Tabea ! D elapan puluh tahun sudah Jemaat GMIM Eklesia Makawidey Wilayah Bitung II, berada dalam keInjilan GMIM untuk menjawab tugas dan panggilan TUHAN. Dalam usia yang terbilang senja ini bagi ukuran manusia, menjadi satu hal yang indah kalau kita sanak saudara dan kerabat boleh terkumpul lagi untuk ibadah syukur bersama dan dapat mengenang kembali “cerita tentang kita”yang walaupun ringkas dan ada kekurangan disana-sini, suatu cerita tentang kita yang dimulai dari tahun 1922-an sampai sekarang ini. Tentu kita akan bertanya atau pun menjawab, juga tentu ada yang diam; ya diam! karena tidak tahu, atau tidak menjadi bagian dari “cerita tentang kita”, ataupun karena telah tidak menjadi bagian dari “cerita tentang kita” itu sekarang ini. Dalam “cerita tentang kita” itu banyak sekali kita temukan kegagalan maupun keberhasilan dari usaha-usaha menjawab tugas dan panggilan TUHAN kepada kita. Tentu dalam melihat “cerita tentang kita” adalah harus untuk di siapkan berbilang kacamata untuk selalu dipakai dan diganti mengikuti episode-episode (baca = periode pelayanan), sehingga kita akan cukup objektif memahaminya. Tapi semua kegagalan atau pun keber-hasilan dalam menjawab tugas dan panggilan TUHAN adalah suatu proses pendewasaan iman bagi kita: jemaat TUHAN ditengah dunia ini. Karena itu, alangkah arifnya jikat kita bertekad dan berikhtiar terus untuk meneruskan “cerita tentang kita” yang bercerita tentang: kesetiaan dan kasih TUHAN kepada kita, kita kepada TUHAN dan sesama untuk diwariskan kepada anak cucu kita. Semoga! berasal dari Maluku Utara (suku Loloda) dan belum beragama Kristen. Diantara orang Loloda ini hanya empat keluarga yang berasal dari Sangihe-Talaud, yang beragama Kristen. Mereka; Keluarga Panahal-Lahagina, Keluarga Maluenseng- Mote, Keluarga JacobPontoh dan Keluarga Salale-Gandaria. Keempat Keluarga itu untuk beribadah Minggu harus naik perahu ke Gereja Aertembaga – sekarang Jemaat C erita tentang kita sebagai jemaat erat kaitannya dengan cerita tentang kita sebagai masyarakat – walaupun tidak harus selalu sama. Cerita ini dimulai dari tahun 1920-an (1922). Tempat kita sekarang ini Kelurahan Makawidey (dipisahkan dari Desa Bitung Timur tahun 1954, sebagai desa), ditahun 1920-an dihuni oleh orang-orang yang 2 GMIM Imanuel Aertembaga. Menggumuli kerinduan dari keempat Keluarga untuk beribadah dan terpanggil untuk mengInjili orang-orang Loloda di Makawidey, seorang Penatua dari Jemaat Aertembaga: Bapak Zeblum Pandensolang (almarhum) berprakarsa untuk melakukan perkunjungan perkunjungan di Makawidey. Dan atas pertolongan dan perkenanan Roh Kudus, penduduk Makawidey (orang Loloda) menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dunia. Sebagai tandanya diadakan pembaptisan secara masal pada hari Jumat, 31 Oktober 1930. Ibadah ini juga dirangkaikan dengan perayaan Hari Reformasi (Marthen Luther) yang memang ditahun-tahun itu perayaan tersebut selalu diperingati oleh Gereja Protestan. Pembaptisan masal tersebut dilakukan oleh Pendeta Pribumi pada waktu itu: Bapak Tumurang. Dari mereka yang dewasa dibaptis hanya