BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini Perkembangan pasar modal telah menjadi komponen yang
tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pembangunan ekonomi. Negara maju dan
berkembang memerlukan komponen modal sebagai salah satu elemen penting
untuk pembangunan. Namun bagi Negara berkembang, kecukupan dana
cenderung menjadi masalah. Dalam melakukan ekspansi, perusahaan memerlukan
tambahan dana. Umumnya tambahan dana tersebut didapat melalui pinjaman
kredit pada sector perbankanselain itu sebagai alternatif lain bagi perusahaan
untuk mendapatkan dana, yaitu melalui pasar modal (capital market). Perusahaan
dapat menerbitkan dan menjual sekuritas pasar modal untuk menjaring dana yang
berada di masyarakat.
Pasar modal indonesia mengalami kemajuan pesat sejak diregulasi tahun
1988, jumlah emiten yang semula hanya 24 emiten (1988) sekarang menjadi 588
(2012) atau rata-rata muncul 24 emiten baru per tahun, pada tahun 1997/1998 saat
krisis finansial Asia melanda Indonesia, harga saham jatuh lebih dari 55% dan
berlangsung cukup lama sampai 2003 karena diikuti dengan krisis politik di
Indonesia, demikian juga pada krisis Global tahun 2008, haraga saham jatuh
sekitar 50% meski dengan jangka waktu yang lebih pendek, hanya berlangsung 11
bulan kemudian berangsur pulih (Samsul:2015).
Dalam Dunia pasar modal tentunya peran investor sangat menentukan
perkembangan pasar modal, berdasarkan data PT Kustodian Setral Efek Indonesia
(KSEI) pada akhir 2014, porsi asing mencapai Rp 1,864 triliun atau 64,49% dari
total kepemilikan saham Rp 2,891 triliun. Sementara per Januari 2015, porsi
kepemilikan asing terus bertumbuh menjadi Rp 1,882 triliun, atau 64,30% dari
total kepemilikan saham investor di BEI yang sebesar Rp 2,927 triliun. Saat ini,
porsi asing dalam komposisi saham publik di pasar modal Indonesia mencapai
63,79%, sedangkan Per Januari 2015, investor asing institusi menguasai Rp 1,289
triliun (68,49%) dari total kepemilikan asing sedangkan kepemilikan domestiknya
hanya 31,51 % saja ( www.bisnis.com : 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui jumlah emiten atau perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tergolong sedikit dan masih
kalah banyak dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, Saat ini
jumlah emiten yang tercatat di bursa hanya sebanyak 502 emiten, jumlah emiten
di negara tetangga seperti Malaysia saat ini sudah mencapai 900 lebih, lalu di
Singapura sudah di atas 1.000 emiten. jika dibandingkan dengan negara maju,
jumlah emiten di tanah air tergolong sangat sedikit. Padahal, Indonesia memiliki
jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan kedua negara tersebut. Dengan
sedikitnya jumlah emiten yang terdapat di Indonesia tersebut, perdagangan di
bursa juga belum terlalu liquid sehingga Indonesia masih sangat bergantung pada
investor asing (www.cnnindonesia.com:2015)
Sedangkan berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor
masih di kisaran 492 ribu hingga Juni 2016. Angka ini masih jauh dibandingkan
jumlah rekening di bank. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),
jumlah
rekening
mencapai
184,17
juta
hingga
Juni
2016.
Jumlah single investor identification (SID) atau identitas tunggal bagi investor
tercatat 434.844 hingga Desember 2015 atau naik sekitar 15,99 persen dari posisi
Desember 2014 sekitar 365.303. Jumlah SID pun tercatat 492.557 ribu hingga
Juni 2016 atau naik sekitar 13,27 persen dari posisi Desember 2015 di kisaran
434.844. (www.liputan6.com:2016)
Rendahnya jumlah investor di pasar modal khusunya di Indonesia
memang masih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduknya, tercatat Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
mencatat jumlah
investor
saham
di
Indonesia sampai dengan februari 2016 tercatat mencapai 486 ribu orang. Angka
tersebut meningkat 8 persen dibandingkan posisinya di akhir 2015, seiring
membaiknya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menempati
urutan kedua terbaik di dunia. Faktor utama yang paling mempengaruhi hal
tersebut adalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi atau lembaga
keuangan masih belum optimal, kurangnya informasi, edukasi dan sosialisasi
mengenai pentingnya berinvestasi di pasar modalpun masih rendah terkadang
pelaksanaan mengenai edukasi pasar modal yang kurang berkesinambungan dan
sebagai formalitas belaka menjadikan edukasi tersebut kurang optimal, selain itu
masalah keamanan akan dana investor yang diinvestasikan masih sangat rawan
sebagai contoh kasus bank century yang melenyapkan triliyunan dana nasabah
yang sampai sekarang belum terselesaikan kasus tersebut, kebiasaan masyarakat
Indonesia yang lebih suka berinvestasi pada barang yang terlihat atau berwujud
menjadikan investasi di pasar modal menjadi sesuatu yang masih tabu bagi
masyarakat Indonesia.
Semarang sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah memiliki potensi besar
untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan akademisi di pasar
modal.Jumlah investor saham di Jawa Tengah terus bertambah seiring dengan
sosialisasi terkait pasar modal yang terus dilakukan saat ini total jumlah investor
mencapai 1.500 dengan target 3.500 investor hingga akhir tahun ini oleh Kantor
Pusat Informasi Pasar Modal (KPIPM) Semarang (www.BNISecurities.com
:2016).
