PERBANKAN 4 Bisnis Indonesia, Rabu, 11 Agustus 2010 BI usung konsep baru OJK MEDIASI 2 Bank antisipasi Lebaran JAKARTA: PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk & PT Bank Permata Tbk menyediakan dana masing-masing Rp13,6 triliun dan Rp1,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang pada Ramadan dan Lebaran. Sekretaris Perusahaan BRI Muhammad Ali mengatakan setiap tahun kebutuhan uang menjelang Ramadan dan Idulfitri memang cenderung meningkat, sehingga manajemen sudah menyiapkan lonjakan itu. “Baik pecahan besar maupun pecahan kecil telah kami persiapkan sebelum Ramadan,” ujarnya di Jakarta, siang ini. Namun, kata Ali, perseroan tidak menerima penukaran uang pecahan, kecuali nasabah melakukan penarikan dengan meminta pecahan yang diinginkan. “Kalau minta penarikan pecahannya Rp2.000 kami bisa kasih, tapi kalau penukaran tidak bisa.” Sementara itu Direktur Ritel Bank Permata Lauren Sulistiawati mengatakan kebutuhan uang pada Ramadan cenderung meningkat. “Naiknya kebutuhan masyarakat atas uang menjelang Lebaran memang wajar, setiap tahun mencapai 15-20%,” katanya. Naiknya kebutuhan uang oleh masyarakat saat Ramadan, jelasnya, diikuti dengan penarikan dana yang cukup besar melalui ATM oleh nasabah. (BISNIS/07/HTA) Nusron anggap bank sentral berusaha bangun opini OLEH HENDRI T. ASWORO Bisnis Indonesia JAKARTA: Bank Indonesia mengusung opsi baru bentuk pengawasan perbankan terkait dengan rencana pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Konsep baru itu menyebutkan bahwa kewenangan pengaturan dan pengawasan perbankan di bawah gubernur Bank Indonesia. Gagasan disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D. Hadad dalam pemaparan seminar bertema OJK: Solusi atau Buah Simalakama Bagi Perbankan Indonesia di Jakarta, kemarin. Dia menjelaskan pengawasan perbankan secara kelembagaan dilepas dari bank sentral, yang saat ini ditangani oleh deputi gubernur BI yang terbagi atas tiga direktorat pengawasan, menjadi lembaga sendiri secara otonom. Namun, paparnya, lembaga tersebut kewenangannya di bawah gubernur BI, baik secara koordinasi maupun instruksi. Lembaga itu, lanjutnya, memiliki dewan otonom yang melakukan pengaturan perbankan, sedangkan pengawasan dilakukan eksekutif di bawah dewan otonom. “Kami kembangkan opsi, ini bukan kepentingan, ini ada satu dewan, tapi bukan dewan gubernur, ada dewan sendiri. Jadi ini ada dewan otonom, keluar dari dewan gubernur BI. Tapi, tetap di bawah Gubernur BI,” jelasnya. Dalam makalah Muliaman disampaikan bahwa dewan pengawas diketuai oleh gubernur BI. Namun, dewan tersebut lepas dari kelembagaan OJK, di mana hubungan dewan pengawasan itu hanya bersifat koordinasi dengan OJK. Usulan baru BI ini berbeda konsep dasar OJK yang merupakan lembaga independen dalam pengawasan perusahaan jasa keuangan. Kendati Gubernur BI terpilih Darmin Nasution mengatakan tak ada intensi berebut kewenangan, pada banyak kesempatan muncul komentar-komentar pada pejabat bank sentral yang enggan melepaskan pengawasan bank ke lembaga baru itu. Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU OJK Nusron Wahid menilai gagasan BI itu merupakan hal baru yang lepas dari konsep RUU OJK yang dilimpahkan kepada DPR guna dibahas menjadi UU pada tahun ini. Dia secara prinsip tidak mempermasalahkan usulan tersebut. Namun, sambungnya, yang perlu diperhatikan dalam pembahasan RUU OJK adalah kepentingan pemerintah dan legislatif, sehingga jika ada usulan baru tergantung dari dua otoritas tersebut. “Pemerintah sebagai penggagas RUU OJK setuju apa tidak ada usulan baru ini? Kalau pemerintah setuju apakah Pansus RUU OJK juga setuju. Ini perlu diperhatikan. Peran BI dalam hal ini hanya memberikan usul,” paparnya. Dalam