PENGARUH HARGA, PROMOSI, CITRA MEREK, DAN VIRAL MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Produk Bakmi Mewah di Kota Semarang) FUJI NURROHMATIN ULIN NI’MAH Program Studi Managemen-S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Semarang URL : http://dinus.ac.id/ Email : [email protected] ABSTRACT The market competition Increasingly stringent make manufacturers have to think creatively and innovation to make products, especially in the digital era is increasingly sophisticated to make all information can be distributed easily, Similarly, information for a review of such as products Bakmi Mewah that issued the latest innovation. Before the consumer decided to buy a product, consumer will consider different aspect before buying. The purposeoof the research is tooknow the effect of several variables such as price, promotion, brand image and viral marketing on purchasing decision of Bakmi Mewah in Semarang City. Data collection tools using aoquestionnaire with the sample of 100orespondents in Semarang city with purposive sampling technique (the techniques of determination with specific considerations). The analysis method used multiple linear regression analysis using SPSS 20.0. The result of the calculation of determination coefficient of 0.546. This showed that price variable, promotion, brand image, and viral marketing canoexplain ofopurchasing decision by 54.6%. While theoremaining 45.4% is explainedoby another variable besides variable price, promotion, brand image and viral marketing. The analysis showed that price, brand image and viral marketing have aopositive and significant influence on purchasing decision of Bakmi Mewah in Semarang city. However, the promotion has no positiveoand significant influence on purchasing decision of Bakmi Mewah in Semarang city. Keyword : Price, Promotion, Brand Image, Viral Marketing and Purchasing Decision. 1 ABSTRAK Persaingan pasar yang semakin ketat membuat produsen harus berfikir kreatif dan inovatif dalam membuat sebuah produk, apalagi di era digital yang semakin canggih ini membuat semua informasi bisa dengan mudah tersalurkan, begitu pula informasi untuk sebuah produk seperti Bakmi Mewah yang mengeluarkan inovasi terbaru. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli sebuah produk, konsumen akan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum membeli. Tujuan dari penelitian ini adalah untukomengetahui pengaruh dari beberapa variabel yaitu harga, promosi, citra merek dan viral marketing terhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. Alat pengumpulanodata menggunakan kuisionerodengan sampel sebesar 1000responden di kota Semarang denganomenggunakan teknik purposive sampling (teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu). Metode analisis yang digunakanoadalah analisis regresi linier berganda menggunakan alat bantu SPSS 20.0. Hasiloperhitungan koefisien determinasi sebesar 0,546. Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga, promosi, citra merek, dan viral marketing mampu menjelaskanokeputusan pembelian sebesar 54,6%. Sedangkan sisanya 45,4% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel harga, promosi, citra merek dan viral marketing. Hasil analisisomenunjukkan bahwa harga, citra merek dan viral marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. Namun, promosi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. Kata kunci : Harga; Promosi; Citra Merek; Viral Marketing dan Keputusan Pembelian. 2 PENDAHULUAN Pada zaman yang modern ini, banyak sekali produk makanan instan atau siap saji, salah satunya adalah mie instan. Seperti yang kita ketahui bahwa mie instan sangat digemari masyarakat Indonesia. Asosiasi Mie Instan Dunia atau World Instant Noodles Association (WINA) mengeluarkan data jumlah konsumsi mie instan setiap negara dalam satu tahun. WINA mencatat masyarakat Indonesia mengkonsumsi 13,2 Miliar bungkus mie instan pada tahun 2015. Dengan jumlah masyarakat Indonesia, berdasarkan data worldometers.info, terhitung Mei 2016 mencapai lebih dari 260 juta orang. Maka dengan 13,2 miliar bungkus per tahun, setiap orang Indonesia rata-rata mengkonsumsi 51 sajian mie instan pertahun. Hal tersebut didorong dengan mudahnya menyajikan mie instan dan dengan berbagai rasa yang semakin beragam membuat masyarakat semakin menggemarinya. Indonesia menduduki urutan ke dua setelah