BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini Perkembangan pasar modal telah menjadi komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pembangunan ekonomi. Negara maju dan berkembang memerlukan komponen modal sebagai salah satu elemen penting untuk pembangunan. Namun bagi Negara berkembang, kecukupan dana cenderung menjadi masalah. Dalam melakukan ekspansi, perusahaan memerlukan tambahan dana. Umumnya tambahan dana tersebut didapat melalui pinjaman kredit pada sector perbankanselain itu sebagai alternatif lain bagi perusahaan untuk mendapatkan dana, yaitu melalui pasar modal (capital market). Perusahaan dapat menerbitkan dan menjual sekuritas pasar modal untuk menjaring dana yang berada di masyarakat. Pasar modal indonesia mengalami kemajuan pesat sejak diregulasi tahun 1988, jumlah emiten yang semula hanya 24 emiten (1988) sekarang menjadi 588 (2012) atau rata-rata muncul 24 emiten baru per tahun, pada tahun 1997/1998 saat krisis finansial Asia melanda Indonesia, harga saham jatuh lebih dari 55% dan berlangsung cukup lama sampai 2003 karena diikuti dengan krisis politik di Indonesia, demikian juga pada krisis Global tahun 2008, haraga saham jatuh sekitar 50% meski dengan jangka waktu yang lebih pendek, hanya berlangsung 11 bulan kemudian berangsur pulih (Samsul:2015). Dalam Dunia pasar modal tentunya peran investor sangat menentukan perkembangan pasar modal, berdasarkan data PT Kustodian Setral Efek Indonesia (KSEI) pada akhir 2014, porsi asing mencapai Rp 1,864 triliun atau 64,49% dari total kepemilikan saham Rp 2,891 triliun. Sementara per Januari 2015, porsi kepemilikan asing terus bertumbuh menjadi Rp 1,882 triliun, atau 64,30% dari total kepemilikan saham investor di BEI yang sebesar Rp 2,927 triliun. Saat ini, porsi asing dalam komposisi saham publik di pasar modal Indonesia mencapai 63,79%, sedangkan Per Januari 2015, investor asing institusi menguasai Rp 1,289 triliun (68,49%) dari total kepemilikan asing sedangkan kepemilikan domestiknya hanya 31,51 % saja ( www.bisnis.com : 2016) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui jumlah emiten atau perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tergolong sedikit dan masih kalah banyak dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, Saat ini jumlah emiten yang tercatat di bursa hanya sebanyak 502 emiten, jumlah emiten di negara tetangga seperti Malaysia saat ini sudah mencapai 900 lebih, lalu di Singapura sudah di atas 1.000 emiten. jika dibandingkan dengan negara maju, jumlah emiten di tanah air tergolong sangat sedikit. Padahal, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan kedua negara tersebut. Dengan sedikitnya jumlah emiten yang terdapat di Indonesia tersebut, perdagangan di bursa juga belum terlalu liquid sehingga Indonesia masih sangat bergantung pada investor asing (www.cnnindonesia.com:2015) Sedangkan berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor masih di kisaran 492 ribu hingga Juni 2016. Angka ini masih jauh dibandingkan jumlah rekening di bank. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jumlah rekening mencapai 184,17 juta hingga Juni 2016. Jumlah single investor identification (SID) atau identitas tunggal bagi investor tercatat 434.844 hingga Desember 2015 atau naik sekitar 15,99 persen dari posisi Desember 2014 sekitar 365.303. Jumlah SID pun tercatat 492.557 ribu hingga Juni 2016 atau naik sekitar 13,27 persen dari posisi Desember 2015 di kisaran 434.844. (www.liputan6.com:2016) Rendahnya jumlah investor di pasar modal khusunya di Indonesia memang masih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduknya, tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor saham di Indonesia sampai dengan februari 2016 tercatat mencapai 486 ribu orang. Angka tersebut meningkat 8 persen dibandingkan posisinya di akhir 2015, seiring membaiknya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menempati urutan kedua terbaik di dunia. Faktor utama yang paling mempengaruhi hal tersebut adalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi atau lembaga keuangan masih belum optimal, kurangnya informasi, edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya berinvestasi di pasar modalpun masih rendah terkadang pelaksanaan mengenai edukasi pasar modal yang kurang berkesinambungan dan sebagai formalitas belaka menjadikan edukasi tersebut kurang optimal, selain itu masalah keamanan akan dana investor yang diinvestasikan masih sangat rawan sebagai contoh kasus bank century yang melenyapkan triliyunan dana nasabah yang sampai sekarang belum terselesaikan kasus tersebut, kebiasaan masyarakat Indonesia yang lebih suka berinvestasi pada barang yang terlihat atau berwujud menjadikan investasi di pasar modal menjadi sesuatu yang masih tabu bagi masyarakat Indonesia. Semarang sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah memiliki potensi besar untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan akademisi di pasar modal.Jumlah investor saham di Jawa Tengah terus bertambah seiring dengan sosialisasi terkait pasar modal yang terus dilakukan saat ini total jumlah investor mencapai 1.500 dengan target 3.500 investor hingga akhir tahun ini oleh Kantor Pusat Informasi Pasar Modal (KPIPM) Semarang (www.BNISecurities.com :2016). Bursa Efek Indonesia akhir ini banyak melakukan Edukasi mengenai investasi pasar modal hal tersebut banyak dilakukan dikalangan perguruan tinggi, bahkan beberapa perguruan tinggi yang tidak berbasis ilmu ekonomi atau bisnis, telah mengembangkan program studinya dengan membuka program studi manajemen dan bisnis. BEI sendiri