BAB II LANDASAN TEORITIS

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PSAK (2009 : 7), laporan keuangan adalah “suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitias”. Laporan keuangan secara umum merupakan bagian dari
pelaporan
keuangan.
Laporan
keuangan
merupakan
pertanggungjawaban hasil kinerja manajemen selama periode tertentu
atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya mengenai kondisi
keuangan dan hasil-hasil operasional perusahaan yang tercermin dalam
laporan tersebut.
Laporan keuangan adalah “ sebuah laporan yang diterbitkan oleh
perusahaan untuk para pemegang sahamnya” (Ahmad, 2010 : 13).
Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis
manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospekprospek perusahaan dimasa mendatang.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK (2009 : 3), tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta
7
8
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
3. Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 (2009) laporan keuangan yang lengkap terdiri
dari komponen-komponen berikut ini :
a. Neraca
Neraca merupakan elemen dari laporan keuangan yang
memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada
saat tertentu. Neraca pada umumnya memiliki tiga unsur
didalamnya yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas.
b. Laporan Laba/Rugi
Adalah unsur laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan hasil usaha perusahaan dalam periode waktu tertentu.
Laporan laba rugi menyediakan informasi mengenai penentuan
profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan
perushaan melunasi pinjaman yang diperlukan investor dan
kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan
waktu dan kepastian dari arus kas masa depan.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah unsur laporan keuangan
yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan
ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan
pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu, operasi, investasi
dan pendanaan.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang dapat memberikan
informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan setara kas selama satu periode tertentu. Laporan arus
menyajikan secara sistematis informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode tertentu berdasarkan aktivitas.
Laporan arus kas terdiri dari : laporan arus kas operasi, laporan
arus kas pendanaan, dan laporan arus kas investasi.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan
arus kas harus berkaitan denagn informasi yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan.
9
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut PSAK (2009 : 5), karakteristik kualitatif merupakan “ciri
khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi
pengguna”. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok menurut
PSAK (2009 : 5), yaitu :
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh
pengguna.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa
lalu.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat Diperbandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi
kecendrungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga
harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan
umur perusahaan yang berbeda.
10
B. Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi menurut AICPA dalam Sofyan (2011 : 5) :
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter,
transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan
termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Definisi akuntansi menurut ASOBAT dalam Sofyan (2011 : 5) yaitu :
Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan
informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan
oleh para pemakainya.
Menurut Hendra (2009 : 6) akuntansi adalah :
Suatu seni atau kecakapan dalam mencatat, mengklasifikasikan,
menggolongkan, mengikhtisarkan dengan suatu metode tertentu
(secara standar) dalam satuan uang atas semua transaksi yang bersifat
keuangan serta ditafsirkan atas hasil pencatatan tersebut secara
periodik dan historis.
Definisi selanjutnya terdapat pada APB No. 4 dalam Sofyan (2011 : 5)
menjelaskan akuntansi sebagai :
Suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuansatuan ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihanpilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
2. Informasi Akuntansi
Belkaoui (2000) dalam (Aiza, 2007) mendefinisikan informasi
akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan
pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan.
11
Holmes
dan
Nicholls
(1988)
dalam
(Aiza,
2007),
mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda
menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu:
a) statutory accounting information, merupakan informasi yang harus
disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada;
b) budgetary information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan
dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam
perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan;
c) additional accounting information, yaitu informasi akuntansi lain
yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan
keputusan manajer.
C. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar modal
Menurut Dermawan (2006 : 16) pasar modal adalah :
Semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang
memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka
waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham, obligasi, hipotek
dan tabungan serta deposito berjangka.
Menurut Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1995 dalam Hendy (2008 :
21), Pasar Modal didefinisikan sebagai :
Kegiatan yang bersangkutan dengan : penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, dan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
12
2. Keuntungan dan Kerugian Berinvestasi di Pasar Modal
Keuntungan berinvestasi di pasar modal menurut Dermawan (2006 :
16) adalah :
a. Memperoleh dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham.
b. Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari
hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih
tinggi daripada nilai beli saham.
c. Nilai atau harga saham meningkat sejalan dengan waktu dan
sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan.
d. Saham, dapat dijadikan jaminan (agunan) ke bank untuk
memperoleh kredit, baik agunan pokok atau agunan tambahan.