Bursa Efek Indonesia akhir ini banyak melakukan Edukasi mengenai
investasi pasar modal hal tersebut banyak dilakukan dikalangan perguruan tinggi,
bahkan beberapa perguruan tinggi yang tidak berbasis ilmu ekonomi atau bisnis,
telah mengembangkan program studinya dengan membuka program studi
manajemen dan bisnis. BEI sendiri telah banyak melakukan kerjasama dengan
beberapa perguruan tinggi, guna meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai
investasi di pasar modal, karena mahasiswa memiliki potensi dan kemampuan
untuk berinvestasi di pasar modal. Selain mengadakan sekolah pasar modal dalam
program edukasi Bursa efek Indonesia selaku pengelola penjualan efek di
Indonesia
terus
melakukan
upaya-upaya
untuk
meningkatkan
investasi
masyarakat di pasar modal. Salah satu hal yang cukup radikal adalah dengan
mengubah satuan pembelian saham, yang biasanya minimal pembelian 1 lot
adalah 500 lembar saham kini menjadi 100 lembar saham saja. Selain itu program
sosialisasi dan edukasi terhadap pasar modal banyak di lakukan ke masyarakat
khususnya pada kalangan akademisi dan mahasiswa hal tersebut terbukti dari
banyaknya bermunculan galeri investasi di kampus kampus hal ini bertujuan agar
mahasiswa dapat belajar dengan mudah untuk bertransaksi dan belajar mengenai
pasar modal di tempat yang terjangkau bagi mereka (www.okezone.com:2014)
Investasi pada usia muda sebagai sarana belajar berhemat dan
memanfaatkan pemasukan semaksimal mungkin, selain hal itu perubahan satuan
pembelian saham yang relatif lebih sedikit yang menyebabkan investasi di pasar
modal menjadi lebih terjangkau bagi mahasiswa, BEI berharap jumlah mahasiswa
yang berinvestasi dipasar modal dapat meningkat. Semarang sendiri memiliki
banyak Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta salah satunya adalah Universitas
Semarang merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki banyak
mahasiswa di semua kelasnya baik kelas reguler, kelas sore maupun kelas
karyawan tercatat ada 6 fakultas (Teknik, Teknologi Pertanian dan Peternakan,
Fakultas Hukum, Ekonomi, Psikologi, Teknologi Informasi dan Komunikasi) hal
ini sangat potensial sekali untuk peningkatan calon investor pasar modal di
kalangan akademisi khususnya mahasiswa, pada fakultas ekonomi sendiri sampai
bulan oktober 2016 tercatat ada 1.031 mahasiswa yang berpartisipasi dalam
investasi saham (mahasiswa yang sedang aktif kuliah).
Berinvestasi pada pasar modal merupakan kesempatan untuk mendapatkan
tingkat keuntungan atau return yang lebih besar jika dibandingkan berinvestasi
pada asset – asset keuangan lainnya. Berinvestasi pada saham yang umumnya
diperjualbelikan di pasar modal, memberikan dua keuntungan bagi masyarakat
yaitu berupa deviden dan capital gain. Deviden akan diperoleh jika perusahaan
memperoleh keuntungan dan capital gain akan diperoleh jika masyarakat menjual
kembali saham dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan pada saat
membeli.Investasi pada saham mempunyai keunggulan, yaitu akan memperoleh
return yang berasal daricapital gain dan deviden. Deviden yang diperoleh oleh
seorang investor ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba. Return yang berasal dari capital gain yang diperoleh juga dipengaruhi oleh
fluktuasi harga saham. Untuk memperoleh dua keuntungan tersebut, tentu saja
masyarakat perlu dengan cermat dan bijak memilih saham – saham yang
berkinerja baik.(Raditya : 2014)
Banyak investor yang tidak menyadari bahwa faktor psikologi dalam
dirinya mempengaruhi keputusan investasi , behavioral finance merupakan topik
yang sangat menarik untuk diteliti, dalam berinvestasi, investor memerlukan
informasi-informasi yang merupakan faktor-faktor penting sebagai dasar
keputusan investasi. Dimana sikap investor dalam melakukan investasi untuk
memaksimalkan kekayaan investor dengan cara menghindari risiko (economic
factors) dan keputusan investasi berdasarkan psikologi investor (behavioral
motivations). Berdasarkan klasifikasi Nagy & Obenberger (1994), economic
factors meliputi neutral information, accounting information, dan classic.
Sedangkan behavioral motivations meliputi self image atau firm image
coincidence, personal financial need, advocate recommendation, dan personal
financial needs (Kusumawati :2013)
Ajzen (1975) mengungkapkan sebuah teori bernama theory of palnned
behavior yang merupakan penegmbangan dari theory of reasoned action (teori
tindakan yang beralasan), yang berasumsi bahwa seseorang berperilaku sesuai
dengan niat sadar mereka, yang didasarkan pada kalkulasi rasional tentang efek
potensial dari perilaku mereka, serta tentang bagaimana orang lain akan
memandang perilaku tersebut. Poin utama dari teori ini adalah perilaku seseorang
dapat dipredisksikan dari niat perilaku (behavioral intention). Ilustrasinya, jika
seorang investor mengatakan akan menggunakan sebuah analisis untuk membeli
suatu saham berdasarkan informasi yang memprediksikan bahwa saham tersebut
akan naik, maka investor tersebut kemungkinan besar akan melakukannya
ketimbang investor lain yang tidak berniat menggunakannya.
Salah satu sikap yang dipunyai pelaku saham dibidang pasar modal adalah
intensi untuk berinvestasi (intention to invest), Intention to invest memerlukan
pengetahuan analisis khusus untuk meyakini tentang kinerja saham yang akan
dipilih dalam investasi saham secara keseluruhan (Nofsinger, 2005; Farid dan
Siswanto, 1998; Hartono, 2007). Pengetahuan analisis khusus dalam intention to
invest meliputi tahap analisis mengenai posisi laporan keuangan, ulasan emiten
pada media umum, serta pengetahuan dan kemampuan
investor dalam
menganalisis data yang diperoleh pada pasar saham, hal tersebut merupakan
faktor ekonomi yang mempengaruhi investor dalam keputusan investasinya di
pasar modal.