telah banyak melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, guna meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai investasi di pasar modal, karena mahasiswa memiliki potensi dan kemampuan untuk berinvestasi di pasar modal. Selain mengadakan sekolah pasar modal dalam program edukasi Bursa efek Indonesia selaku pengelola penjualan efek di Indonesia terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan investasi masyarakat di pasar modal. Salah satu hal yang cukup radikal adalah dengan mengubah satuan pembelian saham, yang biasanya minimal pembelian 1 lot adalah 500 lembar saham kini menjadi 100 lembar saham saja. Selain itu program sosialisasi dan edukasi terhadap pasar modal banyak di lakukan ke masyarakat khususnya pada kalangan akademisi dan mahasiswa hal tersebut terbukti dari banyaknya bermunculan galeri investasi di kampus kampus hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat belajar dengan mudah untuk bertransaksi dan belajar mengenai pasar modal di tempat yang terjangkau bagi mereka (www.okezone.com:2014) Investasi pada usia muda sebagai sarana belajar berhemat dan memanfaatkan pemasukan semaksimal mungkin, selain hal itu perubahan satuan pembelian saham yang relatif lebih sedikit yang menyebabkan investasi di pasar modal menjadi lebih terjangkau bagi mahasiswa, BEI berharap jumlah mahasiswa yang berinvestasi dipasar modal dapat meningkat. Semarang sendiri memiliki banyak Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta salah satunya adalah Universitas Semarang merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki banyak mahasiswa di semua kelasnya baik kelas reguler, kelas sore maupun kelas karyawan tercatat ada 6 fakultas (Teknik, Teknologi Pertanian dan Peternakan, Fakultas Hukum, Ekonomi, Psikologi, Teknologi Informasi dan Komunikasi) hal ini sangat potensial sekali untuk peningkatan calon investor pasar modal di kalangan akademisi khususnya mahasiswa, pada fakultas ekonomi sendiri sampai bulan oktober 2016 tercatat ada 1.031 mahasiswa yang berpartisipasi dalam investasi saham (mahasiswa yang sedang aktif kuliah). Berinvestasi pada pasar modal merupakan kesempatan untuk mendapatkan tingkat keuntungan atau return yang lebih besar jika dibandingkan berinvestasi pada asset – asset keuangan lainnya. Berinvestasi pada saham yang umumnya diperjualbelikan di pasar modal, memberikan dua keuntungan bagi masyarakat yaitu berupa deviden dan capital gain. Deviden akan diperoleh jika perusahaan memperoleh keuntungan dan capital gain akan diperoleh jika masyarakat menjual kembali saham dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan pada saat membeli.Investasi pada saham mempunyai keunggulan, yaitu akan memperoleh return yang berasal daricapital gain dan deviden. Deviden yang diperoleh oleh seorang investor ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Return yang berasal dari capital gain yang diperoleh juga dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham. Untuk memperoleh dua keuntungan tersebut, tentu saja masyarakat perlu dengan cermat dan bijak memilih saham – saham yang berkinerja baik.(Raditya : 2014) Banyak investor yang tidak menyadari bahwa faktor psikologi dalam dirinya mempengaruhi keputusan investasi , behavioral finance merupakan topik yang sangat menarik untuk diteliti, dalam berinvestasi, investor memerlukan informasi-informasi yang merupakan faktor-faktor penting sebagai dasar keputusan investasi. Dimana sikap investor dalam melakukan investasi untuk memaksimalkan kekayaan investor dengan cara menghindari risiko (economic factors) dan keputusan investasi berdasarkan psikologi investor (behavioral motivations). Berdasarkan klasifikasi Nagy & Obenberger (1994), economic factors meliputi neutral information, accounting information, dan classic. Sedangkan behavioral motivations meliputi self image atau firm image coincidence, personal financial need, advocate recommendation, dan personal financial needs (Kusumawati :2013) Ajzen (1975) mengungkapkan sebuah teori bernama theory of palnned behavior yang merupakan penegmbangan dari theory of reasoned action (teori tindakan yang beralasan), yang berasumsi bahwa seseorang berperilaku sesuai dengan niat sadar mereka, yang didasarkan pada kalkulasi rasional tentang efek potensial dari perilaku mereka, serta tentang bagaimana orang lain akan memandang perilaku tersebut. Poin utama dari teori ini adalah perilaku seseorang dapat dipredisksikan dari niat perilaku (behavioral intention). Ilustrasinya, jika seorang investor mengatakan akan menggunakan sebuah analisis untuk membeli suatu saham berdasarkan informasi yang memprediksikan bahwa saham tersebut akan naik, maka investor tersebut kemungkinan besar akan melakukannya ketimbang investor lain yang tidak berniat menggunakannya. Salah satu sikap yang dipunyai pelaku saham dibidang pasar modal adalah intensi untuk berinvestasi (intention to invest), Intention to invest memerlukan pengetahuan analisis khusus untuk meyakini tentang kinerja saham yang akan dipilih dalam investasi saham secara keseluruhan (Nofsinger, 2005; Farid dan Siswanto, 1998; Hartono, 2007). Pengetahuan analisis khusus dalam intention to invest meliputi tahap analisis mengenai posisi laporan keuangan, ulasan emiten pada media umum, serta pengetahuan dan kemampuan investor dalam menganalisis data yang diperoleh pada pasar saham, hal tersebut merupakan faktor ekonomi yang mempengaruhi investor dalam keputusan investasinya di pasar modal. Selain itu faktor behavioral motivation menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam intention to