Sedangkan kerugian berinvestasi menurut Dermawan (2006 : 16)
adalah:
a. Memperoleh capital loss, yaitu kerugian yang diderita dari hasil
jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah
daripada nilai beli saham.
b. Menghadapi opportuniti loss, kerugian karena memilih alternatif
berinvestasi di pasar modal bila dibandingkan menanamkan
dananya dalam deposito.
c. Kerugian yang timbul apabila perusahaan dilikuidasi, namun bila
likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.
3.
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Menurut Hendy (2008
:23) terdiri dari :
a. Penjamin Emisi (underwriter).
Merupakan pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam
membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang
dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai
dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan
penjaminan atas penerbitan.
b. Notaris
Bertugas untuk membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga
notulen-notulen rapat.
13
c. Akuntan Publik (Auditor Independen)
Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan
calon emiten.
d. Konsultan Hukum
Bertugas untuk memberikan penelaahan dan pendapat dari segi
hukum (legal opinion).
e. Perusahaan penilai
Bertugas untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
f. Biro administrasi efek
Lembaga yang membantu emiten untuk mengadministrasikan
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek-efek yang ditawarkan
oleh emiten kepada masyarakat dengan biaya yang lebih ekonomis
daripada administrasi tersebut dilakukan sendiri oleh emiten.
g. Pemeringkat efek indonesia (PEFINDO)
Adalah lembaga penunjang pasar modal yang identik dengan
penerbitan obligasi atau surat utang yang bertujuan untuk
memberikan pendapat (independen, objektif dan jujur) mengenai
risiko suatu Efek Utang.
h. Wali amanat merupakan lembaga penunjang yang berperan dalam
hal penerbitan obligasi atau surat utang.
4. Instrumen di Pasar Modal Indonesia
Menurut keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1990 tanggal 10
Nopember 1990 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/
KMK.013/1990 tentang Pasar Modal tanggal 4 Desenber 1990, dalam
Dermawan (2006 : 21), definisi efek adalah :
Setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham
obligasi sekuritas kredit, tanda bukti hutang, setiap rights, warrant,
opsi atau setiap turunan/derifatif dari efek, atau setiap instrumen yang
ditetapkan BAPEPAM.
Instrumen yang ada di pasar modal Indonesia menurut Dermawan
(2006 :22) yaitu efek yang terdiri dari :
14
a. Saham
Adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa
disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut
juga pemilik sebagian dari perusahaan itu.
b. Obligasi dan obligasi konversi
Obligasi adalah suatu surat pengakuan hutang atas pinjaman
yang diterima oleh perusahaan penerbit obligsi dari masyarakat,
jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan
pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya
juga telah ditetapkan dalam perjanjian.
Sedangkan obligasi konversi adalah bukti hutang suatu
perusahaan yang mengandung janji pembayaran bunga dan dapat
ditukar dengan saham biasa perusahaan dengan harga dan jangka
waktu yang ditentukan.
c. Bukti Right
Bukti Right atau yang biasa dikenal dengan Bukti Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu adalah hak yang melekat pada
saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli
saham baru yang akan diterbitkan oleh perusahaan sebelum sahamsaham tersebut ditawarkan pada pihak lain. Jika pemegang saham
tidak bermaksud untuk menggunakan haknya (membeli saham),
maka bukti right yang dimiliki dapat diperjualbelikan di bursa.
d. Waran
Menurut peraturan BAPEPEAM, waran adalah efek yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan, yang memberi hak kepada
pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut
pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih.
5. Go Public
Pada dasarnya, pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha.