seminar tersebut, Nusron mempersilakan bank sentral membangun opini mengenai perlu atau tidaknya pembentukan OJK. “Berkali-kali BI menggerakkan kelompok, karena nggak punya hak [mengusulkan]. Ini wajar, memengaruhi agen melalui prinsipal.” Prinsip pengawasan Namun, tambahnya, pertama kali yang akan dilakukan legislatif dalam membahas RUU OJK adalah kajian mengenai filosofis pembentukan otoritas tersebut. Secara prinsip, lanjutnya, pembentukan OJK harus meningkatkan pengawas- Jalan menuju penyederhanaan rupiah Rencana Bank Indonesia menyederhanakan nilai tukar rupiah --dalam bahasa teknis disebut redenominasi-memicu polemik. Seperti biasa, dampak psikologis dari perubahan kebijakan sering tidak diperhitungkan. Namun, bola telanjur bergulir. Kendati Wapres Boediono pada hari puncak ‘gara-gara’ menyatakan redenominasi baru sebatas studi, pemahaman publik tetap beragam. Uniknya, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution belakangan mengatakan redenominasi ini bukanlah program prioritas bukan juga mendesak. “Namun, merupakan pelengkap dari kebijakan moneter dan perbankan.“ Tahapan redenominasi 2011-2012 Sosialisasi 2013-2015 Masa transisi, mulai diberlakukannya redenominasi tetapi masih akan menggunakan dua nominal yakni rupiah lama (Rp1.000) dan rupiah baru (Rp1) dengan nilai sama 20162018 Darmin Nasution 20192022 Penarikan Diberlakuuang rupiah kannya uang lama rupiah baru. “Redenominasi bukan pemotongan nilai mata uang, seperti sanering atau pengguntingan. Kalau secara sederhana sebenarnya penyederhanaan sebutan satuan harga maupun nilai mata uang.” Beberapa negara sukses redenominasi Syarat Ekspektasi inflasi rendah dan pergerakannya stabil “Redenominasi belum perlu dilakukan karena tidak mengubah fundamental ekonomi nasional. Bank sentral lebih baik fokus kepada upaya menurunkan inflasi.” Taiwan Turki Rumania China Stabilitas perekonomian terjaga dan jaminan stabilitas harga Mirza Adityaswara, Kepala Ekonom Bank Mandiri Kesiapan masyarakat. an industri keuangan. Ketua Bapepam LK Fuad Rahmany menyampaikan pemisahan pengawasan lembaga keuangan pada prinsipnya untuk menghilangkan konflik kepentingan, baik di Bapepam LK maupun Bank Indonesia. Terkait dengan fee yang akan dibebankan kepada pelaku industri, ungkapnya, hal tersebut masih bisa dibahas di legislatif. “Apakah beban biaya OJK ditanggung APBN? Itu satu pilihan. Secara standar ada dua, ditanggung negara dan industri.” Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono mengatakan kalangan perbankan tidak ingin terjebak terhadap pilihan setuju atau tidak setuju terhadap pembentukan OJK, karena hal itu tidak sesuai dengan hakikat meningkatkan pengawasan perbankan dan lembaga keuangan nonbank. (hendri. [email protected]) sanering Redenominaskikevprsaktik yang terjadi rjadi. lnya banyak te or elongo kt Bila sedikit m a lain redenominasi sebetu fa na re ka itas ar di negara-neg acam-macam, tetapi mayor turun. s m ru sa te bi ng Sebabnya a nilai mata ua kebijakan inflasi, di man i terjadi karena as in m no de re ah a, al op ad Er ia di ak s rsebut. Slov Beberapa kasu di benua biru te lah Malta te ro se eu , lu ng la ua n a hu at satu m annya ta ir yang melakuk negara terakh 6). 00 (2 ia en ov ringSl (2008) dan tik dengan sane inasi—lebih iden dan berlanjut pada 2009. m no de re a, Dari Afrik , 2008, han 1 bwe pada 2006 engganti peca menimpa Zimba at pemerintah setempat m embu 1 dolar. Hiperinflasi m babwe menjadi g triliun dolar zim galami sanerin ru pernah men ekarno. Indonesia, just So en id es Pr intahan pada era pemer Maret 1950, Sjafruddin net 10 Pertama pada enteri Keuangan dalam Kabi M ke ra 5 ga Rp ne n ira ha ca pe Praw menggunting i Sjafruddin Hatta II, dengan Kedua, melalui kebijakan in a. du di au ja at iranegara en aw id Pr es atas men Pr n lam Penetapa dituangkan da 65 yang menjadikan Rp1.000 /19 Penpres No 27 dengan Rp1 (uang baru). ma dangkan (uang lama) sa ng dipotong se Saat itu, nilai ua tap. harga-harga te 3 alasan bank sentral 1. Pecahan uang Indonesia terlalu besar. 