9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
Penelitian ini didasari atas beberapa penelitian sebelumnya yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama dan
Judul
Penelitian
Pengaruh
Terpaan
Tayangan
Program
Acara
Warna di
Trans7
Terhadap
Sikap
Penonton
(Studi
Eksplanatif
Kunatitatif
mengenai
Pengaruh
Terpaan
Tayangan
Program
Acara Warna
TRANS7
Episode
Seputar
Fashion dan
Kesehatan
Periode AprilJuni 2013
terhadap
Sikap
Mahasiswi
FISIP
Universitas
Atma Jaya
Yogyakarta
Angkatan
Teori yang
digunakan
peneliti
Teori yang
digunakan
peneliti
Teori efek
media
terbatas
Metode
Penelitian, Teknik
Pengumpulan
Data dan Teknik
Analisa Data
- Kuantitatif
-Metode survey
-Sampling berstrata
9
Perbedaan
Hasil Penelitian dengan penelitian
saya
1. Besarnya
pengaruh
terpaan berita
pada program
acara warna
TRANS 7
episode fashion
dan kesehatan
pada periode
April-Juni 2013
terhadap sikap
mahasiswi
FISIP UAJY
sebesar 34,3%
dan pengaruh
terpaan berita
pada program
acara Warna
TRANS7
episode fashion
dan kesehatan
pada periode
april-juni 2013
terhadap sikap
mahasiswi
FISIP UAJY
bila dikontrol
oleh faktor
individu sebesar
29,65 dan faktor
sosial sebesar
34,5% kemudian
sisanya
dipengaruhi
Teori yang
digunakan di
penelitian saya
adalah definisi
komunikasi, teori
komunikasi massa,
media massa,
televisi, karya
artistik, program
drama, program
sinetron, Teori
Komunikasi
Verbal & Non
Verbal, dan Teori
Uses and effect
Metode
Penelitian yang
saya gunakan
adalah
Kuantitatif
Teknik
Pengumpulan
data yang saya
gunakan adalah
Survey
MetodePengump
ulan Data yang
saya gunakan,
Kuesioner
10
2008-2012)
variable lain
yang tidak
dimasukkan
dalam penelitian
ini.
Martya
Dewati
Kristianingru
m dan
Yohanes
Widodo,
Universitas
Atma Jaya
Yogyakarta,
2014)
Dampak
Tayangan
Program KKN
Di TRANS
TV Terhadap
Kebiasaan
Buruk
Berbicara
Porno : Studi
Warga
Krendang
Indah RT.
08/05
Teori yang
digunakan
peneliti
1.Teori S-OR
2. Teori Uses
and effect
Metode
Penelitian,Teknik
Pengumpulan
Data dan Teknik
analisa data
-Kuantitatif
- Metode survei
Populasi dan
sample jumlah
populasi 100 orang
dan jumlah sample
yang digunkan 100
orang
(Maxie
Sanjaya,
BINUSUniver
sity
2012)
Hasil Penelitian
Dan dari hasil
penelitian
mengenai
dampak
program
tayangan KKN
terhadap
kebiasaan buruk
masyarakat
dalam berbicara
porno dapat di
peroleh
kesimpulan
koefisien
korelasinya
adalah berada
pada nilai r (
0.762 ) yang
berada pada
interval 0.60 –
0.799 yang
menunjukan
bahwa berada
pada tingkat
KUAT.
Teori yang
digunakan di
penelitian saya
adalah definisi
komunikasi, teori
komunikasi massa,
media massa,
televisi, karya
artistik, program
drama, program
sinetron, Teori
Komunikasi
Verbal & Non
Verbal, dan Teori
Uses and effect
Metode
Penelitian yang
saya gunakan
adalah
Kuantitatif
Teknik
Pengumpulan
data yang saya
gunakan adalah
Survey
MetodePengump
ulan Data yang
saya gunakan,
Kuesioner
Pengaruh
Sinetron
Remaja di
Televisi
Teori yang
digunakan
peneliti
1. Mass
Metode
Penelitian,Teknik
Pengumpulan
Data dan Teknik
Hasil Penelitian
Intensitas
menonton
sinetron di
Teori yang
digunakan di
penelitian saya
adalah definisi
11
Swasta
Terhadap
Sikap
Mengenai
Gaya Hidup
HedonismeDi
kalanganPelaj
ar SMAN 4
Cimahi,
Provinsi Jawa
Barat
Media
2. Life Style
3. Program
TV
analisa data
Kuantitatif, dan
Expalanatory
survey method
(C. Suprapti
Dwi
Takariani,
Balai
Pengkajian
dan
Pengembanga
n Komunikasi
dan
Informatika
(BPPKI),
2013)
televisi swasta
berpengaruh
secara signifikan
terhadap sikap
mengenai gaya
hidup hedonis di
Cimahi.
Intensitas
tersebut
ditunjukkan
dengan
frekuensi dan
durasi menonton
sinetron remaja
di televisi
swasta.
komunikasi, teori
komunikasi massa,
media massa,
televisi, karya
artistik, program
drama, program
sinetron, Teori
Komunikasi
Verbal & Non
Verbal, dan Teori
Uses and effect
Metode
Penelitian yang
saya gunakan
adalah
Kuantitatif
Teknik
Pengumpulan
data yang saya
gunakan adalah
Survey
MetodePengump
ulan Data yang
saya gunakan,
Kuesioner
Glitz,
Glamour, and
the Farm:
Potrayal of
Agriculture as
the simple life
(Amanda M.
Ruth, Lisa K.
Lundy and
Travis D.
