanfaatkan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 tersebut di atas, maka atas
penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan
tarif yang berlaku umum berdasarkan Pasal 17 UU PPh No.36 Tahun 2008.
116
Berdasarkan Pasal 17 ayat (2c) UU PPh No.36 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun
2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri, penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam
negeri dikenai Pajak Penghasilan sebesar 10% dari jumlah bruto dan bersifat final. Sesuai dengan Pasal
2 Peraturan Menteri Keuangan No.111/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri, pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10% di atas dilakukan melalui
pemotongan oleh pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen pada
saat dividen disediakan untuk dibayarkan.
Pasal 23 ayat (1a) UU PPh No.36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan
atau disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto
dividen oleh pihak yang wajib membayarkan (Perseroan). Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau
memperoleh dividen tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih
tinggi 100% dari pada tarif pajak yang seharusnya dikenakan atau sebesar 30% dari jumlah bruto
dividen.
Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1a) UU PPh No.36 Tahun 2008 di
atas antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh No.36 Tahun 2008 (sebagaimana disebutkan di paragraf pertama
di atas) dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c)
UU PPh No.36 Tahun 2008.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.PMK 234/PMK.03/2009 tanggal 29 Desember 2009
tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun
yang Dikecualikan sebagai Objek Pajak Penghasilan, dividen dari saham yang diterima atau diperoleh
dana pensiun yang pendiriannya disahkan Menteri keuangan dari penanaman modal pada perseroan
terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia dikecualikan dari objek pajak penghasilan.
Berdasarkan Pasal 26 ayat (1a) UU PPh No.36 Tahun 2008, dividen yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh Perseroan kepada Wajib Pajak Luar Negeri
(“WPLN”), dipotong Pajak Penghasilan sebesar 20% atas jumlah bruto penghasilan oleh Perseroan,
atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada penduduk suatu negara yang
telah menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (“P3B”) dengan Indonesia.
Agar WPLN tersebut dapat menerapkan tarif sesuai ketentuan P3B, maka sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak (“DJP”) No.PER-24/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan DJP No.PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda, WPLN diwajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Domisili (“SKD”) /Certificate of
Domicile of Non Resident for Indonesia Tax Withholding yaitu:
1. Form-DGT 1 untuk selain WPLN yang tercantum di nomor 2 di bawah ini.
2. Form-DGT 2 untuk WPLN bank; WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui
Kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang
diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen; dan WPLN
yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
di negara mitra P3B Indonesia dan merupakan subjek pajak di negara mitra P3B Indonesia.
3. Form SKD yang lazim disahkan atau diterbitkan oleh negara mitra P3B dapat digunakan dalam
hal pejabat yang berwenang di negara mitra P3B tidak berkenan menandatangani Form-DGT 1 /
Form-DGT 2. Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris dan harus memenuhi
persyaratan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) PER-24/PJ/2010. Form-DGT 1 /
Form-DGT 2 cukup ditandatangani WPLN penerima penghasilan yang merupakan lampiran Form
SKD negara mitra P3B.
117
Di samping persyaratan Form DGT-1 atau Form DGT-2 atau Form SKD negara mitra P3B, sesuai
dengan Peraturan DJP No.PER-25/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Perubahan Peraturan DJP
No.PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda,
WPLN penerima dividen wajib memenuhi persyaratan Beneficial Owner, yaitu sebagai berikut:
i)
ii)
iii)
iv)
v)
vi)
pendirian perusahaan atau pengaturan struktur/skema transaksi tidak semata-mata ditujukan untuk
pemanfaatan P3B; dan
kegiatan usaha dikelola oleh manajemen sendiri yang mempunyai kewenangan yang cukup untuk
menjalankan transaksi; dan
perusahaan mempunyai pegawai; dan
mempunyai kegiatan atau usaha aktif; dan
penghasilan yang bersumber dari Indonesia terutang pajak di negara penerimanya; dan
tidak menggunakan lebih dari 50% (lima puluh persen) dari total penghasilannya untuk memenuhi
kewajiban kepada pihak lain dalam bentuk, seperti: bunga, royalti, atau imbalan lainnya, tidak
termasuk pemberian imbalan kepada karyawan yang diberikan secara wajar dalam hubungan
pekerjaan dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan oleh WPLN dalam menjalankan usahanya
dan pembagian keuntungan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan oleh Perseroan
Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai
dengan Prospektus ini dibuat, Prospektus tidak memilik tunggakan pajak.
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DISARANKAN UNTUK
BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT
PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM
YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.
118
XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK
1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek
Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek (PPEE) No.15 tertanggal 11 Oktober 2013, sebagaimana terakhir kali diubah dengan
Addendum III Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham
PT Bank Ina Perdana Tbk No.52 tanggal 16 Desember 2013, yang seluruhnya dibuat di hadapan
Edward Suharjo Wiryomartani, S.H.,Notaris di Jakarta, Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di
bawah ini, secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan
dan menjual Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat sebesar Porsi Penjaminannya masingmasing dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari emisi yang
berjumlah 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta) saham dan untuk membeli sisa saham yang tidak
habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran.
Perjanjian tersebut merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin
telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak
yang isinya bertentangan dengan perjanjian ini dan setelah ini tidak akan ada lagi perjanjian lain yang
dibuat antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Selanjutnya Penjamin Pelaksana Emisi Efek telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
No.Kep-691/PM/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam
Penawaran Umum.
Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjamin emisi
dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut:
No.
Nama Penjamin Emisi Efek
Jumlah Saham
Penjamin Pelaksana Emisi Efek
PT Buana Capital
Penjamin Emisi Efek
1.
PT HD Capital Tbk
2.
PT Lautandhana Securindo
3.
PT Minna Padi Investma Tbk
4.
PT NC Securities
5.
PT Reliance Securities Tbk
6.
PT Valbury Asia Securities
7.
PT Yulie Sekurindo Tbk
Jumlah
Porsi Penjaminan
Nilai
Penjaminan
%
519.300.000
Rp124.632.000.000,00
99,87
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
520.000.000
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp124.800.000.000,00
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
100,00
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek menyatakan dengan tegas tidak terafiliasi
dengan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya.
2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana
Harga Penawaran untuk Saham Yang Ditawarkan ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan
negosiasi Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Efek dengan mempertimbangkan hasil Penawaran
Awal (bookbuilding) yang diperkirakan pada tanggal 3 – 9 Januari 2014
119
Berdasarkan hasil Penawaran Awal (bookbuilding), jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh
Penjamin Pelaksana Emisi Efek berada pada kisaran harga Rp180,- (seratus delapan puluh Rupiah)
sampai dengan Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) setiap saham. Dengan mempertimbangkan
hasil Penawaran Awal (bookbuilding) tersebut di atas maka berdasarkan kesepakatan antara Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dengan Perseroan, ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp240,- (dua ratus
empat puluh Rupiah). Penentuan harga ini juga telah mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
•
•
•
•
•
•
Kondisi pasar pada saat bookbuilding yang dilakukan;
Permintaan dari calon investor yang berkualitas;
Kinerja keuangan Perseroan;
Penilaian terhadap manajemen Perseroan, operasional dan kinerja Perseroan, sejarah singkat dan
prospek usaha untuk sektor perbankan;
Penilaian berdasarkan rasio perbandingan PBV dari beberapa perusahaan publik yang tercatat
dalam bursa efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan
Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.
Tidak dapat dijamin atau dipastikan bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga saham Perseroan akan
terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan saham Perseroan akan terus berkembang
secara aktif di Bursa Efek dimana saham tersebut dicatatkan.
120
XIV.
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG
RANGKA PENAWARAN UMUM
DALAM
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah
sebagai berikut:
Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
Intiland Tower, 7th floor
Jl. Jendral Sudirman Kav.32
Jakarta 10220
Nama Rekan
No.STTD
Tanggal STTD
Asosiasi Profesi
Nomor Registrasi Akuntan
Nomor Registrasi IAPI
Standar Profesi
:
:
:
:
:
:
:
Yelly Warsono
176/BL/STTD-AP/2011
13 Desember 2011
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
D-10.967
1689
Standar Auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia
Tugas Pokok:
Tugas pokok akuntan publik adalah melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan
audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan surat penunjukkan No.BIP/DIR/105-A/0913 tanggal 2 Agustus 2013.
Konsultan Hukum DNC Advocates at Work
Permata Kuningan, Penthouse Floor
Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C
Jakarta 12980
Telepon: (62 21) 8370 7777
Faksimili: (62 21) 8370 7771
Nama Rekan
:
Nomor STTD
:
Tanggal STTD
:
Asosiasi Profesi
:
Nomor Keanggotaan Asosiasi :
Pedoman Kerja
:
Arie Armand
27/BL/STTD-KH/2007
27 Februari 2007
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)
200712
Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No.Kep 01/HKHPM/2005
tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana diubah dengan Keputusan
HKHPM No.KEP.04/HKHPM/XI/2012, tanggal 6 Desember 2012
Tugas Pokok:
Melakukan pemeriksaan atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berkaitan
sebagaimana yang disampaikan oleh Perseroan ditinjau dari segi hukum. Hasil pemeriksaan tersebut
telah dimuat dalam Laporan Hasil Uji Tuntas Segi Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum
yang diberikan secara obyektif dan mandiri, sesuai dengan Kode Etik, Standar Profesi, dan Peraturan
Pasar Modal yang berlaku.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan surat penunjukkan No.BIP/DIR/105-B/0913 tanggal 2 Agustus 2013.
121
Notaris Edward Suharjo Wiryomartani, S.H, M. Kn.
Jalan Kopi No.15
Jakarta 11230
Nama Notaris
Nomor STTD
Tanggal STTD
Asosiasi Profesi
Pedoman Kerja
:
:
:
:
:
Edward Suharjo Wiryomartani, S.H, M. Kn.
145/BL/STTD-N/2008
25 Maret 2008
Ikatan Notaris Indonesia
Undang-undang No.30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia
Tugas Pokok:
Membuat akta-akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan Perjanjian-perjanjian
sehubungan dengan Penawaran Umum, sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik
Notaris.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan surat penunjukkan No.BIP/DIR/105-C/0913 tanggal 2 Agustus
2013.
Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo
Plaza Property Lt 2
Jl. Perintis Kemeredekaan Komp Pertokoan Pulo Mas Blok VIII No 1
Jakarta 13120
Perijinan Atas Nama
Nomor Perijinan BAE
:
:
Tanggal Perijinan BAE
:
PT Adimitra Transferindo
Keputusan Menteri Keuangan
KMK.010/1990
03 Nopember 1990
Republik
Indonesia
No.1400/
Tugas Pokok:
Tugas dan tanggung jawab BAE dalam Penawaran Umum ini sesuai dengan Standar Profesi dan
Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan dan pemesanan saham berupa DPPS dan
FPPS yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan saham
dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Emisi sebagaimana pemesanan yang diajukan untuk
diberikan penjatahan saham. Melakukan administrasi pemesanan saham sesuai dengan aplikasi yang
tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Emisi Efek, BAE mempunyai hak untuk menolak
pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan
yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah Saham Yang Ditawarkan,
BAE melakukan proses penjatahan berdasarkan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer
Penjatahan, mencetak konfirmasi penjatahan dan menyiapkan Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP)
atas nama pemesan yang mendapatkan penjatahan, mendistribusikan saham saham secara elektronik
ke dalam penitipan kolektif KSEI bagi pemesan yang mendapatkan penjatahan dan menyusun laporan
Penawaran Umum sesuai peraturan yang berlaku.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan surat penunjukkan No.BIP/DIR/121-A/0913 tanggal 29 Agustus
2013.
Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini menyatakan
tidak ada hubungan afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana
didefinisikan dalam UUPM.
122
XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
Berikut ini adalah salinan Pendapat Dari Segi Hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
Perseroan dalam rangka Penawaran Umum yang telah disusun oleh Konsultan Hukum DNC Advocates
at Work.
123
Halaman ini sengaja dikosongkan
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
XVI.
LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
BESERTA
Berikut ini disajikan laporan keuangan auditan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan Keuangan
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diterapkan secara
prospektif. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 dan 2010 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Heroe, Pramono & Rekan, dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan atas laporan keuangan untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2010 mengenai penerapan PSAK No.50 (“Revisi 2006) “Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No.55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran”, yang diterapkan secara prospektif.
149
Halaman ini sengaja dikosongkan
151
Halaman ini sengaja dikosongkan
153
154
.IIENDRAWINATA
€DDYd SIDDHARTA
Kreston lnternational
L^POIUN AUDITO! I NDEFtrNDtrN
Lrponi No : 054/0t/SWI/BtP-r/r3
Peme$ng Srr,rm, Dc$an Konisaft dai Direksi
N
BANK INAIERD^NA
K
,iieLabmmg dii tapdm p6isiketr es p-r B4k tna penllE.aiggat3t D*efbq2012, snr
hba rugi ko'nprhslil lapomi pctubahan ekui$. dan taFr :, aus k6 untok rtrim yds
bcnkhir padr rmgs.t lsebd. LlooEn k
sm ncrupakan ;c-qss jasab nmajcncn dmk:
lrpoff
olch&drror iideodden Lain ysc t,ponnnF rdriggatr0Mad2ot? b{hi pendlrd mjar h,Dr
psilecuari$ d6 liporan ke$rsm retrbut.
s lns et,hd?3f.4n r . U, Ar rbnplb I
kbbdr stlh a,mde r \:ru",d,
dL qrd oenlu br.r.oh rs; medr.;"
i,m'en t€,,g a roi J,o,nctio
ms r o.., or+ EmFm;. _?c,,r,3,,.adrpp.r3td,
.,ud'
hr. Katr Fr
Meimnpcndap ka'nt, hp.rm
h"d'
disajikan pda calahn No.
lr
mimu s ridr Al lnktri te$ipdtr d' hioi, < i
N^TA EDDY & SIDDNAR]'A
seca.a w,t&_ d,tam
eter ,enemormbebflip.
'dt,prhpr,i
riroinisl embihatr
mr{: d,! rr-i
yrs khisebur did6 menyatikri
Pl Bdr hts o.rnf , dsd,
ketrmgan
\eb'g,
<ebEdi
n
halanan 60-6t nduprkan infonnGi
bmbilrn
156
PT BANK INA PERDANA TBK
Laporan Posisi Keuangan
30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
30 Juni
2013
Catatan
31 Desember
2011
2012
2010
ASET
Kas
2,22,34
13.009
14.745
10.836
9.366
Giro pada Bank Indonesia
2,4,22
96.123
104.301
103.372
62.336
Giro pada bank lain
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah bersih
2,5,22
Penempatan pada Bank Indonesia
2,6,22
Efek-efek
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah bersih
2,7,22
Kredit yang diberikan
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Kredit yang diberikan
Dikurangi-cadangan
kerugian penurunan nilai
Jumlah kredit- bersih
61
61
215.974
117.122
117.122
67
(1)
66
274
(3)
271
227.943
66.516
(272)
66.244
379
(3)
376
95.288
137.856
88.714
(203)
88.511
108.865
(467)
108.398
2,8,22,31
37.305
902.496
939.801
226.915
856.636
1.083.551
392.918
734.094
1.127.012
162.329
436.068
598.397
(946)
938.855
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
Pendapatan bunga akrual
2,9,22
5.789
5.583
4.994
3.640
Biaya dibayar dimuka
2,10,31
7.939
5.597
6.460
6.341
14.763
(12.056)
2.707
14.964
(11.332)
3.632
14.141
(8.979)
5.162
17.422
(10.478)
6.944
78
8.907
15.771
548
412
378
313
2.864
1.891
3.304
5.372
1.400.991
1.512.205
1.444.742
948.787
Aset tetap
Biaya perolehan
Akumulasi penyusutan
Jumlah - bersih
2,11
Agunan yang diambil alih - bersih
2,12
Aset pajak tangguhan
2,29
Aset lain-lain - bersih
2,13,22
-
JUMLAH ASET
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
157
PT BANK INA PERDANA TBK
Laporan Posisi Keuangan
30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 (Lanjutan)
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
30 Juni
2013
Catatan
31 Desember
2011
2012
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas segera
2,14,22
Simpanan
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
2,15,22,31
7.067
648
550
474
100.747
1.105.560
1.206.307
75.772
1.252.039
1.327.811
85.822
1.196.105
1.281.927
81.564
729.879
811.443
Simpanan dari bank lain
2,16,22
17.289
40.716
33.804
13.704
Utang pajak
2,17,29
1.625
3.464
2.258
1.264
2,18,22,31
3.687
3.865
3.729
2.542
559
156
1.245
673
1.746
1.570
325
529
1.238.280
1.378.230
1.323.838
830.629
128.000
128.000
128.000
Beban bunga akrual
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Liabilitas lain-lain
2,28
2,22,33
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
Modal saham nilai nominal Rp 1.000 per saham
Modal dasar - 400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor 128.000.000 saham
19
128.000
Modal disetor lainnya
20
30.000
Laba (rugi) yang belum direalisasi
atas kenaikan (penurunan) nilai
wajar efek tersedia untuk dijual
2,7
(2.423)
21
2.735
4.399
1.920
4.074
162.711
133.975
120.904
118.158
1.400.991
1.512.205
1.444.742
948.787
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Ditentukan penggunannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
-
-
(19)
38
1.920
(9.054)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
158
-
(368)
1.920
(11.394)
PT BANK INA PERDANA TBK
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir
30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit) dan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
30 Juni (6 bulan)
Catatan
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Beban bunga
2
23,31,39
24,31,39
PENDAPATAN BUNGA BERSIH
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan administrasi
Pendapatan provisi dan komisi lainnya
Pemulihan cadangan kerugian
penurunan nilai aset produktif
dan non produktif
Keuntungan dari realisasi
penjualan efek-efek - bersih
Keuntungan penjualan aset tetap
Selisih kurs
Laba dari kenaikan nilai wajar efek yang
diperdagangkan - bersih
Laba penjualan agunan
yang diambil alih
Pendapatan lain-lain
2013
2012
2011
2010
69.399
(43.854)
76.724
(48.851)
152.350
(96.511)
113.916
(72.430)
100.363
(52.631)
25.545
27.873
55.839
41.486
47.732
182
2.132
1.462
2.237
1.560
1.275
1.530
2
39
39
743
697
5,7,8,12,39
569
5.729
6.138
7
11
80
61
-
1.156
3
33
5.042
9
83
7
-
19
12,39
39
-
-
696
1.030
40
-
-
667
1.844
570
2.399
9.757
15.533
7.977
6.008
14.665
10.596
13.291
10.027
26.524
19.034
23.287
18.702
22.849
17.955
7
287
649
4.213
-
-
12,39
77
35
2.218
-
-
-
1.586
-
-
-
-
545
221
7
1.471
3.230
653
3.484
73
Jumlah Beban Operasional
25.881
25.560
53.460
45.872
44.361
LABA SEBELUM PAJAK
2.063
12.070
17.912
3.591
9.379
1.059
(136)
2.931
219
4.818
(34)
1.316
(65)
2.636
(26)
923
3.150
4.784
1.251
2.610
1.140
8.920
13.128
2.340
6.769
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK
Pajak kini
Pajak tangguhan
5,7,8,12
-
2.241
376
41
2.635
2
26,31,39
25,39
-
-
-
249
Jumlah Pendapatan Operasional
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Beban umum dan administrasi
Beban karyawan
Rugi dari penurunan nilai wajar efek yang
diperdagangkan - bersih
Rugi penjualan agunan
yang diambil alih
Selisih kurs
Cadangan kerugian penurunan nilai
aset produktif dan non produktif
Beban lainnya
31 Desember (12 bulan)
2012
2,29
Jumlah penghasilan (beban) pajak
LABA BERSIH
PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
Laba (rugi) yang belum di realisasi
atas kenaikan (penurunan) nilai wajar
dari efek-efek dalam kelompok
tersedia untuk dijual - bersih
2,7
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
Laba per saham (dalam Rupiah penuh)
2,27
(2.404)
(301)
(57)
406
(368)
(1.264)
8.619
13.071
2.746
6.401
8,25
69,69
102,56
18,28
52,88
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
159
PT BANK INA PERDANA TBK
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit)
dan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
Modal Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Modal
Disetor Lainnya
Laba (Rugi) yang Belum
Direalisasi atas
Peningkatan (Penurunan)
Nilai Wajar Efek
Tersedia untuk Dijual
Saldo Laba (Akumulasi Kerugian)
Ditentukan
Tidak Ditentukan
Penggunaannya
Penggunaanya
Jumlah Ekuitas
111.757
Catatan
(18.163)
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
128.000
-
1.920
6.401
-
6.769
118.158
-
(11.394)
2.746
Jumlah laba komprehensif
tahun berjalan (12 bulan)
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
-
128.000
(368)
2.340
120.904
Saldo pada tanggal 1 Januari 2010
-
(368)
(9.054)
8.619
Jumlah laba komprehensif periode
berjalan (6 bulan)
-
-
406
8.920
129.523
-
-
38
(134)
Jumlah laba komprehensif
tahun berjalan (12 bulan)
-
(301)
1.920
1.920
4.074
13.128
133.975
13.071
4.399
1.140
162.711
(1.264)
30.000
(815)
2.735
815
1.920
1.920
-
(263)
128.000
-
120.904
-
128.000
(9.054)
-
Saldo pada tanggal
30 Juni 2012 (Tidak diaudit)
1.920
(57)
-
-
-
38
-
(19)
-
(2.423)
(2.404)
-
-
128.000
-
30.000
-
128.000
-
-
30.000
Saldo pada tanggal 1 Januari 2012
Jumlah laba komprehensif
tahun berjalan (12 bulan)
21
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
Pembentukan cadangan umum
20
-
Modal disetor lainnya
Jumlah laba komprehensif
periode berjalan (6 bulan)
128.000
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Saldo pada tanggal 30 Juni 2013
160
PT BANK INA PERDANA TBK
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir
30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit) dan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan bunga, provisi dan komisi
Penerimaan pendapatan operasional lainnya
Pembayaran bunga
Pembayaran beban operasional lainnya
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan
Pembayaran pajak penghasilan
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
76.152
3.973
(46.544)
(13.528)
(12.322)
(1.911)
151.761
10.104
(93.299)
(31.479)
(19.034)
(4.818)
5.820
13.235
(53.217)
143.080
(1.346)
(550)
75
5.819
(121.504)
(23.425)
(1.362)
173
43.803
(87.736)
(950)
50
4.599
455
(15.873)
46.666
87
3.032
22.211
35.547
863
1.379
8.829
1.019
45.884
6.913
1.206
1.244
20.292
(528.149)
(118)
1.782
8.442
76
470.483
20.099
995
(202)
(51.754)
(47)
138.330
(393)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap
Hasil penjualan aset tetap
(161)
61
(450)
3
(1.144)
100
Kas bersih diperoleh dari
(digunakan untuk) aktivitas investasi
(100)
(447)
(1.044)
Arus kas dari aktivitas operasi sebelum
perubahan dalam aset dan liabilitas
operasi
Perubahan aset dan liabilitas
yang digunakan untuk operasi:
Efek-efek
Kredit yang diberikan
Biaya dibayar di muka
Aset lain-lain
Agunan yang diambil alih
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan pada bank lain
Utang pajak
Liabilitas lain-lain
Kas bersih diperoleh dari
(digunakan untuk) aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Modal disetor lainnya
69.193
1.689
(44.113)
(13.328)
(10.992)
(1.946)
2012
503
30.000
-
-
112.562
5.306
(69.539)
(21.516)
(19.590)
(1.316)
5.907
(1.466)
1.692
226
-
100.307
6.150
(50.719)
(21.181)
(18.843)
(2.636)
13.078
45.860
(14.531)
(777)
(2.648)
(14.364)
4
88.645
8.153
(1.512)
(118)
121.790
(4.837)
586
(4.251)
-
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS
DAN SETARA KAS
(21.854)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
347.056
(35)
209.770
26
209.770
-
209.937
-
92.398
-
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
325.167
209.302
347.056
209.770
209.937
Kas dan setara kas terdiri dari :
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia
13.009
96.123
61
215.974
10.451
102.792
69
95.990
14.745
104.301
67
227.943
10.836
103.372
274
95.288
9.366
62.336
379
137.856
Jumlah kas dan setara kas akhir periode
325.167
209.302
347.056
209.770
209.937
(494)
137.286
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
161
(167)
117.539
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1.
Umum
a.
Pendirian dan Informasi Umum
PT Bank Ina Perdana ("Perusahaan") didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari
1990 berdasarkan Akta No. 32 tanggal 9 Februari 1990 dibuat di hadapan Winnie
Hadiprodjo, S.H., notaris pengganti dari Kartini Muljadi S.H., notaris di Jakarta, yang
kemudian diubah berdasarkan Akta Perubahan Akta Pendirian No. 79, tanggal
22 Mei 1990, dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., notaris di Jakarta, yang menyetujui
perubahan nama Perseroan dari PT Bank Ina menjadi PT Bank Ina Perdana. Kedua Akta
tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No. C2-3639 HT.01.01.Th.90, tanggal 23 Juni 1990
sebagaimana telah diumumkan pada Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
No. 4242 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dinyatakan dengan Akta No. 45 tanggal 31 Desember 2007 yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum, notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal
dasar Perusahaan dari Rp 100.000 menjadi Rp 400.000, peningkatan modal
ditempatkan dan disetor dari Rp 100.000 menjadi Rp 128.000, serta perubahan
seluruh Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut
telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. AHU-17770.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 10 April 2008.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan
adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan Undang-Undang dan
peraturan yang berlaku.
Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma BSG, Jalan Abdul Muis No. 40,
Jakarta. Perusahaan memiliki 8 kantor cabang, 9 kantor cabang pembantu dan 5 kantor kas
yang seluruhnya berlokasi di Indonesia.
Perusahaan telah memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank
umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
Nomor: 524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991, selanjutnya Perusahaan melakukan
operasi komersial pada bulan Juli 1991.
Pemegang saham akhir (ultimate shareholder) Perusahaan adalah Hadi Surya dan Oki Widjaja.
b.
Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 60 tanggal 19 September
2012, yang dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn, notaris di
Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 30 Juni 2013 dan
31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama Independen
Komisaris
:
:
Birawa Natapradja, S.H.
Hari Sugiharto
Winadewi Hanantha
Direksi:
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
:
:
:
Drs. Edy Kuntardjo
Wardoyo
Budiarto Santoso
162
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 74 tanggal
21 November 2011, yang dibuat di hadapan Edward Suhardjo Wiryomartani, S.H., M.Kn.,
notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2011
adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama Independen
Komisaris Independen
Komisaris Independen
:
:
:
Birawa Natapradja, S.H.
Hari Sugiharto
Denny Susilo
Direksi:
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
:
:
:
Drs. Edy Kuntardjo
Budiarto Santoso
Winadewi Hanantha
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 14 tanggal
10 Desember 2010, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., notaris
di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 adalah
sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen
:
:
:
Birawa Natapradja, S.H.
