mendefinisikan nodul tiroid sebagai benjolan yang ter

advertisement
BAB I. PENDAHULUAN
I.A. LATAR BELAKANG
American Thyroid Association (2014) mendefinisikan
nodul
tiroid
pertumbuhan
sebagai
abnormal
benjolan
yang
terbentuk
jaringan
tiroid.
Nodul
karena
tiroid
merupakan kelainan kelenjar tiroid yang sering ditemukan
(Brams,
2005).
Prevalensi
nodul
tiroid
berkisar
3-50%
bergantung pada modalitas yang digunakan (Vanderpump, 2005;
Lameson & Weetman., 2008). Nodul tiroid terpalpasi pada 37% orang dewasa saat pemeriksaan fisik. Dengan pemeriksaan
ultrasonografi, nodul tiroid ditemukan pada lebih dari 25%
orang dewasa (Lameson & Weetman., 2008). Jumlah ini terus
meningkat seiring pertambahan usia. Pada pasien berusia 60
tahun ke atas, nodul tiroid ditemukan pada 50% populasi
saat
palpasi
dan
atau
dengan
bantuan
ultrasonografi
(Kurniawan et al., 2013).
Nodul tiroid dapat diklasifikasikan sebagai jinak atau
ganas, bergantung pada potensi persebaran ke luar kelenjar
tiroid. Mayoritas nodul tiroid bersifat jinak, sementara
5% nodul berpotensi menjadi ganas (Kurniawan et al., 2013).
Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mengeksklusi adanya
1
2
keganasan.
Pemeriksaan
penunjang
yang
dapat
dilakukan
diantaranya tes fungsi tiroid, ultrasonografi, scan tiroid
atau sidik tiroid dan aspirasi jarum halus (Brams, 2005).
Pemeriksaan aspirasi jarum halus telah digunakan untuk
mengevaluasi nodul tiroid selama lebih dari 20 tahun di
Amerika. Aspirasi jarum halus adalah pemeriksaan paling
akurat untuk membedakan nodul jinak dan nodul ganas (Brams,
2005). Sementara tes fungsi tiroid mengukur kadar hormon
yang dihasilkan kelenjar tiroid di dalam darah. Tes fungsi
tiroid lebih sederhana dibandingkan pemeriksaan penunjang
lainnya (American Thyroid Association, 2014).
Pemeriksaan aspirasi jarum halus memiliki peran yang
sangat penting dalam evaluasi nodul tiroid. Namun, tidak
semua penderita nodul tiroid melakukan pemeriksaan aspirasi
jarum
halus.
Sementara
itu,
tes
fungsi
tiroid
dapat
dilakukan pada semua penderita kelainan tiroid. Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menemukan
korelasi
antara
hasil
pemeriksaan aspirasi jarum halus dengan hasil tes fungsi
tiroid pada pasien yang telah melakukan kedua pemeriksaan
tersebut.
Hubungan
antara
kedua
pemeriksaan
tersebut
3
diharapkan
dapat
mengarahkan
kencederungan
suatu
nodul
tiroid menjadi jinak atau ganas pada pasien yang telah
melakukan
tes
fungsi
tiroid
namun
belum
melakukan
pemeriksaan aspirasi jarum halus (Ali dan Cibas, 2009).
I.B. RUMUSAN MASALAH
1. Nodul tiroid adalah salah satu kelainan tiroid yang
sering terjadi sehingga diperlukan data terbaru tentang
prevalensi nodul tiroid di RSUP dr. Sarjito.
2. Tidak semua pasien yang memiliki nodul tiroid melakukan
pemeriksan
aspirasi
jarum
halus
sehingga
diperlukan
pemeriksaan awal yang bisa mengarahkan kecenderungan suatu
nodul menjadi jinak atau ganas.
I. C. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana prevalensi kejadian nodul tiroid di RSUP dr
Sardjito?
2.