Melaui penerbitan saham atau obligsai, perusahaan dapat membiayai
berbagai kebutuhan modal (capital expenditure) jangka panjang, tanpa
tergantung pinjaman bank atau pinjaman luar negeri. Pendanaan
melalui pasar modal merupakan mekanisme pendanaan yang banyak
ditempuh perusahaan karena memiliki beberapa kelebihan yang sesuai
15
dengan kebutuhan perusahaan khususnya untuk perusahaan dengan
skala
usaha
menengah
dan
besar,
Hendy
(2008
:
3).
Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public menurut Hendy
(2008 :76) adalah :
Kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan
oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham
atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh
UU pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.
Umumnya pada perusahaan privat, keputusan untuk go public atau
menawarkan saham kepada publik adalah sesuatu yang baru.
Keputusan untuk menjual sebagian sahamnya pada masyarakat dalam
hal ini investor, disebabkan karena perusahaan ingin meningkatkan
returnnya dengan menambah investasi. Bagi perusahaan yang
sahamnya dimiliki oleh manajer, pegawai dan pemegang saham
lainnya, keputusan untuk masuk dalam pasar bursa atau yang disebut
go public merupakan keputusan penting (Aiza: 2007).
Menurut (Yohanes dkk, 2004 dalam Aiza, 2007) mengatakan jika
perusahaan berkembang, kebutuhan modal sangat dirasakan, maka
perlu untuk menambah modal dengan cara menambah kepemilikan
saham baru. Salah satunya adalah dengan masuk dalam pasar modal
dengan melemparkan saham-saham perusahaan pada publik dalam hal
ini adalah investor.
Menurut Hendy (2008 : 76), Penawaran Umum mencakup
kegiatan-kegiatan berikut:
16
a. Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada
pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang
ditunjuk.
b. Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal
sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia.
c. Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai
diperdagangkan di Bursa.
Menurut (Brigham,2002 dalam Emilia dkk, 2008), “Go public
means selling some of a company’s stock to outside investors and then
letting the stock trade in public markets”. Ketika suatu perusahaan
memutuskan untuk go public maka ia akan melakukan penawaran
saham perdana atau Initial Public Offerings (IPO).
Manfaat yang akan diperoleh perusahaan yang go public menurut
(Brigham,2002 dalam Emilia dkk, 2008) adalah:
a. Memungkinkan pemilik perusahaan untuk melakukan diversifikasi
usaha.
b. Meningkatkan likuiditas.
c. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh uang kas sewaktusewaktu.
d. Meningkatkan nilai perusahaan.
e. Menciptkan harga negosiasi ketika perusahaan hendak diakuisisi atau
mengakuisisi perusahaan lain.
f. Meningkatkan pasar yang potensial karena pemegang saham,
khususnya individu akan cenderung menjadi konsumen yang setia.
Sedangkan, menurut Hendy (2008 : 78), terdapat beberapa konsekuensi
yang harus ditanngung emiten ketika telah berubah menjadi perusahaan
publik, antara lain :
a. Keharusan untuk melakukan keterbukaan informasi secara penuh
kepada publik (full disclosure).
b. Transformasi manajemen menjadi perusahaan yang lebih profesional,
transparan, kredibel dan memenuhi tuntutan Good Corporate
Governance.
17
c. Perusahaan wajib membagi dividen kepada para pemegang saham
secara proporsional.
d. Membayar biaya yang bekaitan dengan saham perusahaan, seperti
biaya pencatatan saham di bursa efek, membayar jasa Biro
Administrasi Efek (BAE).
6. Initial Public Offering (IPO)
Dalam proses go public sebelum saham diperdagangkan di pasar
sekunder saham terlebih dahulu dijual di pasar perdana (primary
market) yang biasa disebut dengan IPO atau Initial Public Offering
(Sri, 2005 dalam Aiza, 2007) .Penawaran perdana saham atau Initial
Public Offerinng (IPO) merupakan “suatu mekanisme dimana
perusahaan untuk pertama kali mengeluarkan saham baru yang
kemudian ditawarkan kepada publik”, (Hendy, 2008 : 76).