Selain itu faktor behavioral motivation menjadi faktor yang sangat
berpengaruh dalam intention to invest, pencitraan perusahaan, rekomendasi dari
para ahli pada bidang pasar modal, tanggung jawab sosial perusahaan pada
masyarakat luas serta faktor kebutuhan pribadi investor menjadi penentu dalam
investor memutuskan untuk berinvestasi, dengan begitu mahasiswa sebagai calon
investor dapat memiliki informasi yang cukup untuk memutuskan investasinya
sebagai investasi yang rendah resiko.
Adanya perkembangan investasi, menunjukan perilaku keuangan berperan
dalam pengambilan keputusan investasi, hal ini berarti bahwa terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi perilaku keuangan, Crhistanti dan Mahastanti (2014)
menunjukan hasil analisis yang telah diuraikan dalam penelitian tersebut, dapat
disimpulkanbahwa faktor ekonomi dan demografi berpengaruh signifikan faktor
yang banyak dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi adalahNeutral
Information,
Accounting
Information,
dan
aspek
demografi
juga
mempengaruhikeputusan investasi investor.
Tabel.1.1.
Tabel Research Gap
No
Variabel
Independen
Dependen
3
Neutral
Information
Accounting
Information
Clasic
4
Self Image
5
Social
Relevan
Advocate
Recomendati
on
Personal
Financial
Need
Keputusan
investasi
Keputusan
investasi
Keputusan
investasi
Keputusan
investasi
Keputusan
investasi
Keputusan
investasi
1
2
6
7
Keputusan
investasi
Hasil Penelitian
Chritanti
&Mahastan
ti
2011
B
Kusuma
wati
2013
AlTamimi
2006
Merikas
et all
Nagy
&Obenberge
r
B
B
B
B
B
B
B
B
B
TB
-
-
-
B
TB
B
TB
-
B
TB
TB
-
-
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
Sumber: Disarikan dari berbagai jurnal.
Fokus
dalam
penelitian
ini
adalah
menganalisis
faktor
yang
dipertimbangkan investor dalam melakukan keputusan investasi saham dengan
menggunakan klasifikasi faktor dari Nagy dan Obenberger dimana klasifikasi ini
dibagi menjadi 2 sudut pandang yaitu economic factor dan behavioral motivation,
serta teori planned of behavior yang mempengaruhi investor untuk melakukan
intention of invest.
Fenomena di atas menjadi inspirasi penelitian ini untuk mengungkap
apakah faktor yang mempengaruhi sikap para mahasiswa untuk berinvestasi
saham, karena dewasa ini perkembangan pasar modal sangat potensial
maka diharapkan subjek memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai
investasi di pasar modal, dari latar belakang masalah tersebut penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai “ ANALISIS BEHAVIORAL
FINANCE
DALAM
KEPUTUSAN
INVESTASI
SAHAM
OLEH
MAHASISWA (Studi Empiris Pada Mahasiswa Universitas Semarang
yang Telah Berinvestasi Saham)”
1.2.RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan research gap pada latar belakang diatas, penelitian ini
akan menguji kembali faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan
investasi oleh mahasiswa yang telah berinvestasi pada Universitas Semarang,
Menurut Christanti dan Mahastanti (2014), Tamami (2006), Nagy dan
Obenberger (1986), Kusumawati (2013), Raditya (2014), Merikas et.al (2003),
keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
economi dan behavioral motivation, dengan indikator (neutral information
dan accounting information,classic) sebagai economic factor dan self image
atau
firm
image
coincidence,
personal
financial
need,
advocate
recommendation sebagai indikator dari behavioral motivation,
selain itu
faktor behavioral motivation juga dapat dilihat dari aspek demografi. Dengan
demikian pertanyaan yang akan muncul dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh economic factor (neutral information,accounting
information dan classic) terhadappertimbangan mahasiswa akuntansi
dalam keputusan berinvestasi saham ?
2. Bagaimana pengaruh behavioral motivation self image atau firm image
coincidence, personal financial need, advocate recommendation terhadap
pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam keputusan berinvestasi saham ?
1.3.TUJUAN DANMANFAAT PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Penilitian
Tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikuit:
1. Untuk mengetahui pengaruh economic factor (neutral information dan
accounting information,classic) terhadap pertimbangan mahasiwa
akuntansi yang telah berinvestasi dalam keputusan berinvestasi saham
2. Untuk mengetahui pengeruh behavioral motivation(self image atau
firm
image
coincidence,
personal
financial
need,
advocate
recommendation) terhadap pertimbangan mahasiwa dalam keputusan
berinvestasi saham
1.3.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
kalangan
akademisi
dalam
mengembangkan
ilmu
manajemen
keuangan khususnya dalam bidang ilmu behavioral finance, dan juga
dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
kalangan prkatisi dengan memberikan pengetahuan dan gambaran
mengenai faktor ekonomi maupun faktor-faktor psikologi dalam
pengambilan keputusan investasi, sehingga dapat lebih memahami
peran emosional dalam transaksi perdagangan dan melatih diri untuk
tidak melibatkan emosi dalam pengambilan keputusan investasi, dan
menghasilkan keputusan investasi yang baik dan menguntungkan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi kemudian
ditarik kesimpulan (Indriantoro, 2009). Pengujian hipotesis dilakukan menurut
metode penelitian sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar dapat
menghasilkan yang lebih akurat. Dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel, yaitu
variabel Endogen dan variabel Eksogen.
3.1.1. Variabel Penelitian
a.
Variabel Endogen
Menurut Mankiw (2006) Variabel endogen adalah variabel-variabel yang
akan dijelaskan oleh sebuah model. Variabel endogen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah keputusan investasi.
b.