Apakah
terdapat
hubungan
antara
hasil
pemeriksaan
histopatologi nodul tiroid dengan hasil pemeriksaan fungsi
kelenjar tiroid?
4
3.
Bagaimana
hubungan
antara
hasil
pemeriksaan
histopatologi nodul tiroid dengan hasil pemeriksaan fungsi
kelenjar tiroid?
I. D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
hasil histopatologi nodul tiroid yang disajikan dengan
Bethesda System dengan hasil pemeriksaan fungsi kelenjar
tiroid.
I. E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan mengetahui hubungan antara hasil histopatologi nodul
tiroid dan pemeriksaan fungsi kelenjar tiroid diharapkan:
1. Bagi
dunia
pendidikan,
dapat
memberikan
gambaran
tentang potensi keganasan pada pasien penderita nodul
tiroid
yang
sudah
kelenjar tiroid
melakukan
namun
aspirasi jarum halus.
belum
pemeriksaan
melakukan
fungsi
pemeriksaan
5
2. Bagi
tenaga
kesehatan,
dapat
dijadikan
sebagai
prediktor potensi keganasan nodul tiroid pada saat
hasil pemeriksaan fungsi kelenjar tiroid diketahui.
I. F. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian tentang hubungan berbagai pemeriksaan penunjang
nodul
tiroid
modalitas
sudah
yang
pernah
berbeda.
dilakukan
Berikut
sebelumnya
ini
adalah
dengan
beberapa
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya:
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode
dan
Subyek
Instrumen
Penelitian
Hasil
Penelitian
1.
Lina, 2010
Ketepatan
Pemeriksaan
Terpadu
Sitologi Biopsi
Aspirasi Jarum
Halus (SiBajah)
Dan
Ultrasonografi
Pada Nodul
Tiroid Di Rsup
H. Adam Malik
Medan
Secara cross
sectional
pada 36
pasien nodul
tiroid di RS
dr. Wahidin
Sudirohusodo
Makassar
Thyroid
Imaging
Reporting and
Data System
(TIRADS)
Terdapat korelasi
bermakna antara
ultrasonografi
TIRADS dengan
hasil
histopatologi
6
2.
Probowoso,
2013
Nilai
Diagnostik
Pemeriksaan
Aspirasi Jarum
Halus dan
Ultrasonografi
pada Nodul
Tiroid
Secara
retrospektif
terhadap 90
pasien nodul
tiroid yang
melakukan
operasi pada
tahun 20062010 di RSUP
dr. Sardjito
Yogyakarta
Tabel 2x2
Nilai diagnostik
pemeriksaan
aspirasi jarum
halus dan
ultrasonografi
dalam menegakkan
diagnosis nodul
tiroid masih
rendah
3.
Indah,
2014
Kesesuaian
Gambaran
Karakteristik
Nodul Pada
Ultrasonografi
Tiroid Dengan
Kejadian Nodul
Tiroid Maligna
Tabel BxK
Hasil
karateristik
nodul maligna
yang ditemukan
pada USG nodul
tiroid yang
bermakna secara
statistik ialah
predominan solid,
kalsifikasi,
mikrokalsifikasi
dan
makrokalsifikasi.
4.
Kusuma,
2014
Clinical
Profiles Of
Goiter Patients
In Sardjito
Hospital Based
On
Ultrasonography
And
Histopathology
Result
Secara cross
sectional
pada 62
pasien nodul
pada tiroid
di Instalasi
Radiologi
RSUP Dr.
Sardjito
Yogyakarta
periode Mei
2011 September
2013
Secara
deskriptif
analitik
terhadap 233
pasien nodul
tiroid di
RSUP dr.
Sardjito
tahun 2014
Bethesda
System
Jumlah sampel
terlalu sedikit
sehingga
distribusi kasus
keganasan pada
nodul tiroid
kistik dan difus
tidak dapat
ditentukan.
Download