polatransportasilaut

advertisement
POLA TRANSPORTASI LAUT
KOMODITI GULA, TERIGU DAN PUPUK
Sobirin
Abstrak
Analisis spatial arus angkutan barang antar pelabuhan (pulau) khususnya komoditi gula, terigu dan pupuk selama tahun
1992 dengan pendekatan kawasan Indonesia barat (KIB) yang diwakili Jawa dan Sumatera serta kawasan Indonesia timur (KIT)
yang diwakili Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya dengan menerapkan metoda analisis deskriptif, analisis
kecenderungan serta origin and destination analysis, terungkap bahwa peningkatan sarana dan prasarana transportasi laut
memegang peranan sangat penting dalam angkutan komoditi perdagangan antar pulau, dimana volume muatan dalam negeri
cenderung meningkat. Peraturan dan kebijakan bidang transportasi laut telah meningkatkan penyelenggaraan angkutan laut lebih
mudah, efektif dan efisien; namun secara tidak langsung menyebabkan peranan pelayaran nasional menjadi makin lemah
sedangkan peranan pelayaran asing semakin menguat.
Pelabuhan Belawan, Tanjungpriok, Tanjungperak dan Makassar merupakan pelabuhan hierarhi pertama yang
mempunyai keterkaitan kuat pada pergerakan muatan barang antar pulau secara keseluruhan di Indonesia, disusul pelabuhan
Palembang, Panjang, Dumai dan Telukbayur untuk KIB, serta pelabuhan Tanjungemas, Banjarmasin, Samarinda dan Bitung untuk
KIT pada peringkat kedua. Pola angkutan gula, terigu dan pupuk di KIB cenderung lebih besar volume dan frekuensinya serta lebih
kompleks dibandingkan di KIT. Pola angkutan gula dan pupuk cenderung lebih kompleks dibanding pola angkutan terigu.
Pelabuhan simpul utama distribusi angkutan gula dan terigu untuk KIB masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu di
Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan dan Batam, sementara untuk pupuk terdapat di Palembang, Medan, Dumai dan Surabaya.
Pelabuhan distribusi kedua untuk KIB berada di kota Padang, Dumai, Palembang, Pontianak, Sibolga, Jambi, Cirebon dan
Lampung. Sedangkan simpul ketiga distribusi gula, terigu dan pupuk berada di kota-kota pelabuhan menengah dan kecil, seperti
Pekalongan, Banyuwangi, Bengkulu, Tanjungpandan, Tanjungpinang, Kualatungkal, Tembilahan, Tegal, Gunungsitoli, Pemangkat
dan Sigli.
Simpul-simpul utama angkutan gula dan terigu untuk KIT masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (Jakarta, Surabaya dan
Semarang) serta Ujungpandang. Simpul distribusi kedua angkutan gula, terigu dan pupuk berada di kota pelabuhan besar seperti
Samarinda, Banjarmasin, Balikpapan, Ambon, Kupang, Jayapura, Sorong, Palu dan Menado. Sedangkan simpul distribusi ketiga
berada di kota-kota pelabuhan menengah dan kecil, seperti Pare-pare, Tarakan, Sampit, Gorontalo, Biak, Merauke, Donggala, Biak,
Toli-toli, Rengat, Kotabaru, Bitung dan Maumere.
________________
Disampaikan pada Seminar Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Geograf Indonesia, Semarang, 21-22 Nov. 2000.
Download