Tiongkok, berikut data urutan negara pengkonsumsi mie instan terbanyak didunia yang ditampilkan pada Tabel 1.1 : Tabel 1.1 Global Demand for Instan Noodles Sumber : World Instan Noodles Association (WINA) Berdasarkan data diatas China / Hongkong menduduki urutan pertama dengan konsumsi mie instan pada tahun 2015 sebanyak 40,43 miliar. Angka tersebut naik 30 milyar pertahun yaitu dari 44,4 milyar ditahun 2014 dan naik ditahun 2015 sebesar 40,43 milyar pertahun. Berbeda dengan Indonesia yang menempati urutan kedua yaitu dengan jumlah konsumsi pada tahun 2015 sebesar 13,2 milyar pertahun. Angka tersebut mengalami penurunan 23 milyar pertahun yaitu dari 13,43 milyar ditahun 2014 dan turun ditahun 2015 sebesar 13,2 milyar pertahun, namun hal tersebut tidak mengubah urutan negara Indonesia sebagai negara pengkonsumsi mie instan terbanyak kedua setelah China / Hongkong (https://news.idntimes.com, 2016) Potensi bisnis mi instan memang masih menjanjikan. Meski ekonomi dalam negeri sedang menurun, pertumbuhan bisnis makanan instan itu tetap positif / naik. Hal tersebut didorong karena mi instan sudah menjadi salah satu makanan pokok. Sehingga mendorong pemain baru ingin turut mencoba menikmati laba pada usaha mie instan. Salah satunya adalah Grup Mayora yang menerjuni bisnis mi instan. Pasar mie instan dalam negeri memang menarik, karena tren penjualan mie instan diproyeksikan tumbuh 10% di tahun 2016. Penjualan mie instan di tahun lalu pada kisaran 14 miliar bungkus, di tahun 2016 diproyeksikan bisa mencapai 16 miliar bungkus. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa tahun lalu industri makanan menempati tempat ketiga penyumbang investasi terbesar yaitu mencapai Rp. 6,42 triliun. Hal tersebut tidak terlepas dari jumlah masyarakat Indonesia yang besar dan tergolong suka produk mie selain makanan pokok yaitu nasi. Dengan adanya alasan yang kompleks tersebut, sejak awal tahun 2016 perusahaan 3 makanan dan minuman (Grup Mayora) merilis mie instan merek Bakmi Mewah dan optimis dengan penjualan Bakmi Mewah (http://industri.kontan.co.id, 2016). Menurut (Murphy 2002, dalam Mardjono dan Hariyadi, 2014) adaptasi lingkungan bisnis inovatif adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang tidak pasti seperti kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan selera konsumen, perubahan pasar, persaingan, perubahan dalam kebijakan pemerintah dan teknologi. Sementara inovasi di sini adalah memikirkan ide-ide baru seperti pengembangan inovasi kreatif, desain independen produk, jasa kreatif, modal dari independen, lokasi independen, peningkatan strategi pemasaran dan distribusi produk. Bakmi Mewah merupakan produk mie instan yang pertama di Indonesia yang mengeluarkan inovasi menarik yaitu menawarkan bakmi dengan topping ayam dan jamur basah yang asli, berbeda dengan pesaing mie instan lain yang hanya memberikan janji pada bungkus gambarnya saja, sehingga bisa disebut sebagai prioner inovasi mie instan. Bakmi Mewah mentargetkan pada segmen kelas menegah ke atas. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta jiwa, sebesar 20% dari peduduk tersebut merupakan segmen menengah ke atas, sehingga hal tersebut meningkatkan peluang bagi Bakmi Mewah. Meskipun Bakmi Mewah adalah produk pendatang baru, yang terpenting adalah bagaimana cara menyakinkan para penjual, dan produknya sesuai dengan yang dijanjikan (http://swa.co.id, 2016). Sebelum membeli sebuah produk, konsumen pasti akan melakukan suatu keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2008 :192) dalam mengambil keputusan pembelian konsumen tidak selalu memproses informasi atau mengambil keputusan dengan cara yang rasional dan cermat. “Gagasan Pemasaran : Bagaimana Konsumen Benar – benar Mengambil Keputusan” menjelaskan beberapa kemajuan terbaru dari studi akademis yang sedang berkembang tentang bagaimana konsumen mengambil keputusan. Dalam pengambilan keputusan pembelian, tentu ada faktor yang mempengaruhinya, Kotler dan Keller ( 2008 : 189) dua faktor umumodapat mengintervensi antara maksud pembelian dan keputusan pembelian, yang pertama adalah sikap orang lain. Batas dimana sikap seseorang mengurangi preferensi kita untuk sebuah alternatif tergantung pada dua hal : (1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang kita sukai dan (2) motivasi kita untuk mematuhi kehendak orang lain. Semakin intensosikap negatif orang lain dan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan kita, semakin besar kemungkinan kita menyesuaikan niatopembelian kita. Hal sebaliknya juga berlaku. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diantisipasi yang mungkin muncul untuk mengubah niat pembelian. Selain dua faktor diatas, promosi dan iklan juga sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian, karena dengan adanya promosi dan iklan konsumen dapat mengetahui produk yang ditawarkan sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2008 : 219) iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosi penjualan menawarkan intensif untuk membeli. Seperti bakmi mewah yang gencar melakukan promosi melalui koran dan saluran televisi dengan memilih artis Raffi Ahmad dan presenter Indy Barend. Iklan Bakmi Mewah juga berubah dengan menampilkan dr Sonia Wibisono sebagai bintang iklannya. Dalam iklan terbaru Bakmi Mewah, dr Sonia memberikan edukasi bagaimana cara menyajikan Bakmi Mewah, yaitu disajikan tanpa kuah. Promosi tersebut di harapkan dapat meningkatkan minat beli konsumen pada produk Bakmi Mewah yang baru di rilis (http://swa.co.id, 2016). 4 Harga juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk pada konsumen. Harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk maupun jasa, atau dalam pengertian lain yaitu jumlahodari nilai yangoditukarkan para pembeli setia dalam memperoleh suatu keuntungan dari memiliki atauomenggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2008 : 345). Sebuah perubahan strategi penetapan harga biasanya terjadi apabila produk mengalami siklus hidupnya. Tantangan paling besar adalah pada tahap pengenalan produk. Ketika perusahaan mengeluarkan produk baru tantangan terbesar adalah menetapkan harga untuk yang pertama kalinya. Terdapat dua pilihan strategi luas yaitu : penetapan harga dengan penetrasi pasar dan penetapan harga memerah pasar. Dalam penetapan harga memerah pasar harga yang ditetapkan terbilang tinggi dengan konsumen yang mau membayar dengan harga yang tinggi untuk mendapat laba maksimal dari berbagai segmen, dengan demikian laba yang diperoleh akan lebih banyak namun penjulan yang di lakukan lebih sedikit. Sedangkan dalam penetapan harga menggunakan penetrasi pasar harga yang ditetapkan lebih rendah agar mampu menjangkau semua pasar berskala besar (Kotler dan Amstrong, 2008 : 4). Dalam penentuan harga Bakmi Mewah lebih mahal dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Indofood dan Wingsfood. Bakmi Mewah dipasarkan di atas Rp 5000 per satu bungkus, dengan nilai lebih yang ditawarkan Bakmi Mewah yaitu dengan ayam dan jamur asli, sehingga walaupun harganya diatas rata- rata produk mie lainnya, namun produk Bakmi Mewah tidak hanya memberikan janji pada kemasan saja (http://swa.co.id, 2016). Dengan menetapkan nama “Bakmi Mewah” perusahaan tentu sudah mempunyai pemikiran yang matang untuk nama merk tersebut, karena merk didefinisikan sebagai “nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksud untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendeferensiasikan mereka dari para pesaing” (Kotler dan Keller, 2008 : 258). Pemilihan nama merek yang tepat merupakan sebuah keputusan penting, karena pilihan nama dapat mempengaruhi percobaan merk baru lebih awal dan mempengaruhi volume penjualan di waktu berikutnya (Shimp, 2014 : 75). Dalam sebuah pemasaran yang sudah modern ini terdapat pemasaran viral atau yang disebut dengan viral marketing. Viral marketing atau pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain dari mulut ke mulut, atau “berita dari satu klik mouse ke klik berikutnya (word of mouse)”, yang mendorongokonsumen menceritakan produk dan jasa yangodikembangkanoperusahaanoatau informasi audio, video, dan tertulis kepada orang lain secara online (Kotler & Keller , 2008 : 256). Seperti Bakmi Mewah yang melakukan test pasar dengan cara memberikan testimoni ke pelanggannya dan pelanggan mencoba memberi komentar atau pengalaman mereka mencicipi Bakmi Mewah dengan cara men- share ke media sosial. Hal tersebut tentu dapat menimbulkan viral marketing di media sosial dan bisa mempengaruhi penjualan (http://swa.co.id, 2016). Menilik penelitianoterdahulu, terdapat research gap padaoindikator harga. Dimana dalam penelitian Mandey (2013) tentang promosi, distribusi, dan harga pengaruhnya terhadap keputusan pembelian dengan hasil promosi dan distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Namun, disisi lain variabel harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dalam penelitian Onsu, et al. (2015) tentang atribut produk, citra merek, dan strategi promosi pengaruhnya terhadap keputusan pembelian dengan hasil strategi promosi berpengaruh secara signifikanoterhadap keputusan pembelian. Namun, variabel atribut produk, citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadapokeputusan pembelian. 