BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian ini didasari atas beberapa penelitian sebelumnya yang dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama dan Judul Penelitian Pengaruh Terpaan Tayangan Program Acara Warna di Trans7 Terhadap Sikap Penonton (Studi Eksplanatif Kunatitatif mengenai Pengaruh Terpaan Tayangan Program Acara Warna TRANS7 Episode Seputar Fashion dan Kesehatan Periode AprilJuni 2013 terhadap Sikap Mahasiswi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Angkatan Teori yang digunakan peneliti Teori yang digunakan peneliti Teori efek media terbatas Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data - Kuantitatif -Metode survey -Sampling berstrata 9 Perbedaan Hasil Penelitian dengan penelitian saya 1. Besarnya pengaruh terpaan berita pada program acara warna TRANS 7 episode fashion dan kesehatan pada periode April-Juni 2013 terhadap sikap mahasiswi FISIP UAJY sebesar 34,3% dan pengaruh terpaan berita pada program acara Warna TRANS7 episode fashion dan kesehatan pada periode april-juni 2013 terhadap sikap mahasiswi FISIP UAJY bila dikontrol oleh faktor individu sebesar 29,65 dan faktor sosial sebesar 34,5% kemudian sisanya dipengaruhi Teori yang digunakan di penelitian saya adalah definisi komunikasi, teori komunikasi massa, media massa, televisi, karya artistik, program drama, program sinetron, Teori Komunikasi Verbal & Non Verbal, dan Teori Uses and effect Metode Penelitian yang saya gunakan adalah Kuantitatif Teknik Pengumpulan data yang saya gunakan adalah Survey MetodePengump ulan Data yang saya gunakan, Kuesioner 10 2008-2012) variable lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Martya Dewati Kristianingru m dan Yohanes Widodo, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014) Dampak Tayangan Program KKN Di TRANS TV Terhadap Kebiasaan Buruk Berbicara Porno : Studi Warga Krendang Indah RT. 08/05 Teori yang digunakan peneliti 1.Teori S-OR 2. Teori Uses and effect Metode Penelitian,Teknik Pengumpulan Data dan Teknik analisa data -Kuantitatif - Metode survei Populasi dan sample jumlah populasi 100 orang dan jumlah sample yang digunkan 100 orang (Maxie Sanjaya, BINUSUniver sity 2012) Hasil Penelitian Dan dari hasil penelitian mengenai dampak program tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk masyarakat dalam berbicara porno dapat di peroleh kesimpulan koefisien korelasinya adalah berada pada nilai r ( 0.762 ) yang berada pada interval 0.60 – 0.799 yang menunjukan bahwa berada pada tingkat KUAT. Teori yang digunakan di penelitian saya adalah definisi komunikasi, teori komunikasi massa, media massa, televisi, karya artistik, program drama, program sinetron, Teori Komunikasi Verbal & Non Verbal, dan Teori Uses and effect Metode Penelitian yang saya gunakan adalah Kuantitatif Teknik Pengumpulan data yang saya gunakan adalah Survey MetodePengump ulan Data yang saya gunakan, Kuesioner Pengaruh Sinetron Remaja di Televisi Teori yang digunakan peneliti 1. Mass Metode Penelitian,Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Hasil Penelitian Intensitas menonton sinetron di Teori yang digunakan di penelitian saya adalah definisi 11 Swasta Terhadap Sikap Mengenai Gaya Hidup HedonismeDi kalanganPelaj ar SMAN 4 Cimahi, Provinsi Jawa Barat Media 2. Life Style 3. Program TV analisa data Kuantitatif, dan Expalanatory survey method (C. Suprapti Dwi Takariani, Balai Pengkajian dan Pengembanga n Komunikasi dan Informatika (BPPKI), 2013) televisi swasta berpengaruh secara signifikan terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis di Cimahi. Intensitas tersebut ditunjukkan dengan frekuensi dan durasi menonton sinetron remaja di televisi swasta. komunikasi, teori komunikasi massa, media massa, televisi, karya artistik, program drama, program sinetron, Teori Komunikasi Verbal & Non Verbal, dan Teori Uses and effect Metode Penelitian yang saya gunakan adalah Kuantitatif Teknik Pengumpulan data yang saya gunakan adalah Survey MetodePengump ulan Data yang saya gunakan, Kuesioner Glitz, Glamour, and the Farm: Potrayal of Agriculture as the simple life (Amanda M. Ruth, Lisa K. Lundy and Travis D. Park) Lahore business school, 2013) Teori yang digunakan peneliti 1.Opinion 2. Television Reality 3. Program Televison 4. Audience Metode Penelitian,Teknik Pengumpulan Data dan Teknik analisa data Descriptive – Survey, Reaction varied from annoyance and frustration to offense and amusement Hasil Penelitian Investigate the potential effects of an agriculutrally based on reality television show on viewers attitudes, opinions and perceptions. Teori yang digunakan di penelitian saya adalah definisi komunikasi, teori komunikasi massa, media massa, televisi, karya artistik, program drama, program sinetron, Teori Komunikasi Verbal & Non Verbal, dan Teori Uses and effect Metode Penelitian yang saya gunakan adalah 12 Kuantitatif Teknik