Variabel Eksogen
Menurut Mankiw (2006) Variabel Eksogen adalah variabel-variabel yang
nilainya ditentukan diluar model. Variabel eksogen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Neutral Information,Accounting Information,Clasic,Self
Image, Social Relevan,Personal Financial need dan Advocate Recomendation
Gambar.3.1.
Model penelitian
X1 : Neutral Information
(H1)
X2: Accounting Information
(H2)
(H3)
X3 : Clasic
X4: Self Image
(H4)
X5: Social Relevan
Y : Keputusan
Investasi
(H5)
(H6)
X6:Advocate Recomendation
X7 : Personal Financial
Need
(H7)
3.1.2. Definisi Operasional
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan
oleh peneliti dalam mengopersikan construct (gagasan), sehingga
memungkinkan bagi peneliti lain utnuk dapat melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran construct yang lebih baik (Indriantoro dan Supomo, 1999).
Pernyataan dan kusioner untuk masing-masing indicator variabel dalam
penelitian ini diukur dengan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
fenomena sosial. Kuesioner berasal dari penelitian terdahulu sehingga
sudah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Tabel 3.1.
Definisi Operasional
No
Nama
Definisi Operasional
1
Neutral
Information
2
Accounting
Information
3
Clasic
4
Self Image
5
Social Relevan
Merupakan
informasi
yang didapat investor
sebelum berinvestasi dari
media massa
Merupakan informasi
mengenai laporan
keuangan perusahaan
dalam pertimbangan
keputusan investasi
Merupakan kemampuan
investor dalam
pengambilan keputusan
investasi setelah
mendapat informasi yang
cukup
Merupakan penilaian
calon investor terhadap
pencitraan perusahaan
Merupakan informasi
tentang CSR perusahaan
6
Advocate
Merupakan rekomendasi
Recomendation dari pihak-pihak yang
profesional
7
Personal
Merupakan pengalaman
Financial Need investor dalam estimasi
investasi
Sumber : Disarikan dari berbagai jurnal
Indikator
Sumber
1.Mediakeuangan
umum
2.perkembangan
ekonomi makro
1.laporan keuangan
emiten
2.performa
perusahaan
3.Rasio pasar
1.resiko dan return
yang akan diterima
2.deviden yang akan
diterima
Merikas et all
1.posisi dan reputasi
perusahaan
2.histori nilai buku
1.CSR perusahaan
Kusumawati
(2014)
1.Rekomendasi
Broker
2.Rekomendasi Dosen
3.Rekomendasi teman
1.diversifikasi
penghasilan
Christanti
dan
Mahastanti
(2011)
Tamami
(2006)
Christanti
dan
Mahastanti
(2011
Kusumawati
(2014)
Christanti
dan
Mahastanti
(2011
3.1.2.1. Keputusan Investasi
Dalam penelitian ini variabel dependen yang akan digunakan adalah
keputusan investasi saham oleh mahasiswa,keputusan investasi menuurut
(Lubis:2012) adalah proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan
yang berdampak pada masa depan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Keputusan investasi menurut Van Horne (1986) menyatakan bahwa
investasi adalah kegiatan yang dilangsungkan dengan memanfaatkan kas
pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk menghasilkan barang di masa
yang akan datang. Investasi juga merupakan pengorbanan yang dilakukan
saat ini untuk mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang
Menurut Raditya (2004) Investasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan menempatkan sejumlah dana pada satu atau lebih asset selama
periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan atau peningkatan
nilai investasi, tujuan investor melakukan investasi ialah untuk mencari
pendapatan atau memperoleh tingkat pengembalian investasi yang akan
diterima dimasa depan.
Dalam penelitian ini sikap investor dalam melakukan investasi untuk
menghindari risiko agar dapat memaksimalkan kekayaan (economic
factor). Behavioral motivation yaitu keputusan investasi berdasarkan
psikologi investor atau sesuatu yang diyakininya, yang meliputi faktor Self
Image/Firm-Image
Coincidence,
Recommendation,Personal
Financial
Social
Needs.
Relevance,
Neutral
Advocate
Information
merupakan informasi berasal dari luar yangmenunjukkan gambaran agar
informasi yang didapat tidak berat sebelah, informasi ini mencakup ulasan
dan informasi dari media tentang keuangan maupun keadaan ekonomi
yang berhubungan dengan kegiatan investasi yang meliputi informasi
tentang pemberitaan atau ulasan di media
keuangan yang biasanya
membahas tentang keadaan atau kondisi saat ini dengan perkembangan
investasi yang ada serta halhal lain yang berhubungan dengan investasi
dan keuangan, pemberitaan atau ulasan di media umum, perubahan harga
saham, ulasan dari analis keuangan yang dipublikasikan di media, dan
indikator ekonomi (inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain) (Nagy dan
Obenberger, 1994).
3.1.2.2. Economic Factor
Berdasarkan klasifikasi Nagy & Obenberger (1994), economic
factors meliputi neutral information, accounting information, dan classic.
Sedangkan behavioral motivations meliputi self image atau firm image
coincidence, social relevance, advocate recommendation, dan personal
financial needs.
1. Neutral Information merupakan informasi yang didapat sebelum
investor mengambil tindakan dalam berinvestasi. Informasi ini mencakup
informasi dari media tentang keuangan maupun keadaan ekonomi yang
berhubungan dengan kegiatan investasi. Misalnya, kondisi ekonomi
global, informasi indikator ekonomi (PDB, inflasi, tingkat suku bunga, dan
lain-lain), dan informasi media mengenai investasi saham (Nagy &
Obenberger, 1994).
2.Accounting Information yaitu informasi mengenai laporan keuangan
perusahaan. Misalnya, informasi track record kinerja perusahaan, informasi
laporan
keuangan
perusahaan
keseluruhan,
informasi
pertumbuhan
pendapatan perusahaan, informasi pertumbuhan laba perusahaan, dan harga
saham perusahaan (Nagy & Obenberger, 1994).