Hari Sugiharto
Denny Susilo
Direksi:
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
:
:
:
Ir. Adi Wiratama, MBA
Budiarto Santoso
Winadewi Hanantha
Susunan keanggotaan komite-komite yang dimiliki Perusahaan yaitu Komite Audit, Komite
Renumerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Komite Audit
Ketua
Anggota
Komite Remunerasi
dan Nom inasi
Ketua
Angg ota
Komite Pe mantau
Risiko
Ketua
Angg ota
30 Juni
2013
2012
Birawa Natapradja
Dr. Ti motius
Edy Sukarno
Hari Sugiharto
Winadewi Hananth a
Birawa Natapradj a
Dr. Timotius
Edy Sukarno
Hari Sugiharto
Winadewi Hanan tha
Denny Susilo
Dr. Timotius
Nia Budhyan ti
Birawa Natapradja
Hari Sugiharto
Denny Susilo
Dr. Timotiu s
Nia Bud hyanti
Hari Sugiharto
Birawa Natapradja
Winadewi Hananth a
Wenijati
Hari Sugiharto
Birawa Natapradj a
Winadewi Hanan tha
Wenijati
Birawa Natapradja
Denny Susilo
Hari Sugiharto
Wenijati
Denny Susilo
Natalia Salim
Wenija ti
Hari Sugiharto
Dr. Ti motius
Edy Sukarno
Birawa Natapradja
Winadewi Hananth a
Hari Sugiharto
Dr. Timotius
Edy Sukarno
Birawa Natapradj a
Winadewi Hanan tha
Hari Sugiharto
Dr. Timotius
Nia Budhiya nti
Birawa Natapradja
Denny Susilo
Hari Sug iharto
Dr. Timotiu s
Nia Bud hiyanti
163
31 Desember
2011
2010
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Kepala Audit Internal Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012
adalah Rony Hermawan, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah
Klarita Harianja.
Personel manajemen kunci Perusahaan terdiri dari Komisaris, Direksi, Group Head, dan
Pimpinan Cabang.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan mempunyai
karyawan masing-masing sejumlah 229, 234, 231 dan 241 karyawan (tidak diaudit).
Laporan keuangan PT Bank Ina Perdana untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbitkan oleh Direksi pada tanggal
15 November 2013. Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan tersebut.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dan disajikan dengan menggunakan Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia 2008 (PAPI) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia,
meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan Bank Indonesia, dan Peraturan No.
VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK (sejak 31 Desember 2012, fungsi Bapepam dan
LK dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan atau OJK)) No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni
2012.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
Laporan ini diterbitkan dengan tujuan khusus untuk dicantumkan dalam prospektus
sehubungan dengan penawaran umum perdana saham PT Bank Ina Perdana Tbk di
Bursa Efek Indonesia dan tidak diperkenankan untuk digunakan untuk tujuan lain.
Dasar pengukuran laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost),
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan ini
disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dan arus kas
dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan
penyusunan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan efek-efek dengan
jatuh tempo tiga bulan atau kurang dan yang tidak dijaminkan serta yang tidak dibatasi
pencairannya.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk periode
yang berakhir 30 Juni 2013 adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
164
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata
uang Rupiah (Rupiah) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mengharuskan penggunaan estimasi tertentu. Hal tersebut juga mengharuskan
manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi.
Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di
mana asumsi dan estimasi berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan
di Catatan 3.
b.
Penjabaran Mata Uang Asing
Mata Uang Fungsional dan Pelaporan
Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan Perusahaan diukur menggunakan
mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana Perusahaan beroperasi (mata uang
fungsional).
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan
mata uang penyajian Perusahaan.
Transaksi dan Saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional
menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dari
penyelesaian transaksi dan dari penjabaran pada kurs akhir tahun atas aset dan liabilitas
moneter dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset
nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal nilai
wajar ditentukan. Selisih penjabaran akun ekuitas dan akun nonmoneter serupa yang
diukur pada nilai wajar diakui dalam komponen laba rugi.
Perusahaan menjabarkan transaksi dalam mata uang asing ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs laporan (penutupan) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu kurs
tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul
16:00 WIB. Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, kurs yang
digunakan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Euro
Dolar Amerika Serikat
Dolar Australia
Dolar Singapura
Dolar Hong Kong
Yen Jepang
12.949,15
9.925,00
9.181,12
7.860,15
1.279,52
100,31
165
2012
12.809,86
9.670,00
10.025,39
7.907,12
1.247,48
111,97
31 Desember
2011
11.714,76
9.068,00
9.205,78
6.983,55
1.167,23
116,82
2010
12.017,99
9.010,00
9.169,48
7.025,89
1.159,08
110,75
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
c.
Transaksi Pihak Berelasi
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Dalam laporan keuangan
ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan
Pihak-pihak Berelasi”.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan:
1.
2.
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika
orang tersebut:
a.
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan;
b.
memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau
c.
personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk Perusahaan.
Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut:
a.
Entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama.
b.
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
c.
Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
d.
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
e.
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja
dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan
adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor
juga berelasi dengan Perusahaan.
f.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam huruf (1).
g.
Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1) (a) memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk
dari entitas).
Semua transaksi dengan pihak berelasi diungkapkan dalam laporan keuangan.
d.
Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka
pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh
tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak
dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
166
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
e.
Instrumen Keuangan
Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”
PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
Perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi
keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan
pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang reguler atas instrumen
keuangan diakui pada tanggal transaksi.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan
nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal
liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan
mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak
dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima
dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa
depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen
sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen
keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut
adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan
instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen
menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang
relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi
pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen
keuangan atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh
nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif,
Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan
kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit
di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau
diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah
aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi
pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan
metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh
temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai untuk penurunan nilai atau
nilai yang tidak dapat ditagih.
167
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen
tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di
pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen
keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap
tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan
posisi keuangan adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi
penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa
memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak
tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai
wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak
terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu
pasar aktif, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian
meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis
yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing
models), dan model penilaian lainnya.
Perusahaan mengklasifikasi pengukuran nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai
wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan untuk melakukan
pengukuran. Hirarki nilai wajar memiliki tingkat sebagai berikut:
(1) Harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);
(2) Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi
untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau secara tidak langsung
(Tingkat 2);
(3) Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data yang dapat diobservasi
(Tingkat 3).
Tingkat pada hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar dikategorikan secara
keseluruhan ditentukan berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan terhadap
pengukuran nilai wajar secara keseluruhan. Penilaian signifikansi suatu input tertentu
dalam pengukuran nilai wajar secara keseluruhan memerlukan pertimbangan dengan
memperhatikan faktor-faktor spesifik atas aset atau liabilitas tersebut.
168
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Laba/Rugi Hari ke-1
Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar
instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda
dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya
merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan
mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari
ke-1) dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria
pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi,
maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian
hanya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif apabila data tersebut menjadi dapat
diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masingmasing transaksi, Perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang
sesuai.
Aset Keuangan
1.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset
keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan
apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam
waktu dekat.
Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan
ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari
pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan
dasar-dasar yang berbeda; atau
b.
aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas
keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan
nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang
didokumentasikan; atau
c.
instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif
melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas
dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak
dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada
laporan posisi keuangan pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai
pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari
pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak
untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan.
Perusahaan mengklasifikasikan efek-efek berupa obligasi korporasi dalam kategori
ini.
169
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak
diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan
premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang
merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian
dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Kerugian yang timbul
akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Perusahaan mengklasifikasikan kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain,
penempatan pada Bank Indonesia, kredit yang diberikan, pendapatan bunga akrual
serta aset lain-lain dalam kategori ini.
3.
Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan
manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau
mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari
jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan
dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus
direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau
diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan
bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari
pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian
yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat penghentian
pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif.
Perusahaan mengklasifikasikan efek-efek dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dalam kategori ini.
4.
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan
yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau
karena perubahan kondisi pasar.
170
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai
wajar, dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui sebagai pendapatan
komprehensif lain - “Laba (rugi) belum direalisasi dari kenaikan (penurunan) nilai aset
keuangan tersedia untuk dijual”, sampai aset keuangan tersebut dihentikan
pengakuannya atau dianggap telah mengalami penurunan nilai, dimana pada saat itu
akumulasi laba atau rugi direklasifikasi ke komponen laba rugi dan dikeluarkan dari
akun “Laba (rugi) belum direalisasi dari kenaikan (penurunan) nilai aset keuangan
tersedia untuk dijual”.
Perusahaan mengklasifikasikan mencakup investasi efek-efek dalam bentuk obligasi
Pemerintah dan obligasi korporasi dalam kategori ini.
Liabilitas Keuangan
1.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut
merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak
dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan
liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini.
Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan tidak
mempunyai liabilitas keuangan dalam kategori ini.
2.
Liabilitas Keuangan yang Diukur Pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan
atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi.
Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan
tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jika substansi perjanjian kontraktual
mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada
pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui
penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap
atau telah ditetapkan.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada pengakuan
awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya
perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi)
berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto, dan biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas segera, simpanan, simpanan dari bank lain,
beban bunga akrual dan liabilitas lain-lain dalam kategori ini.
171
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut;
dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
1.
Aset Keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari suatu aset keuangan, atau kelompok aset keuangan
serupa) dihentikan pengakuannya jika:
a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir;
b.
Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset
keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer
atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah
mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset
keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial
tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan
dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui
sebesar keterlibatan berkelanjutan Perusahaan dengan aset keuangan tersebut.
Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer
diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai
maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh
Perusahaan.
2.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut
berakhir, dibatalkan, atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu
digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun
dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi
secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka
pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan
liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih
antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif.
172
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
f.
Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perusahaan menelaah apakah
suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.
1.
Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah
terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan
nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti
yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang
merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus
kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat
diestimasi secara andal.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi
atau tunggakan pembayaran oleh debitur, kesulitan keuangan, restrukturisasi kredit
dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan Perusahaan jika debitur tidak
mengalami kesulitan keuangan, indikasi debitur atau penerbit dinyatakan pailit,
hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yag
dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas
estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal
aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset
keuangan secara individual dalam kelompok asset tersebut, termasuk memburuknya
status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut.
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara
individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan
secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif
mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik
aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut
dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian
penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan
nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah
kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini
estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang
belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset
tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan
awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang
terjadi atau menggunakan akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan
agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan
dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
173
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan
segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan
dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang
mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas
yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya
dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian
historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit
yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis
yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat
diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada
periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh
kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu
peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan
penyesuaian atas cadangan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui.
Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif,
dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak
melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.
Ketika aset keuangan tidak tertagih, aset keuangan tersebut dihapus buku dengan
menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat
dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah
kerugian telah ditentukan.
2.
Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur
pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah
kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan
pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
3.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan
penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya
yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka
kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan
dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah
diakui dalam komponen laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai tidak boleh dipulihkan melalui
komponen laba rugi. Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di
ekuitas.
174
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai
ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif
asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan
dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif.
Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan
nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan
melalui komponen laba rugi.
g.
Giro Wajib Minimum (GWM)
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan
No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia Dalam
Rupiah dan Valuta Asing sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
(PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM
terdiri dari GWM Rupiah dan GWM mata uang asing. GWM Rupiah terdiri dari GWM
Utama, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR).
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk
saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu
dari dana pihak ketiga.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau Excess Reserve,
yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu.
GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk
saldo rekening giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari DPK yang dihitung
berdasarkan selisih LDR yang dimiliki oleh bank dan target LDR yang wajib dipenuhi oleh
bank.
30 Juni
2013
%
Rupiah
GWM Primer
GWM Sekunder
GWM LDR
h.
8,00
2,50
0,01
2012
%
31 Desember
2011
%
8,00
2,50
-
2010
%
8,00
2,50
-
8,00
2,50
-
Penempatan pada Bank Indonesia
Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk deposit facility dikategorikan sebagai
aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e
untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan
piutang.
175
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
i.
Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari SBI, obligasi Pemerintah dan obligasi korporasi.
SBI diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, obligasi Pemerintah
diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, sedangkan obligasi korporasi
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga
jatuh tempo.
Pada pengukuran awal, SBI dan Obligasi Pemerintah dan korporasi disajikan sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Untuk
obligasi korporasi yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi
diakui secara langsung sebagai laba/rugi.
j.
Kredit yang diberikan
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan
dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur
yang mewajibkan debitur untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu
tertentu.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat
Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi adalah pinjaman yang diberikan dan piutang.
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan biaya tambahan untuk
memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan
cadangan kerugian penurunan nilai.
Jika terdapat pelunasan dipercepat atau pelunasan sebelum masa jatuh tempo kredit,
maka akun kredit yang diberikan bersama dengan akun cadangan kerugian penurunan
nilai (CKPN), jika ada, akan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan.
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham
atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat
kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah
restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal
restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi
diakui sebagai laba/rugi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang
ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang
diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis
mengenai pengembalian kredit. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan
mendebit akun cadangan kerugian penurunan nilai. Pelunasan kemudian atas kredit yang
telah dihapusbukukan sebelumnya, dikreditkan ke akun cadangan kerugian penurunan
nilai.
176
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Batasan suatu aset dinyatakan tidak dapat ditagih adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas kredit telah mengalami penurunan nilai;
b. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan pemulihan, namun tidak berhasil; dan
c. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak
ada kemampuan membayar dan semua jaminan telah direalisasi atau sudah diambil
alih oleh Perusahaan.
Pengambilalihan agunan akan diakui sebagai penyelesaian atau pelunasan kredit
berdasarkan kesepakatan debitur dan Perusahaan.
Kredit dihapusbukukan dengan mendebit akun cadangan kerugian penurunan nilai pada
saat manajemen berpendapat bahwa kredit tersebut harus dihapuskan karena secara
operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan atau sulit untuk ditagih.
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan cadangan
kerugian penurunan nilai pada saat diterima kembali. Jika jumlah yang diterima kembali
lebih besar daripada nilai pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.
k.
Kontrak Jaminan Keuangan
Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan
pembayaran kepada pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu
gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari
instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank, lembaga keuangan
dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas
perbankan lainnya.
Pengakuan awal jaminan keuangan dalam laporan keuangan adalah sebesar nilai wajar
pada saat jaminan diberikan. Nilai wajar jaminan keuangan pada saat berlakunya
transaksi pada umumnya sama dengan premi yang diterima karena diberikan dengan
syarat dan kondisi normal dan nilai wajar awal diamortisasi sepanjang umur jaminan
keuangan.
Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan dicatat pada nilai yang lebih tinggi
antara biaya perolehan diamortisasi dengan nilai kini pembayaran yang diharapkan akan
terjadi (ketika pembayaran atas jaminan menjadi besar kemungkinan terjadinya), dan
selisihnya dibebankan sebagai beban operasional lainnya pada laporan laba rugi
komprehensif.
l.
Aset Tetap
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (revisi 2011) “Aset Tetap”.
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor
dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
177
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan
pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa
datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka
beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa
manfaat aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Perabotan dan peralatan
Kendaraan bermotor
4
4
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat
peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut
tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset
tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi
signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat
inspeksi signifikan berikutnya.
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut
akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap
tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan
atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan
jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
pada periode terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan
dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
m.
Agunan yang Diambil Alih
Agunan yang diambil alih dicatat pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai
wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih
dengan sisa pokok pinjaman yang diberikan, jika ada, dibebankan ke laporan laba rugi
komprehensif periode berjalan.
Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai
keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perbaikan agunan yang diambil alih
dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk
mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi
komprehensif periode berjalan.
178
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Manajemen melakukan evaluasi secara berkala atas nilai agunan yang diambil alih. Bila
terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk
mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi
komprehensif periode berjalan.
n.
Transaksi Sewa
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011) “Sewa”.
Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah
berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat
kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk
menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah
satu kondisi berikut terpenuhi:
1.
Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan
tersebut hanya memperbaharui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
2.
Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait
dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya
telah termasuk dalam masa sewa;
3.
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung
pada suatu aset tertentu; atau
4.
Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau
dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario 1,
3 atau 4 dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario 2.
Sewa Operasi
Sewa dimana Perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa
operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi
dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke
laporan laba rugi komprehensif periode berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar
pengakuan pendapatan sewa.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
komprehensif dengan dasar garis lurus (straight-line) selama masa sewa.
o.
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus.
179
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
p.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Perusahaan menerapkan PSAK No. 48 (2009) “Penurunan Nilai Aset”.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi
suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji
tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan, maka Perusahaan membuat estimasi
jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual
dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang
secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset
lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami
penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai
terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan
laba rugi komprehensif sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai,
estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan
tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu
uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.
Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan menggunakan model penilaian yang
sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung
oleh metode penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang
tersedia.
Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai
dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan untuk mengetahui apakah
terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode
sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud
ditemukan, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian
penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan hanya jika terdapat
perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset
tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat
aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan,
seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada
tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di
periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai
sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
q.
Liabilitas Segera
Liabilitas segera adalah liabilitas Perusahaan kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera
dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
180
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Liabilitas segera disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2e
untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi.
r.
Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dan simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya
tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dan
simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. Lihat Catatan
2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi.
Simpanan merupakan liabilitas kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito berjangka.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran,
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek atau dengan cara
pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
sesuai dengan syarat tertentu yang disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan.
Penarikan atas tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau instrumen
sejenis, tetapi menggunakan formulir penarikan tersendiri yang hanya berlaku di bank
yang bersangkutan dan/atau menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang disepakati
dengan nasabah pada saat penempatannya, dimana nasabah akan dikenakan penalti
apabila melakukan penarikan sebelum tanggal jatuh temponya.
Simpanan dari bank lain merupakan liabilitas kepada bank lain dalam bentuk giro dan
deposito berjangka dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian masing-masing.
s.
Pengakuan Pendapatan Bunga dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan diakui di dalam laporan
laba rugi komprehensif secara akrual dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan
atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku
bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi
terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait
liabilitas keuangan.
Jika penurunan nilai diakui untuk aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa
dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang atau
tersedia untuk dijual, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah pengakuan
penurunan nilai tersebut diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk
mendiskontokan arus kas masa depan pada saat perhitungan kerugian penurunan nilai.
181
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
t.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi
Provisi dan Komisi Terkait Instrumen Keuangan
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang terkait dengan perolehan instrumen
keuangan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang,
serta tersedia untuk dijual, atau terkait jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan,
dicatat sebagai bagian dari nilai wajar aset atau liabilitas keuangan dan diamortisasi
sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif.
Provisi dan Komisi Lainnya
Provisi dan komisi lainnya yang tidak terkait dengan kegiatan perolehan instrumen
keuangan dan jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan, dan diamortisasi
menggunakan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu transaksi yang
bersangkutan. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi lainnya yang tidak
signifikan langsung diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya, meliputi pendapatan yang tidak terkait dengan
kredit, seperti pendapatan terkait dengan penerbitan bank garansi, dan pendapatan yang
diakui pada saat jasa diberikan.
u.
Pendapatan dan Beban Operasional Lainnya
Pendapatan operasional lainnya diakui pada saat terjadinya.
Beban operasional lainnya diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan metode
akrual.
v.
Pajak Penghasilan
Perusahaan menerapkan PSAK 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang
bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang
yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan
dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk
semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan serta rugi fiskal yang belum dikompensasikan,
sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak
pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan
dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak
tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan
liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai
dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
182
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Perubahan terhadap liabilitas pajak dicatat ketika surat tagihan pajak diterima atau, jika
Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat hasil banding telah ditetapkan.
w.
Laba per Saham
Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba Per Saham”.
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba bersih dibagi jumlah rata-rata tertimbang
saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Perhitungan laba per saham telah disesuaikan dengan modal disetor lainnya yang telah
ditempatkan sebesar Rp 30.000 pada tanggal 1 Mei 2013 (Catatan 20).
x.
Imbalan Kerja
Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”.
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek).
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas
pada laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan
sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan pasca-kerja manfaat pasti
yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah
penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk
menentukan nilai kini liabilitas imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait, dan beban jasa
lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu
yang telah menjadi hak karyawan, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada)
diakui pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan. Beban jasa lalu yang belum
menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari
penyesuaian atau perubahan asumsi aktuarial yang melebihi batas koridor atau lebih
besar daripada 10% dari nilai kini imbalan pasti dibebankan atau dikreditkan ke komponen
laba rugi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan, sampai imbalan
tersebut menjadi hak karyawan (vested).
y.
Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” mensyaratkan identifikasi segmen operasi
berdasarkan laporan internal komponen-komponen Perusahaan yang secara berkala
dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya
ke dalam segmen dan penilaian kinerja Perusahaan. Sebaliknya, standar terdahulu
mengharuskan Perusahaan untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan
geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
183
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
1.
2.
3.
Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen
lain dari entitas yang sama);
Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional
untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen
tersebut dan menilai kinerjanya; dan
Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi
sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing
produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode-periode
terdahulu.
z.
Provisi
Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009).”Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan
Aset Kontinjensi”.
Provisi diakui jika Perusahaan mempunyai kewajiban kini (hukum maupun konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu, yang memungkinkan Perusahaan harus
menyelesaikan kewajiban tersebut dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban
tersebut dapat dibuat.
Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan, dengan
mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian terkait kewajiban tersebut. Ketika provisi
diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai
tercatat provisi adalah nilai kini arus kas tersebut.
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak
ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian
pasti akan diterima dan jumlah penggantian dapat diukur dengan andal.
aa. Biaya Emisi Penerbitan Saham
Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 lampiran Surat Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 mengenai “Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”, biaya-biaya emisi
efek yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham kepada masyarakat (termasuk
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu) dikurangkan langsung dari hasil emisi dan
disajikan sebagai bagian dari akun “Tambahan Modal Disetor”, dalam ekuitas pada
laporan posisi keuangan.
bb. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
Perusahaan menerapkan PSAK No. 8 (2010), “Peristiwa setalah Periode Pelaporan”.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan
informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan
(peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan. Peristiwaperistiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian
(peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan
keuangan.
184
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2
pada laporan keuangan, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas
nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan
asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan
relevan.
Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi,
pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap
jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Pertimbangan
Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan
kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlahjumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
a.
Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Perusahaan menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi
yang ditetapkan dalam PSAK No. 55. Aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat
sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan sebagaimana diungkapkan dalam
Catatan 2e.
b.
Aset Keuangan yang Tidak Memiliki Kuotasi Harga di Pasar yang Aktif
Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah
aset tersebut memiliki atau tidak memiliki kuotasi harga di pasar yang aktif. Evaluasi
tersebut juga mencakup apakah kuotasi harga suatu aset keuangan di pasar yang aktif,
merupakan kuotasi harga yang tersedia secara reguler, dan kuotasi harga tersebut
mencerminkan transaksi di pasar yang aktual dan terjadi secara reguler dalam suatu
transaksi wajar.
c.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
Cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dipelihara pada
jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak
tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan
secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan
telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).
Cadangan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan
faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan
kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau
penundaan pembayaran yang signifikan.
185
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang
dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian
penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah
mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan
berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih
atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi
atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus
dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran
jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat
berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
Nilai tercatat aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman diberikan dan
piutang Perusahaan tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
diungkapkan sebagai berikut:
30 Juni
2013
Aset Keuangan
Dimiliki hingga jatuh tempo
Efek-efek
Pinjaman diberikan dan piutang
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada
Bank Indonesia
Kredit yang diberikan - bersih
Pendapatan bunga akrual
Aset lain-lain - bersih
Jumlah
d.
Nilai Tercatat
31 Desember
2012
2011
2010
48.943
39.277
68.399
29.313
13.009
96.123
61
14.745
104.301
66
10.836
103.372
271
9.366
62.336
376
215.974
938.855
5.789
628
227.943
1.081.713
5.583
282
95.288
1.117.259
4.994
277
137.856
592.074
3.640
212
1.319.382
1.473.910
1.400.696
835.173
Komitmen Sewa
Komitmen sewa operasi – Perusahaan sebagai lessee
Perusahaan telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan dan kendaraan.
Perusahaan menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Perusahaan
tidak menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset
tersebut.
e.
Cadangan kerugian penurunan nilai investasi tersedia untuk dijual
Perusahaan berpedoman pada PSAK No. 55 (Revisi 2011) untuk menentukan apakah
terjadi penurunan nilai atas investasi tersedia untuk dijual. Penentuan tersebut
mensyaratkan pertimbangan yang signifikan. Dalam membuat pertimbangan tersebut,
Perusahaan mengevaluasi, antara lain, lamanya dan sejauh mana nilai wajar investasi
tersebut berada di bawah biaya perolehannya; tingkat kesehatan keuangan serta
gambaran bisnis jangka pendek dari investee, termasuk faktor-faktor seperti kinerja
industri dan sektor industri, perubahan teknologi serta arus kas operasi serta pendanaan.
186
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi
ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat
menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode
berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada
parameter yang tersedia saat laporan keuangan disusun. Kondisi yang ada dan asumsi
mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang
berada di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika
keadaan tersebut terjadi:
a.
Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan
liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan
penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan
berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga),
sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena
penggunaan metode penilaian yang berbeda.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 22.
b.
Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap
Masa manfaat dari masing-masing aset tetap Perusahaan diestimasi berdasarkan jangka
waktu aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan
pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan
pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset ditelaah secara
berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan
karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial serta keterbatasan hak atau
pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset. Dengan demikian, hasil operasi di masa
mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan dalam jumlah
dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap akan
menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset tetap.
Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat aset tetap. Estimasi masa
manfaat aset tetap diungkapkan pada Catatan 2l.
Nilai tercatat aset tetap pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
diungkapkan pada Catatan 11.
c.
Imbalan Pasca-Kerja
Penentuan liabilitas dan imbalan pasca-kerja dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang
digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut
dijelaskan dalam Catatan 28 dan mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat
kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Perusahaan diakumulasi dan
diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban
yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen
berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun
demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam
asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah liabilitas imbalan kerja
jangka panjang.
187
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Nilai tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang diungkapkan pada Catatan 28.
d.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset
tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan
akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut.
Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar
dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai
yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Perusahaan.
Nilai tercatat aset non-keuangan berupa aset tetap dan aset lain-lain (agunan yang diambil
alih dan aset tetap yang tidak digunakan) diungkapkan pada Catatan 11 dan 12.
e.
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset
dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar
kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan
temporer yang diakui. Estimasi manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan
jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya
dan jumlah laba kena pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak
masa depan.
Aset pajak tangguhan diungkapkan pada Catatan 29.
4.
Giro pada Bank Indonesia
Merupakan rekening giro dalam mata uang Rupiah yang ditempatkan pada Bank Indonesia.
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo
giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari
dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun valuta asing. Pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Giro Wajib Minimum (GWM) Perusahaan dalam mata
uang Rupiah untuk GWM Utama masing-masing adalah sebesar Rp 94.426, Rp 103.371,
Rp 102.681 dan Rp 61.741 serta untuk GWM sekunder masing-masing adalah sebesar
Rp 29.508, Rp 32.303, Rp 32.088 dan Rp 19.294.