Pengumpulan data yang saya gunakan adalah Survey MetodePengump ulan Data yang saya gunakan, Kuesioner Impact of Advertisement on the Life Style of Pakistani Youth (Usman Daud, Umer Farooq dan Faiza Anwar, Lahore business school, 2011) Teori yang digunakan peneliti 1.Advertising 2. Life Style 3. S-O-R 4.Mass Media Metode Penelitian,Teknik Pengumpulan Data dan Teknik analisa data Kuantitatif , Regresi Sederhana dengan jenis penelitian asosiatif dan pendekatan survey. Hasil Penelitian Iklan yang muncul dari sebuah media massa secara signifikan mampu mempengaruhi gaya hidup remaja dengan tingkat signifikansi <0.05 Teori yang digunakan di penelitian saya adalah definisi komunikasi, teori komunikasi massa, media massa, televisi, karya artistik, program drama, program sinetron, Teori Komunikasi Verbal & Non Verbal, dan Teori Uses and effect Metode Penelitian yang saya gunakan adalah Kuantitatif Teknik Pengumpulan data yang saya gunakan adalah Survey MetodePengump ulan Data yang saya gunakan, Kuesioner Sumber: Studi Pustaka, 2014 13 Tabel 2.2 Penelitian Sekarang Peneliti Rizqa Yadzharu, (2014) BINUS University Judul Pengaruh Program Sinetron “GANTENG- Teori Teori uses and effect Metodologi Pendekatan Penelitiansaya adalah Kuantitatif, GANTENG SERIGALA” di SCTV, Terhadap Perilaku. (StudiKasus: siswa/ikelas 7A, 7B, dan 7CSMPN 19Tangerang) Jenis penelitian saya adalah survey eksplanatif. Metode penelitian saya adalah survey, Variable penelelitian saya adalah Variable bebas dan terikat, Teknik dan metode pengumpulan data saya adalah menggunakan kuesioner (field research) Teknik analisis dan Inprentasi data saya menggunakan Uji Validitas, Uji Reabilitas, Uji Normalitas 2.2 Landasan Teori Pada teori dasar ini peneliti akan menjelaskan teori-teori umum dan khusus yang berhubungan dengan topik penelitian skripsi penelit seperti komunikasi, teori komunikasi massa, media massa, televisi, uses and effect, dan teori komunikasi verbal & non verbal sebagai dasar penelitian dalam penelitian penulis. 2.2.1 Komunikasi Komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi makhluk sosial. Setiap individu pasti akan melakukan komunikasi, karena komunikasi (communication) adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Kata komuikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin 14 communis yang berarti “sama”. Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Oleh karena itu, komunikasi seharusnya dipertimbangkan sebagai aktivitas di mana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali jika diidentifikasikan oleh partisipan komunikasi yang terlibat (Kathleen K. Reardon, 1987, Sendjaja, 2002:4.4, Bungin, 2011:258) Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar ataupun yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yng didefinisikan dan mengevaluasinya. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication menjelaskan 3 model komunikasi : Pertama, model komunikasi linear, yaitu model komunikasi satu arah (oneway view of communication). Dimana komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan respons atau tanggapan yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Kedua, model komunikasi dua arah adalah model komunikasi interpersonal, merupakan kelanjutan dari pendekatam linier. Pada model ini, terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respon balik terhadap pesan dari pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua arah (two-way) maupun proses predaran perputaran arah (cyclical process), sedangkan setiap partisipan memiliki peran ganda, di mana pada satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya. 15 Ketiga, model komunikasi transaksional, yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) di antara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini menekan semua perilaku adalah komunikatif dan masingmasing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konteks pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi (Sendjaja, 2002:4.4, Bungin, 2011:258). Sedangkan menurut Arni Muhammad (2014:5) Komunikasi dedefinisikan sebagai“Pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirimdengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”. Komunikasi juga sebagai media untuk mengungkapkan pesan, ide atau gagasan dari satu orang ke orang lain agar lawan bicara kita mengerti apa yang kita inginkan. Oleh karena itu, komunikasi sangat dibutuhkan bagi setiap individu baik itu secara lisan, bahasa tubuh, tulisan, dsb. Menurut Richard West dan Lynn H. Turner (2008:5-8) Komunikasi didefinisikan lima istilah kunci, yaitu : 1. Sosial Komunikasi adalah suatu proses sosial. Ketika menginterpretasikan komunikasi secara sosial (social), maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Artinya komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Keduanya memainkan peranan yang penting dalam proses komunikasi. Ketika Komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat , motivasi dan kemampuan. 