Park)
Lahore
business
school,
2013)
Teori yang
digunakan
peneliti
1.Opinion
2. Television
Reality
3. Program
Televison
4. Audience
Metode
Penelitian,Teknik
Pengumpulan
Data dan Teknik
analisa data
Descriptive –
Survey, Reaction
varied from
annoyance and
frustration to
offense and
amusement
Hasil Penelitian
Investigate the
potential effects
of an
agriculutrally
based on reality
television show
on viewers
attitudes,
opinions and
perceptions.
Teori yang
digunakan di
penelitian saya
adalah definisi
komunikasi, teori
komunikasi massa,
media massa,
televisi, karya
artistik, program
drama, program
sinetron, Teori
Komunikasi
Verbal & Non
Verbal, dan Teori
Uses and effect
Metode
Penelitian yang
saya gunakan
adalah
12
Kuantitatif
Teknik
Pengumpulan
data yang saya
gunakan adalah
Survey
MetodePengump
ulan Data yang
saya gunakan,
Kuesioner
Impact of
Advertisement
on the Life
Style of
Pakistani
Youth
(Usman Daud,
Umer Farooq
dan Faiza
Anwar,
Lahore
business
school,
2011)
Teori yang
digunakan
peneliti
1.Advertising
2. Life Style
3. S-O-R
4.Mass
Media
Metode
Penelitian,Teknik
Pengumpulan
Data dan Teknik
analisa data
Kuantitatif ,
Regresi Sederhana
dengan jenis
penelitian asosiatif
dan pendekatan
survey.
Hasil Penelitian
Iklan yang
muncul dari
sebuah media
massa secara
signifikan
mampu
mempengaruhi
gaya hidup
remaja dengan
tingkat
signifikansi
<0.05
Teori yang
digunakan di
penelitian saya
adalah definisi
komunikasi, teori
komunikasi massa,
media massa,
televisi, karya
artistik, program
drama, program
sinetron, Teori
Komunikasi
Verbal & Non
Verbal, dan Teori
Uses and effect
Metode
Penelitian yang
saya gunakan
adalah
Kuantitatif
Teknik
Pengumpulan
data yang saya
gunakan adalah
Survey
MetodePengump
ulan Data yang
saya gunakan,
Kuesioner
Sumber: Studi Pustaka, 2014
13
Tabel 2.2 Penelitian Sekarang
Peneliti
Rizqa Yadzharu,
(2014)
BINUS
University
Judul
Pengaruh Program
Sinetron “GANTENG-
Teori
Teori uses and
effect
Metodologi
Pendekatan
Penelitiansaya adalah
Kuantitatif,
GANTENG SERIGALA”
di SCTV, Terhadap
Perilaku.
(StudiKasus: siswa/ikelas
7A, 7B, dan 7CSMPN
19Tangerang)
Jenis penelitian saya
adalah
survey
eksplanatif.
Metode
penelitian
saya adalah survey,
Variable penelelitian
saya adalah Variable
bebas dan terikat,
Teknik dan metode
pengumpulan data
saya
adalah
menggunakan
kuesioner
(field
research)
Teknik analisis dan
Inprentasi data saya
menggunakan
Uji Validitas,
Uji Reabilitas,
Uji Normalitas
2.2
Landasan Teori
Pada teori dasar ini peneliti akan menjelaskan teori-teori umum dan khusus
yang berhubungan dengan topik penelitian skripsi penelit seperti komunikasi, teori
komunikasi massa, media massa, televisi, uses and effect, dan teori komunikasi
verbal & non verbal sebagai dasar penelitian dalam penelitian penulis.
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi makhluk sosial. Setiap individu
pasti akan melakukan komunikasi, karena komunikasi
(communication) adalah
proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk
menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Kata
komuikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin
14
communis yang berarti “sama”. Istilah pertama (communis) paling sering disebut
sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut
secara sama. Oleh karena itu, komunikasi seharusnya dipertimbangkan sebagai
aktivitas di mana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh,
kecuali jika diidentifikasikan oleh partisipan komunikasi yang terlibat (Kathleen K.
Reardon, 1987, Sendjaja, 2002:4.4, Bungin, 2011:258)
Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang
juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang
yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka
berbagi makna dan sikap. Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi
yang benar ataupun yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat
dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yng didefinisikan dan
mengevaluasinya.
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication
menjelaskan 3 model komunikasi :
Pertama, model komunikasi linear, yaitu model komunikasi satu arah (oneway view of communication). Dimana komunikator memberikan suatu stimulus dan
komunikan memberikan respons atau tanggapan yang diharapkan tanpa mengadakan
seleksi dan interpretasi.
Kedua, model komunikasi dua arah adalah model komunikasi interpersonal,
merupakan kelanjutan dari pendekatam linier. Pada model ini, terjadi komunikasi
umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender) yang mengirimkan
informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan seleksi, interpretasi dan
memberikan respon balik terhadap pesan dari pengirim (sender). Dengan demikian,
komunikasi berlangsung dalam proses dua arah (two-way) maupun proses predaran
perputaran arah (cyclical process), sedangkan setiap partisipan memiliki peran
ganda, di mana pada satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu
lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya.
15
Ketiga, model komunikasi transaksional, yaitu komunikasi hanya dapat
dipahami dalam konteks hubungan (relationship) di antara dua orang atau lebih.
Proses komunikasi ini menekan semua perilaku adalah komunikatif dan masingmasing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konteks pesan yang
dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi (Sendjaja, 2002:4.4, Bungin,
2011:258). Sedangkan menurut Arni Muhammad (2014:5) Komunikasi dedefinisikan
sebagai“Pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirimdengan si
penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”.