invest, pencitraan perusahaan, rekomendasi dari para ahli pada bidang pasar modal, tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat luas serta faktor kebutuhan pribadi investor menjadi penentu dalam investor memutuskan untuk berinvestasi, dengan begitu mahasiswa sebagai calon investor dapat memiliki informasi yang cukup untuk memutuskan investasinya sebagai investasi yang rendah resiko. Adanya perkembangan investasi, menunjukan perilaku keuangan berperan dalam pengambilan keputusan investasi, hal ini berarti bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku keuangan, Crhistanti dan Mahastanti (2014) menunjukan hasil analisis yang telah diuraikan dalam penelitian tersebut, dapat disimpulkanbahwa faktor ekonomi dan demografi berpengaruh signifikan faktor yang banyak dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi adalahNeutral Information, Accounting Information, dan aspek demografi juga mempengaruhikeputusan investasi investor. Tabel.1.1. Tabel Research Gap No Variabel Independen Dependen 3 Neutral Information Accounting Information Clasic 4 Self Image 5 Social Relevan Advocate Recomendati on Personal Financial Need Keputusan investasi Keputusan investasi Keputusan investasi Keputusan investasi Keputusan investasi Keputusan investasi 1 2 6 7 Keputusan investasi Hasil Penelitian Chritanti &Mahastan ti 2011 B Kusuma wati 2013 AlTamimi 2006 Merikas et all Nagy &Obenberge r B B B B B B B B B TB - - - B TB B TB - B TB TB - - B B B B B B B B B B B Sumber: Disarikan dari berbagai jurnal. Fokus dalam penelitian ini adalah menganalisis faktor yang dipertimbangkan investor dalam melakukan keputusan investasi saham dengan menggunakan klasifikasi faktor dari Nagy dan Obenberger dimana klasifikasi ini dibagi menjadi 2 sudut pandang yaitu economic factor dan behavioral motivation, serta teori planned of behavior yang mempengaruhi investor untuk melakukan intention of invest. Fenomena di atas menjadi inspirasi penelitian ini untuk mengungkap apakah faktor yang mempengaruhi sikap para mahasiswa untuk berinvestasi saham, karena dewasa ini perkembangan pasar modal sangat potensial maka diharapkan subjek memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai investasi di pasar modal, dari latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ ANALISIS BEHAVIORAL FINANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM OLEH MAHASISWA (Studi Empiris Pada Mahasiswa Universitas Semarang yang Telah Berinvestasi Saham)” 1.2.RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan research gap pada latar belakang diatas, penelitian ini akan menguji kembali faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan investasi oleh mahasiswa yang telah berinvestasi pada Universitas Semarang, Menurut Christanti dan Mahastanti (2014), Tamami (2006), Nagy dan Obenberger (1986), Kusumawati (2013), Raditya (2014), Merikas et.al (2003), keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor economi dan behavioral motivation, dengan indikator (neutral information dan accounting information,classic) sebagai economic factor dan self image atau firm image coincidence, personal financial need, advocate recommendation sebagai indikator dari behavioral motivation, selain itu faktor behavioral motivation juga dapat dilihat dari aspek demografi. Dengan demikian pertanyaan yang akan muncul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh economic factor (neutral information,accounting information dan classic) terhadappertimbangan mahasiswa akuntansi dalam keputusan berinvestasi saham ? 2. Bagaimana pengaruh behavioral motivation self image atau firm image coincidence, personal financial need, advocate recommendation terhadap pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam keputusan berinvestasi saham ? 1.3.TUJUAN DANMANFAAT PENELITIAN 1.3.1. Tujuan Penilitian Tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikuit: 1. Untuk mengetahui pengaruh economic factor (neutral information dan accounting information,classic) terhadap pertimbangan mahasiwa akuntansi yang telah berinvestasi dalam keputusan berinvestasi saham 2. Untuk mengetahui pengeruh behavioral motivation(self image atau firm image coincidence, personal financial need, advocate recommendation) terhadap pertimbangan mahasiwa dalam keputusan berinvestasi saham 1.3.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi dalam mengembangkan ilmu manajemen keuangan khususnya dalam bidang ilmu behavioral finance, dan juga dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan prkatisi dengan memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai faktor ekonomi maupun faktor-faktor psikologi dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga dapat lebih memahami peran emosional dalam transaksi perdagangan dan melatih diri untuk tidak melibatkan emosi dalam pengambilan keputusan investasi, dan menghasilkan keputusan investasi yang baik dan menguntungkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik kesimpulan (Indriantoro, 2009). Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar dapat menghasilkan yang lebih akurat. Dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel, yaitu variabel Endogen dan variabel Eksogen. 