Praktikum 1 (Tambahan Materi Bakteri

advertisement
Praktikum 1
(Tambahan Materi Bakteri)
PEWARNAAN BAKTERI
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur
dan sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.
Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan
hidup sangat sulit, sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan
atau pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Hal
tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi
dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh karena itu teknik
pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh
bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan
beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini
diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya
sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat
warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode
pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
1
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya
berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif.
Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena
reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang
digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat
warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka
disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral
red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO4 -, CH3COO, COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih
cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi
dengan bagianbagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan
zat warna penutup. Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan
bakteri gram negatif berwarna merah.
TUJUAN
Untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan
bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding
sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri
dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
BAHAN
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safrani
5. Biakan murni bakteri
2
PROSEDUR
1.
Pada proses pewarnaan gram, harus gelas obyek yang bersih. Pembersihan ini
dilakukan supaya gelas obyek bebas lemak dan debu. Pembersihan biasanya
menggunakan alkohol .
2.
Setelah di cuci kemudian di beri satu tetes aquades pada permukaan gelas
obyek. Kultur bakteri murni diambil dan diratakan diatas kaca obyek.
Pengambilan kultur bakteri tidak diambil terlalu banyak, karena jika terlalu
banyak akan sulit diratakan dan apabila kultur bakteri tidak dapat diratakan tipistipis maka bakteri akan tertimbun hal ini akan mengakibatkan pemeriksaan
bentuknya satu per satu menjadi tidak jelas.
3.
Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala
api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada kaca
obyek sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian.
Yang perlu diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung
bakteri dijaga agar tidak terkena nyala api.
4.
Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan kristal violet dan dibiarkan.
5.
Kemudian dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan sampai kering (dengan cara
dianginkan). Pencucian dengan air bertujuan untuk mengurangi kelebihan zat
warna dari violet kristal.
6.
Setelah kelebihan zat warna dicuci dengan air kemudian diberi larutan iodin dan
dibiarkan sehingga terbentuk suatu kompleks antara violet kristal dan iodin.
7.
Olesan bakteri kemudian dicuci kembali dengan air mengalir. Kemudian dicuci
dengan etanol dan dicuci kembali dengan air mengalir.
8.
Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin dan diamkan.
9.
Kemudian cuci dengan air mengalir dan kering dianginkan, kemudian teteskan
emersi dan diamati dibawah mikroskop.
Keterangan :
Jika : Bakteri gram positif akan meninggalkan warna ungu muda.
Bakteri gram negatif menyebabkan sel menjadi berwarna merah
3
LEMBAR KEGIATAN
PENGAMATAN
Gambar 1.
Gambar 1
Gambar 2.
Nama praktikan
:
NIM
:
Group
:
4
Tanta tangan asisten
:
5
Download