Komunikasi juga sebagai media untuk mengungkapkan pesan, ide atau
gagasan dari satu orang ke orang lain agar lawan bicara kita mengerti apa yang kita
inginkan. Oleh karena itu, komunikasi sangat dibutuhkan bagi setiap individu baik
itu secara lisan, bahasa tubuh, tulisan, dsb. Menurut Richard West dan Lynn H.
Turner (2008:5-8) Komunikasi didefinisikan lima istilah kunci, yaitu :
1. Sosial
Komunikasi adalah suatu proses sosial. Ketika menginterpretasikan
komunikasi secara sosial (social), maksud yang disampaikan adalah
komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Artinya
komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima.
Keduanya
memainkan
peranan
yang
penting
dalam
proses
komunikasi. Ketika Komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi
selalu melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat ,
motivasi dan kemampuan.
2. Proses (process)
Ketika kita membicarakan komunikasi sebagai proses, hal ini berarti
komunikasi bersifat kesinambungan dan tidak memiliki akhir.
Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah.
Oleh karena itu, komunikasi tidak memiliki awal dan akhir yang jelas.
3. Simbol (symbol)
Simbol adalah sebuah representasi dari fenomena. Kata adalah simbol
untuk konsep dan benda. Misalnya kata cinta merepresentasikan
16
sebuah ide mengenai cinta, sedangkan kata kursi merepresentasikan
tentang benda yang kita duduki.
4. Makna
Selain proses dan simbol, makna juga memegang peranan penting
dalam definisi komunikasi kita. Makna adalah yang diambil orang
dari suatu pesan. Dalam episode-episode komunikasi, pesan dapat
memiliki lebih dari satu makna dan bahkan berlapis-lapis makna.
Tanpa berbagi makna,kita semua akan mengalami kesulitan dalam
menggunakan bahasa yang sama atau dalam menginterpretasikan
suatu kejadian yang sama.
5. Lingkungan
Istilah kunci yang terakhir dalam definisi komunikasi kita adalah
lingkungan. Lingkungan (environment) adalah situasi atau konteks
dimana komunikasi terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen,
seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang
budaya
pembicara
dan
pendengar.
Lingkungan
juga
dapat
dihubungkan. Maksutnya, komunikasi dapat terjadi dengan adanya
bantuan dari teknologi.
2.2.1.1 Fungsi Komunikasi
Seperti dikatakan Rudolph F. Verderber dalam buku Deddy Mulyana
(2014:5) mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi
sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain,
membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan,
yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.
Berikut ini kita akan membahas empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka
yang dikemukakan William I. Gorden dalam buku Deddy Mulyana (2014: 5-33)
yaitu :
a. Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial
Fungsi Komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep-konsep diri kita,
17
aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan
b. Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang
dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi
ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat
dilakukan
sejauh
komunikasi
tersebut
menjadi
instrument
untuk
menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
c. Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang
biasanya dilakukan secara kolektif.
d. Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
beberapa
tujuan
umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk
(bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau
menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa
pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau
informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui.
2.2.1.2 Jenis Komunikasi
Komunikasi verbal dan non-verbal merupakan hal yang sangat penting untuk
diteliti agar dapat membedakan individu yang satu dengan yang lain, terutama karena
adanya tindakan atau sikap kontroversial dalam suatu komunitas atau kelompok
masyarakat.
2.2.1.3 Komunikasi Verbal
Menurut Muhammad di dalam bukunya yang berjudul Komunikasi organisasi
(2014:95) Komunikasi verbal atau komunikasi yang menggunakan kata-kata
merupakan bentuk komunikasi dimana komunikasi itu sendiri dinyatakan secara lisan
18
atau tertulis dengan menggunakan suatu bahasa dan menggunakan simbol. Bahasa
didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga
menjadi kalimat yang mempunyai arti tertentu.Menurut Mark Knapp dalam Cangara
(2004:100) unsur-unsur komunikasi verbal adalah
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Olah kata merupakan hal
yang sangat penting dalam komunikasi. Untuk itu, pergunakanlah
kata-kata yang mudah dimengerti.
b. Racing (kecepatan). Kecepatan dalam berbicara mempengaruhi
keefektifan dalam penyampaian pesan. Sampaikanlah pesan dengan
tidak terlalu cepat ataupun lambat.
c. Intonasi suara. Intonasi suara yang berbeda tentunya dapat mengubah
makna dalam pesan itu sendiri. Sehingga pergunakanlah intonasi yang
tepat sesuai dengan makna pesannya.
d. Singkat dan jelas. Penyampaian pesan dalam komunikasi akan lebih
efektif jika pesan tersebut disampaikan secara singkat dan jelas serta
langsung ke pokok permasalahannya tanpa terbelit-belit.
2.2.1.4 Komunikasi Non-Verbal
Menurut Muhammad (2014 : 130) Komunikasi non verbal adalah penciptaan
dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang
menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan
jarak dan sentuhan. Dengan komunikasi non verbal orang dapat mengekspresikan
perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecepatan berbicara. Misalnya
seseorang pemimpin berbicara dengan suara yang keras dan wajah yang merah
padam, itu menandakan bahwa pimpinan tersebut sedang marah pada karyawan nya.