2. Proses (process) Ketika kita membicarakan komunikasi sebagai proses, hal ini berarti komunikasi bersifat kesinambungan dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. Oleh karena itu, komunikasi tidak memiliki awal dan akhir yang jelas. 3. Simbol (symbol) Simbol adalah sebuah representasi dari fenomena. Kata adalah simbol untuk konsep dan benda. Misalnya kata cinta merepresentasikan 16 sebuah ide mengenai cinta, sedangkan kata kursi merepresentasikan tentang benda yang kita duduki. 4. Makna Selain proses dan simbol, makna juga memegang peranan penting dalam definisi komunikasi kita. Makna adalah yang diambil orang dari suatu pesan. Dalam episode-episode komunikasi, pesan dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan berlapis-lapis makna. Tanpa berbagi makna,kita semua akan mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa yang sama atau dalam menginterpretasikan suatu kejadian yang sama. 5. Lingkungan Istilah kunci yang terakhir dalam definisi komunikasi kita adalah lingkungan. Lingkungan (environment) adalah situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen, seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang budaya pembicara dan pendengar. Lingkungan juga dapat dihubungkan. Maksutnya, komunikasi dapat terjadi dengan adanya bantuan dari teknologi. 2.2.1.1 Fungsi Komunikasi Seperti dikatakan Rudolph F. Verderber dalam buku Deddy Mulyana (2014:5) mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. Berikut ini kita akan membahas empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan William I. Gorden dalam buku Deddy Mulyana (2014: 5-33) yaitu : a. Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial Fungsi Komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep-konsep diri kita, 17 aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan b. Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. c. Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. d. Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui. 2.2.1.2 Jenis Komunikasi Komunikasi verbal dan non-verbal merupakan hal yang sangat penting untuk diteliti agar dapat membedakan individu yang satu dengan yang lain, terutama karena adanya tindakan atau sikap kontroversial dalam suatu komunitas atau kelompok masyarakat. 2.2.1.3 Komunikasi Verbal Menurut Muhammad di dalam bukunya yang berjudul Komunikasi organisasi (2014:95) Komunikasi verbal atau komunikasi yang menggunakan kata-kata merupakan bentuk komunikasi dimana komunikasi itu sendiri dinyatakan secara lisan 18 atau tertulis dengan menggunakan suatu bahasa dan menggunakan simbol. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti tertentu.Menurut Mark Knapp dalam Cangara (2004:100) unsur-unsur komunikasi verbal adalah a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Olah kata merupakan hal yang sangat penting dalam komunikasi. Untuk itu, pergunakanlah kata-kata yang mudah dimengerti. b. Racing (kecepatan). Kecepatan dalam berbicara mempengaruhi keefektifan dalam penyampaian pesan. Sampaikanlah pesan dengan tidak terlalu cepat ataupun lambat. c. Intonasi suara. Intonasi suara yang berbeda tentunya dapat mengubah makna dalam pesan itu sendiri. Sehingga pergunakanlah intonasi yang tepat sesuai dengan makna pesannya. d. Singkat dan jelas. Penyampaian pesan dalam komunikasi akan lebih efektif jika pesan tersebut disampaikan secara singkat dan jelas serta langsung ke pokok permasalahannya tanpa terbelit-belit. 2.2.1.4 Komunikasi Non-Verbal Menurut Muhammad (2014 : 130) Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Dengan komunikasi non verbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecepatan berbicara. Misalnya seseorang pemimpin berbicara dengan suara yang keras dan wajah yang merah padam, itu menandakan bahwa pimpinan tersebut sedang marah pada karyawan nya. Tanda-tanda komunikasi nonverbal menunjukkan bahwa cara kita duduk, berdiri, berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi kepada orang lain. Tiap-tiap gerakan yang kita buat dapat menyatakan asal kita, sikap kita, kesehatan atau bahkan keadaan psikologis kita. Misalnya gerakan-gerakan seperti mengerutkan alis, menggigit bibir, menunjukkan dengan jari, tangan dipinggang, melipat tangan bersilang di dada semuanya mengandung arti tertentu. (Muhammad, 2014:130-131) 19 Blake dan Haroldsen dalam Zainal Abdidin (2006:49) dengan singkat mengemukakan bahwa komunikasi non-verbal adalah penyampaian dari pesan dimana dalam prosesnya, tidak diliputi dengan simbol-simbol atau perwujudan dalam bentuk suara.Yang termasuk dalam unsur-unsur komunikasi non-verbal menurut Suranto, Aw (2010:146) adalah: a. Ekspresi wajah merupakan cerminan suasana emosi seseorang sehingga hal ini merupakan sumber yang sarat akan komunikasi nonverbal. b. Kontak mata merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Melalui kontak mata selama berinteraksi menandakan orang tersebut terlibat dalam komunikasi yang bukan hanya mendengarkan namun juga memperhatikan. c. Postur tubuh dan gaya berjalan. Postur tubuh dan gaya berjalan seseorang mencerminkan emosi, konsep diri dan tingkat kesehatannya. d. Sound (suara). Tangisan ataupun tarikan nafas panjang merupakan salah satu bentuk komunikasi. Dengan tangisan ataupun tarikan nafas panjang kita dapat mengerti apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. Menurut Muhammad (2014:131) Arti dari suatu komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan komunikasi verbal dan nonverbal atau dengan kata lain komunikasi verbal akan lebih mudah diintrepretasikan maksudnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal yang mengiringikomunikasi verbal tersebut. Komunikasi non verbal dapat memperkuat dan menyangkal pesan verbal. Bila ada ketidaksejajaran antara komunikasi verbal dengan nonverbal, orang khususnya lebih percaya pada komunikasi noverbal yang menyertainya. 2.2.2 Teori Komunikasi Massa 2.2.2.1 Pengertian Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan saluran komunikasi. Definisi komunikasi massa yang paling sederrhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188 dalam Ardianto, Komala & Karlinah, 2012:3 ), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large 20 number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli komunkasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang secara terus menerus serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 2003:188 dalam Ardianto, Komala & Karlinah, 2012:4). Secara teori, pada satu sisi, konsep komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu proses di mana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain komunikasi massa merupakan prosses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Fokus kajian dalam komunikasi massa adalah media massa. Media massa adalah institusi yang menebarkan informasi berupa pesan, peristiwa, atau produk budaya yang mempengaruhi dan merefleksikan suatu masyarakat. Sehubungan dengan itu, maka institusi media massa juga adalah bagian dari sistem kemasyarakatan dari suatu masyarakat dalm konteks yang lebih luas. Denis McQuail dalam bukunya McQuail’s Mass Communication Theory (2012) mengatakan, Istilah komunikasi massa (mass communication) dicetuskan sebagaimana media massa (mass media) pada awal abad ke-20 untuk menggambarkan fenomerna sosial baru dan ciri utama dari dunia baru yang muncul ketika dibangun pada saat industrialisme dan demokrasi populer. Media massa (surat kabar, majalah, film, radio) berkembang dengan pesat hingga munculnya televisi pada pertengahan abad ke-20. Kemampuan media massa dapat menjangkau seluruh populasi dengan cepat, informasi, opini dan hiburan yang sama. Komunikasi massa yang digambarkan tidak lagi menjadi satu-satunya alat komunikasi pada tingkat masyarakat (maupun global). Walaupun komunikasi massa biasanya merujuk pada surat kabar, televisi, film dan radio seiring berkembangnya teknologi muncul lah media baru (new media) yang terdiri atas teknologi berbasis komputer. 21 Teknologi komunikasi ini termasuk e-mail, internet, televisi kabel digital, teknologi video seperti DVD, pesan instan (instant messaging) dan telepon genggam. Komunikasi massa didefinisikan sebagai komunikasi yang dapat diterima oleh semua khalayak masyarakat. Walaupun beberapa penelitian (seperti Postman, 1992) percaya bahwa perkembangan pesat dalam teknologi baru dapat berbahaya bagi masyarakat, kita telah melihat pertumbuhan yang besar dalam mengakses dan menerima informasi. Tak diragukan lagi bahwa pada saat ini masyarakat sanagat bergantung kepada komunikasi massa dan media baru pada kehidupan nya dikarenakan masyarakat pada saat ini haus akan informasi. Menyimak dari beberapa definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi di atas, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi: “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003:189 dalam Ardianto, Komala & Karlinah, 2012:6) 2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian komunikasi massa melalui definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli ilmu komunikasi. Dapat kita ketahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung makna yang sama. Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponenkomponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona. Menurut Ardianto et. al. (2012: 6-12) Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: 22 a. Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu disampaikan oleh komunikan. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan lebih banyak lagi orang yang terlibat, seperti juru kamera (lebih dari satu), juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager, dan lain-lain. Selain itu peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar. b. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita dapat dimuat di media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. c. Komunikan Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 23 d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan media massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak itu serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Seperti contoh berikut ini : acara “Indonesian Idol” yang ditayangkan stasiun televisi RCTI ditonton oleh jutaan pemirsa. Mereka secara serempak pada waktu yang sama menonton acara tersebut selama hampir 120 menit, padahal mereka berada di berbagai tempat di seluruh Indonesia. e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2002:99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi Alat Indra Terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah simulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat 24 indra pelaku komunikasi,komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. h. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. 2.2.2.3Dampak sosial media Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Bukti sederhana terjadi pada seorang remaja laki-laki yang mengenakan topi seperti yang dipakai aktor dalam satu tayangan sinetron di televisi. Anak-anak lainnya pun dengan segera menirunya. Budaya, sosial dan politik dipengaruhi oleh media. Disini secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai ranah sikap (Agee, 2001: 24-25 dikutip dalam Ardianto et. al. 2012:58-59) 2.2.3 Media Massa 2.2.3.1 Pengertian Menurut Ardianto et. al. (2012:103) Media massa (mass media) adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, televisi, komputer, radio dan sebagainya. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet). Setiap media cetak memiliki karakteristik yang khas. 25 2.2.3.2 Jenis – jenis media massa Media massa adalah perantara yang menyampaikan mengenai informasiinformasi, pikiran, gagasan, maupun komunikasi ke masyarakat umum. Berikut ini jenis-jenis media massa : a. Media Cetak Media cetak adalah media yang terdiri dari lembaran kertas yang tertulis dengan sejumlah kata, beberapa gambar, kalimat dan wacana yang disusun secara rapih berisikan berbagai macam informasi, ilmu pengertahuan, teknologi, hiburan, tips, lowongan lapangan pekerjaan, bisnis, aspirasi dan opini masyarakat. Media yang termasuk dalam media cetak adalah Surat kabar, majalah, tabloid, buletin, buku teks (buku pelajaran), dll. b. Media Elektronik Media eletronik adalah sarana komunikasi yang mempergunakan peralatan elektronik sebagai dalam penyampaian informasi. Media yang termasuk dalam media elektronik adalah Televisi, radio, handphone, internet, komputer, dll. 2.2.3.3 Efek Media Massa Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy (2005:318-320) efek komunikasi ini ada tiga yaitu efek kognitif (cognitive effect), efek afektif (affective effect) dan efek konatif yang sering disebut efek behavioral (behavioral effect). Adanya efek yang timbul setelah menonton tayangan program sinbetron “Ganteng-Ganteng Serigala” di SCTV sebagai berikut: 1. Efek kognitif (cognitive effect) adalah efek yang berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga audience yang semula tidak tau apaapa, yang tadinya tidak mengerti, dan bingung menjadi merasa jelas. Sebagai contoh: audience yang pada awalnya tidak mengerti seperti 26 apa jalan cerita sinetron Ganteng-Ganteng Serigala, tetapi semenjak menonton mereka menjadi tau dan mengerti. 2. Efek afektif (affective effect) adalah efek yang berkaitan dengan perasaan. Seperti ketika audience sehabis menonton acara televisi timbul perasaan pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa itu bisa bermacam-macam, senang sehingga tertawa terbahak-bahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding, dan lain-lain. Sebagai contoh: karena audience menyukai idolanya main atau berperan sebagai salah satu tokoh di sinetron Ganteng-Ganteng Serigala, audience merasa terhibur dan senang menonton sinetron Ganteng-Ganteng Serigala tersebut 3. Efek behavioral (behavioral effect) adalah efek yang bersangkutan dengan upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan yang berbentuk perilaku. Sebagai contoh: audience merasa gaya berbicara, tingkah laku hingga cara berpakaian idolanya yang bermain di sinetron sangat menarik sehingga ingin menirunya. 