3.Classic merupakan kemampuan investor dalam mengambil tindakan
investasi berdasarkan informasi yang telah didapat. Hal ini meliputi,
membeli saham dengan harga kurang dari atau sama dengan open price,
membeli saham yang memiliki nilai undervalue, membeli saham yang
membagikan dividen kas, membeli saham yang membagi dividen saham,
dan membeli saham untuk memperkecil risiko keuangan (Nagy &
Obenberger, 1994).
3.1.2.3. Behavioral Motivation
Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk,
beberapa karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami
konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku
bangsa, pendapatan, jenis keluarga,status, lokasi geografis, dan kelas sosial.
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling
berhubungan, pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang konsumen (Sumarwan:2011), mahasiswa adalah individu yang
memiliki tingkat pendidikan yang bisa diharapkan dalam perkembangan
pasar modal yang potensial
Menurut Nagy & Obenberger, (1994) faktor behavioral motivation
meliputi Self Image, Social Relevan, Advocate Recomendation dan
Personal Financial Need.
1. Self Image atau Firm Image Coincidence merupakan penilaian terhadap
perusahaan yang menerbitkan saham, meliputi informasi tentang reputasi
perusahaan, posisi perusahaan pada industri yaitu termasuk market leader
atau market follower, new comers, perkiraan produk perusahaan, dan
mengetahui etika-etika perusahaan (Nagy & Obenberger, 1994).
2. Social Relevan merupakan informasi tentang posisi saham perusahaan di
bursa saham dan tanggung jawab sosial perusahaan, yang meliputi informasi
posisi saham dalam saham-saham yang terdaftar pada bursa saham, jenis
investasi yang beroperasi di area lokal, jenis investasi yang beroperasi di
area internasional, dan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
(Nagy & Obenberger, 1994).
3. Advocate Recommendation merupakan rekomendasi yang berasal dari
pihak-pihak lain mengenai investasi. Toral (2002) menyatakan bahwa
investor dalam pemilihan investasi memerlukan tenaga profesional sehingga
tidak ada kecemasan dalam memilih investasi di saat keadaan pasar sedang
lesu, informasi tersebut meliputi rekomendasi dari teman dan pendapat dari
keluarga (Nagy & Obenberger, 1994).
4. Personal Financial Needs jenis merupakan pengalaman investor dalam
melihat nilai investasi dan perhitungan pada pengeluaran, yang meliputi
informasi tentang target hasil dari investasi untuk memenuhi keuangan
pribadi, estimasi dana untuk investasi, keinginan diversifikasi dengan
membeli saham beda sektor, melihat kembali kinerja portofolio saham yang
dimiliki di masa yang lalu, melihat alternatif investasi lain selain yang telah
dimiliki dengan melakukan perbandingan alternatif investasi selain saham
(Nagy & Obenberger, 1994).
Dalam (Christanti dan Marshanti:2011) berdasarkan studi empiris
tentang perilaku investor perilaku investor yang dilakukan oleh Blume dkk
pada tahun 1970, menguji bagaimana variabel demografi mempengaruhi
proses pemilihan komposisi portofolio investasi, dalam penelitian
(Lewelen:1997) variabel behavioral motivation juga dapat dilihat dari
faktor demografi yang meliputi pendidikan, jenis kelamin, usia, selai itu
(Warren dkk :1990) menyatakan bahwa pilihan investasi seseorang lebih
berdasar pada gaya hidup dan karakteristik demografinya.
Budaya menggambarkan nilai-nilai, kepercayaan, ide, sikap, dan
tindakan dari suatu bangsa, budaya di dalam masyarakat bisa dibagi lagi
menjadi kedalam subudaya yang tumbuh dari adanya kelompok-kelompok
yangb tumbuh di masyarakat, pengelompokanmasyarakat ini atau disebut
dengan demografi dikelompokan berdasar usia, jenis kelamin, lokasi tinggal
dan pekerjaan (Sumarwan) 253:2003
Menurut vincentius (2014) Dalam penelitian ini faktor demografi
yang digunakan ada tiga, yaitu jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan.
Peneliti mengambil hanya tiga faktor demografi dalam penelitian ini karena,
menurut Mahdzan dan Tabiani (2013) menemukan bahwa faktor demografi
yang memiliki hubungan dengan perilaku keuangan hanya ketiga faktor ini,
sedangkan faktor demografi lain seperti pekerjaan tidak memiliki hubungan
terhadap perilaku keuangan.
C. Jenis Kelamin
Chen dan Volpe (1998) menemukan bahwa dalam hal financial
literacy pada tingkat umum perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Hal
ini. Lalonde dan Schmidt (2010) memperkuat temuan yang menyatakan
bahwa literasi keuangan bentuk pengetahuan umum pada laki-laki lebih
tinggi dibandingkan perempuan.
D. Pendidikan
Variabel pendidikan sebagai human capital merupakan salah satu
variabel yang diharapkan akan memberikan efek terhadap kesejahteraan
seseorang. Variabel pendidikan berpengaruh pada produktifitas dan
efisiensi kerja seseorang yang kemudian akan mempengaruhi real income
induvidu atau rumah tangga (Rahmatia, 2004).
Pendidikan merupakan variabel yang menentukan jenis keputusan
investasi nantinya yang akan diambil, tingkat pendidikan sesorang juga
akan mempengaruhi nilai-nilai yang akan dianutnya, cara berpikir, cara
pandang, bhakan persepsinya terhadap suatu masalah (Irawan:2003) dalam
kaitannya
dengan
hal
ini
tingkat
pendidikan
mahasiswa
akan
mempengaruhi keputusan dalam berinvestasi.