Rasio GWM Perusahaan untuk mata uang Rupiah pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember
2012, 2011 dan 2010, adalah:
30 Juni
2013
%
GWM yang telah dibentuk
GWM Primer
GWM Sekunder
GWM LDR
8,14
18,44
0,01
188
2012
%
31 Desember
2011
%
8,07
3,04
-
2010
%
8,20
5,45
-
8,08
3,88
-
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
5.
Giro pada Bank Lain
30 Juni
2013
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
-
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
-
39
14
6
2
Jumlah - bersih
31 Desember
2011
2012
35
26
1
5
-
2010
35
43
191
5
35
101
233
9
1
-
61
67
(1)
274
(3)
379
(3)
61
66
271
376
Seluruh giro pada bank lain pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
adalah dalam Rupiah.
Kolektibilitas dari giro pada bank lain pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan
2010 dikelompokkan Lancar.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat saldo giro pada
bank lain yang diblokir.
Suku bunga rata-rata pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing sebesar 0,25%, 0,91%, 0,23 % dan 1,16% per tahun.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Saldo awal
Pencadangan (pemulihan)
periode berjalan
Saldo akhir
-
31 Desember
2011
2012
2010
1
3
4
1
(1)
(2)
(1)
2
1
3
3
Manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain pada
tanggal 30 Juni 2013, karena manajemen berpendapat bahwa seluruh giro pada bank lain dapat
ditagih. Sedangkan, manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai giro
pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah cukup untuk menutup
kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
189
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
6.
Penempatan pada Bank Indonesia
30 Juni
2013
Penempatan pada Bank Indonesia
Deposit facility
Nilai Nominal
Bunga yang belum diamortisasi
Jumlah
2012
31 Desember
2011
2010
216.000
(26)
38.000
(4)
95.300
(12)
137.900
(44)
215.974
37.996
95.288
137.856
Fine Tune Kontraksi
Nilai Nominal
Bunga yang belum diamortisasi
-
190.000
(53)
-
-
Jumlah
-
189.947
-
-
Jumlah
215.974
227.943
95.288
137.856
Perusahaan memiliki penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 dengan jangka waktu kurang dari 1 bulan.
Kolektibilitas penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember
2012, 2011 dan 2010 adalah Lancar.
Suku bunga rata-rata per tahun penempatan pada Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Fasilitas Bank Indonesia
Fine Tune Kontraksi
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
4,25%
-
3,90%
6,31%
4,50%
-
5,50%
-
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas penempatan pada Bank
Indonesia sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat saldo
penempatan pada Bank Indonesia yang dijaminkan.
190
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
7.
Efek-efek
d.
Jenis dan tujuan investasi efek-efek adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Dimiliki hingga jatuh tempo
Sertifikat Bank Indonesia
Bunga diterima dimuka
yang belum diamortisasi
50.000
2012
40.000
(1.057)
Nilai bersih
48.943
Tersedia untuk dijual
Obligasi Pemerintah
SBSN RI IFR-0064
SBSN RI IFR-0006
SUN FR 0047
Nilai wajar
Obligasi korporasi
PLN XII 2010 seri B
Subordinasi Berkelanjutan I
Bank Permata Tahap II 2012
Mayora Indah IV TH 2012
Astra Sedaya XI 2010 seri F
Berkelanjutan I Bank BTPN
Tahap II 2012 Seri B
Indosat VIII 2012 seri B
Telkom II 2010 seri B
Summit Oto Finance IV 2010
Perum Pegadaian XII seri A
Jasa Marga XIII seri R
Cadangan kerugian penurunan nilai
(687)
29.313
22.052
10.800
17.900
-
-
32.852
10.600
11.460
9.990
9.705
5.155
5.215
10.564
-
-
-
5.300
5.258
-
10.505
10.110
5.275
5.250
40.556
27.239
5.300
36.398
58.456
27.239
5.300
69.250
58.456
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Obligasi korporasi
Berkelanjutan I Bank BTPN
Tahap III 2013 Seri B
ANTAM I Seri A 2011
Adira Dinamika MF I 2011
Seri C
Indonesia Eximbank I 2010
Seri C
PLN XII 2101 seri A
(1.601)
68.399
-
-
Jumlah tersedia untuk dijual
30.000
-
-
Nilai wajar
70.000
2010
17.900
-
5.106
-
Jumlah
(723)
39.277
31 Desember
2011
(272)
26.967
(53)
5.247
(364)
68.886
9.723
-
-
5.000
-
-
-
5.000
-
-
-
5.015
-
10.302
9.723
-
15.015
10.302
Cadangan kerugian penurunan nilai
-
-
Jumlah diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
9.723
-
Jumlah
Efek-efek - bersih
117.122
191
66.244
(150)
(103)
14.865
10.199
88.511
108.398
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
e.
Efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun.
f.
Suku bunga rata-rata per tahun efek-efek adalah sebagai berikut:
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi Pemerintah
Obligasi korporasi
30 Juni
2013
%
2012
%
31 Desember
2011
%
2010
%
4,95
6,12
9,28
5,02
10,48
5,87
-
6,50
10,12
10,14
g.
Nilai wajar dari obligasi (termasuk obligasi Pemerintah) yang dimiliki hingga jatuh tempo
pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah masing-masing
sebesar Rp 117.122, Rp 66.516, Rp 88.714 dan Rp 108.865.
h.
Rincian peringkat obligasi korporasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PT Pefindo) atau Fitch seperti yang dilaporkan oleh Bursa Efek Indonesia adalah sebagai
berikut:
PLN XII th 2010 seri B
Subord inasi Berkel anjutan I
Bank Permata Tahap II 2012
Mayora Indah IV 2012
Astra Sedaya XI 2010 seri F
Indosat VIII 2012 seri B
Berkelanjutan I Ban k
BTPN Tahap II 2012 Seri B
Jasa Marga XIII seri R
Berkelanjutan I Ban k BTPN
Tahap III 2013 Seri B
Telkom II 2010 seri B
Summit Oto Finance IV 2010
Perum Pegadaian XII se ri A
ANTAM I Seri A 2011
Adira Di namika MF I 2011 Seri C
PLN XII 2101 seri A
Indonesia Eximbank I 2010 Seri C
i.
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
idAAA
idAA+
-
-
idAA
idAAidAA+
-
idAAidAA+
i dAA+
-
idAA+
-
idAA-
-
-
idAA
idAA-
-
idAA
i dAA+
idAAA
idAAA
idAA
idAA
idAA+
-
Kolektibilitas efek-efek pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
adalah Lancar.
192
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
j.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Saldo awal
Pencadangan (pemulihan)
periode berjalan
Saldo akhir
31 Desember
2011
2012
2010
272
203
467
(272)
69
(264)
467
272
203
467
-
-
Manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek pada tanggal
30 Juni 2013 karena manajemen berpendapat bahwa seluruh efek-efek dapat ditagih.
Sedangkan, manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai
efek-efek pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya efek-efek.
8.
Kredit yang Diberikan
a.
Jenis Kredit
30 Juni
2013
Pihak berelasi (Catatan 31)
Konsumsi
Modal kerja
Investasi
Jumlah
2012
31 Desember
2011
2010
1.112
36.193
37.305
1.216
225.699
226.915
1.711
391.207
392.918
1.184
161.108
37
162.329
482.936
275.166
144.394
902.496
336.868
285.188
234.580
856.636
355.590
173.923
204.581
734.094
223.568
142.919
69.581
436.068
Jumlah
Cadangan kerugian
penurunan nilai
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
Jumlah
938.855
Pihak ketiga
Konsumsi
Modal kerja
Investasi
Jumlah
(946)
193
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
b.
Sektor Ekonomi
30 Juni
2013
c.
Jasa perorangan yang
melayani rumah tangga
Kendaraan bermotor
Jasa bisnis
Perikanan
Perdagangan, restoran dan hotel
Perantara keuangan
Perumahan
Industri pengolahan
Perdagangan besar dan eceran
Penyediaan akomodasi dan makan minum
Real estat usaha persewaan,
dan jasa
Pertanian
Konstruksi
Jasa pelayanan sosial
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Jasa pendidikan
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,
hiburan dan perorangan lainya
Transportasi pergudangan dan komunikasi
Pertambangan
Kegiatan yang belum jelas batasannya
2012
31 Desember
2011
2010
311.023
24.343
9.014
5
24.168
155.402
22.567
73.020
-
166.364
8
23.893
29.363
234.980
3.531
352.921
15
93.929
10.584
254.005
1.429
219.431
40.318
52.041
56.892
82.563
-
57.624
11.136
22.331
405
6
68.716
8.295
85.334
411
3.858
55.423
8.270
4.666
359
184
5.242
13.640
945
-
922
218.939
2.785
6.111
106.281
343.973
4.367
4.177
1.899
334.958
3.984
4.386
91.798
30.198
5.329
Jumlah Kredit
Cadangan kerugian penurunan nilai
939.801
(946)
1.083.551
(1.838)
1.127.012
(9.753)
598.397
(6.323)
Jumlah
938.855
1.081.713
1.117.259
592.074
Jangka Waktu
Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan
saat jatuh temponya adalah sebagai berikut:
1.
Berdasarkan periode perjanjian kredit
30 Juni
2013
Jangka waktu
Hingga 1 tahun
1-2 tahun
2-5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Cadangan kerugian
penurunan nilai
2010
509.182
124.447
402.563
47.359
593.400
106.623
409.319
17.670
395.515
53.442
109.772
39.668
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
938.855
194
31 Desember
2011
265.194
109.975
502.652
61.980
(946)
Jumlah
2012
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2.
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
30 Juni
2013
Jangka waktu
Telah jatuh tempo
Hingga 1 tahun
1-2 tahun
2-5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Cadangan kerugian
penurunan nilai
d.
2010
2.644
558.512
213.144
264.116
45.135
6.420
604.295
130.103
371.419
14.775
10.639
413.826
50.116
88.094
35.722
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
938.855
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
Saldo kredit pada tanggal 30 Juni, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 berdasarkan
klasifikasi kolektibilitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai berikut:
30 Juni
2013
e.
31 Desember
2011
2.128
344.400
224.477
314.336
54.460
(946)
Jumlah
2012
2012
31 Desember
2011
2010
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
894.844
42.732
2.225
1.050.613
28.994
8
3.936
1.074.102
40.504
467
1.684
10.255
555.978
28.512
5.395
8.512
Jumlah
Cadangan kerugian
penurunan nilai
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
Jumlah
938.855
(946)
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, saldo kredit berdasarkan
penilaian secara kolektif dan individual adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Individual
Kolektif
507.317
432.484
482.676
600.875
526.871
600.141
239.256
359.141
Jumlah
Cadangan kerugian
penurunan nilai
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
Jumlah
938.855
(946)
195
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
f.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Saldo awal
Individual
Kolektif
Pencadangan (pemulihan)
Individual
Kolektif
Penerimaan kembali kredit
hapus buku
Kolektif
Penghapusan
Individual
728
1.110
445
(667)
(670)
Saldo akhir
946
2012
31 Desember
2011
2010
1.142
8.611
1.890
4.433
712
6.118
(414)
(6.021)
(642)
4.178
1.178
2.042
(1.480)
(106)
(3.727)
-
-
-
1.838
9.753
6.323
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk kredit
yang diberikan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat
tidak tertagihnya kredit yang diberikan tersebut.
g.
Suku bunga rata-rata per tahun
30 Juni
2013
Konsumsi
Modal kerja
Investasi
Direksi dan karyawan
13,99%
11,73%
12,86%
6,66%
2012
11,65%
11,12%
12,85%
7,87%
31 Desember
2011
14,74%
14,73%
13,55%
8,41%
2010
16,33%
14,97%
11,92%
9,25%
Perusahaan mengadakan kerja sama pembiayaan (Joint financing dan channeling)
dengan beberapa perusahaan pembiayaan (Catatan 37) untuk kendaraan bermotor dan
barang elektronik. Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 saldo
kredit yang disalurkan melalui sistem pembiayaan bersama sebesar Rp 438.661,
Rp 523.037, Rp 484.181 dan Rp 49.601.
h.
Kredit karyawan merupakan kredit untuk keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu)
sampai 10 (sepuluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan.
Kredit yang diberikan kepada karyawan dibebani bunga rata-rata per 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 sebesar 6,66%, 7,87%, 8,41% dan 8,72%.
i.
Rasio kredit bermasalah - bersih pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011
dan 2010 masing-masing sebesar 0,07%, 0,22%, 0,98% dan 2,00%. Rasio kredit
bermasalah - kotor pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
masing-masing sebesar 0,24%, 0,36%, 1,10% dan 2,32%.
196
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
j.
Rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
Industri pengolahan
Kegiatan yang belum jelas
batasannya
Jasa perorangan yang melayani
rumah tangga
Perdagangan besar dan eceran
Perdagangan, restoran dan hotel
Konstruksi
Perumahan
-
-
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
2.225
(1.571)
31 Desember
2011
2010
2.049
2.380
1.540
6.693
65
1.380
5.510
4.732
27
84
-
3.356
2.000
-
2.482
3.944
(1.585)
12.406
(1.422)
13.907
(2.066)
2.359
10.984
11.841
Jumlah
184
654
k.
Kredit dijamin antara lain dengan deposito, jaminan hipotik, mesin-mesin, kendaraan,
piutang usaha dan persediaan. Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan
2010, jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai masing-masing sebesar
Rp 62.061, Rp 328.957, Rp 414.609 dan Rp 183.571.
l.
Mutasi kredit yang dihapuskan adalah sebagai berikut :
30 Juni
2013
Saldo awal
Mutasi selama periode berjalan
Penghapusan
Penerimaan kembali
Hapus tagih
31 Desember
2011
2010
500
7.355
6.617
6.794
670
500
(7.355)
1.640
(342)
(560)
-
7.355
6.617
(670)
Saldo akhir
2012
500
500
(100)
(77)
m.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 saldo kredit yang
direstruktur masing-masing sebesar Rp 1.157, Rp 1.546, Rp 1.755 dan Rp 1.893 dengan
cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 503, Rp 833, Rp 713 dan
Rp 726.
n.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat
penyediaan dana Perusahaan kepada pihak berelasi dan pihak ketiga yang melanggar
ataupun melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
197
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
9.
Pendapatan Bunga Akrual
Rincian pendapatan bunga akrual adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Kredit
Efek-efek
5.200
589
5.502
81
4.928
66
3.109
531
Jumlah
5.789
5.583
4.994
3.640
Pendapatan bunga akrual dari pihak berelasi pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 61, Rp 413, Rp 797 dan Rp 312
(Catatan 31).
10. Biaya Dibayar Dimuka
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Sewa
Asuransi
Jasa pengolahan data
Pemeliharaan aset tak berwujud
Lain-lain
4.655
279
265
194
2.546
4.204
2
270
1.121
4.499
3
146
1.812
3.880
2.461
Jumlah
7.939
5.597
6.460
6.341
Biaya dibayar dimuka dari pihak berelasi pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011
dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 113, Rp 225, nihil dan Rp 200 (Catatan 31).
11. Aset Tetap
1 Januari
2013
Perubahan selama periode 2013
Penambahan
Pengurangan
30 Juni
2013
Biaya perolehan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
10.563
4.401
149
12
(78)
(284)
10.634
4.129
Jumlah
14.964
161
(362)
14.763
8.298
3.034
626
460
(78)
(284)
8.846
3.210
11.332
1.086
(362)
12.056
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
Jumlah
Nilai Tercatat
3.632
198
2.707
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1 Januari
2012
Biaya perolehan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
Perubahan selama tahun 2012
Penambahan
Pengurangan
31 Desember
2012
9.721
4.420
999
145
(157)
(164)
10.563
4.401
14.141
1.144
(321)
14.964
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
7.024
1.955
1.440
1.143
(166)
(64)
8.298
3.034
Jumlah
8.979
2.583
(230)
11.332
Nilai Tercatat
5.162
Jumlah
1 Januari
2011
3.632
Perubahan selama tahun 2011
Penambahan
Pengurangan
31 Desember
2011
Biaya perolehan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
11.604
5.818
592
874
(2.475)
(2.272)
9.721
4.420
Jumlah
17.422
1.466
(4.747)
14.141
7.979
2.499
1.512
1.074
(2.467)
(1.618)
7.024
1.955
10.478
2.586
(4.085)
8.979
Akumulasi penyusutan:
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
Jumlah
Nilai Tercatat
6.944
1 Januari
2010
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
5.162
Perubahan selama tahun 2010
Penambahan
Pengurangan
31 Desember
2010
9.501
3.915
2.355
2.482
(252)
(579)
11.604
5.818
13.416
4.837
(831)
17.422
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
6.736
2.308
1.284
771
(42)
(579)
7.978
2.500
Jumlah
9.044
2.055
(621)
10.478
Nilai Tercatat
4.372
Jumlah
199
6.944
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Jumlah beban penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif untuk
periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 serta untuk tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.086, Rp 2.583, Rp 2.586 dan
Rp 2.055 (Catatan 26).
Aset tetap Perusahaan berupa kendaraan bermotor dengan nilai perolehan sebesar Rp 4.129,
Rp 4.401, Rp 4.420 dan Rp 5.818 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember
2012, 2011 dan 2010 diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi, huru-hara,
pencurian dan risiko lainnya pada PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero) dan PT Lippo General Insurance Tbk, pihak ketiga pada tanggal 30 Juni 2013 serta
pada PT Asuransi Wahana Tata dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), pihak ketiga,
dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 3.933, Rp 3.791, Rp 3.899 dan
Rp 5.177. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Selama periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 serta tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan menjual aset tetapnya dengan nilai tercatat
masing-masing sebesar nihil, Rp 91, Rp 662 dan Rp 210 pada harga jual masing-masing
sebesar Rp 61, Rp 100, Rp 1.692 dan Rp 586. Keuntungan bersih penjualan aset tetap
tersebut dibukukan pada laba rugi periode berjalan.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tetap tersebut
masing-masing pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak ada aset tetap
Perusahaan yang ditempatkan sebagai jaminan.
12. Agunan yang Diambil Alih
30 Juni
2013
31 Desember
2011
2012
2010
Nilai agunan yang diambil alih
Cadangan kerugian penurunan nilai
-
152
(74)
9.173
(266)
16.350
(579)
Jumlah
-
78
8.907
15.771
Selama periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 serta tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan telah menjual agunan yang diambil alih
dengan nilai sebesar Rp 152, Rp 9.020, Rp 7.177 dan Rp 131 pada nilai jual sebesar Rp 75,
Rp 6.802, Rp 9.021 dan Rp 131. Keuntungan (kerugian) bersih yang timbul dari penjualan
agunan yang diambil dalam laporan laba rugi periode berjalan.
200
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih adalah sebagai
berikut:
30 Juni
2013
Saldo awal
Pemulihan
74
(74)
Saldo akhir
31 Desember
2011
2012
2010
266
(192)
579
(313)
793
(214)
74
266
579
-
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang
diambil alih pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah cukup untuk menutupi
kerugian yang mungkin terjadi.
13. Aset Lain-lain - bersih
30 Juni
2013
Kelebihan pembayaran pajak
(Catatan 29)
Tahun 2013
Tahun 2011
Tahun 2010
Barang cetakan dan materai
Setoran jaminan
Tagihan ATM bersama
Aset tak berwujud - bersih
Lain-lain
410
67
31 Desember
2011
-
-
474
286
260
104
1.263
171
597
415
1.569
415
277
377
251
2.864
1.891
3.304
-
Jumlah
2012
415
426
282
2010
1.569
448
212
592
2.551
5.372
14. Liabilitas Segera
30 Juni
2013
Kiriman uang
Cadangan THR
Tarikan dana ATM Bersama
Bunga deposito jatuh tempo
Listrik dan telepon
Lain-lain
5.782
600
440
115
58
72
Jumlah
7.067
201
2012
31 Desember
2011
103
-
44
-
392
119
34
-
242
-
320
164
22
-
648
2010
204
28
-
550
474
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
15. Simpanan
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
Giro
Tabungan
Deposito
56.037
142.101
1.008.169
56.994
129.784
1.141.033
70.013
124.816
1.087.098
39.441
99.052
672.950
Jumlah
1.206.307
1.327.811
1.281.927
811.443
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
a.
2010
Giro terdiri dari:
2010
Pihak berelasi
Pihak ketiga
7.816
48.221
11.743
45.251
8.822
61.191
8.824
30.617
Jumlah
56.037
56.994
70.013
39.441
Suku bunga per tahun atas giro untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013
dan tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing
berkisar antara 0,00% - 4,50%, 0,00% - 3,75%, 1,00% - 4,75% dan 1,00% - 3,50%.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, saldo giro yang
dijaminkan sebagai jaminan Bank Garansi masing-masing sebesar Rp 895,
Rp 1.001, Rp 244 dan Rp 244 (Catatan 30).
b.
Tabungan terdiri dari:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Pihak berelasi
Tabina Eksekutif
Tabungan Perdana
Tabungan Tabina
Tabungan Pinter
Tabunganku
Jumlah
10.372
2.288
2.772
17
2
15.451
8.530
5.360
11
2
13.903
11.252
4.246
2.053
94
2
17.647
6.720
4.235
59
2
11.016
Pihak ketiga
Tabungan Tabina
Tabungan Perdana
Tabina Mahasiswa
Tabina Eksekutif
Tabungan Pinter
Tabunganku
Tabungan Pasti
Jumlah
63.218
45.113
8.706
6.664
2.106
739
104
126.650
100.591
8.073
4.623
1.938
635
21
115.881
46.405
46.032
6.003
5.820
2.220
689
107.169
33.516
40.864
4.921
6.972
1.626
137
88.036
Jumlah
142.101
129.784
124.816
99.052
202
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Suku bunga per tahun atas tabungan untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 serta 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar
0,00% - 5,00%, 0,00% - 5,00%, 0,00% - 5,00%, dan 0,80% - 5,00%.
Tidak terdapat tabungan yang dijaminkan sebagai jaminan kredit pada tanggal
30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
c.
Deposito terdiri dari:
30 Juni
2013
Deposito on call - pihak ketiga
2012
31 Desember
2011
2010
4.768
13.583
26.986
21.669
Deposito berjangka
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
77.480
925.921
1.003.401
50.126
1.077.324
1.127.450
59.353
1.000.759
1.060.112
61.724
589.557
651.281
Jumlah
1.008.169
1.141.033
1.087.098
672.950
2012
31 Desember
2011
Klasifikasi deposito berdasarkan jangka waktu:
Berdasarkan periode deposito:
30 Juni
2013
1 bulan atau kurang
3 bulan
6 bulan
12 bulan
Jumlah
2010
861.505
94.258
20.418
31.988
997.107
95.597
22.035
26.294
896.852
104.018
65.185
21.043
575.582
51.644
18.182
27.542
1.008.169
1.141.033
1.087.098
672.950
Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
30 Juni
2013
Kurang dari atau sama
dengan 1 bulan
Lebih dari 1 s/d 3 bulan
Lebih dari 3 s/d 6 bulan
Lebih dari 6 s/d 12 bulan
Jumlah
2012
31 Desember
2011
2010
900.739
64.135
16.774
26.521
1.038.929
81.286
14.767
6.051
985.152
85.812
13.392
2.742
513.138
137.938
15.194
6.680
1.008.169
1.141.033
1.087.098
672.950
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 saldo deposito yang
dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp 58.794,
Rp 325.932, Rp 420.579, dan Rp 184.801, sedangkan saldo deposito yang dijadikan
jaminan atas bank garansi masing-masing sebesar Rp 80, Rp 1.035, Rp 330 dan nihil.
203
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Suku bunga per tahun atas deposito untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 serta tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing berkisar antara 3,00% - 9,00%, 5,50% - 8,00%, 6,28% - 8,50%, dan 7,93% - 8,02%.
16. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain dalam Rupiah seluruhnya merupakan tranksaksi dengan pihak ketiga,
terdiri dari:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Giro
Deposito
6.437
10.852
9.326
31.390
5.504
28.300
2.502
11.202
Jumlah
17.289
40.716
33.804
13.704
a.
Giro
Suku bunga per tahun atas giro dari bank lain untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 serta tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing berkisar antara 1,00% - 5,50%, 1,00% - 5,50%, 1,00% - 6,50%, dan 1,00% - 7,00%.
b.
Deposito
Terdiri dari:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Deposito on call
Deposito berjangka
402
10.450
31.390
28.300
11.202
Jumlah
10.852
31.390
28.300
11.202
Berdasarkan periode deposito:
30 Juni
2013
Kurang dari 1 bulan
1 bulan
3 bulan
12 bulan
Jumlah
204
2012
31 Desember
2011
2010
402
1.900
5.300
3.250
17.590
11.300
2.500
26.100
200
2.000
11.002
200
-
10.852
31.390
28.300
11.202
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
30 Juni
2013
Kurang dari 1 bulan
1 bulan
3 bulan
12 bulan
Jumlah
2012
31 Desember
2011
2010
2.302
7.100
200
1.250
23.090
5.800
500
2.000
26.750
100
100
1.350
11.102
100
-
10.852
31.390
28.300
11.202
Suku bunga per tahun atas deposito dari bank lain untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 serta tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing berkisar antara 3,50% - 7,50%, 6,50% - 7,50%, 6,50% - 8,00%, dan 7,00% - 8,50%.
17. Utang Pajak
30 Juni
2013
Pajak kini (Catatan 29)
Pajak penghasilan
Pasal 4 (2) dan 23
Pasal 21
Pasal 25
Jumlah pajak penghasilan
2012
-
2010
-
-
1.336
90
192
1.618
1.492
85
384
1.961
1.596
85
69
1.750
921
53
275
1.249
7
1.218
508
15
1.625
3.464
2.258
1.264
Pajak Pertambahan Nilai
Saldo akhir tahun
285
31 Desember
2011
Besarnya pajak yang terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan
sendiri oleh Perusahaan (self-assessment). Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2007
mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak
dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari
sebelumnya 10 tahun) setelah terutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan
untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir
tahun pajak 2013.
18. Beban Bunga Akrual
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Deposito berjangka
Deposito - simpanan dari bank lain
Giro KMK
3.631
42
14
3.732
118
15
3.659
69
1
2.326
40
176
Jumlah
3.687
3.865
3.729
2.542
205
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Jumlah beban bunga akrual kepada pihak berelasi pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember
2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 213, Rp 168, Rp 164 dan Rp 157
(Catatan 31).
19. Modal Saham
Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
(Lembar)
Persentase
Kepemilikan
%
Jumlah
Rp
PT Kharisma Prima Karya
Oki Widjaja
126.720.000
1.280.000
99
1
126.720
1.280
Jumlah
128.000.000
100
128.000
Manajemen Permodalan
Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa
Perusahaan mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan
memaksimalkan nilai pemegang saham. Perusahaan wajib untuk memenuhi rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Manajemen menggunakan peraturan rasio permodalan untuk memantau kecukupan modal,
sesuai dengan standar industri. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran modal tersebut
terutama didasarkan kepada pemantauan kebutuhan modal yang diwajibkan terhadap modal
yang tersedia.