2.2.4 Televisi 2.2.4.1 Pengertian televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi merupakan salah satu media massa yang bersifat dapat didengar dan dilihat dalam bentuk gambar yang bergerak (audiovisual). Peranan televisi disini adalah sebagai media massa yang memberikan informasi, hiburan, motivasi pendidikan, serta alat kontrol sosial kepada khalayak. Selain itu siaran televisi dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, tidak mengenal gender, status sosial maupun umur, semua dapat menikmati siaran televisi. Masyarakat tidak akan bisa hidup tanpa adanya televisi. Televisi pada saat ini merupakan salah satu sarana media yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena memang manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya televisi, dimanapun kita berada pasti yang pertama kita cari adalah televisi. Dari media 27 televisi masyarakat mendapatkan sebagian dari kebutuhan hidupnya yaitu, informasi, hiburan, pengetahuan, pendidikan dan lain sebagainya. Dengan kesempurnaan teknologi yang ada di televisi, televisi mampu menjadi media penyiaran yang paling diminati oleh masyarakat luas pada saat ini dibanding dengan media lainnya seperti radio, majalah, koran, dan media lainnya. 2.2.4.2 Karakteristik televisi Dilihat dari penggunaan alat indra, dalam siaran radio, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang bekerja. Seperti ketika mendengarkan siaran radio yang digunakan adalah indra pendengaran, membaca surat kabar dan majalah dapat dilakukan dengan penglihatan. a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar seklaigus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila siaran radio hanya mendengar kata-kata, musik, dan efek suara maka televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun, tidak berarti gambar lebih penting dari katakata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara atau sebaliknya suara tanpa gambar. b. Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran shooting di televisi adalah produser. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (thinks in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan, atau persuasi, sebaiknya ia dapat berpikir dengan gambar. c. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menyangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemandu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain. Bila menyangkut acara drama musik yang lokasinya di luar studio, akan lebih banyak lagi melibatkan orang yang bekerja (crew). 28 2.2.4.3 Fungsi Media Televisi Fungsi Televisi sama dengan fungsi media lainnya (surat kabar dan siaran radio), yakni memberikan informasi, mendidik, mnghibur dan membujuk. Tetapi dapat kita lihat sekarang televisi lebih berdominan berfungsi sebagai penghibur. Karena tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya unuk memperoleh informasi. Melalui televisi, masyarakat mendapatkan informasi tentang kehidupan sosial, informasi yang mendidik dan menghibur 2.2.5 Program Televisi 2.2.5.1 Pengertian Televisi memiliki berbagai jenis program di dalamnya. Televisi semakin hari semakin berlomba lomba-lomba dalam menciptakan program-program yang bisa menjadi unggulan mereka dan tidak pernah ada habisnya. Hampir selama 24jam setiap hari televisi menayangkan rangkaian program mereka yang dapat disaksikan jutaan pasang mata. Tayangan program di televisi sekarang semakin beragam , tetapi sekarang rata-rata acara program di televisi lebih banyak menayangkan program hiburan sehingga mampu mengusir stress disaat jenuh. 2.2.5.2 Jenis-jenis program televisi Jenis-jenis program acara televisi meliputi : Program musik yang biasanya diselingi oleh kuis-kuis interaktif, program anak-anak yang berisikan informasi, edukasi dan pesan moral di dalamnya, program reality show adalah sebuah acara yang memperlihatkan realita kehidupan, program Hobby yang biasanya membahas tentang kegemaran penonton seperti travelling, masak-masak, photography, automotif, dll lalu ada sinetron striping yang bercerita seputar kehidupan remaja dengan intrik-intrik cinta segi tiga, kehidupan keluarga yang penuh kekerasan, dan tema yang akhir-akhir ini sangat digemari yaitu tentang kehidupan makhluk luar angkasa atau jelmaan seperti siluman atau vampir, program yang mengambil gambar dari youtube, dan lain-lain. Sebagai contoh program acara musik seperti dahsyat atau inbox, lalu acara yang berisikan edukasi untuk anak-anak seperti catatan si unyil, program realityshow seperti Jika Aku Menjadi, termehek-mehek, Katakan Cinta Mu. Di bagian program sinetron ada Ganteng-Ganteng Serigala, Catatan Hati Seorang Istri, Mak Ijah Ingin 29 Naik Haji, Manusia Harimau. Dan yang terakhir acara yang mengambil cuplikancuplikan gambar dari youtube seperti on the spot, dan lain-lain.Sedangkan GantengGanteng Serigala merupakan masuk kedalam program sinetron stripping yang ditayangkan setiap hari senin hingga minggu pada pukul 19:30 WIB sampai 21:00 WIB. 2.2.5.3 Dimensi Menyaksikan Program Televisi Untuk mengukur pengaruh tayangan televisi juga dapat dilihat dari indikator frekuensi, durasi dan atensi. ketiga pola ini sering dilakukan untuk mengukur pengaruh tayangan televisi, pengukuran frekuensi program mingguan seperti berapa kali dalam sebulan. Sedangkan pengukuran durasi penggunaan media dihitung berapa lama khalayak tergantung pada suatu