E. Pendapatan
Personal income adalah total pendapatan kotor tahunan seorang
individu yang berasal dari upah, perusahaan bisnis dan berbagai investasi.
Personal income adalah penghasilan pribadi sebelum pajak. Personal
income diukur berdasarkan pendapatan dari semua sumber. Komponen
terbesar dari total pendapatan adalah upah dan gaji. Selain itu, ada banyak
kategori lain pendapatan, termasuk pendapatan sewa, pembayaran subsidi
pemerintah, pendapatan bunga, dan pendapatan dividen. Personal income
adalah indikator yang baik untuk permintaan konsumen masa depan,
meskipun tidak sempurna (Hilgert, et al., 2003).
3.2. Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif ,
populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Semarang
yang telah berinvestasi dengan jumlah populasi mahasiswa yang telah
berinvestasi pada tahun 2016 sejumlah 240 orang dan 56 mahasiswa
dinyatakan telah keluar menjadi nasabah, dengan begitu jumlah populasi
yang digunakan sebanyak 184 orang, Sedangkan metode sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dimana pemilihan sampel hanya
dilakukan pada mahasiswa yang telah berinvestasi(Sugiyono, 2002:217)
Tehnik
pengambilan
sampel
menggunakan
rumus
solvin,
dinyatakan sebagai berikut :
n= N/(1+Ne2)
n = jumlah sampel
N = Populasi
Ne2 = toleransi kesalahan
Maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
n= {184 / (1+ 184 x 0.052) }
= 126,027, di bulatkan menjadi 126 sampel
Secara Keseluruhan ada 2 variabel dengan 7 indikator yang akan di
teliti mengenai keputusan mahasiswa dalam investasi saham, yaitu
economic factor yang meliputi accounting information dan neutral
information serta Clasic variabel behavioral motivation meliputi self image
atau firm image coincidence, social relevance, advocate recommendation,
dan personal financial needs.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif ,
(Menurut Syamsudin & Damiyanti :2011) jenis penelitian deskriptif
kuantitatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan menjelaskan
fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk menjelakan
karakteristik individu ataupun kelompok, Tujuan penelitian ini dibatasi
untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya, dalam
penelitian ini yaitu untuk menggambarkan pola perilaku mahasiswa dalam
keputusan investasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
Semarang dengan jumlah populasi 184 mahasiswa yang telah berinvestasi,
Pada dasarnya metode pengambilan sampel dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu sampel probabilitas (probability sampling) dan sampel
nonprobabilitas (nonprobability sampling), metode penarikan sampel
probabilitas adalah suatu metode yang memberikan kesempatan yang sama
terhadap semua anggota populasi untuk menjadi sampel, sedangkan
penarikan sampel nonprobabilitas yaitu tidak setiap anggota
populasi
memiliki peluang yang sama (Suharyadi ,2004:325)
Gambar.3.2.
Metode penarikan sampel
random sampling
probability
sampling
stratified
random sampling
cluster sampling
Metode
penarikan
sampel
purposive
sampling
nonprobability
sampling
systematic
sampling
kuota sampling
Sumber : Sugiyono:2012:80-91
Sedangkan metode sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dimana pemilihan sampel ditujukan kepada mahasiswa
Universitas Semarang yang telah berinvestasi saja. (Sugiyono,
2002:217)
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi (Sugiyono, 2007). Sampling method yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriterianya yaitu
mahasiswa yang sedang/ telah berinvestasi pada pasar modal, dalam
penelitian ini ada 126 sampel yang digunakan untuk pengujian
instrumen.
3.3. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir adalah hasil dan sintesis teori serta
kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah yang dihadapi
dalam perumusan penelitian., Kerangka berpikir dalam penelitian
ini mengenai pengaruh economic factor (neutral information,
accounting information,, calssic)dan behavioral motivation , self
image atau firm image coincidence, social relevan, advocate
recommendation,
dan
personal
financial
needs)
terhadap
keputusan mahasiswa untuk investasi saham, di harapkan variabel
independen
tersebut
akan
berpengaruh
mahasiswa dalam keputusan investasi.
terhadap
perilaku
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian penelitian
Christanti dan Linda Ariany (2011) mengkaji mengenai faktor faktor
dominan bagi investor dalam berinvestasi. Populasi yang digunakan
adalahinvestor yang tergabung dengan sekuritas Danareksa yang
berdomisili di Salatiga dan Semarang, dengan jumlah sampel sebanyak 69
orang (23% dari total populasi). Penelitian ini menemukan bahwa Faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan investor adalah informasi netral dan
informasi akuntansi, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
indikatorneutral information, accounting information, clasic, self image,
social relevan, advocate recomendation serta personal financial need.
populasi mahasiswa Universitas Semarang, dalam pengambilan sampel
ditentukan kriteria sampel dengan menggunakan rumus solvin yaitu
mahasiswa universitas semarang yang telah berinvestasi yaitu sebanyak
126 sampel yang diolah.
Alasan penggunaan populasi mahasiswa Universitas Semarang
sebagai subjek penelitian adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat tinggi atau rendahnya mahasiswa universitas
semarang untuk berinvestasi, atas dasar faktor-faktor tersebut maka dapat
dilihat gambar kerangka pemikiran dibawah ini:
Gambar.3.3.
Skema Kerangka Teoritis
Variabel Independent
X1 : Neutral Information
Keputusan Investasi
X2: Accounting Information
Mahasiswa universitas
semarang yang telah
berinvestasi
X3 : clasic
X4: Self Image
X5: Social Relevan
X6 :Advocate Recomendation
X7: Personal Financial Need
Y:
Rumusan masalah Keputusa
1. Bagaimananpengaruh economic factor (neutral information dan accounting
information) terhadap pertimbangan mahasiwa akuntansi kelas pagi dan kelas
sore dalam Investasi
keputusan berinvestasi saham ?