Perusahaan telah memenuhi semua persyaratan modal yang diwajibkan sepanjang periode
yang disajikan.
Rasio kecukupan modal pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
masing-masing sebesar 21,02%, 18,42%, 17,11% dan 28,23%. Rasio kecukupan modal pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
I. Komponen Modal
A. Modal Inti
B. Modal Pelengkap
154.215
8.471
119.494
422
119.351
6.999
114.841
4.398
II. Jumlah modal
162.686
119.916
126.350
119.239
206
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
30 Juni
2013
III. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Risiko kredit setelah memperhitungkan
risiko spesifik
Risko pasar
Risiko operasional
Jumlah ATMR untuk risiko kredit, pasar
dan operasional
2012
31 Desember
2011
2010
772.177
23.854
103.736
651.034
96.104
738.581
8.764
92.390
422.431
3.312
54.692
899.767
747.138
839.735
480.435
IV. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) yang tersedia
KPMM dengan memperhitungkan
risiko kredit
KPMM dengan memperhitungkan
risiko kredit dan pasar
KPMM dengan memperhitungkan
risiko kredit dan operasional
KPMM dengan memperhitungkan risiko
kredit dan operasional dan pasar
V. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum yang diwajibkan
21,07%
18,42%
17,11%
28,23%
20,44%
18,42%
16,91%
28,01%
18,57%
16,05%
15,20%
24,99%
18,08%
16,05%
15,05%
24,82%
8,00%
8,00%
8,00%
8,00%
20. Modal Disetor Lainnya
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 1 Mei 2013 yang didokumentasikan
dalam Akta No. 02 tanggal 1 Mei 2013 dari Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.kn., notaris
di Jakarta, pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan disetor yang semula
sebesar Rp 128.000 menjadi sebesar Rp 158.000 untuk diambil bagian dengan uang tunai oleh
PT Aji Lebur Seketi sebesar Rp 22.877 dan Oki Widjaja sebesar Rp 7.123.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, peningkatan modal ini belum memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia sehingga dicatat sebagai modal disetor lainnya.
21. Saldo Laba yang Ditentukan Penggunaannya
Saldo laba yang ditentukan penggunaannya pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
sebesar Rp 1.920 merupakan saldo yang berasal dari saldo laba tahun 1994 sebesar Rp 837
dan laba tahun 2007 sebesar Rp 1.083.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang didokumentasikan dalam Akta No. 64
tanggal 30 April 2013 dari Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.kn., notaris di Jakarta,
pemegang saham menyetujui untuk menyisihkan saldo laba sebesar Rp 815 untuk cadangan
umum.
22. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan
nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh
dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto.
207
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berikut adalah nilai tercatat aset keuangan dan estimasi nilai wajar Perusahaan dari aset
keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan
2010 adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Nilai
Estimasi
Tercatat
Nilai Wajar
Aset Keuangan
Diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi
Efek-efek
Dimiliki hingga jatuh tempo
Efek-efek
Tersedia untuk dijual
Efek-efek
Pinjaman diberikan
dan piutang
Kas
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada
Bank Indonesia
Kredit yang
diberikan - bersih
Pendapatan
bunga akrual
Aset lain-lain
9.723
2012
Nilai
Tercatat
Estimasi
Nilai Wajar
-
-
9.723
31 Desember
2011
Nilai
Estimasi
Tercatat
Nilai Wajar
14.865
15.015
2010
Nilai
Tercatat
10.199
Estimasi
Nilai Wajar
10.302
48.943
48.943
39.277
39.277
68.399
68.399
29.313
29.313
58.456
58.456
26.967
27.239
5.247
5.300
68.886
69.250
13.009
13.009
14.745
14.745
10.836
10.836
9.366
9.366
96.123
61
96.123
61
104.301
66
104.301
67
103.372
271
103.372
274
62.336
376
62.336
379
215.974
215.974
227.943
227.943
95.288
95.288
137.856
137.856
938.855
938.855
1.081.713
1.081.713
1.117.259
1.117.259
592.074
592.074
5.789
628
5.789
628
5.583
282
5.583
282
4.994
277
4.994
277
3.640
212
3.640
212
Jumlah Aset Keuangan
1.387.561
1.387.561
1.500.877
1.501.150
1.420.808
1.421.014
914.258
914.728
Liabilitas Keuangan
Liabilitas Keuangan
yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari
bank lain
Beban bunga akrual
Liabilitas lain-lain
7.067
1.206.307
7.067
1.206.307
648
1.327.811
648
1.327.811
550
1.281.927
550
1.281.927
474
811.443
474
811.443
17.289
3.687
44
17.289
3.687
44
40.716
3.865
-
40.716
3.865
-
33.804
3.729
-
33.804
3.729
-
13.704
2.542
-
13.704
2.542
-
Jumlah Liabilitas Keuangan
1.234.394
1.234.394
1.373.040
1.373.040
1.320.010
1.320.010
828.163
828.163
Hirarki Nilai Wajar
Tabel berikut mengungkapkan hirarki nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan
pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012:
Tingkat 1
Aset Keuangan
Aset keuangan
yang diukur pada
nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Efek-efek
Tersedia untuk dijual
Efek-efek
Jumlah Aset Keuangan
30 Juni 2013
Tingkat 2
Jumlah
9.723
-
9.723
58.456
68.179
-
58.456
68.179
208
Tingkat 1
31 Desember 2012
Tingkat 2
-
-
-
27.239
27.239
-
27.239
27.239
Jumlah
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif adalah berdasarkan
kuotasi harga pasar pada tanggal pelaporan. Pasar dianggap aktif apabila kuotasi harga
tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek, perantara
efek, kelompok industri atau badan penyedia jasa penentuan harga, atau badan pengatur, dan
harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi
yang wajar. Kuotasi harga pasar yang digunakan untuk aset keuangan yang dimiliki oleh
Perusahaan adalah harga penawaran (bid price) terkini. Instrumen keuangan seperti ini
termasuk dalam hirarki Tingkat 1. Instrumen yang termasuk dalam hirarki Tingkat 1 terdiri dari
investasi dalam obligasi (termasuk obligasi Pemerintah) dan diklasifikasikan sebagai surat
berharga tersedia untuk dijual atau diperdagangkan.
Teknik penilaian spesifik yang digunakan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan
adalah kuotasi harga pasar atau kuotasi harga penjual untuk instrumen sejenis.
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai
wajar setiap kelompok instrumen keuangan:
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
Nilai wajar efek-efek, kecuali Sertifikat Bank Indonesia adalah berdasarkan harga pasar.
Nilai wajar Sertifikat Bank Indonesia, adalah mendekati nilai tercatatnya karena bersifat
jangka pendek.
Nilai wajar kredit yang diberikan adalah berdasarkan metode arus kas diskonto
menggunakan suku bunga pasar yang berlaku.
Nilai wajar aset keuangan selain efek-efek dan kredit yang diberikan adalah mendekati nilai
tercatatnya karena bersifat jangka pendek.
Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik sewaktu-waktu, atau jatuh tempo
dalam jangka pendek adalah sama dengan yang terutang pada saat penarikan yakni
sebesar nilai tercatatnya.
23. Pendapatan Bunga
30 Juni (6 Bulan)
2013
2012
2012
31 Desember (12 Bulan)
2011
2010
Kredit yang diberikan
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain
Efek-efek
Giro pada Bank indonesia dan bank lain
61.813
73.072
142.513
97.811
86.695
3.784
3.496
306
1.581
1.744
327
5.187
4.034
616
8.754
6.869
482
5.679
7.925
64
Jumlah
69.399
76.724
152.350
113.916
100.363
Pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi untuk periode-periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.994, Rp 18.185, Rp 31.955, Rp 16.886 dan
Rp 9.926 atau masing-masing sebesar 2,87%, 23,70%, 20,97%, 14,82% dan 9,89% dari
jumlah pendapatan bunga (Catatan 31).
209
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
24. Beban Bunga
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
Simpanan
Deposito
Tabungan
Giro
Jumlah
Simpanan dari bank lain
Deposito
Giro
Jumlah
Premi penjaminan Pemerintah
(Catatan 33)
Jumlah
2012
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
38.856
1.949
983
41.788
42.965
1.759
831
45.555
84.264
3.484
1.707
89.455
64.361
3.320
1.876
69.557
45.231
3.433
1.890
50.554
620
210
830
1.516
162
1.678
3.620
361
3.981
900
268
1.168
631
71
702
1.236
1.618
3.075
1.705
1.375
43.854
48.851
96.511
72.430
52.631
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi untuk periode-periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 2.843, Rp 1.545, Rp 2.999, Rp 1.885 dan Rp 2.470
atau masing-masing sebesar 6,48%, 3,16%, 3,11%, 2,60% dan 4,69% dari jumlah beban
bunga (Catatan 31).
25. Beban Karyawan
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
Gaji pegawai
Lain-lain
Jumlah
2012
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
9.603
993
9.419
608
17.819
1.215
17.493
1.209
16.789
1.166
10.596
10.027
19.034
18.702
17.955
26. Beban Umum dan Administrasi
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
Barang dan jasa
Sewa (Catatan 31)
Promosi
Imbalan kerja jangka panjang (Catatan 28)
Penyusutan aset tetap (Catatan 11)
Pajak
Pemeliharaan dan perbaikan
Pendidikan dan pelatihan
Asuransi
Amortisasi aset tidak berwujud
Lain-lain
Jumlah
2012
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
4.526
3.610
1.728
1.093
1.086
1.560
419
404
166
68
5
4.035
3.070
1.534
1.050
1.277
328
473
1.228
104
140
52
7.831
6.890
2.375
2.053
2.583
1.974
1.040
1.366
164
230
18
8.282
5.595
2.106
1.460
2.586
136
1.104
1.259
260
283
216
8.809
4.624
2.289
1.211
2.055
88
870
972
222
368
1.341
14.665
13.291
26.524
23.287
22.849
210
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Beban umum dan administrasi yang dibayarkan kepada pihak berelasi untuk periode-periode
enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 322, Rp 284, Rp 564, Rp 686
dan Rp 687, atau masing-masing 2,20%, 2,14%, 2,13%, 2,94% dan 3,01% dari beban umum
dan administrasi (Catatan 31).
27. Laba per Saham
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
Laba bersih
31 Desember (12 bulan)
2011
2012
2010
1.140
8.920
13.128
2.340
6.769
138.055.866
128.000.000
128.000.000
128.000.000
128.000.000
8,25
69,69
102,56
18,28
52,88
Rata-rata tertimbang
jumlah saham untuk
perhitungan laba per
saham dasar
Laba bersih per saham
(angka penuh)
28. Imbalan Pasca-Kerja
Besarnya liabilitas imbalan kerja jangka panjang dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku,
yakni Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan
khusus yang disisihkan sehubungan dengan liabilitas imbalan kerja jangka panjang tersebut.
Perhitungan aktuaria terakhir atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang dilakukan oleh
PT Kompujasa Aktuaria Indonesia, aktuaris independen, tertanggal 1 Juli 2013.
Jumlah karyawan yang berhak atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal
30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebanyak 229, 234, 231,
dan 241 karyawan.
Rekonsiliasi nilai kini dan jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada laporan posisi
keuangan adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka
panjang yang tidak didanai
Biaya jasa lalu yang
belum diamortisasi
Keuntungan aktuarial yang
belum diakui
Liabilitas imbalan kerja
jangka panjang
2012
1.865
1.916
2011
2.807
31 Desember
2010
2009
2008
640
345
830
(80)
(95)
(110)
(44)
(51)
(66)
(1.262)
(1.709)
(1.496)
113
100
(498)
1.245
673
350
222
559
211
156
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Rincian beban imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:
30 Juni 2013
(6 bulan)
2012
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
Beban jasa kini
Biaya bunga
Amortisasi biaya jasa lalu
Hasil yang diharapkan dari aset program
Keuntungan kurtailmen
1.006
323
7
(216)
(27)
1.903
571
14
(321)
(114)
1.772
500
14
(277)
(549)
1.018
456
14
(277)
-
Jumlah beban imbalan kerja
jangka panjang (Catatan 26)
1.093
2.053
1.460
1.211
Mutasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:
30 Juni 2013
(6 bulan)
155
1.093
(689)
Saldo awal
Biaya imbalan kerja periode berjalan
Iuran yang dibayarkan
Saldo akhir
2012
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
1.245
2.053
(3.142)
559
156
673
1.460
(888)
350
1.211
(888)
1.245
673
Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan liabilitas imbalan kerja
jangka panjang tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Usia pensiun
Iuran kematian
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
7,50% per tahun
8% per tahun
56 tahun
10% dari TMI - 2011
6,50% per tahun
8% per tahun
56 tahun
10% dari TMI - 2011
7% per tahun
8% per tahun
56 tahun
10% dari TMI - 1999
2010
9.5% per tahun
8% per tahun
56 tahun
TMI 1999
29. Pajak Penghasilan
a.
Beban (penghasilan) pajak Perusahaan terdiri dari:
30 Juni
2 013 (6 bulan)
Pajak kini
Pajak tangguhan
Juml ah
212
2012
31 Desemb er (12 bulan)
2 011
2010
1.059
(136)
4.81 8
(3 4)
1.316
(65)
2.636
(26)
923
4.78 4
1.251
2.610
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
b.
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan
laba kena pajak adalah sebagai berikut:
30 Juni 2013
(6 bulan)
Laba sebelum pajak penghasilan
2.063
Beda temporer
Liabilitas lain-lain
Imbalan kerja jangka panjang - bersih
Pencadangan (pemulihan) kerugian
agunan yang diambil alih
215
404
(75)
Beda tetap
SKPKB
Beban umum dan administrasi
Penyusutan kendaraan
Sumbangan dan hadiah
Biaya pajak
Denda pajak
1.459
106
57
10
-
Laba kena pajak
Beban pajak penghasilan
Dikurangi :
Pajak penghasilan pasal 25
Kurang (lebih) bayar pajak penghasilan
(Catatan 13 dan 17)
31 Desember (12 bulan)
2012
2011
2010
17.912
3.591
9.379
1.419
(1.089)
-
572
-
266
-
-
323
-
-
184
74
64
708
108
154
60
506
6
269
38
74
163
298
4.239
19.272
5.263
10.544
1.059
4.818
1.316
2.635
(1.469)
(4.533)
(1.731)
(4.204)
(415)
(1.569)
(410)
-
285
Laba kena pajak tahun 2012, 2011 dan 2010 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Pada bulan Februari 2013, Perusahaan menerima SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar) atas pajak penghasilan pasal 21 dan 23 serta SKPKB atas Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) untuk masa pemeriksaan pajak tahun 2011. Perusahaan telah melakukan
pembayaran atas kewajiban pajak tersebut sebesar Rp 1.965 pada bulan Februari 2013
dan telah dibukukan dalam akun beban pajak dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada tanggal 19 April 2012, Perusahaan menerima SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar) dari Kantor Pelayanan Pajak No. 00034/406/10/073/12 atas kelebihan pembayaran
pajak penghasilan pasal 25/29 tahun 2010 sebesar Rp 1.219.
Pada tanggal 28 April 2010, Perusahaan menerima SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar) dari Kantor Pelayanan Pajak No. 00070/406/08/073/10 atas kelebihan pembayaran
pajak penghasilan pasal 25/29 tahun 2008 sebesar Rp 1.089.
Selama tahun 2010, Perusahaan menerima beberapa SKPKB (Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar) dari Kantor Pelayanan Pajak atas kekurangan pembayaran pajak
penghasilan pasal 23 selama tahun 2008 dengan jumlah sebesar Rp 6.
213
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
c.
Pajak Tangguhan
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
komprehensif
(12 bulan)
31 Desember
2012
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
komprehensif
(6 bulan)
312
(48)
355
(273)
18
355
39
(18)
53
101
378
34
412
136
31 Desember
2011
Aset pajak tangguhan:
Cadangan kerugian penurunan nilai
atas agunan yang diambil alih
Liabilitas lain-lain
Imbalan kerja jangka panjang
66
-
Jumlah - bersih
1 Januari
2010
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
komprehensif
(12 bulan)
198
(53)
1
(1)
-
1
87
(1)
81
-
287
26
Aset pajak tangguhan:
Cadangan kerugian penurunan nilai
atas agunan yang diambil alih
Estimasi kerugian komitmen
dan kontinjensi
Cadangan kerugian penurunan nilai
atas penempatan pada bank lain
Imbalan kerja jangka panjang
Jumlah
30 Juni
2013
408
140
548
31 Desember
2010
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
komprehensif
(12 bulan)
31 Desember
2011
145
(79)
66
-
-
-
-
168
144
312
313
65
378
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan
tarif pajak yang berlaku dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:
30 Juni 2013
(6 bulan)
Laba sebelum pajak menurut laporan
laba rugi komprehensif
2.063
17.912
3.591
9.379
515
4.478
898
2.345
365
26
3
14
-
Beban pajak atas dasar tarif pajak
yang berlaku
Pengaruh pajak atas perbedaan tetap
SKPKB
Beban umum dan administrasi
Sumbangan dan hadiah
Penyusutan kendaraan
Biaya pajak
Denda pajak
Jumlah
408
67
18
10
41
74
210
923
4.735
1.106
2.555
49
145
55
4.784
1.251
2.610
923
214
27
14
39
126
2
208
-
Jumlah beban pajak
46
15
18
177
1
257
-
Jumlah
Koreksi atas pajak tangguhan
31 Desember (12 bulan)
2012
2011
2010
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
30. Komitmen dan Kontinjensi
Perusahaan memiliki tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi dalam rangka eksporimpor, pemberian garansi dan pemberian kredit kepada nasabah dengan rincian sebagai
berikut:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
KOMITMEN
Liabilitas Komitmen:
Fasilitas kredit yang belum ditarik
Pihak berelasi
Pihak ketiga
2.560
35.945
2.355
25.398
11.350
14.095
1.188
20.325
Jumlah liabilitas komitmen
38.505
27.753
25.445
21.513
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi:
Bunga dalam penyelesaian
Pihak ketiga
730
916
1.395
1.255
Aset dihapuskan
Kredit hapus buku - pihak ketiga
Lainnya
500
-
-
7.355
6
6.617
862
Jumlah Tagihan Kontinjensi
1.230
1.416
8.756
8.734
613
642
613
586
-
-
1.255
500
Liabilitas Kontinjensi :
Bank garansi
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah Liabilitas Kontinjensi
Kontinjensi - bersih
(25)
592
247
1.199
592
247
217
8.164
8.487
Saldo bank garansi yang dijamin dengan jaminan tunai pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 975, Rp 2.036,
Rp 574 dan Rp 433 (Catatan 15).
31. Saldo dan Transaksi dengan Pihak Berelasi
Sifat Pihak Berelasi
Selain karyawan kunci, pihak berelasi dengan Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Pemegang saham (termasuk pemegang saham akhir) Perusahaan.
PT Kharisma Prima Karya, Hadi Surya dan Oki Widjaja.
215
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
b. Perusahaan-perusahaan yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh pemegang
saham Perusahaan.
PT Anugrah Nusantara Abadi, PT Tunggaladhi Baskara, PT Bagusnusa Samudra
Gemilang, PT Bagus Setia Giri, PT Galva, PT Kintap Jaya Wattindo, PT Elsiscom Prima
Karya, PT Berlian Laju Tanker, PT Perkebunan Kroewoek, PT Reico Seismik, PT Triusaha
Sari Tani dan PT Alas Watu Utama.
c.
Perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh anggota keluarga dekat pemegang saham
dan manajemen kunci Perusahaan.
Transaksi Pihak Berelasi
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan
pihak-pihak berelasi yang meliputi antara lain:
a. Transaksi aset dan liabilitas dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Persentase
terhadap
jumlah
aset/
Jumlah
liabilitas
Aset
Kredit
PT Elsiscom Prima Karya
PT Anugrah Nusantara Abadi
PT Perkebunan Kroewoek
Oki Widjaja
PT Alas Watu Utama
PT Tunggaladhi Baskara
PT Bagusnusa Samudra
Gemilang
PT Reico Seismik
PT Astaka Dodol
PT Baturona Adimulya
PT Triusaha Sari Tani
Lain-lain
Jumlah
Pendapatan bunga akrual
Biaya dibayar dimuka
Jumlah Aset
Liabilitas
Simpanan
Giro
Tabungan
Deposito
Jumlah
Beban bunga akrual
Deposito
Jumlah Liabilitas
2012
Persentase
terhadap
jumlah
aset/
Jumlah
liabilitas
31 Desember
2011
Persentase
terhadap
jumlah
aset/
Jumlah
liabilitas
2010
Persentase
terhadap
jumlah
aset/
Jumlah
liabilitas
13.940
7.300
6.500
5.699
1.856
-
1,00%
0,52%
0,46%
0,41%
0,13%
-
11.931
9.900
6.500
8.199
1.836
160.000
0,79%
0,65%
0,43%
0,54%
0,12%
10,58%
1.602
6.500
8.199
1.758
190.000
0,11%
0,45%
0,57%
0,12%
13,15%
25.483
3.448
1.868
-
2,69%
0,36%
0,20%
-
2.010
37.305
0,14%
2,66%
19.376
1.000
8.173
226.915
1,28%
0,07%
0,54%
15,01%
171.046
1.000
2.813
382.918
11,84%
0,07%
27,19%
53,50%
65.240
1.000
36.629
26.104
1.056
1.501
162.329
6,88%
0,11%
3,86%
2,75%
0,11%
17,13%
34,08%
61
0,00%
413
0,03%
797
0,06%
312
0,03%
113
0,01%
225
0,01%
-
200
0,02%
37.479
2,68%
227.553
15,05%
383.715
26,56%
162.841
17,16%
7.816
15.451
77.480
100.747
0,63%
1,25%
6,26%
8,14%
11.743
13.903
50.126
75.772
0,85%
1,00%
3,64%
5,49%
8.822
17.647
59.353
85.822
0,67%
1,33%
4,48%
6,48%
8.824
11.016
61.724
81.564
1,06%
1,33%
7,43%
9,82%
213
0,02%
168
0,01%
164
0,01%
157
0,02%
100.960
8,15%
75.940
5,50%
85.986
6,49%
81.721
9,84%
-
b. Pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi untuk periode-periode enam bulan
yang berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember
2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.994, Rp 18.185, Rp 31.955, Rp 16.886
dan Rp 9.926, atau masing-masing 2,87%, 23,70%, 20,97%, 14,82% dan 9,89% dari jumlah
pendapatan bunga (Catatan 23).
216
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
c.
Beban bunga yang dibayar kepada pihak berelasi untuk periode-periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 2.843, Rp 1.545, Rp 2.999, Rp 1.885 dan
Rp 2.470 atau masing-masing sebesar 6,48%, 3,16%, 3,11%, 2,60% dan 4,69% dari jumlah
beban bunga (Catatan 24).
d. Pada tanggal 14 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Sewa Kendaraan
dengan PT Kharisma Prima Karya untuk beberapa kendaraan operasional Perusahaan.
Masa sewa kendaraan adalah 2 – 3 tahun dengan jatuh tempo sewa terakhir
10 Januari 2016. Beban sewa yang dibayarkan untuk periode-periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 sebesar Rp 209, Rp 171, Rp 339, Rp 446 dan Rp 447 (Catatan 26).
e. Perusahaan menandatangani perjanjian sewa gedung dengan PT Galva untuk sewa
gedung Jl. Hayam Wuruk No. 27, Jakarta Pusat dengan masa sewa 2 tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013. Beban sewa yang dibayarkan untuk periode-periode
enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 113, Rp 113, Rp 225,
Rp 240 dan Rp 240 (Catatan 26).
f.
Perusahaan memberikan kompensasi kepada karyawan kunci. Imbalan yang diberikan
kepada direksi dan anggota manajemen kunci lainnya adalah sebagai berikut:
30 Juni 2013 (6 bulan)
Direksi
%
Gaji dan imbalan kerja
jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Jumlah
Dewan Komisaris
%
Rp
Rp
Personil
manajemen
kunci lainnya
%
Rp
%
Jumlah
Rp
83
17
1.276
264
50
50
488
487
94
6
1.896
117
81
19
3.660
868
100
1.540
100
975
100
2.013
100
4.528
31 Desember 2012 (12 bulan)
Direksi
%
Gaji dan imbalan kerja
jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Jumlah
Dewan Komisaris
%
Rp
Rp
Personil
manajemen
kunci lainnya
%
Rp
%
Jumlah
Rp
85
15
2.010
354
63
37
768
455
85
15
3.503
608
82
18
6.281
1.417
100
2.364
100
1.224
100
4.111
100
7.698
217
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31 Desember 2011 (12 bulan)
Direksi
%
Gaji dan imbalan kerja
jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Jumlah
Dewan Komisaris
%
Rp
Rp
Personil
manajemen
kunci lainnya
%
Rp
%
Jumlah
Rp
81
19
1.996
478
81
19
823
199
83
17
3.154
645
82
18
5.973
1.322
100
2.474
100
1.022
100
3.799
100
7.295
31 Desember 2010 (12 bulan)
Direksi
Dewan Komisaris
%
Rp
%
Rp
Gaji dan imbalan kerja
jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
100
-
2.009
-
100
-
Jumlah
100
2.009
100
Personil
manajemen
kunci lainnya
%
Rp
%
Jumlah
Rp
997
84
16
3.087
604
91
9
6.093
604
997
100
3.691
100
6.697
-
g. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, saldo transaksi komitmen dan
kontinjensi (bank garansi) dengan pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 613 dan
Rp 613 (Catatan 30), sedangkan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat
saldo transaksi komitmen dan kontinjensi dengan pihak berelasi. Saldo jaminan tunai dari
pihak berelasi sehubungan dengan transaksi bank garansi pada tanggal 30 Juni 2013 dan
31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 613 dan Rp 613.
32. Kontinjensi
Perusahaan menghadapi perkara hukum atau gugatan yang timbul dari kegiatan normal
usahanya. Manajemen Perusahaan bersama dengan penasehat hukum berpendapat bahwa
liabilitas akhir atas perkara hukum atau gugatan tersebut, jika ada, tidak memiliki pengaruh
yang material terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, tidak ada provisi yang dibentuk atas
liabilitas kontinjensi tersebut.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat perkara hukum yang berdampak material
terhadap laporan keuangan Perusahaan.
33. Informasi Lainnya
a.
Rasio CKPN aset keuangan terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011, dan 2010 adalah masing-masing sebesar 0,07%, 0,15%,
0,76%, dan 0,75%.
b.
Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 30 Juni
2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 masing-masing adalah sebesar 0,17%, 0,30 %,
1,00%, dan 1,65%.
218
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
c.
Rasio kredit terhadap jumlah simpanan (Loan to deposit ratio – LDR) pada tanggal
30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 adalah masing- masing sebesar 77,01%,
81,60%, 87,92%, dan 73,74%.
d.