3.1.1. Variabel Penelitian a. Variabel Endogen Menurut Mankiw (2006) Variabel endogen adalah variabel-variabel yang akan dijelaskan oleh sebuah model. Variabel endogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan investasi. b. Variabel Eksogen Menurut Mankiw (2006) Variabel Eksogen adalah variabel-variabel yang nilainya ditentukan diluar model. Variabel eksogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Neutral Information,Accounting Information,Clasic,Self Image, Social Relevan,Personal Financial need dan Advocate Recomendation Gambar.3.1. Model penelitian X1 : Neutral Information (H1) X2: Accounting Information (H2) (H3) X3 : Clasic X4: Self Image (H4) X5: Social Relevan Y : Keputusan Investasi (H5) (H6) X6:Advocate Recomendation X7 : Personal Financial Need (H7) 3.1.2. Definisi Operasional Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengopersikan construct (gagasan), sehingga memungkinkan bagi peneliti lain utnuk dapat melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik (Indriantoro dan Supomo, 1999). Pernyataan dan kusioner untuk masing-masing indicator variabel dalam penelitian ini diukur dengan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Kuesioner berasal dari penelitian terdahulu sehingga sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Tabel 3.1. Definisi Operasional No Nama Definisi Operasional 1 Neutral Information 2 Accounting Information 3 Clasic 4 Self Image 5 Social Relevan Merupakan informasi yang didapat investor sebelum berinvestasi dari media massa Merupakan informasi mengenai laporan keuangan perusahaan dalam pertimbangan keputusan investasi Merupakan kemampuan investor dalam pengambilan keputusan investasi setelah mendapat informasi yang cukup Merupakan penilaian calon investor terhadap pencitraan perusahaan Merupakan informasi tentang CSR perusahaan 6 Advocate Merupakan rekomendasi Recomendation dari pihak-pihak yang profesional 7 Personal Merupakan pengalaman Financial Need investor dalam estimasi investasi Sumber : Disarikan dari berbagai jurnal Indikator Sumber 1.Mediakeuangan umum 2.perkembangan ekonomi makro 1.laporan keuangan emiten 2.performa perusahaan 3.Rasio pasar 1.resiko dan return yang akan diterima 2.deviden yang akan diterima Merikas et all 1.posisi dan reputasi perusahaan 2.histori nilai buku 1.CSR perusahaan Kusumawati (2014) 1.Rekomendasi Broker 2.Rekomendasi Dosen 3.Rekomendasi teman 1.diversifikasi penghasilan Christanti dan Mahastanti (2011) Tamami (2006) Christanti dan Mahastanti (2011 Kusumawati (2014) Christanti dan Mahastanti (2011 3.1.2.1. Keputusan Investasi Dalam penelitian ini variabel dependen yang akan digunakan adalah keputusan investasi saham oleh mahasiswa,keputusan investasi menuurut (Lubis:2012) adalah proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keputusan investasi menurut Van Horne (1986) menyatakan bahwa investasi adalah kegiatan yang dilangsungkan dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk menghasilkan barang di masa yang akan datang. Investasi juga merupakan pengorbanan yang dilakukan saat ini untuk mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang Menurut Raditya (2004) Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi, tujuan investor melakukan investasi ialah untuk mencari pendapatan atau memperoleh tingkat pengembalian investasi yang akan diterima dimasa depan. Dalam penelitian ini sikap investor dalam melakukan investasi untuk menghindari risiko agar dapat memaksimalkan kekayaan (economic factor). Behavioral motivation yaitu keputusan investasi berdasarkan psikologi investor atau sesuatu yang diyakininya, yang meliputi faktor Self Image/Firm-Image Coincidence, Recommendation,Personal Financial Social Needs. Relevance, Neutral Advocate Information merupakan informasi berasal dari luar yangmenunjukkan gambaran agar informasi yang didapat tidak berat sebelah, informasi ini mencakup ulasan dan informasi dari media tentang keuangan maupun keadaan ekonomi yang berhubungan dengan kegiatan investasi yang meliputi informasi tentang pemberitaan atau ulasan di media keuangan yang biasanya membahas tentang keadaan atau kondisi saat ini dengan perkembangan investasi yang ada serta halhal lain yang berhubungan dengan investasi dan keuangan, pemberitaan atau ulasan di media umum, perubahan harga saham, ulasan dari analis keuangan yang dipublikasikan di media, dan indikator ekonomi (inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain) (Nagy dan Obenberger, 1994). 3.1.2.2. Economic Factor Berdasarkan klasifikasi Nagy & Obenberger (1994), economic factors meliputi neutral information, accounting information, dan classic. Sedangkan behavioral motivations meliputi self image atau firm image coincidence, social relevance, advocate recommendation, dan personal financial needs. 1. Neutral Information merupakan informasi yang didapat sebelum investor mengambil tindakan dalam berinvestasi. Informasi ini mencakup informasi dari media tentang keuangan maupun keadaan ekonomi yang berhubungan dengan kegiatan investasi. Misalnya, kondisi ekonomi global, informasi indikator ekonomi (PDB, inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain), dan informasi media mengenai investasi saham (Nagy & Obenberger, 1994). 2.Accounting Information yaitu informasi mengenai laporan keuangan perusahaan. Misalnya, informasi track record kinerja perusahaan, informasi laporan keuangan perusahaan keseluruhan, informasi pertumbuhan pendapatan perusahaan, informasi pertumbuhan laba perusahaan, dan harga saham perusahaan (Nagy & Obenberger, 1994). 3.Classic merupakan kemampuan investor dalam mengambil tindakan investasi berdasarkan informasi yang telah didapat. Hal ini meliputi, membeli saham dengan harga kurang dari atau sama dengan open price, membeli saham yang memiliki nilai undervalue, membeli saham yang membagikan dividen kas, membeli saham yang membagi dividen saham, dan membeli saham untuk memperkecil risiko keuangan (Nagy & Obenberger, 1994). 