Initial Public Offering (IPO) adalah penjualan pertama saham
umum sebuah perusahaan kepada investor (Aiza : 2007). Perusahaan
tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa
juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan
merekrut seorang penjamin emisi untuk menjamin penawaran saham
dan prospektus. Penawaran pertama dari saham kepada investor
dinamakan pasar pertama dan perdagangan selanjutnya disebut pasar
kedua.
Kegiatan mendaftarkan emiten pada bursa efek melalui pihak
ketiga dalam hal ini adalah underwriter, dan menjual saham pada
investor adalah kegiatan yang disebut IPO atau melemparkan saham
pada publik. Penetapan harga IPO sangat penting, mengingat
18
penetapan IPO menentukan suskses tidaknya IPO tersebut., IPO bisa
sukses apabila sahamnya diminati investor.
Saham perusahaan pada awalnya ditawarkan di pasar pertama,
yaitu kepada penjamin emisi (underwriter) sebagai pihak ketiga yang
melakukan negosiasi kesepakatan harga saham dengan perusahaan.
Bagi perusahaan harga saham di pasar perdana ditawarkan dengan
harga yang setinggi-tingginya. Sebaliknya bagi penjamin emisi harga
akan disepakati pada harga terendah, karena akan mengurangi resiko
pada pasar sekunder atau bursa efek.
Dalam IPO terdapat tiga pelaku yang berperan penting dalam
menentukan harga saham, yaitu perusahaan (emiten), underwriter, dan
para investor. Perusahaan dan underwriter berperan dalam menentukan
harga saham di pasar perdana, dan underwriter memiliki informasi
yang tidak dimiliki oleh perusahaan mengenai pasar saham. Sedangkan
informasi yang dimiliki oleh investor berbeda dengan informasi yang
dimiliki oleh underwriter. Perbedaan informasi inilah yang akan
menentukan harga saham di pasar sekunder.
Secara kronologis jalur yang ditempuh emiten hingga listing di Bursa
Efek adalah sebagai berikut, (Hendy, 2008 : 93 - 94) :
1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa dan
kemudian bursa efek akan mengevaluasi permohonan tersebut
apakah sesuai dengan ketentuan pencatatan di bursa. Selanjutnya
calon emiten tersebut melakukan presentasi seputar kinerja
perusahaannya.
2. Jika memenuhi syarat, bursa efek akan memberikan surat
persetujuan prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah
perjanjian pendahuluan.
19
3. Selanjutnua calon emiten mengajukan pernyataan pendaftaran ke
BAPEPEAM- LK.
4. Apabila telah mendapat pernyataan efektif dari BAPEPEAM, maka
calon emiten melakukan proses penawaran umum atau disebut juga
Initial Public Offering.
5. Emiten membayar biaya pencatatan.
6. Akhirnya emiten tercatat di bursa efek dan bursa efek
mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa.
Menurut Hendy (2008 : 99), proses IPO saham sejak masa persiapan
hingga listing di bursa efek, dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan
berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses
Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang
akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para
pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah
mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan
penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal
seperti akuntan publik, konsultan hukum, penilai, dan notaris.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen
pendukung (laporan keuangan yang telah diaudit, pendapat dari
konsultan hukum dan berbagai dokumen lainnya) menyampaikan
pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal hingga
Bapepam
menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi
Efektif. Pernyataan efefktif dari Bapepam merupakan „tiket‟ bagi
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum di Pasar Perdana.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu
inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor.
Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual
yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari
kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor
terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar
perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli
seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak
mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut
20
dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di
Bursa Efek.
4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana,
selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
D. Saham
1. Pengertian Saham
Menurut Dermawan (2006 : 22), saham adalah :
Surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten.
Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik
sebagian dari perusahaan itu.
2. Jenis Saham
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham
dibagi menjadi :
a. Saham biasa (Common Stock) adalah “kelompok saham yang
mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki risiko tinggi dan
pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan”, (Subramanyam,
2010 : 228). Saham biasa memiliki karakteristik:
1. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di
likuidasi.
2. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan
lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di
dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
4. Hak tanggung jawab yang terbatas.
5. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut
ditawarkan kepada masyarakat. (Rusdin, 2006 : 70).
b. Saham Preferen (Preferred Stock ) adalah “ saham yang diberi
prioritas diatas saham biasa dalam hal dividen”, (Brealey, 2008 :
392).
21
Sedangkan menurut (Subramanyam, 2010 : 227) yang dimaksud
dengan saham preferen (preferred stock) adalah “kelompok khusus
saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa”,.
Karakteristik saham preferen menurut (Rusdin, 2006 : 71) adalah :
1. Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.
2. Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan
dilikuidasi.
3. Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
Menurut Rusdin (2006 : 69) ditinjau dari cara peralihannya, saham
dibedakan atas :
a. Saham atas unjuk (Bearer Stock) adalah saham yang tidak ditulis
nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu
investor ke investor lain.
b. Saham atas nama (Registered Stock) adalah saham yang ditulis
dengan jelas siapa pemiliknya, dimana cara peralihannya melalui
prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian
nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus
membuat daftar nama pemegang saham.
3. Keuntungan Membeli Saham
Keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham, yaitu :
a. Dividen adalah “pembayaran yang berasal dari pendapatan/ laba
perusahaan kepada pemegang saham, dalam bentuk kas atau
saham” (Jordan, 2009 : 208). Dividen adalah keuntungan atas
saham.
Keuntungan perusahaan tersebut
dibagikan kepada
pemegang saham. Dividen dapat berupa kas atau uang tunai
maupun penambahan modal saham.
22
b. Capital Gain adalah keuntungan atas saham yang dijual. Dimana
harga jual sahamnya melebihi harga belinya.
4.
Pasar Saham
Menurut Jordan (2009 : 361), bursa saham dibedakan menjadi :
a. Pasar primer (primary market) adalah “pasar dimana sekuritassekuritas baru pada awalnya dijual kepada para investor”. Pada
pasar ini, perusahaan menjual sekuritas untuk mendapatkan uang.
Di pasar inilah lembar-lembar saham untuk pertama kalinya
diperkenalkan di pasar dan dijual kepada para investor.
b. Pasar sekunder (secondary market) adalah “pasar dimana sekuritas
yang telah diterbitkan sebelumnya diperdagangkan diantara para
investor”. Dalam pasar ini, saham-saham yang sudah ada
diperdagangkan diantara para investor.
Menurut Hendra (2009 : 31) yang dimaksud denga pasar perdana /
primary market yaitu :
Kesempatan yang diberikan kepada perusahaan antara saaat izin
go publik diberikan sampai dengan waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian emiten dengan penjamin emisi, pada saat itu saham-saham
ditawarkan diluar bursa dengan harga yang telah disepakati emiten
dan penjamin emisi.
Pasar sekunder yaitu: “Kesempatan diberikan setelah saham
perusahaan didaftarkan di bursa dan pasar perdana ditutup”
(Hendra, 2009 : 31). Di pasar inilah terjadi jual beli saham yang
mengakibatkan terjadinya pergantian kepemilikan saham.
23
E.
Initial Return
Initial return adalah keuntungan yang didapat pemegang saham
karena harga saham yang dibeli dipasar perdana lebih rendah dengan harga
jual saham yang bersangkutan di pasar sekunder. Saham yang dipasarkan
di Bursa Efek Indonesia memiliki satuan nominal yang berbeda sementara
aturan perubahan pergerakan perdagangan baru disesuaikan berikutnya.
Nilai nominal saham yang tinggi relatif menghasilkan nilai prosentase
initial return yang kecil walaupun secara nominal memiliki nilai yang
sama (Emilia dkk, 2008).