2. Bagaimana pengaruh behavioral motivation (self image, social relevan,
advocate recomendation, personal financial need) terhadap pertimbangan
mahasiwa akuntansi kelas pagi dan kelas sore dalam keputusan
berinvestasi saham ?
HIPOTESIS
H1 : Neutral information berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi.
H2 : Accounting information berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi.
H3 : Clasic berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi.
H4 : Self image berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi.
H5 : social relevanberpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi.
H6:Advocate recommendationberpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi.
H7 : Personal financial need berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi.
Penelitian
3.4. Jenis dan Sumber Data
3.4.1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, Data
primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari pihak
pertama (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan
oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat
berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atua kegiatan, dan hasil
pengujian. Peneliti dengan data primer dapat mengumpulkan data sesuai
dengan yang diinginkan, karena data yang tidak relevan dengan tujuan
penelitian dapat dieliminasi atau setidaknya dikurangi (Indrianto &
Supomo, 1999). Data cross section digunakan untuk mengamati respon
pada periode yang sama,
sehingga variasi terjadinya adalah antar
pengamatan.
Data primer dalam penelitian ini meliputi data karakteristik
responden terhadap economic factor, behavioral motivation. Cara
memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa akuntansi Universitas
Semarang yang telah berinvestasi saham
3.4.2. Sumber Data
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari
kuesioner yang di sebarkan kepada
mahasiswa akuntansi Universitas
Semarang yang telah berivestasi saham, kuesioner ini dibagikan kepada
126 responden.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Tehnik Pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data tanpa
tehnik pengumpulan data (Sugiyono: 20012), Dalam penelitian ini
menggunakan teknik kuesioner (angket), pertanyaan disusun sedemikian
rupa sehingga relevan dengan topik perilaku mahasiswa dalam
pengambilan keputusan investasi.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah keputusan
investasi mahasiswa yang telah berinvestasi saham di Universitas
Semarang, proses ini merupakan penginterpretasian mahasiswa dalam
faktor yang mempengaruhi dalam keputusan investasi. Pengukuran
variabel tersebut dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
kepada responden, tujuan pengukuran adalah untuk menerjemahkan
karakteristik data empiris kedalam bentuk yang dapat dianalisis oleh
peneliti.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai bentuk sebaran jawaban
responden terhadap keseluruhan konsep yang diukur. Dari sebaran
jawaban responden tersebut, selanjutnya akan diperoleh sebuah
kecenderungan dari sebuah jawaban masing-masing variabel, akan
didasarkan pada nilai skor rata-rata (indeks) yang dikategorikan ke dalam
rentang skor berdasarkan perhitungan three box method berikut ini
(Ferdinand, 2006). Proses ini melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Skoring
Dalam peneliitan ini urutan pemberian skor menggunakan skala Likert
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:
Sangat Setuju
= Skor 5
Setuju
= Skor 4
Kurang Setuju
= Skor 3
Tidak Setuju
= Skor 2
Sangat Tidak Setuju
= Skor 1
2. Tabulating
Pengelompokkan atas data jawaban dengan benar dan teliti,
kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk yang
berguna. Berdasarkan hasil tabel tersebut hasil disepakati untuk membuat
data tabel agar mendapatkan hubungan atau pengaruh variabel-variabel
yang ada.
3.6.Metode Analisis Data
Menurut (Sugiyono:2012) Dalam penelitian kuantitatif analisis
data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data lain terkumpul, analisis data merupakan pengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data pada tiap variabel yang
diteliti dan melakukan penghitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.
Analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik
dengan menggunakan model PLS. Penelitian ini menggunakan model
evaluasi PLS dengan menilai outer model dan inner model. Evaluasi
model pengukuran atau outer modeldilakukan untuk menilai validitas dan
reliabilitas model. Outer model dengan indikator refleksi dievaluasi
melalui validitas convergent dan discriminant dari indikator pembentuk
konstruk laten dan composite reliability serta cronbach alpha untuk blok
indikatornya. Sedangkan Inner model dengan indikator formatif dievaluasi
melalui substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya
relative weight dan melihat signifikansi dari indikator konstruk tersebut
(Chin, 1998 dalam Latan & Ghozali, 2012).
Evaluasi model struktural atau inner model bertujuan untuk
memprediksi hubungan antar variabel laten.Inner model dievaluasi dengan
melihat besarannya presentasi variance yang dijelaskan yaitu dengan
melihat nilai R-Square untuk konstruk laten endogen, Stone Geisser
(Geisser 1975; Stone 1974 dalam Latan & Ghozali, 2012) test untuk
menguji predictive relevance, dan average variance extracted (Fornell dan
Larcker 1981 dalam Latan & Ghozali, 2012) untuk predictivennes dengan
menggunakan prosedur resampling seperti jackingnifing dan bootstrapping
untuk memperoleh stabilitas dari estimasi
3.6.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran profil
data sampel. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri
dari minimum, maksimum, mean dan deviasi standar. Statistik deskriptif
dihitung dengan program WarpPLS Versi 4.0 untuk memudahkan
perhitungan.
3.6.2. Pengujian Validitas
Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur
penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji
yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009)
menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
3.6.2.1.Validitas Konvergen
Berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest
variable) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas
konvergen indikator refleksif dengan program WarpPLS 2.0 dapat dilihat
dari loading faktor untuk tiap indikator konstruk. (Latan dan Ghozali,
2012).
3.6.2.2.Validitas Diskriminan
Berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk
yang berbeda seharusnya tidak berkolerasi dengan tinggi. Cara mengukur
validitas diskriminan dengan indikator refleksi yaitu dengan melihat nilai
cross loading untuk setiap variabel. Cara lain yang dapat digunakan untuk
menguji validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar kuadrat
dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dalam
model. (Ghozali, 2012).