3.1.2.3. Behavioral Motivation Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk, beberapa karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga,status, lokasi geografis, dan kelas sosial. Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan, pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen (Sumarwan:2011), mahasiswa adalah individu yang memiliki tingkat pendidikan yang bisa diharapkan dalam perkembangan pasar modal yang potensial Menurut Nagy & Obenberger, (1994) faktor behavioral motivation meliputi Self Image, Social Relevan, Advocate Recomendation dan Personal Financial Need. 1. Self Image atau Firm Image Coincidence merupakan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan saham, meliputi informasi tentang reputasi perusahaan, posisi perusahaan pada industri yaitu termasuk market leader atau market follower, new comers, perkiraan produk perusahaan, dan mengetahui etika-etika perusahaan (Nagy & Obenberger, 1994). 2. Social Relevan merupakan informasi tentang posisi saham perusahaan di bursa saham dan tanggung jawab sosial perusahaan, yang meliputi informasi posisi saham dalam saham-saham yang terdaftar pada bursa saham, jenis investasi yang beroperasi di area lokal, jenis investasi yang beroperasi di area internasional, dan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan (Nagy & Obenberger, 1994). 3. Advocate Recommendation merupakan rekomendasi yang berasal dari pihak-pihak lain mengenai investasi. Toral (2002) menyatakan bahwa investor dalam pemilihan investasi memerlukan tenaga profesional sehingga tidak ada kecemasan dalam memilih investasi di saat keadaan pasar sedang lesu, informasi tersebut meliputi rekomendasi dari teman dan pendapat dari keluarga (Nagy & Obenberger, 1994). 4. Personal Financial Needs jenis merupakan pengalaman investor dalam melihat nilai investasi dan perhitungan pada pengeluaran, yang meliputi informasi tentang target hasil dari investasi untuk memenuhi keuangan pribadi, estimasi dana untuk investasi, keinginan diversifikasi dengan membeli saham beda sektor, melihat kembali kinerja portofolio saham yang dimiliki di masa yang lalu, melihat alternatif investasi lain selain yang telah dimiliki dengan melakukan perbandingan alternatif investasi selain saham (Nagy & Obenberger, 1994). Dalam (Christanti dan Marshanti:2011) berdasarkan studi empiris tentang perilaku investor perilaku investor yang dilakukan oleh Blume dkk pada tahun 1970, menguji bagaimana variabel demografi mempengaruhi proses pemilihan komposisi portofolio investasi, dalam penelitian (Lewelen:1997) variabel behavioral motivation juga dapat dilihat dari faktor demografi yang meliputi pendidikan, jenis kelamin, usia, selai itu (Warren dkk :1990) menyatakan bahwa pilihan investasi seseorang lebih berdasar pada gaya hidup dan karakteristik demografinya. Budaya menggambarkan nilai-nilai, kepercayaan, ide, sikap, dan tindakan dari suatu bangsa, budaya di dalam masyarakat bisa dibagi lagi menjadi kedalam subudaya yang tumbuh dari adanya kelompok-kelompok yangb tumbuh di masyarakat, pengelompokanmasyarakat ini atau disebut dengan demografi dikelompokan berdasar usia, jenis kelamin, lokasi tinggal dan pekerjaan (Sumarwan) 253:2003 Menurut vincentius (2014) Dalam penelitian ini faktor demografi yang digunakan ada tiga, yaitu jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan. Peneliti mengambil hanya tiga faktor demografi dalam penelitian ini karena, menurut Mahdzan dan Tabiani (2013) menemukan bahwa faktor demografi yang memiliki hubungan dengan perilaku keuangan hanya ketiga faktor ini, sedangkan faktor demografi lain seperti pekerjaan tidak memiliki hubungan terhadap perilaku keuangan. C. Jenis Kelamin Chen dan Volpe (1998) menemukan bahwa dalam hal financial literacy pada tingkat umum perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini. Lalonde dan Schmidt (2010) memperkuat temuan yang menyatakan bahwa literasi keuangan bentuk pengetahuan umum pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. D. Pendidikan Variabel pendidikan sebagai human capital merupakan salah satu variabel yang diharapkan akan memberikan efek terhadap kesejahteraan seseorang. Variabel pendidikan berpengaruh pada produktifitas dan efisiensi kerja seseorang yang kemudian akan mempengaruhi real income induvidu atau rumah tangga (Rahmatia, 2004). Pendidikan merupakan variabel yang menentukan jenis keputusan investasi nantinya yang akan diambil, tingkat pendidikan sesorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang akan dianutnya, cara berpikir, cara pandang, bhakan persepsinya terhadap suatu masalah (Irawan:2003) dalam kaitannya dengan hal ini tingkat pendidikan mahasiswa akan mempengaruhi keputusan dalam berinvestasi. E. Pendapatan Personal income adalah total pendapatan kotor tahunan seorang individu yang berasal dari upah, perusahaan bisnis dan berbagai investasi. Personal income adalah penghasilan pribadi sebelum pajak. Personal income diukur berdasarkan pendapatan dari semua sumber. Komponen terbesar dari total pendapatan adalah upah dan gaji. Selain itu, ada banyak kategori lain pendapatan, termasuk pendapatan sewa, pembayaran subsidi pemerintah, pendapatan bunga, dan pendapatan dividen. Personal income adalah indikator yang baik untuk permintaan konsumen masa depan, meskipun tidak sempurna (Hilgert, et al., 2003). 3.2. Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif , populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Semarang yang telah berinvestasi dengan jumlah populasi mahasiswa yang telah berinvestasi pada tahun 2016 sejumlah 240 orang dan 56 mahasiswa dinyatakan telah keluar menjadi nasabah, dengan begitu jumlah populasi yang digunakan sebanyak 184 orang, Sedangkan metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dimana pemilihan sampel hanya dilakukan pada mahasiswa yang telah berinvestasi(Sugiyono, 2002:217) Tehnik pengambilan sampel menggunakan rumus solvin, dinyatakan sebagai berikut : n= N/(1+Ne2) n = jumlah sampel N = Populasi Ne2 = toleransi kesalahan Maka jumlah sampel yang digunakan adalah : n= {184 / (1+ 184 x 0.052) } = 126,027, di bulatkan menjadi 126 sampel Secara Keseluruhan ada 2 variabel dengan 7 indikator yang akan di teliti mengenai keputusan mahasiswa dalam investasi saham, yaitu economic factor yang meliputi accounting information dan neutral information serta Clasic variabel behavioral motivation meliputi self image atau firm image coincidence, social relevance, advocate recommendation, dan personal financial needs. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif , (Menurut Syamsudin & Damiyanti :2011) jenis penelitian deskriptif kuantitatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk menjelakan karakteristik individu ataupun kelompok, Tujuan penelitian ini dibatasi untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya, dalam penelitian ini yaitu untuk menggambarkan pola perilaku mahasiswa dalam keputusan investasi Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Semarang dengan jumlah populasi 184 mahasiswa yang telah berinvestasi, Pada dasarnya metode pengambilan sampel dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sampel probabilitas (probability sampling) dan sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling), metode penarikan sampel probabilitas adalah suatu metode yang memberikan kesempatan yang sama terhadap semua anggota populasi untuk menjadi sampel, sedangkan penarikan sampel nonprobabilitas yaitu tidak setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama (Suharyadi ,2004:325) Gambar.3.2. Metode penarikan sampel random sampling probability sampling stratified random sampling cluster sampling Metode penarikan sampel purposive sampling nonprobability sampling systematic sampling kuota sampling Sumber : Sugiyono:2012:80-91 Sedangkan metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dimana pemilihan sampel ditujukan kepada mahasiswa Universitas Semarang yang telah berinvestasi saja. (Sugiyono, 2002:217) 3.2.2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2007). Sampling method yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriterianya yaitu mahasiswa yang sedang/ telah berinvestasi pada pasar modal, dalam penelitian ini ada 126 sampel yang digunakan untuk pengujian instrumen. 3.3. Kerangka Pemikiran Kerangka berpikir adalah hasil dan sintesis teori serta kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah yang dihadapi dalam perumusan penelitian., Kerangka berpikir dalam penelitian ini mengenai pengaruh economic factor (neutral information, accounting information,, calssic)dan behavioral motivation , self image atau firm image coincidence, social relevan, advocate recommendation, dan personal financial needs) terhadap keputusan mahasiswa untuk investasi saham, di harapkan variabel independen tersebut akan berpengaruh mahasiswa dalam keputusan investasi. terhadap perilaku Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian penelitian Christanti dan Linda Ariany (2011) mengkaji mengenai faktor faktor dominan bagi investor dalam berinvestasi. Populasi yang digunakan adalahinvestor yang tergabung dengan sekuritas Danareksa yang berdomisili di Salatiga dan Semarang, dengan jumlah sampel sebanyak 69 orang (23% dari total populasi). Penelitian ini menemukan bahwa Faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan investor adalah informasi netral dan informasi akuntansi, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan indikatorneutral information, accounting information, clasic, self image, social relevan, advocate recomendation serta personal financial need. populasi mahasiswa Universitas Semarang, dalam pengambilan sampel ditentukan kriteria sampel dengan menggunakan rumus solvin yaitu mahasiswa universitas semarang yang telah berinvestasi yaitu sebanyak 126 sampel yang diolah. Alasan penggunaan populasi mahasiswa Universitas Semarang sebagai subjek penelitian adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat tinggi atau rendahnya mahasiswa universitas semarang untuk berinvestasi, atas dasar faktor-faktor tersebut maka dapat dilihat gambar kerangka pemikiran dibawah ini: Gambar.3.3. Skema Kerangka Teoritis Variabel Independent X1 : Neutral Information Keputusan Investasi X2: Accounting Information Mahasiswa universitas semarang yang telah berinvestasi X3 : clasic X4: Self Image X5: Social Relevan X6 :Advocate Recomendation X7: Personal Financial Need Y: Rumusan masalah Keputusa 1. Bagaimananpengaruh economic factor (neutral information dan accounting information) terhadap pertimbangan mahasiwa akuntansi kelas pagi dan kelas sore dalam Investasi keputusan berinvestasi saham ? 