Perusahaan menerima surat dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset (Persero) (“PPA”)
No. S.073/PAK-PAKP/1007 tanggal 24 Oktober 2007 tentang Pelunasan Kewajiban
Debitur dengan jumlah USD 172.599,73. Tagihan PPA kepada Perusahaan tersebut
terkait dengan fasilitas L/C jatuh tempo yang berasal dari pengalihan tagihan PT Bank
Umum Nasional (“BUN”) (Bank Beku Kegiatan Operasi) yang dialihkan ke Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”). Perusahaan telah menanggapi hal tersebut
melalui surat No. BIP/DIR/065/X/07 tanggal 29 Oktober 2007 yang menjelaskan bahwa
tagihan tersebut tidak tercatat dalam pembukuan Perusahaan dan Perusahaan tidak
memiliki tunggakan kewajiban kepada BUN. Pada tanggal 23 Januari 2013, Panitia
Urusan Piutang Negara (PUPN) Cabang DKI melalui suratnya No. PJPN005/PUPNC.10.03/2013 telah mengirimkan Penetapan Jumlah Piutang Negara kepada
Perusahaan dimana jumlah piutang Negara yang wajib dilunasi Perusahaan adalah
sebesar USD 189.859,70. Perusahaan melalui Law Office Musa Sinambela & Partners,
telah mengirimkan surat No. 010/P/LO-MSP/III/2013 tanggal 6 Maret 2013 kepada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta untuk meninjau kembali Surat
Keputusan PUPN di atas.
Sampai saat ini, belum ada kesepakatan ataupun jawaban dari KPKNL atas penyelesaian
tagihan tersebut. Sebagai tanda itikad baik, Perusahaan telah melakukan setoran kepada
PPA sebesar Rp 250 pada tanggal 9 September 2008.
e.
Jaminan Pemerintah Terhadap Liabilitas Pembayaran Bank Umum
Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabungan,
deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank,
pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang dan liabilitas
kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credits, performances bonds dan
liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman
subordinasi dan liabilitas kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan bank.
Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005
pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005.
Liabilitas pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang
diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya
program penjaminan Pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 Desember
2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini
merupakan penegasan dari ketentuan dalam keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004.
219
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
34. Aset dan Liabilitas dalam Mata Uang Asing
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 Perusahaan memiliki
eksposur aset dan liabilitas dalam mata uang asing dengan rincian sebagai berikut :
30 Juni
2013
Jumlah
dalam
mata
uang
asal
Kas
Dolar Amerika Serikat
Dolar Singapura
Dolar Australia
Yen Jepang
Dolar Hongkong
Euro Eropa
Ekuivalen (Rp)
237
88
41
1
1
6
23.912
11.299
4.510
3.000
1.000
505
Jumlah
Jumlah
dalam
mata
uang
asal
164.671
1.634
Jumlah
dalam
mata
uang
asal
Ekuivalen (Rp)
11.385
8.516
4.460
3.000
8.640
485
110
67
44
1
11
6
374
Liabilitas lain-lain
Dolar Amerika Serikat
31 Desember
2011
2012
2010
Ekuivalen (Rp)
24.177
9.508
3.350
54.000
4.100
370
219
67
31
6
5
4
239
146.747
Jumlah
dalam
mata
uang
asal
Ekuivalen (Rp)
158.000
145.000
60.000
4.000
1.000
1.000
1.568
1.139
551
1
1
13
332
1.419
-
3.273
-
-
-
35. Informasi Segmen
a. Segmen Usaha
Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, yakni
pemasaran dan kredit, treasuri, dan trade finance. Kegiatan usaha tersebut menjadi dasar
pelaporan informasi segmen primer Perusahaan, sebagai berikut:
30 Juni 2013 (6 bulan)
Pemasaran dan
Kredit
DKI Jakarta
Luar DKI Jakarta
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
65.903
1.260
3.496
80
67.163
3.576
6
69.399
1.346
6
70.745
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
43.854
77
-
43.931
-
287
-
43.854
364
-
44.218
Pendapatan segmen - bersih
26.527
Pendapatan yang tidak
dapat dialokasian
Beban yang tidak dapat dialokasikan
1.053
25.517
Laba sebelum pajak
Beban pajak
2.063
923
Laba bersih
1.140
220
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
30 Juni 2012 (6 bulan)
Pemasaran dan
Kredit
DKI Jakarta
Luar DKI Jakarta
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
74.980
5.908
1.744
1.175
80.888
2.919
3
76.724
7.086
3
83.810
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
48.851
1.586
-
-
48.851
1.586
50.437
-
-
50.437
Pendapatan segmen - bersih
33.373
Pendapatan yang tidak
dapat dialokasian
Beban yang tidak dapat dialokasikan
2.671
23.974
Laba sebelum pajak
Beban pajak
12.070
3.150
Laba bersih
8.920
31 Desember 2012 (12 bulan)
Pemasaran dan
Kredit
Treasuri
Trade Finance
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
148.316
7.596
4.034
5.042
-
155.912
9.076
-
164.992
4.213
-
96.511
6.431
-
102.942
4
152.350
12.642
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
96.511
2.218
-
98.729
-
Pendapatan segmen - bersih
62.050
Pendapatan yang tidak
dapat dialokasian
Beban yang tidak dapat dialokasikan
2.891
47.029
Laba sebelum pajak
Beban pajak
17.912
4.784
Laba bersih
13.128
221
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31 Desember 2011 (12 bulan)
Pemasaran dan
Kredit
DKI Jakarta
Luar DKI Jakarta
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
107.047
3.383
6.869
696
110.430
7.565
21
113.916
4.100
21
118.016
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
72.430
3.230
-
-
72.430
3.230
75.660
-
-
75.660
Pendapatan segmen - bersih
42.356
Pendapatan yang tidak
dapat dialokasian
Beban yang tidak dapat dialokasikan
3.877
42.642
Laba sebelum pajak
Beban pajak
3.591
1.251
Laba bersih
2.340
31 Desember 2010 (12 bulan)
Pemasaran
dan kredit
Treasuri
Trade Finance
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
92.438
1.516
7.925
2.241
14
100.363
3.771
93.954
10.166
14
104.134
52.631
3.484
-
-
52.631
3.484
56.115
-
-
56.115
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
Pendapatan segmen - bersih
48.019
Pendapatan yang tidak dapat dialokasian
Beban yang tidak dapat dialokasikan
2.237
40.877
Laba sebelum pajak
Beban pajak
9.379
2.610
Laba bersih
6.769
222
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
30 Juni 2013
Pemasaran
dan Kredit
Treasuri
Jumlah
Aset
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
1.256.213
117.711
Jumlah aset
1.373.924
27.067
1.400.991
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
1.227.283
-
1.227.283
10.997
Jumlah liabilitas
1.238.280
31 Desember 2012
Pemasaran
dan Kredit
Treasuri
Jumlah
Aset
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
1.419.603
66.325
Jumlah aset
1.485.928
26.277
1.512.205
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
1.372.390
-
1.372.390
5.840
Jumlah liabilitas
1.378.230
31 Desember 2011
Pemasaran
dan Kredit
Treasuri
Jumlah
Aset
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
1.330.025
88.577
Jumlah aset
1.418.602
26.140
1.444.742
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
1.319.460
Jumlah liabilitas
-
1.319.460
4.378
1.323.838
223
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31 Desember 2010
Pemasaran
dan Kredit
Treasuri
Jumlah
Aset
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
811.522
108.929
Jumlah aset
920.451
28.336
948.787
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
827.689
-
Jumlah liabilitas
827.689
2.940
830.629
b. Segmen Geografis
Pendapatan bunga berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut:
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
2012
31 Desember (12 bulan)
2011
2010
DKI Jakarta
Pulau Jawa (diluar Jakarta)
67.306
2.093
68.795
7.929
132.744
19.606
109.037
4.879
96.385
3.978
Jumlah
69.399
76.724
152.350
113.916
100.363
Nilai tercatat aset segmen berdasarkan wilayah geografis atau lokasi aset tersebut adalah
sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
DKI Jakarta
Pulau Jawa (diluar Jakarta)
1.123.700
250.224
1.282.331
203.597
1.369.190
49.412
856.017
64.434
Jumlah
1.373.924
1.485.928
1.418.602
920.451
31 Desember
2011
2010
Nilai perolehan atas aset tetap berdasarkan wilayah geografis atau lokasi aset tersebut
adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
DKI Jakarta
Pulau Jawa (diluar Jakarta)
10.145
4.618
10.584
4.380
9.719
4.422
13.149
4.273
Jumlah
14.763
14.964
14.141
17.422
224
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
36. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan menyadari bahwa situasi lingkungan eksternal
dan internal perbankan telah mengalami perkembangan yang diikuti dengan semakin
kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan dan meningkatnya kebutuhan akan praktek tata
kelola yang sehat (Good Corporate Governance). Sebagai tanggapan Perusahaan terhadap
kondisi tersebut, Perusahaan telah menerapkan suatu kebijakan manajemen risiko yang
bertujuan untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang timbul dalam kegiatan usahanya dapat
diidentifikasi, diukur, dikelola dan dilaporkan, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat
berupa peningkatan kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, memberikan gambaran
lebih akurat mengenai kinerja di masa mendatang termasuk kemungkinan kerugian yang akan
terjadi, dan meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan serta penilaian risiko
dengan adanya ketersediaan informasi yang terkini, yang dengan sendirinya meningkatkan
kinerja dan daya saing Perusahaan.
Pelaksanaan penerapan manajemen risiko Perusahaan mengacu kepada ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/2003 yang telah diubah
dengan PBI No. 11/25/PBI/2009, dan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 5/21/DPNP
yang telah diubah dengan SE BI No. 13/23/DPNP, dimana pelaksanaannya telah disesuaikan
dengan kompleksitas usaha dan bisnis Bank. Penerapan manajemen risiko yang mencakup
pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan
penetapan limit, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian internal yang
menyeluruh, telah dituangkan dalam pedoman pelaksanan internal. Lingkup penerapan
manajemen risiko Perusahaan meliputi 8 (delapan) jenis risiko yakni Risiko Kredit, Risiko
Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategik
dan Risiko Reputasi dimana proses identifikasi, pengukuran dan monitoring risiko dilakukan
oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen terhadap Unit Kerja Operasional
maupun Unit Kerja Audit Intern. Sedangkan tiap-tiap Unit Kerja bertanggung jawab atas
pengelolaan risiko-risiko yang melekat dalam aktivitas yang dilakukannya.
Gambaran mengenai tingkat risiko yang dihadapi Perusahaan diperoleh dari proses Penilaian
Profil Risiko, yang mencakup penilaian terhadap risiko inheren dan penilaian terhadap kualitas
penerapan manajemen risiko pada tiap-tiap jenis risiko, dimana pelaksanaan penilaian telah
mengikuti standar yang berlaku.
Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) Perusahaan bekerja secara independen dari unit
bisnis dan audit internal. SKMR bertugas untuk menunjang pengelolaan risiko yang lebih
menyeluruh, terpadu, terukur dan terkendali. Tugas dan tanggung jawab SKMR mencakup:
a.
b.
c.
Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko secara triwulan kepada Bank
Indonesia.
Melakukan telaah risiko dan memberikan pendapat terhadap seluruh jenis risiko yang
melekat sebelum suatu transaksi diputuskan atau dilaksanakan yang meliputi Risiko
Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Strategik,
Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi.
Mempersiapkan konsep dan metode pengukuran terhadap risiko komposit dari seluruh
jenis risiko sesuai dengan pedoman standar Bank Indonesia dan kebijakan manajemen
risiko yang telah dibuat.
225
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi
kewajiban kepada Perusahaan. Risiko kredit, sesuai dengan aktivitas bisnis Perusahaan,
bersumber pada aktifitas pemberian kredit, kepemilikan instrumen keuangan, transaksi antar
bank, serta kewajiban komitmen dan kontinjensi. Perusahaan telah memiliki kebijakan dan
pedoman tertulis terkait dengan kegiatan perkreditan yang antara lain mengatur prosedur
analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan pengawasan kredit, dan restrukturisasi kredit.
Kebijakan dan prosedur tersebut dikaji secara berkala untuk disesuaikan dengan ukuran dan
kompleksitas bisnis Perusahaan.
Penerapan manajemen risiko kredit dilakukan mulai dari proses inisiasi pemberian kredit,
analisis, pembuatan keputusan, pencairan, penatausahaan dan administrasi sampai dengan
proses penanganan kredit bermasalah. Tujuannya adalah agar risiko kredit yang timbul dapat
terjaga dalam batas toleransi dan kemampuan modal Perusahaan, dan apabila terjadi kredit
bermasalah dapat dipulihkan secara optimal sehingga kerugian yang timbul dapat
diminimalkan.
Proses analisa permohonon kredit dilakukan oleh unit kerja analis kredit yang independen
terhadap Unit Bisnis. Dalam limit tertentu, pengambilan keputusan pemberian kredit dilakukan
secara kolektif kolegial sehingga tidak ada anggota komite kredit yang dapat memutus sendiri
suatu permohonan kredit. Selain menatausahakan dokumen perkreditan, unit kerja Administrasi
Kredit berfungsi melakukan kontrol terhadap pemenuhan covenant yang dipersyaratkan
sebelum kredit dicairkan dan pengawasan terhadap ketepatan pembayaran sesuai dengan
kontrak yang diperjanjikan. Proses pencairan dilakukan unit kerja Operasional atas instruksi
dari unit kerja Administrasi Kredit setelah seluruh persyaratan dipenuhi dipenuhi.
Dalam rangka menekan tingkat kerugian apabila terdapat kredit macet, penanganan kredit
bermasalah dilakukan oleh unit kerja khusus yang berkerja secara fokus dan independen.
Sedangkan untuk mengurangi risiko konsentrasi kredit telah dilakukan segmentasi kredit
dengan mempertimbangkan karateristik masing-masing segmen kredit dan penguasaan
Perusahaan atas segmen yang dimasuki. Segmentasi ini mempengaruhi perlakuan dan
kebijakan Perusahaan dalam menetapkan kecukupan agunan, struktur kredit dan kewenangan
memutus kredit.
Perusahaan mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara individual, sektor
ekonomi maupun seluruh portofolio kredit dengan menerapkan four - eyes principle secara
konsisten. Perusahaan juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit
Perusahaan yang memungkinkan Perusahaan untuk melakukan tindakan pencegahan secara
tepat waktu (Early Warning) apabila terjadi penurunan kualitas kredit.
226
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berikut adalah eksposur maksimum laporan posisi keuangan dan rekening administratif yang
terkait risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
30 Juni 2013
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
31 Desember 2012
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
Laporan Posisi Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Efek-efek
Tersedia untuk dijual
Efek-efek
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Giro pada bank lain
Kredit yang diberikan
Pendapatan bunga akrual
Aset lain-lain - bersih
Jumlah
9.723
9.723
-
-
58.456
58.456
27.239
26.967
61
939.801
5.789
628
61
935.855
5.789
628
67
1.083.551
5.583
282
66
1.081.713
5.583
282
1.014.458
1.010.512
1.116.722
1.114.611
Komitmen dan kontinjensi
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum ditarik
Bank garansi
38.505
1.255
38.505
1.255
27.753
1.199
27.753
1.199
Jumlah
39.760
39.760
28.952
28.952
31 Desember 2011
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
31 Desember 2010
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
Laporan Posisi Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Efek-efek
Tersedia untuk dijual
Efek-efek
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Giro pada bank lain
Kredit yang diberikan
Pendapatan bunga akrual
Aset lain-lain - bersih
Jumlah
15.015
14.865
10.302
10.199
5.300
5.247
69.250
68.886
274
1.127.012
4.994
277
271
1.117.259
4.994
277
379
598.397
3.640
212
376
592.074
3.640
212
1.137.857
1.128.048
671.878
665.188
Komitmen dan kontinjensi
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum ditarik
Bank garansi
Jumlah
25.445
592
2.301.159
227
25.445
592
2.281.541
21.513
247
1.365.269
21.513
247
1.351.889
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berikut adalah eksposur risiko kredit atas aset keuangan pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
Belum jatuh tempo
dan tidak mengalami
penurunan nilai
Giro pada bank lain
Efek-efek
Kredit yang diberikan
Pendapatan bunga akrual
Aset lain-lain
61
50.279
937.148
5.789
628
Jumlah
993.905
Belum jatuh tempo
dan tidak mengalami
penurunan nilai
Giro pada bank lain
Efek-efek
Kredit yang diberikan
Pendapatan bunga akrual
Aset lain-lain
67
27.239
1.078.994
5.583
282
Jumlah
1.112.165
Belum jatuh tempo
dan tidak mengalami
penurunan nilai
Giro pada bank lain
Efek-efek
Kredit yang diberikan
Pendapatan bunga akrual
Aset lain-lain
274
20.315
1.114.315
4.994
272
Jumlah
1.140.170
Belum jatuh tempo
dan tidak mengalami
penurunan nilai
Giro pada bank lain
Efek-efek
Kredit yang diberikan
Pendapatan bunga akrual
Aset lain-lain
379
46.700
578.689
3.640
212
Jumlah
629.620
228
30 Juni 2013
Telah jatuh tempo
tetapi tidak
mengalami
penurunan nilai
428
428
Mengalami
penurunan
nilai
2.225
2.225
31 Desember 2012
Telah jatuh tempo
tetapi tidak
Mengalami
mengalami
penurunan
penurunan nilai
nilai
613
613
3.944
3.944
31 Desember 2011
Telah jatuh tempo
tetapi tidak
Mengalami
mengalami
penurunan
penurunan nilai
nilai
-
Jumlah
61
50.279
939.801
5.789
628
996.558
Jumlah
67
27.239
1.083.551
5.583
282
1.116.722
Jumlah
291
12.406
-
274
20.315
1.127.012
4.994
272
291
12.406
1.152.867
-
31 Desember 2010
Telah jatuh tempo
tetapi tidak
Mengalami
mengalami
penurunan
penurunan nilai
nilai
-
Jumlah
5.802
13.906
-
379
46.700
598.397
3.640
212
5.802
13.906
649.328
-
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan
portofolio yang dimiliki Perusahaan. Risiko pasar yang dimaksud terdiri dari risiko suku bunga
dan risiko nilai tukar. Penerapan manajemen risiko pasar bertujuan untuk meminimalkan
kemungkinan dampak negatif akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan
Perusahaan.
a. Risiko Suku Bunga
Dalam melaksanakan aktivitasnya, Perusahaan terekspos pada risiko suku bunga yang
terdapat pada aktivitas fungsional Perusahaan seperti kegiatan treasuri dan investasi dalam
surat berharga dan pasar uang serta kegiatan pendanaan. Pemantauan terhadap risiko
pasar dilakukan secara harian, yang antara lain dilakukan terhadap posisi surat berharga
kategori available for sale (AFS) dan trading book (TB). Pengelolaan risiko suku bunga
dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan baik dalam trading book maupun banking
book.
Risiko suku bunga dalam trading book dihitung dengan metode standar sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, yaitu meliputi risiko spesifik (menggunakan Metode
Jatuh Tempo) dan risiko umum. Sedangkan risiko suku bunga dalam banking book dikelola
dengan melakukan analisa repricing gap antara Risk Sensitive Asset (RSA) dan Risk
Sensitive Liabilities (RSL). Analisa repricing gap dilakukan untuk mengukur dampak dari
perubahan suku bunga (naik/turun) pada banking book tersebut terhadap pendapatan
bunga bersih (Net Increase Income atau NII). Pengelolaan risiko suku bunga dilengkapi
dengan analisa sensitivitas secara periodik untuk mengukur dampak dari perubahan suku
bunga yang signifikan. Risiko suku bunga dalam Banking Book (IRBB) per posisi 30 Juni
2013 dinilai sedang yang tercermin dari gap asset - liabilities kumulatif pada skala waktu
0 – 3 bulan yang masih cukup besar meskipun cenderung menurun yakni dari negatif
Rp 723.000 di Triwulan I-2013 menjadi negatif Rp 630.000 pada Triwulan II-2013. Dengan
kondisi suku bunga pasar yang cenderung meningkat saat ini, posisi gap ini mengekspos
potensi kerugian hipotesis sebesar 2,02% dari modal Perusahaan (asumsi pergerakan suku
bunga 0,5%), atau menurun dibanding periode sebelumnya (2,87%). Untuk memitigasi
risiko IRBB ini, Perusahaan secara konsisten menerapkan pengenaan suku bunga
mengambang (floating rate) hampir di semua produk funding dan lending, dengan tujuan
agar dapat secara cepat dilakukan penyelarasan apabila risiko IRBB ini berpotensi
mempengaruhi NII secara signifikan. Perusahaan juga terus memperbaiki struktur
pendapatan dari fee based income, agar pengaturan suku bunga dapat lebih fleksibel dan
memiliki daya saing.
Pengaturan gap repricing ini dilakukan dengan peninjauan secara berkala suku bunga kredit
dan dana pihak ketiga yang dibahas pada setiap rapat Asset Liability Commitee (ALCO).
Tujuannya adalah agar gap - repricing ini searah dengan pergerakan suku bunga pasar.
Unit kerja treasuri bertanggungjawab atas pengaturan gap repricing dengan memperhatikan
gap limit yang dikeluarkan oleh Unit Kerja Manajemen Risiko.
229
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Tabel berikut adalah atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terkait risiko suku
bunga berdasarkan jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011
dan 2010:
Sampai
d engan 1 bulan
Aset
Bunga Mengambang
Giro pada bank lain
Kredit yang di berikan
Liabilitas
Bunga Mengambang
Simpanan
Simpanan dari bank la in
61
12.652
-
198.138
6.437
-
Sampai
dengan 1 bulan
Aset
Bunga Mengambang
Giro pada bank lain
Kredit yang diberikan
Liabilitas
Bunga Mengambang
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Liabilitas
Bunga Mengambang
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Liabilitas
Bu nga Mengambang
Simpanan
Simpanan dari bank la in
> 1 bulan
s.d 3 bulan
-
186.778
9.326
-
39.344
> 1 bulan
s.d 3 bul an
274
20.667
-
194.829
5.504
-
Sampai
de ngan 1 bulan
Aset
Bu nga Mengambang
Giro pada bank lain
Kredit yang di berikan
40.843
67
27.012
Sampai
dengan 1 bulan
Aset
Bunga Mengambang
Giro pada bank lain
Kredit yang di berikan
> 1 bulan
s.d 3 bulan
26.731
> 1 b ulan
s.d 3 bulan
379
61.347
-
138.493
2.502
-
70.443
30 Juni 2013
> 3 bulan
> 1 tahun
s.d 1 tahun
s.d 2 tahun
> 2 tahun
Jumlah
293.033
224.477
368.796
61
939.801
-
-
-
198.138
6.437
31 Desember 2012
> 3 bulan
> 1 tahun
s.d 1 tahun
s.d 2 tahun
> 2 tahun
494.800
213.144
309.251
-
-
-
31 Desember 2011
> 3 bulan
> 1 tahun
s.d 1 tahun
s.d 2 tahun
> 2 tahun
563.317
130.103
386.194
-
-
-
31 Desember 2010
> 3 bulan
> 1 tahun
s.d 1 tahun
s.d 2 tahun
292.675
-
-
-
5 0.116
> 2 tahun
Jumlah
67
1.083.551
186.778
9.326
Jumlah
274
1.127.012
194.829
5.504
Jumlah
123.816
379
598.397
-
138.493
2.502
Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari
suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur
Perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan transaksi
operasional. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam
mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan tidak terpengaruh
secara signifikan terhadap risiko nilai tukar dikarenakan Perusahaan hanya memiliki eksposur
kas dalam mata uang asing yang tidak signifikan.
230
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid yang berkualitas
tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perusahaan.
Penerapan manajemen risiko likuiditas Perusahaan bertujuan untuk meminimalkan
kemungkinan ketidakmampuan Perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas.
Risiko likuiditas dikendalikan dengan menjaga kecukupan likuiditas Perusahaan dengan
memperhitungkan likuiditas eksogenik dan endogenik yang terjadi. Penjagaan kualitas aset
dilakukan untuk meminimalkan gangguan arus kas dan kemungkinan penurunan likuiditas aset.
Pengendalian risiko juga dilakukan dengan pengaturan gap maturity pada tiap skala waktu,
yang direviu pada saat rapat ALCO yang dilakukan paling kurang satu kali dalam satu bulan.
Penjagaan sumber-sumber likuiditas dilakukan dengan menjaga reputasi Perusahaan serta
upaya meningkatan kualitas produk dan jasa yang diberikan.
Pemantauan terhadap likuiditas Perusahaan dilakukan secara harian dan sebagai bagian dari
sistem informasi manajemen hasil pemantauan tersebut dilaporkan kepada Manajemen.
Pemantauan antara lain dilakukan terhadap komposisi posisi keuangan Perusahaan, aktivitas
dana keluar dan dana masuk yang tercermin dari transaksi Real Time Gross Settlement
(RTGS) dan SKN, aktivitas money market, posisi aset likuid baik primer maupun sekunder,
serta rasio-rasio likuiditas seperti rasio kecukupan aset likuid dan Loan to Deposit Ratio.
Pemantauan terhadap pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) baik primer maupun sekunder
dilakukan untuk memastikan bahwa Perusahaan selalu menjaga GWM sesuai yang telah
ditentukan oleh Bank Indonesia.
Pengelolaan likuiditas Perusahaan juga dilakukan dengan mempelajari pola pergerakan dana
dan atau perilaku nasabah Dana Pihak Ketiga, khususnya dana nasabah inti dan nasabah
yang memiliki tingkat volatilitas cukup tinggi. Dengan mempelajari perilaku nasabah, maka
Perusahaan dapat menjaga kecukupan likuiditas yang diperlukan secara tepat untuk menutup
kebutuhan tersebut. Perusahaan menjaga kecukupan secondary reserves pada level yang
aman dengan besaran kecukupan disesuaikan dengan kondisi likuiditas Perusahaan secara
spesifik maupun kondisi likuiditas di pasar.
Core fund atau dana yang tidak ditarik oleh nasabah dan dinilai stabil berada dalam besaran
yang cukup baik. Perusahaan senantiasa melakukan pemantauan terhadap posisi core fund
dan berupaya untuk secara berkesinambungan meningkatkan persentase terhadap jumlah
dana yang dimiliki. Core fund menjadi bagian yang sangat penting bagi Perusahaan dalam
menjalankan fungsi intermediasi berupa penyediaan dana jangka panjang. Hal ini mengingat
portofolio dana pihak ketiga yang dimiliki Perusahaan sebagian besar berjangka waktu sampai
dengan 1 (satu) tahun. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dana mengendap antara
lain diciptakan program-program yang mengharuskan dana nasabah ditahan dan tidak dapat
ditarik sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan program.
ALCO berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk memonitor situasi likuiditas
Perusahaan. ALCO bertanggung jawab untuk menentukan kebijakan dan strategi yang
berkaitan dengan aset dan liabilitas Perusahaan sejalan dengan prinsip kehati-hatian
manajemen risiko dan peraturan yang berlaku. ALCO menyetujui kerangka limit,
mempertimbangkan struktur laporan posisi keuangan jangka panjang dari Perusahaan. Pada
dasarnya, risiko likuiditas dikelola sesuai dengan kerangka kebijakan, pengawasan, dan
batasan yang memastikan bahwa konsentrasi pendanaan bersifat minimal, sumber dan jangka
waktu pendanaan telah terdiversifikasi.