5 Atas dasar latar belakang dan hasil penelitian terdahulu maka dapat ditarik judul “Pengaruh Harga, Promosi, Citra Merek dan Viral Marketing terhadap Keputusan Pembelian (Studi Produk Bakmi Mewah di Kota Semarang)”. Dalamopenelitian ini permasalahan yang dihadapi dalam prosesopenelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana harga dapat berpengaruh terhadapokeputusan pembelian Bakmi Mewah di Semarang? 2) Bagaimana promosi dapat berpengaruh terhadapokeputusan pembelian Bakmi Mewah di Semarang? 3) Bagaimana citra merek dapat berpengaruhoterhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di Semarang? 4) Bagaimana viral marketing dapat berpengaruh terhadap keputusanopembelian Bakmi Mewah di Semarang? TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran Sebuah pemasaran (marketing) mempunyai inti mengidentifikasi serta memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan” Kotler dan Keller (2008: 5). Menurut Hasan (2009:1) pemasaran (marketing) adalah ilmu yang bertujuan untuk membuat kepuasan yang berkelanjutan dalam sebuah strategi bisnis yang ditujukan kepada stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham). Sebagai ilmu, pemasaran adalah sebuah ilmu pengetahuan yang diartikan berbeda dari masing-masing individu, cara pemerolehannya adalah dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu sebagai alat ukur dalam mengukur kinerja dari kegiatan bisnis dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang bersifat mutualisme yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dalam jangka waktu yang panjang. Sebagai strategi bisnis, pemasaran adalah suatu aktivitas adaptasi yang dilakukan dalam sebuah organisasi yangoberorientasi pasar dalamomenghadapi realita kehidupan bisnis, baik itu dalam cakupanolingkungan kecil atau sempit (lingkungan mikro) maupun dalam cakupan besar atau luas (lingkungan makro) yang terus berubah. Keputusan pembelian Keputusan pembelian merupakan hal yang penting untuk diketahui dalam bidang pemasaran. Kotler & Keller (2008 : 192) menyatakan bahwa konsumen tidak selalu memproses informasi atau mengambil keputusan dengan cara yang rasional dan cermat. “Gagasan Pemasaran : Bagaimana Konsumen Benar–benar Mengambil Keputusan” menjelaskan beberapa kemajuan terbaru dari studi akademis yang sedang berkembang tentang bagaimana konsumen mengambil keputusan. Harga Menurut DH dan Irawan (2008 : 241) harga merupakan sejumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh suatu kombinasi dari sebuah produk beserta layanannya yang dibutuhkan oleh konsumen. Menurut Hasan (2009 : 298) harga merupakanosegala bentukobiayaomoneter yang dikorbankanoolehokonsumenountukkmemperoleh, memiliki, memanfaatkannsejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk. Hargaomerupakanosejumlah uang 6 yang ditagihkanoatas suatuoprodukomaupun jasa, atauodalamopengertian lainoyaitu jumlahodari nilai yangoditukarkanoparaopembeli setiaodalam memperolehosuatu keuntungan dariomemiliki atau menggunakanosuatuoproduk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2008 : 345). Promosi Menurut Guiltinan P., et al. (1994 : 279) promosi penjualan adalah perangsang (insentif) ekonomis, hiburan, atau informal yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada para pembeli atau distributor. Menurut Kotler dan Keller (2008 : 219) Promosi penjualan (sales promotion), bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Iklanomenawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosiopenjualan menawarkanoinsentif untuk membeli. Promosiopenjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, penghargaan patronage, percobaan gratis, garansi, promosi yang berkaitan, promosi silang, tampilan titik pembelian, dan demonstrasi); promosi dagang (potonganoharga, insentif untukoiklanodanotampilan, sertaobarang gratis); danopromosi bisnis danotenaga penjualan (pameran dagangodan konvensi, kontesowiranaga, danoiklanokhusus). Citra Merek Merek didefinisikan sebagai “nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, oleh American Marketing Association yang dimaksud untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dariosalah satu penjual atau kelompok penjual dan mendeferensiasikan mereka dari para pesaing”. Maka merk merupakan suatu produk atau jasa yang dimensinya membedakan merek tersebutodengan beberapa cara dari produk atau jasa lainya yang dirancang untukomemuaskan kebutuhan yang sama (Kotler dan Keller, 2008 : 258). Viral Marketing Viral marketing atau pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain dari mulut ke mulut, atau “berita dari satu klik mouse ke klik berikutnya (word of mouse)”, yang mendorong konsumen menceritakan produk dan jasa yang dikembangkan perusahaan atau informasi audio, video, dan tertulis kepada orang lain secara online (Kotler dan Keller , 2008 : 256). Adapunohipotesis yang diajukan dalamopenelitian ini adalahosebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Harga berpegaruh positif danosignifikan terhadap keputusanopembelian. Promosi berpengaruhopositif dan signifikan terhadapokeputusan pembelian. Citra Merek berpengaruhopositif danosignifikan terhadapokeputusan pembelian. Viral Marketing berpengaruhopositif danosignifikan terhadapokeputusan pembelian. Berdasarkan uraian diatas, makaodapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini sebagai berikut: 7 Harga (X1) H1 Promosi (X2) H2 Keputusan Pembelian (Y) Citra Merek (X3) H3 Viral Marketing (X4) H4 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2011 : 2) variabel adalah segalaosesuatuoyang berbentuk apa saja yang ditetapkanooleh penelitiuuntuk dipelajariisehinggaadiperolehiinformasiitentanghhal tersebut, kemudiannditarikkkesimpulannya. Dalammpenelitian ini menggunakan dua variabel menurut Sugiyono (2011 : 4) sebagai berikut: 1.) VariabeloIndependen Variabel bebas atau independen yang sering disebut sebagaiovariabel stimulus merupakan variabel yangomempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 1999 : 21). Dalamopenelitian ini variabel independennya adalah Harga (X1), Promosi (X2), Citra Merek (X3) dan Viral Marketing (X4). 2.) Variabel Dependen Variabeloterikat atau dependenomerupakan variabel yang dipengaruhioatau yang menjadi akibat, karena adanyaovariabel bebas (Sugiyono, 1999 : 21). Dalam penelitian iniovariabel dependenya adalah Keputusan Pembelian (Y). Definisi Operasional Definisiooperasional merupakannsegala sesuatu yangoberbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitiountuk dipelajariisehingga diperolehiinformasiitentang halltersebut, kemudian ditarikokesimpulannya (Sugiyono, 2010 : 86). Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Keputusan Pembelian (Y) Definisi Operasional Suatu keputusan dalam memilih beberapa pilihan alternatif untuk dilaksanakan 8 Indikator 1. Sadar akan adanya kebutuhan 2. Mencari informasi atau dijalankan. Harga (X1) Jumlah uanggyang harus dibayarkannkonsumen untuk membeliiprodukkBakmi Mewah. Promosi (X2) Seperangkat alat pemasaran yang digunakan produsen Bakmi Mewah untuk berkominikasi kepada konsumen. Citra Merek (X3) Viral Marketing (X4) 3. Pemilihan akan produk 4. Rasa puas 5. Merekomendasikan kepada orang lain (Ristania dan Justianto, 2012) 1. Skema harga 2. Skema harga dibanding dengan perusahaan / brand lain 3. Skema harga sesuai dengan kualitas (Ristania dan Justianto, 2012) 1. Jangkauan promosi 2. Diskon (Ristania dan Justianto, 2012) 3. Promosi lewat pameran 4. Promosi lewat brosur (Hariadi dan Martoatmodjo, 2013) Persepsi merek Bakmi 1. Corporate Image (citra Mewah dalam memori / pembuat) ingatan konsumen. 2. User Image (citra pemakai) 3. Product Image (citra produk) Promosi yang dilakukan konsumen Bakmi Mewah melalui pesan persuasive kepada teman / saudara, agar pesan tersebut bisa di sebarkan dari konsumen satu ke konsumen yang lain. (Tambrin ,2010:34) dalam Wangean dan Mandey 1. Acceptance (Penerimaan) 2. Innovativeness (Inovasi) 3. Dissonance reduction (Penurunan Ketidaksesuaian) 4. Novelty (Kesenangan Baru) (Ristania & Justianto, 2012) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Deskriptif Variabel Harga Hasil dari tanggapan responden terhadap variabel harga dan hasil tanggapan tersebut setelah dihitung menggunakan nilai indeks untuk mengetahui persepsi mengenai harga dari responden. Nilai indeks jawaban dari responden mengenai variabel harga sebesar 3,11 (2,61 – 3,40) yaitu dalam kategori cukup. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Promosi Hasil dari tanggapan responden terhadap variabel promosi dan hasil tanggapan tersebut setelah dihitung menggunakan nilai indeks untuk mengetahui persepsi mengenai 9 promosi dari responden. Nilai indeks jawaban dari responden mengenai variabel promosi sebesar 3,48 (3,41-4,20) yaitu masuk dalam kategori baik. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Citra Merek Hasil dari tanggapan responden terhadap variabel citra merek dan hasil tanggapan tersebut setelah dihitung menggunakan nilai indeks untuk mengetahui persepsi mengenai citra merek dari responden. Nilai indeks jawaban dari responden mengenai variabel citra merek sebesar 3,59 (3,41-4,20) yang masuk dalam kategori baik. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Viral Marketing Hasil dari tanggapan responden terhadap variabel viral marketing dan hasil tanggapan tersebut setelah dihitung menggunakan nilai indeks untuk mengetahui persepsi mengenai citra merek dari responden. Nilai indeks jawaban dari responden mengenai variabel viral marketing sebesar 3,32 (2,61-3,40) yang masuk dalam kategori cukup. Hasil Analisis Deskriptive Variabel Keputusan Pembelian Hasil dari tanggapan responden terhadap variabel keputusan pembelian dan hasil tanggapan tersebut setelah dihitung menggunakan nilai indeks untuk mengetahui persepsi mengenai keputusan pembelian dari responden. Nilai indeks jawaban dari responden mengenai variabel keputusan pembelian sebesar 3,02 (2,16 – 3,40) yang masuk dalam kategori cukup. Hasil Uji Validitas Hasil uji validitas data menunjukkan bahwa nilai r hitung dari masing-masing pertanyaan dari beberapa variabel nilainya lebih besar dibandingkann dengan nilai r tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuisioner dari masing – masing variabel deferensiasi harga, promosi, citra merek, viral marketing dan keputusan pembelian dapat dinyatakan valid sebagai alat ukur variabel. Hasil Uji Reabilitas Hasil uji reabilitas menunjukkan bahwa masing-masing pertanyaan mempunyai hasil nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,60, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuisioner dari masing – masing variabel deferensiasi harga, promosi, citra merek, viral marketing dan keputusan pembelian dapat dinyatakan reliabel sebagai alat ukur variabel. Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan dari hasil uji multikolinearitas, data menunjukkan bahwa variabel harga, promosi, citra merek dan viral marketing bebas multikolinearitas, karena nilai tolerance masing- masing variabel berada diatas 0,1 dan nilai VIF berada di bawah 10. Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil gambar Scaterplot menunjukkan bahwa titik – titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka nol pada sumbu Y, tidak mengumpul diatas atau dibawah saja, tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, jadi dapat disimpulkan bahwa model tidak heteroskedastisitas. 10 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan grafik data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Selain dilihat dari hasil grafik, untuk memperkuat hasil grafik maka dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu apabila signifikasi >α = 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov, nilai sig. 0,700 yaitu nilai tersebut diatas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi normal. Hasil Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil regresi linier berganda maka dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 0,196 + 0,306 X1 – 0,028 X2 + 0,182 X3 + 0,396 X4 Persamaan regresi diatas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Konstanta α (0,196 / positif), artinya pada saat harga, promosi, citra merek dan viral marketing bernilai nol, maka nilai variabel keputusan pembelian sebesar (0,196 / positif). 2. Koefisienoregresi harga sebesar 0,306 menyatakan bahwa pada saat harga meningkat satu satuan makaokeputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,306. 3. Koefisien regresi promosi sebesar – 0,028 menyatakanobahwa pada saat promosi meningkat satu satuan maka keputusan pembelian akan turun sebesar 0,028. 