2. Bagaimana pengaruh behavioral motivation (self image, social relevan, advocate recomendation, personal financial need) terhadap pertimbangan mahasiwa akuntansi kelas pagi dan kelas sore dalam keputusan berinvestasi saham ? HIPOTESIS H1 : Neutral information berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. H2 : Accounting information berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. H3 : Clasic berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. H4 : Self image berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. H5 : social relevanberpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. H6:Advocate recommendationberpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. H7 : Personal financial need berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Penelitian 3.4. Jenis dan Sumber Data 3.4.1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari pihak pertama (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atua kegiatan, dan hasil pengujian. Peneliti dengan data primer dapat mengumpulkan data sesuai dengan yang diinginkan, karena data yang tidak relevan dengan tujuan penelitian dapat dieliminasi atau setidaknya dikurangi (Indrianto & Supomo, 1999). Data cross section digunakan untuk mengamati respon pada periode yang sama, sehingga variasi terjadinya adalah antar pengamatan. Data primer dalam penelitian ini meliputi data karakteristik responden terhadap economic factor, behavioral motivation. Cara memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa akuntansi Universitas Semarang yang telah berinvestasi saham 3.4.2. Sumber Data Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari kuesioner yang di sebarkan kepada mahasiswa akuntansi Universitas Semarang yang telah berivestasi saham, kuesioner ini dibagikan kepada 126 responden. 3.5. Metode Pengumpulan Data Tehnik Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data tanpa tehnik pengumpulan data (Sugiyono: 20012), Dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner (angket), pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga relevan dengan topik perilaku mahasiswa dalam pengambilan keputusan investasi. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah keputusan investasi mahasiswa yang telah berinvestasi saham di Universitas Semarang, proses ini merupakan penginterpretasian mahasiswa dalam faktor yang mempengaruhi dalam keputusan investasi. Pengukuran variabel tersebut dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden, tujuan pengukuran adalah untuk menerjemahkan karakteristik data empiris kedalam bentuk yang dapat dianalisis oleh peneliti. Pada bagian ini akan dibahas mengenai bentuk sebaran jawaban responden terhadap keseluruhan konsep yang diukur. Dari sebaran jawaban responden tersebut, selanjutnya akan diperoleh sebuah kecenderungan dari sebuah jawaban masing-masing variabel, akan didasarkan pada nilai skor rata-rata (indeks) yang dikategorikan ke dalam rentang skor berdasarkan perhitungan three box method berikut ini (Ferdinand, 2006). Proses ini melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Skoring Dalam peneliitan ini urutan pemberian skor menggunakan skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut: Sangat Setuju = Skor 5 Setuju = Skor 4 Kurang Setuju = Skor 3 Tidak Setuju = Skor 2 Sangat Tidak Setuju = Skor 1 2. Tabulating Pengelompokkan atas data jawaban dengan benar dan teliti, kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk yang berguna. Berdasarkan hasil tabel tersebut hasil disepakati untuk membuat data tabel agar mendapatkan hubungan atau pengaruh variabel-variabel yang ada. 3.6.Metode Analisis Data Menurut (Sugiyono:2012) Dalam penelitian kuantitatif analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data pada tiap variabel yang diteliti dan melakukan penghitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model PLS. Penelitian ini menggunakan model evaluasi PLS dengan menilai outer model dan inner model. Evaluasi model pengukuran atau outer modeldilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas model. Outer model dengan indikator refleksi dievaluasi melalui validitas convergent dan discriminant dari indikator pembentuk konstruk laten dan composite reliability serta cronbach alpha untuk blok indikatornya. Sedangkan Inner model dengan indikator formatif dievaluasi melalui substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari indikator konstruk tersebut (Chin, 1998 dalam Latan & Ghozali, 2012). Evaluasi model struktural atau inner model bertujuan untuk memprediksi hubungan antar variabel laten.Inner model dievaluasi dengan melihat besarannya presentasi variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R-Square untuk konstruk laten endogen, Stone Geisser (Geisser 1975; Stone 1974 dalam Latan & Ghozali, 2012) test untuk menguji predictive relevance, dan average variance extracted (Fornell dan Larcker 1981 dalam Latan & Ghozali, 2012) untuk predictivennes dengan menggunakan prosedur resampling seperti jackingnifing dan bootstrapping untuk memperoleh stabilitas dari estimasi 3.6.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran profil data sampel. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari minimum, maksimum, mean dan deviasi standar. Statistik deskriptif dihitung dengan program WarpPLS Versi 4.0 untuk memudahkan perhitungan. 3.6.2. Pengujian Validitas Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. 3.6.2.1.Validitas Konvergen Berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variable) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas konvergen indikator refleksif dengan program WarpPLS 2.0 dapat dilihat dari loading faktor untuk tiap indikator konstruk. (Latan dan Ghozali, 2012). 3.6.2.2.Validitas Diskriminan Berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkolerasi dengan tinggi. Cara mengukur validitas diskriminan dengan indikator refleksi yaitu dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel. Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dalam model. (Ghozali, 2012). 3.6.3. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk membutikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM dengan menggunakan software statistik WarpPLS versi 4.0, untuk mengukur reliabilitas suatu konstruk dengan indikator reflektif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan Composite reliability sering disebut Dillon-Goldstein’s. Namun demikian penggunaan Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas konstruk akan memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk menggunakan Composite Realiability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule of Thumb yang biasanya digunkana untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability harus lebih dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0.6 – 0.7 masih dapat diterima untuk penelitian yang bersifat exploratory.(Latan & Ghozali, 2012) 3.6.4. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Outer Model didefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator reflektif dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut x = Λxξ+εx y = Λyη + εy Dimana x dan y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan endogen (η).Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang menggambarkan sepertikoefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya.Residual yang diukur dengan δ dan ε dapat diinterpretasikan sebagai kesalahanpengukuran atau noise. Validitas konvergen dari model pengukuran dengan refleksi indikator yang dinilai berdasarkan korelasi antar item score dengan konstruk skor yang dihitung dengan menggunakan PLS. Rule of Thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas konvergen yaitu nilai Loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai Loading factor antara 0.6 – 0.7 untuk penelitian yang bersifat exploratory masih dapat diterima serta nilai average variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5. Namun demikian untuk penelitian ditahap awal dari pengembangan skala pengukutan nilai Loading factor 0.5-0.6 masih dianggap cukup. (Chin, 1998) dalam (Latan dan Ghozali, 2012). Validitas diskriminan dari model pengukuran dengan refleksi indikator dinilai berdasarkan cross loading untuk setiap variabel harus > 0.70. cara lain membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai kolerasi antar konstruk dalam model. Validitas diskriminan yang baik ditunjukkan dari akar kuadrat AVE untuk setiap konstruk lebih besar dari korelasi antar konstruk dalam model (Fornell dan Larcker, 1981) dalam (Ghozali, 2012).. 3.6.5. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Langkah selanjutnya setelah melakukan evaluasi model pengukuran (outermodel), dengan kriteria convergent validity, discriminant validity dan composite realibility dan hasilnya telah memenuhi syarat adalah melakukan evaluasistruktural (inner model). Inner model menentukan spesifikasi hubungan antarakonstruk laten dengan konstruk laten lainnya. Persamaan dari inner model adalahsebagai berikut: η = ηβ+ξГ+ζ Keterangan: η : matriks konstrak laten endogen ξ: matriks konstrak laten eksogen β : koefisien matriks variabel endogen Г: koefisien matriks variabel eksogen ζ : inner model residual matriks (Sumber : Sofyan dan Heri, 2009: 213) Evaluasi ini meliputi uji kecocokan model (model fit), path coefficient, danR2. Uji kecocokan model dilakukan sebelum menguji signifikansi path coefficientdan R2. Uji model fit ini digunakan untuk mengetahui suatu model memilikikecocokan dengan data. Pada uji kecocokan model terdapat 3 indeks pengujian,yaitu average path coefficient (APC), average R—squared (ARS) dan averagevarians factor (AVIF). APC dan ARS diterima dengan syarat p – value < 0.05 danAVIF lebih kecil dari 5. Selanjutnya hasil path coefficient dan R2 dapat dilihatpada direct effect, hasil dari pengolahan data. Path coefficient digunakan untukmengetahui seberapa besar nilai koefisien jalur. R2 dapat di lihat pada effect size, digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independenmempengaruhi variabel dependen. 3.7. Pengujian Hipotesis Setelah melakukan berbagai evaluasi, baik outer model maupun innermodel maka selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesisdigunakan untuk menjelaskan arah hubungan antara variabel independen danvariabel dependennya. Pengujian ini dilakukan dengan cara analisis jalur (pathanalysis) atas model yang telah dibuat. Teknik SEM dapat secara simultanmenguji model struktural yang komplek, sehingga dapat diketahui hasil analisisjalur dalam satu kali analisis regresi. Hasil korelasi antar konstruk diukur denganmelihat path coefficients dan tingkat signifikansinya yang kemudian dibandingkandengan hipotesis penelitian. Untuk melihat hasil uji hipotesis secara simultan atausecara bersama-sama dapat dilihat nilai path coefficients dan p-values dalam totaleffects hasil dari pengolahan data variabel secara simultan.Suatu hipotesis dapat diterima atau harus ditolak secara statistik dapatdihitung melalui tingkat signifikansinya. Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Apabila tingkat signifikansi yang dipilih sebesar5% maka tingkat signifikansi atau tingkat kepercayaan 0,05 untuk menolak suatuhipotesis. Dalam penelitian ini ada kemungkinan mengambil keputusan yangsalah sebesar 5% dan kemungkinan mengambil keputusan yang benar sebesar95%. Berikut ini yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yaitu:p-value < 0,05, maka Hipotesis diterima. p-value > 0,05, maka Hipotesis ditolak.Keterangan: p-value : probability value (nilai probabilitas atau nilai peluang) ataunilai yang menunjukkan peluang sebuah data untuk digeneralisasikan dalampopulasi yaitu keputusan yang salah sebesar mengambilkeputusan yang benar sebesar 95%. 5% dan kemungkinan