231
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berikut adalah jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan berdasarkan pembayaran kontraktual
yang tidak didiskontokan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
Sampai
dengan
> 1 bulan
s.d.
> 3 bulan
s.d.
1 bulan
3 bulan
6 bulan
-
-
30 Juni 2013
> 6 bulan
> 1 tahun
s.d.
s.d.
12 bulan
2 tahun
J umlah
Biaya transaksi
Nilai Tercatat
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Beban bunga akrual
Liabilitas lain-lain
Jumlah Liabilitas
7.067
1.098.877
8.739
3.687
44
16.774
26.521
7.100
200
1.250
-
1.118.414
-
64.135
71.235
16.974
-
7.067
1.206.307
-
7.067
1.206.307
-
17.289
3.687
44
-
17.289
3.687
44
27.771
-
1.234.394
-
1.234.394
31 Desember 2012
> 6 bulan
> 1 tahun
s.d.
s.d.
Sampai
dengan
> 1 bulan
s.d.
> 3 bulan
s.d.
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
2 tahun
-
-
-
-
J umlah
Biaya transaksi
Nilai Tercatat
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Beban bunga akrual
Jumlah Liabilitas
648
1.225.707
32.416
3.865
81.286
14.767
5.800
-
1.262.636
6.051
500
-
87.086
2.000
-
15.267
Sampai
dengan
> 1 bulan
s.d.
> 3 bulan
s.d.
1 bulan
3 bulan
6 bulan
-
8.051
-
648
1.327.811
-
40.716
3.865
-
648
1.327.811
40.716
3.865
1.373.040
-
1.373.040
31 Desember 2011
> 6 bulan
> 1 tahun
s.d.
s.d.
12 bulan
2 tahun
Jumlah
Biaya trans aksi
Nilai Tercatat
-
-
550
1.281.927
-
550
1.281.927
-
33.804
3.729
-
33.804
3.729
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Beban bunga akrual
Jumlah Liabilitas
550
1.179.981
32.254
3.729
-
85.812
13.392
2.742
100
100
1.350
-
1.216.514
85.912
13.492
4.092
-
1.320.010
-
1.320.010
31 Desember 2010
> 6 bulan
> 1 tahun
s.d.
s.d.
Sampai
dengan
> 1 bulan
s.d.
> 3 bulan
s.d.
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
2 tahun
137.938
-
-
-
474
811.443
-
474
811.443
100
-
-
13.704
2.542
-
13.704
2.542
Jumlah
Biaya trans aksi
Nilai Tercatat
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Beban bunga akrual
Jumlah Liabilitas
474
651.631
13.604
2.542
668.251
-
15.194
138.038
6.680
-
15.194
6.680
-
828.163
-
828.163
Sebagian besar liabilitas yang dimiliki oleh Perusahaan akan jatuh tempo dalam waktu kurang
dari 1 bulan, namun berdasarkan pengalaman Perusahaan sebagian besar dari liabilitas
tersebut pada saat jatuh tempo akan diperpanjang (roll over). Upaya yang dilakukan
Perusahaan agar nasabah tetap mempertahankan dananya pada Perusahaan yaitu dengan
meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan penawaran suku bunga yang wajar dan
kompetitif. Dengan upaya tersebut, Perusahaan juga mengharapkan dapat menarik nasabah
baru untuk menempatkan dananya pada Perusahaan. Perusahaan juga melakukan upaya lain
untuk memitigasi adanya penarikan dana secara besar-besaran oleh nasabah dimana
Perusahaan juga memantau deposan inti, khususnya 25 deposan inti terbesar, dengan cara
mengevaluasi profil dan perilaku dari deposan-deposan tersebut sehingga Perusahaan dapat
melakukan antisipasi terhadap penarikan dana besar yang akan dilakukan deposan. Sampai
dengan saat ini, Perusahaan tidak pernah mengalami kesulitan likuiditas maupun kondisi yang
berpotensi menimbulkan risiko bagi Perusahaan. Apabila terdapat potensi risiko, Perusahaan
memiliki sejumlah upaya antisipasi seperti ketersediaan Giro Wajib Minimum, Cadangan
Sekunder, serta penetrasi yang baik terhadap pasar antar Perusahaan.
232
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal
yang mempengaruhi operasional Perusahaan, yang dapat bersumber antara lain pada Sumber
Daya Manusia (SDM), proses internal, sistem dan infrastruktur, serta kejadian eksternal.
Penerapan manajemen risiko operasional diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan
dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,
dan/atau terjadinya kejadian-kejadian eksternal yang dapat mempengaruhi operasional
Perusahaan.
Pengendalian risiko operasional Perusahaan diawali dengan upaya menumbuhkan kesadaran
akan risiko (risk awareness) setiap karyawan, peningkatan tanggung jawab (accountibility)
setiap pelaksanaan operasional, dan perbaikan infrastruktur karena Perusahaan menyadari
bahwa risiko operasional bersifat unik dimana tingkat risiko operasional sangat dipengaruhi
oleh human, proses, sistem dan kejadian eksternal.
Semakin tinggi kesadaran dan
tanggungjawab setiap karyawan terhadap risiko serta terdapatnya proses dan teknologi yang
dapat mendukung aktivitas operasional secara efisien dan terkontrol, maka Perusahaan akan
semakin tidak rentan terhadap goncangan akibat risiko operasional.
Pengendalian human error pada pelaksanaan operasi Perusahaan, dilakukan dengan
menerapkan daily control check list, yang berfungsi membantu penyelia mengontrol seluruh
aktivitas yang dilakukan di unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Pencegahan fraud
dilakukan dengan menerapkan strategi anti fraud yang melibatkan seluruh karyawan.
Pelaksanaan strategi anti fraud tersebut mengacu kepada Kebijakan dan prosedur internal
yang telah ditetapkan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan dengan pelatihan
berkesinambungan. Pengendalian risiko operasional juga dilakukan dengan jalan
mengefektifkan fungsi supervisi, review dan penyempurnaan Standard Operating Procedure
(SOP), peningkatan pengendalian intern dan peninjauan remunerasi karyawan secara berkala.
Perbaikan infrastruktur khususnya infrastruktur Teknologi Sistem Informasi, secara terus
menerus dilakukan, antara lain dengan peningkatan kualitas Data Center (DC) termasuk
kualitas Disaster Recovery Center (DRC), kualitas jaringan komunikasi, serta peningkatan
kualitas software aplikasi pada Core Banking System. Perbaikan infrastruktur tersebut
dimaksudkan selain untuk meningkatkan kinerja, juga untuk meningkatkan kualitas built in
control pada proses operasional. Perkembangan produk dan jasa Perusahaan dengan fitur
berbasis teknologi informasi serta pelaksanaan regulasi perbankan saat ini juga menuntut
Perusahaan untuk menyediakan infrastruktur Teknologi Sistem Informasi yang memadai.
Dengan efektifnya proses manajemen risiko operasional diharapkan kerugian-kerugian yang
dapat diperkirakan (expected loss) dapat terus diminimalkan sehingga dapat meningkatkan
efisiensi operasional dan alokasi modal, yang pada akhirnya dapat memperbaiki daya saing
Perusahaan.
233
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Perusahaan mulai mengembangkan dan menerapkan sistem atau perangkat Risiko
Operasional. Perangkat risiko operasional tersebut digunakan untuk mengukur potensi risiko
pada kondisi sekarang, lampau (historis) dan untuk mengukur besarnya potensi kejadian risiko
di masa depan yakni Loss Event Database (LED) yang tujuannya untuk menyusun database
atas kejadian-kejadian yang terjadi sebagai akibat risiko operasional serta mengukur besarnya
kerugian yang diakibatkan oleh kejadian operasional tersebut.
Melalui LED tersebut,
manajemen berharap untuk dapat menghitung besarnya modal yang diperlukan untuk menutup
kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh kejadian-kejadian dalam aktivitas operasional
Perusahaan. Dengan adanya pendekatan ini, manajemen berharap agar Perusahaan dapat
lebih komprehensif dalam mengelola risiko operasional.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Perusahaan tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Risiko kepatuhan
bersumber dari perilaku hukum yakni perilaku/aktivitas Perusahaan yang menyimpang atau
melanggar dari ketentuan atau peraturan perundang-undangan dan perilaku organisasi yakni
perilaku/akitivitas Perusahaan yang menyimpang atau bertentangan dengan standar yang
berlaku secara umum.
Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif
dari aktivitas Perusahaan yang menyimpang dari peraturan perundangan, ketentuan dan
standar yang berlaku umum. Untuk menjaga agar setiap aktivitas Perusahaan senantiasa patuh
kepada peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, secara rutin telah
dilakukan sosialisasi dan diseminasi peraturan-peraturan (melalui training dan edaran
memorandum) ke seluruh unit kerja terkait agar setiap peratutran dapat dipahami dan
dilaksanakan dengan benar. Untuk menumbuhkan kesadaran seluruh karyawan akan
pentingnya kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan, telah disusun compliance charter
sebagai guidance bagi semua pihak dalam organisasi Perusahaan dan telah diberlakukan
secara formal. Untuk memastikan kepatuhan operasional Perusahaan terhadap seluruh
ketentuan dan peraturan yang melingkupinya maka harus dipastikan bahwa seluruh sistem dan
prosedur operasional telah memenuhi ketentuan dan peraturan otoritas yang berlaku. Oleh
karena itu, Perusahaan telah melakukan Quality Assurance Policy and Procedure yaitu proses
penilaian terhadap kebijakan dan prosedur internal yang dilakukan oleh Unit Kerja Kepatuhan
terhadap setiap sistem, prosedur atau kebijakan intern yang akan atau sudah keluarkan.
Dengan demikian setiap potensi ketidakpatuhan Perusahaan terhadap ketentuan atau
peraturan perudang-undangan dapat dideteksi dan diperbaiki. Agar perilaku organisasi tidak
menyimpang dari standar, telah dibuat code of conduct yang berisi etika yang harus
dilaksanakan oleh setiap karyawan. Sedangkan untuk meminimalkan risiko kepatuhan,
Perusahaan senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku, seperti Ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aset
Produktif (KAP), Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Aset Produktif,
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), dan lainnya.
234
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Dalam rangka menerapkan manajemen risiko kepatuhan yang efektif, Perusahaan juga telah
melakukan identifikasi dan pengelolaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan
meningkatnya eksposur risiko kepatuhan, yaitu :
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara efektif untuk memastikan dan
memantau kepatuhan terhadap setiap peraturan dan persyaratan eksternal maupun
internal.
Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perusahaan.
Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perusahaan.
Melakukan identifikasi dan analisa kepatuhan (compliance analysis) atas rencana dan
pengembangan produk dan aktivitas baru guna memastikan kepatuhannya terhadap
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang
antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan
yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak
dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Penerapan risiko hukum bertujuan untuk
meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari kelemahan yuridis, ketiadaaan dan/atau
perubahan peraturan perundang-undangan dan proses litigasi.
Proses pengendalian risiko hukum dilakukan dengan cara melakukan reviu secara berkala
terhadap setiap kontrak dan perjanjian antara Perusahaan dengan pihak lain, antara lain
dengan cara melakukan penilaian kembali terhadap efektivitas proses enforceability untuk
memastikan validitas hak dalam kontrak dan perjanjian yang telah dibuat. Identifikasi risiko
hukum dilakukan pada seluruh aktivitas penghimpunan dan penyediaan dana, treasury dan
investasi, operasional dan jasa, teknologi sistem informasi dan pengelolaan sumberdaya
manusia. Setiap kejadian yang berpotensi menimbulkan risiko hukum, ditatausahakan dan
diadministrasikan, selain untuk menilai tingkat risiko hukum yang dihadapi Perusahaan, juga
sebagai pembelajaran atas tiap kasus yang terjadi dan untuk mengantisipasi kemungkinan
adanya tuntutan atau litigasi.
Untuk meminimalkan risiko hukum, Perusahaan selalu melakukan pemantauan terhadap
potensi munculnya litigasi/tuntutan hukum kepada Perusahaan. Dalam setiap aktivitas, baik
perkreditan, operasional maupun tresuri, Perusahaan juga selalu memperhatikan kelengkapan
aspek hukum terutama yang berkaitan dengan aktivitas perikatan perjanjian dengan
nasabah/debitur dan kelengkapan dokumen legalitas.
Terkait dengan penerapan manajemen risiko hukum, satuan kerja manajemen risiko juga
melakukan kajian-kajian terkait dengan aktivitas Perusahaan yang dapat meningkatkan
eksposur risiko hukum serta memberikan rekomendasi dalam rangka memitigasi risiko
tersebut.
235
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perusahaan. Persepsi negatif
terhadap Perusahaan dapat ditimbulkan oleh kejadian-kejadian yang menurunkan reputasi
seperti keluhan nasabah atas produk dan jasa yang diberikan, kelemahan pada tatakelola dan
budaya Perusahaan serta praktek bisnis yang menyimpang dari standar. Oleh karena itu,
pelaksanaan manajemen risiko reputasi dilakukan dengan upaya mencegah/meminimalkan
terjadinya kejadian-kejadian yang dapat menurunkan reputasi Perusahaan antar lain melalui
pelaksanaan program Corporate Social Resposibility (CSR), melakukan komunikasi secara
rutin dengan pemangku kepentingan, penjagaan kualitas produk dan layanan, penjagaan etika
bisnis dalam pelaksanaan transaksi baik dengan nasabah maupun transaksi di pasar uang.
Setiap terjadi keluhan nasabah, Perusahaan berupaya menanggapi dan menindaklajuti secara
cepat. Dalam rangka menjaga reputasi, Perusahaan juga berupaya untuk menjaga transparansi
produk dan jasa dengan pemberian informasi secara benar tentang manfaat dan risiko produk
dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Setiap kejadian yang terkait dengan risiko
reputasi dicatat dan ditatausahakan sehingga dapat menjadi pelajaran dimasa datang dan
untuk memproyeksikan potensi kerugian yang mungkin timbul dan langkah-langkah
pencegahan yang harus dilakukan.
Risiko Strategik
Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan strategik serta kegagalan dalam mengatasi perubahan
lingkungan bisnis. Risiko strategik bersumber dari adanya kelemahan dan ketidaktepatan
dalam perencanaan strategi Perusahaan, kelemahan pada sistem informasi manajemen,
kelemahan analisa lingkungan internal dan eksternal, ketidaktepatan implementasi dan
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk mengendalalikan risiko
strategik, Rencana Bisnis Bank disusun secara konservatif dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan Perusahaan serta mempertimbangkan kemampuan sumber daya,
baik sumber daya keuangan, infrastruktur dan sumber daya manusia yang dimiliki. Untuk
meminimalkan terjadinya penyimpangan pelaksanaan rencana bisnis Bank, telah dilakukan
komunikasi kepada setiap jenjang organisasi, baik pada saat penyusunan rencana dan pada
saat review pelaksanaan yang dilakukan secara rutin tiap semester. Pengendalian risiko
strategik juga dilakukan dengan pemantauan atas kinerja Perusahaan yang merupakan hasil
dari pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis Perusahaan. Proses pemantauan
dilakukan secara berkala melalui sistem informasi manajemen, yang secara berkala
menyediakan laporan dalam rangka pengambilan keputusan oleh manajemen Perusahaan.
Penilaian Profil Risiko
Secara berkala Perusahaan melakukan penilaian risiko terhadap kedelapan risiko di atas
sebagaimana telah diatur oleh Bank Indonesia. Penilaian risiko dilakukan melalui proses
penilaian sendiri (self-assessment) untuk menghasilkan profil risiko yang terdiri dari risiko
inheren yaitu risiko yang melekat pada aktivitas Perusahaan dan kualitas penerapan
manajemen risiko yaitu pengendalian terhadap risiko inheren.
236
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Hasil penilaian profil Perusahaan telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Komite
Manajemen Risiko kemudian disampaikan kepada Bank Indonesia secara triwulanan. Untuk
profil risiko Perusahaan posisi 31 Desember 2012, secara keseluruhan dinilai pada peringkat 2
atau “Low To Moderate” dan stabil bila dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya. Hasil
penilaian profil tersebut disampaikan pula kepada Komite Pemantau Risiko.
37. Perjanjian-perjanjian Penting
a. Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Channeling pembiayaan konsumen dalam
rangka pembelian kendaraan bermotor dengan PT Maxima Inti Finance, PT Pro Car
International Finance, PT Arjuna Finance, PT Financia Multifinance, PT Bintang Mandiri
Finance, PT Armada Finance, PT MNC Finance dan PT Pro Mitra Finance dengan jumlah
maksimum fasilitas sebesar Rp 1.285.000 dan suku bunga antara 12,00% - 14,00% per
tahun. Jangka waktu pembiayaan channeling 1 – 3 tahun. Berdasarkan perjanjian
kerjasama tersebut, Perusahaan bertindak selaku agen kerjasama, agen jaminan dan
kustodi.
b. Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama pembiayaan bersama kepada nasabah
melalui pemberian kredit pembelian kendaraan bermotor dengan PT Sinar Mitra Sepadan
Finance, PT Bima Multifinance, PT Sumber Artha Mas Finance, PT Magna Finance,
PT MNC Finance dan PT Sejahtera Pertama Multifinance dengan jumlah maksimum
fasilitas sebesar Rp 465.000 dan suku bunga antara 12,00% - 14,00% per tahun. Porsi
pembiayaan Perusahaan dalam perjanjian-perjanjian ini adalah antara 95,00% - 99,00%
dari jumlah pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan bersama antara 1 – 3 tahun.
Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut, Perusahaan bertindak selaku agen kerjasama,
agen jaminan dan kustodi.
c. Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan mengadakan Perjanjian Jasa Manajemen
Tenaga Kerja pendukung dengan PT Karunia Adi Sentosa sebagai penyedia karyawan
temporer guna mendukung jasa-jasa perbankan. Perjanjian kerjasama ini berlaku sampai
dengan 31 Desember 2013.
d. Perusahaan mengadakan beberapa perjanjian sewa ruangan untuk kantor-kantor
operasional Perusahaan dengan pihak ketiga.
38. Pengungkapan Tambahan Transaksi Bukan Kas
Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas dan laporan
arus kas Perusahaan:
30 Juni
2013
Penghapusbukuan kredit
yang diberikan
670
237
2012
500
31 Desember
2011
1.640
2010
-
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
39. Reklasifikasi Akun
Beberapa akun dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan
laba rugi komprehensif untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013, sebagai berikut:
31 Desember 2012
Sesudah
Sebelum
Reklasifikasi
Reklasifikasi
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga
Bunga yang diperoleh
Provisi dan komisi
Jumlah
-
147.879
3.885
151.764
Beban Bunga
Bunga yang dibayar
Jumlah
-
(93.436)
(93.436)
-
214
4.509
338
-
(31.973)
(21.087)
(3.950)
LABA OPERASIONAL PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL
Koreksi penyisihan penghapusan aset produktif
-
10.088
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Beban bunga
152.350
(96.511)
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA
Kenaikan dan penurunan nilai wajar surat berharga
Pendapatan lain-lain
Pendapatan provisi dan komisi lainnya
Beban operasional lainnya
Beban administrasi dan umum
Beban karyawan
Beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan administrasi
Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif
Pendapatan provisi dan komisi lainnya
Pendapatan lain-lain
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Beban karyawan
Beban umum dan administrasi
Rugi dari penurunan nilai wajar efek yang
diperdagangkan - bersih
238
-
2.132
6.138
1.462
667
-
(19.034)
(26.524)
-
(4.213)
-
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31 Desember 2011
Sesudah
Sebelum
Reklasifikasi
Reklasifikasi
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga
Bunga yang diperoleh
Provisi dan komisi
Jumlah
-
109.423
4.250
113.673
Beban Bunga
Bunga yang dibayar
Jumlah
-
(70.725)
(70.725)
-
4.218
393
-
(23.533)
(20.162)
113.916
(72.430)
-
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan lain-lain
Pendapatan provisi dan komisi lainnya
Beban operasional lainnya
Beban administrasi dan umum
Beban karyawan
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Beban bunga
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan administrasi
Pendapatan provisi dan komisi lainnya
Pendapatan lain-lain
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Beban karyawan
Beban umum dan administrasi
2.237
1.560
570
-
(18.702)
(23.287)
-
31 Desember 2010
Sesudah
Sebelum
Reklasifikasi
Reklasifikasi
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga
Bunga yang diperoleh
Provisi dan komisi
Jumlah
-
96.581
3.224
99.805
Beban Bunga
Bunga yang dibayar
Jumlah
-
(51.256)
(51.256)
-
1.105
2.805
-
(23.015)
(19.166)
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan lain-lain
Pendapatan provisi dan komisi lainnya
Beban operasional lainnya
Beban administrasi dan umum
Beban karyawan
239
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
31 Desember 2010
Sesudah
Sebelum
Reklasifikasi
Reklasifikasi
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Beban bunga
100.363
(52.631)
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan adminstrasi
Pendapatan provisi dan komisi lainnya
Pendapatan lain-lain
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Beban karyawan
Beban umum dan administrasi
-
1.275
1.530
545
-
(17.955)
(22.849)
-
40. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
a. Pada tanggal 30 Juli 2013, Perusahaan mengangkat Saudara Wardoyo sebagai Sekretaris
Perusahaan melalui Surat Keputusan Direksi No.SK/DIR/010/0813.
b. Perusahaan telah mendapat persetujuan peningkatan modal ditempatkan dan disetor
sebesar Rp 30.000 dari Bank Indonesia melalui surat No. 15/22/DPB1/PB1-7 tanggal
6 September 2013.
c. Perusahaan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham yang didokumentasikan dalam
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 31 tanggal 9 September 2013 dari
Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, bahwa dalam Keputusan
Sirkular Pemegang Saham telah diambil keputusan sebagai berikut:
1. Menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas
saham-saham Perusahaan (Initial Public Offering) dan untuk mengubah status
Perusahaan dari “Perusahaan Tertutup” menjadi “Perusahaan Terbuka”.
2. Menyetujui perubahan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan tentang Maksud dan Tujuan
Perusahaan.
3. Menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp 400.000 menjadi sebesar
Rp 632.000.
4. Menyetujui perubahan nilai nominal saham, berkaitan dengan rencana Perusahaan
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas Saham (“Penawaran Umum”), dari
semula Rp 1.000 per lembar saham menjadi Rp 100 per lembar saham.
5. Menyetujui pengeluaran saham baru dalam simpanan Perusahaan, yaitu dengan
menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat, sebanyak-banyaknya
790.000.000 lembar saham baru yang dikeluarkan dari portepel masing-masing saham
tersebut dengan nilai nominal Rp 100 yang ditawarkan dengan Harga Penawaran.
6. Menyetujui untuk memberikan kuasa kepada Direksi Perusahaan untuk melaksanakan
segala tindakan-tindakan yang harus dilakukan sehubungan dengan Penawaran
Umum kepada masyarakat dan penggunaan dana hasil Penawaran Umum termasuk
menandatangani semua perjanjian dan akta-akta yang berhubungan dengan
Penawaran Umum perdana saham kepada masyarakat dan penggunaan dana hasil
Penawaran Umum tersebut.
240
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
7.
8.
9.
Menyetujui untuk memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perusahaan untuk:
ï‚· Menentukan kepastian jumlah saham yang dikeluarkan melalui Penawaran Umum
kepada masyarakat;
ï‚· Menyatakan dalam Akta Notaris tersendiri mengenai peningkatan modal
ditempatkan dan modal disetor Perseroan, setelah Penawaran Umum selesai
dilaksanakan.
Menyetujui pengunduran diri Tuan Budiarto Santoso sebagai Direktur Perusahaan
yang berlaku sejak tanggl 31 Juli 2013.
Menyetujui perubahan Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan, dan dengan ini
memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Perusahaan dengan alasan untuk mempemudah perhitungan jangka waktu masa
jabatan Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan, dan dengan ini mengangkat Direksi
dan Dewan Komisaris Perusahaan terhitung sejak tanggal 23 Agustus 2013 dengan
masa jabatan 3 tahun yaitu sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tahun 2016. Dengan demikian, susunan
anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama Independen
Komisaris Independen
Komisaris
: Birawa Natapradja
: Hari Sugiharto, S.H.
: Winadewi Hanantha
Direktur Utama
: Drs. Haji Edy Kuntardjo, M.M.
Direktur
: Wardoyo
10. Menyetujui perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan antara lain guna
menyesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku khususnya mengenai
ketentuan anggaran dasar perusahaan publik sebagaimana diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal) No IX.J.1 tentang
Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek
Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
d. Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Perdana, Perusahaan telah mengadakan
perjanjian-perjanjian sebagai berikut:
1. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perdana antara
Perusahaan dengan PT Buana Capital sebagai “Penjamin Pelaksana Emisi Efek” yang
telah didokumentasikan dalam Akta No. 15 tanggal 11 Oktober 2013 dari Edward
Suharjo Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta.
2. Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham antara Perusahaan dengan
PT Adimitra Transferindo yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 7 tanggal
4 Oktober 2013 dari Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta.
3. Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas di KSEI No. SP–0034/PE/KSEI/1013
tanggal 4 Oktober 2013 antara Perusahaan dengan PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia.
241
PT BANK INA PERDANA TBK
Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam
Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 (Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan
yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit), serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
41. Penerbitan Kembali Laporan Keuangan
Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham, Perusahaan menerbitkan kembali laporan keuangan pada tanggal 30 Juni 2013 dan
31 Desember 2012, 2011 dan 2010, dan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013
(dengan angka perbandingan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 yang tidak
diaudit), serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, dengan
beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
disesuaikan dengan penelaahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tidak terdapat perbedaan
yang material antara laporan keuangan terdahulu dengan laporan keuangan yang diterbitkan
kembali, kecuali yang diungkapkan dalam Laporan Arus Kas dan Catatan-catatan 1b, 2a, 2b,
2c, 2j, 2l, 2n, 2v, 2w, 2x, 2z, 2aa, 8, 20, 27, 39, dan 40.
*****
242
XVII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN
Anggaran Dasar Perseroan berikut telah mengacu pada Peraturan Bapepam dan LK No.IX.J.1 tentang
Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek bersifat Ekuitas dan
Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-179/BL/2008 tanggal
14 Mei 2008 serta Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Perubahan atas seluruh anggaran dasar Perseroan dimuat dalam Akta No.31/2013 adalah sebagai
berikut:
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
PASAL 1
1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. BANK INA PERDANA, Tbk (selanjutnya cukup disingkat
dengan ”Perseroan”), berkedudukan di Jakarta Jakarta Pusat.
2. Perseroan dapat membuka kantor cabang atau kantor perwakilan, baik di dalam maupun di luar
wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan terlebih
dahul dari Dewan Komisaris.
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
PASAL 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas dan dimulai sejak tanggal sejak tanggal 23-061990 (dua puluh tiga Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh).
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
PASAL 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah menjalankan usaha di bidang perbankan (bank umum) sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundangundangan yang berlaku
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut :
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. memberikan kredit.
c. menerbitkan surat pengakuan hutang.
d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atau
perintah nasabahnya :
i. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak
lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
ii. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud
iii. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
iv. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
v. Obligasi.
vi. surat dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
vii. surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek
atau sarana lainnya.
g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga.