Tanda-tanda komunikasi nonverbal menunjukkan bahwa cara kita duduk,
berdiri, berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi kepada orang
lain. Tiap-tiap gerakan yang kita buat dapat menyatakan asal kita, sikap kita,
kesehatan atau bahkan keadaan psikologis kita. Misalnya gerakan-gerakan seperti
mengerutkan alis, menggigit bibir, menunjukkan dengan jari, tangan dipinggang,
melipat tangan bersilang di dada semuanya mengandung arti tertentu. (Muhammad,
2014:130-131)
19
Blake dan Haroldsen dalam Zainal Abdidin (2006:49) dengan singkat
mengemukakan bahwa komunikasi non-verbal adalah penyampaian dari pesan
dimana dalam prosesnya, tidak diliputi dengan simbol-simbol atau perwujudan
dalam bentuk suara.Yang termasuk dalam unsur-unsur komunikasi non-verbal
menurut Suranto, Aw (2010:146) adalah:
a. Ekspresi wajah merupakan cerminan suasana emosi seseorang
sehingga hal ini merupakan sumber yang sarat akan komunikasi nonverbal.
b. Kontak mata merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Melalui
kontak mata selama berinteraksi menandakan orang tersebut terlibat
dalam komunikasi yang bukan hanya mendengarkan namun juga
memperhatikan.
c. Postur tubuh dan gaya berjalan. Postur tubuh dan gaya berjalan
seseorang mencerminkan emosi, konsep diri dan tingkat
kesehatannya.
d. Sound (suara). Tangisan ataupun tarikan nafas panjang merupakan
salah satu bentuk komunikasi. Dengan tangisan ataupun tarikan nafas
panjang kita dapat mengerti apa yang sedang dirasakan oleh orang
lain.
Menurut Muhammad (2014:131) Arti dari suatu komunikasi verbal dapat
diperoleh melalui hubungan komunikasi verbal dan nonverbal atau dengan kata lain
komunikasi verbal akan lebih mudah diintrepretasikan maksudnya dengan melihat
tanda-tanda nonverbal yang mengiringikomunikasi verbal tersebut. Komunikasi non
verbal dapat memperkuat dan menyangkal pesan verbal. Bila ada ketidaksejajaran
antara komunikasi verbal dengan nonverbal, orang khususnya lebih percaya pada
komunikasi noverbal yang menyertainya.
2.2.2 Teori Komunikasi Massa
2.2.2.1 Pengertian
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi kepada
khalayak luas dengan menggunakan saluran komunikasi. Definisi komunikasi massa
yang paling sederrhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188 dalam
Ardianto, Komala & Karlinah, 2012:3 ), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass medium to a large
20
number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa
itu harus menggunakan media massa.
Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli
komunkasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the
tehnologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari
arus pesan yang secara terus menerus serta paling luas dimiliki orang dalam
masyarakat industri (Rakhmat, 2003:188 dalam Ardianto, Komala & Karlinah,
2012:4).
Secara teori, pada satu sisi, konsep komunikasi massa mengandung
pengertian sebagai suatu proses di mana institusi media massa memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain komunikasi
massa merupakan prosses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi
oleh audience. Fokus kajian dalam komunikasi massa adalah media massa. Media
massa adalah institusi yang menebarkan informasi berupa pesan, peristiwa, atau
produk budaya yang mempengaruhi dan merefleksikan suatu masyarakat.
Sehubungan dengan itu, maka institusi media massa juga adalah bagian dari sistem
kemasyarakatan dari suatu masyarakat dalm konteks yang lebih luas.
Denis McQuail dalam bukunya McQuail’s Mass Communication Theory
(2012) mengatakan, Istilah komunikasi massa (mass communication) dicetuskan
sebagaimana
media massa (mass media) pada awal abad ke-20 untuk
menggambarkan fenomerna sosial baru dan ciri utama dari dunia baru yang muncul
ketika dibangun pada saat industrialisme dan demokrasi populer. Media massa (surat
kabar, majalah, film, radio) berkembang dengan pesat hingga munculnya televisi
pada pertengahan abad ke-20. Kemampuan media massa dapat menjangkau seluruh
populasi dengan cepat, informasi, opini dan hiburan yang sama. Komunikasi massa
yang digambarkan tidak lagi menjadi satu-satunya alat komunikasi pada tingkat
masyarakat (maupun global). Walaupun komunikasi massa biasanya merujuk pada
surat kabar, televisi, film dan radio seiring berkembangnya teknologi muncul lah
media baru (new media) yang terdiri atas teknologi berbasis komputer.
21
Teknologi komunikasi ini termasuk e-mail, internet, televisi kabel digital,
teknologi video seperti DVD, pesan instan (instant messaging) dan telepon genggam.
Komunikasi massa didefinisikan sebagai komunikasi yang dapat diterima oleh semua
khalayak masyarakat. Walaupun beberapa penelitian (seperti Postman, 1992) percaya
bahwa perkembangan pesat dalam teknologi baru dapat berbahaya bagi masyarakat,
kita telah melihat pertumbuhan yang besar dalam mengakses dan menerima
informasi. Tak diragukan lagi bahwa pada saat ini masyarakat sanagat bergantung
kepada komunikasi massa dan media baru pada kehidupan nya dikarenakan
masyarakat pada saat ini haus akan informasi.
Menyimak dari beberapa definisi komunikasi massa yang dikemukakan para
ahli komunikasi di atas, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip,
bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Rakhmat merangkum
definisi-definisi komunikasi massa menjadi: “Komunikasi massa diartikan sebagai
jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen,
dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003:189 dalam Ardianto, Komala &
Karlinah, 2012:6)
2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian komunikasi massa melalui
definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli ilmu komunikasi.
Dapat kita ketahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip
mengandung makna yang sama. Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi
antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponenkomponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi
tersebut.
Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka
pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona. Menurut
Ardianto et. al. (2012: 6-12) Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:
22
a. Komunikator Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita
sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media
massa, baik media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat
kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan
lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang
kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis proses penyusunan
pesan oleh komunikator sampai pesan itu disampaikan oleh
komunikan. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah
televisi, tentu akan lebih banyak lagi orang yang terlibat, seperti juru
kamera (lebih dari satu), juru lampu, pengarah acara, bagian make
up, floor manager, dan lain-lain. Selain itu peralatan yang digunakan
lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar.
b. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok
orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat
umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau
opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekitar
kita dapat dimuat di media massa. Pesan komunikasi massa yang
dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau
menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar
komunikan.
c. Komunikan Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan
(anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak
tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa
adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat
yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama
dan tingkat ekonomi.
23
d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan media massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya,
adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya
relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan
yang banyak itu serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh
pesan yang sama pula. Seperti contoh berikut ini : acara “Indonesian
Idol” yang ditayangkan stasiun televisi RCTI ditonton oleh jutaan
pemirsa. Mereka secara serempak pada waktu yang sama menonton
acara tersebut selama hampir 120 menit, padahal mereka berada di
berbagai tempat di seluruh Indonesia.
e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai
dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2002:99). Dimensi isi
menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan,
sedangkan
dimensi hubungan
menunjukkan bagaimana
cara
mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan
para peserta komunikasi itu.
f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa
dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi
massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya
melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak
dapat
melakukan
kontak
langsung.
Komunikator
aktif
menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun
diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya
terjadi
dalam
komunikasi
antarpersona.
Dengan
kata
lain,
komunikasi massa itu bersifat satu arah.
g. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu
kelemahannya, adalah simulasi alat indra yang terbatas. Pada
komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat
24
indra pelaku komunikasi,komunikator dan komunikan, dapat
digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat,
mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam
komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media
massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada
siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan
pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan
dan pendengaran.
h. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak
langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator
komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana
reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.
2.2.2.3Dampak sosial media
Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak.
Bukti sederhana terjadi pada seorang remaja laki-laki yang mengenakan topi seperti
yang dipakai aktor dalam satu tayangan sinetron di televisi. Anak-anak lainnya pun
dengan segera menirunya. Budaya, sosial dan politik dipengaruhi oleh media. Disini
secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk
melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai
ranah sikap (Agee, 2001: 24-25 dikutip dalam Ardianto et. al. 2012:58-59)
2.2.3 Media Massa
2.2.3.1 Pengertian
Menurut Ardianto et. al. (2012:103) Media massa (mass media) adalah
saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat
berupa surat kabar, televisi, komputer, radio dan sebagainya. Media massa pada
dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media
elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah
surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media
massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet). Setiap media cetak
memiliki karakteristik yang khas.
25
2.2.3.2 Jenis – jenis media massa
Media massa adalah perantara yang menyampaikan mengenai informasiinformasi, pikiran, gagasan, maupun komunikasi ke masyarakat umum. Berikut ini
jenis-jenis media massa :
a. Media Cetak
Media cetak adalah media yang terdiri dari lembaran kertas yang
tertulis dengan sejumlah kata, beberapa gambar, kalimat dan wacana
yang disusun secara rapih berisikan berbagai macam informasi, ilmu
pengertahuan, teknologi, hiburan, tips, lowongan lapangan pekerjaan,
bisnis, aspirasi dan opini masyarakat. Media yang termasuk dalam
media cetak adalah Surat kabar, majalah, tabloid, buletin, buku teks
(buku pelajaran), dll.
b. Media Elektronik
Media eletronik adalah sarana komunikasi yang mempergunakan
peralatan elektronik sebagai dalam penyampaian informasi. Media
yang termasuk dalam media elektronik adalah Televisi, radio,
handphone, internet, komputer, dll.
2.2.3.3 Efek Media Massa
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa
timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat
pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Menurut Prof. Onong
Uchjana Effendy (2005:318-320) efek komunikasi ini ada tiga yaitu efek kognitif
(cognitive effect), efek afektif (affective effect) dan efek konatif yang sering disebut
efek behavioral (behavioral effect). Adanya efek yang timbul setelah menonton
tayangan program sinbetron “Ganteng-Ganteng Serigala” di SCTV sebagai berikut:
1. Efek kognitif (cognitive effect) adalah efek yang berhubungan dengan
pikiran atau penalaran, sehingga audience yang semula tidak tau apaapa, yang tadinya tidak mengerti, dan bingung menjadi merasa jelas.
Sebagai contoh: audience yang pada awalnya tidak mengerti seperti
26
apa jalan cerita sinetron Ganteng-Ganteng Serigala, tetapi semenjak
menonton mereka menjadi tau dan mengerti.
2. Efek afektif (affective effect) adalah efek yang berkaitan dengan
perasaan. Seperti ketika audience sehabis menonton acara televisi
timbul perasaan pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa
itu bisa bermacam-macam, senang sehingga tertawa terbahak-bahak,
sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding, dan
lain-lain. Sebagai contoh: karena audience menyukai idolanya main
atau berperan sebagai salah satu tokoh di sinetron Ganteng-Ganteng
Serigala, audience merasa terhibur dan senang menonton sinetron
Ganteng-Ganteng Serigala tersebut
3. Efek behavioral (behavioral effect) adalah efek yang bersangkutan
dengan upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau
tindakan yang berbentuk perilaku. Sebagai contoh: audience merasa
gaya berbicara, tingkah laku hingga cara berpakaian idolanya yang
bermain di sinetron sangat menarik sehingga ingin menirunya.