3.6.3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk membutikan akurasi, konsistensi dan
ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM dengan
menggunakan software statistik WarpPLS versi 4.0, untuk mengukur
reliabilitas suatu konstruk dengan indikator reflektif dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan Composite reliability
sering
disebut
Dillon-Goldstein’s.
Namun
demikian
penggunaan
Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas konstruk akan memberikan
nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk
menggunakan Composite Realiability dalam menguji reliabilitas suatu
konstruk. Rule of Thumb yang biasanya digunkana untuk menilai
reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability harus lebih dari 0.7
untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0.6 – 0.7 masih dapat
diterima untuk penelitian yang bersifat exploratory.(Latan & Ghozali,
2012)
3.6.4. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
Outer Model didefinisikan bagaimana setiap blok indikator
berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator reflektif
dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut
x = Λxξ+εx
y = Λyη + εy
Dimana x dan y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ)
dan endogen (η).Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang
menggambarkan sepertikoefisien regresi sederhana yang menghubungkan
variabel laten dengan indikatornya.Residual yang diukur dengan δ dan ε
dapat diinterpretasikan sebagai kesalahanpengukuran atau noise.
Validitas konvergen dari model pengukuran dengan refleksi
indikator yang dinilai berdasarkan korelasi antar item score dengan
konstruk skor yang dihitung dengan menggunakan PLS. Rule of Thumb
yang biasanya digunakan untuk menilai validitas konvergen yaitu nilai
Loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat
confirmatory dan nilai Loading factor antara 0.6 – 0.7 untuk penelitian
yang bersifat exploratory masih dapat diterima serta nilai average
variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5. Namun demikian
untuk penelitian ditahap awal dari pengembangan skala pengukutan nilai
Loading factor 0.5-0.6 masih dianggap cukup. (Chin, 1998) dalam (Latan
dan Ghozali, 2012).
Validitas diskriminan dari model pengukuran dengan refleksi indikator
dinilai berdasarkan cross loading untuk setiap variabel harus > 0.70. cara
lain membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan
nilai kolerasi antar konstruk dalam model. Validitas diskriminan yang baik
ditunjukkan dari akar kuadrat AVE untuk setiap konstruk lebih besar dari
korelasi antar konstruk dalam model (Fornell dan Larcker, 1981) dalam
(Ghozali, 2012)..
3.6.5. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
Langkah selanjutnya setelah melakukan evaluasi model pengukuran
(outermodel), dengan kriteria convergent validity, discriminant validity dan
composite realibility dan hasilnya telah memenuhi syarat adalah melakukan
evaluasistruktural (inner model). Inner model menentukan spesifikasi
hubungan antarakonstruk laten dengan konstruk laten lainnya. Persamaan
dari inner model adalahsebagai berikut:
η = ηβ+ξГ+ζ
Keterangan:
η : matriks konstrak laten endogen
ξ: matriks konstrak laten eksogen
β : koefisien matriks variabel endogen
Г: koefisien matriks variabel eksogen
ζ : inner model residual matriks
(Sumber : Sofyan dan Heri, 2009: 213)
Evaluasi ini meliputi uji kecocokan model (model fit), path
coefficient, danR2. Uji kecocokan model dilakukan sebelum menguji
signifikansi path coefficientdan R2. Uji model fit ini digunakan untuk
mengetahui suatu model memilikikecocokan dengan data. Pada uji
kecocokan model terdapat 3 indeks pengujian,yaitu average path
coefficient (APC), average R—squared (ARS) dan averagevarians factor
(AVIF). APC dan ARS diterima dengan syarat p – value < 0.05 danAVIF
lebih kecil dari 5. Selanjutnya hasil path coefficient dan R2 dapat
dilihatpada direct effect, hasil dari pengolahan data. Path coefficient
digunakan untukmengetahui seberapa besar nilai koefisien jalur. R2 dapat
di lihat pada effect size, digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independenmempengaruhi variabel dependen.
3.7.
Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan berbagai evaluasi, baik outer model maupun
innermodel maka selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Uji
hipotesisdigunakan untuk menjelaskan arah hubungan antara variabel
independen danvariabel dependennya. Pengujian ini dilakukan dengan
cara analisis jalur (pathanalysis) atas model yang telah dibuat. Teknik
SEM dapat secara simultanmenguji model struktural yang komplek,
sehingga dapat diketahui hasil analisisjalur dalam satu kali analisis regresi.
Hasil korelasi antar konstruk diukur denganmelihat path coefficients dan
tingkat signifikansinya yang kemudian dibandingkandengan hipotesis
penelitian. Untuk melihat hasil uji hipotesis secara simultan atausecara
bersama-sama dapat dilihat nilai path coefficients dan p-values dalam
totaleffects hasil dari pengolahan data variabel secara simultan.Suatu
hipotesis dapat diterima atau harus ditolak secara statistik dapatdihitung
melalui tingkat signifikansinya. Tingkat signifikansi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah sebesar 5%. Apabila tingkat signifikansi yang dipilih
sebesar5% maka tingkat signifikansi atau tingkat kepercayaan 0,05 untuk
menolak
suatuhipotesis.
Dalam
penelitian
ini
ada
kemungkinan
mengambil keputusan yangsalah sebesar 5% dan kemungkinan mengambil
keputusan yang benar sebesar95%. Berikut ini yang digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan yaitu:p-value < 0,05, maka Hipotesis
diterima. p-value > 0,05, maka Hipotesis ditolak.Keterangan: p-value :
probability value (nilai probabilitas atau nilai peluang) ataunilai yang
menunjukkan peluang sebuah data untuk digeneralisasikan dalampopulasi
yaitu
keputusan
yang
salah
sebesar
mengambilkeputusan yang benar sebesar 95%.
5%
dan
kemungkinan
Download