243
h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k. membeli agunan, baik semua maupun sebagian, melalui pelelangan atau dengan cara lain
dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank, dengan ketentuan agunan
yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
m. menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang.
n. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
yang berwenang.
o. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang
berwenang.
p. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik
kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang.
q. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
r. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MODAL
PASAL 4
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp. 632.000.000.000,- (enam ratus tiga puluh dua milyar Rupiah)
terbagi atas 6.320.000.000 (enam milyar tiga ratus dua puluh juta ) saham, masing-masing saham
bernilai nominal Rp. 100,- seratus rupiah.
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebanyak 25 % (dua puluh lima persen)
atau sejumlah 1.580.000.000 (satu milyar lima ratus delapan puluh juta) saham dengan nilai nominal
seluruhnya sebesar Rp. 158.000.000.000,- (seratus lima puluh delapan milyar Rupiah) oleh para
pemegang saham yang telah mengambil bagian saham dengan rincian serta nilai nominal saham
yang akan disebutkan pada akhir akta.
3. Penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lain:
I. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun
tidak berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada
saat pemanggilan RUPS mengenai penyetoran tersebut;
b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;
c. memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat 7
Anggaran Dasar.
d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham
Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai
pasar wajar; dan
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan,
dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/
atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan
terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian.
4. Saham yang belum dikeluarkan akan dikeluarkan oleh Direksi menurut keperluan modal Perseroan,
pada waktu dan dengan harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Rapat Direksi dengan
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (untuk selanjutnya dapat disingkat dengan ”RUPS”),
dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal di Indonesia serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan
244
dicatatkan, asal saja pengeluaran saham itu tidak dengan harga dibawah nilai nominal. Dalam
RUPS yang memutuskan untuk menyetujui Penawaran Umum, harus diputuskan mengenai jumlah
maksimal saham yang- akan dikeluarkan kepada masyarakat serta memberi kuasa kepada Dewan
Komisaris untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran
Umum tersebut.
5. Setiap penambahan modal melalui penawaran Efek Bersifat Ekuitas (saham, efek yang dapat
ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham) yang dilakukan
dengan pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (”HMETD”) kepada seluruh
pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
pada tanggal yang ditetapkan oleh atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan dibidang Pasar Modal di Indonesia dimana masing-masing pemegang
saham tersebut akan memperoleh HMETD menurut perbandingan jumlah saham yang tercatat
atas namanya dalam Daftar Pemegang Saham yang dimaksud di atas.
b. Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham dapat
dilakukan dalam hal pengeluaran saham:
1) ditujukan kepada karyawan Perseroan;
2) ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,
yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS;
3) dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh
RUPS; dan/atau
4) dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan
penambahan modal tanpa HMETD.
c. HMETD wajib dapat dijual (diperdagangkan) dan dialihkan kepada pihak lain, dengan
mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal di Indonesia yaitu secara khusus ketentuan Peraturan Nomor IX.D.1 Tentang
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
d. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
HMETD harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan
Efek bersifat ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek bersifat ekuitas yang dipesan
melebihi jumlah Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek bersifat ekuitas yang tidak
diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh
masingmasing pemegang saham yang memesan tambahan Efek bersifat ekuitas.
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang
saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d ayat ini, maka dalam hal terdapat pembeli siaga,
Efek bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak sebagai
pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama.
f. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar
dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan
oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek
tersebut.
g. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang
diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang
sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk
mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
- Ketentuan dalam ayat 4 Pasal 5 di atas secara mutatis mutandis juga berlaku dalam hal
Perseroan mengeluarkan obligasi konversi dan atau waran dan atau efek lainnya yang
sejenis tersebut, satu dan lain dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan
peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal di Indonesia.
6. Atas pelaksanaan pengeluaran saham yang masih dalam simpanan kepada pemegang obligasi
konversi, waran dan atau efek lainnya yang sejenis dengan itu, Direksi Perseroan berwenang untuk
mengeluarkan saham tersebut tanpa memberi hak kepada para pemegang saham yang ada pada
saat itu untuk membeli terlebih dahulu saham yang dimaksud, satu dan lain dengan mengindahkan
ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal di Indonesia.
245
-
Direksi juga berwenang mengeluarkan saham yang masih dalam simpanan, obligasi konversi,
waran dan atau efek konversi lainnya, tanpa memberi HMETD kepada pemegang saham
yang ada, termasuk melalui penawaran terbatas (private placement) atau penawaran umum,
dengan ketentuan bahwa pengeluaran saham, obligasi konversi, waran dan atau efek konversi
lainnya tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari RUPS serta dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal di Indonesia.
7. Penambahan Modal Dasar Perseroan;
a) Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS.
Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
b) Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi
kurang dari 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang:
1) telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar;
2) telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3) penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua
puluh lima per seratus) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat
6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia .
4) Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7.b.3
Anggaran Dasar tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali
anggaran dasarnya, sehingga modal dasar dan modal disetor memenuhi ketentuan Pasal
33 ayat (1) dan ayat (2) UUPT, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu
dalam Pasal 4 ayat 7.b.3 Anggaran Dasar tidak terpenuhi;
5) Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7 b.1 Anggaran Dasar
termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat 7.b.4 Anggaran Dasar.
c) perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah
terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling
kurang 25% (dua puluh lima perseratus) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang
sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi
kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri
atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.
8. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah di keluarkan, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SAHAM
PASAL 5
1. Semua-saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama dan dikeluarkan atas
nama pemilik-nya yang terdaftar dalam buku Daftar Pemegang Saham.
2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal. Dalam hal
Perseroan mengeluarkan saham tanpa nilai nominal, hal tersebut wajib dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal
3. Setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara
4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu)
saham.
5. Dalam hal 1 (satu) saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka para pemilik
bersama tersebut harus menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai
wakil mereka bersama dan hanya nama wakil ini saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang
Saham dan wakil ini harus dianggap pemegang yang sah dari saham bersangkutan dan berhak
untuk menjalankan dan mempergunakan semua hak-hak berdasarkan hukum yang timbul atas
saham-saham tersebut.
6. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan Undang-Undang Perseroan Terbatas.
246
7. Bukti Kepemilikan Saham Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian
dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat
saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.
b. Dalam hal Saham Perseroan masuk dalam Penitipan Kolektif Lembaga Penyelesaian dan
Penyimpanan, maka Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada
Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku daftar
pemegang saham Perseroan.
8. Dalam hal dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap surat saham diberi sehelai surat saham.
9. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang
dimiliki oleh seorang pemegang saham.
10. Pada surat saham harus dicantumkan sekurang-kurangnya:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. nomor surat saham;
c. nilai nominal saham;
d. tanggal pengeluaran surat saham;
e. tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi.
11. Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. nomor surat kolektif saham;
c. nomor surat saham dan jumlah saham;
d. nilai nominal saham;
e. tanggal pengeluaran surat kolektif saham;
f. tanda pengenal sebagaimana akan ditentukan oleh Direksi.
12. Surat saham dan atau surat kolektif saham harus dicetak sesuai dengan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal di Indonesia dan ditandatangani oleh seorang anggota Direksi dan Dewan
Komisaris, atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada surat saham atau surat kolektif
saham yang bersangkutan.
13.Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka Kontrak Investasi Kolektif),
Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka Kontrak Investasi Kolektif) yang
ditandatangani oleh Direksi Perseroan.
14. Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk saham yang termasuk dalam Penitipan
Kolektif sekurang-kurangnya harus mencantumkan:
a. nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian yang
melaksanakan Penitipan Kolektif yang bersangkutan;
b. tanggal pengeluaran konfirmasi tertulis;
c. jumlah saham yang tercakup dalam konfirmasi tertulis;
d. jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam konfirmasi tertulis;
e. ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama, adalah
sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
15. Setiap pemegang saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada
semua keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan.
16. Untuk saham Perseroan yang tercatat dalam Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal di Indonesia.
17.Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran
dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham harus dicetak dan diberi nomor urut
dan harus dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat tandatangan dari salah seorang anggota
Direksi bersamasama dengan seorang anggota Dewan Komisaris, dan tandatangan tersebut dapat
dicetak langsung pada surat saham dan/atau- surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/
atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham, dengan mengindahkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
247
PENGGANTI SURAT SAHAM
PASAL 6
1. Dalam hal surat saham rusak atau tidak dapat dipakai, atas permintaan pemilik surat saham, Direksi
mengeluarkan surat saham pengganti, setelah surat saham yang rusak atau tidak dapat dipakai
tersebut diserahkan kembali kepada Direksi.
2. Surat saham sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus dimusnahkan dan dibuat berita acara oleh
Direksi untuk dilaporkan dalam RUPS berikutnya.
3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:
a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas
hilangnya surat saham tersebut;
c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang
dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan
d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di
mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari Kalender
sebelum pengeluaran pengganti surat saham.
4. Setelah surat saham pengganti dikeluarkan, surat saham yang dinyatakan hilang tersebut, tidak
berlaku lagi terhadap Perseroan.
5. Semua biaya yang berhubungan dengan pengeluaran surat saham pengganti, ditanggung oleh
pemegang saham yang berkepentingan.
6. Untuk pengeluaran pengganti surat saham yang hilang yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia
berlaku peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal di Indonesia dan peraturan Bursa
Efek di Indonesia di tempat saham Perseroan dicatatkan serta wajib diumumkan di Bursa Efek
dimana saham Perseroan tersebut dicatatkan sesuai dengan peraturan Bursa Efek di Indonesia di
tempat saham Perseroan dicatatkan.
7. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sampai dengan ayat 6 Pasal ini mutatis-mutandis
berlaku bagi pengeluaran surat kolektif saham pengganti.
DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS
Pasal 7
1. Direksi berkewajiban untuk mengadakan, menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham
dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan.
2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat :
a. nama dan alamat para pemegang saham dan/atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.
b. jumlah, Nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para pemegang saham.
c. jumlah yang disetor atas setiap saham.
d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau
sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai tersebut atau
tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut.
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang.
f. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi.
3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan
Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham
itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara -Daftar Pemegang Saham
dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.
4. Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus
Perseroan, harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal/ alamat dengan surat yang
disertai tanda penerimaan kepada Direksi. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka semua
surat-surat, panggilan dan pemberitahuan kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan
pada alamat Pemegang Saham yang terakhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.
5. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di kantor Perseroan. Setiap
pemegang saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar Daftar Pemegang Saham dan
Daftar khusus diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja Perseroan.
248
6. Pemegang saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan
kepada seorang pemegang saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar ini.
7. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1
(satu) saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan. Dengan memperhatikan
ketentuan dalam Pasal 5 ayat 4 Anggaran Dasar ini, Perseroan berhak memperlakukan pemegang
saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya
pemegang yang sah atas saham (saham) tersebut. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi
wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar
Pemegang Saham dan Daftar Khusus.
PENITIPAN KOLEKTIF
PASAL 8
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat dalam
buku Daftar Pemegang Saham atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
kepentingan segenap pemegang rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dicatat dalam
rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas nama Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek yang bersangkutan untuk kepentingan segenap pemegang rekening Efek pada
Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio
Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham
tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan segenap
pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
4. Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini atau Bank Kustodian
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 pasal ini, sebagai tanda bukti pencatatan dalam Daftar
Pemegang Saham.
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif dalam Buku Daftar Pemegang Saham menjadi atas nama pihak yang ditunjuk
oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.
- Permohonan mutasi oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian
diajukan secara tertulis kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek apabila diminta
oleh pemegang saham yang bersangkutan wajib menerbitkan nota pencatatan sebagai konfirmasi
bagi pemegang saham yang menjadi pemegang rekening Efek dan sebagai tanda bukti pencatatan
adanya pemilikan suatu jumlah saham oleh pemegang saham yang bersangkutan sebagaimana
tercatat dalam rekening Efeknya dalam Penitipan Kolektif, dengan ketentuan bahwa nota
pencatatan sebagai konfirmasi tersebut harus ditandatangani atas nama Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian atau Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang menyelenggarakan Penitipan
Kolektif tersebut sebagai bukti pencatatan dalam rekening Efek.
7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham yang dikeluarkan Perseroan dari klasifikasi yang sama
adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud dapat
memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup dan dapat diterima baik Perseroan bahwa yang
bersangkutan adalah benar pemilik yang sah dari saham yang hilang atau musnah tersebut dan
saham tersebut benar hilang atau musnah.
9. Perseroan wajib menolak mencatat mutasi saham ke Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk pemeriksaan
perkara pidana.
10. Pemegang rekening Efek yang sahamnya tercatat dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau pemegang sub rekening Efek yang sahamnya tercatat dalam
rekening Efek milik Bank Kustodian atau Perusahaan Efek berhak hadir dan/atau mengeluarkan
suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dalam rekening Efek tersebut.
249
11.Pemegang rekening Efek yang berhak mengeluarkan suara dalam RUPS adalah pihak yang
namanya tercatat sebagai pemegang rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau namanya tercatat sebagai pemegang sub rekening Efek dalam rekening Efek milik Bank
Kustodian atau Perusahaan Efek 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPS. Untuk itu
Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masingmasing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS.
12.Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib
menyampaikan daftar pemegang rekening Efek atau pemegang sub rekening Efek beserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek atau pemegang sub
rekening Efek tersebut kepada Perseroan dalam waktu 1 (satu) hari setelah tanggal pemanggilan
RUPS dilakukan untuk didaftarkan dalam Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan dalam
rangka penyelenggaraan RUPS yang bersangkutan.
13. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham yang termasuk
dalam Penitipan Kolektif dalam Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek dari
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut
wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum
tanggal RUPS.
14.Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus, atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan
seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian menyerahkan deviden, saham bonus, atau
hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek yang tercatat sebagai pemegang
rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada
pemegang rekening Efek pada Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek tersebut.
15.Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus, atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian
yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
16. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus, atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham -dalam Penitipan Kolektif
ditetapkan oleh atau berdasarkan keputusan RUPS, dengan ketentuan Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian yang selanjutnya akan menyerahkan daftar tersebut yang telah
dikonsolidasikan kepada Direksi Perseroan selambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang
menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus,
atau hak-hak lainnya tersebut.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
PASAL 9
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik semula yang telah terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemilik saham tersebut sampai nama
dari pemilik saham yang baru telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan dan ketentuan Bursa Efek di Indonesia di mana
saham Perseroan dicatat.
2. Pemindahan hak atas saham harus berdasarkan akta pemindahan hak yang ditanda-tangani oleh
yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah atau berdasarkan
lain-lain surat yang cukup membuktikan pemindahan hak itu menurut pendapat Direksi tanpa
mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.
3. Akta pemindahan hak atau lain-lain surat sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 2 harus berbentuk
sebagaimana ditentukan dan atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya di sampaikan
kepada Perseroan, dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat
pada Bursa Efek di Indonesia harus memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal di Indonesia termasuk peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di Indonesia di mana saham
Perseroan dicatat.
250
4. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening Efek yang satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek.
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran
Dasar telah dipenuhi.
6. Pemindahan hak atas saham harus dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham, maupun pada
surat saham dan surat kolektif saham yang bersangkutan.
- Catatan itu harus ditandatangani oleh seorang anggota Direksi bersama Dewan Komisaris
atau kuasa mereka yang sah atau oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Direksi.
7. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat
menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila
ketentuan dalam Anggaran Dasar ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam
pemindahan saham tidak terpenuhi.
8. Jika Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib
mengirim pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambatnya
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi,
dengan ketentuan mengenai saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal di Indonesia.
9. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal iklan pemanggilan
untuk RUPS, untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat
yang dimaksud.
10. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang saham
atau karena suatu alasan lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham beralih karena hukum,
dengan mengajukan permohonan secara tertulis dan melampirkan bukti haknya sebagaimana
yang disyaratkan oleh Direksi, akan didaftarkan sebagai pemegang dari saham tersebut.
- Pendaftaran hanya dilakukan apabila Direksi dapat menerima dengan baik bukti peralihan hak
itu, tanpa mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal di Indonesia.
11. Semua pembatasan, larangan, dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk
memindahkan hak atas saham dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham harus berlaku
pula secara mutatis-mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 10.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
PASAL 10
1. RUPS terdiri atas:
a. RUPS tahunan;
b. RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar ini disebut juga RUPS luar biasa.
2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu: RUPS tahunan dan RUPS luar
biasa -kecuali dengan tegas ditentukan lain.
3. Dalam RUPS tahunan:
a. Direksi wajib mengajukan laporan keuangan untuk mendapat persetujuan dan pengesahan
RUPS.
b. Direksi wajib mengajukan laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan untuk
mendapatkan persetujuan RUPS.
c. Direksi wajib menyampaikan rencana penggunaan laba Perseroan.
d. Direksi wajib mengajukan kepada RUPS, penunjukan kantor akuntan publik yang terdaftar di
Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana diusulkan oleh Dewan Komisaris.
e. Jika perlu, dilakukan pengangkatan para anggota Direksi dan para anggota Dewan Komisaris
Perseroan.
f. Direksi dapat mengajukan hal-hal lain demi kepentingan Perseroan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.
4. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan oleh RUPS tahunan berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi
atas pengurusan dan kepada anggota Dewan Komisaris atas pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan
laporan keuangan.
251
5. RUPS luar biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk
membicarakan dan memutuskan mata acara rapat, dengan memperhatikan peraturan perundangundangan dan Anggaran Dasar.
6. Mereka yang hadir dalam rapat harus membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam rapat sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada waktu pemanggilan
rapat, dengan ketentuan untuk saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, harus mengindahkan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal di Indonesia.
7. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS dibuat Berita Acara Rapat oleh
Notaris.
- Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan
pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat.
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
PASAL 11
1. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha yang utama
Perseroan atau di tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia di tempat di mana saham Perseroan
dicatatkan.
2. Pengumuman RUPS dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan, dengan
tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan.
3. Pemanggilan untuk RUPS harus dilakukan sekurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal
RUPS dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat. Pemanggilan untuk
RUPS kedua dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua dilakukan dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS dan disertai informasi bahwa RUPS
pertama trelah diselenggarakan namun tidak mencapai kuorum.
4. Pemanggilan RUPS harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan acara rapat, dengan
disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam rapat tersedia di kantor
Perseroan mulai dari hari dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal rapat diadakan.
- Pemanggilan RUPS tahunan harus pula mencantumkan pemberitahuan, bahwa laporan
tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 18 telah tersedia di kantor Perseroan
terhitung sejak tanggal pemanggilan rapat dan bahwa salinan dari neraca dan perhitungan
laba rugi dari tahun buku yang baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis
dari pemegang saham.
5. RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari dari RUPS pertama
6. Usul dari pemegang saham harus dimasukkan dalam acara RUPS apabila :
a. usul yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih
pemegang saham yang memiliki sedikitnya 10% sepuluh persen) dari keseluruhan jumlah
saham dengan hak suara yang sah;
b. usul yang bersangkutan telah diterima oleh Direksi sedikitnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal
pemanggilan untuk rapat yang bersangkutan dikeluarkan;
c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.
7. RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
8. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin
oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi
tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam RUPS
ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.
9. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan
kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota
Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan
Komisaris.
10. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin
oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu Direktur yang ditunjuk oleh
Direksi mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS
dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota
Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang
saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS.
252
KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN
PASAL 12
1. RUPS dapat dilangsungkan apabila kuorum kehadiran sebagaimana disyaratkan dalam UndangUndang tentang Perseroan Terbatas telah dipenuhi.
2. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila ketua RUPS menentukan lain tanpa ada
keberatan dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang bersama-sama
mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
meminta pemungutan suara secara tertulis dan rahasia.
3. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan
jumlah suara yang dikeluarkan dalam RUPS.
4. RUPS dapat mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat atau berdasarkan
suara setuju dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam RUPS sebagaimana ditentukan dalam
Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas.
5. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa.
- Surat kuasa harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi
Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan undang-undang dan peraturan perundangundangan tentang bukti perdata dan harus dajukan kepada Direksi sedikitnya 3 (tiga) hari kerja
sebelum tanggal RUPS yang bersangkutan.
6. Ketua RUPS berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan
kepadanya pada waktu rapat diadakan.
7. Sepanjang tidak diatur lain dalam anggaran dasar ini, kuorum kehadiran dan keputusan RUPS
terhadap hal-hal yang harus diputuskan dalam RUPS termasuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas
dilakukan dengan mengikuti ketentuan:
a. dalam RUPS, lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
hadir atau diwakili dan keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per
dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;
b. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka RUPS
kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dalam RUPS
paling sedikit 1/3 (satu pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau
diwakili dan keputusan RUPS dilakukan jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS, kecuali ditentukan lain
dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dalam hal kuorum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan
RUPS ditetapkan oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan.
8. RUPS untuk perubahan anggaran dasar Perseroan yang memerlukan persetujuan Menteri
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. RUPS, dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui
oleh lebih 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS
kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih 1/2 (satu perdua) bagian dari
seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan
RUPS ditetapkan oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut
harus dibuat dengan akta Notaris dan dalam bahasa Indonesia.
9. RUPS untuk mengalihkan kekayaan Perseroan atau menjadikan jaminan hutang kekayaan
Perseroan yang merupakan lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan
dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit,
dan pembubaran, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
253
a. RUPS tersebut dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per
empat) bagian jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah
jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang hadir dalam RUPS.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS
kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 tiga per empat) bagian dari
seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; dan
c. Dalam hal kuorum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan
RUPS ditetapkan oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan.
10.RUPS untuk menyetujui transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan
keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen
yang tidak mempunyai benturan kepentingan;
b. RUPS dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang
saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen
yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang dimiliki oleh- pemegang saham independen;
c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf b di atas tidak tercapai, maka dalam
RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili
lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam
RUPS; dan
d. dalam hal kuorum rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan
RUPS ditetapkan oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan. Rapat ketiga hanya dapat menyetujui
transaksi dimaksud apabila disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang memiliki lebih
dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen
yang hadir atau diwakili dalam rapat.
e. Dalam pengambilan keputusan tersebut, pemegang saham utama, anggota Direksi dan
Dewan Komisaris yang mempunyai benturan kepentingan dengan transaksi yang diputuskan
tidak berhak mengeluarkan saran atau pendapat.
f. Apapun keputusan yang diambil Pemegang Saham Independen tersebut harus dikukuhkan
oleh kuorum rapat keseluruhan, yang akan diikuti oleh seluruh pemegang saham yang hadir
dalam rapat termasuk pula pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan.
11. Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan atau pemungutan suara
dalam RUPS harus memenuhi syarat, sebagai berikut:
a. menurut pendapat ketua rapat hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara
rapat yang bersangkutan; dan
b. hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang saham yang secara bersama-sama
memiliki sedikitnya 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah; dan
c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.
12. Yang berhak hadir dalam RUPS adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Pemanggilan RUPS dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat
di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
13. Pemegang saham dapat diwakili oleh Pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan surat kuasa
dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku.
254
14. Dalam RUPS tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara
(abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham
yang mengeluarkan suara.
15. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan
ketentuan semua Pemegang Saham telah diberitahukan secara tertulis dan semua Pemegang
Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.
DIREKSI
PASAL 13
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang anggota
Direksi dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku dengan susunan
sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang Direktur Utama;
b. 2 (dua) orang Direktur atau lebih.
2. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum serta telah memenuhi seluruh ketentuan sebagai anggota direksi sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas, Undang-undang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan di bidang perbankan.
3. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan pada
RUPS yang mengangkat mereka sampai penutupan RUPS tahunan yang kedua sejak tanggal
pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktuwaktu.
4. Anggota Direksi Perseroan yang telah berakhir masa jabatannya dapat diangkat kembali sesuai
dengan keputusan RUPS.
5. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua anggota Direksi lowong,
maka dalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak terjadi lowongan harus
diselenggarakan RUPS, untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
- Dalam hal jumlah minimal Direksi sebagaimana diatur pada ayat 1 terpenuhi maka tidak
diperlukan adanya RUPS untuk mengisi lowongan tersebut, dan lowongan itu dapat diisi dalam
RUPS tahunan yang berikutnya.
- Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan berdasarkan
ayat 2 atau untuk mengisi lowongan atau seorang yang diangkat sebagai tambahan anggota
Direksi yang ada, harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan
anggota Direksi lainnya yang masih menjabat.
6. Dalam hal oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk sementara
Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh rapat Dewan Komisaris.
7. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
kepada Perseroan paling singkat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
8. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 enam puluh) hari kalender setelah diterimanya
surat pengunduran diri. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 8 Pasal ini maka dengan lampaunya waktu, pengunduran diri
anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
9. Dalam hal sebagai akibat pengunduran diri seorang atau lebih anggota Direksi menyebabkan
jumlah anggota Direksi Perseroan menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka pengunduran diri
anggota Direksi adalah sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi
yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.
10. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris
dengan menyebutkan alasannya.
11. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian
sementara harus diselenggarakan RUPS.
255
12. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat 11, RUPS tidak diselenggarakan, atau RUPS tidak dapat
mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi tersebut menjadi batal.
13. Jabatan anggota Direksi berakhir, dalam hal :
a. mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat 5;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
PASAL 14
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan
dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya
dengan mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan anggaran dasar Perseroan
3. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam uang atau menerbitkan surat hutang atas nama Perseroan yang tidak termasuk
dalam Pasal 3 ayat 2(a) anggaran dasar ini, dan atau yang tidak termasuk kegiatan usaha
sehari-hari, untuk suatu jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
b. menjual atau mengalihkan atau melepaskan hak atau membebani dengan hak tanggungan
atau menggadaikan atau dengan cara lain membebani barang tidak bergerak Perseroan untuk
jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, kecuali untuk menjual
atau mengalihkan atau melepaskan hak atas tanah dan atau bangunan yang merupakan
jaminan diambil alih atau yang berasal dari penyelamatan kredit.
c. membeli atau dengan cara lain memperoleh/mendapatkan hak atas tanah dan atau bangunan
yang mempunyai nilai melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris kecuali dalam
rangka melaksanakan yang telah ditetapkan dalam Pasal 3 ayat 2(k) anggaran dasar ini dan
atau sebagai bagian dari kegiatan usaha sehari-hari Perseroan.
d. mengeluarkan surat jaminan atau menjadi penjamin atau menjadi penanggung hutang guna
menjamin kewajiban pembayaran pihak terkait kepada pihak lain sebagaimana diatur dalam
peraturan perbankan.
e. menghapusbukukan/mengeluarkan piutang Perseroan dari pembukuan dan melepaskan/
mengalihkan hak Perseroan untuk menagih piutang macet yang telah dihapusbukukan, untuk
suatu jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
f. mengambil bagian atau ikut serta atau melepaskan hak baik sebagian dan/atau ikut serta
dalam suatu perseroan atau badan lain termasuk tetapi tidak terbatas untuk mendirikan
perusahaan baru atau membubarkan anak perusahaan, kecuali peyertaan modal dalam rangka
penyelamatan kredit; dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.harus dengan persetujuan tertulis dari dan atau akta yang bersangkutan turut
ditandatangani oleh Dewan Komisaris.