satu anak-anak, yaitu Juliana Panahal anak dari Keluarga Panahal-Lahagina. Sejak pelayanan baptisan itu kebaktian dihari Minggu sudah tidak harus ke Aertembaga, tapi di Makawidey dengan pelayan khusus Bapak Penatua Z. Pandensolang; almarhum yang kemudian hari menjadi Guru Jemaat pertama di Jemaat GMIM Eklesia Makawidey. Dari kisah - episode pertama? ini, Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM Makawidey, pada hari Sabtu 5 Oktober 1975 menetapkan tanggal 31 Oktober 1930 sebagai hari berdirinya Jemaat GMIM Makawidey. Satu hal yang masih menjadi pertanyaan sampai saat ini : sejak kapan? atau tempo apa ? Badan Pekerja Sinode GMIM menetapkan dalam suatu keputusan (atau lainnya yang lazim diberikan / dikeluarkan pada waktu itu) yang menerangkan bahwa jemaat Makawidey telah menjadi bagian dari Gereja Masehi Injili Minahasa? Perkembangan Jemaat ke Pulau Lembeh bagian utara (sekarang Kelurahan Lirang). Barangkali perpindahan ini disebabkan dengan makin bertambahnya saudara-saudara suku sangihe-Talaud yang dari sana maupun Marinsow – Minahasa berkerja di erpak Tokambahu menetap di Makawidey. Seiring dengan perkembang-an jemaat dengan makin bertambah- nya anggota jemaat tahun 1975, dua kolom Jemaat GMIM Makawidey yang berdomisili di Kasaawi membangun Kanisa. Sekarang telah menjadi Jemaat GMIM Maranatha Kasawari, Kelurahan Kasawari. Ada beberapa nara sumber yang sempat penulis dengar ceritanya, melalui wawancara di tahun 1974 tidak dapat lagi merinci secara pasti seberapa banyak jumlah rumah tangga (anggotanya) dan jumlah sidi jemaat. Diperkirakan ada 50 keluarga dan sekitar 100 anggota sidi jemaat ditahun 1930-an itu, dengan pelayan-pelayan: Z. Pandensolang (guru jemaat, alm.), Lorens Panahal (penatua, alm), Petrus Sengsor (penatua, alm) dan Jusuf Sigo (kostor, alm). Ditahun 1938 warga jemaat yang berasal dari Maluku Utara (suku Loloda) pindah 10 Guru Jemaat/Ketua Jemaat dijabat oleh seorang Penatua dari tahun 1930. Nanti di periode Pelayanan 2000-2004 Ketua Jemaat dijabat oleh seorang Pendeta. Walaupun demikian dari Jemaat ini telah sempat diteguhkan beberapa orang Pendeta, karena melaksanakan masa Vikariat di Jemaat Makawidey. Mereka: (1) Pendeta Lian Syane Rondonuwu, STh. Menjalani masa vikariat pada tahun 1986 dan ditahun yang sama diteguhkan sebagai pendeta dan melayani jemaat sampai Juli 1989. Sejak bulan Agustus 1989 sampai November 1993 tidak ditempatkan Pendeta di Jemaat. Memang bulan Agustus 1992 telah ditempatkan lagi Vikaris Pendeta Meike Walukow, STh . dan diteguhkan sebagai Pendeta GMIM pada akhir November 1993. Dan Januari 1994 Pdt. M. Walukow di-SK-an sebagai Pendeta Jemaat GMIM Eklesia Makawidey sampai akhir tahun 1999. 