2. Dapat digunakan persiapan kesetaraan ekonomi Indonesia, memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean 2015. 3. Nilai nominal uang yang terlalu besar cermin inflasi tinggi pada masa lalu atau kondisi fundamental ekonomi jelek. BISNIS/HTR/FITRIYANA PULUNGAN Sumber: Diolah, 2010 BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO TELESALES TUNANETRA: Direktur Bank Permata Lauren Sulistiawati (kiri) bersama Head Corporate Affairs Leila Djafaar (kanan) dan pengurus Yayasan Mitra Netra (YMN) Aria Indrawati menyaksikan penyandang tunanetra petugas tele- sales di Jakarta, kemarin. Saat ini Bank Permata memiliki lebih dari 480 petugas telesales di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Mustafa prediksi green shoe BNI lampaui target OLEH M. MUNIR HAIKAL Bisnis Indonesia Apabila harga saham divestasi green shoe BNI Prognosa kinerja BNI (Rp miliar) mengacu ke kisaran harga Rp3.000, pemerintah bisa JAKARTA: Kementeri2009A 2010 2011 2012 meraup dana senilai an BUMN memprediksi Rp1,45 triliun. divestasi 473,89 juta saPendapatan bunga bersih 11.133 13.275 14.871 16.503 Mustafa menjelaskan seham opsi penjatahan lePendapatan operasional 15.428 19.200 21.553 23.905 mua hasil dari divestasi sabih (green shoe) PT Bank Laba bersih 2.484 4.029 4.870 5.693 EPS (Rp) 187 264 319 373 ham green shoe BNI akan Negara Indonesia Tbk Margin bunga bersih 6 5,8 6 6,1 masuk ke setoran APBN melampaui target yang pada tahun ini. semula ditetapkan pada Keterangan: A: audit Direktur Keuangan BNI level Rp1,23 triliun. Laba per saham Yap Tjay Soen menambahMenteri BUMN Mustafa EPS: Sumber: Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia pada 29 Juli 2010 kan perseroan membuka Abubakar mengungkapSaham pada 2007 pernah digu- kemungkinan untuk segera menkan perkembangan harga saham BNI yang bergerak di kisaran Rp3.000 nakan pemerintah sebagai opsi pen- gundang calon penjamin emisi yang membuat divestasi tersebut bisa me- jatahan berlebih ketika secondary akan menangani penawaran saham terbatas (rights issue) perseroan. offering BNI digelar. raup dana di kisaran Rp1,42 triliun. “Namun, kepastiannya berpatokSejauh ini, saham green shoe itu, “Harga saham BNI sudah bergerak naik dan kondisi pasar modal se- yang dulu dipakai pemerintah seba- an kepada hasil persetujuan dari pardang bagus. Kami pasti lepas saham gai stabilisasi saham BNI belum di- lemen,” ujarnya kemarin. Dia mengungkapkan dana yang green shoe BNI,” ujarnya kepada Bis- lego. Hal itu disebabkan harga saham BNI selama beberapa waktu diperoleh dari hasil penawaran sanis, pekan ini. Penjamin pelaksana emisi dives- cenderung di bawah level Rp2.050 ham terbatas dialokasikan untuk tasi saham BNI yang lama yaitu PT yang merupakan level harga dives- mendukung permodalan. Anggota Komisi XI DPR Maruarar Bahana Securities akan membantu tasi pada 2007. Harga saham BNI kemarin ditutup Sirait mengisyaratkan dukungannya aksi korporasi ini. Saat ini, pemerintah memiliki melemah 0,83% menjadi Rp2.975 terhadap rights issue bank BUMN. “Namun, harus ada penjelasan 473,89 juta saham green shoe BNI dibandingkan dengan hari sebelumyang setara dengan 4,14% dari total nya senilai Rp3.000 yang menjadi- yang detail mengenai penggunaan saham yang dikeluarkan dan dise- kan berkapitalisasi pasar Rp45,43 dana termasuk juga target peningkatan kinerja perseroan. triliun. torkan bank BUMN itu.