2.2.4 Televisi
2.2.4.1 Pengertian televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh
pada kehidupan manusia. Televisi merupakan salah satu media massa yang bersifat
dapat didengar dan dilihat dalam bentuk gambar yang bergerak (audiovisual).
Peranan televisi disini adalah sebagai media massa yang memberikan informasi,
hiburan, motivasi pendidikan, serta alat kontrol sosial kepada khalayak. Selain itu
siaran televisi dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, tidak mengenal gender, status
sosial maupun umur, semua dapat menikmati siaran televisi.
Masyarakat tidak akan bisa hidup tanpa adanya televisi. Televisi pada saat ini
merupakan salah satu sarana media yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia karena memang manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya televisi,
dimanapun kita berada pasti yang pertama kita cari adalah televisi. Dari media
27
televisi
masyarakat mendapatkan sebagian dari kebutuhan hidupnya yaitu,
informasi, hiburan, pengetahuan, pendidikan dan lain sebagainya. Dengan
kesempurnaan teknologi yang ada di televisi, televisi mampu menjadi media
penyiaran yang paling diminati oleh masyarakat luas pada saat ini dibanding dengan
media lainnya seperti radio, majalah, koran, dan media lainnya.
2.2.4.2 Karakteristik televisi
Dilihat dari penggunaan alat indra, dalam siaran radio, surat kabar dan
majalah hanya satu alat indra yang bekerja. Seperti ketika mendengarkan siaran radio
yang digunakan adalah indra pendengaran, membaca surat kabar dan majalah dapat
dilakukan dengan penglihatan.
a.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar seklaigus dapat
dilihat (audiovisual). Jadi, apabila siaran radio hanya mendengar
kata-kata, musik, dan efek suara maka televisi dapat melihat gambar
yang bergerak. Namun, tidak berarti gambar lebih penting dari katakata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Betapa
menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa
suara atau sebaliknya suara tanpa gambar.
b.
Berfikir dalam gambar
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran shooting di televisi
adalah produser. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah
acara, ia harus berpikir dalam gambar (thinks in picture). Begitu pula
bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi,
pendidikan, atau persuasi, sebaiknya ia dapat berpikir dengan gambar.
c.
Pengoperasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih
kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menyangkan
acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita
saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser,
pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemandu gambar,
dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara,
dan lain-lain. Bila menyangkut acara drama musik yang lokasinya di
luar studio, akan lebih banyak lagi melibatkan orang yang bekerja
(crew).
28
2.2.4.3 Fungsi Media Televisi
Fungsi Televisi sama dengan fungsi media lainnya (surat kabar dan siaran
radio), yakni memberikan informasi, mendidik, mnghibur dan membujuk. Tetapi
dapat kita lihat sekarang televisi lebih berdominan berfungsi sebagai penghibur.
Karena tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,
selanjutnya unuk memperoleh informasi. Melalui televisi, masyarakat mendapatkan
informasi tentang kehidupan sosial, informasi yang mendidik dan menghibur
2.2.5
Program Televisi
2.2.5.1 Pengertian
Televisi memiliki berbagai jenis program di dalamnya. Televisi semakin hari
semakin berlomba lomba-lomba dalam menciptakan program-program yang bisa
menjadi unggulan mereka dan tidak pernah ada habisnya. Hampir selama 24jam
setiap hari televisi menayangkan rangkaian program mereka yang dapat disaksikan
jutaan pasang mata. Tayangan program di televisi sekarang semakin beragam , tetapi
sekarang rata-rata acara program di televisi lebih banyak menayangkan program
hiburan sehingga mampu mengusir stress disaat jenuh.
2.2.5.2 Jenis-jenis program televisi
Jenis-jenis program acara televisi meliputi : Program musik yang biasanya
diselingi oleh kuis-kuis interaktif, program anak-anak yang berisikan informasi,
edukasi dan pesan moral di dalamnya, program reality show adalah sebuah acara
yang memperlihatkan realita kehidupan, program Hobby yang biasanya membahas
tentang kegemaran penonton seperti travelling, masak-masak, photography,
automotif, dll lalu ada sinetron striping yang bercerita seputar kehidupan remaja
dengan intrik-intrik cinta segi tiga, kehidupan keluarga yang penuh kekerasan, dan
tema yang akhir-akhir ini sangat digemari yaitu tentang kehidupan makhluk luar
angkasa atau jelmaan seperti siluman atau vampir, program yang mengambil gambar
dari youtube, dan lain-lain.
Sebagai contoh program acara musik seperti dahsyat atau inbox, lalu acara
yang berisikan edukasi untuk anak-anak seperti catatan si unyil, program realityshow
seperti Jika Aku Menjadi, termehek-mehek, Katakan Cinta Mu. Di bagian program
sinetron ada Ganteng-Ganteng Serigala, Catatan Hati Seorang Istri, Mak Ijah Ingin
29
Naik Haji, Manusia Harimau. Dan yang terakhir acara yang mengambil cuplikancuplikan gambar dari youtube seperti on the spot, dan lain-lain.Sedangkan GantengGanteng Serigala merupakan masuk kedalam program sinetron stripping yang
ditayangkan setiap hari senin hingga minggu pada pukul 19:30 WIB sampai 21:00
WIB.