4. Terhadap pihak ketiga, persetujuan Dewan Komisaris tersebut cukup dibuktikan dengan kutipan
dari keputusan persetujuan Dewan Komisaris yang ditandatangani oleh sedikitnya 2 (dua) orang
anggota Dewan Komisaris.
5. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan
ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau pemegang saham, dengan kepentingan
ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan RUPS berdasarkan suara setuju terbanyak
dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 12 ayat 10 di atas.
6. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi
seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam
hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota
Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
256
7. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga,
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka 2 (dua) Direktur dari anggota direksi
lainnya secara bersama-sama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
sah mewakili Perseroan.
8. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS, dalam hal RUPS
tidak menetapkan, maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan Rapat Direksi.
9. Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan
bagi Direksi dalam anggaran dasar ini, berlaku pula baginya, dengan kewajiban baginya untuk
memanggil Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan
puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut guna mengisi formasi yang lowong tersebut.
10. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi berhak untuk perbuatan tertentu mengangkat
seorang atau lebih kuasa dengan syarat yang ditentukan oleh Direksi dalam suatu surat kuasa
khusus; kewenangan yang diberikan itu harus dilaksanakan sesuai dengan anggaran dasar serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
RAPAT DIREKSI
PASAL 15
1. Penyelenggaraan rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu:
a. apabila dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah.
2. Pemanggilan rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas
nama Direksi menurut ketentuan ayat 3 pasal 13 di atas.
- Apabila anggota Direksi tersebut tidak melakukan panggilan dalam waktu 3 (tiga) hari sejak
permintaan disampaikan atau sejak lewatnya batas waktu yang dijadualkan untuk rapat Direksi,
maka panggilan dilakukan oleh anggota Direksi lainnya.
3. Pemanggilan rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan
langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan acara rapat.
5. Rapat Direksi diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama
Perseroan. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut
tidak disyaratkan dan rapat Direksi dapat diadakan di manapun juga dan berhak mengambil
keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Presiden Direktur, dalam hal Presiden Direktur tidak dapat hadir atau
berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, rapat Direksi dipimpin oleh seorang
anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara anggota Direksi yang hadir.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2
(satu per dua) dari jumlah anggota Direksi yang sedang menjabat hadir atau diwakili dalam rapat.
9. Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak
tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling
sedikit lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Direksi yang akan
menentukan.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali
ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang
hadir.
257
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Direksi, dengan
ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani
persetujuan tersebut.
- Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Direksi.
DEWAN KOMISARIS
PASAL 16
1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 3 orang anggota Dewan Komisaris, dengan susunan
sebagai berikut:
a. seorang Komisaris Utama;
b. 2 (dua) orang Komisaris atau lebih.
2. Yang dapat diangkat sebagai anggota Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum serta telah memenuhi seluruh ketentuan sebagai anggota direksi sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas, Undang-undang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan di bidang perbankan.
3. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan
pada RUPS yang mengangkat mereka sampai penutupan RUPS tahunan yang kedua sejak tanggal
pengangkatan mereka dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktuwaktu.
4. Anggota Dewan Komisaris Perseroan yang telah berakhir masa jabatannya dapat diangkat kembali
sesuai dengan keputusan RUPS.
5. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 180
(seratus delapan puluh) hari kalender setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS
untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan ayat 2 pasal ini.
- Dalam hal jumlah minimal anggota Dewan Komisaris sebagaimana diatur pada ayat 1 terpenuhi
maka tidak diperlukan adanya RUPS untuk mengisi lowongan tersebut, dan lowongan itu dapat
diisi dalam RUPS tahunan yang berikutnya.
- Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan
berdasarkan ayat 3 Pasal 15 ini atau untuk mengisi lowongan atau seorang yang diangkat
sebagai tambahan anggota Dewan Komisaris yang ada, harus diangkat untuk jangka waktu
yang merupakan sisa masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang masih menjabat. 6. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30
(tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
7. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah
diterimanya surat pengunduran diri. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 8 Pasal ini maka dengan lampaunya waktu,
pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
8. Dalam hal sebagai akibat pengunduran diri seorang atau lebih anggota Direksi menyebabkan
jumlah anggota Dewan Komisaris Perseroan menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka pengunduran
diri anggota Dewan Komisaris adalah sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat
anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota
Dewan Komisaris.
9. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 5;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
258
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
PASAL 17
1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan pengurusan
Perseroan serta memberi nasihat kepada Direksi.
2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak =memasuki bangunan
dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak
memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan
uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.
3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang
ditanyakan oleh Dewan Komisaris.
4. Dewan Komisaris diwajibkan untuk sementara mengurus Perseroan, dalam hal seluruh anggota
Direksi diberhentikan untuk sementara atau Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota
Direksi. Dalam hal demikian, Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara
kepada seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris.
5. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, maka segala tugas dan wewenang yang
diberikan bagi anggotan Dewan Komisaris lainnya dalam anggaran dasar ini, berlaku pula baginya,
dengan kewajiban baginya untuk meminta Direksi memanggil Rapat Umum Pemegang Saham
dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sejak terjadinya lowongan
tersebut guna mengisi formasi yang lowong tersebut.
RAPAT DEWAN KOMISARIS
PASAL 18
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 di atas mutatis mutandis berlaku bagi rapat Dewan
Komisaris.
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU
DAN LAPORAN TAHUNAN
PASAL 19
1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada
Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.
2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan paling lambat 30
(tigapuluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
3. Persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan
tugas pengawasan Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS.
4. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh
satu) Desember. Pada setiap akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
5. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada Akuntan Publik yang ditunjuk
oleh RUPS untuk diperiksa dan Direksi menyusun laporan tahunan dan menyediakannya di kantor
Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal pemanggilan
RUPS tahunan.
6. Dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi menyusun
laporan tahunan sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku
7. Laporan tahunan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris, dalam hal
ada anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris tidak menandatangani laporan tahunan tersebut,
harus -disebutkan alasannya secara tertulis, dalam hal anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris tidak menandatangani dan tidak memberikan alasannya maka yang bersangkutan
dianggap telah menyetujui isi laporan tahunan.
8. Perseroan wajib mengumumkan neraca dan laporan laba / rugi dalam 1 (satu) surat kabar berbahasa
Indonesia berperedaran nasional, menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan X.K.2
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
259
PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
PASAL 20
1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan
laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi
menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.
2. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan
keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam keputusan mana juga harus ditentukan waktu
pembayaran dan bentuk dividen dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku di
Bursa Efek di Indonesia di mana saham-saham Perseroan dicatat.
- Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar
dalam Daftar Pemegang Saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang
dari RUPS dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil.
- Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang saham.
- Pasal 11 ayat 2 berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut.
3. Dengan memperhitungkan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan dari
pendapatan bersih seperti tersebut dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan
RUPS tahunan dan setelah dipotong Pajak Penghasilan dapat diberikan tantieme kepada anggota
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang besarnya ditentukan oleh RUPS.
4. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama
kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup.
5. Perseroan dapat membagikan Dividen Interim berdasarkan keputusan rapat Direksi dengan
persetujuan Dewan Komisaris dan keputusan tersebut harus dilaporkan dalam RUPS tahunan
yang berikutnya.
PENGGUNAAN CADANGAN
PASAL 21
1. Perseroan wajib menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk cadangan, sampai cadangan
mencapai jumlah 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan,
dan cadangan tersebut hanya boleh digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan cadangan lain.
2. Dalam hal jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal
ditempat-kan dan disetor Perseroan, RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya
digunakan bagi keperluan Perseroan.
3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum digunakan untuk menutup kerugian dan
jumlah cadangan yang melebihi jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang penggunaannya
belum ditentukan oleh RUPS harus dikelola dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi,
setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris serta dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 22
1. Perubahan Anggaran Dasar harus dengan memperhatikan Undang-Undang tentang Perseroan
Terbatas dan/atau peraturan Pasar Modal .
2. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam anggaran dasar ini.
3. Perubahan ketentuan Anggaran dasar yang menyangkut perubahan nama Perseroan dan/atau
tempat kedudukan Perseroan; maksud dan tujuan serta kegiatan usaha; jangka waktu berdirinya
Perseroan; besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor dan/atau
perubahan status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib
mendapat persetujuan dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
260
4. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 3 Pasal
ini cukup diberitahukan kepada Menteri dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang
tentang Perseroan Terbatas.
5. Ketentuan mengenai pengurangan modal dengan memperhatikan peraturan perundangan yang
berlaku, khususnya peraturan Pasar Modal.
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN
DAN PEMISAHAN
Pasal 23
1. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan ditetapkan oleh RUPS dengan
ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 ayat 9 anggaran dasar ini.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan
adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya
peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN
BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM
Pasal 24
1. Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS dengan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 ayat 9 anggaran dasar ini .
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembubaran, Likuidasi dan berakhirnya Status Badan Hukum
adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya
peraturan perundang undangan dibidang Pasar Modal.
TEMPAT TINGGAL
Pasal 25
Untuk hal-hal yang mengenai Perseroan, para pemegang saham dianggap bertempat tinggal pada
alamat-alamat sebagaimana dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di
tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
PERATURAN PENUTUP
PASAL 26
1. Sepanjang tidak diatur tersendiri dalam Anggaran Dasar ini berlaku UndangUndang tentang
Perseroan Terbatas dan peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diputus dalam
RUPS.
261
XVIII. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Setelah pernyataan pendaftaran menjadi Efektif, calon pembeli mengajukan pemesanan pembelian
yang harus diajukan pada Masa Penawaran dengan menggunakan FPPS yang dicetak untuk keperluan
ini. Pemesanan yang diajukan tidak dapat dibatalkan oleh pemesan.
1. PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan harus dilakukan sesuai dengan ketentuanketentuan yang tercantum dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham
(selanjutnya disebut “FPPS”).
Pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan dilakukan dengan menggunakan FPPS asli
maupun copy yang dapat diperoleh dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi
Efek yang namanya tercantum pada Bab Penyebarluasan Prospektus dan Formulir Pemesanan
Pembelian Saham di dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan
pembelian Saham Yang Ditawarkan yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut
di atas tidak akan dilayani.
Pemesanan Pembelian Saham yang telah diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan
Penjamin Emisi Efek tidak dapat dibatalkan.
Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek/bank kustodian
yang telah menjadi Pemegang Rekening pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
2. PEMESANAN YANG BERHAK
Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau
Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal, Peraturan
Bapepam dan LK No.IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK Nomor Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011.
3. JUMLAH PEMESANAN
Pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya
1 (satu) satuan perdagangan yakni 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan
100 (seratus) saham sebagaimana diatur dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
No.Kep-00071/BEI/11-2013 tanggal 8 November 2013.
4. PENDAFTARAN EFEK KE DALAM PENITIPAN KOLEKTIF
Saham-saham Yang Ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran
Efek Bersifat Ekuitas pada Penitipan Kolektif yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI
No.SP-0034/PE/KSEI/1013 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 4
Oktober 2013.
A. Dengan didaftarkannya Saham tersebut di KSEI maka atas Saham-saham Yang Ditawarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham (“SKS”), akan tetapi Saham-saham
tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan
Kolektif KSEI. Saham-saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam Rekening
Efek atas nama pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal distribusi saham
setelah menerima konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan
atau BAE.
262
2. Sebelum Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek,
pemesan akan memperoleh bukti kepemilikan saham dalam bentuk Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham (“FKPS”), sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan atas Saham-saham dalam Penitipan Kolektif.
3. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
Pemegang Rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi
tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas Saham yang tercatat dalam Rekening
Efek.
4. Pengalihan kepemilikan Saham dilakukan dengan pemindahbukuan Saham antar
Rekening Efek di KSEI.
5. Pemegang Saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, bonus, hak
memesan efek terlebih dahulu dan memberikan suara dalam RUPS serta hak-hak lainnya
yang melekat pada Saham.
6. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu
kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan atau BAE yang ditunjuk oleh
Perseroan melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik
manfaat (beneficial owner) yang memiliki/membuka Rekening Efek di Perusahaan Efek
atau Bank Kustodian.
7. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, Pemegang Saham
yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari
Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam
Rekening Efek Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang ditunjuk.
8. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada
KSEI melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan
mengisi Formulir Penarikan Efek.
9. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat
Kolektif Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh
KSEI dan diterbitkan atas nama Pemegang Saham sesuai permintaan Perusahaan Efek
atau Bank Kustodian yang mengelola saham.
10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas Saham Perseroan
wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang
Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.
B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat
Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi
lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Pelaksana
Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.
5. PENGAJUAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian
Saham Yang Ditawarkan selama jam kerja umum yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana
Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek dimana FPPS diperoleh.
263
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan melampirkan :
a. fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor/KITAS) yang masih berlaku bagi perorangan atau
Anggaran Dasar terakhir serta akta pengangkatan direksi yang terakhir bagi badan hukum).
Bagi Pemesan Asing, di samping melampirkan fotokopi paspor/KITAS yang masih berlaku,
pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan atau domisili hukum
yang sah dari Pemesan secara lengkap dan jelas;
b. bukti kepemilikan rekening efek atas nama pemesan;
c. serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek berhak untuk menolak pemesanan
pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan
pembelian saham termasuk persyaratan pihak yang berhak melakukan pemesanan tidak terpenuhi.
6. MASA PENAWARAN
Masa penawaran akan dimulai pada tanggal 3 Januari 2014 pukul 09.00 WIB dan ditutup pada
tanggal 9 Januari 2014 pukul 15.00 WIB. Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang
dipesan telah melebihi dari jumlah Saham Yang Ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek
dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada OJK, dapat mempersingkat Masa Penawaran
dengan ketentuan Masa Penawaran tersebut tidak kurang dari 1 (satu) hari kerja.
7. TANGGAL PENJATAHAN
Tanggal Penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan
penjatahan saham untuk setiap pemesanan dan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
adalah tanggal 13 Januari 2014.
8. PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM SECARA KHUSUS
Pemesanan pembelian saham secara khusus oleh para karyawan Perseroan dengan Harga
Penawaran yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Perseroan dapat diajukan langsung
kepada Perseroan, tanpa melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek selama
Masa Penawaran sebanyak-banyaknya 2,00% (dua persen) dari jumlah saham yang ditawarkan.
9. PERSYARATAN PEMBAYARAN
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, pindah buku, cek atau wesel bank dalam mata
uang Rupiah dan dibayarkan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan
membawa tanda jati diri asli dan beserta copy-nya dan FPPS yang diajukan dan semua setoran
harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada :
PT Bank Permata Tbk
Cabang Thamrin
Atas nama: PT Buana Capital IPO PT Bank Ina Perdana
Nomor Rekening: 0902349200
Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan
cek atas nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) FPPS. Cek milik/atas nama pihak
ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Seluruh pembayaran harus diterima (in good
funds) segera selambat-lambatnya pada tanggal 9 Januari 2014 pukul 15.00 WIB pada rekening
tersebut di atas. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal dan jam tersebut di atas, maka
FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.
264
Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung
jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima.
Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank, maka pemesanan saham
yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer
account dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotocopy Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG)
dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya. Pembayaran dengan
automated teller machine (ATM) tidak berlaku.
10. BUKTI TANDA TERIMA
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang menerima pengajuan FPPS
akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi dari FPPS lembar ke-5
(lima) sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Bukti tanda terima pemesanan
pembelian saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan dan harus disimpan
dengan baik agar dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian sisa uang pemesanan dan/
atau penerimaan FKP atas pemesanan pembelian saham.
11. PENJATAHAN SAHAM
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Buana Capital selaku Manajer Penjatahan dengan
sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (“Pooling”) dan Penjatahan Pasti (“Fixed Allotment”)
sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 serta peraturan perundangan lain termasuk
bidang Pasar Modal yang berlaku. Penjatahan saham akan diaudit dengan mengikuti prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam dan LK No.VIII.G.12 Pedoman Pemeriksaan oleh
Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus.
A. Penjatahan Pasti (“Fixed Allotment”)
Penjatahan pasti dibatasi 98% (sembilan puluh delapan persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan
yang akan dialokasikan namun tidak terbatas untuk:
• Dana Pensiun
•Asuransi
•Reksadana
•Korporasi
•Perorangan
• Karyawan Perseroan melalui Program ESA
Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka
penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan
mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Penentuan besarnya persentase
Penjatahan Pasti wajib memperhatikan pemesanan perorangan;
2. Jumlah Penjatahan Pasti sebagaimana dimaksud pada butir 1) termasuk pula jatah bagi pegawai
Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum (jika ada) dengan jumlah paling
banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum; dan
3. Penjatahan Pasti dilarang diberikan kepada pemesan yang Memiliki Hubungan Istimewa, yaitu:
a) direktur, komisaris, pegawai, atau Pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih
saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau agen
penjualan Efek sehubungan dengan Penawaran Umum;
b) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; atau
c) Afiliasi dari Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan huruf b), yang bukan merupakan
Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.
265
B. Penjatahan Terpusat (“Pooling”)
Penjatahan terpusat dibatasi sampai dengan 2% (dua persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan.
Jika jumlah Efek yang dipesan melebihi jumlah Efek yang ditawarkan melalui suatu Penawaran Umum,
maka Manajer Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa Efek
setelah alokasi untuk Penjatahan Pasti sebagai berikut:
1. dalam hal setelah mengecualikan pemesan Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
No.IX.A.7 dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan,
maka:
a) pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah Efek yang dipesan; dan
b) dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya
dan masih terdapat sisa Efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional kepada
para pemesan yang Memiliki Hubungan Istimewa menurut jumlah yang dipesan oleh para
pemesan.
2. dalam hal setelah mengecualikan pemesan Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No.IX.A.7
dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi
pemesan yang tidak dikecualikan itu, harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) dalam hal tidak akan dicatatkan di Bursa Efek, maka Efek tersebut dialokasikan secara
proporsional menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan tanpa pecahan; atau
b) dalam hal akan dicatatkan di Bursa Efek, maka Efek tersebut dialokasikan dengan memenuhi
persyaratan berikut ini:
(1) para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di
Bursa Efek, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya
tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan
diundi. Jumlah Efek yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan
perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek di mana Efek tersebut akan
tercatat; dan
(2) apabila terdapat Efek yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan
kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional
dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.
Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada Otoritas Jasa
Keuangan mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman kepada Peraturan
No.VIII.G.12 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004
tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian
Saham Bonus dan Peraturan Nomor IX,A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran
Umum paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya masa Penawaran Umum.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Perseroan wajib menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum
kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan sesuai dengan Peraturan
Nomor IXA.2 dan Peraturan No.IX.A.7.
Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan
pemesanan Efek melalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk setiap Penawaran Umum, baik
secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya
dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan.
266
12.PENUNDAAN MASA PENAWARAN UMUM ATAU PENUNDAAN ATAU PEMBATALAN
PENAWARAN UMUM
Penundaan masa Penawaran Umum atau penundaan atau pembatalan Penawaran Umum
berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek beserta seluruh
addendum, perubahan dan penambahannya serta mengacu kepada Peraturan Bapepam dan LK
No.IX.A.2.
Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif sampai berakhirnya Masa
Penawaran, Perseroan mempunyai hak untuk menunda Penawaran Umum untuk masa paling
lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum
ini, dengan ketentuan :
a. Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3
(tiga) hari bursa berturut-turut;
b. Bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau
c. Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan
yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK berdasarkan Formulir Nomor: IX.A.2-11 lampiran 11.
Apabila terjadi Penundaan masa Penawaran Umum atau penundaan atau pembatalan Penawaran
Umum, maka Perseroan wajib mengumumkan penundaan atau pembatalan masa Penawaran
umum dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai
peredaran nasional paling lambat satu hari kerja setelah penundaan atau pembatalan tersebut.
Perseroan wajib pula memberitahukan secara tertulis kepada OJK pada hari yang sama dengan
pengumuman sebagaimana dimaksud di atas. Perseroan wajib menyampaikan bukti pengumuman
di atas kepada OJK paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah pengumuman dimaksud.
13. PENGEMBALIAN UANG PEMESANAN
Bagi pemesan yang pesanannya ditolak seluruhnya atau sebagian atau dalam hal terjadinya
pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang pemesanan dilakukan dalam mata uang
Rupiah oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek atau Perseroan di tempat
di mana FPPS yang bersangkutan diajukan.
Pengembalian uang tersebut dilakukan: (i) Penjamin Emisi Efek atau Penjamin Pelaksana
Emisi Efek paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari kerja terhitung setelah Tanggal Penjatahan
atau pengumuman keputusan penundaan atau pembatalan Penawaran Umum atau berakhirnya
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek; atau (ii) Perseroan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari kerja
terhitung sejak pengumuman keputusan penundaan atau pembatalan Penawaran Umum atau
berakhirnya Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
Atas kelalaian pengembalian uang pemesanan, maka pengembalian uang pemesanan tersebut
akan disertai bunga untuk setiap hari keterlambatan berdasarkan tingkat suku bunga per tahun
untuk deposito dalam mata uang Rupiah berjangka 3 (tiga) bulan yang pada saat itu berlaku pada
Bank Penerima (receiving bank) yang diperhitungkan mulai dari hari ke 3 (tiga) untuk setiap hari
keterlambatan, dengan ketentuan jumlah hari dalam 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari.
Uang yang dikembalikan hanya dapat diambil oleh pemesan yang bersangkutan secara langsung
menunjukkan tanda jati diri asli dan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham
pada Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek di mana FPPS yang bersangkutan
diajukan pada Tanggal Pengembalian uang pemesanan. Pengembalian uang menggunakan cek
atau bilyet giro atau instruksi surat pembayaran, akan diberikan sesuai dengan nama pihak yang
mengajukan pemesanan.
Apabila uang pemesanan yang akan dikembalikan telah tersedia (termasuk untuk Pemesan
Khusus), akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambilnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja
setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal keputusan penundaan atau pembatalan Penawaran
Umum atau berakhirnya Perjanjian Emisi Efek, maka hal tersebut bukan merupakan tanggung
jawab Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek, sehingga tidak
ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan.
267
14. PENYERAHAN FORMULIR KONFIRMASI PENJATAHAN ATAS PEMESANAN PEMBELIAN
SAHAM
Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham kepada masing-masing rekening efek pemesan
saham pada Penjamin Emisi Efek dimana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan. Formulir Konfirmasi Penjatahan
Saham atas distribusi saham tersebut dapat diambil pada kantor Biro Administrasi Efek (BAE) yang
ditunjuk dengan menunjukkan tanda jati diri asli pemesan dan menyerahkan Bukti Tanda Terima
Pemesanan Pembelian Saham.
15. DISTRIBUSI EFEK
Distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada tanggal 15 Januari 2014 Perseroan wajib
menerbitkan sertifikat jumbo saham untuk diserahkan kepada KSEI dan memberikan instruksi
kepada KSEI untuk mengkreditkan saham pada rekening efek Penjamin Pelaksana Emisi Saham
di KSEI. Dengan telah dilaksanakannya instruksi tersebut, maka pendistribusian saham sematamata menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan KSEI.
Segera setelah saham diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek, selanjutnya Penjamin
Pelaksana Emisi Efek memberi instruksi kepada KSEI untuk mendistribusikan saham ke dalam
rekening efek dari Penjamin Emisi Saham sesuai dengan bagian penjaminan masing-masing,
Dengan telah dilaksanakan pendistribusian saham kepada Penjamin Emisi Efek, maka kemudian
menjadi tanggung jawab Penjamin Emisi Efek yang bersangkutan.
16.LAIN-LAIN
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan
pembelian saham secara keseluruhan atau sebagian.
Sejalan dengan ketentuan dalam keputusan Ketua Bapepam dan LK No.KEP:691/BL/2011 tanggal
30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, dalam
hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan
efek melalui lebih dari 1 (satu) formulir pemesanan untuk setiap Penawaran Umum, baik secara
langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan, Manajer Penjatahan hanya dapat
mengikutsertakan 1 (satu) formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan
yang bersangkutan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan dan pihak terafiliasi dilarang
untuk membeli atau memiliki saham untuk rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli.
Pihak-pihak terafiliasi hanya diperkenankan untuk membeli dan memiliki saham apabila terdapat
sisa saham yang tidak dipesan oleh pihak yang tidak terafiliasi baik asing maupun lokal. Tata cara
pengalokasian dilakukan secara proporsional.
Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi
Efek, Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang
menjual efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Kontrak Penjaminan Emisi Efek.
268
XIX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR
PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Prospektus dan FPPS dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin
Emisi Efek yang ditunjuk, yaitu Perantara Pedagang Efek yang menjadi anggota Bursa Efek berikut ini:
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT Buana Capital
Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara II, Lt. 26
Jl. Jend. Sudirman Kav.52–53
Jakarta – 12190, Indonesia
Telepon: +6221 515 0203
Faksimili: +6221 515 0241 / 1641
PENJAMIN EMISI EFEK
PT HD Capital Tbk
Sona Topas Tower Lt.11
Jl. Jend. Sudirman Kav.26
Jakarta – 12920, Indonesia
Telepon: +6221 250 6337
Faksimili: +6221 250 6351 / 52
PT Lautandhana Securindo
Wisma Keiai Lt.15
Jl. Jend. Sudirman Kav.3
Jakarta – 10220, Indonesia
Telepon: +6221 5785 1818
Faksimili: +6221 5785 1717
PT Minna Padi Investama Tbk
Equity Tower Lt.11
Jl. Jend. Sudirman Kav.52–53
Jakarta – 12920, Indonesia
Telepon: +6221 525 5555
Faksimili: +6221 527 1527
PT NC Securities
Gedung Menara Karya Lt.3
Jl. H. R. Rasuna Said Blok X-5 Kav.1–2
Jakarta – 12950, Indonesia
Telepon: +6221 2554 6701
Faksimili: +6221 5794 4700
PT Reliance Securities Tbk
Jl. Pluit Kencana No.15A Pluit Penjaringan
Jakarta – 14450, Indonesia
Telepon: +6221 661 7768
Faksimili: +6221 661 9884
PT Valbury Asia Securities
Menara Karya Lt.10
Jl.H.R.Rasuna Said Blok X-5 Kav.1–2
Jakarta – 12950, Indonesia
Telepon: +6221 255 33 600
Faksimili: +6221 255 33 700
PT Yulie Sekurindo Tbk
Plaza Asia (d/h Plaza ABDA) Lt.5
Jl. Jend. Sudirman Kav.59
Jakarta 12190, Indonesia
Telepon: +6221 51402181
Faksimili: +6221 51402182
Gerai Penawaran Umum dibuka selama masa Penawaran Umum
di PT Adimitra Transferindo
Plaza Property Lt. 2
Komplek Pertokoan Pulomas Blok VIII No.1
Jl. Perintis Kemerdekaan
Telepon: +6221 4788 1515
Faksimili: +6221 4709 697
269
Halaman ini sengaja dikosongkan
Download