Harga penawaran saham di pasar perdana adalah hasil kesepakatan
antara emiten dengan underwriter. Setelah melakukan Penawaran Perdana,
saham diperjual-belikan di pasar sekunder dimana harga saham ditentukan
oleh kuatnya penawaran dan permintaan akan saham. Prosentase selisih
harga saham di pasar sekunder dibandingkan dengan harga saham pada
Penawaran Perdana menjadi ukuran besarnya initial return. Apabila harga
saham di pasar sekunder pada hari pertama perdagangan saham secara
signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan harga penawaran di pasar
perdana maka saham mengalami underpricing (Helen, 2005).
Keterbatasan informasi mengenai perusahaan IPO dapat menjadi
pemicu terjadinya underpricing. Informasi tentang perusahaan yang
melakukan IPO yang terbatas menyulitkan investor untuk menilai tingkat
keuntungan dan risiko yang sebenarnya dari saham IPO. Karena
perusahaan yang melakukan IPO sebelumnya adalah perusahaan privat,
24
dimana tidak ada kewajiban bagi perusahaan privat untuk memberikan
informasi
mengenai perusahaannya
kepada
publik
maka
private
information sangat sulit untuk diperoleh dan membutuhkan biaya yang
besar untuk mendapatkannya. Sebagai kompensasi dari tingkat kesulitan
tersebut maka investor dengan private information pantas untuk
menikmati initial return yang tinggi. Initial Return dapat dihitung dengan
rumus (Helen, 2005) :
Initial Return = (Harga Penutupan di hari pertama bursa – harga perdana)
Harga Perdana
F.
Variabel – variabel yang mempengaruhi Initial Return
1) Earnings Per Share (EPS)
Earnings per Share atau laba per saham adalah rasio yang
mengukur pendapatan bersih perusahaan pada suatu periode dibagi
dengan jumlah saham yang beredar. (Gill, 2003 dalam Helen,
2005) menyatakan bahwa perusahaan yang mapan umumnya
mempunyai rasio EPS tinggi sedangkan perusahaan yang berusia
muda mempunyai kecenderungan EPS yang rendah. Laba per saham
atau Earnings per Share mencerminkan informasi mengenai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di
masa yang akan datang yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan perusahaan, Emilia dkk (2008). Semakin tinggi EPS,
maka semakin besar juga harga saham yang menyebabkan semakin
25
banyak investor yang ingin berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
Sehingga saham yang dibeli investor juga semakin banyak yang
akhirnya membuat initial returnya juga semakin tinggi.
Earnings per Share adalah “jumlah laba yang menjadi hak
untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa”, (Dwi, 2005 :
98). Rasio ini digunakan untuk menganalisis risiko dan
membandingkan pendapatan per lembar saham perusahaan dengan
perusahaan lain.
Ketika investor mengevaluasi performance dari perusahaan,
investor tidak cukup hanya mengetahui apakah income suatu
perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan, investor juga
perlu mencermati bagaimana perubahan income berakibat terhadap
investasinya, (Helen, 2005). EPS dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Earnings Per Share =
laba bersih
Jumlah lembar saham yang beredar
2) Return On Equity (ROE)
ROE merupakan salah satu rasio profibalitas. Yang
dimaksud dengan rasio profitabilitas, yaitu “ rasio yang digunakan
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keutungan”,
(Kasmir, 2010 : 196). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh
26
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi,
Kasmir ( 2010 : 196).