2.2.5.3 Dimensi Menyaksikan Program Televisi
Untuk mengukur pengaruh tayangan televisi juga dapat dilihat dari indikator
frekuensi, durasi dan atensi. ketiga pola ini sering dilakukan untuk mengukur
pengaruh tayangan televisi, pengukuran frekuensi program mingguan seperti berapa
kali dalam sebulan. Sedangkan pengukuran durasi penggunaan media dihitung
berapa lama khalayak tergantung pada suatu media, berapa menit khalayak
mengikuti program.Kemudian hubungan khalayak dan program berkaitan dengan
perhatian atau atensi. Frekuensi, merupakan penggunaan media mengumpulkan data
khalayak tentang berapa kali dalam sebulan seseorang mengkonsumsi tayangan suatu
program televisi. Durasi merupakan data berupa berapa lama menyaksikan tayangan
televisi serta atensi yaitu seberapa besarperhatian pada tayangan televisi (Ardianto,
Komala, & Karlinah, 2007:140)
2.2.6
Program Artistik
2.2.6.1 Pengertian program artistik
Program artistik bersumber dari ide atau gagasan perorangan ataupun tim
kreatif, lalu proses produksinya mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai
perencanaan. Jenis – jenis program artistik adalah :
a. Drama atau sinetron
b. Program musik
c. Lawak
d. Dokumenter
e. Seni dan budaya
f. Hiburan
g. Iklan
h. Quiz
i. Informasi pendidikan
j. Informasi iptek
30
k. Informasi Kebudayaan
l. Infromasi hasil produksi, termasuk iklan dan publik service
m. Informasi flora dan fauna
n. Informasi pembangunan
o. Informasi Informasi apa saja yang tidak mengandung unsur politik
(Wahyudi, 1994:19 dikutip dalam Franciscus, 2013:26-27)
Biasanya karya artistik lebih banyak dikerjakan oleh mitra stasiun televisi,
yakni para agency dan Production House (PH). Sebelum acara yang ditawarkan
sebuah PH ditayangkan, terlebih dahulu mereka harus presentasi sekaligus
memperhatikan sample program acara yang akan dijual. Selanjutnya jika pihak
Aquatition Departement stasiun televisi yang bersangkutan menyetujui baru
diadakan kontrak. (Baksin, 2009:79-81)
Menurut Askurifai Baksin di dalam bukunya Jurnalistik Televisi Teori dan
Praktik (2009: 80-81) proses jual-beli acara ada tiga sistem yang banyak dianut
kalangan broadcasting, yaitu:
a. Sistem jual lepas (bought right). Setelah sample program diterima dan
di-acc oleh bagian aquatition departement (lokal) maka disepakati
harga lepas dari tiap episode acara tersebut dan pihak stasiun televisi
mempunya wewenang penuh terhadap acara tersebut sehingga untuk
menutup biaya pembelian maka pihaknya gencar mengejar
commercial break (iklan).
b. Blocking time. Maksudnya PH yang menawarkan paket acara harus
membeli jam tayang (air time) di stasiun televisi bersangkutan.
Harganya memang mahal, disesuaikan dengan jam tayang ada yang
prime time atau nonprime time. Yang primetime mempunyai alokasi
waktu dari sekitar jam 19:00 – 21:00. Sementara diluar jam tersebut
dianggap bukan prime time.
c. Profit Sharing. Dalam sistem ini antara PH dan stasiun televisi
bersangkutan sama-sama menanggung untung dan resiko. Artinya
31
pihak PH tidak menjual produk acaranya ke stasiun televisi ataupun
blocking time.
2.2.7
Program Drama
2.2.7.1 Pengertian drama
Program drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita.
Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron yang
terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda,
sinetron drama komedi, sinetron drama saduran, dan sinetron yang dikembangkan
dari cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah (Soenarto, 2007: 62-63).
2.2.7.2 Karakteristik Drama
Ketika kita akan membahas tentang drama, harus dipahami terlebih dahulu
dari sisi apa ia ingin dibicarakan. Dari seni pertunjukan, dimensi sastranya atau
keduanya sebagai suatu karya drama. Drama adalah karya dua dimensi,
pengarangdrama tentu harus memikirkan bagaimana naskah yang menjelaskan alur
cerita drama tersebut, apakah dapat diterima masyarakat ketika ditampilkan.
Sedangkan sewaktu mengedit hasil syuting, tim editor tidak mempunyai hak untuk
mengganti jalan cerita yang sudah tertera di dalam naskah. Oleh karena itu, seni
pertunjukan pada karya drama merupakan suatu pertunjukkan yang dilakukan secara
totalitas para pemainnya.
Menurut Prof. M. Atar Semi dalam Anatomi Sastra (1988:159161) karakteristik drama mempunyai perbedaan dengan karya sastra yang lainnya
yaitu :
a. Drama mempunyai tiga dimensi ,yakni dimensi sastra, gerakan, dan
ujaran.
b. Drama memberi pengaruh emosional yang lebih kuat di bandingkan
dengan karya sastra lain.
c. Bagi sebagian besar orang, menonton drama lebih menyenangkan dan
menghasilkan pengalaman yang lebih lama diingat dibandingkan
dengan membaca novel.
d. Drama disusun dengan suatu keterbasan. Ia dibatasi oleh dua
konvensi, yaitu: intensitas dan konsentrasi.
e. Kekhususan drama yang amat penting pula adalah keterbatasan
pemain-pemain secara fisik.
f. Drama memiliki keterbatasan pemanfaatan objek material.
g. Drama dapat memiliki keterbatasan bukan saja dari segi artistik tetapi
juga dari segi kepentasan.