media, berapa menit khalayak mengikuti program.Kemudian hubungan khalayak dan program berkaitan dengan perhatian atau atensi. Frekuensi, merupakan penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali dalam sebulan seseorang mengkonsumsi tayangan suatu program televisi. Durasi merupakan data berupa berapa lama menyaksikan tayangan televisi serta atensi yaitu seberapa besarperhatian pada tayangan televisi (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2007:140) 2.2.6 Program Artistik 2.2.6.1 Pengertian program artistik Program artistik bersumber dari ide atau gagasan perorangan ataupun tim kreatif, lalu proses produksinya mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai perencanaan. Jenis – jenis program artistik adalah : a. Drama atau sinetron b. Program musik c. Lawak d. Dokumenter e. Seni dan budaya f. Hiburan g. Iklan h. Quiz i. Informasi pendidikan j. Informasi iptek 30 k. Informasi Kebudayaan l. Infromasi hasil produksi, termasuk iklan dan publik service m. Informasi flora dan fauna n. Informasi pembangunan o. Informasi Informasi apa saja yang tidak mengandung unsur politik (Wahyudi, 1994:19 dikutip dalam Franciscus, 2013:26-27) Biasanya karya artistik lebih banyak dikerjakan oleh mitra stasiun televisi, yakni para agency dan Production House (PH). Sebelum acara yang ditawarkan sebuah PH ditayangkan, terlebih dahulu mereka harus presentasi sekaligus memperhatikan sample program acara yang akan dijual. Selanjutnya jika pihak Aquatition Departement stasiun televisi yang bersangkutan menyetujui baru diadakan kontrak. (Baksin, 2009:79-81) Menurut Askurifai Baksin di dalam bukunya Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik (2009: 80-81) proses jual-beli acara ada tiga sistem yang banyak dianut kalangan broadcasting, yaitu: a. Sistem jual lepas (bought right). Setelah sample program diterima dan di-acc oleh bagian aquatition departement (lokal) maka disepakati harga lepas dari tiap episode acara tersebut dan pihak stasiun televisi mempunya wewenang penuh terhadap acara tersebut sehingga untuk menutup biaya pembelian maka pihaknya gencar mengejar commercial break (iklan). b. Blocking time. Maksudnya PH yang menawarkan paket acara harus membeli jam tayang (air time) di stasiun televisi bersangkutan. Harganya memang mahal, disesuaikan dengan jam tayang ada yang prime time atau nonprime time. Yang primetime mempunyai alokasi waktu dari sekitar jam 19:00 – 21:00. Sementara diluar jam tersebut dianggap bukan prime time. c. Profit Sharing. Dalam sistem ini antara PH dan stasiun televisi bersangkutan sama-sama menanggung untung dan resiko. Artinya 31 pihak PH tidak menjual produk acaranya ke stasiun televisi ataupun blocking time. 2.2.7 Program Drama 2.2.7.1 Pengertian drama Program drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran, dan sinetron yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah (Soenarto, 2007: 62-63). 2.2.7.2 Karakteristik Drama Ketika kita akan membahas tentang drama, harus dipahami terlebih dahulu dari sisi apa ia ingin dibicarakan. Dari seni pertunjukan, dimensi sastranya atau keduanya sebagai suatu karya drama. Drama adalah karya dua dimensi, pengarangdrama tentu harus memikirkan bagaimana naskah yang menjelaskan alur cerita drama tersebut, apakah dapat diterima masyarakat ketika ditampilkan. Sedangkan sewaktu mengedit hasil syuting, tim editor tidak mempunyai hak untuk mengganti jalan cerita yang sudah tertera di dalam naskah. Oleh karena itu, seni pertunjukan pada karya drama merupakan suatu pertunjukkan yang dilakukan secara totalitas para pemainnya. Menurut Prof. M. Atar Semi dalam Anatomi Sastra (1988:159161) karakteristik drama mempunyai perbedaan dengan karya sastra yang lainnya yaitu : a. Drama mempunyai tiga dimensi ,yakni dimensi sastra, gerakan, dan ujaran. b. Drama memberi pengaruh emosional yang lebih kuat di bandingkan dengan karya sastra lain. c. Bagi sebagian besar orang, menonton drama lebih menyenangkan dan menghasilkan pengalaman yang lebih lama diingat dibandingkan dengan membaca novel. d. Drama disusun dengan suatu keterbasan. Ia dibatasi oleh dua konvensi, yaitu: intensitas dan konsentrasi. e. Kekhususan drama yang amat penting pula adalah keterbatasan pemain-pemain secara fisik. f. Drama memiliki keterbatasan pemanfaatan objek material. g. Drama dapat memiliki keterbatasan bukan saja dari segi artistik tetapi juga dari segi kepentasan. 