4. Koefisien regresi citra merek sebesar 0,182 menyatakan bahwa pada saat citra merek meningkat satu satuan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,182. 5. Koefisien regresi viral marketing sebesar 0,396 menyatakan bahwa pada saat viral marketing meningkat satu satuan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,396. Hasil Uji – F Berdasarkan hasil uji – F, nilai F antara variabel harga, promosi, citra merek, dan viral marketing terhadap keputusan pembelian sebesar 30,738 dengan signifikasi 0,000 yaitu <0,05. Dengan hasil ini dapat dibuktikan bahwa hipotesis mengenai harga, promosi, citra merek dan viral marketing secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil Uji - t Berdasarkan hasil uji-t, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada variabel harga t sebesar 4,160 dengan signifikasi 0,000. Dengan nilai signifikasi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individu variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Pada variabel promosi t sebesar -0,269 dengan signifikasi 0,789. Dengan nilai signifikasi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individu variabel promosi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Pada variabel citra merek t sebesar 2,386 dengan signifikasi 0,019. Dengan nilai signifikasi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individu variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. Pada variabel viral marketing t sebesar 4,179 dengan signifikasi 0,000. Dengan nilai signifikasi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara individu variabel viral marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 11 Hasil Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil koefisien determinasi diatas, nilai Adjusted R Square sebesar 0,546. Dengan hasil tersebut variabel harga, promosi, citra merek dan viral marketing mampu menjelaskan keputusanopembelian sebesar 54,6% (Adjusted R Square = 0,546 x 100%). Sedangkan sisanya yaitu 45,4% (100% - 54,6%) dijelaskan oleh variabel lain selain variabel harga, promosi, citra merek dan viral marketing. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh harga, promosi, citra merek dan viral marketing terhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen memandang baik harga Bakmi Mewah karena sesuai dengan kualitasnya dan dapat bersaing dengan produk sejenis lain, sehingga harga dapat meningkatkan keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. 2. Promosi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen kurang tertarik dengan promosi yang dilakukan oleh Bakmi Mewah, hal tersebut bisa dimungkinkan karena kurangnya cara promosi melalui lini bawah (below the line) seperti adanya pemberian hadiah untuk konsumen, sehingga promosi tidak dapat meningkatkan keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. 3. Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nama Bakmi Mewah sudah dikenal baik oleh konsumen, sehingga konsumen yakin dalam membeli Bakmi Mewah, sehingga citra merek dapat meningkatkan keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. 4. Viral Marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya viral marketing yang terjadi pada Bakmi Mewah membuat konsumen yakin untuk mencoba Bakmi Mewah, sehingga viral marketing dapat meningkatkan keputusan pembelian Bakmi Mewah di kota Semarang. DAFTAR PUSTAKA DH, B. S., & Irawan. (2008). Menejemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Ghanimata, Fifyanita dan Mustafa Kamal. 2012 “ Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Pembeli Produk Bandeng Juwana Elrina Semarang)”. Diponegoro Journal Of Management. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-10. Universitas Diponegoro Semarang. Ghozali, I. (2009). Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 12 Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Guiltinan, J. P., Paul, G. W., & Maulana, A. (1994). Strategi dan Program Manajemen (2 ed.). Jakarta: Erlangga. Hariadi, Doni dan Soebari Martoatmodjo. 2013 “ Pengaruh Harga, Promosi dan Distribusi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision”. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 1 Nomor 1, Januari 2013. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Hasan, A. (2009). Marketing. Yogyakarta: Media Pressindo. Heryanto, Imam. 2015 “ Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian serta Implikasinya pada Kepuasan Pelanggan”. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Enterpreneurship. Vol.9, No.2, Oktober 2015, Halaman 80-101. STIE Pasundan Bandung. Khusuma, Erwanto. 2016. “ Indonesia Santap 13,2 Miliar Bungkus Mie Instan Per Tahun,Berapa Banyak Kontribusimu?”.https://news.idntimes.com/indonesia erwanto/masyarakat-indonesia-santap-132-miliar-bungkus-mie-instan-per-tahun. / Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip - prinsip pemasaran (12 ed., Vol. 2). Jakarta: Erlangga. Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip - prinsip Pemasaran (12 ed., Vol. 1). Jakarta: Erlangga. Kotler, P., & Keller, K. (2008). Manajemen Pemasaran (13 ed., Vol. 1). Jakarta: Erlangga. Kotler, P., & Keller, K. (2008). Manajemen Pemasaran (13 ed., Vol. 2). Jakarta: Erlangga. Lotulung, Selvany Chichilia, dkk. 2015 “ Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan WOM (Word Of Mouth) terhadap Keputusan Pembelian Handphone Evercoss pada CV. Tristar Jaya Globalindo Manado”. Jurnal EMBA. Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal.817-826. Universitas Sam Ratulangi Manado. Mandey,Jilly Bernadette. 2013 “ Promosi, Distribusi, Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Surya Promild”. Jurnal EMBA. Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 95-104. Universitas Sam Ratulangi Manado. Mardjono, Enny Susilowati dan Guruh Taufan Hariyadi. 2014 " Competence Entrepreneurial Model With Environtment Adaptility Based on Creativity Innovative on Small and Medium Bussiness Unit in Semarang Central Java". Dian Nuswantoro university. Noerchoidah. 2013 “Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Iklan Terhadap Brand Image Dan Keputusan Pembelian Motor Merek Kawasaki”. Jurnal WIGA. Vol. 3 No. 1, Maret 2013. Onsu, Rosalia, dkk. 2015 “Atribut Produk, Citra Merek, dan Strategi Promosi 13 Sepeda Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor di Dealer Yamaha Ranotana”. Jurnal EMBA. Vol.3 No.2 Juni 2015, Hal. 818-828. Universitas Sam Ratulangi Manado. Rastania, Novia dan Jerry S. Justianto. 2012 “ Analisa Pengaruh Harga, Promosi dan Viral Marketing terhadap Keputusan Pembelian pada “Online Shop” S- Nexian Melalui Facebook”. Journal of Business Strategy and Execution. Vol. 5,No.2 , Halaman 131-161. BINUS Business School. Santoso, Krestiawan Wibowo, dkk. 2013 “ Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Permen Tolak Angin di Semarang (Studi Kasus pada Pengguna Permen Tolak Angin di Kelurahan Tembalang Semarang)”. Diponegoro Journal Of Social And Politic. Halaman 1-10. Univeristas Diponegoro Semarang. Santoso, S., & Tjiptono, F. (2001). Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia. Shimp, T. (2014). Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan dan Promosi (8 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Administrasi (6 ed.). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta. Sujarweni, W. (2015). SPSS Untuk Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Suryadi, Dede. 2016. “Pertaruhan Mayora Pasarkan Bakmi Mewah”. http://swa.co.id/swa/business-strategy/pertaruhan-mayora-pasarkan-bakmi-mewah. Oktober 2016. 4 Tampi, Daniel, dkk. 2016 “ Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Daya Tarik Iklan terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy pada PT. Daya Adicipta Wisesa”. Jurnal EMBA. Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal. 990-999. Universitas Sam Ratulangi Manado. Wangean, Ryanto Hariandy dan Silvya L. Mandey. 2014 ” Analisis Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Mobil All New KIA Rio di Kota Manado”. Jurnal EMBA. Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1715-1725. Universitas Sam Ratulangi Manado. Wibowo, Setyo Ferry dan Maya Puspita Karimah. 2012 “ Pengaruh Iklan Televisi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Sabun Lux (Survei pada Pengunjung Mega Bekasi Hypermall)”. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). Vol. 3, No. 1, 2012, Halaman 1-15. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Widarjono, A. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan (1 ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Yanwardana, Emir dan Ghina Ghaliya Quddus. 17 Maret 2016. “Pasar Bisnis Mie 14 Instan Dalam Negeri Masih Gurih”. http://industri.kontan.co.id/news/pasar-bisnis-miinstan-dalam-negeri-masih-gurih. 4 Oktober 2016. 15