ROE (Return On Equity) atau rentabilitas modal sendiri
merupakan “rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri”, (Kasmir, 2010 : 204). Menurut Benny
(2005), ROE digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan
modal saham yang ada. ROE merupakan ukuran pofitabilitas dari
sudut pandang pemegang saham. ROE yang tinggi membuat
perusahaaan mampu menghasilkan laba di masa mendatang. Laba
merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan
dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Profit yang
tinggi suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi
investor sehingga menurunkan underpricing yang berarti initial
returnya menjadi rendah, tetapi untuk jangka panjangnya setelah
masuk ke pasar sekunder kemungkinan investor akan mendapat
return (pengembalian) yang tinggi. ROE dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut (Kasmir, 2010 : 204) :
Return On Equity =
Eanings After Interest And Tax x 100%
Equity
3) Financial Leverage (FL)
Financial Leverage menggambarkan tingkat risiko dari
perusahaan yaitu dengan menggambarkan seberapa besar hutang
27
yang dimiliki suatu perusahaan dapat ditutup dengan aktiva yang
dimilikinya atau maembayar hutang dengan aktivanya. Semakin
tinggi financial leverage suatu perusahaan maka semakin tinggi
pula tingkat risiko yang dihadapi perusahaan yang berarti semakin
tinggi financial leverage perusahaan semakin tinggi pula faktor
ketidakpastian akan perusahaan sehingga initial returnnya menjadi
rendah karena perusahaan harus menanggung hutangnya terlebih
dahulu. Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan
investor. Semakin besar perusahaan, semakin dikenal masyarakat
yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi
mengenai perusahaan. Kemudahan mendapatkan informasi akan
meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi faktor
ketidakpastian yang berarti risiko underpricing lebih kecil dan
ekspektasi initial return lebih rendah, (Helen, 2005).
Financial leverage adalah perbandingan antara total hutang
(liabilities) dengan total aktiva pada tahun terakhir sebelum IPO
(Helen, 2005), dapat dirumuskan dengan :
Tingkat Leverage =
Total Hutang
x 100%
Total Aktiva
4) Total Assets Turnover (TATO)
TATO merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu rasio
yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran dari aktiva-
28
aktiva tersebut, Benny (2007). TATO digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur
berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva,
Kasmir (2010 : 186). Rumus untuk mencari Total Asset Turn Over
adalah sebagai berikut :
Total Assets Turnover =
Penjualan (Sales)
Total Aktiva (Total Assets)
Nilai TATO yang tinggi akan menarik investor untuk terus
berinvestasi di perusahaan tersebut dan akan menaikkan nilai
saham tersebut. Dengan demikian diduga semakin besar nilai
TATO suatu peruahaan maka semakin besar initial return.
G.
Review Penelitian
Hasil penelitian Helen (2005) berhasil membuktikan bahwa Informasi
akuntansi (tingkat leverage) dan informasi non akuntansi (prosentase
pemegang saham lama) mempengaruhi intial return secara statistis
signifikan. Sedangkan informasi akuntansi lainnya, (Ukuran Perusahaan,
EPS, PER) dan informasi non akuntansi lain (reputasi auditor, reputasi
underwriter, dan pengaruh industri) tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Initial Return.
Hasil penelitian Aiza (2007) membuktikan bahwa hanya ada satu dari
enam variabel tersebut yaitu ROA, financial leverage, firm size, reputasi
underwriter, reputasi auditor, dan umur perusahaan yang berpengaruh
29
terhadap underpricing yaitu variabel ukuran perusahaan (firm size) yang
temasuk informasi akuntansi. Sedangkan informasi lain yang digunakan
dalam penelitian ini tidak ada yang berpengaruh terhadap underpricing,
selain ukuran perusahaan.
Hasil penelitian Benny (2007) menunjukkan bahwa secara parsial
variabel total assets turnover, prosentase penawaran saham, ROE
berpengaruh signifikan terhadap return awal dipasar perdana pada alpha
0,05. Current ratio, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Umur
perusahaan, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Initial Return.
Hasil penelitian Emilia, dkk (2008) menunjukkan bahwa Reputasi
underwriter, Reputasi auditor, secara positif tidak berpengaruh signifikan
terhadap initial return 1 (satu) hari. Nilai penawaran saham,
secara
negatif berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) hari.
Prosentase penawaran dan earnings per share saham secara negatif tidak
berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) hari.
Hasil penelitian Misnen (2003) menunjukkan bahwa earnings per
share yang berpengaruh signifikan terhadap initial return. Sementara
variabel lainnya, yaitu
rate of return on total asset (ROA), financial
leverage, ukuran penawaran (proceed), pertumbuhan laba, current ratio,
dan besaran perusahaan tidak berpengaruh terhadap initial return.
Download