32 h. Keterbatasan lain yang dimiliki drama dibandingkan dengan karya sastra yang lain adalah, bahwa drama dibatasi oleh keterbatasan intelegensi rata-rata penonton. i. Drama memiliki episode dan jumlah alur yang terbatas. j. Naskah drama merupakan suatu karya yang isinya melalui percakapan. Aspek-aspek yang terdapat dalam karya sastra itu mencakup: alur cerita (susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. Alur meliputi beberapa tahap, yaitu: pengantar, penampilan masalah, puncak ketegangan, ketegangan menurun, penyelesaian), bahasa sebagai media pesan (messages),dan sebagai isi (content) 2.2.8 Program Sinetron 2.2.8.1 Pengertian Sinetron Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema eletronik. Tentang sebuah cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa, misi ini dapat berbentuk pesan moral utuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat sehari-hari. Pembuatan sinetron tidak jauh berbeda dari pembuatan film di layar putih. Demikian pula tahapan penulisan dan format naskah. Yang berbeda hanyalah film layar lebar menggunakan kamera optic, bahan film seluloid dan medium sajinya memakai proyektor dan layar putih didalam gedung bioskop. Sementara itu, pembuatan sinetron menggunkan kamera elektronik dengan video recorder, bahannya pita didalam kaset, penyajiannya dipancarkan dari stasiun televisi dan diterima melalui layar kaca pesawat televisi dirumah. (Kuswandi, 2008:120) 2.2.8.2 Isi Sinetron Isi atau konten dalam sebuah Sinetron bermacam-macam diantaranya yaitu: a. Isi cerita atau tema Ini merupakan unsur terpenting dari sebuah cerita, hal ini dikarenakan isi cerita merupakan unsur pokok cerita yang biasanya dapat terlihat pada saat adanya konflik yang diceritakan dari cerita tersebut. b. Rangkaian atau kejadian Pada rangkaian atau kejadian harus memiliki hubungan antara satu dan yang lainnya (sebab-akibat), karena akan menentukan nasib suatu 33 tokoh. Biasanya tokoh yang mempunyai karakter negatif atau jahat (antagonis) akan diperlihatkan atau ditampilkan terlebih dahulu namun akan kalah di akhir cerita. c. Karakter tokoh utama Pada sebuah sinetron terdapat tokoh-tokoh yang terbagi menjadi empat (4) karakter, yaitu: Protagonis (tokoh utama yang berkarakter positif, yang memperjuangkan kebahagiaan), Antagonis (tokoh utama yang berkarakter negatif, yang selalu mematahkan kebahagiaan), Tritagonis (peran pendamping bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh utama, tetapi bisa juga sebagai penengah atau perantara, Peran pembantu (tokoh yang dimasukkan sebagai pelengkap guna mendukung rangkaian cerita. d. Percakapan atau Dialog Yang dimaksud dialog adalah percakapan yang terdiri dari dua orang atau lebih sehingga terbentuk lah sebuah dialog. Namun dalam sinetron semua percakapan atau dialog didasari oleh naskah. Naskah yang dibuat oleh script writer akan diberikan kepada pemeran atau tokohnya untuk dimainkan ditampilakan. 2.2.9 Teori Khusus 2.2.9.1 Teori Uses and Effect Menurut (Sendjaja, 2002 : 5. 41 dikutip dalam Bungin, 2011:291), teori uses and effect pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979), merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use(penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media dapat memiliki banyak arti.Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih 34 kepada pengertian yang kedua. Misalnya, bagaimana media itu digunakan dan menimbulkan efek atas penggunaan media tersebut sebagai sumber informasi. Kegunaan teori uses and effect pada penelitian ini adalah, media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Program Sinetron GantengGanteng Serigala telah memberikan tayangan dengan jalan cerita yang berbeda dan unik untuk memenuhi kebutuhan hiburan penonton nya. Semakin banyak frekuensi seseorang dalam menonton sebuah progam televisi, besar kemungkinan akan timbul efek kepada penontonnya itu sendiri terutama anak-anak yang masih rendah akan pemahaman suatu tayangan dengan meniru adegan-adegan yang mereka tonton. 2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Program Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Terhadap perilaku Variable Y Variable X Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Variable X (Pengaruh Program Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala) 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849) Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 2. Di dalam Variable X (Pengaruh Program Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala) memiliki 2 dimensi yaitu content dan penggunaan media, dimana dalam dimensi content terdapat beberapa sub dimensi tokoh, alur cerita dan pesan. Di dalam penggunaan media terdapat beberapa sub dimensi yaitu frekuensi, durasi dan atensi. 3. Menurut (Sendjaja, 2002 : 5. 41 dikutip dalam Bungin, 2011:291), teori uses and effect pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979), merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. 35 Variable Y (Terhadap Perilaku) 1. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku akan tercipta jika terdapat adanya stimulus atau rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007:139) 2. Di dalam Variabel Y (Terhadap perilaku) memiliki 3 dimensi yaitu efek kognitif (cognitive effect), efek afektif (affective effect) dan efek konatif yang sering disebut efek behavioral (behavioral effect). 36