32
h. Keterbatasan lain yang dimiliki drama dibandingkan dengan karya
sastra yang lain adalah, bahwa drama dibatasi oleh keterbatasan
intelegensi rata-rata penonton.
i. Drama memiliki episode dan jumlah alur yang terbatas.
j. Naskah drama merupakan suatu karya yang isinya melalui
percakapan.
Aspek-aspek yang terdapat dalam karya sastra itu mencakup: alur cerita
(susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. Alur meliputi
beberapa tahap, yaitu: pengantar, penampilan masalah, puncak ketegangan,
ketegangan menurun, penyelesaian), bahasa sebagai media pesan (messages),dan
sebagai isi (content)
2.2.8
Program Sinetron
2.2.8.1 Pengertian Sinetron
Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema eletronik. Tentang sebuah
cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa, misi ini dapat
berbentuk pesan moral utuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan
masyarakat sehari-hari. Pembuatan sinetron tidak jauh berbeda dari pembuatan film
di layar putih. Demikian pula tahapan penulisan dan format naskah. Yang berbeda
hanyalah film layar lebar menggunakan kamera optic, bahan film seluloid dan
medium sajinya memakai proyektor dan layar putih didalam gedung bioskop.
Sementara itu, pembuatan sinetron menggunkan kamera elektronik dengan video
recorder, bahannya pita didalam kaset, penyajiannya dipancarkan dari stasiun
televisi dan diterima melalui layar kaca pesawat televisi dirumah. (Kuswandi,
2008:120)
2.2.8.2 Isi Sinetron
Isi atau konten dalam sebuah Sinetron bermacam-macam diantaranya yaitu:
a. Isi cerita atau tema
Ini merupakan unsur terpenting dari sebuah cerita, hal ini dikarenakan
isi cerita merupakan unsur pokok cerita yang biasanya dapat terlihat
pada saat adanya konflik yang diceritakan dari cerita tersebut.
b. Rangkaian atau kejadian
Pada rangkaian atau kejadian harus memiliki hubungan antara satu
dan yang lainnya (sebab-akibat), karena akan menentukan nasib suatu
33
tokoh. Biasanya tokoh yang mempunyai karakter negatif atau jahat
(antagonis)
akan diperlihatkan atau ditampilkan terlebih dahulu
namun akan kalah di akhir cerita.
c. Karakter tokoh utama
Pada sebuah sinetron terdapat tokoh-tokoh yang terbagi menjadi
empat (4) karakter, yaitu: Protagonis (tokoh utama yang berkarakter
positif, yang memperjuangkan kebahagiaan), Antagonis (tokoh utama
yang berkarakter negatif, yang selalu mematahkan kebahagiaan),
Tritagonis (peran pendamping bisa menjadi pendukung atau
penentang tokoh utama, tetapi bisa juga sebagai penengah atau
perantara, Peran pembantu (tokoh yang dimasukkan sebagai
pelengkap guna mendukung rangkaian cerita.
d. Percakapan atau Dialog
Yang dimaksud dialog adalah percakapan yang terdiri dari dua orang
atau lebih sehingga terbentuk lah sebuah dialog. Namun dalam
sinetron semua percakapan atau dialog didasari oleh naskah. Naskah
yang dibuat oleh script writer akan diberikan kepada pemeran atau
tokohnya untuk dimainkan ditampilakan.
2.2.9 Teori Khusus
2.2.9.1 Teori Uses and Effect
Menurut (Sendjaja, 2002 : 5. 41 dikutip dalam Bungin, 2011:291), teori uses
and effect pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979), merupakan sintesis
antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek.
Konsep use(penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari
pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang akan
memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses
komunikasi massa. Penggunaan media dapat memiliki banyak arti.Ini dapat berarti
exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks
lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi
terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih
34
kepada pengertian yang kedua. Misalnya, bagaimana media itu digunakan dan
menimbulkan efek atas penggunaan media tersebut sebagai sumber informasi.
Kegunaan teori uses and effect pada penelitian ini adalah, media pada
dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Program Sinetron GantengGanteng Serigala telah memberikan tayangan dengan jalan cerita yang berbeda dan
unik untuk memenuhi kebutuhan hiburan penonton nya. Semakin banyak frekuensi
seseorang dalam menonton sebuah progam televisi, besar kemungkinan akan timbul
efek kepada penontonnya itu sendiri terutama anak-anak yang masih rendah akan
pemahaman suatu tayangan dengan meniru adegan-adegan yang mereka tonton.
2.3
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Program
Sinetron
Ganteng-Ganteng
Serigala
Terhadap perilaku
Variable Y
Variable X
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Variable X (Pengaruh Program Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala)
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849) Pengaruh adalah daya yang
ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang.
2. Di dalam Variable X (Pengaruh Program Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala)
memiliki 2 dimensi yaitu content dan penggunaan media, dimana dalam dimensi
content terdapat beberapa sub dimensi tokoh, alur cerita dan pesan. Di dalam
penggunaan media terdapat beberapa sub dimensi yaitu frekuensi, durasi dan
atensi.
3. Menurut (Sendjaja, 2002 : 5. 41 dikutip dalam Bungin, 2011:291), teori uses and
effect pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979), merupakan sintesis antara
pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek.
35
Variable Y (Terhadap Perilaku)
1. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Perilaku akan tercipta jika terdapat adanya stimulus atau
rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007:139)
2. Di dalam Variabel Y (Terhadap perilaku) memiliki 3 dimensi yaitu efek kognitif
(cognitive effect), efek afektif (affective effect) dan efek konatif yang sering
disebut efek behavioral (behavioral effect).
36
Download