1 Januari 2000, menjadi Pendeta pertama yang menjadi Ketua Jemaat di Jemaat Eklesia Makawidey. K mengandung warna keagamaan. Dalam kitab Kej, Im, Bil; qahal disalin menjadi synagoge, antara lain berarti: perkumpulan, tempat berkumpul, panen (Kej.1:9, Kel. 34:22). Dalam Perjanjian Baru kata Ekklesia hampir tak tertulis dalam kitab Injil kecuali dalam Mat.16:18 & 18:17. Yang terbanyak memakai kata Ekklesia hanyalah Paulus sebanyak 46x, khususnya 22x dalam 1 Korintus. Kata Ekklesia dipakai Paulus untuk menyatakan peristiwa pemenuhan panggilan Allah bertolak dari pewartaan Yesus Kristus (bnd.Roma 8:29 dst). Maka Ekklesia itu: orang-orang yang terpilih dalam Allah (1 Tim1:1, 2 Tes) ata Ekklesia (Yunani), menjadi Eklesia – karena bahasa Indonesia tidak mengenal huruf mati rangkap (Ekklesia). Kata Eklesia berkaitan dengan kata Igreja (Portugis), Iglesia (spanyol), eglise (Prancis), serta ecclesia (Latin). Kata ekklesia (Yunani) berarti sidang, perkumpulan, perhimpunan, paguyuban dan tidak secara khusus bermakna perkumpulan ibadah. Dalam Alkitab bahasa Yunani, kata Ekklesia hanya dipakai untuk menerjemahkan kata qahal (Ibrani): kumpulan orang untuk maju berperang (al.Kej.49:6) dan pertemuan orang2 untuk mengadakan perjanjian Sinai (Ul.9:10) jadi qahal 10 Nama Jemaat Sejak jemaat ini ada ditahun 1930 hanya disebut Jemaat GMIM Makawidey. Nanti ditahun 1989 saat pentahbisan pembangunan gedung gereja oleh pemuda-pemuda jemaat dengan ketua pemuda Drs. Alfrets Mandak memilih kata Eklesia untuk menjadi nama dari Jemaat Makawidey sehingga sampai sekarang kita menyebut : Jemaat GMIM Eklesia Makawidey. * Mantan Ketua Jemaat. Penasihat Majelis Jemaat 2005-2009 Bandingkan dengan Rm 1:6 dst, 1 Kor 1:2;11:16, 22; Gal 1:13, dll). Ekklesia dalam Matius: (18:17) mengartikan sebagai sejumlah orang yang hidup dan bertemu di satu tempat serta memandang diri sebagai Israel sejati karena disatukan oleh Yesus, Sang Mesias. Eklesia dalam Lukas, adalah bagian dari sejarah keselamatan, antara kebangkitan Tuhan Yesus dan Parousia. Ekklesia dalam Yohanes (wahyu), Paguyupan orang yang telah tumbuh dan berhimpun disuatu tempat.(why:1:4,11,20; Eklesia dalam Yakobus dan Ibrani, sebagai suatu perkumpulan lokal yang diorganisasikan dengan pola synagoga Yahudi (Yak.5:14). Ibr.2:12 = Mzm 22:22, pertemuan perayaan kultis/ peribadatan. Ekklesia=sekelompok murid yang bersehati menjadi saksi ke-bangkitan Yesus. Karena itu Gereja dapat disebut Paguyuban umat beriman. Feby’S Sumber: Dr.B.S.Mardiatmadja, SJ EKLESIOLOGI, Kanisius, Yogyakarta 1986 2:1,8,12,18;) Tahun 1930 – 2011 (Ketua Jemaat & Pendeta Jemaat 1930-1934 1935-1949 1950-1951 1952-1957 1958-1959 1960-1961 1962-1965 1966-1967 1968-1969 1970-1981 1982-1994 1986-1989 1995-1999 2000-2001 2001- 2008 2004 -2009 Penatua Zeblum Pandensolang, alm. Penatua Lorens Panahal, alm. Penatua Julius Mundaeng, alm. : Penatua Fortunatus Mundaeng, alm. Penatua Androkles Andaki, alm. Penatua Fortunatus Dandel, alm. Penatua Robert Aling, alm. Penatua Katebusan Taasihe. Pnt. Fortunatus Mundaeng, alm. Penatua Helwik Howor, alm. Penatua Katebusan Taasihe Pdt. Lian Syane Rondonuwu, STh. (Masa vikariat 1986 & diteguhkan ) Penatua Herdy W.Sangkaeng. Pdt. M. Kakalang-Walukow, STh. (Vikaris 1992-1993 & Pdt. Jemaat 1994-1999) Pendeta Feby W. I. Sumampouw, STh. Pdt. V. Motulo (GA, Vicariat, Pendeta Jemaat) 10 2008- Sekarang 2008-Sekarang Pendeta Novry Lariwu, STh. Pdt. Jabesly.J. Rungkat, STh. (Pendeta Jemaat) \ 10 10 10 10